1 SOSIOLOGI : SUATU PENGANTAR 1. Mengenai Sosiologi (Masyarakat) Sosiologi berasal dari bahasa latin 'socius' yang artinya kawan dan 'logos' yang berarti kata atau bicara. Secara awam sosiologi dapat diterjemahkan sebagai : berbicara mengenai masyarakat. Untuk menambah pemahaman, tidak ada salahnya kita coba telaah definisi sosiologi menurut beberapa pakar, seperti : P. Sorokin, sosiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari : hubungan dan pengaruh timbal-balik dari aneka gejala-gejala sosial, gejala sosial dengan gejala non-sosial dan mempelajari ciri-ciri umum jenis-jenis gejala sosial. Roucek and Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompokkelompok. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi 2 atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Selanjutnya struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah (norma) sosial, lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik pelbagai segi kehidupan bersama, misal pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dan segi kehidupan politik. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science) dan bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum, prinsipprinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi antarmanusia juga perihal hakikat, bentuk, isi dan struktur dari masyarakat manusia. Obyek dari sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Masyarakat menurut Mac Iver dan Page ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata-cara, dari wewenang dan 3 kerjasama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan kebebasan tingkah manusia. laku Masyarakat serta kebebasan- merupakan jalinan hubungan sosial, dan masyarakat selalu berubah. Selo Soemardjan menyatakan bahwa masya-rakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Walaupun definisi dari para pakar berbeda, namun unsur-unsur dalam obyek masyarakat : Manusia yang hidup bersama, dalam waktu yang cukup lama, oleh karenanya muncul manusia-manusia baru, manusia itu dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti, mereka mempunyai keinginan-keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya, akibat dari hidup bersama timbulah sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut. Mereka sadar merupakan suatu kesatuan, merupakan sistem kehidupan bersama yang menimbulkan kebudayaan. 4 2. Proses Sosial dan Interaksi Sosial menurut Soedjono Soekanto (1981), proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorang dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem, serta bentukbentuk hu-bungan apabila ada perubahan yang menggoyahkan cara-cara hidupnya. Atau dengan kata lain proses-proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbalbalik antara pelbagai segi kehidupan bersama. Kimbal Young dan Raymound W. Mack (1959), mengatakan ; kunci dari semua kehidupan sosial adalah interaksi sosial, tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang perorang secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial, pergaulan hidup baru akan terjadi apabila orang perorang atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian dan lain sebagainya. Maka interaksi sosial 5 adalah dasar proses-proses sosial, interaksi sosial adalah syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial dan interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis antar orang perorang, orang dengan kelompok manusia, maupun antara kelompok manusia. Suatu interaksi sosial tidak akan terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu : adanya kontak sosial dan komunikasi. Untuk selanjutnya bahasan ini akan menjadi fokus kajian sosiologi komunikasi dengan berbagai aspek-aspeknya. 3. Kelompok-kelompok sosial Klasifikasi kelompok-kelompok sosial dapat dilihat dari berbagai sudut kriteria/ukuran. Seperti George Simel mengambil ukuran besar-kecilnya jumlah anggota kelompok mempengaruhi kelompoknya serta interaksi sosial dalm kelompok tersebut. Ukuran lainnya atas dasar derajat interaksi sosial dalam kelompok sosial tersebut atau tinggi rendahnya derajat eratnya 6 hubungan antar anggota (face-to-face.grouping). Atau ukuran lainnya seperti kepentingan dan wilayah. Berikut sistematika kelompok-kelompok terpenting 7 dalam struktur sosial : Kategori utama Tipe Umum A. kesatuan Community Tipe Khusus Suku, bangsa, wilayah desa, RT B. Kasta, Kepentingan 1. kelas sama tanpa elite, kelas persaingan, organi-sasi tetap kota, kelas kerjasama 2. etnis/ras Warna kulit, imigran, kelompok nasional C. 3. Kerumunan kerumunan kepentingan sama kepentingan 1. sama primary Keluarga, dengan group organisasi tetap 2. assocciatio dengan kelompok permainan, clique, club Negara, gereja, persatuan buruh, dsb n besar Sumber R.M. Mac Iver and Charles H. Page dalam Soedjono Soekanto (1981) Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur 8 diantaranya : kerumunan (crowd) dan publik. Bentukbentuk umum dari kerumunan adalah : A. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial, seperti ; khalayak penonton/pendengar formil (formil audience) , kelompok ekspresif telah direncanakan (planned expressive) . B. Kerumunan yang bersifat sementara (casual crowds) , seperti ; kumpulan yang (inconvenient aggregations) kurang menye-nangkan contohnya antri karcis, kerumunan panik (panic crowds) , kerumunan penonton (spectator crowds). C. Kerumunan yang berlawanan dengan norma hukum (lawless crowds), seperti ; kerumunan emosionil (acting mobs), kerumunan immoral contohnya orang mabuk. Publik berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi seperti surat kabar, televisi, radio, film dan sebagainya. Jumlah pengikutnya luas dan besar. 9 10 KOMUNIKASI : SEBUAH PENGANTAR 1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan fenomena sosial yang dewasa ini dianggap sangat penting sehubungan dengan dampak sosial yang menjadi kendala dalam kemaslahatan umat manusia akibat perkembangan permasalahan-permasalahan teknologi. yang timbul Banyak akibat komunikasi. Hakekat komunikasi menurut Effendi (1993 : 28) adalah proses pernyataan antar manusia, dan yang dinyatakan adalah pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurannya. Selanjutnya komunikasi diberi batasan sebagai penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan, sedang pesan terdiri dari dua aspek, aspek pertama aspek isi berupa pikiran dan perasaan sedang aspek kedua yakni lambang berupa bahasa verbal dan non verbal. Devito (1997 : 23) memberikan definisi komunikasi 11 yang mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim da menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Komunikasi dalam konteks sosial secara sederhana dapat dirumuskan dalam sebuah pengertian proses penerimaan pengolahan dan penyampaian informasi di dalam dan diantara sistem sosial. Komunikasi merupakan fenomena sosial yang lekat dengan kehidupan manusia sehari-hari, ketika merenung Saya berbicara di dalam hati, Saya mengolah semua hasil sensasi (penginderaan terhadap sesuatu/fenomena) dan terbentuklah dalam pikiran Saya sebuah persepsi terhadap sesuatu, Saya ingat-ingat sesuatu/fenomena tadi, lalu Saya bandingkan dengan sesuatu/fenomena tadi dengan fenomena sebelumnya. Saya sedang melakukan komunikasi dengan diri-pribadi Saya. Kegiatan komunikasi tersebut sering diistilahkan dengan 12 komunikasi intrapersona. Komunikasi juga sering dilakukan oleh individu pada individu lain untuk mengutarakan maksud/pesan tertentu berupa bahasa verbal maupun non verbal. Contohnya ketika seseorang akan mengatakan ‘ Aku cinta Kamu’ terhadap lawan jenis, banyak hal yang dilakukan, secara verbal ingin rasanya selalu mengajak ngobrol tentang apa saja (curhat-konsultasi-menyelidiki latar belakangnya), secara non verbal ada kalanya memperlihatkan dengan bahasa tubuh (gesture) seperti muka kelihatan ceria, secara fisik selalu ingin dekat, pandangan matanya penuh dengan asa dan cita-cita, ada kalanya dengan bahasa kinesik seperti berpakaian selalu ingin tampil rapi dihadapannya, pakai wangi-wangian, sembari menunggu kesempatan ketika nggak ada orang lain, pembicaraan ini hanya kita berdua saja yang tahu, ( rahasia yah..) Dalam perkembangan masyarakat dan kebudayaan, kegiatan komunikasi dalam masyarakat pun turut mengalami perubahan. Coba kita lihat kembali sejarah 13 manusia purba ketika manusia masih berkebudayaan primitif atau lebih dikenal zaman batu, kegiatan komunikasi telah mereka lakukan dengan cara bahasa verbal/lisan (entah seperti apa bahasanya) dan non verbal berupa huruf atau gambar pada batu, simbolsimbol tertentu yang telah disepakati bersama digunakan untuk mengkomunikasikan maksud tertentu. Perkembangan komunikasi di atas lebih dikenal dengan istilah budaya komunikasi lisan. Sekarang teknologi telah berkembang begitu pesat, dari mesin cetak, radio, tv, kamera, komputer dan sampai yang terakhir sekarang internet, terus bagaimana perubahan sosial dalam masyarakat khususnya pola-pola komunikasi (interaksi sosial-nya). Hal lain coba bandingkan kegiatan komunikasi pada masyarakat suku Jawa, dimana masyarakatnya erat sekali dengan etika budaya unggah-ungguh, tata krama yang halus, penuh pertimbangan perasaan dalam bertindak dan berkomunikasi, kehati-hatian, dengan 14 kegiatan komunikasi masyarakat suku Batak, yang penuh dengan keterbukaan, sebenaranya intonasi tinggi. Dari sini bisa kita pahami dan rasakan alangkah uniknya fenomena komunikasi di masyarakat, belum perkembangan kebudayaan manusia khususnya perkembangan teknologi sebagai sarana komunikasi, tentu akan menjadi kajian yang menarik khususnya mata kuliah Sosiologi Komunikasi ini. Lalu apa yang disebut komunikasi, komunikasi oleh para pakar memiliki sifat yang disebut plogiston, dimana saja dan kapan saja ada komunikasi. 