1 Nama Pemrasaran/ NIM Departemen Pembahas Judul Rencana Penelitian Tanggal dan Waktu MAKALAH KOLOKIUM : Vani Kusumawardani/ I34110157 : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat : Ade Mirza Roslinawati/ I34110056 : Partisipasi Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) dalam Program Intensifikasi Budidaya Perikanan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. : 30 Januari 2015, 09.30 s.d 10.20 WIB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah laut yang sangat luas. Hal ini merupakan potensi sumber daya terpendam yang sangat besar untuk dikembangkan. Sektor kelautan dan perikanan sangat dibutuhkan perannya yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk pembudidaya ikan/pelaku usaha perikanan dan keluarganya. Kegiatan perikanan di Indonesia untuk mengajarkan para pembudidaya ikan tentang dunia perikanan maka dibutuhkan proses penyuluhan yang baik. Penyuluhan merupakan usaha untuk mengubah pengetahuan, sikap, kebiasaan dan keterampilan dengan membantu dan memotivasi masyarakat sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya. Penyuluhan perikanan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas, sesuai dengan Undang – undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan bahwa ”penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama agar mereka mau, mampu menolong, dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya. Upaya ini dapat meningkatkan produktivitas, efesiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.” Melalui penyuluhan, pembudidaya ikan dapat berusaha lebih baik, berusaha lebih menguntungkan, hidup lebih sejahtera, dan bermasyarakat lebih baik serta pada akhirnya akan dapat mengembangkan kemampuan dan meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Peranan lembaga penyuluhan perikanan dimaksudkan untuk mempengaruhi perilaku pelaku utama/ pembudidaya ikan dan meningkatkan kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri mengenai cara-cara mencapai tujuan mereka. Partisipasi adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi) program/proyek pembangunan yang dikerjakan di dalam masyarakat lokal (Adisasmita 2006). Kinerja penyuluh dapat dilihat dari tingkat partisipasi pembudidaya ikan yang tinggi dalam Program Intensifikasi Budidaya perikanan. Harapan dari program ini adalah adanya perubahan sikap secara kolektif pada sebuah kelompok ke arah yang lebih menguntungkan dan berkelanjutan. Program Intensifikasi Budidaya Perikanan pada dasarnya merupakan upaya untuk mengembangkan potensi masyarakat dalam bidang perikanan melalui pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki secara optimal. Terbitnya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang SP3K, peranan penyuluh perikanan menjadi semakin strategis dalam memfasilitasi proses pemberdayaan pelaku utama/ pembudidaya ikan dan keluarganya. Upaya penyuluh perikanan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia khususnya di bidang perikanan perlu SDM penyuluh perikanan yang tangguh dengan ciri professional, mandiri, inovatif, kreatif dan berwawasan global yang mampu menjadi fasilitator, motivator dan regulator pelaku usaha pertanian serta mampu membangun sistem usaha perikanan yang berdaya saing tinggi. Upaya keberhasilan penyuluhan perikanan bukan semata-mata tergantung pada teknis penyuluh perikanannya saja tetapi merupakan gabungan dari seluruh aspek mulai dari pelaksanaan, Tugas, pokok, dan fungsi (TUPOKSI) penyuluh perikanan, kelembagaan, metode dan media penyuluhan yang digunakan, juga kondisi kelompok perikanan. Berdasarkan hal tersebut kinerja penyuluh sangat dibutuhkan dan penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku melalui suatu kegiatan pendidikan nonformal, pada proses pengambilan keputusan inovasi dapat dilihat dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan pembudidaya ikan yang pada akhirnya akan meningkatkan partisipasi pembudidaya dalam Program Intensifikasi Pembudidaya Perikanan. Peningkatan partisipasi pembudidaya dalam 2 Program Intensifikasi Pembudidaya Perikanan dapat menjadi indikator keberhasilan kinerja penyuluh perikanan dalam pendampingan. Namun selalu saja ada kendala dalam pelaksanaanya di lapangan. Maka kinerja penyuluh sangat penting untuk keefektivitasan penyuluhan, berdasarkan penelitian Marliati et al. 2008 mengatakan Kinerja penyuluh pertanian dalam memberdayakan petani adalah perilaku aktual yang diperagakan penyuluh sebagai kewajibannya mengemban tugas-tugas pemberdayaan yang diamanahkan kepadanya, yang diukur dari tingkat kepuasan petani. Keberhasilan penyuluhan salah satunya dipengaruhi oleh partisipasi pembudidaya ikan oleh karena itu, perlu diketahui partisipasi pembudidaya ikan terhadap kinerja penyuluh perikanan dalam Program Intensifikasi Pembudidaya Perikanan, sehingga menjadi penting bagi penulis untuk menganalisis lebih jauh mengenai pengaruh kinerja penyuluh perikanan terhadap partisipasi Kelompok Pembudidaya Ikan dalam Program Intensifikasi Budidaya Perikanan. 1.2 Rumusan Masalah Masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan antara karakteristik Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) dengan sikap Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) terhadap inovasi? 2. Bagaimana hubungan antara kinerja penyuluh perikanan dengan sikap Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) terhadap inovasi? 