fakultas bahasa dan seni universitas negeri semarang oktober 2012

advertisement
LAPORAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PELATIHAN GITAR KLASIK UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI
MUSIK KLASIK PADA REMAJA WARGA KANDRI PESONA ASRI RW
IV KELURAHAN KANDRI
KECAMATAN GUNUNGPATI
KOTA SEMARANG
OLEH
Drs. Bagus Susetyo, M.Hum
Drs. Syahrul S. Sinaga, M.Hum
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INI DILAKSANAKAN ATAS BIAYA
DIPA UNNES No. 0597/023-04.2.16/13/2012
Tanggal 09 Desember 2011
MAK. 4078.28.000.011.525112
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
OKTOBER 2012
i
PENGESAHAN LAPORAN HASIL
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
1.
Judul Pengabdian kepada masyarakat
Pelatihan Gitar Klasik untuk Meningkatkan
Apresiasi Musik Klasik pada Remaja Warga
Kandri Pesona Asri RW IV Kelurahan Kandri
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang
2.
Bidang Ilmu
3.
Ketua Pengabdian kepada masyarakat
4.
Pengembangan IPTEKS / Seni
a.
Nama Lengkap dan Gelar
Drs. Bagus Susetyo, M.Hum
b.
Jenis Kelamin
Laki-laki
c.
NIP
1962 0910 1990 111 001
d.
Pangkat / Golongan
Pembina / IV a
e.
Jabatan Fungsional
Lektor Kepala
f.
Fakultas / Jurusan
FBS / Sedratasik
Jumlah TIM
1 orang
a.
Drs. Syahrul S. Sinaga, M.Hum
Nama Anggota
5.
Jangka waktu pengabdian
6 bulan
6.
Bentuk kegiatan
Pelatihan
7.
Lokasi pengabdian
Kota Semarang
b.
Biaya kegiatan
Rp. 4.500.000,Semarang, Oktober 2012
Ketua Pengabdian
Mengetahui,
Dekan FBS
Prof. Dr. Agus Nuryatin, M Hum
NIP. 19600803 1989 011 001
Drs. Bagus Susetyo, M Hum
NIP. 19620910 1990 111 001
Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada masyarakat
Universitas Negeri Semarang
Drs. Bambang Budi Raharjo, M.Si
NIP. 1960 1217 1986 011 001
ii
RINGKASAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, berupa pelatihan gitar klasik
untuk meningkatkan apresiasi musik klasik, bagi remaja warga RW IV Kandri
Pesona Asri, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, bermaksud memberi
wawasan seni musik yang baik dan benar tentang gitar klasik, tidak semata-mata
bermain gitar sambil begadang di pos ronda dengan kegiatan yang cenderung
bersifat negatif.
Materi yang diberikan berupa materi dasar musik secara umum yaitu
pengetahuan not dan ketrampilan membacaritme, melodi, harmoni, sikap bermain
gitar, bagian-bagian gitar dan cara memainkannya yang benar, yang kedua adalah
materi dasar gitar yaitu tangga nada, solmisasi, interval, tri nada, tangga nada
mayor minor 1# - 6# dan 1b – 6b dilanjutkan dengan Etude-etude yang sederhana,
kemudian yang ketiga adalah ketrampilan lanjut gitar berupa progresi akor dalam
semua tangga nada dan teknik-teknik bermain gitar klasik seperti : Arpeggio, Slur,
Triller, serta lagu-lagu da etude lanjut yang cukup kompleks.
Khalayak sasaran adalah remaja, pelajar mahasiswa yang ada di RW IV
Kelurahan Kandri dan tempat pelatihan ada di RT 01, RW IV. Metode yang
digunakan adalah metode ceramah, drill, pemberian tugas dan demonstrasi,
sedangkan hasil evaluasi akhir kegiatan diperoleh bahwa peserta menguasai 80%
materi yang diberikan.
iii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
danhidayah-Nya sehingga dengan karunia dan izin-Nya kegiatan pengabdian
kepada masyarakat dengan judul Pelatihan Gitar Klasik untuk Meningkatkan
Apresiasi Musik Klasik pada Remaja Warga Kandri Pesona Asri RW IV
Kelurahan Kandri
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, telah terlaksana
dengan baik.
Dalam pelaksanaan ini kami mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1.
Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan izin kepada
kami untuk menyelenggarakan kegiatan ini.
2.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan pengesahan pada laporan kegiatan ini.
3.
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, yang telah
menugaskan kami, dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.
4.
Ketua jurusan Pendidikan Sendratasik, FBS, Unnes yang telah memberikan
dukungan dan sarana penyelenggaraan selama kegiatan pelatihan ini
berlangsung.
Semoga segala kebaikan dan ketulusan hati semua pihak yang telah
mendukung pada kegiatan ini, mendapat balasan dari Allah SWT.
Semarang, Oktober 2012
TIM Pelaksana
iv
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
ii
RINGKASAN ................................................................................................
iii
PRAKATA ......................................................................................................
iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Analisis Situasi ....................................................................................
1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ...................................................
2
C. Tujuan Kegiatan ..................................................................................
3
D. Manfaat Kegiatan ................................................................................
3
E. Kerangka Pemecahan Masalah .............................................................
3
F. Khalayak Sasaran ................................................................................
4
G. Keterkaitan ..........................................................................................
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................
