DAFTAR ISI

advertisement
DAFTAR ISI
- Pengantar
- Pendahuluan
I.
Pemujaan Matahari dan mulainya
Hari Minggu
Proses Perwujudan Undang-Undang
II.
Hari Minggu se Dunia
III.
Pengingkaran Iman
IV.
Hari Sabat Alkitab adalah Kekal
- Kesimpulan
- Kepustakaan
- Tentang Penulis
1
KATA PENGANTAR
Pada tahun 2006 ini melalui media
internet
banyak
bermunculan
e-mail
tentang masalah seputar pemberlakukan
hari minggu sedunia. Hal yang sama juga
terjadi lewat SMS telapon genggam. Beritaberita
tersebut
mengundang
banyak
pertanyaan tentang seputar masalah hari
minggu diantara umat Kristen khususnya
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.
Domotivasi oleh kenyataan itulah
maka saya berusaha dengan pertolongan
Tuhan
lewat
Roholkudusnya
untuk
menulis buku ini yang saya beri judul “ Hari
minggu dan pengingkaran iman ”
Dalam buku ini kita akan melihat asal
– usul perbaktian hari minggu dan usahausaha
serta
perkembangan
rencana
mengundang-undangkan hari istirahat
dan perbaktian pada hari minggu untuk
menjadi satu ketentuan dan kesepakatan
sedunia.
Semoga dengan munculnya buku ini
akan menjadi berkat bagi semua umat dan
bagi mereka yang rindu dan memiliki
kejujuran untuk mencari kebenaran Tuhan
yang sebenarnya. Rasul Paulus berkata
dalam kitab Roma 1 : 17 sebagai berikut :
“Sebab didalamnya untuk kebenaran Allah,
yang bertolak dari iman dan memimpin
kepada Iman, seperti ada tertulis :”Orang
benar akan hidup oleh Iman”.
Tuhan memberkati.!
2
L. A. – Liwas Atas”, Manado
Mei’06
Syaloom!
Penulis
PENDAHULUAN
Bagi Gereja Mesehi Advent Hari Ketujuh
hari minggu selalu diidentikan dengan
hari matahari Penyembahan kepada dewa
matahari yang diantara orang kafir
mereka adakan pada hari pertama karena
hari pertama itu adalah untuk dewa
matahari, yang dalam bahasa inggris
disebut Sunday Sun adalah Matahari dan
Day adalah hari. Dalam bahasa indonesia.
Ahad (Berasal dari Bahasa Arab Aha’ad)
atau hari pertama atau dalam kalender
penanggalan Indonesia disebut Minggu.
Untuk itu sebelum kita melihat
bagaimana bentuk penyembahan Matahari
itu
merayap
masuk
dalam
sistem
penyembahan Kristen, kita akan melihat
secara singkat penyembahan matahari
dikalangan bangsa- bangsa kafir.
Kebiasaan penyembahan kepada dewa
matahari ini sangat menonjol dan populer
dikalangan bangsa Asiria, Grika, Babylon,
Mesir, Roma dan lain-lainnya.
Penyembahan kepada Dewa Matahari
in tidak lepas dari kisah berdirinya
kerajaan Babilon dengan rajanya yang
pertama Nimrod, sang pemburu tanpa
tanding di zaman itu dengan isterinya
3
semiramis, sang ratu yang dianggap
pembangun babylon pertama.
Dalam
kisah
awal
menyatakan
bahawa semiramis adalah seorang yang
tak disenangi oleh karena reputasinya
yang jelek. Untuk membuat agar dia boleh
menjadi popular kembali maka pada saat itu
dia menyatakan bahwa dia mengalami
kehamilan hasil perkawinannya dengan
Dewa Matahari yang melahirkan seorang
anak yang diberi nama Tammuz, dimana
kemudian keduanyapun menjadi suamiisteri yang membangun Babilon pertama.
Hal ini membuat Semiramis mendapat
tempat lagi dihati rakyat bersama anaknya
yang kemudian Tammuz disembah sebagai
Dewa Matahari dan Semiramis sebagai dewi
bulan .
Kisah Etiopia yang ada hubungan
dengan kisah Phaeton
yang memohon
mengendarai
kereta
matahari kepada
ayahnya
dikisahkan
bahwa
phaeton
adalah anak dari Tithonus, juga disebut
Dewa Matahari Tithonus ini adalah suami
dari Aurora. Aurora artinya “Pemelihara
Terang” dan Tithonus adalah “Yang
menyalakan Terang”
Tithonus ini dibabilon di kenal
dengan Phaeton Bar Tithan yang menunjuk
kepada Phaeton juga yang artinya “Anak
yang menyalakan terang” kesimpulannya
adalah Tithonus juga adalah identik
dengan Phaeton yang menjadi suami dari
Aurora Phaeton ini juga adalah sama
4
dengan Nimrod karena baik Tithonus
(Phaeton) atau Nimrod di Babilon adalah
mempunyai ciri yang sama yaitu sebagai
Pemburu tampa tanding.
Ceritera terakhir tadi adalah sama
dengan ceritera semiramis dan Nimrod di
Babilon hanya berubah nama sesuai dengan
tempatnya yaitu Ei Etigria, tanah orang
Kusy.
Di grika kuno semiramis dan Nimrod
(Tammuz) disembah sebagai Rhea dan Nim
atau “Goddess Mother and San” Dewi Ibu
dan Anak” Dimesir disembah dengan Osris
dan Isis (Tammuz). Kepada orang-orang
Indian muncul sebagai parvati dan Iswara.
Tammuz adalah disembah sebagai
inkarnasi dari Allah dan dikenakan juga
sebagai inkarnasi dari matahari.
Sebagai mana Tammuz adalah sebagai
inkarnasi dari keilahian matahari, maka
adalah muda dimengerti mengapa upacara
kesukaan
ataupun
kedukaan
selalu
berhubungan dengan penyembahan kepada
matahari.
Nama Tammuz adalah di kenakan
juga kepada Nimrod, Osiris adalah sama
dengan Alorus adalah “Dewa Api” dari kata
Tam- “Untuk mebuat sempurna” dan Muz“Api” dengan demikian TAMMUZ artinya
adalah
“Api
yang
menyempurnakan”
Bukankah
ini
berhubungan
dengan
“Purgatori” atau “ api penyucian” dari gereja
Katolik.
5
Dengan menyembah Matahari maka
kita akan dapat disempurnakan. Betapa
halusnya
Gereja
Katolik
memasukkan
ajaran kekafiran ini kedalam penyembahan
Kristen.
Alexzander Hislop berkata, “Untuk
membawa
bersama
kekafiran
kepada
Kekristenan,
Roma
mengikuti
aturan
kebiasaannya, mengambil ukuran-ukuran
untuk membuat upacara-upacara Kristen
dan kekafiran dicampur adukan jadi satu,
dan oleh mencampur adukanya tetapi
dengan penyelesaian yang begitu teliti dari
hal-hal itu, didapati tidak kesulitan yang
terjadi secara umum untuk menyatukan
kekafiran dan Kristen – sekarang lebih jauh
tenggelam dalam persinahan-dalam hal ini
dan demikian juga dalam banyak hal,
untuk bersatu”
Pernyataan Alexander Hislop tadi
adalah nyata dan makin nampak dewasa
ini “The Two Babylon” oleh Alexander
Hislop menyatakan bahwa hampir semua
yang dijalankan dalam tata ibadah Gereja
Katolik
ada
hubungan
dengan
penyembahan-penyembahan kafir seperti
hari natal, Minggu paskah, misa, Rosario,
salib dan lainnya.
Dalam buku ini saya khusus membatasi
pada saat hari minggu dimana kebiasaan
pengertian hari minggu adalah kebiasaan
kafir sebagai penyembahan kepada Dewa
Tammuz dimana isterinya semiramis juga
berperan di dalamnya. Berikut kita akan
6
melihat nama-nama lain dari Tammuz dan
Semiramis agar ketika kita mendengar dan
menemuinya kita mengetahui bahwa nama
itu adalah juga nama lain dari Tammuz
dan semiramis di Babylon.
Tammuz :
• Nimrod – Babilon
• Bacchus – Nama Umum di Babel
• Osiris – Mesir
• Kronos – Amon – Mesir
• Ninus – Asiria, yang bangun
Ninewe
• Krons – Grika
• Consus–Kata latin, Neptune-yang
Rahasia” Dewa penasehat untuk
hal-hal Rahasia.
• Vulcan – Rama, Dewa yang buruk,
walau ditolak oleh banyak Dewi
Karena buruknya tetapi Venus
(Rhea,
Semiramis)
menjadi
isterinya
• Phaeton- Etiopia, Yunani Kuno
• Alorus – Persia, Dewa Api
• Molk Gheber – Persia, Raja yang
perkasa
• Adon / Adonis – Dikenal sebagai
Mitras di Mesir
• Orion – “Sang Pemburu
Yehezkiel 8 : 14
“Lalu dibawahNya aku dekat pintu gerbang
Rumah Tuhan yang disebelah utara,
sungguh, di sana ada perempuan-perempuan
yang menangisi dewa Tammuz”
7
Semiramis :
• Dewi bulan – Babilon Ratu
Pertama
• Cybele- Babylon, Pembangun Kota
Babel Pertama
• Arternis- Efesus
• Diana – Efesus
• Rhea – Grika
• Despoina – Grika
• Madonna – Mesir
• Venus – Yunani
• Belus, Beltis – Roma
• Aphrodite – Grika
• Minerva – Atena
• Mylitta – Ninewe, Pembangun
Kota Menara
• Shing moo – Cina, Ibu Suci
Ma Tsoopo – “Meli hat/Mandang”
Ama
Tzupah
–
“Melihat
/
mandang”
Kuanyin – karatum, Cina- Ada
hubungan
dengan
Perawan
Roma, Dewa Rahmat”
Isis- Mesir
Semua keterangan di atas saya angkat
dari buku “The Two Babylon, tulisan
Alexander
Hislop
terbitan
Loizeaux
Brothers, Ing. America, 1959.
8
I. PEMUJAAN MATAHARI DAN MULAINYA
PERBAKTIAN HARI MINGGU
A. Pemujaan Matahari oleh Bangsa-bangsa
Kafir
Menurut Bible Students Source Book
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
halaman
963-968
dan
662-663
menyebutkan bahwa “Pemujaan Kepada
Matahari adalah merupakan upacara
yang berlaku diantara bangsa-bangsa
yang mendiami tanah mesopotomia dan
Mesir. Di babilon pemujaan kepada
matahari
dikenal
dengan
nama
Shamshu
atau
shamash.
Penganut
Zoroaster persia menyebutnya Mitra dan
di Mesir dikenal dengan Amon-Ra”. Para
penguasa diantara bangsa-bangsa ini
mengidentikan diri mereka dengan Dewa
Matahari atau penjelmaan dari dewa
matahari.
Menurut Encyclopedia Gereja Masehi
Advent hari ketujuh halaman 1430
menyebutkan “Bahwa pemberian nama
hari pertemuan dalam minggu adalah
untuk
matahari
menurut
angka
bilangan karena itu adalah cocok
dengan hari yang diserahkan kepada
matahari sesuai dengan putaran minggu
secara astrologi yang sangat populer di
kekaisaran Roma”.
Dalam buku “ Devine Rest for Human
Restlessness,
Halaman
248
Sumuele
Bacchiocchi
menuliskan
bahwa
9
“Pemujaan kepada Matahari, sebagai
berikut :
“ Menurut penelitian adalah sangat
dominan diawal abad kedua setalah
masehi di Romah dan berbagai bagian
lainnya dari kekaisaran Roma dengan
nama “Sol / Invictus” Sol Invictus ini
muncul dalam dua cara di Roma.
Pertama
untuk
yang
berhubungan
dengan perorangan disebut “Sol Invictus
Mithra” dan untuk umum disebut “Sol
invictus Elagabal”.
Bangsa Israel pun karena pengaruh
kekafiran menyembah dewa matahari
yaitu dewa baal yang dilembah oleh
bangsa-bangsa kafir disekitar mereka
seperti babilon dan Asiria menurut
Alexander Hislop dalam bukunya “The
Two Babylon”
Raja Yosia muncul/memerintah Israel
dan
kemudian
mengadakan
pembaharuan
Rohani
dengan
meruntuhkan
semua
kuil-kuil
penyembahan kepada dewa baal (2
tawanikh 34- 3,4)
Dalam buku millenimania tulisan
Martin
Weber
halaman
40-41
menuliskan tentang salah satu alasan
awal dijadikannya hari minggu sebagai
hari
perbaktian
Kristen.
Weber
mengatakan bahwa di awal sejarah
kekristenan
orang-orang
percaya
menghendaki diri mereka berbeda dengan
10
mereka yang berbau Yahudi. Orangorang Yahudi di saat ini sangat
membenci
kaisar
dengan
selalu
mengadakan revolusi untuk menuntut
kemerdekaan.
