pembelajaran sejarah indonesia

advertisement
PEMBELAJARAN
SEJARAH INDONESIA
HANDOUT PENDAMPINGAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2014
Pembelajaran Sejarah Idonesia
PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA
I. PEMAHAMAN KOMPETENSI
A. Konsep
1. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
SKL dijabarkan ke dalam bentuk Kompetensi Inti (KI), selanjutnya Kompetensi
Inti dijabarkan ke dalam bentuk Kompetensi Dasar (KD).
2. Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang
harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program
yang menjadi dasar pengembangan KD. Kompetensi Inti mencakup: sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai
pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam
mencapai SKL.
3. Kompetensi Dasar adalah kemampuan yang menjadi syarat untuk menguasai
Kompetensi
Inti
yang
harus
diperoleh
peserta
didik
melalui
proses
pembelajaran. Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam
konteks muatan pembelajaran serta perkembangan belajar yang mengacu pada
Kompetensi Inti.
4. Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau struktur dan
kategori domain kemampuan tentang perilaku peserta didik yang terbagi ke
dalam domain sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pembagian domain
perilaku belajar dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku seseorang baik
selama proses pembelajaran maupun hasil belajar yang dirumuskan dalam
perilaku (behaviour) yang terdapat pada indikator pencapaian kompetensi.
B. Deskripsi
1. Hasil belajar dirumuskan dalam tiga taksonomi meliputi ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Pembagian taksonomi hasil belajar ini
dilakukan untuk mengukur perubahan perilaku peserta didik baik selama proses
belajar maupun hasil belajar yang dirumuskan dalam aspek perilaku
(behaviour) tujuan pembelajaran.
Dikenal klasifikasi perilaku hasil belajar
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
1
Pembelajaran Sejarah Idonesia
berdasarkan taksonomi Bloom, dan pada Kurikulum 2013 digunakan taksonomi
Bloom yang disempurnakan oleh Anderson dan Krathwohl.
 Sikap (affective domain) merupakan perilaku, emosi dan perasaan dalam
bersikap dan merasa.
 Pengetahuan (cognitive domain) merupakan kapabilitas intelektual dalam
bentuk pengetahuan atau berpikir.
 Keterampilan (psychomotor domain) merupakan keterampilan manual
atau motorik dalam bentuk melakukan.
a. Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 merupakan urutan pertama dalam
perumusan kompetensi lulusan, selanjutnya diikuti dengan rumusan ranah
pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dalam Kurikulum 2013
menggunakan taksonomi Krathwohl dimana pembentukan sikap peserta
didik diawali dari menerima (accepting), menjalankan (responding),
menghargai (valuing), menghayati (organizing/internalizing), mengamalkan
(characterizing/actualizing).
b. Ranah pengetahuan pada Kurikulum 2013 menggunakan taksonomi Bloom
yang disempurnakan oleh Anderson. Perkembangan kemampuan mental
(intelektual) peserta didik dimulai dari C1 yakni mengingat (remember)
dimana peserta didik mengingat kembali pengetahuan dari memorinya.
Tahapan perkembangan selanjutnya C2 yakni memahami (understand)
yang
merupakan
kemampuan
mengonstruksi
makna
dari
pesan
pembelajaran baik secara lisan, tulisan maupun grafik. Lebih lanjut tahap
C3 yakni menerapkan (apply) yang merupakan penggunaan prosedur dalam
situasi yang diberikan atau situasi baru. Tahap lebih lanjut C4 yakni
menganalisis (analyse) yang merupakan penguraian materi ke dalam
bagian-bagian dan bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan
antara satu sama lainnya dalam keseluruhan struktur. Tingkatan taksonomi
pengetahuan selanjutnya C5 yakni mengevaluasi (evaluate), merupakan
kemampuan membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar.
Kemampuan tertinggi adalah C6 yakni berkreasi (create), merupakan
kemampuan menempatkan elemen-elemen secara bersamaan ke dalam
bentuk modifikasi atau mengorganisasi elemen-elemen ke dalam pola baru
(struktur baru).
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
2
Pembelajaran Sejarah Idonesia
c. Ranah keterampilan pada Kurikulum 2013 menggunakan gradasi Dyers
yang
ditata
sebagai
berikut:
mengamati
(observing),
menanya
(questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), menyaji
(communicating), dan mencipta (creating).
2. SKL merupakan profil lulusan yang akan dicapai oleh semua mata pelajaran
pada jenjang tertentu yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
3. Kompetensi Inti merupakan tangga pertama pencapaian yang dituju semua
mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti
untuk tiap mata pelajaran dirinci dalam rumusan Kompetensi Dasar.
Kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar dicapai melalui
proses pembelajaran dan penilaian yang dapat diilustrasikan dengan skema
berikut.
Materi
Pembelajaran
S
K
L
KI
+
RL
KD
Penilaia
n
PEMBELAJARAN
Penilaia
n
HASIL
BELAJAR
Penilaia
n
RL = Ruang lingkup materi
Gambar 1: Skema Hubungan SKL, K-I, KD, Penilaian dan Hasil Belajar
Rumusan standar kompetensi lulusan yang tercantum pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 untuk tingkat SMK/MAK
adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Rumusan Standar Kompetensi Lulusan
Dimensi
Sikap
Kualifikasi Kemampuan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung-jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
3
Pembelajaran Sejarah Idonesia
Dimensi
Kualifikasi Kemampuan
Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta
dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri.
4. Kompetensi
Inti
SMK/MAK
sesuai
Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMK/MAK sebagai
berikut.
Tabel 2. Kompetensi Inti SMK/MAK
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI INTI
KELAS X
KELAS XI
KELAS XII
1. Menghayati dan
1. Menghayati dan
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran
mengamalkan ajaran
mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya.
agama yang dianutnya.
agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan
2. Menghayati dan
2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku
mengamalkan perilaku
mengamalkan perilaku
jujur, disiplin,
jujur, disiplin,
jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
tanggungjawab, peduli
tanggungjawab, peduli
(gotong royong,
(gotong royong,
(gotong royong,
kerjasama, toleran,
kerjasama, toleran,
kerjasama, toleran,
damai), santun,
damai), santun,
damai), santun,
responsif dan proaktif
responsif dan proaktif
responsif dan proaktif
dan menunjukan sikap
dan menunjukan sikap
dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari
sebagai bagian dari
sebagai bagian dari
solusi atas berbagai
solusi atas berbagai
solusi atas berbagai
permasalahan dalam
permasalahan dalam
permasalahan dalam
berinteraksi secara
berinteraksi secara
berinteraksi secara
efektif dengan
efektif dengan
efektif dengan
lingkungan sosial dan
lingkungan sosial dan
lingkungan sosial dan
alam serta dalam
alam serta dalam
alam serta dalam
menempatkan diri
menempatkan diri
menempatkan diri
sebagai cerminan
sebagai cerminan
sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan
bangsa dalam pergaulan
bangsa dalam pergaulan
dunia.
dunia.
dunia.
