Potensi dan Mitigasi Bencana di Laut

advertisement
Pokok-Pokok Pengajaran Mata Kuliah
Wawasan Kemaritiman (UHO 6207)
Presentasi dalam rapat koordinasi Tim Penyusun Materi Kuliah
dengan Tim Pengampu Mata Kuliah Wawasan Kemaritiman
(Ketua Tim Penyusun: Prof. La Sara, Ph.D)
Rabu, 19 Februari 2014
1
Pengertian:
Kemaritiman ≠ Kelautan ≠ Bahari
Maritim = maritime (bahasa Inggris) = berarti navigasi, maritim
atau bahari.
Pemahaman maritim = segala aktivitas pelayaran dan
perniagaan/perdagangan yang berhubungan dengan kelautan atau
disebut pelayaran niaga, sehingga dapat disimpulkan bahwa
maritim adalah berkenaan dengan laut, yang berhubungan dengan
pelayaran perdagangan laut. Pengertian kemaritiman yang selama
ini diketahui oleh masyarakat umum adalah menunjukkan kegiatan
di laut yang berhubungandengan pelayaran dan perdagangan,
sehingga kegiatan di laut yang menyangkut eksplorasi, eksploitasi
atau penangkapan ikan bukan merupakan kemaritiman.
2
Dalam arti lain kemaritiman lebih sempit ruang lingkupnya,
karena berkenaan dengan PELAYARAN dan
PERDAGANGAN LAUT.
Sedangkan pengertian lain dari kemaritiman berdasarkan
terminologi adalah mencakup ruang/wilayah permukaan laut,
pelagik dan mesopelagik yang merupakan daerah subur di
mana pada daerah ini terdapat kegiatan seperti penangkapan,
pariwisata, lalulintas, pelayaran dan jasa-jasa kelautan.
3
LAUT = merupakan kumpulan air asin yang luas sekali di
permukaan bumi yang memisahkan pulau dengan pulau, benua
dengan benua, misalnya Laut Jawa, dan Laut Merah.
LAUTAN = Samudera = Ocean (bahasa Inggris) - merupakan
laut yang luas sekali, seperti Lautan Atlantik - Atlantic Ocean Samudera Atlantik, Lautan Pasifik – Pacific Ocean - Samudera
Pasifik.
4
Dalam Konvensi Hukum Laut (UNCLOS) 1982, tidak
memberikan definisi tentang LAUT atau “SEA” secara jelas.
Tetapi definisi LAUT mencakup pengertian sangat luas, seperti
SEA BED and SUBSOIL, collisions at sea ‘ocean’ (misalnya
Ocean floor, ocean space, oceanography, oceanology),
MARINE (misalnya, MARINE activities, MARINE scientific
research, MARINE environment, MARINE life, MARINE mammals,
MARINE transmissions), MARITIME (misalnya MARITIME casualty,
MARITIME traffic), COAST (misalnya COASTAL states, opposite
or adjacent COASTS).
5
Istilah KELAUTAN dipakai karena istilah ini lebih luas dan
bersifat publik dari pada sekedar menggunakan istilah
KEMARITIMAN, sehingga pengertian kelautan.
Laut dan KELAUTAN dalam kamus tersebut tidak menunjuk
kepada Konvensi PBB tentang hukum Laut 1982 (UNCLOS).
Secara terminologi pengertian KELAUTAN mencakup aspek
yang sangat luas yaitu termasuk ruang/wilayah udara di atas
permukaan air laut, pelagik (dari permukaan sampai 200 m
kolom air), mesopelagik (pelagik sampai kedalaman 500m),
abisal (kedalaman 500 – 700 m) hingga mencapai dasar laut
(under the sea)yang dikenal sebagai landas kontinen.
6
Tujuan Instruksional Umum:
Membekali mahasiswa untuk mengerti tentang
kemaritiman dan aspek-aspek berkaitan
dengannya meliputi sejarah, nilai ekonomi, sosial
budaya maritim, pertahanan dan keamanan,
sumberdaya hayati, sain dan teknologi maritim,
ancaman dan pencemaran, bencana dan
mitigasi.
