Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah PT. Rejo Sari Bumi Unit

advertisement
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
ANALISIS KELAYAKAN USAHA SAPI PERAH
PT. REJO SARI BUMI UNIT TAPOS
KECAMATAN CIAWI BOGOR
SKRIPSI
DOLLY MARIO HARAHAP
H34076052
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
RINGKASAN
DOLLY MARIO HARAHAP. Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah PT Rejo
Sari Bumi Unit Tapos Kecamatan Ciawi Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan
WAHYU BUDI PRIATNA).
Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memiliki
peranan penting dalam menopang perekonomian regional maupun nasional. Selain itu
pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor
pertanian yang dilakukan untuk menciptakan suatu agribisnis yang kuat di masa
mendatang. Langkah yang dilakukan yaitu dengan mengarah pada pengembangan
peternakan yang maju, efisien, dan mempunyai daya saing global. Subsektor peternakan
terdiri dari berbagai jenis komoditi yang meliputi ayam, itik, kambing, domba, babi, sapi
potong, dan sapi perah.
PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan wilayah yang terletak di Kecamatan
Ciawi, Kabupaten Bogor. PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah peternakan sapi perah
berskala besar, tapi seperti usaha peternakan sapi perah lainnya, usaha peternakan sapi
perah di PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos dihadapkan pada berbagai macam kendala dalam
usahanya. Kendala yang dihadapi dapat berupa kendala teknis produksi yaitu penurunan
produksi susu. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap penerimaan perusahaan dan
kelangsungan usaha PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Selain itu, usaha yang dijalankan
oleh perusahaan menggunakan modal investasi yang cukup besar sehingga perusahaan
harus dapat memperhitungkan pengembalian investasi agar usaha yang dijalankannya
layak untuk beroperasi. Hingga saat ini perusahaan belum pernah melakukan analisis
kelayakan usaha sapi perah yang dijalankannya. Oleh karena itu, dirasakan perlu untuk
dilakukan analisis kelayakan pada perusahaan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan
usaha sapi perah yang dilakukan PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos.
Berdasarkan
permasalahan dan latar belakang maka tujuan penelitian ini adalah : (1) Menganalisis
kelayakan usaha sapi perah PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari aspek non finansial
(aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan
aspek pasar). (2) Menganalisis kelayakan usaha sapi perah PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos
dari aspek finansial.
Analisis aspek pasar pada semua skala usaha menjelaskan bahwa usaha
peternakan sapi perah ini layak karena memiliki potensi pasar yang baik. Analisis
aspek teknis pada semua skala usaha menjelaskan bahwa usaha ini layak karena
memilih lokasi usaha dengan tepat serta memiliki sarana dan prasarana yang
memadai. Aspek manajemen pada semua skala usaha menjelaskan bahwa usaha
ini layak karena badan usaha serta struktur organisasi sudah berbentuk formal dan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
tertulis. Pada aspek sosial, ekonomi dan lingkungan pada semua skala usaha
diketahui bahwa usaha ini layak untuk dijalankan karena memberikan dampak
yang positif terhadap masyarakat sekitar. Secara umum aspek non finansial pada
usaha sapi perah di PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dikatakan layak. Hasil
analisis aspek finansial berdasarkan kriteria kelayakan investasi menunjukan
usaha layak untuk dijalankan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
ANALISIS KELAYAKAN USAHA SAPI PERAH
PT. REJO SARI BUMI UNIT TAPOS
KECAMATAN CIAWI BOGOR
DOLLY MARIO HARAHAP
H34076052
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Judul Skripsi
Nama
: Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah PT. Rejo Sari
Bumi Unit Tapos, Kecamatan Ciawi, Bogor
: Dolly Mario Harahap
NIM
: H34076052
Menyetujui,
Pembimbing
Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, MSi
NIP. 19670410 199103 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS
NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis
Kelayakan Usaha Sapi Perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, Kecamatan Ciawi,
Bogor ” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau kutipan dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Desember 2011
Dolly Mario Harahap
H34076052
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 31 Maret 1986 di Kota Jakarta, Indonesia.
Penulis yang bernama lengkap Dolly Mario Harahap merupakan anak pertama
dari tiga bersaudara pasangan Mardan Harahap dan Rumidah Hanum Siregar.
Pendidikan pertama penulis di mulai pada tahun 1991 di TK Bhayangkara
Jakarta, kemudian melanjutkan ke SDN Jatiasih Kota Bekasi dan lulus pada tahun
1998. Pada tahun 1998, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama Negeri 9 Bekasi dan melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Umum Negeri 6 Bekasi. Pada tahun 2004, penulis diterima di Institut
Pertanian Bogor pada Program Diploma III Departemen Ilmu Nutrisi dan
Teknologi Pakan, Program Studi Teknologi Industri Pakan, Fakultas Peternakan.
Setelah lulus pada tahun 2007, penulis melanjutkan ke Program Ekstensi
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT, atas rahmat,
karunia dan izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos,
Kecamatan Ciawi, Bogor”. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, serta
ummat nya hingga akhir massa.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kelayakan
usaha sapi perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari aspek non finansial ( aspek
teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan
aspek pasar ) dan aspek finansial. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan
dalam pemaparan penelitian ini karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah
penyempurnaan pada skripsi ini. Akhir kata, semoga hasil penelitian ini
bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi semua pihak.
Bogor, Desember 2011
Dolly Mario Harahap
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan pertolongan dan petunjukNya pada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Atas
izin Allah, penulis dipertemukan dengan orang-orang yang sangat luar biasa
dalam membantu penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orang tua dan adik-adikku tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa
yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan terbaik.
2. Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan,
arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini.
3. Tintin Sarianti, SP., MM selaku dosen penguji utama pada ujian sidang
penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran
demi perbaikan skripsi ini.
4. Arif Karyadi, SP yang telah menjadi komdik dan seluruh dosen dan staf
Departemen Agribisnis.
5. Pihak PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, khususnya untuk koordinator
peternakan serta para pekerja peternakan yang telah memberikan kesempatan
dan kerjasama yang baik kepada penulis, sehingga penelitian dapat terlaksana
dengan baik.
6. Teman-teman AGB angkatan’ 3 terimakasih banyak atas bantuan, motivasi
dan dukungannya, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per
satu, terima kasih.
Bogor, Desember 2011
Dolly Mario Harahap
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR ISI
Halam
an
DAFTAR TABEL .............................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
I. PENDAHULUAN ........................................................................................
1. 1. Latar Belakang ........................................................................................
1. 2. Perumusan Masalah .................................................................................
1. 3. Tujuan Penelitian ....................................................................................
1. 4. Manfaat Penelitian ...................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................
2. 1. Usaha Peternakan Sapi Perah ....................................................................
2. 2. Jenis - Jenis Sapi Perah.............................................................................
2. 3. Tatalaksana Pemeliharaan ........................................................................
2.3.1. Perkandangan .................................................................................
2.3.2. Pembibitan......................................................................................
2.3.3. Pakan..............................................................................................
2.3.4. Produksi Susu .................................................................................
2.3.5. Pemerahan ......................................................................................
2. 4. Kajian Penelitian Terdahulu .....................................................................
III. KERANGKA PEMIKIRAN .......................................................................
3. 1. Kerangka Pemikiran Teoritis ....................................................................
3.1.1. Studi Kelayakan Proyek ..................................................................
3.1.2. Aspek Kelayakan Proyek ................................................................
3.1.3. Teori Biaya dan Manfaat .................................................................
3.1.4. Kriteria Kelayakan Investasi ...........................................................
3.1.5. Analisis Finansial ...........................................................................
3. 2. Kerangka Pemikiran Operasional..............................................................
IV. METODE PENELITIAN ...........................................................................
4. 1. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................
4. 2. Data dan Instrumentasi .............................................................................
4. 3. Metode Pengumpulan Data .......................................................................
4. 4. Metode Pengolahan Data ..........................................................................
4.4.1. Analisis Deskriptif ..........................................................................
4.4.1.1. Analisis Aspek Pasar ...........................................................
4.4.1.2. Analisis Aspek Teknis .........................................................
4.4.1.3. Analisis Aspek Manajemen .................................................
4.4.1.4. Analisis Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan ................
4.4.2. Analisis Aspek Finansial.................................................................
4. 5. Asumsi Dasar yang Digunakan .................................................................
V. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN......................................................
5. 1. Deskripsi Lokasi ......................................................................................
5. 2. Visi dan Misi Perusahaan .........................................................................
5. 3. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan .......................................
5. 4. Ketenagakerjaan .......................................................................................
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................
6. 1. Analisis Aspek Non Finansial ...................................................................
vi
1
1
4
5
6
7
7
8
9
9
9
10
11
11
12
15
15
15
16
17
18
19
22
23
23
23
23
23
24
24
24
24
24
25
28
29
29
30
31
32
34
34
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
6.1.1. Aspek Pasar ....................................................................................
6.1.1.1. Potensi Pasar ......................................................................
6.1.1.2. Pangsa Pasar .......................................................................
6.1.1.3. Hasil Analisis Aspek Pasar .................................................
6.1.2. Aspek Teknis ..................................................................................
6.1.2.1. Lokasi Proyek .....................................................................
6.1.2.2. Sarana dan Prasarana ..........................................................
6.1.2.3. Proses Produksi ..................................................................
6.1.2.4. Hasil Analisis Aspek Teknis ...............................................
6.1.3. Aspek Manajemen ..........................................................................
6.1.3.1. Hasil Analisis Aspek Manajemen........................................
6.1.4. Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan ..........................................
6. 2. Analisis Aspek Finansial............................................................................
6.2.1. Arus Kas ..........................................................................................
6.2.1.1. Arus Penerimaan .................................................................
6.2.1.2. Arus Pengeluaran ................................................................
6.2.2. Analisis Laba Rugi ............................................................................
6.2.3. Analisis Switching Value...................................................................
VII. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................
7. 1. Kesimpulan ..............................................................................................
7. 2. Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
34
34
36
36
36
36
37
40
46
46
46
47
48
48
48
50
56
57
59
59
59
61
LAMPIRAN ......................................................................................................
62
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Perkembangan Tingkat Konsumsi Susu di Indonesia Tahun
2003-2007 ........................................................................................
2. Produksi Susu Sapi di Indonesia Tahun 2005 – 2009 ...........................
2
3
3.
4.
Produksi Susu Segar Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2010 ......
Produksi Susu Sapi di Bogor Tahun 2005 - 2010...............................
3
4
Perbandingan Pemerahan Tiga kali dengan Pemerahan Empat
kali per Hari......................................................................................
6. Pembagian Tenaga Kerja dan Upah yang Diterima...............................
12
34
7. Standar Mutu atau Kualitas Susu yang Baik Tahun 2011 ......................
36
5.
8.
Kualitas Susu yang Dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
Mei 2011 ..........................................................................................
9. Peralatan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos tahun 2011 .........................
Pemasok Bahan Baku Pakan Konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi
Unit Tapos ……………………………………………………..
11. Penyakit yang Sering Menyerang Ternak Sapi Perah di PT. Rejo
Sari Bumi Unit Tapos Tahun 2011 ...................................................
12. Perkembangan Umur Sapi Perah .........................................................
36
40
10.
13.
43
44
46
19.
Rincian Penerimaan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari
Penjualan Susu Murni ......................................................................
Rincian Penerimaan Penjualan Induk Afkir Sapi Laktasi dan
Pedet Jantan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ................................
Biaya Investasi Sapi Perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ..........
Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap Satu di PT. Rejo
Sari Bumi Unit Tapos .......................................................................
Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap Dua di PT. Rejo
Sari Bumi Unit Tapos .......................................................................
Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap Tiga di PT. Rejo
Sari Bumi Unit Tapos ......................................................................
Biaya Investasi Peralatan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ............
20.
Rincian Biaya Tetap di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ....................
53
21.
Rincian Biaya Variabel di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ...............
54
22.
Hasil Analisis CashFlow PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos .................
56
23.
Hasil Perhitungan Switching Value....................................................
57
14.
15.
16.
17.
18.
49
49
50
51
51
51
51
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.
2.
3.
4.
5.
Halaman
Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha Sapi
Perah ..................................................................................................
Struktur Organisasi PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ............................
Sketsa Tipe Kandang (sistem Free Stall Barn) ....................................
Kondisi di dalam Kandang ..................................................................
Jenis Sapi Fries Holland (FH)..............................................................
23
33
38
39
42
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1.
2.
3.
4.
Halaman
Laporan Laba Rugi Kelayakan Bisnis Sapi Perah PT. Rejo Sari
Unit Tapos .........................................................................................
Cashflow Kelayakan Bisnis Sapi Perah PT. Rejo Sari Bumi Unit
Tapos .................................................................................................
Switching Value Penurunan Produksi Susu Segar 6,78
Persen .............................................................................................. ......
Kuisioner PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos..............................................
64
65
66
67
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memiliki
peranan penting dalam menopang perekonomian regional maupun nasional1. Selain itu
pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor
pertanian yang dilakukan untuk menciptakan suatu agribisnis yang kuat di masa
mendatang. Langkah yang dilakukan yaitu dengan mengarah pada pengembangan
peternakan yang maju, efisien, dan mempunyai daya saing global.
Subsektor peternakan terdiri dari berbagai jenis komoditi yang meliputi ayam,
itik, kambing, domba, babi, sapi potong, dan sapi perah. Masing-masing komoditi
memiliki peranan tersendiri dalam pemenuhan gizi seperti protein, lemak, kalori dan
vitamin. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya nilai gizi, membuat
masyarakat lebih banyak mengkonsumsi pangan yang bergizi tinggi. Salah satu
contohnya adalah susu. Dari berbagai jenis komoditi pertanian yang dihasilkan untuk
konsumsi pangan, susu merupakan salah satu dari produk peternakan yang memiliki
kandungan gizi lengkap. Susu merupakan minuman bergizi dengan kandungan kalsium
sebanyak 358 miligram, dilengkapi dengan kandungan protein 8 gram, 9 gram dan energi
153 kalori gelas2.
Permintaan susu sapi di Indonesia pada tahun 2007 mencapai 1,5 juta ton,
sementara produksi nasional hanya 636,9 ribu ton atau sekitar 26,5 persen dari
permintaan nasional3. Produksi susu sapi jauh di bawah permintaan konsumsi
nasional, sementara permintaan akan susu sapi di Indonesia dari tahun ke tahun
mengalami kenaikan (Tabel 1). Dimana konsumsi susu masyarakat di Indonesia
terus meningkat dari 1.021.802 ton pada tahun 2003 menjadi 1.430.258 ton pada
tahun 2007 atau terjadi peningkatan sebesar 39,97 persen selama kurun waktu 6
tahun.
Tabel 1. Perkembangan Tingkat Konsumsi Susu di Indonesia Tahun 2003-2007.
Tahun
Produksi Susu (ton)
Tingkat Konsumsi (ton)
2003
553.000
1.021.802
1
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Satistik Struktur PDB Nasional. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
2
Khomsan, Ali. 2005. Rendah, Konsumsi Susu Cair. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak
/2005/0405/30/0605.
3
KapanLagi.com. Produksi Susu Nasional Baru 25% Dari Total Kebutuhan. Rabu, 28 Mei 2008.
http//:www.kapanlagi.com.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2004
549.000
1.237.986
2005
536.000
1.291.294
2006
616.000
1.354.235
2007
636.900
1.430.258
Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2009
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui adanya ketimpangan antara
produksi susu sapi yang dihasilkan dengan permintaan susu sapi. Salah satu usaha
yang dapat dilakukan adalah dengan pengembangan sapi perah untuk menunjang
peningkatan produksi susu dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk menghindari
impor susu yang berlebihan. Saat ini susu sapi segar dalam negeri baru mencapai
26,5 persen kebutuhan nasional, sedangkan 73,5 persen dipenuhi melalui impor1.
Dilihat dari segi konsumsi, sampai saat ini konsumsi masyarakat Indonesia
terhadap produk susu masih tergolong sangat rendah bila dibandingkan dengan
negara berkembang lainnya. Konsumsi susu masyarakat Indonesia tahun 2009
yakni sekitar 10 liter/kapita/tahun. Sedangkan konsumsi susu negara tetangga
seperti Malaysia, Singapura dan Thailand rata-rata mencapai 30 liter/kapita/tahun
serta Vietnam sebanyak 12 liter/kapita/tahun4.
Besarnya
potensi
sumberdaya
alam
yang
dimiliki
Indonesia
memungkinkan pengembangan subsektor peternakan sehingga menjadi sumber
pertumbuhan baru perekonomian Indonesia5. Kondisi geografis, ekologi dan
kesuburan lahan di beberapa wilayah Indonesia memiliki karakteristik yang cocok
untuk pengembangan usaha ternak sapi perah, seperti pada wilayah Jawa Timur,
Jawa Tengah dan Jawa Barat. Hal tersebut menyebabkan pulau Jawa terus
menjadi wilayah utama peternakan sapi perah di Indonesia, mencakup 97 persen
dari produksi susu nasional di tahun 2004 (Tabel 2). Sementara itu produksi susu
sapi perah di Pulau Jawa pada tahun 2007 rata-rata mencapai 10,80 liter/ekor/hari.
