HATI (HEPAR) Hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh

advertisement
HATI (HEPAR)
Hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh, memiliki berat 1500 g pada
manusia dewasa normal yang diperkirakan sekitar 2,5 % dari berat badan. Terletak di
bawah tulang iga, dalam rongga perut sebelah kanan.
Hati terdiri atas beberapa belahan (lobus). Masing-masing lobus dibentuk oleh
ratusan ribu lobulus yang berbentuk heksagonal. Tiap lobulus dilapisi oleh jaringan
ikat interlobular yang disebut kapsula Glisson. Pada bagian tengah lobulus hati
terdapat vena sentralis, pita-pita sel hati yang bercabang atau berantomosis tersusun
radier terhadap vena sentralis. Diantara pita-pita sel hati terdapat sinusoid-sinusoid
darah yang tampak seperti celah-celah atau rongga. Pada dinding sinusoid terdapat
sel kapiler yang tergolong sebagai makrofage/sel kupfer. Sel kupfer adalah sistem
sistem monosit –makrofag, yang fungsi utamanya adalah menelan bakteri dan benda
asing lain dalam darah Sudut antara lobuli-lobuli yang bersebelahan disebut segitiga
Kiernann yang berisi saluran porta, yaitu arteri, vena dan saluran empedu
interlobular.
1
Sel hati (hepatosit) berbentuk polyhedral, berinti satu (75%) atau dua (25%).
Sitoplasma mengandung banyak butir glikogen. Sel-sel inilah yang menghasilkan
empedu. Untuk sementara empedu disimpan dalam kandung empedu(vesika fellea),
disini empedu tersebut menjadi kental karena airnya diserap kembali oleh dinding
kandung empedu. Empedu yang dibentuk di hepatosit diekskresi kedalam kanikuli
yang bersatu membentuk saluran empedu yg makin lama makin besar hingga
menhadi sal empedu besar (duktus koledokus).
Hormon kholesistokinin mengatur pengeluaran empedu ke usus halus. Oleh
ductus sistikus empedu disalurkan ke duktus kholedokhus yang bermuara di
duodenum, dan di tempat tersebut terjadi pengemulsian lemak. Kandung empedu
berkembang pada kebanyakan vertebrata Manusia masih dapat hidup selama
bertahun-tahun setelah kandung empedunya dibuang melalui pembedahan dengan
syarat harus menghindari lemak dalam dietnya.
Hati mempunyai fungsi yang sangat banyak, sehingga hati merupakan organ
tubuh yang sangat penting dalam menunjang kesehatan dan kehidupan. Berbagai
fungsi penting dari hati adalah sebagai berikut :

Detoksifikasi zat-zat toksis, yaitu menyaring segala macam zat yang masuk
kedalam tubuh menetralkan dan membuangnya ke luar tubuh. Fungsi
detoksikasi sangat penting dan dilakukan oleh enzim-enzim hati melalui
2
oksidasi, reduksi, hidrolisis atau konyugasi zat berbahaya, dan mengubahnya
menjadi zat yang secara fisiolodia tidak aktif.

Mengahasilkan empedu (sebagai kelenjar eksokrin) yang terkumpul dalam
kandung empedu, Empedu tdd air 97%, elektrolit, garam empedu, fosfolipid
(terutam alesitin), kolesterol, pigmen empedu (terutama bilirubin terkonjugasi).
Garam empedu penting utntuk pencernaan dan absorbsi lemak dalam usus
halus. Setelah diolah bakteri usus halus, maka sebagian garam empedu akan
direabsorbsi di ileus , megalami resirkulasi ke hati, serta kembali dikonjungasi
dan diskeresi.

Menyimpan lemak dan glikogen serta albumin, Hati berperan penting dalam
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.

Mensintesis protein plasma darah, fungsi metabolisme hati yg lain adalah
metabolisme lemak; penyimpanan vitamain, besi dan tembaga; konyugasi dan
ekskresi steroid adrenal dan gonad, serta detoksikasi zat endogen dan eksogen.

Merombak eritrosit yang rusak.

