Antropologi - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Antropologi
Pengantar dan Ruang Lingkup
Antropologi
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
01
Kode MK
Disusun Oleh
MK61005
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Abstract
Kompetensi
Dalam Modul ini akan dibahas
mengenai pengertian antropologi,
ruang lingkup antropologi, metode
penelitian antropologi dan tujan
mempelajari antropologi
Mahasiswa diharapkan dapat
memahami antropologi sebagai
pengetahuan dan keterkaitannya
dengan berbagai disiplin ilmu
Mahluk Manusia
Pengertian dan Ruang Lingkup Antropologi
Istilah “antropologi” berasal dari bahasa Yunanai asal kata “anthropos” berarti “manusia”,
dan “logos” berarti “ilmu”, dengan demikian secara harfiah “antropologi” berarti ilmu tentang
manusia. Para ahli antropologi (antropolog) sering mengemukakan bahwa antropologi
merupakan studi tentang umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan untuk memperoleh pengertian ataupun
pemahaman yang lengkap tentang keanekaragaman manusia (Haviland, 1999: 7;
Koentjaraningrat, 1987: 1-2).
Jadi antropologi merupakan ilmu yang berusaha mencapai pengertian atau pemahaman
tentang mahluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisiknya, masyarakat,
dan kebudayaannya.
Secara khusus ilmu antropologi tersebut terbagi ke dalam lima sub-ilmu yang mempelajari:
(1) Masalah asal dan perkembangan manusia atau evolusinya secara biologis;
(2) Masalah terjadinya aneka ragam cirri fisik manusia;
(3) Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam kebudayaan
manusia;
(4) Masalah asal perkembangan dan persebaran aneka ragam bahasa yang diucapkan
di seluruh dunia;
(5) Masalah mengenai asas-asas dari masyarakat dan kebudayaan manusia dari aneka
ragam sukubangsa yang tersebar di seluruh dunia masa kini.
Berkaitan pengkhususan dengan pembagian kelima sub-disiplin antropologi tersebut,
Koentjaraningrat (1980: 244) membuat bagan pembagian dalam ilmu
antropologi tersusun pada bagan di bawah ini:
Paleoantropologi
Antropologi fisik
Antropologi Biologis
Antropologi
Antropologi Budaya
Etnolinguistik
Prehistori
Etnologi
Etnologi dalam arti khusus
Antropologi Sosial
2014
2
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dari bagan di atas, secara makro ilmu antropologi dapat dibagi ke dalam dua bagian, yakni
antropologi fisik dan budaya. Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organism
biologis yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya, dan menyelidiki variasi
biologisnya dalam berbagai jenis (specis). Keistimewaan apapun yang dianggap melekat
ada pada dirinya yang dimiliki manusia, mereka digolongkan dalam “binatang menyusui”
khususnya primat. Dengan demikian para antropolog umumnya mempunyai anggapan
bahwa nenek moyang manusia itu pada dasarnya adalah sama dengan primat lainnya,
khususnya kera dan monyet. Melalui aktivitas analisisnya yang mendalam terhadap fosilfosil dan pengamatannya pada primat-primat yang hidup, para ahli antrolpologi fisik
berusaha melacak nenek moyang jenis manusia untuk mengetahui bagaimana, kapan, dan
mengapa kita menjadi mahkluk seperti sekarang ini (Haviland, 1999: 13).
Sedangkan antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia
ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut Haviland (1999: 12) cabang antropologi
budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian, yakni; arkeologi, antropologi linguistik, dan
etnologi. Untuk memahami pekerjaan para ahli antropologi budaya, kita harus tahu tentang;
(1)
hakikat
kebudayaan
yang menyangkut tentang konsep kebudayaan
dan
karakteristikkarakteristiknya,
(2)
bahasa dan komunikasi, menyangkut; hakikat bahasa, bahasa dalam kerangka
kebudayaan, serta
(3)
kebudayaan dan kepribadian.
Dalam ’antropologi budaya’ mengkaji tentang praktik-praktik sosial, bentuk-bentuk ekspresif,
dan penggunaan bahasa, di mana makna diciptakan dan diuji sebelum digunakan
masyarakat. Istilah ini biasanya dikaitkan dengan tradisi riset dan penulisan antropologi di
Amerika. Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik sosial, bentukbentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa, di mana makna diciptakan dan diuji sebelum
digunakan oleh masyarakat manusia (Burke, 2000: 193).
Paleo-antropologi adalah ilmu bagian yang meneliti asal-usul terjadinya dan evolusi manusia
dengan mempergunakan sisa-sisa tubuh yang telah membatu (fosil-fosil manusia) yang
tersimpan dalam lapisan-lapisan bumi yang harus didapat oleh si peneliti dengan berbagai
metode penggalian.
