isiiiii halaman

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Sudiono J (2003:144), kanker merupakan penyakit dengan
karakteristik adanya gangguan atau kegagalan mekanisme pengaturan multiplikasi
pada organisme multiseluler sehingga terjadi perubahan perilaku sel yang tidak
terkontrol. Perubahan tersebut disebabkan adanya perubahan atau transformasi
genetik, terutama pada gen-gen yang mengatur pertumbuhan, yaitu protoonkogen
dan gen penekan tumor. Sel-sel yang mengalami transformasi terus-menerus
berproliferasi dan menekan pertumbuhan sel normal sehingga terbentuk sel-sel
abnormal.
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di
dunia (WHO, 2004). Di Indonesia penyakit kanker masuk dalam 6 urutan terbesar
penyebab kematian, dan kanker paru-paru menempati urutan pertama penyebab
kematian jika dibandingkan dengan penyakit kanker lainnya (DEPKES, 2006).
Menurut Sudiono(2003:144) kasus penyakit kanker di Indonesia terus bertambah.
Dari hasil penelitian, setiap 100.000 orang terdapat kasus baru penyakit kanker
sebanyak 170–190 kasus.
Kanker yang disebabkan oleh kerusakan sel yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti: kecanduan rokok, radiasi sinar ultraviolet, zat kimia,
makanan berlemak, faktor keturunan, dan lain-lain. Misalnya saja rokok, dimana
mengandung 4800 senyawa kimia danumumnya merupakan senyawa yang
berbahya terhadap kesehatan. Senyawa kimia berbahaya yang terkandung dala
1
2
rokok antara lain adalah: nikotin, benzo[a]piren, tar, solanesol, nornikotin, metil
format, anatabin, anabasin, catechol, dihidrobenzena,benzofuran, dan sebagainya.
(Syamsuri.2006:33)
Dewasa ini, merokok bukan lagi hal yang jarang kita temukan, mulai dari
remaja hingga orang dewasa, merokok sudah menjadi kebisaan. Padahal kita
mengetahui bahwa merokok sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Beberapa
penyakit yang dapat disebabkan oleh rokok antara lain adalah kanker, penyakit
jantung,
emfisema,
kemandulan,
impotensi,
gangguan
kehamilan
dan
perkembangan janin. Selain mengetahui merokok merupakan salah satu penyebab
kanker, tentu kita perlu juga mengetahui bagaimana proses terbentuknya sel
kanker itu didalam tubuh agar kita dapat mencegah kanker itu datang.
B. Identifikasi masalah
Kanker merupakan penyakit karena gangguan pada perbaikan DNA sel
sehingga terbentuk sel-sel abnormal. Kanker salah satunya disebabkan oleh rokok,
dimana terdapat senyawa kimia berbahaya yaitu benzo[a]piren yang bersifat
karsinogenik apabila dioksidasi dalam sel.
C. Batasan Masalah
Pada makalah ini penulis membatasi pada proses pembentukan kanker
secara kimia dalam tubuh akibat adanya senyawa karsinogen yaitu benzo[a]piren.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembelahan sel normal didalam tubuh?
3
2. Bagaimana proses terbentuknya kanker didalam tubuh?
3. Bagaimana reaksi kimia senyawa benzo[a]piren dengan DNA dalam
membentuk sel kanker?
E. Tujuan
Berdasarkan batasan masalah, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.Mengetahui bagaimana proses pembelahan sel normal didalam tubuh.
2.Mengetahui bagaimana proses pembentukan sel kanker secara kimia
didalam tubuh.
3.Mengetahui bagaimana reaksi kimia benzo[a]piren dengan DNA dalam
membentuk sel kanker.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sel
1. Struktur Kimia Sel
Gambar 1. Struktur sel secara umum (http//www.wikipedia.com)
Sebuah sel yang khas yang terlihat pada mikroskop cahaya, sel memiliki 2
bagian utama yaitu nukleus dan sitoplasma. Nukleus dipisahkan dari sitoplasma
oleh membran nukleus, dan sitoplasma dipisahkan dari cairan di sekitar sel oleh
membran sel atau membran plasma. Senyawa kimia penyusun sel antara lain
adalah:
a. Air (H2O)
Air merupakan medium cair utama bagi sel dengan konsentrasi 70-85%.
Banyak bahan kimia sel larut dalam air. Reaksi kimia terjadi di antara bahanbahan kimia yang terlarut atau pada permukaan partikel padat tersebut atau pada
membran.
