1 PROFESIONALITAS GURU AGAMA HINDU

advertisement
PROFESIONALITAS GURU AGAMA HINDU DALAM
MENINGKATKAN KARAKTER SISWA DI SD GUGUS6 KECAMATAN
KERAMBITAN , KABUPATEN TABANAN.
Oleh ;
Ni Komang Murniati
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
ABSTRAK
Pada kenyataannya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
mengalami banyak hambatan dan tantangan antara lain guru-guru dalam
melaksanakan tugasnya masih belum profesional. Begitu pula tentang karakter
siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, mulai tampak
menyedihkan dan memprihatinkan seperti halnya sifat sopan santun, arif bijaksana
telah banyak berubah, dengan mudahnya kena pengaruh budaya yang tidak sesuai
dengan sifat, karakter dan adat istiadat setempat, siswa membuang sampah
sembarangan dan tak peduli akan kebersihan lingkungan, sifat kerja keras siswa
sudah mulai memudar. Hal semacam ini kalau dibiarkan terus terjadi dan tidak
ditangani oleh guru-guru yang betul-betul profesional dalam menjalankan
tugasnya akan mengakibatkan dampak negatif terhadap perilaku siswa. Untuk
lebih jelasnya dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut (1)Bagaimanakah
Profesionalitas Guru-guru Agama Hindu dalam meningkatkan karakter siswa di
SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan ? (2) Faktor-faktor apa
sajakah yang menghambat Profesionalitas guru-guru Agama Hindu dalam
meningkatkan Karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten
Tabanan? (3) Upaya-upaya apa sajakah yang dilaksanakan untuk mengatasi
hambatan dalam meningkatkan profesionalitas guru Agama Hindu dan karakter
siswa di SD Satu Atap Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan ?
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui Profesionalitas
Guru-guru Agama Hindu dalam meningkatkan karakter siswa di SD Gugus 6
Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan ? (2) Untuk mengetahui faktorfaktor yang menghambat Profesionalitas guru-guru Agama Hindu dalam
meningkatkan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten
Tabanan? (3) Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilaksanakan untuk mengatasi
hambatan dalam meningkatkan profesionalitas guru Agama Hindu dan karakter
siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Sedangkan
teori yang digunakan untuk mengkaji permasalahan tersebut adalah teori
fungsional struktural, teori peran (role theory), dan teori makna. Jenis penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan
(observasi nonpartisipatif, interview bebas terpimpin, studi kepustakaan, dan
dokumentasi). Data selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa profesionalitas guru rendah
sehingga perlu ditingkatkan profesionalitasnya agar karakter siswa dapat
meningkat. Faktor-faktor yang menghambat profesionalitas guru agama Hindu
adalah faktor internal dan faktor eksternal sedangkan upaya-upaya untuk
mengatasi hambatan-hambatan dalam peningkatan profesionalitas guru Agama
1
Hindu adalah upaya oleh Kepala Sekolah, upaya oleh guru Agama Hindu seperti
KKG, upaya oleh komite sekolah serta upaya keluarga dan masyarakat.
Kata kunci : Profesionalitas Guru dan karakter siswa.
2
PENDAHULUAN
Profesionalitas yang dimiliki oleh seorang guru akan berpengaruh terhadap
pembentukan karakter peserta didik. Bahwasanya pembangunan karakter yang
merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945
dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini,
seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan
perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya
nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran
terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya
kemandirian bangsa (Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter
Bangsa 2010-2025).
Untuk
mendukung
perwujudan
cita-cita
pembangunan
karakter
sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta
mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan
pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan
nasional, yang dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter
(2010): pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi
pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara
apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan
sepenuh hati.
Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah
teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan
pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5)
Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10)
Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13)
Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli
Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab (Pusat Kurikulum.
Pengembangan dan Pendidikan Budaya Karakter Bangsa).
Mengingat hal tersebut di atas, guru yang profesional dituntut memiliki
komitmen, bertanggungjawab, belajar dari pengalaman, menjadi bagian dari
masyarakat belajar, sehingga mampu meningkatkan karakter siswa. Sedangkan di
3
dalam Veda dan susastra Hindu sangat banyak digambarkan dan diulas bagaimana
tugas dan kewajiban seorang guru, dan demikian besar peranan guru-guru rohani
Hindu yang mengembangkan ajaran Agama Hindu yang dapat diwarisi dan digali
dewasa ini, oleh karena itu dalam ajaran Agama Hindu seorang guru memiliki
posisi sentral dan terhormat di tengah-tengah masyarakat.
Guru profesional menurut kitab suci Veda adalah mereka yang mampu
melaksanakan swadharmanya untuk membangun moralitas dan karakter peserta
didik. Pembangunan karakter merupakan tujuan dari pendidikan menurut kitab
suci Veda dan susastra Hindu yang sesungguhnya sejalan dengan tujuan yang
terkandung dalam UU Sisdiknas Tahun 2003, dan berkenaan dengan hal tersebut
maka profesi guru dapat ditingkatkan kualitasnya melalui kualifikasi, kompetensi,
dan sertifikasi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam tulisan ini dibahas
bagaimana seorang guru yang profesional menurut kitab suci Veda dan susastra