Tabel 2. Produksi Susu Sapi di Indonesia Tahun 2005 - 2009
No
Provinsi
Tahun (ton)
4
Rahman, Chairul. 2009. Konsumsi Susu Di Indonesia Masih Rendah. http:/www.depkominfo.go.
id.
5
Persusuan Indonesia. Kondisi, Permasalahan Dan Arah Kebijakan. 2007.http//:www.google.com.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2005
2006
2007
2008
2009
9.273
10.444
6.356
3.069
2.316
526.360
362.656
558.916
359.658
672.399
1
Pulau Sumatera
2
Pulau Jawa
3
Pulau Kalimantan
159
216
360
186
228
4
Pulau Sulawesi
90
1.184
1.849
2.882
2.979
5
Pulau Irian Jaya
0
96
69
54
46
Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2009
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
karakteristik yang cocok untuk usaha sapi perah. Salah satu karakteristik yang menjadi
dukungan pengembangan usaha ternak sapi perah ini adalah iklim yang cocok untuk sapi
perah dalam berproduksi. Menurut Ditjenak (2009), Provinsi Jawa Barat merupakan salah
satu penghasil susu sapi terbesar kedua di Indonesia setelah Provinsi Jawa Timur. Sekitar
40 persen populasi ternak sapi perah Indonesia berada di Jawa Barat dan 32 persen
produksi susu segar nasional dihasilkan oleh Provinsi Jawa Barat. Produksi susu sapi
perah di Jawa Barat dari tahun 2003 sampai tahun 2010 rata-rata sebesar 22,7 persen
(Tabel 3).
Tabel 3. Produksi Susu Segar Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 - 2010.
Tahun
Produksi (ton)
2003
207,86
2004
215,33
2005
201,86
2006
211.89
2007
225,21
2008
242,10
2009
256.44
2010
262.17
Rata-rata
227,85
Sumber : Departemen Pertanian. 2010
Menurut Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (2008), Bogor merupakan kota
terbesar keempat untuk produksi susu sapi setelah Bandung, Garut, Kuningan dan
Sumedang di Provinsi Jawa Barat. Kontribusi hasil produksi susu sapi di Bogor lebih
dominan berasal dari daerah Kabupaten Bogor (Tabel 4). Pada tabel 4 juga menunjukan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
adanya peningkatan rata-rata produksi susu sapi di Bogor, namun terjadi penurunan
produksi susu sapi pada tahun 2005-2006, baik di Kabupaten maupun Kota Bogor, lalu
produksi susu sapi mengalami peningkatan pada tahun 2006-2010.
Tabel 4. Produksi Susu Sapi di Bogor Tahun 2005 - 2010
Tahun (ton)
Bogor
Kabupaten
Kotamadya
Jumlah
2006
2007
2008
2009
2010
2005
11,827.61 11,148.64 11,464.19 12,854.77 15,518.43 15,860.10
2,263.24
1,431.94
1,782.33
1,965.10
2,058.68
2,071.74
14,090.85 12,580.58 13,246.52 14,819.87 17,577.11 17,931.74
Sumber : Dinas Peternakan Jawa Barat, 2010
1.2 Perumusan Masalah
Perkiraan peningkatan konsumsi susu sapi merupakan peluang yang harus
dimanfaatkan dengan baik. Kondisi produksi susu sapi di Indonesia saat ini sebagian
besar didominasi oleh usaha ternak sapi perah skala kecil dan menengah. Menurut
Mandaka (2005), sumbangan terhadap jumlah produksi susu segar dalam negeri adalah
64 persen oleh peternak skala kecil, 28 persen oleh peternak skala menengah, dan 8
persen oleh peternak skala besar.
Salah satu wilayah usaha peternakan sapi perah di Kabupaten Bogor adalah PT.
Rejo Sari Bumi Unit Tapos. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan wilayah yang
terletak di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Wilayah tersebut memiliki iklim dan
geografis yang baik, cocok untuk budidaya ternak sapi perah. PT. Rejo Sari Bumi Unit
Tapos adalah peternakan sapi perah berskala besar, tapi seperti usaha peternakan sapi
perah lainnya, usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dihadapkan
pada berbagai macam kendala dalam usahanya. Kendala yang dihadapi dapat berupa
kendala teknis produksi yaitu penurunan produksi susu. Hal tersebut dapat berpengaruh
terhadap penerimaan perusahaan dan kelangsungan usaha PT. Rejo Sari Bumi Unit
Tapos. Selain itu, usaha yang dijalankan oleh perusahaan menggunakan modal investasi
yang cukup besar sehingga perusahaan harus dapat memperhitungkan pengembalian
investasi agar usaha yang dijalankannya layak untuk beroperasi. Hingga saat ini
perusahaan belum pernah melakukan analisis kelayakan usaha sapi perah yang
dijalankannya. Oleh karena itu, dirasakan perlu untuk dilakukan analisis kelayakan pada
perusahaan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan usaha sapi perah yang dilakukan
PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Berdasarkan hal-hal tersebut dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu:
1.
Bagaimana kelayakan usaha sapi perah pada PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos jika
dilihat dari aspek non finansial ( aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek
ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek pasar ) ?
2.
Bagaimana kelayakan usaha sapi perah pada PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos jika
dilihat dari aspek finansial ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan latar belakang maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Menganalisis kelayakan usaha sapi perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari aspek
non finansial ( aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek
lingkungan, dan aspek pasar ).
2. Menganalisis kelayakan usaha sapi perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari aspek
finansial.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis sebagai media untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada
Departemen Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
2. Bagi pengusaha diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
terhadap manajemen perusahaan untuk mengetahui kelayakan usaha sapi
perah.
3. Sebagai bahan informasi, pustaka dan pengetahuan mengenai analisis
kelayakan usaha bagi penelitian selanjutnya.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Usaha Peternakan Sapi Perah
Usaha peternakan merupakan suatu usaha produksi yang didasarkan pada
proses biologis dari pertumbuhan ternak. Dalam rangka memenuhi kebutuhan
manusia, maka manusia campur tangan langsung untuk mengendalikan dan
menguasai pertumbuhan hewan ternak (Cyrilla dan Ismail, 1988).
Menurut Mubyarto (1989), berdasarkan pola pemeliharaan usaha ternak di
Indonesia diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu : peternakan rakyat,
peternakan semi komersil dan peternakan komersil.
1) Peternakan rakyat dengan cara memelihara ternaknya secara tradisional.
Pemeliharaan cara ini dilakukan setiap hari oleh anggota keluarga peternak
dimana keterampilan peternak masih sederhana dan menggunakan bibit lokal
dalam jumlah dan mutu terbatas. Tujuan utama pemeliharaan sebagian hewan
kerja sebagai pembajak sawah atau tegalan.
2) Peternakan rakyat semi komersil dengan keterampilan beternak dapat
dikatakan cukup. Penggunaan bibit unggul, obat-obatan, dan makanan
penguat cenderung meningkat. Tujuan utama pemeliharaan untuk menambah
pendapatan keluarga dan konsumsi sendiri.
3) Peternakan komersil dijalankan oleh peternak yang mempunyai kemampuan
dalam segi modal, sarana produksi dengan teknologi yang cukup modern.
Semua tenaga kerja dibayar dan makanan ternak dibeli dari luar dalam jumlah
besar.
Menurut Mandaka (2005), usaha ternak sapi perah kerakyatan di
Indonesia memiliki komposisi : peternak skala kecil (memiliki kurang dari empat
ekor sapi perah) dengan persentase 80 persen, peternak skala menengah (memiliki
empat sampai tujuh ekor sapi perah) dengan persentase 17 persen, dan peternak
skala besar (memiliki lebih dari tujuh ekor sapi perah) dengan persentase 3 persen.
Menurut Sutawi dalam Agustina (2007), kondisi peternakan sapi perah di
Indonesia saat ini, yaitu :
1) Skala usahanya kecil (2-5 ekor), motif produksinya adalah rumah tangga,
dilakukan sebagai usaha sampingan tanpa memperhatikan laba rugi dan masih
jauh dari teknologi serta didukung oleh manajemen usaha dan permodalan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
yang masih lemah, dan kualitas secara umum bervariasi dan bersifat padat
karya.
2) Secara klimatologis Indonesia beriklim tropis dan kurang cocok bagi
perkembangan sapi perah yang berasal dari daerah beriklim sub-tropis.
3) Pemasaran susu yang terbesar adalah industri pengolahan susu dan hanya
beberapa peternak yang mampu menciptakan pasar langsung ke konsumen.
4) Kualitas sumberdaya manusia yang masih rendah.
2.2.
Jenis – Jenis Sapi Perah
Peternakan sapi perah telah dimulai sejak abad ke-19 yaitu dengan
pengimporan sapi-sapi bangsa Ayrshire, Jersey, Milking Shorthorn dari Australia.
Pada permulaan abad ke-20 dilanjutkan dengan mengimpor sapi-sapi FriesHolland (FH) dari Belanda. Sapi perah yang dewasa ini dipelihara di Indonesia
pada umumnya adalah sapi Fries-Holand (FH) yang memiliki kemampuan
produksi susu tertinggi (Sudarwanto, 2004).
Pada tahun 1957 telah dilakukan perbaikan mutu genetik sapi Madura
dengan jalan menyilangkannya dengan sapi Red Deen. Persilangan lain yaitu
antara sapi lokal (peranakan Ongole) dengan sapi perah Fries-Holand guna
diperoleh sapi perah jenis baru yang sesuai dengan iklim dan kondisi di Indonesia.
Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi
Shorthorn (dari Inggris), Fries-Holand (dari Belanda), Yersey (dari selat Channel
antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red Danish (dari
Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia). Hasil survei di PSPB Cibinong
menunjukkan bahwa jenis sapi perah yang paling cocok dan menguntungkan
untuk dibudidayakan di Indonesia adalah Fries-Holland.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2.3.
Tatalaksana Pemeliharaan
2.3.1. Perkandangan
Pada umumnya, ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan
dewasa adalah 1,5x2 meter atau 2,5x2 meter, sedangkan untuk sapi betina dewasa
adalah 1,8x2 meter dan untuk anak sapi cukup 1,5x1 meter per ekor, dengan
tinggi kurang lebih 2-2,5 meter dari tanah. Temperatur di sekitar kandang 25-400C
(rata-rata 330C) dan kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada
dataran rendah (100-500 meter) hingga dataran tinggi (lebih dari 500 meter).
Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari
jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan
pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda
penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling
bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk
jalan.
Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya
berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah
dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai
alas kandang yang hangat. Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah
dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin,
lysol, dan bahan-bahan lainnya.
2.3.2. Pembibitan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina dewasa
adalah: (a) produksi susu tinggi, (b) umur 3,5 sampai 4,5 tahun dan sudah pernah
beranak, (c) berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai eturunan produksi
susu tinggi, (d) bentuk tubuhnya seperti baji, (e) matanya bercahaya, punggung
lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki belakang cukup lebar serta
kaki kuat, (f) ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik, apabila
diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelokkelok, puting
susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi empat yang simetris dan tidak terlalu
pendek, (g) tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular, dan (h)
tiap tahun beranak.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Sementara calon induk yang baik antara lain: (a) berasal dari induk yang
menghasilkan air susu tinggi, (b) kepala dan leher sedikit panjang, pundak tajam,
badan cukup panjang, punggung dan pinggul rata, dada dalam dan pinggul lebar,
(c) jarak antara kedua kaki belakang dan kedua kaki depan cukup lebar, (d)
pertumbuhan ambing dan puting baik, (e) jumlah puting tidak lebih dari 4 dan
letaknya simetris, serta (f) sehat dan tidak cacat.
Menurut Suherni dalam Sukmapradita (2008), upaya peningkatan produksi
susu sapi selain ditentukan oleh pakan yang diberikan, juga ditentukan oleh
kondisi bibit yang tersedia. Pada umumnya, di wilayah Jakarta dan Bogor
peternak melakukan Inseminasi Buatan (IB) dalam rangka perbaikan dan
perbanyakan bibit. Angka menunjukan keberhasilan IB tersebut sudah memadai
dengan rata-rata Service per Conception (S/C) sama dengan 1,81 yang artinya
betina dewasa sudah dapat beruntung dengan dua kali IB.
2.3.3. Pakan
Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan berupa
jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, alfalfa, rumput gajah, rumput benggala
atau rumput raja. Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30
sampai 50 kg/ekor/hari. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya
diberikan sebanyak 10 persen dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan
sebanyak 1 sampai 2 persen dari bobot badan (BB).
Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan
sebesar 25 persen hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa
rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum).
Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek, dan
bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang berupa garam dapur, kapur,
dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari
sebelum sapi diperah sebanyak 1 - 2 kg/ekor/hari. Selain makanan, sapi harus
diberi air minum sebanyak 10 persen dari berat badan per hari.
Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan berkualitas,
serta menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara.
Pemberian pakan secara kereman dikombinasikan dengan penggembalaan Di awal
musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan. Di musim hujan sapi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan bertujuan pula
untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya.
2.3.4. Produksi Susu
Menurut Sudarwanto (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas,
kuantitas dan susunan produksi susu sapi adalah bangsa atau rumpun sapi, lama
bunting, masa laktasi, besar sapi, estrus, umur sapi, selang beranak, masa kering,
frekuensi pemerahan, dan tatalaksana pemberian pakan.
Menurut Sudono dalam Sukmapradita (2008), puncak produksi susu sapi
terjadi pada bulan ketiga setelah beranak kemudian turun secara bertahap pada
bulan berikutnya. Pada bulan keempat produksi susu mengalami penurunan yang
sangat jelas dari 10 liter/ekor/hari menjadi 9,38 liter/ekor/hari. Sapi yang beranak
pada umur lebih tua (3 tahun) akan menghasilkan susu lebih banyak daripada sapi
yang beranak pada umur muda (2 tahun). Produksi susu akan terus meningkat
dengan bertambahnya umur sampai sapi berumur tujuh tahun atau delapan tahun,
setelah itu produksi susu akan menurun sedikit demi sedikit sampai sapi berumur
11 sampai 12 tahun.
2.3.5. Pemerahan
Menurut Sudono (1999), sapi yang sedang berproduksi memiliki jadwal
pemerahan setiap hari, yang pada umumnya dilakukan dua kali sehari. Jadwal
pemerahan yang teratur dan seimbang akan memberikan produksi air susu yang
lebih baik daripada jadwal pemerahan yang tidak teratur dan tidak seimbang,
misalnya jarak pemerahan terlalu panjang ataupun terlalu pendek. Sebagai contoh
jarak pemerahan antara 16 jam dan 8 jam hasilnya lebih rendah daripada sapi
yang diperah dengan jarak pemerahan 12 jam.
Faktor yang mempengaruhi produksi susu antara lain adalah jumlah
pemerahan setiap hari, lamanya pemerahan, dan waktu pemerahan. Jumlah
pemerahan 3 sampai 4 kali setiap hari dapat meningkatkan produksi susu daripada
jika hanya diperah dua kali sehari. Pemerahan pada pagi hari mendapatkan susu
sedikit berbeda komposisinya daripada susu hasil pemerahan sore hari. Pemerahan
menggunakan tangan ataupun menggunakan mesin tidak memperlihatkan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
perbedaan secara signifikan dalam produksi susu, kualitas ataupun komposisi
susu. Hubungan antara umur dan jumlah pemerahan (Tabel 5).
Tabel 5. Perbandingan Pemerahan tiga kali dengan Pemerahan empat kali per
Hari.
Pemerahan
Umur Sapi
4 kali sehari
3 kali sehari
2 tahun
> 20 %
> 35 %
3 tahun
> 17 %
> 30 %
4 tahun
> 15 %
> 26 %
Sumber : Saleh, 2004.
2.4. Kajian Penelitian Terdahulu
Anggraini (2003), melakukan penelitian mengenai pendapatan usaha
peternakan sapi potong rakyat di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
Berdasarkan penelitian, terdapat empat skala usaha yaitu skala I sampai IV, yaitu
skala I (≤ 10 ST), skala II (11-20 ST), skala III (21-50 ST), dan skala IV (> 50
ST). Penelitian menunjukkan ke empat skala layak untuk diusahakan dengan nilai
indikator kelayakan di atas standar baku. Hasil penelitian menunjukkan biaya
pakan merupakan komponen biaya produksi yang terbesar. Berdasarkan biaya
produksi per ST, maka dapat diketahui adanya penghematan biaya pada skala
usaha yang semakin besar.
Rofik (2005), meneliti tentang kelayakan finansial usaha peternakan sapi
perah di Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa
analisis pada kelompok peternak I dengan tingkat suku bunga pinjaman 14,85
persen memiliki nilai NPV sebesar Rp 74.420.770,00. NPV untuk kelompok
peternak II sebesar Rp 152.071.340,00. NPV untuk kelompok peternak III sebesar
Rp 311.022.350,00. Nilai tersebut merupakan pendapatan bersih yang diterima
peternak selama delapan tahun pengembangan. Nilai BCR untuk kelompok
peternak I sebesar 1,35, yang artinya peternak akan mendapatkan tambahan
penerimaan sebesar Rp 0,35,00 dari setiap pengeluaran Rp 1,00. Untuk kelompok
peternak II nilai BCR sebesar 1,43, yang artinya peternak akan mendapatkan
tambahan penerimaan sebesar Rp 0,43,00 dari setiap pengeluaran Rp 1,00.