4
5
b. Ion
Ion terpenting dalam sel adalah K+, Mg2+, PO43-, SO42-, CO32-, dan yang
terdapat dalam jumlah lebih sedikit adalah Na+, Cl-, dan Ca2+. Ion merupakan
bahan kimia inorganik dalam reaksi sel. Ion juga diperlukan untuk menjalankan
beberapa mekanisme pengaturan sel. Misalnya, ion yang bekerja pada membran
sel diperlukan impuls elektrokimia pada serabut saraf dan otot.
c. Protein
Selain air, zat yang berlimpah adalah protein yaitu sekitar 10-20% massa
sel. Ada dua jenis, yaitu: Protein Struktural yang terdapat dalam sel terutama
dalam betuk filamen panjang yang merupakan polimer dari banyak unit molekul
protein. Salah satu kegunaan filamen ini adaah untuk membentukmikrotubulus
yang merupakan sitoskletonorganel seperti silica, akson saraf, gelendong mitosis
pada sel yang sedang bermitosis dan sebuah tubulus berfilamen tipis manahan
bagian sitoplasma dan nukleoplasma agar tetap berada di kompartemen masingmasingnya.
Kedua Protein Fungsional yang terdiri dari kombinasai beberapa molekul
dalam bentuk tubulu-globulus..Protein utama adalah enzim sel, enzim
berhubungan langsung dengan zat lain dalam cairan sel yang membantunya agar
reaksi-reaksi kimia sel intraselyang spesifik. Contohnya reaksi katabolisme
glukosa
menjadi
komponen-komponenya
dan kemudian menggabungkan
kompone tersebut dengan O2 untuk membentuk CO2dan H2O, yang secara
bersamaan menghasilkan energi yang diperlukan untuk fungsi sel, yang dikatalisi
oleh enzim.
6
d. Lipid
Lipid yang utama dalam sel adalah fosfolipid dan kolesterol, yang bersamasama hanya bermasa 2% dari total massa sel. Lipid tidak larut dalam air, oleh
sebab itu kedua zat tersebut berguna untuk membentuk membran sel yang
memisahkan berbagai kompartemen sel. Lemak yang tersimpan dalam sel
berperan sebagai gudang penyimpanan utama energi tubuh-menghasilkan zat
nutrisi yang dapat dilarutkan dan kemudian digunakan untuk menyediakan energi
bagi tubuh.
e. Karbohidrat
Kebanayakan sela manusia tidak memiliki cadangan karbohidrat dalam sel,
rata-rata hanya 1% massa sel. Karbohidrat dalam bentuk glukosa terlarut selalu
ditemukan dalam cairan ekstrasel di sekitar sel. Sejumlah karbihidrat juga
disimpan di dalam sel dalam bentuk glikogen, yaitu polimer tak larut dari glukosa,
yang dapat dipecah-pecah dan dapat segera digunakan untuk menyuplai
kebutuhan energi sel.
Gambar 2. Struktur mitokondria (http//www.wikipedia.com)
7
Sel tidak hanya suatu kantong yang berisi cairan, enzim, dan zat kimia, sel
juga mengandung struktur fisik yang sangat terorganisasi, yang disebut organel
intrasel. Berdasarkan gambar di atas, organel sel anatara lain adalah sebagai
berikut:
a. Membran sel
Membran sel disebut juga membran plasma, yang menyelubungi sel.
Strukturnya elastis, fleksibel dan tipis. Membran sel hampir seluruhnya disusun
oleh protein dan lipid. Perkiraan komposisinya adalah: protein 55%, fosfolipid
25%, kolesterol 135, lipid lain 4%, dan karbohidrat 3%.
Gambar 3. Struktur membran sel (http//www.wikipedia.com)
b. Sitoplasma
Sitoplasma dipenuhi oleh partikel dan organel berukuran besar dan kecil
yang tersebar. Bagian cair yang bening dari sitoplasma yang merupakan tempat
partikel tersebut tersebar disebut sitosol. Sitosol terutama mengandung protein,
elektrolit, dan glukosa yang terlarut. Didalam sitoplasma tersebar lipid netral
8
berbentuk globulus, granula glikogen, ribosom, vesikel sekretoris, retikulum
endoplasma, aparatus golgi, mitokondria, lisosom, dan peroksisom.
c. Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma berbentuk tubulus dan struktur dan vesikel gepeng,
dan pada permukaannya melekat berbagai sistem enzim. Luas permukaannya 3040 kali luas permukaan membran plasma. Zat-zat yang dibentuk pada beberapa
bagian sel akam memasuki ruang retikulum endoplasma dan kemudian akan
disalurkan ke kompartemen lain di sel.
