Riwayat Pendidikan - Kemahasiswaan UM

advertisement
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PENDUGAAN BIDANG GELINCIR TANAH LONGSOR BERDASARKAN
SIFAT KELISTRIKAN BUMI DENGAN APLIKASI GEOLISTRIK
METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI SCHLUMBERGER
Bidang Kegiatan
PKM-GT
Diusulkan oleh:
Raehanayati
Tri Wulan sari
Feni Aqidatul Ilmi
407322403730/2007
308322417531/2008
308322417533/2008
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
2010
LEMBAR PENGESAHAN USULAN PKM-GT
1. Judul Kegiatan
: PENDUGAAN BIDANG GELINCIR TANAH
LONGSOR BERDASARKAN SIFAT KELISTRIKAN
BUMI
DENGAN
APLIKASI
GEOLISTRIK
METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI
SCHLUMBERGER
2. Bidang Kegiatan
: ( ) PKM-AI ( ) PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
: Raehanayati
b. NIM
: 407322403730
c. Jurusan
: Fisika
d. Universitas
: Negeri Malang
e. Alamat/ no HP
: Jl.Raya Candi II No.591/ 085755877432
f. Alamat email
: [email protected]
4. Anggota Pelaksana
Kegiatan
: 3 Orang
5. DosenPendamping
a. Nama lengkap dan Gelar
: Sunaryono, S.Pd, M.Si
b. NIP
: 197710192005011002
c. Alamat Rumah dan No Tel. /HP
: Jl. Nakula 18 Polehan Malang/
HP 08123311159
Malang, 20 Maret 2010
Menyetujui
Ketua Jurusan Fisika
Ketua Kegiatan
(Dr.Markus Diantoro, M.Si)
NIP.19661221199103100
(Raehanayati)
NIM. 407322403730
Pembantu Rektor
Bidang Kemahasiswaan
Dosen Pendamping
(Drs. Kadim Masjkur, M.Pd)
NIP. 19541216 198102 1 001
(Sunaryono, S.Pd, M.Si)
NIP. 197710192005011002
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, hanya kepada-Nya kita memanjatkan
pujian, memohon pertolongan dan ampunan, serta taubat kepada-Nya. Kita juga
berlindung kepada Allah SWT dari kejahatan diri kita sendiri dan keburukan amal
perbuatan kita dan karena pertolongannya sehingga Program Kreativitas
Mahasiswa-Gagasan Tertulis (PKM-GT) dengan judul “PENDUGAAN BIDANG
GELINCIR TANAH LONGSOR BERDASARKAN SIFAT KELISTRIKAN
BUMI DENGAN APLIKASI GEOLISTRIK METODE TAHANAN JENIS
KONFIGURASI SCHLUMBERGER” (Studi kasus di Daerah Lumbang Rejo,
Tretes,Jawa Timur, dan sekitarnya) dapat terselesaikan. Tak lupa sholawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi suri
tauladan bagi ummatnya. Dalam penyusunan PKM-GT ini, penulis menyadari
akan keterbatasan yang penulis miliki. Dengan segala keterbatasan ini maka
dalam penyusunan PKM-GT ini penulis memerlukan banyak bantuan, dukungan,
bimbingan, petunjuk serta nasehat dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu :
1. Bapak Burhan Indriawan selaku dosen pembimbing yang membimbing
dan memberikan arahan kepada penulis.
2. Keluarga penulis, khususnya kedua orang tua yang selalu memberikan
dukungan moril dan do’anya.
