Strategi Inovasi dan kinerja organisasi

advertisement
PERAN INOVASI DALAM PENINGKATAN
KINERJA ORGANISASI
Oleh :
Dr. M. Liga suryadana, M.Si
Peran dari SDM
Fokus Strategik/ Masa depan
Mitra Strategis
• Perencanaan SDM
Strategik
• SDM sebagai mitra Bisnis
• Citra dan Budaya
Agen Perubahan
• Penempatan pegawai
• Perancangan organiasi
• Survei rencana aksi
• Pengukuran kinerja
• Pelatihan dan pengembangan
Orang
Proses
Ahli Administratif
• Kompensasi
• Penetapan Benefit
• Sistem Informasi
• Pemenuhan Harapan
Ahli dalam Hubungan
pegawai
• Hubungan pegawai
• Hubungan ketenagakerjaan
• Keamanan & kompensasi pegawai
• Kemajemukan dan Perlakuan yg adil
terhadap pegawai
Fokus Operasioanl /harian
Tahapan Organisasi Memandang SDM
High
Employee
Pro-activeness
Individualized
Experience to
customers
“Innovation”
(personal fulfillment)
Encouragement
(respect)
Employment
(security)
Empowerment
(responsibility)
Employable
(independence)
Low
Low
Individual
Creativity
Employee motivation
To apply own creativity and ingenuity
To invent solutions to problems
Adapted from Terrill and Middlebrooks, p 184
High
• Technology key to eliminate repetitive work
– Free people up to be creative
• What can we learn from manufacturing?
– Are there well known frameworks we can use to increase
productivity in services?
Engineering model versus
interpretive model for enhancing productivity
• Engineering model
– Product design comes before process design
– Process predictable, repeatable
• For services, sometimes the engineering model works but has limitations.
– Human judgment required
• Interpretive model
– Skills in understanding customer wants and needs
– Process continuously adaptive
Pentingnya Upaya Inovasi
Inovasi telah menempati posisi yang strategis di masyarakat
melalui lahirnya organisasi yang inovatif disatu sisi, dan
berakhirnya organisasi yang tradisional di sisi lain. Selain itu,
teknologi yang ada juga telah menjadi usang, sehingga demi
eksistensinya, organisasi mesti belajar berinovasi. Tidaklah
mengherankan bila ditegaskan bahwa saat ini merupakan era
inovasi.
Inovasi dibutuhkan baik pada sektor publik maupun sektor
swasta. Inovasi di sektor publik dimanifestasikan dalam
sembilan kategori utama, yaitu: keagenan, kemitraan,
integrasi horisontal, manajemen fiskal yang baik, revitalisasi
pelayanan publik, desentralisasi dan devolusi, perbaikan
pelayanan, perbaikan proses dan sistem, dan perubahan
aturan. Perusahaan yang melakukan inovasi berkelanjutan
dipandang sebagai sumber keunggulan bersaing.
Pentingnya Upaya Inovasi
Inovasi telah menempati posisi yang strategis di masyarakat
melalui lahirnya organisasi yang inovatif disatu sisi, dan
berakhirnya organisasi yang tradisional di sisi lain. Selain itu,
teknologi yang ada juga telah menjadi usang, sehingga demi
eksistensinya, organisasi mesti belajar berinovasi. Tidaklah
mengherankan bila ditegaskan bahwa saat ini merupakan era
inovasi.
Inovasi dibutuhkan baik pada sektor publik maupun sektor
swasta. Inovasi di sektor publik dimanifestasikan dalam
sembilan kategori utama, yaitu: keagenan, kemitraan,
integrasi horisontal, manajemen fiskal yang baik, revitalisasi
pelayanan publik, desentralisasi dan devolusi, perbaikan
pelayanan, perbaikan proses dan sistem, dan perubahan
aturan. Perusahaan yang melakukan inovasi berkelanjutan
dipandang sebagai sumber keunggulan bersaing.
