Kebijakan PPLH dan PSDA Terkait dengan AMDAL Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., MES Kabid Pengembangan Sistem KDL Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi I Bidang Tata Lingkungan Asdep Kajian Dampak Lingkungan Data Nara Sumber 1 Nama : Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., MES 2. Jabatan : Kepala Bidang Pengembangan Sistem Kajian Dampak Lingkungan pada Unit Asdep Kajian Dampak Lingkungan Deputi I MENLH Bidang Tata Lingkungan 3. Pendidikan : S2 Master in Environmental Studies (MES) Faculty of Environmental Studies York University, Toronto Canada (1998-2000) S1 Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru Kalimantan Selatan (1988-1994) 4. Alamat : Kementerian Lingkungan Hidup Jl. D.I. Panjaitan Kav 24 Kebon Nanas Gedung A Lantai 6 Jakarta Timur 13410 Telp: 021-85904925, Fax: 021-85906168 Email: [email protected] Topik Bahasan Kebijakan PPLH dan PSDA Terkait AMDAL 1. 1 Pendahuluan 2. Pengantar Keterkaitan antara AMDAL UKL-UPL dengan sistem perizinan dan Instrumen PPLH Lainnya 2 33. Tata Ruang, Amdal dan Kawasan Lindung 44. Ketentuan-ketentuan dalam PUU bidang PPLH terkait dengan AMDAL, UKL UPL, Izin lingkungan dan izin PPLH 55. PUU sector yang berkaitan dengan AMDAL, UKL-UPL, Izin lingkungan 6. 6 Konsep SEB MENLH & MENDAGRI Pelaksanaan Pasal 121 UU 32/2009 1 Pendahuluan Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan Ekonomi Menguntungkan secara ekonomi (economically viable) Sosial Diterima secara sosial (socially acceptable) Pembangunan Berkelanjutan Ramah lingkungan (environmentally Lingkungan sound) “Pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya (WCED – Our Common Future) “THE EGG OF SUSTAIABILITY”: ANALOGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Kualitas LH Kualitas (Ecosystem Well-Being) Manusia (Human Well-Being) OUTCOME TIDAK BERKELANJUTAN LINGKUNGAN HIDUP TIDAK BERKELANJUTAN TIDAK BERKELANJUTAN BERKELANJUTAN MANUSIA KETERANGAN: MENINGKAT MENURUN Hubungan antara Sistem Sosial Manusia & Ekosistem/Lingkungan EKOSISTEM (Ecological System) KONDISI KUALITAS HIDUP MANUSIA (the Standard of Living) RESPON EKOSISTEM KONDISI EKOSISTEM: STRUKTUR DAN FUNGSI ALIRAN ENERGI (Energy Flow) RESPON MANUSIA (Human Responses) TATA NILAI (Values) TEKNOLOGI (Technology) PENGETAHUAN (Knowledge) SIKLUS MATERI (Mineral Cycles) TEKANAN MANUSIA TERHADP EKOSISTEM SIKLUS AIR (Water Cycle) KELEMBAGAAN (Institutions) DINAMIKA KOMUNITAS (Community Dynamics) INTERAKSI SOSIAL (People-to-people Pressures) PERUBAHAN-PERUBAHAN ALAMI (Naturally-caused environmental changes) KOOPERASI KOLABORASI, KOMPETISI, KONFLIK Iklim, tanah (edafis), topografi, geologi, physiografi SISTEM-SISTEM SOSIAL MANUSIA (Human Social Systems) Sumber: Konsep tersebut dimodifikasi dari konsep yang terdapat dalam buku “Strategies for National Sustainable Development” (Carew-Reid et all 1994) PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN = ↑ KUALITAS HIDUP & ↑ KUALITAS LINGKUNGAN (Ingat! Telur Berkelanjutan) Dua Pilar Pembangunan Berkelanjutan (The Twin Pillars of Sustainable Development) 1 2 Peningkatan Kualitas (Kelestarian Fungsi) Lingkungan Hidup Peningkatan Kesejahteraan/ Kualitas Hidup Manusia 2a Konservasi Sistem Penyangga Kehidupan 2b Konservasi Keanekaragaman Hayati 2c Pastikan pemanfaatan SDA yang dapat diperbaharui berlangsung secara berkelanjutan i.e. tanah, TSL, hutan etc. 2d Cegah deplesi SDA yang tidak dapat diperbaharui i.e. mineral, minyak, gas dan batubara Sumber: IUCN/WWF/UNEP, 1991 2e Pastikan pemanfaatan SDA tetap berada di dalam batas daya dukung LH (Carrying Capacity) Kesehatan, pendidikan, akses terhadap SDA yang dibutuhan bagia kehidupan yang layak, income per kapita Pembangunan Berkelanjutan & Triple Bottomline Kegiatan Bisnis Perusahaan/Investasi Kinerja Perusahaan dievaluasi dari tiga dimensi: • Dimensi Keuntungan Financial (Financial Result); • Dampaknya terhadap orang (karyawan perusahaan dan komunitas di sekitar perusahaan); • Dampaknya terhadap lingkungan Sumber: Scott Bedbury (Mantan Chief Marketing Strategis di Nike and Starbucks) dalam Hermawan Kartajaya (2005) Note: Triple Bottom Line merupakan jargon teknis di dunia bisnis yang diciptakan oleh John Elkington dan diketengahan untuk pertama kalinya dalam bukunya yang berjudul “Ecology of Tomorrow’s World (1980) Sumber: Noke Kiroyan (Chairman Rio Tinto), 2005. TrippleBottomline = 3 Pilar Pembangunan Berkelanjutan Berdasarkan Triple Bottomline tersebut, Jika Ingin terus bertahan dan berkelanjutan maka kegiatan Bisnis/investasi harus: Ekonomi Menguntungkan secara ekonomi (economically viable) Ramah lingkungan (environmentally sound) Lingkungan Hidup Sosial Diterima secara sosial (socially acceptable) Kebijakan Pembangunan Ekonomi Indonesia: Sustainable Growth with Equity Presiden SBY: “Indonesia memiliki Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang ini secara tegas mengamanatkan internalisasi aspek lingkungan hidup, dalam berbagai ranah pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pemanfaatan sumber daya alam untuk menggerakan per-tumbuhan ekonomi, kita jalankan dengan tidak mengorbankan daya dukung, daya tampung, dan produktivitas lingkungan. Indonesia terus mencari keseimbangan yang tepat antara kepentingan pembangunan ekonomi dengan kepentingan pelestarian lingkungan hidup. Pada tahun 2005, saya perkenalkan tiga pilar strategi pembangunan sosialekonomi yaitu pro-growth, pro-poor, dan projob. Kemudian, sejak tahun 2007 kami tambahkan lagi pro-environment. Berbagai kebijakan pemerintah yang dilandaskan pada keempat pilar ini, yang sejatinya adalah “sustainable growth with equity”.” Empat Pilar Strategi Pembangunan 1. 2. 3. 4. Pro-growth, Pro-poor, Pro-job and Pro-environment Sustainable Growth with Equity Sumber: SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PELUNCURAN ASIA PACIFIC HUMAN DEVELOPMENT REPORT (APHDR) 2012 Jakarta, 10 Mei 2012 Izin Lingkungan: Safeguard untuk mewujudkan Amanah UUD 1945 & Sustainable Growth wit Equty UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1): KLHS “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan Tata ruang lingkungan hidup yang baik dan sehat ...” BML Kualitas Lingkungan Hidup Sustainable Growth with Equity Sosial Kegiatan Ekonomi KBKL AMDAL UKL-UPL Perizinan Instrumen ekonomi LH PUU berbasis LH Anggaran berbasis LH ARLH Audit LH Instrumen lain sesuai kebutuhan Instrument PPLH Pasal 33 ayat 4 UUD 1945: “Perekonomian nasional [i.e. Perkebunan, Pertambangan, MIGAS dll ] diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional Rio Declaration on Environment and Development Prinsip ke-17 dari Deklarasi Rio Environmental Impact Assessment (EIA) sebagai instrument nasional, yang harus dilakukan untuk rencana usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan dan menjadi subyek pengambilan keputusan dari pihak yang berwenanang Agenda 21 Pembangunan Berkelanjutan Agenda 21 menyatakan bahwa pemerintah harus: • Mendorong pengembangan berbagai metodologi yang tepat untuk mengintegrasikan pengambilan keputusan terkait dengan energi, lingkungan dan sosial untuk pembangunan berkelanjutan melalui Environmental Impact Assessment (EIA); • Mengembangkan, meningkatkan dan menerapkan Environmental Impact Assessment to mendorong pembangunan industri yang berkelanjutan; • Melaksanakan analisis investasi dan studi kelayakan, yang mencakup Environmental Impact Assessment untuk membangun perusahan pemroses yang berbasis hasil hutan; • Menerapkan prosedur Environmental Impact Assessment yang tepat untuk rencana proyek yang menimbulkan dampak penting terhadap kehati, menyediakan informasi yang tepat untuk mendorong peninagkatan peran serta masyarakat, dan mendorong kajian dampak lingkungan dari kebijakan dan program yang relevan terhadap kehati 1999 1993 Perbaikan (PP Nomor 27 tahun 1999) 2010 2012 revitalisasi PP Nomor 27 tahun 2012: Integrasi Izin Lingkungan dalam Proses Amdal & UKL-UPL & Streamlining Pengembangan (PP Nomor 51 tahun 1993 1986 tonggak awal (PP Nomor 29 tahun 1986) UU Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintah tentang AMDAL 2009 UU 32/2009 1997 Inovasi Kebijakan: PP No 27/2012 Merupakan PP Generasi Ke-4 (empat) yang mengatur tentang Amdal di Indonesia UU 23/1997 1982 UU 4/1982 15 Semangat PP NO. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan 1. Menghindari terjadinya birokrasi baru. Dalam PP ini, Izin lingkungan diintegrasikan ke dalam proses Amdal dan UKL-UPL; 2. Pelaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan harus lebih streamlining dan bermutu, serta menuntut profesionalisme, akuntabilitas dan integritas semua pihak; 3. Kaidah Amdal sebagai Kajian Ilmiah; 4. Penegakan hukum atas pelanggar Amdal-UK-UPL dan Izin Lingkungan; 5. Memperkuat Akses Partisipasi Masyarakat; 6. Mengubah Mindset Seluruh Pemangku Kepentingan; 7. Izin Lingkungan = Filter Investasi Hijau Pro-Lingkungan dan Pro-Investasi Hijau Evolusi Pengaturan tentang AMDAL di Beberapa UU Lingkungan Hidup di Indonesia (1982, 1997 dan 2009) UU No. 4 Tahun 1982 Hanya ada dua pasal yang mengatur atau menyebutkan tentang AMDAL, yaitu: 1. Pasal 1 angka 10 terkait dengan Pengertian AMDAL; 2. Pasal 16: Kewajiban Amdal bagi Setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan UU No. 23 Tahun 1997 Ada tiga pasal yang mengatur atau menyebutkan tentang Amdal, yaitu: 1. Pasal 1 angka 20: Pengertian tentang Amdal; 2. Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2): • Kewajiban Amdal bagi Setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan • Amanah untuk menyusun PP terkait dengan penentuan rencana usaha dan/atua kegiatan yang berdampak besar dan penting terhadap LH, penyusunan dan penilaian AMDAL 3. Pasal 18: Keterkaitan Amdal dengan penerbitan izin usaha dan/atau kegiatan UU No. 32 Tahun 2009 Ada 23 Pasal yang mengatur atau menyebutkan Amdal, yaitu: 1. Pasal 1 angka 11 dan angka 35: Pengertian Amdal dan keterkaitan amdal dan izin lingkungan; 2. Pasal 22: Dampak penting dan Amdal 3. Pasal 23: Usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal; 4. Pasal 24: Dokumen Amdal dan SKKL 5. Pasal 25: Dokumen Amdal 6. Pasal 26: Pelibatan masyarakat dalam penyusunan dokumen Amdal 7. Pasal 27: Pihak lain dalam penyusunan dokumen Amdal; 8. Pasal 28: Sertifikasi penyusunan Amdal; 9. Pasal 29: Penilaian Amdal oleh Komisi Penilai Amdal; 10. Pasal 30: Anggota KPA, Tim Teknis dan Sekretariat KPA; 11. Pasal 31: Hasil penilaian Amdal dan penetapan SKKL; 12. Pasal 32: Amdal untuk golongan ekonomi lemah; 13. Pasal 36: Keterkaitan amdal , SKKL dan izin lingkungan 14. Pasal 37: keterkaitan permohonan izin lingkungan dengan Amdal; Lanjutan - Evolusi Pengaturan tentang AMDAL di Beberapa UU Lingkungan Hidup di Indonesia UU No. 4 Tahun 1982 UU No. 23 Tahun 1997 UU No. 32 Tahun 2009 Ada 23 Pasal yang mengatur atau menyebutkan Amdal, yaitu: 15. Pasal 40: Keterkaitan izin lingkungan dengan izin usaha dan/atau kegiatan; 16. Pasal 63: Tugas dan wewenangan pemerintah, pemprov dan pemkab/kota dalam penetapan dan pelaksanaan kebijakan Amdal; 17. Pasal 65: hak masyarakat untuk mengajukan usul dan/atau keberatan terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting; 18. Pasal 69: larangan menyusun Amdal tanpa sertifikat kompetensi; 19. Pasal 93: gugartan adminsitrasi penerbitan izin lingkungan tanpa Amdal 20. Pasal 110: tindakan pidana terhadap penyusun Amdal tanpa sertifikat kompetensi; 21. Pasal 111: tindakan pidana Penerbitan izin lingkungan tanpa Amdal 22. Pasal 121: ketentuan peralihan terkait dengan Usaha dan/atau kegiatan tanpa dokumen Amdal; 23. Pasal 122: ketentuan peralihan penerapan sertifikasi kompetensi penyusun Amdal Evolusi Pengaturan tentang Amdal di Indonesia sesuai dengan PP 29/1986, PP 51/1993, PP27/1999 dan PP 27/2012 No Komponen AMDAL 1.0 AMDAL 2.0 AMDAL 3.0 AMDAL 4.0 1. Dasar Hukum UU 4/1982 PP 29/1986 UU 4/1982 PP 51/1993 UU 23/1997 PP 27/1999 UU 32/2009 PP 27/2012 2. Definisi Amdal Hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan, hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan Hasil studi mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan, hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan Kajian mengenai dampak besar dan prnting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan Kajian mengenai dampak prnting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan 3. Penapisan Dua tahap: 1) berdasarkan uraian kegiatan, 2) berdasarkan PIL Satu tahap: dengan daftar kegiatan wajib Amdal Satu tahap: dengan daftar kegiatan wajib Amdal Satu tahap: dengan daftar kegiatan wajib Amdal 4. Dokumen Amdal PIL, KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL dan RE KA, ANDAL, RKL-RPL Lanjutan Beberapa Perbedaan Mendasar antar Berbagai PP yang mengatur tentang Amdal di Indonesia No Komponen AMDAL 1.0 PP 29/2986 AMDAL 2.0 PP 51/1993 AMDAL 3.0 PP 27/1999 AMDAL 4.0 PP 27/2012 5. Sertifikasi Kompetensi Penyusun Amdal Tanpa persyaratan sertifikasi kompetensi Tanpa persyaratan sertifikasi kompetensi persyaratan sertifikasi kompetensi (2008) persyaratan sertifikasi kompetensi 6. Komisi Penilai AMDAL (KPA) • Komisi Pusat: Departemen atau LPND Sektoral • Komisi Daerah: Daerah Tingkat I Provinsi • Komisi Pusat: Departemen atau LPND Sektoral • Komisi Daerah: Daerah Tingkat I Provinsi • Komisi Penilai Amdal Terpadu/ Multisektoral : BAPEDAL • Komisi Penilai Amdal Pusat: BPEDAL/KLH • Komisi Penilai Amdal Provinsi: Instansi LH Provinsi • Komisi Penilai Amdal Pusat: KLH • Komisi Penilai Amdal Provinsi: Instansi LH Provinsi • Komisi Penilai Amdal Kabupaten/Kota: Instansi LH Kab/Kota Sejak Tahun 2000: Komisi Penilai Amdal Kabupaten/Kota 6. Lisensi Komisi Penilai Amdal Tanpa lisensi KPA Tanpa lisensi KPA Lisensi KPA Kab/kota sejak 2008 • Lisensi KPA Pusat & Lisensi KPA Provinsi (2010) dan • KPA Kab/Kota (2008) 7. Proses Penilaian & waktu 1) PIL = 30 hari 2) KA-ANDAL = 30 hari 3) ANDAL = 90 hari 4) RKL-RPL = 30 hari 1) KA-ANDAL = 12 hari 2) ANDAL & RKLRPL = 45 hari 1) KA-ANDAL = 75 hari 2) ANDAL & RKL-RPL = 75 hari 1. KA = 30 hari 2. ANDAL & RKL-RPL = 75 hari Lanjutan Beberapa Perbedaan Mendasar antar Berbagai PP yang mengatur tentang Amdal di Indonesia No Komponen AMDAL 1.0 PP 29/2986 AMDAL 2.0 PP 51/1993 AMDAL 3.0 PP 27/1999 AMDAL 4.0 PP 27/2012 8. Alternatif AMDAL SEMDAL (PEL, SEL, RKL-RPL) untuk kegiatan sudah berjalan UKL-UPL untuk rencana kegiatan yang tidak berdampak penting UKL-UPL untuk rencana kegiatan yang tidak berdampak penting UKL-UPL untuk rencana kegiatan yang tidak berdampak penting 9. Keterbukaan Informasi Pengumuman dan akses dokumen Pengumuman dan akses dokumen Pengumuman dan akses dokumen Pengumuman dan akses dokumen 10. Keterlibatan Masyarakat Saran dan masukan lisan atau tertulis sebelum pemberian izin Saran dan masukan lisan atau tertulis sebelum keputusan persetujuan Amdal Saran, pendapat dan tanggapan sejak awal, konsultasi masyarakat (KAANDAL) dan keterwakilan dalam KPA Saran, pendapat dan tanggapan sejak awal, konsultasi masyarakat (KA) dan keterwakilan dalam KPA, saran, pendapat dan tanggapan masyarakat terkait izin lingkungan (ANDAL & RKL-RPL serta Keputusan Izin Lingkungan 11. Keputusan Persetujuan AMDAL Persetujuan Amdal Keputusan Kelayakan Lingkungan • Keputusan Kelayakan Lingkungan • Izin Lingkungan 12. Mekanisme Banding Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada 2 Pengantar Ket Keterkaitan erkaitan Amdal, UKL--UPL dan Sistem Perizinan serta UKL Instrumen PPLH Lainnya PERIZINAN LINGKUNGAN • Izin lingkungan: • Izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH) Usaha dan dan//atau Kegiatan • Izin PPLH merupakan pengembangan dari instrumen izin lingkungan. • Izin PPLH merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari izin lingkungan Pengertian dan Konsep Dasar Izin Lingkungan Instrumen tata usaha negara untuk pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan Kualitas Lingkungan Izin Lingkungan 1. Izin yang diberikan kepada setiap orang 2. yang melakukan usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL 3. dalam rangka Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 4. sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan Usaha dan/atau Kegiatan Efektivitas Izin Lingkungan: Usaha/Kegiatan Ramah Lingkungan dan Kualitas LH yang baik dan sehat Proses Amdal & UKLUPL sesuai NSPK Implementasi Izin Lingkungan & Pengawasan Ekonomi Sosial Izin Lingkungan sebagai Safeguard yang Effektif Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ramah lingkungan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan tidak ramah lingkungan Sustainable Growth with Equity Disetujui Lingkungan Usaha dan/atau Kegiatan Ramah Lingkungan Ditolak Tujuan utama Izin Lingkungan : menetapkan tingkat kinerja yang diperlukan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan yang diikat secara hukum (legally binding commitment and performance) agar tetap memenuhi BML & KBKL dalam upaya untuk melindungi lingkungan dan kesehatan manusia. Interkoneksitas Sistem Kajian Dampak Lingkungan dengan Sistem Pembangunan Berkelanjutan lainnya di Indonesia Sistem Penataan Ruang Sistem Perbankan: Green Banking Izin Usaha dan/atau Kegiatan Izin Lokasi AMDAL & UKL-UPL Melalui sistem Kajian Dampak Lingkungan (KDL) dan Izin Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup telah membangun interkoneksitas Sistem Pembangunan Berkelanjutan – GREEN ECONOMY) di Indonesia Audit LH Sistem Kajian Dampak Lingkungan Izin Lingkungan Sistem Perizinan Sektor Izin PPLH Sistem Perizinan Lingkungan Sistem Penaatan Lingkungan Infrastruktur Kajian Dampak Lingkungan PUU Panduan Teknis Sistem Informasi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Kelembagaan Pandanaan SDM Pengawasan Lingkungan Penegakan Hukum Lingkungan Instrumen Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup (UU 32/2009) KLHS a Tata ruang b h i PUU berbasis LH Baku mutu LH c j Kriteria baku kerusakan LH d AMDAL UKL-UPL Perizinan Anggaran berbasis LH k Analisis risiko LH e l f g Instrumen ekonomi LH Lingkungan Audit LH m Instrumen lain sesuai kebutuhan Amdal bukan sebagai alat serbaguna yang dapat menyelesaikan segala persoalan lingkungan hidup. Efektivitas amdal sangat ditentukan oleh pengembangan berbagai instrument lingkungan hidup lainnya Sumber: Pasal 14 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Keterkaitan Amdal, UKLUKL-UPL dan Izin Lingkungan dengan Instrumen PPPLH Lainnya Pengembangan KRP Usaha/ Kegiatan Tahap Perencanaan Usaha/ Kegiatan Tahap PraKonstruksi, Konstruksi &Operasi Izin PPLH Usaha/ Kegiatan Tahap Pasca Operasi BML KBKL Tata Ruang Rencana Usaha dan/atau kegiatan izin Usaha dan/atau kegiatan Pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan Penutupan Usaha dan/atau Kegiatan RTRW/RDTR RPPLH KLHS ARLH Daya Dukung & Daya Tampung Lingkungan Hidup Amdal atau UKL-UPL Izin Lingkungan ARLH Hasil ERA merupakan bagian dari Amdal Instrumen Ekonomi LH Implementasi Izin Lingkungan & Izin PPLH serta Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan atau Pelepasan Kawasan HPK Instrumen Ekonomi LH Continuous Improvement Audit LH BML Tata Ruang Paska Usaha/ Kegiatan ARLH Pencana Penutupan Usaha dan/atau kegiatan serta Persetujuannya Pengawasan Lingkungan Hidup Penaatan ARLH KBKL Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Instrumen Ekonomi LH Pemanfaatan Ruang Paska Usaha/Kegiatan Instrumen Ekonomi LH Izin Lingkungan: Jantungnya Sistem Perizinan di Indonesia • Proses Penilaian Amdal oleh KPA; • Proses Pemeriksaan UKL-UPL oleh Instansi LH Diterbitkan oleh MENLH, Gubernur, atau Bupati/Walikota Diterbitkan oleh MENLH, Gubernur, atau Bupati/Walikota Pemrakarsa Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Izin PPLH Proses Amdal atau UKL-UPL Proses Penyusunan Amdal atau UKL-UPL oleh Pemrakarsa Izin Lingkungan Pengawasan Lingkungan Hidup & Penegakan Hukum Lingkungan Dilakukan oleh MENLH, Gubernur, atau Bupati/ Walikota Izin Usaha dan/atau Kegiatan • • Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan Pelaksanaan Izin Lingkungan & Izin PPLH Diterbitkan oleh Menteri terkait, Gubernur, atau Bupati/Walikota • IZIN LINGKUNGAN merupakan ‘Jantung-nya’ Sistem Perizinan di Indonesia. Secara legal, sesuai PUU PSDA dan PPLH izin usaha Penaatan terhadap BML & KBKL dan/atau kegiatan tidak dapat diterbitkan tanpa adanya izin lingkungan. • • Izin Lingkungan merupakan hasil dari Proses Amdal atau UKLUPL (Sistem KDL) yang disusun oleh Pemrakarsa dan dinilai oleh KPA atau diperiksa oleh Instansi LH; Izin lingkungan instrumen utama penurunan Beban Pencemaran Lingkungan dan Laju Kerusakan Lingkungan & Pengawasan LH Penurunan Beban Pencemaran dan Laju Kerusakan LH Izin Lingkungan: Produk Proses Amdal atau UKL-UPL Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL Proses penyusunan dan Penilaian Amdal Wajib Memiliki Usaha dan/atau Kegiatan Wajib UKL/UPL Catatan: Usaha dan/atau Kegiatan wajib SPPL tidak wajib memiliki izin lingkungan Izin lingkungan = diterbitkan pada tarap perencanaan & persyaratan untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan IZIN LINGKUNGAN Proses penyusunan dan Pemeriksaan UKL-UPL Izin PPLH 1. Izin PPLH diterbitkan pada tahap operasional. 