6
A. Gitar .....................................................................................................
6
B. Apresiasi Musik ...................................................................................
6
C. Tahap-Tahapan Apresiasi ....................................................................
8
D. Musik Klasik ....................................................................................... 10
BAB III MATERI DAN METODE KEGIATAN ........................................... 12
A. Materi ................................................................................................. 12
B. Metode Kegiatan ................................................................................. 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 15
A. Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat ................................................ 15
B. Pembahasan ......................................................................................... 19
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 21
A. Kesimpulan .......................................................................................... 21
B. Saran .................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 22
LAMPIRAN .................................................................................................... 23
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Permainan musik gitar adalah bentuk permainan musik yang relatif
sederhana, terdapat di mana-mana di seluruh Indonesia, baik pada remaja,
anak-anak sampai orang tua sekalipun. Seiring dengan harga gitar akustik
yang relatif murah dan dapat dimiliki oleh sebagian besar orang maka,
dimana-mana dapat dijumpai orang bermain gitar, mulai dari pentas seni yang
berskala besar sampai pada para remaja di rumah-rumah maupun di pos ronda
tempat kumpul-kumpul mereka. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
permainan musik gitar adalah permainan musik yang paling dekat dan
berpengaruh pada masyarakat. Sekaligus sebagai apresiasi yang paling
mungkin terjadi pada masyarakat.
Bentuk dan jenis permainan musik gitar pada remaja bila kita amati,
mempunyai penampilan dan jenis lagu yang sangat beragam, mereka
kebanyakan memainkan lagu-lagu hiburan yang kadang-kadang bernuansa
rock, dangdut mix pop dan sebagainya sambil berjoget yang penting happy.
Nuansa musik seperti ini memang menyenangkan penuh keakraban. Namun
kadang-kadang bergeser ke arah hura-hura semata, tak terkendali, berjoget –
joget berlama-lama sehingga lupa belajar dan sebagainya. Permainan gitar
para remaja seperti ini tak terarah, tak berkonsep, cenderung ngawur dan pada
saatnya akan mempengaruhi perilaku siswa ke arah negatif, tidak bermanfaat
dan suka begadang dan sebagainya.
Berdasar pada kenyataan tersebut di atas, maka diperlukan suatu
pendekatan, bimbingan, arahan agar para remaja di sekeliling kita dapat
memainkan permainan gitar yang benar, terarah, ilmiah, terkonsep, dan santun
tentunya. Sangat disayangkan bila remaja-remaja tersebut yang menyukai
musik menjadi salah arah hanya karena bentuk permainan gitar mereka yang
kurang santun.
1
2
Pilihan yang tepat untuk mengatasi persoalan di atas adalah permainan
gitar klasik, sebab permainan gitar klasik adalah bentuk permainan gitar yang
terpola, ilmiah, yang pada akhirnya, dapat membawa pada perilaku yang
sopan, terpelajar, dan santun.
Menurut Mustikasari (2008), musik klasik adalah musik yang penuh
keindahan, kehalusan, bernilai seni serta ilmiah yang tinggi. Oleh sebab itu
permainan gitar klasik diharapkan juga mampu meningkatkan apresiasi para
remaja terhadap musik klasik yang selama ini dianggap asing bagi masyarakat
remaja saat ini.
Berkaitan dengan pemikiran diatas, maka sasaran kegiatan itu ditujukan
pada para remaja disekitar Gunungpati, yang tentunya tak tersentuh oleh
program-program pemerintah daerah, maka dalam usulan pengabdian pada
masyarakat ini, penulis mengusulkan suatu kegiatan dengan judul ” Pelatihan
Gitar Klasik untuk Meningkatkan Apresiasi Musik Klasik pada Remaja
Warga Kandri Pesona Asri RW IV Kelurahan Kandri Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang”.
B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Analisis situasi menunjukkan bahwa permainan gitar para remaja
disekeliling kita saat ini sebagian besar berupa permainan. Gitar yang kurang
berbobot hanya sekedar bermain akord dengan lagu-lagu yang asal-asalan,
sekedar hura-hura dan tidak berkonsep musik yang benar, tentu saja disertai
apresiasi musik yang kurang ilmiah, apalagi musik klasik hal ini disebabkan
mereka belajar secara otodidak, dengan meniru rekan-rekan sekampungnya
terutama di daerah Gunungpati yang cenderung pedesaan dan keterbelakangan
dalam bidang apresiasi musik klasik.
Faktor yang membuat para remaja di daerah Gunungpati, permainan
gitarnya cenderung asal-asalan adalah kurangnya atau tidak adanya sentuhan
dari pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemerintah daerah, sekolahsekolah tempat mereka belajar dengan pelajaran seni budaya yang seadanya,
sarana-sarana les, kursus yang kurang dan sebagainya. Bertolak dari situasi
3
diatas, penulis merasa berkepentingan untuk melakukan kegiatan yang dapat
meningkatkan apresiasi seni musik melalui permainan gitar, minimal
membuat keseimbangan musik pop remaja dengan nuansa klasik maka
rumusan masalah dari kegiatan ini adalah upaya apa yang dapat ditempuh
meningkatkan permainan gitar klasik dan apresiasi musik pada remaja warga
Kandri Pesona Asri RW IV Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang.