3. Teman-teman dan segenap pihak yang telah ikut andil dalam proses
penyelesaian penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga Program
Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Tertulis (PKM-GT) ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Malang, 20 Maret 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN USULAN PKM-GT ........................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
RINGKASAN ................................................................................................. 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
Tujuan .................................................................................................. 3
Manfaat..................................................................................................3
GAGASAN
Kondisi Kekinian/Telaah Pustaka ........................................................ 3
Solusi yang Sudah Pernah Dilakukan....................................................3
Kehandalan Gagasan.............................................................................4
Pihak-Pihak yang Terkait ..................................................................... 8
Strategi Penerapan ................................................................................ 8
KESIMPULAN
Gagasan yang Diusulkan...................................................................................10
Teknik Implementasi.........................................................................................10
Prediksi Manfaat...............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................10
DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................11
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Konfigurasi Elektroda Schlumberger ............................................. 5
Gambar 2. Prinsip Kerja Metode Resistivitas...................................................6
Gambar 3. Alat Geolistrik OYO Mc OHM-EL Model 2119D ........................ 8
PENDUGAAN BIDANG GELINCIR TANAH LONGSOR BERDASARKAN
SIFAT KELISTRIKAN BUMI DENGAN APLIKASI GEOLISTRIK
METODE TAHANAN JENIS KONFIGURASI SCHLUMBERGER
Raehanayati, Tri Wulan Sari, Feni Aqidatul Ilmi
Program Studi Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang
RINGKASAN
Bencana geologi merupakan bencana yang terjadi akibat proses geologi
secara alamiah yang siklus kejadiannya mulai dari skala beberapa tahun hingga
beberapa ratus bahkan jutaan tahun. Klasifikasi bencana geologi meliputi gempa
bumi, gelombang tsunami, letusan gunung api, gerakan massa tanah dan batuan atau
longsor serta banjir (Karnawati 2005). Bencana geologi seperti gempa bumi,
gelombang tsunami, letusan gunung api merupakan bencana murni yang disebabkan
oleh proses geologi, sehingga tidak dapat dicegah. Sebaliknya bencana geologi yang
berupa gerakan massa tanah dan batuan atau longsor serta banjir sering terjadi
tidak hanya akibat kondisi geologinya yang rawan, tetapi sering dipicu oleh aktivitas
manusia. Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng
lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh
kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh
besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
Pada penelitian ini digunakan metode geolistrik untuk menentukan bidang
gelincir yang diduga sebagai penyebab terjadinya tanah longsor ditinjau dari nilai
resistivitas pada tiap lapisan dan untuk mengetahui struktur dan pelapisan tanah
bawah permukaan di desa Lumbang Rejo, Tretes, Jawa Timur dan sekitarnya.
Informasi tentang struktur dan pelapisan tanah tersebut digunakan untuk mengetahui
batas-batas kelabilan tanah yang dapat menjadi acuan dalam pengembangan
wilayah di daerah Lumbang Rejo dan sekitarnya. Oleh karena itu untuk mengetahui
struktur dan pelapisan tanah di lokasi tersebut dilakukan penelitian dengan aplikasi
geolistrik metode tahanan jenis konfigurasi schlumberger. Penelitian ini sangat
penting dilakuan mengingat di Indonesia sering terjadi longsor.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk dan perkembangan perekonomian di daerah
Lumbang Rejo, Tretes, Jawa Timur yang meningkat pesat mengharuskan
pemerintah menyiapkan dan menata lahan agar sumber daya lahan yang tersedia
dapat di manfaatkan dengan optimal. Penyiapan lahan ini tidak lepas dari
perubahan bentuk lahan yang membutuhkan eksplorasi dangkal. Eksplorasi
dangkal yang dilakukan akan memberikan informasi tentang tanah, meliputi:
lapisan tanah, struktur tanah, kondisi tanah, kedalaman batuan dasar, kestabilan
tanah, dan gejala-gejala gerakan tanah. Daerah Lumbang Rejo, Tretes, Jawa
Timur dengan kondisi tanah yang cukup kompleks dan labil memerlukan
pemetaan geoteknik dengan skala yang sesuai perencanaan. Pemetaan tersebut
perlu dilakukan sebelum diadakan penataan lahan di sekitar lokasi. Pemetaan
geoteknik tersebut dipandang penting, mengingat salah satu fungsinya yakni
untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan, seperti tanah longsor.