3. Memahami, menerapkan 3. Memahami,
3. Memahami,
dan menganalisis
menerapkan, dan
menerapkan,
pengetahuan faktual,
menganalisis
menganalisis, dan
konseptual, dan
pengetahuan faktual,
mengevaluasi
prosedural berdasarkan
konseptual, prosedural,
pengetahuan faktual,
rasa ingin tahunya
dan metakognitif
konseptual, prosedural,
tentang ilmu
berdasarkan rasa ingin
dan metakognitif dalam
pengetahuan, teknologi,
tahunya tentang ilmu
ilmu pengetahuan,
seni, budaya, dan
pengetahuan, teknologi,
teknologi, seni, budaya,
humaniora dalam
seni, budaya, dan
dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,
humaniora dalam
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan,
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan,
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
4
Pembelajaran Sejarah Idonesia
KOMPETENSI INTI
KELAS X
kenegaraan, dan
peradaban terkait
penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI INTI
KELAS XI
KELAS XII
kebangsaan,
kenegaraan, dan
kenegaraan, dan
peradaban terkait
peradaban terkait
penyebab fenomena dan
penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidang
kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik
kerja yang spesifik
untuk memecahkan
untuk memecahkan
masalah.
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar, dan 4. Mengolah, menalar,
menyaji dalam ranah
menyaji dalam ranah
menyaji, dan mencipta
konkret dan ranah
konkret dan ranah
dalam ranah konkret
abstrak terkait dengan
abstrak terkait dengan
dan ranah abstrak
pengembangan dari
pengembangan dari
terkait dengan
yang dipelajarinya di
yang dipelajarinya di
pengembangan dari
sekolah secara mandiri,
sekolah secara mandiri,
yang dipelajarinya di
dan mampu
bertindak secara efektif
sekolah secara mandiri,
melaksanakan tugas
dan kreatif, dan mampu
dan mampu
spesifik di bawah
melaksanakan tugas
melaksanakan tugas
pengawasan langsung.
spesifik di bawah
spesifik di bawah
pengawasan langsung.
pengawasan langsung.
5. Kompetensi Inti pada aspek sikap (KI-1 dan KI-2) merupakan kombinasi reaksi
afektif, perilaku dan kognitif. Gradasi kompetensi sikap meliputi menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
6. Kompetensi Inti pada aspek pengetahuan (KI-3) memiliki dua dimensi dengan
batasan-batasan yang telah ditentukan pada setiap tingkatnya. Dimensi
pertama adalah dimensi perkembangan pengetahuan peserta didik untuk kelas
X dan kelas XI dimulai dari memahami (C2), menerapkan (C3) dan kemampuan
menganalisis (C4); untuk kelas XII ditambah hingga kemampuan evaluasi (C5).
Dimensi kedua adalah dimensi bentuk pengetahuan (knowledge); untuk kelas X
berupa pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural, sedangkan untuk
kelas XI dan XII dilanjutkan sampai metakognitif.
a. Pengetahuan faktual yakni pengetahuan terminologi atau pengetahuan
detail yang spesifik dan elemen.Contoh fakta bisa berupa kejadian atau
peristiwa
yang
dapat
dilihat,
didengar,
dibaca,
disentuh,
atau
diamati.Misalnya patung monumen Dirgantara di Jakarta, lukisan sabung
ayam karya Affandi, pertunjukan tari Sardono W. Kusumo, pertunjukan
musik angklung mang Ujo, pentas teater dari teater Koma.
b. Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang lebih kompleks
berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip dan generalisasi. Contohnya jenis dan
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
5
Pembelajaran Sejarah Idonesia
cirilukisan realis, jenis tata teknik pentas teater, jenis dan ciri musik klasik,
jenis dan ciri tari kelompok, jenis teater tradisi.
c. Pengetahuan prosedural merupakanpengetahuan bagaimana melakukan
sesuatu termasuk pengetahuan keterampilan, algoritma (urutan langkahlangkah logis pada penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis),
teknik, dan metoda.Misalnya membuat lukisan teknik cat air, memainkan
alat musik gitar, menarikan tarian klasik, menyusun skenario drama.
d. Pengetahuan
metakognitif
yaitu
pengetahuan
tentang
kognisi
(mengetahui dan memahami) yang merupakan tindakan atas dasar suatu
pemahaman meliputi kesadaran dan pengendalian berpikir, serta penetapan
keputusan tentang sesuatu. Sebagai contoh pengetahuan mengritik karya
seni seperti lukisan, patung, musik, tari, dan teater.Mengkaji dan
mengungkap makna dari suatu karya seni. Merencanakan pementasan
karya tari, musik, dan teater; merencanakan pameran karya seni rupa.
7. Kompetensi Inti pada aspek keterampilan mengandung keterampilan abstrak
dan keterampilan konkret. Keterampilan abstrak lebih bersifat mental skill, yang
cenderung merujuk pada keterampilan menyaji, mengolah, menalar, dan
mencipta dengan dominan pada kemampuan mental/keterampilan berpikir.
Sedangkan keterampilan konkret lebih bersifat fisik motorik yang cenderung
merujuk
pada
kemampuan
menggunakan
alat,
mencoba,
membuat,
memodifikasi dan mencipta.
8. Kompetensi Inti sikap religius dan sosial (KI-1 dan KI-2) memberi arah tentang
tingkat kompetensi sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik, dibentuk
melalui pembelajaran KI-3 dan KI-4.
9. Kompetensi Inti pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4) memberi arah
tentang tingkat kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus
dicapai peserta didik.
10. Kompetensi
Dasar
dari
KI-3
merupakan
dasar
pengembangan
materi
pembelajaran pengetahuan, sedangkan Kompetensi Dasar dari KI-4 berisi
keterampilan dan pengalaman belajar yang perlu dilakukan peserta didik.
Berdasarkan KD dari KI-3 dan KI-4 tersebut, pendidik dapat mengembangkan
proses pembelajaran dan cara penilaian yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran langsung, sekaligus memberikan dampak pengiring (nurturant
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
6
Pembelajaran Sejarah Idonesia
effect) terhadap pencapaian tujuan pembelajaran tidak langsung yaitu KI-1 dan
KI-2.
Melalui proses dan pengalaman belajar yang dirancang dengan baik, peserta
didik akan memperoleh pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) berupa
pengembangan sikap spiritual dan sosial yang relevan dengan Kompetensi
Dasar dari KI-1 dan KI-2.
11. Agar menjamin terjadinya keterkaitan antara SKL, KI, KD, materi pembelajaran,
proses pembelajaran, serta penilaian perlu dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut.
a. Melakukan linierisasi keterkaitan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4;
b. Mengembangkan materi pembelajaran yang tertuang pada buku teks sesuai
KD dari KI-3;
c. Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan sesuai rumusan KD
dari KI-4;
d. Mengembangkan
kegiatan
pembelajaran
sesuai
dengan
materi
pembelajaran dan keterampilan yang harus dicapai;
e. Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan dalam kegiatan yang
dilakukan mengacu pada rumusan KD dari KI-1 dan KI- 2, dan
f.
Menentukan cara penilaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
relevan.
C. Contoh
Fokus pertama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan
analisis pada ketiga standar kompetensi yaitu SKL, KI, KD. Dari analisis itu akan
diperoleh
penjabaran
tentang
taksonomi
dan
gradasi
hasil
belajar
yang
berhubungan dengan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian
yang diperlukan. Contohnya sebagai berikut.
