PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014 Pembelajaran Sejarah Idonesia PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA I. PEMAHAMAN KOMPETENSI A. Konsep 1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. SKL dijabarkan ke dalam bentuk Kompetensi Inti (KI), selanjutnya Kompetensi Inti dijabarkan ke dalam bentuk Kompetensi Dasar (KD). 2. Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi dasar pengembangan KD. Kompetensi Inti mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai SKL. 3. Kompetensi Dasar adalah kemampuan yang menjadi syarat untuk menguasai Kompetensi Inti yang harus diperoleh peserta didik melalui proses pembelajaran. Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran serta perkembangan belajar yang mengacu pada Kompetensi Inti. 4. Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau struktur dan kategori domain kemampuan tentang perilaku peserta didik yang terbagi ke dalam domain sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pembagian domain perilaku belajar dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku seseorang baik selama proses pembelajaran maupun hasil belajar yang dirumuskan dalam perilaku (behaviour) yang terdapat pada indikator pencapaian kompetensi. B. Deskripsi 1. Hasil belajar dirumuskan dalam tiga taksonomi meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pembagian taksonomi hasil belajar ini dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku peserta didik baik selama proses belajar maupun hasil belajar yang dirumuskan dalam aspek perilaku (behaviour) tujuan pembelajaran. Dikenal klasifikasi perilaku hasil belajar @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 1 Pembelajaran Sejarah Idonesia berdasarkan taksonomi Bloom, dan pada Kurikulum 2013 digunakan taksonomi Bloom yang disempurnakan oleh Anderson dan Krathwohl. Sikap (affective domain) merupakan perilaku, emosi dan perasaan dalam bersikap dan merasa. Pengetahuan (cognitive domain) merupakan kapabilitas intelektual dalam bentuk pengetahuan atau berpikir. Keterampilan (psychomotor domain) merupakan keterampilan manual atau motorik dalam bentuk melakukan. a. Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 merupakan urutan pertama dalam perumusan kompetensi lulusan, selanjutnya diikuti dengan rumusan ranah pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 menggunakan taksonomi Krathwohl dimana pembentukan sikap peserta didik diawali dari menerima (accepting), menjalankan (responding), menghargai (valuing), menghayati (organizing/internalizing), mengamalkan (characterizing/actualizing). b. Ranah pengetahuan pada Kurikulum 2013 menggunakan taksonomi Bloom yang disempurnakan oleh Anderson. Perkembangan kemampuan mental (intelektual) peserta didik dimulai dari C1 yakni mengingat (remember) dimana peserta didik mengingat kembali pengetahuan dari memorinya. Tahapan perkembangan selanjutnya C2 yakni memahami (understand) yang merupakan kemampuan mengonstruksi makna dari pesan pembelajaran baik secara lisan, tulisan maupun grafik. Lebih lanjut tahap C3 yakni menerapkan (apply) yang merupakan penggunaan prosedur dalam situasi yang diberikan atau situasi baru. Tahap lebih lanjut C4 yakni menganalisis (analyse) yang merupakan penguraian materi ke dalam bagian-bagian dan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan antara satu sama lainnya dalam keseluruhan struktur. Tingkatan taksonomi pengetahuan selanjutnya C5 yakni mengevaluasi (evaluate), merupakan kemampuan membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kemampuan tertinggi adalah C6 yakni berkreasi (create), merupakan kemampuan menempatkan elemen-elemen secara bersamaan ke dalam bentuk modifikasi atau mengorganisasi elemen-elemen ke dalam pola baru (struktur baru). @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 2 Pembelajaran Sejarah Idonesia c. Ranah keterampilan pada Kurikulum 2013 menggunakan gradasi Dyers yang ditata sebagai berikut: mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), menyaji (communicating), dan mencipta (creating). 2. SKL merupakan profil lulusan yang akan dicapai oleh semua mata pelajaran pada jenjang tertentu yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 3. Kompetensi Inti merupakan tangga pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran dirinci dalam rumusan Kompetensi Dasar. Kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar dicapai melalui proses pembelajaran dan penilaian yang dapat diilustrasikan dengan skema berikut. Materi Pembelajaran S K L KI + RL KD Penilaia n PEMBELAJARAN Penilaia n HASIL BELAJAR Penilaia n RL = Ruang lingkup materi Gambar 1: Skema Hubungan SKL, K-I, KD, Penilaian dan Hasil Belajar Rumusan standar kompetensi lulusan yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 untuk tingkat SMK/MAK adalah sebagai berikut. Tabel 1. Rumusan Standar Kompetensi Lulusan Dimensi Sikap Kualifikasi Kemampuan Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung-jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 3 Pembelajaran Sejarah Idonesia Dimensi Kualifikasi Kemampuan Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. 4. Kompetensi Inti SMK/MAK sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMK/MAK sebagai berikut. Tabel 2. Kompetensi Inti SMK/MAK KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KELAS X KELAS XI KELAS XII 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. agama yang dianutnya. agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli (gotong royong, (gotong royong, (gotong royong, kerjasama, toleran, kerjasama, toleran, kerjasama, toleran, damai), santun, damai), santun, damai), santun, responsif dan proaktif responsif dan proaktif responsif dan proaktif dan menunjukan sikap dan menunjukan sikap dan menunjukan sikap sebagai bagian dari sebagai bagian dari sebagai bagian dari solusi atas berbagai solusi atas berbagai solusi atas berbagai permasalahan dalam permasalahan dalam permasalahan dalam berinteraksi secara berinteraksi secara berinteraksi secara efektif dengan efektif dengan efektif dengan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan alam serta dalam alam serta dalam alam serta dalam menempatkan diri menempatkan diri menempatkan diri sebagai cerminan sebagai cerminan sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan bangsa dalam pergaulan bangsa dalam pergaulan dunia. dunia. dunia. 