Buku Pedoman Guru Ajaran-Ajaran dan Doktrin tentang Kitab Mormon

advertisement
Buku Pedoman Guru Ajaran-Ajaran
dan Doktrin tentang Kitab Mormon
Religi 275
Diterbitkan oleh
Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir
Salt Lake City, Utah
Komentar dan koreksi diapresiasi. Mohon mengirimkannya, termasuk kesalahan-kesalahan, ke:
Seminaries and Institutes of Religion Curriculum Services
50 E. North Temple St., Floor 8
Salt Lake City, Utah 84150-0008
USA
Posel: [email protected]
Mohon mencantumkan nama lengkap, alamat, lingkungan, dan pasak Anda.
Pastikan untuk memberikan judul buku pedoman. Kemudian sampaikan komentar Anda.
© 2015 oleh Intellectual Reserve, Inc.
Hak cipta dilindungi Undang-Undang.
Dicetak di Indonesia
Versi 1, 9/15
Persetujuan bahasa Inggris: 8/14
Persetujuan penerjemahan: 8/14
Terjemahan dari Teachings and Doctrine of the Book of Mormon Teacher Manual
Bahasa Indonesia
PD10052299 299
Daftar Isi
Pendahuluan untuk Buku Pedoman Guru Ajaran-Ajaran dan Doktrin tentang Kitab
Mormon . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v
1
Kitab Mormon Adalah Satu Kesaksian Lagi tentang Yesus Kristus. . . . . . . . . 1
2
Mengindahkan Perkataan Para Nabi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
3
Kepatuhan Mendatangkan Berkat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
4
Kejatuhan Adam dan Karunia Hak Pilihan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
5
Pendamaian Tak Terbatas Yesus Kristus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
6
Kitab Mormon Ditulis untuk Zaman Kita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25
7
Kitab Mormon dan Alkitab . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29
8
Keselamatan Datang Melalui Yesus Kristus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34
9
“Carilah Kamu Kerajaan Allah”
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 39
10
Doa dan Wahyu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 44
11
Melindungi Diri Kita Sendiri terhadap Ajaran-Ajaran Palsu di Zaman Akhir
12
Kebutuhan Kita Akan Kelahiran Kembali Rohani . . . . . . . . . . . . . . . . . 54
13
Perjanjian Baptisan, Hari Sabat, dan Sakramen
14
Kuasa Allah Akan Pembebasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 63
15
Menjadi Alat dalam Tangan Tuhan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 67
16
Pertobatan dan Pengampunan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 72
17
Kuasa Firman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 77
18
Mempersiapkan Diri bagi Hari Penghakiman Terakhir . . . . . . . . . . . . . . 82
19
Membela Kebebasan Beragama
20
Memperkuat Iman dan Kesaksian Kita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 92
21
Kedatangan Yesus Kristus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 97
22
“Bahkan Seperti Aku” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 100
23
Pencerai-beraian dan Pengumpulan Israel
24
Semuanya Serupa dengan Allah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 108
25
Hidup dengan Saleh di Zaman Kejahatan
26
Setelah Pencobaan Iman
27
Iman, Pengharapan, dan Kasih Amal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 122
28
Datang kepada Kristus
. 49
. . . . . . . . . . . . . . . . . . 59
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 87
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 104
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 112
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 117
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 127
Pendahuluan untuk Buku Pedoman
Guru Ajaran-Ajaran dan Doktrin
tentang Kitab Mormon (Religi 275)
Apakah yang diharapkan dari seorang guru agama?
Sewaktu Anda bersiap untuk mengajar, adalah penting untuk memahami Sasaran
Seminari dan Institut Religi:
“Tujuan kita adalah untuk membantu para remaja dan dewasa muda memahami serta bersandar
pada ajaran-ajaran dan Pendamaian Yesus Kristus, memenuhi syarat bagi berkat-berkat bait suci, dan
mempersiapkan diri mereka, keluarga mereka, serta orang lain untuk kehidupan kekal bersama Bapa
mereka di Surga” (Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan untuk Guru dan Pemimpin
Seminari dan Institut Religi [2012], x).
Anda dapat mencapai tujuan ini dengan secara tekun menjalankan Injil, secara efektif
mengajarkan Injil kepada siswa Anda, dan secara tepat mengelola kelas atau program
Anda. Sewaktu Anda bersiap dan mengajarkan Injil dengan cara-cara ini, Anda akan
memenuhi syarat bagi pengaruh dari Roh Kudus (lihat A&P 42:14).
Merupakan kesempatan Anda untuk membantu siswa belajar dengan Roh sehingga
mereka dapat memperkuat iman mereka dan memperdalam keinsafan mereka. Anda
dapat menolong siswa mencapai ini sewaktu Anda menuntun mereka untuk
mengidentifikasi, memahami, merasakan kebenaran dan kepentingan dari, serta
menerapkan ajaran-ajaran dan asas-asas signifikan dari Injil Yesus Kristus.
Buku pegangan Pengajaran dan Pembelajaran Injil adalah sumber penting untuk
memahami proses pengajaran dan belajar bagaimana menjadi lebih berhasil di ruang
kelas.
Apakah sasaran dan tujuan dari kursus ini?
Diantisipasi bahwa banyak siswa usia institut sebelumnya telah menelaah Kitab
Mormon secara berurutan—dari awal hingga akhir—di seminari, di rumah, atau di
misi. Kursus ini, Ajaran-Ajaran dan Doktrin tentang Kitab Mormon (Religi 275),
dirancang untuk membantu siswa menggunakan pendekatan berbeda untuk
menelaah Kitab Mormon. Pelajaran-pelajaran yang terdapat dalam kursus ini berfokus
pada tema-tema doktrinal menonjol yang ditekankan oleh para penulis terilhami Kitab
Mormon.
Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994) mengundang para pembaca Kitab Mormon
untuk memusatkan perhatian mereka pada ajaran yang terkandung di dalamnya:
“Kitab Mormon ditulis untuk zaman kita .… Tidak saja kita hendaknya mengetahui apa
sejarah dan kisah-kisah yang membangkitkan iman yang dikandungnya, tetapi kita
hendaknya memahami ajaran-ajarannya. Jika kita benar-benar melakukan penelaahan
kita dan mendekati Kitab Mormon dari aspek ajarannya, kita dapat mengungkapkan
kesalahan-kesalahan dan menemukan kebenaran-kebenaran untuk memerangi banyak
teori dan filosofi palsu manusia saat ini” (“Jesus Christ—Gifts and Expectations,” Ensign, Desember
1988, 4).
v
PENDAHULUAN UNTUK BUKU PEDOMAN GURU AJARAN-AJARAN DAN DOKTRIN TENTANG KITAB MORMON (RELIGI 275)
Di sepanjang kursus ini, siswa akan menelaah tulisan dan ajaran kenabian yang
terdapat dalam Kitab Mormon, dengan penekanan pada rencana Bapa Surgawi dan
peranan utama Putra-Nya, Yesus Kristus. Siswa akan dengan lebih baik memahami
Kitab Mormon sebagai satu kesaksian lagi tentang Yesus Kristus dan akan
memperdalam kasih mereka bagi dan kesaksian tentang Dia. Mereka akan
meningkatkan kemampuan mereka untuk menelaah ajaran-ajaran Injil dalam konteks
tulisan suci mereka, yang menuntun pada pemahaman yang lebih besar serta
kemuridan pribadi. Mereka akan siap untuk menjelaskan dan bersaksi tentang
kepentingan dan asal-usul ilahi Kitab Mormon dan ajaran yang terkandung di
dalamnya.
Apakah yang diharapkan dari siswa?
Agar menerima kredit untuk kelulusan institut, siswa diminta membaca petikan
tulisan suci, ceramah konferensi umum, dan materi lain yang tercantum di bagian
Bacaan Siswa dari setiap pelajaran. Siswa juga harus memenuhi persyaratan kehadiran
dan menunjukkan kompetensi terhadap materi kursus dengan menyelesaikan
penilaian.
Bagaimana pelajaran-pelajaran disusun dalam buku pedoman
ini?
Kursus ini dirancang sebagai kursus berdurasi satu semester dengan 28 pelajaran yang
ditulis untuk periode kelas 50 menit. Jika kelas Anda bertemu dua kali setiap minggu,
ajarkan satu pelajaran untuk setiap periode kelas. Jika kelas Anda bertemu hanya
sekali setiap minggu selama 90 hingga 100 menit, gabungkan dan ajarkan dua
pelajaran untuk setiap periode kelas. Setiap garis besar pelajaran terdiri atas empat
bagian:
• Pendahuluan
• Bacaan Latar Belakang
• Saran untuk Pengajaran
• Bacaan Siswa
Pendahuluan
Bagian ini memberikan pengantar singkat untuk topik dan sasaran pelajaran.
Bacaan Latar Belakang
Bagian ini merekomendasikan sumber-sumber, seperti pesan dari para nabi zaman
akhir dan pemimpin Gereja lainnya, yang dapat membantu Anda memahami dengan
lebih baik ajaran, asas, dan kebenaran Injil yang dicakup dalam garis besar pelajaran.
Saran untuk Pengajaran
Bagian Saran untuk Pengajaran menyertakan materi untuk membantu Anda
mengetahui baik apa yang diajarkan maupun bagaimana mengajarkannya (lihat juga
bagian 4.3.3 dan 4.3.4 dalam buku pegangan Gospel Teaching and Learning [Pengajaran
dan Pembelajaran Injil]). Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang disarankan dirancang
untuk membantu siswa mengidentifikasi, memahami, dan merasakan kebenaran serta
kepentingan dari, dan menerapkan kebenaran-kebenaran sakral. Anda boleh memilih
untuk menggunakan sebagian atau semua saran sementara Anda mengadaptasinya
sehingga cocok dengan gaya mengajar individu Anda serta untuk memenuhi
vi
PENDAHULUAN UNTUK BUKU PEDOMAN GURU AJARAN-AJARAN DAN DOKTRIN TENTANG KITAB MORMON (RELIGI 275)
kebutuhan dan keadaan siswa Anda. Sewaktu Anda mempertimbangkan bagaimana
menyesuaikan materi pelajaran, ikuti nasihat ini dari Penatua Dallin H. Oaks dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
“Presiden Packer telah sering mengajarkan, sependengaran saya, bahwa kita terlebih
dahulu mengadopsi, kemudian mengadaptasi. Jika kita sepenuhnya paham dengan
pelajaran yang ditentukan yang harus kita berikan, maka kita dapat mengikuti Roh
untuk mengadaptasinya. Tetapi ada godaan, ketika kita berbicara tentang fleksiblitas
ini, untuk memulai dengan mengadaptasi alih-alih mengadopsi. Itu adalah
keseimbangan. Itu adalah tantangan yang berkelanjutan. Tetapi pendekatan dengan mengadopsi
terlebih dahulu dan kemudian menyesuaikan adalah cara yang baik untuk tetap pada landasan yang
kuat” (“Diskusi Panel dengan Penatua Dallin H. Oaks” [Siaran Satelit Religi Seminari dan Institut, 7
Agustus 2012]; si.lds.org).
Kursus ini mencakup pernyataan-pernyataan oleh pemimpin Gereja yang
kemungkinan besar tersedia dalam beragam bahasa. Sewaktu Anda bersiap untuk
mengajar, Anda dapat mengadaptasikan pelajaran dengan menggunakan pernyataan
lainnya yang tersedia dari pemimpin Gereja yang relevan dengan masalah topiknya.
Bagian Saran untuk Pengajaran memuat setidaknya satu pernyataan ajaran atau asas,
yang muncul dalam cetak tebal. Sewaktu siswa menemukan ajaran dan asas ini serta
berbagi apa yang telah mereka pelajari, kata-kata mereka mungkin berbeda dengan
kata-kata yang dinyatakan dalam buku pedoman. Ketika ini terjadi, berhati-hatilah
untuk tidak menyiratkan bahwa jawaban mereka salah. Meskipun demikian, jika
sebuah pernyataan dapat lebih akurat, bantulah dengan hati-hati untuk
mengklarifikasi pemahaman.
Kurikulum ini memperlihatkan bagaimana menyertakan pokok-pokok pengajaran dan
pembelajaran Injil ke dalam suatu kursus berbasis tema (lihat Gospel Teaching and
Learning [Pengajaran dan Pembelajaran Injil], 10, 23–31, 38–41).
Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul menguraikan beberapa
manfaat yang datang karena menelaah Injil secara tematik:
“Sementara membaca sebuah kitab tulisan suci dari awal hingga akhir menyediakan
keluasan dasar pengetahuan, menelaah berdasarkan topik meningkatkan kedalaman
dari pengetahuan kita. Mencari wahyu-wahyu untuk koneksi, pola, dan tema
membangun di atas serta menambah pada pengetahuan rohani kita … ; itu
memperluas perspektif dan pemahaman kita akan rencana keselamatan.
Dalam penilaian saya, secara tekun menyelidik untuk menemukan koneksi, pola, dan tema
merupakan bagian dari apa artinya ‘mengenyangkan diri’ dengan firman Kristus. Pendekatan ini akan
membukakan gerbang air bah dari waduk rohani, mencerahkan pemahaman kita melalui Roh-Nya,
dan menghasilkan kedalaman rasa syukur bagi tulisan suci kudus serta suatu tingkatan komitmen
rohani yang tidak dapat diterima dengan cara lain. Pencarian semacam itu memampukan kita untuk
membangun di atas batu karang Penebus kita dan untuk bertahan menghadapi angin kejahatan di
zaman akhir ini” (“A Reservoir of Living Water” [api unggun Universitas Brigham Young, 4 Februari
2007], 3, speeches.byu.edu).
Bacaan Siswa
Bagian ini mencantumkan petikan tulisan suci, ceramah oleh pemimpin Gereja, dan
materi lainnya yang akan memperkaya pemahaman siswa tentang topik-topik yang
ditekankan dalam pelajaran. Tugasi dan imbaulah siswa untuk membaca materi-materi
vii
PENDAHULUAN UNTUK BUKU PEDOMAN GURU AJARAN-AJARAN DAN DOKTRIN TENTANG KITAB MORMON (RELIGI 275)
ini sebelum mereka datang ke setiap kelas. Sewaktu mereka menelaah materi-materi
yang diilhami ini, mereka bukan hanya akan lebih siap untuk berperan serta dalam
diskusi kelas, tetapi mereka juga akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan
lebih dalam tentang topik-topik kursus. Sediakan bagi siswa daftar dari semua Bacaan
Siswa pada awal semester.
Bagaimana saya dapat bersiap untuk mengajar?
Tuhan akan membantu Anda sewaktu Anda bersiap untuk mengajar. Sewaktu Anda
bersiap, mungkin akan bermanfaat jika Anda mengajukan kepada diri Anda sendiri
pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apakah saya berusaha untuk menjalankan Injil sehingga saya bisa terbuka
terhadap Roh dalam pengajaran saya?
• Apakah saya telah berdoa untuk menerima bimbingan Roh Kudus? (Lihat A&P
42:14).
• Apakah saya telah menelaah blok-blok tulisan suci dan bacaan latar belakang yang
ditugaskan?
• Apakah saya telah membaca kurikulum dan menentukan adakah sesuatu yang
perlu saya adaptasi atau sesuaikan untuk memenuhi kebutuhan siswa saya?
• Bagaimana saya dapat menindaklanjuti dengan siswa untuk memastikan bahwa
mereka memperoleh manfaat terbesar dari bacaan yang ditugaskan?
• Bagaimana saya dapat membantu setiap siswa saya berperan serta sepenuhnya
dalam pelajaran?
Rekomendasi berikut mungkin juga bermanfaat:
• Imbaulah siswa untuk membaca petikan tulisan suci dan artikel yang ditugaskan
sebelum setiap pelajaran.
• Harapkan siswa untuk memenuhi peran mereka sebagai pembelajar.
• Seringlah sediakan kesempatan bagi siswa untuk menjelaskan ajaran dan asas
dengan kata-kata mereka sendiri, berbagi pengalaman yang relevan, dan bersaksi
tentang apa yang mereka ketahui dan rasakan.
• Variasikan kegiatan dan pendekatan pembelajaran yang Anda gunakan dalam
setiap kelas dan juga dari hari ke hari.
• Ciptakan lingkungan pembelajaran yang mengundang Roh dan memberi siswa
privilese serta tanggung jawab untuk saling mengajar dan saling belajar (lihat A&P
88:78, 122).
• Sepanjang kursus ada referensi pada keterampilan penelaahan tulisan suci.
Ambillah manfaat dari kesempatan ini untuk membantu siswa menjadi lebih
mandiri dalam penelaahan tulisan suci mereka dan lebih berdedikasi pada
pembelajaran seumur hidup dari tulisan suci.
Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan:
“Pastikan bahwa ada banyak peran serta karena penggunaan hak pilihan itu oleh
seorang siswa mewenangkan Roh Kudus untuk mengajar. … Sewaktu siswa
mengungkapkan secara lisan kebenaran-kebenaran, mereka dikukuhkan dalam jiwa
viii
PENDAHULUAN UNTUK BUKU PEDOMAN GURU AJARAN-AJARAN DAN DOKTRIN TENTANG KITAB MORMON (RELIGI 275)
mereka dan memperkuat kesaksian pribadi mereka” (“To Understand and Live Truth” [malam
bersama Penatua Richard G. Scott, 4 Februari 2005], 3; si.lds.org).
Bagaimana saya dapat mengadaptasi pelajaran bagi para
difabel?
Sewaktu Anda bersiap untuk mengajar, tanggaplah terhadap siswa yang berkebutuhan
khusus. Sesuaikan kegiatan dan harapan untuk membantu mereka berhasil. Carilah
cara-cara untuk membantu mereka merasa dikasihi, diterima, dan disertakan.
Pupuklah suatu hubungan kepercayaan.
Untuk gagasan dan sumber lebih lanjut, cermatilah halaman Disability Resources
[Sumber Difabel] di disabilities.lds.org dan bagian buku pedoman kebijakan Seminari
dan Institut Religi yang berjudul “Kelas dan Program yang Disesuaikan bagi Siswa
Difabel”
Ajaran-Ajaran dan Doktrin Tentang Kitab Mormon (Religi 275)
Bacaan Siswa
Catatan: Anda tidak diharuskan membaca materi-materi yang disarankan yang tidak tersedia dalam bahasa Anda.
Pelajaran
Judul
Bacaan yang Disarankan
1
Kitab Mormon Adalah Satu
Kesaksian Lagi tentang Yesus
Kristus.
• 1 Nefi 6:4; 13:40; 2 Nefi 11:2–3; 25:17–18; 33:1–2, 4–5, 10–11; Yakub 1:7–8; Alma
33:22–23; Mormon 1:15; 3:20–22; Eter 12:38–39, 41.
Mengindahkan Perkataan Para
Nabi
• 1 Nefi 1:4–15, 18; Mosia 11:20–25; 13:33–35; 15:10–13; Helaman 13:24–33; 3 Nefi
8:24–25; 9:10–11; 10:12; 12:1–2; Eter 7:23–27.
2
• “Kitab Mormon—Batu Kunci Agama Kita” bab 9 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja:
Ezra Taft Benson [2014], 149–160.
• Russell M. Nelson, “Mendukung Para Nabi,” Ensign atau Liahona, November 2014,
74–77.
• Claudio R. M. Costa, “Kepatuhan kepada Nabi,” Ensign atau Liahona, November 2010,
11–13.
3
Kepatuhan Mendatangkan
Berkat
• 1 Nefi 2:1–20; 3:4–7, 15–16; 4:1–2; 7:12; 17:1–31; 18:1–4; 2 Nefi 31:6–10, 15–16;
Mosia 2:20–24, 41; 15:7; 3 Nefi 11:11; 12:19–20, 48.
• Thomas S. Monson, “Kepatuhan Mendatangkan Berkat,” Ensign atau Liahona, Mei 2013,
89–92.
• Robert D. Hales, “Jikalau Kamu Mengasihi Aku, Kamu Akan Menuruti Segala PerintahKu,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 35–38.
4
Kejatuhan Adam dan Karunia
Hak Pilihan
• 2 Nefi 2:14, 16, 19–29; Alma 42:6–10, 14; Helaman 14:30–31; 3 Nefi 27:13; Musa
5:5–9.
• Robert D. Hales, “Hak Pilihan: Penting dalam Rencana Kehidupan,” Ensign atau Liahona,
November 2010, 24–27.
• Jeffrey R. Holland, “Di Mana Keadilan, Kasih, dan Belas Kasihan Bertemu,” Ensign atau
Liahona, Mei 2015, 104–106.
ix
PENDAHULUAN UNTUK BUKU PEDOMAN GURU AJARAN-AJARAN DAN DOKTRIN TENTANG KITAB MORMON (RELIGI 275)
Pelajaran
Judul
Bacaan yang Disarankan
5
Pendamaian Tak Terbatas Yesus
Kristus
• 2 Nefi 9:6–12, 20–22; Mosia 3:5–11, 16; 15:7–9; Alma 7:11–13; 34:8–12; Moroni
8:8–12; Ajaran dan Perjanjian 137:7–9.
• Boyd K. Packer, “Pendamaian,” Ensign atau Liahona, November 2012, 75–78.
• D. Todd Christofferson, “Penebusan,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 109–112.
6
Kitab Mormon Ditulis untuk
Zaman Kita
• 2 Nefi 25:17–18; 3 Nefi 21:9–11; 29:1–4; Mormon 8:1–5, 26–35; Eter 12:22–26; Musa
7:62; Joseph Smith—Sejarah 1:34.
• Jeffrey R. Holland, “Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November 2009, 88–90.
• “Mengisi Bumi dan Kehidupan Kita dengan Kitab Mormon,” bab 10 dalam Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 161–172).
7
Kitab Mormon dan Alkitab
• Yehezkiel 37:15–19; 1 Nefi 13:20–41; 2 Nefi 3:11–14; 29:1–14.
• Russell M. Nelson, “Saksi Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, November 2007, 43– 46.
• Tad R. Callister, “Kitab Mormon—Sebuah Kitab dari Allah,” Ensign atau Liahona,
November 2011, 74–76.
8
Keselamatan Datang Melalui
Yesus Kristus.
• 2 Nefi 2:6–9; 25:23; 31:2–21; Mosia 4:6–8; 3 Nefi 11:31–40; 27:13–22.
• Dieter F. Uchtdorf, “Karunia Kasih Karunia,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 107–10.
• L. Tom Perry, “Injil Yesus Kristus ,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 44–46.
9
“Carilah Kamu Kerajaan Allah”
• Matius 6:33; Yakub 2:12–28; 3:10–12; Mosia 2:20–25; 4:13, 21–26; Alma 7:14–16, 19,
21–24; 3 Nefi 12:27–30.
• Dieter F. Uchtdorf, “Kesombongan dan Imamat,” Ensign atau Liahona, November 2010,
55–58.
• “Hukum yang Terutama—Kasihilah Tuhan,” bab 1 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja:
Ezra Taft Benson [2014], 45–56).
10
Doa dan Wahyu
• 1 Nefi 10:17–19; 15:1–3, 7–11; 18:1–3; 2 Nefi 28:30; 32:8–9; Yakub 4:6; Alma 12:9–11;
26:22; 3 Nefi 14:7–11.
• Richard G. Scott, “Cara Mendapatkan Wahyu dan Ilham untuk Kehidupan Pribadi Anda,”
Ensign atau Liahona, Mei 2012, 45–47.
• David A. Bednar, “Roh Wahyu,” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 87–90.
11
12
Melindungi Diri Kita Sendiri
terhadap Ajaran-Ajaran Palsu
di Zaman Akhir
• 2 Nefi 26:29; 28:3–9, 12–15; Yakub 7:1–12; Alma 1:2–6; 30:12–18, 39–44; 3 Nefi 18:24;
27:27; Eter 4:11–12; Moroni 7:12–17; Joseph Smith—Matius 1:22.
Kebutuhan Kita Akan Kelahiran
Kembali Rohani
• Mosia 3:19; 5:1–5, 7–8; 16:2–5; 27:24–26; Alma 5:14, 26–27; 41:10–11; Eter 12:27.
• Neil L. Andersen, “Angin Puyuh Rohani,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 18–21.
• David A. Bednar, “Pendamaian dan Perjalanan Kefanaan,”Ensign, April 2012, 12–19.
• D. Todd Christofferson, “Dilahirkan Kembali,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 76–79.
13
Perjanjian Baptisan, Hari Sabat,
dan Sakramen
• Keluaran 31:13, 16–17; Mosia 18:8–10, 23; 25:23–24; 3 Nefi 18:1–11; 20:3–9; Moroni
4:3; 5:2; 6:4–6.
• Russell M. Nelson, “Hari Sabat Hari Kenikmatan,” Ensign atau Liahona, Mei 2015,
129–32.
x
PENDAHULUAN UNTUK BUKU PEDOMAN GURU AJARAN-AJARAN DAN DOKTRIN TENTANG KITAB MORMON (RELIGI 275)
Pelajaran
Judul
Bacaan yang Disarankan
14
Kuasa Allah Akan Pembebasan
• 1 Nefi 1:20; 6:4; Mosia 7:33; 21:2–5, 14–16; 23:23–24; 24:13–15, 21; 29:20; Alma 34:9;
36:1–3, 27–29; 58:10–11; Helaman 5:9; 3 Nefi 4:33.
• L. Tom Perry, “Kuasa Pembebasan,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 94–97.
15
Menjadi Alat dalam Tangan
Tuhan
• 1 Nefi 13:37; Mosia 15:14–19, 26–28; 28:3; Alma 17:2–3, 6, 9–12, 16, 25; 18:10,
33–35; 21:16; 22:1, 12–14; 23:5–6; 26:2–5, 11–12, 15, 26–29; 29:9–10; 31:30–34.
• M. Russell Ballard, “Letakkan Kepercayaan Anda kepada Tuhan,” Ensign atau Liahona,
November 2013, 43– 45.
• Don R. Clarke, “Menjadi Alat dalam Tangan Allah,” Ensign atau Liahona, November
2006, 97–99.
16
Pertobatan dan Pengampunan
• Enos 1:4–8; Mosia 4:1–3, 11–12, 26; Alma 19:29–30, 33–36; 34:15–17; 36:19–21;
3 Nefi 9:13–14, 19–22.
• Neil L. Andersen, “Bertobatlah … Agar Aku Dapat Menyembuhkan Kamu,” Ensign atau
Liahona, November 2009, 40–43.
17
Kuasa Firman
• 1 Nefi 3:19–20; 5:21–22; 8:21–24, 29–30; 15:23–24; 2 Nefi 3:12; 32:3; 33:4–5; Yakub
2:8; 7:10–11; Omni 1:14–17; Mosia 1:3–5; Alma 5:10–13; 31:5; 37:2–4, 8–10, 38–46;
Helaman 3:29–30; 15:7–8.
• Richard G. Scott, “Kuasa Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, November 2011, 6–8.
18
Mempersiapkan Diri bagi Hari
Penghakiman Terakhir
• 2 Nefi 9:12–13; Mosia 15:21–26; 16:6–11; Alma 5:15–21; 7:21–25; 11:40–45; 16:6–11;
34:32–34; 40:4–7, 11–14, 19–24; 41:2–6.
• Dallin H. Oaks, “Resurrection,” Ensign, Mei 2000, 14–16.
19
Membela Kebebasan Beragama
• Mosia 29:10–11, 16–18, 25–26, 32; Alma 2:1–10, 12, 27–28; 30:7–9; 44:1–5; 46:4–5,
10–16, 20–22.
• Robert D. Hales, “Memelihara Hak Pilihan, Melindungi Kebebasan Beragama,” Ensign
atau Liahona, Mei 2015, 111–113.
20
Memperkuat Iman dan
Kesaksian Kita
• 1 Nefi 15:7–11; 2 Nefi 1:10–11; 9:28; 25:28–29; 28:21–23; Mosia 2:36–37; 4:11–12;
15:11; 26:1–4; Alma 12:9–11; Alma 31:8–11; 46:7–8; Helaman 4:11–13; 13:24–26;
15:7–8; Mormon 5:16–18; 9:7–8.
• L. Whitney Clayton, “Pilihlah untuk Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 36–39.
• Larry S. Kacher, “Jangan Mempermainkan Apa yang Sakral,” Ensign atau Liahona,
November 2014, 104–106.
21
Kedatangan Yesus Kristus
• Helaman 14:20–30; 16:1–5; 3 Nefi 9:1–5, 12–14; 10:12; 11:1–17.
• Dallin H. Oaks, “Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004,
7–10.
• Jeffrey R. Holland, “Preparing for the Second Coming,” New Era, Desember 2013, 2–5.
22
“Bahkan Seperti Aku”
• Yohanes 17:9–11, 20–23; 3 Nefi 12:1–16, 43–45; 13:1, 5–7, 16–18, 22–24, 33; 14:1–5,
21–27; 19:19–23, 28–29; 27:21–22, 27.
• Henry B. Eyring, “Teladan Sempurna Kita,” Ensign atau Liahona, November 2009, 70–73.
xi
PENDAHULUAN UNTUK BUKU PEDOMAN GURU AJARAN-AJARAN DAN DOKTRIN TENTANG KITAB MORMON (RELIGI 275)
Pelajaran
Judul
Bacaan yang Disarankan
23
Pencerai-beraian dan
Pengumpulan Israel
• 1 Nefi 15:12–16; 22:3–5, 8–12; 2 Nefi 25:15–17; 3 Nefi 5:24–26; 16:4–5; 20:13, 29–31;
21:1–7; 30:2.
• Russell M. Nelson, “Pengumpulan Israel yang Tercerai-berai,” Ensign atau Liahona,
November 2006, 79–82.
24
Semuanya Serupa dengan
Allah
• 2 Nefi 26:23–28, 33; Jakub 7:24; Enos 1:11, 20; Mosia 28:1–3; Alma 27:1–2, 20–24;
53:10–11, 13–17; Helaman 6:1–8; 4 Nefi 1:1–3, 11–13, 15–18.
• Dallin H. Oaks, “Semua Orang di Mana-Mana,” Ensign atau Liahona, Mei 2006, 77–80.
25
Hidup dengan Saleh di Zaman
Kejahatan
• Alma 37:21–22, 25–27; 62:41; Helaman 6:20–26, 37–40; 4 Nefi 1:42; Mormon 1:13–17,
19; 2:8, 14–15, 18–19; 3:2–3, 12, 22; Eter 8:18–26; Moroni 9:6, 22, 25–26.
• Quentin L. Cook, “Reaping the Rewards of Righteousness,” Ensign, Juli 2015, 33–39.
26
Setelah Pencobaan Iman
• 2 Nefi 27:23; 3 Nefi 17:5–9, 20–24; Mormon 9:9, 18–20; Eter 3:6–13, 17–20; 4:13–15;
12:6–7, 12, 19, 31.
• David A. Bednar, “Meminta dalam Iman,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 94–97.
• Neil L. Andersen, “Anda Cukup Tahu,” Ensign atau Liahona, November 2008, 13–14.
27
Iman, Pengharapan, dan Kasih
Amal
• Alma 32:26–29, 37–41; Eter 12:4, 8–9, 28, 33–34; Moroni 7:21, 25–28, 33, 40–48;
10:18–21.
• Dieter F. Uchtdorf, “Kuasa Harapan yang Tak Terbatas,” Ensign atau Liahona, November
2008, 21–24.
• Richard G. Scott, “Kuasa Transformasi Iman dan Karakter,” Ensign dan Liahona,
November 2010, 43– 46.
28
Datang kepada Kristus
• 1 Nefi 6:4; Yakub 1:7; Omni 1:26; 3 Nefi 9:13–14; Moroni 7:18–26; 10:3–5, 30, 32–33.
• “Kehidupan yang Terpusat pada Kristus,” bab 24 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja:
Ezra Taft Benson [2014], 349--361).
xii
Kitab Mormon Adalah
Kesaksian Lain tentang Yesus
Kristus.
Pendahuluan
Mereka yang menelaah ajaran-ajaran dan doktrin tentang Kitab
Mormon akan mengetahui bahwa Yesus adalah Kristus. Dalam
pelajaran ini, siswa akan belajar bahwa para penulis utama kitab
1
itu adalah saksi akan Putra Allah dan bahwa perkataan mereka
membantu memperdalam pemahaman serta kesaksian kita tentang
Yesus Kristus dan Injil-Nya.
Bacaan Latar Belakang
• Gordon B. Hinckley, “A Testimony Vibrant and True,” Ensign, Agustus 2005, 2–6.
• “Kitab Mormon—Batu Kunci Agama Kita,” bab 9 dalam Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 149–160).
Saran untuk Pengajaran
1 Nefi 13:40; 2 Nefi 25:17–18; Alma 33:22–23
Kitab Mormon adalah kesaksian tentang Yesus Kristus.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844), dan mintalah
seorang siswa membacanya dengan lantang:
”Saya memberi tahu saudara-saudara bahwa Kitab Mormon adalah yang paling benar
dari kitab apa pun di atas bumi, dan batu kunci agama kita, dan seseorang akan
menjadi lebih dekat kepada Allah dengan menuruti ajaran-ajarannya, daripada melalui
kitab lain apa pun” (prakata untuk Kitab Mormon).
• Manakah pernyataan tegas Nabi tentang Kitab Mormon yang Anda memiliki
kesaksian tentangnya, dan mengapa?
• Bagaimana pernyataan Nabi meningkatkan motivasi Anda untuk menelaah Kitab
Mormon?
Undanglah siswa untuk menggarisbawahi pernyataan ini dalam tulisan suci mereka
sendiri di paragraf keenam dari prakata untuk Kitab Mormon, dan sarankan agar
mereka menuliskan di sebelahnya rujuk silang untuk 1 Nefi 13:40 dan 2 Nefi 25:17–18.
(Catatan: Rujuk silang merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang dapat
Anda pilih untuk tekankan di sepanjang kursus ini. Sewaktu siswa memperkuat
keterampilan penelaahan tulisan suci mereka, mereka menjadi lebih mandiri secara
rohani).
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang 1 Nefi 13:40
dan 2 Nefi 25:17–18 sementara sisa kelas mencari tujuan utama Kitab Mormon.
• Menurut ayat ini, apa salah satu dari tujuan utama Kitab Mormon? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Allah mendatangkan Kitab
Mormon di zaman akhir untuk meyakinkan semua orang bahwa Yesus
adalah Kristus. [Lihat juga judul halaman Kitab Mormon]).
1
PELAJARAN 1: KITAB MORMON ADALAH KESAKSIAN LAIN TENTANG YESUS KRISTUS.
• Bagaimana Kitab Mormon meyakinkan orang-orang bahwa Yesus adalah Kristus?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan
undanglah siswa untuk membacakannya dalam hati:
“Sebagian besar dari dunia Kristen dewasa ini menolak keilahian Juruselamat. Mereka
mempertanyakan kelahiran-Nya yang penuh mukjizat, kehidupan-Nya yang sempurna,
dan kenyataan dari kebangkitan-Nya yang agung. Kitab Mormon mengajar dengan
istilah yang gamblang dan tak mungkin disalahpahami mengenai kebenaran dari semua
itu. Itu menyediakan penjelasan paling lengkap tentang ajaran Pendamaian. Sungguh,
kitab terilhami secara ilahi ini merupakan batu kunci dalam memberikan kesaksian kepada dunia
bahwa Yesus adalah Kristus” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 155).
• Apa saja realitas tentang kehidupan dan pelayanan Yesus Kristus yang diteguhkan
dalam Kitab Mormon?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut dari
Presiden Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Saya telah membaca [Kitab Mormon] berkali-kali. Saya juga telah membaca banyak
tulisan tentang kitab ini. Beberapa penulis memusatkan pada ceritanya, orangorangnya, atau sketsa sejarahnya saja. Yang lainnya tertarik pada susunan bahasanya
atau catatan tentang senjatanya, geografinya, kehidupan binatangnya, atau cara-cara
pengukurannya.
Hal-hal tersebut mungkin menarik, tetapi menelaah Kitab Mormon akan lebih berhasil jika seseorang
berpegang pada tujuan utamanya—bersaksi tentang Yesus Kristus. Sebagai perbandingan, hal lainnya
bersifat biasa-biasa saja.
Ketika Anda membaca Kitab Mormon, pusatkan pikiran Anda pada sosok utama dalam kitab
tersebut—dari pasal pertama sampai terakhir—Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang Hidup” (“A
Testimony of the Book of Mormon,” Ensign, November 1999, 69).
• Dari semua pesan Kitab Mormon, menurut Anda mengapa paling penting untuk
berfokus pada pesan tentang Yesus Kristus?
Jelaskan kepada siswa bahwa setelah Nabi Alma mengajarkan kepada orang Zoram
tentang pelayanan Juruselamat (lihat Alma 33:22), dia mengundang para
pendengarnya untuk menanamkan firman Allah di dalam hati mereka sehingga itu
dapat tumbuh. Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian
33:22–23 dan mengidentifikasi kebenaran-kebenaran yang Alma imbau para
pembacanya untuk “menanamkan” dalam hati mereka.
• Apa pesan yang Alma ingin para pendengarnya tanamkan dalam hati mereka?
• Apa hasil yang Alma janjikan jika mereka mau menanam dan memelihara
kepercayaan ini tentang Yesus Kristus? (Kesaksian mereka akan bertumbuh
“sampai kehidupan kekal”; beban mereka akan menjadi ringan).
• Bagaimana menelaah Kitab Mormon membantu Anda menerima berkat-berkat
yang Alma uraikan?
2
PELAJARAN 1: KITAB MORMON ADALAH KESAKSIAN LAIN TENTANG YESUS KRISTUS.
1 Nefi 6:4; 2 Nefi 11:2–3; Yakub 1:7–8; Mormon 1:15; 3:20–22; Eter
12:38–39, 41
Para penulis Kitab Mormon adalah saksi Yesus Kristus.
Jelaskan bahwa Kitab Mormon sebagian besar ditulis oleh empat penulis utama: Nefi,
Yakub, Mormon, dan Moroni. (Pengecualian adalah kitab Enos, Yarom, dan Omni).
Salinlah bagan berikut di papan tulis: Untuk membantu siswa mempelajari tentang
empat penulis utama, undanglah mereka untuk memilih dan membaca dalam hati
salah satu dari pasal-pasal berikut: Mintalah mereka untuk mencari apa yang
menjadikan penulis memenuhi syarat sebagai saksi hebat Yesus Kristus.
Penulis
Pengalaman
1. Nefi
2 Nefi 11:2
2. Yakub
2 Nefi 11:3
3. Mormon
Mormon 1:15
4. Moroni
Eter 12:38-39
Perkenankan siswa untuk membagikan apa yang saling mereka pelajari tentang empat
pasal tersebut. Kemudian tanyakan:
• Mengapa penting untuk memahami bahwa para penulis utama Kitab Mormon
merupakan saksi Yesus Kristus? (Sewaktu Anda membahas pertanyaan ini,
bantulah siswa mengidentifikasi kebenaran berikut: Dengan menelaah Kitab
Mormon, kita belajar tentang Yesus Kristus dan misi-Nya dari mereka yang
melihat dan mengenal Dia. Anda boleh menandaskan bahwa penerjemah Kitab
Mormon, Joseph Smith, juga seorang saksi akan Yesus Kristus).
Tambahkan kolom ketiga pada bagan di papan tulis, sebagaimana diperlihatkan:
Penulis
Pengalaman
Tujuan
1. Nefi
2 Nefi 11:2
1 Nefi 6:4
2. Yakub
2 Nefi 11:3
Yakub 1:7–8
3. Mormon
Mormon 1:15
Mormon 3:20–22
4. Moroni
Eter 12:38–39
Eter 12:41
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati salah satu pasal dalam kolom ketiga,
dengan mencari alasan setiap yang penulis catat dalam pesannya.
• Mengapa para penulis Kitab Mormon mencatat pesan mereka?
• Mengapa menurut Anda para penulis ini sedemikian intens dalam mengundang
orang lain untuk datang kepada Kristus?
3
PELAJARAN 1: KITAB MORMON ADALAH KESAKSIAN LAIN TENTANG YESUS KRISTUS.
• Bagaimana undangan mereka untuk datang kepada Kristus berlaku kepada Anda
secara pribadi? Apa gagasan dan perasaan yang Anda miliki sewaktu Anda
merenungkan undangan ini?
2 Nefi 33:1–2, 4–5, 10–11
Kitab Mormon membantu kita untuk memercayai Yesus Kristus
Jelaskan bahwa sementara kehidupan dari sebagian besar individu telah diubah
melalui kesaksian mereka tentang Kitab Mormon, orang lain bergumul dengan
keraguan mengenai kebenaran dan keotentikannya.
• Apa nasihat yang akan Anda berikan untuk menolong seseorang memperkuat atau
memperoleh kesaksian mengenai Kitab Mormon?
Mintalah seorang siswa untuk membacakan 2 Nefi 33:1–2 dan 13 dengan lantang
sementara siswa lainnya mengidentifikasi kuasa yang mengizinkan pesan Kitab
Mormon untuk memasuki hati seseorang.
• Apa kuasa yang Nefi katakan akan mengizinkan pesannya memasuki hati
seseorang? (Kuasa Roh Kudus).
• Apa yang Nefi katakan yang akan mencegah sejumlah orang dari menerima Roh
Kudus?
Bantulah siswa menyatakan dan membahas suatu asas yang diajarkan dalam ayat-ayat
ini. (Bantulah siswa mengindentifikasi asas berikut: Roh Kudus dapat membawa
pesan Kitab Mormon ke dalam hati kita sepanjang kita tidak mengeraskan hati
kita terhadap Roh Kudus). Pertimbangkan untuk menuliskan asas ini di papan tulis).
Berilah siswa momen untuk menelaah 2 Nefi 33:4–5, dengan mencari berkat-berkat
tambahan yang dapat kita terima dari menelaah Kitab Mormon. Undanglah siswa
untuk membagikan apa yang mereka identifikasi.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua L. Whitney Clayton dari Tujuh Puluh, dan
mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“[Kita] harus memilih untuk membuka hati kita pada kenyataan ilahi Juruselamat. …
Allah tidak memaksa kita untuk percaya. Alih-alih Dia mengundang kita untuk percaya
dengan mengutus para nabi dan rasul yang hidup untuk mengajar kita, menyediakan
tulisan suci, dan mengundang kita melalui Roh-Nya. … Keputusan untuk percaya
adalah pilihan paling penting yang pernah kita buat. Itu membentuk semua keputusan
kita” [“Memilih untuk Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 38).
• Bagaimana menerima undangan dari para penulis Kitab Mormon untuk
memercayai Yesus Kristus membentuk semua keputusan kita?
Teruslah dengan mengundang seorang siswa untuk membaca 2 Nefi 33:10–11 dengan
lantang sementara siswa lainnya mencari bagaimana Nefi menggambarkan hubungan
antara memercayai kata-katanya dan memercayai Yesus Kristus.
• Menurut Nefi, apa kaitan antara memercayai kata-katanya dan memercayai Yesus
Kristus?
• Apa yang Nefi katakan akan terjadi “pada hari terakhir” kepada mereka yang
menolak perkataannya?
Undanglah siswa untuk membagikan kesaksian mereka tentang bagaimana Kitab
Mormon telah membantu mereka untuk berada dekat kepada Yesus Kristus.
4
PELAJARAN 1: KITAB MORMON ADALAH KESAKSIAN LAIN TENTANG YESUS KRISTUS.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 6:4; 13:40; 2 Nefi 11:2–3; 25:17–18; 33:1–2, 4–5, 10–11; Yakub 1:7–8; Alma
33:22–23; Mormon 1:15; 3:20–22; Eter 12:38–39, 41.
• “Kitab Mormon—Batu Kunci Agama Kita,” bab 9 dalam Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 149--160).
5
2
Mengindahkan Perkataan Para
Nabi
Pendahuluan
Allah memanggil para nabi untuk memberikan kesaksian tentang
Yesus Kristus, untuk memaklumkan pertobatan, dan untuk
mengundang semua untuk datang kepada Juruselamat. Kitab
Mormon mengajarkan bahwa mereka yang mengindahkan para
nabi ini diberkati, sementara mereka yang menentangnya
mengalami penyesalan dan dukacita.
Bacaan Latar Belakang
• Russell M. Nelson, “Mendukung Para Nabi,” Ensign atau Liahona, November 2014,
74–77.
• Claudio R. M. Costa, “Kepatuhan kepada Nabi,”Ensign atau Liahona, November
2010, 11–13.
• Carol F. McConkie, “Hidup Menurut Perkataan Para Nabi,” Ensign atau Liahona,
November 2014, 77–79.
• “Our Need for Living Prophets,” bab 1 dalam Teachings of the Living Prophets
Student Manual (buku pedoman Church Educational System, 2010), 4–13.
Saran untuk Pengajaran
1 Nefi 1:4–15, 18; Mosia 11:20–25; 13:33–35
Peranan nabi
Tanyakan kepada kelas:
• Bagaimana kepercayaan kita terhadap nabi yang hidup membedakan Gereja Yesus
Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dari kepercayaan lainnya?
• Mengapa para nabi yang hidup penting di zaman sekarang sebagaimana mereka
dalam periode lain dari sejarah bumi?
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang 1 Nefi 1:4–15,
18 sementara siswa lainnya menyimak, dengan mencari bagaimana Tuhan memanggil
dan mempersiapkan Lehi untuk menjadi seorang nabi.
• Apa yang Lehi alami yang mempersiapkan dia untuk menjadi nabi? (Dia menerima
kesaksian tentang Yesus Kristus, dan dia meramalkan kehancuran yang jahat dan
belas kasihan yang dianugerahkan kepada mereka yang datang kepada Allah).
• Mengapa orang-orang di Yerusalem memerlukan para nabi seperti Lehi? (Sewaktu
siswa merespons, pastikan mereka mengidentifikasi kebenaran ini: Allah
memanggil para nabi dan menyatakan kehendak-Nya melalui mereka).
Mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Presiden John
Taylor (1808-1887):
“Kita membutuhkan pohon yang hidup—mata air yang hidup—kecerdasan yang hidup
dari imamat yang hidup di surga, melalui imamat yang hidup di bumi. … Dan dari
zaman ketika Adam pertama kali menerima komunikasi dari Allah, sampai pada zaman
ketika Yohanes, di Pulau Patmos, menerima komunikasinya, atau Joseph Smith
menyaksikan tingkap-tingkap langit dibukakan baginya, itu senantiasa memerlukan
6
PELAJARAN 2: MENGINDAHKAN PERKATAAN PARA NABI
wahyu-wahyu baru, yang disesuaikan dengan keadaan khusus di mana gereja-gereja atau individuindividu ditempatkan.
Wahyu Adam tidak memberi petunjuk Nuh untuk membangun bahteranya; juga tidak memberi wahyu
Nuh yang memberi tahu Lot untuk meninggalkan Sodom; tidak juga berbicara tentang keberangkatan
bani Israel dari Mesir. Mereka semua memiliki wahyu bagi diri mereka sendiri, dan demikian juga
Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Yesus, Petrus, Paulus, Yohanes, dan Yusuf. Dan demikian kita seharusnya”
(Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: John Taylor [2001], 158).
• Mengapa penting untuk mengetahui bahwa Tuhan dewasa ini terus menyatakan
kehendak-Nya melalui para nabi yang hidup?
• Bagaimana menelaah peranan para nabi dalam Kitab Mormon membantu kita di
zaman kita?
Tuliskan rujukan-rujukan berikut di papan tulis.
Mosia 11:20–25
Mosia 13:33–35
Jelaskan bahwa sementara para nabi mengomunikasikan banyak pesan spesifik untuk
zaman mereka, ada pesan yang semua nabi sampaikan. Undanglah siswa untuk
mengidentifikasi dua pesan semacam itu sewaktu mereka membaca dalam hati pasalpasal di papan tulis. Mintalah siswa untuk menandai tulisan suci mereka pesan utama
yang disampaikan oleh Nabi Abinadi dalam setiap pasal. (Catatan: Penandaan tulisan
suci merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang dapat Anda
pertimbangkan untuk ajarkan selama kursus).
Mintalah siswa untuk membagikan apa yang mereka identifikasi, dan ringkaslah
temuan mereka dengan menekankan ajaran ini: Semua nabi Allah menyatakan
pertobatan dan bersaksi tentang Yesus Kristus.
Pertimbangkan untuk mengundang siswa agar meluangkan sejenak untuk
menemukan contoh seorang nabi Kitab Mormon yang menyerukan pertobatan dan
bersaksi tentang Yesus Kristus. (Contoh tentang menyerukan pertobatan mencakup
Yesaya dalam 2 Nefi 16:9–11; Yakub dalam Yakub 2–3; Abinadi dalam Mosia 11–12;
Samuel dalam Helaman 13–16; dan Mormon dalam Mormon 3. Contoh tentang
mengajarkan mengenai Yesus Kristus mencakup Nefi dalam 1 Nefi 19 dan dalam
2 Nefi 25; Alma dalam Alma 7; dan Mormon dalam Mormon 7). Undanglah siswa
untuk membagikan contoh mereka kepada kelas.
• Mengapa menurut Anda para nabi secara konsisten menyerukan pertobatan dan
bersaksi tentang Yesus Kristus?
• Bagaimana menyimak pesan-pesan mereka membantu kita memperoleh
keselamatan?
Helaman 13:24–33; 3 Nefi 8:24–25; 9:10–11
Menolak para nabi Allah menuntun pada penyesalan.
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan
undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
7
PELAJARAN 2: MENGINDAHKAN PERKATAAN PARA NABI
“Ketika nabi menunjukkan dosa-dosa dunia, dunia ingin membungkam mulut nabi
tersebut, atau bertindak seolah-olah nabi tidak pernah ada, alih-alih bertobat dari dosadosa mereka. Popularitas tidak pernah merupakan ujian kebenaran. … Sewaktu kita
sudah lebih dekat dengan kedatangan kedua Tuhan, Anda dapat mengantisipasi bahwa
sewaktu orang-orang di dunia menjadi lebih jahat, nabi akan menjadi semakin kurang
populer bagi mereka” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 180).
• Mengapa menurut Anda sejumlah orang gagal untuk mengindahkan perkataan
seorang nabi?
Undanglah siswa untuk menyelidiki dalam hati perkataan Nabi Semuel dalam
Helaman 13:24–29, dengan mencari alasan mengapa individu-individu menolak
peringatan para nabi. Anda dapat kembali mengimbau siswa untuk menandai apa
yang mereka identifikasi.
• Menurut Samuel, mengapa orang-orang Nefi menolak para nabi?
• Meskipun kita tidak bersalah dalam menganiaya atau membunuh para nabi,
bagaimana ayat-ayat ini berfungsi sebagai sebuah peringatan bagi kita di zaman
sekarang?
Mintalah seorang siswa untuk membaca Helaman 13:30–33 dengan lantang sementara
siswa lainnya mencari konsekuensi yang Samuel si orang Laman nubuatkan akan
menimpa mereka yang menolak perkataan para nabi? Kemudian undanglah siswa
untuk membaca penggenapan nubuat ini dalam 3 Nefi 8:24–25; 9:10–11.
• Apa kebenaran yang kita ringkas dari ayat-ayat ini? (Siswa hendaknya
mengidentifikasi asas berikut: Jika kita menolak perkataan para nabi Tuhan,
kita akan mengalami penyesalan dan dukacita. [Lihat juga 3 Nefi 28:34]).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut dari Presiden Ezra
Taft Benson:
“Jika kita ingin mengetahui seberapa selaras kehidupan kita dengan Tuhan maka kita
hendaknya bertanya kepada diri kita sendiri seberapa selaras kehidupan kita dengan
pemimpin fana-Nya—seberapa baik kehidupan kita selaras dengan orang yang diurapi
Tuhan—Nabi yang hidup—Presiden Gereja, dan dengan Kuorum Presidensi Utama”
(Ajaran-Ajaran: Ezra Taft Benson, 178).
“Bagaimana kita menanggapi perkataan nabi yang hidup ketika dia memberi tahu kita apa yang perlu
kita ketahui, tetapi kita memilih untuk tidak mendengarkan, adalah ujian dari kesetiaan kita” (AjaranAjaran: Ezra Taft Benson, 180).
• Bagaimana pernyataan Presiden Benson membantu memotivasi Anda untuk
menjadi lebih tekun dalam mengikuti nasihat dari nabi yang hidup?
• Apa pesan kenabian yang menurut Anda ada di antara yang paling penting bagi
Orang-Orang Suci Zaman Akhir dewasa ini?
Mosia 15:10–13; 3 Nefi 10:12; 12:1–2; Eter 7:23–27
Mengikuti para nabi Allah mendatangkan berkat
Beri tahulah siswa bahwa Nabi Abinadi mengajarkan kepada Raja Nuh dan para
imamnya yang jahat mengenai pentingnya mengindahkan perkataan dari para nabi.
