1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal di

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit periodontal di Indonesia menduduki urutan kedua utama yang
masih merupakan masalah dimasyarakat. Beberapa survei menyatakan bahwa
penyakit gigi dan mulut menyerang 90% masyarakat Indonesia dan sekitar
86%-nya menderita penyakit periodontal (Arif, 2013).
Menurut (Carranza, dkk., 2006), actinomycetemcomitans merupakan
bakteri gram negatif dan berbentuk kokobasil yang biasanya ditemukan pada
periodontitis agresif. Bakteri Aa memiliki sejumlah faktor virulensi yang
membantu progresifitas kerusakan jaringan periodontal (Paju, 2000). Faktor
virulensi yang dimiliki yaitu leukotoxin (toksin), fimbrae (perlekatan),
lipopolisakarida (kerusakan jaringan), vesikel (bakteriosin) (Raja, dkk., 2014).
Faktor virulensi yang paling utama dalam bakteri Aa adalah leukotoxin
(Sriraman,dkk.,2014).
Antimikroba biasanya digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri
penyebab periodontitis. Antimikroba adalah zat yang dihasilkan oleh suatu
mikroba, terutama fungi, yang berfungsi untuk memusnahkan atau
menghambat mikroba jenis lain. Antimikroba banyak dibuat secara sintetik
penuh atau semi sintetik (Gunawan, 2007). Penggunaan obat tradisional secara
umum dinilai lebih aman karena memiliki efek samping yang relatif lebih
rendah (Siregar H, 2012).
“Sesungguhnya Allah menciptakan penyakit dan obatnya, maka
berobatlah dan janganlah berobat dengan yang haram” (Ad Daulabi).
1
2
Tanaman mengandung berbagai macam zat yang dapat digunakan
sebagai obat, namun hanyalah Allah SWT yang dapat menyembuhkan
penyakit, bukan tanaman. Allah SWT yang Maha Berkuasa atas kesembuhan
seseorang dari penyakit, sebagaimana firman Allah “Dan manakala aku sakit
Dia (Allah) yang menyembuhkanku” (Q.S. Asy-Syu’ara:80).
Nanas (Ananas comosus) yaitu tanaman tropis yang merupakan keluarga
dari Bromeliaceae, pada bidang medis telah digunakan karena memiliki
kandungan enzim kompleks yang dapat mengobati berbagai kondisi patologis
(Khosropanah dkk, 2012). Kandungan klor, iodium, fenol dan enzim
bromealin pada nanas memiliki efek menekan pertumbuhan bakteri
(Rakhmanda, 2008). Pada permukaan luar dari kulit nanas memiliki tekstur
yang tidak rata dan terdapat duri kecil. Kandungan kulit nanas yang menjadi
zat antibakteri adalah tanin dan enzim bromelin (Caesarita, 2011). Selain itu,
Kandungan zat aktif kulit nanas adalah flavonoid, vitamin C dan antosianin
(Angraeni dan Rahmawati, 2014) . Penelitian sebelumnya telah membuktikan
bahwa kulit nanas dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus
mutans, Escherichia coli, Vibrio cholera, Staphylococcus aureus (Caesarita
dkk, 2011). Namun belum ada yang meneliti efek kulit nanas terhadap bakteri
Aa.
Hal tersebut mendorong peneliti untuk mengetahui apakah ekstrak kulit
nanas (ananas comosus) mempunyai kemampuan dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Aa sehingga dapat dijadikan obat alternatif herbal dengan
harapan dapat mengurangi kejadian penyakit periodontitis.
3
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat diajukan berdasarkan latar belakang diatas
adalah: Apakah ekstrak kulit buah nanas (Ananas comosus) mempunyai daya
antibakteri
terhadap
pertumbuhan
bakteri
Aggregatibacter
actinomycetemcomitans (Aa) ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengkaji kemampuan ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) dalam
menghambat
pertumbuhan
bakteri
Aggregatibacter
actinomycetemcomitans.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui efek antibakteri ekstrak kulit nanas (Ananas comosus)
terhadap bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans.
b. Mengetahui konsentrasi ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) yang
dapat
menghambat
dan
membunuh
pertumbuhan
bakteri
Aggregatibacter actinomycetemcomitans.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti: penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
yang berkaitan dengan penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah dalam
bidang kedokteran gigi
2. Bagi bidang kedokteran gigi: ekstrak kulit nanas dapat dimanfaatkan
sebagai bahan alternatif pengobatan tradisional dalam mencegah dan
4
mengobati periodontitis.
3. Bagi bidang farmakologi: penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi
dasar dalam proses screening obat baru.
4. Bagi masyarakat: memberikan informasi pemanfaatan ekstrak kulit nanas
sebagai obat herbal dalam pengobatan penyakit periodontal.
5. Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi: memberikan bahan masukan dan
kajian untuk pengembangan ilmu kedokteran gigi, khususnya tentang
“Daya Antibakteri Ekstrak kulit nanas (ananas comosus) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans”.
E. Keaslian Penelitian
Sebelumnya telah dilakukan penelitian yang sejenis. Berikut ini akan
diuraikan penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis dengan penelitian ini:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Prasti Angraeni dan Atiek Driana
Rahmawati tahun 2014 dengan judul “Efektivitas Daya Antibakteri
Ekstrak
Kulit
Nanas
(Ananas
comosus)
terhadap
Pertumbuhan
Streptococcus Mutans”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar
hambat minimal dan kadar bunuh minimal dari ekstrak kulit nanas
(Ananas comosus) terhadap pertumbuhan streptococcus mutans dengan
metode ekperimental laboratoris murni secara in vitro. Hasil penelitian
kadar hambat minimal (KHM) terdapat pada konsentrasi 6,25% sedangkan
kadar bunuh minimal (KBM) terdapat konsentrasi 50%, ekstrak kulit
nanas (Ananas comosus) efektif dalam menghambat mauput membunuh
5
bakteri Streprococcus mutans. Perbedaannya pada penelitian saya yaitu
bakteri yang digunakan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rakhmanda A.P. tahun 2008 dengan judul
“Perbandingan Efek Antibakteri Jus Nanas (Ananas comosus L.merr) Pada
Berbagai Konsentrasi Terhadap Streptococcus Mutans”. Penelitian dengan
ekperimental dan metode dilusi
yang digunakan dalam uji efek
antibakteri. Hasil didapatkan KHM jus nanas terhadap Streprococcus
mutans adalah pada konsentrasi 25% dan KBM pada konsentrasi 100%.
Perbedaan dengan pada penelitian saya yaitu menggunakan kulit buah
nanas dan menggunakan bakteri Aa.
Berdasarkan beberapa penelitian sejenis yang telah dilakukan
sebelumnya, menurut sepengetahuan penulis belum ada penelitian tentang
“Daya Antibakteri Ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans ”.
Download