C. TUJUAN KEGIATAN
Sebagai upaya memberi pelatihan gitar klasik untuk meningkatkan
apresiasi musik klasik pada para remaja di Kandri Pesona Asri RW IV
Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, secara lebih rinci
kegiatan ini bertujuan :
A. Memberikan pelatihan berupa keterampilan memainkan gitar klasik mulai
dari dasar sikap, fingering, petikan, tangga nada, akord sampai pada lagu
klasik untuk gitar agar para remaja Kandri Pesona mampu bermain baik
pada gitar klasik.
B. Memberikan pengetahuan apresiasi yang baik mengenai musik klasik
melalui permainan dan lagu-lagu klasik yang dimainkan.
D. MANFAAT KEGIATAN
A. Bagi para remaja Kandri Pesona Asri yang mengikuti kegiatan, agar
terampil memainkan alat musik gitar klasik dan lagu-lagunya.
B. Bagi para remaja yang mengikuti kegiatan pelatihan gitar klasik ini agar
sikap dan perilaku berkesenian musik dapat lebih santun, halus, ilmiah,
berbudaya, dan apresiatif.
E. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Untuk mengetahui permasalahan yang ada pada masyarakat remaja
Kandri Pesona Asri, Gunungpati Semarang, tentang permainan gitar yang
4
kurang memadai serta apresiasi hal gitar klasik yang rendah maka perlu
diadakan pelatihan gitar klasik, dengan urutan materi sebagai berikut.
A. pengetahuan dasar gitar klasik, sikap bermain gitar, sikap duduk,
memegang.
B. posisi jari, fingering/penjarian, petikan.
C. pengetahuan, not angka, not balok, pengetahuan teori dasar musik.
D. tangga nada, akord-akord
E. tempo, dinamik, ekspresi
F. melodi, harmoni
G. etude, lagu-lagu sederhana barat Indonesia.
H. gitar tunggal, pola iringan dan sebagainya
F. KHALAYAK SASARAN
Khalayak sasaran yang terutama dalam kegiatan ini adalah para remaja
warga RW IV Kandri Pesona Asri, Kelurahan Kandri, Kecamatan
Gunungpati, Kota Semarang, diperkirakan jumlah remaja yang berminat
sejumlah + 30 orang yang terdiri dari para siswa SMP dan SMA.
Lokasi kegiatan direncanakan di Balai RW yang terletak di RT 01, RW
IV Kandri Pesona Asri Keluarahan Kandri, Gunungpati.
G. KETERKAITAN
Kerja bareng yang sinergis diperlukan guna menyelesaikan kegiatan ini
dengan baik. Lembaga Institusi Kependidikan Universitas Negeri Semarang
yang kebetulan berada di Kecamatan Gunungpati tentunya peka terhadap
persoalan-persoalan masyarakat disekitarnya. Agar tidak dikatakan sebagai
”Menara Gading” Unnes berusaha memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat lingkungannya dalam semua aspek ilmu pengetahuan, tehnologi
dan seni.
Universitas Negeri Semarang, melalui Fakultas Bahasa dan Seni, pada
jurusan musik, yang mempunyai tenaga-tenaga dalam bidang pendidikan
musik diharapkan mampu mengatasi persoalan ini yang tentunya bekerjasama
5
dengan pemerintah daerah kecamatan Gunungpati, pihak kelurahan dan rukun
warga dimana para remaja ini berada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gitar
Gitar, guitar berasal dari kata Yunani ”Cittare” yaitu alat musik yang
bunyinya berasal dari getaran senar/dawai (Banue, 1984 : 134), berkembang di
Eropa dimulai daratan Spanyol, sejak awalnya memang telah terbagi dua jenis
yakni guitar moresea dan guitar latina yang kesemuanya berkembang pada
abad ke-17, kemudian gitar dengan senar-senar tunggal seperti saat ini baru
berkembang abad ke -18.
Gitar ditala dengan Nada E – A – D – G – B – E, dan termasuk alat musik
transposisi sebab tulisan dalam gitar dalam kenyataannya satu oktaf lebih
rendah suaranya dari apa yang tertulis itulah sebabnya dalam buku-buku gitar
lama, karya gitar selalu diawali dengan kunci G, dengan angka delapan
dibawahnya. Saat ini ada dua jenis gitar akuistik yaitu gitar Folk yang
merupakan turunan dari guitar moresea, yang mempunyai senar string terbuat
dari kawat baja, yang sebenarnya berfungsi sebagai Rytm/glisando, sedang
jenis gitar yang kedua adalah gitar klasik, merupakan turunan dari guitar
latina, dan mempunyai senar nilon yang berfungsi sebagai petikan (Danue,
1984 : 139).
Dalam permainan gitar klasik yang digunakan adalah jenis gitar klasik
yang senarnya terbuat dari nilon, hal ini membuat penjarian/fingering lebih
lembut dan bervariasi serta menimbulkan efek suara yang lembut, jernih dan
halus.
B. Apresiasi Musik
Apresiasi mengandung arti yang sangat luas dalam segala bidang, maka
setiap insan manusia dapat berapresiasi, dan apresiasi masing-masing individu
berlainan menurut selera masing-masing. Kata apresiasi mempunyai arti
penafsiran atau penghargaan dan penghargaan itu bisa antara seniman dengan
masyarakat, selain itu sikap apresiatif berarti menimbulkan rasa kebanggaan
6
7
serta penghargaan pada kelompok masyarakat pendukung kesenian itu
sehingga tumbuhnya rasa penghargaan dan kebanggaan itu sejalan dengan
petumbuhan seni itu sendiri.