8
PELAJARAN 2: MENGINDAHKAN PERKATAAN PARA NABI
Mintalah seorang siswa untuk membaca Mosia 15:10–13 sementara siswa lainnya
memikirkan bagaimana meringkas ayat-ayat sebagai sebuah pernyataan asas.
• Bagaimana Anda akan menyatakan perkataan Abinadi sebagai pernyataan asas?
(Siswa dapat meringkas petikan ini sebagai berikut: Mereka yang menyimak
perkataan para nabi, memercayai kuasa penebusan Yesus Kristus, dan
bertobat dari dosa-dosa mereka adalah para ahli waris kerajaan Allah).
Mintalah siswa untuk memikirkan mengenai dan membagikan contoh-contoh dari
Kitab Mormon tentang individu-individu dan kelompok-kelompok yang diberkati
karena mengindahkan perkataan para nabi. Beberapa contoh dapat mencakup yang
berikut: Keluarga Lehi lolos dari kehancuran dengan mengikuti nasihat untuk
meninggalkan Yerusalem (2 Nefi 1:4); Alma yang Tua menyimak perkataan Abinadi
dan mampu mengajar banyak orang (Mosia 17:1–4; 18:1–3); pasukan Panglima Moroni
mengetahui ke mana mereka harus pergi untuk mempertahankan diri mereka sendiri
terhadap pasukan Laman dengan mencari nasihat Alma(Alma 43:23–24).
Tulislah rujukan berikut di papan tulis (tidak termasuk asas bercetak tebal):
3 Nefi 10:12 (Keselamatan berasal dari mengikuti para nabi Allah).
3 Nefi 12:1–2 (Para nabi mengajarkan kepada kita bagaimana menerima
penebusan atas dosa-dosa kita).
Eter 7:23–27 (Sewaktu kita mengikuti nasihat para nabi dan mengingat Tuhan,
Dia akan memberkati kita menurut kebutuhan kita).
Tugasi siswa untuk membaca salah satu petikan di papan tulis dan meringkas apa yang
mereka baca sebagai pernyataan asas. Sewaktu siswa membagikan pernyataan mereka,
pertimbangkan untuk menuliskan pernyataan asas yang disarankan di samping setiap
rujukan.
Untuk membantu siswa memahami berkat-berkat tambahan yang berasal dari
mengikuti nabi, perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua M. Russell Ballard dari
Kuorum Dua Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan
lantang:
“Merupakan hal besar, brother dan sister sekalian, untuk memiliki seorang nabi Allah di
tengah-tengah kita. Berkat-berkat besar dan menakjubkan akan datang ke dalam
kehidupan kita sewaktu kita mendengarkan perkataan Tuhan yang diberikan melalui
Dia. … Ketika kita mendengarkan nasihat Tuhan yang dinyatakan melalui perkataan
Presiden Gereja, tanggapan kita hendaknya positif dan langsung. Sejarah telah
menunjukkan bahwa terdapat keselamatan, kedamaian, kemakmuran, dan kebahagiaan dalam
menanggapi nasihat kenabian” (“His Word Ye Shall Receive,” Ensign, Mei 2001, 65)
• Kapan Anda telah diberkati setelah menanggapi secara positif dan langsung
nasihat kenabian?
• Sewaktu Anda menantikan masa depan, mengapa menurut Anda akanlah penting
untuk memiliki nabi di bumi?
Tantanglah siswa untuk merenungkan apakah tindakan mereka sendiri mencerminkan
hasrat mereka untuk dengan setia mengikuti para nabi Tuhan. Undanglah mereka
untuk memikirkan apa yang mungkin perlu mereka ubah dalam kehidupan mereka
9
PELAJARAN 2: MENGINDAHKAN PERKATAAN PARA NABI
untuk dapat lebih sepenuhnya menikmati berkat-berkat yang dijanjikan kepada yang
setia.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 1:4–15, 18; Mosia 11:20–25; 13:33–35; 15:10–13; Helaman 13:24–33; 3 Nefi
8:24–25; 9:10–11; 10:12; 12:1–2; Eter 7:23–27.
• Russell M. Nelson, “Mendukung Para Nabi,” Ensign atau Liahona, November 2014,
74–77.
• Claudio R. M. Costa, “Kepatuhan kepada Nabi,” Ensign atau Liahona, November
2010, 11–13.
10
Kepatuhan Mendatangkan
Berkat
Pendahuluan
Kepatuhan kita pada perintah Allah merupakan satu cara kita
memperlihatkan rasa syukur kita bagi berkat-berkat-Nya yang
menakjubkan. Juruselamat adalah teladan sempurna kepatuhan.
Hasrat kita untuk menjadi patuh tumbuh sewaktu kasih kita bagi
3
Allah meningkat. Kepatuhan pada perintah memungkinkan bagi
Allah untuk menyediakan bantuan yang kita perlukan sewaktu kita
berusaha untuk menyelesaikan tugas-tugas sulit.
Bacaan Latar Belakang
• Thomas S. Monson, “Kepatuhan Mendatangkan Berkat,” Ensign atau Liahona, Mei
2013, 89–92.
• Robert D. Hales, “Jikalau Kamu Mengasihi Aku, Kamu Akan Menuruti Segala
Perintah-Ku,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 35–38.
Saran untuk Pengajaran
1 Nefi 2:2–4, 9–13, 16, 19–20; Mosia 2:20–24, 41
Melalui kepatuhan kita, kita memperlihatkan rasa syukur kita kepada Allah dan
menerima berkat-berkat terbesar-Nya.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Joseph B. Wirthlin (1917–2008) dari
Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan
lantang:
“Bagaimana kita akan dapat membayar kembali utang yang kita miliki kepada
Juruselamat? Dia membayar utang yang Dia tidak pernah berutang untuk
membebaskan kita dari utang yang tidak pernah dapat kita bayar. Karena Dia, kita akan
hidup selamanya. Karena Pendamaian-Nya yang tak terbatas, dosa-dosa kita dapat
dihapuskan, yang mengizinkan kita untuk mengalami semua karunia terbesar Allah:
kehidupan kekal.
Dapatkah karunia semacam itu memiliki harga? Dapatkah kita membuat kompensasi untuk karunia
semacam itu?” (“Utang Duniawi, Utang Surgawi,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 43).
Berilah siswa momen untuk membahas jawaban yang mungkin terhadap pertanyaan
terakhir yang diajukan oleh Penatua Wirthlin. Imbaulah siswa untuk mencari asas-asas
dan ajaran-ajaran selama pelajaran yang membantu menjawab pertanyaan ini.
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Ajaran dan Perjanjian 2:20–24. Mintalah
mereka untuk mencari apa yang Raja Benyamin ajarkan mengenai bagaimana kita
hendaknya memandang diri kita sendiri dalam hubungan dengan Allah.
• Mengapa menurut Anda Raja Benyamin mengajarkan bahwa tidak peduli apa yang
kita lakukan, kita masih “hamba yang tidak menguntungkan” bagi Allah?
• Meskipun kita tidak pernah dapat membayar kembali utang kita kepada Allah, apa
yang ayat-ayat ini sarankan dapat kita lakukan untuk memperlihatkan rasa syukur
kita untuk semua yang telah Dia lakukan bagi kita? (Bantulah siswa
mengidentifikasi asas berikut: Ketika kita mengenali utang kekal kita kepada
11
PELAJARAN 3: KEPATUHAN MENDATANGKAN BERKAT
Allah, kita berhasrat untuk melayani Dia dan menaati perintah-perintahNya).
Beri tahulah siswa bahwa salah satu kisah tulisan suci yang hebat tentang kepatuhan
kepada Allah terdapat di awal Kitab Moormon, yang mencatat bagaimana Nabi Lehi
dan keluarganya menanggapi ketika mereka diminta oleh Allah untuk melakukan
sesuatu yang sangat sulit. Mintalah seorang siswa untuk membacakan 1 Nefi 2:2–4
dengan lantang.
• Mengapa mungkin sulit bagi keluarga Lehi mematuhi perintah Allah untuk
meninggalkan Yerusalem?
Undanglah siswa untuk menelaah 1 Nefi 2:9–13,16, dengan mencari perbedaan antara
sikap dan perilaku Laman dan Lemuel serta yang lainnya terhadap Nefi sebagai
tanggapan akan perintah ini. (Catatan: Kegiatan ini akan mendorong siswa
mempraktikkan pentingnya keterampilan penelaahan tulisan suci dari membedakan
dan membandingkan).
• Apa kata dan frasa yang menggambarkan tanggapan Laman dan Lemuel? (Mereka
keras kepala, mereka menggerutu, dan mereka tidak tahu urusan-urusan Allah).
• Bagaimana Nefi menanggapi perintah untuk meninggalkan Yerusalem? (Dia
rendah hati; dia berhasrat untuk mengetahui hal-hal dari Allah; dia memiliki iman
terhadap perkataan ayahnya, yang adalah seorang nabi; dan dia berdoa).
• Mengapa Nefi menanggapi perkataan ayahnya secara berbeda dari kakakkakaknya?
Berilah siswa momen untuk merenungkan apakah mereka lebih seperti Laman dan
Lemuel atau seperti Nefi ketika mereka diminta oleh Tuhan atau para pemimpin
Gereja-Nya untuk melakukan sesuatu yang sulit.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan 1 Nefi 2:19–20 dengan lantang.
Mintalah siswa lainnya untuk menyimak dan mengidentifikasi janji Tuhan kepada
Nefi.
• Apa pernyataan dalam ayat-ayat ini yang meringkas apa yang Tuhan janjikan
kepada Nefi? (Pastikan siswa memahami asas berikut: Jika kita menaati perintahperintah, kita akan makmur di negeri. Anda dapat menandaskan bahwa ini
merupakan salah satu tema yang paling sering diulangi dalam Kitab Mormon.
Anda dapat mendorong siswa, sewaktu mereka menelaah Kitab Mormon, untuk
mengamati beberapa cara tema ini diulangi).
• Apa sifat-sifat yang Tuhan puji dalam diri Nefi? Mengapa menurut Anda sifat-sifat
ini penting bagi kita masing-masing untuk miliki dalam hubungan kita dengan
Tuhan?
• Meskipun kepatuhan tidak selalu menghasilkan kemakmuran duniawi, apa berkatberkat yang dapat kita harapkan sebagai hasil dari kepatuhan kepada Tuhan?
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, pertimbangkan untuk membaca
Mosia 2:41).
2 Nefi 31:6–10, 15–16; Mosia 15:7; 3 Nefi 11:11; 12:19–20, 48
Mengikuti teladan kepatuhan Juruselamat membantu kita datang kepada Dia dan
Bapa
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas
Rasul:
12
PELAJARAN 3: KEPATUHAN MENDATANGKAN BERKAT
“Dari semua pelajaran yang kita pelajari dari kehidupan Juruselamat, tidak ada yang
lebih jelas dan kuat daripada pelajaran tentang kepatuhan” (“Jikalau Kamu Mengasihi
Aku, Kamu Akan Menuruti Segala Perintah-Ku,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 35).
• Apa teladan dari kehidupan Juruselamat yang mengilustrasikan kepatuhan-Nya?
Untuk membantu siswa lebih lanjut membahas pertanyaan ini, mintalah mereka untuk
membaca Mosia 15:7 dan 3 Nefi 11:11, dengan mencari apa yang Yesus rela lakukan
untuk mematuhi Bapa-Nya.
Undanglah siswa untuk bergiliran membaca 2 Nefi 31:6–10, 15–16 dengan lantang
sementara anggota kelas mencari apa yang dapat kita pelajari dari teladan Juruselamat
mengenai pentingnya kepatuhan dan berkat-berkat yang datang karena kepatuhan.
• Apa yang dapat kita pelajari dari teladan Juruselamat mengenai pentingnya
kepatuhan? Apa yang dapat kita pelajari dari teladan-Nya mengenai berkat-berkat
yang datang karena kepatuhan? (Pastikan siswa mengidentifikasi asas ini:
Sewaktu kita mengikuti teladan kepatuhan Juruselamat kepada Bapa-Nya,
kita akan tetap berada di jalan yang sempit yang menuju keselamatan).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales, dan mintalah seorang
siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Kepatuhan yang matang secara rohani adalah ‘kepatuhan Juruselamat.’ Itu termotivasi
oleh kasih sejati bagi Bapa Surgawi dan Putra-Nya. … Kasih kita bagi Juruselamat
adalah kunci pada kepatuhan seperti Juruselamat” (“Jikalau Kamu Mengasihi Aku,
Kamu Akan Menuruti Segala Perintah-Ku,” 36–37).
• Mengapa kasih bagi Bapa Surgawi dan Yesus Kristus merupakan “kunci” untuk
mematuhi perintah?
Tandaskan bahwa Yesus Kristus yang telah bangkit mengajarkan kepada orang-orang
Nefi mengenai tujuan dari mematuhi perintah. Mintalah siswa membaca dalam hati
3 Nefi 31:19–20, 48 untuk menemukan tujuan-tujuan ini.
• Menurut ayat-ayat ini, apa yang Juruselamat katakan merupakan alasan kita telah
diberi perintah-perintah? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut:
Sewaktu kita datang kepada Kristus dan menaati perintah-perintah, kita
akan menjadi lebih seperti Dia dan Bapa kita di Surga, dan kita akan
diselamatkan).
• Dalam cara apa kepatuhan Anda membantu Anda datang kepada Juruselamat?
Berilah siswa momen untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk
menjadi lebih patuh pada perintah-perintah Bapa Surgawi agar mereka dapat menjadi
lebih seperti Dia dan Putra-Nya?
1 Nefi 3:4–7, 15–16; 4:1–2; 7:12; 17:1–31; 18:1–4
Tuhan menyediakan pertolongan kepada mereka yang patuh
Undanglah siswa untuk memikirkan suatu waktu ketika menaati sebuah perintah
tertentu dari Allah tampak sulit atau ketika memenuhi pemanggilan atau tugas Gereja
tampak menantang. Ingatkan siswa bahwa Nefi dan kakak-kakaknya menghadapi
bahaya dan kemungkinan kematian ketika Allah memerintah mereka agar kembali ke
13
PELAJARAN 3: KEPATUHAN MENDATANGKAN BERKAT
Yerusalem untuk memperoleh lempengan-lempengan kuningan. Mintalah siswa
untuk membaca 1 Nefi 3:4–7 dan mengidentifikasi sebuah asas yang mereka pelajari
dari teladan Nefi yang dapat meningkatkan kemampuan mereka sendiri untuk patuh.
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari tanggapan Nefi terhadap sebuah perintah
yang sulit dari Allah? (Tulislah asas berikut di papan tulis sewaktu siswa
menemukannya: Jika kita berusaha untuk melakukan apa yang Tuhan
perintahkan, Dia akan mempersiapkan sebuah jalan bagi kita untuk
menyelesaikannya).
Untuk membantu siswa memahami asas ini, tulislah rujukan berikut di papan tulis dan
berilah siswa waktu untuk menyelidikinya, dengan mencari bagaimana Nefi
menanggapi ketika berupaya untuk menyelesaikan hal-hal sulit yang dia
diperintahkan untuk lakukan: 1 Nefi 3:15–16; 4:1–2; 7:12. Setelah siswa membagikan
apa yang mereka temukan, jelaskan bahwa Nefi selanjutnya menguraikan sejumlah
cara di mana Tuhan membantu mereka yang menaati perintah-perintah-Nya.
Mintalah siswa membaca 1 Nefi 17:1–4 dan mengidentifikasi cara Tuhan membantu
kita. Juga mintalah siswa untuk menyoroti frasa Nefi “dan demikianlah kita melihat,”
yang digunakan di sepanjang Kitab Mormon untuk mempersiapkan pembaca
memberikan perhatian khusus terhadap kata-kata berikutnya.
Sementara siswa membagikan tanggapan mereka, tulislah kata-kata berikut di papan
tulis:
Memelihara
Memperkuat
Menyediakan cara
Undanglah siswa untuk meluangkan waktu sejenak membaca kisah dalam 1 Nefi
17:5–31; 18:1–4, dengan mencari contoh tentang bagaimana Tuhan memelihara,
memperkuat, atau menyediakan cara bagi keluarga Lehi.
• Dalam cara apakah Tuhan memelihara atau memperkuat keluarga Lehi?
Bagaimana Dia menyediakan cara untuk membantu mereka?
• Apa berkat-berkat yang diberikan oleh Tuhan kepada keluarga Lehi yang serupa
dengan berkat-berkat yang kita butuhkan dewasa ini?
• Kapan Anda telah memperoleh bantuan Tuhan dalam salah satu cara ini sewaktu
Anda telah berupaya untuk menaati Dia?
Ingatkan siswa bahwa Tuhan meminta kepatuhan kita sehingga Dia dapat
menyediakan bagi kita berkat-berkat melimpah dalam upaya kita untuk menjadi
seperti Dia. Bagikan pernyataan berikut oleh Presiden Harold B. Lee (1899–1973):
“Perintah terpenting dari semua perintah Allah adalah perintah yang sekarang paling
sulit Anda taati. … Atasilah masalah tersebut dan kemudian mulailah dengan perintah
tersulit berikutnya. Begitulah cara mempersucikan diri Anda dengan mematuhi
perintah-perintah Allah” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Harold B. Lee [2000], 30).
Undanglah siswa untuk memikirkan sebuah perintah yang mereka temukan sulit
untuk dipatuhi. Imbaulah mereka untuk membuat rencana untuk menjadi lebih patuh
agar dapat lebih sepenuhnya memenuhi syarat untuk menerima bantuan Tuhan.
14
PELAJARAN 3: KEPATUHAN MENDATANGKAN BERKAT
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 2:1–20; 3:4–7, 15–16; 4:1–2; 7:12; 17:1–31; 18:1–4; 2 Nefi 31:6–10, 15–16;
Mosia 2:20–24, 41; 15:7; 3 Nefi 11:11; 12:19–20, 48.
• Thomas S. Monson, “Kepatuhan Mendatangkan Berkat,” Ensign atau Liahona, Mei
2013, 89–92.
• Robert D. Hales, “Jikalau Kamu Mengasihi Aku, Kamu Akan Menuruti Segala
Perintah-Ku,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 35–38.
15
4
Pendahuluan
Kejatuhan Adam dan Karunia
Hak Pilihan
Kejatuhan Adam adalah bagian integral dari rencana Allah. Itu
mendatangkan kondisi-kondisi yang karenanya kita dapat datang
ke bumi dan diuji. Rencana Allah juga mencakup memberikan
kepada anak-anak-Nya hak pilihan (lihat 2 Nefi 2:27). Dalam
pelajaran ini, siswa akan belajar bahwa kunci untuk menjalankan
hak pilihan kita dengan baik adalah berupaya melakukan kehendak
Allah, dan mengikuti teladan yang ditetapkan oleh Yesus Kristus.
Bacaan Latar Belakang
• Robert D. Hales, “Hak Pilihan: Penting dalam Rencana Kehidupan,” Ensign atau
Liahona, November 2010, 24–27.
• Jeffrey R. Holland, “Di Mana Keadilan, Kasih dan Belas Kasihan Bertemu,” Ensign
atau Liahona, Mei 2015, 104–106.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 2:19–26, 28; Alma 42:6–10, 14; Musa 5:5–9
Kejatuhan Adam
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Bruce C. Hafen dari Tujuh Puluh, dan
mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Sejak abad kelima, umat Kristiani diajar bahwa bahwa Kejatuhan Adam dan hawa
adalah sebuah kesalahan tragis. … Itu bukan suatu kesalahan. … Kejatuhan bukan
suatu bencana. Itu bukan suatu kesalahan atau kecelakaan. Itu merupakan bagian yang
disengaja dalam rencana keselamatan” (“Pendamaian: Untuk Kita Semua,” Ensign atau
Liahona, Mei 2004, 97–85).
• Mengapa menurut Anda penting untuk memahami bahwa Kejatuhan bukan suatu
kesalahan atau kecelakaan melainkan suatu bagian yang disengaja dalam rencana
keselamatan?
Undanglah siswa untuk menelaah 2 Nefi 2:19–25 membuat daftar tentang dampak
dari Kejatuhan—hal-hal yang terjadi terhadap Adam dan Hawa setelah memakan
buah terlarang. Kemudian mintalah siswa untuk menuliskan pokok-pokok dari daftar
mereka di papan tulis. (Catatan: Mencari daftar dalam petikan tulisan suci merupakan
keterampilan penelaahan tulisan suci yang dapat Anda ajarkan dengan petikan ini;
lihat Pengajaran dan Pembelajaran Injil [2012], 23). Daftar ini hendaknya mencakup yang
berikut: Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden; mereka melahirkan anak-anak;
mereka memasuki suatu keadaan percobaan; mereka menjadi tersesat dan
memerlukan pertobatan; dan mereka mengalami pertentangan, yang mengizinkan
mereka untuk mengalami yang baik dan yang jahat serta menggunakan hak pilihan
mereka dengan bijaksana.
• Bagaimana daftar di papan tulis membantu menjelaskan bagaimana Kejatuhan
Adam merupakan bagian penting dari rencana Bapa Surgawi? (Siswa mungkin
akan menyarankan beragam jawaban yang dapat diringkas dengan asas ini:
16
PELAJARAN 4: KEJATUHAN ADAM DAN KARUNIA HAK PILIHAN
Kejatuhan Adam memungkinkan bagi kita untuk memasuki kefanaan dan
untuk maju ke arah kehidupan kekal).
• Apa artinya bahwa “semua orang … tersesat” karena Kejatuhan? (2 Nefi 2:21).
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, undanglah beberapa siswa untuk
bergiliran membaca Alma 42:6–10, 14 dengan lantang sementara anggota kelas
mencari dampak tambahan dari Kejatuhan. Sewaktu siswa membagikan apa yang
mereka temukan, Anda dapat menambahkan respons mereka dalam daftar di papan
tulis.
• Apa artinya “diusir … dari hadirat Tuhan”?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas
Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan keras:
“[Adam dan Hawa] melanggar sebuah perintah Allah yang mengharuskan bahwa
mereka meninggalkan lingkungan taman mereka tetapi yang mengizinkan mereka
untuk memiliki anak-anak sebelum menghadapi kematian jasmani. Untuk
menambahkan dukacita dan kerumitan lebih lanjut pada keadaan mereka, pelanggaran
mereka juga memiliki konsekuensi rohani, menyingkirkan mereka dari hadirat Allah
selamanya. Karena kita kemudian dilahirkan ke dalam dunia yang terjatuh dan karena kita juga akan
melanggar hukum Allah, kita juga divonis dengan penalti yang sama yang dihadapi Adam dan
Hawa .…
… Semenjak orangtua pertama itu melangkah keluar dari Taman Eden, Allah dan Bapa kita semua,
mengantisipasi keputusan Adam dan Hawa, mengutus malaikat surga untuk memaklumkan kepada
mereka—dan turun-temurun kepada kita—bahwa semua urutan ini telah dirancang bagi
kebahagiaan kekal kita. Itu adalah bagian dari rencana ilahi-Nya yang menyediakan seorang
Juruselamat, bahkan Putra Allah Sendiri—seorang ‘Adam,’ yang lain sebagaimana Rasul Paulus sebut
diri-Nya [lihat 1 Korintus 15:45]—yang akan datang di pertengahan waktu untuk memperdamaikan
pelanggaran Adam yang pertama. Pendamaian akan mencapai kemenangan penuhnya terhadap
kematian jasmani. … Belas kasihan itu juga akan menyediakan pengampunan bagi dosa pribadi
semua, sejak Adam hingga akhir dunia, dengan syarat pertobatan dan kepatuhan pada perintahperintah ilahi” (“Di Mana Keadilan, Kasih, dan Belas Kasihan Bertemu,” Ensign atau Liahona, Mei
2015, 105–106).
• Mengapa kita “divonis dengan penalti yang sama yang dihadapi Adam dan
Hawa.”? (Kita dilahirkan dalam dunia yang terjatuh, dan kita melanggar hukumhukum Allah).
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang 2 Nefi
2:26, 28 dan Musa 5:5–9, sementara anggota kelas mencari tahu bagaimana dampak
dari Kejatuhan dapat diatasi dalam kehidupan kita.
• Menurut petikan ini, bagaimana kita dapat ditebus dari dampak rohani Kejatuhan?
(Jawaban hendaknya mencakup asas berikut: Jika kita bertobat dan berseru
kepada Allah memohon pengampunan, kita dapat ditebus dari dosa-dosa
kita melalui Pendamaian Yesus Kristus).
Undanglah siswa untuk merenungkan peranan Kejatuhan dalam rencana keselamatan
dan bagaimana itu “dirancang untuk kebahagiaan kekal kita.” Undanglah satu atau
dua siswa untuk berbagi pemikiran mereka kepada kelas.
17
PELAJARAN 4: KEJATUHAN ADAM DAN KARUNIA HAK PILIHAN
2 Nefi 2:14, 16, 26–29; Helaman 14:30–31; 3 Nefi 27:13
Karunia hak pilihan
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Russell M. Nelson dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang.
“Adam dan Hawa [melalui Kejatuhan] menjadi fana. Yang membahagiakan kita, mereka
juga dapat melahirkan anak-anak dan memenuhi tujuan-tujuan yang dengannya dunia
diciptakan. … Berkat-berkat lainnya datang kepada kita melalui Kejatuhan. Itu
mengaktifkan dua karunia tambahan yang terkait erat dari Allah, hampir sama
berharganya seperti kehidupan itu sendiri—hak pilihan dan pertanggungjawaban”
(“Constancy amid Change,” Ensign, November 1993, 34, cetak miring ditambahkan).
• Dalam cara apa hak pilihan dan pertanggungjawaban “hampir sama berharganya
seperti kehidupan itu sendiri”?
Mintalah siswa untuk menelaah 2 Nefi 2:14, 16, dan 26, dengan mencari apa yang
ayat-ayat ini ajarkan mengenai bagaimana anak-anak Allah berbeda dari ciptaanciptaan-Nya yang lain.
• Apa perbedaan yang ayat-ayat ini soroti antara anak-anak Allah dengan ciptaanciptaan-Nya yang lain? (Siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Anakanak Allah diciptakan untuk bertindak bagi diri mereka sendiri alih-alih
untuk menjadi ditindaki).
• Apa artinya bahwa Allah menciptakan kita untuk bertindak alih-alih untuk
ditindaki?
• Mengapa penting untuk mengetahui bahwa anak-anak Allah diciptakan untuk
bertindak bagi diri mereka sendiri dan tidak untuk ditindaki?
Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, Anda dapat membahas pernyataan
berikut oleh Penatua Boyd K. Packer (1924–2015) dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Pepatah mengatakan ‘Tuhan memilih saya, dan Lusifer tidak memilih saya, tetapi
adalah pilihan saya yang penting’ menguraikan suatu kepastian bersifat ajaran bahwa
hak pilihan kita lebih kuat daripada kehendak si musuh. Hak pilihan adalah berharga.
Kita dapat secara bodoh, secara buta membuangnya, tetapi itu tidak dapat secara
paksa diambil dari kita.
Ada juga alasan kuno: ‘Musuh membuat saya melakukannya.’ Tidaklah demikian! Dia dapat menipu
dan menyesatkan Anda, namun dia tidak memiliki kuasa untuk memaksa Anda atau siapa pun untuk
melanggar” (“Membersihkan Bejana Bagian Dalam,” Ensign atau Liahona, November 2010, 74).
Mintalah beberapa siswa untuk membaca 2 Nefi 2:26–29 dan yang lain membaca
Helaman 14:30–31. Imbaulah siswa untuk menyoroti kata atau frasa yang
memperlihatkan konsekuensi masa datang dari pilihan yang kita buat sekarang.
Undanglah siswa untuk membagikan beberapa kata dan frasa yang mereka soroti.
• Apa kebenaran yang dapat kita pelajari dari petikan-petikan mengenai dampak
dari pilihan kita? (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Cara kita
menggunakan hak pilihan menentukan kemajuan rohani dan berkat-berkat
kekal kita).
18
PELAJARAN 4: KEJATUHAN ADAM DAN KARUNIA HAK PILIHAN
Untuk membantu siswa memahami kebenaran ini, mintalah seorang siswa untuk
membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas
Rasul:
“Ketika kita memilih untuk melakukan kehendak Bapa Surgawi kita, hak pilihan kita
dijaga, kesempatan kita meningkat, dan kita maju. … Pertentangannya juga benar:
ketika kita tidak mematuhi perintah dan bisikan Roh Kudus, kesempatan kita berkurang;
kemampuan kita untuk bertindak dan maju hilang. … Kepatuhan pada perintah
akhirnya melindungi hak pilihan kita” (“Hak Pilihan: Penting dalam Rencana
Kehidupan,” Ensign atau Liahona, November 2010, 25–26).
• Apa beberapa konsekuensi yang datang karena penyalahgunaan hak pilihan?
• Bagaimana kepatuhan pada perintah-perintah Allah melindungi hak pilihan kita?
• Mengapa menggunakan hak pilihan kita “untuk melakukan kehendak Bapa
Surgawi” adalah kunci menuju kemajuan rohani kita?
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati 3 Nefi 27:13 dan pikirkan teladan Yesus
akan penggunaan yang benar terhadap karunia hak pilihan?
• Dalam cara apa firman Juruselamat “Aku datang … untuk melakukan kehendak
Bapa” dapat membantu kita menggunakan hak pilihan dengan bijaksana?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas
Rasul untuk membantu siswa memahami berkat-berkat besar yang datang karena
menggunakan hak pilihan kita dengan benar:
“Tuhan menghendaki pertumbuhan dan kemajuan pribadi Anda. Kemajuan itu
ditingkatkan ketika Anda dengan rela mengizinkan Dia untuk menuntun Anda melalui
setiap pengalaman pertumbuhan yang Anda hadapi, apakah pada awalnya itu sesuai
dengan keinginan individu Anda atau tidak. Ketika Anda memercayai Tuhan, ketika
Anda bersedia untuk mengizinkan hati Anda dan pikiran Anda terpusat pada kehendakNya, ketika Anda meminta untuk dituntun oleh Roh untuk melakukan kehendak-Nya, Anda
diyakinkan akan kebahagiaan terbesar di sepanjang jalan dan pencapaian paling memuaskan dari
pengalaman fana ini. Jika Anda mempertanyakan segala sesuatu yang Anda diminta untuk lakukan,
atau menentang setiap tantangan yang tidak menyenangkan, Anda menjadikan lebih sulit bagi Tuhan
untuk memberkati Anda [lihat 1 Nefi 3:7].
“Hak pilihan Anda, hak untuk membuat pilihan, tidak diberikan agar Anda dapat memperoleh apa
yang Anda inginkan. Karunia ilahi ini disediakan agar Anda memilih apa yang Bapa di Surga
kehendaki bagi Anda. Dengan begitu Dia dapat menuntun Anda untuk menjadi apa yang Dia
maksudkan Anda untuk menjadi (lihat A&P 58:26–32).” (“Finding Joy in Life,” Ensign, Mei 1996, 25).
Mintalah siswa untuk memikirkan tentang saat-saat ketika mereka membuat
keputusan untuk bertindak dalam kebenaran. Undanglah beberapa siswa untuk
membagikan bagaimana konsekuensi dari keputusan itu mendatangkan berkat bagi
mereka.
Imbaulah siswa untuk merenungkan bagaimana mereka dapat dengan lebih baik
mengikuti teladan Yesus Kristus dalam melakukan kehendak Bapa Surgawi. Bagikan
kesaksian Anda bahwa penggunaan yang benar akan hak pilihan kita dapat menuntun
kita pada kehidupan kekal.
19
PELAJARAN 4: KEJATUHAN ADAM DAN KARUNIA HAK PILIHAN
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 2:14, 16, 19–29; Alma 42:6–10, 14; Helaman 14:30–31; 3 Nefi 27:13; Musa
5:5–9.
• Robert D. Hales, “Hak Pilihan: Penting dalam Rencana Kehidupan,” Ensign atau
Liahona, November 2010, 24–27.
• Jeffrey R. Holland, “Di Mana Keadilan, Kasih, dan Belas Kasilhan Bertemu,” Ensign
atau Liahona, Mei 2015, 104–6.
20
Pendamaian Tak Terbatas
Yesus Kristus
Pendahuluan
Pendamaian Yesus Kristus—peristiwa terbesar yang pernah
terjadi—memungkinkan bagi semua orang untuk diampuni dari
dosa-dosa dan untuk tinggal bersama Bapa Surgawi serta Yesus
Kristus di sepanjang kekekalan. Melalui Pendamaian, semua orang
5
akan dibangkitkan dan kembali ke hadirat Allah untuk dihakimi.
Karena Pendamaian mengharuskan Yesus Kristus untuk menderita
dalam banyak cara yang tak terbatas, Dia memiliki empati yang
sempurna bagi kita masing-masing.
Bacaan Latar Belakang
• Boyd K. Packer, “Pendamaian,” Ensign atau Liahona, November 2012, 75–78.
• D. Todd Christofferson, “Penebusan,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 109–112.
Saran untuk Pengajaran
Mosia 3:5–11; Alma 34:8–12
Hanya Yesus Kristus yang dapat menyelesaikan Pendamaian tak terbatas
Perlihatkan dan undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang
pernyataan berikut oleh Presiden James E. Faust (1920–2007) dari Presidensi Utama:
“Saya ingin berbicara tentang peristiwa terbesar dalam semua sejarah. Peristiwa
tunggal itu adalah Pendamaian tak tertandingi dari Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus
Kristus. Ini adalah tindakan paling mulia yang pernah terjadi” (“The Atonement: Our
Greatest Hope,” Ensign, November 2001, 18).
Undanglah dua atau tiga siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang Alma
34:8–12 sementara anggota kelas menandai kata atau frasa yang mengilustrasikan
mengapa Pendamaian adalah peristiwa terbesar dalam sejarah.
• Mengapa Pendamaian Yesus Kristus merupakan peristiwa terbesar yang pernah
terjadi? (Tekankan kebenaran ini: Pendamaian Yesus Kristus adalah tak terbatas
dan kekal, menjadikan keselamatan mungkin bagi seluruh umat manusia).
Pertimbangkan membagikan pernyataan berikut oleh Presiden Russell M. Nelson dari
Kuorum Dua Rasul:
“Pendamaian yang tak terbatas diperlukan untuk menebus Adam, Hawa, dan semua
keturunan mereka. … Menurut hukum kekal, pendamaian itu memerlukan
pengurbanan pribadi oleh makhluk baka yang tidak tunduk pada kematian. Tetapi Dia
harus mati dan mengambil tubuh-Nya sendiri lagi. Juruselamat adalah satu-satunya
orang yang dapat memenuhi ini. Dari ibu-Nya Dia mewarisi kuasa untuk mati. Dari
Bapa-Nya Dia memperoleh kuasa atas kematian” (“Constancy amid Change,” Ensign, November
1993, 34).
• Mengapa Yesus Kristus merupakan satu-satunya orang yang dapat menebus semua
orang? (Dia adalah makhluk baka yang tidak tunduk pada kematian).
• Dalam hal-hal apa kurban Pendamaian Yesus Kristus tak terbatas dan kekal?
21
PELAJARAN 5: PENDAMAIAN TAK TERBATAS YESUS KRISTUS
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, perlihatkan pernyataan berikut oleh
Presiden Russell M. Nelson, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan
lantang:
“Pendamaian [Yesus Kristus] adalah tak terbatas—tanpa akhir. Itu juga tak terbatas
yang di dalamnya seluruh umat manusia akan diselamatkan dari kematian kekal. Itu tak
terbatas dalam hal penderitaan hebat-Nya. … Itu tak terbatas dalam jangkauan—itu
harus dilakukan satu kali bagi semua. Dan belas kasihan dari Pendamaian terulur tidak
saja bagi jumlah tak terbatas orang-orang, namun juga bagi jumlah tak terbatas duniadunia yang diciptakan oleh-Nya. Itu tak terbatas melampaui skala ukuran manusia atau pemahaman
fana mana pun” (“The Atonement,” Ensign, November 1996, 35).
Jelaskan bahwa di akhir pemerintahannya, Raja Benyamin mengajarkan kepada
rakyatnya bahwa seorang malaikat telah memaklumkan kepadanya pesan “kabar
gembira tentang sukacita yang besar” yang akan menyebabkan orang “dipenuhi
dengan sukacita” (Mosia 3:2–4). Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran
membacakan dengan lantang Mosia 3:5–11 sementara anggota kelas menyimak,
dengan mencari “kabar gembira” yang Raja Benyamin uraikan.
• Apa pesan dalam ayat-ayat ini yang menurut Anda akan menyebabkan rakyat Raja
Benyamin dipenuhi dengan sukacita? (Sewaktu siswa merespons, tekankan bahwa
Yesus Kristus memungkinkan keselamatan).
• Apa kata atau frasa yang menguraikan harga yang Yesus Kristus telah bayarkan
bagi keselamatan kita?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua James
E. Talmage (1862–1933) dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Penderitaan Kristus di taman tak terbayangkan oleh pikiran terbatas, baik intensitas
maupun penyebabnya. … Dia bergumul dan merintih di bawah beban seperti itu yang
makhluk lain mana pun yang pernah hidup di bumi bahkan dapat bayangkan mungkin
untuk ditanggung. Itu bukanlah rasa sakit fisik, tidak juga penderitaan mental semata,
yang menyebabkan Dia menderita siksaan semacam itu sehingga menyebabkan darah
mengalir dari setiap pori; namun itu semacam penderitaan rohani jiwa yang Allah semata mampu
mengalaminya. Tidak ada orang lain, betapa pun besar kuasa fisiknya atau ketahanan mentalnya,
dapat menderita demikian” (Jesus the Christ, edisi ke-3 [1916], 613).
• Apa pemikiran dan perasaan yang Anda miliki sewaktu Anda merenungkan
besarnya penderitaan Yesus Kristus bagi kita?
2 Nefi 9:6-12, 20–22
Yesus Kristus mengatasi baik kematian jasmani maupun rohani.
Mintalah siswa membayangkan apa yang akan terjadi jika tidak ada Pendamaian.
Untuk membantu siswa memvisualisasikan seperti apa keadaan umat manusia jika
tidak ada Pendamaian, mintalah seorang siswa untuk membacakan 2 Nefi 9:6–9
dengan lantang. Undanglah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari frasa
yang menguraikan bagaimana nasib kita tanpa Pendamaian.
• Menurut Nabi Yakub, apa yang akan terjadi terhadap tubuh kita seandainya tidak
ada Pendamaian? Apa yang akan terjadi terhadap roh kita?
Ingatkan siswa bahwa pesan utama Injil adalah bahwa karena Pendamaian Yesus
Kristus, kita tidak harus mengalami nasib yang mengerikan ini.
22
PELAJARAN 5: PENDAMAIAN TAK TERBATAS YESUS KRISTUS
Mintalah dua siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang 2 Nefi 9:10–12, 20–22
sementara anggota kelas mencari tahu makna yang melaluinya kita dibebaskan dari
kematian rohani dan jasmani.
• Apa artinya menyediakan bagi kita untuk lolos dari kematian rohani dan jasmani?
(Bantulah siswa meringkas ajaran ini: Melalui Pendamaian, Yesus Kristus
mengatasi dampak dari kematian jasmani dan rohani).
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai berkat-berkat Kebangkitan? (Tubuh
jasmani kita dan roh kita akan dipersatukan sepanjang kekekalan). Kita akan
dibawa kembali ke hadirat Allah untuk penghakiman).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan mintalah seorang siswa membacakannya dengan lantang:
“Melalui Pendamaian dan Kebangkitan-Nya, Yesus Kristus telah mengatasi semua aspek
dari Kejatuhan. Kematian jasmani akan bersifat sementara, dan bahkan kematian rohani
memiliki akhir, karena semua kembali ke hadirat Allah, setidaknya untuk sementara,
untuk diadili” (“Kebangkitan Yesus Kristus,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 112).
• Kapankah Anda telah merasakan bersyukur bahwa Yesus Kristus telah mengatasi
kematian jasmani dan rohani?
Mosia 3:11, 16; 15:7–9; Alma 7:11–13; Moroni 8:8–12; Ajaran dan Perjanjian
137:7–9
Melalui Pendamaian-Nya, Yesus Kristus menawarkan penebusan kepada semua orang
Ingatkan siswa bahwa selain membebaskan seluruh umat manusia dari kematian
jasmani dan rohani yang disebabkan oleh Kejatuhan, Yesus Kristus dapat
membebaskan kita dari kematian rohani yang disebabkan oleh dosa-dosa kita sendiri.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Mosia 15:7–9 dengan lantang sewaktu
anggota kelas mencari bagaimana Kristus memungkinkan bagi kita untuk ditebus dari
dosa-dosa kita.
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai bagaimana Kristus memungkinkan bagi
kita untuk ditebus dari dosa-dosa kita? (Tekankan ajaran ini: Melalui
Pendamaian, Yesus Kristus mematahkan belenggu kematian dan mengambil
kelemahan kita ke atas diri-Nya Sendiri, memuaskan tuntutan keadilan dan
memperoleh kuasa untuk membuat perantaraan bagi kita).
• Apa arti dari kata perantaraan ? (Perantaraan adalah tindakan intervensi antara
pihak-pihak untuk membantu mereka mengatasi perbedaan. Dalam hal ini, Yesus
menjadi perantara kita dan Allah untuk mendamaikan hubungan yang hancur
yang disebabkan oleh dosa-dosa kita).
Jelaskan bahwa Kitab Mormon membantu kita memahami bagaimana Pendamaian
Yesus Kristus menyelamatkan anak-anak kecil dan orang-orang yang telah mati tanpa
menerima Injil atau dibaptiskan.
Mintalah sebagian dari anggota kelas membaca dalam hati Mosia 3:16 dan
merujuksilangkan dengan Moroni 8:8–12. Mintalah sebagian lain dari anggota kelas
membaca dalam hati Mosia 3:11 dan merujuksilangkan dengan A&P 137:7–9.
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai keselamatan anak-anak yang mati
sebelum dibaptiskan?
23
PELAJARAN 5: PENDAMAIAN TAK TERBATAS YESUS KRISTUS
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan tentang keselamatan dari mereka yang “telah mati
tanpa mengetahui kehendak Allah”? (Mosia 3:11).
Beri tahulah siswa bahwa melalui Pendamaian Juruselamat yang memperoleh empati
sempurna untuk memahami kita dan membantu kita melalui tantangan-tantangan
kefanaan. Mintalah siswa untuk menyelidiki Alma 7:11–13, dengan mencari kata-kata
yang menguraikan tantangan-tantangan fana yang Yesus Kristus alami sebagai bagian
dari Pendamaian. Sewaktu siswa melaporkan temuan mereka, daftarlah kata-kata
berikut di papan tulis: rasa sakit, penderitaan, godaan, penyakit, kematian, kelemahan
(ketidakberdayaan atau ketidakmampuan), dan dosa. Tandaskan frasa “setiap jenis”
dalam Alma 7:11, dan mintalah siswa untuk membagikan contoh-contoh tentang
berbagai keadaan yang tertera di papan tulis.
Tandaskan bahwa frasa “mengambil ke atas diri-Nya” diulangi beberapa kali di ayat
11–13. (Catatan: Mengidentifikasi pengulangan merupakan keterampilan penelaahan
tulisan suci yang dapat Anda tekankan di sini. Menyimak pengulangan tulisan suci
dapat membantu pembelajar mengidentifikasi poin-poin penekanan kunci).
• Menurut ayat 11–12, mengapa Yesus Kristus “mengambil ke atas diri-Nya” rasa
sakit, penyakit, kelemahan, dan kondisi-kondisi lainnya yang tertera di papan
tulis? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas ini: Juruselamat mengambil ke atas
diri-Nya rasa sakit, penyakit, dan kelemahan kita agar Dia dapat menolong
kita sewaktu kita menghadapi tantangan-tantangan kefanaan).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas
Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Saya bersaksi bahwa Pendamaian Juruselamat mengangkat dari kita tidak saja beban
dosa kita, namun juga beban kekecewaan dan kemalangan, sakit hati dan penderitaan
kita [lihat Alma 7:11–12]. Sejak awal kepercayaan dalam bantuan semacam itu telah
memberi kita alasan dan cara untuk berkembang, suatu insentif untuk melepaskan
beban kita dan mengambil keselamatan kita” (“Hal-Hal yang Rusak yang Harus
Diperbaiki,” Ensign atau Liahona, Mei 2006, 70–71).
• Bagaimana memercayai Pendamaian Juruselamat memengaruhi tindakan Anda
dan perspektif kekal Anda?
• Bagaimana memahami kebenaran dalam Alma 7:11–13 dapat membantu Anda
sewaktu Anda menghadapi tantangan?
Undanglah siswa untuk membagikan pengalaman di mana mereka merasakan kuasa
Pendamaian Yesus Kristus dalam kehidupan mereka (peringatkan mereka untuk tidak
membagikan apa pun yang terlalu sakral atau pribadi).
Undanglah siswa untuk menuliskan apa yang dapat mereka lakukan untuk dengan
lebih baik menerapkan kuasa penyembuhan dan memperkuatkan dari Pendamaian
Juruselamat dalam kehidupan mereka sendiri. Doronglah mereka untuk menindaki
kesan mereka.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 9:6–12, 20–22; Mosia 3:5–11, 16; 15:7–9; Alma 7:11–13; 34:8–12; Moroni
8:8–12; Ajaran dan Perjanjian 137:7–9.
• Boyd K. Packer, “Pendamaian,” Ensign atau Liahona, November 2012, 75–78.
• D. Todd Christofferson, “Penebusan,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 109–112.
24
Kitab Mormon Ditulis untuk
Zaman Kita
Pendahuluan
Kitab Mormon dan Injil Yesus Kristus yang dipulihkan adalah
bagian dari “suatu pekerjaan yang menakjubkan dan suatu
keajaiban” yang didatangkan oleh Allah di zaman akhir (2 Nefi
25:17). Karena Kitab Mormon memuat kegenapan Injil, itu
6
memainkan suatu peranan kunci dalam mengatasi kemurtadan dan
membawa jiwa-jiwa kepada Kristus. Pelajaran ini menekankan
bahwa catatan sakral ini ditulis oleh para penulis terilhami yang
melihat zaman kita.
Bacaan Latar Belakang
• Jeffrey R. Holland, “Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November 2009,
88–90.
• “Mengisi Bumi dan Kehidupan Kita dengan Kitab Mormon,” bab 10 dalam AjaranAjaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 161–171).
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 27:6, 29–30, 35; 3 Nefi 29:1–2; Musa 7:62; Joseph Smith—Sejarah 1:34
Peranan Kitab Mormon di zaman akhir
Jelaskan kepada siswa bahwa Kitab Mormon mencatat nubuat-nubuat bahwa akan
ada kejahatan dan kemurtadan di bumi di zaman akhir (lihat 2 Nefi 27:1, 4–5). Kitab
Mormon juga mencatat solusi Tuhan terhadap masalah-masalah ini. Mintalah seorang
siswa untuk membaca 2 Nefi 27:6, 29–30, 35 dengan lantang sementara anggota kelas
mencari solusi Tuhan.
• Menurut ayat-ayat ini, apa yang akan Tuhan lakukan di zaman akhir ini untuk
mengatasi kejahatan dan kemurtadan?
• Dengan cara-cara apa Kitab Mormon menyediakan solusi bagi kejahatan di zaman
akhir?
Beri tahulah siswa bahwa Mormon mencatat sebuah nubuat mengenai peranan
tambahan yang Kitab Mormon akan mainkan di zaman akhir. Berilah siswa beberapa
menit untuk menelaah 3 Nefi 29:1–2 dan mencari nubuat itu. Anda dapat
menandaskan bahwa frasa “perkataan ini” merujuk pada Kitab Mormon.
• Apa pekerjaan penting yang akan dimulai dengan tampilnya Kitab Mormon?
(Pengumpulan Israel).
Jelaskan bahwa Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994) menguraikan peranan utama
Kitab Mormon dalam Pemulihan Injil dan awal dari pekerjaan Tuhan di zaman akhir.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut:
“[Kitab Mormon] diterbitkan hanya beberapa hari sebelum Gereja diorganisasi. OrangOrang suci diberi Kitab Mormon untuk dibaca sebelum mereka diberi wahyu yang
menjelaskan ajaran-ajaran besar seperti tiga tingkat kemuliaan, pernikahan selestial,
atau pekerjaan bagi yang telah mati. Itu datang sebelum kuorum-kuorum imamat dan
organisasi Gereja. Tidakkah itu memberi tahu kita sesuatu mengenai bagaimana Tuhan
memandang pekerjaan sakral ini?” (“The Book of Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign,
November 1986, 4).
25
PELAJARAN 6: KITAB MORMON DITULIS UNTUK ZAMAN KITA
• Mengapa menurut Anda bahwa tampilnya Kitab Mormon mendahului begitu
banyak peristiwa penting lainnya dalam Pemulihan dan sedemikian penting bagi
pekerjaan Tuhan dalam mengumpulkan Israel serta mengatasi kejahatan di zaman
akhir?
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, mintalah seorang siswa untuk membaca
Joseph Smith—Sejarah 1:34 dengan lantang. Undanglah anggota kelas untuk mencari
apa yang termuat dalam Kitab Mormon.
• Apa yang termuat dalam Kitab Mormon? (Bantulah siswa mengidentifikasi
kebenaran berikut: Kitab Mormon memuat kegenapan Injil Yesus Kristus).
• Apa arti pernyataan Moroni bahwa Kitab Mormon memuat “kegenapan Injil yang
abadi”?
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, perlihatkan pernyataan berikut oleh
Presiden Ezra Taft Benson dan mintalah seorang siswa untuk membacanya:
“Tuhan Sendiri telah menyatakan bahwa Kitab Mormon memuat ‘kegenapan Injil Yesus
Kristus’ (A&P 20:9). Itu tidak berarti Kitab Mormon memuat setiap ajaran, setiap doktrin
yang pernah diwahyukan. Alih-alih, itu berarti bahwa dalam Kitab Mormon kita akan
menemukan kegenapan dari ajaran-ajaran tersebut yang diperlukan bagi keselamatan
kita. Dan itu diajarkan secara gamblang dan secara sederhana” (Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 156).
• Apa saja beberapa “ajaran yang diperlukan bagi keselamatan kita” yang terdapat
dalam Kitab Mormon? (Ajaran ini mencakup Pendamaian, iman kepada Yesus
Kristus, pertobatan, pembaptisan, dan karunia Roh Kudus).
Jelaskan bahwa Tuhan mengajarkan kepada Nabi Henokh mengenai signifikansi Kitab
Mormon di zaman akhir. Undanglah seorang siswa untuk membacakan Musa 7:62
dengan lantang. (Anda dapat menuliskan di papan tulis bahwa “kesalehan yang
[diturunkan] dari surga” merujuk pada wahyu-wahyu yang memungkinkan Pemulihan
dan “kebenaran yang [dikeluarkan] dari bumi” merujuk pada Kitab Mormon.
Imbaulah siswa untuk menuliskan definisi ini di pinggir tulisan suci mereka atau
membuat catatan dalam tulisan suci elektronik mereka).
• Menurut ayat ini, bagaimana Kitab Mormon akan digunakan di zaman akhir?
(Untuk membantu mengumpulkan umat pilihan Allah ke dalam Gereja dari empat
penjuru bumi).
• Kapankah Anda telah melihat Kitab Mormon membantu seseorang menjadi
diinsafkan pada Injil dan bergabung dengan Gereja Tuhan?
• Apa saja cara kita dapat “menyapu bumi” dengan kesalehan dan pesan dari Kitab
Mormon “bagaikan dengan air bah”?
Undanglah siswa untuk bertekad melakukan sesuatu untuk “mengisi” hati mereka,
rumah mereka, dan bumi dengan pesan Kitab Mormon selama minggu mendatang.
3 Nefi 21:9–11
Kebenaran Kitab Mormon menahan pertentangan
Mintalah siswa untuk memikirkan suatu saat ketika mereka membela Kitab Mormon
atau pesan Pemulihan Injil terhadap pertentangan.
26
PELAJARAN 6: KITAB MORMON DITULIS UNTUK ZAMAN KITA
Undanglah seorang siswa untuk membaca 3 Nefi 21:9–11 dengan lantang. Sebelum
siswa mulai membaca, jelaskan bahwa Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua
Belas Rasul mengidentifikasi “hamba” dalam ayat-ayat ini sebagai Joseph Smith (lihat
Christ and the New Covenant [1997], 287–288).
• Bagaimana Nabi Joseph Smith sesuai dengan deskripsi yang terdapat dalam ayatayat ini?
• Menurut ayat-ayat ini, apa yang Juruselamat akan perlihatkan kepada orang-orang
yang menentang Joseph Smith dan Kitab Mormon di zaman akhir? (Bantulah
siswa mengidentifikasi ajaran berikut: Kebijaksanaan Allah lebih besar
daripada kelicikan iblis).
• Bagaimana Kitab Mormon membantu memperlihatkan bahwa “kebijaksanaan
Allah lebih besar daripada kelicikan iblis”?