Bencana tanah longsor dipandang sebagai pristiwa yang diakibatkan oleh proses
alam atau ulah manusia yang dapat mengakibatkan kerugian fisik maupum material
(Surono, 2002). Proses terjadinya tanah longsor adalah air yang meresap ke dalam tanah
akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang
berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan
diatasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Biasanya tanah yang longsor bergerak pada suatu bidang tertentu. Bidang ini
disebut bidang gelincir (slip surface) atau bidang geser (shear surface). Bentuk bidang
gelincir ini sering mendekati busur lingkaran, dalam hal ini longsor tersebut disebut
rotational slide yang bersifat berputar. Ada juga tanah longsor yang terjadi pada bidang
gelincir yang hamper lurus dan sejajar dengan muka tanah, dalam hal ini tanah longsor
disebut translational slide. Tanah longsor semacam ini biasanya terjadi bilamana
terdapat lapisan agak keras yang sejajar dengan permukaan lereng (Wesley, 1977).
Pada penelitian ini digunakan metode geolistrik untuk menentukan bidang
gelincir yang diduga sebagai penyebab terjadinya tanah longsor ditinjau dari nilai
resistivitas pada tiap lapisan dan untuk mengetahui struktur dan pelapisan tanah bawah
permukaan di desa Lumbang Rejo, Tretes, Jawa Timur. Informasi tentang struktur dan
pelapisan tanah tersebut digunakan untuk mengetahui batas-batas kelabilan tanah yang
dapat menjadi acuan dalam pengembangan wsilayah di desa Lumbang Rejo, Tretes,
Jawa Timur dan sekitarnya. Oleh karena itu untuk mengetahui struktur dan pelapisan
tanah di lokasi tersebut dilakukan penelitian dengan aplikasi geolistrik metode tahanan
jenis konfigurasi schlumberger.
Penelitian geolistrik banyak digunakan dalam eksplorasi mineral maupun dalam
masalah lingkungan. Medode geolistrik tidak merusak lingkungan, biasanya reelatif
murah dan mampu mendeteksi sampai kedalaman tertentu (Reynold, 1997).
Penelitian ini dilakukan di desa Lumbang Rejo, Tretes, Jawa Timur karena daerah
tersebut diduga berpotensi longsor dan penelitian ini menggunakan metode geolistrik
untuk menganalisis daerah rawan longsor yang ditinjau dari nilai resistivitas pada tiap
lapisan tanah dan bidang gelincirnya.
Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui bidang gelincir tanah longsor
sehingga dapat mencegah terjadinya longsor di daerah tersebut. Selain dapat
menentukan bidang gelincir tanah longsor, penelitian ini juga dapat menentukan bentuk
lapisan tanah.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, maka dalam penelitian ini penulis
mengambil judul “Pendugaan Bidang Gelincir Tanah Longsor Berdasarkan Sifat
Kelistrikan Bumi Dengan Aplikasi Geolistrik Metode Tahanan Jenis Konfigurasi
Schlumberger”.
Tujuan
Berdasarkan uraian pada Latar Belakang, tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bidang gelincir tanah longsor dan struktur tanah dengan
menggunakan metode geoloistrik Konfigurasi Schlumberger.
2. Menghitung nilai resistivitas dengan menggunakan software res2div sehingga kita
dapat menentukan bidang gelincir dan struktur tanah.
Manfaat
Berdasarkan uraian pada latar belakang, manfaatnya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengurangi terjadinya bencana tanah longsor dan untuk mengetahui batasbatas kelabilan tanah yang dapat menjadi acuan dalam pengembangan wsilayah di
desa Lumbang Rejo, Tretes, Jawa Timur dan sekitarnya.
GAGASAN
Kondisi Kekinian/Telaah Pustaka
Kondisi kekinian daerah ini setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan
metode geolistrik konfigurasi wenner, pada penampang vertikal yang terdapat di bawah
permukaan didominasi oleh tanah jenis lanauan dan pasiran, yang mempunyai harga
resistivitas berkisar antara 15-150 Ohm.meter dengan kedalaman 0-12,7 meter dan
dapat diketahui pula tanah di sekitar permukaannya terdapat jenis tanah lanauan yang
basah dan lembek, yang mempunyai harga resistivitas berkisar 32,2 Ohm.meter.