Pada tahun 70 sesudah masehi
pasukan Roma menaklukan Yerusalem
setelah
pengepungan
selama
tiga
setengah tahun di bawah Komando dari
Jenderal Titus.
Oleh karena orang Yahudi dan
Kristen datang dari Warisan yang sama
maka Roma menganggap kedua kelompok
itu adalah sama. Orang-orang Kristen
menginginkan kehidupan yang damai
dengan pemerintah sebagai perwujudan
dari apa yang kaisar punya berikan
kepada Kaisar, tetapi mareka tetap
mengalami penderitaan, karena mereka
adalah sama dengan Yahudi walaupun
penganiayaan
itu
sudah
menjadi
tanggungan
mereka
karena
nama
Kristus. Setelah pemberontakan Yahudi
kembali Roma menaklukannya pada
tahun 135 sesudah masehi, Kaisar
Hadrian menyatakan bahwa perbaktian
Yahudi adalah Ilegal atau melanggar
hukum-termasuk pemeliharaan sabat
mereka. Orang Kristen merasa terpaksa
memutuskan diri mereka sepenuhnya
dari keterkaitan dengan orang Iberani.
Akibatnya secara bertahap orang –
orang
Kristen
mulai
menerima
kebiasaan-kebiasaan dan hari-harinya
11
dari kebiasaan kafir kekaisaran Roma
termasuk hari perbaktian atau pemujaan
kepada matahari dalam minggu.
Sejak saat itu, untuk berabad-abad,
orang-orang
Kristen
memelihara
keduanya yaitu hari sabat dan hari
matahari. Secara perlahan perbaktian
hari pertama dalam minggu makin
mendapat
perhatian
dan
menguat.
Kebiasaan
secara
berdampingan
ini
berlangsung sampai dengan abad keenam, tetapi pada akhirnya hari minggu
memudarkan
hari
sabat
diseluruh
kekaisaran, walaupun disana-sini masih
ada kantong-kantong pemelihara hari
sabat”
Jadi salah satu penyebab mulainya
pemeliharaan hari minggu diantara
orang Kristen adalah agar mereka dapat
dibedakan dari orang Yahudi, walupun
pada saat ini penerimaan secara gereja
belum ada.
Alasan yang lain makin menguatnya
perbuktian hari minggu dikalangan
Kristen
Roma
adalah
oleh
sebab
mayoritas pemeluk Kristen Roma adalah
berasal dari orang-orang kafir. Sebagai
pusat
utama
dari
perkembangan
pemeliharaan
hari
minggu
terjadi
karena gereja Roma telah mengambil
ukuran – ukuran teologi, sosial dan
tata cara untuk menghentikan orang
Kristen dari pemujaan hari sabat dan
sebaliknya meninggikan perbaktian hari
12
minggu saja. Secara teologi hari sabat
sudah diturunkan dari sifat yang
universal oleh upacara Musa yang
sementara, atas suara seperti yang
dinyatakan oleh Justin Marthyr bahwa
Allah sudah menentukan semata-mata
keatas yahudi sebagai “Tanda untuk
mereka sendiri bagi kerukunan yang
sudah disediakan bagi mereka karena
ketidaksetiaan mereka. Secara sosial,
hari sabat sudah dipindahkan dari hari
perayaan secara tradisi dan kesukaan
kepada hari berpuasa dan kedukaan
atau kemuraman. Peran dari Gereja
Roma
di
dalam
memulaikan
dan
mepromosikan puasa pada hari sabat
sudah
terbukti
melalui
data-data
sejarah dari Bishop Calisstus (217-222),
Hippolytus (170-236), Bishop Sylvester
(314-335), Paus Innocent I (401-417),
Augustine (354-430) dan John Cassian
(360-435). Puasa di hari sabat bukan
hanya untuk berduka karena kematian
Yesus,
tetapi
juga,
seperti
yang
dinyatakan dengan penuh simpaty oleh
Bishop
Sylvester
adalah
untuk
menunjukkan “Rasa jijik kepada orang
Yahudi-Exsercratione
judaeorum”
Kedudukan dan rasa dahaga sebagai
akibat dari puasa sudah membuat orang
Kristen menghindari “Untuk muncul dan
memelhara sabat bersama orang Yahudi,
dan mendorong mereka lebih bersunguhsungguh
dan
bersuka
kedalam
13
pemeliharaan
hari
minggu.
Secara
liturgi – Tata upacara, hari sabat sudah
dibuat atau dmasukan kedalam hari
yang bukan agama di dalam mana tidak
ada perayaan Ekaristi di izinkan sejak
mengambil
bahagian
bagi
unsurunsurnya
akan
dapat
dianggap
membatalkan puasa.
Konfensi
Angsburg
tahun
1530
adalah
juga salah satu pemicu
berkembang pesatnya perbaktian hari
minggu
“Dalam
konfesi
Angsburg
mengakui asal mula hari minggu setelah
waktu gereja Alkitab dan menerima hak
dari
gereja
untuk memperkenalkan
upacara-upacara seperti pemeliharaan
hari
minggu
tetapi
menyangkal
kekuasaan
gereja
untuk
membuat
pemeliharaan dari sesuatu hari yang
suci di dalam satu hal bahwa itu
“diperlukan untuk selamat” (Devine, Rest
for human Restlessness halaman 230)
oleh Samuel Bacchiocchi.
“ Calvin memandang hari minggu
sebagai lembaga manusia dari pada
sebagai lembaga Allah” (Buku yang sama
hal 230)
Di dalam “History For the christian
Religion”
Tulisan
calvin,
dia
menerangkan : “Itu adalah bijaksana
untuk meniadakan rakyat, hari raya
Yahudi
sudah
dihapuskan
;
dan
sebagaimana suatu perkara diperlukan
untuk menjaga kesopanan, keteraturan
14
dan
kedamaian
didalam
gereja……kekristenan mula-mula sudah
menggantikan hari sabat kepada apa
yang kita sebut hari Tuhan” (Buku yang
sama hal 230) berkenan dengan pokok
tadi maka muncullah dua pandangan
atas sifat dan asal usul hari perbaktian
pada hari minggu di mana masingmasing mempertahankan pandangan
mereka.
Pendapat pertama menyatakan bahwa
hari minggu adalah dimulaikan atas
kuasa
ilahi
pada
awal-awal
dari
kekristenan yang sedang diperingati
kebangkitan Tuhan pada hari pertama
dalam minggu. Para penyokong pendapat
ini pada umumnya hari minggu sebagai
yang sudah mengganti secara syah dari
hari
sabat,
oleh
karenanya
kedudukannya berdiri sama seperti yang
terakhir diatas hukum yang keempat.
Hal ini disokong oleh Erasmus, Theodore
Beza dan banyak lagi yang hidup
diantara abad 16-19.
Pendapat kedua tentang asal-usul
hari minggu menyatakan bahwa hari
minggu itu adalah
lembaga Gerejawi
yang berdiri sendiri dari hukum yang
keempat. Para penyokong pandangan ini
menempatkan awal hari minggu ini pada
zaman kerasulan atau setelah itu.
Alasan untuk memulaikannya mungkin
adalah pragmatis atau sederhana yaitu
untuk menyediakan waktu bebas untuk
15
perbaktian umum dan istirahat bagi para
pekerja. Pada umumnya pendapat ini
adalah mendorong jenis yang lebih
leluasa
untuk
pemeliharaan
hari
minggu, mengizinkan untuk bekerja,
olahraga dan liburan-liburan. Diantara
para penyokong pandangan ini adalah
Gereja Katolik, Luther, Calvin, William
Tyndale, Thomas Cranmer, John Milton
dan lain-lainnya yang hidup diantarea
abad 16-19.
Perdebatan antara kedua kubu tadi
nampaknya masih jauh untuk berakhir
nanti pada abad keempat barulah hari
minggu barulah menjadi hari istirahat
melalui keputusan constantine pada
tahun 321 ssesudah masehi. Mereka yang
menerangkan
pandangan
ini
menempatkan permulaan sejarah dari
hari minggu pada waktu-waktu yang
berbeda. Sebagai contoh Willy Rondorf,
beranggapan bahwa perbaktian hari
minggu mulainya berhubungan dengan
pemunculan dari kebangkitan Kristus
yang nampaknya menetapkan bentuk
dari perayaan ekaristi rencana tetap
pada setiap hari minggu.
Hilley H. Ward dalam bukunya spaceAge Sunday menyatakan bahwa hari
minggu muncul bukan sesuatu” yang
diperkirakan” saja tetapi sebagai sesuatu
lawan yang tepat untuk hari sabat” pada
suatu waktu diantara Tahun 70 sesudah
masehi, pertama dan tahun 135 sesudah
16
masehi untuk yang kedua dimasa perang
Yahudi.
Alasan lainnya pemeliharaan hari
minggu adalah berdasarkan ayat-ayat
dalam alkitab yang menuliskan tentang
pertemuan dihari pertama dalam Alkitab
perjanjian
baru
yang
menyebutkan
pertemuan dihari pertama atau hari
minggu
hanyalah
delapan
ayat
sedangkan hari sabat sebanyak 61 ayat.
Adapun
delapan
ayat
yang
menuliskan tetang hari pertama itu
terdapat dalam :
Matius 28 : 1
Markus
16 : 2
Markus
16 : 9
Lukas 24 : 1
Yohanes
20 : 1
Yohanes
20 : 19
Kisah 20 : 7
1 Korenti
16 : 2
Apabila kita membaca dan meneliti
dengan baik dan jujur tentang ayat-ayat
tadi maka disana tidak ada perintah
yang
tegas
dari
Tuhan
untuk
menjadikan hari pertama atau hari
minggu sebagai hari perbaktian.
Sangat disayangkan ada pakar-pakar
Alkitab yang coba menyamarkan akan
pengertian sebenarnya dari ayat-ayat itu
seperti yang ditulis oleh Carl E. Olsen
dan Sandra Miesel dalam buku mereka
“TIPUAN DA VINCI”
17
Halaman 151-153 yang menyatakan
bahwa : “Orang-orang Kristen dan
Perjanjian Baru beribadahpada hari
minggu atau pada” Hari Tuhan”, seperti
yang digambarkan dalam kitab wahyu
1:10 Ibadah ini untuk menghormati hari
Yesus
bangkit
dari
mati
setelah
disalibkan pada hari Jumat, Yesus
bangkit dari mati pada hari ketiga (baca
markus 16-2) hari sesudah hari sabat,
atau hari minggu. Praktik ini disebut
dalam kisa 20 : 7 Pada hari pertama,
dalam minggu itu ketika kami berkumpul
untuk memecah-mecahkan roti, Paulus
berbicara
dengan
saudara-saudara
disitu, karena ia bermaksud untuk
berangkat
pada
keesokan
harinya.
Pembicaraan itu berlangsung sampai
malam.
Dalam surat pertama kepada
Jemaat di Korintus (1 Koreti 16 : 2)
bahwa perpuluhan dan persembahan
seharusnya disisihkan pada hari-hari
pertama tiap minggu. Pernyataan Paulus
ini mengindikasikan bahwa orang-orang
Kristen
pertama
memandang
hari
sesudah hari sabat Yahudi sebagai hari
terpenting
dalam
suatu
minggu……….Hironimus (sekitar 345-420)
menulis, hari Tuihan, hari kebangkitan,
hari orang Kristen, adalah hari kita.
Hari minggu disebut hari Tuhan karena
pada hari tersebut Tuhan bangkit
dengan kemenangan bagi Allah Bapa.
Apabila kaum kafir menyebutnya” hari
18
Matahari”, kita tidak keberatan, karena
pada hari ini terang dunia dibangkitkan,
pada
hari
ini
surga
kebenaran
dinyatakan
dengan
pemulihan
sinarnya”.
Alasan inilah juga yang merupakan
pembenaran
bagi
diterimanya
lebih
banyak akan perbaktian hari minggu.
Padahal apabila diteliti lebih jauh
maksud dan arti dari ayat-ayat diatas
tadi sedikitkan tidak berbicara tentang
perintah merobah atau memindahkan
hari perbaktian dari hari sabat kepada
hari minggu, bahkan Yesuspun sebagai
Tuhan atas hari sabat tidak pernah
memberikan perintah sepatah katapun
untuk itu. Mari kita kembali meneliti
ayat-ayat tadi. Markus 16 : 2 dan
beberapa ayat lainnya dalam kitab Injil
yang
membicarakan
tentang
Yesus
bangkit pada hari pertama atau hari
minggu, apakah dalam ayat-ayat ini ada
pernyatan Yesus yang mengukuhkan
bahwa Dia (Yesus) sudah mengalihkan
hari perbaktian dan hari sabat kepada
minggu? Tidak ada sama sekali !
mengapa? Sebab Yesus sangat mengetahui
bahwa Dia sendiri adalah “Tuhan atas
hari sabat”, (Markus 2 : 28). Dia yang
melembagakan hari sabat, Dia yang
menguduskan hari sabat Dia yang
memberkati hari sabat, Dia yagn berhenti
pada hari sabat (Kejadian 2:1-3; Lukas
4:16) adalah seharusnya Dia sendirilah
19
yang harus memiliki kuasa untuk
merobahnya kepada hari pertama, atau
hari minggu, tetapi kenyatannya Yesus
tidak melakukannya karena lembaga itu
adalah kekal dan tidak bisa dirobah
sampai kapanpun.
