lluru)luc PR0f f,ootoNA|, socrtrL wonri AProl?.tot wlrtlN -fr f \- ,EMBATAN MASADmir DR.LINGHOWKEE If,IBI.JMISASI PEKERIAANSOSIAL: ?TxutTTI,AN DAN PRAI(TEKDI SenRwerc Dr, LING HOW KEE Pribumisasi Pekerjaan Sosial: Penelitian dan Praktek di Sarawak, Dr. Ling How Kee; Peneriemah, Drs. Juda Damanik, MSW Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru, Januari zor4. r4,5x21cm, n(.+ zz4 hlm. Judul Asli: Indigenising Social Work: ResearchAnd Practice In Sarawak,Dr. Ling How Kee, Publisher: SIRD, First Published: zoo7, ISBN: gZ8-g8lS78z-26-o Penulis Penerjemah Editor Tata Letak Design Cover Gambar Cover : Dr Ling How Kee : Drs. Juda Damanik, MSW. : Andayani, MSW. : Maryono, S.sos. : Muttakhidul Fahmi : Dimodifikasi dari buku asli Diterbitkan Oleh: Penerbit Samudra Biru (Anggota IKAPI) Jln. Jomblangan,Gg. Ontoseno No. B r5 Rt nfto Banguntapan Bantul D.I. Yogyakarta Email/fb: [email protected] Phone: (otZd 9494558 Bekerjasamadengan: lbuss RfrsN)ilIr, stlfilworK A Proiect Of ytt"-$,-d-\JEtn&AtrAN MAsADEPAN ISBN: 978-6oz-9276-29-9 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagianatau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. PERSEMBAHAN Dipersembqhkan Kep ada: otlrlg tuaku yang telah tiada Ling Tung Hing dqn Huang Su Ing, pastf memahamidan mendukunggagasan-gagosanyang ada di dalam buku ini. I(ATAPENGANTAR flr. Ir. R. Harry Hikmat, M.Si. rrdu Fendidikan dan penelitian Kesejahteraan Sosial Icmenterian Sosial Republik Indonesia) sakit butuh dokter, orang kurang terpelajar butuh guru, rumah butuh arsitek, *"k" or"rrg yang memiliki I ?-b."Su" rr f,ri:l memerlukan pekerja sosial (socia/ worki). Karena penting profesi ini khususnya di negara -l!.'h berkembang hdanesia- Misalnya dalam menangani berbagai masarah d.'lan kemiskinan. Meskipurr dikenil k"y" dengan sumber hkdon"'ia masih memiliki jumlah perrd,rduL iriskin yang * Menurut Badan pusat statistik ie, Maret zor3,jumlah t rq**in (penduduk denganpengeluaranper kapita per bulan Gris Kemiskinan) di Indonesii ,rr"n." pai zg,oTjuta orang Memberdayakan masyarakat untuk mengurangi Frml angki rdrlah salahsatu tugas pekerja sosial hn di Indonesia. msial mempunyai tugis yang sangat mulia; perannya bf r tnif, dan menyangkut hajat hidup oong bunyuk. K"rur. $rrurg r*'F |.tr sid memburuhkanbekal ya"g ,rr"ri"d"i, khususnya trandra pengetahuan(boJy of knowledgd, k"rurrgku b ftcdy of skilt) dan kerangka nilai @oa4 of value). uircgrei drlam satu kerangka yang menopang praktek lrr rnampu menjalankan fungsinya secaramaksimal. :!r h'hibumisasi Pekeriaansosial:penelitian dan praktek 'iidrFfi rnemperkayapengetahuanpara pembacatentang d rr< Vi PribumisasiPekerjaanSosial:Penelitiandan Praktekdi Sarawak Sebagai hasil penelitian yang mendalam, buku ini menyaiikan informasi yang sangat berharga baik secarateoritis maupun praktis. Penelitian-penelitian semacam ini memang patut untuk terus dikembangkan, karena secara langsung atau pun tidak langsung dapat berkontribusi terhadap pengembanganpraktek pekeriaansosial di Indonesia. Oleh karena itu, saya sangat bergembira atas terbitnya buku ini; suatu karya akademik yang