Hindu, mengingat pendidikan menurut ajaran Agama Hindu memegang peranan
yang sangat penting yang mengantarkan umat manusia mewujudkan kesejahteraan
dan kebahagiaan yang populer dikenal dengan istilah jagadhita dan moksa. Dalam
hal ini, guru Agama Hindu memegang peranan yang sangat penting dalam
pembentukan karakter siswa.
Peran mata pelajaran Agama Hindu yang dibelajarkan di sekolah
berlandaskan atas prinsip bahwa Ajaran Hindu adalah sebagai pandangan hidup
pribadi pemeluknya dalam hubungannya dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
(Tuhan Yang Maha Esa). Peran pendidikan Agama Hindu lebih ditonjolkan
kepada suatu sikap dalam kerangka menghargai manusia sebagai mahluk ciptaanNya, sebagai dirinya sendiri, dalam hubungannya dengan lingkungan baik
lingkungan sosial dan alam. Hal tersebut selaras dengan pandangan Tri Hita
Karana yang sangat dipegang teguh oleh pemeluk Hindu sebagai sebuah
pandangan universal yang sudah ada sejak dahulu kala. Maka menjadi seorang
guru baik itu guru Agama Hindu dituntut agar benar-benar menjadi guru yang
profesional.
Pada kenyataannya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
mengalami banyak hambatan dan tantangan antara lain guru-guru dalam
melaksanakan tugasnya masih belum profesional, hal ini terlihat dari disiplin
4
kehadirannya, baik ke sekolah maupun ke kelas, sering terlambat mengajar di
kelas dan meninggalkan kelas mendahului waktu berakhirnya pelajaran, tidak
menguasai bahan ajar, kurang peka dan tidak peduli akan perubahan dan
pembaharuan dalam dunia pendidikan; bersikap acuh dan tidak suka membimbing
siswa, jarang membuat perangkat persiapan mengajar, jarang memeriksa tugastugas maupun hasil ulangan siswa, tidak mampu memikirkan perbaikan-perbaikan
yang harus dilakukan, tidak mempunyai keinginan untuk meningkatkan
kemampuan, menjalankan tugas hanya sampai batas minimal, puas hanya dengan
melakukan tugas-tugas rutin dari hari ke hari.
Rendahnya Profesional guru disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
(1) faktor insentif/gaji guru yang secara nasional masih sangat rendah; (2) gaya
kepemimpinan kepala sekolah; (3) motivasi kerja guru, (4) kompetensi guru; (5)
kurangnya kesempatan membaca bagi guru karena persoalan mencari penghasilan
tambahan disamping harga buku yang cukup mahal; (6) prosedur kenaikan
pangkat yang sulit terutama untuk golongan di atas IV/a; (7) adanya perasaan
tidak bangga menjadi guru karena perlakuan kurang adil terhadap guru; dan (8)
rasa kurang aman dalam bertugas (Suroso, 2002:19). Guru-guru banyak sekali
disibukkan oleh urusan pribadi, kesulitan dalam ekonomi, tuntutan pemerintah,
masyarakat, kurikulum sehingga kurang penuh dalam pengabdiannya sebagai
pendidik.
Sikap profesional guru selama ini masih rendah, hal ini dapat dilihat
dengan adanya anggapan terhadap organisasi PGRI (Persatuan Guru Republik
Indonesia) belum mampu memperjuangkan nasib guru sepenuhnya. Guru tidak
yakin atas nafkah yang diperoleh untuk menutupi kehidupan keluarga, sehingga
ada guru mengambil pekerjaan sampingan untuk memenuhi tuntutan ekonomi
keluarga. Bahkan Guru-guru di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan enggan
mengikuti pendidikan lanjutan, padahal ini mutlak dilakukan untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan kecakapan diagnostik. Guru-guru di SD gugus 6
Kecamatan Kerambitan cenderung mempertahankan cara-cara lama (konservatif)
dalam melaksanakan tugas, kurang peduli terhadap berbagai perkembangan dan
kemajuan dalam bidang pendidikan. Sikap profesional guru seperti ini dapat
5
berdampak negatif terhadap pembangunan karakter siswa di SD Gugus 6
Kecamatan Kerambitan.
Realita yang terjadi di lapangan, yaitu nilai karakter siswa di SD Gugus 6
Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, tidak sesuai dengan yang
diharapkan seperti halnya sifat sopan santun, arif bijaksana telah banyak berubah,
mudah terpancing ke dalam perilaku yang emosional, dengan mudahnya kena
pengaruh budaya yang tidak sesuai dengan sifat, karakter dan adat istiadat
setempat, berkurangnya sifat sosial dan cenderung ke sifat individual. Budaya
gemar membaca dikalangan siswa menurun, siswa membuang sampah
sembarangan dan tak peduli akan kebersihan lingkungan, sifat kerja keras siswa
sudah mulai memudar. Hal semacam ini kalau dibiarkan terus terjadi dan tidak
ditangani oleh guru-guru yang betul-betul profesional dalam menjalankan
tugasnya akan mengakibatkan dampak negatif terhadap perilaku siswa. Atas dasar
itulah penulis merasa tertarik untuk meneliti profesionalitas guru Agama Hindu
dalam meningkatkan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan,
Kabupaten Tabanan.
METODE
Secara metodologis penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kajian
budaya dengan metode kualitatif. Penelitian dilakukan di SD Gugus 6 Kecamatan
Kerambitan, Kabupaten Tabanan yang meliputi SD No. 1 Tibubiu, SD No. 2
Tibubiu, SD No. 1 Belumbang, SD No. 2 Belumbang, dan SD No. 1 Tista.
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif
dan data kuantitatif yang diperoleh dari sumber data primer dan skunder. Data
diperoleh dari beberapa teks dan informan. Teknik penentuan informan dalam
penelitian ini menggunakan teknik penentuan sampel jaringan (network sampling)
disebut juga teknik bola salju (snowball sampling), adalah penentuan sampel
dengan menggunakan partisipan lain yang telah ditentukan secara purposive dan
snowballing sampling. Dalam pengumpulan data di lapangan
menggunakan
Instrumen , yakni berupa catatan kecil secara berkala, daftar catatan, pedoman
wawancara, serta peralatan elektronik seperti tape recorder , kamera dan studi
kepustakaan. Data dianalisis dengan teknik Deskriftip kemudian hasilnya
6
disajikan secara deskriptif juga artinya data yang telah dikumpulkan diuraikan
secara menyeluruh sesuai dengan persoalan yang dipecahkan menurut urutannya.
HASIL ANALISIS

