Bab 6 – AKHLAK, MORAL DAN ETIKA

advertisement
Perbuatan
Perbuatan
Kebiasaan
Tanpa Pemikiran & Pertimbangan
Perbuatan
Kesadaran/Tdk terpaksa ; Ikhlas
Membedakan Baik - Buruk
GUNANYA
?????????
Menentukan Baik - Buruk
Cara Efektif Pembersihan Diri (jiwa/pikiran)
Terwujud Perbuatan Baik
TUJUAN
Terbentuk Masy. / Manusia Baik
INSAN
KAMIL
I. Konsep Akhlak
Etimologi :

Berasal dari kata (‫ – )خلق‬isim masdar (‫)خل قا‬,
berarti kelakuan, tabiat, watak dasar, kebiasaan,
kelaziman.
lihat : - QS. al-Qalam 4
- QS al-Syuara 137
- Hadits riwayat Tirmidzi dan Ahmad
‫إنما بعثت ألتمم مكارم االخالق‬
Terminologi

Ibn Miskawaih (w.1030), dalam Tahzib al akhlaq
wa Tathhir al A’raq , akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk
melakukan
perbuatan
tanpa
memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.

Al-Ghazali (1059-1111), dalam Ihya ‘Ulum al Din,
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
yang menimbulkan macam-macam perbuatan
dengan mudah , tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.

Ibrahim Anis, dalam Mu’jam al Wasith,
Akhlak
adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa yang dengannya lahirlah
macam-macam perbuatan baik dan
buruk, tanpa membutuhkan pemikiran
dan pertimbangan.

Ahmad Amin, dalam al Akhlak, Akhlak
merupakan “Adatul-Iradah” kehendak
yang dibiasakan.
Ada 3 Nafsu dalam manusia



Syahwaniyah : cenderung pada kelezatan
contoh : makan, minum dan syahwat pada
perempuan
Al ghadabiyyah : cenderung pada marah,
merusak, ambisi, ingin menang sendiri.
Al Nathiqah : nafsu yang membedakan antara
hewan dengan manusia
II. HUBUNGAN ILMU AKHLAK DGN ILMU
LAINNYA
Hubungannya dengan Ilmu Kalam

Obyek bahasan : bicara tentang Tuhan (sifat, zat,
perbuatanNya), kepercayaan akan hal tersebut 
landasan perbuatan  (mengapa ?)  Ikhlas =
akhlak mulia.
Segi fungsinya : bertauhid tidak cukup menghafal
rukun iman (6), dengan menghafal dalil-dalil 
perlu/penting mencontoh subyek yang terdapat
dalam rukun iman tersebut.
Kesimpulannya :
ilmu kalam/tauhid 
(Iman)

ilmu akhlak
(amal shaleh)
Hubungannya dengan Psikologi


Ilmu Psikologi/jiwa membahas tentang
gejala-gejala kejiwaan yang tampak pada
tingkah laku manusia  tahu sifat
psikologis seseorang
Manusia  potensi rohani baik-buruk 
potensi ini dikaji secara detail dalam psikologi,
misalnya gejala psikologis pada seseorang
memberi informasi bagaimana mengajarkan
akhlak sesuai dengan tingkat perkembangan
jiwa.
Hubungannya dengan Ilmu Pendidikan


Tujuan pendidikan meliputi aspek
pendidikan (mulai dari kurikulum sarana
prasarana, dosen, guru dll)
Tujuan pendidikan Islam, terbentuk hamba
Allah yang ‘amar ma’ruf nahi munkar 
terlihat berhubungan dengan akhlak.
Hubungannya dengan Filsafat


Filsafat adalah cara berfikir secara mendalam, radikal,
universal dan sistematis untuk megemukakan hakikat
segala sesuatu.
Falsafah manusia  terdiri dari jiwa  berhubungan
dengan akhlak.
Misal, -Ibnu Sina: untuk mencapai jiwa yang sempurna harus lepas
dari hawa nafsu
-Al Ghazali : Manusia dalam tingkat pemikirannya 
1. kaum awam
2. kaum pilihan
-Ibn Khaldun: teori evolusi, manusia makhluk budaya  akan
sempurna jika berinteraksi dengan lingkungan sosialnya 
perlu pembinaan manusia  pembinaan akhlak.
Hubungannya dengan Tasawuf