3. Bagaimana hubungan antara sikap Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) terhadap inovasi dengan Partisipasi dalam kegiatan pengembangan usaha perikanan? 4. Bagaimana hubungan antara Partisipasi dalam kegiatan pengembangan usaha perikanan dengan kinerja penyuluh perikanan? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Menganalisis hubungan antara karakteristik Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) dengan sikap Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) terhadap inovasi? 2. Bagaimana hubungan antara kinerja penyuluh perikanan dengan sikap Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) terhadap inovasi? 3. Bagaimana hubungan antara sikap Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) terhadap inovasi dengan Partisipasi dalam kegiatan pengembangan usaha perikanan? 4. Bagaimana hubungan antara Partisipasi dalam kegiatan pengembangan usaha perikanan dengan kinerja penyuluh perikanan? 1.3 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi berbagai pihak, yaitu: 1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai kinerja penyuluh perikanan dilihat dari partisipasi Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) dalam pengembangan usaha perikanan. 2. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta gambaran rinci mengenai peran pentingnya penyuluhan khususnya penyuluh perikanan dalam pengembangan usaha perikanan, sehingga dapat menjadi suatu saran dalam pengembangan kebijakan penyuluhan sesuai dengan kondisi yang terjadi dilapang. 3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta kesadaran kritis tentang pentingnya partisipasi masyarakat pengembangan usaha perikanan. II. PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Partisipasi Pengertian secara umum partisipasi adalah keikutsertaan, seseorang atau sekelompok anggota masyarakat dalam suatu kegiatan. Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi) program/proyek pembangunan yang dikerjakan di dalam masyarakat lokal (Adisasmita 2006). Pengertian partisipasi menurut Robert Chambers dalam Daniel et al. (2008) adalah partisipasi dalam arti bahwa masyarakat terlibat langsung dalam setiap tahapan proses, sedangkan menurut Pretty et al. (1995) dalam Daniel (2008), partisipasi adalah proses pemberdayaan masyarakat sehingga mampu menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapinya. Partisipasi (participation dalam kamus bahasa Inggris) adalah pengambilan bagian, 3 pengikutsertaan, dengan demikian pengertian partisipasi adalah pengambilan bagian/ pengikutsertaan atau masyarakat terlibat langsung dalam setiap tahapan proses pembangunan mulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) sampai kepada monitoring dan evaluasi (controlling). Dalam kegiatan pengembangan usaha perikanan, partisipasi dari Kelompok Pemudidaya Ikan (POKDAKAN) merupakan suatu perwujudan dari kesadaran dan kepedulian serta tanggung jawab Kelompok Pembudidaya Ikan pentingnya pengembangan usaha perikanan yang bertujuan untuk memperbaiki mutu hidup atau tingkat perekonomian pembudidaya dan keluarganya. Pengukuran partisipasi menurut Yadav (1980) dalam Theresia (2014) terdiri atas tiga indikator yaitu, 1) keterlibatan yaitu dapat dilihat dari kehadiran, penyampaian pendapat,dan kualitas pendapat. 2) kesukarelaan yaitu dapat dilihat dari spontan, terinduksi, dan pemaksaan. 3) lingkup kegiatan yaitu dapat ilihat dari dari pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan & evaluasi, serta pemanfaatan hasil. 2.1.2 Peran Penyuluh Perikanan Penyuluhan sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum merupakan hak asasi warga negara Indonesia (Listiawati 2010). Pada penelitian Marliati et al. 2008 permasalahan pokok yang terjadi di kabupaten Kampar provinsi Riau adalah masih rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga penyuluh dalam pengembangan agribisnis. Atribut mutu pelayanan yang digunakan untuk menilai tingkat kepuasan petani di BP3K Wilayah Ciawi juga mempertimbangkan pengupayaan sarana dan prasarana guna peningkatan pelayanan penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha (Listiawati 2010). Departemen Kelautan dan Perikanan (2009), Peran penyuluh berdasarkan falsafah penyuluhan ada empat hal penting yang harus diperhatikan oleh penyuluh adalah 1) Penyuluh harus bekerjasama dengan masyarakat, dan bukan bekerja untuk masyarakat., 2) Penyuluh tidak boleh menciptakan ketergantungan tetapi justru harus mampu mendorong kemandirian, 3) Penyuluhan harus selalu mengacu pada terwujudnya kesejahteraan hidup masyarakat, 4) Penyuluhan harus mengacu pada peningkatan harkat dan martabat manusia sebagai individu, kelompok, dan masyarakat umumnya. Falsafah penyuluhan yang dikenal dengan istilah 3T yaitu, TEACH (pendidikan), TRUTH (kebenaran), TRUST (keyakinan). Artinya, bahwa dalam penyuluhan harus mengandung unsurunsur pendidikan untuk mengubah pengetahuan, sikap dan keterampilan. Membantu masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri, oleh karenanya harus ada kepercayaan dari masyarakat sasaran. Belajar sambil melakukan sesuatu, sehingga ada keyakinan atas kebenaran terhadap apa yang diajarkan. Departemen Kelautan dan Perikanan (2009), Tujuan Penyuluhan adalah terciptanya peningkatan taraf hidup masyarakat melalui: 1) Better Farming yaitu, mau dan mampu mengubah cara-cara usaha dengan cara-cara yang lebih baik. 2) Better Business yaitu, berusaha yang lebih menguntungkan, mau dan mampu menjauhi para pengjion, lintah darat, dan melakukan teknis pemasaran yang benar. 