Perbandingan Efek Pemberian Ekstrak Buah Nanas Muda dan

advertisement
Perbandingan Efek Pemberian Ekstrak Buah Nanas Muda dan Ekstrak Buah Nanas Tua
Terhadap Kontraktilitas Uterus Terpisah Marmut (Cavia porcellus)
Duhita Dyah Apsari*, Danik Agustin Purwantiningrum**, Setyawati Soeharto***
ABSTRAK
Salah satu pendapat di masyarakat saat ini adalah buah nanas berbahaya dikonsumi pada saat kehamilan.
Nanas mengandung enzim bromelain yang dapat menstimulasi peningkatan prostaglandin dan meningkatkan
kontraksi uterus. Nanas muda dan nanas tua diduga memiliki perbedaan dalam memberikan efek kontraksi
karena perbedaan kadar enzim bromelain. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingan pengaruh ekstrak
buah nanas muda dan buah nanas tua terhadap kontraksi uterus. Penelitian ini merupakan studi eksperimental
murni rancangan in vitro dengan post control group design menggunakan uterus marmut tidak hamil. Penelitian
ini terdiri atas 3 konsentrasi ekstrak buah nanas muda dan 3 konsentrasi ekstrak buah nanas tua dengan dosis
yang berbeda ( 0,2 %, 0,4 %, dan 0,6 %). Hasil ANOVA menunjukkan bahwa pemberian ekstrak nanas muda dan
tua meningkatkan kontraksi uterus secara bermakna (nanas muda p = 0.000; nanas tua p = 0.000). Hasil uji
korelasi Pearson membuktikan bahwa semakin besar dosis pemberian ekstrak buah nanas maka akan semakin
kuat kontraksi otot polos uterus (nanas muda = 0,944; nanas tua = 0,894). Hasil uji regresi menunjukkan nilai
kemiringan/slope sebesar 7,8215 pada perlakuan ekstrak buah nanas muda dan 4,375 pada perlakuan ekstrak
buah nanas tua. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak buah nanas muda dapat meningkatkan
kontraktilitas uterus terpisah marmut lebih kuat dibandingkan pemberian ekstrak buah nanas tua.
Kata kunci: Ekstrak buah nanas muda, Ekstrak buah nanas tua, Kontraksi uterus marmut (Cavia porcellus).
Comparative Effect of Raw and Ripe Pineapple Extracts to Isolated Uterus
of Guine Pig (Cavia Porcellus)
ABSTRACT
One of generally known opinion about pregnancy period is how dangerous the pineapple for pregnancy.
Pineapple contains bromelain enzym which is stimulates prostaglandin production and leads to uterus
contraction. The raw pineapple and ripe pineapple extracts have different effect on uterus contraction due to
different bromelain consentration. The purpose of this study is to compare the effect of raw and ripe pineapple
extracts to uterus contraction. This study was an in vitro eksperimental with post control group design using
isolated uterus of non pregnant guine pig. This study consisted of 3 different concentrations for raw and ripe
pineapple extracts (0.2 %, 0.4 %, 0.6 %). The results of ANOVA test showed that both pineapple extracts gave
significant effect to increase uterus contraction (p = 0.000 for both, raw and ripe pineapple). Pearson correlation
values showed that the higher concentration of the extracts, the more contraction of uterus increased (raw
pineapple = 0,944 ; ripe pineapple = 0,894). Furthermore, regression test showed different slope for raw
pineapple (7,8215) and ripe pineapple (4.375). The conclusion for this study: the raw pineapple extract was able
to increase higher contraction of isolated guinea pig uterus compared to ripe pineapple.
Keywords: Raw pineapple extract, Ripe pineapple extract, Uterus contraction of guinea pig (Cavia porcellus).
* Program Studi Kebidanan, FKUB
** Lab Anatomi Histologi, FKUB
*** Lab Farmakologi, FKUB
117
PENDAHULUAN
pengeluaran prostaglandin yaitu PGF2α dari
endometrium
dan selanjutnya akan
merangsang kontraksi dari otot polos uterus.4-6
Selain itu, nanas juga mengandung serotonin.