2. Komunikasi sebagai disiplin akademik Secara historis tahun 1960 Carl I Hovland dalam karyanya “Social Communication” memunculkan istilah “Science of Communication” yang didefinisikan sebagai suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara yang setepat-tepatnya asas-asas pentransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap. (Effendi, 15 1993 : 13) Dan pada tahun 1967 Keith Brooks menerbitkan buku yang berjudul “The Communicative Arts of Sciences of Speech”. Brooks memunculkan kata ‘communicology’. Demikian juga Joseph A Devito mengetengahkan istilah communicology untuk ilmu komunikasi, seperti dalam bukunya “Communicology : an Introduction to The Study of Communication”, ia menjelaskan komunikologi adalah suatu studi tentang ilmu komunikasi, secara khusus subseksinya berkaitan dengan komunikasi oleh dan di antara manusia-manusia. (ibid) Kehidupan akademis ditandai dengan adanya tematema dan bidang kajian. Tema merupakan pokok kajian, topik atau pusat perhatian sarjana, sedang bidang merupakan komunitas sarjana yang berhubungan dengan tema tertentu. (Littlejohn, 1978) Bidang komunikasi juga merupakan tema yang menjadi perhatian berbagai disiplin lain dan kajian komunikasi khususnya komunikasi manusia, memperlihatkan 16 ketidakjelasan batas-bats disiplin akademis tradisional dan masuk ke berbagai bidang.(ibid) Menurut Littlejohn, kajian komunikasi manusia merupakan studi interdisipliner yang menyelidiki proses komunikasi dengan menggunakan pandangan dan berbagai disiplin tradisional, seperti pada gambar berikut : Sifat interdisipliner ditunjukan dengan lingkaran di tengah gambar tersebut, dan gambar tersebut menunjukan bahwa setiap disiplin pokok di luar retorika berkaitan dengan bidang kajian di luar ranah komunikasi, tetapi semuanya merupakan tema yang sasling berhubungan. Komunikasi merupakan inti dari seluruh kegiatan manusia, kita tidak dapat sepenuhnya mempelajari perilaku individu, struktur sosial, aktivitas politis, kreasi seni, bahasa dan budaya, atau bidangbidang kegiatan manusia lainnya tanpa memasukkan penyelidikan proses komunikasi. Karena alasan itulah 17 maka komunikasi menjadi tema yang ada di mana-mana. (Littlejohn, 1978) 18 3. Bidang-bidang komunikasi Bidang-bidnag komunikasi antarmanusia menurut Joseph DeVito (1997) adalah : Bidang Pengertian Komunikasi Hal yang menyangkut teori antarmanusia INTRA Komunikasi Perkembangan PRIBADI dengan diri Konsep diri, kepribadian dan komunikasi ANTAR Komunikasi PRIBADI antara Efektivitas dua antarpribadi, orang pengembangan hubungan, perbaikan hubungan KELOMPOK Komunikasi Kepemimpinan, tipe KECIL dalam ,peran kelompok kerja kecil kelompok efektif anggota, kelompok, ORGANISASI Komunikasi Struktur organisasi, dalam semangat organisasi produktivitas kerja, kerja, komunikasi organisasional PUBLIK Komunikasi Informatif (TERBUKA) kepada persuasif, analisis khalayak khalayak, gagasan dan dan komunikasi mengena ANTAR Komunikasi Budaya BUDAYA antar orang komunikasi, dan dari budaya hambatan yang komunikasi, berbeda teks budaya kon- 19 MASSA Komunikasi Fungsi media, kepada pengaruh media, 20 khlayak yang media yang efektif, luas melalui budaya media dan sarana au- budaya massa dio dan atau visual 4. Komponen-komponen dalam komunikasi Komponen-komponan dalam komunikasi sering menjadi acuan/indikator para peneliti khususnya yang berkaitan dengan tema komunikasi. Unsur-unsur komunikasi : A. Sumber, sumber dapat berupa perorangan, kelompok dan lembaga. Orang lebih familiar menyebut sumber dengan istilah komunikator, si pengirim pesan (encoder) . B. Pesan, tentu ketika individu berkomunikasi ada sesuatu yang disampaikan yakni pesan (messages), pesan bisa berupa pesan verbal (kata-kata) dan pesan 21 non verbal (seperti gesture,body language, simbolsimbol, dsb) C. Komunikatie, atau orang lebih sering menyebut komunikan (audiences) , sasaran atau obyek komunikasi siffatnya dapat homogen dan heterogen. Sering menjadi kajian khusus dalam komunikasi yaitu audience research dalam rangka menentukan strategi komunikasi yang efektif. D. Saluran atau channels, kita sering menyebut media dalam berkomunikasi. Media dapat berupa alamiah, tradisional (etnik), dan media teknologi komunikasi, baik cetak maupun elektronik. E. Feed Back, atau umpan balik. Umpan balik terbagi dalam ; feed back langsung (direct feed back), feed back tertunda (delayed feed back) . Feed back juga sering disebut respons dari interaksi sosial (komunikasi). F. Gangguan (noise) , setiap dalam berkomunikasi hampir tidak luput dengan adanya gangguan, baik yang sifatnya psikologis, sosiologis, kultur, dan fisikal. Tinggal bagaimana kita mengumpulkan 22 informasi yang terkait dalam pembuatan strategi komunikasi/penyampaian. G. Tujuan (destination) , orang berkomunikasi mempunyai tujuan ; informatif, persuasif, koersif, menghibur, konsultasi dan sebagainya. H. Efek komunikasi, dari pandangan psikologis efek komunikasi terbagi dalam tiga ; efek kognitif (pengetahuan), efek afektif (perasaan, emosional), efek konatif (behavioral atau psikomotorik). I. Lingkungan tindak komunikasi (konteks) minimal ada tiga dimensi ; Fisik (tangible/berwujud), Sosiopsikologis (status, peran, permainan, budaya masyarakat), dan temporal (waktu). Perlu diketahui bahwa proses komunikasi selalu terjadi secara simultan, artinya dalam berinterakasi terjadi tukar menukar peran (komunikator-komunikan) secara bergantian, inilah yang dinamakan komunikasi dua arah. Dari berbagai disiplin/pandangan mengenai komunikasi banyak sekali model-model komunikasi seperti Lasswell (latar belakang ilmu politik) memberikan model 23 komunikasi : Who--says what--in which channel—to whom-whit what effect SOSIOLOGI KOMUNIKASI : Sebuah Tinjauan Fenomena komunikasi dalam kehidupan 24 sosial sebenarnya telah melekat pada diri kita tanpa disadari dan secara keilmuan telah mendapat sorotan dari para sosiolog, khususnya ketika membahas materi interaksi sosial dan konsep komunikasi sebagai interaksi simbolik dan sebagainya. Orang kadang melihat sebelah mata bahwa ilmu komunikasi hanya ilmu terapan (applied science), namun setelah memasuki kajian atau disiplin ilmu yang lain, sangat dibutuhkan kerangka konsep yang khas dan luas. Contoh saja ketika komunikasi mengkaji teknologi komunikasi (informasi), ilmu komunikasi akan banyak membahas masalah-masalah teknis (mekanis) seperti peralatan teknologi baik hard ware maupun soft ware beserta pemanfaatan dampak sosial teknologi itu sendiri di masyarakat. Bagaimana dengan sosiologi komunikasi, diawal pembahasan ini sebenarnya terlitas dalam benak kita ketika membahas fenomena komunikasi sebagai 25 fenomena sosial dengan kerangka berpikir sosiologis. Atau aspek-aspek suatu proses /tindak komunikasi baik dari sekala individu dalam masyarakat maupun sosiokultural yang dianalisis dengan pendekatan sosiologis. Berikut diantaranya tema-tema yang menjadi bidang kajian sosiologi komunikasi : a. Perubahan sosial yang memfokuskan pada masalahmasalah ; kontrol sosial, proses sosial, perubahan teknologi dan mobilitas sosial, dan sebagainya. b. Hubungan dinamika interpersonal kelompok yang analisis mengkaji kelompok masalah kecil, kepemimpinan, sosialisasi dan sebagainya. c. Opini publik dan komunitas yang memfokuskan pada masalah pengukuran opini publik (measurement public opinion) dan aspek-aspeknya. d. Hubungan antar kelompok (intergroup relations) yang mengakaji masalah hubungan ras dan etnik, hubungan perburuhan, sebagainya. international relationship, dan e. Family relationship, yang memfokuskan pada marriage 26 and marital relations, parent-child relations, dan sebagainya. f. Psikologi sosial, development, mengkaji kepribadian masalah dan : personality budaya, social psychiatry, perilaku kolektif dan sebagainya. g. Research methodology seperti analisis propaganda, riset pasar, komunikasi massa, attitude studies, morale studies. 27 Paradigma Massa Dalam khasanah ilmu pengetahuan sosial kata massa mengandung makna positif dan negatif, positifnya (dalam tradisi sosialis) mengandung konotasi kekuatan dan solidaritas dikalangan para pekerja biasa. Kekuatan dan solidaritas dimunculkan untuk mencapai tujuan kolektif, dalam konteks kuantitas ‘gerakan massa’, ‘dukungan massa’, ‘aksi massa’ dan lain-lain. Makna negatifnya berasal dari pemakaian kata kerumunan atau mob, orang banyak, khususnya dalam pengertian sejumlah orang yang tak teratur dan cenderung anarkis. Terlepas pada makna di atas, komunikasi massa dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produk massal yang terjangkau oleh khalayak dalam jumlah besar. Massa banyak dipakai para sosiolog khususnya berkaitan dengan khalayak media. 28 Tipe Kolektivitas Herbert Blumer (1939) dalam McQuail (1989) membuat definisi massa dengan membandingkan istilah tersebut dalam bentuk kolektifitas yang ada dalam kehidupan sosial, khususnya ‘kelompok’, ‘kerumunan dan publik’. Dalam sebuah kelompok kecil sesama anggota saling mengenal satu sama lain, menyadari keanggotaannya, memiliki nilai yang sama, dan memiliki struktur hubungan tertentu, dalam berinteraksi memiliki tujuan tertentu. Kerumunan jumlah anggotanya lebih besar, tapi masih dapat diamati dalam suatu ruang tertentu. Kerumunan bersifat sementara, jarang sekali dapat dibentuk seperti yang pertama, kerumunan mugkin saja memiliki kadar identitas yang tinggi dan memiliki persaaan yang sama, tetapi biasanya tidak memiliki struktur dan aturan tertentu menyangkut segi moral dan sosialnya. Tindakan yang sering dilakukan kerumunan adalah irasional dan emosional. oleh Sedangkan publik cenderung memiliki anggiota 29 sangat besar, tersebar dan bertahan lama. Publik