Antropologi fisik dalam arti khusus adalah bagian dari ilmu antropologi yang mencoba
mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya beragam manusia dipandang dari
sudut cirri-ciri tubuhnya. Bahan penelitiannya adalah cri-ciri tubuh, baik yang lahir (fenotipe)
seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata,
2014
3
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bentuk hidung, tinggi dan bentuk tubuh, maupun yang tidak terlihat (genotype) seperti
golongan darah dan lain sebagainya.
Etnolinguistik atau antropologi linguistik adalah ilmu bagian yang asal mula nya berkaitan
erat dengan ilmu antropologi. Bahkan, penelitiannya yang berupa daftar kata-kata, pelukisan
tentang ciri tata bahasa dan berates-ratus suku bangsa yang tersebar di berbagai tempat di
muka bumi ini, terkumpul bersama-sama dengan bahan kebudayaan dan suku bangsa. Dari
bahan ini berkembang berbagai metode analisis kebudayaan, serta berbagai metode untuk
menganalisis dan mencatat bahasa-bahasa yang tidak mengenal tulisan.
Prehistory, mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan
manusia di muka bumi sebelum manusia mengenal huruf. Dalam ilmu sejarah, seluruh
waktu dari perkembangan kebudayaan umat manusia dimulai saat terjadinya manusia, yaitu
sekitar 800.000 tahun yang lalu, hingga sekarang dibagi kedalam 2 bagian, yaitu masa
sebelum manusia mengenal huruf dan masa setelah manusia mengenal huruf.
Etnologi adalah ilmu bagian yang mencoba mencapai pengertian mengenai asa-asas
manusia, dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari
sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi pada masa sekarang
ini.
Antroplogi memadukan secara integrative tinjauan manusia sebagai mahluk biologis dan
tinjauan manusia sebagai mahluk sosial budaya terhadap kehidupan manusia. Antropologi
juga melakukan kajian objek studi nya (manusia ) secara menyeluruh, yaitu pada semua
manusia, dimanapun dan kapanpun.
Spesialisasi Antropologi
Pengkhususan penelitian antropologi terhadap masalah-masalah praktis dalam masyarakat
belum lama berkembang. Sub ilmu antropologi pembangunan masyarakat secara sadar
baru dikembangkan setelah ada ilmu etnopsikologi. Sejak tahun 1930, Raymon W Firth
mulai meneliti metode antropologi, gejala-gejala ekonomi pedesaan, penghimpunan modal,
pengerahan tenaga, sistem reproduksi dan pemasaran local dari hasil pertanian dan
perikanan di Oseania dan Malaysia. Dengan berbagai aktifitas penelitian yang mengikuti
contoh itu, murid-murid Firth dan ahli antropologi lain telah menciptakan spesialisasi
antropologi yang pertama, yaitu economic anthropology. Walaupun demikian, spesialoisasi
antropologi baru berkembang setelah perang dunia II.
2014
4
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Setelah PD II, berkembang spesialisasi antropologi yang lain seperti development
anthropology yang menggunakan metode, konsep, teori antropologi untuk mempelajari halhal yang berkaitan dengan pembangunan masyarakat desa, masalah sikap petani terhadap
teknologi baru, dan lain sebagainya. Dana-dana penelitian disediakan oleh badan
internasional PBB seperti UNESCO, FAO, ILO dan yang lainnya, banyak memberikan
kesempatan pada para ahli sosial dan ahli antropologi untuk melakukan penelitian-penelitian
bermutu dalam berbagai aspek masalah pembangunan masyarakat desa.
Berkaitan dengan pembangunan desa, para ahli antropologi juga meneliti masalah
pendidikan yang banyak mengalami perkembangan dan ledakan yang hebat di Negaranegara berkembang. Penelitian-penelitian seperti itu menyebabkan terciptanya spesisalisasi
antropologi pendidikan (educational anthropology).
Masih mengenai pembangunan masyarakat desa, para ahli antropologi sering diminta oleh
para dokter kesehatan masyarakat atau para dokter ahli gizi untuk membantu mereka
meneliti atau member data mengenai masalah konsepsi dan sikap masyarakat
desa
tentang kesehatan, tentang sakit, sikap mereka terhadap dukun, terhadap obat-obat
tradisional, tentang kebiasaan-kebiasaan dan pantangan makan, dan lain sebagainya,
sehingga timbul spesialisasi ilmu baru yaitu antropologi kesehatan (medical anthropology).
