PROFESIONALITAS GURU AGAMA HINDU DALAM MENINGKATKAN KARAKTER SISWA DI SD GUGUS6 KECAMATAN KERAMBITAN , KABUPATEN TABANAN. Oleh ; Ni Komang Murniati Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar ABSTRAK Pada kenyataannya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan mengalami banyak hambatan dan tantangan antara lain guru-guru dalam melaksanakan tugasnya masih belum profesional. Begitu pula tentang karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, mulai tampak menyedihkan dan memprihatinkan seperti halnya sifat sopan santun, arif bijaksana telah banyak berubah, dengan mudahnya kena pengaruh budaya yang tidak sesuai dengan sifat, karakter dan adat istiadat setempat, siswa membuang sampah sembarangan dan tak peduli akan kebersihan lingkungan, sifat kerja keras siswa sudah mulai memudar. Hal semacam ini kalau dibiarkan terus terjadi dan tidak ditangani oleh guru-guru yang betul-betul profesional dalam menjalankan tugasnya akan mengakibatkan dampak negatif terhadap perilaku siswa. Untuk lebih jelasnya dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut (1)Bagaimanakah Profesionalitas Guru-guru Agama Hindu dalam meningkatkan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan ? (2) Faktor-faktor apa sajakah yang menghambat Profesionalitas guru-guru Agama Hindu dalam meningkatkan Karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan? (3) Upaya-upaya apa sajakah yang dilaksanakan untuk mengatasi hambatan dalam meningkatkan profesionalitas guru Agama Hindu dan karakter siswa di SD Satu Atap Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan ? Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui Profesionalitas Guru-guru Agama Hindu dalam meningkatkan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan ? (2) Untuk mengetahui faktorfaktor yang menghambat Profesionalitas guru-guru Agama Hindu dalam meningkatkan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan? (3) Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilaksanakan untuk mengatasi hambatan dalam meningkatkan profesionalitas guru Agama Hindu dan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Sedangkan teori yang digunakan untuk mengkaji permasalahan tersebut adalah teori fungsional struktural, teori peran (role theory), dan teori makna. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan (observasi nonpartisipatif, interview bebas terpimpin, studi kepustakaan, dan dokumentasi). Data selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa profesionalitas guru rendah sehingga perlu ditingkatkan profesionalitasnya agar karakter siswa dapat meningkat. Faktor-faktor yang menghambat profesionalitas guru agama Hindu adalah faktor internal dan faktor eksternal sedangkan upaya-upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam peningkatan profesionalitas guru Agama 1 Hindu adalah upaya oleh Kepala Sekolah, upaya oleh guru Agama Hindu seperti KKG, upaya oleh komite sekolah serta upaya keluarga dan masyarakat. Kata kunci : Profesionalitas Guru dan karakter siswa. 2 PENDAHULUAN Profesionalitas yang dimiliki oleh seorang guru akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter peserta didik. Bahwasanya pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa (Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025). Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional, yang dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter (2010): pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab (Pusat Kurikulum. Pengembangan dan Pendidikan Budaya Karakter Bangsa). Mengingat hal tersebut di atas, guru yang profesional dituntut memiliki komitmen, bertanggungjawab, belajar dari pengalaman, menjadi bagian dari masyarakat belajar, sehingga mampu meningkatkan karakter siswa. Sedangkan di 3 dalam Veda dan susastra Hindu sangat banyak digambarkan dan diulas bagaimana tugas dan kewajiban seorang guru, dan demikian besar peranan guru-guru rohani Hindu yang mengembangkan ajaran Agama Hindu yang dapat diwarisi dan digali dewasa ini, oleh karena itu dalam ajaran Agama Hindu seorang guru memiliki