Eliminasi asam amino menjadi urea, menyimpan vitamin A dan B dan berperan
dalam metabolisme karbohidrat dan lemak.

Menghasilkan suatu hormone.
Hati berperan dalam hampir setiap fungsi metabolic tubuh. Hati memiliki kapasitas
cadangan yg besar, hanya dengan 10-20% jaringan yg berfungsi, hati masih dapat
mempertahankan kehidupan. Destruksi total atau pembuangan hati menyebabkan
kematian dalam 10jam. Kemampuan regenerasi hati sangat mengagumkan.
Penyakit Hati
1. Hepatitis (radang hati)
ditimbulkan oleh :
o Infeksi virus-virus hepatitis
o Infeksi demam kuning yang menyumbat saluran empedu
o Zat-zat kimia atau obat-obat tertentu dan terlalu banyak alkohol.
Karena banyaknya penyebab tersebut sehingga dikenal Hepatitis A, B, C, D, E, F dan
G. hepatitis B dan C dianggap paling berbahaya karena menimbulkan kerusakan hati
tetap.
3
Gejala hepatitis : kulit dan putih mata menjadi kuning, karena zat warna empedu
(bilirubin) tidak diuraikan lagi olah hati dan dikeluarkan ke dalam darah, gangguan
lambung, nyeri otot, yeri perut dll. Tinja hilang warna dan kemih berwarna gelap.
o
Hepatitis A virus/HAV : inspeksi sembuh sendiri (spontan) dengan istirahat dan
pengaturan diet (tanpa lemak) dalam waktu 4-8 minggu.
o
HBV :
prevensi dapat dilakukan dengan vaksinasi (HB vax) terbuat dari
antigen-permukaan
HBV
rekombinan).
Vaksin
memberikan
perlindungan sampai beberapa tahun. Pengobatan dengan antiviral
Lamivudindan Alfa interperon
HBC :
berlangsung lambat tanpa gejala, penularan sama seperti HIV. Pengobatan
derngan Alfa interperon
2. Sirosis Hati
Sirosis adalah penyakit hati kronik yang ditandai oleh distorsi arsitektur hari yang
normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodula-nodula regenerasi sel hati, yg
tidak
berkaitan
dengan
vaskulatur
normal.
Nodula
ini
dapat
mengecil
(mmikronodular) atau membesar (makro nodular). Sirosis mengganggu sirkualsi
enterohepatik darah, dan pada kasus yg lanjut, menyebabkan kegagalan fungsi hati.
Sirosis hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan,
karena alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan
saluran empedu. Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk
mengobati komplikasi yang terjadi (seperti muntah dan berak darah, asites/perut
membesar, mata kuning serta koma hepatikum.
3. Kanker Hati
Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker
hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan
komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi
karena virus hepatitis B, C dan hemochromatosis.
4. Perlemakan Hati
Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5 % dari berat hati atau
mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi
4
menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena
mengkonsumsi alkohol berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun
bukan karena alkohol disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis)
5. Kolestasis
Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagalan memproduksi dan /atau
pengeluaran empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya
penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus, juga adanya penumpukan asam
empedu, bilirubin dan kolesterol di hati. Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi
darah dan penumpukan pigmen empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata
disebut jaundice. Pada keadaan ini kulit penderita terlihat kuning, warna urin menjadi
lebih gelap, sedangkan faeces lebih terang.
6. Ikterus
Penimbunan pigmen empedu dalam tubuh menyebabkan warna kuning pada jaringan
yang dikenal sebagai ikteris. Ikterus dideteksi pada sklera (bagina mata yg putih),
kulit atau kemih yang menjadi gelap bila bilirubih mencapai 2 sampai 3 mg / 100 ml.
Bilirubin serum normal adalah 0,2 sampai 0,9/100 ml. jaringan yang kaya elastinm
seperti sklera dan permukaan bawah lidah, biasanya pertama kali menjadi kuning.