Perlihatkan dan bacakan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
“Selama [lebih dari 180] tahun kitab ini telah diperiksa dan diserang, ditolak dan
dibedah, dijadikan sasaran dan dicabik mungkin seperti yang belum pernah dialami
buku lainnya dalam sejarah keagamaan modern—mungkin seperti yang belum pernah
dialami buku lainnya dalam sejarah keagamaan mana pun. Dan masih demikian
adanya. Teori-teori yang gagal mengenai asal mulanya telah dilahirkan dan diulangulang serta telah mati. … Tidak satu pun dari jawaban yang sungguh menyedihkan ini bagi kitab ini
pernah bertahan terhadap pemeriksaan tidak ada jawaban lain daripada yang Joseph berikan sebagai
penerjemahnya yang muda yang tak terpelajar. Dalam hal ini saya sepakat dengan kakek buyut saya
sendiri, yang mengatakan dengan cukup sederhana, ‘Tidak ada orang jahat yang dapat menulis buku
seperti ini; dan tidak ada orang baik yang dapat menulisnya, kecuali itu benar dan dia diperintahkan
oleh Allah untuk melakukannya’” (“Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November 2009, 89).
• Mengapa menurut Anda ada begitu banyak pertentangan terhadap Kitab
Mormon?
• Apa pengalaman yang telah mengajari Anda bahwa Kitab Mormon dapat
menahan pertentangan yang ditimbulkan terhadapnya?
• Apa yang telah Anda rasakan dan apa yang telah Anda pelajari sewaktu Anda
mengajarkan kepada orang lain mengenai Kitab Mormon atau membela
kebenaran-kebenarannya?
Mormon 8:1–5, 26–35
Kitab Mormon ditulis untuk zaman kita.
Ingatkan siswa bahwa Moroni menyaksikan kehancuran dari perabadannya. Mintalah
siswa untuk membaca Mormon 8:1–5 dan memikirkan apa yang Moroni mungkin
perlu lakukan untuk melindungi lempengan-lempengan emas.
• Bayangkan bahwa Anda adalah Moroni. Apa saja alasan mengapa Anda
menghendaki orang lain membaca catatan Anda?
Mintalah siswa untuk membaca Mormon 8:26–35, dengan mencari apa yang Moroni
nubuatkan tentang kondisi-kondisi pada saat ketika Kitab Mormon akan ditampilkan.
Anda dapat mengimbau siswa untuk menandai apa yang mereka temukan.
• Bagaimana Moroni menguraikan zaman ketika Kitab Mormon akan ditampilkan?
(Itu akanlah menjadi suatu zaman kemurtadan dan kejahatan).
27
PELAJARAN 6: KITAB MORMON DITULIS UNTUK ZAMAN KITA
• Apa rangkuman yang dapat Anda buat berdasarkan pada ayat 35? (Anda dapat
menandaskan bahwa selain Moroni, nabi-nabi lain seperti Nefi, Yakub, dan
Mormon menyatakan bahwa mereka menulis untuk angkatan-angkatan yang akan
datang. Pertimbangkan untuk meminta siswa merujuksilangkan ayat 35 dengan
2 Nefi 25:21–22 dan Mormon 7:1).
• Mengapa penting untuk mengetahui bahwa Moroni dan para penulis Kitab
Mormon lainnya tanggap terhadap masalah-masalah yang kita hadapi dewasa ini?
(Sewaktu Anda membahas pertanyaan ini, tekankan kebenaran berikut: Ajaranajaran dalam Kitab Mormon sangat berharga bagi kita di zaman sekarang
karena para penulis tanggap terhadap masalah-masalah yang akan kita
hadapi).
Untuk membantu siswa memahami kebenaran ini, undanglah seorang siswa untuk
membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson:
kita.
“Kitab Mormon … ditulis untuk zaman kita. Orang-orang Nefi tidak pernah memiliki
kitab ini; demikian juga orang-orang Laman di zaman dahulu. Kitab ini diperuntukkan
bagi kita. Mormon menulis menjelang akhir peradaban bangsa Nefi. Di bawah ilham
Allah, yang melihat segala hal dari awal, dia meringkas berabad-abad catatan, memilih
cerita-cerita, pembicaraan, dan peristiwa-peristiwa yang akan paling bermanfaat bagi
Setiap dari penulis utama Kitab Mormon bersaksi bahwa dia menulis untuk angkatan-angkatan yang
akan datang. … Jika mereka melihat zaman kita dan memilih hal-hal itu yang akan paling berguna
bagi kita, tidakkah dengan cara seperti itu pula kita hendaknya menelaah Kitab Mormon? Kita
hendaknya terus-menerus menanyakan pada diri kita sendiri, ‘Mengapa Tuhan mengilhami Mormon
(atau Moroni atau Alma) untuk memasukkan itu ke dalam catatannya? Apa pelajaran yang dapat
saya petik dari itu untuk membantu saya hidup di zaman dan masa ini?’” (Ajaran-Ajaran: Ezra Taft
Benson, 166).
• Bagaimana mengingat bahwa Kitab Mormon ditulis untuk zaman kita mengubah
cara kita membacanya?
Undanglah siswa untuk memberikan contoh tentang bagaimana Kitab Mormon telah
memberi mereka arahan, kekuatan, jawaban terhadap pertanyaan, atau solusi
terhadap masalah.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 25:17–18; 3 Nefi 21:9–11; 29:1–4; Mormon 8:1–5, 26–35; Eter 12:22–26; Musa
7:62; Joseph Smith—Sejarah 1:34.
• Jeffrey R. Holland, “Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November 2009,
88–90.
• “Mengisi Bumi dan Kehidupan Kita dengan Kitab Mormon,” bab 10 dalam AjaranAjaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 161–171).
28
Kitab Mormon dan Alkitab
Pendahuluan
Sebagai rekanan untuk Alkitab, Kitab Mormon adalah satu
kesaksian lagi tentang keilahian Kristus dan peranan-Nya sebagai
Juruselamat dunia. Kitab Mormon memulihkan kebenaran-
7
kebenaran yang gamblang dan berharga yang telah hilang dari
Alkitab. Ketika kita menelaah Kitab Mormon, pemahaman kita
tentang ajaran-ajaran dalam Alkitab diperjelas.
Bacaan Latar Belakang
• Russell M. Nelson, “Saksi Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, November 2007,
43–46.
• Tad R. Callister, “Kitab Mormon—Sebuah Kitab dari Allah,” Ensign atau Liahona,
November 2011, 74–76.
Saran untuk Pengajaran
Yehezkiel 37:15–19; 2 Nefi 3:11–12; 29:3–10
Alkitab dan Kitab Mormon adalah kesaksian terpadu tentang Yesus Kristus.
Tanyakan kepada siswa apa yang dapat mereka katakan kepada seseorang yang
menyatakan keraguan mengenai Kitab Mormon karena Allah telah memberikan
kepada kita Kitab Mormon.
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati 2 Nefi 29:3–10 dan menandai frasa yang
mengindikasikan alasan Tuhan untuk menyediakan lebih dari satu kitab tulisan suci.
• Apa yang Tuhan katakan mengenai mereka yang bereaksi dengan keraguan
terhadap tulisan suci selain Alkitab?
• Menurut ayat 8, apa yang Tuhan katakan adalah tujuan-Nya untuk
mengungkapkan tulisan suci selain Alkitab? (Siswa mungkin memberikan beragam
jawaban, namun mereka hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Alkitab
dan Kitab Mormon bersama-sama memberikan kesaksian tentang Yesus
Kristus).
• Apa yang Anda pelajari dari petikan ini yang membantu Anda memahami
pentingnya memiliki kesaksian tulisan suci tambahan?
Untuk memperdalam pemahaman siswa tentang bagaimana Alkitab dan Kitab
Mormon bekerja bersama untuk bersaksi tentang Yesus Kristus, perlihatkan
pernyataan berikut oleh Presiden Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan
mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
“Saksi tulisan suci saling mengabsahkan. Konsep ini dijelaskan dahulu sekali ketika
seorang nabi menulis bahwa Kitab Mormon ‘dituliskan dengan maksud supaya kamu
boleh memercayai [Alkitab]; dan jika kamu memercayai [Alkitab], kamu akan
memercayai [Kitab Mormon] juga’ [Mormon 7:9]. Setiap kitab merujuk pada yang
lainnya. Setiap kitab berdiri sebagai bukti bahwa Allah hidup dan berbicara kepada
anak-anak-Nya melalui wahyu kepada para nabi-Nya.
29
PELAJARAN 7: KITAB MORMON DAN ALKITAB
Kasih bagi Kitab Mormon memperluas kasih seseorang bagi Alkitab, dan sebaliknya. Tulisan suci
Pemulihan tidak bersaing dengan Alkitab; itu melengkapi Alkitab” (“Saksi Tulisan Suci,” Ensign atau
Liahona, November 2007, 43).
• Apa yang menonjol bagi Anda dalam uraian Presiden Nelson tentang hubungan
antara dua kitab tulisan suci ini, dan mengapa?
Ingatkan siswa bahwa nabi Perjanjian Lama, Yehezkiel, menubuatkan bahwa papan
Yehuda dan papan Yusuf akan digabungkan bersama. Jelaskan bahwa “papan” dapat
merujuk loh kayu ataupun gulungan yang digulung di sekitar batang kayu (lihat
Boyd K. Packer, “Scriptures,” Ensign, November 1982, 51). Mintalah seorang siswa
untuk membaca Yehezkiel 37:15–19 dengan lantang.
• Apa yang papan-papan ini lambangkan? (Bila perlu, jelaskan bahwa “papan
Yehuda” merujuk pada Alkitab dan “papan Efraim” pada Kitab Mormon).
• Menurut Anda apa artinya bahwa dua papan atau kitab tulisan suci ini “menjadi
satu dalam tanganmu”? (ayat 17, 19).
Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, bagikan pernyataan berikut oleh
Penatua Boyd K. Packer (1924–2015) dari Kuorum Dua Belas Rasul. Jelaskan bahwa tak
lama setelah Presiden Packer membuat pernyataan ini, Gereja telah menerbitkan edisi
baru Kitab Mormon dan Alkitab. Setiap kitab memuat catatan kaki dan bantuan
tulisan suci lainnya yang merujuk pada kitab lainnya, dengan demikian
mempersatukan keduanya dalam suatu cara baru. Undanglah siswa untuk
mendengarkan berkat-berkat yang tersedia bagi mereka yang menelaah Alkitab dan
Kitab Mormon bersama-sama.
“Papan atau catatan Yehuda … dan papan atau catatan Efraim … sekarang terjalin
bersama dengan cara sedemikian rupa sehingga sewaktu Anda membaca yang satu
Anda tertarik pada yang lain; sewaktu Anda belajar dari yang satu Anda diterangi oleh
yang lain. Keduanya memang satu dalam tangan kita. Nubuat Yehezkiel sekarang
digenapi.
Seiring berlalunya waktu, tulisan suci ini akan menghasilkan generasi-generasi Kristen yang setia
berikutnya yang mengenal Tuhan Yesus Kristus dan bersedia untuk mematuhi kehendak-Nya .…
… Wahyu akan dibukakan kepada [angkatan-angkatan baru] seperti yang tidak pernah terjadi
sebelumnya dalam sejarah dunia. Ke dalam tangan mereka sekarang ditempatkan papan Yusuf dan
Yehuda. Mereka akan mengembangkan pengetahuan Injil melampaui apa yang dapat leluhur mereka
capai. Mereka akan memiliki kesaksian bahwa Yesus adalah Kristus dan mampu untuk memaklumkan
Dia dan membela Dia” (“Scriptures,” Ensign, November 1982, 53).
• Apa berkat-berkat yang tersedia ketika kita menelaah Kitab Mormon dan Alkitab
bersama sebagai satu? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Ketika
kita menelaah Alkitab dan Kitab Mormon bersama-sama, kita menerima
suatu kesaksian yang lebih besar bahwa Yesus adalah Kristus).
• Bagaimana menelaah Kitab Mormon dan Alkitab bersama-sama telah
memperdalam pengetahuan dan kesaksian Anda tentang Yesus Kristus?
Mintalah seorang siswa untuk membacakan 2 Nefi 3:11–12. (Mungkin bermanfaat
untuk memperjelas bahwa ayat-ayat ini adalah bagian dari nubuat oleh Yusuf dari
Mesir. Dalam ayat-ayat ini Yusuf menyebutkan dua kitab—kitab yang ditulis oleh buah
30
PELAJARAN 7: KITAB MORMON DAN ALKITAB
keturunan aurat Yusuf adalah Kitab Mormon, dan kitab yang ditulis oleh buah
keturunan aurat Yehuda adalah Alkitab).
• Apa dampak yang Kitab Mormon dan Alkitab miliki pada dunia sewaktu dua kitab
ini “tumbuh bersama”? (Siswa hendaknya mengidentifikasi gagasan ini: Kitabkitab tersebut akan mengacaukan ajaran-ajaran palsu, meredam perselisihan, dan
menegakkan perdamaian).
Mintalah siswa untuk merenungkan bagaimana mereka dapat menggunakan Kitab
Mormon dan Alkitab bersama-sama untuk memperkuat kesaksian dan iman mereka
kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus. Undanglah siswa untuk membagikan
pemikiran dan kesan mereka. Juga undanglah mereka untuk menindaki bisikanbisikan yang mereka terima.
1 Nefi 13:23–29, 35–36, 38–41
Kebenaran-kebenaran yang gamblang dan berharga telah dipulihkan
Ingatkan siswa bahwa Nabi Joseph Smith diperintahkan oleh Tuhan untuk membuat
revisi yang terilhami dari Alkitab Versi Raja James. Revisi ini sekarang dikenal sebagai
Terjemahan Joseph Smith. Perlihatkan dan bacalah pernyataan berikut oleh Nabi
Joseph Smith (1805–1844):
“Saya memercayai Alkitab sebagaimana kitab itu terbaca ketika datang dari pena para
penulis aslinya. Para penerjemah yang kurang tahu, para penulis yang tidak hati-hati,
atau para imam yang berancangan jahat dan busuk telah melakukan banyak
kekeliruan” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 237–238).
• Mengapa revisi yang diilhami dari Alkitab diperlukan?
Ingatkan siswa bahwa Nefi memiliki sebuah penglihatan tentang tampilnya Alkitab.
Undanglah seorang siswa untuk membacakan 1 Nefi 13:23–25 dengan lantang.
Mintalah anggota kelas untuk mencari uraian Nefi tentang Alkitab ketika itu pertama
kali ditulis.
• Apa yang malaikat ajarkan kepada Nefi mengenai Alkitab ketika itu pertama kali
diciptakan? (Itu “memuat perjanjian-perjanjian Tuhan,” itu “amat berharga,” dan
itu “memuat kegenapan Injil Tuhan”).
Undanglah siswa untuk membaca 1 Nefi 13:26–28, dengan mencari apa yang Nefi
pelajari akan terjadi terhadap Alkitab dan untuk alasan apa.
• Apa yang gereja yang besar dan keji lakukan terhadap Alkitab? (Tekankan bahwa
gereja yang besar dan keji bukanlah gereja atau organisasi tertentu apa pun
melainkan suatu istilah umum bagi mereka semua yang menentang melawan
Kristus [lihat 1 Nefi 13:4–9; 14:10]).
• Menurut ayat 27, mengapa bagian-bagian yang gamblang dan berharga ini
diambil?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan 1 Nefi 13:29 dengan lantang sementara
anggota kelas mencari akibat dari bagian-bagian yang gamblang dan berharga diambil
dari Alkitab.
• Apa yang terjadi sebagai akibat dari ajaran-ajaran Tuhan yang gamblang dan
berharga diambil dari Alkitab?
31
PELAJARAN 7: KITAB MORMON DAN ALKITAB
• Apa bukti yang Anda lihat di dunia zaman sekarang bahwa “amat sangat banyak
orang tersandung” sebagai akibat dari kurangnya kebenaran yang gamblang dan
berharga?
Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang 1 Nefi 13:35–36,
38–41 sementara anggota kelas mencari solusi Tuhan bagi masalah ini.
• Apa yang akan Tuhan lakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang
ditimbulkan oleh pengambilan kebenaran-kebenaran yang gamblang dan berharga
dari Alkitab?
• Selain Kitab Mormon, apa “kitab-kitab lain” yang telah Tuhan datangkan sebagai
bagian dari Pemulihan? (Imbaulah siswa untuk membuat catatan dalam tulisan
suci mereka bahwa “kitab-kitab lain” itu dapat mencakup Ajaran dan Perjanjian,
Mutiara yang Sangat Berharga, dan Terjemahan Joseph Smith terhadap Alkitab).
• Menurut ayat 40, bagaimana Kitab Mormon dan “kitab-kitab lain” mengatasi
masalah yang ditimbulkan oleh pengambilan bagian-bagian yang gamblang dan
berharga dari Alkitab? (Siswa hendaknya memahami kebenaran berikut: Kitab
Mormon dan tulisan suci zaman akihr membantu menegakkan kebenaran
Alkitab dan memulihkan kebenaran-kebenaran yang gamblang dan berharga
yang telah diambil darinya).
Untuk mengilustrasikan bagaimana Kitab Mormon meneguhkan pemahaman kita
tentang ajaran dan asas yang terdapat dalam Alkitab, bagikan pernyataan berikut oleh
Penatua Tad R. Callister, yang melayani dalam Presidensi Tujuh Puluh:
“Alkitab adalah satu kesaksian tentang Yesus Kristus; Kitab Mormon adalah yang
lainnya. Mengapa saksi kedua ini begitu penting? Ilustrasi berikut mungkin membantu:
Berapa banyak garis lurus dapat Anda tarik melalui satu titik tunggal pada selembar
kertas? Jawabannya adalah tak terbatas. Untuk sesaat, anggaplah titik tunggal tersebut
mewakili Alkitab dan bahwa ratusan garis lurus yang ditarik melalui titik tersebut
mewakili penafsiran-penafsiran berbeda dari Alkitab dan bahwa setiap penafsiran tersebut mewakili
Gereja yang berbeda.
Apa yang terjadi, jika pada selembar kertas itu ada titik kedua yang mewakili Kitab Mormon? Berapa
banyak garis lurus yang dapat Anda tarik di antara kedua titik rujukan tersebut: Alkitab dan Kitab
Mormon? Hanya satu. Hanya satu penafsiran mengenai ajaran Kristus yang berhasil melalui kesaksian
dari kedua saksi tersebut.
Berulang kali Kitab Mormon bertindak sebagai saksi yang mengukuhkan, menjelaskan,
mempersatukan dari ajaran-ajaran yang diajarkan dalam Alkitab” (“Kitab Mormon—Sebuah Kitab
dari Allah,” Ensign atau Liahona, November 2011, 75).
• Mengapa penting untuk memiliki Kitab Mormon dan Alkitab sebagai saksi-saksi
akan ajaran-ajaran Injil Yesus Kristus?
Undanglah siswa untuk memberikan kesaksian dan membagikan contoh tentang
bagaimana Kitab Mormon telah membantu mereka untuk dengan lebih baik
memahami Alkitab atau untuk berada lebih dekat dengan Juruselamat.
Bacaan Siswa
• Yehezkiel 37:15–19; 1 Nefi 13:20–41; 2 Nefi 3:11–14; 29:1–14.
• Russell M. Nelson, “Saksi Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, November 2007,
43–46.
32
PELAJARAN 7: KITAB MORMON DAN ALKITAB
• Tad R. Callister, “Kitab Mormon—Sebuah Kitab dari Allah,” Ensign atau Liahona,
November 2011, 74–76.
33
8
Pendahuluan
Keselamatan Datang Melalui
Yesus Kristus
Upaya kita untuk mengikuti Yesus Kristus dan menaati perintahperintah-Nya adalah penting namun tidak cukup untuk kita
memenuhi syarat bagi keselamatan. Keselamatan kita
dimungkinkan hanya melalui jasa, belas kasihan, dan kasih karunia
Yesus Kristus. Ajaran Kristus membantu kita memahami bahwa
melalui kasih karunia-Nya, kita dapat belajar Injil, menerima tata
cara-tata cara, dan maju terus di jalan yang menuntun pada
kehidupan kekal.
Bacaan Latar Belakang
• Dieter F. Uchtdorf, “Pemberian Kasih Karunia,” Ensign atau Liahona, Mei 2015,
107–110.
• L. Tom Perry, “Injil Yesus Kristus,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 44–46.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 2:6–9; 25:23; Mosia 4:6–8
Keselamatan dimungkinkan karena Yesus Kristus
Perlihatkan dan bacalah pernyataan berikut oleh Penatua L. Tom Perry (1922–2015)
dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Banyak orang mempertanyakan, ‘Dari mana kita berasal? Mengapa kita ada di sini?
Ke mana mereka pergi?’ Bapa Kekal kita tidak mengutus kita ke bumi dalam perjalanan
yang tidak bertujuan, tidak bermakna. Dia menyediakan bagi kita sebuah rencana untuk
diikuti. Dia adalah penggagas rencana itu. Itu dirancang bagi kemajuan dan
keselamatan serta permuliaan manusia” (“Rencana Keselamatan,” Ensign atau Liahona,
November 2006, 69–70).
• Ketika orang-orang mendapati bahwa Allah tidak meninggalkan mereka untuk
berkelana sendirian melalui kehidupan fana tetapi telah menyediakan sebuah
rencana untuk keselamatan mereka, menurut Anda apa yang mungkin mereka
rasakan?
Undanglah siswa untuk membaca 2 Nefi 2:6–9, dengan mencari apa yang Nabi Lehi
katakan menjadikan keselamatan mungkin.
• Menurut Lehi, apa yang menjadikan keselamatan mungkin dalam rencana Allah?
(Siswa hendaknya mengidentifikasi yang berikut: Kita dapat diselamatkan hanya
melalui jasa, belas kasihan, dan kasih karunia Yesus Kristus. Anda dapat
membagikan definisi berikut tentang apa artinya diselamatkan atau menerima
keselamatan: “Keselamatan dalam makna sesungguhnya dan sepenuhnya adalah
sinonim dengan permuliaan atau kehidupan kekal dan terdiri dari memperoleh
warisan dalam tiga surga tertinggi dalam kerajaan selestial. Dengan beberapa
pengecualian ini adalah keselamatan yang tulisan suci bicarakan” [Bruce R.
McConkie, Mormon Doctrine, edisi ke-2 (1966), 670]).
• Apa yang dimaksud dengan jasa, belas kasihan, dan kasih karunia Yesus Kristus?
(Jasa Yesus Kristus adalah tindakan saleh-Nya, terutama Pendamaian-Nya. Belas
kasihan merujuk pada rasa iba dan ketabahan yang Dia ulurkan kepada kita
34
PELAJARAN 8: KESELAMATAN DATANG MELALUI YESUS KRISTUS
terlepas dari dosa-dosa kita. Kasih karunia merujuk pada bantuan yang Dia ulurkan
kepada kita dalam bentuk belas kasihan, kasih, kebaikan, dan kuasa yang
memungkinkan yang mengizinkan kita untuk menerima kehidupan kekal dan
permuliaan setelah kita mengerahkan upaya terbaik kita. Lihat juga Bible
Dictionary, “Grace”).
Untuk membantu memperdalam pemahaman siswa tentang ajaran ini, perlihatkan
pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf, dan mintalah seorang siswa
untuk membacanya dengan lantang:
“Kita tidak dapat memperoleh jalan kita ke surga; tuntutan keadilan masih menjadi
penghalang, di mana kita tidak berdaya untuk mengatasinya sendiri.
Tetapi semuanya tidak hilang.
Kasih karunia Allah adalah harapan besar dan abadi kita.
Melalui pengurbanan Yesus Kristus, rencana belas kasihan memenuhi tuntutan keadilan [lihat Alma
42:15]” (“Pemberian Kasih Karunia,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 108).
• Mengapa kesalehan yang dimiliki seseorang tidaklah cukup untuk memenuhi
“tuntutan keadilan” dan memperoleh kehidupan kekal? (Meskipun terkadang kita
mungkin belajar untuk menjalankan perintah-perintah dengan sempurna, tidak
seorang pun telah menjalani kehidupan yang sempurna kecuali Juruselamat [lihat
Roma 3:23]. Meskipun kita mungkin berhenti berbuat dosa, kita tidak dapat
menghapus kerugian atau rasa bersalah dari tindakan masa lalu kita. Itulah
sebabnya Pendamaian dan kasih karunia diperlukan).
Ingatkan siswa bahwa sementara kita hanya diselamatkan melalui jasa, belas kasihan,
dan kasih karunia Yesus Kristus, para nabi dalam Kitab Mormon mengajarkan apa
yang harus kita lakukan untuk mendapatkan kuasa penebusan Juruselamat.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Mosia 4:6–8 dengan lantang, dan meminta
anggota kelas untuk mencari apa yang Raja Benyamin ajarkan harus kita lakukan
untuk menerima keselamatan melalui Pendamaian Yesus Kristus.
• Menurut Raja Benyamin, apa yang harus kita lakukan untuk menerima
keselamatan melalui Pendamaian? (Sampai pada suatu pengetahuan tentang Allah
dan tentang Pendamaian, menaruh kepercayaan kita kepada Allah, menaati
perintah-perintah dengan tekun, dan terus setia sampai akhir kehidupan kita).
Mintalah siswa membaca 2 Nefi 25:23.
• Apa ajaran yang Nefi ajarkan perihal keselamatan kita? (Siswa hendaknya
mengidentifikasi ajaran berikut: Karena Pendamaian Yesus Kristus, kita dapat
diselamatkan melalui kasih karunia setelah semua yang dapat kita lakukan.
Bantulah siswa memahami bahwa hanya melalui Yesus Kristus kita dapat menjadi
kudus dan seperti Bapa kita di Surga).
Untuk membantu siswa memahami ajaran ini, undanglah seorang siswa untuk
membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson
(1899–1994):
35
PELAJARAN 8: KESELAMATAN DATANG MELALUI YESUS KRISTUS
“‘Setelah semua yang dapat kita lakukan’ mencakup mengulurkan upaya terbaik kita.
Itu mencakup menjalankan perintah-perintah-Nya.
‘Setelah semua yang dapat kita lakukan’ mencakup mengasihi sesama kita dan berdoa
bagi mereka yang menganggap kita sebagai musuh mereka. Itu artinya memberi
pakaian kepada yang telanjang, memberi makan kepada yang lapar, mengunjungi yang
sakit, dan ‘menyokong mereka yang berada dalam kebutuhan akan sokongan [kita]’ (Mosia
4:16)—mengingat bahwa apa yang kita lakukan kepada salah satu dari anak-anak Allah yang paling
hina ini, kita melakukan bagi Dia.
‘Setelah semua yang dapat kita lakukan’ artinya menjalani kehidupan yang bajik, bersih, dan murni,
menjadi sepenuhnya jujur dalam semua urusan kita dan memperlakukan orang lain sebagaimana kita
ingin diperlakukan” (“Redemption through Christ after All We Can Do,” Liahona, Desember 1988, 5).
• Dalam cara-cara apa Anda telah mengalami kasih karunia Juruselamat yang
membantu Anda melampaui kemampuan Anda sewaktu Anda mengulurkan
upaya terbaik Anda untuk datang kepada-Nya?
Gunakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson, untuk membantu siswa
merenungkan pertanyaan ini sebelum mereka merespons:
“Sebagai Gereja, kita sepakat dengan Nefi, yang menyatakan, ‘Adalah melalui kasih
karunia kita diselamatkan, setelah segala yang dapat kita lakukan’ (2 Nefi 25:23) .…
Melalui kasih karunia, Juruselamat menuntaskan kurban penebusan-Nya agar seluruh
umat manusia akan memperoleh kebakaan.
Melalui kasih karunia-Nya, dan melalui iman kita pada Pendamaian-Nya dan pertobatan dari dosadosa kita, kita menerima kekuatan untuk melakukan pekerjaan yang diperlukan yang sebaliknya tidak
dapat dilakukan dengan kekuatan kita sendiri.
Melalui kasih karunia-Nya kita menerima pemberkahan berkat-berkat dan kekuatan rohani yang pada
akhirnya dapat menuntun kita pada kehidupan kekal jika kita bertahan sampai akhir.
Melalui kasih karunia-Nya kita menjadi lebih seperti kepribadian ilahi-Nya” (“Redemption through
Christ after All We Can Do,” 4–5).
• Menurut Anda apa yang dapat kita lakukan untuk memperlihatkan rasa syukur
kita untuk apa yang Yesus Kristus telah mungkinkan?
Bersaksilah bahwa hanya melalui kasih karunia yang dimungkinkan melalui
Pendamaian Yesus Kristus kita dapat mengatasi dampak dari Kejatuhan Adam dan
Hawa, memperoleh pengampunan atas dosa-dosa, mengatasi ketidaksempurnaan,
dan maju ke arah kesempurnaan. Imbaulah siswa untuk merenungkan apakah mereka
melakukan semampu mereka untuk menerima berkat-berkat dari kasih karunia
Tuhan.
2 Nefi 31:2, 10–21; 3 Nefi 11:31–40; 3 Nefi 27:13–22
Ajaran Kristus
Tuliskan rujukan-rujukan berikut di papan tulis.
2 Nefi 31:2, 10–21
3 Nefi 11:31–40
3 Nefi 27:13–22
36
PELAJARAN 8: KESELAMATAN DATANG MELALUI YESUS KRISTUS
Tugasi satu bagian dari kelas untuk menelaah 2 Nefi 31:2, 10–21, bagian kedua dari
kelas untuk menelaah 3 Nefi 11:31–40, dan bagian ketiga untuk menelaah 3 Nefi
27:13–22. Sebelum siswa mulai, tandaskan bahwa petikan ini berisikan istilah “ajaran
Kristus,” “ajaran-Ku,” atau “Injil-Ku.” Jelaskan bahwa ajaran atau Injil Kristus terdiri
dari apa yang telah Yesus Kristus lakukan dan terus lakukan untuk mendekatkan kita
kepada Bapa. Itu juga terdiri dari apa yang harus kita lakukan untuk memperoleh
berkat-berkat dari Pendamaian Yesus Kristus. Undanglah setiap kelompok untuk
mengidentifikasi dan menandai apa yang yang diajarkan oleh ayat-ayat yang telah
ditugaskan kepada mengenai ajaran Kristus—apa yang Kristus telah lakukan dan apa
yang kita harus lakukan.
Setelah siswa memiliki waktu sejenak untuk menelaah petikan-petikan yang
ditugaskan kepada mereka, mintalah mereka untuk mendaftar apa yang mereka
temukan di papan tulis di sebelah setiap rujukan. Kemudian tanyakan:
• Apa yang telah Yesus Kristus lakukan untuk mendekatkan kita kepada Bapa?
• Apa beberapa hal yang harus kita lakukan untuk memperoleh berkat-berkat dari
Pendamaian Kristus? (Kita harus memiliki iman, bertobat, dibaptiskan, menerima
karunia Roh Kudus, bertahan sampai akhir, dan menerima serta mematuhi wahyu
pribadi).
• Bagaimana Anda meringkas pentingnya menjalankan ajaran atau Injil Yesus
Kristus? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas seperti yang berikut: Sewaktu
kita hidup sesuai ajaran Kristus, kita dapat memperoleh berkat-berkat dari
Pendamaian dan menerima kehidupan kekal).
Sesuai kebutuhan siswa Anda, pertimbangkan untuk mengajukan pertanyaan seperti
yang berikut untuk membantu mereka lebih lanjut menganalisis petikan-petikan
tulisan suci yang mereka baca:
• Apa frasa dalam 2 Nefi 31:20 yang memiliki makna khusus bagi Anda, dan
bagaimana itu membantu Anda memperoleh berkat-berkat dari Pendamaian?
• Sebagaimana diajarkan dalam 2 Nefi 31:13–14, 17, apa artinya dibaptiskan “dengan
api”? (Seseorang menerima pengampunan atas dosa-dosa dan pembersihan yang
datang melalui Roh Kudus).
• Menurut 3 Nefi 11:39–40, mengapa sedemikian penting bagi setiap orang untuk
menerima ajaran Kristus? (Anda mungkin ingin mengundang siswa untuk
merujuksilangkan petikan ini dengan Helaman 5:12).
• Menurut 3 Nefi 27:14–16, apa yang terjadi kepada kita sewaktu kita hidup sesuai
ajaran atau Injil Yesus Kristus?
Akhiri dengan memperlihatkan pernyataan berikut dari Mengkhotbahkan Injil-Ku:
Penuntun untuk Pelayanan Misionaris. Undanglah siswa untuk membacanya dan
mencari cara-cara di mana menjalankan ajaran Kristus dapat memberkati mereka di
sepanjang kehidupan mereka.
“Individu dan keluarga mulai mengikuti Kristus sewaktu mereka menjalankan iman kepada-Nya dan
bertobat dari dosa-dosa mereka. Mereka menerima pengampunan dosa melalui pembaptisan dan
dengan menerima karunia Roh Kudus dari seseorang yang memiliki wewenang dari Allah untuk
melaksanakan tata cara-tata cara ini. Mereka kemudian bertahan sampai akhir, atau, dengan
perkataan lain, mereka melanjutkan di sepanjang kehidupan mereka dalam menjalankan iman kepada
Yesus Kristus, bertobat, dan memperbarui perjanjian yang telah mereka buat. Ini bukan sekadar
37
PELAJARAN 8: KESELAMATAN DATANG MELALUI YESUS KRISTUS
langkah yang mereka alami sekali dalam kehidupan mereka; melainkan, ketika diulangi di sepanjang
kehidupan asas-asas ini menjadi pola kehidupan yang menambah pahala. Sesungguhnya, ini adalah
suatu cara hidup yang akan mendatangkan kedamaian suara hati dan memungkinkan anak-anak
Bapa Surgawi untuk kembali hidup di hadirat-Nya” (Mengkhotbahkan Injil-Ku [2004], 7).
• Dengan cara apa menjalankan ajaran Kristus “menjadi pola hidup yang menambah
pahala” bagi Anda?
Imbaulah siswa untuk merenungkan seberapa baik mereka menjalankan ajaran
Kristus. Mintalah mereka untuk memikirkan mengenai apa yang dapat mereka
lakukan dengan lebih baik untuk memperoleh berkat-berkat dari menjalankan ajaran
Kristus.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 2:6–9; 25:23; 31:2–21; Mosia 4:6–8; 3 Nefi 11:31–40; 27:13–22.
• Dieter F. Uchtdorf, “Pemberian Kasih Karunia,” Ensign atau Liahona, Mei 2015,
107–110.
• L. Tom Perry, “Injil Yesus Kristus,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 44–46.
38
“Carilah Kamu Kerajaan Allah”
Pendahuluan
Ketika nabi Kitab Mormon, Yakub, mendorong umatnya untuk
mencari kerajaan Allah (lihat Yakub 2:18), dia melakukannya pada
suatu saat ketika dosa kesombongan, cinta akan kekayaan, dan
amoralitas menjadi masalah yang serius. Dosa-dosa ini adalah
ancaman bagi persatuan dan kemajuan kerajaan Allah di bumi.
9
Mencari kerajaan Allah adalah menjadikan menjalankan Injil
prioritas utama dalam kehidupan kita. Pelajaran ini akan
membantu siswa bertekad untuk meninggalkan dosa dan lebih
sepenuhnya mencari kerajaan Allah.
Bacaan Latar Belakang
• Dieter F. Uchtdorf, “Kesombongan dan Imamat,” Ensign dan Liahona, November
2010, 55–58.
• “Jangan Ada Padamu Allah Lain di Hadapan-Ku” bab 14 dalam Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja: Spencer W. Kimball (2006), 176–186.
• “Hukum yang Terutama—Kasihilah Tuhan,” bab 1 dalam Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 45–55).
Saran untuk Pengajaran
Alma 7:14–16, 19, 21–24
Kitab Mormon mengajarkan kepada kita cara mengikuti jalan menuju kerajaan Tuhan
Mintalah siswa untuk memikirkan hal-hal yang perlu diperiksa secara rutin untuk
menjaganya tetap berfungsi dengan baik (contohnya, memeriksa oli mesin atau baterai
detektor asap, atau diperiksa oleh dokter atau dokter gigi).
• Apa keuntungan dari memeriksa hal-hal ini secara rutin? (Kita dapat memperbaiki
masalah dan menghindari kesulitan atau bahaya di masa datang).
Jelaskan bahwa kita juga perlu secara konsisten meninjau kondisi kehidupan rohani
kita untuk mengetahui kelemahan dan menghindari bahaya.
Beri tahulah siswa bahwa ketika Alma yang Muda melayani sebagai imam tinggi, dia
mengunjungi jemaat Gereja di Gideon dan mengimbau mereka untuk mengevaluasi
kondisi rohani mereka. Mintalah siswa untuk membaca Alma 7:19 dalam hati, dengan
mencari kondisi-kondisi rohani orang-orang di Gideon.
• Bagaimana Alma menggambarkan kondisi rohani orang-orang di Gideon? (Orangorang berada “di jalan yang menuntun pada kerajaan Allah”).
Jelaskan bahwa “kerajaan Allah” memiliki setidaknya dua makna terpisah—satu fana
dan yang lain selestial. Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang
pernyataan berikut oleh Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan bantulah siswa memahami bahwa dalam Alma 7:19 “kerajaan Allah”
merujuk pada kerajaan selestial:
39
PELAJARAN 9: “CARILAH KAMU KERAJAAN ALLAH”
“Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir saat ini merupakan kerajaan
Allah di bumi. … Di dunia-dunia kekal, kerajaan selestial adalah kerajaan Allah. … Injil
dirancang untuk mempersiapkan manusia bagi suatu warisan dalam kerajaan Allah”
(Mormon Doctrine, edisi ke-2 [1966], 415–417).
Mintalah siswa untuk membaca Alma 7:14–16 dan mencari apa yang Alma
perintahkan kepada orang-orang harus mereka lakukan untuk mewarisi kehidupan
kekal.
• Mengapa menurut Anda Alma mengundang orang-orang untuk bertobat ketika
mereka sudah berada di jalan kebenaran? (Orang-orang di Gideon perlu berada
tetap di jalan kebenaran).
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca Alma 7:21–24 dengan lantang.
Mintalah siswa untuk mencari tindakan dan sifat-sifat yang akan membantu kita
mewarisi kerajaan Allah.
• Apa yang perlu kita lakukan dan menjadi agar dapat mengikuti jalan yang
menuntun pada kerajaan Allah? (Ringkaslah respons siswa dengan menuliskan
asas berikut di papan tulis: Dengan menjalankan asas-asas Injil, kita mengikuti
jalan yang menuntun pada kerajaan Allah).
Undanglah siswa untuk memikirkan bagaimana tindakan mereka membantu mereka
untuk menjadi lebih seperti Yesus Kristus dan untuk maju ke arah kerajaan Allah.
Mintalah mereka untuk memikirkan bagaimana perasan mereka mengenai kemajuan
yang saat ini mereka buat.
1 Nefi 10:21; 2 Nefi 9:39; Yakub 2:12–14, 20–28; 3:10–12; Mosia 2:20–25;
4:13, 21–26; 3 Nefi 12:27–30
Cinta akan kekayaan, kesombongan, dan amoralitas menahan kita dari mencari
kerajaan Allah
Jelaskan bahwa di sepanjang Kitab Mormon, para nabi Allah memperingatkan orangorang terhadap dosa. Sebagai contoh, Yakub diperintahkan oleh Tuhan untuk menegur
umatnya karena dosa yang adalah “keji bagi Allah” (Yakub 2:5).
Tulislah rujukan-rujukan berikut di papan tulis. Yakub 2:12–14, Yakub 2:20–21, dan
Yakub 2:23–28. Mintalah siswa untuk meneliti petikan-petikan ini, dengan mencari
dosa-dosa tertentu yang Yakub sebutkan. Sarankan agar siswa menandai kata atau
frasa yang menggambarkan dosa-dosa ini. Setelah waktu yang memadai, undanglah
siswa untuk membagikan dosa-dosa yang Yakub bicarakan di setiap petikan. Tulislah
setiap dosa yang mereka identifikasi di atas rujukan terkait di papan tulis sebagai
berikut:
Cinta akan kekayaan
Kesombongan
Amoralitas
Yakub 2:12–14
Yakub 2:20–21
Yakub 2:23–28
Undanglah seorang siswa untuk membaca Yakub 3:10–12 dengan lantang, dan
mintalah anggota kelas untuk mencari kata atau frasa yang Yakub gunakan untuk
mengilustrasikan keseriusan dosa orang-orang itu.
40
PELAJARAN 9: “CARILAH KAMU KERAJAAN ALLAH”
• Apa kata atau frasa yang mengilustrasikan keseriusan dosa orang-orang itu?
• Yakub menggunakan frasa “akibat menyeramkan” dari dosa (ayat 12). Undanglah
siswa untuk merujuksilangkan Yakub 3:12 dengan 2 Nefi 9:39 dan 1 Nefi 10:21.
Mintalah seorang siswa untuk membaca setiap ayat ini dengan lantang. Mintalah
anggota kelas untuk mencari akibat-akibat tambahan dari dosa. Undanglah
anggota kelas untuk mengidentifikasi sebuah kebenaran dari petikan-petikan ini
mengenai bagaimana dosa seperti kesombongan, amoralitas, dan cinta akan
kekayaan memengaruhi seseorang yang mencari kerajaan Allah. (Siswa hendaknya
mengidentifikasi sebuah kebenaran seperti yang berikut: Dosa menuntun pada
kematian rohani dan mencegah kita dari memasuki kerajaan Allah).
Tambahkan rujukan-rujukan tulisan suci berikut di papan tulis.
Cinta akan kekayaan
Kesombongan
Amoralitas
Yakub 2:12–14
Yakub 2:20-21
Yakub 2:23–28
Mosia 4:13, 21–26
Mosia 2:20–25
3 Nefi 12:27–30
Undanglah siswa untuk memilih dan membaca salah satu dari petikan-petikan baru.
Mintalah mereka mencari cara-cara untuk menghindari dosa cinta akan kekayaan,
kesombongan, dan amoralitas. Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa untuk
membagikan apa yang mereka temukan.
• Bagaimana mengikuti nasihat dalam petikan-petikan ini membantu seorang
anggota Gereja mencari kerajaan Allah dan untuk memperkuat Gereja Tuhan di
bumi?
Matius 6:33; Yakub 2:17–19
Kita hendaknya mencari kerajaan Allah di atas segala minat lainnya
Jelaskan bahwa selain memperingatkan umatnya tentang cinta akan kekayaan,
kesombongan, dan amoralitas, Yakub memberikan nasihat untuk membantu mereka
mengatasi hasrat jahat mereka. Mintalah seorang siswa untuk membacakan Yakub
2:17–19 dengan lantang, sementara anggota kelas mencari nasihat yang Yakub berikan.
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari nasihat Yakub yang dapat membantu kita
menghindari dosa? (Siswa hendaknya mengidentifikasi yang berikut: Allah telah
memerintahkan kita untuk mencari kerajaan Allah di atas segala minat
lainnya).
• Apa artinya bagi Anda untuk mencari dahulu kerajaan Allah?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan
undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Ketika kita mengutamakan Allah, kita memahami segala sesuatu berdasarkan
prioritasnya atau yang hendaknya disingkirkan dari kehidupan kita. Kasih kita bagi
Tuhan akan mengatur tuntutan hak untuk kasih sayang kita, tuntutan terhadap waktu
kita, minat yang kita upayakan, dan urutan prioritas kita” (Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 50).
41
PELAJARAN 9: “CARILAH KAMU KERAJAAN ALLAH”
• Apa saja contoh tentang segala sesuatu “berdasarkan prioritasnya atau yang
hendaknya disingkirkan dari kehidupan kita” ketika kita mengutamakan Allah?
• Apa contoh tentang segala sesuatu berdasarkan prioritasnya atau yang hendaknya
disingkirkan dari kehidupan kita sewaktu Anda telah mengutamakan Bapa
Surgawi dan kerajaan-Nya dalam kehidupan Anda?
• Apa yang dampak dari mengutamakan Allah miliki pada kita ketika kita tergoda
oleh kesombongan, cinta akan kekayaan, amoralitas, atau dosa-dosa lainnya?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Matius 6:33 dengan lantang. Beri tahulah
siswa bahwa Terjemahan Joseph Smith berbunyi sebagai berikut: “Karenanya,
janganlah mengupayakan apa yang dari dunia tetapi berupayalah kamu lebih dahulu
untuk membangun kerajaan Allah, dan untuk menegakkan kebenaran-Nya, dan segala
sesuatu ini akan ditambahkan bagimu” (Terjemahan Joseph Smith, Matius 6:38 [dalam
Matius 6:33, catatan kaki a]).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas
Rasul:
“‘Berupayalah … lebih dahulu untuk membangun kerajaan Allah’ artinya untuk
mengutamakan Allah dan pekerjaan-Nya. Pekerjaan Allah adalah untuk mendatangkan
kehidupan kekal bagi anak-anak-Nya (lihat Musa 1:39), dan semua yang ini perlukan.
… Segala sesuatu yang lainnya adalah lebih rendah dalam prioritas. … Sebagaimana
seseorang telah mengatakan, jika kita tidak memilih kerajaan Allah lebih dahulu, itu
akan membuat sedikit perbedaan dalam jangka panjang untuk apa yang telah kita pilih selain dari
itu” (“Focus and Priorities,” Ensign, Mei 2001, 83–84).
• Apa beberapa cara seorang anggota dewasa muda Gereja dapat “membangun
kerajaan Allah”?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh
Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Dengan memilih untuk berada dalam kerajaan [Allah], kita memisahkan diri—bukan
mengucilkan diri—diri kita dari dunia. Pakaian kita akanlah sopan, pikiran kita akanlah
murni, bahasa kita akanlah bersih. Film dan tayangan televisi yang kita lihat, musik
yang kita dengarkan, buku, majalah, dan surat kabar yang kita baca akanlah
meneguhkan. Kita akan memilih teman-teman yang mendorong gol-gol kekal kita, dan
kita akan memperlakukan orang lain dengan kebaikan. Kita akan menghindari keburukan dari
amoralitas, perjudian, tembakau, minuman keras, dan narkoba. Kegiatan hari Minggu akan
mencerminkan perintah Allah untuk mengingat hari Sabat dan menguduskannya. Kita akan mengikuti
teladan Yesus Kristus dalam cara kita memperlakukan orang lain. Kita akan hidup layak untuk
memasuki rumah Tuhan” (“The Covenant of Baptism: To Be in the Kingdom and of the Kingdom,”
Ensign, November 2000, 8).
• Bagaimana mencari kerajaan Allah secara signifikan memengaruhi setiap aspek
kehidupan kita?
• Bagaimana mencari kerajaan Allah memengaruhi kehidupan Anda atau kehidupan
anggota keluarga atau kenalan Anda?
Imbaulah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk terus
mencari kerajaan Allah. Imbaulah mereka untuk mendengarkan bisikan-bisikan Roh
42
PELAJARAN 9: “CARILAH KAMU KERAJAAN ALLAH”
dan menuliskan apa yang mereka rencanakan untuk lakukan. Bersaksilah tentang
berkat-berkat yang datang karena mengutamakan Allah dalam kehidupan kita.
Bacaan Siswa
• Matius 6:33; Yakub 2:12–28; 3:10–12; Mosia 2:20–25; 4:13, 21–26; Alma 7:14–16, 19,
21–24; 3 Nefi 12:27–30.
• Dieter F. Uchtdorf, “Kesombongan dan Imamat,” Ensign dan Liahona, November
2010, 55–58.
• “Hukum yang Terutama—Kasihilah Tuhan,” bab 1 dalam Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 45–55).
43
10
Pendahuluan
Doa dan Wahyu
Doa adalah privilese sakral dan perintah yang mengizinkan kita
untuk berkomunikasi dengan Bapa Surgawi yang pengasih. Dia
mendengar dan menjawab doa kita. Mereka yang dengan tekun
mencari bimbingan Tuhan dapat diberkati dengan wahyu pribadi.
Pelajaran ini menggarisbawahi apa yang dapat kita lakukan untuk
mempersiapkan hati dan pikiran kita untuk menerima jawaban
bagi doa-doa kita.
Bacaan Latar Belakang
• Boyd K. Packer, “The Candle of the Lord,” Ensign, Januari 1983, 51–56.
• Richard G. Scott, “Cara Mendapatkan Wahyu dan Ilham untuk Kehidupan Pribadi
Anda,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 45–47.
• David A. Bednar, “Roh Wahyu,” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 87–90.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 32:8–9; 3 Nefi 14:7–11
Allah mendengar doa-doa kita
Mintalah siswa untuk mendaftar cara-cara di mana kita dapat menggunakan teknologi
untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tulislah respons siswa di papan tulis.
• Sementara teknologi mengizinkan kita untuk berkomunikasi dengan hampir siapa
saja yang kita pilih, mengapa kita terkadang mendapati sulit untuk berkomunikasi
secara efektif dengan Bapa Surgawi kita?
Undanglah seorang siswa untuk membaca 3 Nefi 14:7–11 dengan lantang sementara
anggota kelas mencari apa yang Juruselamat ajarkan mengenai kesediaan Bapa
Surgawi untuk menjawab doa-doa kita.
• Apa asas yang Juruselamat ajarkan mengenai kesediaan Bapa Surgawi untuk
menjawab doa-doa kita? (Respons siswa hendaknya mencakup asas berikut: Bapa
Surgawi mendengar dan menanggapi kita ketika kita meminta, mencari, dan
mengetuk).
Untuk memperdalam pemahaman siswa tentang asas ini, bagikan pernyataan berikut
oleh Presiden James E. Faust (1920–2007) dari Presidensi Utama:
“Tidak ada wewenang fana yang dapat memisahkan kita dari akses langsung dengan
Pencipta kita. Tidak akan pernah ada kegagalan mekanik atau elektronik ketika kita
berdoa. Tidak ada batasan pada jumlah waktu atau berapa lama kita dapat berdoa
setiap hari. Tidak ada kuota berapa banyak yang kita perlu mohonkan dalam setiap
doa. Kita tidak perlu bertemu sekretaris atau membuat janji untuk mencapai takhta
kasih karunia. Dia dalam jangkauan kapan pun dan di mana pun” (“The Lifeline of Prayer,” Ensign,
Mei 2002, 59).
• Apa yang dapat Anda katakan untuk membantu individu-individu yang tidak
berdoa sering kali karena mereka tidak percaya bahwa Allah mendengar atau
menjawab doa-doa mereka?
44
PELAJARAN 10: DOA DAN WAHYU
Undanglah seorang siswa untuk membaca 2 Nefi 32:8–9 dengan lantang, dan
mintalah anggota kelas untuk mencari apa yang Nefi ajarkan mengenai doa. Anda
boleh mengajukan pertanyaan seperti yang berikut:
• Menurut Anda apa artinya “berdoa selalu”?
• Apa contoh yang telah Anda lihat tentang seseorang yang berdoa selalu?
Bagaimana orang ini telah diberkati karena praktik ini?
• Apa artinya bagi Anda bahwa Tuhan akan “mempersucikan” upaya Anda untuk
kesejahteraan jiwa Anda ketika Anda berdoa memohon bantuan-Nya? (Mungkin
bermanfaat untuk menandaskan bahwa mempersucikan sesuatu artinya
mendedikasikannya untuk suatu tujuan khusus atau sakral atau menjadikannya
kudus).
Imbaulah siswa untuk menjadi tekun dalam berdoa selalu. Yakinkan mereka bahwa
Bapa Surgawi sungguh mendengar doa-doa mereka dan sangat berhasrat untuk
memberkati mereka.
1 Nefi 10:17–19; 15:1–3, 7–11; Yakub 4:6; Alma 26:22
Semua pengikut Yesus Kristus dapat menerima wahyu pribadi
Mintalah siswa untuk mendaftar beberapa pertanyaan atau keadaan di mana dewasa
muda mungkin menghasratkan wahyu dari Allah.
Ingatkan siswa tentang mimpi Lehi mengenai pohon kehidupan dan tandaskan bahwa
setelah Nefi mendengar mengenai mimpi yang terilhami ini, dia berhasrat untuk
belajar lebih banyak mengenainya. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran
membacakan 1 Nefi 10:17–19 dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk mencari
apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai wahyu, termasuk yang berhak atas wahyu.
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan mengenai wahyu pribadi? (Pastikan bahwa ajaran
berikut diidentifikasi: Allah menyatakan kebenaran dengan kuasa Roh Kudus
kepada semua orang yang dengan tekun berusaha untuk mengetahui).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas
Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“[Roh wahyu] tidak terbatas kepada para pembesar ketua Gereja; alih-alih, itu milik dan
hendaknya dipergunakan dalam kehidupan setiap pria, wanita, dan anak yang telah
mencapai usia pertanggungjawaban serta memasuki perjanjian sakral. Hasrat yang
tulus dan kelayakan mengundang roh wahyu ke dalam kehidupan kita” (“Roh Wahyu,”
Ensign atau Liahona, Mei 2011, 87).
