Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. ANALISIS KELAYAKAN USAHA SAPI PERAH PT. REJO SARI BUMI UNIT TAPOS KECAMATAN CIAWI BOGOR SKRIPSI DOLLY MARIO HARAHAP H34076052 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. RINGKASAN DOLLY MARIO HARAHAP. Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos Kecamatan Ciawi Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan WAHYU BUDI PRIATNA). Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memiliki peranan penting dalam menopang perekonomian regional maupun nasional. Selain itu pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang dilakukan untuk menciptakan suatu agribisnis yang kuat di masa mendatang. Langkah yang dilakukan yaitu dengan mengarah pada pengembangan peternakan yang maju, efisien, dan mempunyai daya saing global. Subsektor peternakan terdiri dari berbagai jenis komoditi yang meliputi ayam, itik, kambing, domba, babi, sapi potong, dan sapi perah. PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan wilayah yang terletak di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah peternakan sapi perah berskala besar, tapi seperti usaha peternakan sapi perah lainnya, usaha peternakan sapi perah di PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos dihadapkan pada berbagai macam kendala dalam usahanya. Kendala yang dihadapi dapat berupa kendala teknis produksi yaitu penurunan produksi susu. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap penerimaan perusahaan dan kelangsungan usaha PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Selain itu, usaha yang dijalankan oleh perusahaan menggunakan modal investasi yang cukup besar sehingga perusahaan harus dapat memperhitungkan pengembalian investasi agar usaha yang dijalankannya layak untuk beroperasi. Hingga saat ini perusahaan belum pernah melakukan analisis kelayakan usaha sapi perah yang dijalankannya. Oleh karena itu, dirasakan perlu untuk dilakukan analisis kelayakan pada perusahaan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan usaha sapi perah yang dilakukan PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Berdasarkan permasalahan dan latar belakang maka tujuan penelitian ini adalah : (1) Menganalisis kelayakan usaha sapi perah PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari aspek non finansial (aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek pasar). (2) Menganalisis kelayakan usaha sapi perah PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari aspek finansial. Analisis aspek pasar pada semua skala usaha menjelaskan bahwa usaha peternakan sapi perah ini layak karena memiliki potensi pasar yang baik. Analisis aspek teknis pada semua skala usaha menjelaskan bahwa usaha ini layak karena memilih lokasi usaha dengan tepat serta memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Aspek manajemen pada semua skala usaha menjelaskan bahwa usaha ini layak karena badan usaha serta struktur organisasi sudah berbentuk formal dan Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. tertulis. Pada aspek sosial, ekonomi dan lingkungan pada semua skala usaha diketahui bahwa usaha ini layak untuk dijalankan karena memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat sekitar. Secara umum aspek non finansial pada usaha sapi perah di PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dikatakan layak. Hasil analisis aspek finansial berdasarkan kriteria kelayakan investasi menunjukan usaha layak untuk dijalankan. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. ANALISIS KELAYAKAN USAHA SAPI PERAH PT. REJO SARI BUMI UNIT TAPOS KECAMATAN CIAWI BOGOR DOLLY MARIO HARAHAP H34076052 Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Judul Skripsi Nama : Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, Kecamatan Ciawi, Bogor : Dolly Mario Harahap NIM : H34076052 Menyetujui, Pembimbing Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, MSi NIP. 19670410 199103 1 001 Mengetahui, Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002 Tanggal Lulus : Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, Kecamatan Ciawi, Bogor ” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau kutipan dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Desember 2011 Dolly Mario Harahap H34076052 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 31 Maret 1986 di Kota Jakarta, Indonesia. Penulis yang bernama lengkap Dolly Mario Harahap merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Mardan Harahap dan Rumidah Hanum Siregar. Pendidikan pertama penulis di mulai pada tahun 1991 di TK Bhayangkara Jakarta, kemudian melanjutkan ke SDN Jatiasih Kota Bekasi dan lulus pada tahun 1998. Pada tahun 1998, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 9 Bekasi dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 6 Bekasi. Pada tahun 2004, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada Program Diploma III Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Program Studi Teknologi Industri Pakan, Fakultas Peternakan. Setelah lulus pada tahun 2007, penulis melanjutkan ke Program Ekstensi Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT, atas rahmat, karunia dan izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, Kecamatan Ciawi, Bogor”. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, serta ummat nya hingga akhir massa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kelayakan usaha sapi perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari aspek non finansial ( aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek pasar ) dan aspek finansial. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam pemaparan penelitian ini karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini. Akhir kata, semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi semua pihak. Bogor, Desember 2011 Dolly Mario Harahap Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. UCAPAN TERIMA KASIH Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan pertolongan dan petunjukNya pada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Atas izin Allah, penulis dipertemukan dengan orang-orang yang sangat luar biasa dalam membantu penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Orang tua dan adik-adikku tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan terbaik. 2. Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 3. Tintin Sarianti, SP., MM selaku dosen penguji utama pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 4. Arif Karyadi, SP yang telah menjadi komdik dan seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis. 5. Pihak PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, khususnya untuk koordinator peternakan serta para pekerja peternakan yang telah memberikan kesempatan dan kerjasama yang baik kepada penulis, sehingga penelitian dapat terlaksana dengan baik. 6. Teman-teman AGB angkatan’ 3 terimakasih banyak atas bantuan, motivasi dan dukungannya, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih. Bogor, Desember 2011 Dolly Mario Harahap Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. DAFTAR ISI Halam an DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1. 1. Latar Belakang ........................................................................................ 1. 2. Perumusan Masalah ................................................................................. 1. 3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 1. 4. Manfaat Penelitian ................................................................................... II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 2. 1. Usaha Peternakan Sapi Perah .................................................................... 2. 2. Jenis - Jenis Sapi Perah............................................................................. 2. 3. Tatalaksana Pemeliharaan ........................................................................ 2.3.1. Perkandangan ................................................................................. 2.3.2. Pembibitan...................................................................................... 2.3.3. Pakan.............................................................................................. 2.3.4. Produksi Susu ................................................................................. 2.3.5. Pemerahan ...................................................................................... 2. 4. Kajian Penelitian Terdahulu ..................................................................... III. KERANGKA PEMIKIRAN ....................................................................... 3. 1. Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................................... 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek .................................................................. 3.1.2. Aspek Kelayakan Proyek ................................................................ 3.1.3. Teori Biaya dan Manfaat ................................................................. 3.1.4. Kriteria Kelayakan Investasi ........................................................... 3.1.5. Analisis Finansial ........................................................................... 3. 2. Kerangka Pemikiran Operasional.............................................................. IV. METODE PENELITIAN ........................................................................... 4. 1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 4. 2. Data dan Instrumentasi ............................................................................. 4. 3. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 4. 4. Metode Pengolahan Data .......................................................................... 4.4.1. Analisis Deskriptif .......................................................................... 4.4.1.1. Analisis Aspek Pasar ........................................................... 4.4.1.2. Analisis Aspek Teknis ......................................................... 4.4.1.3. Analisis Aspek Manajemen ................................................. 4.4.1.4. Analisis Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan ................ 4.4.2. Analisis Aspek Finansial................................................................. 4. 5. Asumsi Dasar yang Digunakan ................................................................. V. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN...................................................... 5. 1. Deskripsi Lokasi ...................................................................................... 5. 2. Visi dan Misi Perusahaan ......................................................................... 5. 3. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan ....................................... 5. 4. Ketenagakerjaan ....................................................................................... VI. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 6. 1. Analisis Aspek Non Finansial ................................................................... vi 1 1 4 5 6 7 7 8 9 9 9 10 11 11 12 15 15 15 16 17 18 19 22 23 23 23 23 23 24 24 24 24 24 25 28 29 29 30 31 32 34 34 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 6.1.1. Aspek Pasar .................................................................................... 6.1.1.1. Potensi Pasar ...................................................................... 6.1.1.2. Pangsa Pasar ....................................................................... 6.1.1.3. Hasil Analisis Aspek Pasar ................................................. 6.1.2. Aspek Teknis .................................................................................. 6.1.2.1. Lokasi Proyek ..................................................................... 6.1.2.2. Sarana dan Prasarana .......................................................... 6.1.2.3. Proses Produksi .................................................................. 6.1.2.4. Hasil Analisis Aspek Teknis ............................................... 6.1.3. Aspek Manajemen .......................................................................... 6.1.3.1. Hasil Analisis Aspek Manajemen........................................ 6.1.4. Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan .......................................... 6. 2. Analisis Aspek Finansial............................................................................ 6.2.1. Arus Kas .......................................................................................... 6.2.1.1. Arus Penerimaan ................................................................. 6.2.1.2. Arus Pengeluaran ................................................................ 6.2.2. Analisis Laba Rugi ............................................................................ 6.2.3. Analisis Switching Value................................................................... VII. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 7. 1. Kesimpulan .............................................................................................. 7. 2. Saran ........................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 34 34 36 36 36 36 37 40 46 46 46 47 48 48 48 50 56 57 59 59 59 61 LAMPIRAN ...................................................................................................... 62 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Perkembangan Tingkat Konsumsi Susu di Indonesia Tahun 2003-2007 ........................................................................................ 2. Produksi Susu Sapi di Indonesia Tahun 2005 – 2009 ........................... 2 3 3. 4. Produksi Susu Segar Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2010 ...... Produksi Susu Sapi di Bogor Tahun 2005 - 2010............................... 3 4 Perbandingan Pemerahan Tiga kali dengan Pemerahan Empat kali per Hari...................................................................................... 6. Pembagian Tenaga Kerja dan Upah yang Diterima............................... 12 34 7. Standar Mutu atau Kualitas Susu yang Baik Tahun 2011 ...................... 36 5. 8. Kualitas Susu yang Dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Mei 2011 .......................................................................................... 9. Peralatan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos tahun 2011 ......................... Pemasok Bahan Baku Pakan Konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos …………………………………………………….. 11. Penyakit yang Sering Menyerang Ternak Sapi Perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Tahun 2011 ................................................... 12. Perkembangan Umur Sapi Perah ......................................................... 36 40 10. 13. 43 44 46 19. Rincian Penerimaan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari Penjualan Susu Murni ...................................................................... Rincian Penerimaan Penjualan Induk Afkir Sapi Laktasi dan Pedet Jantan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ................................ Biaya Investasi Sapi Perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos .......... Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap Satu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ....................................................................... Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap Dua di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ....................................................................... Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap Tiga di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ...................................................................... Biaya Investasi Peralatan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ............ 20. Rincian Biaya Tetap di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos .................... 53 21. Rincian Biaya Variabel di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ............... 54 22. Hasil Analisis CashFlow PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ................. 56 23. Hasil Perhitungan Switching Value.................................................... 57 14. 15. 16. 17. 18. 