Sedangkan kelompok peternak III nilai BCR sebesar 1,52 yang artinya peternak
akan mendapatkan tambahan penerimaan sebesar Rp 0,52,00 dari setiap
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
pengeluaran Rp 1,00. Semua nilai tersebut menunjukan perbandingan penerimaan
yang diterima peternak lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
Untuk nilai IRR pada kelompok peternak I sebesar 23,32 persen, pada
kelompok peternak II sebesar 36,07 persen dan pada kelompok peternak III
sebesar 29,88 persen, yang artinya investasi yang ditanamkan layak dan
menguntungkan karena tingkat pengembalian internalnya lebih besar dari tingkat
suku bunga yang berlaku (14,85 persen). Secara keseluruhan berdasarkan nilainilai pada kriteria investasi tersebut secara finansial usaha ternak sapi perah
Pondok Ranggon layak untuk dikembangkan.
Peneliti Wulandari (2007) yang berjudul analisis kelayakan proyek
instalasi biogas dalam mengelola limbah ternak sapi perah (Kasus di Kelurahan
Kebon Pedes Bogor). Analisis kelayakan finansial proyek instalasi biogas
kapasitas 3,5 m3 dengan tingkat diskonto 16 persen menunjukkan nilai NPV
positif sebesar Rp.10.797.029,96, Net B/C sebesar 1,41, Payback Period selama
10,5 tahun. Hasil membuktikan proyek instalasi layak untuk dilaksanakan dengan
tingkat diskonto yang ada. Hasil analisis switching value dengan tingkat diskonto
16 persen menunjukkan, bahwa proyek tidak akan layak pada penurunan
penjualan sebesar 3 persen dan peningkatan biaya variable sebesar 5 persen.
Proyek instalasi biogas dalam mengolah limbah ternak sangat peka terhadap
penurunan harga penjualan dan kenaikan biaya variabel. Berdasarkan analisis
aspek-aspek penunjang kelayakan proyek yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek
institusional-organisasi-manajerial, aspek sosial dan aspek finansial menunjukkan
bahwa proyek instalasi biogas di kelurahan Kebon Pedes layak untuk
dilaksanakan.
Heriyatno (2009) meneliti tentang analisis pendapatan dan faktor yang
mempengaruhi produksi susu sapi perah di tingkat peternak (Kasus anggota
koperasi serba usaha “Karya Nugraha” Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan
Provinsi Jawa Barat). Variabel yang diukur adalah jumlah produktivitas sapi perah
peternak sebagai peubah terikat, besarnya biaya usaha (X1), jumlah pemberian
pakan konsentrat sapi berproduksi (X2), jumlah pemberian pakan hijauan sapi
berproduksi (X3) dan masa laktasi sapi berproduksi (X4) sebagai peubah bebas.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
KSU Karya Nugraha dalam upaya peningkatan produksi susu peternak,
melakukan kegiatan membuat, menyediakan dan mendistribusikan pakan,
memberi pelayanan medis dan inseminasi buatan kepada peternak serta
menyalurkan pinjaman kepada peternak.
Penilaian faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu di tingkat
peternak menunjukan jumlah pemberian pakan konsentrat, jumlah pemberian
pakan hijauan dan masa laktasi berpengaruh nyata terhadap produktivitas sapi
perah sedangkan faktor besarnya biaya usaha tidak berpengaruh nyata. 40,2
persen hubungan antara faktor-faktor produksi yang digunakan dengan jumlah
produksi susu di tingkat peternak dapat dijelaskan oleh fungsi produksi tersebut.
Usaha ternak sapi perah yang dijalankan oleh anggota KSU Karya Nugraha
memiliki nilai R/C ratio sebesar 1,11 sehingga usaha tersebut layak untuk
dijalankan.
Peneliti Khaidar (2009) yang berjudul analisis pendapatan dan kepuasan
peternak sapi perah anggota KPS Bogor bertujuan untuk menganalisis pendapatan
usaha ternak sapi perah anggota KPS Bogor di Kelurahan Kebon Pedes dan
KUNAK Cibungbulang, serta menganalisis tingkat kelayakan harga susu koperasi
bagi peternak dan tingkat kepuasan anggota aktif terhadap pelayanan koperasi.
Menggunakan analisis pendapatan usahatani, analisis BEP, analisis
Important Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI)
didapatkan hasil pada usaha ternak skala satu sampai sembilan ekor, pendapatan
terbesar diterima oleh peternak yang melakukan diversifikasi penjualan ke
koperasi dan ke luar koperasi. Pada usaha ternak dengan skala kepemilikan di atas
sembilan ekor, nilai pendapatan dan R/C peternak yang hanya menjual susu ke
koperasi. Analisis kelayakan harga susu menunjukan bahwa harga yang diterima
peternak anggota hanya layak bagi peternak dengan skala kepemilikan di atas
sembilan ekor sapi perah yang menjual susu produksinya ke koperasi dan ke luar
koperasi. Berdasarkan analisis tingkat kepuasan secara umum, anggota berada
pada kriteria cukup.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1.
Studi Kelayakan Proyek
Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek
ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan
kemanfaatan (benefit); atau suatu aktivitas yang mengeluarkan uang dengan harapan
untuk mendapatkan hasil (returns) di waktu yang akan datang, dapat direncanakan,
dibiayai dan dilaksanakan sebagai satu unit. Gitinger (1986) mendefinisikan proyek
sebagai suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi
barang-barang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan atau manfaat setelah
beberapa periode waktu. Pengertian lainnya diungkapkan oleh Umar (2005), proyek
adalah suatu usaha yang direncanakan sebelumnya dan memerlukan sejumlah
pembiayaan serta penggunaan masukan lain yang ditujukan untuk mencapai tujuan
tertentu dan dilaksanakan dalam suatu bauran produk yang sudah ada dengan
menginvestasikan sumber daya yang dapat dinilai secara independen.
Analisis kelayakan dilakukan untuk melihat apakah suatu proyek dapat
memberikan manfaat atas investasi yang ditanamkan. Studi kelayakan proyek menurut
Umar (2005) ialah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek investasi
dilaksanakan. Hasil kelayakan merupakan perkiraan kemampuan suatu proyek
menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasionalkan. Husnan et al (2000)
menyatakan studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu
proyek dilaksanakan dengan berhasil.
Analisis kelayakan penting dilakukan sebagai evaluasi proyek yang dijalankan
pihak yang membutuhkan studi kelayakan antara lain :
1) Investor
Investor merupakan pihak yang menanamkan dana atau modal dalam suatu proyek
akan lebih memperhatikan prospek usaha tersebut (tingkat keuntungan yang
diharapkan).
2) Kreditur (Bank)
Kreditur merupakan pihak yang membutuhkan studi kelayakan untuk memperhatikan
segi keamanan dana yang dipinjamkan untuk kegiatan proyek.
3) Pemerintah
Pemerintah lebih berkepentingan dengan manfaat proyek bagi perekonomian nasional
dan pendapatan pemerintah atas pajak yang diberikan proyek tersebut.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3.1.2.
Aspek Kelayakan Proyek
Terdapat enam aspek yang dibahas dalam studi kelayakan, antara lain aspek
teknis, aspek manajerial dan administratif, aspek organisasi, aspek komersial, aspek
finansial, dan aspek ekonomis (Kadariah et al, 1999). Gitinger (1986) membagi aspekaspek dalam analisis kelayakan mencakup aspek teknis,
aspek institusional-
organisasional-manajerial, aspek sosial, aspek komersial, aspek finansial dan aspek
ekonomi. Umar (2005) membagi analisis kelayakan menjadi aspek teknis, aspek pasar,
aspek yuridis, aspek manajemen, aspek lingkungan dan aspek finansial. Husnan et al
(2000) membagi aspek-aspek analisis kelayakan ke dalam aspek pasar, aspek keuangan,
aspek manajemen, aspek hukum, aspek ekonomi dan sosial. Semua aspek tersebut perlu
dipertimbangakan bersama-sama untuk menentukan manfaat yang diperlukan dalam
suatu investasi.
Gittinger (1986) menyatakan bahwa pada proyek pertanian ada enam aspek yang
harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan yaitu:
1. Aspek Pasar
Untuk memperoleh hasil pemasaran yang diinginkan, perusahaan harus menggunakan
alat-alat pemasaran yang membentuk suatu bauran pemasaran. Yang dimaksud
dengan bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan
perusahaan terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler,
2002). Analisis aspek pasar pada studi kelayakan mencakup permintaan, penawaran,
harga, program pemasaran yang akan dilaksanakan, serta perkiraan penjualan.
2. Aspek Teknis
Aspek teknis menyangkut masalah penyediaan sumber-sumber dan pemasaran hasilhasil produksi. Aspek teknis terdiri dari lokasi proyek, besaran skala oprasional untuk
mencapai kondisi yang ekonomis, kriteria pemilihan mesin dan equipment, proses
produksi serta ketepatan penggunaan teknologi.
3. Aspek Manajemen
Analisis aspek manajemen memfokuskan pada kondisi internal perusahaan. Aspekaspek manajemen yang dilihat pada studi kelayakan terdiri dari manajemen pada
masa pembangunan yaitu pelaksana proyek, jadwal penyelesaian proyek, dan
pelaksana studi masing-masing aspek, dan manajemen pada saat operasi yaitu bentuk
organisasi, struktur organisasi, deskripsi jabatan, personil kunci dan jumlah tenaga
kerja yang digunakan.
4. Aspek Hukum
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Terdiri dari bentuk badan usaha yang akan digunakan, jaminan-jaminan yang dapat
diberikan apabila hendak meminjam dana, serta akta, sertfikat, dan izin yang
diperlukan dalam menjalankan usaha.
5. Aspek Sosial Lingkungan
Terdiri dari pengaruh proyek terhadap penghasilan negara, pengaruhnya terhadap
devisa negara, peluang kerja dan pengembangan wilayah dimana proyek
dilaksanakan.
6. Aspek Finansial
Pengaruh finansial terhadap proyek.
Tujuan dilakukannya analisis proyek adalah 1) untuk mengetahui tingkat keuntungan
yang dicapai melalui investasi dalam suatu proyek, 2) menghindari pemborosan sumbersumber, yaitu dengan menghindari pelaksanaan proyek yang tidak menguntungkan, 3)
mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga kita dapat memilih
alternatif proyek yang paling menguntungkan dan 4) menentukan prioritas investasi
(Gray et al, 1992).
3.1.3.
Teori Biaya dan Manfaat
Tujuan analisa dalam analisa proyek harus disertai dengan definisi biaya-biaya
dan manfaat-manfaat. Biaya dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengurangi
suatu tujuan, dan suatu manfaat adalah segala sesuatu yang membantu tujuan (Gittinger,
1986). Biaya dapat juga didefinisikan sebagai pengeluaran atau korbanan yang dapat
menimbulkan pengurangan terhadap manfaat yang diterima. Biaya yang diperlukan suatu
proyek dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaanya bersifat jangka
panjang, seperti tanah, bangunan, pabrik dan mesin.
2. Biaya operasional atau modal kerja merupakan kebutuhan dana yang diperlukan pada
saat proyek mulai dilaksanakan, seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
3. Biaya lainnya, seperti: pajak, bunga dan pinjaman.
Manfaat juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan kontribusi
terhadap suatu proyek. Manfaat proyek dapat dibedakan menjadi:
1. Manfaat langsung, yaitu manfaat yang secara langsung dapat diukur dan dirasakan
sebagai akibat dari investasi, seperti: peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja.
2. Manfaat tidak langsung, yaitu manfaat yang secara nyata diperoleh dengan tidak
langsung dari proyek dan bukan merupakan tujuan utama proyek, seperti rekreasi.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Kriteria yang bisa digunakan sebagai dasar persetujuan atau penolakan suatu
proyek yang dilaksanakan adalah kriteria investasi. Dasar penilaian investasi adalah
perbandingan antara jumlah nilai yang diterima sebagai manfaat dari investasi tersebut
dengan manfaat-manfaat dalam situasi tanpa proyek. Nilai perbedaannya adalah berupa
tambahan manfaat bersih yang akan muncul dari investasi dengan adanya proyek
(Gittinger, 1986).
3.1.4.
Kriteria Kelayakan Investasi
Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya
yang dikeluarkan dari suatu proyek. Dalam mengukur kemanfaatan proyek dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan perhitungan berdiskonto dan tidak
berdiskonto. Perbedaannya terletak pada konsep Time Value of Money yang diterapkan
pada perhitungan berdiskonto. Perhitungan diskonto merupakan suatu teknik yang dapat
“menurunkan” manfaat yang diperoleh pada masa yang akan datang dan arus biaya
menjadi nilai biaya pada masa sekarang”. Sedangkan perhitungan tidak berdiskonto
memiliki kelemahan umum, yaitu ukuran-ukuran tersebut belum mempertimbangkan
secara lengkap mengenai lamanya arus manfaat yang diterima (Gittinger, 1986).
Konsep time value of money (nilai waktu uang) menyatakan bahwa present value
(nilai sekarang) adalah lebih baik daripada yang sama pada future value (nilai pada masa
yang akan datang). Ada dua sebab yang menyebabkan hal ini terjadi yaitu: time
preference (sejumlah sumber yang tersedia untuk dinikmati pada saat ini lebih disenangi
daripada jumlah yang sama namun tersedia di masa yang akan datang) dan produktivitas
atau efisiensi modal (modal yang dimiliki saat sekarang memiliki peluang untuk
mendapatkan keuntungan di masa datang melalui kegiatan yang produktif) yang berlaku
baik secara perorangan maupun bagi masyarakat secara keseluruhan (Kadariah et al.,
2001).
Kadariah et al. (2001) juga mengungkapkan bahwa kedua unsur tersebut
berhubungan timbal balik di dalam pasar modal untuk menentukan tingkat harga modal
yaitu tingkat suku bunga, sehingga dengan tingkat suku bunga dapat dimungkinkan untuk
membandingkan arus biaya dan manfaat yang penyebarannya dalam waktu yang tidak
merata. Tingkat suku bunga ditentukan melalui proses “discounting”.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3.1.5.
Analisis Finansial
Kriteria-kriteria yang menentukan kelayakan investasi diantaranya adalah
NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C (Net Benefit
Cost Ratio), PBP (Pay Back Period) dan analisa kepekaan (Switching Value).
Analisis kelayakan pada aspek ini sangat penting dilakukan. Tujuan
dilakukannya analisis proyek adalah 1) untuk mengetahui tingkat keuntungan
yang dicapai melalui investasi dalam suatu proyek, 2) menghindari pemborosan
sumber-sumber, yaitu dengan menghindari pelaksanaan proyek yang tidak
menguntungkan, 3) mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada
sehingga kita dapat memilih alternatif proyek yang paling menguntungkan, dan 4)
menentukan prioritas investasi (Gray et al, 1992). Analisis finansial terdiri dari :
a)
Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) suatu proyek atau usaha adalah selisih antara nilai
sekarang (present value) manfaat dengan arus biaya. NPV juga dapat diartikan sebagai
nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Menurut Keown (2001), Net
Present Value diartikan sebagai nilai bersih sekarang arus kas tahunan setelah pajak
dikurangi dengan pengeluaran awal. Dalam menghitung NPV perlu ditentukan tingkat
suku bunga yang relevan. Kriteria investasi berdasarkan NPV yaitu:
ï‚·
NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu mengembalikan persis sebesar modal sosial
Opportunity Cost faktor produksi normal. Dengan kata lain, proyek tersebut tidak
untung dan tidak rugi.
ï‚·
NPV > 0, artinya suatu proyek sudah dinyatakan menguntungkan dan dapat
dilaksanakan.
ï‚·
NPV < 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan.
Dengan kata lain, proyek tersebut merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan.
b)
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio)
Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C Rasio) merupakan angka perbandingan
antara present value dari net benefit yang positif dengan present value dari net benefit
yang negatif . Kriteria investasi berdasarkan Net B/C Rasio adalah:
ï‚·
Net B/C = 1, maka NPV = 0, proyek tidak untung dan tidak rugi
ï‚·
Net B/C > 0, maka NPV > 0, proyek menguntungkan
ï‚·
Net B/C < 0, maka NPV < 0, proyek merugikan
c)
Internal Rate Return (IRR)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Internal Rate Return adalah tingkat bunga yang menyamakan present value kas
keluar yang diharapkan dengan present value aliran kas masuk yang diharapkan, atau
didefinisikan juga sebagai tingkat bunga yang menyebabkan Net Present Value (NPV)
sama dengan nol.