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
7
Pembelajaran Sejarah Indonesia
Tabel 3. Contoh Analisis Keterkaitan SKL, KI, DAN KD
Standar Kompetensi Lulusan
Kompetensi Inti
Kualifikasi
Kelas X
Dimensi
Kemampuan
1. Menghayati dan
Sikap
Memiliki
mengamalkan
perilaku yang
mencerminkan
ajaran agama
sikap orang
yang dianutnya.
beriman,
berakhlak
mulia, berilmu,
percaya diri,
2. Menghayati dan
dan
mengamalkan
bertanggungperilaku jujur,
jawab dalam
disiplin,
berinteraksi
tanggungjawab,
secara efektif
peduli (gotong
dengan
royong,
lingkungan
kerjasama,
sosial dan alam
serta dalam
toleran, damai),
menempatkan
santun, responsif
diri sebagai
dan proaktif dan
cerminan
menunjukan
bangsa dalam
sikap sebagai
pergaulan
bagian dari solusi
dunia.
atas berbagai
permasalahan
dalam
berinteraksi
secara efektif
dengan
lingkungan sosial
dan alam serta
dalam
menempatkan
diri sebagai
cerminan bangsa
dalam pergaulan
dunia.
3. Memahami,
Pengetahuan Memiliki
menerapkan dan
pengetahuan
faktual,
menganalisis
konseptual,
pengetahuan
prosedural,
faktual,
dan
konseptual, dan
metakognitif
prosedural
dalam ilmu
berdasarkan rasa
pengetahuan,
ingin tahunya
teknologi, seni,
tentang ilmu
dan budaya
pengetahuan,
dengan
wawasan
teknologi, seni,
kemanusiaan,
budaya, dan
kebangsaan,
humaniora dalam
kenegaraan,
wawasan
dan peradaban
kemanusiaan,
terkait
kebangsaan,
penyebab,
kenegaraan, dan
serta dampak
Kompetensi Dasar
Analisis
1.1 Menghayati
keteladanan
para pemimpin
dalam
mengamalkan
ajaran
agamanya.
1.2 Menunjukkan
sikap
tanggung
jawab, peduli
terhadap
berbagai hasil
budaya pada
zaman
praaksara,
Hindu-Buddha
dan Islam.
KD ini belum
menunjukkan
pengamalan bagi
peserta didik, baru
sampai
menghayati
3.1 Memahami
dan
menerapkan
konsep
berpikir
kronologis
(diakronik),
sinkronik,
ruang dan
waktu dalam
sejarah.
C3, termasuk
pada dimensi
pengetahuan
(konsep)
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
Berada dalam
dimensi proses
kognitif C3
8
Pembelajaran Sejarah Indonesia
Standar Kompetensi Lulusan
Kualifikasi
Dimensi
Kemampuan
fenomena dan
kejadian.
Keterampilan
Kompetensi Inti
Kelas X
Kompetensi Dasar
peradaban terkait
penyebab
fenomena dan
kejadian dalam
bidang kerja
yang spesifik
untuk
memecahkan
masalah.
4. Mengolah,
Memiliki
4.1 Menyajikan
menalar, dan
kemampuan
informasi
pikir dan tindak
mengenai
menyaji dalam
yang efektif
keterkaitan
ranah konkret
dan kreatif
antara konsep
dan ranah
dalam ranah
berpikir
abstrak terkait
abstrak dan
kronologis
dengan
konkret
(diakronik),
pengembangan
sebagai
sinkronik,
dari yang
pengembangan
ruang, dan
dipelajarinya di
dari yang
waktu dalam
sekolah secara
dipelajari di
sejarah.
sekolah secara
mandiri, dan
mandiri.
mampu
melaksanakan
tugas spesifik di
bawah
pengawasan
langsung.
Analisis
Menyajikan
merupakan
keterampilan
abstrak (Dyers),
informasi yang
disajikan
merupakan fakta
(Dave)
Keterangan :
1. SKL diambil dari Permendikbud nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi
Lulusan
2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar diambil dari Permendikbud
nomor 60
Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK/MAK dan lampirannya.
3. Analisis diisi dengan hasil analisis taksonomi dan gradasi hasil belajar. Jika KD tidak
terkait dengan KI maka dikembangkan melalui tujuan pembelajaran dan atau
indikator pencapaian kompetensi.
D. Latihan
Buatlah analisis keterkaitan SKL, KI, dan KD untuk kelas X, XI dan XII sesuai
contoh tabel 3.
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
9
Pembelajaran Sejarah Indonesia
II. PEMAHAMAN MATERI
1. Konsep
Materi pembelajaran atau lingkup materi Sejarah Indonesia adalah bagian dari isi
rumusan Kompetensi Dasar (KD), merupakan muatan dari pengalaman belajar
yang diinteraksikan di antara peserta didik dengan lingkungannya untuk mencapai
Kemampuan Dasar berupa perubahan perilaku sebagai hasil belajar dari mata
pelajaran.
2. Deskripsi
Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD dari KI-3 dan KD
dari KI-4. Guru Dapat mengembangkan materi pembelajaran yang sudah
tercantum di silabus atau buku teks sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pembelajaran dalam
silabus dan buku teks, serta rumusan Kompetensi Dasar yang termuat dalam KI-3
(pengetahuan) dan KI-4 (keterampilan).
Untuk merumuskan IPK dapat digunakan rambu-rambu sebagai berikut:
1. Indikator merupakan penanda perilaku pengetahuan (KD dari KI-3) dan
perilaku keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat diukur dan atau diobservasi.
2. Indikator perilaku sikap spiritual (KD dari KI-1) dan sikap sosial (KD dari KI-2)
dapat tidak dirumuskan sebagai indikator pencapaian kompetensi pada RPP,
tetapi perilaku sikap spiritual dan sikap sosial harus dikaitkan pada perumusan
tujuan pembelajaran.
3. Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) menggunakan dimensi proses
kognitif (the cognitive process of dimention) dan dimensi pengetahuan
(knowledge of dimention) yang sesuai dengan KD, namun tidak menutup
kemungkinan perumusan indikator dimulai dari kedudukan KD yang setingkat
lebih rendah, dan atau lebih tinggi.
4. IPK dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tentukan kedudukan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 berdasarkan gradasinya
dan tuntutan KI.
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
10
Pembelajaran Sejarah Indonesia
b. Tentukan
dimensi
pengetahuan
(faktual,
konseptual,
prosedural,
metakognitif).
c. Tentukan
bentuk
keterampilan,
apakah
keterampilan
abstrak
atau
keterampilan konkret.
d. Untuk keterampilan konkret pada kelas X menggunakan Kata kerja
operasional sampai tingkat manipulasi/membiasakan (K2/P2). Sedangkan
untuk kelas XI sampai minimal pada tingkat presisi/mahir
(K3/P3).
Selanjutnya untuk kelas XII sampai minimal pada tingkat artikulasi/alami
(K4/P4) pada taksonomi psikomotor Dave atau Simpson.
e. Rumusan IPK dari KD dari KI-3 dan dari KD dari KI-4. Setiap KD minimal
memiliki 2 (dua) indikator.
Mata pelajaran Sejarah Indonesia membahas materi yang terkait dengan
perjalanan era atau waktu, meliputizaman-zaman sebagai beriku.