Karena pesatnya laju pertumbuhan penduduk, para ahli antropologi kesehatan bersama
dengan para dokter dan ahli demografi di beberapa Negara dikerahkan untuk meneliti dan
memecahkan masalah keluarga berencana. Laju pertumbuhan penduduk yang tidak
terbendung akan menimbulkan banyak masalah seperti eksploitasi manusia, masalah sosial
dan ekonomi sering waktu akan meningkat bersama dengan meningkatnya jumlah
penduduk dunia. Hal ini melahirkan satu spesialisasi ilmu antropologi baru, yaitu antropologi
penduduk (population anthropology).
Pada banyak Negara berkembang, pembangunan nasional pada awalnya memang sangat
terorientasi pada pembangunan ekonomi, namun tidak terlepas dari proses perubahan dan
perkembangan polotik. Para ahli polotik tidak dapat mempelajari, menyelami kejadiankejadian dan gejala politik serta persaingan, dan kerja sama antara kekuatan dan partaipartai politik di Negara berkembang tanpa memperhatikan juga latar belakang kebudayaan,
sistem nilai dan sistem norma dan manusia-manusia yang menjalankan politik itu. Dengan
demikian muncul spesialisasi ilmu baru yaitu political anthropology.
Fase Perkembangan Antropologi
Fase Pertama (Sebelum 1800)
2014
5
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Akhir abad 15 orang Eropa mulai menjelajah dan mendatangi suku-suku bangsa di benua
Afrika, Asia, dan Amerika. Penjelajahan itu menghasilkan kisah-kisah perjalanan dan
laporan, yang berupa tulisan para musafir, pelaut, pendeta, penerjemah, dan pegawai
kolonial. Kisah & laporan tersebut. menarik perhatian orang Eropa krn. perbedaan adat,
susunan masy., dan ciri-ciri fisiknya. Bahan pengetahuan ini merupakan bahan etnografi,
yang umumnya tidak teliti, kabur, dan hanya mendeskripsikan hal-hal yg. aneh saja. Akhir
abad 18, bahan etnografi yg. “aneh” tersebut menarik perhatian ilmuwan Eropa, shg. ada
usaha mengintegrasikan bahan-bahan etnografi di seluruh dunia menjadi satu.
Fase Kedua ((pertengahan abad ke 19)
Muncul beberapa hasil penelitian tentang sejarah penyebaran kebudayaan-kebudayaan
bangsa-bangsa di muka bumi. Di sinipun, kebudayaan bangsa-bangsa di luar Eropa itu
dianggap sebagai sisa-sisa dan conto9h-contoh dari kebudayaan manusia kuno sehingga
dengan meneliti kebudayaan bangsa-bangsa di luar Eropa, orang dapat menambah
pengetahuan tentang sejarah penyebaran kebudayaan manusia. Dapat disimpulkan bahwa
pada fase ini antropologi merupakan suatu ilmu yang akademikal, dengan tujuan untuk
mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitive untuk dapat memahami dan mengerti
tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan
manusia.
Fase Ketiga (permulaan abad ke 20)
Pada permulaan abad ke 20, sebagian Negara penjajah di Eropa berhasil untuk mencapai
kemantapan kekuasaannya di daerah-daerah jajahan di luar Eropa. Untuk keperluan
pemerintah jajahan tersebut, yang waktu itu mulai berhadapan langsung dengan bangsabangsa yang justru mempelajari bangsa-bangsa di daerah-daerah di luar Eropa itu, menjadi
sangat penting. Pada fase ketiga ini ilmu antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis dan
tujuan keilmuannya adalah untuk mempelajari masayarakat dan kebudayaan suku-suku
bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintah colonial dan guna mendapat suatu
pemahaman tentang masyarakat masa kini yang lebih kompleks.
Fase Keempat (sesudah 1930)
Pada fase ini ilmu antropologi mengalami masa perkembangannya yang paling luas, baik
mengenai bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai
ketajaman dari metode-metode ilmiahnya. Pada masa ini terdapat dua hal yang sangat
signifikan dan merubah kondisi dunia pada saat itu;
a. timbulnya antipasti terhadap kolonialisme sesudah perang dunia kedua
2014
6
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. cepat hilangnya bangsa-bangsa primitive (bangsa-bangsa asli yang terpencil dari
pengaruh kebudayaan Eropa dan Amerika).
Dua hal ini menyebabkan ilmu antropologi seperti kehilangan lapangan, dan dengan
demikian terdorong untuk mengembangkan lapangan-lapangan penelitian dengan pokok
dan tujuan baru.