2. Izin PPLH diterbitkan berdasarkan persyaratan dan kewajiban izin lingkungan yang harus ditaati oleh perusahaan IZIN Usaha dan/atau Kegiatan Izin PPLH, antara lain: a. Izin pembuangan air limbah ke sungai; b. Izin pemanatan air limbah untuk aplikasi ke tanah c. Izin pembuangan air limbah ke laut d. Izin injeksi air limbah e. Izin PLB3 Esensi Dasar Amdal & UKLUKL-UPL dalam PP 27/2012 Amdal dan UKL:-UPL: Dokumen LH yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan (i.e. Penerbitan Izin Lingkungan, Kredit Perbankan, dokumen lelang untuk Proyek KPS dalam kaitannya dengan Penjaminan Investasi, Due Diligence, pengawasan lingkungan) Pengambil Keputusan Rencana Usaha dan//atau Kegiatan dan AMDAL atau UKL UKL--UPL = Menyediakan Informasi Izin Lingkungan Informasi yang disajikan dalam Amdal atau UKL-UPL: • • Dampak lingkungan yang terjadi akibat rencana usaha dan/atau kegiatan, dan Langkah-langkah pengendaliannya dari aspek teknologi,sosial dan institusi, pemantauan lingkungannya serta komitmen pemrakarsa NSPK & Instrumen PPLH pada Tahap Pengembangan KRP & Tahap Perencanaan Usaha dan/atau Kegiatan izin Usaha dan/atau Kegiatan Rencana Usaha dan/atau kegiatan Pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan RTRW Amdal atau UKL-UPL KLHS PerMenLH No. 09/2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS); Izin Lingkungan Izin PPLH • PP No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan • PerMenLH N0. 05/2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Amdal ; • PerMenLH No. 16/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan; • PerMenLH No. 17/2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Amdal & Izin Lingkungan • PerMenLH 13/2010 tentang UKL-UPK dan SPPL (PerMenLH 8/2013); • PerMenLH No. 07/2010 tentang Sertifikasi Kompetensi Penyusun Dokumen Amdal dan Persyaratan LPJP Dokumen Amdal; • PerMenLH No. 15/2010 tentang Persyaratan dan tatacara lisensi Komisi Penilai Amdal; • PerMenLH No. 5/2008 Tata Kerja Komisi Penilai Amdal (PerMenLH 8/2013) • PerMenLH No. 24/2009 Penilaian Dokumen Amdal (PeMenLH 8/2013) • PerMenLH No. 25/2009 tentang Binwas Komisi Penilai Amdal Daerah NSPK & Instrumen PPLH pada Tahap Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan Izin LH & Izin PPLH Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan Audit LH Peraturan MENLH No. 03 Tahun 2013 tentang Audit Lingkungan Hidup sebagai revisi dari: • KepMenLH No. 42 Tahun 1994 • KepMenLH No. 30 Tahun 2001 • PerMenLH No. 17 Tahun 2010 Dampak Penting & Dampak LH lainnya Implementasi Persyaratan & Kewajiban dalam Izin Lingkungan & Izin PPLH serta Continuous Improvement • KepMenLH No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL-RPL (LAPORAN PELAKSANAAN IZIN LINGKUNGAN) • • • Pengawasan Lingkungan Hidup Penaatan terhadap Baku Mutu Lingkungan (BML) & Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan (KBKL) • • KepMenLH No.07 Th 2001 tentang PPLH dan PPLHD KepMenLH No.56 Th 2002 tentang Pedoman Umum Pengawasan LH KepMenLH No.57 Th 2002 tentang Tata Kerja PPLH KepMenLH No.58 Th 2002 tentang Tata Kerja PPLHD; Peraturan MENLH No. 2 Tahun 2013: Penerapan Sanksi Administrasi 3 Tata Ruang, Kawasan Lindung dan AMDAL Isu Strategis: Keterkaitan antara Tata Ruang dan Lingkungan Hidup TATA RUANG LINGKUNGAN Penataan Ruang (UU No. 26 Tahun 2007) Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU No. 32 Tahun 2009) TOOL TOOL AMDAL & Izin Lingkungan (PP No. 27 Tahun 2012) Ruang, Lingkungan Yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan 1. Dalam perlindungan & pengelolaan lingkungan, penataan ruang merupakan ujung tombak sebab proses perubahan lingkungan diawali dengan proses perubahan ruang. 35 2. Dalam penataan ruang: perlindungan & pengelolaan lingkungan hidup menjadi kunci untuk menjamin keberlanjutan fungsi lingkungan hidup. Pelaksanaan Penataan Ruang Pemanfaatan Ruang Kota Kabupaten Provinsi Nasional Perencanaan Tata Ruang Penyusunan RTRWN Upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfatn ruang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWN Perumusan program sektoral Nasional Pelaksanaan pembangunan Rencana Rinci Penyusunan RTRWP Penyusunan & penetapan SPM Penetapan standar kualitas lingkungan Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWP Perumusan program sektoral provinsi Pelaksanaan pembangunan Rencana Rinci Penyusunan RTRWKab Penyusunan RTRWKot Perizinan Penetapan pedoman pelaksanaan SPM Perumusan pedoman pelaksanaan standar kualitas lingk. Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWK Perumusan program sektoral kabupaten Pelaksanaan pembangunan Rencana Rinci Peraturan Zonasi Perangkat Insetif dan Disinsentif Pelaksanaan SPM Pelaksanaan standar kualitas lingkungan Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWK Sanksi Perumusan program sektoral Kota Pelaksanaan pembangunan Rencana Rinci Pelaksanaan SPM Pelaksanaan standar kualitas lingkungan 36 Rencana Umum dan Rencana Rinci Tata Ruang RENCANA UMUM TATA RUANG WILAYAH RTRW NASIONAL RENCANA RINCI TATA RUANG RTR PULAU / KEPULAUAN RTR KWS STRA. NASIONAL RTRW PROVINSI RTRW KABUPATEN RTR KWS STRA. PROVINSI RTR KWS STRA KABUPATEN RDTR WIL KABUPATEN PERKOTAAN RTR KWS METROPOLITAN RTRW KOTA Kajian Daya Dukung & Daya Tampung LH serta KLHS RTR KWS PERKOTAAN DLM WIL KABUPATEN RTR BAGIAN WIL KOTA RTR KWS STRA KOTA RDTR WIL KOTA Tata Ruang: Syarat Utama Proses Penyusunan & Penilaian Amdal serta Penentuan Kelayakan Lingkungan Pasal 13 ayat (1) Huruf a PP 27/2012: Pengecualian AMDAL di RDTR dan/atau RTR Kawasan Strategis Kab/Kota Amdal dan Tata Ruang Tahap Perencanaan 1 2 Rencana Umum Studi Kelayakan 3 4 Disain Rinci Pra Kontruksi dan Konstruksi 5 Operasi Amdal disusun oleh pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu usaha dan/atau kegiatan Tidak sesuai KA 1 ANDAL 2 RKL-RPL 3 Dokumen AMDAL Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan wajib sesuai dengan rencana tata ruang Sumber: Pasal 4-5 PP 27/2012 Izin Lingkungan dengan rencana tata ruang, dokumen Amdal tidak dapat dinilai dan wajib dikembalikan kepada pemrakarsa Pengecualian Jenis Usaha/Kegiatan Wajib Amdal Usaha dan/atau Kegiatan Dalam PP 27/1999: Amdal Kawasan RKL-RPL Rinci (pasal 4), Ketentuan Amdal dan RDTR belum diatur Dampak Penting Lingkungan Hidup Usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap LH dikecualikan dari kewajiban memiliki Amdal apabila: 1 lokasi rencana usaha dan/atau kegiatannya berada di kawasan yang telah memiliki Amdal kawasan UKL/UPL lokasi rencana usaha dan/atau kegiatannya berada pada kabupaten/kota yang telah memiliki rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota 2 usaha dan/atau kegiatannya dilakukan dalam rangka tanggap darurat bencana 3 Sumber: Pasal 13 PP 27/2012 Izin Lingkungan Pola Ruang dan AMDAL Pola Ruang UU 26/2007 dan PP 26/2008 Rencana Usaha dan/atau Kegiatan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kawasan Budidaya Rencana Usaha dan/atau Kegiatan diizinkan oleh PUU PSDA Kawasan Lindung Terbatas Tetap PP 26/2008-RTRWN Kawasan Budi Daya Nasional Konversi Hutan Produksi Hutan Rakyat Perikanan Industri Pariwisata Pemukiman Lainnya 40 RTRWN menjadi pedoman utk penetapan lokasi dan fungsi ruang utk investasi (Pasal 20 ayat (2) huruf e) RTRW Provinsi menjadi pedoman utk penetapan lokasi dan fungsi ruang utk investasi (Pasal 23 ayat (2) huruf e) RTRW Kabupaten menjadi pedoman utk penetapan lokasi dan fungsi ruang utk investasi (Pasal 26 ayat (2) huruf e) Keterkaitan Tata Ruang, dan PIPIB dengan Proses Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan Rencana Usaha dan/atau Kegiatan • • Proses Amdal dan Izin Lingkungan, atau Proses UKL-UPL dan Izin Lingkungan Tidak Apakah Lokasinya • Sesuai dengan Rencana Tata Ruang, dan/atau • Sesuai dengan Ketentuan PUU PPLH & SDA ya Sesuai Apakah lokasinya berada di dalam Kawasan Hutan Primer & Lahan Gambut dalam Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (PIPIB) ? ya Apakah termasuk usaha dan/atau Kegiatan yang DIKECUALIKAN? Tidak Tidak Sesuai Ditolak Inpress 06/2013 penganti Inpres 10/211 Ditolak Usaha dan/atau kegiatan yang dikecualikan dalam Inpres 10/2011 (Inpres 06/2013) • Permohonan yang telah mendapat persetujuan prinsip dari Menteri Kehutanan; • Pelaksanaan pembangunan nasional yang bersifat vital, yaitu: geothermal, migas, ketenagalistrikan, lahan untuk padi dan tebu • Pemanfaatan izin pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan kawasan hutan yang telah ada sepanjang izin di bidang usahanya masih berlaku Contoh Rencana Pembangunan SUTET di Jateng dalam Rencana Tata Ruang Pulau Jawa dan RTRW Provinsi Jawa Tengah Arahan Jaringan SUTET di Semarang dan Sekitarnya dalam PERPRES 28 TAHUN 2012 (RTR PULAU JAWA) Dalam Peta Struktur Ruang tercatat Jalur: Jepara-Kudus-Demak-Semarang-Ungaran Arahan Jaringan Sutet dalam RTRWP Jawa Tengah (Perda No. 6 Tahun 2010) Dalam Peta Struktur Ruang tercatat dengan Jalur: Jepara-Wd Gunung Rowo-Demak-SemarangUngaran Surat Men PU selaku Ketua Tim Pelaksana BKPRN tgl 19 April 2012 Nomor TR.03 03-Mn/237 perihal Rekomendasi thd renc pengembangan PLTU Btg: Renc. Pemb. PLTU di Kab. Batang yg terletak dan memanfaatkan wil daratan Kab. Batang sudah sesuai dgn PP 26/2008, Perda Prov. Jateng 6/2010, Perda Kab. Batang 07/2011 ttg RTRW Kab. Batang. Renc. Pemb. PLTU di Kab. Batang yg memanfaatkan wil laut harus memperhatikan keberadaan Kws Taman Wisata Alam Laut Daerah (sebagaimana PP 26/2008, Perda Prov. Jateng 6/2010, ) dan Kawasan Konservasi Laut Daerah sebagimana Perda Kab. Batang 07/2011 ttg RTRW Kab. Batang. Diperlukan AMDAL dan Izin Lingkungan thd Renc. Pembangunan PLTU Kab. Batang. Pemkab. Batang agar menyiapkan RDTR pada Kws yg mengakomodasi Renc. Pemb. PLTU Batang, termasuk ketentuan zonasi wilayah baik daratan maupun laut. Kepmen. Kelautan dan Perikanan tanggal 14 Juni 2012 No. Kep.29/Men/2012 ttg Penetapan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Ujungnegoro Roban Kab. Batang Prov. Jateng. : Menetapkan sebagian wilayah pesisir Kab Batang Sbg Kws Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Ujungnegoro-Roban Kab Batang di Prov Jateng. Kws tsb ditetapkan sebagai Taman Pesisir Ujungnegoro-Roban Kab Batang di Prov Jateng. Sesuai Pasal 28 ayat (4) UU 27/2007, kws konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil ditetapkan dgn peraturan menteri. Analisis : a. b. c. d. Perlu dikaji konsistensi kesesuaian amanah UU 27/2007 yg mengatur penetapan kws konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil seharusnya dgn peraturan menteri, tetapi utk Kws Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Ujungnegoro-Roban Kab Batang di Prov Jateng hanya dengan keputusan menteri. Kepmen Kelautan dan Perikanan mengatur obyek pesisir dan pulau-pulau kecil Ujungnegoro – Roban dgn fungsi sbg taman pesisir berbeda dgn obyek dan fungsi yg ditetapkan dlm PP 26/2008 ttg RTRWN (Lamp VIII No. 313 ) yg menetapkan Taman Wisata Alam Laut Daerah Pantai Ujungnegor-Roban sbg Kws Lindung Nasional. Dikeluarkannya Kepmen Kelautan Dan Perikanan tgl 14 Juni 2012 tsb tdk dlm konteks mengatur pengelolaan Taman Wisata Alam Laut Daerah Pantai Ujungnegor-Roban sbg Kws Lindung Nasional yg ditetapkan dlm PP 26/2008 ( sebagaimana ketentuan Pasal 6 ayat (5) UU 26/2007 : ruang laut dan ruang udara, pengelolaan nya diatur dgn UU tersendiri). Kepmen Kelautan Dan Perikanan No. Kep.29/Men/2012 tdk mengatur pengalihan obyek dan fungsi maupun pengelolaan Taman Wisata Alam Laut Daerah Pantai Ujungnegor-Roban sbg Kws Lindung Nasional yg ditetapkan dlm PP26/2008. Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (PIPIB) – Inpres 10/2011 (2011(2011-2013) Lokasi yang masih boleh ada izin baru Hutan Alam Primer Lahan Gambut di dalam dan di luar kawasan Hutan Lokasi PIPIB (Moratorium) – Tidak Boleh Ada Izin Baru Catatan: Tidak semua jenis kawasan lindung ini dicantumkan dalam Lampiran III Peraturan MENLH No. 05/2012 Daftar Kawasan Lindung dalam Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012 Kawasan lindung yang dimaksud dalam Peraturan Menteri ini: : 1. Kawasan hutan lindung • Tidak semua kawasan 2. Kawasan bergambut lindung yang tercantum 3. Kawasan Resapan Air dalam PP No. 26/2008 dan 4. Sempadan Pantai Keppres 32/1990 5. Sempadan Sungai dicantumkan dalam daftar 6. Kawasan Sekitar Danau atau Waduk kawasan lindung di 7. Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut Peraturan MENLH Ini; 8. Cagar Alam dan Cagar Alam Laut 9. Kawasan Pantai Berhutan Bakau • Kawasan lindungan = 10. Taman Nasional dan Taman Nasional Laut kawasan yang telah 11. Taman Hutan Raya DITETAPKAN sebagai 12. Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut kawasan lindung 13. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan • Usaha dan/atau kegiatan di 14. Kawasan Cagar Alam Geologi kawasan lindung adalah 15. Kawasan Imbuhan Air Tanah usaha dan/atau kegiatan 16. Sempadan Mata Air yang diizinkan sesuai 17. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah 18. Kawasan Pengungsian Satwa dengan ketentuan PUU 19. Terumbu Karang 20. Kawasan Koridor Bagi Jenis Satwa dan Biota Laut yang Dilindungi Catatan Kawasan lindung wilayah yang DITETAPKAN dengan fungsi utama untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup mencakup SDA dan Sumber Daya Buatan. Penetapan kawasan lindung tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan PUU Rencana Usaha/Kegiatan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan Lindung Wajib Memiliki AMDAL (Pasal 3 Peraturan MENLH No. 05/2012) Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang lokasinya berada di dalam kawasan lindung jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang diizinkan sesuai peraturan perundang-undangan, misal: tambang di hutan lindung, wisata alam di kawasan lindung 1 Batas proyek terluar yang bersinggungan dengan batas terluar dari kawasan lindung Dampak potensial dari rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut secara nyata mempengaruhi kawasan lindung terdekat Kawasan Lindung Yang tercantum dalam Lampiran Permen LH & telah ditetapkan sesuai dengan PUU 2 Dampak potensial 3 Keterangan: = Rencana Usaha dan/atau kegiatan Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang berada di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung yang dikecualikan dari kewajiban menyusun Amdal adalah rencana usaha dan/atau kegiatan: 1. Eksplorasi pertambangan, migas dan panas bumi; 2. Penelitian dan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan; 3. Yang menunjang pelestarian kawasan lindung; 4. Yang terkait dengan kepentingan pertahanan dan keamanan negara yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan; 5. Budidaya yang secara nyata tidak berdampak penting bagi lingkungan hidup; 6. budidaya yang diizinkan bagi penduduk asli dengan luasan tetap dan tidak mengurangi fungsi lindung kawasan dan di bawah pengawasan ketat. Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008 No. Kawasan Lindung Dalam Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012 1. Kawasan Hutan Lindung Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008 a. wisata alam tanpa merubah bentang alam; b. kegiatan budidaya hanya diizinkan bagi penduduk asli dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung kawasan, dan di bawah pengawasan ketat 2. Kawasan bergambut a. wisata alam tanpa merubah bentang alam 3. Kawasan Resapan Air 4. Sempadan Pantai a. kegiatan budi daya tidak terbangun yang memiliki kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan; b. penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada lahan terbangun yang sudah ada a. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau; b. pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah abrasi; c. pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan rekreasi pantai; Lanjutan - Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008 No. Kawasan Lindung Dalam Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012 Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008 5. Sempadan Sungai a. 6. Kawasan sekitar danau/waduk b. c. 7. Suaka margasatwa dan a. suaka margasatwa laut b. 8. Cagar alam dan cagar alam laut 9. Kawasan pantai berhutan bakau a. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau; bangunan untuk pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air; pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang fungsi taman rekreasi; penelitian, pendidikan, dan wisata alam; pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a; kegiatan pendidikan, penelitian, dan wisata alam Lanjutan - Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008 No. Kawasan Lindung Dalam Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012 Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008 10. Taman Nasional atau taman nasional laut a. wisata alam tanpa merubah bentang alam; b. pemanfaatan ruang kawasan untuk kegiatan budidaya hanya diizinkan bagi penduduk asli di zona penyangga dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung kawasan, dan di bawah pengawasan ketat 11. Taman hutan raya a. penelitian, pendidikan, dan wisata alam; b. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a; 12. Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut a. wisata alam tanpa mengubah bentang alam; b. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan Lanjutan - Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008 No. Kawasan Lindung Dalam Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012 Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008 13. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan a. penelitian, pendidikan, dan pariwisata; dan b. pelarangan kegiatan dan pendirian bangunan yang tidak sesuai dengan fungsi kawasan 14. Kawasan cagar alam geologi a. pariwisata tanpa mengubah bentang alam b. kegiatan penggalian dibatasi hanya untuk penelitian arkeologi dan geologi c. pelindungan bentang alam yang memiliki ciri langka dan/atau bersifat indah untuk pengembangan ilmu pengetahuan, budaya, dan/atau pariwisata. d. pelindungan kawasan yang memiki ciri langka berupa proses geologi tertentu untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan/atau pariwisata. Lanjutan - Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008 No. Kawasan Lindung Dalam Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012 Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008 15. Kawasan imbuhan air tanah a. kegiatan budi daya tidak terbangun yang memiliki kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan; b. penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada lahan terbangun yang sudah ada 16. Sempadan mata air a. ruang terbuka hijau 17. Kawasan perlindungan a. wisata alam tanpa mengubah bentang alam; plasma nutfah b. pelestarian flora, fauna, dan ekosistem unik kawasan 18. Kawasan pengungsian satwa a. wisata alam tanpa mengubah bentang alam; b. pelestarian flora dan fauna endemik kawasan; 19. Terumbu Karang a. pariwisata bahari 20. Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi Jenis Kegiatan yang diizinkan dalam Kawasan Konservasi (KSA) dan KPA sesuai dengan PP 28/2011 No Jenis Pemanfaatan KSA dan KPA 1. penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan 2. pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam koleksi kekayaan keanekaragaman hayati 3. penyerapan dan/atau penyimpanan karbon 4. pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata alam terbatas 5. pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar Kawasan Suaka Alam (KSA) Cagar Suaka Alam (CA) Margasatwa (SM) Kawasam Pelestarian Alam (KPA) Taman Taman Taman Nasion Wisata Hutan al (TN) Alam Raya (TWA) (Tahura) Sumber: Pasal 33-37 PP No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam Jenis Kegiatan yang diizinkan dalam Kawasan Konservasi (KSA) dan KPA sesuai dengan PP 28/2011 No 6. 7. 6. 7. Jenis Pemanfaatan KSA dan KPA Kawasan Suaka Alam (KSA) Cagar Suaka Alam Marga(CA) satwa (SM) pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya pemanfaatan tradisional oleh masyarakat setempat. pembinaan populasi melalui penangkaran dalam rangka pengembangbiakan satwa atau perbanyakan tumbuhan secara buatan dalam lingkungan yang semi alami. pembinaan populasi dalam rangka penetasan telur dan/atau pembesaran anakan yang diambil dari Alam Kawasam Pelestarian Alam (KPA) Taman Taman Taman Nasion Wisata Hutan al (TN) Alam Raya (TWA) (Tahura) Sumber: Pasal 33-37 PP No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam Kawasan Lindung Sempadan Pantai Mangrove PP 26/2008 Pasal 57 ayat (5), Keppres 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, Pasal 27 dan Kepmen LH No. 201 Tahun 2004 KAWASAN LINDUNG Sempadan pantai hutan mangrove = 130 x nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan, DIUKUR dari garis air surut teredah Pasal 101 ayat 3 PP 26/2008: 26/2008 Kawasan pantai berhutan bakau pemanfaatan utk keg. Pendidikan, penelitan & wisata alam, pelarangan pemanfaatan kayu bakau, pengurangan luas dan pencemaran ekosistem bakau Keppres 32/1990 Pasal 26: Perlindungan terhadap kawasan pantai berhutan bakau dilakukan untuk melestarikan hutan bakau sebagai pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat berkembangbiaknya berbagai biota laut disamping sebagai pelindung pantai dan pengisian air laut serta perlindungan usaha budidaya di belakangnya Kriteria Kawasan Lindung Sempadan Pantai Zonasi untuk sempadan pantai: Pemanfaatan untuk RTH, Pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk menunjang kegiatan rekreasi pantai, Pelarangan pendirian bangunan, Pelarangan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis, dan estetika kawasan (Pasal 100 ayat (1) PP 26 Tahun 2008 tentang RTRWN) Kawasan Lindung Sempadan Pantai = 100 meter Garis batas sempadan pantai Berdasarkan PP 26/2008 Pasal 56 ayat (2), Keppres 32/1990 Pasal 14: Sempadan pantai diukur 100 meter dari garis pasang tertinggi Perlindungan Ekosistem Terumbu Karang Terumbu karang merupakan Kawasan Lindung (Pasal 52 ayat (6) PP 26/2008 tentang RTRWN) Zonasi Terumbu Karang • Pemanfaatan untuk wisata bahari • Pelarangan kegiatan penangkapan ikan dan pengambilan terumbu karang • Pelarangan kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran air (Pasal 103 ayat (6) PP 26/2008 tentang RTRWN) Larangan penambangan terumbu karang yg menimbulkan kerusakan, pengambilan terumbu karang di kawasan konservasi, penggunaan peralatan, cara tau metode lain yg merusak ekosistem terumbu karang (Pasal 35 UU 27/2007 tentang PWP & PPK) Kawasan Lindung Sempadan Sungai S. Bone di Kab. Bolmong, Prop. Sulut PP 82/2001 Pengelolaan Kualitas Air & Pengendalian Pencemaran Air PP 26 Tahun 2008 tentang Tata Ruang Nasional & Keppres 32/1990 tentang Kawasan Lindung Zonasi sempadan sungai • Pemanfaatan Ruang utk RTH; • Pelarangan mendirikan bangunan Sungai Pasal 100 ayat 2 PP 26/2008 Pasal 38 UU 41/1999 tentang Kehutanan Pasal 38 (1) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung. (2) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan. (3) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pertambangan dilakukan melalui pemberian izin pinjam pakai oleh Menteri dengan mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan. (4) Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka. (5) Pemberian izin pinjam pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis dilakukan oleh Menteri atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN Pasal 3 (1) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 hanya dapat dilakukan di dalam: a. kawasan hutan produksi; dan/atau b. kawasan hutan lindung. (2) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan dengan mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan peraturan Menteri. Usaha dan/atau Kegiatan di Hutan Lindung yang Diiziinkan/Diperbolehkan oleh PP 24/2010 Penggunaan kawasan hutan (Hutan Produksi dan Hutan Lindung) untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan untuk kegiatan yang mempunyai tujuan strategis yang tidak dapat dielakkan, meliputi kegiatan: 1. religi; 2. pertambangan; 3. instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik, serta teknologi energi baru dan terbarukan; 4. pembangunan jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar radio, dan stasiun relay televisi; 5. jalan umum, jalan tol, dan jalur kereta api; 6. sarana transportasi yang tidak dikategorikan sebagai sarana transportasi umum untuk keperluan pengangkutan hasil produksi; 7. sarana dan prasarana sumber daya air, pembangunan jaringan instalasi air, dan saluran air bersih dan/atau air limbah; 8. fasilitas umum; 9. industri terkait kehutanan; 10. pertahanan dan keamanan; 11. prasarana penunjang keselamatan umum; atau 12. penampungan sementara korban bencana alam. Sumber: Pasal 4 PP No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan Pertambangan di Kawasan Hutan Lindung (PP 24/2010) Pasal 5 (1) Penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b dilakukan dengan ketentuan: a. dalam kawasan hutan produksi dapat dilakukan: 1. penambangan dengan pola pertambangan terbuka; dan 2. penambangan dengan pola pertambangan bawah tanah; b. dalam kawasan hutan lindung hanya dapat dilakukan penambangan dengan pola pertambangan bawah tanah dengan ketentuan dilarang mengakibatkan: 1. turunnya permukaan tanah; 2. berubahnya fungsi pokok kawasan hutan secara permanen; dan 3. terjadinya kerusakan akuiver air tanah. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penambangan bawah tanah pada hutan lindung diatur dengan Peraturan Presiden. Pasal 6 (1) Penggunaan kawasan hutan dilakukan berdasarkan izin pinjam pakai kawasan hutan. Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi (Pasal 35) Izin pemanfaatan ruang yg tidak sesuai dgn RTRW dibatalkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya (Pasal 37 ayat (2)) Izin pemanfaatan ruang yg dikeluarkan dan/atau diperoleh dgn tidak melalui prosedur yg benar, batal demi hukum (Pasal 37 ayat (3)) Izin pemanfaatan ruang yg diperoleh melalui prosedur yg benar tetapi kemudian terbukti tidak sesuai RTRW, dibatalkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya (Pasal 37 ayat (4)) Dlm pemanfaatan ruang, setiap orang wajib menaati rencana tata ruang yg telah ditetapkan (Pasal 61 huruf a). Setiap orang yg tidak menaati rencana tata ruang yg telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dlm Pasal 61 huruf a yg mengakibatkan perubahan fungsi ruang, dipidana dgn pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) (Pasal 69 ayat (1)). Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan barang, pelaku dipidana dgn pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan denda paling banyak Rp.1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah) (Pasal 69 ayat (2)). Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kematian orang, pelaku dipidana dgn pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) (Pasal 69 ayat (3)). Pasal 74 ayat (1) Dlm hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dlm Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71, dan Pasal 72 dilakukan oleh suatu korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yg dpt dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dgn pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dlm Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71, dan Pasal 72. Pasal 74 ayat (2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dpt dijatuhi pidana tambahan berupa: a. pencabutan izin usaha; dan/atau b. pencabutan status badan hukum. Pasal 37 ayat (7) Setiap pejabat pemerintah yg berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang menerbitkan izin yg tidak sesuai dgn rencana tata ruang. Pasal 73 ayat (1) Setiap pejabat pemerintah yg berwenang yg menerbitkan izin tidak sesuai dgn rencana tata ruang, dipidana dgn pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Pasal 73 ayat (2) Selain sanksi pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaku dpt dikenai pidana tambahan berupa pemberhentian secara tidak dgn hormat dari jabatannya. Keterkaitan RPPLH dengan RPJP dan RPJM, Pemanfaatan Sumber Daya Alam serta Amdal RPPLH 1 RPJP Pasal 10 Ayat (5) UU No. 32/2009: RPPLH menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana pembangunan jangka panjang dan rencana pembangunan jangka menengah RPJMN Pasal 12 ayat (1) UU No. 32/2009: Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan RPPLH Pemanfaatan sumber daya alam i.e. 2 Pertambangan, Migas, Kehutanan Salah satu Instrumen PPLH pada tahap rencana Proyek Pemanfaatan SDA adalah AMDAL Peran Inventarisasi SDA INVENTARISASI SDA: Basis RPPLH Sesuai UU No 32/2009, tujuan INVENTARISASI SDA untuk: a/. PENETAPAN EKOREGION, b/. PENETAPAN DD dan DT, c/. PEMANFAATAN DAN PENCADANGAN SDA, d/. INPUT RPPLH RPPLH & Inventarisasi Lingkungan Hidup: Basis Data Sistem Informasi Amdal, UKLUKL-UPL dan Izin Lingkungan POTENSI DAN KETERSEDIAAN Inventarisasi Lingkungan Hidup BENTUK KERUSAKAN Data & Informasi JENIS YANG DIMANFAATKAN Sumber Daya Alam (SDA) Hayati Terbarukan BENTUK PENGUASAAN NonHayati Tidak Terbaharukan PENGETAHUAN PENGELOLAAN • RPPLH disusun berdasarkan hasil inventarisasi LH; • RPPLH besarta data dan informasi LH merupakan basis data yang sangat berharga untuk mendukung distem informasi (DSS) Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan dalam kaitannya dengan penentuaan kelayakan Lingkungan Hidup; KONFLIK DAN PENYEBAB KONFLIK PENGELOLAAN Muatan RPPLH Neraca SDA Valuasi Ekonopmi SDA Rencana pemanfaatan dan/atau pencadangan SDA Daya Dukung/Daya Tampung (Pasal 10 ayat 4,5) UU32/2010) Kerentanan Rencana pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi LH Rencana pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian SDA Nilai tambah pemanfaatan SDA Pola Konsumsi Produksi Berkelanjutan Rencana adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Inventarisasi GRK RPPLH menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam RPJP & RPJM Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Pasal 15 ayat (1) UU 32/2009: “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyusun KLHS....” Daerah: ’Maju, Makmur & Hijau’ RTRW, RPJP, RPJM dan KRP Pembangunan Berkelanjutan Apa Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) atau SEA? “Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. (Pasal 1 angka 10 UU 32/2009 PPLH) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) & AMDAL KLHS = Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau KRP (Pasal 1 angka 10 UU 32/2009 PPLH) Kebijakan Rencana Program Proyek Sustainable Growth with Equity KAJIAN ANALISIS LINGKUNGAN Kajian Lingkungan Hidup Strategik (KLHS) KLHS Kebijakan KLHS Tata Ruang Catatan: Kebijakan: termasuk penyusunan PUU (pasal 44 UUPLH) KLHS Sektor KLHS Regional / Program Tujuan Utama AMDAL atau UKL-UPL KLHS dapat mengisi ruang yang tidak dapat diselesaikan oleh Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan Partidario (2000, 2003) Muatan KLHS KLHS memuat KAJIAN antara lain: Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya Alam d a Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Pembangunan Perkiraan Mengenai Dampak dan Tingkat Kerentanan dan Kapasitas Adaptasi terhadap Perubahan Iklim e Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman hayati f b c KLHS Sumber: Pasal 16 UU 32 Tahun 2009 RiSIKO LINGKUNGAN HIDUP Kinerja layanan/jasa ekosistem 4 Ketentuan-Ketentuan PUU Bidang KetentuanPPLH yang terkait dengan AMDAL Ketentuan--Ketentuan Amdal dalam UU No. 32 Tahun 2009 Ketentuan • Kriteria Dampak Penting • Kriteria usaha dan/atau kegiatan berdampak penting • • • • • Kajian dampak LH; Evaluasi kegiatan disekitar; SPT Masyarakat Prakiraan besaran & sifat penting dampak RKP-RPL Muatan Dokumen Amdal Usaha dan/atau kegiatan Wajib Amdal 1 2 • Disusun oleh pemrakarsa; • Keterlibatan masyarakat; • Bantuan pihak lain (penyusun perorangan dan LPJP) • Sertifikasi penyusun amdal Penyusunan Dokumen Amdal 3 4 Amdal Penilaian Dokumen Amdal • Komisi Penilai Amdal (KPA); • Lisensi KPA; • Keanggotaan KPA • Tim Teknis dan Sekretariat KPA; • Keputusan Kelayakan atau Ketidaklayakan LH 5 Penyusunan Dokumen Amdal bagi Golongan Ekonomi Lemah UU 32/2009 Sumber: Pasal 22-23 UU 32 Tahun 2009 Pembagian Jenis Usaha dan dan//atau Kegiatan Berdasarkan Dokumen LH Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan USAHA DAN/ATAU KEGIATAN WAJIB AMDAL Pasal 22-33 UU 32/2009 USAHA DAN/ATAU KEGIATAN WAJIB UKL/UPL Pasal 34 UU 32/2009 USAHA DAN/ATAU KEGIATAN WAJIB SPPL Pasal 35 UU 32/2009 Dampak Lingkungan dan Dokumen Lingkungan Kegiatan berdampak penting terhadap LH Batas AMDAL Kegiatan tidak berdampak penting terhadap LH Batas dokumen UKL-UPL AMDAL Peraturan MENLH No 05/2012 Wajib Memiliki Izin Lingkungan UKL-UPL Peraturan Gub. atau Bupati/Walikota Kegiatan tidak wajib UKL/UPL & tidak berdampak penting serta Kegiatan usaha mikro dan kecil SPPL Tidak Wajib Memiliki Izin Lingkungan Esensi Dasar Amdal & UKLUKL-UPL dalam PP 27/2012 Amdal dan UKL:-UPL: Dokumen LH yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan terkait dengan Penerbitan Izin Lingkungan. Pengambil Keputusan Rencana Usaha dan//atau Kegiatan dan AMDAL atau UKL UKL--UPL = Menyediakan Informasi Izin Lingkungan Informasi yang disajikan dalam Amdal atau UKL-UPL: • • Dampak lingkungan yang terjadi akibat rencana usaha dan/atau kegiatan, dan Langkah-langkah pengendaliannya dari aspek teknologi,sosial dan institusi, pemantauan lingkungannya serta komitmen pemrakarsa Ketentuan--Ketentuan Izin Lingkungan dalam UU No. 32 Tahun 2009 Ketentuan • • • • Usaha dan/kegiatan wajib memiliki izin lingkungan; Izin Lingkungan dan SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL; Pihak yang berwenamg menerbitkan Izin Lingkungan: Menteri, gubernur, atau Bupati/Walikota Porohonan Izin lingkungan ditolak tanpa dilengkapai dengan Amdal atau UKL-UPL • • Permohonan dan Penerbitan Izin Lingkungan 1 Pembatalan Izin Lingkungan Pembatan Izin Lingkungan oleh Menteri, Guburnur, atau Bupati/walikota; Pembatan Izin Lingkungan oleh PTUN Pengumuan Izin Lingkungan 2 • Pengumuman permohonan Izin Lingkungan Pengumuman keputusan Izin Lingkungan 3 4 Izin Lingkungan 5 • UU 32/2009 • Izin Lingkungan dan Izin Usaha Perubahan Izin Lingkungan Usaha dan/kegiatan berubah wajib memperbaharui izin lingkungan • • Izin Lingkungan persyaratan Izin Usaha dan/atau Kegiatan Izin lingkungan dicabut, izin usaha dibatalkan; Pengembangan Kebijakan Sistem Kajian Dampak Lingkungan Sesuai Mandat UU 32 tahun 2009 No Mandat PP atau Peraturan MENLH terkait Kajian Dampak Lingkungan dalam UU 32 Tahun 2009 PP atau Peraturan MENLH yang sedang/sudah Disusun 1 Pasal 33: Ketentuan lebih lanjut tentang Amdal diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Pasal 41 Ketentuan lebih lanjut mengenai izin lingkungan diatur dalam peraturan pemerintah Telah diterbitkan PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan 2 Pasal 22 ayat (2): Jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Amdal ditetapkan dengan peraturan Menteri Telah terbit Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Amdal 3 Pasal 28 ayat (4): Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi dan kriteria kompetensi penyusunan Amdal