GPIB JEMAAT IMMANUEL DI BEKASI Matthew’s Gospel portrays a powerful and living person – Jesus Christ the Messiah…… we are invited to become a part of the story of Jesus, Son of Man and Son of God Kitab ini ditulis dalam bahasa Yunani rakyat (koine), yang menunjukkan bahwa sekalipun ditujukan kepada orang Yahudi, saat Yesus hidup bahasa Yunanilah yang berlaku sebagai bahasa percakapan rakyat di Palestina disamping tentu saja bahasa 'dialek lokal' Aram. Isinya sangat sistematis dan paling lengkap . Ini menunjukkan kebiasaan seorang administrator yang cermat dan menunjuk pada seorang pemungut cukai (?). Tema Injil Matius yang utama adalah Kerajaan Surga. Tema ini merupakan pengejawantahan Kedaulatan Allah atas orang percaya. Di dalam Yesus, Kerajaan Surga sudah hadir dan berdiam di tengah-tengah dunia ini. Dengan demikian, setiap orang yang percaya kepada Yesus adalah anggota Kerajaan Surga. Kitab ini sering disebut sebagai kitab Injil Kerajaan, sebab ditemui 33X istilah Kerajaan Sorga, dan 4X Kerajaan Allah. Injil Matius disusun sedemikian rupa sehingga tema Kerajaan Surga ini menjadi fokus utama. Lima pokok bahasan di sekitar tema ini menjadi pilar utama struktur Injil Matius. Sedangkan, kisah-kisah di seputar kehidupan dan karya Tuhan Yesus menjadi narasi yang berpuncak pada tema tersebut Mereka yang mengakui mengikut Dia di depan publik (10:32-33) Melakukan hal baik di depan publik (5:13-16) Mendengar dan mengerti perkataan Yesus (13:13-15, 19, 23, 51) Memahami dan taat pada perkataan Yesus dan mengalami pertumbuhan kearah yang sempurna ( 5:48, 17 : 13 ) Matius Etnis: yahudi Bahasa yang dipakai adalah bahasa Aram. Injil Matius sangat berbeda dengan Markus maupun Lukas dan terdapat sejumlah ciri khas yang dipengaruhi oleh waktu penulisan maupun penulisnya. A. Beberapa ciri khas Matius ialah: Struktur. Injil ini tersusun rapi dan terbagi atas beberapa pokok. Setiap bagian injil ini memiliki gabungan bahan cerita dan pengajaran secara seimbang. Bagaimana Matius berusaha meyakinkan orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesia yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama ? Matius membagi kitabnya dalam 5 bagian besar seperti 5 Kitab Musa. 1.Hukum Baru – cerita( 3 – 4 ) pengajaran ( 5 – 7 ) 2.Pemuridan Kristen – cerita ( 8:1 – 9 :34 ) pengajaran ( 9:35 – 10:42 ) 3. Makna Kerajaan – cerita ( 11 – 12 ) pengajaran (13: 1 – 52 ) 4. Jemaat – cerita ( 13 : 53 – 17 : 27 ) pengajaran (18 ),tertib. Disiplin, ibadah. 5. Penghakiman – cerita ( 15 – 22 ) pengajaran ( 23 – 25 ) 5 Sections of Matthew – Reflect the Torah 1. Khotbah di Bukit (Chapter 5-7) 2. Pengutusan 12 murid. (Chapter 10) 3. Perumpamaan (Chapter13) 4. Perintah kepada setiap orang dalam persekutuan (Chapter 18) 5. Eskatologis (Chapter 24-25) Alasan utama pembagian secara garis besar di atas adalah : ADANYA PERNYATAAN ‘ DAN SETELAH YESUS MENGAKHIRI PERNYATAAN INI ……’ ditemukan 5 kali dalam Injil Matius pada ayat – ayat yang sesuai dengan akhir dari bagian tersebut ( Mat. 7: 28, 11:1, 13 : 53, 19:1 dan 26:1 ). Mat. Menekankan PL secara khusus sebagai penggenapan janji-janji yang dibuat Allah kepada Israel. Sekalipun tidak tepat tetapi Mat. menyatakan hubungan antara PL dan kitabnya, 2 : 15 bd. Hos.11 : 1 Istilah Kerajaan Allah diganti dengan Kerajaan Sorga ( 3 : 2 ; 4 : 17 – Mark.1:15, 13 : 24,31,33,44,45,47 – Mark 4: 26, 30 ) Dengan menempatkan Yesus sebagai ‘Musa Yang Baru’ maka Matius hendak menjangkau setiap orang yahudi dalam persekutuan yang baru. Sekalipun diseluruh bagian Injil Matius tidak pernah dikatakan bahwa Yesus adalah Musa kedua Di Matius dapat dijumpai kecaman Yesus yang paling keras tentang kemunafikan orang Farisi ( Mat.23 : 1 – 36 ). Hal ini menjadi indikasi bahwa karya Allah tidak dibatasi dalam komunitas tertentu Penyembahan orang majus (non yahudi) pada kelahiran Yesus adalah contoh eksplisit tentang universalitas Matius. Amanat Agung yang diberikan Yesus kepada murid-murid ( 28 : 16 – 20 ) memperlihatkan puncak dari sifat universal kitab Mat. Matius Menyatakan pentingnya penantian kedatangan Yesus kembali sebagai tanggapan atas keraguan umat ( Mat.24 , 25 : 13 ). Perumpamaan tentang 10 gadis penunggu mempelai menekankan bahwa peristiwa kedatangan Yesus kembali adalah masalah serius. Hanya dalam Matius ada istilah ‘jemaat’ – ekklesia ( 16: 18, 18:17 ). community, the qahal or ecclesia, “assembly.” ( Christian Eksistensi jemaat tidak terlepas dari pengakuan yang terjadi secara sukarela ( Petrus, 16 : 16) maupun ‘terpaksa’ (Kepala Pasukan 27 : 54 ) Tradisi gereja berabad-abad meyakini bahwa Matius murid Yesus sang pemungut cukai adalah penulis ( 9:9, 10:3) Mat. 22 : 7 tentang kota yang terbakar dipahami sebagai Yerusalem , sehingga dapat ditafsirkan bahwa Matius ditulis antara th. 72 – 85. Matius menyatakan kehadiran Yesus sebagai perwujudan janji Allah disini terjadi kontinuitas dan diskontinuitas. Relasi yahudi – yahweh digantikan dengan relasi gereja – Mesias / Kristus Peristiwa perempuan kanaan dalam Mat.15:21-28 menunjukkan adanya perubahan dari pemikiran yang eksklusif menjadi inklusif melebihi berbagai hambatan istilah. Kematian dan kebangkitan Yesus adalah bentuk keterlibatan Allah disejarah kehidupan manusia yang tidak dieliminasi oleh berbagai atribut ( Yairus 9: 18, penyembuhan hamba perwira 7: 6- 8) Melalui kehadiran Yesus terbukalah suatu gagasan baru tentang taurat yang tidak asing bagi yahudi namun pelaksanaannya tidak secara konsekuen ( mat. 22 : 15 – 22). Pembaruan yang terjadi tidak hanya dalam formalitas – legalistik namun bertolak dari kesadaran untuk mengasihi ( Mat.22 : 37 – 40 ) Kedatangan Yesus kembali ? Pemuridan ? Universalitas Injil ? Apakah yang perlu kita lakukan ? Tuhan Yesus Memberkati