7. Hemokromatosis
Hemochromatosis merupakan kelainan metabolisme besi yang ditandai dengan
adanya pengendapan besi secara berlebihan di dalam jaringan. Penyakit ini bersifat
genetik/keturunan
Siti Mariam
0806422164
5
SAMBILOTO (Andrographis paniculata)
Siti Mariam
0806422164
Sinonim :
Andrographis paniculata, Ness. = Justicia stricta, Lamk. = J.paniculata, Burm. =
J.latebrosa, Russ
Familia :
Acanthaceae
Nama Daerah :
Ki Oray, Ki Peurat, Takilo (Sunda). bidara, sadilata, sambilata,; takila (Jawa).
pepaitan (Sumatra).; Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian (China), xuyen tam lien,;
cong cong (Vietnam). kirata, mahatitka (India/Pakistan).; Creat, green chiretta,
halviva, kariyat (Inggris)
Deskripsi Tanaman :
Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong
yang agak lembab, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian
700 m dpl. Terna semusim, tinggi 50 - 90 cm.
6
Batang : disertai banyak cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis) dengan
nodus yang membesar.
.
Perbungaan : rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari. ujung batang
atau ketiak daun.
Bunga : berbibir berbentuk tabung;kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu
Buah : kapsul berbentuk jorong, panj ang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan
ujung tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4 keping-Biji
gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat muda
Perbanyakan : dengan biji atau setek batang
Kandungan Kimia :
Kandungan kimia utama adalah lakton diterpen (bentuk bebes dan bentuk glukosida)
meliputi:
Andrografolid,
deoksiandrografolid,
11,12-didehidroksi-14-
deoksiandrografolid, neoandrografolid, andrografisid, deoksiandrografisid dan
andropanoside. Struktur kandungan utama sebagai berikut :
7
Khasiat :
Mencegah dan penanganan gejala infeksi saluran pernapasan atas, seperti pilek dan
sinusitis, bronhitis dan faringotonsilitis, infeksi saluran urin bagian bawah dan diare
akut.Penanganan disentri basiler, demam,colitis, dispepsi, hepatitis, luka mulut
(sariawan) dan gigitan ular berbisa
Uji Farmakologi
Ativitas terhadap Hati
Aktivitas Antihepatotoksik
Kandungan andrografoli dari bagian atas tanaman sambiloto mempunyai aktivitas
hepatoprotektor secara in vitro dan in vivo. Pemberian intraperitonial dari ekstrak
metanol bagian atas tanaman (861,3 mg/kg berat badan) pada mencit menurunkan
hepatotoksik yang disebabkan oleh karbon ytetra klorida (CCl4) dan merubah
histopatologi
yang disebabkan oleh induksi
CCl4 pada hati. Pemberian
intraperitoneal dari andrografolid 100 mg/kg BB pada mencit yang diinduksi CCl4
menghambat peningkatan aktivitas serum glutamat oxaloasetat transaminase, serum
glutamat piruvat transaminase, alkali fosfatase, bilirubin dan hepatik trigliserida.
Pemberian intraperitonial ekstrak metanol bagian atas tanaman (500 mg/kg berat
badan) pada tikus yang diinduksi CCl4 juga menekan peningkatan aktivitas serum
glutamat oxaloasetat transaminase, serum glutamat piruvat transaminase, alkali
fosfatase, bilirubin. Pemberian intraperitonial ekstrak air bagian atas tanaman (500
mg/kg berat badan) pada tikus yang diberi alkohol menurunkan aktivitas serum
transaminase dan menekan perubahan histopatologi pada hati. Andrografolid
8
merupakan kandungan utama yang mempunyai aktivitas hepatotoksik pada tanaman,