7
Ruang Lingkup, Pokok Bahasan dan Ruang Lingkup Mata
Kuliah Wawasan Kemaritiman
No.
8
Kuliah
Pokok Bahasan
Ruang Lingkup
1.
I.
Pengantar: Penjelasan
Silabus Mata Kuliah
1. Penjelasan Umum (tatib dan kontrak)
2. Silabus
3. Deskripsi Mata Kuliah dan SAP
2.
II.
Defenisi Maritim,
Kepulauan dan Nusantara
1. Maritim dan Kemaritiman
2. Negara Kepulauan
3. Definisi Nusantara;
3.
III.
Sejarah Kemaritiman
Indonesia1)
1. Bukti Sejarah
2. Bukti Arkeologis
4.
IV.
Aspek Sosial dan Budaya
Maritim2)
1. Peradaban Maritim;
2. Sumberaya Manusia;
3. Masyarakat Pesisir.
5.
V.
Ekonomi Maritim3)
1. Industri dan Jasa Sumberdaya Maritim
2. Potensi Sumberdaya Perikanan
6.
VI.
Ekonomi Maritim
3. Sumberdaya Migas dan Mineral
4. Pariwisata Bahari
No.
9
Kuliah
Pokok Bahasan
Ruang Lingkup
1. Pengertian Zona Ekonomi Eksklusif
2. Cakupan Zona Ekonomi Eksklusif
3. Hak dan Kewajiban Negara di ZEE
7.
VII
Zona Ekonomi Eksklusif4)
8.
9.
VIII.
IX.
UJIAN TENGAH SEMESTER
Lingkungan Maritim5)
10.
X.
Ilmu dan Teknologi Maritim6)
1. Pengenalan Teknologi Bidang Maritim
2. Potensi dan Tantangan Riset Maritim
3. Riset Laut Ilegal
11.
XI.
1. Potensi Bencana Di Laut
2. Mitigas Bencana
12.
XII.
Potensi dan Mitigasi Bencana
Di Laut7)
Pelayaran dan Aktivitas
Kenelayanan8)
13.
XIII.
Polusi Laut (Marine Pollution)9)
1. Pengertian 'Pencemaran Laut
2. Berbagai Bentuk Pencemaran Laut
3. Pengaturan Pencemaran Laut.
1. Ekosistem di Laut
2. Pemanfaatan Lingkungan Maritim
1. Pengertian Hak Pelayaran
2. Kenelayanan; Hak-hak di berbagai
zona maritim.
No.
Kuliah
Pokok Bahasan
Ruang Lingkup
14.
XIV
Pertahanan dan Keamanan
Maritim10)
1. Batas Maritim
2. Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)
3. Sengketa Laut Internasional
15.
XV
Negara Maritim11)
1. Konsep Negara Maritim;
2. Syarat-syarat Negara Maritim;
3. Peran Indonesia;
4. Pengaturan Negara Maritim.
16.
XVI
UJIAN AKHIR SEMESTER
1
0
1)
Sejarah Maritim Indonesia:
Pengelompokan periodik sebagai berikut:
1. Zaman Kolonial Belanda (3,5 abad)
2. Tahun-tahun terakhir zaman kolonial
3. Selama penjajahan Jepang (3,5 tahun)
4. Awal Proklamasi Kemerdekaan NKRI
5. Masa Reformasi.
1
1
2) Aspek
Sosial dan Budaya Maritim:
• Membangun Budaya Maritim dan Kearifan
Lokal di Indonesia: Perspektif TNI Angkatan Laut
(Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E.)
• Budaya Maritim, Geo-Politik dan Tantangan
Keamanan Indonesia
1
2
3) Ekonomi
•
•
•
•
•
•
1
3
Maritim:
Membangun negara maritime dalam Perspektif Ekonomi,
Sosbudpolhan.
