Kekerasan Simbolik

advertisement
KEKERASAN SIMBOLIK
DI SEKOLAH
KEKERASAN SIMBOLIK DI SEKOLAH
(Sebuah Ide Sosiologi Pendidikan Pierre Bourdieu)
Kata Pengantar: Ken Plummer (Univ. of Essex); Hanneman Samuel (UI)
Editor: Santi Pratiwi (Unnes)
Rajawali Pers, Jakarta (2012)
Harga: Rp55.000
Buku ini menggambarkan berbagai bentuk kekerasan simbolik yang terjadi di sekolah. Bourdieu,
seorang sosiolog Prancis meyakini bahwa sekolah merupakan tempat yang paling tepat untuk
menyuburkan terjadinya praktik-praktik kekerasan simbolik ini. Kekerasan simbolik bukanlah
kekerasan fisik maupun psikologis. Bila kedua bentuk kekerasan ini wujudnya dapat dengan
mudah dikenali, maka kekerasan simbolik sangat sulit dikenali. Namun, kekerasan ini akan terjadi
setiap saat, tanpa disadari. Keberadaan kekerasan ini bahkan sering kali dianggap sebagai gejala
yang sangat wajar, sehingga sebagian besar orang akan menerima begitu saja, mereka seolah-olah
bersedia menempatkan diri mereka sebagai korban kekerasan simbolik dengan lapang dada,
mereka rela menjadi objek dan korban kekerasan.
Buku ini menjelaskan mengenai apa itu kekerasan simbolik, mengapa kekerasan simbolik dapat
dilakukan dengan mudah di sekolah, dan bagaimana mekanisme terjadinya kekerasan simbolik di
sekolah. Selain itu, buku ini juga mengupas strategi kelompok kapitalis dalam melebarkan sayap
kekuasaannya di sekolah melalui mekanisme kekerasan ini. Buku ini direkomendasikan bagi
mahasiswa, guru, atau pengajar yang lain, serta pemerhati masalah pendidikan.
-------------------------------------------Ini adalah buku pertama di Indonesia yang membahas tentang masalah kekerasan simbolik dalam
dunia pendidikan. Kekerasan simbolik terjadi setiap saat, dan dapat terjadi di mana pun, tetapi
perhatian utama di sini adalah pada proses pendidikan dan sekolah-sekolah di Indonesia,
menunjukkan bagaimana mekanisme kekerasan simbolik bekerja. Saya senang melihat terbitnya
buku yang membawa tradisi ini ke garis terdepan sosiologi Indonesia dan dunia pendidikan.
-- Ken Plummer (University of Essex, Inggris)
Bagi kebanyakan orang, kekerasan simbolik merupakan hal baru. Kebanyakan dari kita akrab
dengan istilah kekerasan (fisik). Ketika mendengar kekerasan, yang terbayang adalah adanya
penggunaan paksaan untuk mewujudkan niat seseorang atau sekelompok orang. Misalnya,
Kekerasan Domestik pada Rumah Tangga, kekerasan yang dilakukan dengan dalih membela
keyakinan dan berbagai bentuk street vigilante lain. Juga, terbayang tawuran warga atau tawuran
antarsekolah. Semuanya menggambarkan pelanggaran Hak Azasi Manusia. Tidak mengherankan
ketika mendengar “kekerasan simbolik”, orang serta merta melakukan penolakan.
-- Hanneman Samuel (Universitas Indonesia)
Download