NOMOR 1. DAYASAING DAN IKLIM INVESTASI Negara-negara bersaing satu sama lainnya dengan cara menawarkan produktivitas tenaga kerja dan modalnya yang paling tinggi dan iklim investasi yang sangat kondusif akan menarik investasi, yang memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk tumbuh dan berkembang, dan kemudian menciptakan pekerjaan. Investor seringkali merujuk peringkat investasi yang dihasilkan oleh lembaga pemeringkatan dayasaing seperti misalnya World Economic Forum (WEF), IMD dan lain-lain. WEF misalnya menempatkan Indonesia di urutan 54 dari 131 negara yang disurvei. Walaupun Indonesia lebih baik dari Filipina, tetapi peringkatnya kalah jauh dengan negara-negara seperti Singapura, Jepang, Korea Selatan, Hongkong, Malaysia, Thailand, dan India (lihat Tabel 1). Lembaga pemeringkatan lain, International Institute for Management Development (IMD) menempatkan Indonesia pada urutan ke-54 dari 55 negara di dunia yang disurvei pada tahun 2007. Posisi Indonesia sekaligus terburuk dari 13 negara Asia-Oceania yang disurvei. Peringkat Indonesia hanya satu tingkat lebih baik di atas Venezuela yang menempati posisi terbawah. Posisi Indonesia tepat di bawah Filipina dan Thailand. Menurut IMD yang berbasis di Lausanne, Swiss, Indonesia juga termasuk salah satu negara yang mengalami penurunan kinerja disbanding dengan survey tahun sebelumnya. Sementara itu, menurut laporan hasil penelitian yang dikeluarkan oleh International Finance Corporation (IFC) dan Bank Dunia, serta Bank Pembangunan Asia yang tertuang dalam laporan IFC dan Bank dunia mengenai “Doing Business 2007”, Indonesia menduduki peringkat 135 dari 175 negara dalam hal kemudahan memulai usaha baru. Peringkat itu turun dari posisi 131 tahun lalu karena perbaikan tak sesignifikan negara lain. Pertanyaan: a) Negara-negara, tentu saja, tidak saling bersaing satu sama lain, tetapi perusahaanperusahaan dari negara-negara tersebutlah yang bersaing. Jika perusahaan, dan bukannya negara, yang bersaing di tingkat dunia, bagaimana kita dapat membicarakan dayasaing nasional sebagaimana ditunjukkan oleh peringkat dayasaing nasional pada Tabel 1? b) Menurut anda, faktor-faktor apa saja yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan dayasaing Indonesia dalam kancah perdagangan global? [Petunjuk: gunakan pilar pembentuk dayasaing sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 1: “basic requirements”, efficiency enhancers” dan “innovation and sophistication factors” atau gunakan 4 elemen (pilar) dayasaing versi IMD]. c) Menurut anda, mengapa kemajuan dalam perbaikan iklim investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan peringkat dayasaing Indonesia seringkali berjalan lambat dan sulit? d) Jelaskan relevansi dari pemalsuan dan pembajakan terhadap bisnis internasional? e) Terkait dengan pertanyaan butir (d), jawablah dengan jujur apakah anda telah membeli buku teks berjudul “International Business” karangan Wild, Wild and Han Edisi ke-4 yang asli? Jika ya, sebutkan nomer ISBN dan bar code yang ada pada sampul belakang (back cover)? Jika anda tidak membelinya, (1) apakah anda meminjam buku asli dari perpustakaan atau teman anda atau (2) apakah anda mempunyai fotocopy buku tersebut JAWABAN NOMOR 1 VERSI I a) Daya saing negara amat berlainan dengan daya saing perusahaan karena Pertama, dalam realitas, yang bersaing bukan negara,tetapi perusahaan dan industri. Kebanyakan orang menganalogikan daya saing negara identik dengan daya saing perusahaan. Bila negara Indonesia memiliki daya saing, belum tentu seluruh perusahaan dan industri Indonesia memiliki daya saing di pasar domestik maupun internasional. Kedua, mendefinisikan daya saing negara lebih problematik daripada daya saing perusahaan. Bila suatu perusahaan tidak dapat membayar gaji karyawannya, membayar pasokan bahan baku dari para pemasok, dan membagi deviden, maka perusahaan itu akan bangkrut dan terpaksa keluar dari bisnis yang digelutinya. Perusahaan memang bisa bangkrut, tetapi negara tidak memiliki bottom line alias tidak akan pernah "keluar dari arena persaingan". Sehingga daya saing sebuah negara dapat dicapai dari akumulasi daya saing strategis setiap perusahaan seperti yang menjadi indicator daya saing global. b) Faktor yang perlu dipebaiki berdasarkan tabel daya saing: 1. kebutuhan dasar (basic requirements), terdiri atas : (1) institusi, (2) infrastruktur, (3) ekonomi makro, (4) kesehatan dan pendidikan dasar. 2. Kelompok kedua, efficiency enhancers, terdiri atas : (5) diklat yang lebih tinggi, (6) efisiensi pasar barang, (7), efisiensi pasar tenaga kerja, (8) kecanggihan pasar uang, (9) kesiapan teknologi, (10) ukuran pasar. 3. Kelompok ketiga, faktor-faktor kecanggihan dan inovasi, terdiri atas 2 pilar, yaitu : kecanggihan bisnis dan inovasi. Kelompok pertama merupakan key for factor-driven economies, faktor kedua merupakan key for effiiency-driven economies dan kelompok ketiga merupakan key for innovation-driven economies. Indonesia saat ini perlu didukung oleh infrastruktur yang baik dan kesiapan teknologi serta dukungan iklim investasi yang sehat sehingga calon investor dapat masuk keIndonesia yang berujung pada pengembangan sumberdaya manusianya. c) Kemajuan dalam perbaikan iklim investasi masih berjalan lambat: Iklim investasi mendukung dalam minat calon investor dalam masuk ke suatu Negara. Saat ini kelemahan yang ada dalam Indonesia adalah masalah good governance termasuk korupsi, kebjkan pemerintah yang mempengaruhi iklim investasi, hak kepemilikn tanah, penegakan hukum dan lain sebagainya. Hal ini terkadang tidak diikuti dengan konsistensi pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan iklim yang baik sehingga ada keengganan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Alasan tersebut yang membuat perbaikan iklim investasi masih berjalan lambat. d) Relevansi pembajakan dengan bisnis internasional: Pembajakan dan pemalsuan merupakan tindakan yang berhubungan dengan bisnis internasional. Suatu perusahaan menciptakan produk dan menjualnya ke pasar domestic ataupun luarnegeri dengan menanmkan investasi didalamnya serta berharap bahwa akan mendapat kan keuntungan. Akan tetapi bila terjadi pemalsuan maka akan sama saja dengan kerugian bagi perusahaan sendiri sehingga perlunya regulasi yang mengatur hal tersebut. JAWABAN NOMOR 1 VERSI II Meninjau gambaran daya saing Indonesia dalam