HATI (HEPAR) Hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh, memiliki berat 1500 g pada manusia dewasa normal yang diperkirakan sekitar 2,5 % dari berat badan. Terletak di bawah tulang iga, dalam rongga perut sebelah kanan. Hati terdiri atas beberapa belahan (lobus). Masing-masing lobus dibentuk oleh ratusan ribu lobulus yang berbentuk heksagonal. Tiap lobulus dilapisi oleh jaringan ikat interlobular yang disebut kapsula Glisson. Pada bagian tengah lobulus hati terdapat vena sentralis, pita-pita sel hati yang bercabang atau berantomosis tersusun radier terhadap vena sentralis. Diantara pita-pita sel hati terdapat sinusoid-sinusoid darah yang tampak seperti celah-celah atau rongga. Pada dinding sinusoid terdapat sel kapiler yang tergolong sebagai makrofage/sel kupfer. Sel kupfer adalah sistem sistem monosit –makrofag, yang fungsi utamanya adalah menelan bakteri dan benda asing lain dalam darah Sudut antara lobuli-lobuli yang bersebelahan disebut segitiga Kiernann yang berisi saluran porta, yaitu arteri, vena dan saluran empedu interlobular. 1 Sel hati (hepatosit) berbentuk polyhedral, berinti satu (75%) atau dua (25%). Sitoplasma mengandung banyak butir glikogen. Sel-sel inilah yang menghasilkan empedu. Untuk sementara empedu disimpan dalam kandung empedu(vesika fellea), disini empedu tersebut menjadi kental karena airnya diserap kembali oleh dinding kandung empedu. Empedu yang dibentuk di hepatosit diekskresi kedalam kanikuli yang bersatu membentuk saluran empedu yg makin lama makin besar hingga menhadi sal empedu besar (duktus koledokus). Hormon kholesistokinin mengatur pengeluaran empedu ke usus halus. Oleh ductus sistikus empedu disalurkan ke duktus kholedokhus yang bermuara di duodenum, dan di tempat tersebut terjadi pengemulsian lemak. Kandung empedu berkembang pada kebanyakan vertebrata Manusia masih dapat hidup selama bertahun-tahun setelah kandung empedunya dibuang melalui pembedahan dengan syarat harus menghindari lemak dalam dietnya. Hati mempunyai fungsi yang sangat banyak, sehingga hati merupakan organ tubuh yang sangat penting dalam menunjang kesehatan dan kehidupan. Berbagai fungsi penting dari hati adalah sebagai berikut : Detoksifikasi zat-zat toksis, yaitu menyaring segala macam zat yang masuk kedalam tubuh menetralkan dan membuangnya ke luar tubuh. Fungsi detoksikasi sangat penting dan dilakukan oleh enzim-enzim hati melalui 2 oksidasi, reduksi, hidrolisis atau konyugasi zat berbahaya, dan mengubahnya menjadi zat yang secara fisiolodia tidak aktif. Mengahasilkan empedu (sebagai kelenjar eksokrin) yang terkumpul dalam kandung empedu, Empedu tdd air 97%, elektrolit, garam empedu, fosfolipid (terutam alesitin), kolesterol, pigmen empedu (terutama bilirubin terkonjugasi). Garam empedu penting utntuk pencernaan dan absorbsi lemak dalam usus halus. Setelah diolah bakteri usus halus, maka sebagian garam empedu akan direabsorbsi di ileus , megalami resirkulasi ke hati, serta kembali dikonjungasi dan diskeresi. Menyimpan lemak dan glikogen serta albumin, Hati berperan penting dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Mensintesis protein plasma darah, fungsi metabolisme hati yg lain adalah metabolisme lemak; penyimpanan vitamain, besi dan tembaga; konyugasi dan ekskresi steroid adrenal dan gonad, serta detoksikasi zat endogen dan eksogen. Merombak eritrosit yang rusak. Eliminasi asam amino menjadi urea, menyimpan vitamin A dan