Perbuatan Perbuatan Kebiasaan Tanpa Pemikiran & Pertimbangan Perbuatan Kesadaran/Tdk terpaksa ; Ikhlas Membedakan Baik - Buruk GUNANYA ????????? Menentukan Baik - Buruk Cara Efektif Pembersihan Diri (jiwa/pikiran) Terwujud Perbuatan Baik TUJUAN Terbentuk Masy. / Manusia Baik INSAN KAMIL I. Konsep Akhlak Etimologi : Berasal dari kata ( – )خلقisim masdar ()خل قا, berarti kelakuan, tabiat, watak dasar, kebiasaan, kelaziman. lihat : - QS. al-Qalam 4 - QS al-Syuara 137 - Hadits riwayat Tirmidzi dan Ahmad إنما بعثت ألتمم مكارم االخالق Terminologi Ibn Miskawaih (w.1030), dalam Tahzib al akhlaq wa Tathhir al A’raq , akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Al-Ghazali (1059-1111), dalam Ihya ‘Ulum al Din, Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan mudah , tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Ibrahim Anis, dalam Mu’jam al Wasith, Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik dan buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Ahmad Amin, dalam al Akhlak, Akhlak merupakan “Adatul-Iradah” kehendak yang dibiasakan. Ada 3 Nafsu dalam manusia Syahwaniyah : cenderung pada kelezatan contoh : makan, minum dan syahwat pada perempuan Al ghadabiyyah : cenderung pada marah, merusak, ambisi, ingin menang sendiri. Al Nathiqah : nafsu yang membedakan antara hewan dengan manusia II. HUBUNGAN ILMU AKHLAK DGN ILMU LAINNYA Hubungannya dengan Ilmu Kalam Obyek bahasan : bicara tentang Tuhan (sifat, zat, perbuatanNya), kepercayaan akan hal tersebut landasan perbuatan (mengapa ?) Ikhlas = akhlak mulia. Segi fungsinya : bertauhid tidak cukup menghafal rukun iman (6), dengan menghafal dalil-dalil perlu/penting mencontoh subyek yang terdapat dalam rukun iman tersebut. Kesimpulannya : ilmu kalam/tauhid (Iman) ilmu akhlak (amal shaleh) Hubungannya dengan Psikologi Ilmu Psikologi/jiwa membahas tentang gejala-gejala kejiwaan yang tampak pada tingkah laku manusia tahu sifat psikologis seseorang Manusia potensi rohani baik-buruk potensi ini dikaji secara detail dalam psikologi, misalnya gejala psikologis pada seseorang memberi informasi bagaimana mengajarkan akhlak sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa. Hubungannya dengan Ilmu Pendidikan Tujuan pendidikan meliputi aspek pendidikan (mulai dari kurikulum sarana prasarana, dosen, guru dll) Tujuan pendidikan Islam, terbentuk hamba Allah yang ‘amar ma’ruf nahi munkar terlihat berhubungan dengan akhlak. Hubungannya dengan Filsafat Filsafat adalah cara berfikir secara mendalam, radikal, universal dan sistematis untuk megemukakan hakikat segala sesuatu. Falsafah manusia terdiri dari jiwa berhubungan dengan akhlak. Misal, -Ibnu Sina: untuk mencapai jiwa yang sempurna harus lepas dari hawa nafsu -Al Ghazali : Manusia dalam tingkat pemikirannya 1. kaum awam 2. kaum pilihan -Ibn Khaldun: teori evolusi, manusia makhluk budaya akan sempurna jika berinteraksi dengan lingkungan sosialnya perlu pembinaan manusia pembinaan akhlak. Hubungannya dengan Tasawuf Tasawuf falsafi pendekatan rasio Tasawuf Akhlaqi pendekatan akhlak = takhalli, tahalli dan tajalli (keagungan Allah) Tasawuf Amali pendekatan amaliyah/wirid tarekat Tujuan tasawuf mendekatkan diri kepada Allah perlu pembersihan diri baik jasmani dan rohani berakhlak mulia. (baca, Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran) III. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN AKHLAK PERIODE YUNANI Dipelopori oleh Socrates (469-399 SM), dengan memakai bahasa “keutamaan adalah ilmu”. Dilanjutkan oleh muridnya Plato (427- 347SM) dalam bukunya Republic, menurutnya keutamaan ada 4: Hikmah menguasai dan mengatur diri seseorang Keberanian dapat menolak kejahatan Keperwiraan dapat menahan keinginan yang berlebihan Keadilan melakukan perbuatan sesuai dg kepentingan masy. Aristoteles (394-322 SM), menurutnya tujuan terakhir yang dikehendaki manusia adl “Bahagia” dg menggunakan kekuatan akal yg sebaik-baiknya. PERIODE ABAD PERTENGAHAN Pada abad pertengahan ini dominasi gereja menguat. Filsafat Yunani dan Romawi yang menentang ajaran gereja dibuang jauh. Jadi filsafat moral/etika/akhlak yg berkembang saat itu adl perpaduan ajaran Yunani dan ajaran Gereja/Nasrani. Tokoh yg terkenal adl Abeladr (Perancis) dan Thomas Aquinas (Italia). PERIODE BANGSA ARAB DAN ISLAM Periode bangsa Arab merupakan zaman Jahiliyah yg hampir tidak ada Tokoh /ahli pemikir. Hal ini disebabkan tidak adanya kegiatan ilmiah di kalangan bangsa Arab. Pada masa itu yang ada hanya ahli hikmah dan ahli syair yang hanya memerintahkan berbuat baik dan menjauhi perbuatan buruk/hina lewat syair-syair yang dilantunkan atau diciptakannya. Ajaran akhlak menemukan bentuk yang sempurna pada periode Islam. Akhlak dalam Islam ada 2 macam 1. Normatif, bersumber pada al-Quran dan Sunnah. Bersifat universal, mutlak dan absolut. Pada penjelasan ini dapat dilihat dalam : QS. Al Isra’ 17 : 9, 32 Al Nahl 16 : 89,90,97 Al Baqarah 2: 219 Al Maidah 5: 33 Dalam Islam ada 3 jalan yg harus ditempuh manusia : 1. Manusia hidup menuju kebahagiaan, ketenangan dan mencapai cita-cita. 2. Perbuatan yg dilakukan berada dalam kerangka peraturan dan hukum tertentu yang mutlak kebenarannya (al Quran). 3. Jalan hidup terbaik dan terkuat adl berdasarkan fitrah bukan emosi atau dorongan hawa nafsu. 2. Rasional dan Kultural, Didasarkan pada hasil pemikiran yg sehat, adat istiadat dan kebudayaan yang berkembang. Corak akhlak ini muncul pada masa Daulah Abbasiyah (abad 8-13 M), yang digunakan oleh mutakallimin aliran Muktazilah. Hal ini dapat dilihat pada ajarannya “Ushulul Khamsah”; tauhid, al-adl, al-wa’ad wa alwa’id, manzilah bain al manzilatain, amar makruf nahi munkar. Penelitian pemikiran akhlak semakin berkembang terutama setelah munculnya para filosof muslim, misalnya al-Farabi, Ibn Sina, Ikhwanus Sofa, Ibn Miskawaih, Al-Ghazali dst. PERIODE MODERN Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka pemikiran akhlak didasarkan pada pandangan ilmu pengetahuan empirik serta sumber logika dan tidak lagi mengikuti gambaran khayal atau keyakinan yang terdapat dalam ajaran agama. Tokoh yang muncul diantaranya Descartes (15961650), John S. Mill (1806-1873), Immanuel Kant, Bertraund Russel. Pandangan akhlak pada pemikiran barat tersebut tampak terlihat jauh dari pandangan agama (sekuler). Sepenuhnya didasarkan pada pemikiran manusia semata-mata. IV. ETIKA, MORAL, SUSILA DAN HUBUNGANNYA DENGAN AKHLAK Etika…? Moral…? Susila…? kaitannya Dengan Akhlak ? Etika Bahasa = ethos (Yunani) ; watak, susila, adat. Istilah ; (sebagai ilmu) 1. menjelaskan arti baik/buruk 