49 49 50 51 51 51 51 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. DAFTAR GAMBAR Nomor 1. 2. 3. 4. 5. Halaman Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah .................................................................................................. Struktur Organisasi PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ............................ Sketsa Tipe Kandang (sistem Free Stall Barn) .................................... Kondisi di dalam Kandang .................................................................. Jenis Sapi Fries Holland (FH).............................................................. 23 33 38 39 42 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1. 2. 3. 4. Halaman Laporan Laba Rugi Kelayakan Bisnis Sapi Perah PT. Rejo Sari Unit Tapos ......................................................................................... Cashflow Kelayakan Bisnis Sapi Perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ................................................................................................. Switching Value Penurunan Produksi Susu Segar 6,78 Persen .............................................................................................. ...... Kuisioner PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos.............................................. 64 65 66 67 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memiliki peranan penting dalam menopang perekonomian regional maupun nasional1. Selain itu pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang dilakukan untuk menciptakan suatu agribisnis yang kuat di masa mendatang. Langkah yang dilakukan yaitu dengan mengarah pada pengembangan peternakan yang maju, efisien, dan mempunyai daya saing global. Subsektor peternakan terdiri dari berbagai jenis komoditi yang meliputi ayam, itik, kambing, domba, babi, sapi potong, dan sapi perah. Masing-masing komoditi memiliki peranan tersendiri dalam pemenuhan gizi seperti protein, lemak, kalori dan vitamin. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya nilai gizi, membuat masyarakat lebih banyak mengkonsumsi pangan yang bergizi tinggi. Salah satu contohnya adalah susu. Dari berbagai jenis komoditi pertanian yang dihasilkan untuk konsumsi pangan, susu merupakan salah satu dari produk peternakan yang memiliki kandungan gizi lengkap. Susu merupakan minuman bergizi dengan kandungan kalsium sebanyak 358 miligram, dilengkapi dengan kandungan protein 8 gram, 9 gram dan energi 153 kalori gelas2. Permintaan susu sapi di Indonesia pada tahun 2007 mencapai 1,5 juta ton, sementara produksi nasional hanya 636,9 ribu ton atau sekitar 26,5 persen dari permintaan nasional3. Produksi susu sapi jauh di bawah permintaan konsumsi nasional, sementara permintaan akan susu sapi di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami kenaikan (Tabel 1). Dimana konsumsi susu masyarakat di Indonesia terus meningkat dari 1.021.802 ton pada tahun 2003 menjadi 1.430.258 ton pada tahun 2007 atau terjadi peningkatan sebesar 39,97 persen selama kurun waktu 6 tahun. Tabel 1. Perkembangan Tingkat Konsumsi Susu di Indonesia Tahun 2003-2007. Tahun Produksi Susu (ton) Tingkat Konsumsi (ton) 2003 553.000 1.021.802 1 [BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Satistik Struktur PDB Nasional. Jakarta: Badan Pusat Statistik. 2 Khomsan, Ali. 2005. Rendah, Konsumsi Susu Cair. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak /2005/0405/30/0605. 3 KapanLagi.com. Produksi Susu Nasional Baru 25% Dari Total Kebutuhan. Rabu, 28 Mei 2008. http//:www.kapanlagi.com. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 2004 549.000 1.237.986 2005 536.000 1.291.294 2006 616.000 1.354.235 2007 636.900 1.430.258 Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2009 Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui adanya ketimpangan antara produksi susu sapi yang dihasilkan dengan permintaan susu sapi. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan pengembangan sapi perah untuk menunjang peningkatan produksi susu dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk menghindari impor susu yang berlebihan. Saat ini susu sapi segar dalam negeri baru mencapai 26,5 persen kebutuhan nasional, sedangkan 73,5 persen dipenuhi melalui impor1. Dilihat dari segi konsumsi, sampai saat ini konsumsi masyarakat Indonesia terhadap produk susu masih tergolong sangat rendah bila dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Konsumsi susu masyarakat Indonesia tahun 2009 yakni sekitar 10 liter/kapita/tahun. Sedangkan konsumsi susu negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand rata-rata mencapai 30 liter/kapita/tahun serta Vietnam sebanyak 12 liter/kapita/tahun4. Besarnya potensi sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia memungkinkan pengembangan subsektor peternakan sehingga menjadi sumber pertumbuhan baru perekonomian Indonesia5. Kondisi geografis, ekologi dan kesuburan lahan di beberapa wilayah Indonesia memiliki karakteristik yang cocok untuk pengembangan usaha ternak sapi perah, seperti pada wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Hal tersebut menyebabkan pulau Jawa terus menjadi wilayah utama peternakan sapi perah di Indonesia, mencakup 97 persen dari produksi susu nasional di tahun 2004 (Tabel 2). Sementara itu produksi susu sapi perah di Pulau Jawa pada tahun 2007 rata-rata mencapai 10,80 liter/ekor/hari. Tabel 2. Produksi Susu Sapi di Indonesia Tahun 2005 - 2009 No Provinsi Tahun (ton) 4 Rahman, Chairul. 2009. Konsumsi Susu Di Indonesia Masih Rendah. http:/www.depkominfo.go. id. 5 Persusuan Indonesia. Kondisi, Permasalahan Dan Arah Kebijakan. 2007.http//:www.google.com. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 2005 2006 2007 2008 2009 9.273 10.444 6.356 3.069 2.316 526.360 362.656 558.916 359.658 672.399 1 Pulau Sumatera 2 Pulau Jawa 3 Pulau Kalimantan 159 216 360 186 228 4 Pulau Sulawesi 90 1.184 1.849 2.882 2.979 5 Pulau Irian Jaya 0 96 69 54 46 Sumber : Direktorat Jendral Peternakan, 2009 Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki karakteristik yang cocok untuk usaha sapi perah. Salah satu karakteristik yang menjadi dukungan pengembangan usaha ternak sapi perah ini adalah iklim yang cocok untuk sapi perah dalam berproduksi. Menurut Ditjenak (2009), Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu penghasil susu sapi terbesar kedua di Indonesia setelah Provinsi Jawa Timur. Sekitar 40 persen populasi ternak sapi perah Indonesia berada di Jawa Barat dan 32 persen produksi susu segar nasional dihasilkan oleh Provinsi Jawa Barat. Produksi susu sapi perah di Jawa Barat dari tahun 2003 sampai tahun 2010 rata-rata sebesar 22,7 persen (Tabel 3). Tabel 3. Produksi Susu Segar Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 - 2010. Tahun Produksi (ton) 2003 207,86 2004 215,33 2005 201,86 2006 211.89 2007 225,21 2008 242,10 2009 256.44 2010 262.17 Rata-rata 227,85 Sumber : Departemen Pertanian. 2010 Menurut Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (2008), Bogor merupakan kota terbesar keempat untuk produksi susu sapi setelah Bandung, Garut, Kuningan dan Sumedang di Provinsi Jawa Barat. Kontribusi hasil produksi susu sapi di Bogor lebih dominan berasal dari daerah Kabupaten Bogor (Tabel 4). Pada tabel 4 juga menunjukan Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. adanya peningkatan rata-rata produksi susu sapi di Bogor, namun terjadi penurunan produksi susu sapi pada tahun 2005-2006, baik di Kabupaten maupun Kota Bogor, lalu produksi susu sapi mengalami peningkatan pada tahun 2006-2010. Tabel 4. Produksi Susu Sapi di Bogor Tahun 2005 - 2010 Tahun (ton) Bogor Kabupaten Kotamadya Jumlah 2006 2007 2008 2009 2010 2005 11,827.61 11,148.64 11,464.19 12,854.77 15,518.43 15,860.10 2,263.24 1,431.94 1,782.33 1,965.10 2,058.68 2,071.74 14,090.85 12,580.58 13,246.52 14,819.87 17,577.11 17,931.74 Sumber : Dinas Peternakan Jawa Barat, 2010 1.2 Perumusan Masalah Perkiraan peningkatan konsumsi susu sapi merupakan peluang yang harus dimanfaatkan dengan baik. Kondisi produksi susu sapi di Indonesia saat ini sebagian besar didominasi oleh usaha ternak sapi perah skala kecil dan menengah. Menurut Mandaka (2005), sumbangan terhadap jumlah produksi susu segar dalam negeri adalah 64 persen oleh peternak skala kecil, 28 persen oleh peternak skala menengah, dan 8 persen oleh peternak skala besar. Salah satu wilayah usaha peternakan sapi perah di Kabupaten Bogor adalah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan wilayah yang terletak di Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Wilayah tersebut memiliki iklim dan geografis yang baik, cocok untuk budidaya ternak sapi perah. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah peternakan sapi perah berskala besar, tapi seperti usaha peternakan sapi perah lainnya, usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dihadapkan pada berbagai macam kendala dalam usahanya. Kendala yang dihadapi dapat berupa kendala teknis produksi yaitu penurunan produksi susu. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap penerimaan perusahaan dan kelangsungan usaha PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Selain itu, usaha yang dijalankan oleh perusahaan menggunakan modal investasi yang cukup besar sehingga perusahaan harus dapat memperhitungkan pengembalian investasi agar usaha yang dijalankannya layak untuk beroperasi. Hingga saat ini perusahaan belum pernah melakukan analisis kelayakan usaha sapi perah yang dijalankannya. Oleh karena itu, dirasakan perlu untuk dilakukan analisis kelayakan pada perusahaan untuk mengetahui sejauh mana kelayakan usaha sapi perah yang dilakukan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Berdasarkan hal-hal tersebut dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana kelayakan usaha sapi perah pada PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos jika dilihat dari aspek non finansial ( aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek pasar ) ? 2. Bagaimana kelayakan usaha sapi perah pada PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos jika dilihat dari aspek finansial ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan latar belakang maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis kelayakan usaha sapi perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari aspek non finansial ( aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek lingkungan, dan aspek pasar ). 2. Menganalisis kelayakan usaha sapi perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari aspek finansial. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis sebagai media untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Agribisnis Penyelenggaraan Khusus Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. 2. Bagi pengusaha diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan terhadap manajemen perusahaan untuk mengetahui kelayakan usaha sapi perah. 3. Sebagai bahan informasi, pustaka dan pengetahuan mengenai analisis kelayakan usaha bagi penelitian selanjutnya. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Usaha peternakan merupakan suatu usaha produksi yang didasarkan pada proses biologis dari pertumbuhan ternak. Dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia, maka manusia campur tangan langsung untuk mengendalikan dan menguasai pertumbuhan hewan ternak (Cyrilla dan Ismail, 1988). Menurut Mubyarto (1989), berdasarkan pola pemeliharaan usaha ternak di Indonesia diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu : peternakan rakyat, peternakan semi komersil dan peternakan komersil. 1) Peternakan rakyat dengan cara memelihara ternaknya secara tradisional. Pemeliharaan cara ini dilakukan setiap hari oleh anggota keluarga peternak dimana keterampilan peternak masih sederhana dan menggunakan bibit lokal dalam jumlah dan mutu terbatas. Tujuan utama pemeliharaan sebagian hewan kerja sebagai pembajak sawah atau tegalan. 2) Peternakan rakyat semi komersil dengan keterampilan beternak dapat dikatakan cukup. Penggunaan bibit unggul, obat-obatan, dan makanan penguat cenderung meningkat. Tujuan utama pemeliharaan untuk menambah pendapatan keluarga dan konsumsi sendiri. 3) Peternakan komersil dijalankan oleh peternak yang mempunyai kemampuan dalam segi modal, sarana produksi dengan teknologi yang cukup modern. Semua tenaga kerja dibayar dan makanan ternak dibeli dari luar dalam jumlah besar. Menurut Mandaka (2005), usaha ternak sapi perah kerakyatan di Indonesia memiliki komposisi : peternak skala kecil (memiliki kurang dari empat ekor sapi perah) dengan persentase 80 persen, peternak skala menengah (memiliki empat sampai tujuh ekor sapi perah) dengan persentase 17 persen, dan peternak skala besar (memiliki lebih dari tujuh ekor sapi perah) dengan persentase 3 persen. Menurut Sutawi dalam Agustina (2007), kondisi peternakan sapi perah di Indonesia saat ini, yaitu : 1) Skala usahanya kecil (2-5 ekor), motif produksinya adalah rumah tangga, dilakukan sebagai usaha sampingan tanpa memperhatikan laba rugi dan masih jauh dari teknologi serta didukung oleh manajemen usaha dan permodalan Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. yang masih lemah, dan kualitas secara umum bervariasi dan bersifat padat karya. 2) Secara klimatologis Indonesia beriklim tropis dan kurang cocok bagi perkembangan sapi perah yang berasal dari daerah beriklim sub-tropis. 3) Pemasaran susu yang terbesar adalah industri pengolahan susu dan hanya beberapa peternak yang mampu menciptakan pasar langsung ke konsumen. 4) Kualitas sumberdaya manusia yang masih rendah. 2.2. Jenis – Jenis Sapi Perah Peternakan sapi perah telah dimulai sejak abad ke-19 yaitu dengan pengimporan sapi-sapi bangsa Ayrshire, Jersey, Milking Shorthorn dari Australia. Pada permulaan abad ke-20 dilanjutkan dengan mengimpor sapi-sapi FriesHolland (FH) dari Belanda. Sapi perah yang dewasa ini dipelihara di Indonesia pada umumnya adalah sapi Fries-Holand (FH) yang memiliki kemampuan produksi susu tertinggi (Sudarwanto, 2004). Pada tahun 1957 telah dilakukan perbaikan mutu genetik sapi Madura dengan jalan menyilangkannya dengan sapi Red Deen. Persilangan lain yaitu antara sapi lokal (peranakan Ongole) dengan sapi perah Fries-Holand guna diperoleh sapi perah jenis baru yang sesuai dengan iklim dan kondisi di Indonesia. Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi Shorthorn (dari Inggris), Fries-Holand (dari Belanda), Yersey (dari selat Channel antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red Danish (dari Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia). Hasil survei di PSPB Cibinong menunjukkan bahwa jenis sapi perah yang paling cocok dan menguntungkan untuk dibudidayakan di Indonesia adalah Fries-Holland. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 2.3. Tatalaksana Pemeliharaan 2.3.1. Perkandangan Pada umumnya, ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 meter atau 2,5x2 meter, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8x2 meter dan untuk anak sapi cukup 1,5x1 meter per ekor, dengan tinggi kurang lebih 2-2,5 meter dari tanah. Temperatur di sekitar kandang 25-400C (rata-rata 330C) dan kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 meter) hingga dataran tinggi (lebih dari 500 meter). Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan. Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat. Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahan-bahan lainnya. 2.3.2. Pembibitan Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina dewasa adalah: (a) produksi susu tinggi, (b) umur 3,5 sampai 4,5 tahun dan sudah pernah beranak, (c) berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai eturunan produksi susu tinggi, (d) bentuk tubuhnya seperti baji, (e) matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki belakang cukup lebar serta kaki kuat, (f) ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik, apabila diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelokkelok, puting susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi empat yang simetris dan tidak terlalu pendek, (g) tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular, dan (h) tiap tahun beranak. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Sementara calon induk yang baik antara lain: (a) berasal dari induk yang menghasilkan air susu tinggi, (b) kepala dan leher sedikit panjang, pundak tajam, badan cukup panjang, punggung dan pinggul rata, dada dalam dan pinggul lebar, (c) jarak antara kedua kaki belakang dan kedua kaki depan cukup lebar, (d) pertumbuhan ambing dan puting baik, (e) jumlah puting tidak lebih dari 4 dan letaknya simetris, serta (f) sehat dan tidak cacat. Menurut Suherni dalam Sukmapradita (2008), upaya peningkatan produksi susu sapi selain ditentukan oleh pakan yang diberikan, juga ditentukan oleh kondisi bibit yang tersedia. Pada umumnya, di wilayah Jakarta dan Bogor peternak melakukan Inseminasi Buatan (IB) dalam rangka perbaikan dan perbanyakan bibit. Angka menunjukan keberhasilan IB tersebut sudah memadai dengan rata-rata Service per Conception (S/C) sama dengan 1,81 yang artinya betina dewasa sudah dapat beruntung dengan dua kali IB. 2.3.3. Pakan Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, alfalfa, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja. Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30 sampai 50 kg/ekor/hari. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10 persen dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1 sampai 2 persen dari bobot badan (BB). Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25 persen hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum). Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang berupa garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak 1 - 2 kg/ekor/hari. Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10 persen dari berat badan per hari. Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara. Pemberian pakan secara kereman dikombinasikan dengan penggembalaan Di awal musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan. Di musim hujan sapi Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan bertujuan pula untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya. 2.3.4. Produksi Susu Menurut Sudarwanto (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas, kuantitas dan susunan produksi susu sapi adalah bangsa atau rumpun sapi, lama bunting, masa laktasi, besar sapi, estrus, umur sapi, selang beranak, masa kering, frekuensi pemerahan, dan tatalaksana pemberian pakan. Menurut Sudono dalam Sukmapradita (2008), puncak produksi susu sapi terjadi pada bulan ketiga setelah beranak kemudian turun secara bertahap pada bulan berikutnya. Pada bulan keempat produksi susu mengalami penurunan yang sangat jelas dari 10 liter/ekor/hari menjadi 9,38 liter/ekor/hari. Sapi yang beranak pada umur lebih tua (3 tahun) akan menghasilkan susu lebih banyak daripada sapi yang beranak pada umur muda (2 tahun). Produksi susu akan terus meningkat dengan bertambahnya umur sampai sapi berumur tujuh tahun atau delapan tahun, setelah itu produksi susu akan menurun sedikit demi sedikit sampai sapi berumur 11 sampai 12 tahun. 2.3.5. Pemerahan Menurut Sudono (1999), sapi yang sedang berproduksi memiliki jadwal pemerahan setiap hari, yang pada umumnya dilakukan dua kali sehari. Jadwal pemerahan yang teratur dan seimbang akan memberikan produksi air susu yang lebih baik daripada jadwal pemerahan yang tidak teratur dan tidak seimbang, misalnya jarak pemerahan terlalu panjang ataupun terlalu pendek. Sebagai contoh jarak pemerahan antara 16 jam dan 8 jam hasilnya lebih rendah daripada sapi yang diperah dengan jarak pemerahan 12 jam. Faktor yang mempengaruhi produksi susu antara lain adalah jumlah pemerahan setiap hari, lamanya pemerahan, dan waktu pemerahan. Jumlah pemerahan 3 sampai 4 kali setiap hari dapat meningkatkan produksi susu daripada jika hanya diperah dua kali sehari. Pemerahan pada pagi hari mendapatkan susu sedikit berbeda komposisinya daripada susu hasil pemerahan sore hari. Pemerahan menggunakan tangan ataupun menggunakan mesin tidak memperlihatkan Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. perbedaan secara signifikan dalam produksi susu, kualitas ataupun komposisi susu. Hubungan antara umur dan jumlah pemerahan (Tabel 5). Tabel 5. Perbandingan Pemerahan tiga kali dengan Pemerahan empat kali per Hari. Pemerahan Umur Sapi 4 kali sehari 3 kali sehari 2 tahun > 20 % > 35 % 3 tahun > 17 % > 30 % 4 tahun > 15 % > 26 % Sumber : Saleh, 2004. 2.4. Kajian Penelitian Terdahulu Anggraini (2003), melakukan penelitian mengenai pendapatan usaha peternakan sapi potong rakyat di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan penelitian, terdapat empat skala usaha yaitu skala I sampai IV, yaitu skala I (≤ 10 ST), skala II (11-20 ST), skala III (21-50 ST), dan skala IV (> 50 ST). Penelitian menunjukkan ke empat skala layak untuk diusahakan dengan nilai indikator kelayakan di atas standar baku. Hasil penelitian menunjukkan biaya pakan merupakan komponen biaya produksi yang terbesar. Berdasarkan biaya produksi per ST, maka dapat diketahui adanya penghematan biaya pada skala usaha yang semakin besar. Rofik (2005), meneliti tentang kelayakan finansial usaha peternakan sapi perah di Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa analisis pada kelompok peternak I dengan tingkat suku bunga pinjaman 14,85 persen memiliki nilai NPV sebesar Rp 74.420.770,00. NPV untuk kelompok peternak II sebesar Rp 152.071.340,00. NPV untuk kelompok peternak III sebesar Rp 311.022.350,00. Nilai tersebut merupakan pendapatan bersih yang diterima peternak selama delapan tahun pengembangan. Nilai BCR untuk kelompok peternak I sebesar 1,35, yang artinya peternak akan mendapatkan tambahan penerimaan sebesar Rp 0,35,00 dari setiap pengeluaran Rp 1,00. Untuk kelompok peternak II nilai BCR sebesar 1,43, yang artinya peternak akan mendapatkan tambahan penerimaan sebesar Rp 0,43,00 dari setiap pengeluaran Rp 1,00. Sedangkan kelompok peternak III nilai BCR sebesar 1,52 yang artinya peternak akan mendapatkan tambahan penerimaan sebesar Rp 0,52,00 dari setiap Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. pengeluaran Rp 1,00. Semua nilai tersebut menunjukan perbandingan penerimaan yang diterima peternak lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Untuk nilai IRR pada kelompok peternak I sebesar 23,32 persen, pada kelompok peternak II sebesar 36,07 persen dan pada kelompok peternak III sebesar 29,88 persen, yang artinya investasi yang ditanamkan layak dan menguntungkan karena tingkat pengembalian internalnya lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku (14,85 persen). Secara keseluruhan berdasarkan nilainilai pada kriteria investasi tersebut secara finansial usaha ternak sapi perah Pondok Ranggon layak untuk dikembangkan. Peneliti Wulandari (2007) yang berjudul analisis kelayakan proyek instalasi biogas dalam mengelola limbah ternak sapi perah (Kasus di Kelurahan Kebon Pedes Bogor). Analisis kelayakan finansial proyek instalasi biogas kapasitas 3,5 m3 dengan tingkat diskonto 16 persen menunjukkan nilai NPV positif sebesar Rp.10.797.029,96, Net B/C sebesar 1,41, Payback Period selama 10,5 tahun. Hasil membuktikan proyek instalasi layak untuk dilaksanakan dengan tingkat diskonto yang ada. Hasil analisis switching value dengan tingkat diskonto 16 persen menunjukkan, bahwa proyek tidak akan layak pada penurunan penjualan sebesar 3 persen dan peningkatan biaya variable sebesar 5 persen. Proyek instalasi biogas dalam mengolah limbah ternak sangat peka terhadap penurunan harga penjualan dan kenaikan biaya variabel. Berdasarkan analisis aspek-aspek penunjang kelayakan proyek yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek institusional-organisasi-manajerial, aspek sosial dan aspek finansial menunjukkan bahwa proyek instalasi biogas di kelurahan Kebon Pedes layak untuk dilaksanakan. Heriyatno (2009) meneliti tentang analisis pendapatan dan faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah di tingkat peternak (Kasus anggota koperasi serba usaha “Karya Nugraha” Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat). Variabel yang diukur adalah jumlah produktivitas sapi perah peternak sebagai peubah terikat, besarnya biaya usaha (X1), jumlah pemberian pakan konsentrat sapi berproduksi (X2), jumlah pemberian pakan hijauan sapi berproduksi (X3) dan masa laktasi sapi berproduksi (X4) sebagai peubah bebas. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. KSU Karya Nugraha dalam upaya peningkatan produksi susu peternak, melakukan kegiatan membuat, menyediakan dan mendistribusikan pakan, memberi pelayanan medis dan inseminasi buatan kepada peternak serta menyalurkan pinjaman kepada peternak. Penilaian faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu di tingkat peternak menunjukan jumlah pemberian pakan konsentrat, jumlah pemberian pakan hijauan dan masa laktasi berpengaruh nyata terhadap produktivitas sapi perah sedangkan faktor besarnya biaya usaha tidak berpengaruh nyata. 40,2 persen hubungan antara faktor-faktor produksi yang digunakan dengan jumlah produksi susu di tingkat peternak dapat dijelaskan oleh fungsi produksi tersebut. Usaha ternak sapi perah yang dijalankan oleh anggota KSU Karya Nugraha memiliki nilai R/C ratio sebesar 1,11 sehingga usaha tersebut layak untuk dijalankan. Peneliti Khaidar (2009) yang berjudul analisis pendapatan dan kepuasan peternak sapi perah anggota KPS Bogor bertujuan untuk menganalisis pendapatan usaha ternak sapi perah anggota KPS Bogor di Kelurahan Kebon Pedes dan KUNAK Cibungbulang, serta menganalisis tingkat kelayakan harga susu koperasi bagi peternak dan tingkat kepuasan anggota aktif terhadap pelayanan koperasi. Menggunakan analisis pendapatan usahatani, analisis BEP, analisis Important Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI) didapatkan hasil pada usaha ternak skala satu sampai sembilan ekor, pendapatan terbesar diterima oleh peternak yang melakukan diversifikasi penjualan ke koperasi dan ke luar koperasi. Pada usaha ternak dengan skala kepemilikan di atas sembilan ekor, nilai pendapatan dan R/C peternak yang hanya menjual susu ke koperasi. Analisis kelayakan harga susu menunjukan bahwa harga yang diterima peternak anggota hanya layak bagi peternak dengan skala kepemilikan di atas sembilan ekor sapi perah yang menjual susu produksinya ke koperasi dan ke luar koperasi. Berdasarkan analisis tingkat kepuasan secara umum, anggota berada pada kriteria cukup. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit); atau suatu aktivitas yang mengeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil (returns) di waktu yang akan datang, dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai satu unit. Gitinger (1986) mendefinisikan proyek sebagai suatu kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang-barang kapital yang dapat menghasilkan keuntungan atau manfaat setelah beberapa periode waktu. Pengertian lainnya diungkapkan oleh Umar (2005), proyek adalah suatu usaha yang direncanakan sebelumnya dan memerlukan sejumlah pembiayaan serta penggunaan masukan lain yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu dan dilaksanakan dalam suatu bauran produk yang sudah ada dengan menginvestasikan sumber daya yang dapat dinilai secara independen. Analisis kelayakan dilakukan untuk melihat apakah suatu proyek dapat memberikan manfaat atas investasi yang ditanamkan. Studi kelayakan proyek menurut Umar (2005) ialah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek investasi dilaksanakan. Hasil kelayakan merupakan perkiraan kemampuan suatu proyek menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasionalkan. Husnan et al (2000) menyatakan studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan berhasil. Analisis kelayakan penting dilakukan sebagai evaluasi proyek yang dijalankan pihak yang membutuhkan studi kelayakan antara lain : 1) Investor Investor merupakan pihak yang menanamkan dana atau modal dalam suatu proyek akan lebih memperhatikan prospek usaha tersebut (tingkat keuntungan yang diharapkan). 2) Kreditur (Bank) Kreditur merupakan pihak yang membutuhkan studi kelayakan untuk memperhatikan segi keamanan dana yang dipinjamkan untuk kegiatan proyek. 3) Pemerintah Pemerintah lebih berkepentingan dengan manfaat proyek bagi perekonomian nasional dan pendapatan pemerintah atas pajak yang diberikan proyek tersebut. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 3.1.2. Aspek Kelayakan Proyek Terdapat enam aspek yang dibahas dalam studi kelayakan, antara lain aspek teknis, aspek manajerial dan administratif, aspek organisasi, aspek komersial, aspek finansial, dan aspek ekonomis (Kadariah et al, 1999). Gitinger (1986) membagi aspekaspek dalam analisis kelayakan mencakup aspek teknis, aspek institusional- organisasional-manajerial, aspek sosial, aspek komersial, aspek finansial dan aspek ekonomi. Umar (2005) membagi analisis kelayakan menjadi aspek teknis, aspek pasar, aspek yuridis, aspek manajemen, aspek lingkungan dan aspek finansial. Husnan et al (2000) membagi aspek-aspek analisis kelayakan ke dalam aspek pasar, aspek keuangan, aspek manajemen, aspek hukum, aspek ekonomi dan sosial. Semua aspek tersebut perlu dipertimbangakan bersama-sama untuk menentukan manfaat yang diperlukan dalam suatu investasi. Gittinger (1986) menyatakan bahwa pada proyek pertanian ada enam aspek yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan yaitu: 1. Aspek Pasar Untuk memperoleh hasil pemasaran yang diinginkan, perusahaan harus menggunakan alat-alat pemasaran yang membentuk suatu bauran pemasaran. Yang dimaksud dengan bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler, 2002). Analisis aspek pasar pada studi kelayakan mencakup permintaan, penawaran, harga, program pemasaran yang akan dilaksanakan, serta perkiraan penjualan. 2. Aspek Teknis Aspek teknis menyangkut masalah penyediaan sumber-sumber dan pemasaran hasilhasil produksi. Aspek teknis terdiri dari lokasi proyek, besaran skala oprasional untuk mencapai kondisi yang ekonomis, kriteria pemilihan mesin dan equipment, proses produksi serta ketepatan penggunaan teknologi. 3. Aspek Manajemen Analisis aspek manajemen memfokuskan pada kondisi internal perusahaan. Aspekaspek manajemen yang dilihat pada studi kelayakan terdiri dari manajemen pada masa pembangunan yaitu pelaksana proyek, jadwal penyelesaian proyek, dan pelaksana studi masing-masing aspek, dan manajemen pada saat operasi yaitu bentuk organisasi, struktur organisasi, deskripsi jabatan, personil kunci dan jumlah tenaga kerja yang digunakan. 4. Aspek Hukum Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Terdiri dari bentuk badan usaha yang akan digunakan, jaminan-jaminan yang dapat diberikan apabila hendak meminjam dana, serta akta, sertfikat, dan izin yang diperlukan dalam menjalankan usaha. 5. Aspek Sosial Lingkungan Terdiri dari pengaruh proyek terhadap penghasilan negara, pengaruhnya terhadap devisa negara, peluang kerja dan pengembangan wilayah dimana proyek dilaksanakan. 6. Aspek Finansial Pengaruh finansial terhadap proyek. Tujuan dilakukannya analisis proyek adalah 1) untuk mengetahui tingkat keuntungan yang dicapai melalui investasi dalam suatu proyek, 2) menghindari pemborosan sumbersumber, yaitu dengan menghindari pelaksanaan proyek yang tidak menguntungkan, 3) mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga kita dapat memilih alternatif proyek yang paling menguntungkan dan 4) menentukan prioritas investasi (Gray et al, 1992). 3.1.3. Teori Biaya dan Manfaat Tujuan analisa dalam analisa proyek harus disertai dengan definisi biaya-biaya dan manfaat-manfaat. Biaya dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan, dan suatu manfaat adalah segala sesuatu yang membantu tujuan (Gittinger, 1986). Biaya dapat juga didefinisikan sebagai pengeluaran atau korbanan yang dapat menimbulkan pengurangan terhadap manfaat yang diterima. Biaya yang diperlukan suatu proyek dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaanya bersifat jangka panjang, seperti tanah, bangunan, pabrik dan mesin. 2. Biaya operasional atau modal kerja merupakan kebutuhan dana yang diperlukan pada saat proyek mulai dilaksanakan, seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. 3. Biaya lainnya, seperti: pajak, bunga dan pinjaman. Manfaat juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan kontribusi terhadap suatu proyek. Manfaat proyek dapat dibedakan menjadi: 1. Manfaat langsung, yaitu manfaat yang secara langsung dapat diukur dan dirasakan sebagai akibat dari investasi, seperti: peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja. 2. Manfaat tidak langsung, yaitu manfaat yang secara nyata diperoleh dengan tidak langsung dari proyek dan bukan merupakan tujuan utama proyek, seperti rekreasi. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Kriteria yang bisa digunakan sebagai dasar persetujuan atau penolakan suatu proyek yang dilaksanakan adalah kriteria investasi. Dasar penilaian investasi adalah perbandingan antara jumlah nilai yang diterima sebagai manfaat dari investasi tersebut dengan manfaat-manfaat dalam situasi tanpa proyek. Nilai perbedaannya adalah berupa tambahan manfaat bersih yang akan muncul dari investasi dengan adanya proyek (Gittinger, 1986). 3.1.4. Kriteria Kelayakan Investasi Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dari suatu proyek. Dalam mengukur kemanfaatan proyek dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan perhitungan berdiskonto dan tidak berdiskonto. Perbedaannya terletak pada konsep Time Value of Money yang diterapkan pada perhitungan berdiskonto. Perhitungan diskonto merupakan suatu teknik yang dapat “menurunkan” manfaat yang diperoleh pada masa yang akan datang dan arus biaya menjadi nilai biaya pada masa sekarang”. Sedangkan perhitungan tidak berdiskonto memiliki kelemahan umum, yaitu ukuran-ukuran tersebut belum mempertimbangkan secara lengkap mengenai lamanya arus manfaat yang diterima (Gittinger, 1986). Konsep time value of money (nilai waktu uang) menyatakan bahwa present value (nilai sekarang) adalah lebih baik daripada yang sama pada future value (nilai pada masa yang akan datang). Ada dua sebab yang menyebabkan hal ini terjadi yaitu: time preference (sejumlah sumber yang tersedia untuk dinikmati pada saat ini lebih disenangi daripada jumlah yang sama namun tersedia di masa yang akan datang) dan produktivitas atau efisiensi modal (modal yang dimiliki saat sekarang memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan di masa datang melalui kegiatan yang produktif) yang berlaku baik secara perorangan maupun bagi masyarakat secara keseluruhan (Kadariah et al., 2001). Kadariah et al. (2001) juga mengungkapkan bahwa kedua unsur tersebut berhubungan timbal balik di dalam pasar modal untuk menentukan tingkat harga modal yaitu tingkat suku bunga, sehingga dengan tingkat suku bunga dapat dimungkinkan untuk membandingkan arus biaya dan manfaat yang penyebarannya dalam waktu yang tidak merata. Tingkat suku bunga ditentukan melalui proses “discounting”. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 3.1.5. Analisis Finansial Kriteria-kriteria yang menentukan kelayakan investasi diantaranya adalah NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C (Net Benefit Cost Ratio), PBP (Pay Back Period) dan analisa kepekaan (Switching Value). Analisis kelayakan pada aspek ini sangat penting dilakukan. Tujuan dilakukannya analisis proyek adalah 1) untuk mengetahui tingkat keuntungan yang dicapai melalui investasi dalam suatu proyek, 2) menghindari pemborosan sumber-sumber, yaitu dengan menghindari pelaksanaan proyek yang tidak menguntungkan, 3) mengadakan penilaian terhadap peluang investasi yang ada sehingga kita dapat memilih alternatif proyek yang paling menguntungkan, dan 4) menentukan prioritas investasi (Gray et al, 1992). Analisis finansial terdiri dari : a) Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) suatu proyek atau usaha adalah selisih antara nilai sekarang (present value) manfaat dengan arus biaya. NPV juga dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Menurut Keown (2001), Net Present Value diartikan sebagai nilai bersih sekarang arus kas tahunan setelah pajak dikurangi dengan pengeluaran awal. Dalam menghitung NPV perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan. Kriteria investasi berdasarkan NPV yaitu: ï‚· NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu mengembalikan persis sebesar modal sosial Opportunity Cost faktor produksi normal. Dengan kata lain, proyek tersebut tidak untung dan tidak rugi. ï‚· NPV > 0, artinya suatu proyek sudah dinyatakan menguntungkan dan dapat dilaksanakan. ï‚· NPV < 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan. Dengan kata lain, proyek tersebut merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan. b) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio) Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C Rasio) merupakan angka perbandingan antara present value dari net benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif . Kriteria investasi berdasarkan Net B/C Rasio adalah: ï‚· Net B/C = 1, maka NPV = 0, proyek tidak untung dan tidak rugi ï‚· Net B/C > 0, maka NPV > 0, proyek menguntungkan ï‚· Net B/C < 0, maka NPV < 0, proyek merugikan c) Internal Rate Return (IRR) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Internal Rate Return adalah tingkat bunga yang menyamakan present value kas keluar yang diharapkan dengan present value aliran kas masuk yang diharapkan, atau didefinisikan juga sebagai tingkat bunga yang menyebabkan Net Present Value (NPV) sama dengan nol. Gittinger (1986) menyebutkan bahwa IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. Suatu investasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku. d) Payback Periode (PP) Payback periode atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat modal itu dapat kembali, semakin baik suatu proyek untuk diusahakan karena modal yang kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan lain (Husnan et al, 2000). e) Analisis Sensitivitas Suatu proyek pada dasarnya mengahadapi ketidakpastian karena dipengaruhi perubahan – perubahan, baik dari sisi penerimaan atau pengeluaran yang akhirnya akan mempengaruhi tingkat kelayakan proyek. Analisis sensivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisa proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan-perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya dan manfaat (Kadariah et al, 1999). Pada umumnya proyek-proyek yang dilaksanakan sensitif berubah-ubah akibat empat masalah yaitu harga, kenaikan biaya, keterlambatan pelaksanaan dan hasil (Gittinger, 1986). 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Permintaan susu sapi di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Seiring dengan permintaan susu sapi yang meningkat, tidak diiringi dengan produksi susu sapi yang optimal (Tabel 1). Sehingga usaha peternakan sapi perah ini merupakan peluang yang memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Pengkajian aspek non finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, serta aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Sedangkan pengkajian aspek finansial menggunakan analisis meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), Payback Periode, serta Analisis Sensitivitas dengan melakukan perubahan pada suatu variabelnya. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Analisis kelayakan usaha ini dilakukan sebagai bahan evaluasi bagi pihak peternak sapi perah atau investor, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya usaha peternakan sapi perah untuk dikembangkan dimasa yang akan datang. Informasi ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak peternak sapi perah dalam hal pengembangan peternakan sapi perah. Penggunaan modal investasi yang cukup besar sehingga PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos harus memperhitungkan pengembalian investasi Usaha Peternakan Sapi Perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Aspek non finansial : Aspek finansial : ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· ï‚· Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Manajemen Aspek Sosial dan Lingkungan NPV IRR Net B/C Payback Period Analisis Sensitivitas Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah Tidak layak Layak Dapat diusahakan dan dikembangkan Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah. IV METODE PENELITIAN Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Peternakan Sapi Perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan salah satu wilayah dengan populasi sapi perah yang besar di Kecamatan Ciawi. Penelitian lapang akan dilakukan selama bulan Januari sampai bulan Februari 2011. 4.2. Data dan Instrumentasi Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di perternakan sapi perah tersebut serta wawancara dengan kordinator peternakan dan karyawan setempat. Selain itu digunakan juga data sekunder yang diperoleh dari buku-buku yang relevan dengan topik yang diteliti. Pengambilan data sekunder diperoleh dari literatur-literatur, baik yang didapat di perpustakaan maupun tempat lain berupa hasil penelitian terdahulu mengenai analisis kelayakan usaha, artikel baik dari media cetak (koran dan majalah), maupun media elektronik (internet). 4.3. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi langsung dengan mengamati kegiatan yang ada di peternakan sapi perah. 4.4. Metode Pengolahan Data Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis aspek finansial usaha sapi perah meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), Payback Periode dan Analisis Sensitivitas Switching Value (Nilai Pengganti). 4.4.1. Analisis Deskriptif Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai aspek-aspek yang dikaji dalam analisis kelayakan usaha sapi perah pada peternakan rakyat. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, serta aspek finansial. 4.4.1.1. Analisis Aspek Pasar Analisis aspek pasar dapat dilihat dari sisi produk yang dihasilkan dimana adanya permintaan yang terjadi akan didapatkan penerimaan yang menguntungkan dari kegiatan pemasaran. Mengkaji pasar input dan pasar output, harga, bagaimana permintaan, distribusi atau jalur pemasaran untuk input, proporsi penjualan untuk pasar yang dituju, konsumen dari usaha ini, persaingan yang dihadapi, perkiraan penjualan, dan kendala dalam pemasaran produk output. 4.4.1.2. Analisis Aspek Teknis Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Aspek teknis berpengaruh besar terhadap kelancaran jalannya usaha, terutama kelancaran proses produksi. Analisis teknis ini dikaji untuk mengetahui gambaran mengenai lokasi usaha peternakan sapi perah, besar skala operasi atau luas produksi, peralatan dan perlengkapan yang digunakan serta proses kegiatan produksi yang dilakukan dalam usaha peternakan sapi perah. 4.4.1.3. Analisis Aspek Manajemen Aspek manajemen dikaji untuk mengetahui sumber daya manusia yang digunakan dalam menjalankan jenis-jenis pekerjaan pada usaha peternakan sapi perah. Hal-hal yang akan diperhatikan dalam aspek ini diantaranya adalah bentuk badan usaha yang digunakan, struktur organisasi yang beruna dalam menentukan garis kerja (job description) untuk mengatur pelaksanaan operasional perusahaan serta sistem ketenagakerjaan yang diterapkan oleh pihak manajemen. 4.4.1.4. Analisis Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Analisis aspek sosial, ekonomi dan lingkungan dikaji untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan usaha peternakan sapi perah terhadap kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat di sekitar usaha Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. peternakan sapi perah maupun manfaat-manfaat yang ditimbulkan secara menyeluruh dari usaha ini. Analisis aspek sosial, ekonomi dan lingkungan juga berfungsi untuk mengetahui dampak pada pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bau tidak sedap yang muncul dari usaha ini. 4.4.2. Analisis Aspek Finansial Analisis kelayakan finansial dikaji menggunakan analisis biaya dan manfaat, analisis laba rugi, analisis kriteria investasi, yaitu meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), Payback Periode dan Analisis Switching Value. Analisis biaya manfaat dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai biaya yang dikeluarkan serta keseluruhan manfaat yang diterima selama proyek dijalankan. Hasil analisis biaya dan manfaat kemudian diolah sehingga menghasilkan analisis laba rugi. Analisis laba rugi akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan pengurangan dalan cashflow usaha sapi perah. Setelah diketahui pajak maka dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Kriteria investasi akan menunjukan layak atau tidaknya usaha dari sisi finansial. Untuk mencari batas maksimum suatu perubahan sehingga dengan batas tersebut usaha masih dikatakan layak maka analisis sensitivitas Switching Value perlu dilakukan. 1) Net Present Value (NPV) Net Present Value atau manfaat bersih adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut: Keterangan : Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t (Rupiah) Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t (Rupiah) n = Umur ekonomis proyek (Tahun) i = Tingkat suku bunga (Persen) t = Tingkat Investasi (t= 0,1,2,…n) (Tahun) Dalam metode NPV terdapat tiga penilaian investasi, yaitu: Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. a) NPV > 0, berarti secara finansial usaha layak untuk dilaksakanan karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya. b) NPV < 0, berarti secara finansial usaha tersebut tidak layak untuk dilaksakanan karena manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan. c) NPV = 0, berarti secara finansial proyek sulit dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan. 2) Internal Rate Return (IRR) Internal Rate Return adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan yang dinyatakan dalam satuan persen. Jika diperoleh nilai IRR lebih besar dari pada tingkat diskonto yang berlaku (discount rate), maka proyek tersebut dinyatakan layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus yang digunakan dalam menghitung IRR adalah sebagai berikut : IRR  i1  NPV1 (i2 ï€ i1 ) NPV1 ï€ NPV 2 Keterangan : NPV1 = NPV yang bernilai positif (Rupiah) NPV2 = NPV yang bernilai negatif (Rupiah) i1 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif (persen) i2 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif (persen) 3) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) Ratio manfaat dan biaya diperoleh bila nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya. Net B/C menunjukan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Proyek layak dilaksanakan apabila nilai B/C ratio lebih dari satu. Rumus yang digunakan dalam menghitung Net B/C adalah sebagai berikut : Net B/C Ratio = Keterangan : Net B/C = Nilai Benefit-cost ratio Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke t (Rupiah) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t (Rupiah) n = Umur ekonomis proyek (Tahun) i = Tingkat suku bunga (persen) t = Tingkat Investasi (t= 0,1,2,…n) 4) Payback Periode Payback Periode atau masa pembayaran kembali adalah jangka waktu kembalinya keseluruhan jumlah investasi modal yang ditanamkan dihitung mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus nilai neto produksi tambahan sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan. Payback Periode berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan cashflow. Semakin kecil angka yang dihasilkan mempunyai arti semakin cepat tingkat pengambilan investasinya, maka usaha tersebut semakin baik untuk diusahakan. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut : Keterangan : P = Jumlah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi (Tahun) I = Biaya investasi (Rupiah) A = Benefit bersih tiap bulan (Rupiah) Selama proyek dapat mengambalikan modal/investasi sebelum berakhirnya umur proyek, berarti proyek masih dapat dilaksanakan. Akan tetapi apabila sampai saat proyek berakhir dan belum dapat mengembalikan modal yang digunakan, maka sebaiknya proyek tidak dilaksanakan. 5) Analisis Switching Value (Nilai Pengganti). Informasi keuangan usaha sapi perah yang dituangkan ke dalam cashflow hanya berlaku untuk satu harga tertentu saja tanpa mempertimbangkan perubahan yang akan terjadi. Faktor perubahan tingkat produksi seringkali menjadi parameter utama yang mempengaruhi perubahan dalam analisis kelayakan usaha sapi perah. Untuk mengantisipasi perubahan tersebut, maka dilakukan analisis sensitivitas dengan metode pengitungan switching value (nilai pengganti). Metode ini digunakan untuk mengetahui hasil perhitungan yang membuat proyek tidak Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. layak untuk diusahakan dengan melakukan perubahan pada sesuatu variabel. Keseluruhan asumsi-asumsi tersebut tidak terjadi secara bersamaan (cateris paribus) dengan kata lain jika asumsi pertama terjadi maka faktor yang lain tidak berubah. Kriteria kelayakan investasi yang tidak layak yaitu proporsi manfaat yang turun akibat manfaat sekarang neto / NPV menjadi nol. Nilai nol akan membuat tingkat pengembalian ekonomi menjadi sama dengan tingkat diskonto yang berlaku dan perbandingan manfaat investasi neto menjadi persis sama dengan satu. 4.5. Asumsi Dasar yang Digunakan 1. Umur proyek 10 tahun ditetapkan selama 10 tahun terhitung 2011-2021, hal ini didasarkan pada umur barang investasi yang paling lama yaitu selama 10 tahun. 