Kisah 20 : 7 kalau mau jujur maka
pertemuan hari pertama atau minggu
tidak berlangsung di pagi hari atau
siang hari tetapi adalah pada sabat
malam seperti kalimat dalam ayat itu
berkata”…Pembicaraan itu berlangsung
sampai tengah malam”.
Kalimat sebelumnya berkata”…. Karena ia
bermaksud
untuk
berangkat
pada
keesokan harinya…” jadi besoknya, hari
minggu
Paulus
melanjtukan
perjalannya. Jadi jika berdasarkan ayat
ini perkumpulan seharusnya dibuat sabat
malam. Lebih ironis lagi paulus pada hari
minggu tidak menunggu berbakti pada
hari itu tetapi melanjutkan perjalannya.
Jika hari minggu itu sudah dirobah
disaat Yesus bangkit, mengapa Paulus
sengaja
melanggarnya?
Paulus
melakukannya karena dia tahu benar
hari perbaktian bukan pada hari pertam
atau minggu tetapi adalah pada hari
sabat, terbukti lebih banyak ayat dalam
buku kisah yang menyuruh berbakti pada
hari sabat dari pada hari minggu. Hal
itu dapat kita baca dalam Kisah 13 : 14.
dalam
ayat-ayat
ini
sangat
jelas
dinyatakan bahwa rasul-rasul dan
20
orang-orang Kristen mula-mula setelah
kebangkitan Yesus masih tetap beribadah
pada setiap hari sabat dan bukan hari
minggu.
Karenanya adalah sangat janggal
apabila orang sekaliber Carl E.Olsen dan
Sandra Miesel yang merupakan pakar
dalam bidang mereka masing-masing
bahkan sangat brilian menanggapi dan
membuka kebohongan dan Brown dalam
bukunya The Da Vinci Code adalah juga
membohongi diri mereka serta menutup
mata atas pengertian yang benar dari
ayat-ayat tadi. Apapun alasan mereka,
mereka sudah mengambil alih kekuasaan
Tuhan untuk merobah hari perbaktian
yang dimaksudkan Tuhan, yang oleh
Tuhan
sendiri
tidak
pernah
melakukannya.
Kenyataan yang samapun mereka buat
untuk 1 Korenti 16 : 2 Dalam ayat ini
tidak ada perintah untuk berbakti pada
hari pertama tetapi hanya untuk
pengumpulan uang.
Sayang sekali bahwa pemutar balikan
fakta atas ayat-ayat ini oleh orangorang sekaliber
Carl E. Olsen dan
Sandra Miesel telah menyesatkan banyak
orang kepada penerimaan hari minggu
sebagai hari kebaktian menggantikan
hari
sabat,
hari
ketujuh
yang
diperitahkan Tuhan sejak kekristenan
mula-mula sampai saat ini.
21
Demikianlah perbaktian hari minggu
dimulaikan dalam kekristenan bukan
oleh sebab alasan Alkitabiah tetapi lebih
banyak sebagai pengaruh dari Gereja
Roma pada permulaan abad yang kedua.
22
II. PROSES PERWUJUDAN UU. HARI MINGGU
SEDUNIA
Pada bahasan ini kita akan melihat
tentang
proses
perkembangan
kearah
perwujudan – perwujudan U.U. Hari minggu
untuk menajdi satu hari perbaktian dari
peritirahatan sedunia. Dalam rencana kita
harus tetap mengingat peran Geraja Roma
Katolik dan Amerika Serikat seperti yang
tertulis dalam buku Wahyu 13 : 1-18
tentang Gereja Roma dan Amerika Serikat
yang dilambangkan oleh binatang yang
keluar dari dalam laut (Wahyu 13:1-3) dan
Binatang yang keluar dari bumi (Wahyu
13:11)
Mari kita mulai melihatnya dari
awalnya hari minggu mulai diterima
dikalangan Kriten.
1. Tahun 70 & 135 AD - Dipicu
oleh
Tekanan
kekaisaran
Roma,
Pemberontakan
Yahudi
dan
keinginan
orang
Kristen dibedakan
dengan
orang
Yahudi.
2. Awal abad ke-2
- Munculnya
kelompok-kelompok
yang
menjadikan
hari
kebangkitan
Yesus sebagai hari
23
3. Maret, 321
4. Tahun 321
Tahun 336
Tuhan
hari
minggu.
- UU. Hari minggu
pertama
oleh
kaisar Konstantine
: Melarang orangorang di kota-kota
besar
dan
kecil
untuk bekerja pada
hari minggu, lebih
khusus bagi para
petani dibebaskan.
- Setelah
UU.
Konstantine maka
di
susul
dengan
rapat
Laodikea
yang
merupaakan
UU. Hari minggu
yang
dikeluarkan
oleh gereja (Roma)
yang meminta agar
orang-orang
Kristen
beristirahat
pada
hari minggu
- Melalui
Konsili
Laodekia
Gereja
Katolik
menciptakan
U.U.
menghadiri
Missa
dan
dan
berpantangan dari
pekerjaan
hina
pada
hari-hari
24
5. 3. Nopember 386
-
6. 1 Pebruari 425
-
7. Tahun 538
-
8. Tahun 585
-
25
Ahad” hal. 23-24
Dr. L. Rumbie, Roma
Catholik
Church
Tract Gutitle.
“UU.
Pelarangan
pengadilan
pada
hari
Tuhan
(Minggu)
“UU.
Pelarangan
Pertunjukan, Sirkus
dan Bioskop pada
hari Minggu”
Maklumat
Gereja
ke-3
Orleans,
melarang
bekerja
pad hari minggu
dan
mencela
Penganut
faham
sabat
Yahudi
;
melarang
“bekerja
diladang”
agar
orang
boleh
datang ke Gereja
dan berbakti”.
Maklumat
kedua
macon
dan
dikuatkan
juga
oleh
Rapat
di
Narbonne
pada
tahun
589
menyatakan
dengan
tegas
Pentingnya
9. Tahun 590-604
10.
11.
pemeliharaan hari
minggu.
- Paus
Gregory
I
melarang
orangorang
“
Untuk
membebani
lembu
atau
melakuan
Pekerjaan
yang
lain, kecuali untuk
alasan
yang
disetujui.”
Tahun 715-731
Kami
memutuskan bahwa
semua hari minggu
untuk
dipelihara
dari
kebaktian
malam
kepada
kebaktian
malam
dan
semua
pekerjaan yang tak
sesuai dengan UU.
Haruslah
dihentikan”.
Tahun 758
Dekrit
dari
Charlemagne
mengatakan bahwa
pekerjaan
yang
luar
biasa
pada
hari
Tuhan
(minggu) di larang
bila itu melawan
hukum
yang
26
12.
keempat, terutama
bekerja di ladang
atau kebun anggur
yang mana sudah
dijalankan
oleh
konstantine.
Tahun 789.
UU. Capitularies
dari Charlemagne
“Kepada
Bishop,
kepada semua : dan
kami
menyatakan
sesuai dengan apa
yang
diperintahkan
Tuhan juga oleh
hukum,
bahwa
pekerjaan
yang
bersifat
menghambakan diri
jangan dilakukan
pada
hari-hari
Tuhan juga oleh
hukum,
bahwa
pekerjaan
yang
bersifat
menghambahkan
diri
jangan
dilakukan
pada
hari-hari
Tuhan
(minggu)
dan
sebagaimana
diperintahkan
menjadi
berkat
27
peringatan
oleh
bapaku
dialam
maklumat
sinodenya, bahwa,
agar
laki-laki
janganlah
mengerjakan
pekerjaan
pedusunan
seperti
menanam anggur,
membajak
di
ladang, dan lainlainnya.
Seperti
juga wanita tidak
boleh
menenun,
dan
lainlainnya,……sebalik
nya didalam segala
hal penghormatan
dari istirahat pada
hari
Tuhan
(minggu) haruslah
dipelihara,
tetapi
biarlah
mereka
datan
bersamasama dari segala
tempat ke gereja
untuk merayakan
misa, dan memuji
Alalh
didalam
segala
perkara
yang
baik
yang
mana
sudah
28
13.
14.
dibuatNya
untuk
ktia pada hari itu”.
Tahun 1560
Konfesi Augsburg
(XXVIII-60)
“Meskipun demikian,
karena
memang
perlu
ditentukan
satu hari tertentu
supaya
orang
mengetahui kapan
mereka
harus
berhimpun,
maka
Gereja
Kristen
menentukan
hari
minggu.
Gereja
lebih
cenderung
dan
lebih
suka
melakukan
ini,
supaya
orang
banyak mempunyai
satu
contioh
tentang
kemerdekaan
orang Kristen dan
mengetahui bahwa
mereka tidak perlu
memelihara
hari
sabat atau hari
lainnya”.
Tahun 1610
Koloni
di
virginia
memulaikan
UU.
29
15.
Yang
melarang
kegiatan di hari
minggu
termasuk
partisipasi
dalam
pelayanan
kebaktian
dan
batasan
pada
beberapa hal yang
berhubungan
dengan moral.
Mei 1650 :1656 Catatan
Yurisdisksi
dari
New Haven dan
Kode New Haven
menyatakan
“Barang siapa akan
menajiskan
akan
hari
Tuhan
(minggu)
atau
sebahagian
dari
padanya,
apakah
pekerjaan
menghambakan
atau
olahraga
yang
tak
sesuai
dengan
hukum,
rekreasi, atau yang
lainnya,
apakah
dengan
sengaja
atau
kelalaian,
akan
dikenakan
denda, dimasukan
dalam penjara atau
30
16.
hukuman
sesuai
dengan
pelanggarannya
dan
dinyatakan
berdosa
dan di
lawan. Tetapi bila
pengadilan setelah
memeriksa dengan
teliti
dan
mendapatkan bukti
yang
memuaskan
bahwa
dosa
itu
dibuat
dengan
kesombongan
takabur
dan
sengaja melakuakn
melawan perintah
dan kekuasaan dari
Allah yang baik
maka orang yang
seperti
itu
yang
menghina
Tuhan
haruslah di buhuh,
agar
yang
lain
boleh
menjadi
takut dan gentar
melakukan
hal
yang
menghina
seperti itu.
Tahun 1763
UU. Charles IIUU.
Ini
menjadi
model
pembuatan
UU. Yang sama di
31
17.
18.
Amerika. UU. Ini
melarang pekerjaan
duniawi,
usaha,
atau bekerja sesui
dengan permintaan
yang
luar
biasa
pada
hari
Tuhan……atau
yang
berteriak,
pamer
atau
membuat
secara
terbuka penjualan,
karya-karya, alatalat,
barangbarang
bergerak
dan
sebagainya”.
(UU. Ini hampir dua
abad
berlaku
di
Inggris)
Tahun. 1952 UU hari minggu
di Kanada UU. Ini di
bahagi dalam 11
poin
dengan
bahagianbahagiannya yang
menyatakan
tentang
hal-hal
yang
tak
dapat
pada hari Tuhan
(Minggu).
29 Mei 1961
“Mahkamah
Agung
Ameirka
32
19.
20.
Serikat menyetujui
UU. Maryland yang
tidak mengizinkan
berbagai
kegiatan
dilakukan
pada
hari
Tuhan
(minggu) termasuk
menjual
berbagai
barang
(barangbarang,
buahbuahan,
rempahrempah,
barang
bergerak
dan
sebagainya)…
dalam UU. Ini juga
disebutkan
agar
tidak memaksakan
UU.
Ini
kepada
kelompok
minoritas
(sampai
kapan ? - penulis)
Tahun 1974
UU. Mengizinkan
setiap
kota
dan
wilayah (Kabupaten
untuk
Indonesia)
hak
untuk
menunda
atau
tetap kepada UU
Hari Minggu,
Tahun 1988
Satu
kelompok
pengusaha
laut
Virgina
33
21.
memprakarsai
penghentian
UU.
Hari
Minggu
di
negara
bagian
Virginia.
- Akibatnya
pengadilan Tinggi
Virginia
membatalkan
UU.