cenderung terbentuk oleh karena adanya suatu masalah atau sasaran tertentu dalam kehidupan publik, tujuannya untuk memenangkan suatu kepentingan atau pandangan dan untuk mengadakan suatu perubahan politik. Massa mencakup beberapa unsur seperti khalayak radio, TV, dan sinema. Massa sangat besar, sering kali lebih besar dari kelompok, kerumunan dan publik. Anggotanya tersebar luas dan biasanya tidak saling mengenal, heterogen dan berasal dari semua lapisan sosial dan kelompok demografis. Massa kurang memiliki kesadaran diri dan identitas diri, komposisi selalu berubah, tidak bertindak atas kehendak sendiri, tapi disetir untuk melakukan suatu tindakan. SOSIOLOGI KOMUNIKASI MASSA Peringkat Proses Komunikasi : - Masy.Luas (Kom. Massa) Sedikit Terjadi 30 - Institusi/Organisasi - Antar Kelompok/asosiasi - Dalam Kelompok - Antar Pribadi - Intra Pribadi Banyak Terjadi Massa : Suatu kumpulan orang banyak yang tidak mengenal keberadaan individualisme. Komunikasi Massa secara sederhana dimaknai sebagai komunikasi menggunakan media massa, dan hal tersebut dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah yang besar. Pengertian Komunikasi Massa menurut Rakhmat : diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Sifat Bentuk Komunikasi Massa : sebagai komunikasi 31 yang umum, cepat dan selintas. Sementara Onong Uchyana Effendy menjelaskan Karakteristik Komunikasi Massa sebagai berikut : 1. Bersifat umum Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka bagi umum. Benda-benda tercetak, radio, film dan televisi apabila digunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organisasi yang tertutup tidak dapat dikatakan komunikasi massa, 32 2. Bersifat heterogen Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orangorang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai stratifikasi masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis. Oleh karena itu, mereka berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh. 3. Media massa menimbulkan keserempakan Yang dimaksud keserempakan dengan keserempakan kontakdengan sejumlah ialah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lain berada dalam keadaan terpisah. 4. Hubungan komunikator-komunikan bersifat non pribadi. Sifat non pribadi ini timbul disebabkan dari teknologi penyebaran yang masal dan sebagaian lagi disebabkan syarat-syarat bagi peran komunikator 33 yang bersifat umum. De Fleur merinci karakteristik komunikasi massa : 1. A message is formulated by profesional communicators 2. The message is sent out in relatively rapid and continous way through the use of media (ussually print, film, or broadcasting) 3. The message reaches relatively large and diverse (that is mass) audiences. Who attend to the media in selective ways. 4. Individual members of the audience intepret the message in such a way that they experience meanings that are more or less parralel to those intended by the profesional communications 5. As a result of experience these meanings, members of the audience are influenced in some way ; that is, the communications Fleur/Dennis) has some effect (De Aktifitas Pokok Kom. Massa : (Harold Lasswell), 34 fungsinya : 1. Pengawasan lingkungan 2. Korelasi antar bagian masyarakat dalam menanggapi lingkungan 3.Transmisi warisan sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya 4. Hiburan (ini tambahan dari Wright) Semua urutan fungsi bertalian dengan : pemberian informasi, pemberian komentar atau intepretasi yang membantu pemahaman makna penggalan informasi dan juga pembentukan konsensus, ekspresi nilai-nilai dan simbol budaya yang diperlukan untuk melestarikan identitas dan kesinambungan masyarakat. Bagaimana dengan tujuan media dalam masyarakat : 35 (McQuail) 1. Fungsi media massa bagi masyarakat a. Informasi - menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia - menunjukan huibungan kekuasaan - memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan b. Korelasi - menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi - menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan - melakukan sosialisasi - mengkoordinasi beberapa kegiatan - membentuk kesepakatan - menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif c. Kesinambungan - mengekspresikan budaya dominan dan mengakui 36 keberadaan kebudayaan khusus (sub culture) serta perkembangan budaya baru d. Hiburan - menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi - meredakan ketegangan sosial e. Mobilisasi - mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan dan kadangkala juga bidang agama 37 Teori Pokok Sistem Komunikasi Massa : 1. Soviet Communist, dimana media massa memperoleh mandat yang jelas dan eksplisit dari partai dan pemerintah sebagai tujuan pokok mereka. Media dipercaya utnuk membawakan teori dan kebijaksanaan komunis kepada massa, menekankan dukungan pada partai dan pemerintah, dan meningkatkan tingkat budaya masyarakat. Untuk mencapai ini partai dan pemerintah menggunkan kontrol yang keras. 