Serotonin merupakan neurotransmitter pada
sistem syaraf pusat. Pada uterus, serotonin
dapat juga berperan merangsang kontraksi
uterus.7
Kadar dan aktifitas enzim bromelain
dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya
adalah tingkat kematangan buah dan bagian
buah. Aktivitas dan kadar enzim bromelain
pada nanas muda lebih tinggi daripada nanas
tua.8
Menurut penelitian dari Muzzaman (2009),
nanas muda memberikan efek siginifikan
terhadap peningkatan kontraksi uterus, namun
efek nanas tua yang sudah matang dan
banyak dikonsumsi di masyarakat belum diteliti.9
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
membandingkan antara pengaruh ekstrak
buah nanas muda dan ekstrak buah nanas tua
terhadap kontraktilitas uterus hewan coba
yaitu uterus terpisah marmut (Cavia porcellus)
yang tidak hamil.
Manfaat penelitian ini adalah memberi
pengetahuan mengenai efek pemberian
ektsrak buah nanas (Ananas comosus)
terhadap kontraktilitas uterus baik nanas
muda maupun nanas tua dan perbandingann
kontraktilitas antara ekstrak nanas muda dan
ekstrak nanas tua serta dapat digunakan
sebagai dasar untuk pelaksanaan penelitian
lebih lanjut mengenai efek nanas (Ananas
comosus) terhadap uterus.
Kehamilan adalah pertumbuhan dan
perkembangan janin intrauterin mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan
persalinan. Kehamilan merupakan proses
yang berkesinambungan yang diawali dengan
ovulasi, terjadinya migrasi sperma dan ovum,
terjadinya konsepsi, nidasi pada uterus,
pembentukan plasenta serta pertumbuhan
janin sampai aterm. Kehamilan dan persalinan
pada seorang ibu merupakan suatu proses
yang alamiah.1
Namun, dalam masa
kehamilan itu akan didampingi dengan
kebudayaan dan pendapat-pendapat tertentu
di masyarakat, terutama masyarakat Jawa.
Budaya dapat berwujud seperti berbagai
pendapat tentang suatu pantangan, hubungan
sebab akibat antara makanan dan kondisi
sehat sakit, kebiasaan maupun ketidaktahuan.
Salah satu pendapat di masyarakat tentang
masa kehamilan yang sering dibicarakan
adalah pantangan makan buah nanas karena
dapat menganggu kehamilan yaitu persalinan
premature bahkan abortus/keguguran.
Abortus
atau
keguguran
adalah
komplikasi yang paling sering terjadi pada
kehamilan khususnya pada trimester awal.
Kasus abortus di Indonesia setiap tahun
mencapai angka 2,5 juta. Ini artinya terdapat
43 kasus aborsi per 100 kelahiran hidup.2
Nanas (Ananas comosus) merupakan
sejenis tumbuhan tropis, berbentuk daun dan
buah. Bagian utama yang bernilai ekonomi
penting dari tanaman nanas adalah buahnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
nanas merupakan salah satu tanaman yang
dipercaya memiliki pengaruh terhadap
kehamilan dan persalinan. Konsumsi buah
nanas yang terlalu banyak berperan dalam
kelahiran preterm pada kehamilan belum
cukup bulan.3
Nanas mengandung enzim bromelain
yang dapat menstimulasi pengeluaran
prostaglandin.
Meningkatnya
kadar
prostaglandin
menyebabkan
stimulasi
kontraksi uterus.3
Prostaglandin
tidak hanya berpengaruh pada kontraksi
uterus hamil, namun juga memberikan
pengaruh terhadap kontraksi uterus pada
keadaan tidak hamil. Pada saat ovulasi, kadar
progesteron meningkat dan akan merangsang
BAHAN DAN METODE
Rancangan Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan ini
merupakan penelitian ekperimental murni post
test only control group design untuk
mengetahui perbandingan efek pemberian
ekstrak buah nanas muda dan ekstrak buah
nanas tua terhadap kontraktilitas otot polos
uterus terpisah marmut (Cavia porcellus)
melalui perekaman kontraktilitas otot polos
uterus menggunakan kymograph.
118
Populasi dan Sampel
Sampel penelitian adalah organ terpisah
uterus marmut betina yang sedang tidak dalam
keadaan bunting atau tidak hamil.