Yang
melarang
kegiatan di hari
minggu
karena
sejumlah
pengecualiansudah
merobah
mereka
dari
UU.
Secara
general kepada UU.
Yang
khusus
karena UU. Khusus
adalah
dilarang
oleh
konstitusi
negara bagian.
Tahun 2004
Sampai
dengan
tahun ini usaha
dari
para
pembuatan hukum
Virginia
untuk
membersihkan
negara
dari
menanamkan
UU.
Hari Minggu yang
ketinggalan itu.
34
- Menghasilkan
perkenan
kembali
dari
peraturan
pemberian hak bagi
pegawai
untuk
meminta istirahat
24
jam
setiap
minggu (sabtu atau
minggu).
Bila
pengusaha menolak
mereka
akan
dikenakan
denda
atau mereka harus
membayar gaji tiga
kali
lipat
sesuai
dengan
aturan
tenaga kerja.
- “Kesalahan” aturan
ini
menyebabkan
menyebarnya
secara
luas
kelumpuhan
atau
ketakutan
besar
kepada
para
pengusaha.
- para
pekerja
diseluruh
Virgina
mulai
menyampaikan
kepada
para
pengawas
mereka
untuk
tidak
datang
bekerja
pada hari minggu.
35
22.
23.
- Hakim
mengeluarkan
90
hari
aturan
darurat
untuk
menghalangi
UU.
Yang baru itu
14 Juli 2004
Rapat
khusus
yang
diadakan
oleh
Gubernur
untuk memperbaiki
kesalahan
besar
dan
langsung
memperbaiki UU. Itu
hasilnya
dampaknya segera
terasa.
- Seminggu
saja
setelah
perbaikan
itu
bermunculanlah
berbagai artikel di
semua surat kabar
utama
menyuarakan
kuasa
konsumerisme
keatas “Hari sabat”
1 Agustus 2004
Elpasotimes. Com
News
memuat
kesalahan
menyebabkan
penduduk Virginia
36
24.
25.
26.
27.
mengambil
libur
hari minggu, tetapi
jendela kesempatan
itu segera ditutup
disaat UU. Untuk
menarik kembali UU
atas
mengiakan
bagi Kansumerisme
Amerika.
18 Juli
Indiana
Times
menulis
:
“Hari
minggu
mencair
hanya
sebelum
sepekan
berlakunya”
18 Juli
Seattle
Times
menulis pertanyaan
: “Didalam dunia
tanggal 24/7 ini,
apakah
hari
minggu
masih
istimewa?
13 Juli
Washington
Times
menulis
:
“masyarakat yang
tegang
dapat
menggunakan hari
minggu
untuk
istirahat”.
9 Agustus
CBS Jackson Ville
37
28.
mencatat
:
“Mungkin UU Hari
Minggu”
yang
tua…..UU
yang
digunakan
untuk
toko-toko
dan
usaha
lainnya
ditutup pada hari
minggu…..
kemungkinan
mereka
(UU
itu)
tidak begitu gila
lagi
untuk
keseluruhannya.
11 Agustus
The
Daily
Tribune News. Satu
surat kepada Editor
menanyakan
tentang” nilai-nilai
keluarga”
dan
bagaimana
dapat”
Nilai-nilai
tradisi
kelaurga
diwariskan kepada
generasi
berikut
apabila para orang
tua hari ini secara
harafiah
dalam
sebulan
kurang
berhubungan
dengan anak-anak
mereka
selama
setahun dari pada
38
29.
orang tua mereka
pada
25
tahun
yang silam?
2 Agustus
Time Magazines
memuat
artikel
dan’ Nancy Gibbs.
“Apabila Jiwamu tak
memiliki
hari
minggu, itu akan
menjadikan Yatim
- Albert
schwaitzer
Berkata : “Apakah
yang hilang bila
hari minggu hanya
menajdi seperti hari
yang
lainnya?
…..Waktu berbakti,
mengambil
waktu
dengan
keluarga
dan sahabat atau
dengan
hanya
beristirahat
dari
pekerjaan
pada
hari
minggu.
Adalah masuk akal
dan tetap masih
masuk akal sampai
pada saat ini.
- Paus John Paul II
malah
menulis
dalam
surat
Kerasulannya
dalam
membela
39
30.
A. Polandia
9 Desember 1999
hari
minggu”
Ketika hari minggu
kehilangan
arti
dasarnya
dan
hanya
menjadi
bahagian
dari
akhir
minggu
seperti
biasanya,
Paus
menulis,
“Orang akan tetap
terkunci
didalam
pemandangan yang
begitu
terbatas
yang mana mereka
tidak dapat lagi
seterusnya melihat
surga .
Eropah Akhir
Milenium ke II &
awal Milenium KeIII
- Polandia
mempertimbankan
pelarangan
berbelanja
pada
hari minggu.
- “Aksi
solidaritas
pemilihan
(AWS)
sebagai
Pantai
Mitra
yang
memerintah
Polandia, berusaha
untuk
melarang
40
jual – beli pada hari
minggu.
- Hasil
riset
mewujudkan 60 %
warga
Polandia
menghendaki hari
berbelanja adalah
hari minggu.
- Kelompok
pelarangan
tadi
adalah didominasi
oleh
pemimpinpemimpin
katolik,
banyak dari antara
mereka berasal dari
perserikatan
dagang,
adalah
merasa
sangat
alergi
untuk
mengembangkan
gaya
hidup
kebaratan di tanah
air
dari
BWS.
Alasan
mereka
adalah
menggunakan
alasan
agama
(Ingatlah
akan
hari
sabat,
dan
kuduskanlah akan
dia)
sebagaimaan
baiknya
juga
dengan
sosial
ekonominya…..
41
Oktober 2001
- Kenyataannya
dasar atau alasan
mereka
itu
berdasarkan
dari
hukum
ketiga
dalam
sepuluh
hukum
hasil
penafsiran mereka
dimana disebabkan
tentang hari sabat
(Minggu).
Dalam
sepuluh
hukum
Allah, hari sabat
adalah
hukum
yang keempat.
- Pembuat
UU.
Polandia
mengusulkan
rancangan naskah
yang memintakan
agar
toko-toko
tetap ditutup apda
hari
minggu
di
dalam melindungi
orang-orang
di
paksa bekerja pada
hari
minggu,
sebagai
hari
istirahat Kristen.
- Naskah
ini
diprakarsai oleh 21
deputi
yang
disokaong
oleh
Bishop Polandia.
42
20 September 2001 - Warsaw
Voice
menulis : ingatlah
kode bekerja hari
sabat menyatakan
peraturan
buru
yang mengizinkan
hanya
toko-toko
kecil
dengan
pekerja lima orang
atau kurang dari
padanya
untuk
dibuak pada hari
minggu dan harihari rayat presiden
menentang naskah
ini.
- Akibatnya presiden
dikritik
oleh
pemimpin Pemimpin
Gereja
seperti
pernyataan
dari
Bapa Jesuit Adam
SzuleJurubicara
Bishop
Polandia
“Veto
atau
penolakan
itu
berlawanan
dengan 10 hukum
dan tradisi lama
dari bangsa kita.
- Selanjutnya
dia
mengatakan
:
Penolakan
itu
tidak
akan
43
4 Oktober
menolong
Gereja
Katolik,
teristimewa
bagi
mereka
yang
bekerja
di
Supermarket, untuk
memelihara
sifat
yang khusus dari
hari
minggu
sebaliknya
untuk
memaksa
mereka
untuk bekerja.
- Presiden
polandia
tetap menjalankan
keputusannya demi
menjaga
16000
orang kehilangan
pekerjaan mereka….
dan mencegah dari
kesukaran ekonomi
dan
beban
bagi
anggaran
sesama
bagi
tunjangan
asuransi,
- Bishop
mengirim
surat
kepada
presiden Polandia,
menyatakan bahwa
membuka
Toko
dihari
minggu
adalah
melawan
kebebasan
beragama
dan
menyababkan
44
“pertentangan
angan-angan hati
yang serius” bagi
penganut katolik.
Ditambahkan
bahwa
jaminan
secara hukum bagi
perayaan
hari
minggu
adalah
harga mati, unsur
universal
dari
warisan
rohani’
Gereja” dan dengan
mengabaikannya
dapat”
menuntun
kepada
berkurangnya dari
rasaikatan
keluarga
dan
kepada
berbagai
penyakit
31.
B.
Pemimpin
Katoik
Korasia
melarang membuka
toko
pada
hari
minggu
10 September 2003 - CW
News.
Cam
/Zagreb menulis :
UU. Tenaga kerja di
Kroasia
adalah
digunakan
untuk
menindas
ribuan
warga,
pemimpinpemimpin
katolik
45
yang bertanggung
jawab.
- Uskup besar Ivan
Prendja,
presiden
dari
Croatiane
Catholic
Charity
Caritas dan Bozo
Vuleta
dari
lembaga
untuk
budaya Perdamaian
membuat
satu
pernyataan dalam
sebuah surat yang
dikirimkan kepada
perdana
menteri
Ivica Racan. Dalam
surat
itu
disertakan
petisi
untuk
memohonkan
untuk
melarang
toko-toko
dibuka
pada hari minggu.
- Menurut
UU
perburuhan
Kroasia,
hari
minggu
adalah
hari
libur,
dan
karenanya
tokotoko
haruslah
ditutup.
- Tetapi
di
tahun
2001
menteri
ekonomi
telah
46
mengeluarkan
peraturan
lokal
untuk
membuat
keputusan mereka
sendiri
untuk
waktu pembukaan
toko. Peraturan ini
telah
menuntun
kepada perlawanan
atas roh dari UU.
Itu.
- Pemerintah Kroasia
sendiri tidak setuju
dengan pembukaan
toko
di
hari
minggu
tetapi
memilih jalan atau
strategi
memberi
rasa kecewa dan
tidak
mendorong
dari pada dengan
secara
langsung
memberi larangan.
- Sokongan
pelarangan
pembukaan toko di
hari
minggu
di
tanda
tangani
oleh
K.l.300.000
orang mewakili 1
dari
15
warga
Kroasia
- Sekarang
pelarangan
juga
47
32.
datang
dari
berbagai kelompokkelompok berkuasa
seperti perserikatan
dagang,
badan
kerajinan,
para
pedagang, anggota
parlemen
dan
menteri pemerintah
dan
menteri
kerajinan tangan.
Kanada 2 Nop’2004 EWT
NEWS
“Orang-orang Nova
Scotia memutuskan
menetang
berbelanja
pada
hari minggu.
- 2 Nopember 2004 CNA
“Mayoritas
penduduk
Nova
Scotia memutuskan
“Tidak
ada”
Berbelanja
pada
hari minggu.
- Kota
di
Newfoundland
menghendaki
UU
hari
minggu…..
mereka menhendaki
agar
membuka
toko-toko di ahri
48
33.
34.
minggu
adalah
ilegal.
Inggris Ada
masyarakat
yang
menamakan
diri
“Masyarakat
pemelihara
hari
Tuhan”
- Mereka
mau
mengundang
–
Undangkan hukum
manusia-sabat yang
dikuduskan
oleh
manusia
bukan
Hukum Allah dan
sabat
yang
disucikan
oleh
Allah.
13 Pebruari 2005
Worldnet Daily
- Rev John Macleod,
Free
Presbyterian
dari
Scotlandia
menulis
“…..
Bencana
alam
seperti tsunami ;
terjadi hari Tuhan
( hari minggu), hari
yang
Allah
sendirikan
untuk
dipelihara
di
seluruh
dunia
sebagai
hari
istirahat yang suci
49
35.
dari
semua
kegiatan
dan
rekreasi.
- Ronald
Williams
dari Gereja Baptis
menulis
berkenan
dengan
hari
minggu
:
“Penodaan,
pelecehan
atau
pengabaian
hari
Tuhan
pasti
membawa hukuman
dari Allah keatas
bangsa-bangsa dan
pribadi sama seperti
melawan bahagian
hukum
meralnya
yang lain. Ronald
mengatakan bahwa
perjanjian
yang
baru
dan
kebangkitan Yesus
sudah
merobah
dari sabat kepada
hari minggu, dan
ini harus beraku
terus sampai akhir
dunia.
Siapa yang berada di
balik
semua
rencana ini?
- Surat
kerasulan
Paus John Paul II
50
tentang
hari
minggu
–
Pada
bulan
Mei
1998
“Oleh kemenangan,
juga
didalam
situasi
sekitar
waktu kita saat ini,
orang-orang
Kristen
secara
alami
haruslah
berjuang
bagi
memastikan bahwa
UU
sipil
menghargai
kewajiban
mereka
untuk memelihara
hari
minggu
sebagai hari yang
kudus”
“ Perkumpulan hari
minggu
adalah
tempat
yang
memberikan
kesempatan
bagi
kesatuan….