3) Better Living yaitu, hidup lebih baik dengan mampu menhemat tidak berfoya-foya dan setelah berlangsungnya masa panenan, bisa menabung, bekerja sama memperbaiki hygiene lingkungan, dan mampu mencari alternatif lain dalam hal usaha. 2.1.3 Kinerja Penyuluh perikanan Kinerja penyuluh pertanian (performance) merupakan respons atau perilaku individu terhadap keberhasilan kerja yang dicapai oleh individu secara aktual dalam suatu organisasi sesuai tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya yang dilaksanakan secara efektif dan efisien berdasarkan periode waktu tertentu dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Bahua et al. 2010). Berdasarkan penelitian Nurmalia et al. (2013), Kinerja penyuluh dapat dilihat dengan persepsi pelaku usaha terhadap kinerja penyuluh perikanan yaitu, keberadaan penyuluh masih sangat diharapkan oleh pelaku usaha. Kinerja penyuluh dapat dilihat juga dari frekuensi kehadiran penyuluh di tempat wilayah binaannya dan media yang digunakan untuk memberikan penyuluhan. Frekuensi kehadiran penyuluh digolongkan menjadi empat indikator yaitu, seminggu sekali, 2 minggu sekali, sebulan sekali, dan jika dibutuhkan saja. Hasil penelitian tersebut mengenai frekuensi kehadiran tersebut adalah para pelaku usaha mengharapkan kehadiran penyuluh perikanan sesering mungkin. Media yang digunakan penyuluh dapat berupa menonton film/video,memberikan ceramah, membagikan brosur dan memiiki contoh usaha. 4 Penyuluh dalam menyampaikan materi penyuluhan dapat menggunakan berbagai metode penyuluhan perikanan, metode yang berdasarkan sifatnya yaitu, bersifat masal, bersifat kelompok, bersifat individual (Poernomo 2004).1 1. Bersifat Masal Metode yang bersifat masal adalah metode penyuluhan yang sasaranya berupa komunitas masyarakat luasBersifat kelompok Metode yang bersiifat kelompok adalah metode penyuluhan yang sasarannya berupa kelompok masyarakat tertentu dan telah terorganisir baik formal maupun informal. 2. Bersifat Individual Metode yang bersifat individual adalah metode penyuluhan yang sasarannya perorangan atau individu. Sedangkan, metode berdasarkan cara pendekatannya ada lima yaitu, persuasif, edukatif, komunikatif, akomodatif, dan fasilitatif.2 1. Persuasif artinya, bahwa penyuluhan perikanan dalam melaksanakan tugasnya harus mampu meyakinkan khalayak yang disuluh, sehingga mereka merasa tertarik terhadap halhal yang disampaikan. 2. Edukatif artinya, bahwa penyuluh perikanan harus bersikap dan berilaku sebagai pendidik yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan membimbing masyarakat. 3. Komunikatif artinya, bahwa penyuluh perikanan harus mampu berkomunikasi dan menciptakan iklim serta suasana sedemikian rupa sehingga tercipta suatu pembicaraan atau komunikasi yang bersifat akrab, terbuka, dan timbal balik. 4. Akomodatif artinya, bahwa dengan diajukannya permasalahan-permasalahan di bidang perikanan oleh masyarakat, penyuluh perikanan harus mampu mengakomodasikan, menampung, dan memberikan jalan pemecahannya dengan sikap dan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh khayak yang disuluh. 5. Fasilitatif artinya, bahwa penyuluh perikanan harus mampu memanfaatkan jejaring kerja penyuluhan perikanan untuk menghubungkan antara khalayak yang disuluh dengan pihak yang lain seperti sumber teknologi, sumber permodalan, sumber informasi, akses pasar, dan lain-lain. 2.1.4 Pengertian Sikap Sikap merupakan ekspresi yang mencerminkan perasaan, apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek. Gerungan (2010) mengatakan, sikap senantiasa terarah kepada suatu hal atau suatu obyek, tidak ada sikap tanpa ada objeknya. London dan Bitta (1988) dalam Siswanta (2014), berpendapat sikap sebagai kecendrungan yang dipelajari (learned predisposition) untuk merespon suatu objek atau kelas objek dalam suasana menyenangkan atau tidak menyenangkan secara konsisten. Sedangkan Paul dan Olson (1999) dalam Siswanta (2014), menyatakan bahwa sikap konsumen adalah evaluasi konsep secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Sikap adalah faktor penting yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan dan perilaku (Sumarwan 2011). Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan ungkapan perasaan seseorang tentang suatu obyek apakah disukai atau tidak dan suasana menyenangkan atau tidak menyenangkan, sikap juga dapat menggambarkan kepercayaan seseorang terhadap obyek. Menurut Schiffman dan Kanuk (2010); Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) dalam Sumarwan (2011), sikap terdiri atas tiga komponen: kognitif, afektif, dan konatif atau disebut sebagai Model Tiga Komponen (Tricomponent Model)3. 1. Komponen Kognitif Komponen kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan persepsi terhadap suatu obyek sikap. Pengetahuan dan persepsi tersebut diperoleh melalui pengalaman langsung dari obyek sikap tersebut dan informasi dari berbagai sumber lainnya. Pengetahuan dan persepsi tersebut biasanya berbentuk kepercayaan, misalnya saja Kelompok Pembudidaya Ikan mempercayai Soen’an Hadi Poernomo.2004. Penyuluhan Perikanan dalam Era perubahan. Hal 22 Soen’an Hadi Poernomo.2004. Penyuluhan Perikanan dalam Era perubahan. Hal 23 3 Ujang Sumarwan. 2011. Perilaku Konsumen. Hal 175 1 2 5 penyuluh sehingga apa yang diberikan penyuluh jika sudah memiliki kepercayaan akan dengan mudah untuk ikut partisipasi dalam usaha perikanan dan menerima inovasi yang berikan. 