Para guru agama Hindu dalam memberikan penilaian masih hanya
berpedoman terhadap penilaian aspek kognetif saja, tidak
berdasarkan sikap dan perilaku siswa.

Penyelenggaraan pendidikan agama Hindu di SD gugus 6
Kecamatan Kerambitan memiliki kecendrungan hanya mengejar
pencapaian tujuan program pembelajaran dan target kurikulum.
Akibatnya, sistem pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
Agama Hindu di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan sebagai
tolok ukur keberhasilan siswa hanya fokus pada isi dan pencapaian
tujuan program dalam pembelajaran tersebut. Hal itu tampak dalam
penyelenggaraan pendidikan agama Hindu di sekolah yakni proses
pembelajaran
hanya
menanamkan
aspek
kognitifnya
saja.
Sedangkan aspek lainnya kurang diperhatikan oleh guru dalam
proses pembelajaran. Gejala seperti itu secara tidak langsung
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perilaku keagamaan
peserta didik dalam proses pembelajaran.

Dari analisa hasil wawancara dalam proses pembelajaran agama
Hindu di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan harus ada paradigma
baru yaitu menuntut adanya proses kegiatan belajar mengajar yang
menyeimbangkan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
dalam proses pembelajaran. Tujuannya agar pertumbuhan dan
perkembangan perilaku keagamaan siswa dapat tumbuh secara
merata dan seimbang.