Yang
menandai
gereja
sebagai umat yang
berkumpul di dalam
kesatuan dari Bapa,
anak
dan
Roholkus.
Untuk
keluarga
Kristen,
perkumpulan hari
minggu
adalah
51
merupakan
pernyataan
yang
paling utama dari
Identitas mereka…
menerangkan
tentang
alasan
penting
dibalik
kewajiban
secara
alamiah
dari
aturan itu”
“
Hari
minggu
muncul
sebagai
hari yang paling
utama dari iman
kita… memberikan
banyak arti, dan
itu
menghubungkan
dengan dasar yang
paling kokoh dari
iman,
dimana
perayaan
hari
minggu
Kristen
adalah
tetap,
sampai
pada
memasuki milenium
ketiga
adalah
merupakan
unsur
yang
sangat
dibutuhkan
bagi
identitas Kristen UU. Kanon bagian
29
52
53
III. PENGINGKARAN IMAN
Dalam buku “Rome’s Challenge” dengan
sub titelnya why do Protestants Keep
Sunday” yang isinya semua diambil dari
tulisan Chatholic Mirror tanggal 2, 9,16,
23 September 1893 serta catatan editor dan
pasal tambahan I dan II menuliskan dengan
jelas bagaimana perbaktian hari minggu itu
adalah merupakan hasil perobahan yang
dibuat oleh Gereja Katolik oleh karena
kekuasaan yang ada padanya, dan bukan
produk dari Gereja-Gereja Protestan. Untuk
yang satu ini Gereja Katolik dengan rasa
bangga menyatakannya seperti yang ditulis
oleh Kardinal Gibbons dalam bukunya “The
Catholic Mirror, 23 September 1893 berikut
ini “Gereja Katolik untuk selama lebih dari
seribu tahun sebelum protestan lahir,
dengan kekuatan tugas ilahinya, telah
mengubah hari sabtu menjadi hari minggu.
Dunia Protestan pada waktu baru lahir
merasa bahwa hari sabat kristiani masih
terlalu keras untuk diterobos, karena itu
mereka terima saja dulu yang artinya
menerima kuasa gereja itu untuk mengubah
hari itu selama tiga ratus tahun lebih.
Hari sabat kristiani pada dewasa ini
adalah turunan Gereja Katolik yan diakui
sebagai
pasangan
Roh
Kudus
tanpa
perlawanan dari pihak Protestan”.
Pernyataan kardinal Gibbons ini
dikuatkan oleh Buku” The Controversial
Catechism” halaman 124-125 oleh Stephen
54
Keenan terbitan Burns & Dates, London
tahun 1896 yang menyatakan kekuasaan
gereja dalam merobah hari itu sebagai
berikut : “Jika seandainya ia (Gereja Katolik)
tidak berkausa, ia tidak berbuat itu, hal
mana
semua
agamawan
modern
menyetujuinya—seharusnya
ia
tidak
melembagakan pemeliharaan hari minggu,
hari pertama dalam minggu itu sebagai
pengganti hari sabtu, hari ketujuh….yang
penggantiannya tidak didasarkan atas
Alkitab”
Pernyatan ini adalah dari gereja
katolik sendiri dimana oleh Gereja Katolik
sendiri dimana oleh Gereja Protestan
menertawakannya seperti ditulis oleh John
L. Stoddard dalam bukunya “Rebuilding a
lost faith” halaman 80 terbitan J. P
Kennedy & Sons, New York 1922” berikut. :
“Sering Gereja protestan menertawakan
kekuasaan tradisi Gereja, dan menyatakan
bahwa mereka hanya mengikuti petunjuk
Alkitab ; namun mereka juga telah dipimpin
dan diarahkan oleh kebiasaan Gereja yang
lama, tidak didasarkan atas Alkitab, tetapi
hanya bergantung pada tradisi gereja saja.
Suatu contoh yang sangat menyolok
mengenai ini adalah sebagai berikut :
Perintah dalam sepuluh hukum itu ialah
“Ingatlah dan kuduskanlah hari sabat”,
dan hukum itu dijalankan oleh orang
Yahudi ribuan tahun lamanya tetapi hari
sabat yang Allah perintahkan supaya kita
pelihara adalah hari sabtu. Namun siapkah
55
umat Katolik dan Protestan, kecuali satu
atau dua aliran seperti Baptis hari ketujuh,
yang memelihara hukum itu sekarang?
Tidak ada, mengapa begitu? Alkitab yang
dinyatakan dituruti oleh protestan itu
tidak memberikan izin untuk penggantian
hari ketujuh itu menjadi hari pertama dari
minggu itu. Kalau begitu, apakah dasarnya
mereka (Gereja Protestan) berbuat demikian?
Sudah jelas berdasarkan kekuasaan dari
Gereja Katolik yang mereka tinggalkan dan
yang tradisinya mereka kutuki”.
Melalui peryataan tadi dapat kita
simpulkan
bahwa
Gereja
protestan
menentang segala bentuk tradisi yang ada
dalam
Gereja
Katolik,
tetapi
pada
prakteknya banyak hal yang ada dalam
gereja protestan adalah sama dengan yang
ada digereja Katolik, yang sudah lebih
dahulu melakukannya karena kuasa dari
Gereja itu, seperti pemeliharaannya hari
minggu, hari minggu paskah, Baptisan
Percik dan lain-lainnya.
Melihat kenyataan ini, maka adalah
sangat tidak masuk akal bahwa Gereja
Protestan
yang
sejak
dari
awal
kemunculannya sudah berkomitmen penuh
menjadikan Alkitab sebagai satu-satunya
aturan iman, tetapi dalam prakteknya
mereka menyangkalnya padahal seperti
Martin
Luther,
Pembaharu
besar,
menyatakan bahwa ukuran iman adalah
“SOLA
SCRIPTURA”-“
HANYA
ALKITAB,
SELURUH ALKITAB, TIDAK ADA YANG LAIN
56
SELAIN ALKITAB”, dimana semboyan inipun
merupakan fundasi iman utama dari Gereja
Prostestan.
Dengan
Gereja
Protestan
menyatakan bahwa hanya Alkitab satusantunya ukuran iman kristiani mereka,
maka mereka sendiri membuat diri mereka
diadili oleh aturan iman mereka sendiri
dan dinyatakan bersalah. Jikalau Gereja
Protestan jujur dengan sola scriptura
mereka, maka mereka haruslah berbakti
pada hari sabat, hari ketujuh sesuai dengan
aturan Alkitab dan bukan hari minggu.
Terbukti mereka melanggar janji mereka
sendiri. Begitupun dalam beberapa ajaran
Alkitab seperti baptisan, makanan dan lainlainnya.
Ketidak
konsistennannya
protestan di dalam pengakuan iman mereka
membuat mereka tidak berdiri diatas dasar
yang
kokoh,
dan
Gereja
Katolik
menyatakan bahwa Gereja Prostetan hanya
mengikuti kekuasaan mereka terutama
dalam pemeliharaan hari minggu. Dalam
buku “Rome’s Challenge” Halaman 27 di
tulis : “…Gereja Katolik menuduh para
penganut Protestan, dan atas mana
mendakwa jalannya Protestan populer
adalah
tidak
dapat
dipertahankan,
bertentangan dalam diri sendiri serta
bunuh diri”.
Adalah suatu hal yang sangat
memalukan melihat apa yang sedang
dilakukan oleh Gereja Protestan dewasa
ini. Mereka yang pada zaman reformasi
memerotes atau menentang secara vokal
57
dan berani penyelewengan Gereja Katolik
atas Alkitab dan bahkan banyak yang
menjadi
martyr
demi
membela
“Sola
Scriptura”,
dewasa
ini
mengulurkan
tangan-menyerah kepada rencana Gereja
katolik untuk menyatu dan melupakan
berbagai perbedaan ajaran dalam Alkitab.
Dengan langkah-langkah ini, seperti yang
terlihat melalui pergerakan Oikumene,
karismatik, persekutuan doa yang dikemas
dalam
berbagai
bentuk
“pelayanan
independent”
–
“Independent
Ministry”
dengan
tak
memandang
dari
mana
ajarannya, yang penting percaya Yesus.
Padahal belum tentu mereka yang menyebut
percaya kepada Yesus adalah murid sejati
Yesus karena Alkitab pun menyatakan
“Setanpun percaya dan gemetar” Yakub 2:19.
Pengikut sejati dari Yesus akan
dikenal dari pada buah-buahnya – Matius 7
: 16 “Dari buahnyalah kamu mengenal
mereka”
Bagaimana mereka menyebut percaya
keapda Yesus tetapi tidak menjadi pelaku
firmanNya? Rasul Yakobus berkata dalam
Yakobus 1 : 22 “Tetapi hendaklah kamu
menjadi pelaku firman dan bukan hanya
pendengar saja; sebab jika demikian kamu
menipu diri sendiri”.
Banyak orang boleh berkata “Percaya”.
Percaya kepada Yesus ; Percaya kepada
ajaran Yesus dan sebagainya tetapi tidak
melakukannya adalah penipu kata yakobus.
58
Percaya,
Alkitab
mengajarkan
agar
menjaga tubuh kita ini dari hal-hal yang
akan merusak tubuh, karena tubuh adalah
kaabah roh, tetapi tetap melanggarnya
dengan
rokok,
minuman
keras,
dan
makanan yang dilarang Allah. Percaya
bahwa sepersepuluh dari pendapatan kita
harus
dibawa
kepada
Allah,
tetapi
bukankah
banyak
yang
tidak
melakukannya. Alkitab menyatakan bahwa
hari perbakatian adalah hari sabat tetapi
banyak yang memelihara hari minggu
ciptaan
manusia,
dan
sebagainya.
Bukankah ini menipu dan mengingkari
aturan iman gereja protestan yaitu sola
scriptura?
Jelaskan bagi kita bahwa percaya
kepada Yesus belum menjadi jaminan sebagia
anak Allah yang sejati. Firman Allah jelas
mengatakan bahwa “bukan setiap orang
yang berseru kepadaku : Tuhan, Tuhan!
Akan masuk kedalam kerajaan surga,
melainkan dia yang melakukan kehendak
Bapa-ku yang disurga” Matius 7 : 21.
Nabi Yesaya mengatakan dalam kitab
Yesaya 8 : 20 “Carilah pengajaran dan
Kesaksian! Siapa yang tidak berbicara sesuai
dengan perkataan itu, maka baginya tidak
terbit fajar”. Alkitab terbitan L.A. I. 1970
menuliskan ayat tadi seperti berikut : “Akan
torat dan assyahadat, barang siapa yan
berkata-kata
tidak
setuju
dengan
perkataan itu, sekali-kali tiada akan terbit
fajar baginya!
59
Melihat kepada ayat-ayat tadi maka
percaya yang benar adalah percaya yang
melakukan
kehendak
Tuhan
yang
dinyatakan dalam firmanNya dan bukan
sekedar percaya, tetapi tidak melakukan
banyak hal yang diperintahkan oleh
Tuhan.
Gereja
protestan
yang
pada
hakekatnya
haruslah
menghidupkan
aturan iman mereka satu-satunya yatiu
Alkitab – “Sola Scriptura”, merekalah yang
sengaja menutup mata dan melanggarnya.
Ini adalah merupakan pengingkaran atau
pembelotan
iman
yang
bertentangan
dengan angan-angan hati mereka sendiri.
Alasan apapun yang mereka akan
berikan untuk membela pendirian mereka
adalah tidak berdasar sama sekali.
Hanya ada satu perlindungan yang
aman dari Gereja Protestan yaitu punya
kejujuran dan keberanian untuk kembali
kepada basis iman sebenarnya yaitu “Sola
Scriptura” – “Hanya Alkitab, seluruh
Alkitab, tidak ada yang lain selain Alkitab”,
sebagai “Aturan Iman”- “Rule of faith”.Siapa takut !
60
IV. HARI SABAT ALKITAB
ADALAH KEKAL
Cerita-cerita dongeng dengan mudah
diterima sebagai kebenaran bilamana itu
berada disekeliling kita dalam waktu yang
lama. Misalkan saja laba-laba. Sekitar
tahun 150 S.T.M, Aristotel, filsuf Yunani,
mengelompokkan
laba-laba
adalah
binatang berkaki enam. Sejak itu, selama
abad 20, orang mempercayai bahwa labalaba adalah binatang berkaki enam. Tak
seorangpun
yang
peduli
untuk
menghitungnya. Labih dari pada itu, siapa
yang mau menantang Aristotel yang hebat
itu?
Datanglah Lamarck, seorang ahli
ilmu
hayat dan
pencinta
alam. Ia
menghitung dengan teliti kaki laba-laba
itu. Cobalah terka, berapakah jumlah kaki
laba-laba itu? Tepatnya adalah delapan!
