LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN GITAR KLASIK UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI MUSIK KLASIK PADA REMAJA WARGA KANDRI PESONA ASRI RW IV KELURAHAN KANDRI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG OLEH Drs. Bagus Susetyo, M.Hum Drs. Syahrul S. Sinaga, M.Hum PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INI DILAKSANAKAN ATAS BIAYA DIPA UNNES No. 0597/023-04.2.16/13/2012 Tanggal 09 Desember 2011 MAK. 4078.28.000.011.525112 FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG OKTOBER 2012 i PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1. Judul Pengabdian kepada masyarakat Pelatihan Gitar Klasik untuk Meningkatkan Apresiasi Musik Klasik pada Remaja Warga Kandri Pesona Asri RW IV Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati Kota Semarang 2. Bidang Ilmu 3. Ketua Pengabdian kepada masyarakat 4. Pengembangan IPTEKS / Seni a. Nama Lengkap dan Gelar Drs. Bagus Susetyo, M.Hum b. Jenis Kelamin Laki-laki c. NIP 1962 0910 1990 111 001 d. Pangkat / Golongan Pembina / IV a e. Jabatan Fungsional Lektor Kepala f. Fakultas / Jurusan FBS / Sedratasik Jumlah TIM 1 orang a. Drs. Syahrul S. Sinaga, M.Hum Nama Anggota 5. Jangka waktu pengabdian 6 bulan 6. Bentuk kegiatan Pelatihan 7. Lokasi pengabdian Kota Semarang b. Biaya kegiatan Rp. 4.500.000,Semarang, Oktober 2012 Ketua Pengabdian Mengetahui, Dekan FBS Prof. Dr. Agus Nuryatin, M Hum NIP. 19600803 1989 011 001 Drs. Bagus Susetyo, M Hum NIP. 19620910 1990 111 001 Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada masyarakat Universitas Negeri Semarang Drs. Bambang Budi Raharjo, M.Si NIP. 1960 1217 1986 011 001 ii RINGKASAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, berupa pelatihan gitar klasik untuk meningkatkan apresiasi musik klasik, bagi remaja warga RW IV Kandri Pesona Asri, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, bermaksud memberi wawasan seni musik yang baik dan benar tentang gitar klasik, tidak semata-mata bermain gitar sambil begadang di pos ronda dengan kegiatan yang cenderung bersifat negatif. Materi yang diberikan berupa materi dasar musik secara umum yaitu pengetahuan not dan ketrampilan membacaritme, melodi, harmoni, sikap bermain gitar, bagian-bagian gitar dan cara memainkannya yang benar, yang kedua adalah materi dasar gitar yaitu tangga nada, solmisasi, interval, tri nada, tangga nada mayor minor 1# - 6# dan 1b – 6b dilanjutkan dengan Etude-etude yang sederhana, kemudian yang ketiga adalah ketrampilan lanjut gitar berupa progresi akor dalam semua tangga nada dan teknik-teknik bermain gitar klasik seperti : Arpeggio, Slur, Triller, serta lagu-lagu da etude lanjut yang cukup kompleks. Khalayak sasaran adalah remaja, pelajar mahasiswa yang ada di RW IV Kelurahan Kandri dan tempat pelatihan ada di RT 01, RW IV. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, drill, pemberian tugas dan demonstrasi, sedangkan hasil evaluasi akhir kegiatan diperoleh bahwa peserta menguasai 80% materi yang diberikan. iii PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat danhidayah-Nya sehingga dengan karunia dan izin-Nya kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul Pelatihan Gitar Klasik untuk Meningkatkan Apresiasi Musik Klasik pada Remaja Warga Kandri Pesona Asri RW IV Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, telah terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaan ini kami mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan izin kepada kami untuk menyelenggarakan kegiatan ini. 2. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan pengesahan pada laporan kegiatan ini. 3. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, yang telah menugaskan kami, dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. 4. Ketua jurusan Pendidikan Sendratasik, FBS, Unnes yang telah memberikan dukungan dan sarana penyelenggaraan selama kegiatan pelatihan ini berlangsung. Semoga segala kebaikan dan ketulusan hati semua pihak yang telah mendukung pada kegiatan ini, mendapat balasan dari Allah SWT. Semarang, Oktober 2012 TIM Pelaksana iv DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii RINGKASAN ................................................................................................ iii PRAKATA ...................................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Analisis Situasi .................................................................................... 1 B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ................................................... 