Sehingga dapat diktahui bahwa bidang gelincir tanah longsor pada lokasi tersebut
terbentang pada jarak 38-54 meter dan kedalamannya 1-12,7 meter dengan nilai
resistivitas sebesar 32-80 Ohm.meter.
Solusi yang Pernah Dilakukan
Solusi yang pernah dilakukan dengan cara menghitung nilai resistivitas tanah
menggunakan metode Geolistrik Konfigurasi Wenner sehingga dapat diduga bidang
gelincirnya dan kita dapat mengetahui ciri tanah yang sering terjadi longsor. Selain dapat
menetukan bidang gelincir tanah longsor, dapat ditentukan pula ketebalan lapisan
lapuk, kedalaman dan harga resistivitas pada bidang gelincir tersebut.
Kehandalan Gagasan
Metode Geolistrik
Metode geolistrik merupakan metode yang menggunakan prinsip aliran arus
listrik dalam menyelidiki struktur bawah permukaan bumi. Aliran arus listrik
dalam mengalir didalam tanah melalui batuan-batuan dan sangat dipengaruhi oleh
adanya air tanah dan garam yang terkandung didalam batuan serta hadirnya
mineral logam maupun panas yang tinggi. Oleh karena itu metode geolistrik dapat
digunakan pada penyelidikan hidrogeologi seperti penentuan aquifer dan adanya
kontaminasi, penyelidikan mineral, survei arkeologi dan deteksi hotrocks pada
penyelidikan panas bumi. Berdasarkan asal sumber arus listrik yang digunakan,
metode resistivitas dapat dikelompokan ke dalam dua kelompok yaitu
(Prasetiawati, 2004):
1. Metode pasif
Metode ini menggunakan arus listrik alami yang terjadi di dalam tanah
(batuan) yang timbul akibat adanya aktivitas elektrokimia dan elektromekanik
dalam materi-materi penyusun batuan. Metode yang termasuk dalam kelompok ini
diantaranya Potensial Diri/Self Potensial (SP) dan Magneto Teluric (MT).
2. Metode aktif
Yaitu bila arus listrik yang diinjeksikan (dialirkan) didalam batuan,
kemudian efek potensial yang ditimbulkan arus buatan tersebut diukur di
permukaan. Metode yang termasuk kedalam kelompok ini diantaranya metode
resistivity dan Induced Polarization (IP).
Konsep dasar dari Metoda Geolistrik adalah Hukum Ohm yang pertama kali
dicetuskan oleh George Simon Ohm. Dia menyatakan bahwa beda potensial yang
timbul di ujung-ujung suatu medium berbanding lurus dengan arus listrik yang
mengalir pada medium tersebut. Selain itu, dia juga menyatakan bahwa tahanan
listrik berbanding lurus dengan panjang medium dan berbanding terbalik dengan
luas penampangnya. Formulasi dari kedua pernyataan Ohm di atas, dapat
dituliskan sebagai berikut (Syamsuddin, 2007):
V  I atau V  I  R
L
L
R atau R  
A
A
Konfigurasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah konfigurasi
Schlumberger. Konfigurasi Schlumberger memiliki keunggulan untuk mendeteksi
adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan, yaitu dengan
membandingkan nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda
P1P2/2.
Dipandang dari sudut pelaksanaan, konfigurasi Schlumberger lebih mudah
dilakukan. Pada konfigurasi ini, hanya elektroda arus saja yang dipindahkan,
sedangkan elektroda pengukur tetap. Metode Wenner lebih dipengaruhi oleh
ketidakhomogenan secara lateral lapisan dekat permukaan karena soil weathering,
daripada konfigurasi Schlumberger.