Cerita dongeng yang selama ini sudah
diajarkan
sebagai
kebenaran
untuk
berabad-abad lamanya diruntuhkan oleh
karena Lamarck mau sibuk menghitungnya.
Copernicus yang memiliki pemikiran
bebas, seorang Polandia, pernah juga
menantang
satu
“kebenaran”
yang
dipercayai
oleh
orang-orang
yang
menamakan
dirinya
“ilmuwan”
pada
zamannya. “Mataharilah, dan bukan bumi,
yang menjadi pusat tata surya” katanya.
Orang-orang didalam gereja menyatakan,
61
“Hal itu tidak bisa demikian! Engkau tidak
bisa mengubah keadaan langit milik Allah.”
Akan tetapi Copernicus bukanlah merubah
langit milik Allah itu. Ai hanyalah
menyatakan kebenaran dan menjelaskan
satu kepalsuan.
Masih banyak lagi contoh kepalsuan,
baik dari segi ilmu pengetahuan dan lain
sebagainya. Banyak orang yang sudah
mempercayai selama ini. Walaupun tidak
semuanya
berakibatkan
kritis
karena
menerima kepalsuan-kepalsuan dibidang
ilmu pengetahuan, namun kepalsuan di
bidang agama akan mengakibatkan hidup
atau matinya orang tersebut. Dengan kata
lain, sehubungan dengan perkara-perkara
yang kekal maka kesanggupan untuk
membedakan antara fakta dengan fiksi,
kepalsuan
dengan
kebenaran
adalah
sangat penting.
Akan
tetapi
bagaimanakah
kita
mengetahui yang manakah kepercayaan
agama yang palsu dan mana yang benar?
Bagaimanakah kita dapat membedakan
antara fakta-fakta keagamaan yang nyata
dengan yang fiksi? Apakah yang menjadi
sumber otoritas kita?
Tanpa
diragukan,
Allah
sajalah
sumber otoritas kita yang terakhir. Dan
Alkitablah sebagai catatan firman-Nya. Di
dalamnya berisi kebenaran kekal yang
tidak dapat berubah. Dengan mempelajari
Firman Allah, kepalsuan di bidang agama
62
yang
sudah
dipercayai
berabad-abad
lamanya akan dinyatakan.
Kitab Wahyu menyatakan dengan
tepat adanya kepalsuan itu. Pekabaran
besar yang menyediakan anak-anak Allah
bagi kedatangan Tuhan itu terdapat dalam
Wahyu 14:6-12. kita membaca kata-kata ini
diayat 7:
“… Takutlah akan Allah dan
muliakanlah Dia, karena telah tiba saat
penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia
yang telah menjadikan langit dan bumi
dan laut dan semua mata air”.
Pada pembacaan yang pertama, ayat
ini kelihatannya tidak menyatakan sejenis
kepalsuan di bidang agama. Akan tetapi
marilah kita jelaskan lebih lanjut.
Pekabaran
tentang
dekatnya
penghakiman Allah tersebut sangatlah
penting
sehingga
Allah
menggambarkannya
sebagai
pekabaran
yang dibawakan oleh tiga malaikat yang
terbang dengan cepat dari tahta-Nya di
tengah-tengah langit ke seluruh dunia.
Pekabaran itu patut dibawakan dengan
cepat seperti api yang menjalar menjilat
belukar yang kering, kepada semua bangsa,
suku, bahasa dan kaum (ayat 6). Pekabaran
ini harus menjangkau semua batas wilayah
bumi ini. Hal itu akan menjembatani segala
kelompok budaya dan bahasa. Ketika
penghakiman surga yang terakhir semakin
dekat, Wahyu 14 ayat 7 denga tegas
63
mendesak semua umat manusia agar
kembali untuk menyembah Sang Pencipta.
Akan tetapi agar dapat kembali
kepada
penyembahan
terhadap
Sang
Pencipta itu, kita harus memahami apa
artinya terlebh dulu. Dasar peribadatan
adalah menyadari kenyataan bahwa
kita adalah makhluk ciptaan bukannya
pencipta. Sebab yang utama mengapa Allah
layak menjadi sasaran peribadatan kita
yang
tertinggi
adalah
karena
Ia
menciptakan kita. Wahyu 4 : 11 menegaskan
:
”Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau
layak menerima puji-pujian dan hormat
dan
kuasa;
sebab
engkau
telah
menciptakan segala sesuatu; dan oleh
karena hendak-Mu semuanya itu ada dan
diciptakan”.
Di zaman dimana hipotesa yang
bersifat evolusi telah menguasai dunia ilmu
pengetahuan dengan hebatnya, Alkitab pun
telah mengirimkan satu pekabaran untuk
memanggil semua orang untuk menyembah
Kristus sebagai Pencipta. Efesus 3:9-11
memberikan pengertian yang penting itu
sebagai berikut :
“… dan akan menerangkan kepada
orang
sekalian
bagaimana
halnya
menjalankan
rahasia
yang
telah
beberapa zaman lamanya tersembunyi di
dalam Allah, yang menjadikan semesta
64
sekalian,… menurut seperti maksudnya
yang kekal, yang ditetapkan-Nya di
dalam
Kristus
Yesus,
Tuhan
kita”.
(Alkitab Terjemahan Lama) (lihat juga
Kolose 1:13-17).
Bagaimanakah
segala
sesuatu
diciptakan? “Oleh Yesus Kristus!” Pekabaran
yang berkumandang terus di zaman akhir
ini, yang mengajak semua orang dimanapun
ia berada, untuk “menyembah Dia yang
menjadikan langit dan bumi”, adalah satu
pekabaran yang memanggil semua orang
untuk menyembah Yesus Kristus sebagai
Pencipta.
Bagaimanakah
caranya
seseorang
dapat menyembah Kristus sebagai pencipta?
Apakah Ia meninggalkan satu tanda
peringatan
akan
karya
ciptaan-Nya?
Apakah tanda peringatan penciptaan-Nya
itu?
Apakah kita membuka kitab Keluaran,
disana kita dapati, pada pusat Hukum
Allah itu –yaitu Sepuluh Firman—satu
tanda peringatan sehubungan dengan
kuasa ciptaan-Nya. Itu adalah tanda
peringatan yang, bilamana diingat, akan
tetap terpelihara dengan segar diingatkan
kita bahwa Dialah Pencipta dan kita
adalah
makhluk
ciptaan-Nya.
Tanda
peringatan ini dijelaskan dalam Keluaran
20:.8-11 sebagai berikut:
“Ingatlah kamu akan Hari Sabat,
supaya kamu sucikan dia. Bahwa
65
enam hari lamanya hendaklah
kamu bekerja dan mengerjakan
segala pekerjaanmu; tetapi hari
yang ketujuh itulah sabat Tuhan,
Allahmu, pada hari itu jangan
kamu bekerja, baik kamu, atau
anakmu laki-laki, atau anakmu
perempuan, atau hambamu lakilaki, atau hambamu perempuan,
atau
binatangmu,
atau
orang
dagang yang ada di dalam pintu
gerbangmu. Karena dalam enam
hari
lamanya
Tuhan
telah
menjadikan langit dan bumi dan
laut, dengan segala isinya, maka
berhentilah Tuhan pada hari yang
ketujuh,
sebab
itulah
Tuhan
memberkati akan hari Sabat itu dan
meyucikannya”. (Perpaduan Alkitab
terjemahan Lama dan Baru).
Allah berfirman, “Ingatlah untuk
menyucikan hari Sabat itu, karena itu
adalah satu tanda peringatan akan karya
ciptaan-Ku”.
Perhatikanlah
persamaan
cara
penuturan kata-kata itu di dalam Wahyu
14:7 dan juga Keluaran 20:11. Pekabaran
penting untuk kepentingan generasi yang
terakhir adalah:
66
“Sembahlah Dia yang menjadikan
langit dan bumi dan laut dan segala mata
air”. (Wahyu 14:7). Keluaran 20:11 berkata:
“Karena dalam enam hari lamanya
Tuhan telah menjadikan langit dan
bumi dan laut, dengan segala isinya,
…”
Kekudusan
hukum
hari
Sabat
terkandung dengan jelas di pusat Hukum
Allah itu sebagai satu tanda peringatan
yang kekal akan wewenang-Nya. Tepatlah
hal itu sebagai tanda Penciptaan.
Marilah kita kembali ke buku pertama
di dalam Alkitab, yaitu Kejadian, melihat
kembali suasana penciptaan. Seluruh pasal
satu dalam buku Kejadian dan keindahan
serta cemerlangnya Eden itu. Setelah itu,
Kejadian 2 memulainya sebagai berikut:
“Demikianlah diselesaikan langit
dan bumi dan segala isinya. Ketika
Allah pada hari ketujuh telah
menyelesaikan
pekerjaan
yang
dibuat-Nya itu. (Kejadian 2:1-3)
Setelah menciptakan dunia ini dalam
enam hari lamanya, Allah menetapkan
hari ketujuh sebagai satu tanda peringatan
terhadap karya ciptaan-Nya.
Tiga perkara yang berhubungan erat
dengan penetapan tanda peringatan ini:
67
--Pertama, Allah Berhenti (ayat 2).
Bukan karena Ia merasa lelah, akan tetapi
karena ingin memberikan contoh kepada
umat manusia. Sudah menjadi rencanaNyalah agar setiap hari ketujuh umat
manusia
sepatutnya
berhenti
dari
pekerjaannya sebagaimana Sang Pencipta
lakukan.
Tujuannya
adalah
untuk
mengingatkan kepada kita bahwa Dialah
yang menciptakan dunia ini.
--Kedua, Allah memberkati hari
ketujuh itu (ayat 3). Allah mengambil 24
jam dalam sehari itu dan membubuhi satu
berkat yang istimewa di dalamnya. Melalui
pertemuan istimewa dengan Allah pada
hari itu Ia menyediakan berkat yang
istimewa
pula—yaitu
kekuatan
yang
diperbaharui, hati yang penuh damai, dan
satu kehidupan yang lebih akrab dengan
Dia.
--Ketiga, Allah menguduskan atau
membuat hari ketujuh itu kudus. Istilah
“menguduskan” berarti memuliakan atau
mengasingkan sesuatu untuk maksud yang
suci—dipersembahkan;
itu
berhubungan
dengan sesuatu yang suci dan bukan yang
biasa. Allah sajalah satu-satunya yang
dapat membuat perkara-perkara itu suci
atau mulia. Peribadatan umat manusia
yang
sejati
berati
mengikutsertakan
penghormatan terhadap apa saja yang
68
Allah sudah kuduskan—karena Ia, sebagai
Allah, sudah membuat hal itu kudus! Dan
sesuai dengan pernyataan kitab Kejadian,
Allah telah membuat hari ketujuh itu
kudus.
Dengan demikian Sabat hari ketujuh
telah diciptakan oleh Allah sebagai satu
tanda peringatan akan kuasa penciptaanNya. Hari itu adalah hari kudus.
Saya sering bertemu dengan orangorang yang mengatakan, “Hari yang mana
pun itu adalah baik. Tidak ada beda hari
apa pun yang kita pelihara asalkan kita
memelihara salah satu dari yang tujuh
hari itu.” Akan tetapi, coba perhatikan
dengan jelas apa yang Alkitab ajarkan.
Hari apakah yang Allah kuduskan? Hari
ketujuh. Tidak ada dinyatakan di dalam
Alkitab ayat mana pun itu bahwa Allah
berhenti,
memberkati,
ataupun
mengkuduskan hari pertama atau hari
ketiga atau hari kelima dalam minggu itu.
Satu-satunya
yang
Allah
tetapkan
hanyalah hari ketujuh. Sehingga hari
itulah satu-satunya yang dapat menjadi
satu tanda peringatan akan PenciptaanNya. Kemudian, pada hari ketujuh, Ia
menetapkan satu tanda peringatan akan
karya agung-Nya itu—Hari Sabat—hari
dimana Ia berhenti. Tidak ada hari lain
yang cocok untuk itu.
Misalkan saja hari kelahiran Anda
tanggal 25 Juni. Pada hari itulah anda
dilahirkan. Jikalau seseorang berkata, “Apa
69
bedanya? Anda boleh saja rayakan hari
ulang tahun itu pada tanggal 24 Juni atau
26 Juni. Tidak ada masalahnya, bukan?”
Tanpa ragu-ragu Anda akan menjawab,
“Tentu saja ada bedanya! Tanggal lahirku
adalah 25 Juni, dan bagaimana hebatpun
perayaan itu pada tanggal sebelumnya
atau sesudahnya, namun tidak ada fakta
apa pun yang dapat mengubah hari
lahirku, bahwa saya lahir tanggal 25 Juni!”