Gittinger (1986) menyebutkan bahwa IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan
intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan
persen. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar
oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. Suatu investasi dianggap layak apabila
nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku.
d)
Payback Periode (PP)
Payback periode atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu metode
dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka
waktu pengembalian modal. Semakin cepat modal itu dapat kembali, semakin baik suatu
proyek untuk diusahakan karena modal yang kembali dapat dipakai untuk membiayai
kegiatan lain (Husnan et al, 2000).
e)
Analisis Sensitivitas
Suatu proyek pada dasarnya mengahadapi ketidakpastian karena dipengaruhi
perubahan – perubahan, baik dari sisi penerimaan atau pengeluaran yang akhirnya akan
mempengaruhi tingkat kelayakan proyek.
Analisis sensivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil
analisa proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan-perubahan dalam dasar-dasar
perhitungan biaya dan manfaat (Kadariah et al, 1999). Pada umumnya proyek-proyek
yang dilaksanakan sensitif berubah-ubah akibat empat masalah yaitu harga, kenaikan
biaya, keterlambatan pelaksanaan dan hasil (Gittinger, 1986).
3.2.
Kerangka Pemikiran Operasional
Permintaan susu sapi di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan. Seiring dengan permintaan susu sapi yang meningkat, tidak diiringi dengan
produksi susu sapi yang optimal (Tabel 1). Sehingga usaha peternakan sapi perah ini
merupakan peluang yang memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan.
Pengkajian aspek non finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen, serta aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Sedangkan pengkajian aspek
finansial menggunakan analisis meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate Return
(IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), Payback Periode, serta Analisis
Sensitivitas dengan melakukan perubahan pada suatu variabelnya.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Analisis kelayakan usaha ini dilakukan sebagai bahan evaluasi bagi pihak
peternak sapi perah atau investor, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya usaha
peternakan sapi perah untuk dikembangkan dimasa yang akan datang. Informasi ini juga
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak peternak sapi perah dalam hal
pengembangan peternakan sapi perah.
Penggunaan modal investasi yang cukup besar
sehingga PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos harus
memperhitungkan pengembalian investasi
Usaha Peternakan Sapi Perah di PT. Rejo Sari
Bumi Unit Tapos.
Aspek non finansial :
Aspek finansial :
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
ï‚·
Aspek Pasar
Aspek Teknis
Aspek Manajemen
Aspek Sosial dan
Lingkungan
NPV
IRR
Net B/C
Payback Period
Analisis Sensitivitas
Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah
Tidak layak
Layak
Dapat diusahakan dan
dikembangkan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah.
IV METODE PENELITIAN
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Peternakan Sapi Perah PT. Rejo Sari
Bumi Unit Tapos, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi
penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT.
Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan salah satu wilayah dengan populasi sapi
perah yang besar di Kecamatan Ciawi. Penelitian lapang akan dilakukan selama
bulan Januari sampai bulan Februari 2011.
4.2. Data dan Instrumentasi
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di
perternakan sapi perah tersebut serta wawancara dengan kordinator peternakan
dan karyawan setempat.
Selain itu digunakan juga data sekunder yang diperoleh dari buku-buku
yang relevan dengan topik yang diteliti. Pengambilan data sekunder diperoleh dari
literatur-literatur, baik yang didapat di perpustakaan maupun tempat lain berupa
hasil penelitian terdahulu mengenai analisis kelayakan usaha, artikel baik dari
media cetak (koran dan majalah), maupun media elektronik (internet).
4.3. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi langsung
dengan mengamati kegiatan yang ada di peternakan sapi perah.
4.4. Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan
analisis aspek finansial usaha sapi perah meliputi Net Present Value (NPV),
Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), Payback
Periode dan Analisis Sensitivitas Switching Value (Nilai Pengganti).
4.4.1. Analisis Deskriptif
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai
aspek-aspek yang dikaji dalam analisis kelayakan usaha sapi perah pada
peternakan rakyat. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, serta aspek finansial.
4.4.1.1. Analisis Aspek Pasar
Analisis aspek pasar dapat dilihat dari sisi produk yang dihasilkan dimana
adanya
permintaan
yang
terjadi
akan
didapatkan
penerimaan
yang
menguntungkan dari kegiatan pemasaran. Mengkaji pasar input dan pasar output,
harga, bagaimana permintaan, distribusi atau jalur pemasaran untuk input,
proporsi penjualan untuk pasar yang dituju, konsumen dari usaha ini, persaingan
yang dihadapi, perkiraan penjualan, dan kendala dalam pemasaran produk output.
4.4.1.2. Analisis Aspek Teknis
Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan
(produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Aspek teknis berpengaruh
besar terhadap kelancaran jalannya usaha, terutama kelancaran proses produksi.
Analisis teknis ini dikaji untuk mengetahui gambaran mengenai lokasi usaha
peternakan sapi perah, besar skala operasi atau luas produksi, peralatan dan
perlengkapan yang digunakan serta proses kegiatan produksi yang dilakukan
dalam usaha peternakan sapi perah.
4.4.1.3. Analisis Aspek Manajemen
Aspek manajemen dikaji untuk mengetahui sumber daya manusia yang
digunakan dalam menjalankan jenis-jenis pekerjaan pada usaha peternakan sapi
perah. Hal-hal yang akan diperhatikan dalam aspek ini diantaranya adalah bentuk
badan usaha yang digunakan, struktur organisasi yang beruna dalam menentukan
garis kerja (job description) untuk mengatur pelaksanaan operasional perusahaan
serta sistem ketenagakerjaan yang diterapkan oleh pihak manajemen.
4.4.1.4. Analisis Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Analisis aspek sosial, ekonomi dan lingkungan dikaji untuk mengetahui
dampak yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan usaha peternakan sapi perah
terhadap kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat di sekitar usaha
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
peternakan sapi perah maupun manfaat-manfaat yang ditimbulkan secara
menyeluruh dari usaha ini. Analisis aspek sosial, ekonomi dan lingkungan juga
berfungsi untuk mengetahui dampak pada pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh bau tidak sedap yang muncul dari usaha ini.
4.4.2. Analisis Aspek Finansial
Analisis kelayakan finansial dikaji menggunakan analisis biaya dan
manfaat, analisis laba rugi, analisis kriteria investasi, yaitu meliputi Net Present
Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio),
Payback Periode dan Analisis Switching Value. Analisis biaya manfaat dilakukan
untuk mengidentifikasi berbagai biaya yang dikeluarkan serta keseluruhan
manfaat yang diterima selama proyek dijalankan. Hasil analisis biaya dan manfaat
kemudian diolah sehingga menghasilkan analisis laba rugi.
Analisis laba rugi akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan
pengurangan dalan cashflow usaha sapi perah. Setelah diketahui pajak maka
dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi.
Kriteria investasi akan menunjukan layak atau tidaknya usaha dari sisi finansial.
Untuk mencari batas maksimum suatu perubahan sehingga dengan batas tersebut
usaha masih dikatakan layak maka analisis sensitivitas Switching Value perlu
dilakukan.
1) Net Present Value (NPV)
Net Present Value atau manfaat bersih adalah nilai sekarang dari arus
pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Rumus yang digunakan
dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t (Rupiah)
Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t (Rupiah)
n = Umur ekonomis proyek (Tahun)
i
= Tingkat suku bunga (Persen)
t
= Tingkat Investasi (t= 0,1,2,…n) (Tahun)
Dalam metode NPV terdapat tiga penilaian investasi, yaitu:
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
a) NPV > 0, berarti secara finansial usaha layak untuk dilaksakanan karena manfaat
yang diperoleh lebih besar dari biaya.
b) NPV < 0, berarti secara finansial usaha tersebut tidak layak untuk dilaksakanan
karena manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan.
c) NPV = 0, berarti secara finansial proyek sulit dilaksanakan karena manfaat yang
diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.
2) Internal Rate Return (IRR)
Internal Rate Return adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan
yang dinyatakan dalam satuan persen. Jika diperoleh nilai IRR lebih besar dari
pada tingkat diskonto yang berlaku (discount rate), maka proyek tersebut
dinyatakan layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari
tingkat suku bunga yang berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk
dilaksanakan. Rumus yang digunakan dalam menghitung IRR adalah sebagai
berikut :
IRR  i1 
NPV1
(i2  i1 )
NPV1  NPV 2
Keterangan :
NPV1 = NPV yang bernilai positif (Rupiah)
NPV2 = NPV yang bernilai negatif (Rupiah)
i1
= Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif (persen)
i2
= Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif (persen)
3) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Ratio manfaat dan biaya diperoleh bila nilai sekarang arus manfaat dibagi
dengan nilai sekarang arus biaya. Net B/C menunjukan besarnya tingkat tambahan
manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Proyek layak
dilaksanakan apabila nilai B/C ratio lebih dari satu. Rumus yang digunakan dalam
menghitung Net B/C adalah sebagai berikut :
Net B/C Ratio =
Keterangan :
Net B/C
= Nilai Benefit-cost ratio
Bt
= Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke t (Rupiah)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Ct
= Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t (Rupiah)
n
= Umur ekonomis proyek (Tahun)
i
= Tingkat suku bunga (persen)
t
= Tingkat Investasi (t= 0,1,2,…n)
4) Payback Periode
Payback Periode atau masa pembayaran kembali adalah jangka waktu
kembalinya keseluruhan jumlah investasi modal yang ditanamkan dihitung mulai
dari permulaan proyek sampai dengan arus nilai neto produksi tambahan sehingga
mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan.
Payback Periode berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan
untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan cashflow. Semakin
kecil angka yang dihasilkan mempunyai arti semakin cepat tingkat pengambilan
investasinya, maka usaha tersebut semakin baik untuk diusahakan. Secara sistematis
dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
P
= Jumlah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi (Tahun)
I
= Biaya investasi (Rupiah)
A
= Benefit bersih tiap bulan (Rupiah)
Selama
proyek
dapat
mengambalikan
modal/investasi
sebelum
berakhirnya umur proyek, berarti proyek masih dapat dilaksanakan. Akan tetapi
apabila sampai saat proyek berakhir dan belum dapat mengembalikan modal yang
digunakan, maka sebaiknya proyek tidak dilaksanakan.
5) Analisis Switching Value (Nilai Pengganti).
Informasi keuangan usaha sapi perah yang dituangkan ke dalam cashflow
hanya berlaku untuk satu harga tertentu saja tanpa mempertimbangkan perubahan
yang akan terjadi. Faktor perubahan tingkat produksi seringkali menjadi
parameter utama yang mempengaruhi perubahan dalam analisis kelayakan usaha
sapi perah.
Untuk mengantisipasi perubahan tersebut, maka dilakukan analisis
sensitivitas dengan metode pengitungan switching value (nilai pengganti). Metode
ini digunakan untuk mengetahui hasil perhitungan yang membuat proyek tidak
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
layak untuk diusahakan dengan melakukan perubahan pada sesuatu variabel.
Keseluruhan asumsi-asumsi tersebut tidak terjadi secara bersamaan (cateris
paribus) dengan kata lain jika asumsi pertama terjadi maka faktor yang lain tidak
berubah.
Kriteria kelayakan investasi yang tidak layak yaitu proporsi manfaat yang
turun akibat manfaat sekarang neto / NPV menjadi nol. Nilai nol akan membuat
tingkat pengembalian ekonomi menjadi sama dengan tingkat diskonto yang
berlaku dan perbandingan manfaat investasi neto menjadi persis sama dengan
satu.
4.5. Asumsi Dasar yang Digunakan
1. Umur proyek 10 tahun ditetapkan selama 10 tahun terhitung 2011-2021,
hal ini didasarkan pada umur barang investasi yang paling lama yaitu
selama 10 tahun.
2. Modal usaha berasal dari modal sendiri dan modal tambahan, modal
sendiri berasal dari pemilik sedangkan modal tambahan berasal dari kredit
bank BRI.
3. Tahun ke-0 direncanakan sebagai tahun investasi.
Biaya reinvestasi
peralatan dikeluarkan sesuai habisnya umur ekonomis peralatan.
4. Nilai sisa akan diperhitungkan ke dalam penerimaan pada saat umur
proyek berakhir. Nilai sisa dihitung sebesar 10 persen dari nilai awal.
5. Bunga kredit pinjaman modal pada rencana pengembangan bisnis sesuai
dengan tingkat suku bunga kredit pada bank BRI yaitu 13 persen.
6. Penjualan susu murni 90 persen ke PT. Indolakto, 9 persen ke perusahaan
dan 1 persen ke konsumen langsung.
7. Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 25 persen sesuai Undang-Undang No 36
Tahun 2011.
8. Harga pakan konsentrat dan hijauan tetap, selama 10 tahun.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. Deskripsi Lokasi
Lokasi usaha peternakan sapi perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos terletak di
Jalan Veteran 3 Kp. Tapos Desa Citapen Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1974, diatas tanah HGU (Hak Guna Usaha)
yang luasnya 751 ha, tanah ini sebelumnya dikelola oleh PTP XI dalam keadaan sudah
tidak terurus (terlantar). PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos melanjutkan HGU PTP XI
dengan izin pemerintah berdasarkan proses hukum yang sah, namun luasnya menjadi 651
Ha. Terlihat disini telah terjadi penyusutan lahan sebesar 100 Ha, hal ini terjadi
dikarenakan areal tersebut dijadikan cadangan hidrologis.
Kondisi lahan saat itu
berdasarkan ilmu tanah telah mengalami degradasi kesuburan tanah yang cukup hebat.
Secara fisik tanah gersang dan kering dimusim kemarau serta mudah erosi ( longsor )
dimusim hujan. Secara kimiawi tanah miskin akan unsur-unsur hara karena kondisi fisik
diatas. Secara bialogis, bahan organik dan aktifitas organik dalam solum tanah sudah
kecil sekali. Dengan demikian untuk mengusahakan lahan tersebut diperlukan sentuhan
teknologi tepat guna dalam memperbaiki kondisi tersebut.
Tapos menjadi seperti sekarang ini sebenarnya dibangun melalui proses panjang
secara bertahap dan berkala. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos terkenal dengan sebutan
TRI’S adalah singkatan dari : Sari, Silang, dan Stud yang sangat dikenal dalam istilah
dunia pembibitan. Konsep usaha yang dikembangkan oleh TRI’S Ranch Tapos adalah
suatu langkah memulai usaha dengan menciptakan keberhasilan walau sekecil apapun.
Dengan terciptanya suatu keberhasilan akan menimbulkan keberanian untuk membuat
suatu usaha baru dan seterusnya. TRI’S Ranch Tapos ke depan dapat dijadikan proyek
percontohan peternakan sapi dan pertanian modern. Dikatakan demikian karena selain
melakukan penerapan teknologi tepat guna sebagai alih teknologi maju dibidang
peternakan, TRI’S Ranch Tapos juga melakukan pendekatan agro educational farm,
disamping pembenihan holtikultur. Langkah – langkah ini diharapkan dapat menjadikan
Tapos penyedia bibit – bibit sapi unggul bagi masyarakat dan model perkawinan silang
dengan sapi – sapi milik masyarakat agar muncul bibit sapi yang berkualitas.
Dalam pengembangan peternakan sapi, tapos sangat peduli sekali dalam
pengembangan sapi perah, karena sapi perah menyimpan 3 potensi emas yaitu: emas
putih, emas merah dan emas hijau. Hal yang disebut dengan “emas putih” adalah susu,
sedangkan “ emas merah “ adalah dagingnya. Sementara “emas hijau” adalah kotoran
sapi yang tentu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Dalam pengembangan pertanian
modern, TRI’S Ranch Tapos juga mengembangkan pertanian dengan tehnik hidroponik.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Kurang lebih seluas 3 ha, tanaman holtikultura dikembangkan secara ‘ In-house ’ yang
terdiri dari komoditi paprika, tomat serta berbagai jenis melon unggul. Jadi secara
definitif PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos (TRI’S Ranch Tapos) merupakan sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang agrobisnis dari aneka usaha peternakan dan pertanian
secara terpadu menggunakan sistem pengelolaan recycling.
Letak Astronomis PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos 60 411 LS, 1060 BT dengan
ketinggian tempat 700 – 1,150 M dari permukaan laut. Jarak PT. Rejo Sari Bumi Unit
Tapos dengan pusat pemerintahan ibu kota Negara (Jakarta) sejauh : ± 60 Km, jarak dari
pemerintahan Kabupaten Bogor : ± 15 Km dari Ibu Kota ( Jakarta ).
Topografi yang dimiliki oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit tapos adalah berbukit yang
terdiri dari dataran rata dan dataran miring. Jenis tanahnya adalah latosol coklat
kemerahan. Curah hujan yang terjadi di PT. Rejo sari Bumi Unit Tapos yaitu tertinggi
terjadi pada bulan Januari: 490 mm dan terendah pada bulan Juli: 127 mm. Rata – rata
tahuanan : 3.639 mm ( dihitung dalam periode 72 tahun ) dengan jumlah hari hujan 206
hari dengan purata curah hujan terbesar 24 jam sebesar 80 mm terjadi pada bulan
Februari.
5.2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Menjadikan TAPOS sebagai sebuah kawasan pengembangan pertanian dan
peternakan terpadu yang dikelola melalui proses recycling, dengan selalu
memperhatikan aspek sosial dan lingkungan yang lestari.