• Mengapa wawasan dari Penatua Bednar membesarkan hati bagi Anda?
Jelaskan bahwa karena hasrat Nefi, kelayakannya, dan imannya, dia juga mendapat
penglihatan tentang pohon kehidupan (lihat 1 Nefi 11–14). Juga tandaskan bahwa
tanggapan Laman dan Lemuel terhadap penglihatan ayahnya agak berbeda dari
tanggapan Nefi. Mintalah dua siswa untuk membaca 1 Nefi 15:1–3, 7–9 dengan
lantang, dan undanglah anggota kelas untuk menyimak dan memikirkan apa yang
mereka pelajari dari ayat-ayat ini.
• Apa yang paling penting bagi Anda dalam ayat-ayat ini?
Mintalah siswa yang lain untuk membacakan 1 Nefi 15:10–11 dengan lantang.
Pertimbangkan untuk menandaskan kepada siswa bahwa ayat 11 adalah contoh
45
PELAJARAN 10: DOA DAN WAHYU
tentang pernyataan “jika-maka” dalam tulisan suci. Tulislah yang berikut di papan tulis
dan tanyakan kepada siswa bagaimana mereka akan mengisi ruang yang kosong
berdasarkan apa yang mereka baca dalam ayat 10–11:
Jika ____________________, maka ____________________.
Undanglah siswa untuk merujuksilangkan ayat 11 dengan Alma 26:22, dan kemudian
tanyakan:
• Bagaimana Anda dapat menggunakan apa yang diajarkan dalam 1 Nefi 15:10–11
dan Alma 26:22 untuk mengajarkan kepada seseorang cara mencari jawaban
terhadap doa-doanya?
Mintalah seorang siswa untuk membaca Yakub 4:6 dengan lantang, dan undanglah
anggota kelas untuk mencari apa yang orang-orang Yakub lakukan, selain memohon
dengan iman, untuk mengundang wahyu. Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa
“kita menyelidiki para nabi” merujuk pada membaca perkataan para nabi dalam
tulisan suci.
• Menurut Anda mengapa menelaah perkataan baik dari para nabi zaman dahulu
maupun zaman akhir dapat menuntun pada menerima wahyu dari Tuhan?
Perlihatkan dan bacakan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
“Ketika kita ingin berbicara kepada Allah, kita berdoa. Dan ketika kita ingin Dia
berbicara kepada kita, kita menyelidiki tulisan suci; karena firman-Nya dinyatakan
melalui para nabi-Nya. Dia kemudian akan mengajar kita sewaktu kita mendengarkan
bisikan Roh Kudus.
“Jika Anda tidak mendengarkan suara-Nya berbicara kepada Anda akhir-akhir ini,
kembalilah dengan sudut pandang dan telinga baru pada tulisan suci. Tulisan suci adalah penolong
rohani kita” (“Tulisan Suci yang Kudus: Kuasa Allah untuk Keselamatan Kita,” Ensign atau Liahona,
November 2006, 26–27).
Undanglah siswa untuk memikirkan tentang tantangan atau keputusan yang tengah
mereka hadapi. Mintalah mereka memikirkan apakah mereka telah bertanya kepada
Tuhan dalam doa dan berpaling pada tulisan suci untuk jawaban.
Untuk membantu siswa melihat contoh tentang bagaimana Tuhan menyediakan
wahyu pribadi kepada kita, tulislah rujukan tulisan suci berikut di papan tulis.
1 Nefi 4:6
1 Nefi 8:2
Yakub 7:5
Enos 1:10
Helaman 13:5
3 Nefi 11:3
Tugasi sejumlah siswa dengan setiap petikan. Mintalah mereka untuk membaca
petikan-petikan yang ditugaskan kepada mereka dan menemukan satu cara di mana
46
PELAJARAN 10: DOA DAN WAHYU
Allah memberikan wahyu pribadi kepada anak-anak-Nya. Undanglah siswa untuk
membagikan apa yang mereka temukan. Sewaktu Anda memikirkan kebutuhan siswa
Anda, Anda dapat membagikan pernyataan berikut oleh Presiden Boyd K. Packer
(1924–2015) dan Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Roh tidak mendapatkan perhatian kita dengan berteriak atau mengguncangguncangkan kita dengan tangan yang berat. Alih-alih itu berbisik. Itu mengusap
sedemikian lembutnya sehingga jika kita sibuk kita mungkin tidak dapat merasakannya
sama sekali. …
Terkadang itu akan mendesak kita cukup tegas untuk mengindahkannya. Tetapi sering
kali, jika kita tidak mengindahkan perasaan yang lembut itu, Roh akan menarik diri dan menunggu
sampai kita datang mencari dan mendengarkan serta mengatakan dengan cara dan ungkapan kita,
seperti Samuel pada zaman dahulu, ‘Berbicaralah Tuhan, sebab hamba-Mu ini mendengar.’ (1 Samuel
3:10).” (“The Candle of the Lord,” Ensign, Januari 1983, 53).
“Jawaban-Nya akan jarang datang ketika Anda bertumpu pada lutut Anda berdoa,
bahkan ketika Anda mungkin memohon untuk tanggapan yang langsung. Melainkan,
Dia akan mendorong Anda pada saat-saat hening ketika Roh dapat paling efektif
menyentuh pikiran dan hati Anda. Karenanya, Anda hendaknya menemukan saat-saat
tenang untuk mengenali ketika Anda diberi petunjuk dan dikuatkan” (“Menggunakan
Karunia Surgawi Doa,” Ensign atau Liahona, Mei 2007, 9).
Ingatkan siswa bahwa kita tidak memilih bagaimana Allah akan menyatakan
kebenaran kepada kita, tetapi ketika kita bertindak dalam iman, kita dengan lebih baik
mempersiapkan hati dan pikiran kita untuk menerima wahyu. Undanglah beberapa
siswa untuk membagikan bagaimana mereka telah menerima wahyu pribadi, jika
pengalaman tidak terlalu pribadi atau sakral.
1 Nefi 18:1–3; 2 Nefi 28:30; Alma 12:9–11
Menerima dan menindaki wahyu
Mintalah siswa untuk membandingkan dalam hati 2 Nefi 28:30 dengan Alma 12:9–11
dan mengidentifikasi asas-asas yang dapat membantu mereka menerima wahyu
pribadi tambahan.
• Apakah yang petikan-petikan ini ajarkan yang akan membantu kita menerima
wahyu pribadi tambahan? (Meskipun mereka mungkin menggunakan kata-kata
yang berbeda, siswa hendaknya memahami asas berikut: Tuhan menyatakan
kebenaran kepada kita menurut seberapa tekun kita mengindahkan firmanNya. Wahyu sering datang kepada kita baris demi baris).
• Menurut Anda mengapa Tuhan meminta kita patuh terhadap apa yang telah Dia
nyatakan kepada kita sebelum Dia menyatakan pengetahuan tambahan?
• Apa artinya bahwa wahyu datang kepada kita “baris demi baris”?
Jika waktu mengizinkan, Anda boleh membahas 1 Nefi 18:1–3 bersama siswa untuk
mengilustrasikan bagaimana Nefi menerima wahyu tahap demi tahap untuk
mengetahui cara membangun sebuah kapal.
Perlihatkan dan mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut
dengan lantang oleh Penatua David A. Bednar.
47
PELAJARAN 10: DOA DAN WAHYU
“Paling sering, wahyu datang dalam tahapan kecil seiring waktu dan diberikan menurut
hasrat, kelayakan, dan persiapan kita. Komunikasi demikian dari Bapa Surgawi secara
bertahap dan dengan lembut ‘menitik ke atas [jiwa kita] bagaikan embun dari langit’
(A&P 121:45). Pola wahyu ini cenderung lebih umum daripada langka” (“Roh
Wahyu,” 88).
• Sewaktu Anda memikirkan kembali kehidupan Anda, bagaimana Tuhan telah
secara bertahap mengarahkan Anda dalam membuat keputusan atau mencari
pemahaman dari Dia?
Akhiri pelajaran dengan memperlihatkan dan meminta seorang siswa untuk
membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Presiden Thomas S. Monson:
“Jika ada di antara kita yang lamban untuk mendengarkan nasihat untuk selalu berdoa,
tidak ada waktu yang lebih baik untuk memulainya daripada sekarang. William Cowper
menyatakan, ‘Setan gemetar ketika dia melihat Orang Suci yang paling lemah sedang
berdoa’ [‘Exhortation to Prayer,’ dalam Olney Hymns]” (“Imamat yang Rajani,” Ensign
atau Liahona, November 2007, 61).
Mintalah siswa untuk memikirkan tentang upaya yang saat ini mereka kerahkan untuk
berdoa dalam kehidupan mereka sehari-hari. Imbaulah mereka untuk mengikuti asasasas yang dibahas dalam pelajaran ini untuk mengundang wahyu pribadi tambahan
melalui doa dan penelaahan tulisan suci. Undanglah siswa untuk membagikan
bagaimana mereka tahu Bapa Surgawi menjawab doa-doa. Bagikan kesaksian Anda
bahwa Bapa Surgawi kita yang pengasih akan mengilhami kita dengan pemahaman
dan arahan jika kita mempersiapkan diri kita untuk menerimanya.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 10:17–19; 15:1–3, 7–11; 18:1–3; 2 Nefi 28:30; 32:8–9; Yakub 4:6; Alma
12:9–11; 26:22; 3 Nefi 14:7–11.
• Richard G. Scott, “Cara Mendapatkan Wahyu dan Ilham untuk Kehidupan Pribadi
Anda,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 45–47.
• David A. Bednar, “Roh Wahyu,” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 87–90.
48
Melindungi Diri Kita Sendiri
terhadap Ajaran-Ajaran Palsu
di Zaman Akhir
Pendahuluan
Selain ajaran “kegenapan Injil Yesus Kristus” (A&P 20:9), Kitab
Mormon membentengi para pengikut Kristus terhadap ajaranajaran palsu dan gagasan-gagasan lazim di zaman akhir. Satu cara
itu menyelesaikan hal ini adalah dengan memaparkan musuhmusuh Kristus dan mengidentifikasi ajaran-ajaran palsu yang
11
mereka sebarkan. Sewaktu siswa menelaah laporan tentang guruguru palsu dalam Kitab Mormon, mereka akan belajar untuk
memperbedakan antara kebenaran-kebenaran Injil dan konsepkonsep palsu dunia.
Bacaan Latar Belakang
• Dallin H. Oaks, “Jangan Tertipu,” Ensign atau Liahona, November 2004, 43–46.
• Dallin H. Oaks, “As He Thinketh in His Heart” (suatu malam bersama Penatua
Dallin H. Oaks, 8 Februari 2013), lds.org/broadcasts.
• Neil L. Andersen, “Angin Puyuh Rohani,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 18–21.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 28:3–9, 12–15; Yakub 7:1–12; Alma 1:2–6; 30:12–18, 39–44; Joseph
Smith—Matius 1:22
Mengidentifikasi dan melindungi diri kita sendiri terhadap ajaran-ajaran palsu
Mintalah siswa untuk mempertimbangkan opini-opini berbeda yang ada di dunia
mengenai isu-isu seperti yang berikut: Kebenaran pemberian Allah versus relativisme
moral (gagasan bahwa tidak ada yang benar dan yang salah secara universal),
kebebasan beragama versus hak-hak dari kelompok minat khusus, dan hak untuk
aborsi versus hak untuk hidup. Sewaktu Anda membahas isu-isu ini, pertimbangkan
menuliskannya di papan tulis. Berilah siswa beberapa menit untuk membahas
mengapa kita harus berhati-hati untuk memeluk gagasan-gagasan yang tidak benar.
Jelaskan bahwa menjelang akhir hidup-Nya, Yesus Kristus menubuatkan tentang
bahaya kondisi-kondisi rohani yang akan ada di zaman akhir. Undanglah siswa untuk
membaca Joseph Smith—Matius 1:22. Anda mungkin ingin menandaskan bahwa frasa
“yang terpilih menurut perjanjian” [diterjemahkan secara bebas] merujuk pada para
anggota Gereja Yesus Kristus
• Apa ancaman yang “Kristus-Kristus palsu” dan “nabi-nabi palsu” sajikan di zaman
kita?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994).
“Kitab Mormon menyingkapkan musuh Kristus. Itu mempermalukan ajaran-ajaran palsu
dan meredam perselisihan (lihat 2 Nefi 3:12). Itu membentengi para pengikut Kristus
yang rendah hati terhadap rancangan, strategi, dan ajaran jahat dari iblis pada zaman
kita. Jenis pemurtad dalam Kitab Mormon serupa dengan jenis yang kita miliki zaman
sekarang. Allah, dengan prapengetahuan-Nya yang tak terbatas, demikianlah mencetak
Kitab Mormon agar kita bisa melihat kesalahan serta mengetahui bagaimana memerangi konsep
49
PELAJARAN 11: MELINDUNGI DIRI KITA SENDIRI TERHADAP AJARAN-AJARAN PALSU DI ZAMAN AKHIR
pendidikan, politik, keagamaan, dan filsafat yang palsu pada zaman kita” (Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 259).
• Apa yang pernyataan ini ajarkan mengenai bagaimana menelaah Kitab Mormon
dapat melindungi kita dari ajaran-ajaran palsu? (Pastikan siswa mengidentifikasi
asas ini: Sewaktu kita menelaah Kitab Mormon dan menerapkan ajaranajarannya, kita dibentengi terhadap iblis dan ajaran-ajaran dan konsepkonsep palsu di zaman kita).
• Apa keuntungan yang ada dalam mempelajari strategi Setan sebelum Anda benarbenar menghadapinya?
Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan 2 Nefi 28:3–9 dengan lantang
sementara anggota kelas mencari gagasan-gagasan palsu yang Nefi katakan akan
menjadi lazim di zaman kita. Anda dapat mengimbau siswa untuk menandai kata dan
frasa yang penting. Undanglah siswa untuk membagikan apa yang mereka identifikasi,
dan kemudian tanyakan:
• Apa saja contoh zaman modern tentang gagasan-gagasan palsu ini? (Contoh dapat
mencakup yang berikut: relativisme moral; kepercayaan bahwa karena kasih besar
Allah bagi kita, Dia tidak menghukum dosa; dan prasangka terhadap umat Kristen,
yang sering terlihat sebagai fanatik).
Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, bagikan pernyataan berikut oleh
Penatua M. Russell Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul: Mintalah siswa untuk
mendengarkan ajaran-ajaran palsu yang mereka telah hadapi.
“Nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu adalah mereka yang memberitakan bahwa Nabi
Joseph Smith adalah penipu ulung; mereka menentang Penglihatan Pertama sebagai
suatu pengalaman otentik. Mereka memberitakan bahwa Kitab Mormon dan tulisan
suci lainnya bukan merupakan catatan kuno tulisan suci. Mereka juga mencoba untuk
menegaskan kembali sifat tubuh Ke-Allah-an, dan mereka mengingkari bahwa Allah
telah memberi dan terus memberikan wahyu zaman akhir kepada para nabi yang telah ditahbiskan
dan ditetapkan-Nya. …
Mungkin yang paling memberatkan, mereka mengingkari kebangkitan dan Pendamaian Kristus,
berdebat bahwa tidak ada Allah yang dapat menyelamatkan kita. Mereka menolak kebutuhan akan
seorang Juruselamat. Singkatnya, pemfitnah ini berusaha untuk menafsirkan kembali ajaran-ajaran
Gereja untuk menyesuaikan dengan pendapat mereka sebelumnya, dan dalam proses mengingkari
peranan Kristus dan Mesias-Nya.
Nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu juga adalah mereka yang berusaha untuk mengubah ajaranajaran yang diberikan Allah dan berdasarkan tulisan suci yang melindungi kesucian pernikahan, sifat
ilahi keluarga, dan ajaran penting tentang moralitas pribadi. Mereka menyerukan penegasan kembali
tentang tentang moralitas untuk membenarkan tentang pernikahan di luar pernikahan, perzinaan,
dan hubungan homoseksual” (“Beware of False Prophets and False Teachers,” Ensign, November
1999, 63–64).
Undanglah siswa untuk menyelidiki 2 Nefi 28:12–15, dengan mencari konsekuensi dari
memercayai ajaran-ajaran palsu.
• Apa beberapa konsekuensi dari memercayai ajaran dan gagasan palsu?
Peragakan pernyataan berikut dari Penatua Ulisses Soares dari Presidensi Tujuh Puluh,
dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
50
PELAJARAN 11: MELINDUNGI DIRI KITA SENDIRI TERHADAP AJARAN-AJARAN PALSU DI ZAMAN AKHIR
Kita tidak bisa membiarkan diri kita dibingungkan oleh pesan-pesan populer yang
mudah diterima oleh dunia dan yang bertentangan dengan ajaran serta asas-asas yang
benar dari Injil Yesus Kristus. Sebagian besar dari pesan-pesan duniawi ini tidak
mewakili apa pun selain upaya dari masyarakat kita untuk membenarkan dosa” (“Ya,
Kita Dapat dan Akan Menang!” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 75).
• Apa yang Penatua Soares katakan adalah tujuan dari banyak pesan populer yang
bertentangan dengan Injil Yesus Kristus? (Pastikan siswa mengidentifikasi
kebenaran ini: Setan menggunakan ajaran-ajaran palsu untuk membujuk kita
berbuat dosa. Anda dapat merujuk pada Alma 30:53 untuk informasi lebih lanjut).
Bagilah siswa menjadi tiga kelompok. Tulislah petikan-petikan tulisan suci berikut di
papan tulis, dan tugasi setiap kelompok untuk menelaah salah satu petikan ini: Yakub
7:1–7; Alma 1:2–6; atau Alma 30:12–18. Mintalah siswa untuk mengidentifikasi
beberapa ajaran palsu yang diajarkan oleh Serem, Nehor, dan Korihor dan tulislah itu
di papan tulis di bawah judul yang tepat.
Serem (Yakub 7:1–7)
Nehor (Alma 1:2–6)
Korihor (Alma 30:12–18)
• Bagaimana Anda telah melihat ajaran-ajaran atau gagasan seperti yang tertera di
papan tulis yang memengaruhi para anggota Gereja di zaman sekarang?
Undanglah siswa untuk membandingkan Yakub 7:5, 8–12 dan Alma 30:39–44 untuk
mengetahui apa yang membentengi Yakub dan Alma terhadap ajaran-ajaran palsu
Serem dan Korihor. (Catatan: Membandingkan adalah keterampilan penelaahan
tulisan suci. Menyimak kesamaan “antara ajaran, orang, atau peristiwa dapat
mendatangkan kebenaran-kebenaran ke dalam fokus yang lebih tajam” [Gospel
Teaching and Learning [Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan untuk Guru dan
Pemimpin di Seminari dan Institut Religi (2012), 22]).
• Apa yang membentengi Yakub dan Alma terhadap ajaran-ajaran palsu? (Jawaban
hendaknya mencakup yang berikut: pengalaman rohani sebelumnya, pengetahuan
tentang tulisan suci, pengetahuan yang diperoleh dari Roh Kudus, dan kesaksian
tentang Kristus).
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari tanggapan Yakub dan Alma terhadap ajaranajaran palsu ini? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas ini: Ketika kita bersandar
pada kesaksian kita tentang Kristus dan mencari bimbingan Roh Kudus, kita
dapat mengatasi tantangan-tantangan bagi iman kita).
• Bagaimana kesaksian Anda telah diperkuat sewaktu Anda menentang ajaranajaran palsu atau kritikan terhadap kepercayaan Anda?
Imbaulah siswa untuk membagikan apa yang mereka lakukan untuk melindungi diri
mereka dari ajaran-ajaran palsu yang dapat mengikis iman mereka kepada Yesus
Kristus dan Injil-Nya yang dipulihkan.
2 Nefi 26:29; 3 Nefi 18:24; 27:27
Mengenali bahaya penipuan imam
Beri tahulah siswa bahwa sejumlah bahaya rohani terhadap Gereja datang dari para
anggota dalam Gereja. Mintalah seorang siswa untuk membacakan 2 Nefi 26:29
51
PELAJARAN 11: MELINDUNGI DIRI KITA SENDIRI TERHADAP AJARAN-AJARAN PALSU DI ZAMAN AKHIR
dengan lantang, sementara anggota kelas mencari bahaya rohani yang diuraikan oleh
Nefi.
• Menurut petikan ini, apakah penipuan imam itu? (Ketika orang-orang
mengkhotbahkan Injil untuk kemasyhuran atau kemakmuran pribadi alih-alih
untuk kesejahteraan anak-anak Allah).
• Dalam hal apa penipuan imam menciptakan bahaya rohani bagi anggota Gereja?
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, undanglah seorang siswa untuk
membacakan pernyataan berikut oleh Penatua M. Russell Ballard:
“Marilah kita waspada terhadap nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu, baik pria
maupun wanita, yang menunjuk dirinya sendiri memberitakan ajaran-ajaran Gereja dan
yang berusaha untuk menyebarkan Injil palsu dan menarik pengikutnya dengan
mensponsori simposia, buku, dan koran yang isinya menentang ajaran dasar dari
Gereja. Waspadalah terhadap mereka yang berbicara dan muncul dalam pertentangan
terhadap para nabi sejati Allah dan yang secara aktif mencari anggota dengan tidak memedulikan
atas keberadaan kekal orang-orang yang mereka bujuk” (“Beware of False Prophets and False
Teachers,” Ensign, November 1999, 63).
• Bagaimana Anda dapat melindungi diri Anda dan yang lain dari penipuan imam?
• Bagaimana Anda membela ajaran-ajaran Gereja ketika orang lain berbicara
menentang para nabi zaman akhir Allah?
Beri tahulah siswa bahwa Juruselamat mengajarkan kepada para murid-Nya
bagaimana mereka yang mewakili Dia hendaknya mengajar dan memengaruhi orang
lain? Mintalah siswa untuk membaca dalam hati 3 Nefi 18:24 dan 3 Nefi 27:27, dengan
mencari bagaimana pelayanan Injil sejati berbeda dengan penipuan imam.
• Bagaimana motif dan tindakan dari para guru dan pemimpin yang saleh berbeda
dengan motif dan tindakan dari mereka yang bersalah dari penipuan imam? (Para
siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Para murid Yesus Kristus
berusaha untuk melayani dan memberkati orang lain dengan mengarahkan
mereka kepada-Nya).
Moroni 7:12–17; Eter 4:11–12
Membedakan kebenaran dari kesalahan
Mintalah siswa untuk memikirkan tentang suatu waktu ketika seseorang
mempertanyakan atau mengkritik kepercayaan agama mereka. Undanglah satu atau
dua siswa untuk secara singkat membagikan pengalaman mereka.
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang Moroni 7:12–17
dan Eter 4:11–12 sementara anggota kelas menyimak, dengan mencari bagaimana
membedakan apakah sesuatu berasal dari Tuhan atau dari iblis.
• Apa yang Anda pelajari dari petikan ini mengenai bagaimana kita dapat
menghakimi antara yang baik dan yang jahat? (Pastikan siswa memahami asas
berikut: Segala sesuatu yang berasal dari Allah mengundang kita untuk
berbuat kebaikan, untuk memercayai Yesus Kristus, dan untuk mengasihi
serta melayani Allah).
Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut dari
Presiden Ezra Taft Benson:
52
PELAJARAN 11: MELINDUNGI DIRI KITA SENDIRI TERHADAP AJARAN-AJARAN PALSU DI ZAMAN AKHIR
“Izinkan saya menyarankan tiga ujian singkat untuk menghindari ditipu. …
1. Apa yang kitab standar katakan mengenai itu? …
2. Panduan yang kedua adalah: apa yang para Presiden Gereja zaman akhir katakan
mengenai topik tersebut—khususnya Presiden yang hidup? …. …
3. Ujian yang ketiga dan terakhir adalah Roh Kudus—ujian dari Roh. … Ujian ini hanya dapat
sepenuhnya efektif jika saluran komunikasi seseorang dengan Allah bersih dan bajik dan tidak
disesaki dengan dosa” (dalam Conference Report, Oktober 1963, 16–17).
Untuk mengakhiri, mintalah siswa untuk merenungkan bagaimana mereka dapat
dengan lebih baik menggunakan tulisan suci, perkataan para nabi, dan Roh Kudus
untuk mengidentifikasi ajaran-ajaran palsu dan menghindari ditipu. Anda dapat
mengimbau mereka untuk menelaah Yakub 7, Alma 1, dan Alma 30 secara lebih detail
dan merenungkan bagaimana pasal-pasal ini dapat membantu mereka dengan lebih
baik membedakan antara kebenaran dan kesalahan.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 26:29; 28:3–9, 12–15; Yakub 7:1–12; Alma 1:2–6; 30:12–18, 39–44; 3 Nefi
18:24; 27:27; Eter 4:11–12; Moroni 7:12–17; Joseph Smith—Matius 1:22.
• Neil L. Andersen, “Angin Puyuh Rohani,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 18–21.
53
12
Pendahuluan
Kebutuhan Kita Akan Kelahiran
Kembali Rohani
Dari Kitab Mormon kita belajar bahwa “manusia alami adalah
musuh Allah” (Mosia 3:19). Dalam pelajaran ini, siswa
diinstruksikan bahwa melalui bertobat dan menjalankan iman
kepada Yesus Kristus, kita dapat mengatasi manusia alami,
“dilahirkan kembali,” dan mengalami suatu perubahan hati yang
hebat. Perubahan ini penting untuk memasuki kerajaan Allah.
Bacaan Latar Belakang
• David A. Bednar, “The Atonement and the Journey of Mortality,” Ensign, April
2012, 40–47.
• D. Todd Christofferson, “Dilahirkan Kembali,” Ensign atau Liahona, Mei 2008,
76–79.
Saran untuk Pengajaran
Mosia 3:19; 16:2–5; Alma 41:10–11
Menanggalkan manusia alami
Di papan tulis, tulislah pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994),
dikutip dari “To ‘the Rising Generation,’ ” New Era, Juni 1986, 5:
“Anda tidak bisa melakukan yang salah dan merasa benar. Itu tidak mungkin!”
(Presiden Ezra Taft Benson)
• Mengapa mustahil untuk menjadi bahagia ketika membuat pilihan-pilihan yang
salah?
Mintalah seorang siswa untuk membacakan Alma 41:10–11 dengan lantang,
sementara anggota kelas mencari konsekuensi dari kejahatan. (Tekankan kebenaran
berikut: Kejahatan tidak pernah merupakan kebahagiaan).
• Apa sebagian penipuan yang dipergunakan Setan untuk meyakinkan kita bahwa
melanggar perintah-perintah menuntun pada kebahagiaan?
• Menurut ayat 11, apa artinya berada dalam “keadaan alami”? (Berada “dalam
keadaan badani,” “dalam empedu kepahitan dan dalam ikatan kedurhakaan,” dan
“tanpa firman Allah”).
• Bagaimana Alma 41:10–11 membantu menjelaskan mengapa keadaan penuh dosa
tidak dapat menuntun pada bahagia? (Itu bertentangan dengan sifat Allah, dan
“sifat Allah” adalah “sifat kebahagiaan”).
Ingatkan siswa bahwa kita semua mewarisi dampak dari Kejatuhan Adam. Mintalah
siswa untuk membacakan Mosia 16:2–5 dengan lantang sementara anggota kelas
mengidentifikasi kata atau frasa yang menggambarkan keadaan terjatuh umat
manusia.
• Apa kata dan frasa yang Abinadi gunakan untuk menggambarkan keadaan terjatuh
manusia?
54
PELAJARAN 12: KEBUTUHAN KITA AKAN KELAHIRAN KEMBALI ROHANI
• Apa signifikansi kata “bersikeras” di ayat 5? (Catatan: Mengidentifikasi kata-kata
kunci adalah keterampilan penelaahan tulisan suci penting yang dapat Anda pilih
untuk ditekankan di sini).
• Apa yang memungkinkan bagi kita untuk dapat ditebus dari keadaan berdosa dan
terjatuh kita?
Mintalah siswa untuk membaca di dalam hati Mosia 3:19 dan mengidentifikasi
bagaimana kita dapat mengatasi keadaan terjatuh kita.
• Apa artinya “menyerah pada bujukan Roh Kudus”?
• Apa yang harus kita lakukan untuk “[menanggalkan] manusia alami”? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu kita mengikuti bisikan Roh
Kudus dan menggunakan kuasa Pendamaian, kita dapat menanggalkan
manusia alami).
Undanglah siswa untuk memikirkan bukti yang telah mereka lihat bahwa Juruselamat
mampu mengubah kita menjadi orang yang lebih baik daripada yang pernah kita
lakukan sendiri. Undanglah beberapa siswa untuk berbagi wawasan mereka.
Undanglah siswa untuk menjawab dalam hati pertanyaan berikut:
• Apa yang dapat Anda lakukan untuk lebih sepenuhnya “[menyerah] pada bujukan
Roh Kudus”?
• Manakah sifat-sifat yang tertera dalam Mosia 3:19 yang paling Anda perlukan
untuk berkembang?
Mosia 5:1–5, 7–8; 27:24–26
Dilahirkan kembali
Mintalah siswa untuk mendaftar nama orang-orang dalam Kitab Mormon yang
mengalami suatu perubahan hati yang hebat dalam sifat mereka karena Pendamaian
Yesus Kristus.
Ingatkan siswa bahwa Alma yang Muda dan para putra Mosia dahulu, selama waktu
tertentu, ada di antara mereka yang tidak percaya di Zarahemla yang menganiaya para
anggota Gereja (lihat Mosia 27:8). Setelah kunjungan seorang malaikat, Alma
ditinggalkan tanpa kekuatan dan tidak mampu berbicara. Setelah tiga hari, kekuatan
Alma dipulihkan dan dia bersaksi tentang perubahan menakjubkan yang telah terjadi
dalam dirinya (lihat Mosia 27:11–24).
Mintalah siswa untuk membacakan Mosia 27:24–26 dengan lantang sementara
anggota kelas mencari bagaimana Alma menggambarkan perubahan yang
menakjubkan ini.
• Apa kata atau frasa dalam ayat-ayat ini yang membantu menguraikan apa artinya
dilahirkan kembali?
• Bagaimana ayat 26 membantu menjelaskan mengapa kita perlu dilahirkan
kembali? (Pastikan siswa memahami kebenaran ini: Hanya dengan menjadi
makhluk baru dalam Kristus kita dapat mewarisi kerajaan Allah).
Untuk membantu siswa memahami apa yang terjadi sewaktu kita secara rohani
dilahirkan kembali, mintalah seorang siswa untuk membacakan Mosia 5:1–5, 8 dengan
lantang. Mintalah siswa untuk mencari kata atau frasa yang mengindikasikan rakyat
Raja Benyamin telah mengalami kelahiran kembali rohani.
55
PELAJARAN 12: KEBUTUHAN KITA AKAN KELAHIRAN KEMBALI ROHANI
• Apa bukti yang Anda temukan bahwa rakyat Raja Benyamin telah mengalami
perubahan rohani? (Jawaban hendaknya mencakup yang berikut: mereka tidak lagi
memiliki watak untuk melakukan yang jahat, mereka berhasrat untuk melakukan
yang baik secara berkelanjutan, pikiran mereka diterangi, dan mereka dipenuhi
dengan sukacita dan bersedia untuk membuat perjanjian dengan Tuhan).
• Menurut ayat 2, dan 4, apa yang diperlukan untuk menerima suatu “perubahan
yang hebat dalam hati”? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut:
Sewaktu kita menjalankan iman kepada Yesus Kristus dan menerima Roh
Kudus, kita dapat mengalami perubahan hati yang hebat).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas
Rasul. Mintalah siswa untuk membacakan dengan lantang sementara anggota kelas
mencari bagaimana Penatua Bednar menggambarkan perubahan hati yang hebat ini.
“Mohon perhatikan bahwa pertobatan yang diuraikan dalam [Mosia 5] adalah dahsyat,
bukan kecil—kelahiran kembali secara rohani dan perubahan yang mendasar dari apa
yang kita inginkan, apa yang kita pikirkan dan lakukan, dan apa adanya kita.
Sesungguhnya, sifat sejati dari Injil Yesus Kristus memerlukan perubahan yang
mendasar dan permanen dalam sifat alami kita yang dimungkinkan melalui
ketergantungan kita pada ‘jasa, belas kasihan serta kasih karunia Mesias yang Kudus’ (2 Nefi 2:8)”
(“Kamu Harus Dilahirkan Kembali,” Ensign atau Liahona, Mei 2007, 20).
• Apa yang menonjol bagi Anda dalam uraian Penatua Bednar tentang perubahan
hati yang hebat?
Undanglah siswa untuk membahas apa yang dapat kita lakukan untuk terus
mengalami suatu perubahan hati yang hebat?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Mosia 5:7 dalam hati dan mencari
bagaimana hubungan kita dengan Yesus Kristus berubah sewaktu kita dilahirkan
kembali.
• Dengan cara apa kita menjadi anak-anak Yesus Kristus?
Undanglah siswa untuk memikirkan mengenai signifikansi dari menjadi “anak-anak
Kristus,” dan undanglah mereka untuk membagikan bagaimana ini seharusnya
memotivasi kita sewaktu kita berupaya untuk menjadi dilahirkan kembali.
Alma 5:14, 26–27; Eter 12:27
Kelahiran kembali rohani memerlukan waktu dan upaya
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh
Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul. sementara anggota
kelas mendengarkan bagaimana dia menguraikan proses menerima perubahan hati:
“Anda mungkin bertanya, Mengapa perubahan yang besar ini tidak terjadi lebih cepat
pada diri saya? Anda hendaknya mengingat bahwa contoh-contoh menakjubkan dari
rakyat Raja Benyamin, Alma, dan beberapa orang lainnya dalam tulisan suci adalah
contoh yang—menakjubkan dan tidak biasa. Bagi sebagian besar dari kita, perubahan
lebih secara bertahap dan terjadi terus-menerus. Dilahirkan kembali, tidak seperti
kelahiran jasmani kita, lebih dari sekadar proses daripada sebuah kejadian. Dan terlibat dalam proses
tersebut adalah tujuan inti dari kehidupan fana.
Pada saat yang sama, janganlah kita menghakimi diri kita sendiri dalam usaha yang sederhana.
Janganlah kita merasa senang untuk mempertahankan beberapa keinginan untuk berbuat jahat.
56
PELAJARAN 12: KEBUTUHAN KITA AKAN KELAHIRAN KEMBALI ROHANI
Marilah kita secara layak mengambil sakramen setiap minggu dan terus menerima Roh Kudus untuk
menanggalkan bekas-bekas kenajisan dalam diri kita. Saya membagikan kesaksian bahwa sewaktu
Anda melanjutkan di jalan kelahiran kembali secara rohani, kasih karunia penebusan Yesus Kristus
akan melepaskan dosa-dosa Anda dan noda dosa-dosa itu dalam diri Anda, godaan-godaan akan
kehilangan daya tariknya, dan melalui Kristus Anda akan menjadi kudus, seperti Dia dan Bapa kita
yang adalah kudus.” (“Dilahirkan Kembali,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 78).
• Menurut Penatua Christofferson, mengapa dilahirkan kembali lebih merupakan
suatu proses alih-alih suatu peristiwa?
• Bagaimana proses kelahiran kembali rohani membantu kita menjadi seperti Bapa
Surgawi dan Putra-Nya, Yesus Kristus? (Bantulah siswa mengidentifikasi
kebenaran ini: Melalui kasih karunia Yesus Kristus, kita dapat diampuni dan
menerima bantuan untuk melanjutkan di jalan kelahiran kembali rohani).
Untuk membantu siswa memahami dengan lebih baik arti kasih karunia,
pertimbangkan membagikan pernyataan ini dari Bible Dictionary:
“Adalah … melalui kasih karunia Tuhan individu-individu, melalui iman pada Pendamaian Yesus
Kristus dan pertobatan dari dosa-dosa mereka, menerima kekuatan dan bantuan untuk melakukan
pekerjaan kebaikan yang sebaliknya tidak akan dapat diperoleh jika mengandalkan kekuatan mereka
sendiri. Kasih karunia ini adalah kuasa yang memungkinkan yang mengizinkan pria dan wanita untuk
memperoleh kehidupan kekal dan permuliaan setelah mereka mengerahkan upaya terbaik mereka”
(Bible Dictionary, “Grace”).
Undanglah siswa untuk membacakan Alma 5:14, 26–27 dalam hati dan mencari apa
yang Alma ajarkan kepada mereka yang sudah memulai proses kelahiran kembali
rohani dan mengalami perubahan hati yang hebat. Imbaulah siswa untuk
merenungkan bagaimana mereka akan menjawab pertanyaan Alma.
• Menurut ayat 27, apa yang harus kita lakukan setelah kita menerima perubahan
hati yang hebat? (Kita harus terus hidup tak bercela di hadapan Allah, menjadi
rendah hati, dan mencari pengampunan bagi dosa-dosa kita).
• Menurut Anda mengapa Alma mengajarkan bahwa kerendahhatian semacam itu
merupakan bagian penting dari mempertahankan perubahan hati kita?
Beri tahulah siswa bahwa Tuhan mengajarkan kepada Eter mengapa kuasa
kerendahhatian sedemikian penting sewaktu kita berusaha untuk memiliki perubahan
hati. Ingatkan siswa bahwa asas-asas tulisan suci sering menggunakan kata jika dan
maka, dan kemudian undanglah mereka untuk meninjau Eter 12:27 dalam hati,
dengan mencari asas “jika-maka.” Bahaslah asas-asas berikut sewaktu siswa
mengidentifikasinya: Jika kita datang kepada Yesus Kristus, maka Dia akan
memperlihatkan kepada kita kelemahan kita. Jika kita merendahkan hati kita
dan menjalankan iman kepada Tuhan, maka Dia akan menjadikan apa yang
lemah menjadi kuat bagi kita.
• Menurut Anda mengapa penting bagi kita untuk mengenali kelemahankelemahan kita?
• Menurut Anda apa artinya frasa “kasih karunia-Ku cukup bagi semua orang …
yang merendahkan hati mereka di hadapan-Ku”?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Bruce C. Hafen dari Tujuh Puluh, dan
mintalah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang:
57
PELAJARAN 12: KEBUTUHAN KITA AKAN KELAHIRAN KEMBALI ROHANI
“Jika Anda memiliki masalah dalam kehidupan Anda, jangan menganggap tidak ada
yang salah dengan diri Anda. Berjuang mengatasi masalah-masalah itu merupakan
bagian dasar dari tujuan kehidupan. Sewaktu kita mendekatkan diri kita kepada Allah,
Dia akan menunjukkan kelemahan-kelemahan kita, dan hal itu membuat kita lebih
bijaksana, lebih kuat. Jika Anda melihat lebih banyak kelemahan Anda, itu dapat berarti
Anda bergerak mendekat kepada Allah, bukan menjauh dari-Nya.” (“Kurban Tebusan: Untuk Kita
Semua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 97).
• Apa yang dapat kita lakukan untuk menghindari menjadi putus asa ketika kita
mengenali kelemahan-kelemahan kita?
Bagikan kesaksian Anda bahwa kasih karunia Yesus Kristus akan membantu kita
mengatasi kelemahan kita sewaktu kita berusaha untuk secara rohani dilahirkan
kembali.
Bacaan Siswa
• Mosia 3:19; 5:1–5, 7–8; 16:2–5; 27:24–26; Alma 5:14, 26–27; 41:10–11; Eter 12:27.
• David A. Bednar, “Pendamaian dan Perjalanan Kefanaan,” Ensign, April 2012,
12–19.
• D. Todd Christofferson, “Dilahirkan Kembali,” Ensign atau Liahona, Mei 2008,
76–79.
58
Perjanjian Baptisan, Hari
Sabat, dan Sakramen
Pendahuluan
Melalui tata cara pembaptisan, para pengikut Yesus Kristus berjanji
untuk mengambil nama-Nya ke atas diri mereka. Dalam pelajaran
ini, siswa akan belajar bahwa Kitab Mormon mengajarkan bahwa
para anggota Gereja Kristus harus berkumpul bersama pada hari
13
Sabat dan menikmati kesempatan istimewa yang sakral untuk
mengambil sakramen. Ketika kita mengambil sakramen, kita
memperbarui perjanjian baptisan kita dan mengundang Roh Kudus
untuk menyertai kita.
Bacaan Latar Belakang
• L. Tom Perry, “Hari Sabat dan Sakramen,” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 6–9.
• Russell M. Nelson, “Hari Sabat Hari Kenikmatan,” Ensign atau Liahona, Mei 2015,
129–32.
• Dallin H. Oaks, “Pertemuan Sakramen dan Sakramen,” Ensign atau Liahona,
November 2008, 17–20.
Saran untuk Pengajaran
Mosia 18:8–10; 25:23–24
Mengambil ke atas diri kita nama Kristus.
Mintalah beberapa siswa untuk menguraikan sesuatu yang bermakna yang mereka
ingat tentang pembaptisan—contohnya, kebaktian pembaptisan, tata cara itu sendiri,
atau pemikiran serta perasaan yang mereka miliki. Kemudian berilah siswa waktu
sejenak untuk merenungkan seberapa baik mereka rasa mereka telah menepati
perjanjian-perjanjian baptisan mereka.
Ingatkan siswa bahwa Alma mengajarkan tentang perjanjian baptisan di Perairan
Mormon, dan kemudian mintalah seorang siswa untuk membacakan Mosia 18:8–10
dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari apa yang
kita janjikan untuk lakukan ketika kita dibaptis.
Di papan tulis, tulislah yang berikut:
Ketika kita dibaptiskan, kita berjanji untuk ….
• Apa yang telah kita janjikan untuk lakukan ketika kita dibaptis? (Sewaktu siswa
menjawab, daftarlah jawaban mereka di papan tulis untuk melengkapi pernyataan
doktrinal: Ketika kita dibaptis, kita berjanji untuk saling menanggung beban,
berdiri sebagai saksi Allah, melayani Dia, dan menaati perintah-perintahNya).
Bantulah siswa memahami konteks dari petikan tulisan suci berikutnya dengan
menjelaskan bahwa setelah Alma dan orang-orangnya bergabung dengan mereka
yang percaya di Zarahemla, Alma membangun banyak jemaat dari orang-orang
percaya. Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Mosia 25:23–24 dengan
lantang, dan mintalah anggota kelas untuk mencari wawasan tambahan dalam
perjanjian baptisan kita. Setelah siswa membahas apa yang mereka kenali, tanyakan:
59
PELAJARAN 13: PERJANJIAN BAPTISAN, HARI SABAT, DAN SAKRAMEN
• Bagaimana orang-orang diberkati sebagai hasil dari dibaptiskan dan bergabung
dengan Gereja Allah? (Bantulah siswa memahami asas berikut: Sewaktu kita
mengambil ke atas diri kita sendiri nama Yesus Kristus dan hidup sesuai hal
itu, Tuhan akan mencurahkan Roh-Nya ke atas kita).
• Sewaktu Anda telah hidup sesuai perjanjian baptisan Anda, bagaimana kehidupan
Anda telah dipengaruhi dengan memiliki Roh Kudus dicurahkan ke atas Anda?
Undanglah siswa untuk merenungkan bagaimana perjanjian baptisan mereka dapat
memperkuat komitmen mereka untuk menjadi pengikut Yesus Kristus dalam
keputusan dan tindakan mereka.
Keluaran 31:13, 16–17; Mosia 18:17, 23–25; Moroni 6:4–6
Beribadat di hari Sabat
Jelaskan bahwa Kitab Mormon mengilustrasikan beberapa cara di mana para anggota
Gereja Kristus harus menepati perjanjian pembaptisan.
Mintalah separuh kelas untuk menelaah Mosia 18:17, 23–25 sementara separuh
lainnya menelaah Moroni 6:4–6. Sarankan agar siswa menandai kata atau frasa yang
menguraikan praktik-praktik peribadatan yang dijalankan oleh para pengikut Kristus.
Undanglah mereka untuk membagikan apa yang mereka identifikasi.
• Apa beberapa alasan bahwa para anggota sering berkumpul bersama? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Ketika kita menjadi anggota
Gereja Kristus, kita diperintahkan untuk menaati hari Sabat dan
menguduskannya. Sebagai anggota Gereja, kita harus sering bertemu
bersama dipelihara dengan firman Allah yang baik, berpuasa, berdoa, saling
memperkuat, dan mengambil sakramen).
Bacakan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas
Rasul:
“Sebagian besar orang datang ke gereja tidak sekadar mencari beberapa fakta Injil
yang baru atau bertemu teman-teman lama, walaupun semua itu adalah penting.
Mereka mencari pengalaman rohani. Mereka menginginkan kedamaian. Mereka ingin
iman mereka dibentengi dan harapan mereka diperbarui. Singkatnya, mereka ingin
dipelihara dengan firman Allah yang baik, diperkuat dengan kuasa surga” (“A Teacher
Come from God,” Ensign, Mei 1998, 26).
• Bagaimana berkumpul bersama dengan para anggota Gereja di hari Sabat
membantu Anda merasa “diperkuat dengan kuasa surga”?
• Apa yang akan Anda lakukan di Gereja untuk berada lebih dekat dan dengan
benar beribadat kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus?
Untuk membantu siswa lebih lanjut memahami mengapa para anggota diperintahkan
untuk menaati hari Sabat dan menguduskannya, undanglah mereka untuk membaca
Keluaran 31:13, 16–17 dan merujuksilangkan dengan Mosia 18:23.
• Apa artinya bagi Anda bahwa Sabat adalah suatu “peringatan” antara kita dan
Tuhan?
Bacalah pernyataan berikut oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas
Rasul:
60
PELAJARAN 13: PERJANJIAN BAPTISAN, HARI SABAT, DAN SAKRAMEN
“Bagaimana kita menguduskan hari Sabat? Di tahun-tahun muda saya, saya menelaah
pekerjaan orang lain yang telah menyusun daftar apa yang boleh dan yang tidak boleh
dilakukan pada hari Sabat. Tidak lama kemudian saya belajar dari tulisan suci bahwa
perilaku saya dan sikap saya pada hari Sabat merupakan suatu peringatan antara saya
dan Bapa Surgawi saya. Dengan pemahaman itu, saya tidak lagi membutuhkan daftar
boleh dan tidak boleh. Ketika saya harus membuat keputusan apakah kegiatan pantas atau tidak
untuk Sabat. saya bertanya saja kepada diri sendiri, ‘Peringatan macam apa yang ingin saya berikan
kepada Allah?’ Pertanyaan itu membuat pilihan saya mengenai hari Sabat menjadi sangat jelas”
(“Hari Sabat Hari Kenikmatan,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 130).
• Bagaimana menanyakan kepada diri kita “Apa peringatan yang dapat saya berikan
kepada Allah?” dapat membantu kita membuat pilihan yang lebih baik mengenai
apa yang kita lakukan di hari Sabat?
• Menurut Anda bagaimana upaya Anda untuk menguduskan hari Sabat
memengaruhi hari-hari di minggu Anda?
Undanglah siswa untuk memperkirakan upaya mereka sendiri untuk menguduskan
hari Sabat. Mintalah mereka untuk memikirkan apakah pikiran dan tindakan mereka
memperlihatkan peribadatan yang tulus terhadap Bapa di hari itu. Undanglah siswa
untuk menetapkan gol tertentu untuk meningkatkan peribadatan hari Sabat mereka.
3 Nefi 18:1–11; 20:3–9; Moroni 4:3; 5:2
Mengambil sakramen
Di papan tulis, tulislah pernyataan berikut oleh Penatua L. Tom Perry (1922–2015) dari
Kuorum Dua Belas Rasul (dari “Saat Kita Mengambil Sakramen,” Ensign atau Liahona,
Mei 2006, 39):
“Mengambil sakramen menyediakan bagi kita momen sakral di tempat yang kudus.”
(Penatua L. Tom Perry).
• Bagaimana gagasan tentang “momen sakral” dan “tempat yang kudus”
memengaruhi pikiran dan tindakan kita sewaktu kita mengambil sakramen?
Ingatkan siswa bahwa Yesus Kristus yang telah bangkit mengadakan sakramen ketika
Dia mengunjungi orang-orang Nefi di Bountiful. Undanglah sejumlah siswa untuk
bergiliran membaca 3 Nefi 18:1–11 dengan lantang, sementara anggota kelas mencari
bagaimana Juruselamat mengajarkan tentang tujuan sakramen.
• Apa asas yang diajarkan oleh Juruselamat mengenai tujuan sakramen? (Sewaktu
siswa merespons, tulislah asas berikut di papan tulis: Sewaktu kita mengambil
sakramen dan selalu mengingat Yesus Kristus, kita akan memiliki Roh-Nya
untuk menyertai kita).
• Apa yang Anda lakukan untuk mengingat Juruselamat ketika mengambil sakramen
dan selama sisa minggu itu?
Ingatkan siswa bahwa Moroni mencatat kata-kata yang para pengikut Yesus Kristus
gunakan sewaktu memberkati sakramen. Pertimbangkan untuk mengundang siswa
membaca doa sakramen dalam Moroni 4:3 dan 5:2 dan garis bawahi frasa-frasa yang
berkaitan dengan asas yang ditulis di papan tulis.
• Apa kemungkinan akibatnya jika kita gagal untuk “selalu mengingat-Nya”?
(Moroni 4:3; 5:2).
61
PELAJARAN 13: PERJANJIAN BAPTISAN, HARI SABAT, DAN SAKRAMEN
Ingatkan siswa bahwa ketika Yesus Kristus mengunjungi orang-orang Nefi pada hari
setelah Dia mengadakan sakramen, Dia sekali lagi melaksanakan tata cara itu bagi
mereka. Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang
3 Nefi 20:3–9. Mintalah siswa untuk mencari berkat-berkat tambahan yang datang
karena mengambil sakramen.
• Apa artinya bahwa jiwa kita “tidak akan pernah lapar tidak juga haus tetapi akan
kenyang”?
• Dengan cara apa mengambil sakramen memuaskan rasa lapar dan haus rohani
Anda?
• Bagaimana mengambil sakramen dengan kerendahhatian dan rasa syukur dapat
membantu kita mengingat dengan lebih baik Juruselamat selama sisa minggu ini?
Undanglah siswa untuk memikirkan perilaku mereka selama kebaktian sakramen
sewaktu seorang siswa membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua
Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Selama pertemuan sakramen—dan terutama selama kebaktian sakramen—kita
hendaknya berkonsentrasi pada ibadat dan menahan diri dari semua kegiatan lain,
terutama dari perilaku yang dapat mengganggu ibadat orang lain. … Pertemuan
sakramen bukanlah waktu untuk membaca buku atau majalah. Kaum muda, pertemuan
sakramen bukanlah waktu untuk berbincang dengan berbisik-bisik di telepon selular
maupun mengirim pesan singkat ke orang-orang di tempat lain. Ketika kita mengambil sakramen, kita
membuat perjanjian kudus bahwa kita akan selalu mengingat Juruselamat. Betapa sedihnya melihat
orang yang dengan terang-terangan melanggar perjanjian itu bahkan di dalam pertemuan tempat
mereka membuatnya. (“Pertemuan Sakramen dan Sakramen,” Ensign atau Liahona, November 2008,
18–19).
Sewaktu Anda memikirkan kebutuhan siswa Anda dan bisikan Roh, Anda dapat
membaca Markus 14:37 bersama mereka dan menandaskan bahwa satu penerapan
dari ayat ini bagi kita adalah untuk mengesampingkan semua gangguan dan
memberikan kepada Tuhan kita perhatian penuh setiap minggu sewaktu kita beribadat
dalam pertemuan sakramen.
Undanglah siswa untuk memikirkan apa yang dapat mereka lakukan untuk memiliki
pengalaman yang lebih sakral ketika mengambil sakramen. Tanyakan apakah ada di
antara mereka yang ingin membagikan kesaksian tentang pentingnya hari Sabat dan
sakramen. Bagikan kesaksian Anda bahwa Tuhan akan memberkati kita dengan RohNya sewaktu kita menghormati perjanjian baptisan kita dan berusaha untuk selalu
mengingat-Nya.
Bacaan Siswa
• Keluaran 31:13, 16–17; Mosia 18:8–10, 23; 25:23–24; 3 Nefi 18:1–11; 20:3–9; Moroni
4:3; 5:2; 6:4–6.
• Russell M. Nelson, “Hari Sabat Hari Kenikmatan,” Ensign atau Liahona, Mei 2015,
129–32.
62
Kuasa Allah Akan Pembebasan
Pendahuluan
Kitab Mormon memuat sejumlah kisah tentang individu dan
masyarakat yang tunduk pada perbudakan dalam beberapa
bentuk. Sebagian besar dari kisah ini mengilustrasikan bahwa
Yesus Kristus adalah sang Pembebas Agung dan sumber
14
pertolongan ketika pelolosan diri atau keselamatan tampak
mustahil. Sewaktu kita mendekat kepada Tuhan melalui
pertobatan, kerendahhatian, dan doa, kita secara rohani menjadi
siap untuk meminta dan menerima kuasa Allah akan pembebasan.