Atau misalkan saja Anda menikah pada
satu tanggal tertentu. Setiap tahun, pada
hari yang istimewa itu, Anda merayakan
pernyataan
janji
setia
Anda
kepada
pasangan Anda. Hari pernikahan Anda itu
mengingatkan Anda akan janji setia Anda
dengan pasangan Anda. Hari itu adalah
hari yang istimewa untuk dirayakan
bersama-sama.
Begitu juga dengan hari Sabat. Hanya
ada satu hari khusus dimana Allah telah
tetapkan dan kuduskan, yaitu hari ketujuh.
Sepanjang sejarah dunia ini hari
Sabat sudah dipelihara sebagai satu tanda
peringatan akan kuasa penciptaan-Nya,
kebebasan-Nya,
dan
kasih-Nya
segala
zaman.
Bacalah
Yehezkiel
20:20
“Kuduskanlah hari Sabat-Ku, sehingga
itu menjadi peringatan di antara Aku
dan kamu, supaya orang mengetahui
bahwa Akulah Tuhan, Allahmu.
Sepanjang zaman Perjanjian Lama,
hari Sabat menjadi satu tanda kesetiaan.
Hari itu membedakan umat Allah dengan
70
umat yang tidak percaya pada Allah. Hari
itu telah ditetapkan pada saat penciptaan
dan dipelihara sebelum munculnya bangsa
Israel. Hari itu telah dipelihara oleh umat
Allah sepanjang Perjanjian Allah.
Sekarang,
bagaimana
dengan
Perjanjian Baru? Juga bagaimana dengan
Yesus
Kristus?
Apakah
yang
menjadi
kebiasaannya? Oleh karena Dialah teladan
agung kita, dan “barangsiapa mengatakan,
bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup
sama seperti Kristus telah hidup” (1 Yohanes
2:6), dengan demikian sangat masuk
diakallah bagi kita untuk mengikuti
teladan-Nya sebagai penuntun.
Marilah kita baca dari Alkitab
Perjanjian Baru. Dalam Lukas 4:16 kita
dapati pernyataan yang jelas sebagai
berikut:
“Ia datang ke Nazaret tempat Ia
dibesarkan, dan menurut kebiasaanNya pada hari Sabat Ia masuk ke
rumah ibadat, lalu berdiri hendak
membacakan dari Alkitab”.
Kebiasaan Kristus, praktek hidup-Nya,
adalah menghadiri gereja pada hari Sabat.
Seandainya kita mengalihkan pandangan
kita ke belakang ke tempat Yesus bekerja di
pertukangan yang kecil, maka kita akan
mendengarkan suara pukulan martil dan
gergaji—paling tidak pada hari pertama
dalam minggu itu ataupun hari keduanya
atau pun salah satu hari dalam minggu
itu—kecuali hari ketujuh. Boleh jadi kita
71
akan melihat satu tanda di depan
pertukangan itu, “Buka.” Akan tetapi pada
hari ketujuh pertukangan itu akan kosong.
Suara martil dan gergaji akan berhenti,
dan tanda yang kecil di depan pertukangan
itu akan berubah menjadi, “Tutup pada hari
Sabat.”
Namun berapa orang mengatakan,
“Yesus adalah seorang Yahudi dan itu
sebabnya Ia memelihara hari Sabat.” Apakah
dikatakan dalam Keluaran 20:10 ? “….tetapi
hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN,
Allahmu.” Jadi, hari Sabat bukanlah milik
orang Yahudi! Hari itu adalah Hari Sabat
TUHAN. Itu adalah hari Kristus—satu
tanda peringatan akan kuasa penciptaanNya. Hari Sabat sudah ditetapkan pada
saat penciptaan manusia berabad-abad
sebelum orang Yahudi muncul sebagai satu
Bangsa.
Benarlah
sebagaimana
Yesus
nyatakan dalam Markus 2:27, “Hari Sabat
diadakan untuk manusia.”
Ada yang menyatakan bahwa Kristus
sudah mengubah Hari Sabat itu ketika Ia
datang ke bumi ini. Marilah kita teliti hal
ini. Masuk diakalkah itu? Jikalau Yesus
datang untuk mengubah hari Sabat,
jikalau Dia telah datang untuk mengubah
hukum yang ditulis oleh jari Allah sendiri
di
Bukit
Sinai,
bukankah
Ia
akan
menyatakan
kepada
murid-murid-Nya
tentang perubahan ini? Sebaliknya, Ia
bahkan
menyatakan
bahwa
Ia
72
meninggalkan bagi kita satu teladan
dalam pemeliharaan hari Sabat. Ia berkata:
“Janganlah
kamu
menyangka,
bahwa
Aku
datang
untuk
meniadakan hukum Taurat atau
kitab para nabi. Aku datang bukan
untuk meniadakannya, melainkan
untuk
menggenapinya”.
(Matius
5:17).
Marilah kita lihat pernyataan Yesus
itu lebih lanjut. Dalam Matius 24, Yesus
sedang
berbincang-bincang
tentang
kebinasaan Yerusalem yang akan terjadi
nanti pada tahun 70 T.M. (sekitar 40 tahun
kemudian setelah penyaliban) dan Ia
menasehati:
“Berdoalah, supaya waktu kamu
melarikan diri itu jangan jatuh
pada musin dingin dan jangan pada
hari Sabat”. (Matius 24:20).
Tentunya sangatlah berarti nasehat
Yesus ini kepada para pengikut-Nya yang
paling dekat itu. Hal ini tentunya
menegaskan bahwa Yesus tidak berencana
untuk mengubah hari Sabat itu.
Akan
tetapi,
bagaimana
jadinya
setelah Yesus kembali ke surga? Apakah
yang dilakukan para Rasul itu? Apakah
Alkitab memberitahukan kepada kita hari
apakah yang para Rasul dan Jemaat yang
73
mula-mula itu pahami tentang hari Sabat?
Apakah ada di dalamnya diberitahukan
kepada kita tentang hari apa yang di
perlihara oleh jemaat Perjanjian Baru?
Kisah Para Rasul 13:14 menyatakan:
“Dari Perga mereka [Paulus dan
Barnabas] melanjutkan perjalanan
mereka, lalu tiba di Antiokia,
Pisidia. Pada hari Sabat mereka
pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di
situ”.
Pada saat upacara kebaktian hari
sabat pagi itu, Paulus dan Barnabas
mendapat
kesempatan
untuk
mengkotbahkan Kristus sebagai kegenapan
apa yang dinyatakan dalam Perjanjian
Lama (ayat 15). Walaupun banyak orang
Yahudi marah, namun orang-orang kafir
yang ada di tempat itu suka mendengarkan.
Ayat 42 melanjutkan:
“Tatkala
mereka
keluar,
maka
sangatlah orang-orang itu minta
supaya perkataan itu dikatakan
kepada mereka itu pada Hari Sabat
yang
akan
datang”.
(Alkitab
Terjemahan Lama).
Orang-orang kafir (bangsa-bangsa
lain) itu masih ingin mendengar Paulus
berkotbah
kali
berikutnya.
Cobalah
perhatikan
bagaimana
cerita
itu
74
selanjutnya di ayat 44: “Pada Hari Sabat
berikutnya datanglah hampir seluruh kota
itu berkumpul untuk mendengar Firman
Allah.”
Seandainya
Paulus
adalah
Pemelihara hari Minggu, yaitu hari
pertama dalam minggu, maka ia akan
mengatakan kepada orang-orang Kristen
yang tadinya kafir, seperti ini, “Kamu tidak
perlu menunggu sampai hari Sabat depan.
Datanglah besok, pada hari minggu. Itulah
hari baru bagi orang-orang Kristen yang
berasal dari kafir.”Akan tetapi Paulus tidak
menyatakan
seperti
itu.
Alkitab
menceritakan bahwa orang-orang itu
mendengarkan Paulus pada Hari Sabat
berikutnya. Hal ini menunjukan bahwa
empat belas tahun sesudah kebangkitan
Yesus, murid-murid itu masih memelihara
Hari Sabat.
Kebenaran tadi masih dikuatkan oleh
tulisan-tulisan Dr.Lukas di dalam ayatayat berikut:
Kisah 16:13 “Pada Hari Sabat kami
keluar pintu Gerbang kota. Kami
menyusur
tepi
sungai
dan
menemukan
tempat
sembayang
Yahudi, yang sudah kami dengar
ada di situ. Setelah duduk, kami
berbicara
kepada
perempuanperempuan yang ada berkumpul di
situ.”
75
Peristiwa ini terjadi di Filipi dan di
sinilah Rasul Paulus bertemu derngan
wanita yang bernama Lidia yang setelah
mendengar pembicaraan Paulus membuka
hatinya dan dibaptiskan.
Dari Filipi maka Paulus dan Silas
menuju Tesalonika lewat Antipolis dan
Apolonia. Di Tesalonika ada rumah ibadat
dan seperti biasa Paulus masuk rumah
ibadat pada Hari Sabat seperti yang
disebutkan dalam:
Kisah 17:2 “Seperti biasa Paulus
masuk ke rumah ibadat itu. Tiga
Hari
Sabat
berturut-turut
ia
membicarakan
dengan
mereka
bagian-bagian dari kitab suci.”
Ketika Paulus berada di kota Korenti
dimana di tempat itu Paulus bertemu
dengan
Akwila
dan
Priskila
yang
mempunyai profesi yang sama yaitu pembuat
tenda. Paulus menginap di rumah mereka.
Di kota Korenti inipun Paulus beribadat
pada Hari Sabat dan itu dilakukannya pada
setiap Hari Sabat.
Kisah 18:4 “Dan setiap Hari Sabat
Paulus berbicara dalam rumah
ibadat dan berusaha meyakinkan
orang-orang Yahudi dan orangorang Yunani.”
Jelaslah bagi kita bahwa Paulus bukan
secara kebetulan beribadat pada Hari Sabat
76
tetapi itu adalah kebiasaannya. Karena itu
setiap Hari Sabat hal itu dibuatnya selama
satu tahun enam bulan di Korenti.
Kebiasaan ini di buat oleh Paulus dan
murid-murid setelah Kebangkitan Yesus.
Jadi, jemaat Perjanjian Baru adalah
pemelihara Hari Sabat. Jelaslah bahwa
tidak ada satu perintah untuk memelihara
hari yang lain. Tidak terdapat satu
ayatpun yang menyatakan bahwa para
Rasul itu mengajarkan bahwa Yesus sudah
mengubah Hari Sabat.
Rasul Yohanes, murid yang dikasihi
itu, memberikan satu bukti yang lain.
Sementara dibuang di pulau Patmos yang
berbatu, Yohanes menulis:
“Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh
Roh dan aku mendengar dari
belakangku
suatu
suara
yang
nyaring,
seperti
bunyi
sangkakala,…” (Wahyu 1:10).
Yohanes menyatakan bahwa ada satu
hari yang istimewa dimana para pengikut
Yesus beribadat sepanjang abad pertama.
Hari itu disebut “Hari Tuhan.” Akan tetapi
Yohanes tidak memberitahukan kepada kita
hari yang manakah di dalam minggu itu
sebagai hari Tuhan. Beberapa orang
berspekulasi tentang hal itu. Namun
demikian, satu-satunya otoritas adalah
perkataan Kristus sendiri. Sudah tentu Dia
mengetahui hari yang manakah hari di
mana Dialah Tuhannya! Di dalam Markus
77
2:28,
Ia
menyatakan,
“Karena
Anak
Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”
Dalam ayat ini kita lihat satu pernyataan
yang jelas. Hari Sabat adalah Hari Tuhan.
Kristulah Tuhan atas hari Sabat itu. Hari
itu adalah milik-Nya.
Namun ada yang bertanya, “Dapatkah
kita dengan tepat memberitahukan hari
apakah hari ketujuh itu? Allah mempunyai
satu hari yang istimewa. Hari itu adalah
hari Sabat. Akan tetapi, sebenarnya kita
tidak dapat memberitahukan hari yang
manakah hari ketujuh itu. “Baiklah, kita
akan mendalaminya lebih lanjut. Apakah
kira-kira masuk diakal bahwa Yesus yang
sudah menetapkan satu hari sebagai satu
tanda peringatan akan kuasa penciptaanNya—satu hari yang istimewa di mana
semua orang akan beribadat kepada-Nya—
tetapi tidak menyatakan hari apakah itu?
Tentunya tidak! Hal itu tidak masuk diakal.
Haruskah ada bukti pernyataan tentang
hari apakah hari Allah yang istimewa itu.
Marilah kita menelitinya.
Ada tiga cara yang dapat kita tempuh
untuk mengenal dengan jelas Sabat hari
ketujuh itu:
--Berdasarkan Alkitab
--Berdasarkan Ilmu Agama
--Berdasarkan Ilmu Perbintangan
Marilah kita mulai dengan yang
pertama
dengan
melihat
bukti
Alkitabiah. Alkiltab menunjukkan dengan
78
jelas kepada kita. Di dalam Lukas pasal 23
diceriterakan mengenai penyaliban Kristus.