memiliki kontribusi positif terhadap praktek pekerjaan sosial di Indonesia. Kontribusi positif ini semakin menemukan momentumnya tatkala ditemukannya beberapa nilai budayayang sangatpenting dalam praktek pekeriaansosialyang tidak ditemukan di negara Barat. Misalnya, rasa malu, kehormatan keluarga,ketidakterusterangan(indf rectness)adalahbeberapacontoh nilai yang masih kuat dilakoni oleh orang Timur. Temuan-temuanini akan sangat membantu pekerja sosial di negara-negaraAsia untuk menjalankan prakteknya. Menurut saya, banyak hal baru yang berhasil diungkap oleh penulis dalam buku ini. Melalui penelitiannya, penulis telah melakukan eksplorasi secara mendalam mengenai budaya Timur dalam konteks praktek pekerjaan sosial. Di tengah minimnya penelitian dan kajian serupa, buku ini akan sangat bermanfaat bagi para akademisi, pekerja sosial ataupun mereka yang menaruh minat terhadap pekerjaansosial. Manfaat buku ini semakin terlihat tatkala tema-tema yang disuguhkan sangat dekat dengan konteks praktek pekeriaan sosial 'praktek-praktek di Indonesia. Bagaimana penulis mengungkap meminta bantuan' yang teriadi di masyarakat Sarawak, Malaysia yang diungkapkan dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti, 'Siapa yang Anda datangi ketika mengalami masalah?' 'l(e mana Anda meminta bantuan?' Menariknya, para informan pertama kali meminta bantuan kepada pihak keluarga besar yang diyakini mampu menyelesaikan masalah. Jika langkah ini belum mampu menyelesaikan masalah, maka masyarakat akan meminta bantuan kepada para penyembuh tradisional atau dukun. Rute selaniutnya adalah kepada para tokoh masyarakat.Kemudian jika beberaparute di atas sudah tidak menemukan solusi, maka pihak terakhir yang dimintai pertolongan adalah badan-badan formal di mana pekerja sosial bekerja di dalamnya. Suatu kondisi yang sayakira sangat dekat sekali dengan konteks Indonesia. terus trmg a itif if ini pa rang PENGAIYTARPENULIS b ii dilasarkan atas karya yang telah dikerjakan untuk dolcor dari Deparremen eeter;aan sosial dan Kebijakan lP rburas Queensland, Australia. Sayaingin menyampaikan rrrr s.!a )ang setinggi-tingginya kepada para mahaguru m sala yang telah memberikan dukungan emosional *lama st'di doktoral saya, terutama Dr. Colin peile, LlcCouat, Dr. Jill wilson dan Dr. Ingrid Burkett. lh ' qr t? berterima kasih kepada staf Kanlor pusat Dinas Keserqlo Bagian sarawak, dan Kantor Dinas Kesejahteraan drn atas bantuan mereka selama tugas lapangan saya. fung khus'snya kepadapara pemberi informari(informan) ini lang dengan tulus meluangkan waktu mereka dan + pcngetahuan mereka kepada saya. +" bersyukur kepada teman-teman dan rekan-rekan -rt F r lhloysio krawak atas dorongan dan bantuan mereka EB terhadap buku ini. Saya sangat berterima kasih rKknperer sather atas sarannya yang bermanfaat pid trfb, Profesor Halim Ali atas komentar-komentarnya rxrn Dr- Ann Appleton atas nasehat editorialnya dalam H'l Fr't'h' dan Diana Carol atas koreksinya yang sangat cenran percobaan.Sayaiuga sangatblrterima kasih E!D-atasgambar-gamb"rpid" sampul. !