Berdasarkan perhitungan rumus sampel
minimal yang digunakan adalah 7 uterus pada
masing-masing kelompok. Namun, karena
keterbatasan dalam penelitian hanya
digunakan 4 uterus pada masing-masing
kelompok. Berikut kelompok perlakuan dalam
penelitian ini :
Kelompok
K (+)
Konsentrasi
oksitosin 0,2 %, 0,4 %, 0,6 %
(0.1 ml ,0,2 ml ,0,4 ml)
aquades (0,1 ml, 0,2 ml, 0,4 ml)
Konsentrasi 0,2 %
Konsentrasi 0.4 %
Konsentrasi 0.6 %
Konsentrasi 0,2 %
Konsentrasi 0.4 %
Konsentrasi 0.6 %
K (-)
KT1 (ekstrak buah nanas tua)
KT2 (ekstrak buah nanas tua)
KT3 (ekstrak buah nanas tua)
KM : ekstrak buah nanas muda
KM : ekstrak buah nanas muda
KM : ekstrak buah nanas muda
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
jenis marmot betina tidak dalam keadaan
bunting dan belum pernah bunting sebelumnya. Berat 300-600 g, umur minimal 4-6
bulan. Sebelum dilakukan penelitian, keseluruhan marmut betina dalam keadaan sehat
dan telah dipisahkan dari marmut jantan
sehingga dapat dipastikan bahwa marmut
betina tidak dalam keadaan bunting. Kriteria
eksklusi adalah semua criteria diluar kriteria di
atas.
jalon. Konsentrasi kedua ekstrak buah nanas
tua diberikan yaitu 0.4 %. Kemudian diamati
grafik kontraktilitas pada tabung perekam dan
diamati kurang lebih 5 menit. Berikutnya dilakukan washing pada organ bath dan diberikan ekstrak buah nanas tua dengan konsentrasi 0,6 %. Perlakuan menggunakan ekstrak
buah nanas muda dengan konsentrasi 0,2 %,
0,4 %, dan 0,6 % dilakukan sama dengan perlakuan pada ekstrak nanas tua. Oksitosin
digunakan sebagai kontrol positif dan aquades
sebagai kontrol negatif.
Metode Pengumpulan Data
Peneltian ini dilakukan dengan cara mengukur kontraktilitas uterus terpisah marmut
tidak hamil dengan kymograph. Marmut
dibedah dan diambil uterusnya kemudian uterus dipotong 1-2 cm,dikaitkan pada kawat berbentuk S pada organ bath. Organ bath berisi
30 ml larutan jalon yang dihangatkan 37 °C.
Suhu air pada reservoir dan organ bath dipertahankan 37 °C dengan cara memberi lampu
penghangat, jika terlalu panas lampu bisa dimatikan sementara. Mempersiapkan set kymograph dan tabung perekaman. Uterus
distabilkan 1-2 jam dan larutan jalon diganti
setiap 15 menit dengan selalu mempertahankan volume organ bath pada 30 ml. Kemudian
dilakukan pemberian ekstrak buah nanas tua
konsentrasi 0,2 %. Kemudian diamati grafik
kontraktilitas pada tabung perekam kymograph
selama kurang lebih 5 menit. Sebelum konsentrasi berikutnya diberikan, dilakukan washing
pada organ bath yaitu penggantian larutan
Analisis Data
Data pada penelitian ini diolah
menggunakan uji ANOVA untuk mengetahui
efek peningkatan kontraksi akibat pemberian
ekstrak nanas tua dan muda dengan konsentrasi yang berbeda serta membandingkan nilai
rata-rata dari yang diperoleh untuk setiap perlakuan, Uji post hoc Tukey untuk mengetahui
kelompok perlakuan mana yang memiliki efek
peningkatan kontraksi yang signifikan dari
hasil ANOVA. Uji korelasi Pearson dilakukan
untuk menguji apakah ada korelasi yang signifikan antara pemberian ekstrak buah nanas tua
dan ekstrak buah nanas muda terhadap kontraksi uterus. Uji regresi linier untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian
ekstrak buah nanas tua dan ekstrak buah nanas muda terhadap kontraksi uterus dan memprediksi besar efek pemberian ektsrak buah
nanas tua dan ekstrak buah nanas muda terhadap kontraktilitas otot polos uterus melalui
persamaan linier yang diperoleh.