1. Praaksara;
2. Hindu-Buddha;
3. Kerajaan-kerajaan Islam;
4. Penjajahan bangsa Barat;
5. Pergerakan Nasional;
6. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan;
7. Demokrasi liberal;
8. Demokrasi terpimpin;
9. Orde Baru, dan
10. Reformasi.
Mata pelajaran Sejarah Indonesia dikembangkan atas dasar:
1. Semua wilayah/daerah memiliki kontribusi terhadap perjalanan sejarah
Indonesia hampir pada seluruh periode sejarah;
2. Memandang masa lampau sebagai sumber inspirasi, motivasi, dan kekuatan
untuk membangun semangat kebangsaan dan persatuan;
3. Setiap periode sejarah Indonesia memiliki peristiwa dan atau tokoh di tingkat
nasional dan daerah serta keduanya memiliki kedudukan yang sama penting
dalam perjalanan sejarah Indonesia;
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
11
Pembelajaran Sejarah Indonesia
4. Memiliki tugas untuk memperkenalkan peristiwa sejarah yang penting dan
terjadi di seluruh wilayah NKRI dan seluruh periode sejarah kepada generasi
muda bangsa, dan
5. Pengembangan cara berpikir sejarah (historical thinking), konsep waktu, ruang,
perubahan, dan keberlanjutan menjadi keterampilan dasar dalam mempelajari
sejarah Indonesia.
Materi pembelajaran Sejarah Indonesiadikembangkan sesuai dengan tuntutan
KD3.Guru dapat mengembangkan materi pembelajaran sejarah Indonesia yang
sudah tercantum dalam silabus sejarah Indonesia sesuai dengan karakteristik
peserta didik. Pengembangan materi pembelajaran Sejarah Indonesiamerujuk pada
materi pokok dalam silabus Sejarah Indonesiadankompetensi dasar yang termuat
dalamKI-3 (pengetahuan)dan KI-4 (keterampilan). Pencapaian tiap-tiap KD ditandai
dengan penguasaan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), yaitu perilaku yang
dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. IPK dibuat oleh guru
yangmencakupkompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
3. Contoh
Tabel 4. Penjabaran KI dan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
dan Materi Pembelajaran.
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotongroyong, kerja sama,
Kompetensi Dasar
IPK
Materi
Pembelajaran
1.1. Menghayati
keteladanan
para pemimpin
dalam
mengamalkan
ajaran
agamanya.
1.2. Menghayati
keteladanan
para pemimpin
dalam toleransi
antar umat
beragama dan
mengamalkann
ya dalam
kehidupan
sehari-hari.
2.1 Menunjukkan
sikap tanggung
jawab, peduli
terhadap
berbagai hasil
budaya pada
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
12
Pembelajaran Sejarah Indonesia
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
IPK
zaman
toleran, damai), santun,
praaksara,
responsif dan proaktif dan
Hindu-Buddha
menunjukkan sikap
dan Islam.
sebagai bagian dari solusi
2.2
Meneladani
atas berbagai
sikap dan
permasalahan dalam
tindakan cinta
berinteraksi secara efektif
damai,
dengan lingkungan sosial
responsif dan
dan alam serta dalam
proaktif yang
menempatkan diri sebagai
ditunjukkan
cerminan bangsa dalam
oleh tokoh
sejarah dalam
pergaulan dunia.
mengatasi
masalah sosial
dan
lingkungannya.
2.3 Berlaku jujur
dan
bertanggungjawab dalam
mengerjakan
tugas-tugas
dari
pembelajaran
sejarah.
3.1.1 Menjelaskan 
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Menganalisis
berbagai teori
kondisi
menganalisis pengetahuan
tentang
proses
sosialfaktual, konseptual,
masuk
dan
Budaya
prosedural berdasarkan
berkembangmasyarakat
rasa keingintahuannya
nya agama dan
Indonesia
tentang ilmu pengetahuan,

kebudayaanHin
sebelum
teknologi, seni, budaya,
du-Buddha di
kedatangan
dan humaniora dengan
Indonesia. (C4).
Hindu-Buda.
wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian,
serta menerapkan
pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
3.1.2 Menganalisis
bakat dan minatnya untuk
berbagai
teori tentang
memecahkan masalah.
proses
masuk dan
berkembang
nya agama
dan
kebudayaan
HinduBuddha di
Indonesia
(C4).
3.1.3 Menilai
pendapat
tentang teori
yang paling
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
Materi
Pembelajaran
Masyarakat
Indonesia
sebelum
mengenal
tulisan
Terbentukny
a kepulauan
Indonesia
Asal usul
tersebarnya
nenek
moyang
bangsa
Indonesia
13
Pembelajaran Sejarah Indonesia
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
2.4 Mengolah
4. Mengolah, menalar dan
informasi
menyaji dalam ranah
mengenai
konkret dan ranah abstrak
proses masuk
terkait dengan
dan
pengembangan dari yang
perkembangan
dipelajarinya di sekolah
kerajaan
Hindu-Buddha
secara mandiri, dan
dengan
mampu menggunakan
menerapkan
metoda sesuai kaidah
cara berpikir
keilmuan.
kronologis, dan
pengaruhnya
pada
kehidupan
masyarakat
Indonesia
masa kini serta
mengemukaka
nnya dalam
bentuk tulisan.
IPK
tepat dari
beberapa
teori yang
ada tentang
prosesnya
masuk dan
berkembang
nya HinduBuddha di
Indonesia
(C5).
4.1.1 Merancang
kerangka
tulisan hasil
analisis
dalam
bentuk
artikel
tentang
proses
masuk dan
berkembang
nya agama
dan
kebudayaan
HinduBuddha di
Indonesia
4.1.2 Membuat
tulisan hasil
analisis
dalam
bentuk
artikel
tentang
proses
masuk dan
berkembang
nya agama
dan
kebudayaan
HinduBuddha di
Indonesia.
Materi
Pembelajaran
Teknik penulisan
artikel
Integrasi “muatan lokal” dalam Mata Pelajaran Sejarah Indonesia dimaknai dengan
materi Sejarah Indonesia yang kontekstual sesuai lingkungan sekitar atau topik
kekinian. Integrasi ekstrakurikuler kepramukaan dimaknai dengan pemanfaatan
kegiatan kepramukaan sebagai aktualisasi materi, yang dipilih dari KD dari KI-3 dan
KD dari KI-4 yang dimungkinkan diajarkan dalam program akutalisasi kegiatan
ekstrakurikuler kepramukaan.
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
14
Pembelajaran Sejarah Indonesia
Tabel 5. Pengintegrasian materi Sej arah Indonesia dalam “Muatan Lokal” dan
Ekstrakurikuler Kepramukaan.
Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis
berbagai teori
tentang proses
masuk dan
berkembang-nya
agama dan
kebudayaan HinduBuddha di Indonesia.
(C4).
4.1 Mengolah informasi
mengenai proses
masuk dan
perkembangan
kerajaan HinduBuddha dengan
menerapkan cara
berpikir kronologis,
dan pengaruhnya
pada kehidupan
masyarakat
Indonesia masa kini
serta
Integrasi “Muatan Lokal” ke
dalam Sejarah Indonesia
Integrasi Ekstrakurikuler
Kepramukan dari materi
Sejarah Indonesia
Menganalisis sejarah lokal
Jakarta zaman Hindu-Budha.