Bacaan Latar Belakang
• L. Tom Perry, “Kuasa Pembebasan,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 94–97.
• Dallin H. Oaks, “Dia Meringankan Beban yang Kuat,” Ensign atau Liahona,
November 2006, 6–9.
• David A. Bednar, “Menanggung Beban Mereka dengan Mudah,” Ensign atau
Liahona, Mei 2014, 87–90.
Saran untuk Pengajaran
1 Nefi 1:20; Alma 36:1–3, 27–29
Allah memiliki kuasa untuk menganugerahkan pembebasan
Undanglah siswa untuk memikirkan ketika mereka telah terkesan oleh keberanian dan
kekuatan seseorang yang telah menghadapi tantangan atau kesulitan besar. Mintalah
mereka untuk secara singkat membagikan apa yang telah mereka amati.
Mintalah siswa untuk membaca dalam hati 1 Nefi 1:1, dengan mencari apa yang Nefi
katakan mengenai kesulitan yang telah dia alami dalam kehidupannya.
• Bagaimana Nefi meringkas perasaannya setelah mengalami “banyak
kesengsaraan”?
• Mengapa menurut Anda seseorang dapat merasa “telah sangat berkenan bagi
Tuhan” bahkan ketika mengalami tantangan atau kesulitan?
Beri tahulah siswa untuk merujuksilangkan 1 Nefi 1:1 dengan 1 Nefi 1:20 dan mencari
satu alasan mengapa Nefi menguraikan perasaan “telah sangat berkenan bagi Tuhan.”
• Apa asas dalam ayat ini yang dapat membantu seseorang merasakan pengharapan
ketika mengalami tantangan dan kesulitan? (Siswa hendaknya mengidentifikasi
asas berikut: Sewaktu kita menjalankan iman kepada Yesus Kristus, kita
dapat menerima belas kasihan dan pembebasan Allah).
Jelaskan bahwa frasa “Aku, Nefi, akan memperlihatkan kepadamu” menyarankan
bahwa Nefi bermaksud untuk mencatat contoh tentang kuasa Allah akan
pembebasan. Undanglah siswa untuk meneliti 1 Nefi pasal 1–8 dan 16–18, dengan
mencari contoh dari kehidupan Nefi yang mengilustrasikan kuasa Allah akan
pembebasan. Undanglah siswa untuk secara singkat membagikan contoh yang mereka
identifikasi. Jika siswa bergumul untuk menemukan contoh, Anda dapat mengarahkan
mereka pada satu atau lebih dari petikan berikut: 1 Nefi 3:23–31; 4:1–18; 7:16–19;
8:7–12; 16:10, 18–31, 36–39; 17:48–55; dan 18:1–3, 11–21.
63
PELAJARAN 14: KUASA ALLAH AKAN PEMBEBASAN
Bacalah dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua L. Tom Perry (1922–2015)
dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Banyak dari cerita dalam Kitab Mormon adalah cerita-cerita tentang pembebasan.
Keberangkatan Lehi ke padang belantara dengan keluarganya adalah mengenai
pembebasan dari kehancuran Yerusalem. Cerita mengenai orang-orang Yared adalah
cerita tentang pembebasan, seperti halnya dengan cerita tentang orang-orang Mulek.
Alma yang Muda dibebaskan dari dosa. Para Teruna Helaman dibebaskan dalam
pertempuran. Nefi dan Lehi dibebaskan dari penjara. Tema pembebasan terbukti di sepanjang seluruh
Kitab Mormon” (“Kuasa Pembebasan,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 94).
Sebagai contoh tentang pembebasan rohani, jelaskan bahwa Alma menguraikan
pembebasannya dari dosa kepada putranya, Helaman. Mintalah seorang siswa untuk
membaca Alma 36:1–3 dengan lantang, dan undanglah siswa lainnya untuk membaca
Alma 36:27–29 dengan lantang (perhatikan bahwa Alma 5:1–12 berisi nasihat yang
sama). Mintalah anggota kelas untuk menyimak, dengan mencari wawasan yang dapat
membantu seseorang yang bergumul dengan kesengsaraan dan kesulitan.
• Apa wawasan yang Anda temukan dalam petikan ini yang dapat membantu
seseorang yang menghadapi kesulitan jasmani maupun rohani?
• Apa jenis perbudakan jasmani dan rohani yang orang-orang hadapi dewasa ini?
(Contoh termasuk kesehatan yang buruk, kecanduan narkoba dan pornografi,
kemiskinan, perundungan, diskriminasi, dosa, ketidakpercayaan, dan
pemberontakan).
Perlihatkan dan bacakan pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
“Apakah Anda tengah memerangi iblis kecanduan—tembakau atau narkoba atau judi,
atau wabah pornografi yang merusak dewasa ini? Apakah pernikahan Anda bermasalah
atau apakah anak Anda dalam bahaya? Apakah Anda bingung dengan identitas jenis
kelamin atau tengah mencari harga diri? Apakah Anda—atau orang yang Anda
kasihi—menghadapi penyakit atau depresi atau kematian? Apa pun langkah lain yang
mungkin perlu Anda ambil untuk mengatasi masalah-masalah itu, pertama-tama datanglah kepada
Injil Yesus Kristus. Percayalah pada janji-janji surgawi. Dalam hal itu kesaksian Alma adalah kesaksian
saya: ‘Saya sungguh tahu,’ dia mengatakan, ‘barang siapa akan menaruh kepercayaannya kepada
Allah akan didukung dalam pencobaan mereka, dan kesusahan mereka, dan kesengsaraan mereka’
[Alma 36:3]” (“Hal-Hal yang Rusak yang Harus Diperbaiki” Ensign atau Liahona, Mei 2006, 70).”
• Apa yang Penatua Holland katakan akan membantu kita mulai untuk mengatasi
masalah dan tantangan kita?
1 Nefi 6:4; Mosia 21:2–5, 14–16; 23:23–24; 24:13–15, 21; Alma 34:9; Helaman
5:9
Yesus Kristus adalah sumber pembebasan
Undanglah siswa untuk menguraikan alasan berbeda mengapa penulis dapat
termotivasi untuk menulis sebuah buku. (Sebagai contoh, seorang penulis mungkin
ingin menceritakan sebuah kisah, membagikan keahliannya mengenai suatu subjek,
atau mencari nafkah). Setelah beberapa menit membagikan gagasan mereka kepada
anggota kelas, undanglah siswa untuk membaca dalam hati 1 Nefi 6:4, dengan
mencari salah satu alasan mengapa Nefi termotivasi untuk menulis.
64
PELAJARAN 14: KUASA ALLAH AKAN PEMBEBASAN
• Apa yang Nabi Nefi katakan adalah tujuannya dalam menuliskan catatannya? (Dia
berhasrat untuk membujuk orang-orang supaya datang kepada Allah dan
diselamatkan).
Bersaksilah kepada siswa bahwa kuasa Allah untuk menyelamatkan adalah kuasa
untuk membebaskan.
Salinlah yang berikut di papan tulis, dan jelaskan kepada siswa bahwa petikan-petikan
ini menguraikan orang-orang yang berada dalam kebutuhan pembebasan:
Rakyat Limhi
Orang-orang Alma
Semua orang
Mosia 21:2–5, 14–16
Mosia 23:23–24; 24:21
Alma 34:9; Helaman 5:9
Mintalah siswa untuk membaca dalam hati petikan-petikan di papan tulis, dengan
mencari apa yang setiap petikan ajarkan mengenai sumber pembebasan dari
tantangan dan kesulitan.
• Apa yang Anda pelajari dari petikan-petikan ini mengenai sumber pembebasan?
(Sewaktu siswa merespons, tekankan ajaran berikut: Yesus Kristus memiliki
kuasa untuk membebaskan kita dari keadaan tersesat dan terjatuh kita dan
dari tantangan-tantangan dalam kefanaan).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi Utama,
dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Saya ingin memberikan kesaksian tentang kuasa Allah akan pembebasan. Pada
beberapa titik dalam kehidupan kita, kita semua akan memerlukan kuasa itu. Setiap
orang yang hidup berada di tengah-tengah suatu ujian. … Dua hal akanlah sama bagi
kita semua. Itu adalah bagian dari rancangan bagi kehidupan fana.
Pertama, ujian terkadang akan merentang cukup bagi kita untuk merasakan perlunya
bantuan di luar kemampuan kita sendiri. Dan, kedua, Allah dalam kemurahan hati dan kebijaksanaanNya telah menjadikan kuasa pembebasan tersedia bagi kita” (“The Power of Deliverance” [Brigham
Young University devotional, 15 Januari 2008], 1; speeches.byu.edu).
• Kapankah Anda telah menerima “bantuan diluar kemampuan [Anda] sendiri”
selama kesulitan?
Jika waktu mengizinkan, Anda dapat merujuk pada kisah orang-orang Alma dalam
Mosia 24:13–15 untuk mengilustrasikan gagasan bahwa pembebasan Allah tidak selalu
berarti bahwa beban kita akan disingkirkan; alih-alih, Allah sering membebaskan kita
dengan memperkuat kemampuan kita untuk menanggung beban kita. Kesabaran dan
ketahanan diperlukan dalam situasi ini, seperti ketika masalah kesehatan berlanjut di
sepanjang kehidupan seseorang. Pembebasan datang dalam cara Allah sendiri dan
menurut waktu-Nya.
Mosia 7:33; 29:20; Alma 58:10–11; 3 Nefi 4:33
Memperoleh kuasa pembebasan
Bersaksilah bahwa ada harapan bagi kita masing-masing ketika kita menemukan diri
kita dalam keadaan yang darinya pelolosan diri atau penyelamatan tampak mustahil.
65
PELAJARAN 14: KUASA ALLAH AKAN PEMBEBASAN
Ingatkan siswa bahwa tulisan suci memuat petunjuk mengenai bagaimana
memperoleh kuasa Juruselamat akan pembebasan.
Daftarlah rujukan-rujukan berikut di papan tulis. (Jangan menyertakan materi dalam
tanda kurung yang disediakan hanya untuk guru). Undanglah siswa untuk membaca
setiap petikan, dengan mencari tindakan yang membantu kita memperoleh kuasa
Juruselamat akan pembebasan.
Mosia 7:33 (Berpalinglah kepada Tuhan dengan maksud hati yang sepenuhnya,
memercayai Dia, melayani Dia dengan tekun)
Mosia 29:20 (Jadilah rendah hati, berserulah dengan kuat kepada Allah)
Alma 58:10–11 (Curahkanlah jiwa seseorang dalam doa, berharap bagi pembebasan)
3 Nefi 4:33 (Bertobatlah, jadilah rendah hati)
Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi dan membahas
tindakan apa pun yang mereka identifikasi, dan tulislah respons siswa di papan tulis.
Tekankan asas berikut: Ketika kita berpaling kepada Allah dengan maksud hati
yang sepenuhnya dan berdoa memohon bantuan-Nya, memiliki roh pertobatan
dan kerendahhatian, kita dapat memperoleh kuasa-Nya akan pembebasan.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Henry B. Eyring:
“Tuhan senantiasa ingin menuntun kita pada pembebasan melalui upaya kita menjadi
lebih saleh. Itu memerlukan pertobatan. Dan itu memerlukan kerendahhatian. Jadi jalan
menuju pembebasan senantiasa memerlukan kerendahhatian agar Tuhan dapat
menuntun kita dengan tangan-Nya di mana Dia ingin membawa kita melalui masalah
kita dan menuju pengudusan” (“The Power of Deliverance” [Brigham Young University
devotional, 15 Januari 2008], 4; speeches.byu.edu).
• Bagaimana pertobatan, kerendahhatian, dan doa membantu kita untuk
memperoleh kuasa Tuhan akan pembebasan ?
• Kapankah Anda atau seseorang yang Anda kenal berpaling kepada Tuhan untuk
pembebasan dan menerimanya? Bagaimana pengalaman ini telah meningkatkan
kepercayaan Anda kepada Yesus Kristus?
Imbaulah siswa untuk merenungkan suatu waktu ketika mereka mengalami kuasa
Tuhan akan pembebasan dalam kehidupan mereka. Imbaulah mereka untuk mencatat
pengalaman mereka untuk ingatan di masa datang. Pertimbangkan untuk
mengundang siswa supaya membagikan pengalaman mereka yang tidak terlalu sakral
atau pribadi.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 1:20; 6:4; Mosia 7:33; 21:2–5, 14–16; 23:23–24; 24:13–15, 21; 29:20; Alma
34:9; 36:1–3, 27–29; 58:10–11; Helaman 5:9; 3 Nefi 4:33.
• L. Tom Perry, “Kuasa Pembebasan,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 94–97.
66
Menjadi Alat dalam Tangan
Tuhan
Pendahuluan
Injil Yesus Kristus adalah pesan perdamaian bagi dunia yang
bergejolak. Mereka yang menjadi alat dalam tangan Allah dapat
membagikan Injil dan membantu orang lain menjadi diinsafkan.
Dalam pelajaran ini, siswa akan menelaah dan menerapkan asas-
15
asas dari kisah Kitab Mormon tentang para misionaris yang
menjadi alat dalam tangan Allah dan membantu orang lain
menerima kehidupan kekal.
Bacaan Latar Belakang
• M. Russell Ballard, “Letakkan Kepercayaanmu kepada Tuhan,” Ensign atau Liahona,
November 2013, 43–45.
• Don R. Clarke, “Menjadi Alat dalam Tangan Allah,” Ensign atau Liahona,
November 2006, 97–99.
Saran untuk Pengajaran
1 Nefi 13:37; Mosia 15:14–19, 26–28
Berkat-berkat dijanjikan kepada mereka yang membagikan Injil
Di papan tulis, tulislah pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844) dari
Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith (2007), 382:
“Setelah semua yang telah dikatakan, tugas yang paling besar dan paling penting
adalah untuk mengkhotbahkan Injil.” (Nabi Joseph Smith)
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati pernyataan ini. Kemudian tanyakan:
• Mengapa adalah tugas paling penting kita untuk membagikan Injil kepada orang
lain?
• Apa berkat-berkat yang telah Anda terima karena menerima dan memenuhi tugas
ini?
Jelaskan bahwa Nefi meramalkan Pemulihan Injil dan tampilnya Kitab Mormon (lihat
1 Nefi 13:34–36). Dia juga menguraikan berkat-berkat yang tersedia bagi mereka yang
akan memaklumkan Injil dan membantu orang lain datang kepada Kristus.
Undanglah siswa untuk membaca 1 Nefi 13:37 dalam hati, dan imbaulah mereka
untuk menandai atau menggarisbawahi berkat-berkat yang dijanjikan kepada mereka
yang berusaha untuk membagikan Injil di zaman akhir.
• Apa berkat-berkat yang datang kepada mereka yang berusaha untuk menampilkan
Sion dan memberitakan kedamaian? (Siswa hendaknya memahami asas berikut:
Ketika kita berusaha untuk membagikan Injil, kita diberkati dengan Roh
Kudus dan dapat diselamatkan dalam kerajaan Allah).
Beri tahulah siswa bahwa Abinadi mengutip Yesaya dan menjelaskan apa artinya
memberitakan kedamaian dan mengapa kita hendaknya berusaha untuk membagikan
Injil (lihat Yesaya 52:7). Undanglah beberapa siswa untuk membaca dengan lantang
Mosia 15:14–19, 26–28 sementara anggota kelas mencari apa yang Abinadi ajarkan.
67
PELAJARAN 15: MENJADI ALAT DALAM TANGAN TUHAN
• Apa artinya memberitakan kedamaian dan keselamatan? (lihat ayat 14).
• Mengapa keselamatan perlu diberitakan kepada setiap bangsa, suku, bahasa, dan
khalayak?
Untuk membantu siswa memahami dengan lebih baik perkataan Abinadi, undanglah
seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua
Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Damai sejahtera dan kabar baik; kabar baik dan damai sejahtera. Ini ada di antara
berkat-berkat utama yang Injil Yesus Kristus bawa di dunia yang bergejolak dan umat
yang bergejolak yang tinggal di dalamnya, solusi terhadap pergumulan pribadi dan
manusia yang penuh dosa, sumber kekuatan untuk hari-hari kelelahan dan jam-jam
keputusasaan sejati .… Adalah Putra Tunggal Allah Sendiri yang memberikan bantuan
dan pengharapan ini .…
Pencarian akan damai sejahtera merupakan pencarian akhir dari jiwa manusia .… Ada saat-saat
dalam seluruh kehidupan kita ketika dukacita atau penderitaan atau ketakutan atau kesepian yang
mendalam membuat kita berseru memohon damai sejahtera yang hanya Allah Sendiri dapat berikan.
Ada saat-saat kelaparan rohani yang menyayat ketika bahkan teman-teman terkasih tidak dapat
sepenuhnya datang untuk membantu kita” (“The Peaceable Things of the Kingdom,” Ensign,
November 1996, 82).
• Dalam cara apa Injil Yesus Kristus adalah pesan perdamaian?
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, pertimbangkan untuk membahas
pernyataan berikut oleh Presiden Marion G. Romney (1897–1988) dari Presidensi
Utama:
“Mendatangkan perdamaian memerlukan penghapusan pengaruh Setan. Bilamana dia
ada, kedamaian tidak dapat pernah ada. Lebih lanjut, koeksistensi penuh damai
bersamanya adalah mustahil .… Dia tidak mengembangkan apa pun kecuali perbuatan
daging .…
Sebagai awal bagi kedamaian, maka, pengaruh Setan harus benar-benar
ditaklukkan .…
Karena perbuatan daging memiliki penerapan universal, demikian juga Injil kedamaian. Jika
seseorang menjalankannya, dia memiliki kedamaian dalam dirinya. Jika dua orang menjalankannya,
mereka masing-masing memiliki kedamaian dalam diri mereka dan dengan satu sama lain. Jika warga
negara menjalankannya, bangsa memiliki kedamaian domestik. Ketika ada cukup bangsa menikmati
buah Roh untuk mengendalikan urusan-urusan dunia, maka, dan hanya kemudian, genderang perang
tidak akan lagi terdengar” (“The Price of Peace,” Ensign, Oktober 1983, 4, 6).
• Kapan Anda telah melihat Injil mendatangkan kedamaian ke dalam hidup
seseorang?
• Apa beberapa cara di mana kita dapat secara efektif membagikan Injil?
Imbaulah siswa untuk memikirkan apakah mereka mengenal seseorang yang mereka
dapat bantu untuk mengalami kedamaian yang datang dari Injil. Undanglah mereka
untuk mulai membuat rencana untuk membagikan Injil kepada orang itu, dan
imbaulah mereka untuk memikirkan tentang bagaimana mereka dapat menerapkan
asas-asas yang mereka pelajari sewaktu pelajaran berkembang.
68
PELAJARAN 15: MENJADI ALAT DALAM TANGAN TUHAN
Mosia 28:3; Alma 17:2–3, 6, 9–12, 16, 25; 18:10; 21:16; 22:1, 12–14;
26:11–12, 26–29; 31:30–34
Menjadi alat dalam tangan Allah
Pertimbangkan untuk memperlihatkan kepada siswa satu atau semua dari gambar di
atas (biola, peralatan toko, peralatan medis) atau gambar seperti itu. Kemudian
tanyakan:
• Apa yang benda-benda ini dapat lakukan dalam tangan seseorang yang terampil
menggunakannya?
• Apa artinya menjadi alat dalam tangan Allah?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Alma 17:2–3, 9–11 dengan lantang.
Mintalah siswa untuk mencari apa yang para putra Mosia lakukan untuk menjadi alat
dalam tangan Allah.
69
PELAJARAN 15: MENJADI ALAT DALAM TANGAN TUHAN
• Apa yang dapat kita pelajari dari teladan para putra Mosia mengenai bagaimana
menjadi alat dalam tangan Allah? (Sewaktu siswa merespons, tulislah asas berikut
di papan tulis: Ketika kita berdoa, berpuasa, menyelidiki tulisan suci, dan
memberikan teladan yang baik bagi orang lain, kita dapat menjadi alat
dalam tangan Allah).
Jelaskan bahwa Kitab Mormon memuat banyak contoh lain tentang apa yang Alma
dan para putra Mosia lakukan untuk menjadi alat yang efektif dalam tangan Allah.
Tulislah rujukan tulisan suci berikut di papan tulis (jangan menyertakan ringkasan
yang menyertainya dalam tanda kurung). Tugasi satu atau lebih petikan kepada setiap
siswa. Mintalah siswa untuk mencari apa yang para hamba Tuhan lakukan yang
berkontribusi pada keberhasilan mereka dalam membagikan Injil.
Mosia 28:3 (Hasrat untuk memberitakan keselamatan sehingga tidak ada jiwa yang
hendaknya binasa).
Alma 17:6 (Bersedia untuk meninggalkan pengakuan duniawi untuk mengkhotbahkan
Injil).
Alma 17:11–12 (Menjadi sabar, berani, dan teladan yang baik).
Alma 17:16 (Berhasrat untuk membantu orang lain bertobat dan belajar rencana
penebusan).
Alma 17:25; 18:10 (Berhasrat untuk menjadi hamba).
Alma 21:16; 22:1 (Dipimpin oleh Roh).
Alma 22:12–14 (Diajar dari tulisan suci mengenai Kristus dan rencana penebusan).
Alma 26:11–12 (Menjadi rendah hati, mengenali Allah sebagai sumber kekuatan
mereka).
Alma 26:26–29 (Tidak menyerah ketika mereka putus asa. Bersedia untuk menanggung
dengan sabar bagi perkara Kristus. Mengajarkan Injil dalam berbagai tatanan).
Alma 31:30–34 (Berdoa memohon bantuan dalam membawa orang lain kepada
Kristus).
Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa untuk membagikan apa yang mereka
pelajari. Pertimbangkan untuk meringkas tanggapan para siswa dengan menuliskan
ringkasan petikan di papan tulis. Anda dapat mendorong siswa untuk menulis rujukan
tulisan suci dan kemudian, seusai kelas, buatlah mata rantai tulisan suci berlabel
“Unsur-unsur penting dari membagikan Injil.”
• Jika Anda memiliki kesempatan untuk membagikan Injil kepada orang lain,
dapatkah Anda membagikan pengalaman atau memberikan kesaksian tentang
bagaimana unsur-unsur itu berkontribusi pada keberhasilan Anda?
• Bagaimana asas-asas yang tercatat dalam petikan ini berlaku untuk pemanggilan
lain atau untuk menjadi teman atau tetangga yang baik?
• Kapankah Anda memiliki kesempatan untuk membantu orang lain sebagai alat
dalam tangan Allah?
70
PELAJARAN 15: MENJADI ALAT DALAM TANGAN TUHAN
Alma 18:33–35; 23:5–6; 26:2–5, 15; 29:9–10
Membantu orang lain menjadi insaf
Ingatkan siswa bahwa selain mengajari kita bahwa kita dapat menjadi alat dalam
tangan Allah, Kitab Mormon juga mengajarkan tentang dampak yang dapat kita miliki
terhadap orang lain seperti alat ini.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Alma 18:33–35 dengan lantang sementara
anggota kelas mencari apa yang Amon harus capai sebagai alat dalam tangan Allah.
Undanglah siswa untuk meringkas apa yang mereka temukan sebagai sebuah
pernyataan asas. (Bantulah siswa mengidentifikasi yang berikut: Ketika kita menjadi
alat dalam tangan Allah, Dia menganugerahi kita kuasa untuk membantu orang
lain datang pada suatu pengetahuan akan kebenaran).
Untuk membantu siswa memahami dampak dari membantu orang lain datang pada
pengetahuan tentang kebenaran, undanglah siswa untuk membaca dalam hati Alma
23:5–6. Mintalah siswa untuk mencari apa yang terjadi pada orang-orang Laman
sewaktu mereka datang pada pengetahuan akan kebenaran.
• Apa kata atau frasa yang menguraikan dampak yang mengkhotbahkan Injil miliki
terhadap orang-orang Laman?
• Apa asas yang dapat kita pelajari tentang apa yang dapat terjadi ketika kita
membawa orang lain pada pengetahuan akan kebenaran? (Siswa hendaknya
mengidentifikasi kebenaran berikut: Ketika kita membawa orang lain pada
pengetahuan akan kebenaran, kita membantu mereka menjadi insaf pada
Tuhan).
Jelaskan bahwa baik Amon maupun Alma memberikan kesaksian tentang kebenarankebenaran ini. Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang
Alma 26:2–5, 15 dan Alma 29:9–10 sementara anggota kelas mencari pengaruh yang
dapat kita miliki terhadap orang lain ketika kita membagikan Injil sebagai alat dalam
tangan Allah.
• Apa yang berkesan bagi Anda mengenai perasaan yang dirangkum oleh Amon dan
Alma?
Undanglah siswa untuk membagikan apa yang telah mereka alami sewaktu mereka
telah membagikan Injil kepada orang lain.
Imbaulah siswa untuk merenungkan kesempatan-kesempatan yang mereka miliki
untuk membantu orang lain belajar Injil dan menjadi insaf. Undanglah mereka untuk
memikirkan bagaimana menyatukan asas dan praktik yang telah mereka pelajari
dalam pelajaran ini dalam upaya mereka sehari-hari untuk membagikan Injil.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 13:37; Mosia 15:14–19, 26–28; 28:3; Alma 17:2–3, 6, 9–12, 16, 25; 18:10,
33–35; 21:16; 22:1, 12–14; 23:5–6; 26:2–5, 11–12, 15, 26–29; 29:9–10; 31:30–34.
• M. Russell Ballard, “Letakkan Kepercayaan Anda kepada Tuhan,” Ensign atau
Liahona, November 2013, 43–45.
• Don R. Clarke, “Menjadi Alat dalam Tangan Allah,” Ensign dan Liahona, November
2006, 97–99.
71
16
Pendahuluan
Pertobatan dan Pengampunan
Untuk dapat dibersihkan dari dosa, kita harus menjalankan iman
kepada Yesus Kristus menuju pertobatan. Sewaktu kita dengan
sungguh-sungguh bertobat, kita dapat menerima pengampunan
atas dosa-dosa, yang mendatangkan sukacita dan kedamaian
suara hati bagi jiwa kita. Kita dapat memperoleh pengampunan
atas-dosa-dosa di sepanjang kehidupan kita sewaktu kita dengan
setia menaati perintah-perintah Allah dan saling mengasihi serta
melayani.
Bacaan Latar Belakang
• D. Todd Christofferson, “Karunia Ilahi Pertobatan,” Ensign atau Liahona, November
2011, 38–41.
• Neil L. Andersen, “Bertobatlah … Agar Aku Dapat Menyembuhkan Kamu,” Ensign
atau Liahona, November 2009, 40–43.
• Craig A. Cardon, “Juruselamat Ingin Mengampuni,” Ensign atau Liahona, Mei 2013,
15–17.
Saran untuk Pengajaran
Alma 34:15–17; 3 Nefi 9:13–14, 19–22
Menjalankan iman kepada Kristus menuju pertobatan
Mintalah siswa untuk membayangkan mereka telah diminta untuk berbicara dalam
pertemuan sakramen mengenai pertobatan. Undanglah beberapa siswa untuk
membagikan apa yang dapat mereka katakan untuk membantu para anggota Gereja
dengan lebih baik memahami ajaran ini. Setelah mereka membagikan respons mereka,
perlihatkan dan bacalah pernyataan berikut oleh Presiden Dieter F. Uchtdorf dari
Presidensi Utama:
“Kita memerlukan iman yang kuat kepada Kristus untuk dapat bertobat”(“Tempat
untuk Kembali dengan Aman,” Ensign atau Liahona, Mei 2007, 100).
• Mengapa penyataan ini benar?
Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang Alma 34:15–17, yang
mencatat ajaran-ajaran Amulek kepada orang Zoram perihal pertobatan. Imbaulah
anggota kelas untuk menyimak dan mencari apa yang Amulek ajarkan mengenai yang
diperlukan dari kita untuk dapat diampuni.
• Apa asas mengenai menerima pengampunan yang diajarkan dalam ayat-ayat ini?
(Sewaktu siswa merespons, tulislah asas ini di papan tulis. Untuk dapat
menerima berkat-berkat penuh belas kasihan akan pengampunan, kita harus
menjalankan iman kepada Yesus Kristus menuju pertobatan. Tandaskan
kepada siswa bahwa frasa “iman menuju pertobatan” disebutkan empat kali dalam
ayat ini. Ini adalah kesempatan untuk menekankan keterampilan penelaahan
tulisan suci dalam mengenali pengulangan kata).
72
PELAJARAN 16: PERTOBATAN DAN PENGAMPUNAN
• Mengapa kita harus menjalankan iman kepada Yesus kristus untuk dapat bertobat
dan diampuni? (Kita harus memiliki iman pada kurban penebusan-Nya supaya
pengurbanan ini menjadi efektif dalam kehidupan kita. Hanya melalui
Pendamaian-Nya kita dapat diampuni agar hati kita diubah dan dibersihkan dari
dosa [lihat Mosia 5:2]).
Untuk membantu siswa dengan lebih baik memahami bagaimana kita datang kepada
Juruselamat dan bertobat, jelaskan bahwa setelah kehancuran yang meluas di Benua
Amerika yang memberikan kesaksian tentang Penyaliban-Nya, Juruselamat
mengajarkan kepada orang-orang apa yang harus mereka lakukan untuk bertobat dan
menerima pengampunan dari Dia. Undanglah siswa untuk menelaah 3 Nefi 9:13–14,
19–22 bersama seorang rekan, dengan mencari frasa yang menguraikan apa yang
Juruselamat katakan harus kita lakukan untuk datang kepada Dia dan bertobat.
Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi apa yang telah mereka
temukan.
• Apa asas yang Tuhan ajarkan dalam ayat-ayat ini mengenai apa yang harus kita
lakukan untuk bertobat? (Meskipun siswa mungkin memilih kata-kata lain,
mereka hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Jika kita datang kepada
Kristus dengan hati yang hancur dan roh yang menyesal, Dia akan menerima
kita dan menebus kita dari dosa-dosa kita).
• Bagaimana undangan Juruselamat untuk “[datang] kepada-Ku seperti seorang
anak kecil” (ayat 22) dan “kembali kepada-Ku” (ayat 13) membantu kita dengan
lebih baik memahami apa artinya memiliki hati yang hancur dan roh yang
menyesal?
• Apa pengalaman hidup yang dapat menyebabkan seseorang memiliki hati yang
hancur dan roh yang menyesal?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh
Penatua Bruce D. Porter dari Tujuh Puluh: Pertimbangkan untuk memberikan salinan
dari pernyataan ini kepada setiap siswa. Imbaulah siswa untuk mendengarkan
wawasan mengenai bagaimana kita memberikan hati yang hancur dan roh yang
menyesal sewaktu kita bertobat.
“Apakah hati yang hancur dan roh yang menyesal itu? … Sikap tunduk Juruselamat
yang sempurna kepada Bapa-Nya yang Kekal merupakan contoh sempurna dari hati
yang hancur dan roh yang menyesal. Teladan Kristus mengajarkan kepada kita bahwa
hati yang patah adalah sifat Ke-Allah-an yang kekal. Ketika hati kita hancur, kita
seutuhnya terbuka bagi Roh Allah dan mengenali kebergantungan kita kepada-Nya
untuk semua yang kita miliki dan siapa diri kita seutuhnya. Pengurbanan yang sedemikian diperlukan
adalah pengurbanan kesombongan dalam segala bentuknya. Seperti tanah liat yang lunak di tangan
sang ahli periuk, hati yang patah dapat diubah dan dibentuk di tangan Tuhan.
“Hati yang hancur dan roh yang menyesal juga merupakan prasyarat bagi pertobatan [lihat 2 Nefi
2:6–7] .… Ketika kita berdosa dan menginginkan pengampunan, hati yang patah dan jiwa yang
penuh sesal berarti mengalami ‘dukacita menurut kehendak Allah [yang] menghasilkan pertobatan’
(2 Korintus 7:10). Ini terjadi jika hasrat kita untuk dibersihkan dari dosa begitu besar sehingga hati
kita sakit karena berduka dan kita merindukan kedamaian bersama Bapa kita di Surga. Mereka yang
memiliki hati yang patah dan jiwa yang penuh sesal bersedia melakukan apa pun dan segala hal yang
Allah minta dari mereka tanpa penolakan atau amarah. Kita berhenti melakukan hal-hal menurut cara
kita dan belajar melakukannya menurut cara Allah. Dalam keadaan pasrah semacam itu, Pendamaian
dapat berfungsi dan pertobatan yang sejati dapat terjadi” (“Hati yang Patah dan Jiwa yang Penuh
Sesal,” Ensign atau Liahona, November 2007, 32).
73
PELAJARAN 16: PERTOBATAN DAN PENGAMPUNAN
• Menurut Penatua Porter, apa artinya datang kepada Kristus dengan hati yang
hancur dan roh yang penuh sesal?
Undanglah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk lebih
sepenuhnya menjalankan iman mereka kepada Yesus Kristus dengan memberikan
kepada-Nya hati yang hancur dan roh yang menyesal. Anda mungkin ingin memberi
mereka waktu sejenak untuk menuliskan kesan-kesan yang datang kepada mereka
melalui Roh.
Bersaksilah bahwa karunia pertobatan penuh belas kasihan Juruselamat tersedia bagi
kita masing-masing. Undanglah beberapa siswa untuk membagikan perasaan mereka
mengenai kurban penebusan Juruselamat dan karunia pertobatan.
Enos 1:4–8; Mosia 4:1–3; Alma 19:29–30, 33–36; 36:19–21
Pengampunan atas dosa-dosa mendatangkan perasaan sukacita dan kedamaian
• Bagaimana Anda merespons individu-individu yang ingin mengetahui bagaimana
mereka dapat mengetahui apakah mereka telah diampuni dari dosa masa lalu?
Undanglah siswa untuk menyelidiki Enos 1:4–8; Mosia 4:1–3; dan Alma 36:19–21,
dengan mencari cara-cara bagaimana orang-orang dapat mengetahui mereka
menerima pengampunan atas dosa-dosa mereka.
• Menurut ayat-ayat ini, bagaimana kita dapat mengetahui bahwa kita menerima
pengampunan atas dosa-dosa kita? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut:
Sewaktu kita dengan tulus bertobat dan menerima pengampunan atas dosadosa kita, rasa bersalah kita dihapuskan, kita dipenuhi dengan Roh Tuhan,
dan kita merasakan sukacita serta kedamaian. Sebagaimana didorong oleh Roh,
Anda dapat membagikan pernyataan berikut oleh Penatua Neil L. Andersen dari
Kuorum Dua Belas Rasul: “Bagi mereka yang sungguh-sungguh bertobat, namun
tampak tidak dapat merasakan kelegaan: teruslah mematuhi perintah. Saya berjanji
kepada Anda, kelegaan akan datang menurut waktu Tuhan. Penyembuhan
memerlukan waktu” (“Bertobatlah … Agar Aku Dapat Menyembuhkan Kamu,”
Ensign atau Liahona, November 2009, 42).
Untuk mengilustrasikan lebih lanjut asas ini, mintalah sejumlah siswa untuk membaca
dengan lantang beberapa ayat yang menguraikan tentang keinsafan Raja Lamoni dan
rakyatnya, terdapat dalam Alma 19:29–30, 33–36. Undanglah anggota kelas untuk
mencari berkat-berkat yang orang-orang terima karena pertobatan dan iman mereka.
• Apa berkat-berkat spesifik yang Raja Lamoni, istrinya, dan banyak orang Laman
terima karena pertobatan dan iman mereka? (Hati mereka diubah, para malaikat
melayani mereka, mereka dibaptiskan, Gereja ditegakkan, dan Tuhan
mencurahkan Roh-Nya ke atas mereka).
• Kapankah Anda melihat orang lain mengalami beberapa dari berkat ini sewaktu
mereka telah bertobat dan mendekat kepada Tuhan?
Untuk membantu siswa memahami kebenaran ini dan pentingnya asas di atas,
mintalah seorang siswa untuk membacakan kesaksian berikut dari Presiden Boyd K.
Packer (1924–2015) dari Kuorum Dua Belas Rasul:
74
PELAJARAN 16: PERTOBATAN DAN PENGAMPUNAN
“Surat datang dari mereka yang telah membuat kesalahan tragis. Mereka bertanya,
‘Dapatkah saya selamanya diampuni?’
Jawabannya adalah ya!
Injil mengajarkan kepada kita bahwa kelegaan dari siksaan dan rasa bersalah dapat
diperoleh melalui pertobatan. Kecuali bagi beberapa orang yang membelot pada kebinasaan setelah
mengetahui suatu kegenapan, tidak ada kebiasaan, tidak ada kecanduan, tidak ada pemberontakan,
tidak ada pelanggaran, tidak ada kesalahan kecil ataupun besar yang dibebaskan dari janji
pengampunan seutuhnya.
‘Marilah, baiklah kita berperkara!—firman Tuhan—sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan
menjadi putih seperti salju, sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih
seperti bulu domba.’ Yaitu, Yesaya melanjutkan, ‘Jika kamu menurut dan mau mendengar” [Yesaya
1:18–19]” (“The Brilliant Morning of Forgiveness,” Ensign, November 1995, 19).
Undanglah siswa untuk merenungkan pengalaman ketika mereka telah merasakan
sukacita dan kedamaian suara hati yang mengiringi pertobatan penuh ini.
Mosia 4:11–12, 26
Menerima pengampunan atas dosa-dosa kita
Mintalah seorang siswa untuk membaca Mosia 4:11–12, 26 dengan lantang.
Undanglah siswa untuk mencari apa yang Raja Benyamin ajarkan mengenai
bagaimana kita dapat memperoleh pengampunan atas dosa-dosa.
• Menurut perkataan Raja Benyamin ini, bagaimana kita dapat memperoleh
pengampunan atas dosa-dosa kita di sepanjang kehidupan kita? (Siswa hendaknya
mengidentifikasi asas berikut: Jika kita mengingat kasih dan kemurahan hati
Allah terhadap kita, berdiri teguh dalam iman kita, dan mengasihi serta
melayani orang lain, kita dapat memperoleh suatu pengampunan atas dosadosa).
Untuk memperdalam pemahaman siswa tentang asas ini, undanglah seorang siswa
untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Neil L. Andersen
dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Pertobatan berarti berupaya untuk berubah. Akanlah mencemooh penderitaan
Juruselamat di Taman Getsemani dan di kayu salib bagi kita untuk berharap bahwa Dia
akan mengubah kita menjadi makhluk seperti malaikat tanpa upaya nyata dari pihak
kita. Alih-alih, kita mengupayakan kasih karunia-Nya untuk melengkapi dan
memberikan pahala pada upaya kita yang paling tekun (lihat 2 Nefi 25:23). Mungkin
seperti dengan belas kasihan, kita hendaknya juga berdoa untuk waktu dan kesempatan untuk
bekerja dan berupaya serta mengatasi. Tentunya Tuhan tersenyum kepada orang yang berhasrat untuk
datang pada penghakiman dengan layak, yang dengan tekad bekerja hari demi hari untuk
menggantikan kelemahan dengan kekuatan. Pertobatan sejati, perubahan yang sesungguhnya dapat
menuntut upaya-upaya yang berulang kali, tetapi ada sesuatu yang memurnikan dalam pengupayaan
semacam itu” (“Karunia Ilahi Pertobatan,” Ensign atau Liahona, November 2011, 39).
• Apa pemikiran dan perasaan yang Anda miliki sewaktu Anda memikirkan bahwa
Allah “tersenyum kepada” Anda ketika Anda berupaya mengatasi dosa dan
kejahatan fana?
Bagikan kesaksian Anda tentang Pendamaian Yesus Kristus. Yakinkan siswa bahwa
sewaktu mereka bertobat, mereka akan mengalami sukacita dan kedamaian suara hati.
75
PELAJARAN 16: PERTOBATAN DAN PENGAMPUNAN
Imbaulah siswa untuk mengevaluasi kehidupan mereka dan menjalankan iman
mereka kepada Yesus Kristus menuju pertobatan.
Bacaan Siswa
• Enos 1:4–8; Mosia 4:1–3, 11–12, 26; Alma 19:29–30, 33–36; 34:15–17; 36:19–21;
3 Nefi 9:13–14, 19–22.
• Neil L. Andersen, “Bertobatlah … Agar Aku Dapat Menyembuhkan Kamu,” Ensign
atau Liahona, November 2009, 40–43.
76
17
Kuasa Firman
Pendahuluan
Para nabi Kitab Mormon mengerahkan upaya besar untuk
menghasilkan dan melestarikan tulisan suci yang akan memberkati
kita di zaman kita. Dalam pelajaran ini, siswa akan diingatkan
bahwa sewaktu mereka menelaah dan mematuhi perkataan dari
para nabi, mereka dapat menerima kuasa untuk mengatasi Setan,
menavigasi jalan mereka melalui kefanaan, dan pada akhirnya
memperoleh kehidupan kekal.
Bacaan Latar Belakang
• Richard G. Scott, “Kuasa Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, November 2011, 6–8.
• D. Todd Christofferson, “Berkat Tulisan Suci,” Ensign dan Liahona, Mei 2010, 32–35.
• “Kuasa Firman” bab 8 dalam Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft Benson
[2014], 137).
Saran untuk Pengajaran
1 Nefi 3:19–20; 5:21–22; Omni 1:14–17; Mosia 1:3–5; Alma 37:3–4, 8
Pentingnya tulisan suci
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan tanyakan kepada siswa bagaimana mereka akan menjawab
pertanyaan yang dia ajukan:
“Kita berutang [ bahkan lebih banyak lagi] kepada mereka yang dengan setia mencatat
dan melestarikan firman tersebut sepanjang abad, sering kali dengan pekerjaan dan
pengurbanan yang menyakitkan—Musa, Yesaya, Abraham, Yohanes, Paulus, Nefi,
Mormon, Joseph Smith, dan banyak lainnya. Apa yang mereka ketahui tentang
pentingnya tulisan suci yang juga perlu kita ketahui?” (“Berkat Tulisan Suci,” Ensign
atau Liahona, Mei 2010, 32).
• Menurut Anda apa yang para penulis ini ketahui mengenai pentingnya tulisan suci
yang juga perlu kita ketahui?
Ingatkan siswa bahwa Nefi dan kakak-kakaknya diperintahkan oleh Tuhan untuk
kembali ke Yerusalem untuk mendapatkan lempengan-lempengan kuningan.
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang 1 Nefi 3:19–20
dan 5:21–22 sementara anggota kelas mencari alasan mengapa lempengan-lempengan
kuningan sedemikian penting bagi Lehi dan keluarganya.
• Menurut ayat-ayat ini, mengapa tulisan suci sedemikian penting? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Tulisan suci melestarikan
firman dan perintah-perintah Allah sebagaimana disampaikan melalui para
nabi-Nya).
Untuk membantu menekankan kembali kebenaran ini, ingatkan siswa bahwa ratusan
tahun setelah keluarga Lehi tiba di tanah yang terjanjikan, keturunan mereka bertemu
orang-orang Zarahemla (orang-orang Mulek), yang telah melakukan perjalanan dari
Yerusalem tak lama setelah keluarga Lehi pergi.
77
PELAJARAN 17: KUASA FIRMAN
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Omni 1:14–17 dan Mosia 1:3–5 dan
mencermati perbandingan antara mereka yang memiliki tulisan suci (orang-orang
Nefi) dan mereka yang tidak (orang-orang Mulek). (Catatan: Untuk belajar tentang
keterampilan penelaahan tulisan suci “membedakan dan membandingkan,” lihat
Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan untuk Guru dan Pemimpin Seminari dan
Institut Religi [2012], 22).
• Apa konsekuensi yang orang-orang Mulek alami karena mereka tidak memiliki
tulisan suci? (Lihat juga 1 Nefi 4:13).
• Apa berkat-berkat yang datang kepada orang-orang Nefi karena mereka memiliki
tulisan suci?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan Alma 37:3–4, 8 dengan lantang
sementara anggota kelas mencari berkat-berkat yang orang-orang Nefi terima dari
lempengan-lempengan kuningan.
• Menurut ayat 8, apa saja berkat-berkat yang orang-orang Nefi terima dari
lempengan-lempengan kuningan?
• Menurut Anda apa yang Alma maksudkan ketika dia mengatakan “telah
memperluas ingatan bangsa ini”?
Untuk menolong siswa memahami frasa ini, mintalah seorang siswa untuk
membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua D. Todd Christofferson
sementara anggota kelas mencari wawasan tambahan mengenai bagaimana tulisan
suci memperluas ingatan kita:
“Tulisan suci meluaskan ingatan kita dengan membantu kita untuk selalu mengingat
Tuhan dan hubungan kita dengan-Nya dan Bapa. Itu mengingatkan kita tentang apa
yang kita ketahui dalam kehidupan prafana kita. Dan itu meluaskan ingatan kita dalam
arti lain dengan mengajari kita tentang era, orang, dan peristiwa yang tidak kita alami
secara pribadi .…
Tulisan suci juga meluaskan pikiran kita dengan membantu kita untuk tidak lupa apa yang telah kita
dan generasi sebelumnya pelajari. Mereka yang tidak punya atau mengabaikan firman Allah yang
tercatat pada akhirnya berhenti percaya kepada-Nya dan melupakan tujuan dari keberadaan mereka”
(“Berkat Tulisan Suci,” 33).
• Apa saja cara di mana tulisan suci meluaskan ingatan kita?
• Apa ajaran, asas, atau kisah dalam tulisan suci yang telah memperluas atau
memperbesar ingatan Anda tentang Tuhan dan hubungan Anda dengan-Nya?
1 Nefi 8:21–24, 29–30; 15:23–24; 2 Nefi 3:12; 32:3; 33:4–5; Yakub 2:8;
7:10–11; Alma 5:10–13; 31:5; 37:2, 8–10; Helaman 3:29–30; 15:7–8
Firman Allah mendatangkan berkat
Undanglah seorang siswa untuk secara ringkas merangkum penglihatan Lehi tentang
pohon kehidupan (lihat 1 Nefi 8). Kemudian tanyakan kepada anggota kelas apa yang
batang besi lambangkan dan mengapa itu merupakan bagian yang sedemikian
penting dari penglihatan tersebut. Jika perlu, undanglah siswa untuk membaca 1 Nefi
8:21–24, 29–30.
Mintalah siswa menyelidiki 1 Nefi 15:23–24 dan mencari berkat-berkat yang datang
kepada mereka yang berpegang erat pada firman Allah. Anda dapat mengimbau siswa
untuk menandai apa yang mereka temukan.
78
PELAJARAN 17: KUASA FIRMAN
• Menurut Anda apa artinya “berpegang erat” pada firman Allah?
• Menurut ayat-ayat ini, apa berkat-berkat yang dapat kita terima dengan berpegang
erat pada firman Allah? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Jika kita
berpegang erat pada firman Allah, kita tidak akan pernah secara rohani
binasa dan musuh tidak akan dapat menguasai kita).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas
Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Izinkan saya menyarankan bahwa berpegang erat pada batang dari besi mencakup,
secara luas, penggunaan yang penuh doa, konsisten, dan sungguh-sungguh akan
tulisan suci kudus sebagai sebuah sumber yang pasti akan kebenaran yang diwahyukan
dan sebagai bimbingan yang dapat diandalkan untuk perjalanan di sepanjang jalan
yang sesak dan sempit menuju pohon kehidupan—bahkan kepada Tuhan Yesus Kristus”
(“Lehi’s Dream: Holding Fast to the Rod,” Ensign, Oktober 2011, 36).
Jelaskan bahwa sejumlah nabi Kitab Mormon mengajarkan tentang berkat-berkat
tambahan yang datang kepada mereka yang berpegang erat pada firman Allah.
Tuliskan rujukan-rujukan berikut di papan tulis. Undanglah setiap siswa untuk
menelaah satu atau dua, dengan berusaha menemukan berkat-berkat yang datang
karena menelaah firman Allah. Kemudian mintalah siswa menuliskan berkat-berkat
yang mereka identifikasi di papan tulis di sebelah rujukan yang berhubungan.
2 Nefi 3:12
2 Nefi 32:3
2 Nefi 33:4–5
Yakub 2:8
Yakub 7:10–11
Alma 5:10–13
Alma 31:5
Alma 37:2, 8–10
Helaman 3:29–30
Helaman 15:7‒8
• Kapankah Anda telah mengalami berkat-berkat ini?
Undanglah siswa untuk menguraikan apa yang seorang dewasa lajang muda dapat
lakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk berpegang erat pada batang besi?
Mintalah siswa untuk memikirkan apakah penggunaan mereka akan tulisan suci dapat
diuraikan sebagai berpegang erat pada batang besi.
Undanglah siswa untuk memikirkan dan menuliskan hal-hal tertentu yang dapat
mereka lakukan untuk dengan lebih baik berpegang erat pada batang besi dan lebih
sepenuhnya menerima berkat-berkat ini.
79
PELAJARAN 17: KUASA FIRMAN
Alma 37:38–46
Firman Allah menuntun pada kehidupan kekal
Ingatkan siswa bahwa Nabi Lehi menerima alat dari Tuhan yang disebut Liahona.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Alma 37:38–42 dengan lantang sementara
anggota kelas mencari bagaimana Liahona memberkati keluarga Lehi.
• Bagaimana Liahona memberkati keluarga Lehi?
• Apa yang diperlukan keluarga Lehi agar Liahona berfungsi secara benar? (Kompas
itu hanya berfungsi ketika mereka mengindahkan petunjuk-petunjuknya dan
menjalankan iman serta ketekunan. Lihat juga 1 Nefi 16:28).
Jelaskan bahwa Alma mengajarkan bahwa penggunaan Liahona adalah suatu
“perlambang” dan “bayangan”—artinya sebuah simbol—tentang bagaimana kita
hendaknya menggunakan firman Allah. Mintalah seorang siswa untuk membaca Alma
37:43–46 dengan lantang sementara anggota kelas mengidentifikasi hubungan yang
Alma gambarkan antara Liahona dan firman Allah.
• Apa asas perihal firman Kristus yang Alma ajarkan dalam ayat-ayat ini? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Jika kita mengindahkan firman
Kristus, kita akan dipimpin di jalan yang lurus menuju kehidupan kekal.
Anda dapat mengimbau siswa untuk menandai munculnya kata jika dalam atau
45–46. Beri tahulah siswa bahwa belajar untuk mengidentifikasi hubungan sebabakibat adalah suatu keterampilan penting yang dapat meningkatkan penelaahan
mereka akan tulisan suci).
• Menurut Anda apa artinya dituntun ke “jalan yang lurus” menuju kehidupan
kekal?
• Apa beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk melakukan lebih dari sekadar
membaca firman Kristus dan mulai “mengindahkannya?”
Akhiri pelajaran dengan memperlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua David A.
Bednar, dan undanglah siswa untuk membacanya dan merenungkan pertanyaan
Penatua Bednar:
“Aliran konstan dari air hidup adalah jauh lebih unggul dari penyesapan sporadis.
Apakah Anda dan saya setiap hari membaca, menelaah, dan menyelidiki tulisan suci
dalam suatu cara yang memungkinkan kita untuk berpegang erat pada batang dari
besi …? Apakah Anda dan saya maju terus ke arah sumber air hidup—bersandar pada
firman Allah? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang penting bagi kita masing-masing
untuk renungkan dengan doa yang sungguh-sungguh” (“A Reservoir of Living Water” [api unggun
Church Educational System untuk dewasa lajang, 4 Februari 2007], 7, lds.org/broadcasts).
Tanyakan apakah ada siswa yang ingin membagikan kesaksian mereka tentang
bagaimana menelaah firman Allah telah memberkati mereka. Imbaulah siswa untuk
terus merenungkan pertanyaan-pertanyaan yang Penatua Bednar ajukan, dan
undanglah mereka untuk melanjutkan dengan pemikiran dan kesan-kesan yang
mereka terima selama pelajaran untuk menjadikan penelaahan mereka akan firman
Allah lebih efektif dan bermakna.
80
PELAJARAN 17: KUASA FIRMAN
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 3:19–20; 5:21–22; 8:21–24, 29–30; 15:23–24; 2 Nefi 3:12; 32:3; 33:4–5; Yakub
2:8; 7:10–11; Omni 1:14–17; Mosia 1:3–5; Alma 5:10–13; 31:5; 37:2–4, 8–10, 38–46;
Helaman 3:29–30; 15:7–8.
• Richard G. Scott, “Kuasa Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, November 2011, 6–8.
81
18
Pendahuluan
Mempersiapkan Diri bagi Hari
Penghakiman Terakhir
Kehidupan fana adalah waktu bagi kita untuk mempersiapkan diri
untuk bertemu Allah. Kitab Mormon menjelaskan apa yang terjadi
pada roh-roh kita di antara kematian dan Kebangkitan. Setelah
roh-roh kita dipulihkan pada tubuh baka kita, kita akan berdiri di
hadapan kursi penghakiman Allah, di mana tindakan kita dan
hasrat hati kita akan menentukan pahala kekal kita.