119
0,2 %, 0,4 %, dan 0,6 %. Dari hasil perekaman
kontraksi otot polos uterus dengan
menggunakan kymograph menunjukkan
adanya kontraksi uterus pada konsentrasi 0,2
%, 0,4 %, dan 0,6 %.
HASIL
Eksplorasi dosis dilakukan sebelum
peneltian dimulai dan diperoleh dosis tunggal
pemberian ekstrak nanas tua dan muda yaitu
Tabel 1. Efek ekstrak nanas muda terhadap kontraktilitas uterus terpisah marmot
Konsentrasi ekstrak nanas muda (%)
0,2
Besar kontraksi (mm)
(Mean ± SD)
1,6 ± 0,707a
0,4
3,375 ± 0,25b
0,6
4,825 ± 0,479c
Mean/rata-rata kontraksi
3.26
Tabel 2. Efek ekstrak nanas tua terhadap kontraktilitas uterus terpisah marmot
Konsentrasi ekstrak buah nanas tua (%)
0,2
0,4
0,6
rata-rata kontraksi
Besar Kontraksi (mm)
(Mean ± SD)
1,4 ± 0,25a
3 ± 0,408b
3,675 ± 0,425c
2.691
Tabel 3. Efek oksitosin terhadap kontraktilitas otot polos uterus terpisah marmot
Konsentrasi oksitosin (%)
02 % (0,1 ml)
0,4 % (0,2 ml)
0,6 % (0,4 ml)
rata-rata kontraksi
Besar Kontraksi (mm)
15
32
34
27
Tabel 4. Efek aquades terhadap kontraksi uterus terpisah marmot
Volume aquades (ml)
0,1
0,2
0,4
rata-rata kontraksi
Besar Kontraksi (mm)
0,05
0,05
0,07
0,056
Melalui uji ANOVA didapatkan nilai probabilitas
sebesar 0,000 untuk nanas muda dengan ()
sebesar 5 % (0,000 < 0,05) dan pada nanas
tua
juga didapatkan nilai 0,000. Hasil yang
signifikan ini menunjukkan adanya perbedaan
kontraksi yang bermakna minimal antara 2
perlakuan baik untuk nanas muda maupun
nanastua.
120
Tabel 5. Hasil Uji post hoc Tukey pada ekstrak nanas muda
Konsentrasi
KM 1 (0,2 %)
KM 2 (0,4 %)
KM 3 (0,6 %)
Perlakuan
Ekstrak nanas
muda
Oksitosin
Aquades
KM1
KM2
KM3
(0.2%)
(0.4%)
(0.6%)
0,003*
0,000*
0,742
0,003*
0,000*
Ekstrak
nanas muda
0,000*
0,04*
0,742
Oksitosin
Aquades
0,000*
0,000*
0,04*
0,000*
Keterangan: p < 0.05 (* = terdapat perbedaan bermakna antara dua kelompok)
Tabel 6. Hasil uji post hoc Tukey pada ekstrak nanas tua
Konsentrasi
K T 1 (0,2 %)
KT 2 (0,4 %)
KT 3 (0,6 %)
Perlakuan
Ekstrak
nanas tua
Oksitosin
Aquades
KT1
(0,2 %)
0,002*
0,001*
Ektrak nanas tua
0,000*
0,310
KT2
(0,4 %)
0,002*
KT3 (0,6
%)
0,001*
0,879
0,879
Oksitosin
Aquades
0,000*
0,310
0,000*
0,000*
Keterangan: p < 0.05 (* = terdapat perbedaan bermakna antara dua kelompok)
lebih tinggi dibandingkan pada nanas tua
menunjukkan bahwa ekstrak buah nanas
muda memberikan pengaruh lebih besar terhadap kontraksi uterus terpisah marmot
dibandingkan ekstrak buah nanas tua.
Melalui uji korelasi Pearson didapatkan nilai r
sebesar 0,944 (-1< r < 1) pada perlakuan
ekstrak buah nanas muda dan 0,894 (-1< r <
1) pada perlakuan ekstrak nanas tua.