B dan berperan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Menghasilkan suatu hormone. Hati berperan dalam hampir setiap fungsi metabolic tubuh. Hati memiliki kapasitas cadangan yg besar, hanya dengan 10-20% jaringan yg berfungsi, hati masih dapat mempertahankan kehidupan. Destruksi total atau pembuangan hati menyebabkan kematian dalam 10jam. Kemampuan regenerasi hati sangat mengagumkan. Penyakit Hati 1. Hepatitis (radang hati) ditimbulkan oleh : o Infeksi virus-virus hepatitis o Infeksi demam kuning yang menyumbat saluran empedu o Zat-zat kimia atau obat-obat tertentu dan terlalu banyak alkohol. Karena banyaknya penyebab tersebut sehingga dikenal Hepatitis A, B, C, D, E, F dan G. hepatitis B dan C dianggap paling berbahaya karena menimbulkan kerusakan hati tetap. 3 Gejala hepatitis : kulit dan putih mata menjadi kuning, karena zat warna empedu (bilirubin) tidak diuraikan lagi olah hati dan dikeluarkan ke dalam darah, gangguan lambung, nyeri otot, yeri perut dll. Tinja hilang warna dan kemih berwarna gelap. o Hepatitis A virus/HAV : inspeksi sembuh sendiri (spontan) dengan istirahat dan pengaturan diet (tanpa lemak) dalam waktu 4-8 minggu. o HBV : prevensi dapat dilakukan dengan vaksinasi (HB vax) terbuat dari antigen-permukaan HBV rekombinan). Vaksin memberikan perlindungan sampai beberapa tahun. Pengobatan dengan antiviral Lamivudindan Alfa interperon HBC : berlangsung lambat tanpa gejala, penularan sama seperti HIV. Pengobatan derngan Alfa interperon 2. Sirosis Hati Sirosis adalah penyakit hati kronik yang ditandai oleh distorsi arsitektur hari yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodula-nodula regenerasi sel hati, yg tidak berkaitan dengan vaskulatur normal. Nodula ini dapat mengecil (mmikronodular) atau membesar (makro nodular). Sirosis mengganggu sirkualsi enterohepatik darah, dan pada kasus yg lanjut, menyebabkan kegagalan fungsi hati. Sirosis hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu. Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk mengobati komplikasi yang terjadi (seperti muntah dan berak darah, asites/perut membesar, mata kuning serta koma hepatikum. 3. Kanker Hati Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C dan hemochromatosis. 4. Perlemakan Hati Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5 % dari berat hati atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi 4 menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena mengkonsumsi alkohol berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun bukan karena alkohol disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis) 5. Kolestasis Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagalan memproduksi dan /atau pengeluaran empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati. Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah dan penumpukan pigmen empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata disebut jaundice. Pada keadaan ini kulit penderita terlihat kuning, warna urin menjadi lebih gelap, sedangkan faeces lebih terang. 6. Ikterus Penimbunan pigmen empedu dalam tubuh menyebabkan warna kuning pada jaringan yang dikenal sebagai ikteris. Ikterus dideteksi pada sklera (bagina mata yg putih), kulit atau kemih yang menjadi gelap bila bilirubih mencapai 2 sampai 3 mg / 100 ml. Bilirubin serum normal adalah 0,2 sampai 0,9/100 ml. jaringan yang kaya elastinm seperti sklera dan permukaan bawah lidah, biasanya pertama kali menjadi kuning. 