Misi
- Melakuan kegiatan peternakan dan pertanian secara terpadu dengan pengelolaan
secara recycling.
- Melaksanakan kegiatan pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia dibidang peternakan dan pertanian.
- Melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan melalui penanganan limbah, dan
konservasi lahan.
Sasaran
- Memanfaatkan tanah yang kurus, gersang dan terlantar untuk usaha pertanian dan
peternakan yang produktif.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
- Mengadakan bibit sapi unggul dalam rangka meningkatkan populasi sapi potong
dan sapi perah untuk memenuhi kebutuhan daging dan susu di Indonesia.
- Mendorong program pemerintah untuk meningkatkan produk sektor agribisnis
peternakan dalam hal kuantitas, kualitas, dan kontinuitas
- Dapat melakukan penerapan teknologi sebagai alih teknologi maju dibidang
agribisnis peternakan.
- Dapat menjadi pusat informasi agribisnis dalam rangka menjadi inti yang dapat
meningkatkan kesejahteraan para plasmanya ( para petani )
- Sebagai tujuan akhir perusahaan adalah profit oriented.
5.3. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan
Struktur organisasi di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dipimpin oleh seorang
koordinator, dimana koordinator ini mengkoordinir sektor/bagian-bagian yang ada
dibawahnya, seperti bagian – bagian umum, bagian ternak, bagian pertanian dan bagian
hidroponik.
Masing – masing bagian terdiri dari unit- unit usaha yang bertanggung jawab
untuk mengembangkan usahanya. Masing – masing bagian terdapat tenaga kerja yang
mempunyai jam kerja per hari rata – rata 8 jam, mulai jam 07.00 – 15.00 WIB.
Selengkapnya struktur organisasi PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sebagai berikut
(Gambar 2)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
Koordinator
I Made Soewecha
Konsultan
Bagian Perencanaan, Pengembangan,
Kerjasama, Marketing, R&D.
I Nyoman Sukarata
Bagian Umum
Bagian Pertanian
Bagian Ternak
Bagian Pakan Ternak
- Bagian Administrasi
dan Keuangan
- Bagian
Pemeliharaan
Bangunan, air
- Bagian Bengkel
- Unit Kendaraan,
mesin, alat
peternakan/pertani
an, unit mesin dan
alat perah
- Bagian Gudang
- Keamanan
- Unit usaha
Hidroponik
- Sub bag Hidroponik
- Unit Usaha Rumput
- Unit Panen
- Unit pemeliharaan
- Unit Pengembangan
- Sub bag. Pupuk
Organik
- Unit Usaha
Tanaman lain
- Unit Usaha Sapi
Perah, sapi potong
dan ternak domba
- Sub bag pemerahan
- Sub bag Reproduksi
- Sub bag kesehatan
- Unit konsentrat
- Unit pemotongan
chopper
- Unit Sillage
- Unit Pendistribusian
pakan ternak dan
gudang ke kandang
Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
5.4. Ketenagakerjaan
Fungsi tenaga kerja dalam suatu organisasi sangat penting untuk menjalankan
program yang telah direncanakan oleh organisasi tersebut. Jumlah tenaga kerja di PT.
Rejo Sari Bumi Unit Tapos saat ini adalah 97 orang. Tenaga kerja terdiri dari tenaga
kerja langsung dan tidak langsung. Tenaga kerja tidak langsung yaitu tenaga kerja yang
tidak ikut terlibat dalam proses produksi seperti staff kantor, bagian pemasaran, keuangan
dan kordinator. Sedangkan tenaga kerja langsung yaitu tenaga kerja yang terlibat dalam
proses produksi seperti bagian kandang, pemerahan dan kesehatan hewan. Pembagian
tenaga kerja dan upah yang diterima dapat dilihat pada Tabel 6.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 6. Pembagian Tenaga Kerja dan Upah yang Diterima
Jabatan
No
Jumlah (Orang)
Gaji (Rp)
1.
Kordinator
1
3.500.000/bulan
2.
Bagian Pemasaran
1
2.500.000/bulan
3.
Bagian Keuangan
1
2.500.000/bulan
4.
Staff Kantor
2
2.000.000/bulan
5.
Bagian Kesehatan Hewan
3
2.000.000/bulan
6.
Karyawan
89
Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011.
23.000/hari
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk menentukan apakah suatu usaha layak
atau tidak untuk dijalankan. Analisis kelayakan usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo
Sari Bumi Unit Tapos dilakukan dengan mengkaji aspek non finansial dan aspek
finansial.
6.1. Analisis Aspek Non Finansial
Analisis aspek non finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek
manajemen, serta aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.
6.1.1. Aspek Pasar
Sebelum melakukan produksi dalam kegiatan usaha peternakan sapi perah,
peternak harus mengetahui potensi pasar dan pangsa pasar. Bila kemampuan pasar untuk
menyerap produksi sangat tinggi dengan harga jual yang tepat, maka akan menghasilkan
keuntungan. Sebaliknya bila pasar tidak menyediakan kemungkinan menyerap produksi,
maka usaha yang dirintis akan mengalami kerugian.
6.1.1.1. Potensi Pasar (Market Potential)
Susu yang dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dipasarkan ke PT.
Indolakto, perusahaan sendiri dan konsumen akhir yaitu pembeli yang membeli susu
segar langsung di perusahaan. Susu murni PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos telah memiliki
image produk yang baik di mata konsumen karena produknya yang tidak dicampur
dengan komponen lainnya seperti air dan gula yang dapat merusak dan kandungan gizi
dalam susu. Susu tersebut mempunyai masa simpan ± tiga jam dalam suhu kamar dan
disimpan dalam cooling unit dengan suhu 2,4°C.
Kualitas susu yang dihasilkan sangat mempengaruhi tingkat harga susu yang
diberikan. Dalam menghasilkan susu dengan kualitas yang baik PT. Rejo Sari Bumi Unit
Tapos harus memperhatikan standar mutu yang berlaku di pasaran dengan melakukan uji
kualitas. Berikut standar mutu atau kualitas susu yang baik dapat dilihat pada Tabel 7.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 7. Standar Mutu atau Kualitas Susu yang Baik Tahun 2011
No
Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1
Bau
Rasa
Keadaan
NORMAL
Warna
Konsistensi
2
Uji Alkohol
Negatif
3
Lemak
3,20
4
Berat Jenis (BJ)
1,026 – 1,028
5
Total Solid (TS)
11,28%
6
Kadar Protein
2,5%
7
PH
5 - 7%
Sumber : http://ekabees.blogspot.com/2011/01/standar-susu-segar.html
Harga susu berfluktuatif berdasarkan penilaian kualitas susu yang diberikan pihak PT.
Indolakto berdasarkan uji kualitas susu yaitu Total Solid 12,44 persen sebesar Rp 4.500,-.
Untuk harga ke konsumen akhir yang membeli secara langsung di perusahaan yaitu
sebesar Rp 6.000,- per liter. Kualitas susu yang dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit
Tapos dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Kualitas Susu yang Dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Mei 2011
Keterangan
Persentase
Total Solid
12,44%
Berat Jenis (BJ)
1,0260
Kadar Lemak
3,74%
Solid Non Fat (SNF)
8,70%
Keasaman (PH)
6,60%
Kadar Protein
3,34%
Uji Alkohol
Negatif
Uji Warna, Rasa dan Bau
Normal
Sumber : PT. Indolakto, 2011.
6.1.1.2. Pangsa Pasar
Saat ini penjualan susu murni ke PT. Indolakto mencapai ± 2.900 liter/hari .
Kuota minimal susu yang diterima oleh PT. Indolakto dari perusahaan peternakan adalah
2.000 liter/hari/sekali pengiriman. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos memiliki produktifitas
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
susu yang relatif tinggi dan stabil yaitu 16-20 liter/ekor/hari dan brand image produk
yang baik di mata pelanggan.
6.1.1.3. Hasil Analisis Aspek Pasar
Berdasarkan analisis aspek pasar, potensi dan pangsa pasar dinilai memadai
untuk pemasaran produk. Permintaan bahan baku susu sapi pihak PT. Indolakto saat ini
belum terpenuhi. Hal ini menandakan bahwa pemasaran produk masih terbuka lebar,
sehingga dapat disimpulkan aspek pasar usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari
Bumi Unit Tapos layak untuk dijalankan.
6.1.2. Aspek Teknis
Aspek teknis yang dijalankan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sangat tergantung
dari lokasi proyek, sarana dan prasarana pendukung, serta proses produksi yang
dilaksanakan. Secara teknis, aspek-aspek tersebut akan sangat mempengaruhi tingkat
produksi yang dihasilkan peternakan sapi perah tersebut.
6.1.2.1. Lokasi Proyek
Kota Bogor memiliki suhu rata-rata tiap bulan 260C dengan suhu terendah 21,80C
dan suhu tertinggi 30,40C. Kelembaban udara 70 persen dengan curah hujan rata-rata
setiap tahun sekitar 3.500-4.000 mm. Pada umumnya sapi perah jenis FH dapat
berproduksi dengan baik pada suhu udara sama dengan atau dibawah 300C. Dengan
demikian iklim di Kota Bogor cocok untuk lokasi usaha ternak sapi perah.
Alasan pemilihan lokasi proyek untuk peternakan sapi perah di Jalan Veteran 3
Kp. Tapos Desa Citapen Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat lokasi mudah
diakses karena jalan terbuat dari aspal yang dapat dilalui oleh kendaraan roda dua
maupun roda empat.
6.1.2.2. Sarana dan Prasarana
a) Lahan
Lahan yang dimiliki oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan lahan HGU
(Hak Guna Usaha). Total luas lahan peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi
Unit Tapos kurang lebih mencapai 651 Ha. Lahan ini digunakan untuk membangun
kandang, gudang pakan, serta tambahan untuk tempat tinggal/mess pekerja.
b) Kandang
Pada umumnya tipe kandang yang baik untuk sapi perah, dengan menggunakan
sistem stall yang dibuat dalam bentuk tunggal atau ganda. Bentuk tunggal, sapi
ditempatkan satu baris. Sementara bentuk ganda sapi ditempatkan dua baris dan
saling berhadapan atau saling bertolak belakang.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Sedangkan tipe kandang di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah sistem Free Stall
Barn. Model kandang ini dirancang untuk menciptakan kenyamanan pada ternak,
dimana sapi dapat bergerak bebas mengakses tempat istirahat dan bebas untuk
bergerak makan dan minum di dalam kandang serta memudahkan perkerja dalam
hal pembersihan dan pemberian pakan. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan
produksi susu yang dihasilkan dan meningkatkan kesehatan ternak karena ternak
dapat lebih banyak bergerak yang menyebabkan sitem metabolisme akan lebih baik.
Ukuran kandang Free Stall Barn mempunyai panjang 75m, lebar 21,5m dan tinggi
8,77. Sistem kandang ini setiap satu kandang memiliki kapasitas sebanyak 200
ekor sapi dewasa. Selain kandang bebas, PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos memiliki
dua kandang pedet, dua kandang pejantan muda, dan juga memiliki dua kandang
sapi potong.
Sapi
Sapi
Bentuk Tunggal, 1 baris
Minum
Sapi
Tempat Makanan dan
Sapi
Sapi
Sapi
Sapi
Sapi
Sapi
Sapi
Sapi
Sapi
Sapi
Sapi
Minum
Minum
Sapi
Tempat Makanan dan
Tempat Makanan dan
Untuk lebih jelasnya kandang Free Stall Barn dapat dilihat pada gambar 3.
Bentuk Ganda, 2 baris saling bertolak belakang
Gambar 3. Sketsa Tipe Kandang (Sistem Free Stall Barn)
Kandang PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos umumnya terbuat dari bahan bangunan
yang terbuat dari kombinasi besi dan pagar stall dengan berlantaikan semen, serta
tipe atap kandang yang digunakan yaitu tipe monitor dengan arah kandang
membujur ke timur dan barat (Gambar 4). Umur ekonomis kandang rata-rata 10
tahun, karena tipe kandang yang digunakan merupakan kandang permanen.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Gambar 4. Kondisi di dalam Kandang
c) Instalasi Listrik
Listrik diperlukan dalam proyek ini untuk keperluan peternakan sapi perah,
terutama untuk penerangan kandang. Listrik diperoleh peternakan dengan
berlangganan kepada PLN serta membayar iuran sebesar 33.600.000/tahun.
d) Instalasi Air
Air dalam proyek ini sangat diperlukan dalam usaha peternakan sapi perah. Air
dipergunakan untuk memandikan sapi, menjaga sanitasi kebersihan kandang, dan
mencuci peralatan produksi. Air yang diperoleh peternakan sapi perah di PT. Rejo
Sari Bumi Unit Tapos berasal dari mata air pegunungan yaitu Kawasan Gunung
Gede yang ditampung melalui bak penampungan yang kemudian dialirkan ke
kawasan peternakan dan pemukiman penduduk untuk kebutuhan sehari-hari.
e) Peralatan
Peralatan menjadi salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh peternak untuk
menjalankan usaha ternaknya. Peralatan ini sangat menunjang peternak untuk
bekerja dalam melakukan budidaya sapi perah. Adapun mesin dan peralatan
produksi yang dimiliki PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos disajikan pada Tabel 9.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 9. Peralatan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos tahun 2011
No
Jenis Peralatan
Jumlah
1.
Cooler
2 unit
2.
Truk+tangki
1 unit
3.
Milk can 40 liter
30 unit
4.
Mesin pemerahan
1 unit
5.
Meja+kursi
13+32 unit
6.
Komputer
4 unit
7.
Mesin printer
2 unit
8.
Chopper
2 unit
9.
Mixer
1 unit
Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011
(1)
Cooler
Cooler berfungsi sebagai tempat penyimpanan susu sementara dan
mempertahankan kualitas susu dengan suhu yang terdapat di dalam cooler
yaitu 2,4°C dengan kapasitas 5.430 liter.
(2)
Truk+tangki
Truk tangki digunakan sebagai alat untuk menampung susu segar dari
perusahaan yang akan didistribusikan ke PT. Indolakto.
Truk tangki
dilengkapi dengan mesin pendingin yang akan mampu menjaga kualitas susu
sampai ke tempat tujuan selama dalam perjalanan.
(3)
Milk can
Milk can berfungsi sebagai alat penampung susu, hasil pemerahan dari
cooling yang akan dipindahkan ke dalam milk can untuk di
(4)
distribusikan.
Mesin pemerahan
Mesin pemerahan digunakan sebagai alat untuk memerah sapi dengan
kapasitas 52 ekor sapi.
(5)
Meja dan kursi
Meja dan kursi digunakan oleh karyawan pada ruangan kantor dalam
melaksanakan kegiatan perusahaan.
(6)
Komputer
Komputer dipergunakan untuk menyimpan seluruh data-data dari mulai proses
produksi hingga keperluan administrasi.
(7)
Mesin printer
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Mesin printer digunakan sebagai salah satu alat pendukung terpenting yang
digunakan dalam mencetak segala bentuk keperluan di atas kertas perusahaan
sebagai suatu bentuk bukti tertulis oleh pihak perusahaan.
(8)
Chopper
Chopper digunakan sebagai alat untuk membuat pakan hijauan hingga
terbentuk bagian kecil agar semua bagian rumput dapat dimakan dan mudah
dicerna oleh sapi.
(9)
Mixer
Mixer digunakan untuk mencampur bahan baku yang sudah halus sehingga
tercampur homogen. Mixer yang dimiliki PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
adalah mixer horizontal dengan kapasitas 2500kg dan waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan pencampurann bahan baku (mixing) adalah 30 menit.
6.1.2.3. Proses Produksi
a) Tata Laksana Pemeliharaan
(1) Pengadaan Bakalan Sapi Perah
Bangsa sapi perah yang dipelihara oleh peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari
Bumi Unit Tapos mayoritas adalah Fries Holland (FH) dengan warna bulu
hitam putih dan sebagian kecil berwarna coklat kemerahan dengan putih
(Gambar 5).
Pertimbangan menggunakan jenis sapi Fries Holland (FH)
karena diketahui dapat menghasilkan kuantitas yang lebih banyak dibanding
dengan jenis sapi perah lainnya. Selain sapi Fries Holland (FH), di PT. Rejo
Sari Bumi Unit Tapos juga terdapat beberapa sapi jenis jersey dan Hongaria
(HG). Pengadaan bibit sapi perah dipasok langsung dari Australia.
Gambar 5. Jenis Sapi Fries Holland (FH)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
(2) Pakan
Pakan yang diberikan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos untuk sapi perah terdiri
dari pakan hijauan dan pakan konsentra. Pakan hijauan yang diberikan di PT.
Rejo Sari Bumi Unit Tapos berupa rumput gajah dan rumput raja. Input
pakan hijauan sebagian besar diperoleh dari ladang milik PT. Rejo Sari Bumi
Unit Tapos yang berada di sekitar area perusahaan.
Luas lahan hijauan
mencapai 93 ha. Pengadaan pakan hijauan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
dilakukan oleh tenaga kerja bagian rumput.