2. Libertarian, kontrol menekankan pemerintah, kebebasan meskipun media ada dari aturan, pembatasan dan tindakan pemerintah 3. Social Responsbility, menekankan tanggung jawab moral dan sosial orang-orang atau lembaga yang menjalankan media massa, antara lain untuk memberikan informasi dan diskusi kepada publik tentang masalah-masalah sosial yang penting dan menghindari aktifitas yang merugikan masyarakat. 4. Authoritarian, menekankan semua media bergantung 38 kepada pemerintah. Pengekangan berbentuk metode dan sensor. Ada beberapa materi yang bisa kita diskusikan antara lain : Bagaimana dengan Komunikasi Massa di Indonesia ? Bagaimana pengaruhnya sistem Komunikasi Massa ini terhadap masyarakat (perubahan yang terjadi) ? Bagaimana efek atau dampak sosial Komunikasi Massa ? Bagaimana pengaruh Kom. Massa dalam perubahan 39 Budaya Massa? Budaya Massa : ‘Isi’ yang lazim diproduksi dan disebar luaskan oleh media massa selama berpuluh tahun (Rosenberg dan White). Wilensky memberikan pengertian ini sebagai produk budaya yang diciptakan semata-mata untuk pasar massa. Perbandingan Budaya Massa, Budaya Tinggi, dan Budaya Rakyat Aspek Budaya Tinggi Budaya Massa B Kadar dan tipe Diakui, dilindungi dan Tergantung lembaga dikembangkan pada P media dan pasar lembaga formal. Nilai S s sosial tinggi Tipe organisasi Tidak dan produksi dan khusus terorganisasi Diproduksi untuk massal D pasar untuk pasar massa, s dengan teknologi c terencana terorganisasi dan t p 40 Isi dan makna Bermakna ganda Dangkal, (mengganggu) tidak bermakna tidak T ganda, k terikat dengan waktu menyenangkan, universal, tapi t bisa u punah Khalayak Relatif sedikit, bagi Setiap ahli seni m orang, A dan heterogen, orientasi a berpendidikan konsumtif Tujuan Memeperluas Kesenangan seketika, K pemakaian pengalaman. pengalihan perhatian Keputusan inteletual. Prestise b k s 2. Fungsi media massa bagi individu 41 a. Informasi - mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, msayarakat dan dunia - mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan - memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum - belajar, pendidikan diri sendiri - memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan b. Identitas Pribadi - menemukan penunjang nilai-nilai pribadi - menemukan model perilaku - mengidentifisikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) - meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri c. Integrasi dan Interaksi Sosial - memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang 42 lain, empati sosial - menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial - mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki - memperoleh teman selain dari manusia - membantu menjalankan peran sosial - memungkinkan menghubungi seseorang sanak untuk keluarga, teman dapat dan masyarakat d. Hiburan - melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan - bersantai - memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis - mengisi waktu - penyaluran emosi dan membangkitkan gairah seks 43 MASYARAKAT MASSA Konsep masyarakat ketergantungan timbal massa balik menekankan antar pada institusi yang memegang dan iontegrasi media terhadap sumber kekuasan sosial dan otoritas. Dengan demikian isi media cenderung melayani kepentingan pemegang kekuasaan ekonomi. Orang cenderung diberikan pandangan tertentu kedudukannya di dalam masyarakat, sarana untuk bersantai mengalihkan perhatian dari persoalannya. Teori masyarakat massa memberikan kedudukan yang terhormat pada media sebagai penggerak dan pengaman masyarakat massa. Teori ini juga mengunggulkan bahwa media menyuguhkan pandangan tentang dunia, semacam pengganti atau lingkungan semu (pseudo-environment) yang disatu pihak sebagai sarana yang ampuh untuk memanipulsi sesorang dan dilain pihak sebagai alat bantu ketenangan psikis dalam kondisi yang sulit. 44 MASYARAKAT INFORMASI Masyarakat yang disebut sebagai tahap setelah era industrialisasi atau yang lazim disebut masyarkat “pasca indutrial’ dinamakan sebagai masyarakat informasi. tahap masyarakat tersebut memang telah berkali-kali digambarkan oleh para ahli yang berusaha menunjukan ciri-ciri penting dari tahapan kehidupan tersebut dengan memperlihatkan perbedaannya dengan tahap-tahap sebelumnya. Masyarakat informasi menurut Rogers (1986) dirumuskan sebagai : suatu bangsa dimana mayoritas angkatan kerja adalah terdiri dari para pekerja informasi, dan dimana informasi merupakan elemen yang paling penting. Jadi masyarakat informasi mencerminkan suatu perubahan yang tajam dari masyarakat industrial dimana mayoritas tenaga kerja bekerja dalam pekerjaan manufakturing seperti perakitan mobil dan produksi baja, dan yang merupakan elemen kunci adalah energi. Kontras dengan itu, para pekerja individu pada masyarakat informasi adalah mereka yang aktivitas 45 utamanya memproduksi, mengolah atau mendistribusikan informasi, dan memproduksi teknologi informasi.