Konfigurasi Schlumberger banyak digunakan dalam survei geolistrik
untuk prosedur sounding. Konfigurasi ini bertujuan mencatat gradien potensial
atau intensitas medan listrik dengan menggunakan pasangan elektroda detektor
(potensial) yang berjarak relatif dekat dibanding dengan jarak elektroda arus.
Elektroda detektor diletakkan pada bagian tengah dari susunan tersebut (Marino,
1984). Dalam susunan ini empat elektroda terletak dalam suatu garis lurus.
Susunan elektroda untuk konfigurasi Schlumberger ditunjukkan dalam gambar di
bawah ini:
Gambar 1 Susunan elektroda dalam konfigurasi sounding Schlumberger
(Zainuri, 2007)
Faktor geometri untuk setiap konfigurasi elektroda mempunyai harga yang
berbeda. Dalam konfigurasi Schlumberger (Gambar 1), jarak titik tengah O
terhadap elektroda arus A sama dengan jarak titik tengah ke elektroda B,
sepanjang L. Sedangkan elektroda potensial M dan N terletak didalam kedua
elektroda arus dan masing masing elektroda tersebut berjarak b dari titik tengah O.
Harga faktor geometri untuk konfigurasi Schlumberger adalah:
1
1
1
1 
Ks  2  
  
 R1 R2 R3 R4 
1
 1
1
1
1 
Ks  2 




 L b L b L b L b
1
 a2 b 
Ks  2   
 b 4
 a 2  b 2 
Ks 
2b
Metode Geolistrik Tahanan Jenis
Metode resistivitas pada dasarnya adalah pengukuran harga resistivitas
(tahanan jenis) batuan. Prinsip kerja metode ini adalah dengan menginjeksikan
arus ke bawah permukaan bumi sehingga diperoleh beda potensial, yang
kemudian akan didapat informasi mengenai tahanan jenis batuan. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan keempat elektroda yang disusun sebaris
(Gambar 2), salah satu dari dua buah elektroda yang berbeda muatan digunakan
untuk mengalirkan arus ke dalam tanah, dan dua elektroda lainnya digunakan
untuk mengukur tegangan yang ditimbulkan oleh aliran arus tadi, sehingga
resistivitas bawah permukaan dapat diketahui. Resistivitas batuan adalah fungsi
dari konfigurasi elektroda dan parameter-parameter listrik batuan. Arus yang
dialirkan di dalam tanah dapat berupa arus searah (DC) atau arus bolak-balik (AC)
berfrekuensi rendah. Untuk menghindari potensial spontan, efek polarisasi dan
menghindarkan pengaruh kapasitansi tanah yaitu kecenderungan tanah untuk
menyimpan muatan maka biasanya digunakan arus bolak balik yang berfrekuensi
rendah (Bhattacharya & Patra, 1968).
Gambar 2 Prinsip kerja Metode Resistivitas
Resistivitas Semu
Pengukuran resistivitas dilakukan terhadap permukaan bumi yang di
anggap sebagai suatu medium yang homogen isotropis. Pada kenyataannya, bumi
tersusun atas komposisi batuan yang bersifat heterogen baik ke arah vertikal
maupun horisontal. Akibatnya objek batuan yang tidak homogen dan beragam
akan memberikan harga resistivitas yang beragam pula. Sehingga resistivitas yang
diukur adalah resistivitas semu. Berdasarkan Persamaan sebelumny, maka
besarnya tahanan jenis semu adalah:
1
V
1
1
1 
2  
  
a =
I
 R1 R2 R3 R4 
V
a  K
I
1
1
1
1
1
1 

  disebut sebagai faktor geometri
Besaran 2  
 R1 R2 R3 R4 
konfigurasi elektroda yang digunakan.
Persamaan-persamaan di atas dipergunakan untuk medium yang homogen,
sehingga hasil yang diperoleh adalah tahanan jenis sesungguhnya (true
resistivity). Untuk medium yang tidak homogen, tahanan jenis yang terukur
adalah tahanan jenis semu (apparent resistivity). Harga tahanan jenis semu ini
tergantung pada tahanan jenis lapisan–lapisan pembentuk formasi dan konfigurasi
elektroda yang digunakan. Tahanan jenis semu dirumuskan sebagai:
V
V
a  K
; R
I
I
dengan K adalah faktor geometri susunan elektroda yang berdimensi panjang.