Pakan konsentrat merupakan makanan penguat bagi sapi karena mengandung
kadar energi dan protein tinggi serta serat kasarnya yang rendah. Pakan
konsentrat sapi perah terdiri atas campuran bahan-bahaan brupa biji-bijian
dari tumbuh-tumbuhan, umbi-umbian dan hasil sampingan dari produk olahan
pertanian. Pakan konsentrat yang digunakan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
merupakan hasil olahan sendiri. Bahan-bahan yang digunakan perusahaan
adalah wheat pollard, onggok, molasses, kopra, vitamin, mineral, kalsium dan
garam. Bahan-bahan tersebut diipasok dari beberapa daerah di dalam dan di
luar pulau Jawa seperti Bogor, Jakarta, Cianjur, Cirebon, Surabaya dan
Lampung. Pemasok bahan baku pakan konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit
Tapos dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Pemasok Bahan Baku Pakan Konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit
Tapos
No
Nama Bahan Baku Pakan
Pemasok
1.
Wheat Pollard
PT. Indofood Sukses Makmur tbk, Bogasari
Flour Mills Jakarta 14110 Indonesia
2.
Onggok
PT. Aman Jaya Jakarta dan U.D Berjuang
Lampung
3.
Kopra
PT. Giat Cilincing Jakarta
4.
Molases
Cirebon/Surabaya
5.
Kalsium
PT. Lembah Hijau Cianjur
6.
Vitamin
PT. Lembah Hijau Cianjur
7.
Mineral
PT. Lembah Hijau Cianjur
8.
Garam
Bogor
Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
(3) Sanitasi
Kebersihan kandang multak diperlukan dalam usaha ternak sapi perah, sebab
sapi perah sangat rentan terhadap penyakit yang ditimbulkan dari sanitasi
kandang yang kurang bersih. Pembersihan (sanitasi) kandang di PT. Rejo Sari
Bumi Unit Tapos dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore
sebelum
kegiatan
pemerahan.
Pembersihan
dilakukan
dengan
cara
menghilangkan kotoran sapi perah dan sisa-sisa pakan yang berserakan,
dengan cara menyiramkan air dengan menggunakan selang dan menyapu
dengan menggunakan sapu lidi. Kotoran sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi
Unit Tapos tidak dimanfaatkan dengan baik, melainkan langsung dibuang ke
dalam kolam penampungan (holding pond) sementara sebelum akhirnya
dibuang ke sungai.
(4) Reproduksi
Sistem reproduksi sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan
dengan cara Inseminasi Buatan (IB). IB merupakan salah satu cara yang
dilakukan untuk mempercepat peningkatan mutu genetik dan populasi ternak.
Teknik melakukan Inseminasi Buatan (IB) adalah dengan cara memasukkan
sperma yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu yang berasal dari
sapi jantan ke dalam saluran alat kelamin sapi betina dengan menggunakan
alat khusus yang disebut inseminator gun. Proses IB dilakukan oleh 2 orang
inseminator. Hasil wawancara yang dilakukan dengan tenaga medis
mengatakan bahwa, “Tingkat keberhasilan IB di PT. Rejo Sari Bumi Unit
Tapos mencapai 80 persen”. Tingkat keberhasilan ini ditentukan dari teknis IB
yang tepat, kesehatan sapi dan ketepatan waktu IB.
(5) Penanganan Penyakit
Kesehatan hewan banyak dipengaruhi oleh pakan, mikroorganisme, parasit,
racun dan iklim. Apabila ternak terserang penyakit menular dikhawatirkan
dapat menyerang ternak lainnya. Kesehatan sapi harus selalu ditinjau oleh
karyawan bagian pemeliharaan sapi, bagian jaga malam, bagian kebersihan
dan kepala bagian sapi perah sehingga ketika sapi sakit dapat langsung
dilakukan penanganan secepatnya. Penanganan tersebut antara lain memberi
suntikan obat sesuai dengan dosis jenis penyakitnya. Adapun penyakit yang
pernah menyerang ternak sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat
dilihat pada tabel 11.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 11. Penyakit yang sering menyerang ternak sapi perah di PT. Rejo Sari
Bumi Unit Tapos Tahun 2011
No
Nama
Gejala
Penanganan
Penyakit
1.
Pneumonia
Keluar cairan berbau dari
Memberikan
suntikan
hidung, batuk, tidak nafsu
antibiotik dengan dosis 20cc
makan dan perut kembung.
per ekor setiap dua hari
sekali.
2.
Mastitis
kuning
Ambing tidak diperah dan
kental pada ambing akibat
diberi suntikan antibiotik
dari peradangan kelenjar susu
seperti
disebabkan
mulut.
Keluarnya
cairan
oleh
streptococcus
bakteri
coccid
penicillin
melalui
dan
staphylococcus coccid.
3.
Brucllosis
Merusak
alat
reproduksi
Diberikan vaksin strain 19.
terutama pada dinding rahim
(uterus) selaput lendir dan
ambing.
4.
5.
Pilek
Diare
Nafsu makan berkrang, badan
Memberikan
lemah dan keluar cairan dari
dengan dosis 20cc setiap
lubang hidung
kali pemberian.
Feses
sedikit
cair
dan
terkadang bercampur darah.
antibiotik
Memberikan
dengan
antibiotik
dosis
injectamin
20cc
dengan
dan
dosis
10cc tiap pemberian.
Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011
b) Proses Pemerahan dan Produksi Susu
Proses pemerahan susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos menggunakan mesin
perah otomatis yang berasal dari Australia dan diproduksi oleh Daviesway-Dairy
Equipment. Sistem pemerahan yang diterapkan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
adalah sistem Double-Up Milker yaitu sistem pemerahan ganda. Untuk sistem
jalur pemerahan menggunakan sistem End Exit yaitu sapi masuk dan keluar ruang
pemerahan melalui jalur yang sama. Instalasi pipa susu terletak pada bagian atas
(up line).
Proses pemerahan dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hari pukul
05:00 WIB dan sore hari pukul 17:00 WIB dengan interval pemerahan 12 jam.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Ruang pemerahan susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos terbagi menjadi dua
bagian berdasarkan kegunaan dan status sapi. Status dari setiap sapi terdiri atas
sapi impor dan sapi lokal, sedangkan kegunaan ditujukan untuk konsumsi pedet
dan dijual. Kelangsungan produksi air susu dalam usaha ternak sapi perah, selain
dipengaruhi oleh proses pemeliharaan juga dipengaruhi oleh tatalaksana
pemerahan yang benar (Rukmana, 2009).
Ruang pemerahan pertama yang berada di atas digunakan untuk memerah sapi
lokal dan sebagian susunya untuk kebutuhan konsumsi pedet. Ruang pemerahan
atas memiliki kapasitas 12 ekor yang dibagi menjadi dua sisi yang masing-masing
dapat menampung 6 ekor. Sementara ruang pemerahan bawah yang memiliki
kapasitas 52 ekor dan dibagi menjadi dua sisi digunakan untuk memerah sapi
impor dan sapi lokal yang memiliki produksi susu tinggi. Susu yang dihasilkan di
ruang bawah ditujukan untuk dijual kepada konsumen.
Produksi susu sapi yang dicatat dalam penelitian ini mencakup jumlah susu yang
dijual dan susu yang diberikan kepada pedet. Rata-rata produksi susu di PT. Rejo
Sari Bumi Unit Tapos sebanyak 18 liter/hari selama 305 hari. Harga jual yang
ditetapkan berdasarkan harga rata-rata yang diberikan PT. Indolakto yaitu Rp 4.500
per liter.
Sapi perah mulai memproduksi susu yaitu pada laktasi pertama atau saat sapi
berumur 3-4 tahun. Dalam setahun sapi perah dapat memproduksi susu selama 300
hari, setelah itu mengalami kering kandang atau berhenti produksi susu selama
kurang lebih 2 bulan. Sapi perah mencapai puncak produksi susu pada saat laktasi
ke tiga atau sapi berumur 5-6 tahun, setelah itu terus mengalami penurunan
produksi susu sampai diatas tahun ke delapan (Tabel 12).
Tabel 12. Perkembangan Umur Sapi Perah
Umur Sapi
Uraian
Keterangan
0-1 Tahun
Pedet
Belum produksi susu
1-2 Tahun
Dara 1 Tahun
Belum produksi susu
2-3 Tahun
Dara 2 Tahun
Belum produksi susu
3-4 Tahun
Laktasi Pertama
Mulai memproduksi susu
4-5 Tahun
Laktasi Kedua
Produksi susu
5-6 Tahun
Laktasi Ketiga
Produksi susu
6-7 Tahun
Laktasi Keempat
Produksi susu
7-8 Tahun
Laktasi Kelima
Produksi susu
>8 Tahun
Sapi Afkir
Sudah tidak memproduksi susu
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
6.1.2.4. Hasil Analisis Aspek Teknis
Dari analisis aspek teknis, dapat dinilai bahwa peternakan sapi perah di PT. Rejo
Sari Bumi Unit Tapos memiliki lokasi usaha yang tepat karena kondisi iklim di daerah
Bogor yang sesuai untuk budidaya sapi perah. Sarana dan prasarana pendukung yang
tersedia sangat mendukung kelancaran operasional produksi. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam usaha peternakan sapi perah sudah dilaksanakan dengan baik sehingga
sapi dapat berproduksi dengan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa pada aspek teknis,
usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ini layak untuk dijalankan.
6.1.3. Aspek Manajemen
Analisis aspek manajemen guna melihat bentuk usaha, struktur organisasi, deskriptif
pekerjaan, dan manajemen tenaga kerja. Peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi
Unit Tapos sudah memiliki bentuk dan struktur organisasi yang formal, dimana secara
tertulis dalam hitam di atas putih. Hal ini akan memudahkan para pekerja untuk
mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Sistem
pembayaran gaji oleh peternakan dilakukan dengan cara pembayaran bulanan. Perekrutan
tenaga kerja pun dilakukan secara sederhana dengan tidak menggunakan prosedur yang
rumit, walaupun berasal dari bermacam latar belakang hal terpenting adalah kesungguhan
untuk berkerja.
6.1.3.1. Hasil Analisis Aspek Manajemen
Dari analisis aspek manajemen, usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari
Bumi Unit Tapos dapat dikatakan tidak ada masalah manajemen yang dapat menghambat
jalannya usaha peternakan sapi perah, karena badan usaha serta struktur organisasi sudah
formal dan tertulis sehingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan.
6.1.4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Keberadaan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos berdampak baik terhadap masyarakat
setempat, terutama dalam menyerap tenaga kerja sehingga aktifitas ekonomi di desa
tersebut berjalan dengan baik. Hal ini menyebabkan tenaga kerja memperoleh pendapatan
sehingga memberikan kesejahteraan bagi tenaga kerja itu sendiri dan juga keluarganya.
Dampak keberadaan peternakan sapi perah ini juga dirasakan oleh Pemerintah
Kabupaten Bogor karena potensi di wilayah tersebut khususnya dibidang peternakan sapi
perah semakin berkembang. Secara tidak langsung Pemerintah Daerah melalui Kantor
Desa juga memberikan apresiasi dengan memberikan fasilitas sarana dan prasarana
seperti perbaikan jalan akses menuju lokasi peternakan sapi perah. Hal ini diharapkan
dapat mempermudah proses transportasi peternakan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Menurut hasil wawancara dengan pihak peternakan, selama keberadaan
peternakan sapi perah ini tidak pernah menimbulkan masalah yang besar dalam hal
pencemaran lingkungan. Salah satu upaya antisipasi adalah dengan cara menampung
sementara limbah peternakan di kolam penampungan (holding pond) sebelum akhirnya
dibuang ke sungai.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
6.2. Analisis Aspek Finansial
Analisis aspek finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria
penilaian investasi yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net
Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), dan Payback Period. Untuk menganalisis dengan
empat kriteria tersebut, digunakan arus kas (cashflow) untuk mengetahui besarnya
manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
selama umur proyek ( 10 tahun ).
Selain itu juga dilakukan analisis laba rugi yang akan menghasilkan komponen
pajak yang merupakan pengurangan dalam perhitungan cashflow. Setelah diketahui nilai
pajak maka, dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi.
Hasil dari perhitungan kriteria investasi tersebut akan menunjukan layak atau tidaknya
usaha dari sisi finansial. Selanjutnya untuk mencari batas maksimal suatu perubahan
biaya, sehingga dengan batas tersebut usaha masih dikatakan layak maka analisis
sensitivitas perlu dilakukan.
6.2.1. Arus Kas (Cashflow)
6.2.1.1. Arus Penerimaan (Inflow)
Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah
proyek atau usaha. Arus manfaat pada usaha sapi perah ini adalah penerimaan dari hasil
penjualan susu, penjualan pedet jantan dan penjualan sapi afkir dan penjualan karung
bekas kosentrat.
Tahap pertama yang dilakukan untuk mengetahui arus penerimaan usaha sapi
perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah dengan membuat proyeksi fisik usaha.
Pembuatan proyeksi fisik usaha terdiri dari proyeksi jumlah sapi dan proyeksi produksi
susu. Setelah itu dibuat proyeksi penerimaan usaha ternak sapi perah.
a) Penerimaan penjualan susu
Penerimaan penjualan susu merupakan penerimaan yang bersumber dari hasil
produk utama usaha peternakan sapi perah. Rata-rata produksi susu di PT. Rejo
Sari Bumi Unit Tapos sebanyak 18 liter/hari selama 305 hari. Harga jual yang
ditetapkan berdasarkan harga rata-rata yang diberikan PT. Indolakto yaitu Rp 4.500
per liter.
Adapun rincian penerimaan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari penjualan Susu
Murni dapat dilihat pada Tabel 13.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 13. Rincian Penerimaan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari
Penjualan
Susu Murni.
Total
Produksi
Pendapatan Susu Ke
Susu
PT. Indolakto (Rp)
Pendapatan Susu Ke
Pendapatan Susu
PT Rejo Sari Bumi
Ke Konsumen
Unit Tapos
Langsung (Rp)
1,527,163,009
290,888,192
(Liter/tahun)
12,036,652
19,634,952,979
b) Penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi
Penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi merupakan penerimaan sampingan
dari usaha peternakan sapi perah. Penjualan induk afkir sapi laktasi disebabkan
karena sapi sudah memasuki masa tidak produktif untuk memproduksi susu. Selain
itu induk afkir sapi laktasi dinilai tidak menguntungkan karena menambah beban
biaya pakan. Pada umumnya umur afkir sapi laktasi di PT. Rejo Sari Bumi Unit
Tapos yaitu mencapai delapan tahun. Pada umumnya induk sapi laktasi dijual
dengan harga Rp 4.800.000 per ekor.
c) Penerimaan penjualan pedet jantan
Penerimaan penjualan pedet jantan merupakan penerimaan sampingan dari usaha
peternakan sapi perah. Pemeliharaan pedet jantan dianggap tidak menguntungkan,
karena tidak dapat menghasilkan susu dan menambah beban biaya pakan. Pedet
jantan dijual dengan harga Rp 4.000.000 per ekor.
Adapun rincian penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi dan pedet jantan
dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Rincian Penerimaan Penjualan Induk Afkir Sapi Laktasi dan Pedet Jantan
di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos.
Penjualan
Jumlah
Harga/Satuan
(ekor)
(Rp)
Penerimaan/Tahun (Rp)
Sapi Pedet Jantan
151
4.000.000
602.640.000
Sapi Afkir
45
4.800.000
216.000.000
Total Penerimaan
818.640.000
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
6.2.1.2. Arus Pengeluaran (Outflow)
Komponen biaya akan dikelompokan menjadi dua bagian yaitu biaya investasi
dan biaya operasional. Biaya investasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk
mendapatkan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan
biaya operasional merupakan sejumlah dana yang dikeluarkan agar proses produksi
berlangsung.
a) Biaya Investasi
Biaya investasi pada usaha sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
dikeluarkan pada tahun pertama. Selain itu juga dilakukan reinvestasi pada tahun
ke-5. Rincian perhitungan biaya investasi PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat
dilihat pada Tabel 15
.
Tabel 15. Biaya Investasi Sapi Perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos.
Jenis Sapi
Jumlah
Harga/ Satuan
Jumlah Biaya
(ekor)
(Rp)
Investasi (Rp)
Sapi Betina Dewasa
563
17.000.000
9.571.000.000
Sapi Dara Bunting
44
16.000.000
704.000.000
50
25.000.000
1.250.000.000
Dara 1 tahun
42
8.000.000
336.000.000
Pedet betina
72
4.000.000
228.000.000
Pedet jantan
92
4.000.000
368.000.000
6 Bulan
Sapi Dara Bunting
6 Bulan Impor
Total
12.199.000.000
Tabel 16. Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap 1 di PT. Rejo Sari Bumi
Unit Tapos.
Bangunan/Kandang
Pedet
Kode Kandang
-
Total Investasi
472.500.000
Laktasi
A-B-C-D
3.400.000.000
Dara
E-F-G-H-I
4.250.000.000
Kantor
Ruang Pemerahan
Total Biaya
14.000.000
750.000.000
8.886.500.000
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 17. Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap 2 di PT. Rejo Sari
Bumi Unit Tapos.