3. Memahami, menerapkan 3. Memahami, 3. Memahami, dan menganalisis menerapkan, dan menerapkan, pengetahuan faktual, menganalisis menganalisis, dan konseptual, dan pengetahuan faktual, mengevaluasi prosedural berdasarkan konseptual, prosedural, pengetahuan faktual, rasa ingin tahunya dan metakognitif konseptual, prosedural, tentang ilmu berdasarkan rasa ingin dan metakognitif dalam pengetahuan, teknologi, tahunya tentang ilmu ilmu pengetahuan, seni, budaya, dan pengetahuan, teknologi, teknologi, seni, budaya, humaniora dalam seni, budaya, dan dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, wawasan kemanusiaan, kebangsaan, @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 4 Pembelajaran Sejarah Idonesia KOMPETENSI INTI KELAS X kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KELAS XI KELAS XII kebangsaan, kenegaraan, dan kenegaraan, dan peradaban terkait peradaban terkait penyebab fenomena dan penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kejadian dalam bidang kerja yang spesifik kerja yang spesifik untuk memecahkan untuk memecahkan masalah. masalah. 4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar, menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah menyaji, dan mencipta konkret dan ranah konkret dan ranah dalam ranah konkret abstrak terkait dengan abstrak terkait dengan dan ranah abstrak pengembangan dari pengembangan dari terkait dengan yang dipelajarinya di yang dipelajarinya di pengembangan dari sekolah secara mandiri, sekolah secara mandiri, yang dipelajarinya di dan mampu bertindak secara efektif sekolah secara mandiri, melaksanakan tugas dan kreatif, dan mampu dan mampu spesifik di bawah melaksanakan tugas melaksanakan tugas pengawasan langsung. spesifik di bawah spesifik di bawah pengawasan langsung. pengawasan langsung. 5. Kompetensi Inti pada aspek sikap (KI-1 dan KI-2) merupakan kombinasi reaksi afektif, perilaku dan kognitif. Gradasi kompetensi sikap meliputi menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. 6. Kompetensi Inti pada aspek pengetahuan (KI-3) memiliki dua dimensi dengan batasan-batasan yang telah ditentukan pada setiap tingkatnya. Dimensi pertama adalah dimensi perkembangan pengetahuan peserta didik untuk kelas X dan kelas XI dimulai dari memahami (C2), menerapkan (C3) dan kemampuan menganalisis (C4); untuk kelas XII ditambah hingga kemampuan evaluasi (C5). Dimensi kedua adalah dimensi bentuk pengetahuan (knowledge); untuk kelas X berupa pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural, sedangkan untuk kelas XI dan XII dilanjutkan sampai metakognitif. a. Pengetahuan faktual yakni pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail yang spesifik dan elemen.Contoh fakta bisa berupa kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati.Misalnya patung monumen Dirgantara di Jakarta, lukisan sabung ayam karya Affandi, pertunjukan tari Sardono W. Kusumo, pertunjukan musik angklung mang Ujo, pentas teater dari teater Koma. b. Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang lebih kompleks berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip dan generalisasi. Contohnya jenis dan @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 5 Pembelajaran Sejarah Idonesia cirilukisan realis, jenis tata teknik pentas teater, jenis dan ciri musik klasik, jenis dan ciri tari kelompok, jenis teater tradisi. c. Pengetahuan prosedural merupakanpengetahuan bagaimana melakukan sesuatu termasuk pengetahuan keterampilan, algoritma (urutan langkahlangkah logis pada penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis), teknik, dan metoda.Misalnya membuat lukisan teknik cat air, memainkan alat musik gitar, menarikan tarian klasik, menyusun skenario drama. d. Pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan tentang kognisi (mengetahui dan memahami) yang merupakan tindakan atas dasar suatu pemahaman meliputi kesadaran dan pengendalian berpikir, serta penetapan keputusan tentang sesuatu. Sebagai contoh pengetahuan mengritik karya seni seperti lukisan, patung, musik, tari, dan teater.Mengkaji dan mengungkap makna dari suatu karya seni. Merencanakan pementasan karya tari, musik, dan teater; merencanakan pameran karya seni rupa. 7. Kompetensi Inti pada aspek keterampilan mengandung keterampilan abstrak dan keterampilan konkret. Keterampilan abstrak lebih bersifat mental skill, yang cenderung merujuk pada keterampilan menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental/keterampilan berpikir. Sedangkan keterampilan konkret lebih bersifat fisik motorik yang cenderung merujuk pada kemampuan menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi dan mencipta. 8. Kompetensi Inti sikap religius dan sosial (KI-1 dan KI-2) memberi arah tentang tingkat kompetensi sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik, dibentuk melalui pembelajaran KI-3 dan KI-4. 9. Kompetensi Inti pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4) memberi arah tentang tingkat kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik. 10. Kompetensi Dasar dari KI-3 merupakan dasar pengembangan materi pembelajaran pengetahuan, sedangkan Kompetensi Dasar dari KI-4 berisi keterampilan dan pengalaman belajar yang perlu dilakukan peserta didik. Berdasarkan KD dari KI-3 dan KI-4 tersebut, pendidik dapat mengembangkan proses pembelajaran dan cara penilaian yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran langsung, sekaligus memberikan dampak pengiring (nurturant @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 6 Pembelajaran Sejarah Idonesia effect) terhadap pencapaian tujuan pembelajaran tidak langsung yaitu KI-1 dan KI-2. Melalui proses dan pengalaman belajar yang dirancang dengan baik, peserta didik akan memperoleh pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) berupa pengembangan sikap spiritual dan sosial yang relevan dengan Kompetensi Dasar dari KI-1 dan KI-2. 11. Agar menjamin terjadinya keterkaitan antara SKL, KI, KD, materi pembelajaran, proses pembelajaran, serta penilaian perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. a. Melakukan linierisasi keterkaitan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4; b. Mengembangkan materi pembelajaran yang tertuang pada buku teks sesuai KD dari KI-3; c. Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan sesuai rumusan KD dari KI-4; d. Mengembangkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran dan keterampilan yang harus dicapai; e. Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan dalam kegiatan yang dilakukan mengacu pada rumusan KD dari KI-1 dan KI- 2, dan f. Menentukan cara penilaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relevan. C. Contoh Fokus pertama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga standar kompetensi yaitu SKL, KI, KD. Dari analisis itu akan diperoleh penjabaran tentang taksonomi dan gradasi hasil belajar yang berhubungan dengan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian yang diperlukan. Contohnya sebagai berikut. @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 7 Pembelajaran Sejarah Indonesia Tabel 3. Contoh Analisis Keterkaitan SKL, KI, DAN KD Standar Kompetensi Lulusan Kompetensi Inti Kualifikasi Kelas X Dimensi Kemampuan 1. Menghayati dan Sikap Memiliki mengamalkan perilaku yang mencerminkan ajaran agama sikap orang yang dianutnya. beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, 2. Menghayati dan dan mengamalkan bertanggungperilaku jujur, jawab dalam disiplin, berinteraksi tanggungjawab, secara efektif peduli (gotong dengan royong, lingkungan kerjasama, sosial dan alam serta dalam toleran, damai), menempatkan santun, responsif diri sebagai dan proaktif dan cerminan menunjukan bangsa dalam sikap sebagai pergaulan bagian dari solusi dunia. atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, Pengetahuan Memiliki menerapkan dan pengetahuan faktual, menganalisis konseptual, pengetahuan prosedural, faktual, dan konseptual, dan metakognitif prosedural dalam ilmu berdasarkan rasa pengetahuan, ingin tahunya teknologi, seni, tentang ilmu dan budaya pengetahuan, dengan wawasan teknologi, seni, kemanusiaan, budaya, dan kebangsaan, humaniora dalam kenegaraan, wawasan dan peradaban kemanusiaan, terkait kebangsaan, penyebab, kenegaraan, dan serta dampak Kompetensi Dasar Analisis 1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya. 1.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam. KD ini belum menunjukkan pengamalan bagi peserta didik, baru sampai menghayati 3.1 Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah. C3, termasuk pada dimensi pengetahuan (konsep) @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK Berada dalam dimensi proses kognitif C3 8 Pembelajaran Sejarah Indonesia Standar Kompetensi Lulusan Kualifikasi Dimensi Kemampuan fenomena dan kejadian. Keterampilan Kompetensi Inti Kelas X Kompetensi Dasar peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, Memiliki 4.1 Menyajikan menalar, dan kemampuan informasi pikir dan tindak mengenai menyaji dalam yang efektif keterkaitan ranah konkret dan kreatif antara konsep dan ranah dalam ranah berpikir abstrak terkait abstrak dan kronologis dengan konkret (diakronik), pengembangan sebagai sinkronik, dari yang pengembangan ruang, dan dipelajarinya di dari yang waktu dalam sekolah secara dipelajari di sejarah. sekolah secara mandiri, dan mandiri. mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Analisis Menyajikan merupakan keterampilan abstrak (Dyers), informasi yang disajikan merupakan fakta (Dave) Keterangan : 1. SKL diambil dari Permendikbud nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan 2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar diambil dari Permendikbud nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK/MAK dan lampirannya. 3. Analisis diisi dengan hasil analisis taksonomi dan gradasi hasil belajar. Jika KD tidak terkait dengan KI maka dikembangkan melalui tujuan pembelajaran dan atau indikator pencapaian kompetensi. D. Latihan Buatlah analisis keterkaitan SKL, KI, dan KD untuk kelas X, XI dan XII sesuai contoh tabel 3. @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 9 Pembelajaran Sejarah Indonesia II. PEMAHAMAN MATERI 1. Konsep Materi pembelajaran atau lingkup materi Sejarah Indonesia adalah bagian dari isi rumusan Kompetensi Dasar (KD), merupakan muatan dari pengalaman belajar yang diinteraksikan di antara peserta didik dengan lingkungannya untuk mencapai Kemampuan Dasar berupa perubahan perilaku sebagai hasil belajar dari mata pelajaran. 2. Deskripsi Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4. Guru Dapat mengembangkan materi pembelajaran yang sudah tercantum di silabus atau buku teks sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pembelajaran dalam silabus dan buku teks, serta rumusan Kompetensi Dasar yang termuat dalam KI-3 (pengetahuan) dan KI-4 (keterampilan). Untuk merumuskan IPK dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut: 1. Indikator merupakan penanda perilaku pengetahuan (KD dari KI-3) dan perilaku keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat diukur dan atau diobservasi. 2. Indikator perilaku sikap spiritual (KD dari KI-1) dan sikap sosial (KD dari KI-2) dapat tidak dirumuskan sebagai indikator pencapaian kompetensi pada RPP, tetapi perilaku sikap spiritual dan sikap sosial harus dikaitkan pada perumusan tujuan pembelajaran. 3. Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) menggunakan dimensi proses kognitif (the cognitive process of dimention) dan dimensi pengetahuan (knowledge of dimention) yang sesuai dengan KD, namun tidak menutup kemungkinan perumusan indikator dimulai dari kedudukan KD yang setingkat lebih rendah, dan atau lebih tinggi. 4. IPK dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Tentukan kedudukan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 berdasarkan gradasinya dan tuntutan KI. @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 10 Pembelajaran Sejarah Indonesia b. Tentukan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, metakognitif). c. Tentukan bentuk keterampilan, apakah keterampilan abstrak atau keterampilan konkret. d. Untuk keterampilan konkret pada kelas X menggunakan Kata kerja operasional sampai tingkat manipulasi/membiasakan (K2/P2). Sedangkan untuk kelas XI sampai minimal pada tingkat presisi/mahir (K3/P3). Selanjutnya untuk kelas XII sampai minimal pada tingkat artikulasi/alami (K4/P4) pada taksonomi psikomotor Dave atau Simpson. e. Rumusan IPK dari KD dari KI-3 dan dari KD dari KI-4. Setiap KD minimal memiliki 2 (dua) indikator. Mata pelajaran Sejarah Indonesia membahas materi yang terkait dengan perjalanan era atau waktu, meliputizaman-zaman sebagai beriku. 