Oleh: Prof. DR. Dimyati Hartono, SH
IUU Fishing dan Peraturannya
UU RI No. 31 Tahun 2004 dan UU RI No. 45 Tahun 2009
Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun
2004 Tentang Perikanan
Analisis Ekonomi Kelautan dan Arah Kebijakan Pengembangan
Jasa Kelautan (Oleh: Prof. Dr. Ir. H. Tridoyo Kusumastanto, MS)
Jurnal Ekonomi Maritim Indonesia – Univ. Maritim Raja Ali Haji
Kebijakan Pengembangan Infrastruktur Mendukung
Pembangunan Ekonomi Maritim Indonesia
4) Zona
•
•
•
1
4
Ekonomi Eksklusif:
Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1983 tentang
ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA
PP RI No. 15 Tahun 1984 tentang Pengelolaan
Sumberdaya Alam Hayati Di ZEE Indonesia
Batas ZEE, Laut Teritorial, dan Landas Kontinen
5) Lingkungan
•
•
1
5
Maritim:
PP No.21 tahun 2010 tentang Perlindungan
Lingkungan Maritim.
Produk-Produk dari International Maritime
Organization
6) Ilmu
•
1
6
dan Teknologi Maritim:
Pemberdayaan Sumberdaya Kelautan, Perikanan
dan Perhubungan Laut Dalam Abad XXI (Oleh Prof.
Tridoyo Kusumastanto)
7) Potensi
•
•
•
•
1
7
dan Mitigasi Bencana di Laut:
Potensi Bencana: Tsunami, Earth quake,
Gelombang, Badai, Topan, dll
Mitigasi Bencana?
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana.
Prosedur Mitigasi
UU No.27 tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan PPK
8) Pelayaran
dan Aktivitas Kenelayanan:
• IMI – Indonesia Maritime Institute
9) Polusi
Laut (Marine Pollution):
• PP No.21 tahun 2010 tentang Perlindungan
Lingkungan Maritim.
• Pencemaran Laut
• Dampak Pencemaran Lingkungan Laut (Kegiatan
Pertambangan) Terhadap Nelayan Tradisional
1
8
10) Pertahanan
•
•
1
9
dan Keamanan Maritim:
Konsep Negara Maritim dan Ketahanan Nasional
Indonesia Negara Maritim (Oleh: Karya Wahono,
SK., 2009). Penerbit Teraju, Jakarta.
11) Negara
Maritim:
Aspek Internasional dan Regional
Perubahan-perubahan yang cukup berarti dan
berdampak langsung pada pola pengelolaan sistem
kemaritiman di seluruh nusantara, sebagai konsekuensi
logis suatu Negara Maritim.
2
0
Indonesia dengan predikat negara maritimnya yang
telah meratifikasi berbagai ketentuan-ketentuan
internasional (IMO, WHO, ILO, WTO, dan lain-lain).
Dalam mengimplementasikan ketentuan-ketentuan
internasional tersebut di atas, kita juga secara simultan
harus beradaptasi di dalam era globalisasi ekonomi,
dan pemberlakuan AFTA/Asean Free Trade Area
pada Januari 2002, termasuk sektor maritimnya.
Ketentuan-ketentuan internasional mutlak segera kita
tindak-lanjuti serta yang berfokus kemaritiman adalah
ketentuan IMO.
2
1
Produk IMO yang dimaksud antara lain:
• Solas/Safety of Life at Sea
• GMDSS/Global Maritime Distress Signal System
• ISM Code/International Safety Management Code
• STCW/Standard of Training Certification and
Watch Keeping for Seafaers
• ISPS Code/International Ship and Port Security
Code
2
2
Aspek Nasional
UU No. 22 Tahun 1999 (dirubah menjadi UU No.32
tahun 2004) - pemberian kewenangan yang lebih luas
kepada Pemda, dan diikuti dengan UU No. 25 Tahun
1999 tentang perimbangan keuangan Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah, yang ternyata masih
'debatable' walaupun euforia OTDA (Otonomi Daerah)
cukup tinggi. Hal ini membuat wilayah perairan dan
teritorial kita secara internal dalam kerangka NKRI
terkesan skeptis dan ambivalency, bahkan tidak sesuai
dengan fungsi lautan yang berdimensi universal.
2
3
Demikian……
Mohon maaf jika masing-masing dosen harus berusaha
mencari literatur sendiri berkaitan dengan pokok
bahasan Mata Kuliah ini.
2
4
Download
Study collections