Kepekaan terhadap seni banyak diidentikkan oleh banyaknya
pengalaman estetik yang telah dimilikinya, sedangkan kekayaan tentang
pengalaman estetik memudahkan orang berapresiasi dengan benar. Kesadaran
tentang seni merupakan pangkal tolak untuk berapresiasi seni, dan
kemampuan berapresiasi pada seni bagi seseorang akan medorong tumbuhnya
usaha untuk berharga bagi manusia. Kenikmatan oleh seni disebabkan oleh
getaran perasaan seseorang dalam menghayati seni itu sendiri. Seni adalah
kreasi seseorang, karena seni hanya dapat diungkapkan oleh seseorang dan
seni adalah pribadi seseorang, karena seni adalah perasaan batin seseorang.
Orang telah merasakan suatu hasil seni berarti telah mampu menghayati seni,
maka ia telah menerima seni dan menghargai seni (Bastomi, 1988: 32).
Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin yaitu, apreciatio yang artinya
mengindahkan atau menghargai (Aminudin, 1987: 34). Dalam makna yang
lebih luas, istilah apresiasi menurut Gove (Aminudin, 1987: 34) adalah
pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan
oleh seorang pencipta karya seni.
Ada beberapa definisi tentang apresiasi, Menurut Hornby dalam
Nadeak (1985:44), apresiasi diartikan sebagai penimbangan, memahami, dan
pengenalan secara memadahi. Pernyataan ini didukung oleh Baribin
(1990:12), dengan berpegang pada "The Advanced'S Learned is Dictionary of
Current English". Sementara itu definisi apresiasi menurut Badrun (1985:
128)
memandang
apresiasi
tidak
hanya
adanya
kemampuan
mempertimbangkan, memahami, dan mengenal secara memadahi, tetapi
apresiator dituntut dapat menghargai karya seni, serta timbul kepekaan
perasaan yang baik terhadap seni.
Apresiasi berarti pertimbangan atau judgement mengenai arti penting
atau nilai sesuatu. Dalam penerapan apresiasi sering diartikan sebagai
penghargaan atau penilaian terhadap benda-benda, baik abstrak maupun
8
kongkret yang memiliki nilai-nilai luhur yang umumnya ditunjukan kepada
karya seni budaya, seperti seni musik dan seni lainnya. Makna apresiasi dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penilaian baik, penghargaan, misalnya
terhadap karya seni, apresiasi merupakan aktivitas intelek manusia yang
objektif dari peristiwa penikmatan keindahan karya seni, yang seolah-olah
penikmatan itu dikeluarkan dari diri kita dan dijadikan sebagai obyek untuk
diselidiki lebih mendalam.
Dalam Bahasa Inggris apresiasi berasal dari kata appreciation yang
artinya mengerti serta menyadari sepenuhnya hingga mampu menilai
semestinya. Sedangkan menurut Bastomi (1998: 910) bahwa apresiasi dapat
diartikan sebagai penghayatan dan penghargaan. Sedangkan hubungannya
dengan seni meliputi: mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk beluk suatu
hasil serta menjadi sensitif terhadap segi estetiknya, sehingga mampu
menikmati dan menilai karya dengan semestinya. Apresiasi seni mengandung
pengertian sebagai berikut: Mengerti dan menyadari sepenuhnya sehingga
mampu menilai semestinya, sedang dalam hubungannya dengan seni menjadi
sensitif terhadap segi-segi estetiknya.
C. Tahapan-tahapan dalam Apresiasi
Berkaitan dengan ini menurut Wadiyo (dalam Media FPBS IKIP
Semarang, 1991:69) sebenarnya apresiasi terhadap suatu karya seni
merupakan kegiatan bertingkat, yaitu melalui beberapa tahapan sebagai
berikut:
1. Penikmatan
Tahap penikmatan, merupakan tahap awal atau tahap pengenalan
yang didapat dari hasil melihat atau mendengarkan. Pada tahap ini,
apresiator dapat menikmati suatu keindahan atau kebaikan karya seni
tersebut dan mengerti serta dapat menerangkan kebaikan atau keindahan
yang ada pada karya seni tersebut. sebenarnya keindahan itu sudah dapat
dirasakan oleh manusia sejak kecil. Hal ini dapat kita saksikan pada saat
sang ibu menggendong bayinya, dan sang ibu dengan syahdu
9
menyanyikan lagu nina bobo. Bayi yang digendong merasa terbuai, dielus
dan disayang sehingga ia terkantuk-kantuk dan tertidur pulas. Memang
bayi ini tidak mengerti apa arti lirik yang didendangkan oleh sang ibu,
namun bayi tersebut dapat merasakan atau menikmati keindahan lagu
yang dibawakan sang ibu tadi sampai ke relung hatinya (Wadiyo, 1991:
75).
2. Penghayatan
Pada tahap penghayatan, apresiator sudah dapat melakukan analisis,
menafsirkan,
dan
menyusun
pendapatnya.