+ Hn bn+t lF b ridak kalah penting, r"y" berterima kasih kepada T.sr aurs pengertiannya untuk semua kerepota'y"rrg buku ini, dan kepadaanaklanak;#, f--l:nFl€saikan tDfI LEt Weidan SynNing ataskeyakinanmerekabahwa Penulis PENGAI\ITARREDAKSI ep ada seorang anak cacat yang parah pada keluarga di pribumi sarawak, Malaysia), d"" orang pekerja sisial lq F Erdatangi nya. Mereka bermaksud memberikan bantuan r - r-ngat ini amat jarang masyarakat mendatangi pekerja ffininta bantuan. Tak dinyana, begitu memasuki area diusir oleh orang tua anak dengan parang terhunus. 3r:rcla *Irnya menyadari sikap orang tua itu disebabkan adanya brhrra kecacatan seorang anak adalah sebuah hukumin brn itu melarang orang luar mana pun melihat anak itu Ql, lcsrh ini menggambarkan bahwa dalam budaya Timur, rFruhgan secaraprofesional rupanya masih belum cukup ibt rderhana rang sering disematkan pada pekerja sosial bsah tentang seseorangyang sedang menyelamatkan yang terlilit sebuah tali pada sebatang pohon, lalu [er *3 lfi terebut lepas lantas menggigit si penolong tersebut, br.darya. Aktivitas memberi bantuan di negara-negara betnla lndonesia ataupun Malaysia tampaknya harus Fti h bcnruk tersendiri. Tidak bisa mengimpor begitu saja p*ert nn sosial dari Barat di mana ilmu ini muncul Fh* Oleh karena itu, pribumisasi pekerjaan sosial Iang menjadi ide kunci buku ini - adalah sebuah *dcnrrs ahupun praktisi pekerjaan sosial akan jika tidak melakukan upaya pribumisasi. hrdaya' lf,p rr mengisahkan sempat mengalami 'gagapbudaya' Fn I4n mrmprh pendidikan di Australia pada ryigrb rce entu mendapatkan segudang teori ataupun ,d diSarawak danPraktek Pene|itian Sosia|: Prlrn*uaiPd<erpan I begitu u:totj,T:l m€bde Errang pralcik pekeriaansosial.Namun benturan I mengalami tsnbali di Sara;k, Maliysia, How Keeseperti I masalahkecacatan' kebudal'aan.Misalnyaketika berhadapandengan tidak sedikit pun I How Keemendapati bahwaorang Melayu ternyata I orang Melayu, anak Bagi b"ttalah. ,"t" ataupun *"L, ,"o memiliki I Kondisi ini san_gat adalah karunia yang -"ir" agung dari Allah_-S* I berbedadenganbudayaBaratatauorangChinasebagaimana mengenatft* belakangsangpenulis. MisalnyabudayaChinl _*': I ::*ffit'[xiitrTJ :Iffi:?i*:l"ff:'f; ;H*#::i"f (hlm. 3). - r___ itu, maltidan bersalah tidak terhindarkan adanya P*b."^1i11 menuntut Adanya perbedaan budaya akan teori ataupun *:::i: nilai, teori ataupun metode. Terlebih lagi, nilai, di perguruan pekerjaar, ,ori"l yang dipelaiari oleh pala akademisi v,"'sl*fT-*::ji* i;i a;hisiil.""o1"ibudava tinee,selama | | I I ] kepada Para pembaca ] Barat. Buku i"i r""gg"h telah menyadarkan tentangadanyaperbedaaninidanpentingny-auntukmelakukan (indigenisasi)' i ,p"y"-i,paya akaiemik khuzusnya pribumisasi kita ketika terasa signifikan Perbedaan budaya ini -.kitt ini dianggap sakral yal-g nilai menyaksikan tak berfu ngsinya lagi Slama determination (kebebasan dalam pekeriaan sosial,"mit"t"yi nilai self nilai ini dikembang!