(Nasution, 1989 : 90) Informasi merupakan energi bahan yang berpola (patterned matterenergy) yang mempengaruhi probabilitas yang tersedia bagi seorang individu dalam pembuatan eksistensi keputusan. fisik secara Informasi sendiri tidak dan memiliki hanya dapat diekspresikan dalam bentuk material atau dalam bentuk energi seperti impuls atau gelombang elektrik. (Nasution, 1989 : 90) Perbandingan antara ketiga tahapan masyarakat: pertanian, industri dan informasi, dapat dilihat dari tabel berikut : Ciri-ciri Tiga Tahapan Masyarakat Kategori Masyarakat Masyarakat Masyarakat perubahan Pertanian industri informasi Produk makanan barang informasi 46 faktor tanah modal keahlian rumah pabrik utilitas produksi tempat produksi informasi aktor petani/artis Buruh pabrik teknisi sifat berorientasi teknologi teknologi teknologi pada tenaga informasi perkakas metodologi trial and eksperimen error teori abstrak/sim ulasi faktor tradisi petunjuk Syarat pertumbuhan kodifikasi ekonomi bicara keberhasilan melek pengetahuan baca melek dan tulis visual/aural/ komputer Aturan Prinsip hirarkis/oto demokrasi demokrasi riter representasi partisipasif regionalisme nasionalisme globalisme 47 kesatuan sumber : Dissanayake (1983) dalam Nasution (1989 : 91) Rogers dalam “Communication Technologi” (1986) membandingkan ketiga tahap masyarakat seperti dalam tabel 3 berikut : Perbandingan Tiga Tahap Masyarakat Karakteristik Masyarakat Masyarakat Masyarakat kunci agrikultur Industri informasi Periode waktu 10.000 tahun 200 tahun ? (dan (di-mulai tahun (dimulai dilanjut-kan tahun 1750 di 1955 sekarang di Inggris) Amerika) negara ketiga Elemen kunci/ Makanan sumber Energi Informasi buruh pabrik pegawai daya dasar Tipe pekerja petani informasi di 48 Lembaga pertanian perusahaan sosial kunci penelitian universitas Basic pekerja mesin komputer- teknologi manual elektronik Komunikasi media cetak media media Massa satu arah interaktif elektronik satu (radio, Film) arah yang telah TV, mengalami demasifikasi Istilah Jahoka Shakai atau masyarakat informasi menunjukan sebuah kematangan yang dinyatakan bahwa kemakmuran dan kebuayaan pasca industri sangat bergantung pada teknologi-teknologi informasi (Ito, 1980). Masyarakat seperti ini dibedakan dari setiap tahapan evolusi masyarakat sebelumnya. Pada masyarakat seperti ini informasi sangat dihargai tinggi dan bahan mentah yang mendasari kegiatan kegiatan ekonomi, industri, dan perkembangan sosial(Tanaka, 49 1978) dalam Jurnal Komunikasi Vol. 1, 1993. Dasar karya untuk “masyarakat informasi” telah diletakan dengan baik pada awal tahun 1970-an, yang meningkatkan kepekaan kalangan bisnis, intelektual, dan masyarakat Jepang terhadap nilai teknologi dan produk informasi sebagai jalan yang paling tepat untuk mengambangkan masa depan. (Jhon Bowes, dalam Jurnal Komunikasi Vol.1, 1993) 50 PERUBAHAN SOSIAL Banyak sekali definisi tentang perubahan sosial, tapi di sini ditulis satu saja sebagai referensi dasar (yang lain silakan cari sendiri) dari Selo Soemardjan yaitu segala perubahan-perubahan pada lembaga- lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang memepengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Selain itu banyak teori yang membahas tentang perubahan ini seperti Moore dengan diagram-diagram seperti : 1. Evolusi reklitiner yang sederhana 2. Evolusi melalui tahap-tahap 3. Evolusi yang terjadi dengan tahap kelajuan yang tidak serasi 4. Evolusi menurut siklus-siklus tertentu kemunduran-kemunduran jangka pendek dengan 5. Evolusi bercabang yang mewujudkan pertumbuhan dan 51 keberagaman 6. Siklus-siklus yang tidak mempunyai kecenderungankecenderungan 7. Pertumbuhan logistik yang digambarkan oleh populasi 8. Pertumbuhan logistik terbalik yang tergambar dari angka kematian 9. Pertumbuhan eksponesial yang tergambar penemuanpenemuan baru 10. Primitivisme Ciri-ciri proses-proses perubahan-perubahan sosial : a. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, selalu ada perubahan baik cepat maupun lambat b. Setiap perubahan diikuti perubahan pada lembagalembaga sosial lainnnya c. Ada penyesuaian diri pada perubahan yang berjalan cepat d. Perubahan tidak dapat kebendaan atau spiritual saja dibatasi pada bidang e. Tipologi perubahan sosial : Sosial proces, 52 segmentation, structural change, changes in group structure Lebih lanjut bicara tentang perubahan sosial bisa dicari referensi lain yang sangat menunjang materi termasuk rekayasa sosial-nya Jalaluddin Rakhmat. ini TEKNOLOGI DAN PERUBAHAN SOSIAL 53 Dalam menghadapi kemajuan teknologi komunikasi ini, melalui banyak forum dan media, telah dikemukakan berbagai pandangan para