Jenis Kandang
Kode Kandang
Pedet
Total Investasi
-
Laktasi
225.000.000
J-K-L-M
Dara
3.400.000.000
N
850.000.000
Total Biaya
4.475.000.000
Tabel 18. Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap 3 di PT. Rejo Sari
Bumi Unit Tapos.
Jenis Kandang
Kode Kandang
Total Investasi
-
Pedet
Laktasi
406.800.000
P-Q-R
2.550.000.000
O-S
1.700.000.000
Dara
Total Biaya
4.656.800.000
Tabel 19. Biaya Investasi Peralatan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos.
No
A
1
2
3
4
5
B
1
2
Biaya Investasi
Satuan
Jumlah
Harga Satuan
Total Biaya
(Rp)
(Rp)
Umur
Ekonomis
(Tahun)
Bangunan
Kantor
m2
50
1,000,000
14,000,000
10
Ruang Pemerahan
m2
750
1,000,000
750,000,000
10
kandang Laktasi
unit
11
850,000,000
9,350,000,000
10
Kandang Dara
unit
8
850,000,000
6,800,000,000
10
Kandang Pedet
m2
3681
300,000
1,104,300,000
10
Container 2L
unit
3
300,000
900,000
5
Container 40L
unit
1
12,500,000
12,500,000
10
Reproduksi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3
4
C
1
2
3
4
5
6
7
8
D
1
2
3
4
5
6
7
8
E
Gun IB
unit
2
200,000
400,000
5
Thermos
unit
3
75,000
225,000
3
Box Obat
unit
1
110,000
110,000
5
Suntikan 20 ml
unit
10
20,000
200,000
2
Gunting
unit
3
75,000
225,000
3
Cater
unit
3
7,500
22,500
2
Aplicator Ear Tag
unit
2
600,000
1,200,000
5
Tang Kuku
unit
2
150,000
300,000
5
Pisau Bedah
unit
2
100,000
200,000
3
Thermometer
unit
4
25,000
100,000
5
Cooliing
unit
2
1,000,000,000
2,000,000,000
10
Mesin Perah
unit
2
2,000,000,000
4,000,000,000
10
liter
unit
4
10,000
40,000
2
Milk Can 40 liter
unit
30
600,000
18,000,000
8
Gelas Literan
unit
2
25,000
50,000
5
Truk Mitsubishi
unit
1
90,000,000
90,000,000
10
Truk Tanki
unit
1
500,000,000
500,000,000
10
Gelas Dipping
unit
10
150,000
1,500,000
2
Kesehatan Hewan
Fresh Milk
Ember Plastik 12
Kebersihan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
1
2
3
4
5
6
F
1
2
3
4
G
1
2
3
Sekop
unit
38
40,000
1,520,000
5
Sapu Lidi
unit
19
5,000
95,000
2
Garpu
unit
38
60,000
2,280,000
5
Selang
unit
140
10,000
1,400,000
5
Sikat
unit
5
10,000
50,000
2
Gacok
unit
38
25,000
950,000
5
Komputer
unit
4
4,000,000
4,480,000
5
Printer
unit
2
500,000
280,000
5
Meja+Kursi
unit
5
3,280,000
4,592,000
8
Lemari
unit
2
656,000
1,312,000
8
Senter
unit
3
50,000
150,000
5
Radio Panggil
unit
3
450,000
1,350,000
5
Golok
unit
3
200,000
600,000
5
Peralatan Kantor
Jaga Malam
b) Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan agar terlaksananya kegiatan
produksi usaha tersebut. Biaya ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel yang
dikeluarkan secara berkala selama usaha ini masih berjalan.
(1) Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya
tidak berpengaruh langsung terhadap jumlah output yang dihasilkan. Biaya
tetap yang dikeluarkan untuk usaha sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tapos meliputi : gaji kordinator, bagian keuangan dan pemasaran, staff kantor,
tenaga kerja karyawan, biaya transportasi, biaya telepon, listrik dan alat tulis
bagian administrasi. Adapun rincian biaya tetap adalah sebagai berikut :
Tabel 20. Rincian Biaya Tetap di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
No
Biaya
Satuan
Jumlah
Tetap
1.
Gaji
Biaya per
Total Biaya Per
Satuan (Rp)
Tahun (Rp)
Orang
12
3.500.000
11.760.000
Gaji Bagian Orang
12
2.500.000
8.400.000
12
2.500.000
8.400.000
12
2.000.000
6.720.000
12
6.000.000
72.000.000
Hari
365
200.000
73.000.000
Bulan
12
300.000
1.008.000
Bulan
12
500.000
6.000.000
Bulan
12
10.000.000
33.600.000
Tulis Bulan
12
100.000
Kordinator
2.
Keuangan
3.
Gaji Bagian Bulan
Pemasaran
4.
Staff Bulan
Gaji
Kantor
(2
orang)
5.
Gaji Bagian Bulan
Kesehatan
(3 orang)
6.
Bahan
Bakar
Kendaraan
(Solar)
7.
Biaya
Telepon
8.
Perawatan
Mesin
Perah
9.
Biaya
Listrik
10.
Alat
336.000
Administra
si
11.
PBB
Tahun
1
19.974.885
19.974.885
12.
Pembayara
Tahun
1
5.370.000
5.370.000
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
n
Pajak
Kendaraan
Total
244.151.885
(2) Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang selalu berubah selama proses produksi
berlangsung. Komponen biaya variabel meliputi biaya pakan, biaya obat dan
biaya Inseminasi Buatan (IB).
Rincian Biaya Variabel di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada
tabel 21.
Tabel 21. Rincian Biaya Variabel di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
No
Komponen Biaya
Harga/Satuan
1.
Pakan Konsentrat
Rp. 2.200/kg
2.
Pakan Hijauan
Rp. 100/kg
3.
Karyawan
Rp. 23.000/hari
4.
IB
Rp. 15.000/dosis
5.
Kesehatan Hewan
Rp. 28.000/ekor
1. Biaya Pakan
Pakan yang digunakan berupa pakan hijauan/rumput dan pakan konsentrat.
Input pakan hijauan sebagian besar diperoleh dari ladang milik PT. Rejo
Sari Bumi Unit Tapos yang berada dekat dengan perusahaan. Pengadaan
pakan hijauan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan oleh tenaga
kerja bagian rumput. Sedangkan pakan konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi
Unit Tapos merupakan hasil olahan sendiri yang bahan bakunya diperoleh
dari dalam dan luar pulau Jawa.
Pakan hijauan/rumput yang diberikan untuk sapi laktasi sebanyak 40
kg/ekor/hari,
pakan
konsentrat
sebanyak
10
kg/ekor/hari.
Pakan
hijauan/rumput yang diberikan untuk sapi dara sebanyak 25 kg/ekor/hari,
pakan
konsentrat
sebanyak
5
kg/ekor/hari.
Sedangkan
pakan
hijauan/rumput yang diberikan untuk pedet sebanyak 7 kg/ekor/hari dan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
pakan konsentrat sebanyak 4 kg/ekor/hari. Pemberian pakan oleh PT. Rejo
Sari Bumi Unit Tapos akan dikalikan dengan proyeksi jumlah sapi.
2. Biaya Inseminasi Buatan (IB)
Inseminasi buatan (IB) merupakan sistem reproduksi buatan yang dilakukan
untuk menghasilkan turunan pada sapi perah. IB dilakukan oleh tenaga
medis, biaya yang dikeluarkan untuk sekali IB dan jasa tenaga medis
sebesar Rp. 15.000/dosis.
6.2.2. Analisis Laba Rugi
Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan laba usaha setiap
tahunnya. Dalam penyusunan laporan laba rugi terdapat komponen biaya penyusutan
yang didapat dari investasi usaha. Selain itu terdapat komponen biaya diperhitungkan,
biaya ini merupakan biaya tidak tunai yang terdapat selama kegiatan operasional usaha
sapi perah yang diukur atau dinilai berdasarkan perkiraan harga yang berlaku. Komponen
biaya diperhitungkan meliputi penerimaan penjualan susu dan pengeluaran biaya pakan
hijauan/rumput. Perhitungan laba rugi akan berpengaruh terhadap pajak penghasilan
usaha yang secara langsung akan berpengaruh pada perhitungan cashflow. Adapun hasil
análisis cashflow pada PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 22.
Tabel 22.
Hasil Analisis CashFlow PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
No.
Kriteria
Hasil Analisis
1.
NPV
Rp 14.205.952.071,27,-
2.
IRR
83 %
3.
Net B/C
2,59
4.
Payback Period (PP)
5 Tahun 8 bulan 9 Hari
Berdasarkan pada Tabel 22 dapat dilihat, bahwa usaha peningkatan produksi susu
murni layak untuk dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator kelayakan
usaha yang ada, yaitu:
1. NPV suatu proyek adalah selisih dan present value penerimaan dengan present value
biaya yang merupakan nilai sekarang dari keuntungan bersih yang akan diperoleh
pada masa yang akan datang. Hasil perhitungan cashflow usaha ternak sapi perah
menunjukan besarnya NPV sebesar Rp 14.205.952.071,27,- yang mempunyai arti
bahwa nilai keuntungan bersih selama 10 tahun sebesar Rp 14.205.952.071,27,-.
Nilai NPV lebih besar dari nol maka suatu usaha dikatakan layak.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2. Net B/C Ratio adalah perbandingan antara jumlah nilai sekarang rnanfaat dengan nilai
sekarang investasi atau dengan cara membagi nilai NPV positif dengan nilai NPV
negatif. Nilai perbandingan tersebut akan menggambarkan seberapa besar tambahan
keuntungan yang akan diperoleh jika mengeluarkan biaya sebanyak Rp 1. Hasil
perhitungan cashflow usaha ternak sapi perah menunjukan bahwa besarnya Net B/C
ratio pada dicount factor 13 persen adalah 2,59 yang mempunyai arti bahwa setiap
penambahan produksi sebesar Rp 1 akan menghasilkan keuntungan sebesar 2,59.
3. IRR merupakan nilai yang menggambarkan tingkat keuntungan maksimum yang
dapat dicapai selama masa usaha dan dinyatakan dalam persen, yaitu tingkat suku
bunga yang berlaku pada waktu penanaman modal usaha tersebut, sehingga menjadi
NPV proyek waktu penanaman sama dengan nol. Hasil perhitungan cashflow
menunjukan bahwa IRR unit bisnis sapi perah pada PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
adalah 83 persen atau lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang berlaku maka
investasi menguntungkan.
4. Payback Period (PP) menunjukan jangka waktu untuk pengembalian pengeluaran
atas investasi riil melalui penerimaan yang diterima setiap tahun. Hasil perhitungan
cashflow usaha ternak sapi perah menunjukan bahwa besarnya PP sebesar 5 tahun 8
bulan 9 hari Artinya investasi yang ditanamkan dalam unit bisnis sapi perah di PT.
Rejo Sari Bumi Unit Tapos akan kembali dalam jangka waktu 5 tahun 8 bulan 9 hari.
Adapun rincian perhitungan laba rugi dan cashflow dapat dilihat pada Lampiran 1 dan
2.
6.2.3. Analisis Switching Value
Analisis Switching Value dilakukan pada penurunan produksi susu murni dan
kenaikan harga konsentrat. Penurunan produksi susu murni yang dilakukan dalam analisis
ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana produksi susu murni yang diturunkan
oleh perusahaan dapat mengakibatkan bisnis yang dijalankan menjadi tidak layak.
Kondisi tersebut dibuat sampai nilai NPV mendekati nol, nilai Net B/C mendekati satu
dan nilai IRR mendekati tingkat suku bunga.
Hal ini dapat dilihat pada Tabel 23
.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tabel 23. Hasil Perhitungan Switching Value
Presentase Perubahan
Dengan Skenario
NPV
Cashflow awal
Rp 14.205.952.071,27,-
Switching Value berdasarkan
penurunan
produksi
0
IRR
NetB/C
83%
2,59
13%
1
susu
sebesar 6,78 persen.
Dari hasil swicthing value dapat diketahui bahwa pengembangan bisnis yang
dijalankan perusahaan menjadi tidak layak apabila terjadi penurunan produksi melebihi
6,78 persen (Lampiran 3). Hasil yang didapat menunjukan usaha ini masih diambang
batas dengan adanya penurunan produksi sebesar 6,78 persen karena nilai NPV sama
dengan nol, IRR yang dihasilkan adalah 13 persen atau sama dengan tingkat suku bunga
bank sebesar 13 persen, Net B/C sama dengan satu. Penurunan produksi susu
kemungkinan terjadi karena banyaknya ternak yang terkena penyakit mastitis, kurangnya
protein dari pakan, keterlambatannya perkawinan atau sapi sudah menghadapi masa afkir
sehingga tingkat produksi yang didapat perusahaan tidak mencapai target yang diinginkan
bahkan dapat terjadi kerugian apabila perusahaan tidak mampu menangani apabila
penurunan produksi terus mengalami penurunan melebihi 6,78 persen.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usaha
Sapi Perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor
adalah sebagai berikut :
1. Hasil analisis aspek pasar pada semua skala usaha menjelaskan bahwa usaha
peternakan sapi perah ini layak karena memiliki potensi pasar yang baik. Analisis
aspek teknis pada semua skala usaha menjelaskan bahwa usaha ini layak karena
memilih lokasi usaha dengan tepat serta memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
Aspek manajemen pada semua skala usaha menjelaskan bahwa usaha ini layak karena
badan usaha serta struktur organisasi sudah berbentuk formal dan tertulis. Pada aspek
sosial, ekonomi dan lingkungan pada semua skala usaha diketahui bahwa usaha ini
layak untuk dijalankan karena memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat
sekitar. Secara umum aspek non finansial pada usaha sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi
Unit Tapos dapat dikatakan layak.
2. Hasil analisis aspek finansial berdasarkan kriteria kelayakan investasi pada setiap skala
usaha menunjukan usaha layak untuk dijalankan.
3. Hasil analisis switching value menunjukan bahwa perubahan maksimum penurunan
produksi susu dapat menyebabkan usaha menjadi tidak layak.
7.2. Saran
1. Usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dalam menjalankan
usahanya harus selalu memperhatikan perubahan produksi dan harga pakan, hal ini
dikarenakan berdasarkan perhitungan switching value yang dilakukan diketahui
terdapat suatu kondisi dimana menjadikan usaha tersebut tidak layak untuk
dilaksanakan.
2. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sebaiknya melakukan perluasan target pasar dalam
penjualan produk susu. Karena jika bertumpu pada satu pasar maka dikhawatirkan
akan terjadi ketergantungan dalam pemasaran produk.
3. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sebaiknya memanfaatkan hasil dari kotoran sapi perah,
hal ini diharapkan mampu menambah pendapatan usaha dari penjualan kotoran sapi
perah tersebut.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, N. 2007. Analisis Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha
Peternakan Sapi Perah di CV. CIF Farming. [skripsi]. Bogor : Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Blakely, J. dan D. H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Penerjemah; Yogyakarta:
Edisi keempat, Gajah Mada University Press.
Gittinger. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Jakarta: UI Press.
Heriyatno. 2009. Analisis Pendapatan dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksi
Susu Sapi Perah di Tingkat Peternak di Kecamatan Cigugur Kabupaten
Kuningan, Jawa Barat. [skripsi]. Fakultas Pertanian Bogor, Institut
Pertanian Bogor.
Kadariah. 2001. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Khaidar, Z. 2009. Analisis Pendapatan Dan Kepuasan Peternak Sapi Perah
Anggota KPS Bogor. [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Mandaka, S. 2005. Analisis Fungsi Keuntungan, Efisiensi Ekonomi dan
Kemungkinan Skema Kredit Bagi Pengembangan Skala Usaha Peternakan
Sapi Perah Rakyat di Kelurahan Kebon Pedes, Bogor. Jurnal Agro
Ekonomi, Volume 23 No 2.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : Pendidikan dan
Penerangan Ekonomi dan Sosial.
Siahaan, N. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta:
Erlangga.