menghadapi kompetisi yang semakin mengglobal, World Economic Forum (tahun 2005) memberikan data bahwa berdasarkan Growth Competitiveness Index, Indonesia berada pada posisi 74 dari 177 negara, jauh berada dibawah negara-negara tetangga, seperti Singapura (posisi ke-6), Malaysia (posisi ke-24), dan Thailand (posisi ke-36). Secara lebih luas, di kawasan Asia Pasifik, kita juga tertinggal: Taiwan (posisi ke-5), Jepang (posisi ke-12), Hongkng (posisi ke-28), Australia (posisi ke-10), Korea (posisi ke-17), New Zealand (posisi ke-16), Uni Emirat Arab (posisi ke-18), India (posisi ke-50), RR Cina (posisi ke-49) dan Mesir (posisi ke-53). Selain itu, berdasarkan Business Competitiveness Index (tahun 2005), Indonesia berada pada posisi ke 59 dari 116 negara di dunia. Posisi tersebut berada di bawah beberapa negara tetangga, seperti Singapura (posisi ke-5), Malaysia (posisi-ke 23) dan Thailand (posisi-ke 37). Di kawasan Asia Pasifik kita juga jauh tertinggal: Jepang (posisi ke-8), Hong Kong (posisi ke-20), Australia (posisi ke15), Taiwan (posisi ke-14), New Zealand (posisi ke- 18), Korea (posisi ke-24), Uni Emirat Arab (posisi ke-33), dan India (posisi ke31). Pertanyaan: (a) (10) WEF menggunakan growth competitiveness index (GCI) mengukur daya saing. Faktor-faktor kunci apa saja yang digunakan WEF dalam GCI tersebut? (b) (10) WEF juga menggunakan business competitiveness index (BCI) mengukur dayasaing binis. Faktor-faktor apa sajakah yang digunakan oleh WEF dalam BCI tersebut? 2. JAWABAN NO. 2A. a. Tidak setuju. Karena Pemahaman budaya (cultural understanding) adalah hal yang sangat penting ketika suatu bisnis akan melakukan kegiatan bisnis di negara lain. Sebab seluruh kegiatan bisnis melibatkan orang, baik konsumen secara individu, wirausahawan, atau pekerja-pekerja dari keseluruhan perusahaan besar. Pada saat pembeli dan penjual dari berbagai penjuru dunia datang bersama untuk melakukan bisnis, mereka membawa latar belakang mereka masing-masing, ekspektasi, dan cara melakukan komunikasi-dengan kata lain Budaya. banyak kesuksesan dalam bisnis internasional dapat dicapai karena adanya pemahaman yang mendalam terhadap budaya masyarakat, politik, legal atau lingkungan ekonomi. Tahap pertama di dalam proses dalam menganalisa potensi-potensi sebuah negara yang menjadi tuan rumah kegiatan bisnis internasional adalah dengan mengetahui lingkungan bisnis secara keseluruhan. Artinya akan timbul pernyataan-pernyataan, seperti; Dengan bahasa apa biasanya orang berbicara bisnis di sana? Cuacanya seperti apa? Apakah orang sana terbuka terhadap ide-ide baru atau cara baru dalam melakukan bisnis? Apakah Pemerintah dan masyarakat mau dengan bisnis kita? Apakah sistuasi politik cukup stabil sehingga SDM dan aset-aset kita bisa aman? Dengan jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut-ditambah data statistik pada komponen seperti tingkat pendapatan dan biaya tenaga kerjamemudahkan bisnis untuk mengevaluasi ketertarikan melakukan bisnis di negara itu. Contoh kasusnya perusahaan produk dan hiburan Amerika Serikat mulai berekspansi ke wilayah lain yang sevbelumnya tidak terjangkau. Terjadi kritik dalam hal ini, Amerika Serikat dianggap telah melakukan penajajahan budaya, diamana akibat masuknya produk Amerika Serikat terjadi pergantian tradisi budaya,pahlwan-pahlawan lokal dan artifak yang digantikan dengan yang baru. Karena itulah produk dari perusahaan Walt Disney dan taman Disneyland Paris mendapat kecaman dari beberapa perusahaan Perancis, yang melihat produk Waltdisney berbahaya terhadap perubahan budaya lokal. Mc Donald juga mendapat kritikan oleh kelompok anti globalisasi. Beberapa konsumen yang berada di seputar Asia dan Eropa merasa marah pada Ronald Mc Donald dan Mickey Mouse karena kedua simbol tersebut dengan cepatnya mendominasi pasar domestik mereka. Para politikus di Rusia berteriak lantang memprotes apa yang dinamakan Snickerisasi terhadap budaya mereka- suatu ungkapan pedas untuk suatu merek permen batangan yang sangat populer milik Snickers (www.snickers.com). Dan ketika pemilihan Miss World Peagent diadakan di India, kelompok-kelompok konservatif mengkritisi perusahaan-perusahaan Barat yang menjadi sponsor karena telah menyebarluaskan pesan konsumerisme dan menggambarkan wanita sebagai objek seks. Sebagai penggerak globalisasi, perusahaan masuk lebih jauh ke arena bisnis internasinal dengan, “berpikir global dengan aksi lokal” dapat menolong kesuksesan bagi manajernya. Dengan mengetahui norma-norma dalam masyarakat, kepercayaan, peraturan, dan lembaga-lembaga yang ada, membuat manajer menjadi lebih efektif dalam memasrkan, menawarkan, dan memproduksi produk. JAWABAN NO. 2B. 2.b.Adanya pernyataan sebagai berikut inii : “Budaya di seluruh dunia menjadi semakin mirip. Karena itu Perusahaan, harus membakukan baik produk dan upaya pemasaran global”. Perbaikan teknologi yang terus menerus sangat memperngaruhi pengelolaan bisnis internasional. Menurut anda, apakah teknologi (misalnya internet) akan mempengaruhi secara radikal strategi-strategi fundamental dan struktur organisasi perusahaanperusahaan internasional? Dukunglah jawaban anda dengan contoh-contoh spesifik. Kemampuan internet dan organisasional dalam bisnis global Internet dan teknologi berdasarkan internet akan mempunyai dampak terbatas dalam enam kategori kerangka globalisasi. Masigmasing kategori mempunyai peranan signifikan dan terpisah dalam mempengaruhi nilai akhir perusahaan menuju global : 1. Governance dan responsibility Governance dan responsibility menggambarkan sasaran, accountability, dan stewardship untuk organisasi global. Pengaruh internet dalam era governance dan responsibility belum jelas benar. Pada tingkat manusianya, jajaran direksi global yang efektif akan meningkatkan kebutuhan untuk dapat mengevaluasi perencanaan strategis keseluruhan perusahaan, menggunakan kebijakan akumulasi pengalaman industri dari melintasi dunia seperti halnya semangat inovatif pada ekonomi digital. 2. Strategi dan keuangan Internet menciptakan satu global marketplace dengan sub-market yang khususnya bahwa diorganisasi tanpa melihat batas geografi. Internet tidak merubah secara fundamental strategi. Internet menyarankan keseimbangan kekuatan yang sesuai dengan para pembeli. 