2 C. Tujuan Kegiatan .................................................................................. 3 D. Manfaat Kegiatan ................................................................................ 3 E. Kerangka Pemecahan Masalah ............................................................. 3 F. Khalayak Sasaran ................................................................................ 4 G. Keterkaitan .......................................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6 A. Gitar ..................................................................................................... 6 B. Apresiasi Musik ................................................................................... 6 C. Tahap-Tahapan Apresiasi .................................................................... 8 D. Musik Klasik ....................................................................................... 10 BAB III MATERI DAN METODE KEGIATAN ........................................... 12 A. Materi ................................................................................................. 12 B. Metode Kegiatan ................................................................................. 12 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 15 A. Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat ................................................ 15 B. Pembahasan ......................................................................................... 19 BAB V PENUTUP .......................................................................................... 21 A. Kesimpulan .......................................................................................... 21 B. Saran .................................................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 22 LAMPIRAN .................................................................................................... 23 v BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Permainan musik gitar adalah bentuk permainan musik yang relatif sederhana, terdapat di mana-mana di seluruh Indonesia, baik pada remaja, anak-anak sampai orang tua sekalipun. Seiring dengan harga gitar akustik yang relatif murah dan dapat dimiliki oleh sebagian besar orang maka, dimana-mana dapat dijumpai orang bermain gitar, mulai dari pentas seni yang berskala besar sampai pada para remaja di rumah-rumah maupun di pos ronda tempat kumpul-kumpul mereka. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa permainan musik gitar adalah permainan musik yang paling dekat dan berpengaruh pada masyarakat. Sekaligus sebagai apresiasi yang paling mungkin terjadi pada masyarakat. Bentuk dan jenis permainan musik gitar pada remaja bila kita amati, mempunyai penampilan dan jenis lagu yang sangat beragam, mereka kebanyakan memainkan lagu-lagu hiburan yang kadang-kadang bernuansa rock, dangdut mix pop dan sebagainya sambil berjoget yang penting happy. Nuansa musik seperti ini memang menyenangkan penuh keakraban. Namun kadang-kadang bergeser ke arah hura-hura semata, tak terkendali, berjoget – joget berlama-lama sehingga lupa belajar dan sebagainya. Permainan gitar para remaja seperti ini tak terarah, tak berkonsep, cenderung ngawur dan pada saatnya akan mempengaruhi perilaku siswa ke arah negatif, tidak bermanfaat dan suka begadang dan sebagainya. Berdasar pada kenyataan tersebut di atas, maka diperlukan suatu pendekatan, bimbingan, arahan agar para remaja di sekeliling kita dapat memainkan permainan gitar yang benar, terarah, ilmiah, terkonsep, dan santun tentunya. Sangat disayangkan bila remaja-remaja tersebut yang menyukai musik menjadi salah arah hanya karena bentuk permainan gitar mereka yang kurang santun. 1 2 Pilihan yang tepat untuk mengatasi persoalan di atas adalah permainan gitar klasik, sebab permainan gitar klasik adalah bentuk permainan gitar yang terpola, ilmiah, yang pada akhirnya, dapat membawa pada perilaku yang sopan, terpelajar, dan santun. Menurut Mustikasari (2008), musik klasik adalah musik yang penuh keindahan, kehalusan, bernilai seni serta ilmiah yang tinggi. Oleh sebab itu permainan gitar klasik diharapkan juga mampu meningkatkan apresiasi para remaja terhadap musik klasik yang selama ini dianggap asing bagi masyarakat remaja saat ini. Berkaitan dengan pemikiran diatas, maka sasaran kegiatan itu ditujukan pada para remaja disekitar Gunungpati, yang tentunya tak tersentuh oleh program-program pemerintah daerah, maka dalam usulan pengabdian pada