Gambar 1. Efek ektstrak nanas tua dan muda
terhadap kontraksi uterus terpisah marmot
Gambar 2. Perbandingan efek oksitosin dan
ekstrak nanas tua dan muda terhadap kontraksi uterus terpisah marmot
Dari uji regresi diperoleh persamaan Y = 0,0417 + 7,8125X dengan R2 = 0,876 untuk
nanas muda dan Y = 0,9167 + 4,375X dengan
R2 = 0,7989 untuk nanas tua (Gambar 1). Nilai
kemiringan (koefisien pada variabel X) sebesar
Pada Gambar 2 dapat dilihat hasil uji regresi pada oksitosin dan diperoleh persamaan
Y = 8 + 4,75X dengan nilai kemiringan
(koefisien pada variabel X) sebesar 47,5. Nilai
kemiringan oksitosin lebih tinggi dibandingkan
nilai kemiringan pada nanas muda yaitu
7,8215 pada nanas muda dan 4,375 pada
nanas tua. Nilai kemiringan pada nanas muda
121
sebesar 7,8215 maupun nanas tua yaitu
sebesar 4,375. Hal ini menunjukkan bahwa
oksitosin memberikan pengaruh lebih besar
pada kontraksi uterus terpisah marmot
dibandingkan ekstrak buah nanas muda dan
ekstrak buah nanas tua.
dosis pemberian ekstrak nanas muda maka
semakin besar pula kontraksi otot polos uterus
yang diperoleh.
Hasil uji regresi juga menunjukkan
hubungan yang kuat. Model regresi yang
didapatkan menggambarkan efek kontraksi (y)
yang disebabkan karena pertambahan dosis
ekstrak nanas muda atau nanas tua (x). Hasil
uji regresi pada nanas muda diperoleh
persamaan regresi y = -0,0417 + 7,8125x
sedangkan untuk nanas tua diperoleh
persamaan regresi y = 0,9167 + 4,375x.
Persamaan tersebut menunjukkan kemiringan
pada ekstrak nanas muda sebesar 7,8125 dan
pada ekstrak nanas tua sebesar 4,375. Selanjutmya dapat dijelaskan bahwa setiap
peningkatan ekstrak nanas sebesar 0,1 %,
akan meningkatkan kontraksi sebesar 0,7812
mm pada nanas muda dan sebesar 0,4375
mm pada nanas tua. Nilai kemiringan pada
ekstrak nanas muda yang lebih tinggi
dibandingkan pada ekstrak nanas tua juga
menunjukkan bahwa ekstrak nanas muda
memberikan pengaruh besar pada kontraksi
otot polos uterus marmot dibandingkan ekstrak
nanas tua. Hasil uji regresi pada oksitosin
diperoleh kemiringan (koefisien pada variabel
x) sebesar 47,5 yang merupakan nilai yang
paling tinggi sehingga dapat disimpulkan
bahwa oksitosin berpengaruh besar pada
kontraksi uterus dibandingkan ekstrak nanas
muda dan ekstrak nanas tua.
Kontraksi otot polos uterus dengan
pemberian ekstrak nanas muda secara
keseluruhan didapatkan nilai rata-rata
kontraksi sebesar 3,08 sedangkan pada pemberian ekstrak nanas tua sebesar 2,667. Dari
hasil tersebut diketahui bahwa efek ekstrak
nanas muda pada kontraksi uterus lebih besar
daripada ekstrak
nanas tua dengan
perbandingan 1 : 0,869 atau ekstrak nanas
muda memberikan efek kontraksi 1,2 kali
ekstrak nanas tua. Pada perlakuan dengan
oksitosin didapatkan rata-rata kontraksi
sebesar 2,7 dan nilai tersebut adalah nilai
yang paling besar. Dari ketiga nilai rata-rata
kontraksi pada masing-masing perlakuan
diperoleh bahwa efek oksitosin pada kontraksi
uterus adalah 8 kali efek ekstrak nanas muda
dan 9 kali efek ekstrak nanas tua. Hal ini
menunjukkan bahwa efek kontraksi yang
PEMBAHASAN
Dari analisis data berdasarkan pada
pemberian tiga dosis ekstrak nanas muda dan
ekstrak nanas tua menunjukkan adanya
hubungan antara dosis dengan respon. Selain
itu, juga didapatkan hasil yang menunjukkan
bahwa ekstrak nanas muda memberikan
pengaruh lebih besar terhadap kontraksi
uterus dibandingkan ekstrak nanas tua.