Selama
kegiatan
ini
berlangsung apresiator mengadakan seleksi terhadap obyek, sehingga
terjadi proses penyesuaian antara nilai yang terkandung di dalam obyek
dengan persepsi dari apresiator tersebut. Pada tahap ini apresiator juga
dapat menerima nilai-nilai estetis yang terkandung di dalam obyek itu
sebagian atau sepenuhnya. Namun demikian ada kalanya pengamat
menerima tanpa kesadaran dan tanpa kritik, sehingga seluruh obyek
diterima sepenuhnya.
3. Pemahaman
Pada tahap pemahaman, apresiator dapat menerima nilai-nilai estetis
yang terkandung di dalam obyek itu sebagian atau sepenuhnya. Namun
demikian ada kalanya pengamat menerima tanpa kesadaran dan tanpa
kritik, sehingga seluruh obyek diterima sepenuhnya. Pada tahap ini
apresiator sudah mengerti unsur-unsur karya seni tersebut serta dapat
menyimpulkan.
4. Penghargaan
Pada tahap penghargaan, apresiator dapat melihat kebaikannya,
nilainya, manfaatnya, serta dapat merasakan pengaruh karya seni tersebut
ke dalam jiwa. Penghargaan dalam proses apresiasi adalah tingkatan
apresiasi yang paling tinggi. Menghargai dan menyukai adalah istilah-istilah yang berhubungan tetapi keduanya tidak berarti sama. Sangatlah
mungkin untuk menyukai musik yaitu untuk mendapatkan kesenangan
dari musik itu sendiri. Menghargai musik berarti mendapatkan kesenangan
10
dari musik itu sendiri dan memahaminya dengan sungguh-sungguh
mengapresiasinya (Bastomi, 1996: 62).
D. Musik Klasik
Istilah klasik atau klasisisme sering dipakai untuk musik. Menurut
Ensiklopedia Indonesia, klasik adalah suatu karya (umumnya berupa karya
cipta dari zaman lampau) yang bernilai seni serta ilmiah tinggi, berkadar
keindahan dan tidak akan luntur sepanjang masa. Menurut Frederich Blume
(dalam Prier, 1993: 76) musik klasik adalah karya seni musik yang sempat
mengintikan daya ekspresi dan bentuk bersejarah sedemikian hingga
terciptalah suatu ekspresi yang meyakinkan dan dapat bertahan terus (1958 :
1027). Menurut Hassan Shadily (1982: 1793) klasik adalah suatu karya
(umumnya berupa karya cipta dari zaman lampau) yang bernilai seni serta
ilmiah tinggi, berkadar keindahan dan tidak akan luntur sepanjang masa. Jadi
musik klasik adalah suatu karya musik yang bernilai tinggi dan dapat bertahan
sepanjang masa. Musik klasik yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah
musik klasik Eropa pada zaman Barok, Klasik, dan Romantik, alasannya
adalah, karena karya-karya musik pada zaman ini banyak dikenal dan banyak
digunakan dalam materi-materi perkuliahan misalnya gitar, piano, biola, dan
lain-lain.
Jika kita mendengar istilah klasik atau klasisisme, tentu pikiran kita
akan tertuju pada lagu-lagu karya Haydn, Mozart, dan Beethoven. Hal tersebut
dapat terjadi karena musik-musik yang oleh banyak orang dikatakan sebagai
lagu atau musik klasik adalah bukan atau di luar musik populer, serta
diciptakan oleh dan pada zaman komponis-komponis tersebut hidup. Selain
ketiga tokoh tersebut, Franz Schubert sering pula disebut sebagai pencipta
klasik dari Lied Jerman, meskipun Schubert biasanya digolongkan sebagai
komponis zaman Romantik. Pada masa itu, Klasik sering diartikan sebagai
puncak perkembangan dari suatu kesenian (musik, sastra, tari, arsitektur, dan
lain-lain), dan Lied Jerman mencapai puncak perkembangan dalam komposisikomposisi Franz, Schubert. Memang tidak dapat disangkal bahwa Haydn,
11
Mozart, dan Beethoven merupakan pencipta musik klasik dari kuartet gesek,
sonata piano, dan simfoni. Namur ini tidak berarti bahwa perkembangan
sejarah musik klasik seakan-akan berpuncak pada ketiga tokoh ini, melainkan
masih banyak komponis-komponis besar lainnya yang termasuk tokoh periode
Klasik (Prier, 1993:76).
BAB III
MATERI DAN METODE KEGIATAN
A. Materi
Materi yang diberikan pada pelatihan gitar klasik pada remaja ini, adalah
materi dasar gitar yang mudah dipahami dan dipraktekkan secara cepat, karena
para remaja ini kemampuan secara umum adalah remaja penggemar gitar yang
bersifat hoby, bukan profesi, serta pelatihan ini ditujukan pada siapa yang
mau, tidak perlu ada tes khusus.