<an diri untuk berkehendak). Seperti dimafhumi, tinggi keb9bas11'Nilai ini oleh budaya liberal Baratyang meniuniung masyarakat Timur yang meniadi mentah ketika Uutft"a"pan dengan Seseorang misalnya' cenderung pasif ketika mengalami masalah. keluarga besar turun.tangan ketika *e-rri"1"*i masalah maka pihak itu, pekeria sosial.bahkan menyelesaikan masalah tersebut. selain nasehat dan tidak hanya atau dituntut untuk memberikan solusi saia. sekedar memberikan alternatif-alternatif Jikabudayapekeriaansosialdanbudayamasyarakatdigambarkan y"rrg saling berhimpitan, maka dua lingkaran dengan arr" fi"fi"t"r Irisan ini menurut penulis tersebut akan ,i"*U"rrtrrk ,ubualt irisan. antara budaya pekeriaan buku ini bagaikan simbol hubungan dialogis dinamis.antara *,ia dengan budaya tokal. Suatu keseimbanganyang budayalokald",,g",,budayapekeriaansosialyangmemup]<inkan (hl-' t?2)'Dengan cara ini' tidak munculnya zuattJbudaya [*tg" atau dikecilkan, tetapi keduanya srt' budaya pun yang dit"tty"ft"n satu satu sama lain, tetapi tidak memasukan akan terus *"rrgit"ri PengantarRedaksi lktek [rran Itan, 1Pun urak htar sftuf, ,feng h" xiii Pribumisasi pekerjaan sosial pada dasarnya adalah upaya budaya ketiga ini. proeesdialektika antara budaya praktek pekerjaan sosial h;F masyarakat, pribumisasi selanjutnya bersinggungan H+ entisasi/pengaslian (authentiscrfon). Jika pribumisasi irirn) bernrmpu pada model Barat lalu disesuaikan dengan hr4 rnaka otentisasi berangkat dari sisi internal dalam dan mengembangkan budaya praktek pekerjaan sosial. perspektif orang luar, yang terakhir orang dalam (hlm. lme 'internasional posisi ffrh yang multibudaya' yang berada di fuatu pendekatan multibudaya yang signifikan dalam dcngan pribumisasi ini. buku ini tidak lain adalah hasil penelitian penulis di ftpun LlalEia, tapi kesimpulannya sangat relevan untuk konteks Apalagi, Indonesia dengan Malaysia dikenal sebagainegeri Banlak sekali budaya ataupun adat kebiasaanyang sangat rFrra keduanya. Maka tidak heran jika Anda membaca buku Anda tidak menyadari bahwa kejadian-kejadian unik rtdn di dalamnya sesungguhnya terjadi di Malaysia bukan -rik ir Lact but not least, buku ini sungguh menarik karena perspektif berbeda dalam budaya praktek pekerjaan dalam konteks Indonesia. Selamatmembaca! Tim Redaksi Yogyakarta, November zor3 JS PNEUMS DAFTAR ISI iii v ix xi xv krulis tGdotcsi T I koritik, Perialanan Pribadi Imcks l#bab I 5 8 ?[!\IDEKATAN tltttru IsAsrPEKERIAAN SOSTAL i (lndigenisasi) r* ke Comm unity Work ke Socfa I Development b Cermrk dan Praktek yang SesuaiBudaya isasi ( Authentisation) b hleriaan Sosialdalam PandanganDunia trrlrd4a-n Manusia haktek PemberianBantuan pribumi ke B.n hhcf PekeriaanSosial r Tcri Praktek dari Pengalaman para pekerja ldd yeng Multibudaya h-x lnternasional yang Multibudaya hdel Fosisi Internasional yang Multibudaya l1 l1 72 r5 r8 19 2l 23 25 27 30 xvi PribumisasiPekerjaansosial: Penelitiandan Praktekdi sarawak Kesimpulan Bab 3 BUDAYA, CARA MENGETAHUI DAN METODOLOGI PENELITIAN Mengkonseptualisasikan BudaYa Kebudayaansebagai Sesuatuyang Transaksional dan Dinamis Kebudayaansebagai Pengetahuan Kebudayaansebagai Suatu Arena Kekuasaan,Penolakan dan Perubahan Kebudayaan, Cara-cara Mengetahui dan Metodologi Penelitian Kebudayaandan Cara-caraMengetahui KesamaanLinguistik dan Konseptual Prosesdan GayaKomunikasi