Hasil uji ANOVA memberikan nilai 0,000
(p < 0,05) pada ekstrak nanas muda dan
ekstrak nanas tua yang menunjukkan adanya
perbedaan kontraksi yang bermakna paling
tidak diantara 2 perlakuan. Pada pemberian
ekstrak nanas muda 0,2 % diperoleh hasil
kontraksi 1,6 mm dan jika dibandingkan
dengan konsentrasi 0,4 % dan 0,6 % yang nilai
kontraksinya lebih besar maka terlihat
perbedaan yang bermakna. Namun pada
konsentrasi 0,4 % jika dibandingkan dengan
konsentrasi 0,6 % menunjukkan tidak adanya
perbedaan yang bermakna.Hal yang sama
juga terjadi pada ekstrak nanas tua yang tidak
memiliki
perbedaan
bermakna
pada
konsentrasi 0,4 % dan 0,6 %. Peningkatan
kontraksi yang tidak bermakna kemungkinan
terjadi karena sifat kontraksi uterus tidak hamil
yang tidak ritmik dan perubahan dosis yang
kecil sehingga kurang berpengaruh terhadap
peningkatan kontraksi yang maksimal.
Pemberian ekstrak nanas muda memiliki
perbedaan bermakna dibandingkan dengan
oksitosin dan aquades. Namun pada ekstrak
nanas tua tidak memiliki perbedaan bermakna
dibandingkan dengan aquades sebagai kontrol
negativf. Hal ini mungkin karena ekstrak nanas
tua memiliki kandungan enzim yang lebih
rendah dan rendahnya dosis yang diberikan
sehingga kurang menghasilkan peningkatan
kontraksi uterus yang bermakna.
Uji korelasi Pearson pada ekstrak nanas
muda memberikan nilai r = 0,944 dan p < 0,05;
ekstrak buah nanas tua r = 0,894 dan p < 0,05.
Hal tersebut membuktikan bahwa makin besar
122
disebabkan oleh oksitosin jauh lebih besar
daripada ekstrak buah nanas muda dan tua.
Terjadinya kontraksi otot polos uterus
disebabkan oleh enzim bromelain yang
terdapat dalam buah nanas. Enzim bromelain
menstimulasi pengeluaran prostaglandin.
Meningkatnya
kadar
prostaglandin
menyebabkan stimulasi kontraksi uterus.
Mekanisme prostaglandin dalam otot polos
uterus sama seperti pada otot polos lainnya
yaitu dengan dipicunya sel miometrium untuk
berkontraksi oleh peningkatan kalsium
intraseluler Ca2+. Prostaglandin meningkatkan
Ca2+ dengan meningkatkan influx Ca2+
melewati membran sel, dengan menstimulasi
pelepasan kalsium dari simpanan intraseluler
dan dengan memperkuat pembentukan gap
junction miometrium. Prostaglandin yang
bekerja pada kontraksi otot polos uterus
adalah PGF2α. PGF2α merupakan suatu
perangsang kuat kontraksi otot polos uterus
dalam kondisi hamil atau tidak hamil. Aktifitas
dan kadar enzim bromelain dipengaruhi oleh
antara lain faktor kematangan buah nanas.
Perbedaan kadar enzim bromelain pada nanas
muda dan nanas tua
diduga dapat
menyebabkan perbedaan pada peningkatan
kontraksi otot polos uterus.3,8,10,11
Pembentukan prostaglandin oleh amnion
semakin meningkat pada saat kehamilan
terutama menjelang akhir kehamilan.6
Pemberian ekstrak buah nanas memberikan
efek peningkatan kontraksi pada otot polos
uterus tidak hamil dan diduga dapat
memberikan efek kontraksi yang lebih pada
keadaan hamil.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Muzzaman (2009), nanas muda memberikan
efek siginifikan terhadap peningkatan kontraksi
uterus dengan pengaruh sebesar 85,9 %.9
Pada penelitian ini juga didapatkan pengaruh
sebesar 87,6 % pada ekstrak nanas muda dan
79,9 % pada ekstrak buah nanas tua. Selain
itu, kandungan buah nanas yang juga diduga
dapat meningkatkan kontraksi adalah
serotonin.
Serotonin
diduga
dapat
meningkatkan kontraktilitas uterus melalui
interaksi dengan reseptor serotonin (5-HT)
pada uterus dan memberikan stimulasi
langsung pada otot polos uterus.9
Oksitosin adalah suatu hormon yang
berperan penting pada kehamilan dan
persalinan. Oksitosin bekerja melalui reseptor
membrannya pada sel miometrium untuk
mengaktivasi anggota subfamili protein-G.