posisi sentral dan terhormat di tengah-tengah masyarakat. Guru profesional menurut kitab suci Veda adalah mereka yang mampu melaksanakan swadharmanya untuk membangun moralitas dan karakter peserta didik. Pembangunan karakter merupakan tujuan dari pendidikan menurut kitab suci Veda dan susastra Hindu yang sesungguhnya sejalan dengan tujuan yang terkandung dalam UU Sisdiknas Tahun 2003, dan berkenaan dengan hal tersebut maka profesi guru dapat ditingkatkan kualitasnya melalui kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam tulisan ini dibahas bagaimana seorang guru yang profesional menurut kitab suci Veda dan susastra Hindu, mengingat pendidikan menurut ajaran Agama Hindu memegang peranan yang sangat penting yang mengantarkan umat manusia mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan yang populer dikenal dengan istilah jagadhita dan moksa. Dalam hal ini, guru Agama Hindu memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter siswa. Peran mata pelajaran Agama Hindu yang dibelajarkan di sekolah berlandaskan atas prinsip bahwa Ajaran Hindu adalah sebagai pandangan hidup pribadi pemeluknya dalam hubungannya dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Peran pendidikan Agama Hindu lebih ditonjolkan kepada suatu sikap dalam kerangka menghargai manusia sebagai mahluk ciptaanNya, sebagai dirinya sendiri, dalam hubungannya dengan lingkungan baik lingkungan sosial dan alam. Hal tersebut selaras dengan pandangan Tri Hita Karana yang sangat dipegang teguh oleh pemeluk Hindu sebagai sebuah pandangan universal yang sudah ada sejak dahulu kala. Maka menjadi seorang guru baik itu guru Agama Hindu dituntut agar benar-benar menjadi guru yang profesional. Pada kenyataannya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan mengalami banyak hambatan dan tantangan antara lain guru-guru dalam melaksanakan tugasnya masih belum profesional, hal ini terlihat dari disiplin 4 kehadirannya, baik ke sekolah maupun ke kelas, sering terlambat mengajar di kelas dan meninggalkan kelas mendahului waktu berakhirnya pelajaran, tidak menguasai bahan ajar, kurang peka dan tidak peduli akan perubahan dan pembaharuan dalam dunia pendidikan; bersikap acuh dan tidak suka membimbing siswa, jarang membuat perangkat persiapan mengajar, jarang memeriksa tugastugas maupun hasil ulangan siswa, tidak mampu memikirkan perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan, tidak mempunyai keinginan untuk meningkatkan kemampuan, menjalankan tugas hanya sampai batas minimal, puas hanya dengan melakukan tugas-tugas rutin dari hari ke hari. Rendahnya Profesional guru disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: (1) faktor insentif/gaji guru yang secara nasional masih sangat rendah; (2) gaya kepemimpinan kepala sekolah; (3) motivasi kerja guru, (4) kompetensi guru; (5) kurangnya kesempatan membaca bagi guru karena persoalan mencari penghasilan tambahan disamping harga buku yang cukup mahal; (6) prosedur kenaikan pangkat yang sulit terutama untuk golongan di atas IV/a; (7) adanya perasaan tidak bangga menjadi guru karena perlakuan kurang adil terhadap guru; dan (8) rasa kurang aman dalam bertugas (Suroso, 2002:19). Guru-guru banyak sekali disibukkan oleh urusan pribadi, kesulitan dalam ekonomi, tuntutan pemerintah, masyarakat, kurikulum sehingga kurang penuh dalam pengabdiannya sebagai pendidik. Sikap profesional guru selama ini masih rendah, hal ini dapat dilihat dengan adanya anggapan terhadap organisasi PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) belum mampu memperjuangkan nasib guru sepenuhnya. Guru tidak yakin atas nafkah yang diperoleh untuk menutupi kehidupan keluarga, sehingga ada guru mengambil pekerjaan sampingan untuk memenuhi tuntutan ekonomi keluarga. Bahkan Guru-guru di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan enggan mengikuti pendidikan lanjutan, padahal ini mutlak dilakukan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kecakapan diagnostik. Guru-guru di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan cenderung mempertahankan cara-cara lama (konservatif) dalam