Konsepsi tentang Suatu Relasi Kesimpulan Bab 4 SUATU PERIALANAN PENETITIAN MELINIAS BATAS Tugas Lapangan: Siapa, Di mana, Apa, Bagaimana dan Mengapa? Fang Tang (Temu Ngobrol)' Berjalan Mengikuti Arus Percampuran Dengan SuasanaLokal Melintasi Perbatasan Merundingkan Suatu BahasaBersama ZonaPerbatasan antara Peneliti dan Para Informan Analisis dan Merundingkan Dinamika Kekuasaan Refl eksivitas : Melampaui Subyektivitas dan Obyektivitas pandangan dari Dalam, Pandangan dari Luar dan Pandangan yang Melampaui KeduanYa Kesimpulan: Tanah Perbatasan Budaya Ketiga Bab 5 PRAKTEK.PRAKTEK MEMINTA BANTUAN : PERBEDAAN, KEMAIEMUKAN DAN DINAMISME Cara dan Pola Meminta Bantuan JalanBersama 31, 37 37 42 43 45 46 46 49 49 5o 5r 5j v 57 59 6o 6r 6z 64 67 7o 72 73 75 75 76 Daftar lsi Fmng Dilalui' n l7 42 43 45 Nilei Budaya dan pandangan Dunia: suatu Multibudaya Xefuarga dan Keluarga Luas fXfUf T* Icngendalikan Diri 'Alam' Fda Takdir, Karma dan n $ryrarntural, Pesonadan Guna-guna s/Budaya dan Pedesaan/perkotaan : suatu ff:nif q6 46 49 49 5o Multibudaya ftdcsaan/Perkotaan Sulu/Budaya Diskusi 5r ,7 59 60 5r 6z q eT 7o F an Praktek Tolong-Menolong fqeag Masyarakat llaqrarakat dan para pemberi Bantuan Inrniuk 75 75 76 8o 8o 8z 83 86 88 9r 92 93 97 99 1()() 100 toz ao4 ro4 ro7 ro8 lkhat r.He 110 Tradisional dan Dukun Ftqisnbuhan dan Pemberian Bantuan h$na Mereka hran 72 7' 79 MEMINTA BANTUAN: I, KEBERLANIUTANDAN PERUBAHAN v xvii kmehaman untuk pribumisasi pekerjaan rr3 u3 115 rr8 12() ?ANAPEKERIASOSIAL: 'filTING I..INTTJK DIKAII Str rv Asing di SebuahKantor *rcdcdan Prinsip praktek pekerjaan Sosial r25 l.z6 rz8 xviii PribumisasiPekerjaansosial: Penelitiandan Praktekdi sarawak Percampuran dan Kesesuaian - Metode Pekeriaan Sosial L35 dan Budaya Lokal Lokal 85 penyesuaiandengan Aturan-aturan Interaksi ry6 Masyarakat dan Keluarga aring Melibatkan Jef 138 penggunaan Komunikasi Tidak Langsung dan'Terbuki 141 Etnis Keragaman nekerla dengan PerbedaanMelintasi r43 PerbedaanDalam Perbedaan r45 Mengatasi Perbedaan dalam Sistem Keyakinan ;.46 MenJegah Masuknya Sistem Keyakinan Klien yang Apa Diubah, Dapat yang Memusatkan Perhatian pada Apa 46 Dapat Dibantu :.46 Keyakinan dalam Perbedaan Mendamaikan Klien r47 Menggunakan Kerangka Referensiatau Sistem Keyakinan r48 Klien l(eyakinan penggunaan strategis Terhadap Perbedaan) 49 neker;a Dalam Kerangka Klien (Tetapi Mengakui 15o Keyakinan Sistem Memperkuat dan Berbagi r52' Kesimpulan Diskusi Bab 8 MEMIMPIKANIALANKEDEPAN:KESEIMBANGAN 155 YANG DINAMIS DAN TERCIPTANYA BUDAYA IGTIGA Pendekatan Teori Praktek Pribumi versus r.16 Praktek Multibudaya Menuju PemahamanDialogis tentang Perspektif Pribumi r58 danMultibudaya - -Perspektif Pengakuan pencarian Nilai l\ietabudaya versus r59 Nilai Maiemuk Menuiu Keterlibatan Bersamadalam Membumikan Pekeriaan sosial dalam Nilai-nilai Budaya Lokal dan Menerapkan t63 Relativisme BudaYa Bantuan Memperkuat Praktek-praktek Pemberian '.64 Ving Ada versus Pengembangan Pekeriaan Sosial 168 M"rrgerribangkan PekerjaanSosial sebagaiSuatu Alternatif Memperkuat Antara trrtenuluKeseimbanganyang Dinamis Praktek Pemberian