Mempetakan tempat-tempat
cagar budaya peninggalan
kebudayaan Hindu-Budha di
Jakarta.
Menunjukkan hasil budaya
Hindu-Buddha yang masih
ada di wilayah DKI Jakarta
sampai sekarang.
Menganalisis peta pencarian
jejak untuk mengunjungi
tempat-tempat cagar budaya
peninggalan kebudayaan
Hindu-Budha di Jakarta.
Membuat tulisan hasil analisis
dalam bentuk artikel tentang
sejarah lokal zaman HinduBuddha di DKI Jakarta.
Melakukan pencarian jejak
tempat-tempat cagar budaya
peninggalan kebudayaan
Hindu-Budha di Jakarta.
Membuat tulisan dalam
bentuk artikel tentang upaya
pelestarian dan
pengembangan
pariwisatabenda-benda
peninggalan Zaman HinduBudha di DKI Jakarta.
Membuat laporan pencarian
jejak tempat-tempat cagar
budaya peninggalan
kebudayaan Hindu-Budha di
Jakarta.
4. Latihan
1. Buat analisis keterkaitan KI, KD, Materi dan Indikator Pencapaian Kompetensi
seperti contoh tabel 4 di atas dari pasangan KD3 dan KD4.
2. Buat analisis integrasi materi KD dengan Muatan Lokal dan Ekstrakurikuler
Kepramukaan seperti contoh table 5.
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
15
Pembelajaran Sejarah Indonesia
III. PEMAHAMAN PROSES PEMBELAJARAN
A. Konsep
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
kegiatan
mulai
pembelajaran
dari
perencanaan,
merupakan
kegiatan
pelaksanaan
interaksi
hingga
antara
penilaian.
peserta
didik
Proses
dengan
lingkungannya termasuk dengan guru yang berlangsung secara edukatif, agar
peserta didik dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Deskripsi
1. Perencanaan Pembelajaran
a. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus yang disusun
dan ditetapkan secara nasional dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang disusun oleh guru mata pelajaran.
b. RPP dikembangkan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta
didik dalam upaya mencapai KD, disusun secara lengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
c. Perumusan indikator
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dirumuskan dalam pernyataan
perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk kompetensi dasar
(KD) pada kompetensi inti (KI)-3 dan KI-4.
d. Perumusan tujuan
Tujuan pembelajaran mengandung unsur peserta didik (audience), perilaku
(behaviour), kondisi (condition), dan kriteria (degree). Rumusan tujuan
pembelajaran harus mencerminkan keterikatan antara KD dari KI-1 dan
KD dari KI-2 di dalam pembelajaran KD dari KI-3 dan KD dari KI-4.
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
16
Pembelajaran Sejarah Indonesia
Perumusan tujuan juga harus mencerminkan aspek penilaian otentik berupa
proses dan produk.
Rumusan kriteria dalam tujuan pembelajaran berupa kriteria kompetensi
sikap, kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan. Kriteria dapat
berupa perilaku, proses atau produk yang dapat diamati dan atau diukur.
e. Langkah pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran berisikan pendekatan pembelajaran saintifik
dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik KD yang akan
diajarkan.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran berpendekatan saintifik harus dapat dipadukan
secara sinkron dengan langkah-langkah kerja (syntax) model pembelajaran.
Pada Kurikulum 2013 dikembangkan 3 model pembelajaran utama yang
diharapkan
dapat
membentuk
perilaku
saintifik,
perilaku
sosial
serta
mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran
Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui
Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning). Tidak semua model
pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi pembelajaran. Model
pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi pembelajaran
tertentu pula. Demikian sebaliknya mungkin materi pembelajaran tertentu akan
dapat berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu.
Untuk itu guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah
cenderung pada pembelajaran penyingkapanatau pada pembelajaran hasil
karya (Problem Based Learning Dan Project Based Learning).
Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan:
a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah ke pencarian atau penemuan;
b. Pernyataan KD-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural, dan
c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi mengolah dan menalar.
Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem Based Learning dan
Project Based Learning) dengan kriteria:
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
17
Pembelajaran Sejarah Indonesia
a. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa
atau produk;
b. Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan meta kognitif;
c. Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan
d. Pernataan KD-3 dan KD-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan
pengetahuan konseptual dan prosedural.
Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah kerja
(syntax) tersendiri, yang dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Model Pembelajaran Penyingkapan (Penemuandan pencarian/penelitian).
1) Sintaks model Discovery Learning meliputi:
a) Pemberian rangsangan (Stimulation);
b) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
c) Pengumpulan data (Data Collection);
d) Pembuktian (Verification), dan
e) Menarik kesimpulan/generalisasi (Generalization).
2) Sintaks model Inquiry Learning Terbimbing meliputi:
a) Orientasi masalah;
b) Pengumpulan data dan verifikasi;
c) Pengumpulan data melalui eksperimen;
d) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
e) Analisis proses inkuiri.
b. Model Pembelajaran Hasil karya Problem Based Learning.
1) Sintaksmodel Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam
Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas:
a) Mengidentifikasi masalah;
b) Menetapkan
masalah
melalui
berpikir
tentang
masalah
dan
menseleksi informasi-informasi yang relevan;
c) Mengembangkan
solusi
melalui
pengidentifikasian
alternatif-
alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang;
d) Melakukan tindakan strategis, dan
e) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang
dilakukan.
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
18
Pembelajaran Sejarah Indonesia
2) Sintaks model Problem Based Learning Jenis Trouble Shooting (David H.
Jonassen, 2011:93) terdiri atas:
a) Merumuskan uraian masalah;
b) Mengembangkan kemungkinan penyebab;
c) Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
d) Mengevaluasi.
c. Model pembelajaran Project Based Learning dengan sintaks:
1) Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);
2) Mendesain perencanaan projek;
3) Menyusun jadwal (Create a Schedule);
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan projek (Monitor the Students
and the Progress of the Project);
5) Menguji hasil (Assess the Outcome), dan
6) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).
Beberapa prinsip proses pembelajaran mata pelajaran Sejarah Indonesia adalah
sebagai berikut.
a. Pembelajaran pada mata pelajaran Sejarah Indonesia menggunakan
pendekatan pembelajaran berbasis peserta didik aktif (active learning).
Pendekatan pembelajaran ini lebih memungkinkan memberikan kesempatan
bagi peserta didik untuk melakukan pembelajaran agar lebih bermakna.
Pembelajaran akan menjadi bermakna jika peserta didik mengalami sendiri
setiap proses pembelajaran melalui aktivitas yang aktif. Pengetahuan yang
didapatkan peserta didik bukan berasal dari informasi dari guru, namun
berasal dari usaha eksplorasi (menggali) informasi peserta didik sendiri
melalui aktivitas pembelajaran yang dilakukan. Misalnya peserta didik
diminta untuk melakukan wawancara kepada tokoh atau pelaku sejarah
untuk menyusun kisah sejarah.
b. Pembelajaran Sejarah Indonesia terkait dengan pengembangan nilai-nilai
kebangsaan dan nasionalisme. Oleh karena itu,pendekatan pembelajaran
berbasis nilai penting juga untuk dikembangkan. Bagaimana nilai-nilai
kesejarahan atau nilai kebangsaan itu dapat dihayati dan dapat diamalkan
oleh peserta didik pada kehidupan kesehariannya. Oleh karena itu,
pembelajaran dengan materi biografi tokoh sangat penting dan cocok untuk
mendukung pembelajaran ini.