melaksanakan tugas, kurang peduli terhadap berbagai perkembangan dan kemajuan dalam bidang pendidikan. Sikap profesional guru seperti ini dapat 5 berdampak negatif terhadap pembangunan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan. Realita yang terjadi di lapangan, yaitu nilai karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, tidak sesuai dengan yang diharapkan seperti halnya sifat sopan santun, arif bijaksana telah banyak berubah, mudah terpancing ke dalam perilaku yang emosional, dengan mudahnya kena pengaruh budaya yang tidak sesuai dengan sifat, karakter dan adat istiadat setempat, berkurangnya sifat sosial dan cenderung ke sifat individual. Budaya gemar membaca dikalangan siswa menurun, siswa membuang sampah sembarangan dan tak peduli akan kebersihan lingkungan, sifat kerja keras siswa sudah mulai memudar. Hal semacam ini kalau dibiarkan terus terjadi dan tidak ditangani oleh guru-guru yang betul-betul profesional dalam menjalankan tugasnya akan mengakibatkan dampak negatif terhadap perilaku siswa. Atas dasar itulah penulis merasa tertarik untuk meneliti profesionalitas guru Agama Hindu dalam meningkatkan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. METODE Secara metodologis penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kajian budaya dengan metode kualitatif. Penelitian dilakukan di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan yang meliputi SD No. 1 Tibubiu, SD No. 2 Tibubiu, SD No. 1 Belumbang, SD No. 2 Belumbang, dan SD No. 1 Tista. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang diperoleh dari sumber data primer dan skunder. Data diperoleh dari beberapa teks dan informan. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik penentuan sampel jaringan (network sampling) disebut juga teknik bola salju (snowball sampling), adalah penentuan sampel dengan menggunakan partisipan lain yang telah ditentukan secara purposive dan snowballing sampling. Dalam pengumpulan data di lapangan menggunakan Instrumen , yakni berupa catatan kecil secara berkala, daftar catatan, pedoman wawancara, serta peralatan elektronik seperti tape recorder , kamera dan studi kepustakaan. Data dianalisis dengan teknik Deskriftip kemudian hasilnya 6 disajikan secara deskriptif juga artinya data yang telah dikumpulkan diuraikan secara menyeluruh sesuai dengan persoalan yang dipecahkan menurut urutannya. HASIL ANALISIS Para guru agama Hindu dalam memberikan penilaian masih hanya berpedoman terhadap penilaian aspek kognetif saja, tidak berdasarkan sikap dan perilaku siswa. Penyelenggaraan pendidikan agama Hindu di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan memiliki kecendrungan hanya mengejar pencapaian tujuan program pembelajaran dan target kurikulum. Akibatnya, sistem pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru Agama Hindu di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan sebagai tolok ukur keberhasilan siswa hanya fokus pada isi dan pencapaian tujuan program dalam pembelajaran tersebut. Hal itu tampak dalam penyelenggaraan pendidikan agama Hindu di sekolah yakni proses pembelajaran hanya menanamkan aspek kognitifnya saja. Sedangkan aspek lainnya kurang diperhatikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Gejala seperti itu secara tidak langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perilaku keagamaan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dari analisa hasil wawancara dalam proses pembelajaran agama Hindu di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan harus ada paradigma baru yaitu menuntut adanya proses kegiatan belajar mengajar yang menyeimbangkan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dalam proses pembelajaran. Tujuannya agar pertumbuhan dan perkembangan perilaku keagamaan siswa dapat tumbuh secara merata dan seimbang. Menyimak hasil wawancara bahwa, dalam proses pembelajaran agama Hindu di sekolah tidaklah cukup hanya menggunakan satu (1) metode saja. Penyelenggaraan Kelompok Kerja Guru (KKG) guru agama Hindu merupakan proses penyegaran bagi guru agama 7 Hindu, melalui diskusi