Materi tersebut, meliputi :
1. Kemampuan dasar musik
a. Pengetahuan not angka, not balok, ritme, melodi, harmoni
b. Ketrampilan dan pengetahuan yang berupa posisi sikap memegang
gitar, jenis gitar, penerapan
c. Para nada, posisi senar, bagian-bagian gitar
2. Materi ketrampilan dasar gitar
a. Tangga nada 1# - 3#, 1b – 3b, mayor-minor
b. Tri nada, solmisasi, interval
c. Etude sederhana
3. Ketrampilan gitar lanjut
a. Akord, mayor – minor, Arpeggio, slur, triller
b. progresi akord 1 # - 3 #, 1 b – 3 b
c. Etude sederhana
4. Pemberian lagu aplikasi
a. Etu pilihan tertentu
b. Lagu komposisi gitar klasik
c. Gitar pengiring, duet dsb
B. METODE KEGIATAN
Urutan kegiatan meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi,
sedangkan
metode
pembelajarannya
menggunakan
metode
demonstrasi, latihan/drill, pemberian tugas, bermain bersama.
12
ceramah,
13
1. RANCANGAN EVALUASI
Evaluasi kegiatan dilakukan dalam tiga tahap bentuk kegiatan yang
pertama adalah evaluasi harian tiap peserta yang kedua adalah evaluasi
akhir tiap peserta dan yang ketiga adalah evaluasi bersama yang disebut
pagelaran atau pementasan bersama.
Tolak ukur pencapaian tujuan pembelajaran adalah apabila peserta
mampu memainkan setiap komponen pokok bahasan dalam tiap materi
pelatihan.
2. RENCANA DAN JADWAL KEGIATAN
Tahap I perencanaan, meliputi :
1. mengkaji tema pelatihan
2. identifikasi kemampuan dasar musik peserta
3. identifikasi materi pokok bahasan, sub pokok bahasan
4. penyusunan materi pelatihan
Tahap II pelaksanaan, meliputi :
1. pemberian materi kemampuan dasar musik
2. pemberian materi keterampilan dasar gitar
3. pemberian materi keterampilan lanjut gitar.
4. pemberian materi lagu-lagu aplikatif.
Tahap III evaluasi, meliputi :
1. evaluasi harian
2. evaluasi akhir
3. pagelaran
14
Secara keseluruhan rencana kegiatan dapat digambarkan dalam bentuk
diagram alir sebagai berikut :
Tahap I
Kajian
Tema
Pelatihan
Identifikasi
kemampuan
dasar peserta
Identifikasi
materi pokok
bahasan
Menyusun
materi
pelatihan
Tahap II
Kemampuan
dasar musik
Ketrampilan
dasar
Ketrampilan
lanjut
Lagu-lagu
aplikatif
Tahap III
Evaluasi
harian
Pagelaran
Evaluasi
akhir
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat
1. Lokasi Kegiatan
Kegiatan pelatihan ini total memakan waktu 6 bulan tetapi yang 1 bulan
pertama dan 1 bulan terakhir digunakan pada hal-hal yang bersifat
administratif kegiatan pengabdian dan yang merupakan teknis pelaksanaan
dilaksanakan selama 4 bulan. Adapun lokasi kegiatan pengabdian
dilaksanakan di RT 01 RW IV Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati,
peserta yang akhirnya ikut adalah sebanyak 8 orang remaja yaitu :
Nama
Alamat
Pekerjaan
-
Anggabrillian
RT 01
Mahasiswa
-
Ardito
RT 01
Pelajar
-
Arman
RT 06
Mahasiswa
-
Ruman
RT 04
Mahasiswa
-
Pascal
RT 01
Pelajar
-
Bayu
RT 01
Pelajar
-
Irvin
RT 01
Pelajar
-
Kevin
RT 01
Pelajar
2. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan efektif dilaksanakan selama 16 minggu dengan jadwal latihan 2 x
seminggu. Kegiatan tersebut meliputi 3 tahap yaitu :
a. Tahap I : Pengantar dan pengenalan kegiatan
Karena pada umunya peserta adalah remaja yang bukan bidang musik
sehingga teori musik sangat minim bahkan tidak tahu sama sekali.
Oleh karena itu 2 minggu tahapan pengantar diisi dengan beebrapa
pengantar mengenai musik, dan diputuskan menggunakan not angka,
sedangkan not balok hanya bersifat pengenalan dan pengetahuan.
15
16
-
Mengkaji
bersama tema pelatihan, dan disesuaikan dengan
keinginan peserta, serta bentuk pelatihan yang dilakukan/metode
-
Identifikasi kemampuan dan musik peserta, karena kemampuan
dosen yang berbeda, ada yang sudah mahir ada yang sama sekali
belum
-
Membahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan
dipelajari
-
Identifikasi dan penentuan literatur ajar materi pelatihan, buku
yang digunakan adalah Yamaha Music Course dan buku gitar
tulisan Royke Roapaha. Serta ditunjang buku-buku teori musik
yang lain.
-
Penyusunan materi pelatihan, di fotocopy dan kemudian dibagikan
pada para peserta.
-
Persiapan sarana prasarana kegiatan yang berupa tempat, kursi,
stand partitur dan kemudian semua peserta membawa gitar masingmasing.
b. Tahap II : Materi Gitar
1) Pemberian materi kemampuan dosen musik
Pengetahuan not angka dan keterampilan membacanya dijadikan
dasar kegiatan ini, sedangkan not balok hanya bersifat pengenalan
saja, yang pertama diberikan adalah bagaimana posisi duduk
dengan memegang gitar klasik dengan posisi kaki menopang badan
gitar, dan telapak kaki kiri yang diganjal dengan tambahan alat
agar sedikit lebih tinggi, tangan kanan dan tangan kiri pada tempat
yang benar, serta letak jari tangan pada posisi memetik gitar.