masyarakat ini, penulis mengusulkan suatu kegiatan dengan judul ” Pelatihan Gitar Klasik untuk Meningkatkan Apresiasi Musik Klasik pada Remaja Warga Kandri Pesona Asri RW IV Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati Kota Semarang”. B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH Analisis situasi menunjukkan bahwa permainan gitar para remaja disekeliling kita saat ini sebagian besar berupa permainan. Gitar yang kurang berbobot hanya sekedar bermain akord dengan lagu-lagu yang asal-asalan, sekedar hura-hura dan tidak berkonsep musik yang benar, tentu saja disertai apresiasi musik yang kurang ilmiah, apalagi musik klasik hal ini disebabkan mereka belajar secara otodidak, dengan meniru rekan-rekan sekampungnya terutama di daerah Gunungpati yang cenderung pedesaan dan keterbelakangan dalam bidang apresiasi musik klasik. Faktor yang membuat para remaja di daerah Gunungpati, permainan gitarnya cenderung asal-asalan adalah kurangnya atau tidak adanya sentuhan dari pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemerintah daerah, sekolahsekolah tempat mereka belajar dengan pelajaran seni budaya yang seadanya, sarana-sarana les, kursus yang kurang dan sebagainya. Bertolak dari situasi 3 diatas, penulis merasa berkepentingan untuk melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan apresiasi seni musik melalui permainan gitar, minimal membuat keseimbangan musik pop remaja dengan nuansa klasik maka rumusan masalah dari kegiatan ini adalah upaya apa yang dapat ditempuh meningkatkan permainan gitar klasik dan apresiasi musik pada remaja warga Kandri Pesona Asri RW IV Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. C. TUJUAN KEGIATAN Sebagai upaya memberi pelatihan gitar klasik untuk meningkatkan apresiasi musik klasik pada para remaja di Kandri Pesona Asri RW IV Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, secara lebih rinci kegiatan ini bertujuan : A. Memberikan pelatihan berupa keterampilan memainkan gitar klasik mulai dari dasar sikap, fingering, petikan, tangga nada, akord sampai pada lagu klasik untuk gitar agar para remaja Kandri Pesona mampu bermain baik pada gitar klasik. B. Memberikan pengetahuan apresiasi yang baik mengenai musik klasik melalui permainan dan lagu-lagu klasik yang dimainkan. D. MANFAAT KEGIATAN A. Bagi para remaja Kandri Pesona Asri yang mengikuti kegiatan, agar terampil memainkan alat musik gitar klasik dan lagu-lagunya. B. Bagi para remaja yang mengikuti kegiatan pelatihan gitar klasik ini agar sikap dan perilaku berkesenian musik dapat lebih santun, halus, ilmiah, berbudaya, dan apresiatif. E. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH Untuk mengetahui permasalahan yang ada pada masyarakat remaja Kandri Pesona Asri, Gunungpati Semarang, tentang permainan gitar yang 4 kurang memadai serta apresiasi hal gitar klasik yang rendah maka perlu diadakan pelatihan gitar klasik, dengan urutan materi sebagai berikut. A. pengetahuan dasar gitar klasik, sikap bermain gitar, sikap duduk, memegang. B. posisi jari, fingering/penjarian, petikan. C. pengetahuan, not angka, not balok, pengetahuan teori dasar musik. D. tangga nada, akord-akord E. tempo, dinamik, ekspresi F. melodi, harmoni G. etude, lagu-lagu sederhana barat Indonesia. H. gitar tunggal, pola iringan dan sebagainya F. KHALAYAK SASARAN Khalayak sasaran yang terutama dalam kegiatan ini adalah para remaja warga RW IV Kandri Pesona Asri, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, diperkirakan jumlah remaja yang berminat sejumlah + 30 orang yang terdiri dari para siswa SMP dan SMA. Lokasi kegiatan direncanakan di Balai RW yang terletak di RT 01, RW IV Kandri Pesona Asri Keluarahan Kandri, Gunungpati. G. KETERKAITAN Kerja bareng yang sinergis diperlukan guna menyelesaikan kegiatan ini dengan baik. Lembaga Institusi Kependidikan Universitas Negeri Semarang yang kebetulan berada di Kecamatan Gunungpati tentunya peka terhadap persoalan-persoalan masyarakat disekitarnya. Agar tidak dikatakan sebagai ”Menara Gading” Unnes berusaha memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat lingkungannya dalam semua aspek ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni. Universitas Negeri Semarang, melalui Fakultas Bahasa dan Seni, pada jurusan musik, yang mempunyai tenaga-tenaga dalam bidang pendidikan musik diharapkan mampu mengatasi persoalan ini yang tentunya bekerjasama 5 dengan pemerintah daerah kecamatan Gunungpati, pihak kelurahan dan rukun warga dimana para remaja ini berada. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gitar Gitar, guitar berasal dari kata Yunani ”Cittare” yaitu alat musik yang bunyinya berasal dari getaran senar/dawai (Banue, 1984 : 134), berkembang di Eropa dimulai daratan Spanyol, sejak awalnya memang telah terbagi dua jenis yakni guitar moresea dan guitar latina yang kesemuanya berkembang pada abad ke-17, kemudian gitar dengan senar-senar tunggal seperti saat ini baru berkembang abad ke -18. Gitar ditala dengan Nada E – A – D – G – B – E, dan termasuk alat musik transposisi sebab tulisan dalam gitar dalam kenyataannya satu oktaf lebih rendah suaranya dari apa yang tertulis itulah sebabnya dalam buku-buku gitar lama, karya gitar selalu diawali dengan kunci G, dengan angka delapan dibawahnya. Saat ini ada dua jenis gitar akuistik yaitu gitar Folk yang merupakan turunan dari guitar moresea, yang mempunyai senar string terbuat dari kawat baja, yang sebenarnya berfungsi sebagai Rytm/glisando, sedang jenis gitar yang kedua adalah gitar klasik, merupakan turunan dari guitar latina, dan mempunyai senar nilon yang berfungsi sebagai petikan (Danue, 1984 : 139). Dalam permainan gitar klasik yang digunakan adalah jenis gitar klasik yang senarnya terbuat dari nilon, hal ini membuat penjarian/fingering lebih lembut dan bervariasi serta menimbulkan efek suara yang lembut, jernih dan halus. B. Apresiasi Musik Apresiasi mengandung arti yang sangat luas dalam segala bidang, maka setiap insan manusia dapat berapresiasi, dan apresiasi masing-masing individu berlainan menurut selera masing-masing. Kata apresiasi mempunyai arti penafsiran atau penghargaan dan penghargaan itu bisa antara seniman dengan masyarakat, selain itu sikap apresiatif berarti menimbulkan rasa kebanggaan 6 7 serta penghargaan pada kelompok masyarakat pendukung kesenian itu sehingga tumbuhnya rasa penghargaan dan kebanggaan itu sejalan dengan petumbuhan seni itu sendiri. Kepekaan terhadap seni banyak diidentikkan oleh banyaknya pengalaman estetik yang telah dimilikinya, sedangkan kekayaan tentang pengalaman estetik memudahkan orang berapresiasi dengan benar. Kesadaran tentang seni merupakan pangkal tolak untuk berapresiasi seni, dan kemampuan berapresiasi pada seni bagi seseorang akan medorong tumbuhnya usaha untuk berharga bagi manusia. Kenikmatan oleh seni disebabkan oleh getaran perasaan seseorang dalam menghayati seni itu sendiri. Seni adalah kreasi seseorang, karena seni hanya dapat diungkapkan oleh seseorang dan seni adalah pribadi seseorang, karena seni adalah perasaan batin seseorang. Orang telah merasakan suatu hasil seni berarti telah mampu menghayati seni, maka ia telah menerima seni dan menghargai seni (Bastomi, 1988: 32). Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin yaitu, apreciatio yang artinya mengindahkan atau menghargai (Aminudin, 1987: 34). Dalam makna yang lebih luas, istilah apresiasi menurut Gove (Aminudin, 1987: 34) adalah pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan oleh seorang pencipta karya seni. Ada beberapa definisi tentang apresiasi, Menurut Hornby dalam Nadeak (1985:44), apresiasi diartikan sebagai penimbangan, memahami, dan pengenalan secara memadahi. Pernyataan ini didukung oleh Baribin (1990:12), dengan berpegang pada "The Advanced'S Learned is Dictionary of Current English". Sementara itu definisi apresiasi menurut Badrun (1985: 128) memandang apresiasi tidak hanya adanya kemampuan mempertimbangkan, memahami, dan mengenal secara memadahi, tetapi apresiator dituntut dapat menghargai karya seni, serta timbul kepekaan perasaan yang baik terhadap seni. Apresiasi berarti pertimbangan atau judgement mengenai arti penting atau nilai sesuatu. Dalam penerapan apresiasi sering diartikan sebagai penghargaan atau penilaian terhadap benda-benda, baik abstrak maupun 8 kongkret yang memiliki nilai-nilai luhur yang umumnya ditunjukan kepada karya seni budaya, seperti seni musik dan seni lainnya. Makna apresiasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penilaian baik, penghargaan, misalnya terhadap karya seni, apresiasi merupakan aktivitas intelek manusia yang objektif dari peristiwa penikmatan keindahan karya seni, yang seolah-olah penikmatan itu dikeluarkan dari diri kita dan dijadikan sebagai obyek untuk diselidiki lebih mendalam. Dalam Bahasa Inggris apresiasi berasal dari kata appreciation yang artinya mengerti serta menyadari sepenuhnya hingga mampu menilai semestinya. Sedangkan menurut Bastomi (1998: 910) bahwa apresiasi dapat diartikan sebagai penghayatan dan penghargaan. Sedangkan hubungannya dengan seni meliputi: mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk beluk suatu hasil serta menjadi sensitif terhadap segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan menilai karya dengan semestinya. Apresiasi seni mengandung pengertian sebagai berikut: Mengerti dan menyadari sepenuhnya sehingga mampu menilai semestinya, sedang dalam hubungannya dengan seni menjadi sensitif terhadap segi-segi estetiknya. C. Tahapan-tahapan dalam Apresiasi Berkaitan dengan ini menurut Wadiyo (dalam Media FPBS IKIP Semarang, 1991:69) sebenarnya apresiasi terhadap suatu karya seni merupakan kegiatan bertingkat, yaitu melalui beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Penikmatan Tahap penikmatan, merupakan tahap awal atau tahap pengenalan yang didapat dari hasil melihat atau mendengarkan. Pada tahap ini, apresiator dapat menikmati suatu keindahan atau kebaikan karya seni tersebut dan mengerti serta dapat menerangkan kebaikan atau keindahan yang ada pada karya seni tersebut. sebenarnya keindahan itu sudah dapat dirasakan oleh manusia sejak kecil. Hal ini dapat kita saksikan pada saat sang ibu menggendong bayinya, dan sang ibu dengan syahdu 9 menyanyikan lagu nina bobo. Bayi yang digendong merasa terbuai, dielus dan disayang sehingga ia terkantuk-kantuk dan tertidur pulas. Memang bayi ini tidak mengerti apa arti lirik yang didendangkan oleh sang ibu, namun bayi tersebut dapat merasakan atau menikmati keindahan lagu yang dibawakan sang ibu tadi sampai ke relung hatinya (Wadiyo, 1991: 75). 2. Penghayatan Pada tahap penghayatan, apresiator sudah dapat melakukan analisis, menafsirkan, dan menyusun pendapatnya. Selama kegiatan ini berlangsung apresiator mengadakan seleksi terhadap obyek, sehingga terjadi proses penyesuaian antara nilai yang terkandung di dalam obyek dengan persepsi dari apresiator tersebut. Pada tahap ini apresiator juga dapat menerima nilai-nilai estetis yang terkandung di dalam obyek itu sebagian atau sepenuhnya. Namun demikian ada kalanya pengamat menerima tanpa kesadaran dan tanpa kritik, sehingga seluruh obyek diterima sepenuhnya. 3. Pemahaman Pada tahap pemahaman, apresiator dapat menerima nilai-nilai estetis yang terkandung di dalam obyek itu sebagian atau sepenuhnya. Namun demikian ada kalanya pengamat menerima tanpa kesadaran dan tanpa kritik, sehingga seluruh obyek diterima sepenuhnya. Pada tahap ini apresiator sudah mengerti unsur-unsur karya seni tersebut serta dapat menyimpulkan. 4. Penghargaan Pada tahap penghargaan, apresiator dapat melihat kebaikannya, nilainya, manfaatnya, serta dapat merasakan pengaruh karya seni tersebut ke dalam jiwa. Penghargaan dalam proses apresiasi adalah tingkatan apresiasi yang paling tinggi. Menghargai dan menyukai adalah istilah-istilah yang berhubungan tetapi keduanya tidak berarti sama. Sangatlah mungkin untuk menyukai musik yaitu untuk mendapatkan kesenangan dari musik itu sendiri. Menghargai musik berarti mendapatkan kesenangan 10 dari musik itu sendiri dan memahaminya dengan sungguh-sungguh mengapresiasinya (Bastomi, 1996: 62). D. Musik Klasik Istilah klasik atau klasisisme sering dipakai untuk musik. Menurut Ensiklopedia Indonesia, klasik adalah suatu karya (umumnya berupa karya cipta dari zaman lampau) yang bernilai seni serta ilmiah tinggi, berkadar keindahan dan tidak akan luntur sepanjang masa. Menurut Frederich Blume (dalam Prier, 1993: 76) musik klasik adalah karya seni musik yang sempat mengintikan daya ekspresi dan bentuk bersejarah sedemikian hingga terciptalah suatu ekspresi yang meyakinkan dan dapat bertahan terus (1958 : 1027). Menurut Hassan Shadily (1982: 1793) klasik adalah suatu karya (umumnya berupa karya cipta dari zaman lampau) yang bernilai seni serta ilmiah tinggi, berkadar keindahan dan tidak akan luntur sepanjang masa. Jadi musik klasik adalah suatu karya musik yang bernilai tinggi dan dapat bertahan sepanjang masa. Musik klasik yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah musik klasik Eropa pada zaman Barok, Klasik, dan Romantik, alasannya adalah, karena karya-karya musik pada zaman ini banyak dikenal dan banyak digunakan dalam materi-materi perkuliahan misalnya gitar, piano, biola, dan lain-lain. Jika kita mendengar istilah klasik atau klasisisme, tentu pikiran kita akan tertuju pada lagu-lagu karya Haydn, Mozart, dan Beethoven. Hal tersebut dapat terjadi karena musik-musik yang oleh banyak orang dikatakan sebagai lagu atau musik klasik adalah bukan atau di luar musik populer, serta diciptakan oleh dan pada zaman komponis-komponis tersebut hidup. Selain ketiga tokoh tersebut, Franz