3. Pemasaran, penjualan dan service Kesuksesan secara global pada aspek pemasaran, penjualan dan service pada organisasai mempertahankan satu tantangan utama untuk semua perusahaan. Internet memberikan kehadiran bisnis global, dan kehadiran dalam cyberspace yang dapat diakses oleh siapa saja. Teknologi yang berhubungan dengan internet telah membantu perusahaan untuk diakses informasi yang kompleks mengenai pelanggan mereka; banyak perusahaan mengembangan beberapa inovasi menggunakan informasi ini dan secara penuh menggunakan internet sebagai kendaraan service dan pemasaran utama mereka. Globalisasi meningkatkan bisnis, teknologi yang berhubungan dengan internet membantu perusahaan mengerjakan pekerjaan lebih baik pada pemahaman dan menawarkan produk dan jasa. 4. Operastions dan teknologi Teknologi yang berhubungan dengan internet telah mempunyai pengaruh tangible dalam area kegiatan dan teknologi global. Jaringan teknologi yang terintegrasi telah menjadi central nervous system pada perusahaan global dan diasosiasikan dengan mitra bisnisnya. Perubahan yang fundamental adalah kekuatan perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat atau tertinggal dibelakang. Peranan internet memainkan transformasi aspek bisnis adalah juga keperluan perusahaan untuk menguji kembali banyaknya aspek pada strategi bisnisnya. 5. Research dan Development Beberapa penyebab terkait dengan pengembangan fungsi R&D global difasilitasi internet adalah adalah R&D akan meningkat untuk mengembangkan sistem insentif atau reward, beberapa kesulitan dan kerumitan mengelola portofolio R&D karena siklus hidup produknya pendek, software dan pengembangan alat-alat membutuhkan transfer data yang canggih. 6. Manjemen Sumberdaya Manusia Teknologi yang berhubungan dengan internet memberikan para pekerja akses yang lebih besar kepada informasi mengenai pekerjaan yang berbeda dan mengenai nilai pasarnya. Dan secara simultaneously meningkatkan kesetiaan pekerja dan memberikan pekerja kepercayaan diri untuk sukses dalam pekerjaan yang lain. Mengenai hal ini, internet mempunyai pengaruh paradoxical dengan membantu para pekerja menunggu dengan kecenderungan industrial dan persaingan praktek tenaga kerja, ketika memberikan pekerjaan kepercayaan diri yang besar dalam kemampuannya untuk merubah pekerjaan. 3. ABSOLUTE AND COMPARATIVE ADVANTAGES: Tabel di bawah ini menunjukkan untuk memproduksi 1 kuintal gandum dan 1 kuintal kapas di negara India (IN) dan Pakistan (PA) untuk masing-masing skenario membutuhkan tenagakerja yang diukur dengan man-hours. Kasus A Kasus B Kasus C Kasus D IN PA IN PA IN PA IN PA Gandum 40 10 40 10 40 10 40 20 Kapas 10 20 30 20 20 20 20 10 Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage) merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya. Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah. Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi. Pertanyaan: (a) (15) Pada setiap kasus di atas, identifikasi komoditi yang mempunyai keunggulan absolut. KASUS A = india kapas, pakistan gandum KASUS B = india kapas, pakistan gandum KASUS C = india kapas, pakistan gandum KASUS D = india kapas, pakistan kapas (b) (15) Pada setiap kasus di atas, tunjukkan komoditi yang mempunyai keunggulan komparatif atau ketidakunggulan komparatif pada setiap negara. Kasus a = tidak ada keunggulan komparatif, karena setiap negara memiliki efisiensi pada komoditas yang berbeda. Kasus b = ada keunggulan komparatif pada negara india untuk komoditas kapas. Kasus c = tidak keunggulan komparatif, karena keuanggulan absolut komodiats kapas di india, memiliki efisiensi yang sama dengan kapas pakistan. Kasus d = ada keunggulan komparatif, india pada kapas. (c) Pada kasus mana perdagangan tidak dimungkinkan berdasarkan asas keunggulan komparatif? Pada kasus D, karena kedua negara memiliki keunggulan absolut pada komoditas yang sama, yaitu kapas. 4. BUDAYA DALAM BISNIS INTERNASIONAL : a) Gunakalanlah empat dimensi dari Hofstede untuk menganalisa keadan ini: John Denver (20 tahun), seorang general supervisor di Amerika Serikat, dikirim sebagai penyelia produksi ke pabrik baru perusahaannya di Indonesia. Ia dipilih karena keberhasilannya yang luar biasa dalam menangani pekerja. John menggunakan gaya manajemen partisipatif. Dapatkan anda meramalkan dia akan menghadapi masalah apa dengan pekerjaaan barunya ini? Jawab: Manajemen partisipatif yaitu gaya manajemen yang berorientasi pada karyawan, lebih menekankan pada motivasi karyawan dalam melaksanakan pekerjaan daripada mengendalikan karyawan. Gaya manajemen ini menerima masukan dari karyawan akan tetapi tetap menggunakan wewenangnya untuk mengambil keputusan. Manajer yang lebih pada mencari hubungan persahabatan, salin percaya dan saling menghargai dengan karyawan serta adanya partisipasi dalam membuat keputusan yang akan mempengaruhi karyawan. Seorang John Denver seorang general supervisor yang memiliki perbedaan budaya kerja pada perusahaan dimana John denver ditempatkan yaitu Indonesia, akan mengalami permasalahan-permasalahan budaya kerja. Dengan mengacu pada empat dimensi Hofstede jelas terdapat perbedaan. Pendekatan dimensi budaya Hofstede oleh John Devender untuk diterapkan di perusahaan barunya di Indonesia adalah sebagai berikut: 1) Pendekatan kelompok (collectivisme) yaitu, budaya yang membagi tanggung jawab kelompok untuk kebaikan bersama, mengarahkan kepada bekerja bersama dibandingkan tujuan pribadi dan tanggung jawab kepada kelompok terhadap kegiatan yang dilakukan. Budaya masyarakat Indonesia yang mementingkan kebersamaan dalam membuat keputusan sehingga segala kebaikan dan keburukan ditanggung bersama. 2) Jarak Kekuasaan (power distance) yaitu, budaya Indonesia masih menganggap bahwa pemimpin dan penyelia mendapat pengakuan khusus dan hak istimewah. Apapun keputusan pimpinan atau manajer tetap dipatuhi dan dilaksanakan walaupun masih ada sedikit kejanggalan dalam pelaksanaannya. Untuk itu John Denver sangat tepat menggunakan manajemen partisipatif dalam menampung semua aspirasi semua karyawan karena budaya masyarakat Indonesia yang senang bermusyawarah dalam pencapaian mufakat walaupun keputusan tetap ada pada pimpinan atau orang yang dianggap terhormat. 