daitur dengan peraturan Menteri Peraturan MENLH No. 07 Tahun 2010 tentang Sertifikasi Kompetensi Penyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Persyaratan Lembaga Pelatihan Kompetensi Penyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Telah direvisi dan Rancangan Peraturan MENLH sudah disampaikan ke Biro Hukum dan Humas KLH Desember 2012) 81 Lanjutan Pengembangan Kebijakan Sistem KDL No Mandat PP atau Peraturan MENLH terkait Kajian Dampak Lingkungan dalam UU 32 Tahun 2009 PP atau Peraturan MENLH yang sedang/sudah Disusun Pasal 29 ayat (3): Persyaratan dan tatacara lisensi diatur dengan peraturan Menteri Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010 tentang Persyaratan dan Tata Cara Lisensi Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Sudah tersusun Rancangan Peraturan MENLH dan sudah diajukan ke Biro Hukum dan Humas KLH Desember 2013) 5 Pasal 33: Ketentuan lebih lanjut mengenai UKL-UPL dan SPPL diatur dengan peraturan Menteri Telah diterbitkan Peraturan MENLH No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Sebagai revisi Peraturan MENLH No. 13 Tahun 2010 tentang UKL-UPL dan SPPL 6 Pasal 121: Usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumen amdal atau UKL-UPL Peraturan MENLH No. 14 tahun 2010 tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup SE MENLH Nomor 14134/MENLH/KP/12/2013 7 Pasal 47 ayat (3): Ketentuan lebih lanjut mengenai analisis resiko lingkungan hidup diatur dalam Peraturan pemerintah Telah tersusun Draft awal RPP Analisis Resiko Lingkungan Hidup (ARLH) 8 Pasal 52: ketentuan lebih lanjut mengenai audit lingkungan hidup diatur dengan Peraturan Menteri Peraturan MENLH No. 03 Tahun 2013 tentang Audit lingkungan hidup yang menggantikan Keputusan MENLH No. 42 tahun 1994, Keputusan MENLH No. 30 Tahun 2001 dan Peraturan MENLH No. 17 Tahun 2010 4 Struktur PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin LIngkungan Bab II Bab III Penyusunan Amdal Penilaian Amdal Penyusunan UKL-UPL Bab I Ketentuan Umum Catatan: 1. Permohonan izin lingkungan bersamaan dengan pengajuan penilan Andal & RKL-RP atau pengajuan Pemeriksaan UKL-UPL; 2. Penerbitan izin lingkungan bersamaam dengan penerbitan SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL Bab V Komisi Penilai Amdal Bab VI Pembinaan dan Evaluasi Kinerja Pemeriksaan UKL-UPL Instansi LH Pemeriksa UKL-UPL Permohonan Izin Lingkungan Penerbitan Izin Lingkungan Bab IV Bab VII Pendanaan BAB VII Sanksi Adminsitratif Bab IX Ketentuan Penutup Peraturan MENLH yang Diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012 No Peraturan MENLH yang diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan 1 Tata cara penyusunan dokumen Amdal (Pasal 6); 2 Tata cara penyusunan UKL-UPL (Pasal 16); 3 Tata cara pengikutsertaan masyarakat dalam Amdal (Pasal 9 ayat (6)); Group Peraturan MENLH 1. Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan (Amdal, UKL-UPL dan SPPL) Keterangan: Revisi • Peraturan MENLH No. 08/2006 dan • Peraturan MENLH No. 13/2010 2. Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam proses Amdal dan Izin Lingkungan Keterangan: Revisi Kepdal 08/2000 4 Tata cara penilaian kerangka acuan (Pasal 26); 5 Tata cara penilaian Andal dan RKL-RPL (Pasal 35) 6 Pemeriksanaan UKL-UPL (Pasal 41); 7 Tata cara penerbitan izin lingkungan (Pasal 52); 8 Tata kerja komisi penilai Amdal (Pasal 63); 3. Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan serta Penerbitan Izin Lingkungan Keterangan: Revisi • Peraturan MENLH No. 05/2008, • Peraturan MENLH No. 24 Tahun 2009 dan • Peraturan MENLH No. 13/2010, Status Peraturan MENLH Telah diundangkan Peraturan MENLH No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, sebagai Revisi Peraturan MENLH No. 8/2006 dan Peraturan MENLH No. 13 Tahun 2010 Telah diundangkan Peraturan MENLH No. 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakay dalam proses Amdal dan Izin Lingkungan, Revisi Kepdal 08/2000 Telah diundangkan Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan serta Penerbitan Izin Lingkungan Peraturan MENLH yang Diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012 - Lanjutan No Peraturan MENLH yang diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Group Peraturan MENLH Status Peraturan MENLH 9. Kriteria perubahan usaha dan/atau kegiatan dan tata cara perubahan keputusan kelayakan lingkungan, perubahan rekomendasi UKLUPL dan penerbitan perubahan izin lingkungan (Pasal 50 ayat (8)); 4. Pedoman Perubahan Izin Lingkungan Telah tersusun Rancangan Peraturan MENLH tentang Pedoman Perubahan Izin Lingkungan 10 Tata Cara dan persyaratan untuk mendirikan LPJP Dokumen Amdal (Pasal 10 ayat (3); 5. Standar dan Sertifikasi Kompetensi Penyusun Dokumen Amdal 11 Sertifikasi kompetensi penyusun Amdal, penyelenggaran pendidikan dan pelatihan penyusun Amdal, lembaga sertifikasi penyusun Amdal (Pasal 11 ayat (6)); Keterangan: Rancangan Peraturan MENLH sudah disampaikan oleh Deputi I MENLH kepada Biro Hukum dan Humas KLH untuk dilakukan pembahasan, finalisasi dan penetapan (Desember 2012) Telah tersusun Rencangan Peraturan MENLH tentang Standar dan Sertitikasi Kompetensi Penyusun Dokumen Amdal sebagai revisi Peraturan MENLH No. 7 Tahun 2010 Keterangan: Rancangan Peraturan MENLH sudah disampaikan oleh Deputi VII MENLH kepada Biro Hukum dan Humas KLH untuk dilakukan pembahasan, finalisasi dan penetapan (Desember 2012) Peraturan MENLH yang Diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012 - Lanjutan No Peraturan MENLH yang diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan 12 Persyaratan dan Tata Cara Lisensi (Pasal 58 ayat (2) 6. Persyaratan dan Tata Cara Lisensi Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010; draft revisi telah disampaikan ke biro hukum dan Humas (Desember 2013) 13 Tata cara pembinaan dan evaluasi kinerja (Pasal 67) 7. Tata cara pembinaan dan evaluasi kinerja KPA dan Pemeriksa UKL-UPL di Daerah Peraturan MENLH No. 25 Tahun 2009, draft revisi telah disampaikan ke biro hukum dan Humas (Desember 2013) 4 Pengecualian untuk usaha dan/atau kegiatan lokasinya berada dalam kabupaten/kota yang telah memiliki RDTR (Pasal 13 ayat (3)); 8. Pengecualian untuk usaha dan/atau kegiatan lokasinya berada dalam kabupaten/kota yang telah memiliki RDTR Rancangan Peraturan MENLH tentang Pengecualian untuk usaha dan/atau kegiatan lokasinya berada dalam kabupaten/kota yang telah memiliki RDTR akan disusun kemudian – Syarat Sistem KLHS yang mendukung SE MENLH 14160/MENLH/PDAL/12/2013 9. Draft Revisi Keputusan MENLH No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan RKL-RPL 10. Draft PERMENLH tentang Sistem Informasi Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan Draft PERMENLH tentang Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungan telah disampaikan ke Biro Hukum dan Humas (Desember 2013) 15 16 Group Peraturan MENLH Status Peraturan MENLH Draft PERMENLH tentang Sistem Informasi Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan telah disampaikan ke Biro Hukum dan Humas (Desember 2013) Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Memiliki Izin Lingkungan Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL Proses penyusunan dan Penilaian Amdal Wajib Memiliki Usaha dan/atau Kegiatan Wajib UKL/UPL Izin lingkungan = persyaratan untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan IZIN LINGKUNGAN Proses penyusunan dan Pemeriksaan UKL-UPL Catatan: Usaha dan/atau Kegiatan wajib SPPL tidak wajib memiliki izin lingkungan IZIN Usaha dan/atau Kegiatan Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan Sumber: Pasal 2 PP 27/2012 Izin Lingkungan Proses Penyusunan dan Penilaian Amdal serta Penerbitan SKKL & Izin Lingkungan Pemrakarsa 1 Pengumuman dan Konsultasi Publik 2 Penyusunan Kerangka Acuan (KA) Biaya Penyusunan Amdal oleh Pemrakarsa SPT dari Pengumuman = 10 hari Kerja Sekretariat KPA, Tim Teknis dan Komisi Penilai Amdal Menteri, gubernur, atau bupati/walikota Jasa Penilaian Amdal dibebankan kepada Pemrakarsa – sesuai SBU/PNBP Biaya Adm Penerbitan SKKL dan Izin Lingkungan dibebankan kepada Pemrakarsa sesuai PNBP Penilaian Kerangka Acuan 3 Pengajuan Penilaian Kerangka Acuan 30 hari kerja 5 4 Penilaian KA oleh Sekretariat KPA Penilaian KA oleh Tim Teknis Paling lambat 5 hari kerja setelah diterbitkan 6 Penerbitan Persetujuan KA oleh Ketua KPA 15 14a Penyusunan 7 ANDAL dan RKL-RPL Penilaian ANDAL dan RKL-RPL 75 hari kerja, termasuk 10 hari kerja SPT Pengumuman 8 Pengajuan Permohonan Izin Lingkungan dan Penilaian ANDAL dan RKL-RPL Penilaian ANDAL & RKL-RPL Sekretariat KPA Satu surat permohonan Integrasi Izin Lingkungan dalam Proses AMDAL 10 9 11 Penilaian ANDAL & RKL oleh Tim Teknis Pengumuman Permohonan Izin Lingkungan 12 Penilaian ANDAL & RKL-RPL oleh KPA Rekomendasi KPA 13 Pengumuman Izin Lingkungan Penerbitan: 1. Keputusan Kelayakan Lingkungan; dan 2. izin Lingkungan Layak Lingkungan 14b 10 hari kerja Keputusan Ketidaklayakan LH Tidak Layak Lingkungan Tahapan Penilaian Dokumen AMDAL Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 DITOLAK Pemrakarsa Tidak DITOLAK Tidak Ya Ya Dokumen KA- atau ANDAL & RKL-RPL Sesuai Persyaratan Administrasi Ya Sesuai dengan RTRW Nasional, Provinsi & Kab/Kota UJI ADMINSITRASI (gunakan panduan 01 atau 02 Lamp VI) Ya Dokumen dijadikan lamp. SK Persetujuan KA atau SK Kelayakan Lingkungan & Izin Lingkungan Usaha/Keg. sedang /telah dilakukan konstruksi/ operasi/ pasca operasi Rencana usaha dan/atau Kegiatan disepakati atau layak lingkungan hidup Tidak DITOLAK UJI TAHAP PROYEK (Panduan 03 Lamp VI) Ya Dokumen sesuai dengan persyaratan mutu dokumen Tidak 1. Lakukan Uji konsistensi 2. Lakukan uji keharusan 3. Lakukan uji kedalaman 4. Lakukan uji relevansi Tidak Masukan untuk Perbaikan Dokumen UJI KUALITAS (gunakan panduan 04 Lampuran VI) 10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (1) 1. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan perundang-undangan; 3. Kepentingan pertahanan keamanan; 4. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan; 5. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif; 6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan; Sumber: Pasal 15 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (2) 7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat (emic view); 8. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan: 9. • entitas dan/atau spesies kunci (key species); • memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance); • memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau • memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance). Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan; 10. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud; dan Sumber: Pasal 15 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 Penerbitan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Ketidaklayakan Lingkungan Hidup MENTERI GUBERNUR Bupati/Walikota Jangka waktu penetapan 10 Hari Kerja Keputusan Kelayakan Lingkungan atau Ketidaklayakan Muatan Keputusan Kelayakan Lingkungan Rekomendasi Hasil Penilai an Andal & RKLRPL dari Komisi Penilai Amdal 1. 1 Dasar pertimbangan dikeluarkannya penetapan; dan 2. 2 Pernyataan kelayakan lingkungan usaha dan/atau kegiatan; 3. 3 Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai dengan yang tercantum dalam RKL-RPL. Sumber: Pasal 32-33 PP 27/2012 Izin Lingkungan 4. 4 Kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak terkait Dalam PP 27/1999: tidak datur sedetil atau serinci ini. SKKL sudah termasuk 75 hari penilaian Andal dan RKL-RPL. Muatan SKKL juga belum/tidak diatur 1. 5 jumlah dan jenis izin PPLH yang diwajibkan (Jika wajib memiliki izin PPLH) Muatan Keputusan kelayakan lingkungan hidup 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan; ringkasan dampak yang diperkirakan timbul; rencana pengelolaan dan pemantauan dampak yang akan dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak lain; pernyataan penetapan kelayakan lingkungan; dasar pertimbangan kelayakan lingkungan; jumlah dan jenis izin PPLH yang diperlukan; dan tanggal penetapan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup Sumber: Pasal 16 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan Penerbitan Izin Lingkungan Hidup Untuk Rencana Usaha dan dan//atau Kegiatan Wajib Amdal AMDAL SK Kelayakan LH dari Menteri Izin lingkungan dari Menteri SK Kelayakan LH dari gubernur Izin lingkungan dari gubernur SK Kelayakan LH dari bupati/ walikota Izin lingkungan dari bupati/ walikota Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota bersamaan dengan diterbitkannya keputusan kelayakan lingkungan hidup Sumber: Pasal 47 PP 27/2012 Izin Lingkungan Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait hal ini tidak diatur/tidak ada Muatan Izin Lingkungan Izin lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: 1. persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam keputusan kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL; 2. persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota; dan 3. Berakhirnya izin lingkungan. Dalam hal usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pemrakarsa wajib memiliki izin PPLH, izin lingkungan tersebut mencantumkan jumlah dan jenis izin PPLH. Izin lingkungan hidup berakhir bersamaan dengan berakhirnya izin usaha dan/atau kegiatan maksudnya adalah: Izin Lingkungan berlaku selama usaha dan/atau kegiatan tetap berlangsung sepanjang tidak ada perubahan dan tidak dicabut; Sumber: Pasal 48 PP 27/2012 Izin Lingkungan Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Amdal 1. Dasar diterbitkannya izin lingkungan berupa surat keputusan kelayakan lingkungan; 2. identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris, meliputi: a. nama perusahaan; b. jenis usaha dan/atau kegiatan; c. nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan; d. alamat kantor; dan e. lokasi kegiatan; 3. deskripsi lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan; 4. persyaratan pemegang Izin Lingkungan, antara lain: a. persyaratan sebagaimana tercantum dalam RKL-RPL; dan b. memperoleh Izin PPLH yang diperlukan; c. persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Lanjutan 5. kewajiban pemegang izin lingkungan antara lain: a. memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingkungan dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; b. menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam Izin Lingkungan selama 6 (enam) bulan sekali; c. mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan apabila direncanakan untuk melakukan perubahan terhadap lingkup deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatannya; dan d. kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Amdal - Lanjutan 6. hal-hal lain, antara lain: a. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang Izin Lingkungan dapat dikenakan sanksi administratif apabila ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan; b. pernyataan yang menyatakan bahwa Izin Lingkungan ini dapat dibatalkan apabila di kemudian hari ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; c. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang izin lingkungan wajib memberikan akses kepada pejabat pengawas lingkungan hidup untuk melakukan pengawasan sesuai dengan kewenangan sebagaimana tercantum dalam Pasal 74 Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 7. masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa izin lingkungan ini berlaku selama usaha dan/atau kegiatan berlangsung sepanjang tidak ada perubahan atas usaha dan/atau kegiatan dimaksud; dan 8. penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan Proses Penyusunan dan Pemeriksaan UKL-UPL serta Penerbitan SKKL & Izin Lingkungan Pemrakarsa Penyusunan UKL-UPL Biaya Penyusunan UKL-UPL oleh Pemrakarsa Menteri, gubernur, atau bupati/walikota Permohonan Izin Lingkungan dan Pemeriksaan UKL/UPL Pemeriksaan Administrasi Pengumuman Permohonan Izin Lingkungan Pemrakarsa Pemeriksaan Substansi UKL/UPL Catatan: Jangka waktu Pemeriksaan Teknis UKLUPL: 14 Hari Kerja, termasuk pengumuman permohonan izin lingkungan DAN tidak termasuk perbaikan/ penyempurnaan Penerbitan Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL & Izin Lingkungan Pengumuman Izin Lingkungan Pemeriksaan UKLUPL dan Penerbitan Rekomendasi UKLUPL dapat dilakukan oleh: a. Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri; b. Kepala Instansi LH Provinsi; atau c. Kepala Instansi LH Kab/Kota. Pasal 40 PP 27/2012 Jasa Pemeriksaan UKL-UPL dibebankan kepada Pemrakarsa – sesuai SBU/PNBP Biaya Adm Penerbitan Rekomendasi UKL-UPL dan Izin Lingkungan dibebankan kepada Pemrakarsa (PNBP) Kriteria Persetujuan /Penolakan UKL-UPL terhadap Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib UKL-UPL 1. Rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Rencana tata ruang yang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. Rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan perundangundangan; 3. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu Kepentingan pertahanan keamanan; 4. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan 5. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat (emic view); 6. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan: (a) entitas dan/atau spesies kunci (key species); (b) memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance); (c) memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau (d) memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance). 7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan; 8. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud; dan Sumber: Pasal 27 ayat (1) Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan Penerbitan Rekomendasi UKLUKL-UPL MENTERI GUBERNUR Bupati/Walikota Pemeriksaan Teknis UKL--UPL UKL Sumber: Pasal 38 PP 27/2012 Izin Lingkungan Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait hal ini tidak diatur/tidak ada Menerbitkan Rekomendasi UKL-UPL Muatan Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL 1. Dasar pertimbangan dikeluarkannya 1 persetujuan UKL-UPL; 2. 2 Peryataan persetujuan UKL-UPL 3. 3 persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai dengan yang tercantum dalam RKLRPL. 1. 