Bacaan Latar Belakang
• Dallin H. Oaks, “Resurrection,” Ensign, Mei 2000, 14–16.
• D. Todd Christofferson, “Kebangkitan Yesus Kristus,” Ensign atau Liahona, Mei
2014, 111–114.
• “Memahami Kematian dan Kebangkitan,” bab 37 dalam Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Brigham Young (1997), 316–321.
Saran untuk Pengajaran
Alma 34:32–34; 40:6–7, 11–14
Setelah kematian, yang saleh pergi ke firdaus dan yang jahat pergi ke penjara roh.
Sebelum kelas, tulislah pertanyaan berikut di papan tulis:
Bagaimana orang-orang yang tidak memahami tujuan tentang kehidupan fana mereka
dan tidak memercayai kehidupan setelah kematian mungkin hidup secara berbeda
dengan orang-orang yang memahami hal-hal ini?
Mintalah siswa untuk merespons pertanyaan ini. Kemudian ingatkan mereka bahwa
Kitab Mormon membantu kita memahami tujuan kehidupan di bumi dan
mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan berlanjut setelah kematian.
Undanglah siswa untuk membaca Alma 34:32–34 dengan lantang sementara anggota
kelas mencari apa yang Amulek ajarkan kepada orang-orang Amoniha mengenai
tujuan kehidupan.
• Apa ajaran-ajaran penting mengenai tujuan kehidupan di bumi yang Amulek
ajarkan? (Siswa hendaknya mengidentifikasi sejumlah ajaran dalam petikan ini,
termasuk yang berikut: Kehidupan ini adalah waktu bagi kita untuk bersiap
menemui Allah).
• Dalam cara-cara apa ajaran ini membantu Anda memahami bagaimana Anda
hendaknya menjalani kehidupan Anda sehari-hari di sini dalam kefanaan?
Untuk membantu siswa dengan lebih baik memahami ajaran ini, pertimbangkan
untuk membagikan pernyataan berikut oleh Presiden Thomas S. Monson:
“Kita paham kita telah datang ke bumi untuk belajar, untuk hidup, dan untuk maju
dalam perjalanan kekal kita menuju kesempurnaan. Beberapa orang tetap di bumi
namun untuk sesaat, sementara yang lain hidup lama di atas negeri. Ukurannya
82
PELAJARAN 18: MEMPERSIAPKAN DIRI BAGI HARI PENGHAKIMAN TERAKHIR
bukanlah seberapa lama kita hidup melainkan seberapa baik kita hidup.” (“He Is Risen,” Ensign,
November 1981, 18).
• Mengapa Amulek memperingatkan kita untuk tidak menangguhkan hari
pertobatan kita?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi Utama
dan mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang sementara
anggota kelas mencari tahu mengapa ada bahaya dalam penangguhan:
“Ada bahaya dalam kata suatu hari ketika yang dimaksudkannya adalah ‘bukan hari
ini.’ ‘Suatu hari saya akan bertobat.’ ‘Suatu hari saya akan memaafkannya.’ ‘Suatu hari
saya akan berbicara kepada teman saya mengenai Gereja.’ ‘Suatu hari saya akan mulai
membayar persepuluhan.’ ‘Suatu hari saya akan kembali ke bait suci.’ ‘Suatu hari ….’
Tulisan suci membuat bahaya menangguhkan jelas [lihat Alma 34:33–34] .… Hari ini
merupakan karunia yang berharga dari Allah. Pemikiran, ‘Suatu hari saya akan’ dapat menjadi
seorang pencuri bagi kesempatan-kesempatan waktu dan berkat-berkat kekal.” (“Hari Ini,” Ensign
atau Liahona, Mei 2007, 89).
Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang Alma
40:6–7, 11–14. Mintalah siswa untuk menyimak, dengan mencari apa yang Alma
ajarkan kepada putranya, Korianton, mengenai apa yang terjadi pada roh kita setelah
kita mati. (Akanlah bermanfaat untuk menandaskan bahwa ketika Alma
menggunakan frasa “kegelapan luar,” dia tidak merujuk pada keadaan terakhir Setan
dan mereka yang dikutuk. Tetapi, dia merujuk pada keadaan yang jahat antara waktu
kematian mereka dan kebangkitan mereka. Kita biasanya merujuk pada keadaan ini
sebagai penjara roh).
• Apakah perbedaan antara keadaan yang saleh dan keadaan yang jahat setelah
kematian? (Meskipun mereka mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda,
siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Antara kematian dan
kebangkitan, roh-roh yang saleh tinggal di firdaus dan roh-roh yang jahat
tinggal di penjara roh).
• Mengapa penting untuk memahami bahwa tindakan-tindakan fana kita akan
memengaruhi apa yang kita alami setelah kematian?
2 Nefi 9:12–13; Mosia 15:21–26; 16:6–11; Alma 11:40–45; 40:4–5, 19–24
Roh kita akan dipulihkan pada tubuh kita dalam Kebangkitan
Ingatkan siswa bahwa ketika Abinadi mengajar Raja Nuh dan para imamnya, dia
menguraikan apa yang akan terjadi kepada kita setelah kematian. Ajaran-ajaran yang
dia ajarkan menguraikan apa yang akan terjadi kepada kita setelah waktu kita di dunia
roh, baik di firdaus maupun di penjara roh. Mintalah sejumlah siswa untuk bergiliran
membaca Mosia 16:6–11 dengan lantang sementara anggota kelas mencari apa yang
Abinadi ajarkan.
• Apa ajaran-ajaran yang Abinadi ajarkan mengenai apa yang akan terjadi kepada
kita setelah waktu kita dalam dunia roh? (Tekankan kebenaran berikut: Karena
Yesus Kristus telah mematahkan belenggu kematian, kita masing-masing
akan dibangkitkan dan menerima tubuh baka. Yang saleh akan mewarisi
kebahagiaan abadi, dan yang jahat akan dibebaskan dalam kutukan abadi).
83
PELAJARAN 18: MEMPERSIAPKAN DIRI BAGI HARI PENGHAKIMAN TERAKHIR
Beri tahulah siswa bahwa banyak nabi Kitab Mormon bersaksi tentang Kebangkitan
dan menjelaskan akan seperti apa keadaannya. Tulislah petikan-petikan tulisan suci
berikut di papan tulis (tanpa ringkasannya) dan tugasi setiap siswa untuk membaca
salah satu petikan. Pastikan semua petikan ditugaskan. Mintalah siswa untuk
membaca petikan mereka dalam hati, dengan mencari detail tambahan mengenai
Kebangkitan.
2 Nefi 9:12–13 (Firdaus akan membebaskan roh-roh yang saleh, dan penjara roh akan
membebaskan roh-roh yang jahat. Roh-roh akan dipulihkan pada tubuh mereka dan
menjadi jiwa yang baka).
Mosia 15:21–26 (Yang saleh akan tampil dalam Kebangkitan Pertama, juga mereka
yang mati dalam ketidaktahuan dan anak-anak kecil. Yang jahat tidak memiliki bagian
dalam Kebangkitan Pertama).
Alma 11:40–45 (Semua orang, yang jahat dan yang saleh, akan memiliki roh mereka
dan tubuh mereka dipersatukan kembali dalam bentuk yang sempurna dan akan berdiri
di hadapan Allah untuk dihakimi menurut perbuatan mereka).
Alma 40:4–5, 19–24 (Ada waktu antara kematian dan Kebangkitan ketika roh-roh
pergi ke dunia roh. Setelah itu, ada waktu yang ditetapkan bagi roh-roh semua orang
untuk secara kekal dipulihkan pada tubuh kekal mereka dan berdiri di hadapan Allah
untuk dihakimi).
Berilah siswa waktu untuk menjelaskan apa yang mereka pelajari mengenai
Kebangkitan dari petikan yang ditugaskan kepada mereka. Pertimbangkan untuk
menuliskan beberapa wawasan mereka di papan tulis di samping petikan-petikannya.
Jika perlu, ajukan satu atau dua pertanyaan seperti yang berikut untuk memperdalam
pemahaman siswa tentang petikan-petikan ini:
• Bagaimana kebenaran-kebenaran ini memperkuat keyakinan Anda bahwa
Kebangkitan adalah nyata dan adalah bagian penting dari rencana Bapa Surgawi?
Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh
Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul. Mintalah anggota kelas untuk
mendengarkan bagaimana sebuah kesaksian tentang Kebangkitan dapat memberkati
kita dalam kefanaan.
“Rasul Petrus merujuk pada fakta bahwa Allah Bapa, dalam belas kasihan-Nya yang
melimpah, ‘telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara
orang mati’ (1 Petrus 1:3; lihat juga 1 Tesalonika 4:13–18).
‘Harapan yang hidup’ yang diberikan kepada kita oleh kebangkitan adalah keyakinan
kita bahwa kematian bukan akhir dari identitas kita tetapi hanya sebuah langkah yang
perlu dalam transisi yang ditakdirkan dari kefanaan ke kebakaan. Harapan ini mengubah seluruh
sudut pandang tentang kehidupan fana .…
Kepastian akan kebangkitan memberi kita kekuatan dan sudut pandang untuk menanggung
tantangan-tantangan fana yang dihadapi oleh kita masing-masing dan oleh mereka yang kita kasihi,
hal-hal seperti kekurangan fisik, mental, atau emosional yang kita bawa bersama kita sejak lahir atau
yang diperoleh selama kehidupan fana. Karena kebangkitan, kita tahu bahwa kekurangan-kekurangan
fana ini hanyalah sementara!
Kepastian kebangkitan juga memberi kita insentif yang kuat untuk menaati perintah-perintah Allah
selama kehidupan fana kita .…
84
PELAJARAN 18: MEMPERSIAPKAN DIRI BAGI HARI PENGHAKIMAN TERAKHIR
Pengetahuan pasti kita tentang kebangkitan pada kebakaan juga memberi kita keberanian untuk
menghadapi kematian kita sendiri—bahkan kematian yang mungkin kita sebut prematur .…
Kepastian akan kebakaan juga membantu kita menanggung pemisahan fana yang menyangkut
kematian orang-orang terkasih kita .… Kita semua hendaknya memuji Allah atas kebangkitan yang
pasti yang menjadikan pemisahan fana kita sementara dan memberi kita harapan serta kekuatan
untuk melanjutkan” (“Resurrection,” Ensign, Mei 2000, 15–16).
• Kapankah kepastian akan Kebangkitan memberi Anda kekuatan atau memotivasi
Anda untuk hidup lebih saleh?
Bagikan kesaksian Anda sendiri tentang kenyataan Kebangkitan.
Alma 5:15–21; 7:21–25; 41:2–6
Mempersiapkan Diri bagi Penghakiman Terakhir
Jelaskan bahwa Alma mendorong para anggota Gereja di Zarahemla untuk
mempersiapkan diri bagi Penghakiman Terakhir dengan meminta mereka untuk
membayangkan diri mereka berdiri di hadapan Allah untuk dihakimi. Undanglah
sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Alma 5:15–21 dengan lantang. Mintalah
kelas untuk mencari apa yang Alma minta para pendengarnya pikirkan.
• Manakah dari pertanyaan-pertanyaan Alma yang paling bermakna bagi Anda, dan
mengapa?
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari kesaksian Alma dalam ayat 21 mengenai apa
yang harus kita lakukan? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut: Kita tidak
dapat diselamatkan kecuali kita telah dibasuh bersih melalui darah
penebusan Yesus Kristus).
Untuk membantu siswa dengan lebih baik memahami asas ini, perlihatkan pernyataan
oleh Presiden Joseph Fielding Smith, dan undanglah seorang siswa untuk
membacanya dengan lantang:
“Tidak ada hal lain yang saya ketahui lebih penting atau lebih perlu saat ini daripada
menyerukan pertobatan, bahkan di antara para Orang Suci Zaman Akhir, dan saya
berseru kepada mereka … untuk mengindahkan perkataan Penebus kita. Sekarang Dia
telah menyatakan dengan pasti bahwa tidak ada hal yang tidak bersih dapat masuk ke
hadirat-Nya. Hanya mereka yang membuktikan diri mereka setia dan telah membasuh
pakaian mereka dalam darah-Nya melalui iman dan pertobatan mereka—tidak dengan cara lain
mereka akan menemukan kerajaan Allah” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Fielding Smith
[2013], 104–105).
Mintalah siswa untuk menelaah Alma 7:21–25 dalam hati, dan undanglah mereka
untuk mencari dan menandai sifat-sifat yang hendaknya kita cari untuk
dikembangkan agar pakaian kita akan ditemukan tidak bernoda.
• Apa sifat atau kualitas yang Anda identifikasi dalam petikan ini yang penting bagi
kita untuk dikembangkan sewaktu kita mempersiapkan diri untuk dihakimi oleh
Tuhan?
Imbaulah siswa untuk memikirkan apakah tindakan mereka dan hasrat hati mereka
mempersiapkan mereka untuk bertemu Allah pada Penghakiman Terakhir. Imbaulah
mereka untuk membuat perubahan apa pun yang diperlukan agar Hari Penghakiman
dapat menjadi hari yang membahagiakan.
85
PELAJARAN 18: MEMPERSIAPKAN DIRI BAGI HARI PENGHAKIMAN TERAKHIR
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 9:12–13; Mosia 15:21–26; 16:6–11; Alma 5:15–21; 7:21–25; 11:40–45; 16:6–11;
34:32–34; 40:4–7, 11–14, 19–24; 41:2–6.
• Dallin H. Oaks, “Resurrection,” Ensign, Mei 2000, 14–16.
86
19
Membela Kebebasan
Beragama
Pendahuluan
Kebebasan beragama adalah privilese sakral untuk memercayai
dan bertindak sewaktu kita memilih—untuk menentukan bagi diri
kita sendiri dan kemudian hidup dengan cara yang suara hati kita
diktekan—sementara pada waktu yang sama menghormati hakhak orang lain (lihat A&P 134:4). Dalam pelajaran ini, siswa akan
meneliti kisah-kisah Kitab Mormon di mana individu-individu dan
kelompok-kelompok berusaha untuk menggulingkan Gereja Allah
dan untuk merusak hak-hak dan kebebasan beragama. Siswa akan
diingatkan bahwa kebebasan beragama perlu dilindungi dan
dipelihara dewasa ini.
Bacaan Latar Belakang
• Robert D. Hales, “Memelihara Hak Pilihan, Melindungi Kebebasan Beragama,”
Ensign atau Liahona, Mei 2015, 111–113.
• Dallin H. Oaks, “Balancing Truth and Tolerance,” Ensign, Februari 2013, 24–31.
• “Why We Need Religious Freedom [Mengapa Kita Membutuhkan Kebebasan
Beragama],” mormonnewsroom.org/article/why-religious-freedom.
• “An Introduction to Religious Freedom [Pengantar untuk Kebebasan Beragama],”
mormonnewsroom.org/article/introduction-religious-freedom.
Saran untuk Pengajaran
Mosia 29:10–11, 16–18, 25–26, 32; Alma 30:7–9
Pentingnya hak pilihan dan kebebasan beragama
Ingatkan siswa bahwa sebelum kita datang ke bumi, kita berperan serta dalam Sidang
di Surga. Mintalah siswa untuk membagikan beberapa dari tujuan utama dan hasil
dari sidang ini. Perlihatkan dan bacalah dengan lantang pernyataan berikut oleh
Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994):
“Isu utama dalam sidang prafana adalah: Haruskah anak-anak Allah memiliki hak
pilihan tak terbatas untuk memilih arah yang harus mereka ikuti, baik atau jahat, atau
haruskah mereka dipaksa untuk patuh? Kristus dan semua yang mengikuti Dia berdiri
untuk mendukung usulan yang pertama—kebebasan untuk memilih; Setan berdiri
untuk usulan yang kedua—pemaksaan” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Ezra Taft
Benson [2014], 60–61).
“Tulisan suci membuatnya jelas bahwa ada perang besar di surga, pertempuran terhadap asas
kebebasan, hak untuk memilih” (Ajaran-Ajaran: Ezra Taft Benson, 74).
“Perang yang dimulai di surga mengenai isu ini belum selesai. Konflik berlanjut di medan perang
kefanaan” (Ajaran-Ajaran: Ezra Taft Benson, 74).
• Apa bukti yang telah Anda lihat bahwa konflik prafana terhadap kebebasan dan
pilihan berlanjut dalam kefanaan?
• Menurut Anda mengapa Setan mencoba untuk menghancurkan kebebasan?
87
PELAJARAN 19: MEMBELA KEBEBASAN BERAGAMA
Sewaktu siswa merespons, pertimbangkan untuk membagikan pernyataan berikut
oleh Presiden David O. McKay (1873–1970):
“Selain karunia kehidupan itu sendiri, hak untuk mengarahkan hidup Anda adalah salah
satu karunia terbesar Allah bagi Anda” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja:. David O.
McKay [2003], 249).
Ingatkan siswa bahwa selama berabad-abad setelah Lehi tiba di tanah yang
terjanjikan, orang-orang Nefi diperintah oleh raja. Raja Mosia, meskipun demikian,
mengusulkan agar sebuah bentuk pemerintahan yang baru dijalankan. Mintalah siswa
untuk menelaah Mosia 29:10–11, 16–18, 25–26 dan mencari mengapa Mosia
mengusulkan sebuah bentuk pemerintahan baru.
• Apa alasan yang Raja Mosia berikan karena berkeinginan untuk
mengimplementasikan bentuk sebuah pemerintahan baru?
Jelaskan kepada siswa bahwa sistem hakim-hakim adalah tepat dan perlu untuk
memelihara kebebasan dalam masyarakat orang-orang Nefi. Masyarakat lainnya juga
berusaha untuk menegakkan dan memelihara kebebasan, meskipun sistem
pemerintahan mereka mungkin telah diorganisasi secara berbeda. Mintalah seorang
siswa untuk membaca Mosia 29:32 dengan lantang sementara siswa lainnya mencari
mengapa Mosia ingin memelihara kebebasan rakyatnya.
• Mengapa perlu untuk memelihara kebebasan orang-orang Nefi?
• Tanggung jawab siapakah untuk membantu memelihara hak dan privilese kita?
Bagaimana pemeliharaan ini dapat dicapai?
Jelaskan bahwa menjalankan kebebasan individu hendaknya tidak mengungguli asas
dari mematuhi hukum-hukum negeri.
Undanglah siswa untuk menyelidiki Alma 30:7–9 dan mengidentifikasi salah satu hak
yang dijaminkan oleh pemerintahan orang Nefi yang baru.
Anda dapat menjelaskan bahwa petikan ini memperlihatkan bahwa Tuhan melarang
diskriminasi terhadap orang lain berdasarkan pada kepercayaan atau ketidakpercayaan
mereka kepada Allah (lihat juga A&P 134:4).
• Bagaimana melindungi kebebasan beragama menguntungkan masyarakat?
Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, undanglah seorang siswa untuk
membacakan yang berikut:
“Kebebasan beragama, atau kebebasan nurani, adalah penting bagi kesehatan dari keragaman
masyarakat. Itu mengizinkan iman dan kepercayaan yang berbeda untuk berkembang. Kebebasan
beragama melindungi hak-hak semua kelompok dan individu, termasuk yang paling rentan, baik
beragama maupun tidak” (“Religious Freedom,” mormonnewsroom.org/official-statement/religiousfreedom).
Untuk membantu siswa memahami unsur-unsur dasar dari kebebasan beragama,
perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales dari Kuorum Dua Belas
Rasul, dan mintalah seorang siswa untuk membacanya:
88
PELAJARAN 19: MEMBELA KEBEBASAN BERAGAMA
“Ada empat batu penjuru kebebasan beragama yang kita, sebagai Orang Suci Zaman
Akhir, harus andalkan dan lindungi.
Yang pertama adalah kebebasan untuk percaya .…
Batu penjuru kedua kebebasan beragama adalah kebebasan untuk berbagi iman dan
kepercayaan kita kepada orang lain .…
Batu penjuru ketiga dari kemerdekaan beragama adalah kebebasan untuk membentuk organisasi
keagamaan dan untuk beribadat dengan damai bersama orang lain .…
Batu penjuru keempat dari kebebasan beragama adalah kebebasan untuk menjalankan kepercayaan
kita—kebebasan menjalankan iman tidak sekadar di dalam rumah dan gedung gereja, tetapi juga di
tempat-tempat umum” (“Memelihara Hak Pilihan, Melindungi Kebebasan Beragama” Ensign atau
Liahona, Mei 2015, 112).
Ringkaslah empat batu penjuru ini dengan menuliskan yang berikut di papan tulis:
Kebebasan untuk memercayai, membagikan, mengorganisasi, dan menjalankan.
• Bagaimana restriksi apa pun dari empat batu penjuru ini menghalangi kesempatan
bagi pertumbuhan rohani kita?
• Bagaimana kehidupan Anda telah dipengaruhi oleh unsur-unsur dari kebebasan
beragama ini?
Alma 2:1–10, 12, 27–28; 44:1–5; 46:4–5, 10–16, 19–22
Memelihara kebebasan beragama
Tulislah rujukan berikut di papan tulis, dan jelaskan bahwa petikan-petikan ini
berisikan contoh tentang ancaman terhadap kebebasan beragama.
Alma 2:1–4
Alma 46:4–5, 10
Tugasi separuh anggota kelas untuk menelaah petikan pertama dan separuh lainnya
menelaah yang kedua. Mintalah siswa mencari tujuan dari mereka yang mengancam
kebebasan beragama.
• Menurut petikan-petikan ini, apa tujuan dari Amlisi dan Amalikia?
• Bagaimana hilangnya kebebasan beragama telah memengaruhi masyarakat dalam
kisah-kisah ini?
Tambahkan teks berhuruf tebal berikut pada rujukan di papan tulis:
Alma 2:1–4, 5–10, 12, 27–28
Alma 46:4–5, 10, 11–16, 19–22
Undanglah siswa untuk membaca ayat-ayat yang ditambahkan pada petikan yang
mereka baca, dan mintalah mereka mencari apa yang orang-orang saleh lakukan
untuk melindungi kebebasan beragama mereka.
• Apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini mengenai satu tujuan kesengsaraan?
(Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Adalah tugas kita untuk
89
PELAJARAN 19: MEMBELA KEBEBASAN BERAGAMA
membela keluarga kita, agama kita, dan kebebasan kita. Ketika kita berseru
kepada Allah dan berjanji untuk menaati perintah-perintah-Nya, Dia akan
memperkuat kita dalam membela hak dan agama kita).
Jika waktu mengizinkan, Anda juga dapat membaca Alma 44:1–5 bersama anggota
kelas dan membahas bagaimana iman orang Nefi memperkuat mereka melawan
Zarahemna dan orang Laman.
• Dalam Kitab Mormon, kebebasan beragama sering terancam melalui penganiayaan
dan peperangan. Bagaimana individu-individu dan kelompok-kelompok
mengancam kebebasan beragama dewasa ini?
Sebagaimana diperlukan untuk membantu menjawab pertanyaan ini, bacalah
pernyataan berikut mengenai meningkatnya ancaman terhadap kebebasan beragama
di Amerika Serikat. Tandaskan bahwa sementara pernyataan ini berkaitan dengan isuisu di dalam Amerika Serikat khususnya, banyak negara lain menghadapi tantangan
serupa terhadap kebebasan beragama. (Catatan: Gunakan pernyataan ini hanya untuk
memberikan contoh tentang bagaimana sejumlah kebebasan beragama ditentang.
Jangan biarkan ini menjadi suatu pembahasan tentang hak-hak homoseksual atau isuisu politik lainnya).
“Tantangan terhadap kebebasan beragama muncul dari banyak sumber. Memulai advokasi untuk
hak-hak homoseksual mengancam untuk membatasi kebebasan beragama dalam sejumlah cara.
Perubahan dalam perawatan kesehatan mengancam hak-hak bagi mereka yang memegang keyakinan
moral tertentu mengenai kehidupan manusia. Perkembangan ini dan yang lainnya menimbulkan
konflik dan mulai mendatangkan masalah pada organisasi-organisasi keagamaan dan orang-orang
yang berhati nurani. Itu mengancam … membatasi bagaimana organisasi-organisasi keagamaan
dapat mengelola pekerjaan dan properti mereka. Itu menyebabkan desakan terhadap universitasuniversitas, sekolah-sekolah, dan entitas layanan masyarakat yang berafiliasi secara keagamaan .…
Dalam hal ini dan banyak keadaan lainnya, kita melihat bagaimana kebebasan beragama dan
kebebasan nurani terkikis secara halus namun berkesinambungan” (“An Introduction to Religious
Freedom [Pengantar untuk Kebebasan Beragama],” mormonnewsroom.org/article/introductionreligious-freedom).
Tandaskan bahwa Gereja telah mengadvokasi keadilan bagi semua. Konsisten dengan
Pasal-Pasal Kepercayaan 1:11, kita harus menuntut hak-hak kita atas kebebasan
beragama dalam cara yang adil dan seimbang yang juga menghargai hak-hak dan
minat orang lain (lihat “Mormon Leaders Call for Laws That Protect Religious
Freedom [Para Pemimpin Mormon Meminta Undang-Undang yang Melindungi
Kebebasan Beragama],” mormonnewsroom.org/article/church-news-conference-onreligious-freedom-and-nondiscrimination).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut dari
Nabi Joseph Smith(1805–1844):
“Jika telah diperlihatkan bahwa saya selama ini bersedia untuk mati demi seorang
‘Mormon,’ saya berani untuk memaklumkan di depan Surga bahwa saya sama siapnya
untuk mati dalam membela hak-hak seorang Presbiterian, seorang Baptis, atau
seseorang yang baik dari lembaga keagamaan mana pun; karena asas yang sama yang
akan menginjak-injak hak para Orang Suci Zaman Akhir akan menginjak-injak hak-hak
orang katolik Roma, atau dari lembaga keagamaan mana pun yang mungkin tidak populer atau
terlalu lemah untuk membela dirinya sendiri.
90
PELAJARAN 19: MEMBELA KEBEBASAN BERAGAMA
Kasih bagi kebebasanlah yang mengilhami jiwa saya—kebebasan sipil dan keagamaan bagi seluruh
umat manusia” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 400).
• Mengapa penting untuk melindungi kebebasan beragama bagi semua orang dan
tidak sekadar bagi Orang-Orang Suci Zaman Akhir? (Perlindungan semacam itu
memungkinkan orang lain untuk menggunakan hak pilihan mereka sesuai rencana
Allah dan meningkatkan kedamaian dan masyarakat yang adil). Jika kita
menginginkan kepercayaan agama kita dilindungi dan dihormati, maka kita harus
melindungi dan menghormati kepercayaan orang lain).
• Apa beberapa tindakan yang pantas yang dapat kita ambil untuk memelihara dan
memperkuat kebebasan beragama?
Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, undanglah seorang siswa untuk
membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Robert D. Hales:
“Brother dan sister, kita bertanggung jawab untuk menjaga kebebasan dan hak-hak
sakral ini bagi diri kita dan keturunan kita. Apa yang Anda dan saya dapat lakukan?
Pertama, kita dapat terinformasi. Berhati-hatilah terhadap isu-isu di masyarakat Anda
yang dapat memiliki dampak pada kebebasan beragama.
Kedua, dalam kapasitas pribadi Anda, bergabunglah dengan orang-orang yang berbagi komitmen kita
terhadap kebebasan beragama. Bekerjalah secara berdampingan untuk melindungi kemerdekaan
beragama.
Ketiga, jalani kehidupan Anda untuk menjadi teladan yang baik dari apa yang Anda percayai—dalam
perkataan dan perbuatan. Bagaimana kita menjalankan agama kita adalah jauh lebih penting
daripada apa yang mungkin kita katakan mengenai agama kita” (“Memelihara Hak Pilihan,” 112).
• Bagaimana Anda dapat menjadi tanggap terhadap isu-isu yang memengaruhi
kebebasan beragama dalam masyarakat Anda?
• Apa kelompok-kelompok lain di area Anda yang berbagi komitmen untuk
kebebasan beragama?
• Apa yang telah Anda lakukan atau lihat orang lain lakukan untuk mempromosikan
kebebasan beragama?
Beri tahulah siswa tentang sumber-sumber kebebasan beragama yang tersedia di
mormonnewsroom.org. Imbaulah siswa untuk memikirkan apa yang dapat mereka
lakukan untuk meningkatkan dan membela kebebasan beragama, dan bagikan
kesaksian Anda bahwa Bapa Surgawi akan membimbing mereka dalam upaya mereka.
Bacaan Siswa
• Mosia 29:10–11, 16–18, 25–26, 32; Alma 2:1–10, 12, 27–28; 30:7–9; 44:1–5; 46:4–5,
10–16, 20–22.
• Robert D. Hales, “Memelihara Hak Pilihan, Melindungi Kebebasan Beragama,”
Ensign atau Liahona, Mei 2015, 111–113.
91
20
Pendahuluan
Memperkuat Iman dan
Kesaksian Kita
Iman kepada Yesus Kristus dan Injil-Nya memberikan kekuatan dan
perlindungan rohani kepada anak-anak Allah. Kitab Mormon
mengilustrasikan sikap dan perilaku yang dapat menuntun
individu-individu merosot dalam ketidakpercayaan. Para nabi Kitab
Mormon memperingatkan tentang perilaku dan sikap ini dan
mengajarkan asas-asas Injil yang akan membentengi dan
memperkuat iman serta kesaksian kita.
Bacaan Latar Belakang
• Neil L. Andersen, “Angin Puyuh Rohani,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 18–21.
• L. Whitney Clayton, “Pilihlah untuk Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2015,
36–39.
• Larry S. Kacher, “Jangan Mempermainkan Apa yang Sakral,” Ensign atau Liahona,
November 2014, 104–106.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 1:10–11; 9:28; Mosia 2:36–37; 26:1–4; Alma 12:9–11; 31:8–11; 46:7–8;
Helaman 4:11–13; 13:24–26; Mormon 9:7–8
Sikap dan perilaku yang dapat merusak iman dan kesaksian
Perlihatkan pertanyaan berikut dan undanglah siswa untuk secara ringkas merespons:
• Bagaimana mungkin bagi mereka yang telah mengalami berkat-berkat Injil akan
kehilangan iman dan kesaksian mereka?
Ingatkan siswa bahwa Nabi Lehi memperingatkan bahwa keturunannya kelak akan
kehilangan iman kepada Yesus Kristus dan Injil-Nya. Undanglah seorang siswa untuk
membacakan 2 Nefi 1:10–11 dengan lantang, dan mintalah siswa untuk mencari
dampak yang ketidakpercayaan akhirnya miliki terhadap keturunan Lehi. (Akanlah
bermanfaat untuk menjelaskan bahwa frasa “merosot dalam ketidakpercayaan” artinya
menurun secara rohani karena ketidakpercayaan).
• Apa dampak ketidakpercayaan yang akhirnya menimpa keturunan Lehi?
Tandaskan bahwa sementara ada banyak faktor yang menuntun pada kehancuran
peradaban orang Nefi, akar penyebab dari merosotnya orang-orang Nefi adalah
hilangnya iman mereka kepada Yesus Kristus dan Injil-Nya. Untuk alasan ini, para
penulis Kitab Mormon berulang kali memperingatkan perilaku dan sikap yang
melemahkan iman kepada Tuhan dan terus-menerus mengajarkan bagaimana
membangun dan memperkuat kesaksian.
Mintalah seorang siswa untuk membaca Mosia 26:1–4 dengan lantang, dan imbaulah
kelas untuk mencari sikap dan perilaku yang menurunkan iman dari sejumlah individu
selama pemerintahan Raja Mosia.
Undanglah siswa untuk mengidentifikasi sebuah asas yang diajarkan dalam ayat-ayat
ini mengenai apa yang terjadi terhadap orang-orang yang memilih untuk tidak
memercayai dan menindaki kebenaran. Di antara asas-asas yang siswa mungkin
identifikasi adalah yang berikut: Ketika orang-orang memilih untuk tidak
92
PELAJARAN 20: MEMPERKUAT IMAN DAN KESAKSIAN KITA
memercayai dan menindaki kebenaran yang diajarkan kepada mereka, hati
mereka menjadi dikeraskan dan mereka tidak dapat menikmati berkat-berkat
iman dan kesaksian.
• Ketika orang-orang memilih untuk tidak memercayai dan menindaki kebenaran,
menurut Anda mengapa hati mereka menjadi dikeraskan terhadap Roh?
Untuk membantu siswa mengidentifikasi sikap dan perilaku tambahan yang dapat
menuntun pada hilangnya iman dan kesaksian, tulislah petikan tulisan suci berikut di
papan tulis. Tugasi setiap siswa untuk membaca satu atau dua petikan, dan
memastikan setiap petikan ditugaskan. Mintalah siswa untuk menyelidiki petikanpetikan yang ditugaskan kepada mereka sikap atau perilaku yang dapat menuntun
orang-orang untuk kehilangan iman dan kesaksian.
2 Nefi 9:28
Mosia 2:36–37
Alma 12:9–11
Alma 31:8–11
Alma 46:7–8
Helaman 4:11–13
Helaman 13:24–26
Mormon 9:7–8
Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa untuk membagikan sikap atau perilaku
yang telah mereka identifikasi dan menjelaskan bagaimana ini dapat melemahkan
iman dan kesaksian mereka. Ringkaslah respons siswa di papan tulis di samping
petikan-petikannya.
• Manakah dari sikap atau perilaku ini yang menurut Anda paling berbahaya bagi
anggota dewasa muda Gereja dewasa ini? Mengapa?
Mintalah siswa untuk memilih sebuah sikap atau perilaku yang terdaftar di papan tulis
dan menjelaskan apa yang dapat kita lakukan untuk dilindungi terhadap sikap dan
perilaku itu.
Berilah siswa waktu sejenak untuk merenungkan manakah sikap atau perilaku yang
telah mengancam iman dan kesaksian mereka sendiri dan apa yang dapat mereka
lakukan untuk memperkuat diri mereka sendiri.
2 Nefi 28:21–23; Mormon 5:16–18
Konsekuensi dari kehilangan iman dan kesaksian
Ingatkan siswa bahwa sewaktu Nabi Mormon memimpin tentara orang-orang Nefi,
ada suatu masa ketika dia mengamati kondisi jahat dan tak berpengharapan dari
orang-orangnya. Mintalah siswa untuk menelaah Mormon 5:16–18, dengan mencari
uraian Mormon tentang kondisi rohani orang-orangnya.
• Menurut Anda apa artinya hidup “tanpa Kristus dan Allah di dunia”?
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari perkataan Mormon mengenai mereka yang
kehilangan iman kepada Tuhan dan menolak untuk bertobat? (Meskipun mereka
mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, siswa hendaknya
93
PELAJARAN 20: MEMPERKUAT IMAN DAN KESAKSIAN KITA
mengidentifikasi asas berikut: Jika kita mengizinkan diri kita kehilangan iman
dan kita menolak untuk bertobat, Roh akan undur diri dari kita dan kita
akan kehilangan bimbingan Tuhan).
• Menurut ayat 18, apa yang Mormon peringatkan akan menjadi dampak dari
kehilangan bimbingan Tuhan?
Jelaskan bahwa Nefi mengajarkan bahwa proses kehilangan Roh dan dituntun
tertawan oleh iblis sering kali lamban dan bertahap. Undanglah sejumlah siswa untuk
bergiliran membaca dengan lantang 2 Nefi 28:21–23, dan mintalah siswa untuk
mengidentifikasi kata atau frasa yang menguraikan penurunan rohani bertahap ini.
• Apa sikap yang Nefi identifikasi yang dapat menuntun penurunan rohani
seseorang?
• Menurut Anda mengapa sikap ini terutama berbahaya bagi iman kita?
Mintalah seorang siswa untuk membaca dengan lantang kisah oleh Presiden Henry B.
Eyring dari Presidensi Utama:
“Sama seperti kebenaran diberikan kepada kita baris demi baris dan terang menyinari
perlahan-lahan sewaktu kita patuh, demikian juga, sewaktu kita tidak patuh, kesaksian
kita tentang kebenaran berkurang nyaris tak kentara, sedikit demi sedikit, dan
kegelapan turun dengan sedemikian perlahan sehingga kesombongan mungkin dengan
mudahnya menyangkal bahwa apa pun berubah.
Saya telah mendengar kepongahan seorang pria yang berjalan menjauh dari Gereja secara perlahan.
Awalnya dia sekadar berhenti mengajar di kelas Sekolah Minggunya, kemudian dia menjauh dari
Gereja, dan selanjutnya dia lupa membayar persepuluhan sejak itu .… Dia tidak dapat merasakan
perbedaan, namun saya dapat. Terang di matanya dan bahkan keceriaan di wajahnya memudar. Dia
tidak dapat mengatakan, karena salah satu dampak dari tidak mematuhi Allah tampaknya adalah
penciptaan pembiusan rohani yang cukup memadai untuk memblokir sensasi apa pun sewaktu ikatan
dengan Allah diputus. Tidak saja kesaksian tentang kebenaran perlahan-lahan terkikis, namun bahkan
kenangan tentang seperti apa rasanya berada dalam terang mulai tampak baginya seperti suatu
khayalan (“A Life Founded in Light and Truth” [kebaktian Universitas Brigham Young,15 Agustus
2000], 3, speeches.byu.edu).
• Menurut Anda apa sejumlah indikasi di mana seseorang mulai kehilangan iman
dan kesaksiannya?
1 Nefi 15:7–11; 2 Nefi 25:28–29; Mosia 4:11–12; 15:11; Helaman 15:7–8
Memperkuat iman dan kesaksian
Perlihatkan dan undanglah seorang siswa untuk membaca pernyataan berikut oleh
Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Di alam, pohon yang tumbuh dalam lingkungan berangin menjadi lebih kuat. Sewaktu
angin menghempas di seputar sebuah tanaman muda, kekuatan di dalam pohon itu
melakukan dua hal. Pertama, itu merangsang akar untuk tumbuh lebih cepat dan
menyebar lebih jauh. Kedua, kekuatan di dalam pohon mulai menciptakan struktur sel
yang benar-benar menjadikan batang dan cabangnya lebih tebal serta lebih fleksibel
terhadap tekanan angin tersebut. Akar dan cabang yang lebih kuat ini melindungi pohon dari angin
yang pasti kembali.
Anda sepanjang masa lebih berharga bagi Allah daripada sebatang pohon. Anda adalah putra-Nya
atau putri-Nya. Dia membuat roh Anda kuat dan mampu menjadi ulet menghadapi angin puyuh
kehidupan. Angin puyuh dalam kehidupan remaja Anda, seperti angin yang menerpa sebuah pohon
94
PELAJARAN 20: MEMPERKUAT IMAN DAN KESAKSIAN KITA
muda, dapat meningkatkan iman Anda dan kekuatan rohani Anda, mempersiapkan Anda untuk
tahun-tahun yang akan datang” (“Angin Puyuh Rohani, ” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 18).
• Apa yang dapat kita lakukan untuk memperoleh kekuatan rohani dan menahan
tantangan terhadap iman dan kesaksian kita?
Ingatkan siswa bahwa Kitab Mormon berisikan asas-asas Injil yang dapat
membimbing individu-individu yang berusaha untuk memiliki iman yang lebih kuat
dan kesaksian yang lebih kuat.
Mintalah seorang siswa untuk membacakan 2 Nefi 25:28–29 dengan lantang, dan
jelaskan bahwa ayat-ayat ini meringkas khotbah hebat yang Nefi berikan kepada
orang-orangnya mengenai bagaimana dapat diselamatkan. Mintalah anggota kelas
untuk mencari apa yang Nefi ajarkan yang merupakan keputusan yang paling penting
yang akan kita buat dalam kehidupan kita.
• Apa yang Nefi ajarkan yang merupakan keputusan yang paling penting yang akan
kita buat dalam kehidupan kita. (Bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut: Jika
kita memilih untuk memercayai Yesus Kristus dan menyembah Dia dengan
segenap daya, pikiran, dan kekuatan kita, kemudian kita akan tetap secara
rohani kuat dan tidak diusir).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua L. Whitney Clayton dari Tujuh Puluh dan
meminta seorang siswa untuk membacanya:
“Para nabi di sepanjang zaman telah mendorong kita dan bahkan memohon kepada
kita untuk memercayai Kristus .… Keputusan untuk percaya adalah pilihan paling
penting yang pernah kita buat. Itu membentuk semua keputusan kita yang lain .…
Percaya dan kesaksian serta iman bukanlah asas-asas yang pasif. Itu tidak terjadi begitu
saja terhadap kita. Percaya adalah sesuatu yang kita pilih—kita berharap untuknya,
kita bekerja untuknya, dan kita berkurban untuknya. Kita tidak secara kebetulan memercayai
Juruselamat dan Injil-Nya lebih daripada kita akan secara kebetulan berdoa atau membayar
persepuluhan kita. Kita secara aktif memilih untuk percaya, sama seperti kita memilih untuk
mematuhi perintah-perintah lainnya” (“Pilihlah untuk Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 38).
• Menurut Anda apa artinya bahwa “percaya dan kesaksian serta iman bukanlah
asas-asas yang pasif”?
• Mengapa menurut Anda bahwa berusaha untuk menjalankan asas-asas Injil
adalah cara terbaik untuk memperkuat iman dan kesaksian kita?
Untuk membantu siswa menemukan beberapa cara bahwa kita dapat membuat upaya
untuk memperkuat iman dan kesaksian kita, tulislah petikan-petikan berikut di papan
tulis dan mintalah setiap siswa untuk membaca setidaknya salah satu darinya dalam
hati. Undanglah mereka untuk mencari asas-asas yang dapat membantu kita untuk
memperkuat iman kita kepada Yesus Kristus dan Injil-Nya.
1 Nefi 15:7–11
Mosia 4:11–12
Mosia 15:11
Helaman 15:7‒8
95
PELAJARAN 20: MEMPERKUAT IMAN DAN KESAKSIAN KITA
Undanglah siswa untuk membagikan wawasan yang mereka temukan dalam petikanpetikan tulisan suci ini. Anda dapat mengundang siswa untuk memberikan kesaksian
tentang bagaimana mereka telah menerapkan asas-asas ini dan yang lainnya dalam
kehidupan mereka dan telah diberkati dengan iman yang meningkat kepada Yesus
Kristus dan Injil-Nya. Imbaulah siswa untuk membuat upaya yang diperlukan untuk
memperkuat iman mereka kepada Tuhan.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 15:7–11; 2 Nefi 1:10–11; 9:28; 25:28–29; 28:21–23; Mosia 2:36–37; 4:11–12;
15:11; 26:1–4; Alma 12:9–11; Alma 31:8–11; 46:7–8; Helaman 4:11–13; 13:24–26;
15:7–8; Mormon 5:16–18; 9:7–8.
• L. Whitney Clayton, “Pilihlah untuk Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2015,
36–39.
• Larry S. Kacher, “Jangan Mempermainkan Apa yang Sakral,” Ensign atau Liahona,
November 2014, 104–106.
96
Kedatangan Yesus Kristus
Pendahuluan
Kondisi dan peristiwa yang berkaitan dengan kunjungan Yesus
Kristus ke Benua Amerika berfungsi sebagai pola bagi Kedatangan
Kedua. Pelajaran ini akan membantu siswa menerapkan asas-asas
21
dari Kitab Mormon untuk menjadi lebih baik dipersiapkan bagi
“hari yang besar dan mengerikan” (3 Nefi 25:5) ketika Kristus akan
datang lagi.
Bacaan Latar Belakang
• Dallin H. Oaks, “Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei
2004, 7–10.
• Jeffrey R. Holland, “Preparing for the Second Coming,” New Era, Desember
2013, 2–5.
Saran untuk Pengajaran
Helaman 14:20–30; 16:1–5; 3 Nefi 9:1–5, 12–14; 10:12
Tanda-tanda diberikan untuk membantu kita memercayai dan mempersiapkan diri
bagi Kedatangan Kedua Tuhan
Ajaklah para siswa untuk berbagi contoh dari peristiwa atau kegiatan dalam hidup
mereka yang memerlukan persiapan (misalnya, misi). Kemudian tanyakan:
• Apa perbedaan yang persiapan Anda telah buat dalam keseluruhan pengalaman
Anda?
• Menurut Anda bagaimana pengalaman ini akan berbeda jika Anda tidak siap?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan
undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang. Mintalah kelas
untuk mendengarkan apa yang Presiden Benson ajarkan bahwa Kitab Mormon dapat
membantu kita mempersiapkan diri:
“Dalam Kitab Mormon kita menemukan sebuah pola untuk mempersiapkan diri bagi
Kedatangan Kedua. Sebuah bagian penting dari kitab itu berpusat pada beberapa
dekade tidak lama sebelum kedatangan Kristus ke Amerika. Melalui penelaahan yang
saksama mengenai periode waktu itu, kita dapat memutuskan mengapa beberapa
orang dihancurkan dalam penghakiman yang mengerikan yang mendahului
kedatangan-Nya dan apa yang membawa orang lain untuk berdiri di bait suci di tanah Kelimpahan
dan mengulurkan tangan mereka ke dalam luka-luka di tangan dan kaki-Nya” (Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 166).
• Menurut Presiden Benson, mengapa kita hendaknya menelaah secara saksama
kisah Kitab Mormon tentang kunjungan Yesus Kristus kepada umat-Nya di Benua
Amerika? (Pastikan bahwa siswa memahami bahwa dengan menelaah kisah Kitab
Mormon tentang peristiwa-peristiwa seputar kunjungan Kristus ke Benua
Amerika, kita dapat mempelajari sebuah pola untuk mempersiapkan diri bagi
Kedatangan Kedua).
97
PELAJARAN 21: KEDATANGAN KEDUA YESUS KRISTUS
Undanglah siswa untuk mencari asas-asas dan ajaran-ajaran sewaktu mereka
menelaah kisah tentang kunjungan Juruselamat ke Benua Amerika yang akan
membantu mereka mempersiapkan diri bagi Kedatangan Kedua.
Ingatkan siswa bahwa sebelum kelahiran Juruselamat, Samuel si orang Laman
meramalkan tanda-tanda yang akan menyertai kelahiran dan kematian Juruselamat.
Mintalah siswa untuk meneliti Helaman 14:20–27 dan mengidentifikasi tanda-tanda
kematian Kristus.
• Apa saja tanda-tanda yang Samuel beri tahukan kepada orang-orang Nefi akan
menyertai kematian Yesus Kristus?
Tugasi separuh siswa untuk membaca Helaman 14:28–30 sementara separuh lainnya
membaca Helaman 16:4–5. Mintalah mereka mencari alasan tanda-tanda ini akan
diberikan kepada orang-orang Nefi. Anda dapat mengimbau siswa untuk
memerhatikan terutama pada contoh frasa “untuk maksud agar ….”
• Menurut ayat-ayat ini, mengapa Tuhan memberikan tanda-tanda? (Bantulah siswa
mengidentifikasi ajaran berikut: Tuhan menyediakan tanda-tanda dan
keajaiban-keajaiban agar kita dapat memercayai Dia dan diselamatkan.
Pertimbangkan untuk menuliskan asas ini di papan tulis).
• Apa yang Helaman 14:29 sebutkan akan terjadi kepada mereka yang tidak
memercayai tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban? (Penghakiman yang benar akan
datang ke atas mereka).
Jelaskan bahwa dalam kisah yang terdapat di 3 Nefi, tanda-tanda dan keajaibankeajaiban yang dijanjikan—termasuk kehancuran yang meramalkan kematian
Juruselamat—mulai digenapi. Mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membaca
dengan lantang 3 Nefi 9:1–5, 12–14; 10:12 sewaktu anggota kelas mencari apa yang
terjadi kepada mereka yang memercayai pesan Samuel dan Nefi juga apa yang terjadi
kepada mereka yang tidak percaya.
• Menurut ayat-ayat ini, mengapa sejumlah dari orang ini dihancurkan? Mengapa
mereka diselamatkan?
Tandaskan bahwa para pengikut Yesus Kristus di zaman sekarang telah diajari untuk
melihat tanda-tanda yang akan mendahului Kedatangan Kedua-Nya. Mintalah siswa
untuk membahas bagaimana memahami dan mengenali tanda-tanda Kedatangan
Kedua, yang para nabi ramalkan, dapat membantu para anggota Gereja dewasa ini
menjadi lebih siap bagi Kedatangan-Nya.
3 Nefi 11:1–17
Mempersiapkan diri untuk bertemu Juruselamat
Perlihatkan gambar Yesus Kristus menampakkan diri kepada orang-orang Nefi.
Sewaktu siswa meninjau kisah tentang kunjungan Juruselamat kepada orang-orang
Nefi, imbaulah mereka untuk mencari berkat-berkat yang diterima oleh mereka yang
memercayai tanda-tanda tentang kematian Tuhan dan bersiap bagi kedatangan-Nya.
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca 3 Nefi 11:1–12 dengan lantang.
• Bagaimana kepercayaan terhadap tanda-tanda yang dijanjikan tentang kedatangan
Tuhan mempersiapkan orang-orang bagi pengalaman ini?
• Dalam cara apa ayat-ayat ini mengingatkan kita tentang perlunya kita untuk
bersiap diri?
98
PELAJARAN 21: KEDATANGAN KEDUA YESUS KRISTUS
Undanglah siswa untuk bergiliran membaca 3 Nefi 11:13–17 dengan lantang dan
membayangkan bagaimana rasanya bisa hadir pada kesempatan itu.
• Bagaimana pengalaman ini melambangkan apa yang Tuhan Yesus Kristus
hasratkan bagi kita masing-masing? (Jawaban hendaknya mencerminkan
kebenaran berikut: Yesus Kristus mengundang semua untuk datang kepadaNya dan menerima kesaksian bahwa Dia adalah Allah seluruh bumi).
• Dalam cara-cara apa peristiwa ini sama dengan apa yang akan terjadi pada
Kedatangan Kedua Yesus?
• Apa yang dapat Anda lakukan untuk mengikuti undangan Juruselamat agar Anda
akan siap untuk berdiri di hadapan-Nya kelak?
Akhiri dengan memperlihatkan pernyataan berikut dari Penatua Dallin H. Oaks dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
“Bagaimana jika hari kedatangan-Nya adalah besok? Jika kita mengetahui bahwa kita
akan bertemu Tuhan besok—melalui kematian dini atau melalui kedatangan-Nya yang
tak terduga—apakah yang akan kita lakukan hari ini? Pengakuan apa yang akan kita
buat? Kebiasaan-kebiasaan apa yang akan kita hentikan? Apa persoalan-persoalan
yang akan kita selesaikan? Apa pengampunan yang akan kita berikan? Apa kesaksian
yang akan kita sampaikan?
Jika kita akan melakukan hal-hal tersebut pada saat itu, mengapa kita tidak melakukannya sekarang?
Mengapa tidak mencari kedamaian saat kedamaian dapat diperoleh?” (“Persiapan bagi Kedatangan
Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 9).
• Mengapa penting untuk mempersiapkan diri kita sendiri seolah-olah kedatangan
Tuhan adalah besok?
Undanglah siswa untuk mencari dan menanggapi bisikan-bisikan Roh sewaktu
mereka mempersiapkan diri untuk bertemu Tuhan.
Bacaan Siswa
• Helaman 14:20–30; 16:1–5; 3 Nefi 9:1–5, 12–14; 10:12; 11:1–17.
• Dallin H. Oaks, “Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei
2004, 7–10.
• Jeffrey R. Holland, “Preparing for the Second Coming,” New Era, Desember
2013, 2–5.
99
22
“Bahkan Seperti Aku”
Pendahuluan
Yesus Kristus yang telah bangkit mengundang para murid-Nya
untuk mengikuti teladan-Nya. Dengan menelaah asas-asas yang
Dia ajarkan kepada orang-orang Nefi di bait suci di Bountiful, kita
dapat belajar bagaimana menjadi seperti Dia. Juruselamat berdoa
agar mereka semua yang memercayai-Nya dapat mengalami
persatuan dengan Dia dan Bapa Surgawi kita. Pelajaran ini
dirancang untuk membantu siswa memahami apa yang dapat
mereka lakukan untuk menjadi lebih seperti Yesus Kristus.
Bacaan Latar Belakang
• Henry B. Eyring, “Teladan Sempurna Kita,” Ensign dan Liahona, November 2009,
70–73.
• Lynn G. Robbins, “Orang Macam Apakah Seharusnya Kamu Adanya?” Ensign atau
Liahona, Mei 2011, 103–105.
Saran untuk Pengajaran
3 Nefi 27:21–22, 27
Menjadi seperti Yesus Kristus
Mulailah kelas dengan memperlihatkan pernyataan berikut oleh Penatua Lynn G.