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
19
Pembelajaran Sejarah Indonesia
c. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
d. Prinsip-prinsip pembelajaran Sejarah Indonesia sebagai berikut: (1) dari
pesertadidik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu; (2) dari guru
sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar; (3) dari pendekatan tekstual menuju pendekatan proses
sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) dari pembelajaran
berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; (5) dari
pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; (6) dari pembelajaran
yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban
yang kebenarannya multi dimensi; (7) dari pembelajaran verbalisme
menuju keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara
keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9)
pembelajaran
yang
mengutamakanpembudayaan
dan
pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang
menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung
tulodo),
membangun
kemauan
(ing
madyo
mangun
karso),
dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut
wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah,
dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa
siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja
adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan
efisiensi
dan
efektivitas
pembelajaran;
dan
(14)
pengakuanatas perbedaan individual dan latarbelakang budaya peserta
didik.
C. Contoh
Agar memudahkan langkah pensinkronan pendekatan dengan model pembelajaran
yang dipilih atas dasar hasil analisis, dapat menggunakan matrik perancah sebagai
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
20
Pembelajaran Sejarah Indonesia
pertolongan sebelum dituliskan menjadi kegiatan inti pada RPP. Pemaduan atau
pensinkronan antara langkah-langkah pendekatan saintifik dan sintaks (langkah
kerja) model pembelajaran tersebut, dilakukan sebagai berikut.
1. Pilih pasangan KD-KD dari mata pelajaran yang diampu sesuai dengan silabus
dan buku teks siswa terkait.
2. Pilih model pembelajaran sesuai KD dengan mempertimbangkan rambu-rambu
pemilihan model pembelajaran.
3. Tentukan kegiatan peserta didik dan kegiatan guru sesuai dengan langkahlangkah (sintaks) model pembelajaran yang dipilih, kemudian sinkronkan
dengan langkah pendekatan saintifik (5M) sampai mencapai IPK.
4. Pindahkan isi rancangan hasil pengisian matrik pertolongan (kegiatan gurupeserta didik) tersebut ke dalam Kegiatan Inti pada format RPP.
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
21
Pembelajaran Sejarah Indonesia
Tabel 6. Rancangan pemaduan Sintaks Model Pembelajaran Inquiri Terbimbing dan Pendekatan Saintifik
Kompetensi Dasar:
3.1 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembang-nya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. (C4).
4.1 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Hindu-Buddha dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini serta
IPK
3.1.1 Menjelaskan kondisi
sosial-Budaya
masyarakat Indonesia
sebelum kedatangan
Hindu-Budha.
3.1.2 Menganalisis berbagai
teori tentang proses
masuk dan
berkembangnya
agama dan
kebudayaan HinduBuddha di Indonesia
(C4).
Sintaks Model
Pembelajaran
Orientasi masalah
Mengamati
Guru menyajikan gambar
permasalahan kondisi
sosial budaya masyarakat
Indonesia sebelum
kedatangan HinduBudha.
Peserta didik
menganalisis
permasalahan kondisi
sosial budaya masyarakat
Indonesia sebelum
kedatangan Hindu-Budha
yang disajikan oleh guru
Menanya
Pendekatan Saintifik
Mengumpulkan
Informasi
Peserta didik
bertanya kepada
dirinya atau teman
kelompok berkaitan
dengan permasalahan
kondisi sosial budaya
masyarakat Indonesia
sebelum kedatangan
Hindu-Budha
Pengumpulan data
dan verifikasi
Peserta didik secara
individu membaca uraian
kondisi sosial budaya
masyarakat Indonesia
masa Hindu-Budha dalam
buku teks
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
Menalar
Peserta didik secara
berkelompok
berdiskusi membahas
permasalahan
berdasarkan hasil
pengamatan dalam
buku teks
22
Guru mendorong
peserta didik
mengumpulkan
informasi dari
berbagai media
Peserta didik
menganalisis
informasi yang
berkaitan dengan
kondisi sosial
budaya masyarakat
Indonesia masa
Hindu-Budha
Peserta didik
memberikan
pendapat
mengenai
karakteristik
masyarakat
Indonesia masa
Hindu-Budha
Peserta didik
berdiskusi tentang
ciri-ciri masyarakat
Peserta didik
menilai sistem
mata pencaharian,
Mengomunikasikan
Pembelajaran Sejarah Indonesia
IPK
Sintaks Model
Pembelajaran
Mengamati
Pendekatan Saintifik
Mengumpulkan
Informasi
Menanya
Indonesia masa
Hindu-Budha
3.1.3 Merancang kerangka
tulisan hasil analisis
dalam bentuk artikel
tentang proses masuk
dan berkembangnya
agama dan
kebudayaanHinduBuddha di Indonesia.
4.1.2 Membuat tulisan hasil
analisis dalam bentuk
artikel tentang proses
masuk dan
berkembangnya
agama dan
kebudayaan HinduBuddha di Indonesia.
Pengumpulan data
melalui
eksperimen/mencoba
Mengomunikasikan
Guru menugaskan
peserta didik
membuat tulisan
pendek mengenai
perkembangan
agama dan
kebudayaan HinduBuddha di
Indonesia.
Peserta didik pada
kelompok lain
menanyakan
berkaitan dengan
presentasi kelompok
Guru melakukan
tutorial kelompok
Peserta didik
melakukan
observasi ke tempat
sejarah peninggalan
kebudayaan HinduBudha
Peserta didik
menganalis dan
mengklasifikasikan
hasil observasi ke
tempat bersejarah
Peserta didik
menerima
masukan dari
guru berkenaan
hasil observasinya
Peserta didik
membuat laporan
hasil observasi
Guru menugaskan
pengeditan artikel
pemdekmengenai
perkembangan
agama dan
kebudayaanHinduBuddha di
Indonesia.
Mengorganisasi dan
memformulasikan
penjelasan
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
Menalar
kesenian,dan
tekmologi
masyarakat
Indonesia masa
Hindu-Budha,
23
Peserta didik
mempresentasikan
hasil pekerjaannya
pada kelompok
lain
Peserta didik
menanggapi
pertanyaan/
klarifikasi
kelompok lain
dengan santun
Pembelajaran Sejarah Indonesia
IPK
Sintaks Model
Pembelajaran
Mengamati
Menanya
Pendekatan Saintifik
Mengumpulkan
Informasi
Peserta didik
memperbaiki hasil
laporan observasi
berdasarkan
masukan ketika
presentasi
Peserta didik
menyimpulkan
hasil temuantemuan dari hasil
observasi
Menganalisis proses
inkuiri
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
Menalar
24
Mengomunikasikan
Peserta didik
menempelkan
artikel pendek
mengenai
perkembangan
agama dan
kebudayaan
Hindu-Buddha di
Indonesia di
mading sekolah
Pembelajaran Sejarah Indonesia
D. Latihan
Buatlah pemaduan pendekatan saintifik dengan model belajar yang Saudara pilih
berdasarkan analisis menggunakan format matrik seperti pada tabel 6.