Persyaratan dasar terwujudnya inovasi pada suatu organisasi,
antara lain, sebagai berikut :
• Menghasilkan dan memelihara identitas yang bertumpu pada
nilai-nilai yang ada demi kepentingan pelanggan;
• Memandang pekerjaan sebagai suatu proses, berfokus pada
hubungan antar berbagai bagian dengan perusahaan;
• Pimpinan Organisasi terlibat dalam setiap pekerjaan dan
mengerti berbagai persyaratan untuk menghadapi masalah
tak terstruktur;
• Akuntabilitas kolektif atau kapasitas organisasi untuk
menerima dan berbagai tanggung jawab guna melegitimasi
inovasi.
Pengertian Inovasi
Inovasi merupakan cara untuk terus membangun dan
mengembangkan organisasi yang dapat dicapai melalui
introduksi teknologi baru, aplikasi baru dalam bentuk produkdan
pelayanan,
pengembangan
pasar
baru,
dan
memperkenalkan bentuk-bentuk baru organisasi. Perpaduan
berbagai aspek inovasi tersebut pada gilirannya membentuk
arena inovasi. Inovasi mencakup beberapa kegiatan utama
yaitu berbagai pemecahan masalah, integrasi dan memadukan
sarana dan proses teknologi baru, melakukan eksperimen dan
membangun portotipe, mengimpor dan menyerap teknologi
dari luar perusahaan, belajar dari pasar, mengalihkan
kemampuan pengembangan produk ke dalam pembangunan
nasional, dan terus menerus melakukan penyegaran.
Persamaan inovasi dan kreativitas keduanya terkait dengan
berbagai ide, gagasan ,pemikiran dan metoda, teknik,
pendekatan baru yang berbeda dari kondisi yang ada
sekarang.
Perspektif pemikiran tentang inovasi mestinya diperluas.
Menurut Prather dan Gundry inovasi didefinisikan sebagai
implementasi gagasan-gagasan bisnis yang bersumber dari
dukungan struktur dan budaya kreativitas organisasi. Inovasi
merupakan suatu proses yang dimulai dalam tahapan dan
bertumpu pada penilaian kebutuhan pelanggan, menuju pada
penciptaan gagasan, pengembangan proyek, dan produksi,
atau perkenalan produk baru.
Tipe-tipe inovasi
• Inovasi produk terkait langsung dengan produksi produk
• Inovasi proses terkait dengan manajemen yang berorientasi
proses seperti struktur, manajemen sumber daya manusia, dan
sistem akuntansi.
Ditinjau dari segi tipologi, inovasi dikelompokkan ke dalam tiga
aspek yaitu:
• Sistem sosio-teknikal;
• Karakteristik-karakteristik inovasi;
• Sumber inovasi.
Zaltman et al (1973) mengemukakan inovasi yang terprogram dan
tidak terprogram, instrumental dan berakhir pada inovasi itu sendiri,
dan radikal. Dimensi pertama berbeda antara inovasi yang
direncanakan lebih lanjut sebagai konsekuensi lebih lanjut dari
inovasi yang lain. Sedangkan inovasi yang tidak diprogramkan
diklasisifikasikan ke dalam kekenduran inovasi (slack inovation) yang
terjadi sebagai akibat dari kekenduran ketersediaan sumber daya,
dan inovasi dalam keadaan bahaya yang berhadapan langsung
dengan keadaan krisis. Sub kategori inovasi yang ke tiga sebagai
inovasi proaktif dimana indivu atau kelompok berupaya untuk terus
berubah. Dimensi kedua adalah inovasi yang diperkenalkan sebagai
inovasi yang berakhir pada inovasi itu sendiri (ultimate) atau sebagai
sarana untuk memfasilitasi adopsi inovasi lebih lanjut
(instrumental). Dimensi terakhir adalah inovasi radikal yang
dikonseptualisasi sebagai produk dari inovasi-inovasi terbaru dan
beresiko. Resiko inovasi radikal akan mendorong munculnya
penolakan pada perubahan karena terkait tantangan persepsi dan
asumsi-asumsi status quo.