Tasawuf falsafi  pendekatan rasio
Tasawuf Akhlaqi  pendekatan akhlak =
takhalli, tahalli dan tajalli (keagungan Allah)
Tasawuf Amali  pendekatan amaliyah/wirid
 tarekat
Tujuan tasawuf mendekatkan diri kepada Allah
 perlu pembersihan diri baik jasmani dan
rohani  berakhlak mulia. (baca, Islam Rasional, Gagasan
dan Pemikiran)
III. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN
AKHLAK
 PERIODE YUNANI
Dipelopori oleh Socrates (469-399 SM), dengan memakai
bahasa “keutamaan adalah ilmu”. Dilanjutkan oleh muridnya
Plato (427- 347SM) dalam bukunya Republic, menurutnya
keutamaan ada 4:
Hikmah  menguasai dan mengatur diri seseorang
Keberanian  dapat menolak kejahatan
Keperwiraan dapat menahan keinginan yang berlebihan
Keadilan melakukan perbuatan sesuai dg kepentingan
masy.
Aristoteles (394-322 SM), menurutnya tujuan terakhir yang
dikehendaki manusia adl “Bahagia” dg menggunakan
kekuatan akal yg sebaik-baiknya.
PERIODE ABAD PERTENGAHAN
Pada abad pertengahan ini dominasi gereja
menguat. Filsafat Yunani dan Romawi yang
menentang ajaran gereja dibuang jauh. Jadi
filsafat moral/etika/akhlak yg berkembang
saat itu adl perpaduan ajaran Yunani dan
ajaran Gereja/Nasrani. Tokoh yg terkenal adl
Abeladr (Perancis) dan Thomas Aquinas
(Italia).
PERIODE BANGSA ARAB DAN ISLAM
 Periode bangsa Arab merupakan zaman Jahiliyah
yg hampir tidak ada
 Tokoh /ahli pemikir. Hal ini disebabkan tidak
adanya kegiatan ilmiah di kalangan bangsa Arab.
Pada masa itu yang ada hanya ahli hikmah dan ahli
syair yang hanya memerintahkan berbuat baik dan
menjauhi perbuatan buruk/hina lewat syair-syair
yang dilantunkan atau diciptakannya.
Ajaran akhlak menemukan bentuk yang sempurna pada periode
Islam. Akhlak dalam Islam ada 2 macam
1. Normatif, bersumber pada al-Quran dan Sunnah. Bersifat
universal, mutlak dan absolut. Pada penjelasan ini dapat
dilihat dalam :
QS. Al Isra’ 17 : 9, 32
Al Nahl 16 : 89,90,97
Al Baqarah 2: 219
Al Maidah 5: 33
Dalam Islam ada 3 jalan yg harus ditempuh manusia :
1. Manusia hidup menuju kebahagiaan, ketenangan dan
mencapai cita-cita.
2. Perbuatan yg dilakukan berada dalam kerangka
peraturan dan hukum tertentu yang mutlak
kebenarannya (al Quran).
3. Jalan hidup terbaik dan terkuat adl berdasarkan fitrah
bukan emosi atau dorongan hawa nafsu.
2. Rasional dan Kultural,
 Didasarkan pada hasil pemikiran yg sehat, adat
istiadat dan kebudayaan yang berkembang. Corak
akhlak ini muncul pada masa Daulah Abbasiyah (abad
8-13 M), yang digunakan oleh mutakallimin aliran
Muktazilah. Hal ini dapat dilihat pada ajarannya
“Ushulul Khamsah”; tauhid, al-adl, al-wa’ad wa alwa’id, manzilah bain al manzilatain, amar makruf nahi
munkar.
 Penelitian pemikiran akhlak semakin berkembang
terutama setelah munculnya para filosof muslim,
misalnya al-Farabi, Ibn Sina, Ikhwanus Sofa, Ibn
Miskawaih, Al-Ghazali dst.
PERIODE MODERN
 Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
maka pemikiran akhlak didasarkan pada pandangan
ilmu pengetahuan empirik serta sumber logika dan
tidak lagi mengikuti gambaran khayal atau
keyakinan yang terdapat dalam ajaran agama.
 Tokoh yang muncul diantaranya Descartes (15961650), John S. Mill (1806-1873), Immanuel Kant,
Bertraund Russel. Pandangan akhlak pada pemikiran
barat tersebut tampak terlihat jauh dari pandangan
agama (sekuler). Sepenuhnya didasarkan pada
pemikiran manusia semata-mata.
IV. ETIKA, MORAL, SUSILA DAN
HUBUNGANNYA DENGAN AKHLAK
 Etika…?
 Moral…?
 Susila…?