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
25
Pembelajaran Sejarah Indonesia
IV. PEMAHAMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
A. Konsep
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti
tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan
sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang
dilakukan
secara
terencana
dan
sistematis,
selama
dan
setelah
proses
pembelajaran suatu kompetensi muatan pembelajaran untuk kurun tertentu.
Pada penilaian hasil belajar Kurikulum 2013 peserta didik dinyatakan kompeten bila
hasil pengukuran kompetensi pengetahuan dan keterampilan mencapai ketuntasan
belajar dengan nilai 2,67 (B-) dan untuk sikap dengan nilai B (Baik). Penilaian pada
Kurikulum 2013 juga digunakan penilaian otentik baik terhadap ranah sikap, ranah
pengetahuan maupun terhadap ranah keterampilan. Penilaian otentik menekankan
pada penilaian proses dan hasil belajar secara berimbang.
B. Deskripsi
Penilaian otentik adalah pendekatan, prosedur, dan instrumen penilaian proses dan
capaian belajar peserta didik dalam menerapkan sikap spiritual dan sikap sosial,
penguasaan pengetahuan dan penguasaan keterampilan yang diperolehnya, dalam
bentuk pelaksanaan tugas perilaku nyata atau perilaku dengan tingkat kemiripan
dengan
dunia
nyata,
atau
kemandirian
belajar.
Penilaian
otentik
dalam
pembelajaran dilakukan sebagai berikut.
1. Penilaian Ranah Sikap
Penilaian ranah sikap dilakukan melalui pengamatan, menggunakan lembar
pengamatan atau ceklis pengamatan yang memuat aspek sikap yang diamati.
Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang dijabarkan
dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi. Penilaian sikap
dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam
rangka pengembangan nilai karakter bangsa.
Oleh karena itu, pengembangan sikap pada mata pelajaran Sejarah Indonesia
dengan fokus utama pengembangan sikap ilmiah merupakan bagian dari upaya
pencapaian kedua sikap tersebut (spiritual dan sosial). Guru Sejarah Indonesia
perlu memetakan sikap yang dikembangkan pada setiap materi pembelajaran
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
26
Pembelajaran Sejarah Indonesia
sesuai dengan relevansi dan karakteristik baik yang tersurat maupun yang
tersirat pada rumusan KI-3 dan KI-4.
Tabel 7. Teknik dan Instrumen Penilaian Sikap
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Keterangan
Observasi
Daftar cek
Skala penilaian sikap.
Dilakukan selama proses
pembelajaran.
Penilaian diri
Daftar cek
Skala penilaian sikap.
Dilakukan pada akhir semester.
Penilaian antar
peserta didik
Daftar cek
Skala penilaian sikap.
Dilakukan pada akhir semester,
setiap peserta didik dinilai oleh 5
peserta didik lainnya.
Jurnal
Catatan pendidik berisi
informasi tentang
kekuatan dan
kelemahan peserta
didik.
Berupa catatan guru tentang
kelemahan dan kekuatan peserta
didik yang tidak berkaitan dengan
mata pelajaran.
2. Penilaian Ranah Pengetahuan
Kompetensi siswa pada ranah pengetahuan dapat diukur melalui tes dan
nontes. Bentuk tes yang digunakan antara lain adalah tes tulis (uraian, pilihan
ganda, isian, benar salah, dan lain-lain) dan/atau tes lisan. Sedangkan, bentuk
nontes dapat dilakukan melalui tugas-tugas yang diberikan, baik tugas
menjawab soal maupun tugas membuat laporan dalam bentuk tulisan.
Pengukuran kompetensi pengetahuan melalui tes dan nontes dirancang melalui
kisi-kisi soal mulai dari menyusun indikator pencapaian kompetensi, indikator
soal dan/atau aspek penilaian nontes, hingga pedoman penilaian/penskoran.
Penilaian ranah pengetahuan melalui tugas ditekankan pada aspek yang
relevan dengan rumusan kompetensi dasar. Aspek yang dinilai melalui tugas
antara lain: kelengkapan isi, kedalaman/keluasan isi, dan kebenaran isi. Dalam
menilai tugas sebaiknya digunakan format penilaian berbentuk ceklis atau
menggunakan skala penilaian.
3. Penilaian Ranah Keterampilan
Penilaian ranah keterampilan meliputi keterampilan abstrak dan keterampilan
konkret. Keterampilan abstrak cenderung pada keterampilan seperti menyaji,
mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan pada kemampuan mental
(berpikir) tanpa bantuan alat. Sedangkan untuk ranah konkret cenderung pada
kemampuan fisik seperti menggunakan alat, mencoba, membuat, memodifikasi,
dan mencipta dengan bantuan alat. Penilaian ranah keterampilan diukur melalui
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
27
Pembelajaran Sejarah Indonesia
pengamatan pada saat peserta didik bekerja dalam kelompok, berdiskusi,
memresentasikan, melakukan eksperimen atau tugas kerja projek, dan hasil
kerja/produk serta portofolio.
4. Remedial dan Pengayaan
Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar (2,67) wajib mengikuti
kegiatan remedial pada semester berjalan hingga mencapai ketuntasan belajar.
Pengayaan adalah pendalaman materi bagi peserta didik yang memiliki
kecepatan belajar diatas rata-rata waktu yang telah ditetapkan.
5. Pelaporan Pencapaian Kompetensi
a. Laporan pencapaian kompetensi sikap
Laporan pencapaian kompetensi sikap pada akhir semester didasarkan atas
modus perilaku sikap spiritual dan sosial yang sering terjadi dari hasil
observasi guru selama satu semester.
b. Laporan pencapaian kompetensi pengetahuan
Laporan pencapaian kompetensi pengetahuan pada akhir semester
merupakan rerata dari pencapaian kompetensi minimal (2,67).
c. Laporan pencapaian kompetensi keterampilan
Laporan
pencapaian
kompetensi
keterampilan
pada
akhir
semester
merupakan pencapaian paling optimum kompetensi dari batas minimal
(2,67).
C. Contoh
1. Penilaian Sikap
Tabel 8. Instrumen dan Rubrik Penilaian Sikap
No
Nama Siswa/
Kelompok
Disiplin
1
2
3
Jujur
4
1
2
3
4
Tanggung
Jawab
1 2 3 4
Santun
1
2
3
4
1.
2.
dst
Keterangan:
4 = jika
3 = jika
2 = jika
1 = jika
empat indikator terlihat.
tiga indikator terlihat.
dua indikator terlihat.
satu indikator terlihat.
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
28
Pembelajaran Sejarah Indonesia
Indikator Penilaian Sikap:
Disiplin
a. Tertib mengikuti instruksi
b. Mengerjakan tugas tepat waktu
c. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta
d. Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif
Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
c. Tidak menyontek atau melihat data/pekerjaan orang lain
d. Mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari
Tanggung Jawab
a
Pelaksanaan tugas piket secara teratur
b Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok
c
Mengajukan usul pemecahan masalah
d Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan
Santun
a. Berinteraksi dengan teman secara ramah
b. Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan
c. Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat
d. Berperilaku sopan
Nilaiakhir sikap diperolel dari modus (skor yang sering muncul) dari keempat
aspek sikap di atas.