17
Gambar 1 . Posisi memegang dan memetik gitar
(dokumentasi : Bagus Susetyo, Oktober 2012)
Materi yang diberikan berikutnya meliputi, ritme, melodi posisi
senar, paranada, bagian-bagian gitar dan sebagainya. Bagianbagian gitar antara lain, Head/ Kepala, Nut, Body, Tuning key,
Fingerboard, frets, string, sound hole, bridge, neek.
Posisi senar pada Frets dapat dilihat sebagai berikut :
Senar
6-E
5-A
4–D
3–G
2–B
1–E
2) Pemberian keterampilan dasar gitar
Peserta dibimbing memainkan tangga nada 1 # s/d 3# dan 1 b s/d 3
b
18
-
C = DO
1
-
2
3
4
5
6
7
4
3
2
1
6
7
i dst
3
1
dst
7 6 5 4 3 2 1
2
3
2
3
4
3
4
5̇
i̇
5
6
5
6
7
3
5
i
3̇
5̇
3̇
i
5
Interval :
1
-
5
Tri Nada :
1
-
6
Solmisasi :
1
-
7
1#, G = DO
1 2 3 4 5 6 7 i
-
i
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
i
i dst
Semua tangga nada mayor dan minor pada nada daar C = D, G
= DO, A = DO, Bes = DO dan Es = DO
-
Lagu / etude sederhana
3) Pemberian materi lanjut gitar
Pemberian materi gitar yang lebih lanjut diberikan pada peserta
yang sudah cukup terampil dan mampu mengikutinya, berhubung
waktu pelatihan yang singkat maka materi lanjut ini, dipilih-pilih
yang praktis, materi tersebut meliputi :
-
Tangga nada dari 4# - 6#, 4b – 6b
-
Progresi akord 1# - 3# dan 1b – 3b
Contoh :
C = DO, C – Dm – Em – F – G – Am – Bdim – C’
1#, G = DO
G – Am – Bm – C – D – EM – Fis Dim – G’
1b, F = DO
F – Gm – Am – BES – C – Dm – E Dim – F’ dan seterusnya
19
-
Teknik-teknik petik gitar seperti : Arpegio, slur, triller, dan
sebagainya.
-
Diberik naskah-naskah lagu klasik dan etude yang lebih
kompleks
-
Gitar iringan dan naskah duet, trio gitar dan sebainya
Gambar 2. Peserta memainkan etude / lagu sederhana secara
bersama
(dokumentasi : Bagus Susetyo, Oktober 2012)
c. Tahap III : Evaluasi
1) Evaluasi harian : diambil dari pengamat kegiatan pelatihan harian
atau pada saat latihan berlangsung.
2) Evaluasi akhir : di ambil pada pergelaran akhir atau bermain
bersama pada akhir pelatihan.
B. Pembahasan
Pada dasarnya semua materi latihan dapat terserap dalam
pelaksanaan kegiatannya, walaupun sebenarnya inti tujuan dari pelatihan
ini juga mengarah pada peningkatan operasi gitar klasik yang tentunya
dapat dipelajari pada kemudian hari, setelah selesainya kegiatan pelatihan
20
ini, jadi kegiatan ini tidak semata-mata harus menguasai teknik bermain
gitar klaisk yang canggih.
Beberapa materi sederhana dapat sepenuhnya dikuasai oleh peserta,
walaupun tidak merata ada beberapa peserta yang betul-betul antusias dan
ingin mengetahui lebih jauh tentang gitar klasik, namun ada juga yang
hanya sekedar penggembira, tetapi yang penting bahwa kegiatan ini
berlangsung dengan sukses.
Beberapa materi pelajaran gitar yang sangat tehnis tentunya tidak
dapat disajikan dalam laporan kegiatan pengabdian ini, dikarenakan
kendala penulisan dan systematikan urutan kegiatan, dan tentunya juga
mungkin akan kurang dipahami oleh pembaca, seperti : gambar gitar dan
bagiannya, tanda kunci, paranada, penulisan nskah gitar, etude dalam not
balok, tanda-tanda musik yang lain. Sebagin yang dapat ditulis akan
dilampirkan dalam lampiran laporan kegiatan ini, dalam laporan ini
semata-mata merupakan inti urut-urutan kegiatan.
Semua peserta dapat mengikuti dengan tuntas dan hadir dalam
setiap kegiatan, dalam evaluasi dapat terlihat materi dikuasai sekitar 80%,
dan berharap dapat memperoleh kelanjutan pada materi gitar selanjutnya
dan tentunya diharapkan akan ada pelatihan sejenis dimasa yang akan
datang.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kegiatan pelatihan gitar klasik yang diberikan pada masyarakat
remaja Kandri Pesona Asri RW IV Kelurahan Kandri, Kecamatan
Gunungpati, Kota Semarang. Dalam pelaksanaannya mampu meningkatkan
apresiasi musik klasik pada pesertanya, sehingga dapat membuka wawasan
seninya bahwa gitar-gitaran itu tidak hanya ramai-ramai di pos ronda dengan
lagu-lagu yang pasaran cenderung berbuat negatif sambil begadang dan
sebagainya.