2. Modal usaha berasal dari modal sendiri dan modal tambahan, modal sendiri berasal dari pemilik sedangkan modal tambahan berasal dari kredit bank BRI. 3. Tahun ke-0 direncanakan sebagai tahun investasi. Biaya reinvestasi peralatan dikeluarkan sesuai habisnya umur ekonomis peralatan. 4. Nilai sisa akan diperhitungkan ke dalam penerimaan pada saat umur proyek berakhir. Nilai sisa dihitung sebesar 10 persen dari nilai awal. 5. Bunga kredit pinjaman modal pada rencana pengembangan bisnis sesuai dengan tingkat suku bunga kredit pada bank BRI yaitu 13 persen. 6. Penjualan susu murni 90 persen ke PT. Indolakto, 9 persen ke perusahaan dan 1 persen ke konsumen langsung. 7. Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 25 persen sesuai Undang-Undang No 36 Tahun 2011. 8. Harga pakan konsentrat dan hijauan tetap, selama 10 tahun. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Deskripsi Lokasi Lokasi usaha peternakan sapi perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos terletak di Jalan Veteran 3 Kp. Tapos Desa Citapen Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1974, diatas tanah HGU (Hak Guna Usaha) yang luasnya 751 ha, tanah ini sebelumnya dikelola oleh PTP XI dalam keadaan sudah tidak terurus (terlantar). PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos melanjutkan HGU PTP XI dengan izin pemerintah berdasarkan proses hukum yang sah, namun luasnya menjadi 651 Ha. Terlihat disini telah terjadi penyusutan lahan sebesar 100 Ha, hal ini terjadi dikarenakan areal tersebut dijadikan cadangan hidrologis. Kondisi lahan saat itu berdasarkan ilmu tanah telah mengalami degradasi kesuburan tanah yang cukup hebat. Secara fisik tanah gersang dan kering dimusim kemarau serta mudah erosi ( longsor ) dimusim hujan. Secara kimiawi tanah miskin akan unsur-unsur hara karena kondisi fisik diatas. Secara bialogis, bahan organik dan aktifitas organik dalam solum tanah sudah kecil sekali. Dengan demikian untuk mengusahakan lahan tersebut diperlukan sentuhan teknologi tepat guna dalam memperbaiki kondisi tersebut. Tapos menjadi seperti sekarang ini sebenarnya dibangun melalui proses panjang secara bertahap dan berkala. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos terkenal dengan sebutan TRI’S adalah singkatan dari : Sari, Silang, dan Stud yang sangat dikenal dalam istilah dunia pembibitan. Konsep usaha yang dikembangkan oleh TRI’S Ranch Tapos adalah suatu langkah memulai usaha dengan menciptakan keberhasilan walau sekecil apapun. Dengan terciptanya suatu keberhasilan akan menimbulkan keberanian untuk membuat suatu usaha baru dan seterusnya. TRI’S Ranch Tapos ke depan dapat dijadikan proyek percontohan peternakan sapi dan pertanian modern. Dikatakan demikian karena selain melakukan penerapan teknologi tepat guna sebagai alih teknologi maju dibidang peternakan, TRI’S Ranch Tapos juga melakukan pendekatan agro educational farm, disamping pembenihan holtikultur. Langkah – langkah ini diharapkan dapat menjadikan Tapos penyedia bibit – bibit sapi unggul bagi masyarakat dan model perkawinan silang dengan sapi – sapi milik masyarakat agar muncul bibit sapi yang berkualitas. Dalam pengembangan peternakan sapi, tapos sangat peduli sekali dalam pengembangan sapi perah, karena sapi perah menyimpan 3 potensi emas yaitu: emas putih, emas merah dan emas hijau. Hal yang disebut dengan “emas putih” adalah susu, sedangkan “ emas merah “ adalah dagingnya. Sementara “emas hijau” adalah kotoran sapi yang tentu dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Dalam pengembangan pertanian modern, TRI’S Ranch Tapos juga mengembangkan pertanian dengan tehnik hidroponik. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Kurang lebih seluas 3 ha, tanaman holtikultura dikembangkan secara ‘ In-house ’ yang terdiri dari komoditi paprika, tomat serta berbagai jenis melon unggul. Jadi secara definitif PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos (TRI’S Ranch Tapos) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agrobisnis dari aneka usaha peternakan dan pertanian secara terpadu menggunakan sistem pengelolaan recycling. Letak Astronomis PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos 60 411 LS, 1060 BT dengan ketinggian tempat 700 – 1,150 M dari permukaan laut. Jarak PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dengan pusat pemerintahan ibu kota Negara (Jakarta) sejauh : ± 60 Km, jarak dari pemerintahan Kabupaten Bogor : ± 15 Km dari Ibu Kota ( Jakarta ). Topografi yang dimiliki oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit tapos adalah berbukit yang terdiri dari dataran rata dan dataran miring. Jenis tanahnya adalah latosol coklat kemerahan. Curah hujan yang terjadi di PT. Rejo sari Bumi Unit Tapos yaitu tertinggi terjadi pada bulan Januari: 490 mm dan terendah pada bulan Juli: 127 mm. Rata – rata tahuanan : 3.639 mm ( dihitung dalam periode 72 tahun ) dengan jumlah hari hujan 206 hari dengan purata curah hujan terbesar 24 jam sebesar 80 mm terjadi pada bulan Februari. 5.2. Visi dan Misi Perusahaan Visi Menjadikan TAPOS sebagai sebuah kawasan pengembangan pertanian dan peternakan terpadu yang dikelola melalui proses recycling, dengan selalu memperhatikan aspek sosial dan lingkungan yang lestari. Misi - Melakuan kegiatan peternakan dan pertanian secara terpadu dengan pengelolaan secara recycling. - Melaksanakan kegiatan pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dibidang peternakan dan pertanian. - Melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan melalui penanganan limbah, dan konservasi lahan. Sasaran - Memanfaatkan tanah yang kurus, gersang dan terlantar untuk usaha pertanian dan peternakan yang produktif. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. - Mengadakan bibit sapi unggul dalam rangka meningkatkan populasi sapi potong dan sapi perah untuk memenuhi kebutuhan daging dan susu di Indonesia. - Mendorong program pemerintah untuk meningkatkan produk sektor agribisnis peternakan dalam hal kuantitas, kualitas, dan kontinuitas - Dapat melakukan penerapan teknologi sebagai alih teknologi maju dibidang agribisnis peternakan. - Dapat menjadi pusat informasi agribisnis dalam rangka menjadi inti yang dapat meningkatkan kesejahteraan para plasmanya ( para petani ) - Sebagai tujuan akhir perusahaan adalah profit oriented. 5.3. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan Struktur organisasi di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dipimpin oleh seorang koordinator, dimana koordinator ini mengkoordinir sektor/bagian-bagian yang ada dibawahnya, seperti bagian – bagian umum, bagian ternak, bagian pertanian dan bagian hidroponik. Masing – masing bagian terdiri dari unit- unit usaha yang bertanggung jawab untuk mengembangkan usahanya. Masing – masing bagian terdapat tenaga kerja yang mempunyai jam kerja per hari rata – rata 8 jam, mulai jam 07.00 – 15.00 WIB. Selengkapnya struktur organisasi PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sebagai berikut (Gambar 2) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Koordinator I Made Soewecha Konsultan Bagian Perencanaan, Pengembangan, Kerjasama, Marketing, R&D. I Nyoman Sukarata Bagian Umum Bagian Pertanian Bagian Ternak Bagian Pakan Ternak - Bagian Administrasi dan Keuangan - Bagian Pemeliharaan Bangunan, air - Bagian Bengkel - Unit Kendaraan, mesin, alat peternakan/pertani an, unit mesin dan alat perah - Bagian Gudang - Keamanan - Unit usaha Hidroponik - Sub bag Hidroponik - Unit Usaha Rumput - Unit Panen - Unit pemeliharaan - Unit Pengembangan - Sub bag. Pupuk Organik - Unit Usaha Tanaman lain - Unit Usaha Sapi Perah, sapi potong dan ternak domba - Sub bag pemerahan - Sub bag Reproduksi - Sub bag kesehatan - Unit konsentrat - Unit pemotongan chopper - Unit Sillage - Unit Pendistribusian pakan ternak dan gudang ke kandang Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos 5.4. Ketenagakerjaan Fungsi tenaga kerja dalam suatu organisasi sangat penting untuk menjalankan program yang telah direncanakan oleh organisasi tersebut. Jumlah tenaga kerja di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos saat ini adalah 97 orang. Tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Tenaga kerja tidak langsung yaitu tenaga kerja yang tidak ikut terlibat dalam proses produksi seperti staff kantor, bagian pemasaran, keuangan dan kordinator. Sedangkan tenaga kerja langsung yaitu tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi seperti bagian kandang, pemerahan dan kesehatan hewan. Pembagian tenaga kerja dan upah yang diterima dapat dilihat pada Tabel 6. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Tabel 6. Pembagian Tenaga Kerja dan Upah yang Diterima Jabatan No Jumlah (Orang) Gaji (Rp) 1. Kordinator 1 3.500.000/bulan 2. Bagian Pemasaran 1 2.500.000/bulan 3. Bagian Keuangan 1 2.500.000/bulan 4. Staff Kantor 2 2.000.000/bulan 5. Bagian Kesehatan Hewan 3 2.000.000/bulan 6. Karyawan 89 Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011. 23.000/hari Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan. Analisis kelayakan usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan dengan mengkaji aspek non finansial dan aspek finansial. 6.1. Analisis Aspek Non Finansial Analisis aspek non finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, serta aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. 6.1.1. Aspek Pasar Sebelum melakukan produksi dalam kegiatan usaha peternakan sapi perah, peternak harus mengetahui potensi pasar dan pangsa pasar. Bila kemampuan pasar untuk menyerap produksi sangat tinggi dengan harga jual yang tepat, maka akan menghasilkan keuntungan. Sebaliknya bila pasar tidak menyediakan kemungkinan menyerap produksi, maka usaha yang dirintis akan mengalami kerugian. 6.1.1.1. Potensi Pasar (Market Potential) Susu yang dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dipasarkan ke PT. Indolakto, perusahaan sendiri dan konsumen akhir yaitu pembeli yang membeli susu segar langsung di perusahaan. Susu murni PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos telah memiliki image produk yang baik di mata konsumen karena produknya yang tidak dicampur dengan komponen lainnya seperti air dan gula yang dapat merusak dan kandungan gizi dalam susu. Susu tersebut mempunyai masa simpan ± tiga jam dalam suhu kamar dan disimpan dalam cooling unit dengan suhu 2,4°C. Kualitas susu yang dihasilkan sangat mempengaruhi tingkat harga susu yang diberikan. Dalam menghasilkan susu dengan kualitas yang baik PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos harus memperhatikan standar mutu yang berlaku di pasaran dengan melakukan uji kualitas. Berikut standar mutu atau kualitas susu yang baik dapat dilihat pada Tabel 7. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Tabel 7. Standar Mutu atau Kualitas Susu yang Baik Tahun 2011 No Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1 Bau Rasa Keadaan NORMAL Warna Konsistensi 2 Uji Alkohol Negatif 3 Lemak 3,20 4 Berat Jenis (BJ) 1,026 – 1,028 5 Total Solid (TS) 11,28% 6 Kadar Protein 2,5% 7 PH 5 - 7% Sumber : http://ekabees.blogspot.com/2011/01/standar-susu-segar.html Harga susu berfluktuatif berdasarkan penilaian kualitas susu yang diberikan pihak PT. Indolakto berdasarkan uji kualitas susu yaitu Total Solid 12,44 persen sebesar Rp 4.500,-. Untuk harga ke konsumen akhir yang membeli secara langsung di perusahaan yaitu sebesar Rp 6.000,- per liter. Kualitas susu yang dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Kualitas Susu yang Dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Mei 2011 Keterangan Persentase Total Solid 12,44% Berat Jenis (BJ) 1,0260 Kadar Lemak 3,74% Solid Non Fat (SNF) 8,70% Keasaman (PH) 6,60% Kadar Protein 3,34% Uji Alkohol Negatif Uji Warna, Rasa dan Bau Normal Sumber : PT. Indolakto, 2011. 6.1.1.2. Pangsa Pasar Saat ini penjualan susu murni ke PT. Indolakto mencapai ± 2.900 liter/hari . Kuota minimal susu yang diterima oleh PT. Indolakto dari perusahaan peternakan adalah 2.000 liter/hari/sekali pengiriman. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos memiliki produktifitas Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. susu yang relatif tinggi dan stabil yaitu 16-20 liter/ekor/hari dan brand image produk yang baik di mata pelanggan. 6.1.1.3. Hasil Analisis Aspek Pasar Berdasarkan analisis aspek pasar, potensi dan pangsa pasar dinilai memadai untuk pemasaran produk. Permintaan bahan baku susu sapi pihak PT. Indolakto saat ini belum terpenuhi. Hal ini menandakan bahwa pemasaran produk masih terbuka lebar, sehingga dapat disimpulkan aspek pasar usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos layak untuk dijalankan. 6.1.2. Aspek Teknis Aspek teknis yang dijalankan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sangat tergantung dari lokasi proyek, sarana dan prasarana pendukung, serta proses produksi yang dilaksanakan. Secara teknis, aspek-aspek tersebut akan sangat mempengaruhi tingkat produksi yang dihasilkan peternakan sapi perah tersebut. 6.1.2.1. Lokasi Proyek Kota Bogor memiliki suhu rata-rata tiap bulan 260C dengan suhu terendah 21,80C dan suhu tertinggi 30,40C. Kelembaban udara 70 persen dengan curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 3.500-4.000 mm. Pada umumnya sapi perah jenis FH dapat berproduksi dengan baik pada suhu udara sama dengan atau dibawah 300C. Dengan demikian iklim di Kota Bogor cocok untuk lokasi usaha ternak sapi perah. Alasan pemilihan lokasi proyek untuk peternakan sapi perah di Jalan Veteran 3 Kp. Tapos Desa Citapen Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat lokasi mudah diakses karena jalan terbuat dari aspal yang dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. 6.1.2.2. Sarana dan Prasarana a) Lahan Lahan yang dimiliki oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan lahan HGU (Hak Guna Usaha). Total luas lahan peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos kurang lebih mencapai 651 Ha. Lahan ini digunakan untuk membangun kandang, gudang pakan, serta tambahan untuk tempat tinggal/mess pekerja. b) Kandang Pada umumnya tipe kandang yang baik untuk sapi perah, dengan menggunakan sistem stall yang dibuat dalam bentuk tunggal atau ganda. Bentuk tunggal, sapi ditempatkan satu baris. Sementara bentuk ganda sapi ditempatkan dua baris dan saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Sedangkan tipe kandang di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah sistem Free Stall Barn. Model kandang ini dirancang untuk menciptakan kenyamanan pada ternak, dimana sapi dapat bergerak bebas mengakses tempat istirahat dan bebas untuk bergerak makan dan minum di dalam kandang serta memudahkan perkerja dalam hal pembersihan dan pemberian pakan. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan produksi susu yang dihasilkan dan meningkatkan kesehatan ternak karena ternak dapat lebih banyak bergerak yang menyebabkan sitem metabolisme akan lebih baik. Ukuran kandang Free Stall Barn mempunyai panjang 75m, lebar 21,5m dan tinggi 8,77. Sistem kandang ini setiap satu kandang memiliki kapasitas sebanyak 200 ekor sapi dewasa. Selain kandang bebas, PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos memiliki dua kandang pedet, dua kandang pejantan muda, dan juga memiliki dua kandang sapi potong. Sapi Sapi Bentuk Tunggal, 1 baris Minum Sapi Tempat Makanan dan Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Minum Minum Sapi Tempat Makanan dan Tempat Makanan dan Untuk lebih jelasnya kandang Free Stall Barn dapat dilihat pada gambar 3. Bentuk Ganda, 2 baris saling bertolak belakang Gambar 3. Sketsa Tipe Kandang (Sistem Free Stall Barn) Kandang PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos umumnya terbuat dari bahan bangunan yang terbuat dari kombinasi besi dan pagar stall dengan berlantaikan semen, serta tipe atap kandang yang digunakan yaitu tipe monitor dengan arah kandang membujur ke timur dan barat (Gambar 4). Umur ekonomis kandang rata-rata 10 tahun, karena tipe kandang yang digunakan merupakan kandang permanen. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Gambar 4. Kondisi di dalam Kandang c) Instalasi Listrik Listrik diperlukan dalam proyek ini untuk keperluan peternakan sapi perah, terutama untuk penerangan kandang. Listrik diperoleh peternakan dengan berlangganan kepada PLN serta membayar iuran sebesar 33.600.000/tahun. d) Instalasi Air Air dalam proyek ini sangat diperlukan dalam usaha peternakan sapi perah. Air dipergunakan untuk memandikan sapi, menjaga sanitasi kebersihan kandang, dan mencuci peralatan produksi. Air yang diperoleh peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos berasal dari mata air pegunungan yaitu Kawasan Gunung Gede yang ditampung melalui bak penampungan yang kemudian dialirkan ke kawasan peternakan dan pemukiman penduduk untuk kebutuhan sehari-hari. e) Peralatan Peralatan menjadi salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh peternak untuk menjalankan usaha ternaknya. Peralatan ini sangat menunjang peternak untuk bekerja dalam melakukan budidaya sapi perah. Adapun mesin dan peralatan produksi yang dimiliki PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos disajikan pada Tabel 9. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Tabel 9. Peralatan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos tahun 2011 No Jenis Peralatan Jumlah 1. Cooler 2 unit 2. Truk+tangki 1 unit 3. Milk can 40 liter 30 unit 4. Mesin pemerahan 1 unit 5. Meja+kursi 13+32 unit 6. Komputer 4 unit 7. Mesin printer 2 unit 8. Chopper 2 unit 9. Mixer 1 unit Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011 (1) Cooler Cooler berfungsi sebagai tempat penyimpanan susu sementara dan mempertahankan kualitas susu dengan suhu yang terdapat di dalam cooler yaitu 2,4°C dengan kapasitas 5.430 liter. (2) Truk+tangki Truk tangki digunakan sebagai alat untuk menampung susu segar dari perusahaan yang akan didistribusikan ke PT. Indolakto. Truk tangki dilengkapi dengan mesin pendingin yang akan mampu menjaga kualitas susu sampai ke tempat tujuan selama dalam perjalanan. (3) Milk can Milk can berfungsi sebagai alat penampung susu, hasil pemerahan dari cooling yang akan dipindahkan ke dalam milk can untuk di (4) distribusikan. Mesin pemerahan Mesin pemerahan digunakan sebagai alat untuk memerah sapi dengan kapasitas 52 ekor sapi. (5) Meja dan kursi Meja dan kursi digunakan oleh karyawan pada ruangan kantor dalam melaksanakan kegiatan perusahaan. (6) Komputer Komputer dipergunakan untuk menyimpan seluruh data-data dari mulai proses produksi hingga keperluan administrasi. (7) Mesin printer Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Mesin printer digunakan sebagai salah satu alat pendukung terpenting yang digunakan dalam mencetak segala bentuk keperluan di atas kertas perusahaan sebagai suatu bentuk bukti tertulis oleh pihak perusahaan. (8) Chopper Chopper digunakan sebagai alat untuk membuat pakan hijauan hingga terbentuk bagian kecil agar semua bagian rumput dapat dimakan dan mudah dicerna oleh sapi. (9) Mixer Mixer digunakan untuk mencampur bahan baku yang sudah halus sehingga tercampur homogen. Mixer yang dimiliki PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah mixer horizontal dengan kapasitas 2500kg dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pencampurann bahan baku (mixing) adalah 30 menit. 6.1.2.3. Proses Produksi a) Tata Laksana Pemeliharaan (1) Pengadaan Bakalan Sapi Perah Bangsa sapi perah yang dipelihara oleh peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos mayoritas adalah Fries Holland (FH) dengan warna bulu hitam putih dan sebagian kecil berwarna coklat kemerahan dengan putih (Gambar 5). Pertimbangan menggunakan jenis sapi Fries Holland (FH) karena diketahui dapat menghasilkan kuantitas yang lebih banyak dibanding dengan jenis sapi perah lainnya. Selain sapi Fries Holland (FH), di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos juga terdapat beberapa sapi jenis jersey dan Hongaria (HG). Pengadaan bibit sapi perah dipasok langsung dari Australia. Gambar 5. Jenis Sapi Fries Holland (FH) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. (2) Pakan Pakan yang diberikan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos untuk sapi perah terdiri dari pakan hijauan dan pakan konsentra. Pakan hijauan yang diberikan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos berupa rumput gajah dan rumput raja. Input pakan hijauan sebagian besar diperoleh dari ladang milik PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos yang berada di sekitar area perusahaan. Luas lahan hijauan mencapai 93 ha. Pengadaan pakan hijauan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan oleh tenaga kerja bagian rumput. Pakan konsentrat merupakan makanan penguat bagi sapi karena mengandung kadar energi dan protein tinggi serta serat kasarnya yang rendah. Pakan konsentrat sapi perah terdiri atas campuran bahan-bahaan brupa biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan, umbi-umbian dan hasil sampingan dari produk olahan pertanian. Pakan konsentrat yang digunakan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan hasil olahan sendiri. Bahan-bahan yang digunakan perusahaan adalah wheat pollard, onggok, molasses, kopra, vitamin, mineral, kalsium dan garam. Bahan-bahan tersebut diipasok dari beberapa daerah di dalam dan di luar pulau Jawa seperti Bogor, Jakarta, Cianjur, Cirebon, Surabaya dan Lampung. Pemasok bahan baku pakan konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Pemasok Bahan Baku Pakan Konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos No Nama Bahan Baku Pakan Pemasok 1. Wheat Pollard PT. Indofood Sukses Makmur tbk, Bogasari Flour Mills Jakarta 14110 Indonesia 2. Onggok PT. Aman Jaya Jakarta dan U.D Berjuang Lampung 3. Kopra PT. Giat Cilincing Jakarta 4. Molases Cirebon/Surabaya 5. Kalsium PT. Lembah Hijau Cianjur 6. Vitamin PT. Lembah Hijau Cianjur 7. Mineral PT. Lembah Hijau Cianjur 8. Garam Bogor Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. (3) Sanitasi Kebersihan kandang multak diperlukan dalam usaha ternak sapi perah, sebab sapi perah sangat rentan terhadap penyakit yang ditimbulkan dari sanitasi kandang yang kurang bersih. Pembersihan (sanitasi) kandang di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore sebelum kegiatan pemerahan. Pembersihan dilakukan dengan cara menghilangkan kotoran sapi perah dan sisa-sisa pakan yang berserakan, dengan cara menyiramkan air dengan menggunakan selang dan menyapu dengan menggunakan sapu lidi. Kotoran sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos tidak dimanfaatkan dengan baik, melainkan langsung dibuang ke dalam kolam penampungan (holding pond) sementara sebelum akhirnya dibuang ke sungai. (4) Reproduksi Sistem reproduksi sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan dengan cara Inseminasi Buatan (IB). IB merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mempercepat peningkatan mutu genetik dan populasi ternak. Teknik melakukan Inseminasi Buatan (IB) adalah dengan cara memasukkan sperma yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu yang berasal dari sapi jantan ke dalam saluran alat kelamin sapi betina dengan menggunakan alat khusus yang disebut inseminator gun. Proses IB dilakukan oleh 2 orang inseminator. Hasil wawancara yang dilakukan dengan tenaga medis mengatakan bahwa, “Tingkat keberhasilan IB di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos mencapai 80 persen”. Tingkat keberhasilan ini ditentukan dari teknis IB yang tepat, kesehatan sapi dan ketepatan waktu IB. (5) Penanganan Penyakit Kesehatan hewan banyak dipengaruhi oleh pakan, mikroorganisme, parasit, racun dan iklim. Apabila ternak terserang penyakit menular dikhawatirkan dapat menyerang ternak lainnya. Kesehatan sapi harus selalu ditinjau oleh karyawan bagian pemeliharaan sapi, bagian jaga malam, bagian kebersihan dan kepala bagian sapi perah sehingga ketika sapi sakit dapat langsung dilakukan penanganan secepatnya. Penanganan tersebut antara lain memberi suntikan obat sesuai dengan dosis jenis penyakitnya. Adapun penyakit yang pernah menyerang ternak sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 11. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Tabel 11. Penyakit yang sering menyerang ternak sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Tahun 2011 No Nama Gejala Penanganan Penyakit 1. Pneumonia Keluar cairan berbau dari Memberikan suntikan hidung, batuk, tidak nafsu antibiotik dengan dosis 20cc makan dan perut kembung. per ekor setiap dua hari sekali. 2. Mastitis kuning Ambing tidak diperah dan kental pada ambing akibat diberi suntikan antibiotik dari peradangan kelenjar susu seperti disebabkan mulut. Keluarnya cairan oleh streptococcus bakteri coccid penicillin melalui dan staphylococcus coccid. 3. Brucllosis Merusak alat reproduksi Diberikan vaksin strain 19. terutama pada dinding rahim (uterus) selaput lendir dan ambing. 4. 5. Pilek Diare Nafsu makan berkrang, badan Memberikan lemah dan keluar cairan dari dengan dosis 20cc setiap lubang hidung kali pemberian. Feses sedikit cair dan terkadang bercampur darah. antibiotik Memberikan dengan antibiotik dosis injectamin 20cc dengan dan dosis 10cc tiap pemberian. Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011 b) Proses Pemerahan dan Produksi Susu Proses pemerahan susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos menggunakan mesin perah otomatis yang berasal dari Australia dan diproduksi oleh Daviesway-Dairy Equipment. Sistem pemerahan yang diterapkan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah sistem Double-Up Milker yaitu sistem pemerahan ganda. Untuk sistem jalur pemerahan menggunakan sistem End Exit yaitu sapi masuk dan keluar ruang pemerahan melalui jalur yang sama. Instalasi pipa susu terletak pada bagian atas (up line). Proses pemerahan dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hari pukul 05:00 WIB dan sore hari pukul 17:00 WIB dengan interval pemerahan 12 jam. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Ruang pemerahan susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos terbagi menjadi dua bagian berdasarkan kegunaan dan status sapi. Status dari setiap sapi terdiri atas sapi impor dan sapi lokal, sedangkan kegunaan ditujukan untuk konsumsi pedet dan dijual. Kelangsungan produksi air susu dalam usaha ternak sapi perah, selain dipengaruhi oleh proses pemeliharaan juga dipengaruhi oleh tatalaksana pemerahan yang benar (Rukmana, 2009). Ruang pemerahan pertama yang berada di atas digunakan untuk memerah sapi lokal dan sebagian susunya untuk kebutuhan konsumsi pedet. Ruang pemerahan atas memiliki kapasitas 12 ekor yang dibagi menjadi dua sisi yang masing-masing dapat menampung 6 ekor. Sementara ruang pemerahan bawah yang memiliki kapasitas 52 ekor dan dibagi menjadi dua sisi digunakan untuk memerah sapi impor dan sapi lokal yang memiliki produksi susu tinggi. Susu yang dihasilkan di ruang bawah ditujukan untuk dijual kepada konsumen. Produksi susu sapi yang dicatat dalam penelitian ini mencakup jumlah susu yang dijual dan susu yang diberikan kepada pedet. Rata-rata produksi susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sebanyak 18 liter/hari selama 305 hari. Harga jual yang ditetapkan berdasarkan harga rata-rata yang diberikan PT. Indolakto yaitu Rp 4.500 per liter. Sapi perah mulai memproduksi susu yaitu pada laktasi pertama atau saat sapi berumur 3-4 tahun. Dalam setahun sapi perah dapat memproduksi susu selama 300 hari, setelah itu mengalami kering kandang atau berhenti produksi susu selama kurang lebih 2 bulan. Sapi perah mencapai puncak produksi susu pada saat laktasi ke tiga atau sapi berumur 5-6 tahun, setelah itu terus mengalami penurunan produksi susu sampai diatas tahun ke delapan (Tabel 12). Tabel 12. Perkembangan Umur Sapi Perah Umur Sapi Uraian Keterangan 0-1 Tahun Pedet Belum produksi susu 1-2 Tahun Dara 1 Tahun Belum produksi susu 2-3 Tahun Dara 2 Tahun Belum produksi susu 3-4 Tahun Laktasi Pertama Mulai memproduksi susu 4-5 Tahun Laktasi Kedua Produksi susu 5-6 Tahun Laktasi Ketiga Produksi susu 6-7 Tahun Laktasi Keempat Produksi susu 7-8 Tahun Laktasi Kelima Produksi susu >8 Tahun Sapi Afkir Sudah tidak memproduksi susu Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 6.1.2.4. Hasil Analisis Aspek Teknis Dari analisis aspek teknis, dapat dinilai bahwa peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos memiliki lokasi usaha yang tepat karena kondisi iklim di daerah Bogor yang sesuai untuk budidaya sapi perah. Sarana dan prasarana pendukung yang tersedia sangat mendukung kelancaran operasional produksi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam usaha peternakan sapi perah sudah dilaksanakan dengan baik sehingga sapi dapat berproduksi dengan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa pada aspek teknis, usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ini layak untuk dijalankan. 6.1.3. Aspek Manajemen Analisis aspek manajemen guna melihat bentuk usaha, struktur organisasi, deskriptif pekerjaan, dan manajemen tenaga kerja. Peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sudah memiliki bentuk dan struktur organisasi yang formal, dimana secara tertulis dalam hitam di atas putih. Hal ini akan memudahkan para pekerja untuk mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Sistem pembayaran gaji oleh peternakan dilakukan dengan cara pembayaran bulanan. Perekrutan tenaga kerja pun dilakukan secara sederhana dengan tidak menggunakan prosedur yang rumit, walaupun berasal dari bermacam latar belakang hal terpenting adalah kesungguhan untuk berkerja. 6.1.3.1. Hasil Analisis Aspek Manajemen Dari analisis aspek manajemen, usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dikatakan tidak ada masalah manajemen yang dapat menghambat jalannya usaha peternakan sapi perah, karena badan usaha serta struktur organisasi sudah formal dan tertulis sehingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan. 6.1.4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Keberadaan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos berdampak baik terhadap masyarakat setempat, terutama dalam menyerap tenaga kerja sehingga aktifitas ekonomi di desa tersebut berjalan dengan baik. Hal ini menyebabkan tenaga kerja memperoleh pendapatan sehingga memberikan kesejahteraan bagi tenaga kerja itu sendiri dan juga keluarganya. Dampak keberadaan peternakan sapi perah ini juga dirasakan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor karena potensi di wilayah tersebut khususnya dibidang peternakan sapi perah semakin berkembang. Secara tidak langsung Pemerintah Daerah melalui Kantor Desa juga memberikan apresiasi dengan memberikan fasilitas sarana dan prasarana seperti perbaikan jalan akses menuju lokasi peternakan sapi perah. Hal ini diharapkan dapat mempermudah proses transportasi peternakan. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Menurut hasil wawancara dengan pihak peternakan, selama keberadaan peternakan sapi perah ini tidak pernah menimbulkan masalah yang besar dalam hal pencemaran lingkungan. Salah satu upaya antisipasi adalah dengan cara menampung sementara limbah peternakan di kolam penampungan (holding pond) sebelum akhirnya dibuang ke sungai. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 6.2. Analisis Aspek Finansial Analisis aspek finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), dan Payback Period. Untuk menganalisis dengan empat kriteria tersebut, digunakan arus kas (cashflow) untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos selama umur proyek ( 10 tahun ). Selain itu juga dilakukan analisis laba rugi yang akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan pengurangan dalam perhitungan cashflow. Setelah diketahui nilai pajak maka, dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Hasil dari perhitungan kriteria investasi tersebut akan menunjukan layak atau tidaknya usaha dari sisi finansial. Selanjutnya untuk mencari batas maksimal suatu perubahan biaya, sehingga dengan batas tersebut usaha masih dikatakan layak maka analisis sensitivitas perlu dilakukan. 