4 jumlah dan jenis izin PPLH yang diwajibkan (Jika wajib memiliki izin PPLH) Muatan Rekomendasi Persetujuan UKL--UPL UKL 1. lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan; 2. ringkasan dampak yang diperkirakan timbul; 3. upaya pengelolaan dan pemantauan dampak yang akan dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak lain; 4. pernyataan persetujuan UKL-UPL; 5. dasar pertimbangan persetujuan persetujuan UKL-UPL; 6. jumlah dan jenis izin PPLH yang diperlukan; dan 7. tanggal penetapan rekomendasi UKL-UPL. Sumber: Pasal 27 ayat (3) Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan Penerbitan Izin Lingkungan Hidup Untuk Rencana Usaha dan dan//atau Kegiatan Wajib UKL UKL--UPL UKL-UPL Rekomendasi dari Menteri Izin lingkungan dari Menteri Rekomendasi dari gubernur Izin lingkungan dari gubernur Rekomendasi dari bupati/ walikota Izin lingkungan dari bupati/ walikota Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota bersamaan dengan diterbitkannya rekomendasi persetujuan UKL-UPL Sumber: Pasal 47 PP 27/2012 Izin Lingkungan Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait hal ini tidak diatur/tidak ada Muatan Izin Lingkungan Untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib UKL-UPL Izin lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: 1. persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam rekomendasi persetujuan UKL-UPL 2. persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota; dan 3. Berakhirnya izin lingkungan. Dalam hal usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pemrakarsa wajib memiliki izin PPLH, izin lingkungan tersebut mencantumkan jumlah dan jenis izin PPLH. Izin lingkungan hidup berakhir bersamaan dengan berakhirnya izin usaha dan/atau kegiatan maksudnya adalah: Izin Lingkungan berlaku selama usaha dan/atau kegiatan tetap berlangsung sepanjang tidak ada perubahan dan tidak dicabut; Sumber: Pasal 48 PP 27/2012 Izin Lingkungan Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan YANG Wajib Memiliki UKL-UPL 1. Dasar diterbitkannya izin lingkungan berupa rekomendasi persetujuan UKLUPL; 2. identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris, meliputi: a. nama perusahaan; b. jenis usaha dan/atau kegiatan; c. nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan; d. alamat kantor; dan e. lokasi kegiatan; 3. deskripsi lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan; 4. persyaratan pemegang Izin Lingkungan, antara lain: a. persyaratan sebagaimana tercantum dalam UKL-UPL; dan b. memperoleh Izin PPLH yang diperlukan; c. persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; Sumber: Pasal 28 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki UKL-UPL- Lanjutan 5. kewajiban pemegang izin lingkungan antara lain: a. memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingkungan dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; b. menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam Izin Lingkungan selama 6 (enam) bulan sekali; c. mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan apabila direncanakan untuk melakukan perubahan terhadap lingkup deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatannya; dan d. kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; Sumber: Pasal 28 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki UKL-UPL - Lanjutan 6. hal-hal lain, antara lain: a. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang Izin Lingkungan dapat dikenakan sanksi administratif apabila ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan; b. pernyataan yang menyatakan bahwa Izin Lingkungan ini dapat dibatalkan apabila di kemudian hari ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; c. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang izin lingkungan wajib memberikan akses kepada pejabat pengawas lingkungan hidup untuk melakukan pengawasan sesuai dengan kewenangan sebagaimana tercantum dalam Pasal 74 Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 7. masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa izin lingkungan ini berlaku selama usaha dan/atau kegiatan berlangsung sepanjang tidak ada perubahan atas usaha dan/atau kegiatan dimaksud; dan 8. penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan Sumber: Pasal 28 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan Penting untuk Diperhatikan!!! Penyusunan Amdal Penyusunan UKL-UPL 1. 2. Penilaian Amdal Pemeriksaan UKL-UPL Penyusunan Amdal Penilaian Amdal Penyusunan UKL-UPL Pemeriksaan UKL-UPL SKKL Izin Lingkungan Rekomendasi UKL_UPL Izin Lingkungan Proses yang Benar Izin lingkungan wajib diterbitkan bersamaan dengan SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL sejak PP 27/2013 diberlakukan (23 Feb 2012) Proses yang SALAH SKKL Rekomendasi UKL-UPL Tidak ada alasan untuk tidak menerbitkan Izin Lingkungan setelah berlakunya PP 27/2012. PP 27/2012 telah menjelaskan proses penerbitan izin lingkungan yang diintegrasikan dengan proses Amdal atau UKL-UPL. Izin lingkungan TIDAK DITERBITKAN, walaupun SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL sudah diterbitkan Potensi Pelanggaran Pasal 109 dan 111 ayat (2) UU 32/2009 Peranaan Instrumen Izin Lingkungan Instrumen PPLH – Instumen pencegahan dan/atau pencemaran lingkungan hidup a e Instrumen pengendalian pemanfaatan ruang + PIBIB (Morotorium) (Pasal 14 UU 32/2009) Pasal 4 dan Pasal 14 ayat (2) dan ayat (3) PP 27/2012) Persyaratan untuk memperoleh Izin Usaha dan/atau Kegitan Basis pengawasan lingkungan hidup terkait dengan ketaatan penanggung jawab b f (Pasal 40 ayat 1 UU 32/2009) (Pasal 72 UU 32/2009) Payung Izin PPLH (Pasal 48 ayat 2 PP 27/2012) Basis pengembangan environmental management systems (EMS), termasuk pelaksanaan Audit lingkungan (Kriteria Audit) (Pasal 53 ayat 1 PP 27/2012) c g Basis penyediaan dana penjaminan untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup (Pasal 55 UU 32/2009 danPasal 53 aayat (1) huruf C PP 27/2012 d Izin Lingkungan h Instrumen green banking (Peraturan Bank Indonesia No. 7 tahun 2005) Tantangan Penerapan Izin Lingkungan Pelaksanaan Good Governance Pemenuhan Standar Pelayanan Publik Integrasi Izin PPLH ke dalam Izin Lingkungan Pengawasan & Penegakan Hukum Integrasi sistem Informasi Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan – Pusat dan Daerah & Sektor Integrasi Izin Lingkungan ke dalam Izin Usaha dan/atau Kegiatan Penulisan Izin Lingkungan (Permit Writing) Pemenuhan Standar Pelayanan Publik & Pelaksanaan Good Governance dalam Proses Amdal, UKLUKL-UPL & Izin Lingkungan Pelayanan Publik (UU 25/2009 & PP96/2012): Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka kebutuhan pelayanan sesuai dengan PUU bagi setiap warganegara atau penduduk atas: Barang; Jasa; dan/atau Pelayanan administratif Yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik 1. Proses Amdal UKL-UPL dan Izin Lingkungan , & 2. Penerapannya sesuai dengan Prinsip-Prinsip Good Governance Standar Pelayanan Publik Standar pelayanan publik menurut UU 25/209 & PP 96/2012 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Dasar hukum: Peryaratan: Sistem, Mekanisme dan Prosedur: Jangka waktu: Biaya/tarif: Produk/Hasil pelayanan: Sarana, prasarana dan fasilitas: Kompetensi pelaksana: Pengawasan Internal Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan Jumlah Pelaksana Jaminan Pelayanan Jaminan Keselamatan dan Keamanan Pelayanan Evaluasi Kinerja Pelaksana Standar Pelayanan Publik Terkait dengan Izin Lingkungan No Standar Pelayanan Publik (Pasal 21 UU 25/2009 & Pasal 25 PP 96/2012) Penjelasan Pasal 21 UU No. 25/2009 & Peraturan MENPAN & RB No. 25/2012 Konteks Pelayanan Publik terkait dengan Proses Penilaian Amdal, Pemeriksaan UKLUPL dan Penerbitan Izin Lingkungan a. Dasar hukum PUU yang menjadi dasar penyelenggaraan pelayanan 1. 2. 3. b. Persyaratan Syarat yang harus dipenuhi (adminitratif maupun teknis) Persyaratan (Pasal 43 PP 27/2012): 1. Dokumen Amdal atau UKL-UPL; 2. Dokumen Pendirian Usaha dan/atau kegiatan; 3. Profil Usaha dan/atau kegiatan c. Sistem, Mekanisme dan Prosedur Tata cara pelayanan yang dibakukan Sesuai dengan PP 27/2012 dan Peraturan MENLH terkait penatalaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan d. Jangka waktu penyelesaian Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan 1. Ongkos yang dikenakan sesuai PNPB & SBU (Pasal 68 dan 69 PP 27/2012) & Peraturan MENLH terkait penatalaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan e. Biaya /Tarif 2. UU No. 32/2009 tentang PPLH PP No. 27/2012 Izin Lingkungan; Peraturan MENLH terkait dengan Amdal, UKLUPL & Izin Lingkungan AMDAL: 30 hari KA, 75 hari Andal & RKL-RPL, 10 hari SKKL & Izin Lingkungan: UKL-UPL= 14 Hari; Standar Pelayanan Publik Terkait dengan Izin Lingkungan - Lanjutan No f. g. Standar Pelayanan Publik (Pasal 21 UU 25/2009 & Pasal 25 PP 96/2012) Penjelasan Pasal 21 UU No. 25/2009 & Peraturan MENPAN & RB No. 25/2012 Produk Pelayanan Hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan 1. Peralatan dan fasilitas yang diperlukan 1. Sarana, Prasana dan Fasilitas Konteks Pelayanan Publik terkait dengan Proses Penilaian Amdal, Pemeriksaan UKL-UPL dan Penerbitan Izin Lingkungan 2. 2. h. Kompetensi Pelaksana Kemampuan yang dimiliki oleh pelaksanaan: pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan pengalaman 1. 2. Usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal: SKKL dan Izin Lingkungan sesuai dengan PUU; Usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL: Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL dan Izin Lingkungan sesuai dengan PUU Penilaian Amdal & Penerbitan Izin Lingkungan: diatur dalam Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010 terkait dengan Lisensi KPA i.e. Kelembagaan, UPT, sekretariat, ruang rapat, Lab, Sistem informasi, dll Penilaian UKL-UPL & Penerbitan Izin Lingkungan: Instansi LH beserta SKPD tterkait, UPT, Ruang Rapat, Sistem Informasi Penilaian Amdal & Penerbitan Izin Lingkungan: diatur dalam Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010 terkait dengan Lisensi KPA terkait dengan persyaratan ketua KPA, Tim Teknis dan Tenaga Ahli; Penilaian UKL-UPL & Penerbitan Izin Lingkungan: terkait dengan kompetensi personil penatalaksanaan pemeriksa an UKL-UPL Standar Pelayanan Publik Terkait dengan Izin Lingkungan - Lanjutan No Standar Pelayanan Publik (Pasal 21 UU 25/2009 & Pasal 25 PP 96/2012) Penjelasan Pasal 21 UU No. 25/2009 & Peraturan MENPAN & RB No. 25/2012 Konteks Pelayanan Publik terkait dengan Proses Penilaian Amdal, Pemeriksaan UKL-UPL dan Penerbitan Izin Lingkungan i. Pengawasan Internal Pengendalian yang dilakukan oleh Pimpinan kerja atau atasan langsung Dilakukan oleh Ketua KPA, Ketua Tim Teknis dan Kepala Sekretariat serta Deputi MENLH atau Kepala Instansi LH j. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan Tata cara pelaksanaan penanangan pengaduan dan tindak lanjut Sesuai dengan Peraturan MENLH terkait dengan Pembinaan dan Evaluasi Kinerja Penatalaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan (Peraturan MENLH No.25/2009) k. Jumlah Pelaksana Tersedianya pelaksana sesuai dengan beban kerja l. Jaminan Pelayanan Memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan m. Jaminan Keselamatan dan Keamanan Pelayanan Kepastian memberikan rasa aman dan bebas dari bahaya, risiko dan keraguan n. Evaluasi Kinerja Pelaksana Penilaian untuk mengeathui seberapa jauh pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar pelayanan Pengembangan Sistem informasi Sesuai dengan Pasal 66 PP 27/2012 dan Peraturan MENLH terkait dengan Pembinaan dan Evaluasi Kinerja Penatalaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan (Peraturan MENLH No.25/2009) Izin Lingkungan dan Izin PPLH • Proses Penilaian Amdal oleh KPA; • Proses Pemeriksaan UKL-UPL oleh Instansi LH Diterbitkan oleh MENLH, Gubernur, atau Bupati/Walikota Diterbitkan oleh MENLH, Gubernur, atau Bupati/Walikota Izin PPLH Pemrakarsa Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Proses Amdal atau UKL-UPL Proses Penyusunan Amdal atau UKL-UPL oleh Pemrakarsa Izin Lingkungan Pengawasan Lingkungan Hidup & Penegakan Hukum Lingkungan Dilakukan oleh MENLH, Gubernur, atau Bupati/ Walikota Izin Usaha dan/atau Kegiatan • • Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan Pelaksanaan Izin Lingkungan & Izin PPLH Diterbitkan oleh Menteri terkait, Gubernur, atau Bupati/Walikota 1. Izin PPLH diterbitkan pada tahap operasional. Penaatan terhadap BML & KBKL 2. Izin PPLH diterbitkan berdasarkan persyaratan dan kewajiban izin lingkungan yang harus ditaati oleh perusahaan 3. Izin PPLH, antara lain: a. Izin pembuangan air limbah ke sungai; b. Izin pemanatan air limbah untuk aplikasi ke tanah c. Izin pembuangan air limbah ke laut d. Izin injeksi air limbah e. Izin PLB3 Penurunan Beban Pencemaran dan Laju Kerusakan LH SKKL atau Rekomendasi UKL UKL--UPL, Izin Lingkungan & Izin PPLH, serta Izin Usaha dan dan//atau kegiatan SKKLH Izin Lingkungan (Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup) Ber-transformasi menjadi Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL Integrasi Izin PPLH ke dalam Izin Lingkungan (Pasal 123 UU 32/2009) • Persyaratan dan kewajiban dalam SKKLH dan Rek. UKL-UPL • Persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri, Gub, atau bupati/walikota persyaratan Tidak semua rencana usaha dan/atau kegiatan memerlukan izin PPLH • JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH • Berakhirnya Izin Lingkungan Izin Pembuangan Air Limbah Izin Pemanfaatan LB3 Izin Usaha dan/atau kegiatan Izin PPLH lainnya Detailing dari Izin PPLH yang sudah disebutkan dalam Izin Lingkungan Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) No Izin PPLH Ketentuan dalam UU No. 32/2009 PP Bidang PPLH Peraturan MENLH 1. Izin Pembuangan Pasal 20 ayat 3 Air Linbah ke Sungai Huruf b. PP 82/2001 tentang PKA & PPA Peraturan MENLH No. 1 Tahun 2010: Tata Laksanana Pengendalian Pencemaran air 2. Izin pemanfaatan air limbah untuk aplikasi ke Tanah (Land Application) PP 82/2001 tentang PKA & PPA Peraturan MENLH No. 1 Tahun 2010: Tata Laksanana Pengendalian Pencemaran air PP No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Laut Peraturan MENLH No 12 Tahun 2006 :Persyaratan dan Tata Cara Pembuangan Air Limbah Ke laut Pasal 20 ayat 3 Huruf b. 3. Izin Pembuangan air Pasal 20 ayat 3 limbah ke laut Huruf b. Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) No Izin PPLH Ketentuan dalam UU No. 32/2009 4. Izin Injeksi Air Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan Hulu Migas & Panas Bumi Pasal 20 ayat 3 Huruf b. 5. Izin Pengelolaan LB3 Pasal 59 ayat (4), ayat (5) dan ayat (6) serta Pasal 102 6. Izin Dumping Limbah Pasal 60, Pasal 61, Pasal 104 PP Bidang PPLH Peraturan MENLH Peraturan MENLH No. 13 Tahun 2007: Persyaratan dan Tata Cara Pengelolaan Air Limbah bagi Usaha dan/Atau Kegiatan Hulu Minyak Dan Gas Serta Panas Bumi dengan Cara Injeksi PP 18 Tahun 1999 Pengelolaan LB3 a. Peraturan MENLH No. 18 Tahun 2009: Tata Cara Perizinan PLB3 b.Peraturan MENLH No. 30 Tahun 2009: Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Oleh Pemerintah Daerah Izin Pembuangan Air Limbah Ke Sungai Persyaratan administrasi terdiri atas: a. isian formulir permohonan izin; b. izin yang berkaitan dengan usaha dan/atau kegiatan; dan c. Amdal dokumen , UKL-UPL, atau dokomen lain yang dipersamakan dengan dokumen dimaksud. Kajian dampak pembuangan air limbah menggunakan dokumen Amdal atau UKL-UPL apabila dalam dokumen tersebut telah memuat secara lengkap kajian dampak pembuangan air limbah 1) Izin lingkungan yang berkaitan dengan pembuangan air limbah ke sumber air diselenggarakan melalui tahapan: a. pengajuan permohonan izin; b. analisis dan evaluasi permohonan izin; dan c. penetapan izin 2) Pengajuan permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus memenuhi persyaratan: a. administrasi; dan b. teknis. Persyaratan teknis terdiri atas: a. upaya pencegahan pencemaran, minimisasi air limbah, serta efisiensi energi dan sumberdaya yang harus dilakukan oleh penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah; dan b. kajian dampak pembuangan air limbah terhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan tanaman, kualitas tanah dan air tanah, serta kesehatan masyarakat. Izin Pemanfaatan Air Limbah untuk Aplikasi Ke Tanah Persyaratan administrasi terdiri atas: a. isian formulir permohonan izin; b. izin yang berkaitan dengan usaha dan/atau kegiatan; dan c. Amdal dokumen , UKL-UPL, atau dokumen lain yang dipersamakan dengan dokumen dimaksud. dampak pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada tanah menggunakan dokumen Amdal atau UKL-UPL apabila dalam dokumen tersebut telah memuat secara lengkap kajian dampak pemanfaatan air limbah pada tanah 1) Izin lingkungan yang berkaitan dengan pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada tanah diselenggarakan melalui tahapan: a. pengajuan permohonan izin; b. analisis dan evaluasi permohonan izin; dan c. penetapan izin. 2) Pengajuan permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus memenuhi persyaratan: a. administrasi; dan b. teknis. Persyaratan teknis terdiri atas: a. kajian pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada tanah terhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan tanaman, kualitas tanah dan air tanah, dan kesehatan masyarakat; b. kajian potensi dampak dari kegiatan pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada tanah terhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan tanaman, kualitas tanah dan air tanah, dan kesehatan masyarakat; dan c. upaya pencegahan pencemaran, minimisasi air limbah, efisiensi energi dan sumberdaya yang dilakukan usaha dan/atau kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah termasuk rencana pemulihan bila terjadi pencemaran. Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut 1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang akan melakukan pembuangan air limbah ke laut wajib mendapatkan izin dari Menteri; 2) Menteri dapat mendelegasikan wewenang pemberian izin pembuangan air limbah ke laut kepada Gubernur. 3) Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan melakukan pembuangan air limbah ke laut wajib mengintegrasikan kajian pembuangan air limbah ke laut sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini ke dalam kajian analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau di dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup; 4) Pada saat berlakunya Peraturan Menteri ini, bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudah beroperasi dan melakukan pembuangan air limbah ke laut tetapi belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini wajib melakukan kajian pembuangan air limbah ke laut. Analisis Risiko Lingkungan Hidup Analisis Risiko Lingkungan Hidup (ARLH) dapat menjadi bagian dari KLHS dan AMDAL tahap perencanaan dan Pelaksanaan Izin Lingkungan pada tahap operasi, serta penutupan usaha dan/atau kegiatan 3 1 Usaha dan/atau Kegiatan Dampak Penting terhadap Lingkungan Hidup Kesehatan & Keselamatan Manusia Ancaman 2 Ekosistem & Kehidupan Perubahan LH yang sangat mendasar Wajib Pengkajian Risiko Analisis Risiko Lingkungan Hidup (ARLH) Pengelolaan Resiko Komunikasi Risiko Sumber: Pasal 47 UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH Menentukan Konteks • Identifikasi Risiko: Daftar Risiko Risk Assessment • Analisis Risiko: Dampak dan Kemungkinan (probabilitas), Tingkat risiko ditentukan kombinasi antara dampak dan kemungkinan; • Evaluasi Risiko: membandingkan antara hasil analisis risiko dengan kriteria risiko, kemudian ditentukan apakah peringkat risiko dapat diterima atau ditolak. Identifikasi Risiko Analisis Risiko Evaluasi Risiko Pengelolaan Risiko Sumber: Susilo & Kaho, 2010 (PPM Manajemen) Monitoring & Review Komunikasi dan Konsultasi Prinsip Dasar Risk Assessment Tingkat risiko yang dapat diterima” adalah batas toleransi risiko dengan mempertimbangkan aspek biaya dan manfaat Pengertian Kajian Risiko Lingkungan Hidup (ERA) Kajian Resiko Lingkungan (environmental risk assessment) adalah kajian yang meliputi analisis risiko ekologis dan analisis risiko kesehatan manusia. ERA Kajian Risiko 1 Ekologis - EcoRA (Ecological Risk Assessment - EcoRA) Proses evaluasi risiko yang merugikan terhadap lingkungan yang kemungkinan akan atau sedang terjadi sebagai akibat pemajanan satu stresor atau lebih. (Environmental Risk Assessment) Kajian Risiko Kesehatan 2 Manusia - HHRA (Human Health cological Risk Assessment-HHRA) Proses evaluasi risiko yang merugikan terhadap manusia yang kemungkinan akan atau sedang terjadi sebagai akibat pemajanan satu stresor atau lebih Akses Informasi, Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungan dan Pengawasan LH Pasal 72 dan Pasal 63 ayat (1) huruf o dalam UU 32/2009 : Pembinaan dan Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan Pengawasan Penaatan Perizinan Lingkungan Penguatan Demokrasi Lingkungan : • • • Pasal 63 ayat (1) huruf e UU 32/2009: Pemerintah bertugas dan berwenang untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKLUPL akss informasi; akses partisipasi; penguatan hak-hak masyarakat dalam PPLH. (Penjelasan Umum UU 32/2009 angka 8) Pasal 68 UU 32/2009 : Kewajiban Memberikan informasi terkait PPLH secara benar, akurat dan tepat waktu; Pasal 53 PP 27/2012 Kewajiban menyampaikan laporan persyaratan dan kewajiban dalam izin lingkungan setiap 6 bulan sekali Informasi PPLH Peraturan MENLH tentang Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungan • Instansi Pemerintah; • Masyarakat/ Publik Pasal 52 ayat (2) UU 32/2009 : Hak mendapatkan akses informasi dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat Kewajiban Pemegang Izin Lingkungan Pasal 68 UU 32/2009: Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang terkait dengan PPLH secara benar, akurat, terbuka dan tepat waktu, menjaga keberlanjutan fungsi LH, menaati ketentuan BML dan/atau KBKL • Pemegang izin lingkungan berkewajiban untuk: a. menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam izin lingkungan; b. membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajiban dalam izin lingkungan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota; dan c. Menyediakan dana penjamin untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup sesuai ketentuan PUU; - (diberlakukan jika sudah ada PP yang mengatur tentang dana penjaminan) • Laporan disampaikan secara berkala setiap 6 (enam) bulan Sumber: Pasal 53 PP 27/2012 Izin Lingkungan NSPK & Instrumen PPLH pada Tahap Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan Izin LH & Izin PPLH Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan Audit LH Peraturan MENLH No. 03 Tahun 2013 tentang Audit Lingkungan Hidup sebagai revisi dari: • KepMenLH No. 42 Tahun 1994 • KepMenLH No. 30 Tahun 2001 • PerMenLH No. 17 Tahun 2010 Dampak Penting & Dampak LH lainnya Implementasi Persyaratan Izin Lingkungan & Izin PPLH serta Continuous Improvement Pengawasan Lingkungan Hidup Penaatan terhadap Baku Mutu Lingkungan (BML) & Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan (KBKL) • KepMenLH No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL-RPL (LAPORAN PELAKSANAAN IZIN LINGKUNGAN) • KepMenLH No.07 Th 2001 tentang PPLH dan PPLHD • KepMenLH No.56 Th 2002 tentang Pedoman Umum Pengawasan LH • KepMenLH No.57 Th 2002 tentang Tata Kerja PPLH • KepMenLH No.58 Th 2002 tentang Tata Kerja PPLHD d Baku Mutu Baku Mutu Lingkungan Hidup (BML) Udara Ambien Pencemaran LH: Masuk atau dimasukkannya (a) Baku e Mutu Emisi mahluk hidup, (b) zat, (c) energi, dan/atau (d) komponen lain ke dalam LH oleh kegiatan manusia sehingga melampau BML yang telah ditetapkan. g d Baku Mutu Udara TPA PPU Perkotaan Ambien e Baku Mutu Emisi a f Baku Mutu Gangguan Baku Mutu Lain sesui Iptek Baku Mutu Air Muka Air Tanah b Baku Mutu Air Limbah c Baku Mutu Air Laut Sumber: Pasal 20 UU 32/2009 Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup (KBKL) Perusakan LH: tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia dan/atau hayati LH sehingga melampau KBKL Kriteria Baku Kerusakan Ekosistem 1 f Kerusakan gambut a Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa 2 c Kerusakan LH- Kebakaran Hutan/Lahan g Kriteria Baku Kerusakan Akibat Perubahan Iklim Kerusakan Karst h Kerusakan ekosistem •Kenaikan suhu •SLR •Badai •Kekeringan lainnya sesuai iptek d Kerusakan Mangrove e Kerusakan Lamun Sumber: Pasal 21 UU 32/2009 b Kerusakan Terumbu Karang Audit Lingkungan Hidup Audit lingkungan hidup adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah (Pasal 1, angka 28 UU 32/2009) PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATAN Tingkat Ketaatan Persyaratan Hukum dan Kebijakan yang ditetapkan Pemerintah Jenis Audit Lingkungan Hidup Sukarela 1 Audit LH Seluruh Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Alat pemantauan dan pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat internal 2 Wajib a1. Berkala bagi kegiatan berisiko tinggi seperti: Petrokimia, Kilang MIGAS, PLTN [Daftar Jenis Usaha/Keg. beresiko tinggi – Lamp. 1] & usulan dari Komisi dan Usulan dari K/L b1. Kegiatan yang menunjukkan ketidaktaatan terhadap PUU, dgn kriteria: • Dugaan pelanggaran PUU Bidang PPLH; • pelanggaran tersebut telah terjadi paling sedikit 3 (tiga) kali dan berpotensi tetap terjadi lagi di masa datang; dan • belum diketahui sumber dan/atau penyebab ketidaktaatannya. Sumber: Rancangan Peraturan MENLH tentang Audit Lingkungan Pelaksanaan Audit Lingkungan Auditor LH Audit LH 1 Informasi yg meliputi 1. tujuan dan proses pelaksanaan audit 2 Temuan audit 2. 3 3. Kesimpulan audit 4. Data dan informasi 5 pendukung Dokumen Audit LH Sertifikat Kompetensi Auditor Lingkungan Hidup LSK Auditor LH Kriteria kompetensi mencakup kemampuan: • Memahami prinsip, metodologi dan tata laksana audit Lingkungan Hidup • Melakukan audit LH yang meliputi: tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengambilan kesimpulan dan pelaporan; • Merumuskan rekomendasi langkah perbaikan sebagai tindak lanjut audit lingkungan Sumber: Penjelasan pasal 49 dan Pasal 50-51 UU 32/2009 Keputusan/Peraturan MENLH Terkait Audit Lingkungan 11. Keputusan MENLH No. 42 Tahun 1994 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup 22. Keputusan MENLH No. 30 Tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup yang Diwajibkan 31. Peraturan MENLH No. 17 Tahun 2010 tentang Audit Lingkungan Peraturan MENLH No. 03 Tahun 2013 tentang Audit Lingkungan Hidup Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan dan Perubahan Izin LIngkungan 1 Pasal 40 ayat (3) UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH 1 Dalam hal usaha dan/atau kegiatan mengalami perubahan, Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib Memperbarui Izin Lingkungan Ketentuan Pasal 40 ayat (3) UU PPLH diterjemahkan dalam pasal 50 dan Pasal 51 PP Izin Lingkungan dan akan dijabarkan secara rinci dalam Peraturan MENLH tentang Pedoman Perubahan Izin Lingkungan 2 Pasal 50 dan 51 PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan 1. Lima jenis perubahan usaha dan/atau kegiatan secara umum; 2. Mekanisme perubahan Izin Lingkungan secara umum 3 Peraturan MENLH Tentang Pedoman Perubahan Izin Lingkungan 1. jenis-jenis perubahan; 2. kriteria perubahan dan jenis dokumen LH 3. Muatan dokumen LH 4. Tata cara Perubahan Izin Lingkungan Pemraksara yang telah memiliki dokumen LH dan Persetujuannya sebelum berlakunya PP 27/2012 Pemegang Izin Lingkungan Pemraksara yang telah memiliki dokumen LH dan SKKL atau Rekomendasi UKLUPL dan Izin Lingkungan setelah berlakunya PP 27/2012 1. Tanpa melalui penyusunan dokumen LH; 2. Dengan melalui penyusunan dokumen LH a. Wajib Amdal: Amdal Baru (Pengembangan) atau Adendum Andal & RKL-RPL; b. UKL-UPL: UKL-UPL Baru Pengembangan atau Amdal Baru Pengembangan Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan Perubahan Izin Lingkungan 1. Perubahan kepemilikan; 2. Perubahan pengelolaan & pemantauan LH; 3. Perubahan yang berpengaruh terhadap LH (ada 9 Kriteria) 4. Perubahan Dampak/Risiko LH (Audit LH atau ARLH) 5. Rencana Usaha/Kegiatan tidak dilaksanakan setelah 3 Tahun Izin Lingkungan diterbitkan Pelaksanaan Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan Perubahan Usaha dan/atau kegiatan tidak dapat dilakukan sebelum diterbitkannya perubahan izin lingkungan, kecualai untuk perubahan kepemilikan Perubahan Berpengaruh terhadap Lingkungan Hidup Usaha dan/Kegiatan Wajib Amdal Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Alat-alat Produksi Kapasitas Produksi Spesifikasi teknik Sarana Usaha dan/atau kegiatan Perluasan Lahan dan Bangunan Waktu dan Durasi Operasi Usaha dan/atau Kegiatan dalam Kawasan yang belum dilingkup Perubahan Kebijakan Pemerintah Perubahan LH yang mendasar akibat peristiwa alam atau akibat lain Kata kunci “ BERPENGARUH” Hanya rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan yang BERPENGARUH terhadap lingkungan yang wajib mengajukan perubahan izin lingkungan. Kriteria Perubahan yang lebih detail a AMDAL BARU b Adendum Andal & RKL-RPL Sumber: Pasal 50 ayat (2) huruf (c), ayat (4) dan ayat (8) PP No. 27 Tahun 2012 Konsep Rancangan Peraturan MENLH tentang Pedoman Perubahan Izin Lingkungan Pedoman perubahan izin lingkungan ini bertujuan untuk menjabarkan lebih rinci mengenai: 1 2 3 4 Jenis-jenis perubahan usaha dan/atau kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan izin lingkungan (5 Jenis Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan) Kriteria perubahan usaha dan/atau kegiatan dan jenis dokumen lingkungan hidup yang wajib disusun Muatan dokumen lingkungan hidup untuk Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan Tata cara perubahan keputusan kelayakan lingkungan, perubahan rekomendasi UKLUPL dan penerbitan perubahan izin lingkungan BAB II BAB III BAB IV BAB V Jenis Perubahan Usaha dan dan//atau Kegiatan serta ruang terjadinya perubahan usaha dan dan//atau kegiatan No Jenis perubahan Usaha dan/atau Kegiatan 1. Perubahan dalam penggunaan alat-alat produksi yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup 2. Penambahan kapasitas produksi; 3. Perubahan spesifikasi teknik yang mempengaruhi lingkungan; 4. Perubahan sarana usaha dan/atau kegiatan; 5. Perluasan lahan dan bangunan usaha dan/atau kegiatan. 6. Perubahan waktu dan durasi operasi usaha dan/atau kegiatan; 7. Usaha dan/atau kegiatan di dalam kawasan yang belum tercakup dalam izin lingkungan; 8. Terjadinya perubahan kebijakan pemerintah yang ditujukan dalam rangka peningkatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; 9. Terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau karena akibat lain, sebelum dan pada waktu Usaha dan/atau Kegiatan yang bersangkutan dilaksanakan 10 Perubahan RKL-RPL Ruang Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan Di dalam Di dan/atau dalam berbatasan wilayah dengan batas studi** proyek* √ x √ √ x x √ √ √ X x x √ x √ √ √ x √ √ Kriteria Perubahan Usaha dan/Atau Kegiatan dan Jenis Dokumen LH yang Wajib Disusun untuk Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal No Kriteria Perubahan AMDAL BARU ANDENDUM ANDAL dan RKL-RPL 1. Skala/Besaran Rencana Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan skala besaran rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan tersebut sama dengan atau lebih besar dari skala besaran jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal seperti tercantum dalam Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara LingkunganHidup Nomor 05 Tahun 2012 skala besaran rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan tersebut lebih kecil dari skala besaran jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal seperti tercantum dalam Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 2. Dampak penting yang ditimbulkan akibat rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan Rencana perubahan akan berpotensi menimbulkan dampak penting baru Tidak terdapat dampak penting baru atau dampak penting yang timbul akibat perubahan tersebut sudah dikaji dalam Amdal sebelumnya 3. Batas wilayah studi Amdal Rencana perubahan akan berpotensi mengubah batas wilayah studi Rencana perubahan dimaksud tidak mengubah batas wilayah studi Format Adendum ANDAL dan RKL-RPL Saat Ini Contoh: Adendum ANDAL, RKL-RPL Kegiatan Pengembangan Lapangan Migas Berupa Penambahan Sumur-Sumur Baru di Wiayah Perairan Lepas Pantai Tenggara Sumatera Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang: i.e. alasan penambahan kegiatan, arahan dari instansi lingkungan hidup, jenis dokumen LH yang telah dimiliki, kegiatan eksisting dan rencana penambahan sumur baru; 2. Tujuan dan Manfaat 3. Peraturan Perudang-Undangan BAB II RENCANA KEGIATAN 1. Identitas Pemrakasrasa dan Penyusun Adendum ANDAL dan RKL-RPL; 2. Lokasi usaha dan/atau kegiatan; 3. Sejarah Pengembangan dan Kegiatan yang Telah Berjalan; 4. Kegiatan yang sedang berjalan (Eksisting) a. Produksi Lapangan b. Proses Produksi Migas dan penyalurannya c. dst d. Pengelolaan dan pemantauan LH yang sudah dilakukan e. Perizinan 5. Rencana Kegiatan Tambahan BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL 1. Komponen Geofisik-Kimia 2. Komponen Sosekbud BAB IV RUANG LINGKUP STUDI (Hanya pada dampak dari rencana penambahan) 1. Dampak Penting yang Ditelaah; 2. Proses Pelingkupan 3. Identifikasi DampakPotensial 4. Evaluasi Dampak Potensial 5. Batas Wilayah Studi: Batas Andal dan RKl-RPL tambahan saja. 6. Batas Waktu Kajian BAB V PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK PENTING 1. Prakiraan Dampak penting (Dampak pemboran terhadap penurunan kualitas air dan biota perairan, serta dampak kegiatan operasi produksi terhadap penurunan kualitas air dan dampak turunnya gangguan biota; 2. Evaluasi Dampak Penting 3. Telaahan Sebagai Dasar Pengelolaan 4. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan BAB VII RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 1. Jenis Dampak Penting Sama Seperti Pada Dokumen Lingkungan sebelumnya; 2. Rencana Pengelolaan LH 3. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup Konsep Dasar Tata Cara Perubahan Izin Lingkungan untuk Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal 1. Permohonan Arahan Perubahan Izin Lingkungan: Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan mengajukan permohonan arahan tindak lanjut perubahan izin lingkungan terkait dengan rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan; 2. Proses Penapisan dan Pemberian Arahan Tindak Lanjut Perubahan Izin Lingkungan: Instansi lingkungan hidup dengan bantuan tim teknis KPA atau pakar terkait melakukan telaahan terhadap rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan serta memberikan arahan tindak lanjut proses perubahan izin lingkungan*) 3. Penyusunan Amdal Baru atau ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL: Penangggung jawab usaha dan/atau kegiatan menyusun dokumen lingkungan (Amdal Baru atau Adendum Andal dan RKLRPL) sesuai dengan arahan tindak lanjut proses perubahan izin lingkungan 4. Permohonan Izin Lingkungan dan Penilaian Dokumen LH: Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan mengajukan perubahan izin lingkungan dan penilaian Amdal Baru atau Adendum Andal dan RKL-RPL; 5. Penilaian Dokumen Lingkungan Hidup: Tim Teknis dan/atau KPA melakukan penilaian Amdal Baru atau Adendum ANDAL dan RKL-RPL; 6. Penerbitkan Keputusan Perubahan SKKL dan Perubahan Izin Lingkungan: Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenanganya menerbitkan perubahan keputusan kelayakan lingkungan dan perubahan izin lingkungan Catatan: *) Arahan tindak lanjut dapat berupa arahan perubahan izin lingkungan tanpa melakukan perubahan keputusan kelayakan lingkungan atau tanpa harus melakukan perubahan izin lingkungan Dasar Hukum Penyusunan Peraturan MENLH tentang Pedoman Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungam Pasal 72 dan Pasal 63 ayat (1) huruf o dalam UU 32/2009 : Pembinaan dan Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan Pengawasan Penaatan Perizinan Lingkungan Penguatan Demokrasi Lingkungan : • • • Pasal 63 ayat (1) huruf e UU 32/2009: Pemerintah bertugas dan berwenang untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKLUPL akss informasi; akses partisipasi; penguatan hak-hak masyarakat dalam PPLH. (Penjelasan Umum UU 32/2009 angka 8) Pasal 68 UU 32/2009 : Kewajiban Memberikan informasi terkait PPLH secara benar, akurat dan tepat waktu; Pasal 53 PP 27/2012 Kewajiban menyampaikan laporan persyartan dan kewajiban dalam izin lingkungan setiap 6 bulan sekali Informasi PPLH Peraturan MENLH tentang Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungan • Instansi Pemerintah; • Masyarakat/ Publik Pasal 65 ayat (2) UU 32/2009 : Hak mendapatkan akses informasi dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat Pasal 2: Tujuan Peraturan MENLH tentang Pedoman Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungam Pemrakarsa Peraturan MENLH tentang Pedoman Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungam Instansi LH & PPLH Pedoman mengenai tata cara penyusunan dan penyampaian laporan pelaksanaan persyaratan dan kewajiban dalam izin lingkungan (LAPORAN PELAKSANAAN IZIN LINGKUNGAN) Pedoman untuk melakukan evaluasi kualitas laporan pelaksanaan izin lingkungan dan substansi serta evaluasi status ketaatan pemegang izin lingkungan berdasarkan laporan pelaksanaan izin lingkungan Sistematika Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan (Kepmenlh 45/2005 1 BAB I PENDAHULUAN A. Identitas Perusahaan/Pemegang Izin Lingkungan B. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan C. Deskripsi Kegiatan D. Perkembangan Lingkungan Sekitar 3 BAB III KESIMPULAN • • Kesimpulan mengenai efektivitas pengelolaan lingkungan hidup dan kendala-kendala yang dihadapi; Kesimpulan mengenai kesesuaian hasil pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dengan rencana pengelolaan dan pemantauan dalam dokumen RKL-RPL atau dalam Formulir UKL-UPL 2 BAB II PELAKSANAAN DAN EVALUASI A. Pelaksanaan Persyaratan dan Kewajiban yang tercantum dalam Izin Lingkungan; B. Evaluasi 1. Evaluasi Kecendrungan 2. Evaluasi Tingkat Kritis 3. Evaluasi Penaatan Muatan Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan (Revisi Kepmen 45/2005) Bab I PENDAHULUAN Bab II DESKRIPSI KEGIATAN Bab III PELAKSANAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN Bab IV EVALUASI Bab V KESIMPULAN Identitas Pemegang Izin Lingk Identitas Izin Lingkungan Nama kegiatan Izin PPLH yg dimiliki Pengelolaan yg telah dilakukan dan Hasilnya Pemantauan yg telah dilakukan dan Hasilnya (Lampirkan bukti foto, data pengamatan, hasil uji Lab, dll) Evaluasi Kecenderungan Evaluasi Tingkat Kritis Evaluasi Penaatan Kesesuaian/ketidak sesuaian antara KL dan PL dlm Dok. Lingk Kesesuaian Jenis Dampak di Dok. Lingk. Terhadap Realita di lapangan Dampak yang tidak tertulis dalam Dok. Lingk. (bila ada) Keberhasilan pengelolaan dampak (+ dan - ) Ketidak berhasilan pengelolaan dampak (+ dan - ) dll Bab VI SARAN REKOMENDASI Periode Laporan Tahap Kegiatan Matriks RKL/UKL/…. Matriks RPL/UPL/…. Denah/Peta Lokasi Usulan penambahan/pengurangan dampak yang perlu dikelola Usulan perubahan bentuk pengelolaan Usulan perubahan bentuk pemantauan Muatan Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan (Revisi Kepmen 45/2005) I. PENDAHULUAN 1.1 Identitas Pemegang Izin Lingkungan a. Nama lengkap : b. Jabatan : c. Alamat : d. No. Telp dan Fax : e. E Mail : 1.2 Izin Lingkungan yang dimiliki a. Nomor : b. Dikeluarkan oleh : c. Tanggal : 1.3 Kegiatan yang memiliki Izin Lingkungan a. Nama/Jenis kegiatan : b. Alamat Lokasi Kegiatan : c. No. Telp dan Fax: d. E Mail : 1.4 Izin PPLH yang telah dimiliki: a. Izin …….. No…….. Dikeluarkan oleh ……… b. Izin …….. No…….. Dikeluarkan oleh ……… c. Izin …….. No…….. Dikeluarkan oleh ……… d. dst II DESKRIPSI KEGIATAN 2.1 Periode Laporan: Semester I/II*) Tahun …….. 2.2 Tahap Kegiatan: PraKonstruksi/Konstruksi/Operasi/Pasca Operasi *) 2.3 Matriks RKL/UKL yang telah disetujui Tuliskan Matriks sesuai dengan Tahap kegiatan yang dilaporkan 2.4 Matriks RPL/UPL yang telah disetujui Tuliskan Matriks sesuai dengan Tahap kegiatan yang dilaporkan 2.5 Denah/Peta Lokasi Kegiatan yang Dilaporkan a. Tuliskan koordinat lokasi setiap sudut lokasi b. Sebutkan kegiatan di sekitar lokasi (Sebelah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat dan barat laut) Muatan Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan (Revisi Kepmen 45/2005) III. PELAKSANAAN PENGELOLAAN dan PEMANTAUAN 3.1 Pengelolaan yang telah dilakukan a. Tuliskan (dalam bentuk matriks) Pengelolaan yang telah dilakukan, memenuhi RKL/UKL yang telah disetujui b. Tuliskan (dalam bentuk matriks) Pengelolaan lainnya yang dilakukan namun tidak tertulis dalam RKL/UKL 3.2 Pemantauan yang telah dilakukan a. Tuliskan (dalam bentuk matriks) Pemantauan yang telah dilakukan, memenuhi RPL/UPL yang telah disetujui b. Tuliskan (dalam bentuk matriks) Pemantauan lainnya yang dilakukan namun tidak tertulis dalam RPL/UPL 3.3 Pengelolaan dan Pemantauan terkait Izin PPLH ? (Izin PPLH dikeluarkan setelah Izin Lingk !!) Hasil pengelolaan dan pemantauan lengkapi dengan foto/diagram/bukti lainnya Hasil analisis laboratorium agar dilampirkan IV. EVALUASI 4.1 Evaluasi Kecenderungan - Perlu data time series (minimal 3 data setiap 6 bulan) - Kalau dalam RPL/UPL menetapkan Pemantauan 1X per tahun ? 4.2 Evaluasi Tingkat Kritis PERLU PEDOMAN YG JELAS ! Satu parameter > Baku mutu, adalah Pencemaran 4.3 Evaluasi Penaatan Perlu terkait dengan Izin Lingkungan Perlu terkait dengan Izin PPLH Tata Cara Penyampaian Laporan Pelaksanaan Izin Terhadap Persyaratan dan Kewajiban dalam Izin Lingkungan (Revisi Kepmen 45/2005) Pemegang Izin Lingkungan & Izin PPLH 8 1 PPLH atau PPLHD melakukan evaluasi Laporan Implementasi Persyaratan & Kewajiban dalam Izin Lingkungan & Izin PPLH serta Continuous Improvement 2 Laporan Pelaksanaan Terhadap Persyaratan dan Kewajiban dalam Izin Lingkungan: • Hardcopy; • Softcopy • File elektronik i.e. Sistem Informasi Amdal, UKL-UPL & Izin Lingkungan; • Website 5 Menugaskan 4 Frekuensi • 6 (enam) bulan sekali 3 Memiliki Aksesi Menteri, gubernur, atau bupati/walikota Masyarakat atau Publik 6 Laporan Hasil Evaluasi Tanggapan 7 Memiliki Aksesi Pengawasan Lingkungan Hidup a Pengawasan Menteri Gubernur Bupati/Walikota (sesuai kewenangannya) PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATAN PPLH Berwenang: • melakukan pemantauan; • meminta keterangan; • membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang diperlukan; • memasuki tempat tertentu; • memotret; • membuat rekaman audio visual; • mengambil sampel; • memeriksa peralatan; • memeriksa instalasi dan/atau alat transportasi; dan/atau • menghentikan pelanggaran tertentu. (Psl 74) Implementasi Izin Lingkungan & Izin PPLH serta b dapat mendelegasikan kewenangannya dalam melakukan pengawasan kepada pejabat/instansi teknis yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Tingkat Ketaatan Continuous Improvement Menetapkan c Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup • PUU Bid. PPLH • Izin Lingkungan Sumber: Pasal 71 dan Pasal 72 UU No. 32 Tahun 2009 PENGAWASAN LAPIS KEDUA (second line inspection) PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATAN Izin LH diterbitkan PEMDA Menteri dapat melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungannya diterbitkan oleh pemerintah daerah jika Pemerintah menganggap terjadi pelanggaran yang serius di bidang perlindungan dan pengelolaan LH Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup Pengawasan Penaatan LH Keputusan MENLH No. 56 Tahun 2002 Memantau Data dan informasi secara umum berupa faktafakta kinerja atau status ketaatan Mengevaluasi Menetapkan Status Ketaatan Penanggungjawab Usaha dan atau Kegiatan Ruang Lingkup Pengawasan • Aspek PUU PPLH • Aspek Perizinan • Aspek Kesiagaan dan Tanggap Darurat, 1. Kewajiban yang tercantum dalam PUU PPLH. 2. Kewajiban untuk melakukan pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan sebagaimana tercantum dalam dokumen AMDAL atau UKL-UPL atau persyaratan lingkungan yang tercantum dalam izin yang terkait Penegakan Hukum terhadap Izin Lingkungan Penegakan hukum, Tantangan yang harus dijawab untuk meningkatkan efektivitas izin lingkungan Pasal 98-100 UU 32/2009: Pelanggaran Baku Mutu Lingkungan Hidup (BML) dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup (KBKL) Penjara dan Denda Pasal 111 UU 32/2009 (1) Pejabat yang menerbitkan izin lingkungan tanpa Amdal atau UKLUPL: penjara dan denda; (2) Pejabat yang menerbitkan izin usaha dan/atau kegiatan tanpa izin lingkungan: Penjara dan Denda Pasa 109 UU 32/2009: usaha dan/atau kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan: Penjara dan denda Pasal 71 PP 27/2012: Sanksi Admnistrasi kepada pemegang izin lingkungan yang melanggar ketentuan pasal 53 PP 27/2012: tidak melaksanaan izin lingkungan dan tidak melaporkan pelaksanaan izin lingkungan Sanksi Administratif Pasal 53: Kewajiban Pemegang Izin Lingkungan: (a) menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam izin lingkungan, (b) membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajiban dalam izin lingkungan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota; dan (c) Menyediakan dana penjamin untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup sesuai ketentuan PUU. Laporan disampaikan secara berkala setiap 6 (enam) bulan 1 Pemegang izin yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 dikenakan sanksi administratif yang meliputi: • teguran tertulis; • paksaan pemerintah; • pembekuan izin lingkungan; atau • pencabutan izin lingkungan 2 Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di terapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya Sumber: Pasal 71 PP 27/2012 Izin Lingkungan Integrasi PP 27/2012 27/2012 dalam PROPER Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal atau UKL-UPL (PROPONEN) • Melaksanakan Persyaratan dan Kewajiban dalam Izin Lingkungan & Izin PPLH • Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajiban dalam izin Lingkungan (Pasal 53 PP 27 Tahun 2012) Amdal/ UKL-UPL Izin Lingkungan Kriteria Pelaksanaan Izin Lingkungan Pelaksanaan Izin Lingkungan • • • • Kriteria Pengendalian Pencemaran Lingkungan; Kriteria Pengelolaan LB3 Kriteria Pengendalian Kerusakan Lingkungan; Kriteria Beyond Compliiance Kinerja PROPENEN dalam PPLH Kriteria PROPER & Ketentuan Ketentuan--Ketentuan dalam PP 27/2012 Kriteria PROPER BIRU, MERAH dan HITAM terkait Pelaksanaan AMDAL atau UKL UKL--UPL PROPONEN Memiliki Amdal/UKL-UPL dan Izin Lingkungan serta Izin PPLH Pelaksanaan Izin Lingkungan & Izin PPLH = tidak memiliki izin lingkungan PENAATAN terhadap Ketentuan Pasal 53 PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan PELANGGARAN terhadap Ketentuan Pasal 53 PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, dikenakan sanksi Administrasi Pasal 71 PP No. 27/2012 Pelanggaran terhadap Pasal 109 UU No. 32/2009 • Melaksanakan Persyaratan dan Kewajiban dalam Izin Lingkungan & Izin PPLH • Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajiban dalam izin Lingkungan PP 27/2012 6 Penegakan Hukum Lingkungan SANKSI PIDANA PENYELESAIAN SENGKETA LH DI LUAR PENGADILAN UU PPLH SANKSI ADMINISTRASI PENYELESAIAN SENGKETA LH DI PENGADILAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN DALAM UU PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ADMINISTRASI (Pasal 76 sd 83) PIDANA (pasal 93 sd 120) FUNGSI FUNGSI Pencegahan dan penanggulangan Efek Jera dan Efek Derita PERDATA (pasal 83 sd 93) FUNGSI Ganti Rugi dan Pemulihan Lingkungan Ketentuan Pidana terkait Pelanggaran Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Jenis Pelanggaran Sengaja Lalai 1 BM Udara Ambien Pidana Akibat Minimu m Denda (rupiah) Maksimum Minimum Maksimu m > BM/KBK 3 tahun 10 tahun 3 millir 10 miliar Orang Luka 4 tahun 12 tahun 4 miliar 12 miliar Orang Mati 5 tahun 15 tahun 5 miliar 15 miliar > BM/KBK 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar Orang Luka 2 tahun 6 tahun 2 miliar 6 miliar Orang Mati 3 tahun 9 tahun 3 miliar 9 miliar 2 BM Air 4 3 BM Air Laut KBK Lingkungan Ketentuan Pidana (3) Melanggar baku mutu pidana maks 3 tahun dan denda maks 3 miliar rupiah PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATAN 3 Melanggar Baku Mutu Gangguan 2 1 Melanggar Baku Mutu Emisi Melanggar Baku Mutu Air Limbah Tindak pidana dijatuhkan bila: * Sanksi administrasi tidak dilaksanakan, atau * Perbuatan dilakukan lebih dari 1 (satu) kali Ketentuan Pidana terkait dengan LB3 dan B3 Pelanggaran Pidana Denda (rupiah) Minimum Maksimum Minimum Maksimum Mengelola limbah B3 tanpa izin 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar Tidak mengelola limbah B3 yang dihasilkannya 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar - 3 tahun - 3 miliar Memasukkan limbah 4 tahun 12 tahun 4 miliar 12 miliar Memasukkan limbah B3 5 tahun 15 tahun 5 miliar 15 miliar Memasukkan B3 5 tahun 15 tahun 5 miliar 15 miliar Dumping Contoh Limbah B3 impor yg mengandung Polychlorinated Biphenyl (PCBs). Dokumen Impor skrap logam Ketentuan Pidana terkait dengan Pembakaran Hutan dan/atau Lahan Pelanggaran Membakar lahan Pidana Denda (rupiah) Minimum Maksimum Minimum Maksimum 3 tahun 10 tahun 3 miliar 10 miliar Ketentuan Pidana terkait dengan Izin Lingkungan dan Dokumen Lingkungan Pelanggaran Pidana Denda (rupiah) Minimum Maksimum Minimum Maksimum 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar Menyusun AMDAL tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusun AMDAL - 3 tahun - 3 miliar Menerbitkan izin lingkungan tanpa dilengkapi AMDAL atau UKL--UPL UKL - 3 tahun - 3 miliar Menerbitkan izin usaha tanpa dilengkapi izin lingkungan - 3 tahun - 3 miliar Melakukan usaha dan/atau kegiatan tanpa izin lingkungan Ketentuan Pidana terkait dengan Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan Pelanggaran Pidana Denda (rupiah) Minimum Maksimum Minimum Maksimum Tidak melakukan pengawasan - 1 tahun - 500 juta Memberikan informasi palsu - 1 tahun - 1 miliar Tidak melaksanakan perintah paksaan pemerintah - 1 tahun - 1 miliar Menghalang-halangi Menghalangpejabat pengawas dan/atau PPNS - 1 tahun - 500 juta 5 PUU Sektor yang Terkait dengan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan Amdal dan Izin Lingkungan serta Izin Usaha dan/atau Kegiatan • Proses Penilaian Amdal oleh KPA; • Proses Pemeriksaan UKL-UPL oleh Instansi LH Diterbitkan oleh MENLH, Gubernur, atau Bupati/Walikota Diterbitkan oleh MENLH, Gubernur, atau Bupati/Walikota Pengawasan Lingkungan Hidup & Penegakan Hukum Lingkungan Dilakukan oleh MENLH, Gubernur, atau Bupati/ Walikota Izin PPLH Pemrakarsa Rencana Usaha dan/atau Kegiatan • Proses Amdal atau UKL-UPL Proses Penyusunan Amdal atau UKL-UPL oleh Pemrakarsa Izin Lingkungan Izin Usaha dan/atau Kegiatan Diterbitkan oleh Menteri terkait, Gubernur, atau Bupati/Walikota • Secara legal, sesuai PUU PSDA dan PPLH izin usaha dan/atau kegiatan tidak dapat diterbitkan tanpa adanya izin lingkungan. Amdal atau UKL-UPL dan Izin Lingkungan merupakan salah satu persyaratan Izin Usaha dan/atau Kegiatan • Izin Lingkungan merupakan hasil dari Proses Amdal atau UKL-UPL (Sistem KDL) yang disusun oleh Pemrakarsa dan dinilai oleh KPA atau diperiksa oleh Instansi LH; • Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan Pelaksanaan Izin Lingkungan & Izin PPLH Penaatan terhadap BML & KBKL Penurunan Beban Pencemaran dan Laju Kerusakan LH AMDAL & PERIZINAN … Hasil studi Amdal sebagai persyaratan dalam penerbitan izin lokasi ……… Amanat Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan Usaha Migas dalam UU 22 Tahun 2001 dan PP 35 Tahun 2004 Pasal 40 ayat (2) dan ayat (3): Pengelolaan LH: Badan usaha atau bentuk usaha tetap menjamin.....pengelolaan lingkungan hidup dan mentaati ketentuan PUU dalam kegiatan usaha MIGAS : • Pencegahan • Penanggulangan • Pemulihan Pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup termasuk kewajiban paska operasi Kegiatan Hulu MIGAS • • Eksplorasi Eksploitasi Pasal 2: Salatu satu asasnya: Berwasasan lingkungan Pasal 3 huruf f ; Salah satu Tujuannya: ....tetap menjaga kelestrian lingkungan hidup Pasal 11 ayat 3 huruf k: Salah satu muatan Kontrak Kerja Sama (KKS/PSC): ketentuan pengelolaan lingkungan hidup Pasal 41 ayat (1) dan Pasal 42 huruf g: Salatu satu pengawasan kegitan migas terkait dengan penaatan ketentuan PUU adalah aspek pengelolaan lingkungan hidup PP 35/2004 Kegiatan Usaha Hulu MIGAS: • • • • Pasal 26 huruf k: muatan KKS Pengelolaan LH; Pasal 39 ayat (2) dan ayat 4 huruf a: salah satu kaidah keteknikan yang baik Pengelolaan LH; Pasal 72 dan pasal 73: Pengelolaan LH sesuai dengan ketentuan PUU; Pasal 87 huruf m dan Pasal 88 huruf e: Pembinaaan dan Pengawasan terkait dengan pengelolaan LH Usaha dan/atau Kegiatan Hulu Migas dalam UU No. 22 Tahun 2001 Migas 1 Survei Umum Pengumpulan, analisis, dan penyajian data yang berhubungan dengan informasi kondisi geologi untuk memperkirakan letak dan potensi sumber daya Minyak dan Gas Bumi di luar Wilayah Kerja 2 Kegiatan Usaha Hulu Eksplorasi Kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Kerja yang ditentukan; 3 Kegiatan Usaha Hulu Eksploitasi Rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian Minyak dan Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya Sumber: Pasal 1 dan Pasal 5 UU No 22 Tahun 2001 tentang Migas keterkaitan Tahapan Kegiatan MIGAS & Perizinan Lingkungan Secara Umum Proses Amdal atau UKL-UPL Proses UKL-UPL Izin PPLH b Izin PPLH d Izin Lingkungan Izin Lingkungan a c Pengawasan Lingkungan Hidup dan Penegakan Hukum Produksi & Paska Operasi Kegiatan Eksplorasi PSC e Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan Penaatan terhadap Izin Lingkungan Keterkaitan Perizinan Lingkungan dengan Usaha Kegiatan Hulu MIGAS -Technical -Environment due diligence -Commercial -Political -dsb… Production Sharing Contract (PSC) atau kontrak bagi hasil PSC -Izin Survey (Kehutanan) -Izin Safety -Security clearance Pengembangan Izin Waste mud Exploration Seismic Exploration Drilling AFE Approval BP Migas AFE Approval BP Migas Rencana Pengembangan -Izin pembuangan limbah -Izin penyimpanan B3 -Izin incenerator -Izin marine facility (offshore) Project Execution / Konstruksi -EPC Contracting Optimization (revisions) - Mercury form well, flaring waste,emissions unpredicted Eksplorasi Proses UKL-UPL Izin PPLH POD Preparation Justification (tech.,env.,ec. – FS menentukan apa yg akan dikembangkan Front End Design (banyak opsi) Catatan: Survey Umum tidak memerlukan dokumen LH dan Izin Lingkungan Operasi -Well tambahan -Side track Produksi Izin Lingkungan Environmental Baseline Study BP Migas untuk keseluruhan blok (6 bln) Peraturan Baru (draft) -Izin pembuangan limbah -Izin penyimpanan B3 -Izin incenerator -Izin marine facility (offshore) IDEAL AMDAL (Nature of Activity sudah tahu) -Decommissioning -Rehabilitation -Abandonment Paska Opreasi Revisi POD POD Approval (di BP Migas) Izin Lingkungan Detailed Designed Pasca Operasi Izin PPLH Proses Amdal atau UKL-UPL Mencakup tahapan produksi & paska operasi Jenis Perizinan Lingkungan untuk MIGAS: 1. Eksplorasi: Izin Lingkungan proses UKL-UPL dan Izin PPLH 2. Produksi dan Paska Operasi: Izin Lingkungan melalui proses Amdal atau UKL-UPL dan Izin PPLH Izin Lingkungan dan Izin Usaha Tenaga Listrik Izin Usaha untuk Penyedian Tenaga Listrik UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan PP 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyedian Tenaga Listrik Pasal 13 ayat (1) dan ayat (7) Izin usaha penyediaan tenaga listrik (Pasal 19 a) Izin operasi (Pasal 19b) Pasal 42: Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam PUU di bidang lingkungan hidup. • Persyaratan administratif, teknis, dan lingkungan. • Persyaratan lingkungan berlaku ketentuan PUU di bidang PPLH. Pasal 29 ayat (1) dan ayat (4) PP 14/2012: • Persyaratan administratif, teknis, dan lingkungan.; • Persyaratan lingkungan berlaku ketentuan PUU di bidang PPLH Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi Persyaratan IUP Eksplorasi: a. administratif; b. teknis; Kegiatan IUP Eksplorasi kondisi geologi Penyelidikan regional Umum & indikasi adanya mineralisasi informasi secara terperinci dan teliti c. lingkungan; dan d. finansial. IUP Eksplorasi terdiri atas: a. mineral logam; b. batubara; c. mineral bukan logam; dan/atau d. batuan. Clear & Clean (C&C) + Green Pernyataan untuk mematuhi ketentuan PUU di bidang PPLH. Eksplorasi Kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk kelayakan lingkungan serta perencanaan pascatambang Studi Kelayakan (FS) Sumber: Pasal 1 UU No. 4 Tahun 2009 dan Pasal 22 Ayat (2), Pasal 23, Pasal 26, Pasal 29 Ayat (2)PP No. 23/2010) Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi IUP Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi Operasi Produksi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan yang meliputi • konstruksi, • penambangan, • pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan • penjualan, serta • sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil studi kelayakan. Sumber: Pasal 1 UU No. 4 Tahun 2009 Persyaratan IUP Operasi Produksi a. administratif; b. teknis; c. lingkungan; dan d. finansial. Clear & Clean (C&C) + Green 1. pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan PUU di bidang PPLH; dan 2. persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan PUU (Pasal 26 PP No. 23/2010) Kegiatan Pertambangan & Pembangunan Berkelanjutan • Eksplorasi Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan, tujuan pengelolaan mineral dan batubara menjamin manfaat pertambangan mineral dan batubara secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup Sumber: Pasal 3 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Minerba Sustainable Forest Management Good Mining Practice Sumber: Dimodifikasi dari Dirjen Minerba, 2011. Bahan RDP dengan Komisi VII DPR RI(21 Desember 2011) Sustainable Land Use Management TATA LAKSANA RENCANA REKLAMASI Pasal 2 Ayat (1) PP 78/2010: Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib melaksanakan reklamasi IUP EKSPLORASI Penyelidikan Umum Pengajuan Rencana Reklamasi Tahap Eksplorasi Eksplorasi FS IUP OPERASI PRODUKSI Pengajuan Bersamaan dgn Pengajuan IUP Operasi Produksi Rencana Reklamasi Tahap Operasi Produksi Pasal 5 PP 78/2010: Disusun berdasarkan DOKUMEN LH Yang telah disetujui Rencana reklamasi paling sedikit memuat: 1. Tata guna lahan sebelum dan sesudah ditambang 2. Rencana bukaan lahan 3. Program Reklamasi terhadap lahan terganggu 4. Kriteria Keberhasilan 5. Rencara biaya Sumber: dimodifikasi dari Dirjen Minerba, 2011. Bahan RDP dengan Komisi VII DPR RI(21 Desember 2011) Reklamasi oleh Pemegang IUP(K) Ekplorasi • • Lahan yang tidak digunakan padatahap operasi produksi. • lubang pengeboran, sumur uji, parit uji, dan/atau sarana penunjang • Lahan terganggu pada kegiatan eksplorasi Reklamasi Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi • Wajib memenuhi prinsip: • • a. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan; dan • b. keselamatan dan kesehatan kerja • Kualitas air permukaan, air tanah, air laut, dan tanah serta udara berdasarkan BML dan KBKL Perlindungan dan pemulihan keanekaragaman hayati; Penjaminan terhadap stabilitas dan keamanan timbunan batuan penutup, kolam tailing, lahan bekas tambang, dan struktur buatan lainnya; pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan peruntukannya; memperhatikan nilai-nilai sosial dan budaya setempat; dan perlindungan terhadap kuantitas air tanah Sumber: Pasal 2 Ayat (1) and ayat (3), Pasal 3 dan Pasal 19 PP 78/2010) TATA LAKSANA RENCANA PASCATAMBANG IUP EKSPLORASI Penyelidikan Umum Eksplorasi FS Pengajuan Bersamaan dgn Pengajuan IUP OP IUP OPERASI PRODUKSI Rencana pascatambang memuat: 1. Profil wilayah 2. Deskripsi kegiatan pertambangan 3. Rona Lingkungan akhir 4. Program pascatambang 5. Kriteria keberhasilan 6. Rencana biaya Disusun berdasarkan AMDAL atau UKL dan UPL Yang telah disetujui Sumber: dimodifikasi dari Dirjen Minerba, 2011. Bahan RDP dengan Komisi VII DPR RI(21 Desember 2011) Reklamasi & Pasca Tambang oleh Pemegang IUP(K) Operasi Produksi Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib melaksanakan reklamasi dan pascatambang (Pasal 2 ayat (2) PP 78/2010) Reklamasi dan pascatambang dilakukan terhadap lahan terganggu pada kegiatan pertambangan dengan sistem dan metode: a. penambangan terbuka; dan b. penambangan bawah tanah (Pasal 2 ayat (4) PP 78/2010) Pelaksanaan reklamasi dan pascatambang oleh pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajib memenuhi prinsip: a. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan; b. keselamatan dan kesehatan kerja; dan c. konservasi mineral dan batubara Pasal 3 ayat 2 PP 78/2010 • • • • • • • Kualitas air permukaan, air tanah, air laut, dan tanah serta udara berdasarkan BML dan KBKL Perlindungan dan pemulihan keanekaragaman hayati; Penjaminan terhadap stabilitas dan keamanan timbunan batuan penutup, kolam tailing, lahan bekas tambang, dan struktur buatan lainnya; pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan peruntukannya; memperhatikan nilai-nilai sosial dan budaya setempat; dan perlindungan terhadap kuantitas air tanah Pasal 4 ayat (1) PP 78/2010 Dampaknya Lingkungan Hidup dari Produksi Tembaga dan Kewajiban Pemegang IUP Pemegang IUP dan IUPK wajib menjamin penerapan standar dan baku mutu lingkungan sesuai dengan karakteristik suatu daerah (Pasal 97 UU 4/2009); Pemegang IUP dan IUPK wajib menjaga kelestarian fungsi dan daya dukung sumber daya air yang bersangkutan sesuaidengan ketentuan peraturan perundangundangan (Pasal 98 UU 4/2009) Pemegang IUP dan IUPK wajib: a. menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik b. mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan Pasal 95 UU 4/2009 Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan: • pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi dan pascatambang; • upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara; • pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan Pasal 96 UU 4/2009 Pasal 25 UU No 18/2004 tentang Perkebunan: Pelestarian Lingkungan Hidup 1. Wajib memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup & mencegah kerusakannya; 2. Sebelum memperoleh izin usaha perkebunan (a) wajib, membuat AMDAL, (b) analisis dan manajemen risiko (hasil rekayasa Genetik), (c) pernyataan kesanggupan untuk menyediakan sarana, prasarana, dan system tanggap darurat untuk penanggulangan kebakaran lahan 3. wajib menerapkan AMDAL dan melaksanakan UKL/UPL dan/atau analisis dan manajemen risiko lingkungan hidup 4. Tidak ada AMDAL atau UKL-UPL, Permohonan Izin ditolak 5. tidak menerapkan AMDAL atau RKL/RPL, izin usahanya, dicabut Izin Usaha Perikanan (IUP) Pembudidayaan Ikan Pasal 26 UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan: Setiap orang yang melakukan usaha perikanan (kecuali nelayan kecil dan/atau pembudidaya ikan kecil) pembudidayaan dan pengolahan ikan wajib memiliki Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) Izin Usaha Perikanan (IUP) Pembudidayaan Ikan salah satu persyaratan adalah AMDAL sesuai dengan ketentuan PUU Sumber: Pasal 2, Pasal 4 ayat (1), Pasal 5-Pasal 19 serta pasal 45 Keputusan Menteri KKP No. 2/MEN/2004 tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan Ikan Amdal,, Izin Lingkungan dan IMB Amdal • Persyaratan pengendalian dampak lingkungan menjadi salah satu persyaratan tata bagunan sesuai dengan ketentuan pasal 16 PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.. • Setiap bangunan bangunan gedung yang menimbulkan dampak penting harus didahului dengan menyertakan AMDAL (Pasal 26 PP 36/2005). terkait dengan hal tersebut, Pasal 14 ayat (1) dan (2) serta Pasal 15, PP No. 36 Tahun 2005 secara tegas menyatakan bahwa setiap orang yang akan mendirikan bangunan gedung wajib memiliki izin mendirikan bangunan (IMB). • IMB tersebut diterbitkan oleh pemerintah daerah kecuali untuk bangunan gedung fungsi khusus oleh Pemerinatah. • Salah satu persyaratan atau kelengkapan yang dibutuhkan untuk pengajuan permohonan IMB gedung adalah AMDAL RTRW/RDTR PP No 16/2004 tentang Penatagunaan Tanah 1. Pasal 8 dan Pasal 13: Penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah serta harus memelihara tanah dan mencegah kerusakan tanah; 2. Pasal 14: Dalam penggunaan dan pemanfaatan tanah, pemegang hak atas tanah wajib mengikuti persyaratan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan (seperti: persyaratan AMDAL – penjelasan pasal 14) PP 18 Tahun 2010: Usaha Budidaya Tanaman Pasal 8 ayat (1): Penetapan luas maksimum lahan untuk setiap jenis usaha budidaya tanaman didasarkan pada ketersediaan, kesesuaian dan kemampuan lahan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup khususnya konservasi tanah Pasal 11 ayat (1) huruf (j): Untuk mendapatkan izin usaha.... pemohon harus memenuhi persyaratan......j. hasil analisis mengenai dampak lingkungan atau upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup PP 16/2004: Pemanfaatan Ruang di Atas dan Dibawah Tanah serta Amdal Contoh pemanfaatan ruang di atas tanah, Saluran Udara Tegangan Tinggi atau Ekstra Tinggi (SUTT/SUTET), Pasal 19 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) PP 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah: pemanfaatan ruang di atas dan di bawah tanah yang tidak terkait dengan penguasaan tanah dapat dilaksanakan apabila: a. tidak mengganggu penggunaan dan pemanfaatan tanah yang bersangkutan ditunjukkan oleh hasil studi AMDAL;. b. Kegiatan yang mengganggu pemanfaatan tanah harus mendapat persetujuan pemegang hak atas tanah: pemegang hak atas tanah tidak keberatan terhadap pemanfaatan ruang di atas dan atau di bawah tanah karena pemegang hak atas tanah mempunyai kepentingan terhadap pemanfaatan ruang tersebut; c. Kegiatan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dokumen LH dan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Salah satu persyaratan teknis permohonan izin pinjam pakai kawasan hutan Salah satu persyaratan administratif permohonan izin pinjam pakai kawasan hutan Amdal atau UKL-UPL dan Izin Lingkungan IUP Explorasi atau IUP Exploitasi MIGAS Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Sumber: Pasal 13 dan 14 Peraturan MENHUT No. 18 Tahun 2011 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan Izin Reklamasi 1. Pasal 15: Pemerintah, pemerintah daerah, dan setiap orang yang akan melaksanakan reklamasi wajib memiliki izin lokasi dan izin pelaksanaan reklamasi; 2. Pasal 18: Permohonan izin pelaksanaan reklamasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 wajib dilengkapi dengan: a. izin lokasi; b. rencana induk reklamasi; c. izin lingkungan; d. dokumen studi kelayakan teknis dan ekonomi finansial; e. dokumen rancangan detail reklamasi; f. metoda pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan reklamasi; dan g. bukti kepemilikan dan/atau penguasaan lahan 3. Pasal 19: Izin pelaksanaan reklamasi berlaku untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 5 (lima) tahun dengan mempertimbangkan metode dan jadwal reklamasi; 4. Pasal 20: Izin pelaksanaan reklamasi dapat dicabut apabila: a. tidak sesuai dengan perencanaan reklamasi; dan/atau b. izin lingkungan dicabut Sumber: Peraturan Presiden No. 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulai-Pulau Kecil Amdal dalam Tahapan Pelaksanaan Proyek KPS Pasal 4 ayat( 3): Kajian Pendukung Proses Penapisan Wajib Amdal atau UKLUPL, dan Penyusunan KA Pengadaan Konsultan Amdal Penyusunan Dokumen AMDAL IEE KA ANDAL SKKLH & Izin Lingkungan sudah diterbitkan RKL-RPL Dilampiri dengan Dokumen AMDAL. Pada tahap ini sdh diperoleh SKKLH dan Izin Lingkungan Pelaksanaan RKL-RPL/ Izin Lingkungan pada tahap: • Pra-kontruksi, • Konstruksi dan • operasi komersial IEE = Initial Environmental Examination Sumber: Peraturan Menteri Negara Perecanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No. 03 Tahun 2012 tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyedian Infrastuktur IEE dan AMDAL dalam Proyek KPS Sumber: Peraturan Menteri Negara Perecanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No. 03 Tahun 2012 tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyedian Infrastuktur Amdal, UKL-UPL, Izin Lingkungan dan Rencana Pengadaan Tanah Amdal atau UKL-UPL dan Izin Lingkungan merupan salah satu dasar penyusunan Dokumen Rencana Pengadaan Tanah (Tahap Perencanaan) dokumen perencanaan Pengadaan Tanah disusun berdasarkan studi kelayakan Sumber: Pasal 6 aayat (1) dan ayat (4) Perpres 71/2012 Perencanaan Persiapan Amdal atau UKL-UPL & Izin Lingkungan 1 Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Pembangunan Infrastruktur MIGAS Pasal 2 Perpres 71 Tahun 2012 2 Bagian dari Tahap Pra-Konstruksi Pelaksanaan 3 PENTING DIPERHATIKAN! Pengadaan Tanah hanya dapat dilakukan setelah pelaksanaan studi Amdal atau UKL-UPL selesai dilakukan (SKKL dan Izin Lingkungan atau Rekomendasi UKL-UPL dan Izin Lingkungan telah diterbitkan) 4 Penyerahan Hasil 6 Konsep SEB MENLH & MENDAGRI Pelaksanaan Pasal 121 UU 32/2009 www. dadu-online.com Infrastruktur PUU Sektor Kebijakan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup • PP 29 Tahun 1986; • Berlaku selama 13 Tahun (1986-1993) SEMDAL Upaya ‘Pemutihan’ DPL 1986 • Keputusan MENLH No. 30 Tahun 1999 tentang Panduan Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup • Berlaku selama 3 Bulan (12 Okt 199-31 Des 1999) 2001 DPPL DELH/DPLH Upaya ‘Penegakan Hukum’ DELH/DPLH • Peraturan MENLH No. 12 Tahun 2007 • Berlaku selama 2 Tahun (2007-2009) • Pasal 121 UU 32/2009 • Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010 • Berlaku selama 2 Tahun (2009-2011) • • • • Pasal 121 UU 32/2009 Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010 SE MENLH 27 Desember 2013 Berlaku selama 2 Tahun (2013-2015) Audit LH Wajib sesuai dengan Keputusan MENLH No. 30 Tahun 2001 2012 (PP27/2012) Undang-undang No. 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 121 (1) Pada saat berlakunya Undang-Undang ini,dalam waktu paling lama 2 (dua) tahun, setiap usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumen amdal wajib menyelesaikan Audit Lingkungan Hidup. (2) Pada saat berlakunya Undang-Undang ini, dalam waktu paling lama 2 (dua) tahun, setiap usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki UKLUPL wajib membuat Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH). Isi SE-MENLH B1413-4/MENLH/KP/12/2013 Tanggal 27 Desember 2013 1. Target SE Usaha dan/atau Kegiatan yang sudah miliki izin usaha dan/atau kegiatan sebalum UU 32/2009 (Kriterianya Sesuai dengan Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010) 2. Kebijakan a. Bentuk Kebijakan: Penerapan Sanksi Administrasi berupa teguran tertulis Perintah membuat dokumen LH (BUKAN PEMUTIHAN); b. Pelaksana kebijakan: MENLH, Gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya; c. Waktu penerapan sanksi administrasi: 18 Bulan (27 Desember 2013-27 Juli 2015). d. Waktu penyelesaian dan mendapat keputusan dokumen LH: 6 (enam) bulan sejak sanksi teguran tertulis diterbitkan 3. Dokumen LH a. DELH untuk Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal b. DPLH untuk Usaha dam/atau Kegiatan Wajiab UKL-UPL c. Tata cara penyusunan dan penilaiannya sesuai dengan Peraturan MENLH No 14 Tahun 2010 4. DELH dan DPLH serta Izin Lingkungan Keputusan Dokumen LH (DELH/DPLH) digunakan sebagai dasar penerbitan izin lingkungan 5. Tindak lanjut SE MENLH Tidak menyelesaikan kewajiban membuat dan mendapat keputusan DELH/DPLH sampai batas yang telah ditentukan (6 bulan setelah mendapat sanksi administrasi)- Dikenakan pasal 109 UU 32/2009 SE-MENLH Pasal 121 UU 32/2009: Penegakan Hukum untuk Usaha dan/atau Kegiatan sudah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan SE-MENLH tentang Pelaksanaan Pasal 121 UU 32/2009 1. 2. 3. 4. Usaha dan/atau Kegiatan sudah memiliki Izin Usaha SEBELUM 3 Oktober 2009, Sudah beroperasi SEBELUM 3 Oktober 2009; Lokasi usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan rencana tata ruang,; dan, belum memiliki dokumen lingkungan Waktu/Time Line Belum Memiliki DELH atau DPLH yang Telah Disetujui 1. 2. UU 32/2009 3 Okt 2009 SEMENLH Tidak Berlaku • Sanksi Administrasi Teguran Tertulis (Paling Lambat 18 bulan setelah SE) • Penyusunan dan Penilaian DELH/DPLH (6 Bulan) Izin Lingkungan Usaha dan/atau Kegiatan sudah memiliki Izin Usaha SETELAH 3 Oktober 2009, dan belum memiliki dokumen lingkungan 3 Okt 2011 PP 27/2012 23 Feb 2012 Jika Tidak Pasal 109 UU32/2009 Saat ini Timeline Pelaksaan SESE-MENLH Pasal 121 UU No. 32 Tahun 2009 SE-MENLH Pasal 121 UU 32/2009 (mulai berlaku 27 Desember 2013) 27 Des 2013 Batas akhir penerapan sanksi Administrasi (27 Juni 2015) Penegakan Hukum Administrasi LH: Penerapan sanksi administrasi teguran tertulis 27 Juni 2015 Batas akhir penerbitan persetujuan DELH/DPLH dan Izin Lingkungan untuk penerapan sanksi Administrasi 27 Juni 2015 27 Des 2015 Masa penyusunan, penilian/pemeriksaan DELH/DPLH dan Penerbitan Izin Lingkungan Keterangan: (PENTING) • Jika penerapan sanksi administrasi dilakukan pada tanggal 1 Januari 2014, maka dalam masa 6 (enam) bulan, DELH/DPLH sudah harus disusun dan dinilai/diperiksa serta diterbitkan persetujuannya dan izin lingkungan (JIKA DISETUJUI), (1 Juli 2014). • Untuk usaha dan/atau kegiatan pemerintah, masa penerapan sanksi administrasi disesuaikan dengan penganggaran untuk penyusunan dan penilaian/pemeriksaan DELH dan DPLH Tindak Lanjut Pelaksanaan SESE-MENLH tentang Pelaksanaan Pasal 121 UU 32/2009 (Surat Deputi I) Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangangannya mendelegasikan kepada Kepala Instansi LH untuk melakukan penerapan sanksi Administratif teguran tertulis Inventarisasi Usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan kriteria SE-MENLH Usaha dan/atau kegiatan sesuai kriteria SE-MENLH Instansi Lingkungan Hidup Pusat, Provinsi, atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya Penyusunan DELH/DPLH Penilaian DELH/DPLH Penerbitan keputusan DELH/DPLH dan Izin Lingkungan Penanggung Jawab Usaha dan/atau kegiatan (Pemrakarsa) 1. 2. 3. 4. Sekretaris Jenderal, Sekretaris Kementerian, Sekretaris Utama LPNK, Kepala SKPD Membantu dalam penyusunan DELH/DPLH Pembinaan oleh Instansi Lingkungan Hidup Kriteria Penyusun DELH: Auditor Lingkungan Hidup yang telah memiliki sertifikat kompetensi atau Sesuai dengan Kriteria dalam Surat Deputi No. 096/Dep.I/LH/PDAL/01/2014 (butir angka 4) Kriteria Penyusun DELH Auditor Lingkungan Hidup yang telah memiliki sertifikasi kompetensi Auditor LH Atau 1) Telah memiliki sertifikat penyusun Amdal; dan 2) Pernah mengikuti kursus audit (audit LH, audit mutu, EMS, K3/HSE dan/atau pengenalan audit) Atau 1) Pendidikan minimal S1; 2) Pengalaman kerja terkait dengan pengelolaan LH minimal 3 tahun; 3) Pelatihan audit SML ISO 14000, diklat teknis pengelolaan lingkungan hidup 4) Pengalaman audit lingkungan hidup SML minimal 3 kali atau penyusun dokumen Amdal minimal 5 dokumen (dalam 5 tahun terakhir); Keputusan DELH dan DPLH serta Izin Lingkungan Keputusan DELH atau DPLH 1. Deputi I MENLH Bidang Tata Lingkungan; 2. Kepala Instansi Lingkungan Provinsi; atau 3. Kepala Instansi Lingkungan Hidup Kabupaten/kota Sesuai dengan kewenangannya Menjadi dasar Keputusan Izin Lingkungan 1. MENLH; 2. Gubernur; atau 3. Bupati/Walikota Sesuai dengan kewenangannya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (PUU) Terima kasih Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi I Bidang Tata Lingkungan – Asdep Kajian Dampak Lingkungan Jl. D.I. Panjaitan Kab. 24 Kebon Nanas Jakarta Timur 13410 Gedung A lanta 6, Telp/Fax: 021-85904925 http://www.menlh.go.id/