3) Menghindari ketidakpastian (uncertainty avoidance) yaitu, suatu bentuk budaya dalam ketidakpastiannya mengenai masa depan. Masyarakat yang tingkat ketidak pastiannya tinggi akan mengurangi dampak ketidakpastian dengan teknologi, peraturan dan ritual. Sedangkan masyarakat dengan tingkat ketidakpastian rendah akan lebih santai sehingga praktik lebih tergantung prinsip dan penyimpangan akan lebih bisa ditoleransi. Budaya masyarakat Indonesia yang selalu menghindari ketidakpastian atau tingkat ketidakpastian rendah dalam berbisnis maupun pengaturan kerja karyawan, memiliki banyak aturan formal untuk mengatur prilaku kerja serta sulit dalam menerapkan pergantian karyawan, adanya anggapan bahwa karyawan tetap dihargai dan dihormati terutama mereka yang lebih tua atau sudah lama bekerja diperusahaan walaupun kinerja menurun. 4) Kuantitas vs kualitas hidup , yaitu budaya yang memfokuskan pada kuntitatif menekankan penyelesaian seperti kekuasaan, kesejahteraan, dan status, sedangkan budaya yang menekankan pada kualitas hidup secara umum akan lebih bergaya hidup santai, orang lebih mengaitkan dengan membina hubungan dan kesejahteraan umum dari lainnya. Masyarakat Indonesia lebih mencerminkan budaya kualitas hidup (femininity) yang berorientasi pada hubungan persaudaraan, modis dan peduli pada yang lemah. b) Dimensi-dimensi Hofstede membantu para manajer untuk memahami bagaimana perbedaan budaya mempengaruhi organisasi dan metode manajemen. Jelaskan pernyataan ini. Jawab: Budaya kerja sangat mempengaruhi kinerja organisasi dan metode manajemen yang akan diterapkan dalam organisasi. John Denver yang mempunyai budaya kerja barat yang lebih individualis tinggi, menerima ketidakpastian dan power distance rendah dibandingkan dengan budaya kerja di Indonesia. Dengan demikian sebagaimana disampaikan oleh Hofstede, seorang John denver yang berasal dari Amerika Serikat, ketika ditugaskan di Indonesia harus dapat: a) Memahami perilaku masyarakat Indonesia yang lebih mementingkan kelompok, sehingga segala keputusan harus lebih dimusyawarahkan dalam organisasi. b) Menyesuaikan dengan budaya Indonesia yang cenderung menjunjung tinggi pemimpin atau atasan dalam memberikan arahan dan petunjuk dalam organisasi. c) Memahami bahwa orang-orang Indonesia tidak suka resiko dalam pekerjaannya, sehingga lebih cenderung bersantai-santai dan berakrab-akraban setelah bekerja. d) Memahami bahwa masyarakat Indonesia lebih mementingkan kekeluargaan dan kebersamaan dan percaya bahwa kekeluarga dalam organisasi menjadikan rumah kedua bagi karyawan e) Segalah kesemua kepercayaan diberikan kepada teman terdekat atau keluarga, sehingga keputusan teman dekat dalam organisasi berpengaruh pada teman yang lainnya. Dalam kaitan ini maka John Denver (20 tahun) yang menerapkan metode manajemen parsitipasif dalam organisasi sangat tepat di Indonesia yang lebih memcerminkan kebersamaan dan menghargai pendapat karyawan walaupun keputusan pimpinan dan atasan bagi masyarakat Indonesia tetap dijunjung tinggi. 5. FREE TRADE DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Negara-negara berkembang, khususnya least developed countries (LDC) tidak memiliki keunggulan kompetitif dalam sektor ekonominya, demikian juga halnya dengan aspek perdagangan internasional, khususnya kontribusi ekspor yang relatif sangat kecil. Hal tersebut diantaranya disebabkan oleh kurangnya kecukupan modal yang dimiliki, kualitas lahan yang kurang mendukung pengembangan sektor pertanian, pertumbuhan penduduk yang relatif cukup tinggi tanpa diimbangi dengan kualitas sumberdaya manusia yang memadai. Dihadapkan pada kondisi global saat ini yang cenderung mengarah pada berkembangnya perdagangan bebas (free trade), bagaimana pendapat anda dalam melihat persoalan ini? Jika kondisi negara berkembang tetap seperti kondisi diatas, maka dengan adanya free trade, negara berkembang akan semakin terpuruk. Karena produk negara berkembang memiliki daya saing yang rendah. Adanya hipotesa bahwa free trade akan mensejahterakan bangsa-bangsa yang terlibat didalamnya dengan diperolehnya tingkat efisiensi yang lebih baik dari proses produksi hingga terjadinya aktivitas perdagangan. Untuk negara-negara dengan ciri tersebut di atas (LDC) free trade akan dapat memakmurkan negara tersebut? Tidak setuju, 1. Negara berkembang cenderung memanfaatkan produk import karena lebih efisien dibanding memproduksi sendiri. Dampak Kebijakan impor terutama untuk produk-produk pangan akan berpengaruh kepada ketahanan suatu negara. “ Jawaban di bab 6 “ JAWABAN NOMOR 6 6. A. Ada 3 manfaat utama yang dapat trcipta dari integrasi keuangan, yaitu sharing resiko, meningkatkan alokasi modal, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. - Sharing resiko. Integrasi keuangan akan memperluas alternative investasi sekaligus alternative bagi diversifikasi risiko antar berbagai asset keuangan serta memperlancar kebutuhan konsumsi secara inter-temporal. Hal ini merupakan elemen terpenting dari integrasi keuangan. Menurut beberapa ekonom mengatakan bahwa Sharing risiko antar kawasan mampu meningkatkan spesialisasi produk. Peningkatan instrument keuangan dan kepemilikan asset antar Negara yang tercipta dari adanya keuangan mampu memperluas kemungkinan untuk melakukan diversifikasi portofolio bagi risiko yang bersifat unsistemik. - Meningkatkan Alokasi Modal. Secara umum telah dipahami bahwa integrasi keuangan memungkinkan terjadinya alokasi modal yang lebih baik. Hilangnya hambatan-hambatan perdaganagan asset keuangan, kliring, dan setelmen pada kahirnya akan meningkatkan alokasi modal yang dapat diinvestasikan oleh penanam modal. Disamping itu, integrasi keuangan akan meningktakan keyakinan investor karena mereka mempunyai kesempatan untuk menanmkan modalnya diberbagai Negara yang dianggap menguntungkan. - Mendorong pertumbuhan ekonomi. Integrasi keuangan juga mendorong pembangunan sektor keuangan yang lebih pesat yang pada akhirnya memacu pertumbuhan ekonomi. Salah satu jalur utama bagi pertumbuhan ekonomi ini adalah melalui adanya peningkatan perkembangan sektor keuangan. Integrasi keuangan memungkinkan terjadinya lalu lintas modal yang lebih pesat untuk kegiatan investasi. Hal ini berarti integrasi keuangan telah memfasilitasi peningktan peluang investasi diberbagai Negara sekaligus memberikan alternative bagi jenis invesatsi yang lebih menarik diluar negeri dalam satu kawasan. Adanya aliran modal masuk ini secara tidak langsung telah menggerakkan perkembangan sektor keuangan untuk lebih maju. Beberapa pakar ekonomi juga mengatakan bahwa proses terintegrasinya sektor keuangan disuatu kawasan akan meningktakn kompetisi yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi pasar keuangan kawasan tersebut. Misalnya melalui pengurangan biaya intermediasi. Efisiensi pasar keuangan ini pada akhirnya akan membuat pasar keuangan kawasan menjadi lebih menarik bagi investor local maupun asing. Keterkaitan antara Pengembangan pasar keuangan dan integrasi keunagan ini merupakan elemen penting bagi pertumbuhan ekonomi sistem keuangan berfungsi untuk menurunkan ketidakpastian melalui fasilitas perdagangan, lindung nilai (hedging), diversifikasi risiko, alokasi modal, dan mobilisasi tabungan. Potensi kerugian Integrasi Keuangan. secara umum dapat dikemukakan bahwa manfaat yang didapat dari integrasi keuangan lebih banyak dari potensi kerugian yang ditimbulkan, namun demikian beberapa potensi kerugian yang mungkin timbul harus tetap diperhatiakan. Pengembangan instrument keuangan pada sat pasar kurang sempurna hanya akan memberikan manfaat apabila instrument keuangan tersebut dilengkapi dengan fasilitas hedging yang memadai untuk melengkapi pasar. Meskipun dalam suatu kawasan yang telah terintegrasi memiliki peraturan yang serupa, namun secara alamiah terdapat perbedaan perbedaan mendasar, misalnya stabilitas politik dan iklim investasi, yang melekat pada suatu Negara yang dapat menjadi konsideran bagi pemilihan lokasi investasi. B. ya, ASEAN dapat menerapkan sistem mata uang tunggal di kawasan Asia Tenggara. Karena penerapan satu sistem mata uang bisa menjadi salah satu terobosan untuk mengatasi fluktuasi mata uang rupiah terhadap US$. Masalahnya, persetujuan penggunaan mata uang tunggal tersebut bukan hanya menyangkut keputusan internal pemerintah Indonesia, namun juga melibatkan anggota ASEAN lainnya. Pengalaman mata uang tunggal Eropa, euro, menunjukkan bahwa prosesnya membutuhkan waktu puluhan tahun, bahkan melalui referendum yang melibatkan seluruh rakyat. Karena itu, euro baru bisa diterapkan awal Januari 1999 atau membutuhkan waktu lebih dari 40 tahun sejak Treaty of Rome, cikal bakal Uni Eropa (UE), ditandatangani pada 1957. Berkaca dari pengalaman UE tersebut, penerapan mata uang tunggal ASEAN tidak bisa diharapkan terwujud dalam waktu dekat. 7.A. POWER DISTANCE Menurut Hofstede, “power distance” adalah suatu tingkat kepercayaan atau penerimaan dari suatu power yang tidak seimbang di antara orang. Budaya di mana beberapa orang dianggap lebih superior dibandingkan dengan yang lain karena status sosial, gender, ras, umur, pendidikan, kelahiran, pencapaian, latar belakang atau faktor lainnya merupakan bentuk power distance yang tinggi. Pada negara yang memiliki power distance yang tinggi, masyarakat menerima hubungan kekuasaan yang lebih autokratik dan patrenalistik. Sementara itu budaya dengan power distance yang rendah cenderung untuk melihat persamaan di antara orang dan lebih fokus kepada status yang dicapai daripada yang disandang oleh seseorang. Individualisme vs. Kolektivisme Individualisme adalah lawan dari kolektivisme, yaitu tingkat di mana individu terintegrasi ke dalam kelompok. Dari sisi individualis kita melihat bahwa terdapat ikatan yang longgar di antara individu. Setiap orang diharapkan untuk mengurus dirinya masing-masing dan keluarga terdekatnya. Sementara itu dari sisi kolektivis, kita melihat bahwa sejak lahir orang sudah terintegrasi ke dalam suatu kelompok. Bahkan seringkali keluarga jauh juga turut terlibat dalam merawat sanak saudara dan kerabatnya. Uncertainty Avoidance Salah satu dimensi dari Hofstede adalah mengenai bagaimana budaya nasional berkaitan dengan ketidakpastian dan ambiguitas, kemudian bagaimana mereka beradaptasi terhadap perubahan. Pada negara-negara yang mempunyai uncertainty avoidance yang besar, cenderung menjunjung tinggi konformitas dan keamanan, menghindari risiko dan mengandalkan peraturan formal dan juga ritual. Kepercayaan hanyalah diberikan kepada keluarga dan teman yang terdekat. Akan sulit bagi seorang negotiator dari luar untuk menjalin hubungan dan memperoleh kepercayaan dari mereka. Pada negara dengan uncertainty avoidance yang rendah, atau memiliki toleransi yang lebih tinggi untuk ketidakpastian, mereka cenderung lebih bisa menerima risiko, dapat memecahkan masalah, memiliki struktur organisasi yang flat, dan memilki toleransi terhadap ambiguitas. Bagi orang dari masyarakat luar, akan lebih mudah untuk menjalin hubungan dan memperoleh kepercayaan. Contoh kasus: Mutasi GM dari AS ke Korea John Denver, seorang GM berasal dari Amerika Serikat, baru saja dipindahtugaskan ke Korea Selatan. Guna mempelajari perbedaan budaya kerja di Korea Selatan, John Denver dapat menggunakan hasil studi Hofstede yang membandingkan berbagai negara pada dimensi Power Distance, Uncertainty Avoidance dan Individualism. Kajian Hofstede yang secara ringkas membandingan Amerika Serikat dan Korea Selatan (dan Thailand) adalah sebagaimana terlihat pada Gambar di bawah. Dengan mengacu pada Hofstede Framework tersebut, maka dapat dilihat bahwa Korea Selatan (dan Thailand) relatif terhadap Amerika Serikat adalah: 1. Lebih tidak dapat menerima ketidakpastian 2. Power distance tinggi dan 3. Tingkat individualisme rendah. Diolah dari sumber: Han, et. Al. (2006) International Business, 3rd Ed. Pp. 76-77 Gambar Hofstede Framework Dengan demikian, sebagaimana disampaikan oleh Hofstede, seorang John Denver yang berasal dari Amerika Serikat, ketika ditugaskan di Korea Selatan haruslah dapat: 1. Memahami perilaku masyarakat/komunitas Korea Selatan yang menganggap beberapa orang lebih superior dibandingkan dengan yang lain karena status sosial, gender, ras, umur, pendidikan, kelahiran, pencapaian, latar belakang dan lainnya. 2. Menyesuaikan dengan budaya Korea Selatan yang cenderung menjunjung tinggi konformitas dan keamanan. 3. Memahami bahwa kebanyakan orang Korea Selatan lebih suka menghindari risiko. 4. Memiliki kemampuan untuk mengikuti peraturan formal dan juga ritual yang berlaku di Korea Selatan. 5. Memahami bahwa di Korea Selatan, kepercayaan hanyalah diberikan kepada keluarga dan teman yang terdekat. 