1. Praaksara; 2. Hindu-Buddha; 3. Kerajaan-kerajaan Islam; 4. Penjajahan bangsa Barat; 5. Pergerakan Nasional; 6. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan; 7. Demokrasi liberal; 8. Demokrasi terpimpin; 9. Orde Baru, dan 10. Reformasi. Mata pelajaran Sejarah Indonesia dikembangkan atas dasar: 1. Semua wilayah/daerah memiliki kontribusi terhadap perjalanan sejarah Indonesia hampir pada seluruh periode sejarah; 2. Memandang masa lampau sebagai sumber inspirasi, motivasi, dan kekuatan untuk membangun semangat kebangsaan dan persatuan; 3. Setiap periode sejarah Indonesia memiliki peristiwa dan atau tokoh di tingkat nasional dan daerah serta keduanya memiliki kedudukan yang sama penting dalam perjalanan sejarah Indonesia; @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 11 Pembelajaran Sejarah Indonesia 4. Memiliki tugas untuk memperkenalkan peristiwa sejarah yang penting dan terjadi di seluruh wilayah NKRI dan seluruh periode sejarah kepada generasi muda bangsa, dan 5. Pengembangan cara berpikir sejarah (historical thinking), konsep waktu, ruang, perubahan, dan keberlanjutan menjadi keterampilan dasar dalam mempelajari sejarah Indonesia. Materi pembelajaran Sejarah Indonesiadikembangkan sesuai dengan tuntutan KD3.Guru dapat mengembangkan materi pembelajaran sejarah Indonesia yang sudah tercantum dalam silabus sejarah Indonesia sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pengembangan materi pembelajaran Sejarah Indonesiamerujuk pada materi pokok dalam silabus Sejarah Indonesiadankompetensi dasar yang termuat dalamKI-3 (pengetahuan)dan KI-4 (keterampilan). Pencapaian tiap-tiap KD ditandai dengan penguasaan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), yaitu perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. IPK dibuat oleh guru yangmencakupkompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. 3. Contoh Tabel 4. Penjabaran KI dan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Materi Pembelajaran. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotongroyong, kerja sama, Kompetensi Dasar IPK Materi Pembelajaran 1.1. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya. 1.2. Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkann ya dalam kehidupan sehari-hari. 2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 12 Pembelajaran Sejarah Indonesia Kompetensi Inti Kompetensi Dasar IPK zaman toleran, damai), santun, praaksara, responsif dan proaktif dan Hindu-Buddha menunjukkan sikap dan Islam. sebagai bagian dari solusi 2.2 Meneladani atas berbagai sikap dan permasalahan dalam tindakan cinta berinteraksi secara efektif damai, dengan lingkungan sosial responsif dan dan alam serta dalam proaktif yang menempatkan diri sebagai ditunjukkan cerminan bangsa dalam oleh tokoh sejarah dalam pergaulan dunia. mengatasi masalah sosial dan lingkungannya. 2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. 3.1.1 Menjelaskan 3. Memahami, menerapkan, 3.1 Menganalisis berbagai teori kondisi menganalisis pengetahuan tentang proses sosialfaktual, konseptual, masuk dan Budaya prosedural berdasarkan berkembangmasyarakat rasa keingintahuannya nya agama dan Indonesia tentang ilmu pengetahuan, kebudayaanHin sebelum teknologi, seni, budaya, du-Buddha di kedatangan dan humaniora dengan Indonesia. (C4). Hindu-Buda. wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan 3.1.2 Menganalisis bakat dan minatnya untuk berbagai teori tentang memecahkan masalah. proses masuk dan berkembang nya agama dan kebudayaan HinduBuddha di Indonesia (C4). 3.1.3 Menilai pendapat tentang teori yang paling @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK Materi Pembelajaran Masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan Terbentukny a kepulauan Indonesia Asal usul tersebarnya nenek moyang bangsa Indonesia 13 Pembelajaran Sejarah Indonesia Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 2.4 Mengolah 4. Mengolah, menalar dan informasi menyaji dalam ranah mengenai konkret dan ranah abstrak proses masuk terkait dengan dan pengembangan dari yang perkembangan dipelajarinya di sekolah kerajaan Hindu-Buddha secara mandiri, dan dengan mampu menggunakan menerapkan metoda sesuai kaidah cara berpikir keilmuan. kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukaka nnya dalam bentuk tulisan. IPK tepat dari beberapa teori yang ada tentang prosesnya masuk dan berkembang nya HinduBuddha di Indonesia (C5). 4.1.1 Merancang kerangka tulisan hasil analisis dalam bentuk artikel tentang proses masuk dan berkembang nya agama dan kebudayaan HinduBuddha di Indonesia 4.1.2 Membuat tulisan hasil analisis dalam bentuk artikel tentang proses masuk dan berkembang nya agama dan kebudayaan HinduBuddha di Indonesia. Materi Pembelajaran Teknik penulisan artikel Integrasi “muatan lokal” dalam Mata Pelajaran Sejarah Indonesia dimaknai dengan materi Sejarah Indonesia yang kontekstual sesuai lingkungan sekitar atau topik kekinian. Integrasi ekstrakurikuler kepramukaan dimaknai dengan pemanfaatan kegiatan kepramukaan sebagai aktualisasi materi, yang dipilih dari KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 yang dimungkinkan diajarkan dalam program akutalisasi kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 14 Pembelajaran Sejarah Indonesia Tabel 5. Pengintegrasian materi Sej arah Indonesia dalam “Muatan Lokal” dan Ekstrakurikuler Kepramukaan. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembang-nya agama dan kebudayaan HinduBuddha di Indonesia. (C4). 4.1 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan HinduBuddha dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta Integrasi “Muatan Lokal” ke dalam Sejarah Indonesia Integrasi Ekstrakurikuler Kepramukan dari materi Sejarah Indonesia Menganalisis sejarah lokal Jakarta zaman Hindu-Budha. Mempetakan tempat-tempat cagar budaya peninggalan kebudayaan Hindu-Budha di Jakarta. Menunjukkan hasil budaya Hindu-Buddha yang masih ada di wilayah DKI Jakarta sampai sekarang. Menganalisis peta pencarian jejak untuk mengunjungi tempat-tempat cagar budaya peninggalan kebudayaan Hindu-Budha di Jakarta. Membuat tulisan hasil analisis dalam bentuk artikel tentang sejarah lokal zaman HinduBuddha di DKI Jakarta. Melakukan pencarian jejak tempat-tempat cagar budaya peninggalan kebudayaan Hindu-Budha di Jakarta. Membuat tulisan dalam bentuk artikel tentang upaya pelestarian dan pengembangan pariwisatabenda-benda peninggalan Zaman HinduBudha di DKI Jakarta. Membuat laporan pencarian jejak tempat-tempat cagar budaya peninggalan kebudayaan Hindu-Budha di Jakarta. 