Warisan dari fase-fase perkembangan sebelumnya berupa bahan etnografi, dan banyak
metode ilmiah tetap dipakai sebaagai landasan bagi perkembangannya yang baru.
Perbedaan Istilah dalam Antropologi
Sampai saai ini di berberapa Negara masih digunakan beberapa istilah yang berbeda untuk
menyatakan antropologi, sehingga perlu dipahami dimana istilah-istilah ini lazim digunakan
dan apa arti istilah-istilah tersebut. Adapun istilah yang lebih dikenal adalah: Ethnography,
Ethnology, Volkerkunde, Kulturkunde, Anthropology, Cultural Antrhropology dan Social
Anthropology.
Ethnography berarti pelukisan tentang bangsa-bangsa. Stilah ini dipakai umum di Eropa
Barat untuk menyebyut bahan keterangan yang termaktub dalam karangan-karangan
tentang masyarakat dan kebudayaan suku bangsa di luar Eropa, serta segala metode untuk
mengumpulkan dan mengumumkan bahan itu.
Ethnology, yang berarti ilmu bangsa-bangsa. Istilah ini masih digunakan di Amerika dan
Inggris untuk menyebut satu bagian dari Antropologi yang khusus mempelajari masalahmasalah yang berhubungan dengan sejarah perkembangan manusia.
Volkerkunde, (Volkenkunde) berarti Ilmu bangsa-bangsa. Istilah ini tetap digunakan di
Negara-negara Eropa Tengah sampai dengan sekarang.
Kulturkunde,berarti ilmu kebudayaan. Istilah ini pernah digunakan oleh seorang sarjana
antropologi dari Jerman, L.Frobenius, dalam arti yang sama dengan pemakaian ethnografi di
Amerika. Istilah ini juga pernah digunakan di Indonesia, yang artinya ilmu kebudayaan.
Anthropology,berari berarti ilmu tentang manusia. Sebelumnya istilah ini digunakan untuk
menyatakan ilmu yang mempelajari cirri-ciri tubuh manusia. Dalam perkembangan fase
ketiga sejarah perkembangan antropologi, istilah ini mulai dikenal terutama di Amerika dan
Eropa dalam arti yang sama denga etnologi pada awalnya. Di Inggris istilah atropologi
2014
7
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menggantikan istilah etnografi, di Amerika istilah antropologi dipakai dalam pengertian yang
sangat luas karena meliputi baik bagian-bagian fisik maupun sosial dari manusia. Di Eropa
barat dan Eropa Tengah, istilah Antropologi dipakai dalam arti khusus, yaitu ilmu tentang
ras-ras manusia yang dipandang dari cirri-ciri fisiknya.
Cultural Antrhropology akhir-akhir ini dipakai di Amerika dan beberapa Negara lain untuk
menyebut bagian dari ilmu Antropologi dalam arti luas yang tidak mempelajari manusia dari
sudut fisiknya. Saat ini, istilah ini digunakan secara resmi di Universitas Indonesia,
menggantikan istilah ilmu kebudayaan.
Social Anthropology.
Digunakan di Inggris untuk menyebut antropologi dalam fase
ketiganya, sebagai lawan dari etnologi, yang di sana digunakan untuk menyebut antropologi
pada fase-fase sebelumnya. Di Amerika, social anthropology dan ethnology merupakan
dua sub bagian dalam ilmu antropologi.
Metode Penelitian Antropologi
Penelitian-peneltian antropologi selalu bersifat :
a. Deskriptif, atau berupa gambaran mengenai kehidupan masyarakat dari berbagai
tempat dan waktu.
b. Holistik, mengkaji kehidupan manusia dari sudut tinjauan yang jamak dan
menyeluruh sehingga dapat terlihat satu gambaran kehidupan yang utuh dan
menyeluruh.
c. Komparatif atau dapat dibandingkan. Penelitian antropologi biasanya
membandingkan kesamaan dan perbedaan cirri-ciri fisik dan budaya manusia. Ada
dua cara yang dilakukan dalam perbandingan budaya ini yaitu dengan cara diakronik
(memperbandingkan lintas waktu) dan sinkronik (memperbandingkan lintas tempat).
d. Kualitatif, yaitu penelitian mendalam yang tidak melibatkan angka dan statistic.
Metode Pengambilan data
1) Metode wawancara
Wawancara etnografi merupakan jenis peristiwa percakapan (speech event) yang
khusus. Metode wawancara merupakan metode untuk memperoleh data dengan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada informan.
Wawancara berencana, yaitu wawancara yang dilaksanakan melalui teknik-teknik
tertentu, antara lain menyusun sejumlah pertanyaan sedemikian rupa dalam bentuk
angket questioner.