6. Memahami bahwa masyarakat Korea Selatan menerima hubungan kekuasaan yang lebih autokratik dan patrenalistik. Bawahan mengenal kekuasaan orang lain melalui formalitas, misalnya posisi hierarki. B. Beberapa perusahaan memilih untuk mengikuti perusahaan multinasional (multi domestic strategy), mengadaptasikan produk dan strategi pemasaran mereka pada negara-negara dimana mereka menjual dengan melakukan penyesuaian pada keinginan konsumen lokal. Untuk menentukan bagaimana memasuki pasar di luar negeri, pelaku pasar perlu mengadakan suatu bentuk analisis konsumen secara lintas budaya (cross cultural consumer analysis). Analisis konsumen secara lintas budaya ini adalah usaha untuk menentukan derajat persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih negara. Analisis tersebut dapat menyediakan pemahaman terhadap karakteristik psikologis, sosial, dan budaya konsumen yang menjadi target bagi pelaku pasar, sehingga mereka dapat mendesain strategi pemasaran yang efektif. Pemahaman mengenai persamaan dan perbedaan yang ada pada negara – negara sangat penting bagi pelaku pasar multinasional yang harus menyusun strategi yang tepat untuk meraih konsumen di suatu negara yang spesifik. Semakin banyak persamaan antara satu negara dengan negara lain, maka pelaku pasar juga cenderung memakai strategi pemasaran yang hampir sama. Sedangkan jika kepercayaan, nilai, dan adat istiadat dari target negara – negara jauh berbeda; maka strategi pemasaran yang lebih spesifik diterapkan. Produk yang sama dapat mempunyai makna yang berbeda di tiap negara. Misalnya strategi pemasaran di Indonesia yang berbudaya kolektif, dengan extended family, dan masih menjunjung adat istiadat akan berbeda dengan strategi pemasaran di Amerika Serikat yang berbudaya individualis, dengan nuclear family, dan terbuka terhadap perubahan. Peraturan dan kebijakan yang berbeda menuntut pelaku pasar untuk berhati – hati dalam mendesain suatu strategi.. 8. A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN NILAI TUKAR MATA UANG SUATU NEGARA : Jawab : 1. 2. Hukum satu harga (Law of One Price) Hukum satu harga adalah prinsip bahwa suatu produk yang identik harus memiliki harga yang identik di semua negara bila dinyatakan dalam mata uang yang sama. Produk ini harus sama dalam hal mutu dan kandungan yang harus diproduksi untuk tiap negara. Bila harga tidak identik di tiap negara, akan timbul suatu arbitase, yaitu membeli suatu produk dengan harga tertentu di suatu negara dan menjualnya kembali di negara lain dengan harga yang lebih tinggi. McCurrency McCurrency adalah index yang diterbitkan oleh majalah Economist yang digunakan untuk menguji hukum satu harga dengan menggunakan BigMac dari McDonald’s sebagai produknya. Penggunaan indeks ini menggambarkan masalah yang terkait dengan penerapan hukum satu harga dalam prakteknya. Purchasing Power Parity (PPP) PPP adalah kemampuan relatif mata uang dua negara untuk membeli sejumlah barang yang sama di kedua negara. Nilai ini menggambarkan seberapa banyak mata uang A yang dibutuhkan oleh seseorang di negara A untuk membeli sejumlah produk yang sama dengan yang dapat dibeli oleh seseorang di negara B dengan mata uang B. PPP berlaku untuk produk-produk yang diperdagangkan secara internasional yang tidak dibatasi oleh hambatan perdagangan serta tidak / sedikit sekali dibatasi oleh biaya transportasi. 3. Role of Inflation (Peran Inflasi) Dampak terhadap keputusan money supply Terdapat dua kebijakan yang terkait dengan money supply, baik yang langsung maupun tidak langsung. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang mengacu kepada tindakan pemerintah yang secara langsung mempengaruhi tingkat suku bunga atau money supply. Pemerintah menggunakan kebijakan moneter untuk mempengaruhi money supply dengan membeli atau menjual surat berharga pemerintah di pasar terbuka. Kebijakan fiskal melibatkan penggunaan pajak dan pengeluaran pemerintah untuk mempengaruhi money supply secara tidak langsung. Pemerintah dapat meningkatkan atau menurunkan pengeluaran pemerintah untuk mempengaruhi money supply. Dampak terhadap pengangguran dan interest rate Tingkat suku bunga sangat rendah di negara-negara industri selama pertengahan dan akhir tahun 1990-an. Beberapa pendapat mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh adanya pengontrolan money supply dengan ketat Tingkat pengangguran yang rendah juga dapat menekan upah ke atas, yang biasanya dibebankan kepada pembeli dengan bentuk harga yang lebih tinggi. Pemerintah juga sering menaikkan tingkat suku bunga untuk memperlambat belanja konsumen dan peminjaman (keduanya merupakan salah satu penyebab inflasi). Penyesuaian nilai tukar terhadap inflasi 3. Komponen penting akan kesamaan nilai tukar adalah bahwa nilai tukar menyesuaikan diri dengan laju inflasi yang berbedabeda di negara yang berbeda. Diperlukan beberapa penyesuaian untuk mempertahankan kesamaan daya beli antara negaranegara. Role of Interest Rates Terdapat dua tipe suku bunga : tingkat suku bunga riil dan tingkat suku bunga nominal. Nilai yang dikenakan oleh bank disebut tingkat suku bunga nominal yang terdiri atas tingkat suku bunga riil ditambah biaya tambahan akibat inflasi. Fisher Effect (Efek Fisher) Efek Fisher adalah prinsip bahwa tingkat suku bunga nominal adalah jumlah tingkat suku bunga riil dan laju inflasi yang diharapkan selama jangka waktu tertentu. b. Mengapa kebijakan peningkatan money supply oleh BI dapat mempengaruhi nilai tukar Rupiah? Jawab : Apabila pemerintah (melalui Bank Sentral / BI) meningkatkan money supply dengan cara membeli surat berharga pemerintah di pasar terbuka (open market), maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap nilai tukar Rupiah. Kebijakan tersebut juga didefinisikan sebagai kebijakan moneter. Bila money supply Rupiah meningkat, nilai tukar Rupiah akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena bila supply Rupiah relatif banyak terhadap mata uang asing, maka nilai tukarnya akan menurun. Jadi dapat disimpulkan bahwa peningkatan money supply oleh BI dapat menurunkan nilai tukar Rupiah. c. Pengaruh penguatan nilai tukar secara sengaja terhadap perusahaan yang ada di Indonesia? Jawab : Kebijakan peningkatan money supply oleh BI dapat dinamakan Revaluasi. Revaluasi dapat didefinisikan sebagai peningkatan secara sengaja nilai mata uang suatu negara. Dampak yang dirasakan akibat kebijakan revaluasi tersebut adalah terjadinya peningkatan harga ekspor dan penurunan harga impor. Adanya peningkatan harga ekspor ini menyebabkan produk impor yang dihasilkan perusahaan di luar negeri menjadi relatif lebih murah dibandingkan produk dalam negeri. Jika produk luar negeri relatif lebih murah, maka daya saing produk dalam