Gambar 4. Struktur Retikulum Endoplasma (http//www.wikipedia.com)
Ribosom ada yang melekat pada retikulum endoplasma (retikulum
endoplasma bergranula) ini berupa granula-granula kecil. Ribosom mengandung
RNA dan protein, dan berfungsi untuk mensintesis molekul protein baru di dalam
sel. Sedangkan retikulum yang tidak ditempeli ribosom ( retikulum endoplasama
agranula) berfungsi dalam sintesis lipid.
d. Aparatus Golgi
Aparatus golgi biasanya terdiri atas empat atau lebih lapisan vesikel yang
tertutup, gepeng dan tipis yang tersusun menumpuk serta terletak dekat salah satu
9
sisi nukleus. Zat yang dibawa dari retikulum endoplsma menuju aparatus golgi ini
akan diubah menjadi lisosom dan vesikel sekretoris.
e. Lisosom
Lisosom membentuk pencernaan intrasel yang emungkinkan sel untuk
mencerna (1) struktur sel yang rusak, (2) paartikel makanan yang telah dicerna
sel, (3)zat yang tidak diinginkan seperti bakteri. Lisosom dikelilingi membran
lipid ganda dan terisi dengan sejumlah kecil granula yang merupakan agregat
protein yang terdiri dari 40 jenis enzim hidrolase.
f. Peroksisom
Peroksism mengandung enzim oksidase yang menggabungkan ion H2 yang
bersala dari berbagai zat kimia intrasel untuk membentuk H2O2. H2O2 adalah
suatu zat yang sangat mudah mengoksidasi zat lain, dan dapat bekerjasama
dengan katalase untuk mengoksidasi banyak zat bila tidak dioksidasi, akan
menjadi racun bagi sel.
g. Vesikel Sekretoris
Vesikel Sekretoris menyimpan proenzim protein (enzim yang belum aktif)
yang jika aktif akan melakukan fungsi pencernaanya terhadap makanan yang
berada dalam saluran pencernaan.
h. Mitokondria
Mitokondria disebut sebgaai gudang energi, yang terdiri atas membran
luar dan membran dalam. Lipatan membran merupakan tempat perlekatan enzim
oksidatif, membran bagian dalam mengandung enzim terlarut, yang dibutuhkan
untuk mendapatkan energi dari bahan makanan membentuk CO2 dan H2O serta
10
pelepasan energi (ATP) untuk mensintesis suatu zat. ATP inilah yang dibawa
keluar mitokondria untuk disebar ke seluruh sel untuk menjalankan fungsinya.
Gambar 5. Struktur Mitokondria (http//www.wikipedia.com)
i. Nukleus
Nukleus merupakan pusat pengaturan sek yang mengandung sejumlah
besar DNA, yang merupakan gen. Gen tersebut yang menetukan karakteristik
protein sel, mengatur dan memulai proses reproduksi sel.
(Guyton.2007:11-18)
B. Pembelahan Sel
Reproduksi sel berawal dari nukleus itu sendiri. Tahap pertama adalah
replikasi semua DNA di dalam kromosom, dimana tahapnya adalah:
Kedua untai DNA di setiap kromosom direplikasi
Kedua untai heliks DNA seluruhnya direplikasi dari ujung ke ujung
11
Enzim utamanya adalah DNA polimerase yang melekat dan bergerak
sepanjang untaian cetakan DNA
Pembentukan setiap untai baru DNA
Setiap untai DNA yang baru di bentuk tetap dilekatkan oleh ikatan Hidrogen
longgar dengan untai DNA asli sebagai cetakan tadi
Selanjutnya proses koreksi cetak DNA (proof reading) jika ada nukleotida
DNA yang tidak tepat dipasangkan pada nuleotida yang asli, akan ada suatu
enzim khusus yang memotong daerah cacat tersebut dan menggantinya dengan
yang tepat, yaitu oleh enzim DNA polimerase dan DNA ligase. Oleh karena
perbaikan dan koreksi cetak ini, maka proses transkripsi jarang sekali ada
kesalahan. Tetapi bila ada kesalahan (mutasi), akan menyebabkan pembentukan
beberapa protein abnormal dalam sel dan bukan pemebentukan protein yang
dibutuhkan, yang seringkali menjurus pada sel abnormal dan menyebabkan
kematian sel.