Tahapan Inovasi
Tahapan inovasi dapat dikelompokan menjadi dua fase,
yaitu penciptaan inovasi dan adopsi inovasi
(Gopalakrishnan dan Damanpour, 1997). Fase penciptaan
inovasi termasuk kreasi gagasan dan pemecahan masalah
bagi produk atau solusi proses. Fase adopsi adalah akuisisi
dan atau implementasi inovasi. Organisasi dapat
menjalankan satu atau dua fase yang lainnya atau pun
dapat terlibat dalam dua fase inovasi tersebut.
Level Analisis Inovasi
Inovasi dapat dianalisis pada level nasional, industri, organisasi,
kelompok atau individu. Pada level generik, organisasi mestinya
mampu mengelola empat fase lahirnya inovasi proses, yaitu:
• Pengamatan dan penyelidikan terhadap lingkungan baik internal
maupun eksternal.
• Pilihan terhadap sejumlah pemicu inovasi.
• Opsi sumber daya penciptaan melalui dan pengembangan atau
sumber daya diperoleh melalui pengalihan teknologi dan sumber
daya pengetahuan untuk digunakan.
• Penerapan inovasi, lahir dari gagasan melalui berbagai tahap
pengembangan untuk diluncurkan sebagai produk atau pelayanan
baru pada pasar eksternal, metode atau proses baru organisasi.
Ditemukan pula bahwa inovasi dalam bidang produk, teknologi
produksi, teknik atau prosedur produksi, organisasi kerja, dan
manajemen sumber daya manusia dalam organisasi-organisasi
cenderung rendah karena hanya memperkenalkan inovasi-inovasi
minor. Inovasi organisasi juga dipengaruhi oleh faktor kultur
organisasi. Kultur organisasi dianggap mempunyai pengaruh
memperlancar atau sebaliknya menghambat implementasi dan
pemeliharaan
inovasi
dalam
organisasi.
Pengalaman
memperlihatkan bahwa kegagalan inovasi akibat faktor budaya
kurang mendukung inovasi.
Sumber Peningkatan Kinerja
• Dua sumber dari pada peningkatan kinerja
(pertumbuhan) organisasi: efisiensi alokatif dan
prduktif efisiensi :
• Alokatif efiesiensi : faktor produksi bergerak dari
produktivitas rendah – sektor value rendah; aspek
penetapan biaya dan harga menjadi kata kuncinya:
• Efisiensi produktif : peningkatan produktivitas
melalui inovasi teknologi; insentif terhadap upaya
inovasi harus tepat. .
Hasil rangkuman para pakar terhadap dua puluh hasil penelitian
terdahulu yang bertujuan antara untuk mencari tahu faktor-faktor
utama apakah yang menentukan keberhasilan inovasi organisasi, dan
diperoleh temuan menarik bahwa inovasi ditentukan oleh faktorfaktor, sebagai berikut:
1) dukungan manajemen bagi budaya inovasi;
2) fokus pada pelanggan/pasar;
3) jaringan/komunikasi internal dan eksternal;
4) strategi sumber daya yang mengutamakan inovasi;
5) tim dan tim kerja;
6) manajemen pengetahuan, pengembangan dan out-sourcing;
7) Kepemimpinan;
8) pengembangan secara kreatif;
9) postur strategik;
10) struktur fleksibel;
11) perbaikan terus menerus;
12) adopsi teknolog;.
Jenis Alokasi Talenta Tenaga Kerja
high
middle
low
bureaucrats
bureaucrats
workers
entrepreneurs
entrepreneurs
workers
Type I
Traditional China
Type II
Latin America
entrepreneurs
bureaucrats
workers
Type II
Developed countries
HAMBATAN INOVASI ORGANISASI
Anggota organisasi kurang kapabel dalam solusi masalah. Bila
anggota organisasi menjadi demikian ahli dalam solusi
permasalahan, tetapi cenderung menjadi emosional terhadap
mindsets mereka, atau solusi permasalahan menjadi bias. Semua itu
dapat bermuara kepada kegagalan bagi tercapainya inovasi juga
bersumber dari ketidak pedulian anggota organisasi pada inovasi itu
sendiri. Organisasi tidak memiliki orang tepat yang cocok untuk
semua kondisi dan waktu. Ada pula yang berpendapat bahwa inovasi
dipengaruhi oleh setidaknya empat faktor penting, yaitu: orang,
struktur, budaya dan iklim kerja, dan lingkungan. Dalam
hubungannya dengan faktor-faktor tersebut persoalan yang muncul
antara lain lemahnya otonomi dalam artian tiadanya berbagai visi
diantara anggota organisasi dan pimpinan sehingga hal tersebut
akan mengarah kepada ketidakpuasan dan ketidakinginan untuk
menempatkan inovasi guna mendorong kinerja organisasi.