Robbins dari Presidensi Tujuh Puluh, dan mintalah seorang siswa untuk
membacakannya dengan lantang:
“Sebagian besar dari kita membuat daftar melakukan untuk mengingatkan kita akan
apa yang ingin kita capai. Namun orang jarang memiliki daftar menjadi. Mengapa?
Melakukan adalah kegiatan atau peristiwa yang dapat dicentang dari daftar ketika
telah dilakukan. Menjadi, bagaimanapun, tidak pernah selesai dilakukan. Anda tidak
dapat memperoleh tanda centang dengan daftar menjadi. Saya dapat mengajak istri
saya keluar untuk suatu malam yang menyenangkan Jumat ini, yang merupakan suatu melakukan.
Tetapi menjadi suami yang baik bukanlah sebuah peristiwa; itu perlu menjadi bagian dari sifat
saya—karakter saya atau siapa diri saya adanya” (“Orang Macam Apakah Seharusnya Kamu
Adanya?” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 104).
• Menurut Anda apa yang Tuhan kehendaki kita menjadi sebagai anggota GerejaNya?
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati 3 Nefi 27:21–22, 27 dan mencari
petunjuk yang Yesus Kristus berikan kepada para murid-Nya orang Nefi.
• Apa yang Juruselamat perintahkan agar para murid-Nya harus lakukan dan untuk
menjadi? (Tulislah kebenaran berikut di papan tulis: Tuhan meminta para muridNya untuk melakukan pekerjaan-Nya dan menjadi seperti Dia).
• Menurut Anda bagaimana kita dapat menjadi lebih seperti Juruselamat?
• Apa beberapa pekerjaan-Nya yang telah dapat Anda lakukan?
Undanglah siswa untuk membahas bagaimana ajaran-ajaran Kitab Mormon dapat
membantu kita untuk menjadi lebih seperti Yesus Kristus. Pertimbangkan untuk
menuliskan respons siswa di papan tulis. Bagikan kesaksian Anda bahwa menelaah
100
PELAJARAN 22: “BAHKAN SEPERTI AKU”
Kitab Mormon dan menerapkan ajaran-ajarannya akan membantu kita menjadi lebih
seperti Juruselamat.
3 Nefi 12:1–16, 43–45; 13:1, 5–7, 16–18, 22–24, 33; 14:1–5, 21–27
Khotbah Kristus di bait suci di Bountiful mengajarkan kepada kita bagaimana menjadi
seperti Dia.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan
mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Orang tersebut adalah orang yang paling mulia dan paling diberkati dan penuh
sukacita, yang kehidupannya paling mendekati pola Kristus. Ini tidak ada hubungannya
dengan kekayaan duniawi, kekuasaan, atau prestise. Satu-satunya ujian sesungguhnya
terhadap kebesaran, kepenuhan berkat, kepenuhan sukacita adalah seberapa dekat
suatu kehidupan dapat mendekati seperti Sang Guru, Yesus Kristus. Dia adalah jalan
yang benar, kebenaran penuh, dan kehidupan yang berlimpah-limpah” (“Jesus Christ—Gifts and
Expectations,” Ensign, Desember 1988, 2).
• Menurut Presiden Benson, apa yang terjadi ketika kita memilih untuk menjadikan
Yesus Kristus pola bagi kehidupan kita?
Ingatkan siswa bahwa ketika Juruselamat yang telah bangkit menampakkan diri
kepada umat-Nya di bait suci di Bountiful, Dia menyampaikan khotbah yang sama
dengan Khotbah-Nya di Bukit dalam Alkitab. Asas-Asas sakral ini yang Juruselamat
ajarkan dalam Khotbah di Bukit dan di bait suci di Bountiful dirancang untuk
membantu kita menjadi seperti Dia.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Harold B. Lee (1899–1973). Jika perlu,
jelaskan bahwa kata cetak biru merujuk pada rencana-rencana yang digunakan untuk
membangun sebuah gedung.
“Dalam Khotbah-Nya di Bukit, Tuhan telah memberikan kepada kita sesuatu yang
mengungkapkan mengenai karakter-Nya yang sempurna, … dan dengan demikian
memberi kita pola bagi kehidupan kita sendiri” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja:
Harold B. Lee [2000], 210).
Tulislah rujukan-rujukan tulisan suci berikut di papan tulis:
3 Nefi 12:1–12
3 Nefi 12:13–16, 43–45
3 Nefi 13:1, 5–7, 16–18
3 Nefi 13:22–24, 33
3 Nefi 14:1–5
3 Nefi 14:21–27
Tugasi siswa untuk masing-masing membaca salah satu petikan ini dan
mengidentifikasi asas yang dapat membantu mereka untuk menjadi lebih seperti Yesus
Kristus. Anda dapat mengimbau siswa untuk menandai atau menggarisbawahi asasasas ini dalam tulisan suci mereka. Undanglah mereka untuk memikirkan apakah
mereka mengenal seseorang yang meneladankan asas-asas yang mereka identifikasi.
101
PELAJARAN 22: “BAHKAN SEPERTI AKU”
Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk membagikan apa yang mereka
temukan. Sebagaimana dibutuhkan dan sebagaimana dibisiki oleh Roh, Anda dapat
mengajukan pertanyaan tambahan seperti yang berikut:
• Bagaimana secara konsisten menjalankan asas ini membantu Anda untuk menjadi
lebih seperti Kristus?
• Apa pengalaman yang Anda miliki yang mengilustrasikan pentingnya asas yang
Anda identifikasi?
Undanglah siswa untuk membuat gol untuk menjadi lebih seperti Juruselamat dengan
memasukkan satu atau lebih asas-asas ini dalam kehidupan mereka.
Yohanes 17:9–11, 20–23; 3 Nefi 19:19–23, 28–29
Menjadi satu dengan Bapa dan Putra
Jelaskan bahwa selama kunjungan-Nya kepada orang-orang Nefi, Yesus Kristus
berdoa bagi dua belas murid yang telah Dia pilih dan bagi mereka semua yang mau
memercayai perkataan mereka. Undanglah sejumlah siswa untuk membaca 3 Nefi
19:19–23, 28–29 dengan lantang. Mintalah siswa untuk mencari berkat-berkat yang
Yesus doakan akan dianugerahkan ke atas mereka yang memercayai-Nya.
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari doa Juruselamat bagi kita untuk menjadi satu
dengan Bapa dan Putra? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut: Melalui
iman, kita dapat dimurnikan dan menjadi satu dengan Yesus Kristus,
sebagaimana Dia satu dengan Bapa).
Untuk membantu siswa memahami lebih lanjut asas ini, jelaskan bahwa doa yang
sama yang Kristus ucapkan di bait suci di Bountiful dicatat dalam Perjanjian Baru.
Mintalah siswa untuk merujuksilangkan ayat-ayat ini dengan Yohanes 17:9–11.
Undanglah mereka untuk membaca ayat-ayat ini dalam hati dan memikirkan
bagaimana itu berlaku bagi kita.
• Bagaimana itu memengaruhi Anda untuk mengetahui bahwa Yesus Kristus berdoa
kepada Bapa bagi Anda?
• Dalam cara-cara apa kita mengalami persatuan yang ada di antara Bapa dan Putra?
Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut dari
Penatua D.Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul. Undanglah siswa untuk
mencari apa yang harus kita lakukan untuk menjadi satu dengan Yesus Kristus dan
Bapa Surgawi.
“Yesus mencapai kesatuan yang sempurna bersama Bapa dengan menundukkan DiriNya Sendiri, baik secara rohani maupun jasmani, terhadap kehendak Bapa. PelayananNya jelas-jelas senantiasa terfokus karena tidak ada pikiran serta keinginan yang
mengganggu dalam Diri-Nya. Merujuk pada Bapa-Nya, Yesus berkata, ‘Aku senantiasa
berbuat apa yang berkenan kepada-Nya’ (Yohanes 8:29) .…
Sungguh kita tidak akan menjadi satu dengan Allah dan Kristus sampai kita menjadikan kehendak
serta minat Mereka hasrat terbesar kita. Kepatuhan semacam itu tidak dapat dicapai dalam waktu
sehari, tetapi melalui Roh Kudus, Tuhan akan mengajar kita jika kita bersedia sampai saatnya, melalui
proses waktu, akan dinyatakan secara akurat bahwa Dia ada di dalam diri kita seperti Bapa di dalam
Dia” (“That They May Be One in Us,” Ensign, November 2002, 72–73).
• Menurut Penatua Christofferson, apa yang harus kita lakukan untuk menjadi satu
dengan Bapa dan Putra?
102
PELAJARAN 22: “BAHKAN SEPERTI AKU”
Tulislah pertanyaan-pertanyaan berikut di papan tulis, dan undanglah siswa untuk
meluangkan waktu sejenak menuliskan jawaban mereka:
Dalam cara-cara Apa Yesus memperlihatkan bahwa Dia secara sempurna tunduk pada
kehendak Bapa Surgawi?
Apa beberapa cara di mana Anda dapat menjadi lebih tunduk pada kehendak Bapa
Surgawi?
Akhiri dengan membagikan kesaksian Anda bahwa menjadi tunduk pada kehendak
Bapa memungkinkan bagi kita untuk menjadi lebih seperti Juruselamat kita Yesus
Kristus.
Bacaan Siswa
• Yohanes 17:9–11, 20–23; 3 Nefi 12:1–16, 43–45; 13:1, 5–7, 16–18, 22–24, 33; 14:1–5,
21–27; 19:19–23, 28–29; 27:21–22, 27.
• Henry B. Eyring, “Teladan Sempurna Kita,” Ensign dan Liahona, November 2009,
70–73.
103
23
Pencerai-Beraian dan
Pengumpulan Israel
Pendahuluan
Tuhan mencerai-beraikan bani Israel karena mereka mengeraskan
hati mereka terhadap-Nya, namun Dia berjanji bahwa mereka akan
dikumpulkan di zaman terakhir. Nubuat-nubuat dalam Kitab
Mormon menjadikan jelas bahwa pengumpulan yang telah lama
dijanjikan telah dimulai. Para anggota Gereja memiliki tanggung
jawab untuk memberkati keluarga-keluarga di bumi dengan
membagikan Injil Yesus Kristus.
Bacaan Latar Belakang
• Russell M. Nelson, “Pengumpulan Israel yang Tercerai-Berai,” Ensign atau Liahona,
November 2006, 79–82.
• C. Scott Grow, “Kitab Mormon, Alat untuk Mengumpulkan Israel yang TerceraiBerai,” Ensign atau Liahona, November 2005, 33–35.
Saran untuk Pengajaran
1 Nefi 22:3–5; 2 Nefi 25:15–17; 3 Nefi 5:24–26; 20:13, 29–31; 30:2
Pencerai-beraian dan pengumpulan bani Israel
Undanglah seorang siswa yang adalah orang insaf dalam Gereja atau telah membantu
orang lain bergabung dengan Gereja untuk membagikan pengalamannya. Imbaulah
siswa untuk memikirkan tentang seseorang yang mereka kenal yang mungkin terbuka
untuk mendengarkan pesan Injil. Mintalah siswa untuk mencari kebenaran-kebenaran
Injil di sepanjang pelajaran hari ini yang dapat mendorong dan membantu mereka
dalam upaya mereka untuk membagikan Injil kepada orang lain.
Mintalah siswa untuk membaca 1 Nefi 22:3–5 untuk mengetahui apa yang Nefi
nubuatkan mengenai bani Israel.
• Apa artinya bahwa bani Israel “dicerai-beraikan”?
Jelaskan bahwa pencerai-beraian bani Israel merupakan subjek penting bagi Nefi
karena keluarganya adalah bagian dari pencerai-beraian itu. Mereka tercerai-berai ke
Benua Amerika dari Yerusalem karena kejahatan orang-orang di tanah Yehuda.
Beri tahulah siswa bahwa nubuat dalam Kitab Mormon berisikan kepastian yang
menghibur bahwa di zaman akhir bani Israel akan dikumpulkan kembali. Tulislah
rujukan-rujukan berikut di papan tulis, tugasi setiap siswa untuk membaca salah satu
petikan. Pastikan setiap petikan dibaca. Mintalah siswa untuk mencari apa yang
individu-individu perlu pelajari dan lakukan untuk dapat dikumpulkan dengan bani
Israel.
2 Nefi 25:15–17
3 Nefi 5:24–26
3 Nefi 20:13, 29–31
3 Nefi 30:2
104
PELAJARAN 23: PENCERAI-BERAIAN DAN PENGUMPULAN ISRAEL
• Apa beberapa hal yang individu-individu perlu pelajari dan lakukan agar dapat
dikumpulkan dengan bani Israel? (Beberapa kebenaran dapat diidentifikasi oleh
siswa, termasuk yang berikut: Tuhan mengumpulkan para anggota dari bani
Israel ketika mereka memercayai-Nya, bertobat, dan datang kepada-Nya).
Untuk membantu siswa memahami dengan lebih baik, Anda mungkin ingin
membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Bruce R. McConkie (1915–1985) dari
Kuorum Dua Belas Rasul:
“Mengapa Israel dicerai-beraikan? Jawabannya jelas; itu gamblang; mengenainya tidak
ada keraguan. Nenek moyang orang Israel kita dicerai-beraikan karena mereka menolak
Injil, menodai imamat, meninggalkan gereja, dan pergi dari kerajaan .…
Apa, kalau demikian, yang terlibat dalam pengumpulan Israel? Pengumpulan Israel
mencakup memercayai dan menerima serta hidup dalam keselarasan dengan segala
yang pernah Tuhan tawarkan kepada umat pilihan-Nya zaman dahulu .… Itu mencakup memercayai
Injil, bergabung dengan Gereja, dan datang ke dalam kerajaan .… Itu juga dapat mencakup
berhimpun ke tempat yang ditentukan atau tanah ibadat” (A New Witness for the Articles of Faith
[1985], 515).
• Menurut Penatua McConkie, apa yang seseorang harus lakukan untuk dapat
dikumpulkan dengan bani Israel?
Undanglah siswa untuk merenungkan bagaimana mereka sendiri telah dikumpulkan
ke dalam bani Israel sewaktu mereka memercayai Juruselamat, bertobat, dan datang
kepada-Nya.
1 Nefi 15:12–16; 22:8–12
Di zaman terakhir, para anggota Gereja akan membawa Injil kepada keluargakeluarga di bumi.
Ingatkan siswa bahwa Lehi menggunakan metafora tentang pohon zaitun untuk
mengajarkan kepada keluarganya tentang pencerai-beraian dan pengumpulan Israel
(lihat 1 Nefi 10:12–14). Laman dan Lemuel mengatakan kepada Nefi bahwa mereka
tidak dapat memahami makna dari ajaran-ajaran ayah mereka (lihat 1 Nefi 15:7).
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan 1 Nefi 15:12–16 dengan
lantang. Undanglah anggota kelas untuk mencari apa yang dapat kita pelajari dari
penjelasan Nefi tentang bani Israel.
• Bagaimana metafora tentang pohon zaitun membantu kita memahami penceraiberaian dan pengumpulan Israel?
• Menurut ayat 13, siapa yang akan mengambil kegenapan Injil bagi sisa benih Lehi?
(Orang bukan Israel yang telah menerima kegenapan Injil).
Jelaskan kepada siswa bahwa dalam Kitab Mormon, kata orang-orang bukan Israel
biasanya merujuk pada mereka yang bukan dari suku Yehuda atau dari tanah Yehuda.
Kitab Mormon berisi nubuat-nubuat bahwa di zaman terakhir beberapa dari orangorang bukan Israel ini akan menerima kegenapan Injil (lihat 1 Nefi 15:13) dan menjadi
anggota Gereja Kristus. Para nabi Kitab Mormon mengajarkan bahwa orang-orang
bukan Israel ini akan memiliki tanggung jawab untuk membawa Injil ke seluruh bumi).
Untuk membantu siswa memahami definisi kata orang-orang bukan Israel ini,
perlihatkan dan bacalah penjelasan berikut dari Penatua Bruce R. McConkie:
105
PELAJARAN 23: PENCERAI-BERAIAN DAN PENGUMPULAN ISRAEL
“Kita sampai sekarang telah mengidentifikasi orang Yahudi sebagai baik [mereka yang
tinggal dalam] kerajaan Yehuda maupun sebagai keturunan langsung mereka .… Dan
kami telah mengatakan, dalam penggunaan istilah ini, bahwa semua orang lainnya
adalah orang-orang bukan Israel, termasuk sisa kerajaan Israel yang hilang dan terceraiberai .… Dengan demikian Joseph Smith, dari suku Efraim, … adalah orang bukan
Israel yang melalui tangannya Kitab Mormon tampil, dan para anggota Gereja Yesus Kristus dari
Orang-Orang Suci Zaman Akhir … adalah orang-orang bukan Israel yang membawa keselamatan
kepada orang Laman dan kepada orang Yahudi” (The Millennial Messiah [1982], 233).
Mintalah beberapa siswa untuk membacakan 1 Nefi 22:8–12 sementara anggota kelas
mengidentifikasi orang-orang tersebut yang akan diberkati dan dipelihara oleh orang
bukan Israel (para anggota Gereja) di zaman akhir. Sewaktu siswa membaca, akanlah
bermanfaat untuk menjelaskan bahwa frasa “menyingkapkan lengan-Nya di mata
segala bangsa” di ayat 10–11 merujuk pada Tuhan memperlihatkan kuasa-Nya ke
seluruh dunia.
• Siapakah yang akan diberkati dan dipelihara oleh orang bukan Israel di zaman
akhir? (Keturunan Lehi, semua bani Israel, dan “semua kaum di bumi”).
• Menurut ayat 9–11, bagaimana Tuhan akan memberkati “kaum” (keluargakeluarga) di bumi di zaman akhir? (Bantulah siswa mengidentifikasi kebenaran
berikut: Di zaman akhir, Tuhan akan bekerja melalui para anggota GerejaNya untuk memberkati keluarga-keluarga di bumi dengan Injil dan
perjanjian-Nya).
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Russell M. Nelson dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Merupakan tanggung jawab kita untuk membantu menggenapi perjanjian Abraham.
Benih keturunan kitalah yang ditahbiskan sebelumnya dan dipersiapkan untuk
memberkati semua orang di dunia .… Setelah sekitar 4.000 tahun antisipasi dan
persiapan, inilah masa yang ditetapkan ketika Injil harus dibawa kepada kaum-kaum di
bumi. Inilah waktu pengumpulan Israel yang dijanjikan. Dan kita boleh berperan serta
di dalamnya! Bukankah itu memberi semangat? Tuhan bersandar kepada kita dan para putra
kita—dan Dia bersyukur secara mendalam atas para putri kita—yang secara layak melayani sebagai
misionaris dalam masa hebat pengumpulan Israel ini” (“Perjanjian,” Ensign atau Liahona, November
2011, 88).
• Bagaimana menurut Anda perasaan mereka yang dikumpulkan (orang insaf)
mengenai mereka yang telah mengumpulkan mereka (mereka yang telah berbagi
Injil dengan mereka)?
• Apa beberapa cara di mana kita dapat berperan serta dalam pekerjaan Allah
dengan membagikan Injil kepada keluarga-keluarga di bumi?
3 Nefi 16:4–5; 21:1–7
Peranan Kitab Mormon dalam pengumpulan Israel
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati 3 Nefi 21:1–7 dan mencari tanda yang
menandai dimulainya pengumpulan Israel zaman akhir.
• Juruselamat berbicara tentang “hal-hal ini yang Aku maklumkan kepadamu”
(ayat 2). Di manakah perkataan-Nya kepada orang-orang Nefi dicatat? (Di dalam
Kitab Mormon)
106
PELAJARAN 23: PENCERAI-BERAIAN DAN PENGUMPULAN ISRAEL
• Apa tanda yang menandai dimulainya pengumpulan Israel zaman akhir? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut: Tampilnya Kitab Mormon
adalah tanda bahwa Allah menggenapi perjanjian-Nya untuk
mengumpulkan Israel di zaman akhir).
Mintalah seorang siswa untuk membaca 3 Nefi 16:4–5 dengan lantang, dan undanglah
anggota kelas untuk mencari dampak dari Kitab Mormon dan pesan Injil di zaman
akhir.
• Bagaimana Kitab Mormon membantu mendatangkan pengumpulan umat Allah di
zaman akhir? (Salah satu kebenaran yang dapat diidentifikasi oleh siswa adalah
yang berikut: Kitab Mormon membantu membawa orang pada pengetahuan
akan Penebus sehingga mereka dapat dikumpulkan bersama-Nya).
Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Presiden
Russell M. Nelson. Mintalah siswa untuk mendengarkan peranan Kitab Mormon
dalam pengumpulan Israel.
“Tampilnya Kitab Mormon merupakan tanda nyata kepada dunia bahwa Tuhan telah
memulai pengumpulan Israel dan menggenapi perjanjian-perjanjian yang Dia buat
kepada Abraham, Ishak, dan Yakub. Kita tidak hanya mengajarkan ajaran ini, namun
kita berperan serta di dalamnya. Kita melakukannya sewaktu kita membantu
mengumpulkan umat pilihan Tuhan di kedua sisi tabir.
Kitab Mormon adalah pusat dari pekerjaan ini. Itu menyatakan ajaran tentang pengumpulan. Itu
menyebabkan orang-orang belajar mengenai Yesus Kristus, untuk memercayai Injil-Nya, dan untuk
bergabung dengan Gereja-Nya. Sesungguhnya, jika tidak ada Kitab Mormon, pengumpulan Israel
yang dijanjikan tidak akan terjadi” (“Pengumpulan Israel yang Tercerai-Berai,” Ensign atau Liahona,
November 2006, 80).
Mintalah siswa untuk membagikan pengalaman apa pun yang mereka miliki dengan
melihat Kitab Mormon membantu orang lain belajar tentang Yesus Kristus dan
dikumpulkan dalam Gereja-Nya.
Tantanglah siswa untuk membantu dalam proses pengumpulan Israel dengan
membagikan Kitab Mormon kepada seseorang yang bukan dari kepercayaan kita.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 15:12–16; 22:3–5, 8–12; 2 Nefi 25:15–17; 3 Nefi 5:24–26; 16:4–5; 20:13, 29–31;
21:1–7; 30:2.
• Russell M. Nelson, “Pengumpulan Israel yang Tercerai-Berai,” Ensign atau Liahona,
November 2006, 79–82.
107
24
Pendahuluan
Semuanya Sama bagi Allah
Untuk melindungi diri mereka sendiri setelah kematian Lehi, Nefi
dan anggota keluarga Lehi yang saleh lainnya dipimpin oleh Tuhan
untuk memisahkan diri dari Laman dan Lemuel serta para pengikut
mereka. Sesudah itu, perselisihan dan peperangan sering
menegaskan hubungan antara orang Nefi dan orang Laman.
Pelajaran ini membahas bagaimana Injil Yesus Kristus melampaui
agama, etnis, budaya, dan perbedaan-perbedaan lainnya untuk
mempersatukan anak-anak Allah.
Bacaan Latar Belakang
• Dallin H. Oaks, “Semua Orang di Mana-Mana,” Ensign atau Liahona, Mei 2006,
77–80.
• Howard W. Hunter, “The Gospel—A Global Faith,” Ensign, November 1991, 18–19.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 26:23–28, 33; Yakub 7:24; Enos 1:11, 20
Semua anak Allah diundang untuk datang kepada-Nya
Mintalah siswa untuk memikirkan beberapa kelompok agama, etnis, atau budaya di
dunia dan memikirkan tentang sikap yang sejumlah orang dalam kelompok semacam
itu miliki terhadap para anggota dari kelompok lain.
Ingatkan siswa bahwa setelah kematian Lehi, keturunannya memisahkan diri ke
dalam dua kelompok: Orang Nefi dan orang Laman (lihat 2 Nefi 5:1–7). Segera setelah
pemisahan ini, dua kelompok itu mulai saling bertikai dan berperang (lihat 2 Nefi
5:34). Pengalaman dari dua kelompok ini mengilustrasikan bahwa ketika orang-orang
tidak mengenal dan mengikuti perintah-perintah Allah, mereka sering menekankan
perbedaan di antara mereka sendiri dan orang lain, menuntun pada pemisahan dari
yang lain dan perasaan benci terhadap mereka. Tandaskan bahwa sebaliknya, Bapa
Surgawi dan Yesus Kristus ingin semua orang saling merasakan kasih dan bersatu.
Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca 2 Nefi 26:23–28, 33 dengan
lantang. Mintalah siswa untuk melihat bagaimana Nefi menggunakan kata tidak
seorang pun, siapa pun, dan semuanya. Pertimbangkan mengimbau siswa untuk
menandai kata-kata ini dalam tulisan suci mereka.
• Apa ajaran kunci yang kita pelajari dari ayat-ayat ini? (Meskipun mereka mungkin
menggunakan kata-kata yang berbeda, siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran
berikut: Yesus Kristus mengasihi semua orang dan mengundang semua untuk
datang kepada-Nya dan mengambil bagian dalam keselamatan-Nya. Anda
mungkin ingin menuliskan ajaran ini di papan tulis. Anda juga dapat mengimbau
siswa untuk merujuksilangkan 2 Nefi 26:33 dengan Alma 5:33–34 dan Alma 19:36).
Berilah siswa waktu sejenak untuk membaca dalam hati Yakub 7:24 dan Enos 1:11, 20,
dengan mencari hasrat orang-orang Nefi terhadap orang-orang Laman selama masa
Nabi Yakub dan Nabi Enos.
• Apa tradisi palsu yang mencegah orang-orang Laman dari menerima undangan
untuk datang kepada Yesus Kristus?
108
PELAJARAN 24: SEMUANYA SAMA BAGI ALLAH
• Mengetahui bahwa orang-orang Laman sering merasakan kebencian terhadap
orang-orang Nefi, apa sikap atau tradisi palsu yang banyak orang Nefi mungkin
perlu atasi untuk dapat membagikan Injil kepada mereka?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua
Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Kitab Mormon menjanjikan bahwa semua orang yang menerima dan menanggapi
undangan Tuhan untuk ‘bertobat dan memercayai Putra-Nya’ menjadi ‘umat perjanjian
Tuhan’ (2 Nefi 30:2). Ini merupakan pengingat kuat bahwa bukanlah kekayaan maupun
garis keturunan maupun kesempatan istimewa saat kelahiran yang hendaknya
membuat kita percaya bahwa kita ‘lebih baik dari yang lain’ (Alma 5:54; lihat juga
Yakub 3:9). Sesungguhnya, Kitab Mormon memerintahkan, ‘Janganlah kamu menganggap satu
daging melebihi yang lain, atau janganlah satu orang menganggap dirinya melebihi yang lain’ (Mosia
23:7)” (“Semua Orang di Mana-Mana,” Ensign atau Liahona, Mei 2006, 79).
Undanglah siswa untuk meluangkan waktu sejenak dan merenungkan sikap terhadap
individu-individu yang datang dari latar belakang yang berbeda daripada mereka.
Imbaulah mereka untuk mengikuti teladan Juruselamat dengan berusaha untuk
mengasihi semua anak Allah, termasuk mereka yang etnisitas, kebudayaan, atau
agamanya berbeda dari mereka.
Mosia 28:1–3; Helaman 6:1–8
Memperoleh hasrat untuk membagikan Injil kepada semua anak Allah
Ingatkan siswa bahwa Kitab Mormon mencatat pengalaman-pengalaman luar biasa
yang orang-orang Nefi miliki ketika mengkhotbahkan Injil kepada orang Laman.
Ingatkan siswa tentang keinsafan menakjubkan dari para putra Mosia (lihat Mosia 27),
dan kemudian mintalah seorang siswa untuk membaca Mosia 28:1–3 dengan lantang.
Mintalah anggota kelas untuk mencari alasan mengapa para putra Mosia berhasrat
untuk mengkhotbahkan Injil kepada orang Laman.
• Mengenai alasan-alasan yang Anda temukan, manakah yang terutama bermakna
bagi Anda sewaktu Anda memikirkan tentang membagikan Injil kepada orang
lain?
• Manakah kata di ayat 1 yang menyatakan bagaimana para putra Mosia
memandang orang-orang Laman?
• Bagaimana hasrat kita untuk membagikan Injil terpengaruh ketika kita
memandang mereka dari kelompok agama, ras, atau etnis yang berbeda sebagai
saudara-saudara kita? (Sewaktu siswa merespons, bantulah mereka
mengidentifikasi asas berikut: Ketika kita melihat orang lain sebagai saudarasaudara kita, hasrat kita untuk membagikan Injil kepada mereka meningkat).
Mintalah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon
B. Hinckley (1907–1995) dengan lantang:
“Semua pria dan wanita tidak hanya memiliki garis keturunan fisik yang menuntun
kembali pada Adam dan Hawa, orangtua fana mereka, namun juga pusaka rohani yang
menuntun kembali pada Allah Bapa yang Kekal. Dengan demikian, semua orang di
bumi secara harfiah adalah saudara-saudara dalam keluarga Allah.
Adalah dalam memahami dan menerima peranan Allah sebagai ayah yang sifatnya
universal inilah bahwa semua umat manusia dapat dengan paling baik menghargai keprihatinan Allah
109
PELAJARAN 24: SEMUANYA SAMA BAGI ALLAH
bagi mereka dan hubungan mereka dengan satu sama lain. Ini adalah pesan tentang kehidupan dan
kasih yang secara tegas menolak terhadap semua tradisi yang membatasi yang didasarkan pada ras,
bahasa, ekonomi atau kedudukan politik, tingkat pendidikan, atau latar belakang budaya, karena kita
semua adalah keturunan rohani yang sama” (Teachings of Presidents of the Church [Ajaran-Ajaran
Presiden Gereja]: Howard W. Hunter [2015], 123–124).
• Apa pemikiran yang Anda miliki ketika Anda mendengar perkataan ini dari
Presiden Hunter?
Berilah siswa waktu sejenak untuk membaca Helaman 6:1–8. Tandaskan bahwa
keadaan-keadaan yang diuraikan dalam ayat-ayat ini terjadi sekitar 50 tahun setelah
para putra Mosia melayani misi mereka kepada orang Laman. Mintalah siswa untuk
memikirkan tentang apa hubungan antara orang Nefi dan orang Lehi pada saat misi
mereka dan mencari bagaimana hubungan itu telah berubah dalam 50 tahun.
• Apa yang telah berubah dalam hubungan antara orang Nefi dan orang Laman?
Mengapa hubungan itu telah berubah?
• Apa yang dapat kita pelajari mengenai membagikan Injil dari sikap para putra
Mosia dan dari hasil misi mereka?
Alma 27:1–2, 20–24; 53:10–11, 13–17; 4 Nefi 1:1–3, 11–13, 15–18
Injil Yesus Kristus melampaui perbedaan-perbedaan di antara orang-orang
Undanglah siswa untuk merenungkan pertanyaan berikut dan kemudian membagikan
gagasan mereka:
• Menurut Anda mengapa individu-individu dari begitu banyak ragam latar
belakang dapat bertemu bersama dalam roh kedamaian dan kasih dalam Gereja?
Apa yang mempersatukan para anggota Gereja?
Bagilah siswa menjadi dua kelompok. Undanglah satu kelompok untuk menelaah
Alma 27:1–2, 20–24 dan mencari apa yang orang-orang Nefi lakukan untuk membantu
orang-orang Anti-Nefi-Lehi. Undanglah separuh yang lain untuk menelaah Alma
53:10–11, 13–17 dan mencari apa yang orang-orang Anti-Nefi-Lehi (orang-orang
Amon) lakukan bagi orang-orang Nefi. Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa
untuk berbagi apa yang mereka temukan.
• Menurut Anda apa yang menyebabkan dua kelompok ini dapat saling merasakan
kasih dan keprihatinan semacam itu? (Sebagai bagian dari pembahasan ini,
bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut: Sewaktu orang-orang memeluk
ajaran-ajaran Yesus Kristus, mereka dapat menjadi saling dipersatukan).
Jelaskan bahwa sebuah ilustrasi yang menakjubkan tentang asas ini dicatat dalam 4
Nefi. Mintalah seorang siswa untuk membacakan 4 Nefi 1:1–2 dengan lantang.
Tekankan bahwa setelah kunjungan Juruselamat ke Benua Amerika, semua orang Nefi
dan orang Laman bertobat, dibaptiskan, menerima Roh Kudus, dan diinsafkan kepada
Tuhan. Tugasi siswa untuk menyelidiki 4 Nefi 1:3, 11–13, 15–18, dengan mencari
berkat-berkat yang orang-orang alami ketika semuanya diinsafkan pada Injil.
• Apa kata atau frasa yang menguraikan orang-orang pada masa itu?
• Mengapa menjalankan Injil Yesus Kristus menghasilkan berkat-berkat ini?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan 4 Nefi 1:17 dengan lantang.
110
PELAJARAN 24: SEMUANYA SAMA BAGI ALLAH
• Menurut Anda apa artinya tidak ada “macam orang apa pun”? (Orang-orang ini
tidak lagi saling membedakan diri mereka dengan sebutan seperti orang Nefi
maupun orang Laman. Mereka mengatasi perbedaan apa pun yang ada di antara
mereka dan hidup dalam persatuan dan damai).
• Bagaimana Anda telah melihat Injil menghapus perbedaan di antara orang-orang
dari latar belakang yang berbeda?
Untuk memperdalam pemahaman siswa tentang bagaimana menjalankan Injil
mempersatukan orang-orang dari latar belakang yang berbeda, bagikan pernyataan
berikut oleh Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Bapa Surgawi Anda menugasi Anda untuk dilahirkan ke dalam suatu garis keturunan
tertentu yang darinya Anda menerima warisan ras, budaya, dan tradisi Anda. Garis
keturunan itu menyediakan suatu pusaka kaya dan alasan-alasan besar untuk
bersukacita. Namun Anda memiliki tanggung jawab untuk menentukan apakah ada
bagian apa pun dari garis keturunan itu yang harus dihilangkan karena itu bekerja
melawan rencana kebahagiaan Allah .…
Saya bersaksi bahwa Anda akan menyingkirkan halangan untuk kebahagiaan dan menemukan
kedamaian yang lebih besar sewaktu Anda menjadikan keanggotaan Anda dalam Gereja Yesus
Kristus, sebagai prioritas utama, dan ajaran-ajaran-Nya sebagai landasan hidup Anda. Bilamana
tradisi keluarga atau bangsa atau adat istiadat bertentangan dengan ajaran-ajaran Allah,
singkirkanlah itu. Bilamana tradisi dan adat-istiadat selaras dengan ajaran-ajaran-Nya, itu hendaknya
dihargai dan diikuti untuk memelihara budaya dan pusaka Anda” (“Removing Barriers to Happiness,”
Ensign, Mei 1998, 86–87).
• Menurut Anda mengapa perbedaan antara orang-orang yang berlatar belakang
berbeda berkurang ketika orang-orang ini menjadikan Injil Yesus Kristus prioritas
utama mereka?
• Bagaimana menjadi anggota Gereja membantu Anda merasa dipersatukan dengan
para anggota Gereja lainnya yang memiliki latar belakang berbeda dari Anda?
Akhiri dengan bersaksi bahwa Kitab Mormon berisikan contoh-contoh yang nyata
tentang bagaimana orang-orang dari latar belakang yang berbeda menjalankan Injil
Yesus Kristus dan mengatasi perbedaan mereka. Pendamaian dan Injil Yesus Kristus
melampaui perbedaan dalam ras, etnisitas, kebudayaan, zaman, dan gender untuk
mempersatukan anak-anak Allah.
Imbaulah siswa untuk memikirkan bagaimana Injil Yesus Kristus dapat membantu
mereka mengatasi tradisi-tradisi atau gagasan-gagasan palsu yang dipelajari dari para
anggota keluarga atau teman-teman, atau mengatasi perbedaan apa pun yang
mungkin mereka miliki dengan seseorang yang mereka kenal. Imbaulah mereka
supaya mencari cara-cara untuk menjadi lebih dipersatukan dengan para anggota dari
jemaat setempat mereka.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 26:23–28, 33; Yakub 7:24; Enos 1:11, 20; Mosia 28:1–3; Alma 27:1–2, 20–24;
53:10–11, 13–17; Helaman 6:1–8; 4 Nefi 1:1–3, 11–13, 15–18.
• Dallin H. Oaks, “Semua Orang di Mana-Mana,” Ensign atau Liahona, Mei 2006,
77–80.
111
25
Hidup dengan Saleh di Zaman
Kejahatan
Pendahuluan
Kitab Mormon mencatat kehancuran individu-individu dan
masyarakat yang memeluk kejahatan dan membiarkan adanya
komplotan rahasia. Pada saat yang sama, Kitab Mormon juga
mengajarkan bahwa kita dapat hidup dengan saleh terlepas dari
hidup dalam lingkungan yang jahat. Dalam pelajaran ini, siswa
akan belajar apa yang dapat mereka lakukan untuk tetap saleh di
dunia zaman sekarang.
Bacaan Latar Belakang
• Quentin L. Cook, “Menuai Pahala Kesalehan,” Ensign, Juli 2015, 33–39.
• Dennis B. Neuenschwander, “Seorang di Antara Kerumunan,” Ensign atau Liahona,
Mei 2008, 101–103.
Saran untuk Pengajaran
Alma 37:21–22, 25–27; Helaman 6:20–26, 37–40; Eter 8:18–26
Komplotan rahasia dapat menghancurkan kebebasan dan masyarakat
Tulislah frasa wilayah musuh di papan tulis dan tanyakan kepada siswa apa artinya.
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Boyd K. Packer (1924–2015) dari Kuorum
Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan
lantang:
“Anda kaum muda dibesarkan di wilayah musuh. Kita mengetahui dari tulisan suci ada
peperangan di surga dan Lusifer memberontak, dengan para pengikutnya, ‘dilemparkan
ke bumi‘ [Wahyu 12:9]. Dia bertekad untuk mengacaukan rencana Bapa Surgawi dan
berusaha untuk mengendalikan pikiran serta tindakan semua orang” (“Nasihat bagi
Para Remaja,” Ensign atau Liahona, November 2011, 16).
• Dalam cara-cara apa hidup di masa ini seperti tinggal di wilayah musuh?
Jelaskan bahwa pelajaran ini akan mencermati uraian Kitab Mormon tentang
lingkungan yang jahat di mana sejumlah individu yang saleh tinggal. Undanglah siswa
untuk mencari asas-asas dan ajaran-ajaran yang dapat mereka terapkan sewaktu
mereka menelaah contoh tentang individu-individu yang tetap setia meskipun
dikelilingi oleh kejahatan.
Ingatkan siswa bahwa Moroni melihat kehancuran seluruh peradaban orang Nefi. Dia
menguraikan kejahatan yang menuntun pada baik kehancuran orang Nefi maupun
orang Yared. Undanglah seorang siswa untuk membaca Eter 8:18 dan 21 dengan
lantang sementara anggota kelas mengidentifikasi penyebab kehancuran ini.
Undanglah siswa untuk membagikan apa yang mereka temukan.
Tulislah rujukan-rujukan tulisan suci berikut di papan tulis:
Alma 37:21–22, 25–27
Helaman 6:20–26
112
PELAJARAN 25: HIDUP DENGAN SALEH DI ZAMAN KEJAHATAN
Eter 8:18–26
Apa komplotan rahasia itu?
Apa gol dan tujuan mereka?
Bagaimana mereka memastikan keberadaan berkelanjutan mereka?
Mintalah siswa untuk membaca salah satu petikan di papan tulis dan mencari jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang tertera di situ. Beri tahulah siswa bahwa petikan
yang mereka pilih mungkin tidak menjawab ketiga pertanyaan tersebut, namun
mereka hendaknya menemukan apa yang dapat mereka temukan. Setelah waktu yang
memadai, bahaslah pertanyaan-pertanyaan di papan tulis bersama anggota kelas.
Kemudian bahaslah yang berikut:
• Dari apa yang Anda baca, apa konsekuensi dari membiarkan komplotan rahasia
hidup dan berkembang? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut:
Komplotan rahasia dapat menghancurkan kebebasan, pemerintahan, dan
masyarakat).
• Menurut Anda apa beberapa contoh tentang komplotan rahasia di zaman kita?
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, perlihatkan pernyataan berikut oleh
Penatua M. Russell Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul dan Presiden Ezra Taft
Benson (1899–1994): Mintalah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang.
“Di antara komplotan rahasia di zaman sekarang ada geng-geng, kartel narkoba, dan
kejahatan-kejahatan terorganisasi keluarga. Komplotan rahasia di zaman kita bekerja
sangat mirip dengan para perampok Gadianton di zaman Kitab Mormon .… Di antara
tujuan-tujuan mereka adalah untuk ‘membunuh, menjarah, dan mencuri, dan
melakukan pelacuran dan segala macam kejahatan’ [Helaman 6:23]” (M. Russell
Ballard, “Standing for Truth and Right,” Ensign, November 1997, 38).
“Saya bersaksi bahwa kejahatan meluas dengan pesat di setiap segmen masyarakat
kita (lihat A&P 1:14–16; 84:49–53). Ini lebih sangat teroganisasi, lebih cerdik
menyamar, dan lebih kuat dipromosikan daripada sebelumnya. Keinginan besar
komplotan rahasia akan kekuasaan, keuntungan, dan kemuliaan meningkat .… (lihat
Eter 8:18–25).” (Ezra Taft Benson, “I Testify,” Ensign, November 1988, 87).
• Menurut Anda mengapa para nabi Kitab Mormon menyertakan informasi
mengenai komplotan rahasia dalam catatan mereka?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Helaman 6:20, 37–40 dengan lantang.
Mintalah siswa untuk menyimak, dengan mencari perbandingan antara orang Laman
dan orang Nefi. (Catatan: Mempersamakan dan membandingkan merupakan
keterampilan penelaahan tulisan suci yang dapat Anda tekankan dalam pelajaran ini
[lihat Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan untuk Guru dan Pemimpin
Seminari dan Institut Religi (2012), 22]).
• Apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini tentang melenyapkan kejahatan dan
komplotan rahasia?
113
PELAJARAN 25: HIDUP DENGAN SALEH DI ZAMAN KEJAHATAN
Alma 62:41; 4 Nefi 1:42; Mormon 1:13–17, 19; 2:8, 14–15, 18–19; 3:2–3,
12, 22; Moroni 9:6, 22, 25–26
Tetap saleh sementara dikelilingi oleh kejahatan
Beri tahulah siswa bahwa Nabi Mormon dilahirkan dalam lingkungan dengan
kejahatan yang meningkat yang disebabkan oleh komplotan rahasia ini. Mintalah
siswa untuk menelaah petikan-petikan berikut dan mencari serta menandai uraian
tentang lingkungan Mormon. Mormon 1:13–14, 16–17, 19; 2:8, 14–15, 18. Undanglah
siswa untuk melaporkan mengenai apa yang mereka temukan, dan kemudian
tanyakan:
• Apa kekhawatiran yang akan Anda miliki mengenai tinggal di lingkungan
semacam itu?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Mormon 1:15 dan 2:19 dengan lantang.
• Apa yang dapat kita pelajari dari teladan Mormon selama masa yang jahat ini?
(Sewaktu siswa merespons, tulislah kebenaran ini di papan tulis: Kita dapat hidup
dengan saleh bahkan ketika kita dikelilingi oleh kejahatan).
Berilah siswa waktu untuk membaca Mormon 3:2–3, 12, 22 untuk mengetahui apa lagi
yang dapat mereka pelajari tentang bagaimana Mormon dapat hidup dengan saleh di
suatu masa kejahatan. Setelah siswa membagikan apa yang mereka pelajari tentang
Mormon, ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Siapa lagi dalam Kitab Mormon yang merupakan teladan dari hidup dengan saleh
sementara dikelilingi oleh kejahatan? (Jawaban dapat mencakup Eter, Moroni,
Abis, dan orang-orang yang percaya bahwa Kristus akan lahir, sebagai dicatat
dalam 3 Nefi 1).
• Apa tantangan yang kita hadapi sewaktu kita berusaha untuk hidup dengan saleh
di dunia yang jahat?
Ingatkan siswa bahwa putra Mormon, Moroni, hidup selama masa yang sama
kejahatan yang menyebar luas ini. Sebelum kematiannya, Mormon menulis sepucuk
surat kepada Moroni yang dicatat dalam Moroni 9. Mintalah seorang siswa untuk
membaca Moroni 9:6, 22, 25–26. Undanglah siswa untuk memikirkan bagaimana
nasihat Mormon dalam ayat-ayat ini dapat membantu kita hidup dengan saleh di
dunia yang jahat.
• Apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini yang akan membantu kita hidup
dengan saleh di dunia zaman sekarang? (Bantulah siswa memahami asas berikut:
Jika kita memiliki iman kepada Kristus dan dalam Pendamaian-Nya, maka
kita akan memiliki kekuatan untuk hidup dengan saleh meskipun
dikelilingi oleh kejahatan).
• Apa contoh-contoh yang telah Anda lihat dari seseorang yang hidup dengan saleh
di tengah-tengah kejahatan dewasa ini?
• Bagaimana berfokus pada Yesus Kristus dan Pendamaian-Nya membantu Anda
untuk bangkit melawan yang jahat atau keadaan-keadaan sulit?
Bagikan pernyataan berikut oleh Sister Virginia U. Jensen, mantan penasihat dalam
presidensi umum Lembaga Pertolongan, untuk membantu siswa memikirkan apa lagi
yang dapat mereka lakukan untuk berdiri kukuh dalam iman dan kesalehan:
114
PELAJARAN 25: HIDUP DENGAN SALEH DI ZAMAN KEJAHATAN
“Untuk mempertahankan pendirian kukuh bagi diri kita sendiri dan membantu orang
lain berdiri kukuh, pesan dari Injil yang dipulihkan harus secara kuat tertanam di hati
kita dan diajarkan di rumah-rumah kita .… Ajari orang-orang terkasih Anda untuk
memperoleh kuasa surga melalui berpuasa dan berdoa. Ajari mereka bahwa
menguduskan hari Sabat akan memisahkan mereka dari dunia. Ajari mereka untuk
patuh. Ajari mereka untuk mencari persetujuan Allah, bukan persetujuan manusia. Ajari mereka
bahwa satu-satunya jalan kembali ke rumah surgawi kita adalah dengan mengasihi dan mengikuti
Juruselamat dan dengan membuat serta menepati perjanjian-perjanjian dan perintah-perintah sakral.
Kebenaran-kebenaran Injil dan pengetahuan tentang rencana keselamatan adalah senjata yang
anggota keluarga Anda dapat gunakan untuk menang melawan kekuatan jahat Setan” (“Stand Firm,”
Ensign, November 2001, 94).
• Apa yang telah memberi Anda tekad dan kekuatan untuk menjadi patuh pada
Tuhan di dunia yang semakin jahat?
Jelaskan bahwa selama peperangan yang panjang antara orang Nefi dan orang laman
yang dicatat dalam kitab Alma, individu-individu harus berdiri melawan kekuatankekuatan jahat untuk dapat menyelamatkan hidup mereka. Undanglah siswa untuk
menelaah Alma 62:41 dan mencari cara-cara berbeda di mana individu-individu
menanggapi kemalangan dan kejahatan. Undanglah siswa untuk membagikan apa
yang mereka temukan yang dapat membantu mereka hidup dengan saleh di dunia
yang jahat.
Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh
Presiden James E. Faust (1920–2007) dari Presidensi Utama:
“Di dunia yang semakin tidak adil untuk bertahan hidup serta bahkan untuk
menemukan kebahagiaan dan sukacita, tidak peduli apa yang akan terjadi, kita harus
memperkuat pijakan kita tanpa ragu bersama Tuhan. Kita perlu mencoba untuk setia
setiap saat, setiap hari agar dasar kepercayaan di dalam Tuhan tidak akan pernah
goyah .…
Kebanyakan bukan pada apa yang menimpa kita melainkan bagaimana kita mengatasi apa yang
menimpa kita. Itu mengingatkan saya tentang sebuah petikan dari Alma. Setelah lama berperang,
banyak orang ‘telah menjadi terkeraskan,’ sementara ‘banyak terlunakkan karena kesengsaraan
mereka’ [Alma 62:41]. Keadaan yang sama menimbulkan tanggapan yang berlawanan .… Kita
masing-masing perlu memiliki gudang iman kita sendiri untuk menolong kita mengatasi masalahmasalah yang menjadi bagian dari masa pencobaan fana ini” (“Di Mana Saya Mengambil Posisi
Saya?” Ensign atau Liahona, November 2004, 18, 20).
Mintalah mereka meluangkan waktu sejenak untuk menuliskan respons mereka
terhadap pertanyaan berikut:
• Apa komitmen yang telah Anda buat untuk berdiri “tanpa ragu bersama Tuhan”?
Kemudian imbaulah siswa untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apa dorongan yang Anda terima dari Roh berkenaan dengan bagaimana Anda
dapat menjadi lebih berkomitmen pada Tuhan?
• Apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu anggota keluarga Anda lebih
berkomitmen pada Tuhan?
Bersaksilah bahwa sewaktu kita bertekun dalam iman, Tuhan akan memberkati kita
dan membantu kita hidup dengan saleh di tengah-tengah kejahatan.
115
PELAJARAN 25: HIDUP DENGAN SALEH DI ZAMAN KEJAHATAN
Bacaan Siswa
• Alma 37:21–22, 25–27; 62:41; Helaman 6:20–26, 37–40; 4 Nefi 1:42; Mormon
1:13–17, 19; 2:8, 14–15, 18–19; 3:2–3, 12, 22; Eter 8:18–26; Moroni 9:6, 22, 25–26.
• Quentin L. Cook, “Reaping the Rewards of Righteousness,” Ensign, Juli 2015,
33–39.
116
Setelah Pencobaan Iman
Pendahuluan
Dalam pelajaran ini, siswa akan belajar dari Kitab Mormon bahwa
memiliki iman kepada Yesus Kristus memungkinkan bagi Allah
untuk mengerjakan mukjizat-mukjizat atas nama kita.
26
Menjalankan iman dapat juga mempersiapkan kita untuk
menerima kesaksian rohani tentang kebenaran.
Bacaan Latar Belakang
• Robert D. Hales, “Berusaha untuk Mengenal Allah, Bapa Surgawi Kita, dan PutraNya, Yesus Kristus,” Ensign atau Liahona, November 2009, 29–32.
• David A. Bednar, “Meminta dalam Iman,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 94–97.
• Neil L. Andersen, “Kamu Cukup Mengetahui,” Ensign atau Liahona, November
2008, 13–14.
Saran untuk Pengajaran
2 Nefi 27:23; 3 Nefi 17:5–9, 20–24; Mormon 9:9, 18–20
Iman mendahului mukjizat.
Mintalah siswa untuk menyebutkan beberapa contoh tulisan suci tentang Allah
mengerjakan mukjizat atas nama anak-anak-Nya menurut iman mereka kepada-Nya.
(Contoh dapat mencakup Yesus menyembuhkan yang sakit dan membangkitkan yang
mati, Musa membelah Laut Merah, dan Kristus menyentuh batu-batu untuk
menerangi barkas orang-orang Yared.
• Apa yang dapat Anda katakan kepada seseorang yang tidak memercayai bahwa
Allah terus mengerjakan mukjizat di zaman sekarang?
Undanglah seorang siswa untuk membaca 2 Nefi 27:23 dengan lantang dan siswa
lainnya membaca Mormon 9:9, 18–20 dengan lantang. Mintalah anggota kelas untuk
mencari mukjizat-mukjizat yang masih terjadi dewasa ini.
• Menurut ayat-ayat ini, mengapa kita dapat merasa yakin bahwa mukjizat terjadi di
dunia zaman sekarang? (Siswa hendaknya mengidentifikasi ajaran berikut: Karena
Allah adalah sama kemarin, hari ini, dan selamanya, Dia terus mengerjakan
mukjizat menurut iman anak-anak-Nya).
• Menurut Anda mengapa Tuhan mengharuskan kita untuk memiliki iman sebelum
Dia mengerjakan mukjizat?
Untuk mengilustrasikan hubungan tulisan suci antara iman dan mukjizat, undanglah
sejumlah siswa untuk bergiliran membaca 3 Nefi 17:5–9 dengan lantang. Mintalah
anggota kelas untuk mencari apa yang Kristus yang telah bangkit identifikasi sebagai
cukup sebelum Dia melaksanakan mukjizat bagi orang-orang.
• Menurut ayat 8, apa yang mengizinkan Juruselamat untuk menyembuhkan yang
sakit dan menderita?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan 3 Nefi 17:20–24 dengan lantang.
• Apa peristiwa-peristiwa sakral lainnya yang orang-orang alami karena iman
mereka?
117
PELAJARAN 26: SETELAH PENCOBAAN IMAN
• Bagaimana kesediaan Kristus untuk memberikan mukjizat-mukjizat ini
meningkatkan iman kita bahwa Dia dapat menjalankan kuasa untuk menolong
kita dengan kebutuhan kita?
Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh
Sister Sydney S. Reynolds, mantan penasihat dalam presidensi umum Pratama:
“Sama pentingnya seperti ‘mukjizat dahsyat’ adalah ‘mukjizat pribadi’ yang lebih kecil
yang mengajar kita masing-masing untuk memiliki iman kepada Tuhan. Ini datang
sewaktu kita mengenali dan mengindahkan dorongan Roh dalam kehidupan kita .…
Saya percaya bahwa kita semua dapat memberikan kesaksian untuk mukjizat-mukjizat
kecil ini. Kita mengetahui anak-anak yang berdoa memohon pertolongan untuk
menemukan barang yang hilang dan menemukannya. Kita mengetahui para remaja yang
mengumpulkan keberanian untuk berdiri sebagai saksi Allah dan merasakan topangan tangan-Nya.
Kita mengetahui teman-teman yang membayar persepuluhan mereka dengan uang terakhir mereka
dan kemudian, melalui mukjizat, mendapati diri mereka dapat membayar biaya sekolah mereka atau
biaya sewa mereka atau entah bagaimana mendapatkan makanan bagi keluarga mereka. Kita dapat
membagikan pengalaman tentang doa-doa yang dijawab dan berkat-berkat imamat yang
memberikan keberanian, mendatangkan penghiburan, atau kesehatan yang dipulihkan. Mukjizatmukjizat harian ini memperkenalkan kita dengan tangan Tuhan dalam kehidupan kita” (“A God of
Miracles,” Ensign, Mei 2001, 12).
Mintalah seorang siswa untuk memikirkan saat ketika mereka atau seseorang yang
mereka kenal mengalami mukjizat Allah dalam kehidupan mereka. Jika tidak terlalu
sakral atau pribadi, undanglah siswa untuk membagikan pengalaman yang mereka
miliki yang telah meneguhkan mereka bahwa Allah masih merupakan Allah
kemukjizatan.
Eter 3:6–13, 17–20; 4:13–15; 12:6–7, 12, 19, 31
Iman mempersiapkan kita untuk menerima kesaksian rohani
Undanglah siswa untuk memikirkan tentang kebenaran Injil yang mengenainya
mereka ingin menerima, kesaksian rohani atau kesaksian yang lebih kuat. Jelaskan
bahwa beberapa orang memilih untuk tidak memercayai atau hidup tidak sesuai
dengan asas Injil sampai mereka melihat bukti bahwa itu benar adanya.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Eter 12:6 dalam hati, dengan mencari apa
yang ayat ini ajarkan mengenai proses menerima kesaksian rohani.
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari Eter 12:6 mengenai menerima kesaksian
rohani? (Siswa hendaknya memahami asas berikut: Sebelum kita dapat
menerima sebuah kesaksian rohani, kita harus terlebih dahulu menjalankan
iman kepada Yesus Kristus).
• Menurut Anda apa makna frasa “pencobaan imanmu”?
Jelaskan bahwa mengalami pencobaan iman tidak selalu berarti mengalami kesulitan.
Perlihatkan dan mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang
pernyataan berikut mengenai nasihat Moroni dalam Eter 12:6 oleh Penatua Richard G.
Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul dan Sister Bonnie L. Oscarson, presiden umum
Remaja Putri:
118
PELAJARAN 26: SETELAH PENCOBAAN IMAN
“Anda dapat belajar untuk menggunakan iman secara lebih efektif dengan menerapkan
asas ini yang diajarkan oleh Moroni: ‘… kamu tidak menerima kesaksian sampai
setelah pencobaan imanmu’ [Eter 12:6; penekanan ditambahkan]. Dengan demikian,
setiap kali Anda mencoba iman Anda, yaitu, tindakan dalam kelayakan terhadap suatu
kesan, Anda akan menerima bukti yang meneguhkan dari Roh” (Richard G. Scott,
“Kuasa Iman yang Mendukung di Saat-Saat yang Tak Menentu dan Sulit,” Ensign atau Liahona, Mei
2003, 76).
“Di dunia kita di mana gratifikasi instan diharapkan, kita sering kali salah dengan
mengharapkan pahala tanpa harus berusaha untuk itu. Saya percaya Moroni memberi
tahu kita bahwa kita harus melakukan pekerjaan terlebih dahulu dan beriman dengan
menjalankan Injil, dan kemudian kita akan menerima kesaksian bahwa itu benar.
Keinsafan sejati terjadi ketika Anda terus menindaki ajaran-ajaran yang Anda tahu
benar dan menaati perintah-perintah, hari demi hari, bulan demi bulan.” (Bonnie L. Oscarson,
“Jadilah Engkau Diinsafkan,” Ensign atau Liahona, November, 2013, 77).
• Bagaimana pendekatan untuk menerima suatu kesaksian tentang kebenaran yang
diuraikan oleh Penatua Scott dan Sister Oscarson berbeda dengan pendekatan dari
mereka yang menginginkan bukti sebelum mereka mau memercayai atau
bertindak?
• Kapan dan bagaimana Anda telah menemukan asas ini benar adanya?
Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Eter 12:7, 12, 19, dan 31 dengan
lantang. Imbaulah anggota kelas untuk mencermati frasa “setelah mereka memiliki
iman” dan “sampai setelah iman mereka” dan dalam ayat-ayat ini (Anda mungkin
juga ingin menyarankan agar siswa menandai frasa-frasa ini dalam tulisan suci
mereka).
• Menurut ayat-ayat ini, apa berkat-berkat yang Tuhan sediakan bagi orang-orang ini
setelah mereka menjalankan iman? Apa jenis kesaksian rohani tentang kebenaran
yang telah Anda terima sebagai hasil dari iman Anda?
Bersaksilah bahwa banyak seperti mukjizat, kesaksian rohani tidak datang sampai
setelah kita menjalankan iman. Untuk menekankan poin ini, pertimbangkan untuk
membagikan pernyataan berikut dari Presiden Boyd K. Packer (1924–2015), Presiden
Kuorum Dua Belas Rasul:
“Dalam pencarian Anda untuk pengetahuan rohani, ada ‘lompatan iman’ itu, seperti
kata ahli filsafat. Itulah momen ketika Anda telah pergi ke tepi cahaya dan melangkah
ke dalam kegelapan untuk menemukan bahwa jalan diterangi ke depan hanya untuk
satu atau dua langkah. (“The Quest for Spiritual Knowledge,” New Era, Januari
2007, 6).
Undanglah seorang siswa untuk menguraikan tantangan-tantangan yang saudara lakilaki Yared hadapi sewaktu dia membangun barkas-barkas yang harus membawa
keluarganya ke negeri yang terjanjikan dan meringkas apa yang dia lakukan untuk
mengatasi tantangan-tantangan itu (lihat Eter 2:16–25; 3:1–5).
• Bagaimana saudara laki-laki Yared menjalankan iman kepada Yesus Kristus?
Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan Eter 3:6–13, 17–20 dengan
lantang.
119
PELAJARAN 26: SETELAH PENCOBAAN IMAN
• Bagaimana Tuhan memberkati saudara laki-laki Yared karena imannya?
Mintalah seorang siswa untuk membaca dengan lantang pernyataan berikut oleh
Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul: Undanglah angota kelas
untuk mencari karakteristik tentang iman saudara laki-laki Yared:
“Iman yang tepat, iman untuk memindahkan gunung, iman yang seperti saudara lakilaki Yared, mendahului mukjizat dan pengetahuan. Dia harus percaya sebelum Allah
berbicara. Dia harus bertindak sebelum kemampuan untuk menuntaskan tindakan itu
adalah nyata. Dia harus berkomitmen untuk menuntaskan pengalaman sebelumnya dari
bahkan segmen pertama dari realisasinya. Iman adalah bersepakat dengan tanpa
syarat—dan sebelumnya—untuk kondisi apa pun yang mungkin Allah tuntut baik dalam waktu dekat
maupun dalam masa depan yang jauh” (Christ and the New Covenant: The Messianic Message of the
Book of Mormon [1997], 18–19).
• Bagaimana Anda akan meringkas deskripsi Penatua Holland tentang iman saudara
laki-laki Yared?
• Apa saja contoh bagaimana tentang tindakan yang dapat kita ambil untuk
memperlihatkan iman kita kepada Tuhan?
Berilah siswa waktu sejenak untuk menelaah Eter 4:13–15 dan mengidentifikasi apa
yang Moroni katakan hendaknya kita lakukan untuk menerima pengetahuan dan
manifestasi dari Roh.
• Menurut Anda apa artinya “mengoyak tabir ketidakpercayaan”? Bagaimana
melakukan ini berkaitan dengan proses menjalankan iman? (Mungkin bermanfaat
untuk menjelaskan bahwa mengoyak artinya merobek atau membagi dan tabir
merujuk pada sesuatu yang menutupi atau menyembunyikan).
• Apa yang Moroni nasihatkan kepada kita untuk lakukan untuk dapat “mengoyak
tabir ketidakpercayaan”?
Perlihatkan pernyataan berikut oleh Nabi Joseph Smith (1805–1844), dan mintalah
seorang siswa membacanya dengan lantang:
“Allah tidak mengungkapkan apa pun kepada Joseph, kecuali apa yang Dia akan beri
tahukan kepada Dua Belas Rasul, dan bahkan Orang Suci yang terkecil pun boleh
mengetahui segala hal secepat dia mampu menanggungnya, karena harinya haruslah
datang ketika tidak seorang pun perlu berkata kepada tetangganya, Kenallah Tuhan;
Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal … Tuhan [lihat Yeremia 31:34]”
(Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 270).
• Bagaimana pernyataan oleh Nabi Joseph Smith ini membantu Anda memahami
potensi Anda untuk menerima wahyu?
Tantanglah siswa untuk merenungkan tantangan iman yang mereka saat ini hadapi,
dan undanglah mereka untuk memikirkan apa yang dapat mereka lakukan untuk
memperkuat dan menjalankan iman mereka. Bagikan kesaksian Anda bahwa Allah
menyediakan bagi para pengikut-Nya yang setia dengan kesaksian yang berkelanjutan
akan kebenaran sewaktu mereka menjalankan iman.
Bacaan Siswa
• 2 Nefi 27:23; 3 Nefi 17:5–9, 20–24; Mormon 9:9, 18–20; Eter 3:6–13, 17–20; 4:13–15;
12:6–7, 12, 19, 31.
120
PELAJARAN 26: SETELAH PENCOBAAN IMAN
• David A. Bednar, “Meminta dalam Iman,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 94–97.
• Neil L. Andersen, “Kamu Cukup Mengetahui,” Ensign atau Liahona, November
2008, 13–14.
121
27
Pendahuluan
Iman, Pengharapan, dan Kasih
Amal
Sifat-sifat iman, pengharapan, dan kasih amal diperlukan bagi
semua yang ingin tinggal di hadirat Bapa kita di Surga. Sifat-sifat
ini adalah karunia dari Allah yang datang kepada mereka yang
mencarinya dengan mengikuti teladan Yesus Kristus.
Bacaan Latar Belakang
• Dieter F. Uchtdorf, “Kuasa Harapan yang Tak Terbatas,” Ensign atau Liahona,
November 2008, 21–24.
• Richard G. Scott, “Kuasa Transformasi Iman dan Karakter,” Ensign dan Liahona,
November 2010, 43–46.
Saran untuk Pengajaran
Eter 12:28; Moroni 10:18–21
Iman, pengharapan, dan kasih amal adalah penting bagi keselamatan.
Mintalah siswa untuk dengan cepat menyebutkan sifat-sifat yang menurut mereka
adalah penting untuk diperoleh sementara dalam kefanaan. Kemudian mintalah
mereka untuk mengidentifikasi manakah dari sifat-sifat tersebut yang menurut mereka
adalah paling penting untuk dapat mewarisi kerajaan Allah.
Ingatkan siswa bahwa sewaktu Moroni mengakhiri pekerjaannya terhadap
lempengan-lempengan emas, dia menulis beberapa kata-kata nasihat kepada mereka
yang kelak akan membaca catatan itu. Sebagai bagian dari nasihatnya, dia menyoroti
tiga sifat yang penting bagi keselamatan kita. Undanglah seorang siswa untuk
membaca Moroni 10:18–21 dengan lantang, dan mintalah anggota kelas untuk
mengidentifikasi tiga sifat ini.
• Menurut Anda mengapa sifat-sifat iman, pengharapan, dan kasih amal sedemikian
penting bagi keselamatan kita?
Untuk membantu siswa menjawab pertanyaan ini, undanglah seorang siswa untuk
membaca Eter 12:28 dengan lantang, dan mintalah anggota kelas untuk
mengidentifikasi ajaran yang diajarkan dalam ayat ini.
• Apakah ajaran yang dicatat dalam ayat ini? (Siswa hendaknya mengidentifikasi
yang berikut: Mengembangkan iman, pengharapan, dan kasih amal membawa
kita kepada Yesus Kristus).
Undanglah siswa untuk mencari asas-asas dan ajaran-ajaran di sepanjang pelajaran
yang dapat membantu mereka memahami dan mengembangkan sifat-sifat penting
tersebut dengan lebih sepenuhnya.
Alma 32:26–29, 37–41; Moroni 7:21, 25–28, 33
Iman mengizinkan kita untuk “berpegang pada setiap hal yang baik”
Tulislah Meningkatkan Iman Kita kepada Yesus Kristus di papan tulis.
Ingatkan siswa bahwa Nabi Alma menggunakan analogi menanam benih untuk
mengajarkan kepada orang-orang Zoram cara mengembangkan iman kepada Yesus
Kristus. Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Alma 32:26–29 dengan
122
PELAJARAN 27: IMAN, PENGHARAPAN, DAN KASIH AMAL
lantang. Imbaulah siswa untuk mengidentifikasi frasa yang menguraikan apa yang
dapat kita lakukan untuk meningkatkan iman kita.
Undanglah beberapa siswa untuk membagikan frasa yang mereka identifikasi dan
menjelaskan apa yang frasa itu ajarkan mengenai bagaimana kita dapat meningkatkan
iman kita. Sewaktu siswa mengidentifikasi frasa-frasa itu, Anda mungkin ingin
menuliskannya di bawah judul di papan tulis. Frasa-frasa itu dapat mencakup yang
berikut: membangunkan dan menggugah kecakapanmu, bahkan untuk suatu percobaan
terhadap perkataanku; berhasrat untuk percaya; memberi tempat sehingga sebiji benih
[perkataan] boleh ditanam dalam hatimu. Jika perlu, bantulah siswa memahami bahwa
kata kecakapan merujuk pada kemampuan kita untuk berpikir dan bertindak.
• Di ayat 29, menurut Anda mengapa Alma mengajarkan bahwa iman kita belum
akan sempurna setelah melakukan percobaan ini?
• Apa lagi yang menurut Anda diperlukan untuk menyempurnakan iman kita?
Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Alma 32:37–41, dan kemudian
mintalah anggota kelas mencari apa yang harus kita lakukan untuk mengembangkan
iman yang diperlukan untuk memperoleh kehidupan kekal.
• Apa asas yang Alma ajarkan dalam ayat-ayat ini mengenai bagaimana kita dapat
terus memperkuat iman kita? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas berikut:
Jika kita tekun memelihara firman Allah dalam hati kita, iman kita kepada
Yesus Kristus akan bertumbuh. Tulislah kebenaran ini di papan tulis).
• Menurut Anda apa artinya dengan tekun memelihara firman? Apa saja tindakan
konsisten yang dapat kita ambil untuk memelihara firman Allah dan membantu
kita bertumbuh dalam hati kita?
Untuk membantu siswa memahami bagaimana mereka dapat memelihara firman
Allah, perlihatkan pernyataan berikut oleh Presiden Henry B. Eyring dari Presidensi
Utama, dan undanglah seorang siswa untuk membacanya dengan lantang sewaktu
anggota kelas mencari kunci-kunci untuk memelihara iman kita:
“Betapa pun banyak iman yang saat ini kita miliki untuk mematuhi Allah, kita akan
perlu memperkuatnya terus-menerus dan membuatnya segar terus. Kita dapat
melakukan itu dengan memutuskan sekarang untuk menjadi lebih cepat mematuhi dan
lebih bertekad untuk bertahan. Belajar untuk memulai lebih awal dan konsisten adalah
kunci menuju persiapan rohani .…
… Kita membangun iman untuk melewati ujian-ujian kepatuhan dari waktu ke waktu dan melalui
pilihan setiap hari kita. Kita dapat memutuskan sekarang untuk melakukan dengan cepat apa pun
yang Allah minta dari kita. Dan kita dapat memutuskan untuk menjadi teguh dalam ujian-ujian kecil
kepatuhan yang membangun iman untuk membawa kita melalui ujian-ujian besar, yang pastinya akan
datang” (“Kesiapan Rohani: Mulai Sejak Awal dan Konsisten,” Ensign atau Liahona, November 2005,
38, 40).
• Apa yang Presiden Eyring katakan harus kita lakukan untuk memperkuat atau
memelihara iman kita?
• Menurut Anda mengapa kepatuhan yang teguh dan setiap hari terhadap firman
Allah sedemikian penting dalam membangun iman dan kepercayaan kita kepadaNya?
Undanglah sejumlah siswa untuk membagikan bagaimana mengikuti asas-asas yang
diajarkan oleh Alma telah memengaruhi iman mereka kepada Yesus Kristus?
123
PELAJARAN 27: IMAN, PENGHARAPAN, DAN KASIH AMAL
Beri tahulah siswa bahwa Nabi Mormon bersaksi tentang kepentingan kekal akan
iman kepada Yesus Kristus. Undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca
dengan lantang dari kesaksian Mormon dalam Moroni 7:21, 25–28, 33 sewaktu
anggota kelas merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk meningkatkan
iman mereka kepada Tuhan dan “berpegang pada” berkat-berkat yang Mormon
identifikasi.
Eter 12:4, 8–9; Moroni 7:40–42
Pengharapan adalah sauh bagi jiwa
Undanglah seorang siswa untuk membaca Eter 12:8–9 dengan lantang dan yang lain
membaca Moroni 7:40–42 dengan lantang. Mintalah siswa untuk mengidentifikasi
sifat yang dapat kita peroleh sewaktu kita mengembangkan iman.
• Menurut petikan ini, apa sifat yang datang karena iman kita?
Bacalah dua pernyataan berikut, dan mintalah siswa untuk mengidentifikasi
perbedaan di antaranya: (1) Saya harap tidak hujan hari ini. (2) Saya memiliki
pengharapan bahwa jika saya bertobat, saya akan diampuni melalui Pendamaian Yesus
Kristus.
• Bagaimanakah ungkapan-ungkapan pengharapan ini berbeda? (Yang pertama
adalah suatu harapan yang tidak pasti akan sesuatu di luar kendali seseorang, dan
yang kedua adalah ungkapan tentang keyakinan yang memotivasi tindakan).
Untuk membantu siswa memahami makna tulisan suci tentang pengharapan,
undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut oleh Penatua Dieter
F. Uchtdorf dari Presidensi Utama:
“Harapan adalah … kepercayaan abadi bahwa Tuhan akan menggenapi janji-janji-Nya
kepada kita. Itu keyakinan bahwa jika kita hidup sesuai hukum-hukum Allah dan
perkataan dari para nabi-Nya sekarang, kita akan menerima berkat yang diharapkan di
masa depan. Itu adalah percaya dan mengharapkan bahwa doa-doa kita akan dijawab.
Itu dinyatakan dalam keyakinan, optimisme, sikap antusias, dan ketahanan yang sabar”
(“Kuasa Harapan yang Tak Terbatas,” Ensign atau Liahona, November 2008, 22
Undanglah siswa untuk membaca dalam hati Moroni 7:41 dan mencari apa yang dapat
kita harapkan sewaktu kita mengembangkan iman kepada Kristus.
• Asas apa yang Mormon ajarkan perihal pengharapan dalam ayat ini? (Siswa
hendaknya mengidentifikasi yang berikut: Sewaktu kita mengembangkan iman
kepada Yesus Kristus, kita memperoleh pengharapan bahwa melalui
Pendamaian-Nya kita dapat dibangkitkan dalam kehidupan kekal).
• Menurut Anda mengapa iman kepada Yesus Kristus dan pengharapan sedemikian
erat kaitannya?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Eter 12:4, dan mintalah anggota kelas
mencari bagaimana Moroni menjelaskan pengharapan.
• Apa yang penggunaan Mormon akan sauh ajarkan mengenai pengharapan?
Bagaimana seseorang yang kekurangan iman dapat seperti sebuah kapal tanpa
sauh?
Undanglah sejumlah siswa untuk bersaksi tentang pengharapan yang telah datang ke
dalam hidup mereka karena iman kepada Yesus Kristus.
124
PELAJARAN 27: IMAN, PENGHARAPAN, DAN KASIH AMAL
Eter 12:33–34; Moroni 7:43–48
Kasih amal adalah kasih murni Kristus
Undanglah seorang siswa untuk membaca dengan lantang Moroni 7:43–44, dan
mintalah siswa untuk mengidentifikasi apa sifat yang Mormon nyatakan harus kita
kembangkan setelah kita memiliki iman dan pengharapan.
Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan
undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:
“Jika kita benar-benar ingin berusaha menjadi lebih seperti Juruselamat dan Tuan kita,
maka belajar mengasihi seperti Dia mengasihi hendaknya gol tertinggi kita. Mormon
menyebut kasih amal yang ‘terbesar dari segalanya’ (Moroni 7:46)” (“Godly
Characteristics of the Master,” Ensign, November 1986, 47).
Untuk memperjelas mengapa kasih amal merupakan sifat yang sedemikian penting
untuk diupayakan, undanglah sejumlah siswa untuk bergiliran membaca Moroni
7:45–47 dengan lantang. Tandaskan bahwa ayat-ayat ini membantu kita memahami
kasih amal dengan mendaftar apa saja kasih amal itu dan apa yang bukan.
• Apa kata dan frasa dalam ayat-ayat ini yang menyatakan pentingnya kasih amal?
• Apa gagasan atau wawasan yang dapat Anda bagikan mengenai karakteristik dari
kasih amal yang tertera dalam ayat 45?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Moroni 7:48 dengan lantang.
• Apa yang Mormon nasihatkan kepada kita untuk lakukan sewaktu kita mencari
karunia kasih amal? (Bantulah siswa mengidentifikasi asas berikut: Jika kita
berdoa dengan kekuatan hati dan mengikuti Yesus Kristus, kita dapat
dipenuhi dengan kasih amal).
• Bagaimana mencari karunia kasih amal membantu kita menjadi pengikut Yesus
Kristus yang lebih baik?
Undanglah seorang siswa untuk membaca Eter 12:33–34 dengan lantang, sementara
anggota kelas mencari hubungan antara kasih amal dan Pendamaian Yesus Kristus.
• Apa hubungan antara kasih amal dan Pendamaian?
Mintalah seorang siswa untuk membaca dengan keras pernyataan berikut oleh
Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul:
“Definisi yang lebih besar tentang ‘kasih murni Kristus’ … adalah bukan apa yang kita
sebagai orang Kristen coba namun secara luas gagal untuk perlihatkan kepada orang
lain melainkan apa yang Kristus sepenuhnya berhasil dalam memperlihatkannya kepada
kita. Kasih amal sejati pernah dikenal hanya sekali. Itu diperlihatkan secara sempurna
dan secara murni dalam kasih Kristus yang tidak pernah gagal, terakhir, dan menebus
bagi kita .… Itu adalah kasih Kristus bagi kita yang ‘menutupi segala sesuatu, percaya segala
sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.’ Itu sebagaimana
diperlihatkan dalam diri Kristus bahwa ‘kasih amal tidak pernah gagal.’ Adalah kasih amal itu—kasih
murni-Nya bagi kita—yang tanpanya kita bukanlah apa-apa, tak berpengharapan, dari semua pria
dan wanita yang paling mengenaskan. Sesungguhnya, mereka yang kedapatan memiliki berkat-berkat
akan kasih-Nya di zaman akhir—Pendamaian, kehidupan kekal, janji kekal—pastilah segalanya akan
baik-baik saja dengan mereka” (Christ and the New Covenant [1997], 336).
125
PELAJARAN 27: IMAN, PENGHARAPAN, DAN KASIH AMAL
• Bagaimana Penatua Holland membantu Anda memahami mengapa “kasih amal
tidak pernah gagal” dan mengapa itu adalah karunia rohani “terbesar”?
• Apa yang dapat Anda lakukan untuk membagikan kepada orang lain kasih murni
Yesus Kristus yang Dia miliki yang dengan begitu cuma-cuma diberikan kepada
Anda?
Mintalah siswa untuk meninjau Moroni 7:45 dan kemudian menetapkan gol untuk
berdoa dan bekerja untuk lebih sepenuhnya mengembangkan satu dari karakteristik
kasih amal. Bersaksilah tentang bantuan ilahi yang telah Anda terima sewaktu Anda
telah bekerja untuk mengembangkan kasih amal diri Anda sendiri.
Bacaan Siswa
• Alma 32:26–29, 37–41; Eter 12:4, 8–9, 28, 33–34; Moroni 7:21, 25–28, 33, 40–48;
10:18–21.
• Dieter F. Uchtdorf, “Kuasa Harapan yang Tak Terbatas,” Ensign atau Liahona,
November 2008, 21–24.
• Richard G. Scott, “Kuasa Transformasi Iman dan Karakter,” Ensign dan Liahona,
November 2010, 43–46.
126
Datang kepada Kristus
Pendahuluan
Salah satu tujuan utama Kitab Mormon adalah untuk mengundang
semua orang “datang kepada Kristus, dan disempurnakan di dalam
Dia” (Moroni 10:32 Sewaktu kita menjalankan iman dan
“berpegang pada setiap hal yang baik,” kita dapat menjadi anak-
28
anak Kristus (lihat Moroni 7:19). Di akhir pelajaran ini, siswa akan
memiliki kesempatan untuk memberikan kesaksian tentang
bagaimana Kitab Mormon telah membantu mereka datang kepada
Kristus.
Bacaan Latar Belakang
• Jeffrey R. Holland, “Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November 2009,
88–90.
• “Kehidupan yang Terpusat pada Kristus,” bab 24 dalam Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Ezra Taft Benson (2014), 349–361.
Saran untuk Pengajaran
1 Nefi 6:4; Yakub 1:7; Omni 1:26; 3 Nefi 9:13–14; Moroni 10:30, 32–33
Kitab Mormon mengundang kita untuk datang kepada Yesus Kristus
Undanglah siswa untuk memikirkan tentang suatu saat ketika mereka mengundang
seseorang untuk membaca Kitab Mormon.
• Mengapa Anda mengundang orang ini untuk membaca Kitab Mormon?
Undanglah siswa untuk memikirkan tentang mengapa mereka menelaah Kitab
Mormon. Jelaskan bahwa sementara ada banyak alasan baik untuk membaca dan
menelaah Kitab Mormon, kitab itu sendiri memuat pesan yang diulangi mengenai
salah satu tujuan paling pentingnya.
Tuliskan rujukan-rujukan tulisan suci berikut di papan tulis:
1 Nefi 6:4
Yakub 1:7
Omni 1:26.
3 Nefi 9:13–14
Moroni 10:30
Undanglah siswa untuk membaca petikan-petikan itu dalam hati, dengan mencari
sebuah tema yang diulangi yang terdapat dalam Kitab Mormon. (Anda dapat
mengimbau siswa untuk merujuksilangkan petikan-petikan ini dalam tulisan suci
mereka).
• Apa sebuah tema Kitab Mormon yang diulangi yang terdapat dalam ayat-ayat ini?
• Apa artinya untuk “datang kepada Kristus”?
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan kepada kita tentang datang kepada Kristus?
(Jawaban hendaknya mencakup yang berikut: “mempersembahkan seluruh
127
PELAJARAN 28: DATANG KEPADA KRISTUS
jiwamu sebagai persembahan kepada-Nya,” berpuasa, berdoa, bertahan sampai
akhir, bertobat, diinsafkan, dan “berpegang pada setiap karunia yang baik”).
• Apa arti frasa “mempersembahkan seluruh jiwamu sebagai persembahan kepadaNya” bagi Anda?
Untuk membantu siswa memahami lebih lanjut apa arti datang kepada Kristus,
perlihatkan dan bahaslah pernyataan berikut oleh Richard G. Scott dari Kuorum Dua
Belas Rasul, dan Penatua Dennis B. Neuenschwander dari Tujuh Puluh:
“Ketika kita secara konsisten berdoa pagi dan malam, menelaah tulisan suci setiap hari,
mengadakan malam keluarga setiap minggu, dan menghadiri bait suci secara rutin, kita
secara aktif menanggapi undangan-Nya untuk ‘datang kepada-Nya’” (Richard G. Scott,
“Jadikan Menjalankan Iman Anda Prioritas Utama Anda,” Ensign atau Liahona,
November 2014, 94).
“Saya memberikan kesaksian saya bahwa kita dapat datang kepada Kristus dan
disempurnakan di dalam Dia melalui partisipasi layak kita dalam tata cara sakral yang
ditentukan dan ditetapkan oleh Allah sebelum pelandasan dunia” (Dennis B.
Neuenschwander, “Ordinances and Covenants,” Ensign, Agustus 2001, 26)
Jelaskan bahwa pasal terakhir dari Kitab Mormon mencatat nasihat dari Nabi Moroni
mengenai cara datang kepada Kristus. Undanglah seorang siswa untuk membaca
Moroni 10:32–33 dengan lantang dan mencari bagaimana kata-kata “jika” dan “maka”
digunakan. Mintalah anggota kelas untuk merenungkan apa yang pernyataan “jikamaka” ini ajarkan mengenai bagaimana kita diberkati melalui kasih karunia Kristus.
(Catatan: Mencari pernyataan “jika-maka” akan membantu siswa mengidentifikasi
asas-asas yang diajarkan dalam tulisan suci).
• Asas apa yang dapat kita pelajari dari ayat-ayat ini tentang bagaimana kita
diberkati melalui kasih karunia Kristus sewaktu kita datang kepada-Nya? (Siswa
mungkin menggunakan kata-kata lain, namun pastikan mereka mengidentifikasi
asas berikut: Jika kita datang kepada Yesus Kristus dan menyangkali diri kita
sendiri dari segala kefasikan, maka kita dapat menjadi disempurnakan,
dipersucikan, dan dijadikan kudus melalui kasih karunia-Nya. Lihat juga
Alma 5:33–35).
Untuk memperdalam pemahaman siswa tentang asas ini, bagikan pernyataan berikut
oleh Penatua Bruce C. Hafen dari Tujuh Puluh. Undanglah siswa untuk mendengarkan
bagaimana kasih karunia Tuhan dapat memberkati kita.
“Kasih karunia Tuhan, dibuka oleh Pendamaian, dapat menyempurnakan
ketidaksempurnaan kita. ‘Dengan kasih karunia-Nya kamu boleh menjadi sempurna di
dalam Kristus.’ (Moroni 10:32). Sementara banyak proses kesempurnaan mencakup
pembersihan dari pencemaran dosa dan kegetiran, ada tambahan, dimensi afirmatif
yang melaluinya kita memperoleh sifat seperti Kristus, menjadi sempurna bahkan
seperti Bapa dan Putra adalah sempurna .…
Kejayaan Juruselamat dapat mengompensasi tidak hanya untuk dosa-dosa kita namun juga bagi
ketidakmampuan kita; bukan hanya untuk kesalahan-kesalahan yang disengaja namun juga untuk
dosa-dosa kita yang dilakukan dalam ketidaktahuan, kesalahan penilaian kita, dan
ketidaksempurnaan tak terelakkan kita. Aspirasi akhir kita adalah lebih dari sekadar diampuni dari
dosa—kita berupaya untuk menjadi kudus, diberkahi secara afirmatif dengan sifat-sifat seperti
128
PELAJARAN 28: DATANG KEPADA KRISTUS
Kristus, bersatu dengan Dia, seperti Dia. Kasih karunia ilahi adalah satu-satunya sumber yang
akhirnya dapat memenuhi aspirasi itu, setelah semua yang kita lakukan” (The Broken Heart [1989],
16, 20).
• Menurut Penatua Hafen, dengan cara-cara apa kasih karunia Tuhan dapat
memberkati kita?
Undanglah siswa untuk memikirkan tentang suatu saat ketika mereka merasa bahwa
mereka membuat upaya untuk datang kepada Yesus Kristus. Mintalah mereka untuk
merespons pertanyaan berikut jika pengalaman mereka tidak terlalu pribadi:
• Pada saat itu, apa yang Anda lakukan untuk datang kepada Kristus?
• Apa berkat-berkat yang datang ke dalam hidup Anda sewaktu Anda berusaha
untuk datang kepada Yesus Kristus?
Undanglah siswa untuk merenungkan apa yang dapat mereka lakukan untuk lebih
sepenuhnya datang kepada Kristus agar mereka dapat menjadi sempurna dan
dikuduskan melalui kasih karunia-Nya. Imbaulah mereka untuk mengikuti bisikan apa
pun yang mungkin mereka terima.
Moroni 7:18–26
Berpegang pada setiap hal yang baik untuk menjadi anak-anak Kristus
Ingatkan siswa bahwa dalam Moroni 7, Nabi Moroni mencatat khotbah yang ayahnya,
Mormon, telah berikan beberapa tahun sebelumnya. Dalam khotbah ini, Mormon
mengajarkan bahwa kita dapat mengetahui bahwa sesuatu diilhami oleh Allah jika itu
mengundang orang untuk melakukan kebaikan, untuk memercayai Yesus Kristus, dan
untuk mengasihi serta melayani Allah.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Moroni 7:18–19 dengan lantang. Mintalah
kelas untuk menyimak, dengan mencari apa yang Mormon minta agar kita lakukan.
• Menurut ayat 19, apa yang akan terjadi kepada kita jika kita menggunakan Terang
Kristus untuk membedakan yang baik dan yang jahat lalu “berpegang pada setiap
hal yang baik”? (Kita akan menjadi anak-anak Kristus).
• Apa artinya menjadi anak-anak Kristus? (Tandaskan bahwa kita adalah anak-anak
roh Bapa Surgawi dan juga anak-anak dari orangtua fana kita. Namun,
sebagaimana Presiden Joseph Fielding Smith [1876–1972] mengajarkan, Yesus
Kristus juga “menjadi Bapa kita, dalam arti yang dengannya istilah ini digunakan
dalam tulisan suci, karena Dia menawarkan kepada kita kehidupan, kehidupan
kekal, melalui Pendamaian yang Dia buat bagi kita [lihat Mosia 5:7] .… Kita
menjadi anak-anak, para putra dan putri Yesus Kristus, melalui perjanjianperjanjian kita untuk patuh kepada-Nya” [Doctrines of Salvation, disusun oleh
Bruce R. McConkie, 3 jilid (1954–1956), 1:29]).
Mintalah siswa untuk membaca Moroni 7:20 dalam hati dan mengidentifikasi
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Mormon. Kemudian bagilah siswa ke
dalam pasangan-pasangan dan undanglah mereka untuk menelaah Moroni 7:21–26,
dengan mencari apa yang telah Tuhan berikan kepada kita untuk membantu kita
“berpegang pada setiap hal yang baik.” Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa
untuk membagikan gagasan mereka, dan menuliskan gagasan mereka di papan tulis.
Jawaban dapat mencakup pelayanan para malaikat (ayat 22), para nabi (ayat 23),
tulisan suci (ayat 25), menjalankan iman (ayat 25), dan doa (ayat 26).
129
PELAJARAN 28: DATANG KEPADA KRISTUS
• Apa yang ayat-ayat ini ajarkan kepada kita mengenai makna frasa “berpegang
pada setiap hal yang baik”? (Kita juga mencari setiap hal yang baik, terutama halhal yang menuntun pada iman kepada Kristus dan keselamatan melalui namaNya).
• Apa hal-hal baik yang telah datang ke dalam kehidupan Anda karena salah satu
pokok yang terdaftar di papan tulis?
Mintalah siswa untuk memilih satu hal baik yang dapat mereka mulai lakukan, atau
menjadi lebih baik dalam melakukan itu, untuk dapat datang kepada Kristus.
Imbaulah mereka untuk menetapkan gol untuk berupaya berpegang pada hal yang
baik dalam kehidupan mereka.
Moroni 10:3–5
Janji Moroni
Angkatlah sejilid Kitab Mormon dan mintalah siswa untuk merenungkan bagaimana
Kitab Mormon telah membantu mereka datang kepada Kristus. Jelaskan bahwa
Moroni mengulurkan undangan dan janji kepada semua orang yang membaca dan
menelaah Kitab Mormon.
Undanglah seorang siswa untuk membaca Moroni 10:3–5 dengan lantang.
• Sebagaimana dicatat dalam ayat 3, apa yang Moroni nasihatkan agar kita lakukan?
Undanglah siswa untuk merenungkan contoh-contoh dari Kitab Mormon dan dari
kehidupan mereka sendiri yang mengilustrasikan “betapa Tuhan telah berbelaskasihan
kepada anak-anak manusia.” Undanglah beberapa siswa untuk berbagi gagasan
mereka kepada kelas.
• Apa asas yang dapat kita pelajari dari undangan dan janji Moroni dalam ayat-ayat
ini? (Ketika kita bertanya kepada Allah dengan maksud yang sungguhsungguh, memiliki iman kepada Kristus, apakah Kitab Mormon benar, kita
akan menerima kesaksian tentang kebenarannya melalui Roh Kudus).
• Apa artinya bertanya kepada Allah “dengan maksud yang sungguh-sungguh,
memiliki iman kepada Kristus”? (Itu artinya bahwa kita memiliki iman bahwa
Allah akan menjawab doa-doa kita dan bahwa kita berniat untuk menindaki
jawaban yang Dia berikan kepada kita).
• Bagaimana menelaah dan berdoa mengenai Kitab Mormon dalam cara ini
membantu kita datang kepada Kristus?
Mintalah siswa untuk merenungkan pengalaman yang telah mereka miliki dengan
membaca Kitab Mormon dan berdoa untuk mengetahui kebenarannya. Tanyakan
kepada siswa apakah ada di antara mereka yang ingin membagikan kesaksian mereka
tentang Kitab Mormon kepada anggota kelas, terutama bagaimana Kitab Mormon
telah membantu mereka untuk datang kepada Kristus. Imbaulah siswa untuk terus
menerapkan perkataan Moroni untuk memperoleh kesaksian tentang Kitab Mormon
atau untuk memperkuat kesaksian yang telah mereka miliki.
Bacaan Siswa
• 1 Nefi 6:4; Yakub 1:7; Omni 1:26; 3 Nefi 9:13–14; Moroni 7:18–26; 10:3–5, 30,
32–33.
• “Kehidupan yang Terpusat pada Kristus,” bab 24 dalam Ajaran-Ajaran Presiden
Gereja: Ezra Taft Benson (2014), 349–361.
130
A J AR AN - AJ AR AN DAN DO K T R IN T E N TAN G K ITAB MO R MO N —PE NDAHULUAN
Ajaran-­Ajaran dan Doktrin Tentang Kitab
Mormon (Religi 275)
Bacaan Siswa
Catatan: Anda tidak diharuskan membaca materi-­materi yang disarankan yang tidak tersedia dalam bahasa Anda.
Pelajaran
Judul
Bacaan yang Disarankan
1
Kitab Mormon Adalah
Satu Kesaksian Lagi
tentang Yesus Kristus.
• 1 Nefi 6:4; 13:40; 2 Nefi 11:2–3; 25:17–18; 33:1–2, 4 –5, 10–11; Yakub 1:7–8; Alma 33:22–
23; Mormon 1:15; 3:20–22; Eter 12:38–39, 41.
• “Kitab Mormon—Batu Kunci Agama Kita” bab 9 dalam Ajaran-­Ajaran Presiden Gereja: Ezra
Taft Benson [2014], 149–160.
2
Mengindahkan Perkataan Para Nabi
• 1 Nefi 1:4 –15, 18; Mosia 11:20–25; 13:33–35; 15:10–13; Helaman 13:24 –33; 3 Nefi
8:24 –25; 9:10–11; 10:12; 12:1–2; Eter 7:23–27.
• Russell M. Nelson, “Mendukung Para Nabi,” Ensign atau Liahona, November 2014, 74–77.
• Claudio R. M. Costa, “Kepatuhan kepada Nabi,” Ensign atau Liahona, November 2010, 11–13.
Kepatuhan Mendatangkan Berkat
• 1 Nefi 2:1–20; 3:4 –7, 15–16; 4:1–2; 7:12; 17:1–31; 18:1– 4; 2 Nefi 31:6–10, 15–16; Mosia
2:20–24, 41; 15:7; 3 Nefi 11:11; 12:19–20, 48.
• Thomas S. Monson, “Kepatuhan Mendatangkan Berkat,” Ensign atau Liahona, Mei 2013,
89–92.
• Robert D. Hales, “Jikalau Kamu Mengasihi Aku, Kamu Akan Menuruti Segala Perintah-­Ku,”
Ensign atau Liahona, Mei 2014, 35–38.
4
Kejatuhan Adam dan
Karunia Hak Pilihan
• 2 Nefi 2:14, 16, 19–29; Alma 42:6–10, 14; Helaman 14:30–31; 3 Nefi 27:13; Musa 5:5–9.
• Robert D. Hales, “Hak Pilihan: Penting dalam Rencana Kehidupan,” Ensign atau Liahona,
November 2010, 24 –27.
• Jeffrey R. Holland, “Di Mana Keadilan, Kasih, dan Belas Kasihan Bertemu,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 104 –106.
5
Pendamaian Tak Terbatas Yesus Kristus
• 2 Nefi 9:6–12, 20–22; Mosia 3:5–11, 16; 15:7–9; Alma 7:11–13; 34:8–12; Moroni 8:8–12;
Ajaran dan Perjanjian 137:7–9.
• Boyd K. Packer, “Pendamaian,” Ensign atau Liahona, November 2012, 75–78.
• D. Todd Christofferson, “Penebusan,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 109–112.
6
Kitab Mormon Ditulis
untuk Zaman Kita
• 2 Nefi 25:17–18; 3 Nefi 21:9–11; 29:1– 4; Mormon 8:1–5, 26–35; Eter 12:22–26; Musa 7:62;
Joseph Smith—Sejarah 1:34.
• Jeffrey R. Holland, “Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November 2009, 88–90.
• “Mengisi Bumi dan Kehidupan Kita dengan Kitab Mormon,” bab 10 dalam Ajaran-­Ajaran
Presiden Gereja: Ezra Taft Benson [2014], 161–172).
7
Kitab Mormon dan
Alkitab
• Yehezkiel 37:15–19; 1 Nefi 13:20– 41; 2 Nefi 3:11–14; 29:1–14.
• Russell M. Nelson, “Saksi Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, November 2007, 43–46.
• Tad R. Callister, “Kitab Mormon—Sebuah Kitab dari Allah,” Ensign atau Liahona, November
2011, 74 –76.
8
Keselamatan Datang
Melalui Yesus Kristus.
• 2 Nefi 2:6–9; 25:23; 31:2–21; Mosia 4:6–8; 3 Nefi 11:31– 40; 27:13–22.
• Dieter F. Uchtdorf, “Karunia Kasih Karunia,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 107–10.
• L. Tom Perry, “Injil Yesus Kristus ,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 44 – 46.
“Carilah Kamu Kerajaan Allah”
• Matius 6:33; Yakub 2:12–28; 3:10–12; Mosia 2:20–25; 4:13, 21–26; Alma 7:14 –16, 19,
21–24; 3 Nefi 12:27–30.
• Dieter F. Uchtdorf, “Kesombongan dan Imamat,” Ensign atau Liahona, November 2010,
55–58.
• “Hukum yang Terutama—Kasihilah Tuhan,” bab 1 dalam Ajaran-­Ajaran Presiden Gereja: Ezra
Taft Benson [2014], 45–56).
3
9
A J AR AN - AJ AR AN DAN DO K T R IN T E N TAN G K ITAB MO R MO N —PE NDAHULUAN
Pelajaran
Judul
Bacaan yang Disarankan
10
Doa dan Wahyu
• 1 Nefi 10:17–19; 15:1–3, 7–11; 18:1–3; 2 Nefi 28:30; 32:8–9; Yakub 4:6; Alma 12:9–11;
26:22; 3 Nefi 14:7–11.
• Richard G. Scott, “Cara Mendapatkan Wahyu dan Ilham untuk Kehidupan Pribadi Anda,”
Ensign atau Liahona, Mei 2012, 45– 47.
• David A. Bednar, “Roh Wahyu,” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 87–90.
11
Melindungi Diri Kita
Sendiri terhadap
Ajaran-­Ajaran Palsu di
Zaman Akhir
• 2 Nefi 26:29; 28:3–9, 12–15; Yakub 7:1–12; Alma 1:2–6; 30:12–18, 39– 44; 3 Nefi 18:24;
27:27; Eter 4:11–12; Moroni 7:12–17; Joseph Smith—Matius 1:22.
• Neil L. Andersen, “Angin Puyuh Rohani,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 18–21.
12
Kebutuhan Kita Akan
Kelahiran Kembali
Rohani
• Mosia 3:19; 5:1–5, 7–8; 16:2–5; 27:24 –26; Alma 5:14, 26–27; 41:10–11; Eter 12:27.
• David A. Bednar, “Pendamaian dan Perjalanan Kefanaan,”Ensign, April 2012, 12–19.
• D. Todd Christofferson, “Dilahirkan Kembali,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 76–79.
13
Perjanjian Baptisan,
Hari Sabat, dan
Sakramen
• Keluaran 31:13, 16–17; Mosia 18:8–10, 23; 25:23–24; 3 Nefi 18:1–11; 20:3–9; Moroni 4:3;
5:2; 6:4 –6.
• Russell M. Nelson, “Hari Sabat Hari Kenikmatan,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 129–32.
14
Kuasa Allah Akan
Pembebasan
• 1 Nefi 1:20; 6:4; Mosia 7:33; 21:2–5, 14–16; 23:23–24; 24:13–15, 21; 29:20; Alma 34:9;
36:1–3, 27–29; 58:10–11; Helaman 5:9; 3 Nefi 4:33.
• L. Tom Perry, “Kuasa Pembebasan,” Ensign atau Liahona, Mei 2012, 94 –97.
15
Menjadi Alat dalam
Tangan Tuhan
• 1 Nefi 13:37; Mosia 15:14–19, 26–28; 28:3; Alma 17:2–3, 6, 9–12, 16, 25; 18:10, 33–35;
21:16; 22:1, 12–14; 23:5–6; 26:2–5, 11–12, 15, 26–29; 29:9–10; 31:30–34.
• M. Russell Ballard, “Letakkan Kepercayaan Anda kepada Tuhan,” Ensign atau Liahona, November 2013, 43– 45.
• Don R. Clarke, “Menjadi Alat dalam Tangan Allah,” Ensign atau Liahona, November 2006,
97–99.
16
Pertobatan dan
Pengampunan
• Enos 1:4 –8; Mosia 4:1–3, 11–12, 26; Alma 19:29–30, 33–36; 34:15–17; 36:19–21; 3 Nefi
9:13–14, 19–22.
• Neil L. Andersen, “Bertobatlah … Agar Aku Dapat Menyembuhkan Kamu,” Ensign atau Liahona, November 2009, 40–43.
17
Kuasa Firman
• 1 Nefi 3:19–20; 5:21–22; 8:21–24, 29–30; 15:23–24; 2 Nefi 3:12; 32:3; 33:4–5; Yakub 2:8;
7:10–11; Omni 1:14–17; Mosia 1:3–5; Alma 5:10–13; 31:5; 37:2– 4, 8–10, 38–46; Helaman
3:29–30; 15:7–8.
• Richard G. Scott, “Kuasa Tulisan Suci,” Ensign atau Liahona, November 2011, 6–8.
18
Mempersiapkan Diri
bagi Hari Penghakiman
Terakhir
• 2 Nefi 9:12–13; Mosia 15:21–26; 16:6–11; Alma 5:15–21; 7:21–25; 11:40– 45; 16:6–11;
34:32–34; 40:4 –7, 11–14, 19–24; 41:2–6.
• Dallin H. Oaks, “Resurrection,” Ensign, Mei 2000, 14 –16.
19
Membela Kebebasan
Beragama
• Mosia 29:10–11, 16–18, 25–26, 32; Alma 2:1–10, 12, 27–28; 30:7–9; 44:1–5; 46:4–5, 10–16,
20–22.
• Robert D. Hales, “Memelihara Hak Pilihan, Melindungi Kebebasan Beragama,” Ensign atau
Liahona, Mei 2015, 111–113.
20
Memperkuat Iman dan
Kesaksian Kita
• 1 Nefi 15:7–11; 2 Nefi 1:10–11; 9:28; 25:28–29; 28:21–23; Mosia 2:36–37; 4:11–12; 15:11;
26:1– 4; Alma 12:9–11; Alma 31:8–11; 46:7–8; Helaman 4:11–13; 13:24 –26; 15:7–8; Mormon 5:16–18; 9:7–8.
• L. Whitney Clayton, “Pilihlah untuk Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2015, 36–39.
• Larry S. Kacher, “Jangan Mempermainkan Apa yang Sakral,” Ensign atau Liahona, November
2014, 104 –106.
21
Kedatangan Yesus
Kristus
• Helaman 14:20–30; 16:1–5; 3 Nefi 9:1–5, 12–14; 10:12; 11:1–17.
• Dallin H. Oaks, “Persiapan bagi Kedatangan Kedua,” Ensign atau Liahona, Mei 2004, 7–10.
• Jeffrey R. Holland, “Preparing for the Second Coming,” New Era, Desember 2013, 2–5.
22
“Bahkan Seperti Aku”
• Yohanes 17:9–11, 20–23; 3 Nefi 12:1–16, 43–45; 13:1, 5–7, 16–18, 22–24, 33; 14:1–5,
21–27; 19:19–23, 28–29; 27:21–22, 27.
• Henry B. Eyring, “Teladan Sempurna Kita,” Ensign atau Liahona, November 2009, 70–73.
A J AR AN - AJ AR AN DAN DO K T R IN T E N TAN G K ITAB MO R MO N —PE NDAHULUAN
© 2015 OLEH INTELLECTUAL RESERVE, INC. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG.
Pelajaran
Judul
Bacaan yang Disarankan
23
Pencerai-­beraian dan
Pengumpulan Israel
• 1 Nefi 15:12–16; 22:3–5, 8–12; 2 Nefi 25:15–17; 3 Nefi 5:24–26; 16:4 –5; 20:13, 29–31;
21:1–7; 30:2.
• Russell M. Nelson, “Pengumpulan Israel yang Tercerai-­berai,” Ensign atau Liahona, November
2006, 79–82.
24
Semuanya Serupa
dengan Allah
• 2 Nefi 26:23–28, 33; Jakub 7:24; Enos 1:11, 20; Mosia 28:1–3; Alma 27:1–2, 20–24; 53:10–
11, 13–17; Helaman 6:1–8; 4 Nefi 1:1–3, 11–13, 15–18.
• Dallin H. Oaks, “Semua Orang di Mana-­Mana,” Ensign atau Liahona, Mei 2006, 77–80.
25
Hidup dengan Saleh di
Zaman Kejahatan
• Alma 37:21–22, 25–27; 62:41; Helaman 6:20–26, 37– 40; 4 Nefi 1:42; Mormon 1:13–17, 19;
2:8, 14 –15, 18–19; 3:2–3, 12, 22; Eter 8:18–26; Moroni 9:6, 22, 25–26.
• Quentin L. Cook, “Reaping the Rewards of Righteousness,” Ensign, Juli 2015, 33–39.
26
Setelah Pencobaan
Iman
• 2 Nefi 27:23; 3 Nefi 17:5–9, 20–24; Mormon 9:9, 18–20; Eter 3:6–13, 17–20; 4:13–15;
12:6–7, 12, 19, 31.
• David A. Bednar, “Meminta dalam Iman,” Ensign atau Liahona, Mei 2008, 94 –97.
• Neil L. Andersen, “Anda Cukup Tahu,” Ensign atau Liahona, November 2008, 13–14.
27
Iman, Pengharapan,
dan Kasih Amal
• Alma 32:26–29, 37– 41; Eter 12:4, 8–9, 28, 33–34; Moroni 7:21, 25–28, 33, 40–48;
10:18–21.
• Dieter F. Uchtdorf, “Kuasa Harapan yang Tak Terbatas,” Ensign atau Liahona, November 2008,
21–24.
• Richard G. Scott, “Kuasa Transformasi Iman dan Karakter,” Ensign dan Liahona, November
2010, 43– 46.
28
Datang kepada Kristus
• 1 Nefi 6:4; Yakub 1:7; Omni 1:26; 3 Nefi 9:13–14; Moroni 7:18–26; 10:3–5, 30, 32–33.
• “Kehidupan yang Terpusat pada Kristus,” bab 24 dalam Ajaran-­Ajaran Presiden Gereja: Ezra
Taft Benson [2014], 349-­-­361).
Download