Materi gitar klasik cenderung halus, tertib, indah dan merangsang
kecerdasan dalam berolah musik, yang dalam pelaksanaan kegiatan
pengabdian pada masyarakat kali ini peserta dapat menguasai sepenuhnya,
terlihat dalam evaluasi diperkirakan sampai 80% materi dikuasai dan berharap
mendapat pelatihan lebih lanjut.
B. Saran
Berdasarkan hasil keseluruhan kegiatan pengabdian masyarakat ini,
dapat disarankan sebagai berikut :
1. Bagi para peserta diharapkan belajar lebih mendalam tentang gitar klasik
pada kesempatan lain, karena sesungguhnya pelatihan ini hanya bersifat
stimulan atau apresiasi.
2. Diharapkan pada acara-acara yang sama mendatang, tempat alat dan
sarana prasarana dapat lebih penting ditingkatkan sehingga kegiatan dapat
lebih lancar dan berkualitas.
21
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: CV. Sinar
Hulu
AL Sukohardi. 1989. Teori Dasar Musik. Yogyakarta: PML
Banue Pono. 1984. Pengantar Pengetahuan Alat Musik. Jakarta: CV. Bru.
Badrun A. 1989. Teori Puisi. Jakarta: P2LPTK
Baribin R. 1990. Teori dan Apresiasi Seni. Surabaya: AL Ikhlas.
Bastoni Suwaji. 1989. Kebudayaan Apresiasi Seni Pendidikan Seni.
Semarang: IKIP Semarang Press.
Koapaha Royke. 1985. Gitar Klasik. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta Press.
Mustikasari. 2008. Apresiasi Seni, Makalah. Semarang: Unnes
Prier Edmund. 1993. Sejarah Musik. Yogyakarta: PML
Shadily, Hassan. 1982. Ensiklopedi Indonesia Jilid III. Jakarta: Ikhtisar Baru.
Solapung Kaye. 1991. Gitar Tunggal. Jakarta: Indira.
Wadiyo. 1991. ”Musik Pop Indonesia dan Kemungkinan Penggunaannya
dalam Pendidika Seni Musik di Sekolah” dalam Media (no : 7
th. XIV Desember), Semarang: IKIP Semarang.
22
23
C. DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA DAN ANGGOTA PELAKSANA
Ketua Pelaksana
Nama Lengkap dan Gelar Akademik
Tempat dan Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Fakultas Jurusan
Pangkat Golongan / NIP
Bidang Keahlian
Alamat Kantor
Alamat Rumah
: Drs. Bagus Susetyo, M.Hum
: Solok, 25 Oktober 1962
: Laki-laki
: FBS / Sendratasik
: Pembina / IV a/
1962 0910 1990 111 001
: Seni Musik – Piano
: Jurusan Sendratasik, FBS UNNES
Sekaran — Gunungpati - Semarang
50229 Telepon: 024-8508074
: Kandri Asri Gunungpati
085865034001
Pengalaman dalam bidang Pengabdian pada Masyarakat:
No Jenis Kegiatan
1
Pelatihan paduan suara anak bagi guru-guru TK di
Kotamadya Semarang.
Tahun
1998
2
Pelatihan Materi Dasar Musik dan Tari dalam Rangka
Menunjang Pembelajaran Kesenian di Sekolah bagi
Guru- guru SD Kabupaten Boyolali
1999
3
Pelatihan peningkatan kualitas penyajian Musik Jawa
Campursari melalui pembenahan sistem tuning dan
harmonisasi.
2002
4
Penyesuaian Laras dan Garapan Gamelan Jawa ke dalam
Musik Diatonis untuk Permainan Musik Jawa
Campursari
Pengembangan dan Penciptaan Lagu Dolanan Anakanak dalam Bentuk Campursari
2002
5
Semarang, Oktober 2012
Ketua Pelaksana Kegiatan
Drs. Bagus Susetyo, M.Hum.
NIP. 1962 0910 1990 111 001
2003
24
Daftar Riwayat Hidup Anggota Pelaksana 1
Nama Lengkap dan Gelar Akademik
Tempat dan Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Fakultas Jurusan
Pangkat Golongan / NIP
Bidang Keahlian
Alamat Kantor
Alamat Rumah
: Drs. Syahrul S. Sinaga, M.Hum
: Cilacap, 4 Agustus 1964
: Laki-laki
: FBS / Sendratasik
: Pembina / IV-b/
1964 0804 1991 021 001
: Seni Musik – Marching Band
: Jurusan Sendratasik, FBS UNNES
Sekaran — Gunungpati - Semarang
50229 Telepon: 024-8508074
: Perum Villa Siberi C - 7
Kendal telpon : 08122925504
Pengalaman dalam Bidang Pengabdian Masyarakat:
No
Judul Kegiatan
Tahun
1
Pelatihan Pembelajaran Musik bagi Guru-guru TK Kota
Semarang
1998
2
Pelatihan Pembelajaran Notasi Musik Dabin V Kota
Semarang
1999
3
Workshop Metode A Tone A Man bagi Guru-guru
TK se Kabupaten Pati
2005
4
Workshop Metode A Tone A Man bagi Guru-guru
TK di Magelang
2006
Semarang, Oktober 2012
Anggota Pelaksana Kegiatan
Drs. Syahrul S. Sinaga, M.Hum.
NIP. 1964 0804 1991 021 001
Download