Menyimak hasil wawancara bahwa, dalam proses pembelajaran
agama Hindu di sekolah tidaklah cukup hanya menggunakan satu
(1) metode saja. Penyelenggaraan Kelompok Kerja Guru (KKG)
guru agama Hindu merupakan proses penyegaran bagi guru agama
7
Hindu, melalui diskusi materi, metode pengajaran, sehingga
memberikan manfaat bagi pengembangan metode pengajaran
agama Hindu di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan. Metode yang
digunakan oleh pra guru agama Hindu di SD gugus 6 Kecamatan
Kerambitan antara lain :

Guru-guru di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan tidak profesional
dalam membuat perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan
kurikulum
terlebih-lebih
membuat
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang berkarakter.

Berdasarkan pengamatan peneliti menunjukan bahwa Guru yang
mengampu mata Pelajaran Agama Hindu belum profesional
dibidangnya, karena
Profesionalitas guru dalam meningkatkan
karakter siswa, tampaknya perlu ada peningkatan pengetahuan dan
penguasaan materi pelajaran lewat sumber-sumber pembelajaran
yang ada.

Sarana pendidikan yang ada di SD Gugus 6 Kecamatan
Kerambitan nampaknya belum menunjukan harapan bagi peserta
didik dan guru
dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut
pengamatan peneliti menunjukan bahwa sarana pembelajaran
merupakan faktor penghambat Pelaksanaan Profesionalitas guru
dalam meningkatkan karakter siswa seperti buku pegangan dan
buku penunjang masih berbentuk Lembar Kerja Siswa (LKS).
Buku tersebut disusun oleh penerbit swasta dan belum memenuhi
standar yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak adanya
rekomendasi dari pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tabanan .

Nampaknya pelaksanaan kurikulum
Kecamatan Kerambitan
yang ada di SD Gugus 6
mengalami suatu hambatan dalam
pelaksanaannya karena Kepala Sekolah, guru Agama Hindu, dan
siswa belum sepenuhnya melaksanakan kurikulum sekolah dengan
baik. Oleh sebab itu, perlu adanya kerjasama segenap warga
sekolah melaksanakan fungsinya untuk mencapai tujuan sekolah.
8

Dari analisa hasil wawancara diperoleh
pendidikan
keluarga
yang
diberikan
bahwa minimnya
kepada
siswa
akan
berpengaruh terhadap perilaku yang dilakukan di sekolah dan dapat
menghambat dalam meningkatkan karakter siswa di SD gugus 6
kecamatan Kerambitan.

Upaya peningkatan profesionalitas guru Agama Hindu dalam
meningkatkan
karakter
siswa
mengalami
hambatan
yang
disebabkan oleh minimnya pendidikan keluarga di rumah yang
akan berpengaruh terhadap perilaku siswa di sekolah. Apabila
pendidikan orang tua baik, maka perilaku yang dilakukan oleh
siswa akan baik dan sebaliknya apabila pendidikan orang tua keras
akan terbawa perilaku yang tidak baik seperti melanggar tata tertib
sekolah.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah yang ada di SD
gugus 6 Kecamatan Kerambitan untuk mengatasi hambatanhambatan dalam meningkatkan profesionalitas guru Agama Hindu
dan karakter siswa adalah dengan : (1) menyediakan saranaprasana yang berhubungan dengan mata pelajaran Agama Hindu
seperti buku penunjang, alat-alat peraga pada anggaran belanja
sekolah (RAPBS), (2) mendorong guru untuk mengadakan
Kelompok Kerja Guru (KKG) yang berhubungan dengan materi
pelajaran, (3) mengadakan dharma tula pemaknaan hari – hari Suci
agama Hindu dalam rangka menerapkan karakter bagi guru
pegawai dan siswa, (4) selalu menerapkan disiplin pada siswa, bila
terjadi pelanggaran displin seperti tidak masuk sekolah, atau jika
anak nakal di sekolah, maka pihak sekolah akan memanggil orang
tua untuk bertemu dalam mencari pemecahan masalah yang
dihadapi oleh siswa, (5) pendidikan guru ditingkatkan, yang belum
S1 agar menempuh pendidikan setara S1.

Guru Agama Hindu hendaknya
senantiasa berupaya berperilaku
yang baik, sehingga menjadi panutan bagi siswa sehingga dapat
9
meningkatkan karakter siswa di SD gugus 6 Kecamatan
Kerambitan.

Peranan komite di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan tidak hanya
menyusun rancangan anggaran belanja sekolah saja, tetapi selalu
bersinergi dalam upaya meningkatkan kompetensi,profesionalitas
guru, termasuk sarana prasana dan mengatasi permasalah yang
berkaitan dengan siswa.