2. Komponen Afektif Kompenen afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu obyek. Perasan dan emosi tersebut merupakan evaluasi menyeluruh terhadap obyek sikap. Afektif mengungkapkan penilaian seseorang kepada suatu obyek apakah baik atau buruk, disukai atautidak disukai. Komponen afektif ini menilai penyuluh apakah penyuluh dapat diterima dan dapat menilai kinerja penyuluh apakah baik atau buruk. 3. Komponen Konatif Konatif adalah komponen ketiga dari sikap yang menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan obyek sikap. Komponen konatif dapat digunakan mengungkapkan keinginan Kelompok Pembudidaya Ikan akan inovasi di bidang perikanan apakah akan mengadopsi atau tidak, apakah akan berpartisipasi atau tidak. 2.1.5 Inovasi Teknologi Budidaya Ikan Inovasi adalah segala sesuatu ide, cara-cara ataupun obyek yang dipersepsikan oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru. Menurut Mardikanto (1993) dalam Hikmah et al. ( 2007), mengungkapkan bahwa inovasi adalah suatu ide, perilaku, diterima, dan digunakan/diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang mendorong terjadi perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu hidup setiap individu/warga masyarakat yang bersangkutan. Berdasarkan penelitian Hikmah et al. (2007), teknologi budidaya ikan harus mempunyai ciri-ciri antara lain: 1) dapat meningkatkan produktivitas secara nyata, 2) bukan merupakan komponen teknologi tetapi meningkatkan satu kesatuan utuh, efisien, efektif dalam memanfaatkan waktu dan sumberdaya, 3)sesuai dengan biofisik dan agro ekologis, social ekonomi dan budaya setempat, 4) disesuaikan dengan kemampuan pembudidaya serta mudah dipelajari dan dipahami oleh pembudidaya, 5) adanya lembaga penunjang yang bertanggung jawab dalam pengadaan input, pengadaan pemasaran, permodalan serta kebijakan pemerintah yang mendukung. Menurut Manwan dan Oka (1991) dalam Nurdin (2013), ada empat faktor yang harus tersedia dalam menunjang keberhasilan penyampaian teknologi kepada petani, yaitu : (1) teknologi yang telah matang sesuai untuk wilayah pengembangan, (2) dukungan pemerintah daerah dalam bentuk pembinaan dan penyuluhan, (3) ketersediaan sarana produksi dan pemasaran yang kondusif, dan (4) partisipasi petani menerima teknologi. Dalam penelitian Hikmah et al. (2007), ada enam jenis keputusan inovasi teknologi budidaya udang yang menjadi parameter yaitu: 1) keputusan jenis teknologi yang digunakan, 2) keputusan kontruksi tambak, 3) keputusan pemberian pakan, 4) keputusan dalam pengendalian penyakit, 5) keputusan panen, dan 6) keputusan pemasaran. 2.2 Kerangka Pemikiran Penyuluhan sebagai proses pembelajaran (pendidikan nonformal) yang ditujukan untuk petani dan keluarganya memiliki peran penting dalam penyuluhan khususnya penyuluh perikanan. Penyuluh perikanan sebagai komunikator diharapkan dapat berperan sebagai guru, pembimbing, penasehat, penyampai informasi dan mitra. Karena itu, peningkatan kinerja penyuluh perikanan sangat penting dalam mempertahankan kelangsungan program penyuluhan. Partisipasi Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) dalam Program Intensifikasi Budidaya Perikanan dapat menilai kinerja penyuluh apakah sudah baik atau belum, jika partisipasi dalam Program Intensifikasi Budidaya Perikanan rendah dan sikap Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) terhadap inovasi yang diberikan penyuluh perikanan rendah maka diduga kinerja penyuluh perikanan masih kurang dan perlu ditingkatkan. Partisipasi anggota Kelompok Pembudidaya Ikan merupakan alat pendorong anggota untuk menunjukkan prestasinya dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan dalam programa penyuluhan. Partisipasi dalam Program Intensifikasi Budidaya Perikanan yang telah terbangun dengan baik dalam diri individu berpengaruh positif terhadap variabel kinerja penyuluh perikanan. Pembinaan penyuluh perikanan perlu dilakukan secara terus-menerus agar wawasan, keterampilan dan keahlian penyuluh lebih meningkat sehingga secara mandiri penyuluh dapat melaksanakan tugasnya secara professional. Kinerja penyuluh disini adalah dilihat dari seberapa sering penyuluh datang ke Kelompok Pembudidaya Ikan dan memberikan penyuluhan dan sosialisasi yang akan berpengaruh pada sikap POKDAKAN terhadap inovasi apakah Kelompok 6 Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) sudah memilki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang baik dalam menerima materi penyuluhan yang diberikan penyuluh. Setelah Kelompok Pembudidaya Ikan menentukan sikapnya terhadap inovasi baru akan mempengaruhi partisipasi dalam Program Intensifikasi Budidaya Perikanan untuk meningkatkan usaha dibidang perikanan. Karakteristik Responden (X1) X1.1 Usia X1.2 Jenis kelamin X1.3 Tingkat pendidikan X1.4 Tingkat pendapatan X1.5 Pengalaman budidaya ikan X1.6 Jenis ikan Sikap Responden terhadap inovasi di bidang perikanan (X3) X3.1 Komponen kognitif X3.2 Komponen afektif X3.3 Komponen konatif Partisipasi dalam kegiatan pengembangan usaha perikanan (Y) Y1. Perencanaan Y2. Pelaksanaan Y3. Evaluasi Y4. Pemanfaatan hasil Kinerja Penyuluh Perikanan (X2) X2.1Frekuensi kehadiran penyuluh X2.2 Metode penyuluhan yang digunakan X2.3 Media penyuluhan yang digunakan Keterangan: : Berhubungan 2.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini disajikan sebagai berikut: 1. Diduga terdapat hubungan antara karakteristik Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) dengan sikap Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) terhadap inovasi. 