Bantuan yang Ada dan Mengembangkan PekeriaanSosial TerciptanYa Suatu BudaYa Ketiga ,K"d.t"try"/ dan ]uga (Bothland Also) Meraigkui vr r72 772 Dafrarlsi fln 9raru Keseimbangan yang Dinamis B5 85 96 l38 l4l r43 r45 Fengemsangan Penelitian ttrfanuan f;l Lebih Laniut Pendidikan dan Pelatihan tegaimana' tlengapa' 'len Menunggu ry tt6 b8 t6j t64 68 rlr fI2 f72 r8o r8o r8r r8z r84 r84 t85 r86 r.87 r89 2r5 'ENULIS WAK l55 174 t76 17g f+ 146 46 146 r47 148 49 150 XiX 223 224 ---<-\ H PRlBtfilstsl s s tr Bab 1 PENDAHULUAN ffro illdok akan berhenti dari penjelajahan hn okhir dari semuapenjelajahan kita Alan sompai di mqna kita memulsi nngetahui tempat untuk pertama kalinya. Ib T.S. Eliot *aidl(, Perialanan Pribadi Fduh tahun terakhir telah tercapai satu langkah maju sosial-ekonomi di Sarawak, Malaysia. Hasil i sosio-kultural itu tampak dari migrasi pedesaanmeningkatnya urbanisasi, perubahan pola-pola kef b E!4Ifa |eiaring dukungan tradisional dan munculnya so6ial. Peristiwa-pefistiwa ini membutuhkan lebih pdayanan sosial formal, yang pada akhirnya memberibagi pekerjaansosialprofesionaluntuk mengemban leng lebih besar.Dalam rangka merangkul teori dan h.n sosial Barat, suatu isu yang berkaitan yang harus lJrh apakah teori dan metode ini sesuai dengan linglokal. di negara-negaralain telah memperlihatkan bahwa Ei dan pendekatan pekerjaan sosial Barat,yang tidak til'k hanya tidak praktis tetapi juga tidak cocok. Sebebant{ak perdebatan di seputar pertanyaan tentang f*it an (applicability) pekerjaan sosial Barat di I Atia dan Atrka, yang menggarisbawahi pentingnya tcori dan pendekatan pribumi'(Hodge, r98o; Ho- d1 lrhrn- (idigenous) di seluruh bukuini untukmengacu kepada da. Sef trnnggrnakan istilah'pribumisasi' (indigenising)untukmengacu prekfmktek pekerjaan sosialpribumi. 2 PribumisasiPekerjaanSosial: Penelitiandan Praktekdi Sarawak kenstad, Khinduka & Midgley, :ggzi Intercultural Seminar, 1967; In ternational Congressof Schoolsof Social Work, ry72). Sangatdisadari bahwa pekerjaan sosial profesional adalah suatr transplantasi dari lingkungan sosio-kultural Barat. Di banyak negar berkembang, pelayanan kesejahteraan sosial pada mulanya dikem bangkan oleh para pemerintah kolonial sebagai respon atas disor ganisasi sosial, baik sebagaiakibat dari Perang Dunia II atau sebag akibat dari industrialisasi (MacPherson, r98z; Midgley, r98r). Perkem bangan dini kesejahteraansosialyang didasarkan atas model Barat ir berpengaruh dalam pengembanganperan pekeriaan sosial dan dalar penunjukan bidang-bidang praktek pekerjaan sosial di negara-nega ini. Transplantasi model kesejahteraansosial dan pendekatan pekel jaan sosial ini didasarkan atas asumsi keterpakaian universal prinsip prinsp filosofis pekeriaan sosial,metode, keterampilan dan konsep perilaku manusia normal. 