negeri menjadi lebih lemah. Oleh sebab itu kebijakan peningkatan nilai tukar secara sengaja atau kebijakan Revaluasi oleh BI dapat merugikan perusahaan di dalam negeri karena nilai tukar Rupiah akan meningkat dan hal ini bisa menyebabkan harga produk impor relatif lebih murah. d. Hubungan kepercayaan bisnis (business confidence) dengan nilai tukar suatu negara? Jawab : Kepercayaan pelaku bisnis dan konsumen mempengaruhi nilai mata uang suatu negara. Kepercayaan terhadap outlook ekonomi suatu negara mendorong perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi dan konsumen untuk meningkatkan belanja mereka. Misalnya, para traders percaya bahwa akan terjadi peningkatan nilai tukar untuk suatu mata uang. Mereka akan membeli mata uang tersebut, dan menjualnya apabila nilai mata uangnya meningkat dan mendapatkan keuntungan dari selisih antara harga beli dan jualnya. Apabila seluruh traders percaya akan hal yang sama bahwa akan terjadi peningkatan nilai mata uang suatu negara yang bersangkutan dan menunjukkan perilaku yang sama, maka aktivitas tersebut cukup untuk mendorong nilai tukar mata uang suatu negara tersebut. Tidak penting alasan para trader tersebut mempercayai bahwa nilai tukar akan meningkat, tetapi yang penting adalah bagaimana sejumlah trader dalam jumlah banyak percaya bahwa future value suatu nilai tukar akan meningkat, maka nilai tukar mata uang tersebut akan meningkat. Hal inilah yang menyebabkan suatu negara harus memelihara kepercayaan investor, pebisnis, dan konsumen dalam perekonomian negara tersebut. 9. A. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN ENTRY MODE PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMILIH DAN Jawab : 1. Mengidentifikasi pasar potensial Untuk dapat mengidentifikasi dengan jelas apakah terdapat permintaan pada suatu pasar sasaran tertentu, riset pasar harus dilaksanakan dan hasilnya diinterpretasikan. 2. Mencocokkan kebutuhan dengan kemampuan Nilai secara cermat apakah perusahaan memiliki kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pasar. 3. Mengawali pertemuan Pertemuan dini dengan distributor, pembeli, dan pihak potensial lainnya. Kontak awal harus diarahkan untuk membangun kepercayaan dan iklim kooperatif dengan semua pihak. Setelah membangun kepercayaan, pertemuan-pertemuan selanjutnya dirancang untuk memperkirakan keberhasilan potensial persetujuan apapun bila kedua belah pihak menunjukkan ketertarikan. 4. Menyalurkan sumberdaya Pendayagunaan sumberdaya manusia,keuangan, dan fisik perusahaan. b. Pengertian, keunggulan, serta kekurangan dari wholly owned subsidiary Jawab : Definisi : wholly owned subsidiary merupakan sarana yang sepenuhnya dimiliki oleh perusahaan induk tunggal (kepemilikan secara penuh). Perusahaan dapat mendirikan wholly owned subsidiary dengan membeli perusahaan yang sudah ada, atau membentuk perusahaan baru dari bawah. Keunggulan : Manajer memiliki kendali penuh atas operasi harian di pasar sasaran dan atas akses terhadap teknologi berharga, proses, dan kekayaan tak berwujud lainnya di dalam anak perusahaan. Merupakan entry mode yang bagus bila perusahaan ingin mengkoordinasikan kegiatan semua anak perusahaan nasionalnya. Kekurangan : Investasi sangat mahal, yang kemungkinan akan sulit dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kecil dan menengah. Resiko sangat tinggi karena membutuhkan sumberdaya perusahaan yang cukup besar. c. Pengertian strategi global dan strategi multinasional Jawab : Terdapat dua strategi generik yang dapat diterapkan oleh perusahaan dalam kegiatan bisnis internasional : 1. Strategi global Strategi menawarkan produk yang sama dengan menggunakan strategi pemasaran yang sama di semua pasar nasional. Manfaat utama strategi global adalah penghematan biaya karena standarisasi produk dan pemasaran. Masalah utama strategi global adalah strategi ini mungkin menyebabkan perusahaan mengkesampingkan perbedaan-perbedaan penting dalam preferensi. Pembeli dari satu pasar ke pasar lain. 2. Strategi multinasional Strategi mengadaptasi produk dan strategi pemasarannya pada tiap pasar nasional untuk menyesuaikan dengan selera lokal. Keuntungan strategi multinasional adalah strategi ini memungkinkan perusahaan untuk mengamati secara dekat preferensi pembeli pada tiap pasar lokal dan dengan cepat dan efektif menanggapi munculnya preferensi baru pembeli. Kerugian utama dari strategi ini tidak memungkinkan perusahaan untuk mengeksploitasi skala ekonomi dalam pengembangan, manufaktur, atau pemasaran produk. d. Faktor-faktor yang perlu diperhitungkan dalam menentukan strategi global maupun multinasional? 1. Formulasi strategi Formulasi strategi memungkinkan manajer mundur dari kegiatan sehari-hari dan mendapatkan perspektif baru mengenai arah perusahaan dan industri saat ini dan di masa mendatang. 2. Mengidentifikasi misi dan tujuan perusahaan Jenis pernyataan misi Pernyataan misi adalah pernyataan tertulis mengapa suatu perusahaan ada dan apa yang ingin dicapainya. Misi perusahaan seringkali menyatakan bagaimana operasi perusahaan mempengaruhi para stakeholder, mulai dari pemasok, pegawai, sampai pemegang saham dan konsumen, yang terpengaruh oleh kegiatan perusahaan. Selain itu, manajer juga harus mendefinisikan tujuan yang ingin dicapainya di pasar global. Mengidentifikasi kompetensi inti dan kegiatan penciptaan nilai Sebelum manajer merumuskan strategi yang efektif, mereka harus menganalisa perusahaan, industri, dan lingkungan bisnis nasional dimana perusahaan terlibat. Kemampuan unik perusahaan Kompetensi inti adalah kemampuan khusus perusahaan yang sulit atau mustahil diimbangi oleh pesaing. Analisis rantai nilai Analisis rantai nilai adalah proses pembagian kegiatan perusahaan menjadi kegiatan primer dan kegiatan pendukung serta mengidentifikasi kegiatan mana yang menghasilkan nilai bagi konsumen. Lingkungan bisnis nasional dan internasional Perbedaan nasional dalam bahasa, kepercayaan keagamaan, kebiasaan, tradisi, dan iklim memperumit perumusan strategi. Perbedaan dalam sistem politik, hukum, dan ekonomi juga memperumit strategi internasional. 3. Merumuskan strategi JAWABAN NO 10. Ekspatriasi atau diskriminasi? 