2. Diduga terdapat hubungan antara kinerja penyuluh perikanan dengan sikap Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) terhadap inovasi. 3. Diduga terdapat hubungan antara sikap Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) terhadap inovasi dengan Partisipasi dalam kegiatan pengembangan usaha perikanan. 4. Diduga terdapat hubungan antara Partisipasi dalam kegiatan pengembangan usaha perikanan dengan kinerja penyuluh perikanan. 2.4 Definisi Operasional Definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut: Tabel 1. Definisi operasional penelitian No. Variabel Definisi Operasional Indikator Jenis Data 1. Karakteristik Responden a Usia Lama hidup responden pada Berdasarkan Nominal saat penelitian dilakukan yang data emik di dihitung sejak hari kelahiran lapang yang dinyatakan dalam tahun. 7 b Jenis Kelamin c Tingkat Pendidikan d Tingkat Pendapatan e Pengalaman Budidaya Ikan f Jenis Ikan No. a b c Variabel Sifat fisik responden seperti yang tercatat dalam kartu identitas yang dimiliki oleh responden, yaitu laki-laki dan perempuan. Jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti responden sampai dengan saat penelitian. Perempuan Laki-laki Nominal Rendah: Ordinal tidak sekolahtamat SD Sedang: SLTP-SLTA Tinggi: Perguruan Tinggi Sejumlah uang yang didapat Berdasarkan Ordinal setelah bekerja dan digunakan data emik di untuk mencukupi kebutuhan lapang hidup keluarganya. Pendapatan disini berasal dari kegiatan pengembangan usaha perikanan yang diberikan penyuluh. Diukur dengan jumlah Berdasarkan Ordinal pengalaman budidaya yang data emik di pernah dijalani sampai dengan lapang saat penelitian. Macam-macam jenis ikan Berdasarkan Ordinal yang di budidaya oleh data emik di responden. lapang Definisi Operasional 2. Kinerja Penyuluh perikanan Frekuensi Nilai yang menyatakan jumlah Kehadiran kehadiran penyuluh perikanan Penyuluh di wilayah binaan. Perikanan Metode yang Cara penyampaian materi gunakan penyuluh penyuluhan dari penyuluh perikanan kepada responden, dapat bersifat masal, bersifat kelompok, dan bersifat individual. Serta metode pendekatan yaitu, persuasif, edukatif, komunikatif, akomodatif, dan fasilitatif. Media yang Alat bantu untuk gunakan penyuluh menyampaikan materi perikanan penyuluhan dari penyuluh kepada responden. Indikator Jenis Data Kehadiran Ordinal penyuluh dan materi yang diberikan (berdasarkan data emik di lapang) Rendah: Ordinal 7-12 Sedang: 13-17 Tinggi: 18-21 Rendah:5-8 Sedang: 9-12 Tinggi: 13-15 Ordinal 8 No. Variabel Definisi Operasional 3. Sikap Responden terhadap inovasi a Kognitif/ Responden memiliki penilaian pengetahuan terhadap inovasi yang penyuluh berikan dan mempunyai kesadaran untuk memiliki suatu inovasi. b Afektif/ perasaan c Psikomotorik/ konatif No. Variabel Responden mulai tertarik kepada ide baru dan mencoba mencari informasi tambahan. Di sini individu terdorong untuk mencari informasi lebih banyak lagi. Responden secara mental mengaplikasikan inovasi ke dalam kehidupannya saat ini dan sekaligus mengantisipasi ke masa akan datang, kemudian memutuskan apakah ia mencobanya atau tidak. Tahap ini merupakan tahap selektif terhadap suatu inovasi untuk menentukan sikap. Definisi Operasional Indikator Rendah: 7-12 Sedang: 13-17 Tinggi: 18-21 Rendah: 7-12 Sedang: 13-17 Tinggi: 18-21 Rendah: 7-12 Sedang: 13-17 Tinggi: 18-21 Indikator 4. Partisipasi dalam kegiatan pengembangan usaha perikanan Perencanaan Responden ikut berperan Rendah:5-8 dalam membuat kegiatan Sedang: mengenai usaha perikanan, 9-12 sehingga program/kegiatan Tinggi: sesuai dengan kebutuhan 13-15 responden. b Pelaksanaan Responden mengikuti seluruh Rendah:5-8 kegiatan yang telah Sedang: direncanakan bersama-sama 9-12 dengan penyuluh. Tinggi: 13-15 c Evaluasi Responden dapat Rendah:5-8 mengevaluasi mengenai Sedang: kegiatan yang telah dijalankan 9-12 dan dapat memberikan saran Tinggi: dan solusi untuk ke depannya. 13-15 d Pemanfaatan hasil Responden dapat menikmati Rendah:5-8 hasil dari kegiatan yang telah Sedang: dilaksanakan dan lebih 9-12 dikembangkan. Tinggi: 13-15 a Jenis Data Ordinal Ordinal Ordinal Jenis Data Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 9 III. PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi tersebut dipilih karena Kecamatan Dramaga termasuk daerah beriklim basah yang memungkinkan potensi perikanan yang baik untuk dikembangkan, selain itu wilayah Kecamatan Dramaga ini terdapat Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) yang di bina oleh penyuluh perikanan yang berada dibawah Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Dramaga. Penelitian dilaksanakan dalam waktu enam bulan (Tabel 1). Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan perbaikan laporan penelitian. Tabel 1. Jadwal Rencana Pelaksanaan Penelitian Tahun 2015 Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 Penyusunan proposal Kolokium Perbaikan proposal Pengambilan data lapang Pengolahan dan analisis data Penulisan draft skripsi Uji petik Sidang skripsi Perbaikan laporan skripsi 3.2 Teknik Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan untuk menggali fakta, data, dan informasi dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif serta observasi lapang. Pendekatan kuantitatif diperoleh melalui daftar pertanyaan (kuesioner) dengan mengambil sampel dari suatu populasi. Pendekatan kualitatif diperoleh dengan metode wawancara mendalam terhadap informan. Observasi lapang di lokasi penelitian dilakukan guna melihat fenomena aktual yang terjadi serta mengkaji dokumen yang ada seperti data monografi, data kegiatan Kelompok Pembudidaya Ikan dan data yang bersangkutan dengan pengembangan usaha perikanan di Kecamatan Dramaga. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) di wilayah Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Unit analisis dalam penelitian ini adalah anggota Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN). Penentuan responden dilakukan dengan teknik sampel acak sederhana (Simple Random Sampling). Jumlah sampel yang akan dijadikan responden sebanyak 50 orang yang menjadi anggota Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) di wilayah Kecamatan Dramaga. Penentuan informan dilakukan dengan cara Purposive sampling atau pemilihan secara sengaja yaitu penyuluh perikanan. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner yang telah disusun kepada responden, serta dilakukannya wawancara mendalam dengan penyuluh perikanan yang membina wilayah Kecamatan Dramaga. 3.3 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Unit analisis dalam penelitian ini adalah anggota Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN). Pengolahan data kualitatif diperoleh melalui wawancara dengan penyuluh perikanan yang disajikan secara deskriptif untuk mendukung dan memperkuat analisis kuantitatif. Pengolahan data kuantitatif yang didapatkan dari kuesioner, yakni data tentang kinerja penyuluh dilihat dari partisipasi Kelompok Pembudidaya Ikan dalam pengembangan usaha perikanan, karakteristik responden, kinerja penyuluh perikanan, dan sikap terhadap inovasi di bidang 10 perikanan akan diuji dengan uji korelasi Rank Spearman dan tabulasi silang apabila variabel yang diteliti memiliki jenis data salah satunya nominal. Data yang diperoleh melalui kuesioner diolah dengan menggunakan Microsoft excel 2010 sebelum dimasukan ke perangkat software SPSS 18.0 untuk mempermudah pengolahan data. DAFTAR PUSTAKA Ade Siswanta A Ik, Sudarsana Ik, Ketut Sudipta K I Gst. 2014. Analisis Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Pemilihan Rumah Tinggal Pada Kawasan Sunset Garden Di Kota Denpasar, Bali. [internet]. Jurnal (diunduh pada tanggal 15 Januari 2015). Volume 2 No. 1: hal. 44-51. Dapat diunduh dari: http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/article/view/7902 Adisasmita R. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Cetakan 1. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu. 148 hal. Amanah S. 2008. Sistem Penyuluhan Perikanan dalam Mengantisipasi Era Perubahan. [internet]. Jurnal (diunduh pada tanggal 11 september 2014). Volume 4 No.2: hal. 140-151. Dapat diunduh dari: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/43099 Bahua MI, Jahi A, Asngari PS, Saleh A, Purnaba IGP. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian dan Dampaknya pada Perilaku Petani Jagung Di Provinsi Gorontalo (Factors Affecting the Performance of Agricultural Extension and Its Impact on the Behavior of Maize Farmers in Gorontalo Province). [internet]. Jurnal (diunduh pada tanggal 11 september 2014). Volume 3 No. 1: hal. 293-303. Dapat diunduh dari: http://repository.ung.ac.id/get/simlit_res/1/36/Faktor-Faktor-yang-Mempengaruhi-KinerjaPenyuluh-Pertanian-dan-Dampaknya-pada-Perilaku-Petani-Jagung-di-ProvinsiGorontalo.pdf. Daniel M, Darmawati, Nieldalina. 2008. PRA Participatory Rural Appraisal Pendekatam Efektif mendukung Penerapan Penyuluhan Partisipatif dalam Upaya Peprcepatan Pembangunan Pertanian. Cetakan 2. Jakarta (ID): PT Bumi Aksara. 155 hal. Gerungan W.A. 2010. Psikologi Sosial. Cetakan 3. Bandung (ID): PT Refika Aditama. 232 hal. Hikmah, Erlina MD, Kurniasari N, Azizi A, Gatut B. 2007. Pengambilan Keputusan dan Adopsi Teknologi Budidaya udang. Jakarta (ID): Badan Riset Kelautan dan Perikanan. 98 hal. Listiawati I. 2010. Analisis Tingkat Kepuasan Petani terhadap Kinerja Penyuluh Lapang di Bp3k Wilayah Ciawi Kabupaten Bogor. [internet]. Skripsi (diunduh pada tanggal 10 oktober 2014). Dapat diunduh dari: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/27292 Marliati, Sumardjo, Asngari PS, Tjitropranoto P, Saefuddin A. 2008. Faktor-Faktor Penentu Peningkatan Kinerja Penyuluh Pertanian dalam Memberdayakan Petani (Kasus di kabupaten Kampar Provinsi Riau). [internet]. Jurnal (diunduh pada tanggal 11 september 2014). Volume 4 No.2: hal. 93-99. Dapat diunduh dari: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/download/2174/1203 Nurdin M. 2013. Kajian Pola Dan Faktor Penentu Distribusi Penerapan Inovasi Pertanian Ptt Padi Sawah Di Kabupaten Buru. [internet]. Jurnal (diunduh pada tanggal 16 januari 2015). Volume 2 No. 2: Hal. 1-15. Dapat diunduh dari: http://paparisa.unpatti.ac.id/paperrepo/ppr_iteminfo_lnk.php?id=379 Nurmalia N, Leilani A, Zaidy AB. 2013. Persepsi Pelaku Usaha Perikanan terhadap Kinerja Penyuluh Perikanan. [Jurnal]. Volume 7, No 1, Desember 2013 Halaman 16-25. Pedoman Umum Penyelenggaraan Penyuluhan perikanan. 2003. Jakarta (ID): Departemen Kelautan dan perikanan Pusat pendidikan dan Pelatihan Perikanan. 22 hal. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/19/M.PAN/10/2008, tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan dan Angka Kreditnya. Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam pemasaran. Cetakan 2 Edisi 2. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. 468 hal. Theresia A, Andini KS, Nugraha Prima GP, Mardikanto T. 2014. Pembangunan Berbasis Masyarakat. Cetakan 1. Bandung (ID): Alfabeta. 