Kategori nilai sikap:
Sangat baik
: apabila memperoleh nilai akhir 4
Baik
: apabila memperoleh nilai akhir 3
Cukup
: apabila memperoleh nilai akhir 2
Kurang
: apabila memperoleh nilai akhir 1
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
29
Pembelajaran Sejarah Indonesia
2. Penilaian Pengetahuan
Tabel 9. Kisi-Kisi dan Soal
Kompetensi
Dasar
Indikator
3.1 Menganalisis 3.1.1 Menjelaskan
berbagai
kondisi sosialteori tentang
Budaya
proses
masyarakat
masuk dan
Indonesia
berkembang
sebelum
nya agama
kedatangan
dan
Hindu-Buda.
kebudayaan 3.1.2 Menganalisis
Hinduberbagai teori
Buddha di
tentang proses
Indonesia
masuk dan
(C4).
berkembangnya
agama dan
kebudayaan
Hindu-Buddha di
Indonesia (C4).
3.1.3 Menilai pendapat
tentang teori
yang paling tepat
dari beberapa
teori yang ada
tentang
prosesnya masuk
dan
berkembangnya
Hindu-Buddha di
Indonesia (C5).
Indikator Soal
Peserta didik
dapat
menjelasakan
kondisi
masyarakat pra
Hindu-Budha di
Indonesia
Jenis
Soal
Tes
tulis
Membedakan
berbagai teori
masuknya dan
berkembangnya
agama dan
kebudayaan
Hindu-Buddha di
Indonesia.
Menyimpulkan
teori yang paling
tepat tentang
masuknya dan
dan
berkembangnya
agama dan
kebudayaan
Hindu-Buddha di
Indonesia.
Soal
1. Jelaskan
mengapa
para ahli
banyak
melakukan
penelitian
manusia
purba di
bantaran
sungai?
2. Jelaskan
perbedaan
manusia
purba?
3. Jelaskan
manusia
pendatang
yang
menduduki
Indonesia
pada masa
purba?
Rubrik Indikator Penilaian Pengetahuan
a. Para ahli banyak melakukan penelitian di bantaransungai:
1) Jika menjawab secara lengkap dan benar skor 4
2) Jika menjawab tidak lengkaptetapi benar skor 3
3) Jika menjawab tidak lengkap dengan tidak benar skor 2
4) Jika salah jawabannya skor 1
b. Perbedaan manusia purbadi Indonesia:
1) Jika menjawab 3 jenis manusia purba di Indonesia dengan benar skor 4
2) Jika menjawab 2 jenis manusia purba di Indonesiadengan benar skor 3
3) Jika menjawab 1 jenis manusia purba di Indonesiadengan benar skor 2
4) Jika seluruh jawaban salah skor 1
c. Manusia pendatang yang menduduki Indonesia pada masa purba:
1) Jika menjawab 4 kelompok manusia pendatangdengan benar skor 4
2) Jika menjawab 3 kelompok manusia pendatangbenar skor 3
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
30
Pembelajaran Sejarah Indonesia
3) Jika menjawab 2 kelompok manusia pendatang dengan benar skor 2
4) Jika menjawab 1 kelompok manusia pendatangdengan benar skor 1
Rumus Konversi Nilai
Nilai=
Jumlah skor yang diperoleh
Jumlah skor maksimal
X 4 = ________
Pada contoh di atas skor maksimal adalah 12
3. Penilaian Keterampilan
Tabel 10. Rubrik Membuat Artikel Masuknya dan Berkembangnya
Agama dan Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia
NO
1
2
3
Nama Siswa
Johan
Agita
Bulan
Akurasi
Aspek yang dinilai
Kedalaman Keluasan
30
30
40
4
4
2
4
3
2
3
3
2
Nilai
Akhir
3.60
3.30
2.00
Contoh Pengolahan Nilai
Nilai Akhir Johan = (4x30)+(4x30)+(3x40) = 3.60
100
Nilai Akhir Agita = (4x30)+(3x30)+(3x40) = 3.30
100
Nilai Akhir Bulan = (2x30)+(2x30)+(2x40) = 2.00
100
Keterangan:
Indikator penilaian keterampilan
a. Akurasi
1) Artikel yang dibuat sesuai secara teori, menarik, dan runtut skor 4
2) Artikel yang dibuat sesuai teori, menarik, tetapi tidak runtut skor 3
3) Artikel yang dibuat sesuai secara teori, tetapi kurang menarik dan tidak
runtut skor 2
4) Artikel yang dibuat kurang sesuai secara teori, kurang menarik dan tidak
runtut skor 1
b. Kedalaman
1) Artikel memuat masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan
Hindu-Budha di Indonesia dikaji secara mendalam skor 4
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
31
Pembelajaran Sejarah Indonesia
2) Artikel memuat masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan
Hindu-Budha di Indonesia dikaji cukup mendalam skor 3
3) Artikel memuat masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan
Hindu-Budha di Indonesia dikaji kurang mendalam skor 2
4) Artikel memuat masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan
Hindu-Budha di Indonesia dikaji tidak mendalam skor 1
c. Keluasan
1) Artikel memuat masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan
Hindu-Budha di Indonesia dikaji secara luas skor 4
2) Artikel memuat masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan
Hindu-Budha di Indonesia dikaji cukup luas skor 3
3) Artikel memuat masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan
Hindu-Budha di Indonesia dikaji kurang luas skor 2
4) Artikel memuat masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan
Hindu-Budha di Indonesia dikaji tidak luas skor 1
Rumus Konversi Nilai:
Nilai =
Jumlah skor yang diperoleh
Jumlah skor maksimal
X 4 = _________
Pada contoh di atas jumlah skor maksimal adalah 12.
4. Contoh Laporan Pencapaian Kompetensi
a. Ranah Pengetahuan
Nama Peserta Didik : ...............................
Nilai
Capaian Kompetensi
KD 3.1
3,30
KD 3.2
4,00
Rerata KD
Ulangan tengah semester
Ulangan akhir semester
Nilai Pengetahuan *)
Nilai Akhir**)
3,65
3,50
2,90
Keterangan :
*) Nilai pengetahuan diperoleh dari rerata nilai KD, UTS, UAS yang
bobotnya diserahkan kepada satuan pendidikan berdasarkan
kompleksitasnya.
**) Penulisan nilai akhir merujuk pada Pedoman Penilaian 2014 yang
dikeluarkan oleh Puskurbuk.
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
32
Pembelajaran Sejarah Indonesia
b. Ranah Keterampilan
Nama Peserta Didik : ...............................
Nilai
Capaian
KD 4.1
3,30
KD 4.2
4,00
Nilai Keterampilan *)
4,00
Nilai Akhir**)
A
Keterangan :
*) Nilai keterampilan diperoleh dari nilai optimum (capaian tertinggi) dari
nilai KD yang dipelajari dalam satu semester.
**) Penulisan nilai akhir merujuk pada Pedoman Penilaian 2014 yang
dikeluarkan oleh Puskurbuk.
D. Latihan
Buatlah instrumen untuk melakukan pengukuran pada aspek sikap, pengetahuan
dan keterampilan dengan menggunakan rubrik penilaian skala 4.
@2014, Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 SMK, Direktorat PSMK
33
Download