6.2.1. Arus Kas (Cashflow) 6.2.1.1. Arus Penerimaan (Inflow) Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah proyek atau usaha. Arus manfaat pada usaha sapi perah ini adalah penerimaan dari hasil penjualan susu, penjualan pedet jantan dan penjualan sapi afkir dan penjualan karung bekas kosentrat. Tahap pertama yang dilakukan untuk mengetahui arus penerimaan usaha sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah dengan membuat proyeksi fisik usaha. Pembuatan proyeksi fisik usaha terdiri dari proyeksi jumlah sapi dan proyeksi produksi susu. Setelah itu dibuat proyeksi penerimaan usaha ternak sapi perah. a) Penerimaan penjualan susu Penerimaan penjualan susu merupakan penerimaan yang bersumber dari hasil produk utama usaha peternakan sapi perah. Rata-rata produksi susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sebanyak 18 liter/hari selama 305 hari. Harga jual yang ditetapkan berdasarkan harga rata-rata yang diberikan PT. Indolakto yaitu Rp 4.500 per liter. Adapun rincian penerimaan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari penjualan Susu Murni dapat dilihat pada Tabel 13. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Tabel 13. Rincian Penerimaan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari Penjualan Susu Murni. Total Produksi Pendapatan Susu Ke Susu PT. Indolakto (Rp) Pendapatan Susu Ke Pendapatan Susu PT Rejo Sari Bumi Ke Konsumen Unit Tapos Langsung (Rp) 1,527,163,009 290,888,192 (Liter/tahun) 12,036,652 19,634,952,979 b) Penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi Penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi merupakan penerimaan sampingan dari usaha peternakan sapi perah. Penjualan induk afkir sapi laktasi disebabkan karena sapi sudah memasuki masa tidak produktif untuk memproduksi susu. Selain itu induk afkir sapi laktasi dinilai tidak menguntungkan karena menambah beban biaya pakan. Pada umumnya umur afkir sapi laktasi di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos yaitu mencapai delapan tahun. Pada umumnya induk sapi laktasi dijual dengan harga Rp 4.800.000 per ekor. c) Penerimaan penjualan pedet jantan Penerimaan penjualan pedet jantan merupakan penerimaan sampingan dari usaha peternakan sapi perah. Pemeliharaan pedet jantan dianggap tidak menguntungkan, karena tidak dapat menghasilkan susu dan menambah beban biaya pakan. Pedet jantan dijual dengan harga Rp 4.000.000 per ekor. Adapun rincian penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi dan pedet jantan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Rincian Penerimaan Penjualan Induk Afkir Sapi Laktasi dan Pedet Jantan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Penjualan Jumlah Harga/Satuan (ekor) (Rp) Penerimaan/Tahun (Rp) Sapi Pedet Jantan 151 4.000.000 602.640.000 Sapi Afkir 45 4.800.000 216.000.000 Total Penerimaan 818.640.000 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 6.2.1.2. Arus Pengeluaran (Outflow) Komponen biaya akan dikelompokan menjadi dua bagian yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan biaya operasional merupakan sejumlah dana yang dikeluarkan agar proses produksi berlangsung. a) Biaya Investasi Biaya investasi pada usaha sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dikeluarkan pada tahun pertama. Selain itu juga dilakukan reinvestasi pada tahun ke-5. Rincian perhitungan biaya investasi PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada Tabel 15 . Tabel 15. Biaya Investasi Sapi Perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Jenis Sapi Jumlah Harga/ Satuan Jumlah Biaya (ekor) (Rp) Investasi (Rp) Sapi Betina Dewasa 563 17.000.000 9.571.000.000 Sapi Dara Bunting 44 16.000.000 704.000.000 50 25.000.000 1.250.000.000 Dara 1 tahun 42 8.000.000 336.000.000 Pedet betina 72 4.000.000 228.000.000 Pedet jantan 92 4.000.000 368.000.000 6 Bulan Sapi Dara Bunting 6 Bulan Impor Total 12.199.000.000 Tabel 16. Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap 1 di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Bangunan/Kandang Pedet Kode Kandang - Total Investasi 472.500.000 Laktasi A-B-C-D 3.400.000.000 Dara E-F-G-H-I 4.250.000.000 Kantor Ruang Pemerahan Total Biaya 14.000.000 750.000.000 8.886.500.000 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Tabel 17. Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap 2 di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Jenis Kandang Kode Kandang Pedet Total Investasi - Laktasi 225.000.000 J-K-L-M Dara 3.400.000.000 N 850.000.000 Total Biaya 4.475.000.000 Tabel 18. Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap 3 di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Jenis Kandang Kode Kandang Total Investasi - Pedet Laktasi 406.800.000 P-Q-R 2.550.000.000 O-S 1.700.000.000 Dara Total Biaya 4.656.800.000 Tabel 19. Biaya Investasi Peralatan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. No A 1 2 3 4 5 B 1 2 Biaya Investasi Satuan Jumlah Harga Satuan Total Biaya (Rp) (Rp) Umur Ekonomis (Tahun) Bangunan Kantor m2 50 1,000,000 14,000,000 10 Ruang Pemerahan m2 750 1,000,000 750,000,000 10 kandang Laktasi unit 11 850,000,000 9,350,000,000 10 Kandang Dara unit 8 850,000,000 6,800,000,000 10 Kandang Pedet m2 3681 300,000 1,104,300,000 10 Container 2L unit 3 300,000 900,000 5 Container 40L unit 1 12,500,000 12,500,000 10 Reproduksi Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 3 4 C 1 2 3 4 5 6 7 8 D 1 2 3 4 5 6 7 8 E Gun IB unit 2 200,000 400,000 5 Thermos unit 3 75,000 225,000 3 Box Obat unit 1 110,000 110,000 5 Suntikan 20 ml unit 10 20,000 200,000 2 Gunting unit 3 75,000 225,000 3 Cater unit 3 7,500 22,500 2 Aplicator Ear Tag unit 2 600,000 1,200,000 5 Tang Kuku unit 2 150,000 300,000 5 Pisau Bedah unit 2 100,000 200,000 3 Thermometer unit 4 25,000 100,000 5 Cooliing unit 2 1,000,000,000 2,000,000,000 10 Mesin Perah unit 2 2,000,000,000 4,000,000,000 10 liter unit 4 10,000 40,000 2 Milk Can 40 liter unit 30 600,000 18,000,000 8 Gelas Literan unit 2 25,000 50,000 5 Truk Mitsubishi unit 1 90,000,000 90,000,000 10 Truk Tanki unit 1 500,000,000 500,000,000 10 Gelas Dipping unit 10 150,000 1,500,000 2 Kesehatan Hewan Fresh Milk Ember Plastik 12 Kebersihan Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 1 2 3 4 5 6 F 1 2 3 4 G 1 2 3 Sekop unit 38 40,000 1,520,000 5 Sapu Lidi unit 19 5,000 95,000 2 Garpu unit 38 60,000 2,280,000 5 Selang unit 140 10,000 1,400,000 5 Sikat unit 5 10,000 50,000 2 Gacok unit 38 25,000 950,000 5 Komputer unit 4 4,000,000 4,480,000 5 Printer unit 2 500,000 280,000 5 Meja+Kursi unit 5 3,280,000 4,592,000 8 Lemari unit 2 656,000 1,312,000 8 Senter unit 3 50,000 150,000 5 Radio Panggil unit 3 450,000 1,350,000 5 Golok unit 3 200,000 600,000 5 Peralatan Kantor Jaga Malam b) Biaya Operasional Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan agar terlaksananya kegiatan produksi usaha tersebut. Biaya ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan secara berkala selama usaha ini masih berjalan. (1) Biaya Tetap Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya tidak berpengaruh langsung terhadap jumlah output yang dihasilkan. Biaya tetap yang dikeluarkan untuk usaha sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Tapos meliputi : gaji kordinator, bagian keuangan dan pemasaran, staff kantor, tenaga kerja karyawan, biaya transportasi, biaya telepon, listrik dan alat tulis bagian administrasi. Adapun rincian biaya tetap adalah sebagai berikut : Tabel 20. Rincian Biaya Tetap di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos No Biaya Satuan Jumlah Tetap 1. Gaji Biaya per Total Biaya Per Satuan (Rp) Tahun (Rp) Orang 12 3.500.000 11.760.000 Gaji Bagian Orang 12 2.500.000 8.400.000 12 2.500.000 8.400.000 12 2.000.000 6.720.000 12 6.000.000 72.000.000 Hari 365 200.000 73.000.000 Bulan 12 300.000 1.008.000 Bulan 12 500.000 6.000.000 Bulan 12 10.000.000 33.600.000 Tulis Bulan 12 100.000 Kordinator 2. Keuangan 3. Gaji Bagian Bulan Pemasaran 4. Staff Bulan Gaji Kantor (2 orang) 5. Gaji Bagian Bulan Kesehatan (3 orang) 6. Bahan Bakar Kendaraan (Solar) 7. Biaya Telepon 8. Perawatan Mesin Perah 9. Biaya Listrik 10. Alat 336.000 Administra si 11. PBB Tahun 1 19.974.885 19.974.885 12. Pembayara Tahun 1 5.370.000 5.370.000 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. n Pajak Kendaraan Total 244.151.885 (2) Biaya Variabel Biaya variabel merupakan biaya yang selalu berubah selama proses produksi berlangsung. Komponen biaya variabel meliputi biaya pakan, biaya obat dan biaya Inseminasi Buatan (IB). Rincian Biaya Variabel di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 21. Tabel 21. Rincian Biaya Variabel di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos No Komponen Biaya Harga/Satuan 1. Pakan Konsentrat Rp. 2.200/kg 2. Pakan Hijauan Rp. 100/kg 3. Karyawan Rp. 23.000/hari 4. IB Rp. 15.000/dosis 5. Kesehatan Hewan Rp. 28.000/ekor 1. Biaya Pakan Pakan yang digunakan berupa pakan hijauan/rumput dan pakan konsentrat. Input pakan hijauan sebagian besar diperoleh dari ladang milik PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos yang berada dekat dengan perusahaan. Pengadaan pakan hijauan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan oleh tenaga kerja bagian rumput. Sedangkan pakan konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan hasil olahan sendiri yang bahan bakunya diperoleh dari dalam dan luar pulau Jawa. Pakan hijauan/rumput yang diberikan untuk sapi laktasi sebanyak 40 kg/ekor/hari, pakan konsentrat sebanyak 10 kg/ekor/hari. Pakan hijauan/rumput yang diberikan untuk sapi dara sebanyak 25 kg/ekor/hari, pakan konsentrat sebanyak 5 kg/ekor/hari. Sedangkan pakan hijauan/rumput yang diberikan untuk pedet sebanyak 7 kg/ekor/hari dan Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. pakan konsentrat sebanyak 4 kg/ekor/hari. Pemberian pakan oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos akan dikalikan dengan proyeksi jumlah sapi. 2. Biaya Inseminasi Buatan (IB) Inseminasi buatan (IB) merupakan sistem reproduksi buatan yang dilakukan untuk menghasilkan turunan pada sapi perah. IB dilakukan oleh tenaga medis, biaya yang dikeluarkan untuk sekali IB dan jasa tenaga medis sebesar Rp. 15.000/dosis. 6.2.2. Analisis Laba Rugi Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan laba usaha setiap tahunnya. Dalam penyusunan laporan laba rugi terdapat komponen biaya penyusutan yang didapat dari investasi usaha. Selain itu terdapat komponen biaya diperhitungkan, biaya ini merupakan biaya tidak tunai yang terdapat selama kegiatan operasional usaha sapi perah yang diukur atau dinilai berdasarkan perkiraan harga yang berlaku. Komponen biaya diperhitungkan meliputi penerimaan penjualan susu dan pengeluaran biaya pakan hijauan/rumput. Perhitungan laba rugi akan berpengaruh terhadap pajak penghasilan usaha yang secara langsung akan berpengaruh pada perhitungan cashflow. Adapun hasil análisis cashflow pada PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 22. Tabel 22. Hasil Analisis CashFlow PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos No. Kriteria Hasil Analisis 1. NPV Rp 14.205.952.071,27,- 2. IRR 83 % 3. Net B/C 2,59 4. Payback Period (PP) 5 Tahun 8 bulan 9 Hari Berdasarkan pada Tabel 22 dapat dilihat, bahwa usaha peningkatan produksi susu murni layak untuk dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator kelayakan usaha yang ada, yaitu: 1. NPV suatu proyek adalah selisih dan present value penerimaan dengan present value biaya yang merupakan nilai sekarang dari keuntungan bersih yang akan diperoleh pada masa yang akan datang. Hasil perhitungan cashflow usaha ternak sapi perah menunjukan besarnya NPV sebesar Rp 14.205.952.071,27,- yang mempunyai arti bahwa nilai keuntungan bersih selama 10 tahun sebesar Rp 14.205.952.071,27,-. Nilai NPV lebih besar dari nol maka suatu usaha dikatakan layak. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 2. Net B/C Ratio adalah perbandingan antara jumlah nilai sekarang rnanfaat dengan nilai sekarang investasi atau dengan cara membagi nilai NPV positif dengan nilai NPV negatif. Nilai perbandingan tersebut akan menggambarkan seberapa besar tambahan keuntungan yang akan diperoleh jika mengeluarkan biaya sebanyak Rp 1. Hasil perhitungan cashflow usaha ternak sapi perah menunjukan bahwa besarnya Net B/C ratio pada dicount factor 13 persen adalah 2,59 yang mempunyai arti bahwa setiap penambahan produksi sebesar Rp 1 akan menghasilkan keuntungan sebesar 2,59. 3. IRR merupakan nilai yang menggambarkan tingkat keuntungan maksimum yang dapat dicapai selama masa usaha dan dinyatakan dalam persen, yaitu tingkat suku bunga yang berlaku pada waktu penanaman modal usaha tersebut, sehingga menjadi NPV proyek waktu penanaman sama dengan nol. Hasil perhitungan cashflow menunjukan bahwa IRR unit bisnis sapi perah pada PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah 83 persen atau lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang berlaku maka investasi menguntungkan. 4. Payback Period (PP) menunjukan jangka waktu untuk pengembalian pengeluaran atas investasi riil melalui penerimaan yang diterima setiap tahun. Hasil perhitungan cashflow usaha ternak sapi perah menunjukan bahwa besarnya PP sebesar 5 tahun 8 bulan 9 hari Artinya investasi yang ditanamkan dalam unit bisnis sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos akan kembali dalam jangka waktu 5 tahun 8 bulan 9 hari. Adapun rincian perhitungan laba rugi dan cashflow dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2. 6.2.3. Analisis Switching Value Analisis Switching Value dilakukan pada penurunan produksi susu murni dan kenaikan harga konsentrat. Penurunan produksi susu murni yang dilakukan dalam analisis ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana produksi susu murni yang diturunkan oleh perusahaan dapat mengakibatkan bisnis yang dijalankan menjadi tidak layak. Kondisi tersebut dibuat sampai nilai NPV mendekati nol, nilai Net B/C mendekati satu dan nilai IRR mendekati tingkat suku bunga. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 23 . Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Tabel 23. Hasil Perhitungan Switching Value Presentase Perubahan Dengan Skenario NPV Cashflow awal Rp 14.205.952.071,27,- Switching Value berdasarkan penurunan produksi 0 IRR NetB/C 83% 2,59 13% 1 susu sebesar 6,78 persen. Dari hasil swicthing value dapat diketahui bahwa pengembangan bisnis yang dijalankan perusahaan menjadi tidak layak apabila terjadi penurunan produksi melebihi 6,78 persen (Lampiran 3). Hasil yang didapat menunjukan usaha ini masih diambang batas dengan adanya penurunan produksi sebesar 6,78 persen karena nilai NPV sama dengan nol, IRR yang dihasilkan adalah 13 persen atau sama dengan tingkat suku bunga bank sebesar 13 persen, Net B/C sama dengan satu. Penurunan produksi susu kemungkinan terjadi karena banyaknya ternak yang terkena penyakit mastitis, kurangnya protein dari pakan, keterlambatannya perkawinan atau sapi sudah menghadapi masa afkir sehingga tingkat produksi yang didapat perusahaan tidak mencapai target yang diinginkan bahkan dapat terjadi kerugian apabila perusahaan tidak mampu menangani apabila penurunan produksi terus mengalami penurunan melebihi 6,78 persen. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut : 1. Hasil analisis aspek pasar pada semua skala usaha menjelaskan bahwa usaha peternakan sapi perah ini layak karena memiliki potensi pasar yang baik. Analisis aspek teknis pada semua skala usaha menjelaskan bahwa usaha ini layak karena memilih lokasi usaha dengan tepat serta memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Aspek manajemen pada semua skala usaha menjelaskan bahwa usaha ini layak karena badan usaha serta struktur organisasi sudah berbentuk formal dan tertulis. Pada aspek sosial, ekonomi dan lingkungan pada semua skala usaha diketahui bahwa usaha ini layak untuk dijalankan karena memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat sekitar. Secara umum aspek non finansial pada usaha sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dikatakan layak. 2. Hasil analisis aspek finansial berdasarkan kriteria kelayakan investasi pada setiap skala usaha menunjukan usaha layak untuk dijalankan. 3. Hasil analisis switching value menunjukan bahwa perubahan maksimum penurunan produksi susu dapat menyebabkan usaha menjadi tidak layak. 7.2. Saran 1. Usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dalam menjalankan usahanya harus selalu memperhatikan perubahan produksi dan harga pakan, hal ini dikarenakan berdasarkan perhitungan switching value yang dilakukan diketahui terdapat suatu kondisi dimana menjadikan usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. 2. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sebaiknya melakukan perluasan target pasar dalam penjualan produk susu. Karena jika bertumpu pada satu pasar maka dikhawatirkan akan terjadi ketergantungan dalam pemasaran produk. 3. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sebaiknya memanfaatkan hasil dari kotoran sapi perah, hal ini diharapkan mampu menambah pendapatan usaha dari penjualan kotoran sapi perah tersebut. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. DAFTAR PUSTAKA Agustina, N. 2007. Analisis Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Perah di CV. CIF Farming. [skripsi]. Bogor : Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Blakely, J. dan D. H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Penerjemah; Yogyakarta: Edisi keempat, Gajah Mada University Press. Gittinger. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Jakarta: UI Press. Heriyatno. 2009. Analisis Pendapatan dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Susu Sapi Perah di Tingkat Peternak di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. [skripsi]. Fakultas Pertanian Bogor, Institut Pertanian Bogor. Kadariah. 2001. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Khaidar, Z. 2009. Analisis Pendapatan Dan Kepuasan Peternak Sapi Perah Anggota KPS Bogor. [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Mandaka, S. 2005. Analisis Fungsi Keuntungan, Efisiensi Ekonomi dan Kemungkinan Skema Kredit Bagi Pengembangan Skala Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kelurahan Kebon Pedes, Bogor. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 23 No 2. Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Siahaan, N. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga. Sudono, A. 1999. Handout Bahan Kuliah Ilmu Produksi Ternak Perah. Fakultas Peternakan Bogor. Institut Pertanian Bogor. Umar, H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Wulandari, Indah. 2007. Analisis Kelayakan Proyek Instalasi Biogas Dalam Mengelola Limbah Ternak Sapi Perah (Kasus di Kelurahan Kebon Pedes Bogor). [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Intitut Pertanian Bogor. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. LAMPIRAN Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Lampiran 1. Laporan Laba Rugi PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Tahun Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 19,634,952,979 19,634,952,979 19,634,952,979 19,634,952,979 19,634,952,979 19,634,952,979 19,634,952,979 19,634,952,979 19,634,952,979 1,527,163,009 1,527,163,009 1,527,163,009 1,527,163,009 1,527,163,009 1,527,163,009 1,527,163,009 1,527,163,009 1,527,163,009 290,888,192 290,888,192 290,888,192 290,888,192 290,888,192 290,888,192 290,888,192 290,888,192 290,888,192 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 602,640,000 602,640,000 602,640,000 602,640,000 602,640,000 602,640,000 602,640,000 602,640,000 602,640,000 22,271,644,180 22,271,644,180 22,271,644,180 22,271,644,180 22,271,644,180 22,271,644,180 22,271,644,180 22,271,644,180 22,271,644,180 244,168,885 244,168,885 244,168,885 244,168,885 244,168,885 244,168,885 244,168,885 244,168,885 244,168,885 6,158,818,642 6,158,818,642 6,158,818,642 6,158,818,642 6,158,818,642 6,158,818,642 6,158,818,642 6,158,818,642 6,158,818,642 1,578,699,387 1,578,699,387 1,578,699,387 1,578,699,387 1,578,699,387 1,578,699,387 1,578,699,387 1,578,699,387 1,578,699,387 A. Inflow Penjualan susu murni ke Indolakto 19,634,952,979 Penjualan susu murni ke perusahaan 1,527,163,009 Penjualan susu murni ke konsumen langsung 290,888,192 Penjualan sapi afkir 216,000,000 Penjualan pedet jantan 602,640,000 Pinjaman 14,000,000,000 Total Inflow 36,271,644,180 B. Outflow Biaya Tetap 244,168,885 Biaya Variabel 6,158,818,642 Biaya Penyusutan 1,578,699,387 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Total Outflow 7,981,686,914 Profit Before Interest Tax 28,289,957,266 Interest 13% 3,677,694,445 Profit Before Tax 24,612,262,821 Tax 25% 6,153,065,705 Profit After Tax 18,459,197,116 9,033,608,138 10,272,593,641 7,981,686,914 7,981,686,914 7,981,686,914 7,981,686,914 7,981,686,914 7,981,686,914 7,981,686,914 13,238,036,042 11,999,050,539 14,289,957,266 14,289,957,266 14,289,957,266 14,289,957,266 14,289,957,266 14,289,957,266 14,289,957,266 1,720,944,685 1,559,876,570 1,857,694,445 1,857,694,445 11,517,091,357 10,439,173,969 12,432,262,821 12,432,262,821 14,289,957,266 14,289,957,266 14,289,957,266 14,289,957,266 14,289,957,266 2,879,272,839 2,609,793,492 3,108,065,705 3,108,065,705 3,572,489,317 3,572,489,317 3,572,489,317 3,572,489,317 3,572,489,317 2,924,031,997 3,312,757,362 4,710,229,106 6,280,938,533 10,717,467,950 10,717,467,950 10,717,467,950 10,717,467,950 10,717,467,950 Lampiran 2. Cashflow PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Tahun Uraian 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 19,634,952,979 19,634,952,979 19,634,952,979 19,634,952,979 19,634,952,979 19,634,952,979 19,634,952,979 19,634,952,979 19,634,952,979 19,634,952,979 1,527,163,009 1,527,163,009 1,527,163,009 1,527,163,009 1,527,163,009 1,527,163,009 1,527,163,009 1,527,163,009 1,527,163,009 1,527,163,009 290,888,192 290,888,192 290,888,192 290,888,192 290,888,192 290,888,192 290,888,192 290,888,192 290,888,192 290,888,192 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 216,000,000 Inflow Penjualan susu murni ke Indolakto Penjualan susu murni ke perusahaan Penjualan susu murni ke konsumen langsung Penjualan sapi afkir Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Penjualan pedet jantan 602,640,000 602,640,000 602,640,000 602,640,000 602,640,000 602,640,000 602,640,000 602,640,000 602,640,000 Nilai Sisa 1,754,110,430 Pinjaman bank 14,000,000,000 Total Inflow 14,000,000,000 22,271,644,180 22,271,644,180 22,271,644,180 22,271,644,180 22,271,644,180 22,271,644,180 22,271,644,180 22,271,644,180 Biaya Investasi Sapi Betina Dewasa Sapi Dara Bunting 6 Bulan Sapi Dara Bunting 6 Bulan Import Dara 1 Tahun 9,571,000,000 704,000,000 1,250,000,000 288,000,000 Pedet Jantan 368,000,000 Ruang Pemerahan 1,250,000,000 - Pedet Betina Kantor 602,640,000 14,000,000 750,000,000 Kandang Laktasi 3,400,000,000 Kandang Dara 4,250,000,000 Kandang Pedet 472,500,000 3,400,000,000 2,550,000,000 850,000,000 1,700,000,000 225,000,000 406,800,000 22,271,644,180 24,025,754,610 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Container 2L Container 40L 900,000 12,500,000 Gun IB 400,000 Thermos 225,000 Box Obat 110,000 Suntikan 20 ml 200,000 Gunting 225,000 Cater Aplicator Ear Tag 900,000 22,500 400,000 225,000 225,000 200,000 200,000 200,000 225,000 22,500 22,500 1,200,000 Tang Kuku 300,000 300,000 Pisau Bedah 200,000 Thermometer 100,000 2,000,000,000 Mesin Perah 4,000,000,000 Ember Plastik 12 liter Milk Can 40 liter Gelas Literan 40,000 200,000 200,000 Truk Tanki 450,000,000 Gelas Dipping 1,500,000 Sekop 1,520,000 200,000 100,000 40,000 40,000 40,000 40,000 18,000,000 50,000 87,000,000 225,000 22,500 18,000,000 Truk ELV 200,000 225,000 1,200,000 Cooling 225,000 110,000 50,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,520,000 1,500,000 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Sapu Lidi 95,000 Gapu 2,280,000 Selang 1,400,000 95,000 95,000 50,000 Gacok 950,000 950,000 4,480,000 4,480,000 280,000 280,000 Printer Meja + Kursi 4,592,000 Lemari 1,312,000 Senter Radio panggil Golok Total Biaya Investasi 95,000 50,000 50,000 1,400,000 Sikat Komputer 95,000 2,280,000 50,000 50,000 4,592,000 1,312,000 150,000 150,000 1,350,000 1,350,000 600,000 600,000 27,659,531,500 - 1,907,500 650,000 5,726,885,000 16,092,500 2,535,000 4,656,800,000 25,811,500 650,000 Biaya Tetap Biaya Gaji Kordinator 11,760,000 11,760,000 11,760,000 11,760,000 11,760,000 11,760,000 11,760,000 11,760,000 11,760,000 Biaya Gaji Bagian Keuangan 8,400,000 8,400,000 8,400,000 8,400,000 8,400,000 8,400,000 8,400,000 8,400,000 8,400,000 Biaya Gaji Bagian pemasaran 8,400,000 8,400,000 8,400,000 8,400,000 8,400,000 8,400,000 8,400,000 8,400,000 8,400,000 Biaya Gaji Staff Kantor 6,720,000 6,720,000 6,720,000 6,720,000 6,720,000 6,720,000 6,720,000 6,720,000 6,720,000 11,760,000 8,400,000 8,400,000 6,720,000 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Biaya Gaji Bagian Kesehatan dan Reproduksi Hewan 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 72,000,000 Bahan Bakar Kendaraan (Solar) 73,000,000 73,000,000 73,000,000 73,000,000 73,000,000 73,000,000 73,000,000 73,000,000 73,000,000 Biaya Telepon 1,008,000 1,008,000 1,008,000 1,008,000 1,008,000 1,008,000 1,008,000 1,008,000 1,008,000 Biaya Perawatan Mesin Perah 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 3,600,000 Biaya Listrik 33,600,000 33,600,000 33,600,000 33,600,000 33,600,000 33,600,000 33,600,000 33,600,000 33,600,000 Alat Tulis Administrasi 336,000 336,000 336,000 336,000 336,000 336,000 336,000 336,000 336,000 19,947,885 19,947,885 19,947,885 19,947,885 19,947,885 19,947,885 19,947,885 19,947,885 19,947,885 5,370,000 5,370,000 5,370,000 5,370,000 5,370,000 5,370,000 5,370,000 5,370,000 5,370,000 244,141,885 244,141,885 244,141,885 244,141,885 PBB Pajak Kendraan Anuitas Total Biaya Tetap 2,800,000,000 0 3,044,141,885 2,800,000,000 3,044,141,885 2,800,000,000 3,044,141,885 2,800,000,000 3,044,141,885 72,000,000 73,000,000 1,008,000 3,600,000 33,600,000 336,000 19,947,885 5,370,000 2,800,000,000 3,044,141,885 244,141,885 Biaya Variabel Konsentrat Hijauan 4,651,746,506 4,651,746,506 4,651,746,506 4,651,746,506 4,651,746,506 4,651,746,506 4,651,746,506 4,651,746,506 4,651,746,506 4,651,746,506 847,944,546 847,944,546 847,944,546 847,944,546 847,944,546 847,944,546 847,944,546 847,944,546 847,944,546 847,944,546 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Tenaga Kerja Langsung 394,565,000 11,404,350 Ib Kesehatan 236,892,240 394,565,000 11,404,350 236,892,240 394,565,000 11,404,350 236,892,240 394,565,000 11,404,350 236,892,240 394,565,000 11,404,350 236,892,240 394,565,000 11,404,350 236,892,240 394,565,000 11,404,350 236,892,240 394,565,000 11,404,350 236,892,240 394,565,000 11,404,350 236,892,240 12,775,000 12,775,000 12,775,000 12,775,000 12,775,000 12,775,000 12,775,000 12,775,000 12,775,000 Plastik 2,555,000 2,555,000 2,555,000 2,555,000 2,555,000 2,555,000 2,555,000 2,555,000 2,555,000 Lampu 936,000 936,000 936,000 936,000 936,000 936,000 936,000 936,000 936,000 6,158,818,642 6,158,818,642 6,158,818,642 6,158,818,642 6,158,818,642 6,158,818,642 6,158,818,642 6,158,818,642 6,158,818,642 Tisu Total Biaya Variabel 0 Total Biaya Outflow 27,659,531,500 Net Benefit Before Interest Tax 394,565,000 11,404,350 236,892,240 12,775,000 2,555,000 936,000 6,158,818,642 9,202,960,527 9,202,960,527 11,671,101,966 13,475,232,669 22,317,947,432 17,423,872,560 16,171,137,228 26,139,156,656 27,189,661,121 -13,659,531,500 13,068,683,653 13,068,683,653 10,600,542,214 8,796,411,511 -46,303,252 4,847,771,620 6,100,506,952 -3,867,512,476 -4,918,016,941 -9,628,962,900 -1,775,739,095 1,698,928,875 1,698,928,875 1,378,070,488 1,143,533,496 -6,019,423 -11,883,792,405 11,369,754,778 11,369,754,778 9,222,471,726 7,652,878,015 -40,283,829 4,847,771,620 6,100,506,952 -3,867,512,476 -4,918,016,941 -9,628,962,900 Tax 25 % -2,970,948,101 2,842,438,695 2,842,438,695 2,305,617,932 1,913,219,504 -10,070,957 1,211,942,905 1,525,126,738 -966,878,119 -1,229,504,235 -2,407,240,725 Net Benefit After Tax -8,912,844,304 8,527,316,084 8,527,316,084 6,916,853,795 5,739,658,511 -30,212,872 3,635,828,715 4,575,380,214 -2,900,634,357 -3,688,512,706 -7,221,722,175 0.884955752 0.783146683 0.693050162 0.613318728 0.542759936 0.480318527 0.425060644 0.376159862 0.332884833 0.107374182 7,546,297,419 6,678,139,309 4,793,726,645 3,520,240,055 -16,398,336 1,746,355,894 1,944,814,059 -1,091,102,219 -1,227,849,937 -775,426,514 Interest 13% Net Benefit after Interest Tax Discount Factor 13 % 1 PV -8,912,844,304 PV + 23,118,796,375 PV - -8,912,844,304 33,654,717,510 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. NPV Net B/C 14,205,952,071.27 2.59 IRR 83% PP 5.89 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. Lampiran. 4 KUISIONER PENELITIAN UNTUK MENGETAHUI GAMBARAN USAHA SAPI PERAH PT REJO SARI BUMI UNIT TAPOS KECAMATAN CIAWI BOGOR Saya Dolly Mario Harahap, mahasiswa Agribisnis IPB sedang melakukan penyusunan skripsi dengan Judul “Analisis Kelayakan Usaha Sapi Perah PT Rejo Sari Bumi Unit Tapos Kecamatan Ciawi Bogor”. Dimohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner ini secara lengkap. Kerahasiaan saudara sebagai responden terjamin. Atas bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan TERIMA KASIH. Petunjuk umum : Isilah/Berilah tanda (X). I. IDENTITAS RESPONDEN Nama : ........................................................................ Jenis Kelamin : (1) Laki-laki Usia : .………… Tahun Pendidikan terakhir : (1) SD/Sederajat : (4) Diploma : (2) SMP/Sederajat : (5) Sarjana : (3) SMA/Sederajat : (6) ……....…... : (2) Perempuan II. INVESTASI A. Modal Awal Modal awal : Rp. .................................. Sumber kepemilikan modal : (1) Pribadi : (3) Kerjasama : (2) Pinjaman : : (1) Bank : (3) Kelompok ternak : (2) Koperasi : (4) Lainnya ............................ Sumber Pinjaman ............................ Bunga pinjaman/lainnya : …….. %/ tahun (4) Lainnya Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. B. Lahan Luas lahan yang digunakan : …….. m x …….. m Status kepemilikan lahan : (1) Milik sendiri : (4) Lainnya ............................ : (2) Sewa Besarnya biaya sewa lahan : Rp. .................................. C. Bangunan No Ruang 1 Kantor 2 Kandang Sapi 3 …………………….. Jumlah Luas (m2) Ekor Harga Satuan (Rp) Nilai Umur Ekonomis(Thn) D. Bibit/Induk Sapi Perah No Uraian 1 Jantan 2 Betina : Jumlah (ekor) Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp) Umur Ekonomis (Thn) a. Sapi Laktasi b. Dara Bunting c. Dara d. Pedet 3 ……………….. 4 ………………….. E. Peralatan No Peralatan 1 Container 2L 2 Container 40L 3 Gun IB 4 Thermos 5 Box Obat 6 Suntikan 20ml 7 Cooling 8 Mesin Perah Jumlah Harga Satuan (Rp) Umur Nilai (Rp) Ekonomis (Bln/Thn) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 9 Milk Can 40 liter 10 Truk Tangki 11 Gelas Literan 12 Thermometer 13 Selang 14 Sikat 15 Sekop 16 ……………………….. 17 ……………………….. 18 ……………………….. 19 ……………………….. 20 ……………………….. III. Pengeluaran A. Biaya Operasional No 1 Uraian Pakan a. Hijauan/Rumput b. Konsentrat c. Makanan Tambahan : a. ………………………………….. b. ………………………………….. c. ………………………………….. d. ………………………………….. e. ………………………………….. 2 Obat-obatan 3 Vitamin 4 IB 5 ……………………………………..... 6 ……………………………………..... Jumlah Harga Satuan Nilai (Rp) (Rp) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. 7 ……………………………………..... 8 ……………………………………..... 9 ……………………………………..... 10 ……………………………………..... B. Biaya Tetap No Uraian Nilai (Rp)/Bulan Upah Tenaga Kerja : 1 a. Medis/Mantri (jumlah : …… orang) b. Buruh (jumlah : …… orang) c. …………………… d. …………………... 2 Listrik 3 Air 4 Telepon 5 Biaya Transportasi 6 Pemeliharaan Kandang 7 PBB 8 …………………… 9 …………………… 10 …………………… IV. Penerimaan No Uraian 1 Penjualan Susu/hari : 2 Penjualan Sapi : a. Sapi Laktasi b. Dara Bunting c. Dara d. Pedet e. Jantan f. …………………………………………………. 3 ……………………………………………………. 4 ……………………………………………………. 5 ……………………………………………………. Jumlah Harga Satuan Nilai (Rp) (Rp) Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only. V. Budidaya Sapi Perah dan lain-lain Pemberian Susu untuk Pedet : .….... liter/ekor/hari, selama ….… bulan Produksi Susu Sapi Laktasi : Laktasi ke-I , sebanyak……..liter/hari : Laktasi ke-II , sebanyak……..liter/hari : Laktasi ke-III , sebanyak……..liter/hari Laktasi ke-IV , sebanyak……..liter/hari Laktasi ke-V , sebanyak……..liter/hari Waktu Pemerahan : (1) Dua Kali (2) Tiga Kali Reproduksi Sapi Perah : (1) IB (Inseminasi Buatan) : (2) Manual (Kawin) Masalah yang sering dihadapi : ........................................................................................................ ........................................................................................................ ........................................................................................................ ........................................................................................................ (3) Empat Kali Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.