materi, metode pengajaran, sehingga memberikan manfaat bagi pengembangan metode pengajaran agama Hindu di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan. Metode yang digunakan oleh pra guru agama Hindu di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan antara lain : Guru-guru di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan tidak profesional dalam membuat perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum terlebih-lebih membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berkarakter. Berdasarkan pengamatan peneliti menunjukan bahwa Guru yang mengampu mata Pelajaran Agama Hindu belum profesional dibidangnya, karena Profesionalitas guru dalam meningkatkan karakter siswa, tampaknya perlu ada peningkatan pengetahuan dan penguasaan materi pelajaran lewat sumber-sumber pembelajaran yang ada. Sarana pendidikan yang ada di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan nampaknya belum menunjukan harapan bagi peserta didik dan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut pengamatan peneliti menunjukan bahwa sarana pembelajaran merupakan faktor penghambat Pelaksanaan Profesionalitas guru dalam meningkatkan karakter siswa seperti buku pegangan dan buku penunjang masih berbentuk Lembar Kerja Siswa (LKS). Buku tersebut disusun oleh penerbit swasta dan belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak adanya rekomendasi dari pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tabanan . Nampaknya pelaksanaan kurikulum Kecamatan Kerambitan yang ada di SD Gugus 6 mengalami suatu hambatan dalam pelaksanaannya karena Kepala Sekolah, guru Agama Hindu, dan siswa belum sepenuhnya melaksanakan kurikulum sekolah dengan baik. Oleh sebab itu, perlu adanya kerjasama segenap warga sekolah melaksanakan fungsinya untuk mencapai tujuan sekolah. 8 Dari analisa hasil wawancara diperoleh pendidikan keluarga yang diberikan bahwa minimnya kepada siswa akan berpengaruh terhadap perilaku yang dilakukan di sekolah dan dapat menghambat dalam meningkatkan karakter siswa di SD gugus 6 kecamatan Kerambitan. Upaya peningkatan profesionalitas guru Agama Hindu dalam meningkatkan karakter siswa mengalami hambatan yang disebabkan oleh minimnya pendidikan keluarga di rumah yang akan berpengaruh terhadap perilaku siswa di sekolah. Apabila pendidikan orang tua baik, maka perilaku yang dilakukan oleh siswa akan baik dan sebaliknya apabila pendidikan orang tua keras akan terbawa perilaku yang tidak baik seperti melanggar tata tertib sekolah. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah yang ada di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan untuk mengatasi hambatanhambatan dalam meningkatkan profesionalitas guru Agama Hindu dan karakter siswa adalah dengan : (1) menyediakan saranaprasana yang berhubungan dengan mata pelajaran Agama Hindu seperti buku penunjang, alat-alat peraga pada anggaran belanja sekolah (RAPBS), (2) mendorong guru untuk mengadakan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang berhubungan dengan materi pelajaran, (3) mengadakan dharma tula pemaknaan hari – hari Suci agama Hindu dalam rangka menerapkan karakter bagi guru pegawai dan siswa, (4) selalu menerapkan disiplin pada siswa, bila terjadi pelanggaran displin seperti tidak masuk sekolah, atau jika anak nakal di sekolah, maka pihak sekolah akan memanggil orang tua untuk bertemu dalam mencari pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa, (5) pendidikan guru ditingkatkan, yang belum S1 agar menempuh pendidikan setara S1. Guru Agama Hindu hendaknya senantiasa berupaya berperilaku yang baik, sehingga menjadi panutan bagi siswa sehingga dapat 9 meningkatkan karakter siswa di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan. Peranan komite di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan tidak hanya menyusun rancangan anggaran belanja sekolah saja, tetapi selalu bersinergi dalam upaya meningkatkan kompetensi,profesionalitas guru, termasuk sarana prasana dan mengatasi permasalah yang berkaitan dengan siswa. Upaya yang dilakukan oleh orang tua siswa