PENGUKURAN INOVASI
The National Science Foundation mengemukakan beberapa
pengukuran inovasi, yaitu:
(1) item-item terkait dengan publikasi seperti surat-surat
penghargaan;
(2) data paten;
(3) data nilai ekonomi potensial dari inovasi;
(4) pengeluaran dibidang riset dan pengembangan.
Metrics Model
HR
People
Organization
Efficiency
Efficiency
Efficiency
• Time to Hire
• Direct Labor Costs
• Cost per Unit
• Cost per Hire
• Indirect Labor Costs
• Shrinkage
• Headcount Ratio
• Positions Unfilled
• Defects/Scrap
Effectiveness
Effectiveness
Effectiveness
• Customer Survey
• Employee Satisfaction
• Customer Satisfaction
• “At the Table”
• Leadership Capability
• Revenue Growth
• Practice/Process
Impact
• Talent Retention
• Market Share
Source: Patrick Wright
• % Black Belt Leaders
• Employer Brand
APAKAH KITA SUDAH BENAR MENGUKUR
BAGAIMANA SDM MENDORONG
PENINGKATAN KINERJA ?
Sasaran Bisnis
 Mengarahkan kepada
tercapainya tujuan
 Fleksibel
 Menghidari risiko
 Kreatif
 Global
 Lebih cepat
Pengukuran Aktual SDM











Jumlah tenaga talenta
Tingkat “turnover” pegawai
Penyiapam calon utk suksesi
Waktu utk mengisi pegawai,
melatih dan penempatan
pegawai
Pengurangan biaya
Penyelesaian pelatihan
Penanganan pengaduan
pegawai
Survei kepuasan klien
Peningkatan potensi kinerja
Penjualan per pegawai
Praktek terbaik yg diakui
Scope of HR Measurement
Approaches
Scorecards
and
Drill Downs
Data Systems
and Portals
Benchmarks
Ad hoc HR
Measures
Source: Center for Effective Organizations, USC
Strategic Impact
Organizational Effectiveness
Validity and Rigor
Causation
Leading Indicators
MODEL - MODEL INOVASI ORGANISASI
Model-model inovasi yang dikembangkan tersebut mulai dari
model linear yang sangat sederhana sampai pada model-model
tahapan atau proses seperti terlihat pada gambar berikut, dan
berbagai model dinamis inovasi.
Model tahapan merupakan perluasan dari model linear, namun
terhadap umpan balik memutar (feedback loop). Umpan balik
adalah informasi tentang outcome yang dimungkinkan bagi
tingkat pengawasan sistem selanjutnya. Model proses/tahapan
seringkali menggambarkan pengembangan produk baru yang
melewati tahap-tahapan seperti perencanaan strategi,
penciptaan konsep, desain dan pengetesan, produksi, distribusi,
dan pemasaran.
Gambar 1. Model Linear dan Tahapan
Model Linear
Discover
Develop
Deploy
Model Tahapan
1
2
3
Feedback Loop
4
5
Inovasi, dengan demikian, dimodelkan sebagai proses yang dimulai
dari pertukaran informasi dan sumber daya, baik yang berasal
lingkungan internal maupun eksternal. Suatu proses yang secara
langsung diatur oleh pola kerja dan terintegrasinya sebagai suatu unit.