4. Latihan 1. Buat analisis keterkaitan KI, KD, Materi dan Indikator Pencapaian Kompetensi seperti contoh tabel 4 di atas dari pasangan KD3 dan KD4. 2. Buat analisis integrasi materi KD dengan Muatan Lokal dan Ekstrakurikuler Kepramukaan seperti contoh table 5. @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 15 Pembelajaran Sejarah Indonesia III. PEMAHAMAN PROSES PEMBELAJARAN A. Konsep Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan mulai pembelajaran dari perencanaan, merupakan kegiatan pelaksanaan interaksi hingga antara penilaian. peserta didik Proses dengan lingkungannya termasuk dengan guru yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. B. Deskripsi 1. Perencanaan Pembelajaran a. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus yang disusun dan ditetapkan secara nasional dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru mata pelajaran. b. RPP dikembangkan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai KD, disusun secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. c. Perumusan indikator Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dirumuskan dalam pernyataan perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk kompetensi dasar (KD) pada kompetensi inti (KI)-3 dan KI-4. d. Perumusan tujuan Tujuan pembelajaran mengandung unsur peserta didik (audience), perilaku (behaviour), kondisi (condition), dan kriteria (degree). Rumusan tujuan pembelajaran harus mencerminkan keterikatan antara KD dari KI-1 dan KD dari KI-2 di dalam pembelajaran KD dari KI-3 dan KD dari KI-4. @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 16 Pembelajaran Sejarah Indonesia Perumusan tujuan juga harus mencerminkan aspek penilaian otentik berupa proses dan produk. Rumusan kriteria dalam tujuan pembelajaran berupa kriteria kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan. Kriteria dapat berupa perilaku, proses atau produk yang dapat diamati dan atau diukur. e. Langkah pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran berisikan pendekatan pembelajaran saintifik dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik KD yang akan diajarkan. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran berpendekatan saintifik harus dapat dipadukan secara sinkron dengan langkah-langkah kerja (syntax) model pembelajaran. Pada Kurikulum 2013 dikembangkan 3 model pembelajaran utama yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning). Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi pembelajaran tertentu pula. Demikian sebaliknya mungkin materi pembelajaran tertentu akan dapat berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu. Untuk itu guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah cenderung pada pembelajaran penyingkapanatau pada pembelajaran hasil karya (Problem Based Learning Dan Project Based Learning). Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan: a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah ke pencarian atau penemuan; b. Pernyataan KD-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural, dan c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi mengolah dan menalar. Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem Based Learning dan Project Based Learning) dengan kriteria: @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 17 Pembelajaran Sejarah Indonesia a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa atau produk; b. Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan meta kognitif; c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan d. Pernataan KD-3 dan KD-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan pengetahuan konseptual dan prosedural. Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah kerja (syntax) tersendiri, yang dapat diuraikan sebagai berikut. a. Model Pembelajaran Penyingkapan (Penemuandan pencarian/penelitian). 1) Sintaks model Discovery Learning meliputi: a) Pemberian rangsangan (Stimulation); b) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement); c) Pengumpulan data (Data Collection); d) Pembuktian (Verification), dan e) Menarik kesimpulan/generalisasi (Generalization). 2) Sintaks model Inquiry Learning Terbimbing meliputi: a) Orientasi masalah; b) Pengumpulan data dan verifikasi; c) Pengumpulan data melalui eksperimen; d) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan e) Analisis proses inkuiri. b. Model Pembelajaran Hasil karya Problem Based Learning. 1) Sintaksmodel Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas: a) Mengidentifikasi masalah; b) Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menseleksi informasi-informasi yang relevan; c) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif- alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang; d) Melakukan tindakan strategis, dan e) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan. @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 18 Pembelajaran Sejarah Indonesia 2) Sintaks model Problem Based Learning Jenis Trouble Shooting (David H. Jonassen, 2011:93) terdiri atas: a) Merumuskan uraian masalah; b) Mengembangkan kemungkinan penyebab; c) Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan d) Mengevaluasi. c. Model pembelajaran Project Based Learning dengan sintaks: 1) Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question); 2) Mendesain perencanaan projek; 3) Menyusun jadwal (Create a Schedule); 4) Memonitor peserta didik dan kemajuan projek (Monitor the Students and the Progress of the Project); 5) Menguji hasil (Assess the Outcome), dan 6) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience). Beberapa prinsip proses pembelajaran mata pelajaran Sejarah Indonesia adalah sebagai berikut. a. Pembelajaran pada mata pelajaran Sejarah Indonesia menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis peserta didik aktif (active learning). Pendekatan pembelajaran ini lebih memungkinkan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan pembelajaran agar lebih bermakna. Pembelajaran akan menjadi bermakna jika peserta didik mengalami sendiri setiap proses pembelajaran melalui aktivitas yang aktif. Pengetahuan yang didapatkan peserta didik bukan berasal dari informasi dari guru, namun berasal dari usaha eksplorasi (menggali) informasi peserta didik sendiri melalui aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Misalnya peserta didik diminta untuk melakukan wawancara kepada tokoh atau pelaku sejarah untuk menyusun kisah sejarah. b. Pembelajaran Sejarah Indonesia terkait dengan pengembangan nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme. Oleh karena itu,pendekatan pembelajaran berbasis nilai penting juga untuk dikembangkan. Bagaimana nilai-nilai kesejarahan atau nilai kebangsaan itu dapat dihayati dan dapat diamalkan oleh peserta didik pada kehidupan kesehariannya. Oleh karena itu, pembelajaran dengan materi biografi tokoh sangat penting dan cocok untuk mendukung pembelajaran ini. @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 19 Pembelajaran Sejarah Indonesia c. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. d. Prinsip-prinsip pembelajaran Sejarah Indonesia sebagai berikut: (1) dari pesertadidik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu; (2) dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) dari pendekatan tekstual menuju pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; (5) dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; (6) dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakanpembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuanatas perbedaan individual dan latarbelakang budaya peserta didik. C. Contoh Agar memudahkan langkah pensinkronan pendekatan dengan model pembelajaran yang dipilih atas dasar hasil analisis, dapat menggunakan matrik perancah sebagai @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 20 Pembelajaran Sejarah Indonesia pertolongan sebelum dituliskan menjadi kegiatan inti pada RPP. Pemaduan atau pensinkronan antara langkah-langkah pendekatan saintifik dan sintaks (langkah kerja) model pembelajaran tersebut, dilakukan sebagai berikut. 1. Pilih pasangan KD-KD dari mata pelajaran yang diampu sesuai dengan silabus dan buku teks siswa terkait. 2. Pilih model pembelajaran sesuai KD dengan mempertimbangkan rambu-rambu pemilihan model pembelajaran. 3. Tentukan kegiatan peserta didik dan kegiatan guru sesuai dengan langkahlangkah (sintaks) model pembelajaran yang dipilih, kemudian sinkronkan dengan langkah pendekatan saintifik (5M) sampai mencapai IPK. 4. Pindahkan isi rancangan hasil pengisian matrik pertolongan (kegiatan gurupeserta didik) tersebut ke dalam Kegiatan Inti pada format RPP. @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 21 Pembelajaran Sejarah Indonesia Tabel 6. Rancangan pemaduan Sintaks Model Pembelajaran Inquiri Terbimbing dan Pendekatan Saintifik Kompetensi Dasar: 3.1 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembang-nya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. (C4). 4.1 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Hindu-Buddha dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta IPK 3.1.1 Menjelaskan kondisi sosial-Budaya masyarakat Indonesia sebelum kedatangan Hindu-Budha. 3.1.2 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan HinduBuddha di Indonesia (C4). Sintaks Model Pembelajaran Orientasi masalah Mengamati Guru menyajikan gambar permasalahan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia sebelum kedatangan HinduBudha. Peserta didik menganalisis permasalahan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia sebelum kedatangan Hindu-Budha yang disajikan oleh guru Menanya Pendekatan Saintifik Mengumpulkan Informasi Peserta didik bertanya kepada dirinya atau teman kelompok berkaitan dengan permasalahan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia sebelum kedatangan Hindu-Budha Pengumpulan data dan verifikasi Peserta didik secara individu membaca uraian kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia masa Hindu-Budha dalam buku teks @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK Menalar Peserta didik secara berkelompok berdiskusi membahas permasalahan berdasarkan hasil pengamatan dalam buku teks 22 Guru mendorong peserta didik mengumpulkan informasi dari berbagai media Peserta didik menganalisis informasi yang berkaitan dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia masa Hindu-Budha Peserta didik memberikan pendapat mengenai karakteristik masyarakat Indonesia masa Hindu-Budha Peserta didik berdiskusi tentang ciri-ciri masyarakat Peserta didik menilai sistem mata pencaharian, Mengomunikasikan Pembelajaran Sejarah Indonesia IPK Sintaks Model Pembelajaran Mengamati Pendekatan Saintifik Mengumpulkan Informasi Menanya Indonesia masa Hindu-Budha 3.1.3 Merancang kerangka tulisan hasil analisis dalam bentuk artikel tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaanHinduBuddha di Indonesia. 4.1.2 Membuat tulisan hasil analisis dalam bentuk artikel tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan HinduBuddha di Indonesia. Pengumpulan data melalui eksperimen/mencoba Mengomunikasikan Guru menugaskan peserta didik membuat tulisan pendek mengenai perkembangan agama dan kebudayaan HinduBuddha di Indonesia. Peserta didik pada kelompok lain menanyakan berkaitan dengan presentasi kelompok Guru melakukan tutorial kelompok Peserta didik melakukan observasi ke tempat sejarah peninggalan kebudayaan HinduBudha Peserta didik menganalis dan mengklasifikasikan hasil observasi ke tempat bersejarah Peserta didik menerima masukan dari guru berkenaan hasil observasinya Peserta didik membuat laporan hasil observasi Guru menugaskan pengeditan artikel pemdekmengenai perkembangan agama dan kebudayaanHinduBuddha di Indonesia. Mengorganisasi dan memformulasikan penjelasan @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK Menalar kesenian,dan tekmologi masyarakat Indonesia masa Hindu-Budha, 23 Peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaannya pada kelompok lain Peserta didik menanggapi pertanyaan/ klarifikasi kelompok lain dengan santun Pembelajaran Sejarah Indonesia IPK Sintaks Model Pembelajaran Mengamati Menanya Pendekatan Saintifik Mengumpulkan Informasi Peserta didik memperbaiki hasil laporan observasi