Beberapa hal yang mempengaruhi nilai resistivitas semu adalah sebagai
berikut (Prasetiawati, 2004):
1. Ukuran butir penyusun batuan, semakin kecil besar butir maka kelolosan arus
akan semakin baik, sehingga mereduksi nilai tahanan jenis
2. Komposisi mineral dari batuan, semakin meningkat kandungan mineral clay
akan mengakibatkan menurunnya nilai resisivitas
3. Kandungan air, air tanah atau air permukaan merupakan media yang
mereduksi nilai tahanan jenis
4. Kelarutan garam dalam air di dalam batuan akan mengakibatkan
meningkatnya kandungan ion dalam air sehingga berfungsi sebagai konduktor
5. Kepadatan, semakin padat batuan akan meningkatkan nilai resistivitas
Porositas, yaitu perbandingan antara volume rongga (pori) terhadap volume
batuan itu sendiri. Porositas dinyatakan dalam persen (%) volume. Volume poripori batuan yang besar akan memberikan kandungan cairan yang lebih banyak
sehingga harga resistivitasnya akan semakin kecil.
Peralatan dan Bahan
Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Alat Geolistrik
Peralatan yang utama digunakan dalam pengukuran geolistrik.
2. Accu
Sebagai sumber tegangan.
3. Dua rol alat ukur panjang (meteran) masing-masing 200 meter
Digunakan untuk mengukur jarak spasi elektroda arus C1 dan C2 elektroda
potensial P1 dan P2.
4. Empat rol kabel masing-masing 200 meter
Digunakan untuk mengalirkan arus dan tegangan yang nantinya akan
disambungkan dengan elektroda arus dan elektroda potensial.
5. Empat buah elektroda logam
Digunakan untuk mengalirkan atau menginjeksikan arus ke dalam medium
(tanah) yang akan diukur.
6. Empat buah palu
Digunakan untuk memasukkan elektroda ke dalam tanah.
7. Kertas print
Digunakan untuk mencetak data pengukuran
8. GPS (Global Positioning System)
Digunakan untuk menentukan posisi pengukuran.
Keunggulan Penelitian
Penelitian geolistrik banyak digunakan dalam eksplorasi mineral maupun
dalam masalah lingkungan. Medode geolistrik tidak merusak lingkungan,
biasanya relatif murah dan mampu mendeteksi sampai kedalaman tertentu
(Reynold, 1997). Setelah data diperoleh dari pengukuran secara langsung,
kemudian data diolah menggunakan software Res2dinV.
Pihak-Pihak yang Terkait
1. Bapak Burhan Indriawan selaku Dosen geolistrik yang mendampingi dalam
pengambilan data.
2. Bapak Abdullah Fuad selaku Kepala Laboratorium yang membantu dalam
peminjaman alat geolistrik.
3. Pemerintahan Kota Malang selaku pembuat surat pengantar izin penelitian di
desa Lumbang Rejo, Tretes, Jawa Timur.
Strategi Penerapan
Rancangan Eksperimen
Pada penelitian ini pertama yang dilakukan adalah survei awal di lokasi,
kemudian mencari tempat atau daerah yang cocok untuk pengukuran lapangan.
Setelah itu dilakukan persiapan peralatan yang diperlukan untuk akuisisi data
lapangan. Hasil akuisisi data lapangan yang didapatkan diolah dengan software
Res2Dinv untuk mendapatkan kontur distribusi harga resistivitas pada bawah
permukaan tanah. Tahap terakhir yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap
interpretasi data dari hasil yang didapatkan di lapangan. Dengan demikian dapat
ditentukan nilai resistivitas bawah permukaan tanah sehingga dapat kita duga
bidang gelincir tanah longsor tersebut.