1. Beberapa alasan kunci untuk mempertahankan manajer-manajer ekspatriat pada posisi tertinggi di perusahaan adalah Manajer ekspariat mengetahui budaya kerja di dalam perusahaannya Manajer ekspariat dapat melatih lokal manajer sesuai sistem yang dijalankan oleh perusahaan di Negara asal Manajer ekspariat meminimalis KKN 2. Problem-problem potensial yang akan dihadapi jika perusahaan memutuskan untuk menempatkan manajer ekspariat pada posisi tersebut adalah Menghasilkan perasaan diskriminasi bagi semua Menurunkan moral individu (pendidikan, budaya kerja lokal, dll) - Kesulitan komunikasi/menyampaikan maksud dengan karyawan lokal sehingga terkesan kurang merakyat Total kompensasi yang diberikan perusahaan untuk manajer menjadi tinggi Gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dengan budaya Negara tuan rumah 3. Keuntungan yang diperoleh bila mempekerjakan manajer lokal di pasar-pasar yang tumbuh baru adalah Pandangan yang tajam tentang kondisi bisnis lokal Keuntungan yang potensial (memperhatikan visi dan misi perusahaan serta tidak merugikan Negara lokal) pada saat pengambilan keputusan Meminimalisir konflik karena mampu menggabungkan budaya kerja dan keterbatasan komunikasi dengan para karyawan maupun stake holder terkait dengan perusahaan 4. Langkah-langkah yang harus dilakukan perusahaan untuk meyakinkan pengadilan bahwa pengurangan pegawai bukanlah suatu tindakan diskriminasi Menunjukkan fakta-fakta yang kuat bahwa pemberhentian tersebut untuk kepentingan bisnis Memberikan pernyataan tertulis yang sah jika perusahaan mengalami kerugian dari memperkerjakan karyawan tersebut Memberikan pernyataan yang sah bahwa reorganisasi divisi perusahaan untuk mengurangi kerugian pada produk yang menjadi tanggung jawab dari pegawai yang dikurangi JAWABAN 11. VERSI SALMAN: KEKUATAN APA YANG DIBAWA OLEH AT&T DENGAN BERGABUNG DENGAN UNISORCE? Jawaban : Kekuatan yang dibawa AT&T saat bergabung dengan Unisource adalah nama dan skala usaha yang besar. Dengan skala usaha yang besar AT&T memiliki kekuatan permodalan yang besar untuk masuk ke Amerika latin dan Eropa. 1) Dapatkah Anda menggambarkan permasalahan potensial yang mungkin terjadi pada join ventura AT&T dan Unisorce? Jawaban : Permasalahan potensial yang mungkin muncul pada joint venture AT&T-Unisource adalah : Perbedaan budaya dan bahasa Perbedaan peralatan dan kompatibilitas antar jaringan di masing-masing perusahaan yang bergabung dalam joint venture. Kekahawatiran akan dominasi yang besar dari AT&T karena skala usaha dan nama besar serta pengaruh globalnya. Kondisi kebijakan ekonomi dan politik di setiap negara yang berbeda-beda. 2) Berikan penilaian terhadap pembentukan Global One, Unisource, dan jenis kemitraan yang lain yang didiskusikan dalam kasus ini, dilihat dari faktor strategis dalam memilih entry mode yang teridentifikasi dalam bab ini. Jawaban: Pembentukan kemitraan sebagai faktor strategis untuk masuk ke pasar internasional memberikan keuntungan bagi setiap bentuk kemitraan, karena resiko yang akan muncul dapat diatasi bersama, dan skala usaha menjadi lebih besar, serta usaha untuk menghimpun modal kerja dapat lebih mudah. Disamping itu hubungan yang dimiliki oleh masing-masing mitra dalam joint venture terhadap negara-negara yang akan dimasuki akan mempermudah akses untuk membuka pasar yang lebih luas. Untuk kasus Global One yang merupakan aliansi dari france Telecom, Deutsche Telekom, dan Sprint, mengalami banyak kendala dalam operasionalnya antara lain biaya awal yang tinggi, penggunaan berapa bahasa yang berbeda, dan tidak adanya kepercayaan diantara masing-masing mitra, peralatan yang berbeda, dan sistem pembayaran yang berbeda, karena perbedaan sistem monopoli di masing-masing negara. Untuk kasus Unisource yang merupakan aliansi antara Telia AB Swedia, Swiss Telecom PTT, dan PTT Telekom Belanda, dan kemudian Telefonica de Espana turut bergabung sebagai mitra yang setara. Permasalahan muncul ketika Unisource-AT&T memutuskan untuk mengadakan joint venture dengan perusahaan telekomunikasi di Jerman dan Perancis. Permasalahan ini muncul karena adanya kekhawatiran pembuat kebijakan di Eropa terhadap kemungkinan dominasi AT&T di Eropa mengingat skala usaha dan nama besarnya. Permasalahan lain yang timbul pada aliansi Unisource-AT&T muncul pada saat Telefonica de Espana memutuskan keluar dari aliansi dan bergabung dengan Concert Communications. Sehingga mengurangi kemampuan aliansi tersebut untuk masuk ke pasar Amerika Latin. Permasalahan-permasalahan umum yang terjadi dalam aliansi internasional adalah perbedaan kepentingan-kepentingan strategis masing-masing mitra dalam memutuskan rencana-rencana strategis mana yang akan diterapkan dalam operasionalnya. Disamping itu permasalahan yang lain adalah pada aliansi yang besar bersifat terlalu birokratis dan juga seringkali timbul ketidaknyamanan dalam membuat suatu keputusan bersama. Aliansi dibidang telekomunikasi yang sukses salah satunya adalah ITXC Corp, dimana hubungan aliansi mereka tidak bersifat strategis, tetapi lebih bersifat individual/personal dimana masing-masing pihak memiliki tujuan yang sama dengan cara kerja yang sama pula. JAWABAN 11 VERSI TESSA MAGRIB NANTI. Dunia baru yang berani : Joint venture telekomunikasi 1. Kekuatan yang dimiliki AT&T untuk membentuk joint venture dengan Unisource Bagian dari aliansi Kokusai Denshin Denwa (KKD) of Japan dan Telecom of Singapore dalam WordPartners 2. 3. Saham 40 % dari Unisource Nama merk yang kuat dan mahabesar di Eropa Komplikasi yang dapat timbul dari joint venture antara AT&T dan Unisource adalah Melemahnya kekuatan aliansi karena salah satu mitra unisource membentuk aliansi baru Kesepakatan yang buruk karena ketidakpercayaan antar mitra Adanya kepentingan dari masing-masing mitra Pembentukan aliansi baru oleh AT&T dengan Italy’s stet yang mengakibatkankekuatan joint venture antara AT&T dan Unisource menjadi lemah (strategi AT&T bercabang) Informasi sehubungan topik faktor strategik yang mempengaruhi cara memasuki pasar internasional mengenai : a. Global one - Membuat kesepakatan untuk menjual 10 % sahamnya pada mitra Perancis dan Jerman - Memasang CEO dan President Global One dari orang dalam (Eksekutif Sprint) sehingga mengatasi permasalahan finansial b. Unisource - Memanfaatkan pengaruh perusahaan spanyol untuk membidik pasar Amerika Latin - Melakukan joint venture dengan AT&T untuk memasuki pasar Asia c. Concert Communications - Gabungan antara British Telecom dan Sprint dalam memperluas pangsa pasar sebagai operator untuk jasa suara dan jaringan data kepada perusahaan global.