Kemudian protein ini mengaktivasi fospolipid C
dan inositol trifosfat yang menyebabkan
pelepasan Ca2+ intraseluler. Jumlah reseptor
oksitosin pada uterus akan bertambah banyak
lebih dari 100 kali pada kondisi hamil. Pada
akhirnya, saat janin aterm pembesaran uterus
menjadi
maksimal,
demikian
juga
pembentukan reseptor oksitosin dan kontraksi
juga semakin sering. Adanya reseptor yang
lebih banyak dari dalam uterus sendiri saat
kehamilan aterm dan jika diberikan obat
oksitosin dari luar maka akan menghasilkan
efek kontraksi yang maksimal. Oleh karena itu
oksitosin digunakan sebagai obat standart
pada pelayanan persalinan.1,10,11
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat
disimpulkan bahwa pemberian ekstrak nanas
muda lebih meningkatkan kontraktilitas uterus
terpisah marmot dibandingkan pemberian
ekstrak nanas tua.
KESIMPULAN
Penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin besar dosis ekstrak nanas muda dan
ekstrak buah nanas tua akan semakin
meningkatkan kontraktilitas uterus terpisah
marmot. Ekstrak nanas muda lebih meningkatkan kontraktilitas uterus terpisah marmot
dibanding ekstrak nanas tua. Pemberian
oksitosin berpengaruh secara signifikan terhadap kontraktilitas uterus dibandingkan dengan
ekstrak nanas muda dan ekstrak nanas tua.
SARAN
Dari kajian teoritas dilakukan pada
penelitian ini maka perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut mengenai :
a. Perbandingan kontraksi uterus terpisah
marmot dengan pemberian ekstrak nanas
dan enzim bromelain serta pengukuran
prostaglandin (PG) di uterus.
b. Perbedaan kandungan dan aktivitas
enzim bromelain pada nanas muda dan
nanas tua serta faktor-faktor yang
mempengaruhi kontraktilitas uterus.
c. Penelitian efek pemberian ekstrak nanas
terhadap uterus hamil.
123
d. Tingkat keamanan nanas terhadap
kehamilan baik kehamilan muda dan
kehamilan tua maupun persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Manuaba et al. Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta: EGC. 2007.
2. Utomo B et al. Incidence and Social
Psychological Aspects of Abortion in
Indonesia : A Community-Based Survey in
10 Major Cities and 6 Districts, Year 2000.
Jakarta: Center for Health Research
University of Indonesia. 2001.
3. Katno & Pramono. Tingkat Manfaat dan
Keamanan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional. Jurnal Farmakologi Indonesia.
2009.
(Online).
(http://cintaialam.tripod.com/keamanan_o
bat%20tradisional.pdf.
Diakses
15
Februari 2012.
4. Alzubaidi N. Dysmenorhea. Endocrine
society George Town University Hospital.
2004. (Online). http.//ncbi.nlm.nlh.gov. Diakses 15 Desember 2011.
5. Coco AS. Primary Dysmenorhea.
American Academy of Family Physicians.
1999.
(Online).
http://americanacademyoffamilyphysicians
.com. Diakses 21 November 2011.
6. Wentz AC. Dysmenorrhea, Premenstrual
Syndrome, and Related Disorders:
NOVAK’s textbook of Ginecology. 11th
Edition. Baltimore: Wiliam Wikins. 1988.
7. Frochlich PH, Meston CM. Evidence that
Serotonin
Affect
Female
Sexual
Functioning Via Pheriperal Mechanism.
Physiology
and
Behavior.
2006;
71(2000):383-393.
8. Winarno FG. Enzim Pangan. Jakarta:
Gramedia. 1983.
9. Muzzaman. Pengaruh Ekstrak Nanas
Muda terhadap Kontraksi Uterus. 2009.
(Online).http://eprints.umm.ac.id/707/1/pe
ngaruh_ekstrak_nanas_muda.pdf.
10. Heffner JL. At a Glance Sistem Reproduksi. Jakarta: Erlangga. 2010.
11. Jordan S. Farmakologi Kebidanan.
Jakarta: EGC. 2004.
124
Download