Prosedur Kerja
Prosedur penelitian dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger,
yaitu:
1. Menempatkan elektroda-elektroda arus dan tegangan dengan konfigurasi
schlumberger.
2. Memindah elektroda arus dan elektroda potensial pada jarak kedua yang telah
ditentukan. Melakukan berkali-kali sampai batas yang ditentukan.
3. Menghitung  S dan K dalam program Microsoft Excel.
Proses Pengambilan Data
Untuk mendapatkan data yang baik dan mewakili data dari daerah
penelitian, maka dalam pengumpulan data dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menyiapkan desain penelitian dan bahan yang diperlukan.
2. Dengan menggunakan meteran, kemudian menentukan panjang lintasan yang
akan digunakan untuk pengukuran serta letak titik-titik setiap elektroda baik
elektroda arus C1 dan C2 maupun elektroda P1 dan P2.
3. Selanjutnya peralatan dirangkai sesuai dengan set alat konfigurasi
Schlumberger.
4. Elektroda potensial yaitu P1 dan P2 ditancapkan dengan jarak 5 cm. Jarak dari
elektroda C1 dan C2 dalam penelitian ini adalah 25 cm pada variasi pertama.
5. Dipasangkan kabel-kabel pada konfigurasi elektroda. Dua kabel sebagai
elektroda arus dan dua kabel sebagai elektroda potensial.
6. Kemudian tegangan diinjeksikan. Setelah itu, tegangan diinjeksikan dengan
cara menembakkan arus bersamaan dengan menekan tombol enter.
7. Setelah arus diinjeksikan maka akan didapatkan nilai beda potensial (mV),
nilai arus (mA), serta nilai Self Potensial (mV) pada layar.
8. Pengukuran dilakukan secara berulang-ulang dengan memindahkan letak
elektroda arus C1 dan C2 serta elektroda potensial P1 dan P2 dengan jarak spasi
yang sudah ditentukan.
Analisis Data
Setelah data diperoleh dari pengukuran secara langsung, kemudian data
diolah menggunakan software Res2dinV. Sedangkan variabel yang diperlukan
untuk analisis data menggunakan software Res2dinV adalah sebagai berikut:
1. Input data
Analisis Res2dinV memerlukan input data yang ditulis dalam notepad dengan
jenis file .dat, adapun data yang diperlukan dalam notepad adalah:
a. jumlah data
b. s ( jarak antara titik awal C1 dan datum point )
c. b ( jarak antar elektroda potensial P1P2 )
d. n ( lintasan )
e. ρ (resistivitas semu)
2. Output data
a. Setelah input data diproses dalam software Res2dinV, akan didapatkan
pencitraan resistivitas lapisan dengan skala tertentu sehingga dapat dilihat
bidang gelincir tanah longsor tersebut.
KESIMPULAN
Gagasan yang Diusulkan
Menduga bidang gelincir tanah longsor dan menentukan struktur tanah
dengan metode geolistrik Konfigurasi Schlumberger. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan panjang lintasan kurang lebih 85 meter dengan variasi
awal: panjang P1-P2=1 meter sedangkan panjang C1-C2=5 meter. Perpindahannya
setiap 2 meter. Metode Konfigurasi Schlumberger ini yang divariasi hanya
arusnya sedangkan tegangannya dibuat tetap.
Teknik Implementasi
Teknik Implementasi dalam penelitian ini menggunakan metode geolistrik
sounding konfigurasi schlumberger. Metode ini menggunakan set alat geolistrik untuk
menentukan bidang gelincir tanah longsor dengan mengalirkan sel elektroda potensial
dan sel elektroda arus ke dalam tanah. Pada metode ini pengukuran pada suatu titik
sounding dilakukan dengan jalan mengubah-ubah jarak elektroda.