Upaya yang dilakukan oleh orang tua siswa di SD gugus 6
Kecamatan Kerambitan, dalam upaya mengatasi hambatan
meningkatkan profesionalitas guru dan karakter siswa di SD gugus
6 kecamatan Kerambitan memiliki peranan yang sangat penting. Di
samping itu orang tua memberikan contoh kepada anak-anaknya
supaya sang anak tidak hanya mendengarkan pesan-pesan dari
orang tua, akan tetapi juga melihat dan memahami bahwa orang
tua tidak hanya memerintah saja tetapi juga memberikan contoh
yang baik bagi dirinya.

Upaya-upaya yang dilakukan masyarakat dalam mengatasi
hambatan peningkatan profesionalitas guru dan nilai-nilai karakter
siswa di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan dengan cara
melakukan kegiatan yang bersifat positif seperti kegiatan. Porseni,
pasrarnan, dan kegiatan menabuh.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ” Profesionalitas guru-guru agama Hindu
dalam meningkatkan karakter siswa di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan”
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Profesionalitas Guru Agama Hindu dalam meningkatkan karakter siswa di SD
Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan pada kenyataannya
rendah, hal ini terlihat dari disiplin kehadirannya, baik ke sekolah maupun ke
kelas, sering terlambat mengajar di kelas dan meninggalkan kelas mendahului
waktu berakhirnya pelajaran, tidak menguasai bahan ajar, kurang peka dan
tidak peduli akan perubahan dan pembaharuan dalam dunia pendidikan, jarang
10
membuat perangkat persiapan mengajar, jarang memeriksa tugas-tugas
maupun hasil ulangan siswa. Profesionalitas yang dimiliki oleh seorang guru
akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter peserta didik. Dalam
meningkatkan karakter siswa di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan
Kabupaten Tabanan, maka guru-guru di SD gugus 6 Kecamatan Kerambitan
dalam proses pembelajaran di kelas dituntut mengintegrasikan nilai-nilai
karakter tersebut ke dalam silabus dan RPP, melalui ekstra pengembangan diri
(ekstra kurikuler), dan muatan lokal.
2) Faktor-faktor yang menghambat Profesionalitas guru Agama Hindu dalam
meningkatkan Karakter di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan, Kabupaten
Tabanan adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi
Faktor Pendidikan Guru, Sarana Prasarana yang belum memadai serta
Kurikulum Sekolah. Sedangkan faktor eksternal meliputi minimnya
pendidikan keluarga, dan pendidikan masyarakat.
3) Upaya
-
upaya
untuk
mengatasi
hambatan
dalam
meningkatkan
profesionalitas guru Agama Hindu dan Karakter siswa di SD gugus 6
Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan meliputi upaya yang dilakukan
oleh Kepala Sekolah seperti (1) menyediakan sarana-prasana yang
berhubungan dengan mata pelajaran Agama Hindu seperti buku penunjang,
alat-alat peraga, (2) mendorong guru untuk mengadakan Kelompok Kerja
Guru (KKG), (3) mendorong guru Agtama Hindu agar memberikan dharma
tula pada saat perayaan hari – hari Suci agama Hindu, (4) selalu menerapkan
disiplin pada siswa. Upaya yang dilakukan oleh guru Agama Hindu, Upaya
dari Komite Sekolah serta upaya dari keluarga dan masyarakat.
Saran
Saran dan rekomendasi yang dapat disampaikan adalah :
1) Kepada guru-guru SD di gugus 6 Kecamatan Kerambitan, khususnya guruguru Agama Hindu diharapkan senantiasa selalu meningkatkan profesionalitas
yang meliputi peningkatan Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional,
Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Kepribadian.
11
2) Kepada semua guru utamanya guru agama Hindu yan ada di SD gugus 6
Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan agar senantiasa di dalam
menyampaikan materi pelajaran hendaknya mengintegrasikan nilai-nilai
pendidikan karakter kedalam setiap materi pelajaran yang akan diajarkan, yang
tertuang dalam Silabus dan RPP.
3) Kepada Kepala Sekolah di SD Gugus 6 Kecamatan Kerambitan diharapkan
mempertahankan dan meningkatkan kerjasama yang baik antara pihak sekolah
dengan orang tua siswa (komite) serta masyarakat dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan, agar terwujud
proses belajar mengajar sesuai yang
diharapkan serta para siswa senantiasa berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
karakter bangsa yang diharapkan.
12
13
Download