7. Hemokromatosis Hemochromatosis merupakan kelainan metabolisme besi yang ditandai dengan adanya pengendapan besi secara berlebihan di dalam jaringan. Penyakit ini bersifat genetik/keturunan Siti Mariam 0806422164 5 SAMBILOTO (Andrographis paniculata) Siti Mariam 0806422164 Sinonim : Andrographis paniculata, Ness. = Justicia stricta, Lamk. = J.paniculata, Burm. = J.latebrosa, Russ Familia : Acanthaceae Nama Daerah : Ki Oray, Ki Peurat, Takilo (Sunda). bidara, sadilata, sambilata,; takila (Jawa). pepaitan (Sumatra).; Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian (China), xuyen tam lien,; cong cong (Vietnam). kirata, mahatitka (India/Pakistan).; Creat, green chiretta, halviva, kariyat (Inggris) Deskripsi Tanaman : Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lembab, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl. Terna semusim, tinggi 50 - 90 cm. 6 Batang : disertai banyak cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis) dengan nodus yang membesar. . Perbungaan : rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari. ujung batang atau ketiak daun. Bunga : berbibir berbentuk tabung;kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu Buah : kapsul berbentuk jorong, panj ang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4 keping-Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat muda Perbanyakan : dengan biji atau setek batang Kandungan Kimia : Kandungan kimia utama adalah lakton diterpen (bentuk bebes dan bentuk glukosida) meliputi: Andrografolid, deoksiandrografolid, 11,12-didehidroksi-14- deoksiandrografolid, neoandrografolid, andrografisid, deoksiandrografisid dan andropanoside. Struktur kandungan utama sebagai berikut : 7 Khasiat : Mencegah dan penanganan gejala infeksi saluran pernapasan atas, seperti pilek dan sinusitis, bronhitis dan faringotonsilitis, infeksi saluran urin bagian bawah dan diare akut.Penanganan disentri basiler, demam,colitis, dispepsi, hepatitis, luka mulut (sariawan) dan gigitan ular berbisa Uji Farmakologi Ativitas terhadap Hati Aktivitas Antihepatotoksik Kandungan andrografoli dari bagian atas tanaman sambiloto mempunyai aktivitas hepatoprotektor secara in vitro dan in vivo. Pemberian intraperitonial dari ekstrak metanol bagian atas tanaman (861,3 mg/kg berat badan) pada mencit menurunkan hepatotoksik yang disebabkan oleh karbon ytetra klorida (CCl4) dan merubah histopatologi yang disebabkan oleh induksi CCl4 pada hati. Pemberian intraperitoneal dari andrografolid 100 mg/kg BB pada mencit yang diinduksi CCl4 menghambat peningkatan aktivitas serum glutamat oxaloasetat transaminase, serum glutamat piruvat transaminase, alkali fosfatase, bilirubin dan hepatik trigliserida. Pemberian intraperitonial ekstrak metanol bagian atas tanaman (500 mg/kg berat badan) pada tikus yang diinduksi CCl4 juga menekan peningkatan aktivitas serum glutamat oxaloasetat transaminase, serum glutamat piruvat transaminase, alkali fosfatase, bilirubin. Pemberian intraperitonial ekstrak air bagian atas tanaman (500 mg/kg berat badan) pada tikus yang diberi alkohol menurunkan aktivitas serum transaminase dan menekan perubahan histopatologi pada hati. Andrografolid 8 merupakan kandungan utama yang mempunyai aktivitas hepatotoksik pada tanaman, yang nyata memounyai efek protektif pada tikus yang diinduksi oleh CCl4, Dgalaktosamin, parasetamol dan etanol. Andrografolid lebih aktif dibanding silimarin, sebagai agen standar hepatotoksik Sambiloto mengurangi pembentukan aflatoksin pada hati Keracunan hati yang disebabkan oleh aflatoksin disebut aflatoksikosis. Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian tanaman sambiloto (andrografis faniculata) dalam mengurangi pembentukan residu aflatoksin pada hati itik dan efektifitasnya dalam menanggulangi aflatoksin (melindungi kerusakan organ hati). Seratus ekor itik diadaptasikan selama 2 minggu, kemudian itik dibagi menjadi 5 kelompok yaitu; kelompok (I) kontrol, (II)itik diberi aflatoksin B1 (AFB1 ) 150 ppb, (III) kelompok perlakuan AFB1 150 ppb dan 0,04% sambiloto, (IV) kelompok perlakuan AFB1 150 ppb dan 0,08% sambiloto, (V) kelompok perlakuan hanya sambiloto 0,08%. AFB1 dalam profilenglikol dosis 150 ppb/bobot itik dan ekstrak air daun sambiloto diberikan pada itik secara dicekok setiap 2 hari sekali selama 6 minggu. Hati itik diambil dengan cara memotong 3 ekor itik setiap kelompom perlakuan pada minggu ke-0, -1, -2, -4 dan ke-6. Pengamatan patologi anatomi dilakukan terhadap sampel hati tersebut dan residu AFB1 serta aflatoksin dianalisis secara kromatografi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak air daun sambiloto mampu mengurangi residu AFB1 pada hati itik (P < 0,05%) dan mengurangi kerusakan organ hati akibat aflatoksin. Ternyata bahwa kelompok (IV), perlakuan AFB1 150 ppb dan 0,08% sambiloto menunjukkan adanya penurunan kandungan AFB1 dan aflatoksikol dalam hati itik lebih banyak. rata-rata kadar residu AFB1 dan aflatoksikol dalam hati itik kelompok IV ini adalah 3,96 dab 11,66 ppb, pada akhir penelitian (minggu ke-6). Sedangkan kadar residu AFB1 dan aflatoksikol kelompok yang diberi aflatoksin saja (kelompok II) rata-rata 12,80 dan 19,51 ppb. Disimpulkan bahwa sambiloto 0,08% cukup efektif dalam mengurangi residu aflatoksin dan melindungi kerusakan organ hati. 9 Kegunaan Lain Aktivitas Antibakteri Ekstrak etanol dari daun secara in vitro menghambat pertumbuhan Escherichia coli dan staphylococcus aureus. 50% ekstrak etanol dari daun secara in vitro menghambat pertumbuhan Proteus Vulgaris. Aktivitas Anti-human immunodeficiency virus (HIV) Ekstrak air dari daun menghambat infeksi HIV-1 dan reflikasi dalam MOLT-4 sel limfoid. Ekstrak air panas bagian atas tanaman menurunkan persentase sel antigen positif H9 HIV. Dehidroandrografolid menghambat HIV-1 dan sel H9 pada infeksi HIV berturut-turut 1,6 µg/ml dan 50 µg/ml. ekstrak methanol daun menekan pembentukan Syncytia pada ko-kultur sel MOLT terinfeksi HIV dan yang tidak terinfeksi. Aktivitas immunostimulan Pemberian intragastrum dari ekstrak etanol bagian atas tanaman (25 mg/kg berat badan) atau andrografolid murni (1 mg/kg berat badan) pada tikus menstimulasi pembentukan antibody dan respon hipersensitif tipe delayed (terlambat) pada sel darah merah kambing. Ekstrak juga menstimulasi respon immune non spesifik pada tikus, derdasarkan pengukuran indeks migrasi makrofaga, fagositosis pada E. coli yang ditandai 14C leusin dan proliferasi limfosit. Ekstrak lebih efektif dibanding salah satu diantara andrografolid atau neoandrografolid sendiri, hal ini menunjukkan bahwa salah satu kandungan mungkin terlibat dalam respon immunostimulat. Aktivitas Antipiretik Pemberian intragastrum dari ekstrak etanol bagian atas tanaman (500 mg/kg berat badan) pada tikus menurunkan panas yang dinduksi yeast. Ekstrak telah