324 hal. Ummah AM. 2013. Tingkat Kinerja Penyuluh Kehutanan di Kabupaten Bogor. [intenet]. Skripsi (diunduh pada tanggal 10 0ktober 2014). Dapat diunduh dari: repository.ipb.ac.id/handle/123456789/66015 [UU] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. [UU] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan. 11 Lampiran 1. Tingkat Penerapan Teknologi Budidaya Ikan No. 1 2 3 Inovasi di bidang perikanan Pengaturan kolam Seleksi induk/ benih Penggunaan pakan dan pemupukan (baik alami maupun buatan) 4 Kualitas air 5 Pengendalian hama/penyakit 6 Panen 7 Pasca panen Sumber: Kumpulan RKTP seluruh penyuluh BP3K Dramaga. Lampiran 2. Peta Lokasi Pengembangan Perikanan Sumber: Dokumen BP3K Dramaga. 12 Lampiran 3. Kuesioner No. Responden: KUESIONER SURVEI Partisipasi Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Dalam Kegiatan Pengembangan Usaha Perikanan Di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dalam rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh: Nama/NRP Departemen/Fakultas : : Universitas : Vani Kusumawardani/I34110157 Departemen Sains Komunikasi Masyarakat/Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor dan Pengembangan Peneliti meminta kesediaan Anda untuk meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaanpertanyaan dalam kuesioner ini secara jujur, jelas, dan benar. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk keperluan akademik. Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya. Nama Alamat No.Telepon Petunjuk I. : : : Jawablah pertanyaan dengan mengisi titik-titik yang tersedia dan berilah tanda ( ) pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai. Karakteristik Responden 1. Usia Anda saat ini? tahun 2. Jenis kelamin Anda? Laki-laki Perempuan 3. Pendidikan formal terakhir Anda saat ini? Tidak Sekolah SD SMP/MTS atau sederajat SMA/SMK/MA atau sederajat D1/D2/D3 Sarjana 13 4. Pengalaman Budidaya Ikan Nama Kelompok Pemudidaya Ikan Jabatan Desa Komoditas Usaha/ Jenis Ikan Luas Lahan (M2/Ha/bak/ kolam) Tahun mulai bergabung Produksi 5. Berapa besar pendapatan Anda dari hasil usaha perikanan yang Anda jalankan selama setahun? Rp__________ 6. Berapa jumlah tanggungan dalam keluarga?________ orang II. Tingkat Kinerja Penyuluh Perikanan 1. Seberapa sering penyuluh perikanan datang menemui Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN)? Seminggu sekali Dua minggu sekali Sebulan sekali Jika dibutuhkan saja 2. Seberapa sering penyuluh perikanan memberikan materi penyuluhan? Seminggu sekali Dua minggu sekali Sebulan sekali Jika dibutuhkan saja 3. Media untuk membantu penyuluh perikanan dalam memberikan penyuluhan: Petunjuk : Pilihlah jawaban dari pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda () sesuai dengan keyakinan Anda. Keterangan : SL (Selalu), S (Sering), KK (Kadang-Kadang), TP (Tidak Pernah) No. 1 Media penyuluhan Menggunakan ceramah SL S KK TP 14 2 3 4 Menonton film/ video Membagikan brosur/folder Memiliki contoh usaha 4. Metode pendekatan yang digunakan penyuluh perikanan dalam penyuluhan: Petunjuk : Pilihlah jawaban dari pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda () sesuai dengan keyakinan Anda. Keterangan : SL (Selalu), S (Sering), KK (Kadang-Kadang), TP (Tidak Pernah) No. 1 2 3 4 5 6 7 III. Pernyataan Penyuluh perikanan mampu meyakinkan dan membuat tertarik pada inovasi dibidang perikanan. Penyuluh perikanan sabar dalam melakukan pendampingan. Penyuluh perikanan rajin dan tekun. Penyuluh perikanan dapat menciptakan suasana yang akrab, terbuka, dan timbal balik. Penyuluh perikanan mampu menampung permasalahanpermasalahan dibidang perikanan dan memberi jalan pemecahannya. Penyuluh perikanan dalam menyampaikan penyuluhan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Penyuluh perikanan dapat memberikan jejaring terhadap berbagai sumber seperti teknologi,sumber permodalan, sumber informasi akses pasar dan lain-lain. SL S KK TP Sikap terhadap Inovasi Teknologi Budidaya Ikan Petunjuk : Pilihlah jawaban dari pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda () sesuai dengan keyakinan Anda. 15 A. Pengetahuan No. Pernyataan 1 Anda mengetahui cara pengaturan kolam yang baik dan benar. 2 Anda mengetahui cara menyeleksi induk dan benih dengan baik. 3 Anda mengetahui cara penggunaan pakan dan pemupukan dengan baik. 4 Anda mengetahui cara menentukan kualitas air. 5 Anda mengetahui cara pengendalian hama/ penyakit. 6 Anda mengetahui cara panen dengan baik. 7 Anda mengetahui cara penanganan pasca panen dengan baik. B. No. 1 2 3 4 5 6 7 Tidak Ya Tidak Ya Tidak Sikap Pernyataan Anda tertarik cara pengaturan kolam yang baik dan benar. Anda tertarik cara menyeleksi induk dan benih dengan baik. Anda tertarik cara penggunaan pakan dan pemupukan dengan baik. Anda tertarik cara menentukan kualitas air. Anda tertarik cara pengendalian hama/ penyakit. Anda tertarik cara panen dengan baik. Anda tertarik cara penanganan pasca panen dengan baik. C. Keterampilan No. Pernyataan 1 Anda akan menerapkan cara pengaturan kolam yang baik dan benar. 2 Anda akan menerapkan cara menyeleksi induk dan benih dengan baik. 3 Anda akan menerapkan cara penggunaan pakan dan pemupukan dengan baik. 4 Anda akan menerapkan cara menentukan kualitas air. 5 Anda akan menerapkan cara pengendalian hama/ penyakit. 