Selanjutnya replikasi kromosom secara keseluruhan terjadi selama beberapa
menit setelah replikasi untai heliks DNA terselesaikan, heliks DNA baru
mengumpulkan protein baru yang dibutuhkan. Kedua kromosom yang terbentuk
tetap melekat satu sama lain (sampai waktu mitosis) pada tempat yang disebut
sentromer. Kromosom yang sudah mengalami replikasi walau masih melekat
disebut kromatid.
Selanjutnya mitosis, yaitu proses pemisahan sel yang sesungguhnya menjadi
dua sel baru. Setelah kromosom bereplikasi membentuk dua kromatid, di banyak
12
sel, mitosis akan terjadi secara otomatis selama 1-2 jam. Tahap-tahap mitosis
adalah sebagai berikut:
1.Profase
Gambar 6. Tahap profase pada fase Mitosis (http//www.wikipedia.com)
Tahap ini merupakan fase pembelahan mitosis yang paling lama dan paling
banyak memerlukan energi. Peristiwa yang berlangsung selama profase adalah
sebagai berikut: Benang kromatin menjadi kromosom, lalu kromosom mengganda
menjadi dua kromatid tetapi masih melekat dalam satu sentromer. Kemudian
membran inti dan nukleolus lenyap sehingga sentrosom memisah menjadi dua
sentriole, dan diantaranya terbentang benang spindel.
2. Metafase
13
Gambar 7. Tahap Metafase pada fase Mitosis (http//www.wikipedia.com)
Pada tahap ini kromosom terletak berjajar pada bidang ekuator. Bagian
sentromer kromosom berikatan dengan kinetokor yang berhubungan dengan
benang spindel. Pada fase ini kromosom tampak paling jelas terlihat sehingga
jumlahnya mudah diidentifikasi. Metafase adalah tahap yang memerlukan energi
terkecil dan waktu yang paling singkat.
3.Anafase
Gambar 8. Tahap Anafase pada fase Mitosis (http//www.wikipedia.com)
Saat anafase sentromer membelah, lalu benang spindel menarik kromosom
menuju kutub sel yang berlawanan.
4. Telofase
Gambar 9. Tahap Telofase pada fase Mitosis (http//www.wikipedia.com)
14
Pada tahap ini kromosom berubah menjadi benang kromatin, sehingga
membran inti dan nukleolus terbentuk kembali. Kemudian terjadi sitokinesis
(pembagian sitoplasma) sehingga dihasilkan dua sel yang identik dengan sel
semula.
(Guyton.2006:38-40)
C. Kanker
Kanker disebabkan oleh proses mutasi atau aktivasi abnormal gen sel yang
mengendalikan pertumbuhan sel dan mitosis sel. Gen abnormal tersebut disebut
onkogen. Kanker terjadi pada pertumbuhan sel-sel normal melalui proses
kesalahan genetika yang berubah menjadi sel-sel ganas yang berproliferasi dengan
cepat.( Azis.2006:21) Kanker adalah pertumbuhan sel tidak beraturan yang
muncul dari satu sel. Kanker merupakan pertumbuhan jaringan secara otonom dan
tidak mengikuti aturan dan regulasi sel yang tumbuh normal. Kanker adalah salah
satu penyakit paling berbahaya yang disebabkan oleh pertumbuhan atau
pembelahan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal, yang berkembang dengan
cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri.
Sel kanker akan menyusup ke jaringan sekitarnya (invasi) dan terus
menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta
syaraf tulang belakang. Sel-sel tersebut mampu menyerang jaringan biologis
lainnya, dengan pertumbuhan langsung dijaringan yang bersebelahan (invasi) dan
migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak terkendali
tersebut, menyebabkan mutasi pada gen vital yang mengontrol pembelahan sel.
Beberapa mutasi dapat mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutas-mutasi
tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen.
15
Mutasi dapat terjadi secara spontan ataupun diwariskan. Penyakit kanker
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: virus, kecanduan rokok, radiasi sinar
ultraviolet, zat kimia, makanan berlemak, faktor keturunan, dan lain-lain.