dilaporkan efektif seperti aspirin 200 mg/kg berat badan dan dan tidak ada efek toksik yang teramati pada dosis sampai di atas 600 mg/kg berat badan. Pemberian intragastrik dari andrografolid (100 mg/kg berat badan) pada mencit menurunkan terjadinya panas yang disebabkan yeast. Pemberian intragastrik dari deoksiandrigrafolid, andrografolid, neoandrografolid atau atau 11,12-didehidro-14-deoksiandrografolid 10 (100 mg/kg bera badan) pada mencit, tikus atau kelinci menurunkan panas yang disebabkan oleh 2,4-dinitrofenol atau endotoxin. Aktivitas Antidiare Herba andrografis mempunyai aktivitas antidiare in situ. Ekstrak etanol, klorofom atau 1- butanol dari bagian atas tanaman 300 mg/ml) menghambat respon sekresi cairan (yang menyebabkan sindrom diare) yang diinduksi oleh enterotoksin E.coli pada kelinci dan usus babi. Walaupun ekstrak air bagian atas tanaman tidak aktif. Kandungan diterpen lakton, andrografolid dan neoandrografolid menghambat kuat aktivitas antisekresi cairan secara in vivo terhadap diare yang disebabkan oleh enterotoksin E.coli. Andrografolid sama aktif dengan loperamid pada diare yang disebabkan enterotoksin dan lebih aktif . inkubasi makrofaga murin dengan andrografolid (1-50µmol/l) menghambat akumulasi nitrit yang disebabkan endotoksin bakteri tergantung waktu dan konsentrasi yang digunakan. Analisis Western blot menunjukkan bahwa andrografolid menghambat ekspresi yang mempengaruhi isoform pada ikatan nitrit oksid sintetase pada syok yang disebabkan endotoksin Aktivitas Antiinflamasi Pemberian intragastrik deoksiandrografolid, andrografolid, neoandrografolid atau 11, 12-didehidrodeoksiandrografolid pada mencit menghambat peningkatan permeabilitas kapiler pada kulit dan peritoneal rongga perut) yang disebabkan oleh xylene atau asam asetat dan menurunkan cairan eksudat. 11, 12- didehidrodeoksiandrografolid mempunyai aktivitas antiimflamasi kuat secara in vivo. Aktivitas Antimalaria 50% ekstrak etanol bagian atas tanaman (100 mg/ml dan setelah pemberian intragadtrik (1g/kg berat badan) pada mencit) secara in vitro keduanya menghambat pertumbuhan plasmodium berghei. Aktivitas Antibisa ular Injeksi intraperitonial dari ekstrak etanol bagian atas tanaman (25g/kg berat badan) pada mencit yang diracuni dengan bisa ular cobra dengan nyata memperlambat 11 terjadinya kegagalan pernapasan dan kematian. Ekstrak yang sama menginduksi kontraksi usus babi pada konsentrasi 2 mg/ml. Kontraksi diperbesar oleh oleh fisostigmin dan dihambat oleh atropin, tetapi tidak berubah oleh antihistamin. Data ini menunjukkan bahwa ekstrak bagian atas tanaman sambiloto tidak memodifikasi aktivitas pada reseptor nikotinik tetapi menghasilkan aktivitas muskarinik penting, yang memberikan penjelasan pada efek anti bisa ular. Uji Klinik Pilek Herba Andrgafidis telah digunakan secara klinik untuk pengobatan simtomatik pilek dan sinusitis, faringolitis, pneumonia dan bronhitis. Uji klinik double-blind dengan kontrol plasebo menilai efikasi ekstrak yang telah distandarisasi dai bagain atas tanaman (mengandung 4% andrografolid) untuk pengobatan pilek pada 61 pasien dewasa. Penurunan signifikan (P<0,0001) pada simtom klinik seperti sakit tenggorokan, kelelahan, nyeri otot dan lemah yang diamati selama 4 hari pada grup yang diberi 1200 mg ekstrak sehari, dibandingkan dengan kontrol plasebo. Tidak ada laporan reaksi yang tidak diinginkan dari kedua grup. Infeksi saluran urin Uji