6 Anda akan menerapkan cara panen dengan baik. 7 Anda akan menerapkan cara penanganan pasca panen dengan baik. IV. Ya Tingkat Partisipasi Dalam Program Intensifikasi Budidaya perikanan Beri tanda pada pernyataan di bawah ini dan isi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya! No. 1 2 Pernyataan Ya Tahap Perencanaan Saya mengikuti kegiatan rapat/pelatihan dari awal dalam kegiatan pengembangan usaha perikanan hingga akhir. Saya berperan sebagai struktur anggota (ketua, sekretaris, bendahara, pembicara, dll) dalam Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN). Tidak 16 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Saya memberikan masukan dan kritik mengenai apa saja yang akan dilakukan dalam kegiatan pengembangan usaha perikanan. Saya ikut memberikan solusi-solusi atas permasalahan yang dihadapi. Saya ikut berperan dalam menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahap Pelaksanaan Saya ikut dalam memilih komoditas usaha untuk melaksanakan kegiatan pengembangan usaha perikanan. Saya ikut menyebarkan informasi mengenai pelaksanaan pengembangan usaha perikanan kepada anggota Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) dan orang sekitar. Saya ikut kegiatan pelatihan-pelatihan dalam pelaksanaan pengembangan usaha perikanan. Saya ikut memberikan sumbangan berupa materi dan tenaga dalam pelaksanaan pengembangan usaha perikanan. Saya aktif dalam pelaksanaan pengembangan usaha perikanan. Tahap Evaluasi Saya ikut dalam proses evaluasi setiap pertemuan dengan penyuluh perikanan dalam kegiatan pengembangan usaha perikanan. Saya ikut dalam pembuatan laporan/pembukuan tentang pengembangan usaha perikanan setiap bulan dalam kegiatan program pengembangan usaha perikanan yang telah dilaksanakan. Saya ikut dalam pembuatan laporan pembukuan tentang pengembangan usaha perikanan setiap tahun dalam kegiatan program pengembangan usaha perikanan yang telah dilaksanakan. Saya ikut dalam proses evaluasi tentang kegiatan program pengembangan usaha perikanan yang telah dilaksanakan. Saya ikut dalam pembuatan dokumentasi tentang kegiatan pengembangan usaha perikanan yang telah dilaksanakan. Tahap Pemanfaatan Hasil Saya ikut dalam memanfaatkan pembentukan Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) dalam usaha pengembangan usaha perikanan yang telah dilaksanakan. Saya ikut memelihara Kelompok Pembudiaya Ikan (POKDAKAN) yang telah dilaksanakan. Saya mendapatkan pengetahuan dari pelatihan-pelatihan ynag penyulub berikanan dalam pengembangan usaha perikanan yang telah dilaksanakan. Saya memilki relasi yang ada di anggota Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) lain dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan usaha perikanan yang sudah dilaksanakan. Saya merasakan manfaat setelah menjadi anggota Kelompok Pemudidaya Ikan (POKDAKAN) dalam pengembanagan usaha perikanan. 17 Lampiran 4. Panduan Pertanyaan Pertanyaan untuk penyuluh perikanan 1. Bagaimana sejarah terbentuknya kelompok Pembudidaya ikan (POKDAKAN) di kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor? Jelaskan! 2. Bagaimana Program Intensifikasi Budidaya Perikanan dilaksanakan di Kecamatan dramaga? 3. Bagaimana proses komunikasi yang terjadi selama tahap perencanaan sampai pada tahap pemanfaatan hasil usaha perikanan? 4. Bagaimana proses sosialisasi yang dilakukan oleh penyuluh perikanan? 5. Bagaimana cara penyuluh perikanan dalam menyelesaikan masalah yang ada? 6. Bagaimana keadaan Kelompok pembudidaya Ikan (POKDAKAN) Kecamatan dramaga saat ini? 7. Bagaimana partisipasi/ keikutsertaan pembudidaya ikan dalam pengembangan usaha perikanan di Kecamatan dramaga? 8. Bagaimana pemahaman Kelompok pembudidaya Ikan (POKDAKAN) di kecamatan Dramaga terhadap penerapan teknologi budidaya ikan dalam hal: - Pengaturan kolam - Seleksi induk dan benih - Penggunaan pakan dan pemupukan - Kualitas air - Pengendalian hama/ penyakit - Panen - Pasca panen 18 Lampiran 5. Rancangan Skripsi 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Masalah Penelitian 1.3 Tujuan penelitian 1.4 Kegunaan Penelitian 2. PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.2 Kerangka Pemikiran 2.3 Hipotesis 2.4 Definisi operasional 3. PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Teknik Pengumpulan Data 3.3 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 4. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis 4.2 Keadaan Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin 4.3 Mata pencaharian 4.4 Pendidikan 5. PENYULUHAN PERIKANAN 5.1 Program Intensifikasi Budidaya Perikanan 5.2 Kegiatan Utama Penyuluhan Perikanan 5.3 Peran Penyuluh perikanan 5.4 Penerapan Metode dan Media Penyuluhan Perikanan 5.5 Inovasi Teknologi Budidaya Ikan 6. HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP INOVASI 6.1 Karakteristik Responden 6.2 Hubungan antara Karakteristik responden dengan Sikap Responden terhadap Inovasi 7. HUBUNGAN ANTARA KINERJA PENYULUH PERIKANAN DENGAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP INOVASI 7.1 Kinerja Penyuluh Perikanan 7.2 Hubungan antara Kinerja Penyuluh Perikanan dengan Sikap Responden terhadap Inovasi 8. HUBUNGAN ANTARA SIKAP RESPONDEN TERHADAP INOVASI DENGAN PARTISIPASI RESPONDEN DALAM PROGRAM INTENSIFIKASI BUDIDAYA PERIKANAN 8.1 Partisipasi Responden dalam Program Intensifikasi Budidaya Perikanan 8.2 Hubungan antara Sikap Responden terhadap Inovasi dengan Partisipasi Responden dalam Kegiatan Pengembangan usaha Perikanan 9. HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI RESPONDEN DALAM PROGRAM INTENSIFIKASI BUDIDAYA PERIKANAN DENGAN KINERJA PENYULUH PERIKANAN 10. PENUTUP 10.1 Kesimpulan 10.2 Saran