PENDAHULUAN Latar Belakang Pepaya (Carica papaya L.) adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan. Pepaya kaya akan vitamin A, C, dan berfungsi sebagai obat untuk memperbaiki sistem pencernaan. Getahnya mengandung papain, yaitu enzim proteolitik yang dapat digunakan untuk melunakkan daging (Ashari 1995). Buah pepaya juga dapat dijadikan selai, salad, serta minuman segar. Pepaya termasuk tanaman yang mudah untuk dibudidayakan, namun petani banyak menemui kendala salah satunya serangan OPT termasuk penyakit. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2009, besarnya produksi buah pepaya di Indonesia mencapai 717.899 ton pada tahun 2008. Indonesia merupakan negara peringkat kelima sebagai penghasil pepaya terbesar setelah Brazil, Meksiko, Nigeria, dan India (FAO 2007). Penyakit busuk basah pada batang merupakan salah satu jenis penyakit baru yang ditemukan pada tanaman pepaya. Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa bakteri yang diduga menjadi penyebab busuk basah batang pepaya yaitu Erwinia sp. dan Pseudomonas sp. (Pseudomonas kelompok fluoresen) (Reny Widianti 2009, komunikasi pribadi). Dalam upaya pengembangan paket pengendalian terpadu hama dan penyakit pada tanaman pepaya perlu dilakukan kajian keanekaragaman bakteri dan cendawan rizosfer tanaman pepaya khususnya yang berasosiasi dengan penyakit busuk basah pada batang. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat dimanfaatkan untuk rekomendasi penyusunan teknologi PHT pada pepaya. Rizosfer adalah bagian dari tanah yang dipengaruhi oleh akar tanaman (Sorensen dalam Elsas 2007) dan merupakan area yang dapat meningkatkan kegiatan dan jumlah organisme, serta adanya interaksi yang kompleks antara mikroorganisme dan akar (Kennedy dalam Sylvia 2005). Pentingnya rizosfer meningkat dengan adanya bahan organik dari akar dan efek dari meningkatnya kegiatan mikroba pada rantai nutrisi dan pertumbuhan tanaman. Jenis 2 mikroorganisme di rizosfer sangat melimpah dan jumlahnya berkurang seiring dengan bertambahnya jarak dari akar. Mikroorganisme yang menghuni tanah diantaranya adalah bakteri dan cendawan. Bakteri merupakan kelompok mikroorganisme tanah yang paling dominan dan terdapat dalam berbagai macam tipe tanah tetapi populasinya menurun dengan bertambahnya kedalaman tanah. Menurut Tate (2000) populasi bakteri distimulasi oleh eksudat akar. Bakteri-bakteri tersebut ditemukan sebagai mikrokoloni yang menutupi hampir 4 sampai 10% permukaan akar. Bakteri kelompok Pseudomonas dan kelompok bakteri Gramnegatif lainnya bersaing di rizosfer dan menempati bagian yang luas dari total populasi bakteri pada akar. Bakteri yang membutuhkan asam amino lebih banyak terdapat di daerah rizosfer dibandingkan tanah di luar rizosfer. Populasi cendawan tanah lebih sedikit dibandingkan dengan populasi bakteri, tetapi cendawan biasanya mempunyai biomassa yang lebih besar. Kebanyakan dari cendawan tanah hidup sebagai saprob dan kepadatannya bertambah di rizosfer (Gunawan et al. 2006). Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman bakteri dan cendawan rizosfer yang berasosiasi dengan penyakit busuk basah pada batang pepaya di Pusat Kajian Buah-buahan Tropika IPB (PKBT-IPB) Pasir Kuda, Desa Ciomas, Bogor.