Schubert sering pula disebut sebagai pencipta klasik dari Lied Jerman, meskipun Schubert biasanya digolongkan sebagai komponis zaman Romantik. Pada masa itu, Klasik sering diartikan sebagai puncak perkembangan dari suatu kesenian (musik, sastra, tari, arsitektur, dan lain-lain), dan Lied Jerman mencapai puncak perkembangan dalam komposisikomposisi Franz, Schubert. Memang tidak dapat disangkal bahwa Haydn, 11 Mozart, dan Beethoven merupakan pencipta musik klasik dari kuartet gesek, sonata piano, dan simfoni. Namur ini tidak berarti bahwa perkembangan sejarah musik klasik seakan-akan berpuncak pada ketiga tokoh ini, melainkan masih banyak komponis-komponis besar lainnya yang termasuk tokoh periode Klasik (Prier, 1993:76). BAB III MATERI DAN METODE KEGIATAN A. Materi Materi yang diberikan pada pelatihan gitar klasik pada remaja ini, adalah materi dasar gitar yang mudah dipahami dan dipraktekkan secara cepat, karena para remaja ini kemampuan secara umum adalah remaja penggemar gitar yang bersifat hoby, bukan profesi, serta pelatihan ini ditujukan pada siapa yang mau, tidak perlu ada tes khusus. Materi tersebut, meliputi : 1. Kemampuan dasar musik a. Pengetahuan not angka, not balok, ritme, melodi, harmoni b. Ketrampilan dan pengetahuan yang berupa posisi sikap memegang gitar, jenis gitar, penerapan c. Para nada, posisi senar, bagian-bagian gitar 2. Materi ketrampilan dasar gitar a. Tangga nada 1# - 3#, 1b – 3b, mayor-minor b. Tri nada, solmisasi, interval c. Etude sederhana 3. Ketrampilan gitar lanjut a. Akord, mayor – minor, Arpeggio, slur, triller b. progresi akord 1 # - 3 #, 1 b – 3 b c. Etude sederhana 4. Pemberian lagu aplikasi a. Etu pilihan tertentu b. Lagu komposisi gitar klasik c. Gitar pengiring, duet dsb B. METODE KEGIATAN Urutan kegiatan meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, sedangkan metode pembelajarannya menggunakan metode demonstrasi, latihan/drill, pemberian tugas, bermain bersama. 12 ceramah, 13 1. RANCANGAN EVALUASI Evaluasi kegiatan dilakukan dalam tiga tahap bentuk kegiatan yang pertama adalah evaluasi harian tiap peserta yang kedua adalah evaluasi akhir tiap peserta dan yang ketiga adalah evaluasi bersama yang disebut pagelaran atau pementasan bersama. Tolak ukur pencapaian tujuan pembelajaran adalah apabila peserta mampu memainkan setiap komponen pokok bahasan dalam tiap materi pelatihan. 2. RENCANA DAN JADWAL KEGIATAN Tahap I perencanaan, meliputi : 1. mengkaji tema pelatihan 2. identifikasi kemampuan dasar musik peserta 3. identifikasi materi pokok bahasan, sub pokok bahasan 4. penyusunan materi pelatihan Tahap II pelaksanaan, meliputi : 1. pemberian materi kemampuan dasar musik 2. pemberian materi keterampilan dasar gitar 3. pemberian materi keterampilan lanjut gitar. 4. pemberian materi lagu-lagu aplikatif. Tahap III evaluasi, meliputi : 1. evaluasi harian 2. evaluasi akhir 3. pagelaran 14 Secara keseluruhan rencana kegiatan dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir sebagai berikut : Tahap I Kajian Tema Pelatihan Identifikasi kemampuan dasar peserta Identifikasi materi pokok bahasan Menyusun materi pelatihan Tahap II Kemampuan dasar musik Ketrampilan dasar Ketrampilan lanjut Lagu-lagu aplikatif Tahap III Evaluasi harian Pagelaran Evaluasi akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat 1. Lokasi Kegiatan Kegiatan pelatihan ini total memakan waktu 6 bulan tetapi yang 1 bulan pertama dan 1 bulan terakhir digunakan pada hal-hal yang bersifat administratif kegiatan pengabdian dan yang merupakan teknis pelaksanaan dilaksanakan selama 4 bulan. Adapun lokasi kegiatan pengabdian dilaksanakan di RT 01 RW IV Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati, peserta yang akhirnya ikut adalah sebanyak 8 orang remaja yaitu : Nama Alamat Pekerjaan - Anggabrillian RT 01 Mahasiswa - Ardito RT 01 Pelajar - Arman RT 06 Mahasiswa - Ruman RT 04 Mahasiswa - Pascal RT 01 Pelajar - Bayu RT 01 Pelajar - Irvin RT 01 Pelajar - Kevin RT 01 Pelajar 2. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan efektif dilaksanakan selama 16 minggu dengan jadwal latihan 2 x seminggu. Kegiatan tersebut meliputi 3 tahap yaitu : a. Tahap I : Pengantar dan pengenalan kegiatan Karena pada umunya peserta adalah remaja yang bukan bidang musik sehingga teori musik sangat minim bahkan tidak tahu sama sekali. Oleh karena itu 2 minggu tahapan pengantar diisi dengan beebrapa pengantar mengenai musik, dan diputuskan menggunakan not angka, sedangkan not balok hanya bersifat pengenalan dan pengetahuan. 