(Sundaryono.2011)
Mutasi pada gen yang mengendalikan sifat ini ditemukan pada semua
kanker. Namun, jalur genetik pasti yang menimbulkan ciri – ciri ini berbeda
antara kanker, bahkan pada organ yang sama. Secara luas dipercaya bahwa
terjadinya mutasi pada gen penyebab kanker dikondisikan oleh sigapnya
perangkat perbaikan DNA yang dimiliki sel. Apabila gen secara normal
mendeteksi dan memperbaiki kerusakan DNA ini terganggu, instabilitas genom
yang terjadi akan cenderung memudahkan terjadinya mutasi pada gen yang
mengendalikan kemampuan sel kanker (Kumar, 2005).
Ketika protoonkogen mengalami mutasi ( mutasi titik, translokasi,
amplifikasi, inserasi atau delesi ) menjadi onkogen, maka mekanisme fisiologi
proses pembelahan sel normal akan mengalami gangguan dan menuju pada lesi
gen. Perubahan ini akan terjadi proses pembelahan sel neoplasik.
Efek dari aktivasi Onkogen adalah: mengkode protein yang berfungsi
sebagai faktor pertumbuhan sehingga tumbuh berlebihan dan merangsang diri
sendiri; memproduksi reseptor faktor pertumbuhan yang tidak sempurna, yang
memberi isayarat pertumbuhan terus menerus meskipun tidak ada rangsangan;
pada amplifikasi gen terbentuk reseptor faktor pertumbuhan yang berlebih,
sehingga sel tumor sangat peka terhadap faktor pertumbuhan yang rendah, yang
berada dibawah ambang rangsang; memproduksi protein yang berfungsi sebagai
pengantar isyarat didalam sel yang tidak sempurna, yang terus menerus
16
menghantarkan isyarat meskipun tidak ada rangsangan dari luar sel; memproduksi
protein yang berikatan langsung dengan inti yang merangsang pembelahan sel.
Mekanisme yang sering digunakan oleh sel kanker untuk memperoleh
otonomi pertumbuhan adalah dengan mutasi gen yang mengkode berbagai
komponen di jalur penghantar sinyal. Molekul penghantar sinyal ini
menghubungkan reseptor faktor pertumbuhan kesasarannya di inti sel. Banyak
protein yang berhubungan dengan membran plasma, tempat protein ini menerima
sinyal dari reseptor faktor pertumbuhan yang telah aktif dan menyalurkan sinyal
tersebut ke inti sel. Semua jalur tranduksi sinyal masuk ke inti.
(Kumar.2007:4)
Gambar 10. Skema dasar molekuler kanker (Diterjemahan dari Kumar V,Cotran
RS, Collins T, 2005)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Proses Pembelahan Sel Normal
Tahap pertama adalah replikasi semua DNA di dalam kromosom, dimana
tahapnya adalah:
Kedua untai DNA di setiap kromosom direplikasi
Kedua untai heliks DNA seluruhnya direplikasi dari ujung ke ujung
Enzim utamanya adalah DNA polimerase yang melekat dan bergerak
sepanjang untaian cetakan DNA
Pembentukan setiap untai baru DNA
Setiap untai DNA yang baru di bentuk tetap dilekatkan oleh ikatan Hidrogen
longgar dengan untai DNA asli sebagai cetakan tadi
Selanjutnya proses koreksi cetak DNA (proof reading) jika ada nukleotida
DNA yang tidak tepat dipasangkan pada nuleotida yang asli, akan ada suatu
enzim khusus yang memotong daerah cacat tersebut dan menggantinya dengan
yang tepat, yaitu oleh enzim DNA polimerase dan DNA ligase. Oleh karena
perbaikan dan koreksi cetak ini, maka proses transkripsi jarang sekali ada
kesalahan.
Berikutnya proses pemisahan sel normal memasuki proses mitosis, yaitu:
17
18
Berikut merupakan potongan struktur DNA saat terjadinya pembelahan sel
yang normal, dimana terdapat ikatan hidrogen antara Adenin dengan Timin dan
Guanin dengan Sitosin. Rantai DNA berbentuk double heliks yang rantainya
sangat panjang.
Gambar 11. Struktur DNA (http//www.wikipedia.com)
B. Proses Pembelahan Sel Kanker
Kerusakan genetik atau mutasi gen disebabkan akibat pengaruh lingkungan,
seperti zat kimia, radiasi atau virus. Ada 3 kelas gen regulatorik normal yaitu: (1)
protoonkogen yang mendorong pertumbuhan; (2) antionkogen yang menekan kanker; (3)
dan gen yang mengatur kematian sel terencana atau apoptosis.