2014
8
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Wawancara tidak berencana, yaitu wawancara yang tidak direncanakan secara
sistematis dan tidak menggunakan pedoman wawancara. Wawancara ini
dilaksanakan untuk memperoleh tanggapan tentang pandangan hidup, system
keyakinan, atau keagamaan.
Metode wawancara tidak berencana masih terbagi lagi menjadi 2 macam yaitu :
a. Wawancara terfokus (focused interview), yaitu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
yang tidak berstruktur, tetapi terpusat pada satu pokok.
b. Wawancara bebas (free interview), yaitu pertanyaan yang tidak terpusat,
melainkan dapat berpindah-pindah pokok pertanyaan.
Adapun jika dilihat dari bentuk pertanyaannya, kedua wawancara di atas dapat
dibagi lagi menjadi 2 kategori yaitu :
1. Wawancara tertutup, yaitu terdiri dari berbagai pertanyaan yang jawabannya
terbatas. Terkdang pilihan jawaban hanya berbentuk “ya” dan “tidak”.
2. Wawancara terbuka, yaitu pertanyaan yang jawabannya berupa keterangan atau
cerita yang luas.
2) Metode Pengamatan
Metode observasi disebut juga metode pengamatan lapangan. Metode ini dilakukan
melalui pengamatan inderawi., yaitu dengan melakukan pencatatan terhadap gejalagejala pada objek penelitian secara langsung dilapangan. Pada metode ini
pengumpulan data dilakukan dengan mencatat semua kejadian atau fenomena yang
diamatai ke dalam catatan lapangan ( field notes ). Ada tiga macam jenis
pengamatan, yaitu :
1. Pengamatan biasa
Pengamatan yang dilakukan tanpa terlibat atau kontak langsung dengan informan
yang menjadi sasaran penelitiannya.
2. Pengamatan terkendali
Konsepnya hampir sama dengan pengamatan biasa. Akan tetapi perbedaanya pada
metode ini peneliti terlebih dahulu memilih secara khusus calon informan sehingga
mudah untuk diamati.
3. Pengamatan terlibat
Atau bisa disebut pengamatan partisipasi, yaitu metode di mana selain mengamati,
peneliti juga ikut terlibat dalam kegiatan yang berlangsung serta mengadakan
hubungan emosional dan soial dengan para informannya. Metode yang dalam
bahasa Jerman disebut “verstehen” ini merupakan metode paling umum digunakan
dalam penelitian etnografi.
4. Pengamatan penuh
Yaitu penelitian mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang
sedang diteliti. Peneliti sudah diterima dan masuk ke dalam struktur masyarakat
yang diamatinya. Dalam kondisi seperti ini, peneliti dapat dengan mudah bergaul.
1. Metode Pengumpulan Data Riwayat Hidup Individu
2014
9
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tujuan
penelitian
Antropologi
Psikologi
dengan
mempergunakan
metode
pengumpulan dan menganalisa riwayat hidup untuk memperdalam pengertian dari si
peneliti terhadap masyarakat di mana tokoh-tokoh itu hidup.
Metode analisis riwayat hidup individu sangat berguna bagi penelitian antropologi
psikologi, antara lain:
a)
Data riwayat hidup individu penting bagi si peneliti, untuk memperoleh
pandangan dari dalam mengenai gejala-gejala sosial dalam suatu masyarakat
melalui pandangan dari para warga sebagai partisipan dari masyarakat yang
bersangkutan.
b)
Data riwayat hidup individu penting bagi si peneliti, untuk mencapai pengertian
mengenai masalah individu warga masyarakat yang suka berkelakuan lain.
c)
Data riwayat hidup individu penting bagi si peneliti, untuk memperoleh
pengertian mendalam tentang hal-hal psikologis yang tak mudah diamati dari luar,
atau dengan metode wawancara berdasarkan pertanyaan langsung.
d)
Data riwayat hidup individu penting bagi si peneliti, untuk mendapat gambaran
yang lebih mengenai detail dari hal yang tidak mudah akan diceritakan dengan
metode wawancara berdasarkan pertanyaan langsung.
Daftar Pustaka
Koenjaraningrat, Prof.Dr, (2009), Pengantar Ilmu antropologi: Jakarta, Rineka
Cipta
Dananjaya, James (2005), Antropologi Psikologi: Kepribadian Individu dan
Kolektif: Jakarta, Lembaga Kajian Budaya Indonesia
Saifuddin, Achmad Fedyani (2011), Antropologi Sosial Budaya: Jakarta, Institut
Antropologi Indonesia
2014
10
Antropologi
Holy Greata Singadimedja, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download