kaitannya
Dengan Akhlak ?
Etika
 Bahasa = ethos (Yunani) ; watak, susila, adat.
 Istilah ; (sebagai ilmu)
1. menjelaskan arti baik/buruk
2. menerangkan apa yg seharusnya dilakukan
3. menunjukkan tujuan dan jalan yang harus dituju
 4.menunjukkan apa yang harus dilakukan
 5. berdasarkan ukuran akal
 Obyek bahasannya membahas perbuatan manusia
 Sumbernya  akal pikiran / filsafat, jadi tidak mutlak,
absolut dan universal
 Fungsinya  sebagai penilai, penentu perbuatan
baik/buruk, mulia atau terhormat dll.
Jadi lebih bersifat sebagai wasit/hakim.
 Sifatnya  relatif, dapat berubah sesuai dg tuntutan
adat, budaya dan waktu atau zaman.
 Jadi, etika bersifat humanis, yang berdasarkan pemikiran
manusia dan diarahkan pada manusia.
Moral
 Bahasa = mores (Latin) ; adat kebiasaan
 Istilah = sebagai batasan terhadap aktivitas
manusia dengan memberi nilai baik /buruk,
benar/salah.
 Berdasarkan tradisi yg berlaku di masyarakat.
 Contoh, orang itu bermoral, artinya orang tsb bertingkah laku baik
Apa persamaan dan
perbedaan antara etika dan moral …?
Persamaannya
 Etika dan moral mempunyai obyek yang sama,
yaitu membahas perbuatan manusia yang
selanjutnya menentukan apakah itu
baik/buruk, benar/salah.
Perbedaannya,
 Etika bertolak ukur pada akal pikiran atau rasio
moral tolak ukurnya adalah norma-norma yang
berlaku pada masyarakat
 Etika bersifat pemikiran filosofis yang berada pada
dataran konsep konsep/teoritis.
moral berada pada dataran realitas/ praktis dan
muncul dalam tingkah laku yang berkembang
dalam masyarakat.
 Etika dipakai untuk pengkajian sistim nilai yang
ada
moral atau dikenal dg istilah moralitas dipakai
untuk menilai suatu perbuatan
Hal-Hal ttg Kesadaran moral:
 Perasaan wajib /keharusan melakukan perbuatan
yang bermoral, yang mana perasaan tersebut terdapat
dalam hati nurani /consciense.
 Berwujud rasional, obyektif, perbuatan yang secara
umum dapat diterima oleh masyarakat umum dan
berlaku secara universal.
 Muncul dalam bentuk kebebasan, yaitu bebas
mentaatinya atau sebaliknya (krn berkaitan dg hati
nurani)
Kesimpulan :
 Moral
mengacu
pada
suatu
nilai/sistem hidup yang diberlakukan
oleh
Masyarakat
memberikan
harapan
kebahagiaan/ketentraman.
Nilai tsb berkaitan dg perasaan wajib,
rasional dan berlaku secara umum
tanpa dorongan atau paksaan 
muncul kesadaran moral.
Susila
 Etimologi=su -sila (sanssekerta) ; dasar, prinsip, peraturan
hidup, norma.
 Terminologi=aturan hidup yang lebik baik. Atau dapat
pula berarti sopan, beradab dan juga baik budi bahasanya.
Contoh, bersusila berarti orang yang berkelakuan baik
sedangkan
Asusila berarti orang yang berkelakuan buruk
 Kesusilaan mengacu pada upaya membimbing, memandu,
mengarahkan, membiasakan dan memasyarakatkan hidup
yang sesuai dengan norma/nilai yang berlaku dalam
masyarakat.
Hubungan etika, moral dan susila dengan
AKHLAK
 Fungsi dan perannya : etika, moral, susila dan akhlak 
menentukan nilai atau hukum suatu perbuatan
 Sumbernya :
-Etika berdasarkan pendapat akal pikiran/rasio
-Moral dan Susila berdasarkan pada kebiasaan yang berlaku
-Akhlak berdasarkan pada al-Quran dan Hadits.
 Jadi, etika, moral dan susila dibutuhkan dalam rangka
menjabarkan dan mengoperasikan ketentuan akhlak yang
terdapat dalam al-Quran dan hadits. Sebaliknya juga akhlak
dapat memberikan batasan yang umum dan universal
terhadap penjabaran etika, moral dan susila, sehingga tetap
bersifat humanis.
Sekian Terima kasih
Wassalam……..
Download