Sudono, A. 1999. Handout Bahan Kuliah Ilmu Produksi Ternak Perah. Fakultas
Peternakan Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Umar, H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Wulandari, Indah. 2007. Analisis Kelayakan Proyek Instalasi Biogas Dalam
Mengelola Limbah Ternak Sapi Perah (Kasus di Kelurahan Kebon Pedes
Bogor). [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Intitut Pertanian Bogor.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
LAMPIRAN
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Lampiran 1. Laporan Laba Rugi PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
Tahun
Uraian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
19,634,952,979
19,634,952,979
19,634,952,979
19,634,952,979
19,634,952,979
19,634,952,979
19,634,952,979
19,634,952,979
19,634,952,979
1,527,163,009
1,527,163,009
1,527,163,009
1,527,163,009
1,527,163,009
1,527,163,009
1,527,163,009
1,527,163,009
1,527,163,009
290,888,192
290,888,192
290,888,192
290,888,192
290,888,192
290,888,192
290,888,192
290,888,192
290,888,192
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
602,640,000
602,640,000
602,640,000
602,640,000
602,640,000
602,640,000
602,640,000
602,640,000
602,640,000
22,271,644,180
22,271,644,180
22,271,644,180
22,271,644,180
22,271,644,180
22,271,644,180
22,271,644,180
22,271,644,180
22,271,644,180
244,168,885
244,168,885
244,168,885
244,168,885
244,168,885
244,168,885
244,168,885
244,168,885
244,168,885
6,158,818,642
6,158,818,642
6,158,818,642
6,158,818,642
6,158,818,642
6,158,818,642
6,158,818,642
6,158,818,642
6,158,818,642
1,578,699,387
1,578,699,387
1,578,699,387
1,578,699,387
1,578,699,387
1,578,699,387
1,578,699,387
1,578,699,387
1,578,699,387
A. Inflow
Penjualan
susu murni
ke Indolakto
19,634,952,979
Penjualan
susu murni
ke
perusahaan
1,527,163,009
Penjualan
susu murni
ke konsumen
langsung
290,888,192
Penjualan
sapi afkir
216,000,000
Penjualan
pedet jantan
602,640,000
Pinjaman
14,000,000,000
Total Inflow
36,271,644,180
B. Outflow
Biaya Tetap
244,168,885
Biaya
Variabel
6,158,818,642
Biaya
Penyusutan
1,578,699,387
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Total
Outflow
7,981,686,914
Profit Before
Interest Tax
28,289,957,266
Interest 13%
3,677,694,445
Profit Before
Tax
24,612,262,821
Tax 25%
6,153,065,705
Profit After
Tax
18,459,197,116
9,033,608,138
10,272,593,641
7,981,686,914
7,981,686,914
7,981,686,914
7,981,686,914
7,981,686,914
7,981,686,914
7,981,686,914
13,238,036,042
11,999,050,539
14,289,957,266
14,289,957,266
14,289,957,266
14,289,957,266
14,289,957,266
14,289,957,266
14,289,957,266
1,720,944,685
1,559,876,570
1,857,694,445
1,857,694,445
11,517,091,357
10,439,173,969
12,432,262,821
12,432,262,821
14,289,957,266
14,289,957,266
14,289,957,266
14,289,957,266
14,289,957,266
2,879,272,839
2,609,793,492
3,108,065,705
3,108,065,705
3,572,489,317
3,572,489,317
3,572,489,317
3,572,489,317
3,572,489,317
2,924,031,997
3,312,757,362
4,710,229,106
6,280,938,533
10,717,467,950
10,717,467,950
10,717,467,950
10,717,467,950
10,717,467,950
Lampiran 2. Cashflow PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos
Tahun
Uraian
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
19,634,952,979
19,634,952,979
19,634,952,979
19,634,952,979
19,634,952,979
19,634,952,979
19,634,952,979
19,634,952,979
19,634,952,979
19,634,952,979
1,527,163,009
1,527,163,009
1,527,163,009
1,527,163,009
1,527,163,009
1,527,163,009
1,527,163,009
1,527,163,009
1,527,163,009
1,527,163,009
290,888,192
290,888,192
290,888,192
290,888,192
290,888,192
290,888,192
290,888,192
290,888,192
290,888,192
290,888,192
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
Inflow
Penjualan
susu murni
ke Indolakto
Penjualan
susu murni
ke
perusahaan
Penjualan
susu murni
ke konsumen
langsung
Penjualan
sapi afkir
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Penjualan
pedet jantan
602,640,000
602,640,000
602,640,000
602,640,000
602,640,000
602,640,000
602,640,000
602,640,000
602,640,000
Nilai Sisa
1,754,110,430
Pinjaman
bank
14,000,000,000
Total Inflow
14,000,000,000
22,271,644,180
22,271,644,180
22,271,644,180
22,271,644,180
22,271,644,180
22,271,644,180
22,271,644,180
22,271,644,180
Biaya
Investasi
Sapi Betina
Dewasa
Sapi Dara
Bunting 6
Bulan
Sapi Dara
Bunting 6
Bulan Import
Dara 1
Tahun
9,571,000,000
704,000,000
1,250,000,000
288,000,000
Pedet Jantan
368,000,000
Ruang
Pemerahan
1,250,000,000
-
Pedet Betina
Kantor
602,640,000
14,000,000
750,000,000
Kandang
Laktasi
3,400,000,000
Kandang
Dara
4,250,000,000
Kandang
Pedet
472,500,000
3,400,000,000
2,550,000,000
850,000,000
1,700,000,000
225,000,000
406,800,000
22,271,644,180
24,025,754,610
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Container 2L
Container
40L
900,000
12,500,000
Gun IB
400,000
Thermos
225,000
Box Obat
110,000
Suntikan 20
ml
200,000
Gunting
225,000
Cater
Aplicator Ear
Tag
900,000
22,500
400,000
225,000
225,000
200,000
200,000
200,000
225,000
22,500
22,500
1,200,000
Tang Kuku
300,000
300,000
Pisau Bedah
200,000
Thermometer
100,000
2,000,000,000
Mesin Perah
4,000,000,000
Ember
Plastik 12
liter
Milk Can 40
liter
Gelas Literan
40,000
200,000
200,000
Truk Tanki
450,000,000
Gelas
Dipping
1,500,000
Sekop
1,520,000
200,000
100,000
40,000
40,000
40,000
40,000
18,000,000
50,000
87,000,000
225,000
22,500
18,000,000
Truk ELV
200,000
225,000
1,200,000
Cooling
225,000
110,000
50,000
1,500,000
1,500,000
1,500,000
1,520,000
1,500,000
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Sapu Lidi
95,000
Gapu
2,280,000
Selang
1,400,000
95,000
95,000
50,000
Gacok
950,000
950,000
4,480,000
4,480,000
280,000
280,000
Printer
Meja + Kursi
4,592,000
Lemari
1,312,000
Senter
Radio
panggil
Golok
Total Biaya
Investasi
95,000
50,000
50,000
1,400,000
Sikat
Komputer
95,000
2,280,000
50,000
50,000
4,592,000
1,312,000
150,000
150,000
1,350,000
1,350,000
600,000
600,000
27,659,531,500
-
1,907,500
650,000
5,726,885,000
16,092,500
2,535,000
4,656,800,000
25,811,500
650,000
Biaya Tetap
Biaya Gaji
Kordinator
11,760,000
11,760,000
11,760,000
11,760,000
11,760,000
11,760,000
11,760,000
11,760,000
11,760,000
Biaya Gaji
Bagian
Keuangan
8,400,000
8,400,000
8,400,000
8,400,000
8,400,000
8,400,000
8,400,000
8,400,000
8,400,000
Biaya Gaji
Bagian
pemasaran
8,400,000
8,400,000
8,400,000
8,400,000
8,400,000
8,400,000
8,400,000
8,400,000
8,400,000
Biaya Gaji
Staff Kantor
6,720,000
6,720,000
6,720,000
6,720,000
6,720,000
6,720,000
6,720,000
6,720,000
6,720,000
11,760,000
8,400,000
8,400,000
6,720,000
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Biaya Gaji
Bagian
Kesehatan
dan
Reproduksi
Hewan
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
72,000,000
Bahan Bakar
Kendaraan
(Solar)
73,000,000
73,000,000
73,000,000
73,000,000
73,000,000
73,000,000
73,000,000
73,000,000
73,000,000
Biaya
Telepon
1,008,000
1,008,000
1,008,000
1,008,000
1,008,000
1,008,000
1,008,000
1,008,000
1,008,000
Biaya
Perawatan
Mesin Perah
3,600,000
3,600,000
3,600,000
3,600,000
3,600,000
3,600,000
3,600,000
3,600,000
3,600,000
Biaya Listrik
33,600,000
33,600,000
33,600,000
33,600,000
33,600,000
33,600,000
33,600,000
33,600,000
33,600,000
Alat Tulis
Administrasi
336,000
336,000
336,000
336,000
336,000
336,000
336,000
336,000
336,000
19,947,885
19,947,885
19,947,885
19,947,885
19,947,885
19,947,885
19,947,885
19,947,885
19,947,885
5,370,000
5,370,000
5,370,000
5,370,000
5,370,000
5,370,000
5,370,000
5,370,000
5,370,000
244,141,885
244,141,885
244,141,885
244,141,885
PBB
Pajak
Kendraan
Anuitas
Total Biaya
Tetap
2,800,000,000
0
3,044,141,885
2,800,000,000
3,044,141,885
2,800,000,000
3,044,141,885
2,800,000,000
3,044,141,885
72,000,000
73,000,000
1,008,000
3,600,000
33,600,000
336,000
19,947,885
5,370,000
2,800,000,000
3,044,141,885
244,141,885
Biaya
Variabel
Konsentrat
Hijauan
4,651,746,506
4,651,746,506
4,651,746,506
4,651,746,506
4,651,746,506
4,651,746,506
4,651,746,506
4,651,746,506
4,651,746,506
4,651,746,506
847,944,546
847,944,546
847,944,546
847,944,546
847,944,546
847,944,546
847,944,546
847,944,546
847,944,546
847,944,546
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Tenaga Kerja
Langsung
394,565,000
11,404,350
Ib
Kesehatan
236,892,240
394,565,000
11,404,350
236,892,240
394,565,000
11,404,350
236,892,240
394,565,000
11,404,350
236,892,240
394,565,000
11,404,350
236,892,240
394,565,000
11,404,350
236,892,240
394,565,000
11,404,350
236,892,240
394,565,000
11,404,350
236,892,240
394,565,000
11,404,350
236,892,240
12,775,000
12,775,000
12,775,000
12,775,000
12,775,000
12,775,000
12,775,000
12,775,000
12,775,000
Plastik
2,555,000
2,555,000
2,555,000
2,555,000
2,555,000
2,555,000
2,555,000
2,555,000
2,555,000
Lampu
936,000
936,000
936,000
936,000
936,000
936,000
936,000
936,000
936,000
6,158,818,642
6,158,818,642
6,158,818,642
6,158,818,642
6,158,818,642
6,158,818,642
6,158,818,642
6,158,818,642
6,158,818,642
Tisu
Total Biaya
Variabel
0
Total Biaya
Outflow
27,659,531,500
Net Benefit
Before
Interest Tax
394,565,000
11,404,350
236,892,240
12,775,000
2,555,000
936,000
6,158,818,642
9,202,960,527
9,202,960,527
11,671,101,966
13,475,232,669
22,317,947,432
17,423,872,560
16,171,137,228
26,139,156,656
27,189,661,121
-13,659,531,500
13,068,683,653
13,068,683,653
10,600,542,214
8,796,411,511
-46,303,252
4,847,771,620
6,100,506,952
-3,867,512,476
-4,918,016,941
-9,628,962,900
-1,775,739,095
1,698,928,875
1,698,928,875
1,378,070,488
1,143,533,496
-6,019,423
-11,883,792,405
11,369,754,778
11,369,754,778
9,222,471,726
7,652,878,015
-40,283,829
4,847,771,620
6,100,506,952
-3,867,512,476
-4,918,016,941
-9,628,962,900
Tax 25 %
-2,970,948,101
2,842,438,695
2,842,438,695
2,305,617,932
1,913,219,504
-10,070,957
1,211,942,905
1,525,126,738
-966,878,119
-1,229,504,235
-2,407,240,725
Net Benefit
After Tax
-8,912,844,304
8,527,316,084
8,527,316,084
6,916,853,795
5,739,658,511
-30,212,872
3,635,828,715
4,575,380,214
-2,900,634,357
-3,688,512,706
-7,221,722,175
0.884955752
0.783146683
0.693050162
0.613318728
0.542759936
0.480318527
0.425060644
0.376159862
0.332884833
0.107374182
7,546,297,419
6,678,139,309
4,793,726,645
3,520,240,055
-16,398,336
1,746,355,894
1,944,814,059
-1,091,102,219
-1,227,849,937
-775,426,514
Interest
13%
Net Benefit
after
Interest Tax
Discount
Factor 13 %
1
PV
-8,912,844,304
PV +
23,118,796,375
PV -
-8,912,844,304
33,654,717,510
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
NPV
Net B/C
14,205,952,071.27
2.59
IRR
83%
PP
5.89
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Lampiran. 4
KUISIONER PENELITIAN
UNTUK MENGETAHUI GAMBARAN USAHA SAPI PERAH
PT REJO SARI BUMI UNIT TAPOS KECAMATAN CIAWI
BOGOR
Saya Dolly Mario Harahap, mahasiswa Agribisnis IPB sedang melakukan penyusunan
skripsi dengan
Judul “Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos
Kecamatan Ciawi
Bogor”. Dimohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu untuk mengisi
kuisioner ini
secara lengkap. Kerahasiaan saudara sebagai responden terjamin. Atas bantuan dan
kerjasamanya,
saya ucapkan TERIMA KASIH.
Petunjuk umum : Isilah/Berilah tanda (X).
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama
: ........................................................................
Jenis Kelamin
: (1) Laki-laki
Usia
: .………… Tahun
Pendidikan terakhir
: (1) SD/Sederajat
: (4) Diploma
: (2) SMP/Sederajat
: (5) Sarjana
: (3) SMA/Sederajat
: (6) ……....…...
: (2) Perempuan
II. INVESTASI
A. Modal Awal
Modal awal
: Rp. ..................................
Sumber kepemilikan modal
: (1) Pribadi
: (3) Kerjasama
: (2) Pinjaman
:
: (1) Bank
: (3) Kelompok ternak
: (2) Koperasi
:
(4)
Lainnya
............................
Sumber Pinjaman
............................
Bunga pinjaman/lainnya
: …….. %/ tahun
(4)
Lainnya
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
B. Lahan
Luas lahan yang digunakan
: …….. m x …….. m
Status kepemilikan lahan
: (1) Milik sendiri
:
(4)
Lainnya
............................
: (2) Sewa
Besarnya biaya sewa lahan
: Rp. ..................................
C. Bangunan
No
Ruang
1
Kantor
2
Kandang Sapi
3
……………………..
Jumlah
Luas (m2)
Ekor
Harga
Satuan (Rp)
Nilai
Umur
Ekonomis(Thn)
D. Bibit/Induk Sapi Perah
No
Uraian
1
Jantan
2
Betina :
Jumlah (ekor)
Harga
Satuan (Rp)
Nilai (Rp)
Umur
Ekonomis (Thn)
a. Sapi Laktasi
b. Dara Bunting
c. Dara
d. Pedet
3
………………..
4
…………………..
E. Peralatan
No
Peralatan
1
Container 2L
2
Container 40L
3
Gun IB
4
Thermos
5
Box Obat
6
Suntikan 20ml
7
Cooling
8
Mesin Perah
Jumlah
Harga
Satuan (Rp)
Umur
Nilai (Rp)
Ekonomis
(Bln/Thn)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
9
Milk Can 40 liter
10
Truk Tangki
11
Gelas Literan
12
Thermometer
13
Selang
14
Sikat
15
Sekop
16
………………………..
17
………………………..
18
………………………..
19
………………………..
20
………………………..
III. Pengeluaran
A. Biaya Operasional
No
1
Uraian
Pakan
a. Hijauan/Rumput
b. Konsentrat
c. Makanan Tambahan :
a. …………………………………..
b. …………………………………..
c. …………………………………..
d. …………………………………..
e. …………………………………..
2
Obat-obatan
3
Vitamin
4
IB
5
…………………………………….....
6
…………………………………….....
Jumlah
Harga Satuan
Nilai
(Rp)
(Rp)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
7
…………………………………….....
8
…………………………………….....
9
…………………………………….....
10
…………………………………….....
B. Biaya Tetap
No
Uraian
Nilai (Rp)/Bulan
Upah Tenaga Kerja :
1
a. Medis/Mantri (jumlah : …… orang)
b. Buruh (jumlah : …… orang)
c. ……………………
d. …………………...
2
Listrik
3
Air
4
Telepon
5
Biaya Transportasi
6
Pemeliharaan Kandang
7
PBB
8
……………………
9
……………………
10
……………………
IV. Penerimaan
No
Uraian
1
Penjualan Susu/hari :
2
Penjualan Sapi :
a. Sapi Laktasi
b. Dara Bunting
c. Dara
d. Pedet
e. Jantan
f. ………………………………………………….
3
…………………………………………………….
4
…………………………………………………….
5
…………………………………………………….
Jumlah
Harga Satuan
Nilai
(Rp)
(Rp)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
V. Budidaya Sapi Perah dan lain-lain
Pemberian Susu untuk Pedet
: .….... liter/ekor/hari, selama ….… bulan
Produksi Susu Sapi Laktasi
: Laktasi ke-I , sebanyak……..liter/hari
: Laktasi ke-II
, sebanyak……..liter/hari
: Laktasi ke-III
, sebanyak……..liter/hari
Laktasi ke-IV
, sebanyak……..liter/hari
Laktasi ke-V
, sebanyak……..liter/hari
Waktu Pemerahan
: (1) Dua Kali
(2) Tiga Kali
Reproduksi Sapi Perah
: (1) IB (Inseminasi Buatan)
: (2) Manual (Kawin)
Masalah yang sering dihadapi
:
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
(3) Empat Kali
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Download