Tang dan Yeo mengedepankan skema yang dipilah ke dalam empat
bagian, yaitu: (1) studi dapat dilakukan pada aspek lingkungan
eksternal yang paling banyak terkait dengan organisasi dalam
melakukan inovasi termasuk persaingan, hubungan dengan pelanggan
dan pemasok; (2) studi pada prinsip-prinsip pengarahan, strategi,
struktur dan sistem organisasi; (3) analisis baik kuantitatif maupun
kualitatif pada hasil-hasil inovasi organisasi, seperti jumlah
penemuan, produk baru dan penghasilan perusahaan; (4) pengukuran
lingkungan kerja dalam organisasi.
Selanjutnya, hasil inovasi organisasi disebut inventori inovasi
organisasi (inventory of organisational innovativeness/IOI) yang terdiri
atas skala kepemimpinan, dukungan, tugas, perilaku, integrasi, adanya
proyek, pengerjaan proyek, pengetahuan dan keahlian, dan informasi
dan komunikasi.
Gambar 2. Model Integratif Inovasi Orgnisasi
Information and
Communication
Management Guidance and Support
Workforce Behavior and Integration
&
Project Raising and Doing
innovation output
Other Resources
Knowledge and Skills Base
Model inovasi khas dan menarik, berbasis kreasi pengetahuan di
introduksi oleh Nonaka da Takeuchi yang berpendapat bahwa
keunggulan bersaing dicapai melalui inovasi berkelanjutan
bertumpu pada cipta pengetahuan (gambar 3). Cipta
pengetahuan mencakup spiral proses sosialisasi, eksternalisasi,
kombinasi, dan internalisasi (SECI) baik pada pengetahuan tacit
maupun pengetahuan explixit. Agar cipta pengetahuan dapat
berlangsung dengan baik dalam kerangka inovasi berkelanjutan
diperlukan prakondisi kreasi pengetahuan yaitu maksud
tertentu otonomi, keos kreatif dan fluktuasi, redudansi, dan
keberagaman yang diperlukan.
Gambar 3. The New Focus on Knowledge As a
Compatitive Resource
Knowledge creation
Continuous innovation
Competitive advantage
Inovasi dipandang sebagai prasyarat mutlak dalam menghadapi era
penuh persaingan, kondisi-kondisi ketidak menetuan, kompleksitas,
dan kemenduan. Permasalahan yang muncul seyogyanya disolusi
secara bersama, organisasi mesti terus dibangun dan
dikembangkan melalui berbagai aplikasi baru teknologi, produk,
dan pelayanan bertumpu pada sumber daya yang dimiliki dan
dorongan faktor eksternal. Inovasi demikian itu dimanifestasikan
dalam suatu kontinum baik berupa produk versus proses,
inkremental versus radikal, administratif versus teknikal maupun
terprogram dan tidak terprogram.
Tradisi penelitian tentang inovasi organisasi mencakup berbagai
faktor anteseden internal dan eksternal organisasi, pada prinsipnya
berdimensi ganda dan bertali-temali. Diperlukan kehati-hatian dan
kajian mendalam terhadap berbagai variabel sehingga state of art
inovasi organisasi yang dimaksud menjadi jelas.
Penegasan perlu pula diupayakan pada ukuran dan model
inovasi. Publikasi data paten, nilai ekonomi potensial,
pengeluaran bidang riset dan pengembangan, indeks-indeks
seperti profesionalisme, agregat integratif, parokialisme kosmopolitanisme,
keusangan,
purposif,
program,
keterbukaan komunikasi, dan kepuasan kerja merupakan
ukuran-ukuran inovasi organisasi. Mengacu pada berbagai
variabel dan ukuran inovasi organisasi, selanjutnya dapat
dikembangkan model-model inovasi mulai dari linear,
tahapan, sampai dengan model integratif, kompleksitas
dinamis. Inovasi organisasi dalam konteks daya saing bisnis
sejatinya diposisikan pula dalam kerangka kajian biaya
transaksi yang dirasakan belum banyak mendapat tempat
pada tradisi penelitian inovasi organisasi.
<Insert Picture Here>
Terima Kasih
Download