yang nyata memounyai efek protektif pada tikus yang diinduksi oleh CCl4, Dgalaktosamin, parasetamol dan etanol. Andrografolid lebih aktif dibanding silimarin,
sebagai agen standar hepatotoksik
Sambiloto mengurangi pembentukan aflatoksin pada hati
Keracunan hati yang disebabkan oleh aflatoksin disebut aflatoksikosis. Penelitian
telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian tanaman sambiloto
(andrografis faniculata) dalam mengurangi pembentukan residu aflatoksin pada hati
itik dan efektifitasnya dalam menanggulangi aflatoksin (melindungi kerusakan organ
hati). Seratus ekor itik diadaptasikan selama 2 minggu, kemudian itik dibagi menjadi
5 kelompok yaitu; kelompok (I) kontrol, (II)itik diberi aflatoksin B1 (AFB1 ) 150
ppb, (III) kelompok perlakuan AFB1 150 ppb dan 0,04% sambiloto, (IV) kelompok
perlakuan AFB1 150 ppb dan 0,08% sambiloto, (V) kelompok perlakuan hanya
sambiloto 0,08%. AFB1 dalam profilenglikol dosis 150 ppb/bobot itik dan ekstrak air
daun sambiloto diberikan pada itik secara dicekok setiap 2 hari sekali selama 6
minggu. Hati itik diambil dengan cara memotong 3 ekor itik setiap kelompom
perlakuan pada minggu ke-0, -1, -2, -4 dan ke-6. Pengamatan patologi anatomi
dilakukan terhadap sampel hati tersebut dan residu AFB1 serta aflatoksin dianalisis
secara kromatografi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak air
daun sambiloto mampu mengurangi residu AFB1 pada hati itik (P < 0,05%) dan
mengurangi kerusakan organ hati akibat aflatoksin. Ternyata bahwa kelompok (IV),
perlakuan AFB1 150 ppb dan 0,08% sambiloto menunjukkan adanya penurunan
kandungan AFB1 dan aflatoksikol dalam hati itik lebih banyak. rata-rata kadar residu
AFB1 dan aflatoksikol dalam hati itik kelompok IV ini adalah 3,96 dab 11,66 ppb,
pada akhir penelitian (minggu ke-6). Sedangkan kadar residu AFB1 dan aflatoksikol
kelompok yang diberi aflatoksin saja (kelompok II) rata-rata 12,80 dan 19,51 ppb.
Disimpulkan bahwa sambiloto 0,08% cukup efektif dalam mengurangi residu
aflatoksin dan melindungi kerusakan organ hati.
9
Kegunaan Lain
Aktivitas Antibakteri
Ekstrak etanol dari daun secara in vitro menghambat pertumbuhan Escherichia coli
dan staphylococcus aureus. 50% ekstrak etanol dari daun secara in vitro menghambat
pertumbuhan Proteus Vulgaris.
Aktivitas Anti-human immunodeficiency virus (HIV)
Ekstrak air dari daun menghambat infeksi HIV-1 dan reflikasi dalam MOLT-4 sel
limfoid. Ekstrak air panas bagian atas tanaman menurunkan persentase sel antigen
positif H9 HIV. Dehidroandrografolid menghambat HIV-1 dan sel H9 pada infeksi
HIV berturut-turut 1,6 µg/ml dan 50 µg/ml. ekstrak methanol daun menekan
pembentukan Syncytia pada ko-kultur sel MOLT terinfeksi HIV dan yang tidak
terinfeksi.
Aktivitas immunostimulan
Pemberian intragastrum dari ekstrak etanol bagian atas tanaman (25 mg/kg berat
badan) atau andrografolid murni (1 mg/kg berat badan) pada tikus menstimulasi
pembentukan antibody dan respon hipersensitif tipe delayed (terlambat) pada sel
darah merah kambing. Ekstrak juga menstimulasi respon immune non spesifik pada
tikus, derdasarkan pengukuran indeks migrasi makrofaga, fagositosis pada E. coli
yang ditandai 14C leusin dan proliferasi limfosit. Ekstrak lebih efektif dibanding
salah satu diantara andrografolid atau neoandrografolid sendiri, hal ini menunjukkan
bahwa salah satu kandungan mungkin terlibat dalam respon immunostimulat.