ahli, ada yang menyambut perkembangan dengan penuh antusias tanpa reserve ada yang menerimanya seraya berhati-hati terhadap dampak negatif yang mungkin ditimbukannya. Menurut Majid Tehranian (1982) dalam 25 tahun terakhir ada tiga kekuatan yakni; kekuatan teknologis, sosio-ekonomi, dan politik yang mengubah struktur sistem internasional ketingkat tertentu, bahkan suatu pandangan yang cukup realistik pun harus mempertimbangkannya, yaitu : 1. Eksplosi teknologis yang bergerak cepat di lapangan komunikasi, dimana revolusi dalam bidang satelit komunikasi dan teknik mikroprosessor mencerminkan dua ilustrasi yang paling dramatis, yang mempunyai komunikasi dunia yang universal, dan disesuaikan dengan keperluan pribadi atau personalized (Dordick 54 et al,1981). Konvergensi dari enam teknologi yang masing-masing berkembang secara agak terpisah yakni: percetakan, penyiaran, telekomunikasi titik ke titik (point to point communication), komputer, satelit, dan mikroprosessor menjadi suatu revolusi teknologi yang telah dicirikan sebagai revolusi industri kedua. 2. Di pihak lain, perangkat kekuatan kedua telah dibentuk oleh dorongan demokratisasi dari suatu proses revolusioner sedunia yang bermula dari dikenalnya media massa. 3. Sementara media telah berfungsi sebagai saluran baik begi berlangsungnya konflik ideologis sekaligus pembangkit konsensus sedunia, krisis dimensi sedunia juga telah menyubangkan bagi tumbuhnya suatu “suku baru” (new tribe) warga negara dan organisasi dunia yang melintasi batas-batas dan kesetiaan nasional. (Nasution, 1989 : 7) Jussawalla (1982) dalam analisanya mengenai aspek 55 ekonomis dari perkembangan teknologi komunikasi di abad ini, menilai bahwa masyarakat modern saat ini sedang menempuh periode yang paling mengasyikan (exciting) dalam sejarah kehidupannya, karena mengalami perubahan teknologi yang besar dan cepa, yang memberikan komunikasi secara seketika (instant). Dengan adanya persambungan (interface) antara satelit dengan komputer, dan menyebarnya telematique, maka negara-negara di seluruh dunia akan mendapatkan pertumbuhan ekonomi mereka yang ditentukan oleh dan tergantung pada investasi yang dilakukan di bidang teknologi komunikasi yang inovatif. Dalam 50 tahun ini, peralatan pokok dalam industri manufacturing dianggap sebgai conditio sine qua non pembangunan ekonomi, begitu pula pada 50 tahun mendatang, maka perangkat keras dan lunak telekomunikasi akan merupakan penyumbang utama (mayor share) bagi pertumbuhan pendapatan nasional. karena itu, di masa depan akses yang merata kepada informasi merupakan masalah yang sama bermaknanya dengan pemerataan pendapatan yang 56 merata untuk masa kini(Nasution, 1989: 7). Implikasi perkembangan teknologi komunikasi tersebut dalam rangka keseluruhan perubahan sosial budaya, digambarkan oleh Tehranian (1982) berikut ini : Revolusi Komunikasi dan perubahan Historik : suatu pandangan sistematik Sistem/ struktur secara umum Masyarakat Band Teknologi Paradigm komunika a si/media kultural/ epistimol ogis integratif pramagic bicara supernatu ral bicara mitologi alam tulisan agama: kata kata cetakan sains Masyarakat Tribal Masyarakat Agraris Masyarakat komersial perkotaan Masyarakat media industri massa Kepemim pinan elit komunik asi mobilitif institusi/ struktur komunikasi akumulatif orang besar hunting bands raja/chi ef kepende taan ilmuwan Tribe gereja universitas /polls ideologi : ideolog/ organisasi tindakan pembuju massa : pa- 57 (cetak dan elektronik ) Masyarakat pasca industrial Masyarakat informasi k brik, perusahaan, Parpol, serikat buruh cyberneti teknologi teknolog perusahaan c : program transnasional, birokrasi pemerintah, litbang telesatinformati pekerja jaringan komputer c: pilihan informas komunikasi i elektronik: data base tersentrali sir, dan pondok elektronik Referensi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 58 Soekanto, Soerjono. Pengantar sosiologi. Gramedia. Jakarta. Idem. Memperkenalkan sosiologi. CV Rajawali press. Jakarta. Jonhson, Doyle Paul. Teori sosiologi klasik dan modern. Jilid 2. PT Gramedia pustaka utama. Jakarta Effendy, Onong U. Dinamika komunikasi. Remaja rosdakarya. Bandung. Idem. Komunikasi dalam teori dan praktik. Remaja rosdakarya. Bandung. Idem. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Remaja rosdakarya. Bandung. Lauer, Robert H. Perspektif tentang perubahan sosial. Bina aksara. Jakarta. McQuail, Denis. Teori komunikasi massa. Erlangga. Jakarta. Wright, Charles R. Sosiologi komunikasi massa. Remaja rosdakarya. Bandung Susanto, Phil Astrid. Komunikasi dalam teori dan praktik. Jilid 1. Bina cipta. Jakarta. Idem. Komunikasi sosial di indonesia. Bina cipta. Jakarta. Rahmat, Jalaluddin. Psikologi komunikasi. Remaja rosdakarya. Bandung. Idem, Rekayasa Sosial, Bandung. Audentia. Jurnal komunikasi. Volume 1. Remaja rosdakarya. Bandung.