Adanya gen yang
mengatur perbaikan DNA rusak tadi mempengaruhi proliferasi atau kelangsungan hidup
sel. Kerusakan pada gen yang memperbaiki DNA memudahkan terjadinya mutasi luas di
genom dan transformasi neoplastik.
19
Apabila gen yang secara normal memperbaiki kerusakan DNA ini terganggu
maka instabilitas genom yang terjadi akan cenderung memudahkan terjadinya mutasi
pada gen yang mengendalikan kemampuan replikasi tanpa batas, angiogenesis
berkelanjutan, dan kemampuan menginvasi dan beranaksebar.
Salah satu penyebab kerusakan DNA adalah adanya senyawa kimia, seperti
benzo[a]piren yang terdapat dalam rokok. DNA dapat mengalami kerusakan akibat
adanya mutagen yang dihasilkan dalam sel atau yang dihirup dari lingkungan, sehingga
menyebabkan mutasi terhadap DNA yang dapat menimbulkan efek yang merusak sel.
Benzo[a]piren merupakan hidrokarbon polisiklik aromatik. Senyawa ini akan
menembus membran sel dan berinteraksi dengan DNA, sehingga menyebabkan
kerusakan basa yang mengganggu pembentukan pasangan basa normal. Inilah yang
menyebabkan kerusakan dalam pembentukan DNA, apabila DNA ini tidak diperbaiki
maka akan terjadi mutasi. Sebagian mutasi akan menyebabkan pertumbuhan sel tidak
terkontrol dan berkembang menjadi neoplasma, lalu akan membentuk sel kanker.
Benzo[a]piren
Struktur DNA
20
Enzim sel akan mengoksidasi senyawa ini agar mudah larut dalam air sehingga
mudah diekresikan karena senyawa ini tidak karsinogenik. Kemudian benzo[a]piren akan
berikatan secara kovalen dengan residu guanin pada DNA, dimana akan mengganggu
pengikatan hidrogen pada pasangan basa G-C dan menyebabkan distorsi (penyimpangan)
heliks.
Mengalami oksidasi
O
Pasangan G-C
pada DNA
HO
Benzo[a]piren
N
OH
Guanin pada DNA
N
N
O
N
NH
OH
HO
OH
terganggu pengikatan basa GuaninSitosin
Akibat terjadi kerusakan DNA (tidak terbentuknya DNA secara normal)
memudahkan terjadinya mutasi pada gen yang mengendalikan kemampuan replikasi
tanpa batas, angiogenesis berkelanjutan, dan kemampuan menginvasi dan beranaksebar.
Inilah yang disebut neoplasma yang akan berkembang menjadi sel kanker.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker terjadi akibat tidak berhasilnya perbaikan DNA saat proses
transkripsi sehingga terjadi mutasi gen yang menyebabkan onkogen aktif dan sel
berproliferasi terus menerus membentuk sel ganas yang mengalami metastasis
(penyebaran).
Gagalnya perbaikan ini salah satunya disebabkan oleh adanya
senyawa karsinogen seperti benzo[a]piren yang akan berinteraksi dengan DNA
sehingga menyebabkan kerusakan basa dan mengganggu pembentukan basa
normal. Hal inilah yang menyebakan sel bertumbuh abnormal dan menghasilkan
sel kanker. Sel kanker akan menyusup ke jaringan sekitarnya (invasi) dan terus
menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta
syaraf tulang belakang. Sel-sel tersebut mampu menyerang jaringan biologis
lainnya, dengan pertumbuhan langsung dijaringan yang bersebelahan (invasi) dan
migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis) sehingga dapat menyebabkan
kematian.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan penulis pada Bab III, penulis menyarankan agar
makalah ini dapat disempurnakan dan dilanjutkan ke tahap penelitian selanjutnya.
Makalah ini seyogyanya bisa menjadi acuan untuk melihat bagaimana proses
pembentukan kanker didalam tubuh kita.
21
DAFTAR PUSTAKA
Azia, Farid. 2006. Onkologi Ginekologi. Edisi Pertama. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Guyton, Arthur C.1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Edisi 11.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Guyton, Arthur C.1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Edisi
Revisi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kumar V,Cotran RS, Collins T, 2007.Buku Ajar Patologi. Edisi ke tujuh.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Marks, Dawn B, dkk. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Sudiono J, Kurniadhi B, Hendrawan A, Djimantoro B.2003. Ilmu Patologi.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Tirtosastro, Samsuri. 2010. Buletin Tanaman Kandungan; Kandungan Kimia
Tembakau Dan Rokok. ISSM:39-40.
Download