Prediksi Manfaat
Dalam hal ini peneliti menegaskan bahwa manfaat penelitian ini mempunyai
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan penelitian ini kita
dapat mengetahui ciri tanah yang sering terjadi longsor, dimana kita tahu sendiri
bahwa Negara Indonesia rawan terjadinya longsor. Sehingga dengan adanya
penelitian ini, kita dapat menanggulangi terjadinya longsor dengan cara
memberikan informasi kepada masyarakat sekitar untuk tidak tinggal di daerah
yang rawan longsor dan memberitahu bagaimana cara menanggulangi longsor
tersebut. Penelitian ini dapat ditindak lanjuti untuk mengetahui informasi tentang
kandungan mineral bumi, karena biaya yang relative murah dan juga untuk
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penelitian ini juga bermanfaat untuk
mendapatkan Informasi tentang struktur dan pelapisan tanah sehingga kita dapat
mengetahui batas-batas kelabilan tanah yang dapat menjadi acuan dalam
pengembangan wilayah di daerah Lumbang Rejo dan sekitarnya. Oleh karena itu
untuk mengetahui struktur dan pelapisan tanah di lokasi tersebut dilakukan
penelitian dengan aplikasi geolistrik metode tahanan jenis konfigurasi
schlumberger.
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, M.A. 2007. Modul Praktikum Geolistrik. Semarang.
Azhar, 2004. Penerapan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger untuk
Penentuan Tehanan Jenis Batubara, Jurusan Geofisika Terapan, Pascasarjana
ITB, Bandung.
Irlia. 2009. Pemodelan Keberadaan Tanah Berongga Dengan Menggunakan
Metode Geolistrik (Penelitian Laboratorium). Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
Program Sarjana Universitas Negeri Malang.
Reynold J.M, 1997. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics,
John Wiley and Sons Ltd., New York.
Telford, W.M., 1976. Applied Geophysics, Cambridge University Prees, London.
Wesley, L.D., 1977. Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. KETUA PELAKSANA
Nama
TTL
Jenis kelamin
Alamat asal
Agama
Status
Riwayat Pendidikan
No.
Jenjang
: Raehanayati
: Gondang, 8 Desember 1989
: Perempuan
: Desa Gondang Kec.Gangga Kab.LOBAR (NTB)
: Islam
: Mahasiswa
Nama Sekolah
Tahun
1
SD
SDN 1 Gondang
1994-2001
2
SMP
SMPN 1 Gangga
2001-2004
3
SMA
SMAN 1 Gangga
2004-2007
4
PT
Jurusan Fisika FMIPA UM
2007-sekarang
Malang, 20 Maret 2010
Ketua Pelaksana
Raehanayati
NIM. 407322403730
2.
ANGGOTA PELAKSANA 1
Nama
: Tri Wulan Sari
TTL
: Magetan, 30 Juni 1990
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat asal : Ngariboyo,Magetan
Agama
: Islam
Status
: Mahasiswa
Riwayat Pendidikan
No.
Jenjang
Nama Sekolah
Tahun
1
SD
MI Banjarejo
1995-2002
2
SMP
SMPN 2 Magetan
2002-2005
3
SMA
SMAN 1 Magetan
2005-2008
4
PT
Jurusan Fisika FMIPA UM
2008-sekarang
Malang, 20 Maret 2010
Anggota pelaksana
Tri Wulan sari
NIM. 308322417531
3.
ANGGOTA PELAKSANA 2
Nama
TTL
Jenis kelamin
Alamat asal
Agama
Status
: Feni Aqidatul Ilmi
: Lamongan, 28 Oktober 1989
: Perempuan
: Sukobendu Mantup Lamongan
: Islam
: Mahasiswa
Riwayat Pendidikan
No.
Jenjang
Nama Sekolah
Tahun
1
SD
MI Islahiyah Sukobendu
1995-2002
2
SMP
MTS Islahiyah Sukobendu
2002-2005
3
SMA
SMA BPPT AL-Fattah Siman
2005-2008
4
PT
Jurusan Fisika FMIPA UM
2008-sekarang
Malang, 20 Maret 2010
Anggota Pelaksana
Feni Aqidatul Ilmi
NIM. 308322417533
Download