Aktivitas Antipiretik
Pemberian intragastrum dari ekstrak etanol bagian atas tanaman (500 mg/kg berat
badan) pada tikus menurunkan panas yang dinduksi yeast. Ekstrak telah dilaporkan
efektif seperti aspirin 200 mg/kg berat badan dan dan tidak ada efek toksik yang
teramati pada dosis sampai di atas 600 mg/kg berat badan. Pemberian intragastrik
dari andrografolid (100 mg/kg berat badan) pada mencit menurunkan terjadinya
panas yang disebabkan yeast. Pemberian intragastrik dari deoksiandrigrafolid,
andrografolid, neoandrografolid atau atau 11,12-didehidro-14-deoksiandrografolid
10
(100 mg/kg bera badan) pada mencit, tikus atau kelinci menurunkan panas yang
disebabkan oleh 2,4-dinitrofenol atau endotoxin.
Aktivitas Antidiare
Herba andrografis mempunyai aktivitas antidiare in situ. Ekstrak etanol, klorofom
atau 1- butanol dari bagian atas tanaman 300 mg/ml) menghambat respon sekresi
cairan (yang menyebabkan sindrom diare) yang diinduksi oleh enterotoksin E.coli
pada kelinci dan usus babi. Walaupun ekstrak air bagian atas tanaman tidak aktif.
Kandungan diterpen lakton, andrografolid dan neoandrografolid menghambat kuat
aktivitas antisekresi cairan secara in vivo terhadap diare yang disebabkan oleh
enterotoksin E.coli. Andrografolid sama aktif dengan loperamid pada diare yang
disebabkan enterotoksin dan lebih aktif . inkubasi makrofaga murin dengan
andrografolid (1-50µmol/l) menghambat akumulasi nitrit
yang disebabkan
endotoksin bakteri tergantung waktu dan konsentrasi yang digunakan. Analisis
Western blot menunjukkan bahwa andrografolid menghambat ekspresi yang
mempengaruhi isoform pada ikatan nitrit oksid sintetase pada syok yang disebabkan
endotoksin
Aktivitas Antiinflamasi
Pemberian intragastrik deoksiandrografolid, andrografolid, neoandrografolid atau 11,
12-didehidrodeoksiandrografolid
pada
mencit
menghambat
peningkatan
permeabilitas kapiler pada kulit dan peritoneal rongga perut) yang disebabkan oleh
xylene
atau
asam
asetat
dan
menurunkan
cairan
eksudat.
11,
12-
didehidrodeoksiandrografolid mempunyai aktivitas antiimflamasi kuat secara in
vivo.
Aktivitas Antimalaria
50% ekstrak etanol bagian atas tanaman (100 mg/ml dan setelah pemberian
intragadtrik (1g/kg berat badan) pada mencit) secara in vitro keduanya menghambat
pertumbuhan plasmodium berghei.
Aktivitas Antibisa ular
Injeksi intraperitonial dari ekstrak etanol bagian atas tanaman (25g/kg berat badan)
pada mencit yang diracuni dengan bisa ular cobra dengan nyata memperlambat
11
terjadinya kegagalan pernapasan dan kematian. Ekstrak yang sama menginduksi
kontraksi usus babi pada konsentrasi 2 mg/ml. Kontraksi diperbesar oleh oleh
fisostigmin dan dihambat oleh atropin, tetapi tidak berubah oleh antihistamin. Data
ini menunjukkan bahwa ekstrak bagian atas tanaman sambiloto tidak memodifikasi
aktivitas pada reseptor nikotinik tetapi menghasilkan aktivitas muskarinik penting,
yang memberikan penjelasan pada efek anti bisa ular.
Uji Klinik
Pilek
Herba Andrgafidis telah digunakan secara klinik untuk pengobatan simtomatik pilek
dan sinusitis, faringolitis, pneumonia dan bronhitis. Uji klinik double-blind dengan
kontrol plasebo menilai efikasi ekstrak yang telah distandarisasi dai bagain atas
tanaman (mengandung 4% andrografolid) untuk pengobatan pilek pada 61 pasien
dewasa. Penurunan signifikan (P<0,0001) pada simtom klinik seperti sakit
tenggorokan, kelelahan, nyeri otot dan lemah yang diamati selama 4 hari pada grup
yang diberi 1200 mg ekstrak sehari, dibandingkan dengan kontrol plasebo. Tidak ada
laporan reaksi yang tidak diinginkan dari kedua grup.