'imperialism Midgley (r98r) mendeskripsikan ini sebagai profesion al' (professionol imper ialism), dan pandangannya didukun 'imperialism oleh orang lain yang mengistilahkannya sebagai kebudayaan (cultural imperialism) (Hodge, r98o; Ngan, ry93; Prage rg8S). Para penulis ini berpendapat bahwa hakikat masalah sosial < negara-negaraberkembang non-Barat berbeda secarasubstansialda masalah sosial di negar4-negara maju Barat, dan dengan demikia membutuhkan bidang-bidang praktikum yang berbeda dan perar peranyang berbeda bagi para pekerja sosial (Clifford, 1996;Gangrad 1986; Midgley, r98r). Jtga, struktur-struktur sosial yang berorienta komunitas di banyak masyarakatnon-Barat menyebabkanpendekata caseworkBarat yang terindividualisasi menjadi tidak relevan (Bos tgg2; Midgley, r98r; Rao, r99o). Selanjutnya, landasan nilai-nilai da filsafat pekerjaan sosial berakar kuat dalam nilai-nilai demokra liberal yang mendukung individualisme, kepercayaandiri, kesetaraa dan kebebasanjuga asing dengan nilai-nilai budaya orang Asia da Afrika (Bar-On, ryggi,Chow, 1987,t996; Canda, Shin & Canda,199 Dasgupta, 1967;Gangrade, Lg7oiGoldstein; 1986). Selanjutnya, pendekatan yang beragam dalam mengemban kan model pekerjaan sosial alternatif bagi konteks non-Barat tela berkembang. Walaupun istilah terhadap pendekatan ini beraga dan digunakan oleh penulis yang berbeda-beda, namun pendekat; tersebut dapat dikategorisasikan ke dalam tiga posisi utan Fendahuluan -rBumen disorlll- ini dalam ra pekersrP- teoritiknya. 3 Pertama, posisi pribumisasi adalah suatu proses adaptasi dari teori praktek Baratsehinggadapat lebih sesuaidengan kebudayaan berkembangnon- Barat (cox, tggg;International tFcgara d Sodal Work, ry72). Kedua, posisi pengaslian/otentisasi in, adalah zuatu proses rekonseptualisasi, memisahkan lraman Baratuntuk mengembangkanpraktek p ekerjaan I tepat budaya (Meemeduma, ryg3; Osei-Hwedie, 1993; wefton & Abo-El-Nasr,1988).Ketiga,posisi internasional rueya mempromosikan suatu jalan masa depan bagi yang'cair'agar dapat melampaui batas-batasbudaya riJ -te berhubungan dengan berbagai budayayang berbeda n{ dan internasional (Sanders,r98o, r9g4a,rqsab). sayadalam pribumisasi pekerjaan sosial merupakan panjang yang muncul dari pendidikan pekerjaan t fusralia dan pengalaman praktek di sarawak, Malaysia. mng d"y. alih teori dan metode pekerjan sosial Barat hil k€rnbali ke masa-masa pendidikan saya pada tahun fdfta saya kembali berpraktek, saya mengalami gagap seseorangyang baru pulang. Sayaterus-menerus t pendangan dunia dan budaya orang-orang yang berbeda rrya rndiri, dan di sisi lain, oleh pandangan dunia dari llr praktek pekerjaan sosial yang dominan berasal. Saya hmbati satu dari pengalaman awal saya yang sangat r ketika bekerja di bidang kecacatan. Ketika r"y" i tt6u'"* orang tua Melayu yang memiliki anak-anak rar k€dka menemukan bahwa tidak ada perasaanmalu nernun sebaliknya, bagi mereka, semua anak adalah -L 5" B€rasat dari suatu latar belakang orang cina, saya d:ngln pemikiran bahwa kelahiran r"or"ttg anak cacat anfeng shui yang buruk atau hukuman atas dosamasa r.rena itu, malu dan bersalah tidak terhindarkan. praktek seperti ini dan pengalaman hidup pada F* - Srryalq salah satu negara bagian di Malaysia yang F scara budaya, mendorong sayauntuk sadarmengenai FFmbanglran teori praktek pribumi, namun harus rtrt'uungkan realitasmultibudayasarawak.pencarian i* rya kepada zuaru perjalanan eksploratif,