2. menerangkan apa yg seharusnya dilakukan 3. menunjukkan tujuan dan jalan yang harus dituju 4.menunjukkan apa yang harus dilakukan 5. berdasarkan ukuran akal Obyek bahasannya membahas perbuatan manusia Sumbernya akal pikiran / filsafat, jadi tidak mutlak, absolut dan universal Fungsinya sebagai penilai, penentu perbuatan baik/buruk, mulia atau terhormat dll. Jadi lebih bersifat sebagai wasit/hakim. Sifatnya relatif, dapat berubah sesuai dg tuntutan adat, budaya dan waktu atau zaman. Jadi, etika bersifat humanis, yang berdasarkan pemikiran manusia dan diarahkan pada manusia. Moral Bahasa = mores (Latin) ; adat kebiasaan Istilah = sebagai batasan terhadap aktivitas manusia dengan memberi nilai baik /buruk, benar/salah. Berdasarkan tradisi yg berlaku di masyarakat. Contoh, orang itu bermoral, artinya orang tsb bertingkah laku baik Apa persamaan dan perbedaan antara etika dan moral …? Persamaannya Etika dan moral mempunyai obyek yang sama, yaitu membahas perbuatan manusia yang selanjutnya menentukan apakah itu baik/buruk, benar/salah. Perbedaannya, Etika bertolak ukur pada akal pikiran atau rasio moral tolak ukurnya adalah norma-norma yang berlaku pada masyarakat Etika bersifat pemikiran filosofis yang berada pada dataran konsep konsep/teoritis. moral berada pada dataran realitas/ praktis dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang dalam masyarakat. Etika dipakai untuk pengkajian sistim nilai yang ada moral atau dikenal dg istilah moralitas dipakai untuk menilai suatu perbuatan Hal-Hal ttg Kesadaran moral: Perasaan wajib /keharusan melakukan perbuatan yang bermoral, yang mana perasaan tersebut terdapat dalam hati nurani /consciense. Berwujud rasional, obyektif, perbuatan yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat umum dan berlaku secara universal. Muncul dalam bentuk kebebasan, yaitu bebas mentaatinya atau sebaliknya (krn berkaitan dg hati nurani) Kesimpulan : Moral mengacu pada suatu nilai/sistem hidup yang diberlakukan oleh Masyarakat memberikan harapan kebahagiaan/ketentraman. Nilai tsb berkaitan dg perasaan wajib, rasional dan berlaku secara umum tanpa dorongan atau paksaan muncul kesadaran moral. Susila Etimologi=su -sila (sanssekerta) ; dasar, prinsip, peraturan hidup, norma. Terminologi=aturan hidup yang lebik baik. Atau dapat pula berarti sopan, beradab dan juga baik budi bahasanya. Contoh, bersusila berarti orang yang berkelakuan baik sedangkan Asusila berarti orang yang berkelakuan buruk Kesusilaan mengacu pada upaya membimbing, memandu, mengarahkan, membiasakan dan memasyarakatkan hidup yang sesuai dengan norma/nilai yang berlaku dalam masyarakat. Hubungan etika, moral dan susila dengan AKHLAK Fungsi dan perannya : etika, moral, susila dan akhlak menentukan nilai atau hukum suatu perbuatan Sumbernya : -Etika berdasarkan pendapat akal pikiran/rasio -Moral dan Susila berdasarkan pada kebiasaan yang berlaku -Akhlak berdasarkan pada al-Quran dan Hadits. Jadi, etika, moral dan susila dibutuhkan dalam rangka menjabarkan dan mengoperasikan ketentuan akhlak yang terdapat dalam al-Quran dan hadits. Sebaliknya juga akhlak dapat memberikan batasan yang umum dan universal terhadap penjabaran etika, moral dan susila, sehingga tetap bersifat humanis. Sekian Terima kasih Wassalam……..