Infeksi saluran urin
Uji klinik membandingkan efikasi herba andrografidis dengan co,trimoksazol
(sulfametoksazol + trimetoprim) dan norfloxasin dalam mencegah infeksi saluran
urine. Pasien diberi salah satu bagian herbal andrografidis selama 5 hari (4 tablet 250
mg, tiga kali sehari) atau co-trimoksazol (2 tablet 25 mg dua kali sehari) atau
norfloxasin (1 tablet 200 mg dua kali sehari) setelah pengobatan 1 bulan hasil
analisis urin pada 100 pasien menunjukkan bahwa poliuria, hematuria dan
proteinuria telah berkurang pada semua grup pengobatan dan tidak berbeda nyata
antara tiga perlakuan.
Disentri
Bagian atas tanaman telah digunakan untuk pengobatan disentri basiler akut dan
enteritis. Studi klinik, kombinasi andrografolid dan neoandrografolid telah
dilaporkan lebih efektif dibandingkan furazolidin atau chloramfenikol pada
12
pengobatan diare basiler . Studi klinik random double-blind pada 200 pasien
membandingkan efikasi pada serbuk bagian atas tanaman dengan tetrasiklin pada
pengobatan diare akut dan diare basiler. Pasien yang diberi kapsul dari salah satu
bagian tanaman atau tetrasiklin (keduanya 500 mg, 4 kali sehari selama 3 hari.
Dibandingkan dengan tetrasiklin, bagian atas tanaman menurunkan diare (frekuensi
dan jumlah menurun). Selain itu bagian atas tanaman lebih efektif mengobati diare
yang disebabkan oleh shigellosis dari pada cholera.
Infeksi Hepatitis
Pemberian dekok bagian atas tanaman pada pasien dengan infeksi hepatitis telah
dilaporkan memberikan penurunan gejala (simptom).
Kontra Indikasi
Herba andrografidis tidak boleh diberikan selama kehamilan dan laktasi.juga
kontraindikasi pada kasus yang diketahui alergi terhadap tanaman famili
Acanthaceae.
Peringatan
Secara langsung berpotensi terjadi reaksi anapilaktik, krude ekstrak herbal
andrografidis tidak boleh disuntikkan
Interaksi
ObatEkstrak herbal andrografidis memberikan efek sinergis dengan isoniazid
Karsinogenik, mutagenesis, fertilitas
Herbal andrografidis tidak bersifat mutagenik secara in vitro dan mempunyai
aktivfitas antimutagenik. Ekstrak terstandarisasi dari Andrografidis paniculata tidak
menghasilkan toksisitas reproduktif pada tikus jantan setelah 60 hari pemberian
intragatrik 20-1000 mg/kg berat badan perhari.
Reaksi yang tidak diinginkan
Dosis besar peroral herbal Andrografidis dapat menyebabkan sakit lambung, mual
dan muntah. Efek samping ini muncul karena rasa pahit andrografolid. Reaksi
anafilaktik mungkin terjadi jika krude ekstrak diinjeksikan. Dua kasus urtikaria telah
dilaporkan.
13
Tanaman yang berkhasiat memperbaiki fungsi hati
Centella asiatica (pegagang)
Curcuma xanthorizza (temu lawak)
Phylantus niruri
Phylantua amarus
Alstonia scholaris
14
DAFTAR PUSTAKA
Brithis Pharmacopoeia Commission, 2002, The stationary Office, London
ITIS Report, Taxonomy and Nomenclature, available from
http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=Scientific_Name
United States Departement of Agriculture, Plants Profile, Natural Resources
convensation Service.
Joanne Barnes, Linda A. Anderson, J. David Phillipson, Herbal Medicines,
Published by the Pharmaceutical Press, 2005
WHO Monographs on Selected Medicinal Plants, Volume 1 World Health
Organization
Geneva,
1999;295
available
from
http://www.who.int/medicinedocs/en/d/Js2200e/20.html#Js2200e.20
Price Sylvia A., Wilson Lorraine M, 1995, Patofisiologi, Konsep Klinis Prosesproses Penyakit, alih bahasa oleh Peter Anugerah, Edisi 4 Penerbit EGC Jakarta
15
Download