di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan, dalam upaya mengatasi hambatan meningkatkan profesionalitas guru dan karakter siswa di SD gugus 6 kecamatan Kerambitan memiliki peranan yang sangat penting. Di samping itu orang tua memberikan contoh kepada anak-anaknya supaya sang anak tidak hanya mendengarkan pesan-pesan dari orang tua, akan tetapi juga melihat dan memahami bahwa orang tua tidak hanya memerintah saja tetapi juga memberikan contoh yang baik bagi dirinya. Upaya-upaya yang dilakukan masyarakat dalam mengatasi hambatan peningkatan profesionalitas guru dan nilai-nilai karakter siswa di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan dengan cara melakukan kegiatan yang bersifat positif seperti kegiatan. Porseni, pasrarnan, dan kegiatan menabuh. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ” Profesionalitas guru-guru agama Hindu dalam meningkatkan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan” dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Profesionalitas Guru Agama Hindu dalam meningkatkan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan pada kenyataannya rendah, hal ini terlihat dari disiplin kehadirannya, baik ke sekolah maupun ke kelas, sering terlambat mengajar di kelas dan meninggalkan kelas mendahului waktu berakhirnya pelajaran, tidak menguasai bahan ajar, kurang peka dan tidak peduli akan perubahan dan pembaharuan dalam dunia pendidikan, jarang 10 membuat perangkat persiapan mengajar, jarang memeriksa tugas-tugas maupun hasil ulangan siswa. Profesionalitas yang dimiliki oleh seorang guru akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter peserta didik. Dalam meningkatkan karakter siswa di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan, maka guru-guru di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan dalam proses pembelajaran di kelas dituntut mengintegrasikan nilai-nilai karakter tersebut ke dalam silabus dan RPP, melalui ekstra pengembangan diri (ekstra kurikuler), dan muatan lokal. 2) Faktor-faktor yang menghambat Profesionalitas guru Agama Hindu dalam meningkatkan Karakter di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi Faktor Pendidikan Guru, Sarana Prasarana yang belum memadai serta Kurikulum Sekolah. Sedangkan faktor eksternal meliputi minimnya pendidikan keluarga, dan pendidikan masyarakat. 3) Upaya - upaya untuk mengatasi hambatan dalam meningkatkan profesionalitas guru Agama Hindu dan Karakter siswa di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan meliputi upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah seperti (1) menyediakan sarana-prasana yang berhubungan dengan mata pelajaran Agama Hindu seperti buku penunjang, alat-alat peraga, (2) mendorong guru untuk mengadakan Kelompok Kerja Guru (KKG), (3) mendorong guru Agtama Hindu agar memberikan dharma tula pada saat perayaan hari – hari Suci agama Hindu, (4) selalu menerapkan disiplin pada siswa. Upaya yang dilakukan oleh guru Agama Hindu, Upaya dari Komite Sekolah serta upaya dari keluarga dan masyarakat. Saran Saran dan rekomendasi yang dapat disampaikan adalah : 1) Kepada guru-guru SD di gugus 6 Kecamatan Kerambitan, khususnya guruguru Agama Hindu diharapkan senantiasa selalu meningkatkan profesionalitas yang meliputi peningkatan Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Kepribadian. 11 2) Kepada semua guru utamanya guru agama Hindu yan ada di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan agar senantiasa di dalam menyampaikan materi pelajaran hendaknya mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter kedalam setiap materi pelajaran yang akan diajarkan, yang tertuang dalam Silabus dan RPP. 3) Kepada Kepala Sekolah di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan diharapkan mempertahankan dan meningkatkan kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua siswa (komite) serta masyarakat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, agar terwujud proses belajar mengajar sesuai yang diharapkan serta para siswa senantiasa berperilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa yang diharapkan. 12 13