15 16 - Mengkaji bersama tema pelatihan, dan disesuaikan dengan keinginan peserta, serta bentuk pelatihan yang dilakukan/metode - Identifikasi kemampuan dan musik peserta, karena kemampuan dosen yang berbeda, ada yang sudah mahir ada yang sama sekali belum - Membahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dipelajari - Identifikasi dan penentuan literatur ajar materi pelatihan, buku yang digunakan adalah Yamaha Music Course dan buku gitar tulisan Royke Roapaha. Serta ditunjang buku-buku teori musik yang lain. - Penyusunan materi pelatihan, di fotocopy dan kemudian dibagikan pada para peserta. - Persiapan sarana prasarana kegiatan yang berupa tempat, kursi, stand partitur dan kemudian semua peserta membawa gitar masingmasing. b. Tahap II : Materi Gitar 1) Pemberian materi kemampuan dosen musik Pengetahuan not angka dan keterampilan membacanya dijadikan dasar kegiatan ini, sedangkan not balok hanya bersifat pengenalan saja, yang pertama diberikan adalah bagaimana posisi duduk dengan memegang gitar klasik dengan posisi kaki menopang badan gitar, dan telapak kaki kiri yang diganjal dengan tambahan alat agar sedikit lebih tinggi, tangan kanan dan tangan kiri pada tempat yang benar, serta letak jari tangan pada posisi memetik gitar. 17 Gambar 1 . Posisi memegang dan memetik gitar (dokumentasi : Bagus Susetyo, Oktober 2012) Materi yang diberikan berikutnya meliputi, ritme, melodi posisi senar, paranada, bagian-bagian gitar dan sebagainya. Bagianbagian gitar antara lain, Head/ Kepala, Nut, Body, Tuning key, Fingerboard, frets, string, sound hole, bridge, neek. Posisi senar pada Frets dapat dilihat sebagai berikut : Senar 6-E 5-A 4–D 3–G 2–B 1–E 2) Pemberian keterampilan dasar gitar Peserta dibimbing memainkan tangga nada 1 # s/d 3# dan 1 b s/d 3 b 18 - C = DO 1 - 2 3 4 5 6 7 4 3 2 1 6 7 i dst 3 1 dst 7 6 5 4 3 2 1 2 3 2 3 4 3 4 5̇ i̇ 5 6 5 6 7 3 5 i 3̇ 5̇ 3̇ i 5 Interval : 1 - 5 Tri Nada : 1 - 6 Solmisasi : 1 - 7 1#, G = DO 1 2 3 4 5 6 7 i - i 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 i i dst Semua tangga nada mayor dan minor pada nada daar C = D, G = DO, A = DO, Bes = DO dan Es = DO - Lagu / etude sederhana 3) Pemberian materi lanjut gitar Pemberian materi gitar yang lebih lanjut diberikan pada peserta yang sudah cukup terampil dan mampu mengikutinya, berhubung waktu pelatihan yang singkat maka materi lanjut ini, dipilih-pilih yang praktis, materi tersebut meliputi : - Tangga nada dari 4# - 6#, 4b – 6b - Progresi akord 1# - 3# dan 1b – 3b Contoh : C = DO, C – Dm – Em – F – G – Am – Bdim – C’ 1#, G = DO G – Am – Bm – C – D – EM – Fis Dim – G’ 1b, F = DO F – Gm – Am – BES – C – Dm – E Dim – F’ dan seterusnya 19 - Teknik-teknik petik gitar seperti : Arpegio, slur, triller, dan sebagainya. - Diberik naskah-naskah lagu klasik dan etude yang lebih kompleks - Gitar iringan dan naskah duet, trio gitar dan sebainya Gambar 2. Peserta memainkan etude / lagu sederhana secara bersama (dokumentasi : Bagus Susetyo, Oktober 2012) c. Tahap III : Evaluasi 1) Evaluasi harian : diambil dari pengamat kegiatan pelatihan harian atau pada saat latihan berlangsung. 2) Evaluasi akhir : di ambil pada pergelaran akhir atau bermain bersama pada akhir pelatihan. B. Pembahasan Pada dasarnya semua materi latihan dapat terserap dalam pelaksanaan kegiatannya, walaupun sebenarnya inti tujuan dari pelatihan ini juga mengarah pada peningkatan operasi gitar klasik yang tentunya dapat dipelajari pada kemudian hari, setelah selesainya kegiatan pelatihan 20 ini, jadi kegiatan ini tidak semata-mata harus menguasai teknik bermain gitar klaisk yang canggih. Beberapa materi sederhana dapat sepenuhnya dikuasai oleh peserta, walaupun tidak merata ada beberapa peserta yang betul-betul antusias dan ingin mengetahui lebih jauh tentang gitar klasik, namun ada juga yang hanya sekedar penggembira, tetapi yang penting bahwa kegiatan ini berlangsung dengan sukses. Beberapa materi pelajaran gitar yang sangat tehnis tentunya tidak dapat disajikan dalam laporan kegiatan pengabdian ini, dikarenakan kendala penulisan dan systematikan urutan kegiatan, dan tentunya juga mungkin akan kurang dipahami oleh pembaca, seperti : gambar gitar dan bagiannya, tanda kunci, paranada, penulisan nskah gitar, etude dalam not balok, tanda-tanda musik yang lain. Sebagin yang dapat ditulis akan dilampirkan dalam lampiran laporan kegiatan ini, dalam laporan ini semata-mata merupakan inti urut-urutan kegiatan. Semua peserta dapat mengikuti dengan tuntas dan hadir dalam setiap kegiatan, dalam evaluasi dapat terlihat materi dikuasai sekitar 80%, dan berharap dapat memperoleh kelanjutan pada materi gitar selanjutnya dan tentunya diharapkan akan ada pelatihan sejenis dimasa yang akan datang. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Kegiatan pelatihan gitar klasik yang diberikan pada masyarakat remaja Kandri Pesona Asri RW IV Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Dalam pelaksanaannya mampu meningkatkan apresiasi musik klasik pada pesertanya, sehingga dapat membuka wawasan seninya bahwa gitar-gitaran itu tidak hanya ramai-ramai di pos ronda dengan lagu-lagu yang pasaran cenderung berbuat negatif sambil begadang dan sebagainya. Materi gitar klasik cenderung halus, tertib, indah dan merangsang kecerdasan dalam berolah musik, yang dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat kali ini peserta dapat menguasai sepenuhnya, terlihat dalam evaluasi diperkirakan sampai 80% materi dikuasai dan berharap mendapat pelatihan lebih lanjut. B. Saran Berdasarkan hasil keseluruhan kegiatan pengabdian masyarakat ini, dapat disarankan sebagai berikut : 1. Bagi para peserta diharapkan belajar lebih mendalam tentang gitar klasik pada kesempatan lain, karena sesungguhnya pelatihan ini hanya bersifat stimulan atau apresiasi. 2. Diharapkan pada acara-acara yang sama mendatang, tempat alat dan sarana prasarana dapat lebih penting ditingkatkan sehingga kegiatan dapat lebih lancar dan berkualitas. 21 DAFTAR PUSTAKA Aminudin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: CV. Sinar Hulu AL Sukohardi. 1989. Teori Dasar Musik. Yogyakarta: PML Banue Pono. 1984. Pengantar Pengetahuan Alat Musik. Jakarta: CV. Bru. Badrun A. 1989. Teori Puisi. Jakarta: P2LPTK Baribin R. 1990. Teori dan Apresiasi Seni. Surabaya: AL Ikhlas. Bastoni Suwaji. 1989. Kebudayaan Apresiasi Seni Pendidikan Seni. Semarang: IKIP Semarang Press. Koapaha Royke. 1985. Gitar Klasik. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta Press. Mustikasari. 2008. Apresiasi Seni, Makalah. Semarang: Unnes Prier Edmund. 1993. Sejarah Musik. Yogyakarta: PML Shadily, Hassan. 1982. Ensiklopedi Indonesia Jilid III. Jakarta: Ikhtisar Baru. Solapung Kaye. 1991. Gitar Tunggal. Jakarta: Indira. Wadiyo. 1991. ”Musik Pop Indonesia dan Kemungkinan Penggunaannya dalam Pendidika Seni Musik di Sekolah” dalam Media (no : 7 th. XIV Desember), Semarang: IKIP Semarang. 22 23 C. DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA DAN ANGGOTA PELAKSANA Ketua Pelaksana Nama Lengkap dan Gelar Akademik Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Fakultas Jurusan Pangkat Golongan / NIP Bidang Keahlian Alamat Kantor Alamat Rumah : Drs. Bagus Susetyo, M.Hum : Solok, 25 Oktober 1962 : Laki-laki : FBS / Sendratasik : Pembina / IV a/ 1962 0910 1990 111 001 : Seni Musik – Piano : Jurusan Sendratasik, FBS UNNES Sekaran — Gunungpati - Semarang 50229 Telepon: 024-8508074 : Kandri Asri Gunungpati 085865034001 Pengalaman dalam bidang Pengabdian pada Masyarakat: No Jenis Kegiatan 1 Pelatihan paduan suara anak bagi guru-guru TK di Kotamadya Semarang. Tahun 1998 2 Pelatihan Materi Dasar Musik dan Tari dalam Rangka Menunjang Pembelajaran Kesenian di Sekolah bagi Guru- guru SD Kabupaten Boyolali 1999 3 Pelatihan peningkatan kualitas penyajian Musik Jawa Campursari melalui pembenahan sistem tuning dan harmonisasi. 2002 4 Penyesuaian Laras dan Garapan Gamelan Jawa ke dalam Musik Diatonis untuk Permainan Musik Jawa Campursari Pengembangan dan Penciptaan Lagu Dolanan Anakanak dalam Bentuk Campursari 2002 5 Semarang, Oktober 2012 Ketua Pelaksana Kegiatan Drs. Bagus Susetyo, M.Hum. NIP. 1962 0910 1990 111 001 2003 24 Daftar Riwayat Hidup Anggota Pelaksana 1 Nama Lengkap dan Gelar Akademik Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Fakultas Jurusan Pangkat Golongan / NIP Bidang Keahlian Alamat Kantor Alamat Rumah : Drs. Syahrul S. Sinaga, M.Hum : Cilacap, 4 Agustus 1964 : Laki-laki : FBS / Sendratasik : Pembina / IV-b/ 1964 0804 1991 021 001 : Seni Musik – Marching Band : Jurusan Sendratasik, FBS UNNES Sekaran — Gunungpati - Semarang 50229 Telepon: 024-8508074 : Perum Villa Siberi C - 7 Kendal telpon : 08122925504 Pengalaman dalam Bidang Pengabdian Masyarakat: No Judul Kegiatan Tahun 1 Pelatihan Pembelajaran Musik bagi Guru-guru TK Kota Semarang 1998 2 Pelatihan Pembelajaran Notasi Musik Dabin V Kota Semarang 1999 3 Workshop Metode A Tone A Man bagi Guru-guru TK se Kabupaten Pati 2005 4 Workshop Metode A Tone A Man bagi Guru-guru TK di Magelang 2006 Semarang, Oktober 2012 Anggota Pelaksana Kegiatan Drs. Syahrul S. Sinaga, M.Hum. NIP. 1964 0804 1991 021 001