berdasarkan masukan ketika presentasi Peserta didik menyimpulkan hasil temuantemuan dari hasil observasi Menganalisis proses inkuiri @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK Menalar 24 Mengomunikasikan Peserta didik menempelkan artikel pendek mengenai perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia di mading sekolah Pembelajaran Sejarah Indonesia D. Latihan Buatlah pemaduan pendekatan saintifik dengan model belajar yang Saudara pilih berdasarkan analisis menggunakan format matrik seperti pada tabel 6. @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 25 Pembelajaran Sejarah Indonesia IV. PEMAHAMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR A. Konsep Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran suatu kompetensi muatan pembelajaran untuk kurun tertentu. Pada penilaian hasil belajar Kurikulum 2013 peserta didik dinyatakan kompeten bila hasil pengukuran kompetensi pengetahuan dan keterampilan mencapai ketuntasan belajar dengan nilai 2,67 (B-) dan untuk sikap dengan nilai B (Baik). Penilaian pada Kurikulum 2013 juga digunakan penilaian otentik baik terhadap ranah sikap, ranah pengetahuan maupun terhadap ranah keterampilan. Penilaian otentik menekankan pada penilaian proses dan hasil belajar secara berimbang. B. Deskripsi Penilaian otentik adalah pendekatan, prosedur, dan instrumen penilaian proses dan capaian belajar peserta didik dalam menerapkan sikap spiritual dan sikap sosial, penguasaan pengetahuan dan penguasaan keterampilan yang diperolehnya, dalam bentuk pelaksanaan tugas perilaku nyata atau perilaku dengan tingkat kemiripan dengan dunia nyata, atau kemandirian belajar. Penilaian otentik dalam pembelajaran dilakukan sebagai berikut. 1. Penilaian Ranah Sikap Penilaian ranah sikap dilakukan melalui pengamatan, menggunakan lembar pengamatan atau ceklis pengamatan yang memuat aspek sikap yang diamati. Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi. Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan sikap pada mata pelajaran Sejarah Indonesia dengan fokus utama pengembangan sikap ilmiah merupakan bagian dari upaya pencapaian kedua sikap tersebut (spiritual dan sosial). Guru Sejarah Indonesia perlu memetakan sikap yang dikembangkan pada setiap materi pembelajaran @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 26 Pembelajaran Sejarah Indonesia sesuai dengan relevansi dan karakteristik baik yang tersurat maupun yang tersirat pada rumusan KI-3 dan KI-4. Tabel 7. Teknik dan Instrumen Penilaian Sikap Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Keterangan Observasi Daftar cek Skala penilaian sikap. Dilakukan selama proses pembelajaran. Penilaian diri Daftar cek Skala penilaian sikap. Dilakukan pada akhir semester. Penilaian antar peserta didik Daftar cek Skala penilaian sikap. Dilakukan pada akhir semester, setiap peserta didik dinilai oleh 5 peserta didik lainnya. Jurnal Catatan pendidik berisi informasi tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik. Berupa catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan peserta didik yang tidak berkaitan dengan mata pelajaran. 2. Penilaian Ranah Pengetahuan Kompetensi siswa pada ranah pengetahuan dapat diukur melalui tes dan nontes. Bentuk tes yang digunakan antara lain adalah tes tulis (uraian, pilihan ganda, isian, benar salah, dan lain-lain) dan/atau tes lisan. Sedangkan, bentuk nontes dapat dilakukan melalui tugas-tugas yang diberikan, baik tugas menjawab soal maupun tugas membuat laporan dalam bentuk tulisan. Pengukuran kompetensi pengetahuan melalui tes dan nontes dirancang melalui kisi-kisi soal mulai dari menyusun indikator pencapaian kompetensi, indikator soal dan/atau aspek penilaian nontes, hingga pedoman penilaian/penskoran. Penilaian ranah pengetahuan melalui tugas ditekankan pada aspek yang relevan dengan rumusan kompetensi dasar. Aspek yang dinilai melalui tugas antara lain: kelengkapan isi, kedalaman/keluasan isi, dan kebenaran isi. Dalam menilai tugas sebaiknya digunakan format penilaian berbentuk ceklis atau menggunakan skala penilaian. 3. Penilaian Ranah Keterampilan Penilaian ranah keterampilan meliputi keterampilan abstrak dan keterampilan konkret. Keterampilan abstrak cenderung pada keterampilan seperti menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental (berpikir) tanpa bantuan alat. Sedangkan untuk ranah konkret cenderung pada kemampuan fisik seperti menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan alat. Penilaian ranah keterampilan diukur melalui @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 27 Pembelajaran Sejarah Indonesia pengamatan pada saat peserta didik bekerja dalam kelompok, berdiskusi, memresentasikan, melakukan eksperimen atau tugas kerja projek, dan hasil kerja/produk serta portofolio. 4. Remedial dan Pengayaan Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar (2,67) wajib mengikuti kegiatan remedial pada semester berjalan hingga mencapai ketuntasan belajar. Pengayaan adalah pendalaman materi bagi peserta didik yang memiliki kecepatan belajar diatas rata-rata waktu yang telah ditetapkan. 5. Pelaporan Pencapaian Kompetensi a. Laporan pencapaian kompetensi sikap Laporan pencapaian kompetensi sikap pada akhir semester didasarkan atas modus perilaku sikap spiritual dan sosial yang sering terjadi dari hasil observasi guru selama satu semester. b. Laporan pencapaian kompetensi pengetahuan Laporan pencapaian kompetensi pengetahuan pada akhir semester merupakan rerata dari pencapaian kompetensi minimal (2,67). c. Laporan pencapaian kompetensi keterampilan Laporan pencapaian kompetensi keterampilan pada akhir semester merupakan pencapaian paling optimum kompetensi dari batas minimal (2,67). C. Contoh 1. Penilaian Sikap Tabel 8. Instrumen dan Rubrik Penilaian Sikap No Nama Siswa/ Kelompok Disiplin 1 2 3 Jujur 4 1 2 3 4 Tanggung Jawab 1 2 3 4 Santun 1 2 3 4 1. 2. dst Keterangan: 4 = jika 3 = jika 2 = jika 1 = jika empat indikator terlihat. tiga indikator terlihat. dua indikator terlihat. satu indikator terlihat. @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 28 Pembelajaran Sejarah Indonesia Indikator Penilaian Sikap: Disiplin a. Tertib mengikuti instruksi b. Mengerjakan tugas tepat waktu c. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta d. Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif Jujur a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi c. Tidak menyontek atau melihat data/pekerjaan orang lain d. Mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari Tanggung Jawab a Pelaksanaan tugas piket secara teratur b Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok c Mengajukan usul pemecahan masalah d Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan Santun a. Berinteraksi dengan teman secara ramah b. Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan c. Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat d. Berperilaku sopan Nilaiakhir sikap diperolel dari modus (skor yang sering muncul) dari keempat aspek sikap di atas. Kategori nilai sikap: Sangat baik : apabila memperoleh nilai akhir 4 Baik : apabila memperoleh nilai akhir 3 Cukup : apabila memperoleh nilai akhir 2 Kurang : apabila memperoleh nilai akhir 1 @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 29 Pembelajaran Sejarah Indonesia 2. Penilaian Pengetahuan Tabel 9. Kisi-Kisi dan Soal Kompetensi Dasar Indikator 3.1 Menganalisis 3.1.1 Menjelaskan berbagai kondisi sosialteori tentang Budaya proses masyarakat masuk dan Indonesia berkembang sebelum nya agama kedatangan dan Hindu-Buda. kebudayaan 3.1.2 Menganalisis Hinduberbagai teori Buddha di tentang proses Indonesia masuk dan (C4). berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia (C4). 3.1.3 Menilai pendapat tentang teori yang paling tepat dari beberapa teori yang ada tentang prosesnya masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia (C5). Indikator Soal Peserta didik dapat menjelasakan kondisi masyarakat pra Hindu-Budha di Indonesia Jenis Soal Tes tulis Membedakan berbagai teori masuknya dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Menyimpulkan teori yang paling tepat tentang masuknya dan dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Soal 1. Jelaskan mengapa para ahli banyak melakukan penelitian manusia purba di bantaran sungai? 2. Jelaskan perbedaan manusia purba? 3. Jelaskan manusia pendatang yang menduduki Indonesia pada masa purba? Rubrik Indikator Penilaian Pengetahuan a. Para ahli banyak melakukan penelitian di bantaransungai: 1) Jika menjawab secara lengkap dan benar skor 4 2) Jika menjawab tidak lengkaptetapi benar skor 3 3) Jika menjawab tidak lengkap dengan tidak benar skor 2 4) Jika salah jawabannya skor 1 b. Perbedaan manusia purbadi Indonesia: 1) Jika menjawab 3 jenis manusia purba di Indonesia dengan benar skor 4 2) Jika menjawab 2 jenis manusia purba di Indonesiadengan benar skor 3 3) Jika menjawab 1 jenis manusia purba di Indonesiadengan benar skor 2 4) Jika seluruh jawaban salah skor 1 c. Manusia pendatang yang menduduki Indonesia pada masa purba: 1) Jika menjawab 4 kelompok manusia pendatangdengan benar skor 4 2) Jika menjawab 3 kelompok manusia pendatangbenar skor 3 @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 30 Pembelajaran Sejarah Indonesia 3) Jika menjawab 2 kelompok manusia pendatang dengan benar skor 2 4) Jika menjawab 1 kelompok manusia pendatangdengan benar skor 1 Rumus Konversi Nilai Nilai= Jumlah skor yang diperoleh Jumlah skor maksimal X 4 = ________ Pada contoh di atas skor maksimal adalah 12 3. Penilaian Keterampilan Tabel 10. Rubrik Membuat Artikel Masuknya dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia NO 1 2 3 Nama Siswa Johan Agita Bulan Akurasi Aspek yang dinilai Kedalaman Keluasan 30 30 40 4 4 2 4 3 2 3 3 2 Nilai Akhir 3.60 3.30 2.00 Contoh Pengolahan Nilai Nilai Akhir Johan = (4x30)+(4x30)+(3x40) = 3.60 100 Nilai Akhir Agita = (4x30)+(3x30)+(3x40) = 3.30 100 Nilai Akhir Bulan = (2x30)+(2x30)+(2x40) = 2.00 100 Keterangan: Indikator penilaian keterampilan a. Akurasi 1) Artikel yang dibuat sesuai secara teori, menarik, dan runtut skor 4 2) Artikel yang dibuat sesuai teori, menarik, tetapi tidak runtut skor 3 3) Artikel yang dibuat sesuai secara teori, tetapi kurang menarik dan tidak runtut skor 2 4) Artikel yang dibuat kurang sesuai secara teori, kurang menarik dan tidak runtut skor 1 b. Kedalaman 1) Artikel memuat masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia dikaji secara mendalam skor 4 @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 31 Pembelajaran Sejarah Indonesia 2) Artikel memuat masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia dikaji cukup mendalam skor 3 3) Artikel memuat masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia dikaji kurang mendalam skor 2 4) Artikel memuat masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia dikaji tidak mendalam skor 1 c. Keluasan 1) Artikel memuat masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia dikaji secara luas skor 4 2) Artikel memuat masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia dikaji cukup luas skor 3 3) Artikel memuat masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia dikaji kurang luas skor 2 4) Artikel memuat masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia dikaji tidak luas skor 1 Rumus Konversi Nilai: Nilai = Jumlah skor yang diperoleh Jumlah skor maksimal X 4 = _________ Pada contoh di atas jumlah skor maksimal adalah 12. 4. Contoh Laporan Pencapaian Kompetensi a. Ranah Pengetahuan Nama Peserta Didik : ............................... Nilai Capaian Kompetensi KD 3.1 3,30 KD 3.2 4,00 Rerata KD Ulangan tengah semester Ulangan akhir semester Nilai Pengetahuan *) Nilai Akhir**) 3,65 3,50 2,90 Keterangan : *) Nilai pengetahuan diperoleh dari rerata nilai KD, UTS, UAS yang bobotnya diserahkan kepada satuan pendidikan berdasarkan kompleksitasnya. **) Penulisan nilai akhir merujuk pada Pedoman Penilaian 2014 yang dikeluarkan oleh Puskurbuk. @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 32 Pembelajaran Sejarah Indonesia b. Ranah Keterampilan Nama Peserta Didik : ............................... Nilai Capaian KD 4.1 3,30 KD 4.2 4,00 Nilai Keterampilan *) 4,00 Nilai Akhir**) A Keterangan : *) Nilai keterampilan diperoleh dari nilai optimum (capaian tertinggi) dari nilai KD yang dipelajari dalam satu semester. **) Penulisan nilai akhir merujuk pada Pedoman Penilaian 2014 yang dikeluarkan oleh Puskurbuk. D. Latihan Buatlah instrumen untuk melakukan pengukuran pada aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan rubrik penilaian skala 4. @2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK 33