klinik membandingkan efikasi herba andrografidis dengan co,trimoksazol (sulfametoksazol + trimetoprim) dan norfloxasin dalam mencegah infeksi saluran urine. Pasien diberi salah satu bagian herbal andrografidis selama 5 hari (4 tablet 250 mg, tiga kali sehari) atau co-trimoksazol (2 tablet 25 mg dua kali sehari) atau norfloxasin (1 tablet 200 mg dua kali sehari) setelah pengobatan 1 bulan hasil analisis urin pada 100 pasien menunjukkan bahwa poliuria, hematuria dan proteinuria telah berkurang pada semua grup pengobatan dan tidak berbeda nyata antara tiga perlakuan. Disentri Bagian atas tanaman telah digunakan untuk pengobatan disentri basiler akut dan enteritis. Studi klinik, kombinasi andrografolid dan neoandrografolid telah dilaporkan lebih efektif dibandingkan furazolidin atau chloramfenikol pada 12 pengobatan diare basiler . Studi klinik random double-blind pada 200 pasien membandingkan efikasi pada serbuk bagian atas tanaman dengan tetrasiklin pada pengobatan diare akut dan diare basiler. Pasien yang diberi kapsul dari salah satu bagian tanaman atau tetrasiklin (keduanya 500 mg, 4 kali sehari selama 3 hari. Dibandingkan dengan tetrasiklin, bagian atas tanaman menurunkan diare (frekuensi dan jumlah menurun). Selain itu bagian atas tanaman lebih efektif mengobati diare yang disebabkan oleh shigellosis dari pada cholera. Infeksi Hepatitis Pemberian dekok bagian atas tanaman pada pasien dengan infeksi hepatitis telah dilaporkan memberikan penurunan gejala (simptom). Kontra Indikasi Herba andrografidis tidak boleh diberikan selama kehamilan dan laktasi.juga kontraindikasi pada kasus yang diketahui alergi terhadap tanaman famili Acanthaceae. Peringatan Secara langsung berpotensi terjadi reaksi anapilaktik, krude ekstrak herbal andrografidis tidak boleh disuntikkan Interaksi ObatEkstrak herbal andrografidis memberikan efek sinergis dengan isoniazid Karsinogenik, mutagenesis, fertilitas Herbal andrografidis tidak bersifat mutagenik secara in vitro dan mempunyai aktivfitas antimutagenik. Ekstrak terstandarisasi dari Andrografidis paniculata tidak menghasilkan toksisitas reproduktif pada tikus jantan setelah 60 hari pemberian intragatrik 20-1000 mg/kg berat badan perhari. Reaksi yang tidak diinginkan Dosis besar peroral herbal Andrografidis dapat menyebabkan sakit lambung, mual dan muntah. Efek samping ini muncul karena rasa pahit andrografolid. Reaksi anafilaktik mungkin terjadi jika krude ekstrak diinjeksikan. Dua kasus urtikaria telah dilaporkan. 13 Tanaman yang berkhasiat memperbaiki fungsi hati Centella asiatica (pegagang) Curcuma xanthorizza (temu lawak) Phylantus niruri Phylantua amarus Alstonia scholaris 14 DAFTAR PUSTAKA Brithis Pharmacopoeia Commission, 2002, The stationary Office, London ITIS Report, Taxonomy and Nomenclature, available from http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=Scientific_Name United States Departement of Agriculture, Plants Profile, Natural Resources convensation Service. Joanne Barnes, Linda A. Anderson, J. David Phillipson, Herbal Medicines, Published by the Pharmaceutical Press, 2005 WHO Monographs on Selected Medicinal Plants, Volume 1 World Health Organization Geneva, 1999;295 available from http://www.who.int/medicinedocs/en/d/Js2200e/20.html#Js2200e.20 Price Sylvia A., Wilson Lorraine M, 1995, Patofisiologi, Konsep Klinis Prosesproses Penyakit, alih bahasa oleh Peter Anugerah, Edisi 4 Penerbit EGC Jakarta 15