Ketika Lukas menulis tentang hari pada
saat Kristus mati, Ia menyatakan dalam 54
sebagai berikut:
“Hari itu adalah hari persiapan
(hari di saat mana Kristus mati) dan Sabat
hampir mulai.”
Kemudian dalam dalam ayat 56, Lukas
menjelaskan aktifitas yang perempuanperempuan
itu
(para
pengikut
Yesus)
lakukan pada hari sesudah kematian
Kristus. Ia menulis :
“ Maka kembalilah mereka itu
setelah
menyediakan
rempahrempah yang harum dan minyak
bau-bauan. Maka pada hari Sabat
mereka itupun berhentilah menurut
hukum
Taurat”.
(Alkitab
Terjemahan Lama)
jadi, hukum Taurat masih tetap
berlaku sesudah penyaliban Kristus, dan
perempuan-perempuan ini, sebagai pengikut
Kristus,
tetap
memeliharanya. Mereka
mengasihi Tuhannya; itulah sebabnya
mereka memelihara hukum Taurat dan
berhenti pada hari itu Sabat sementara
Yesus
berada
di
kuburan.
Peristiwa
Kebangkitan Yesus dijelaskan di pasal 24
ayat 1 sebagai berikut :
“Tetapi pada hari yang pertama di
dalam minggu itu, yaitu pada waktu
79
dini hari, pergilah perempuanperempuan itu ke kubur membawa
rempah-rempah yang harum, yang
disediakannya
itu”.
(Alkitab
Terjemahan Lama)
Lukas mencatat tentang tiga hari
yang berurutan, yaitu : Pertama, hari
persiapan -- hari di saat Kristus mati. Kedua,
hari sabat -- hari di saat perempuanperempuan berhenti. Ketiga, hari yang
pertama di dalam minggu itu -- hari di saat
Yesus bangkit.
Dunia
Kristus
pada
dasarnya
sependapat mengenai hari apa Kristus mati.
Kita menyebutkan serbagai hari Jumat
Agung! Dan bagiamana dengan hari
Kebangkitan Kristus? Tidak ada masalah
untuk
menyatakannya.
Orang-orang
Kristen di seluruh dunia ini merayakannya
sebagai hari Kebangkitan Kristus yaitu pada
hari Minggu (Easter Sunday). Dengan
demikian ketiga hari yang berurutan itu
adalah sebagai berikut : hari di saat mana
Kristus mati adalah hari Jumat; hari di
saat mana Kristus berada didalam kubur
adalah hari Sabat; dan hari di saat mana
Kristus bangkit adalah hari Minggu. Hari
Sabat berada di antara hari Jumat dan
hari Minggu, atau yang dalam kalender
kita
disebut
hari
Sabtu.
Dengan
menggunakan matematika yang sederhana,
karena hari Minggu adalah hari yang
pertama dalam Minggu, kemudian hari
80
Jumat adalah hari ke enam, maka hari
Sabtu
adalah
hari
ketujuh.
Alkitab
menjelaskan
hal
ini
dengan
sangat
sederhana.
Kedua, marilah kita melihat bukti
tambahan -- berdasarkan Ilmu Bahasa.
Lihatlah
dalam
kamus
yang
biasa
digunakan. Carilah kata “Sabat,” dan
apakah penjelasan yang Anda dapati di
sana? “Sabat -- Sabtu; hari ketujuh (hari
Tuhan beristirahat sesudah menciptakan
alam semesta, menurut kitab Taurat).”—
Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 763.
Dengan demikianlah, jelaslah bahwa hari
Sabtu adalah hari ketujuh di dalam
minggu, dan karena hari Sabat adalah hari
ketujuh, maka hari Sabtu adalah Hari
Sabat. Dalam 108 bahasa di dunia ini
mengartikan hari Sabtu itu sebagai “Hari
Sabat”. Dalam bahasa Portugal dan Spanyol
menyebutkan
“Sabbado”;
Bahasa
Rusia
menyebutkan “Subbata”; Bahasa Bulgaria
menyebutkan “Suhubbuta”; dan orang Arab
menyebutkan “As-Sabbat.” Jadi, bahasa di
dunia memberikan kesaksian tentang suatu
kenyataan yang agung dan mulia bahwa
hari Sabat adalah hari ketujuh dalam
minggu itu.—itu yaitu hari Sabtu.
Ketiga, bagaimana
dengan
Ilmu
Perbintangan? Apakah ada bukti disana?
Sudahkah anda memperhatikan kalender
lalu melihat hari apakah hari ketujuh itu?
Apakah yang anda dapatkan? Disana
81
tertulis Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis,
Jumat, Sabtu atau dalam bahasa Inggris
disebut
Sunday,
Monday,
Tuesday,
Wednesday, Thursday, Friday, Sartuday.
Apakah selalu perputarannya seperti itu?
Dari manakah asal mula siklus mingguan
ini?
Dari
matahari?
Bukan—siklus
tahunanlah yang diatur oleh matahari
(hal itu adalah pada saat bumi berotasi
mengelilingi matahari satu kali). Apakah
siklus mingguan itu diatur oleh bulan?
Juga bukan—karena bulan mengatur siklus
bulanan (hal itu adalah pada saat bulan
mengelilingi bumi sebanyak satu kali).
Bagaimana dengan perputaran bumi pada
porosnya? Ini juga bukan—karena hal ini
adalah siklus harian (satu hari dihitung
saat bumi berputar sebanyak satu kali pada
porosnya).
Sehubungan dengan usaha untuk
mendapatkan bukti yang nyata tentang
asal usul berkesinambungannya siklus
mingguan saya memutuskan untuk menulis
surat kepada ahli Ilmu Perbintangan
Kerajaan di Royal Greenwich Observatory,
London Inggris. Observatorium Greenwich
ini menyimpan catatan yanga akurat
tentang waktu di seluruh dunia. Inilah
surat saya yang ditulis pada tanggal 11
Februari 1974:
“Tuan yang terhormat:
“Pada
saat
ini
saya
sedang
mengadakan penelitian tentang urusan
siklus mingguan yang tidak pernah putus.
82
Beberapa ahli ilmu perbintangan Eropah
menyatakan bahwa siklus mingguan telah
sampai kepada kita secara terus menerus
dan tidak pernah putus sejak waktu yang
lalu; dengan kata lain, bahwa hari ketujuh
yang kita miliki dalam siklus mingguan
sekarang ini, misalnya saja, adalah sama
dengan hari ketujuh dalam minggu yang
terdapat di zaman Alkitab. Pertanyaan
saya terbagi dalam tiga bagian:
1. Apakah hasil penyelidikan Anda
sehubungan dengan siklus mingguan yang
tidak pernah putus sejak masa yang lalu
itu?
2. Apakah dengan adanya perubahan
kalender dimasa yang lalu (dari Julian ke
Grogorian, dan sebagainya) mempengaruhi
siklus mingguan tersebut?
3. Apakah hari Sabtu yang kita miliki
pada zaman ini mempunyai pernyataan
garis lurus yang sama dalam siklus tujuh
hari dibandingkan dengan hari Sabtu yang
disebutkan dalam catatan Alkitab pada
hari penyaliban Kristus?
“Saya sangat menghargai waktu yang
Anda
gunakan
untuk
menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini dan dengan
segera mengharapkan jawabannya.
Hormat saya,
Mark Finley”
Dan inilah jawabannya:
“Tuan yang terhormat:
83
“Surat saudara yang ditujukan kepada
ahli Ilmu Perbintangan Kerajaan di
Greenwich telah dikirimkan kepada kami,
dan pimpinannya telah miminta saya untuk
menjawabnya.
“Kesinambungan tujuh hari dalam
satu minggu sudah dipertahankan sejak
zaman yang paling awal dalam agama
orang Yahudi.
“Ahli
perbintangan
boleh
jadi
menaruh perhatian sehubungan dengan
keputusan-keputusan
tentang
waktu,
tanggal di kalender, dan tahun. Akan
tetapi, oleh karena siklus mingguan adalah
siklus sipil, sosial, dan agama, maka tidak
ada alasan apapun yang membuat hal itu
diganggu oleh penyesuaian yang terjadi di
dalam
kalender.
Setiap
usaha
yang
dilakukan untuk menganggu siklus tujuhhari
itu
selalu
saja
menimbulkan
tantangan yang sangat keras dari pihak
kekuasaan
bangsa
Yahudi,
dan kita
memastikan bahwa tidak ada gangguan
apapun yang terjadi dengan adanya
perubahan. Perubahan model kalender dari
Julian ke Grogorian (1582-1927) sudah
terjadi tetapi siklus urutan hari dalam
minggu itu tidak berubah.
Sahabatmu,
R. H. Tucker
Pegawai urusan Penerangan”
Tentunya tidak dapat diragukan lagi!
Pembuktian dari Sejarah Alkitab, dari
bahasa-bahasa di dunia, dan juga dari Ilmu
84
Perbintangan sangat jelas, hari Sabat
Alkitab adalah hari Sabtu, yaitu hari
ketujuh dalam minggu.
Bilamana kenyataan ini muncul di
lingkungan kebanyakan orang, seringsering mereka bertanya, “Bagaimanakah
dengan sanak keluarga saya dan sahabatsahabat saya yang tidak pernah mengerti
tentang hari Sabat? Bagaimanakah juga
dalam orang-orang Kristen di zaman yang
lalu yang percaya kepada Yesus akan tetapi
tidak pernah mengetahui kebenaran ini?”
Alkitab dengan jelas menyatakan:
“Jadi jika seorang tahu bagaimana
ia harus berbuat baik, tetapi tidak
melakukannya, ia berdosa”. (Yakobus
4:17)
Tanggung jawab kitalah
untuk
mengikuti terang kebenaran yang kita
miliki. Itu sajalah yang dituntut dari kita.
Akan tetapi, sekarang ini ketika pekabaran
tiga malaikat dari kitab Wahyu sudah
diberitakan
keseluruh
dunia—“kepada
semua bangsa dan suku dan bahasa dan
kaum”
dengan
suara
yang
nyaring,
katanya: “Takutlah akan Allah dan
muliakanlah
Dia,
telah
tiba
saat
penghakiman-Nya dan langit dan bumi dan
laut dan semua mata air” (Wahyu 14:7)—
Allah telah memanggil kita untuk kembali
kepada penyucian hari Sabat.
85
Walaupun kelompok pemelihara hari
Sabat itu kelihatannya sedikit pada
mulanya,
orang-orang
yang
agung
sepanjang zaman telah memelihara hari
itu. Adam adalah seorang pemelihara hari
Sabat, demikian juga Musa dan Elia, Yesaya
dan Daud. Semua orang besar dalam
Perjanjian Lama menuruti dengan setia
hukum Allah dan memelihara hari yang
Tuhan berkati, kuduskan, dan tetapkan
saat penciptaan. Begitu pula para Rasul
adalah pemelihara hari Sabat juga.
Tetapi yang lebih utama dari mereka
adalah Anak Manusia yaitu Yesus Kristus.
Sebagai Pencipta yang agung, Ia berhenti
pada hari Sabat sesudah Ia menciptakan
dunia ini. Ia memberkati hari itu dan
menguduskannya. Kemudian, beratus-ratus
tahun setelah itu, sebagai anak manusia, Ia
hidup di tengah-tengah umat manusia
selama tiga puluh tiga setengah tahun.
Adalah
menjadi
kebiasaan-Nya untuk
berhenti dan beribadat pada hari yang Ia
tetapkan disaat penciptaan.
Dan sekarang ini, Yesus yang sama
pula merentangkan tangannya kepada
Anda dan saya—tangan yang dulu pernah
dipakukan dikayu salib di Bukit Golgota
karena dosa kita—mengimbau dengan
penuh kelemah lembutan, “Ikutlah Aku.”
Ribuan
orang
dengan
gembira
menyambutnya dari tahun ke tahun yang
sekarang ini sedang menyembah Ia pada
86
hari yang Ia sendiri telah tetapkan sebagai
hari Sabat—hari ketujuh—yaitu hari Sabtu.
Mereka mempunyai perwakilan hampir di
setiap negara didunia ini. Anda akan
menjumpai mereka hampir disetiap pulau
yang ada penduduknya. Kesaksian mereka
yang universal adalah bahwa hari Sabat
itu telah membawa satu kesukaan baru dan
berkat
yang
besar
kedalam
hidup
Kristianinya.
Umat yang percaya ini merasa yakin
bahwa Sabat hari ketujuh yang mereka
sucikan dan beribadah pada hari itu
adalah hari perbaktian yang kekal adalah
yang
Allah
perintahkan
dan harus
dipelihara kekudusannya sejak dari Eden
yang hilang sampai kepada Eden yang akan
dipulihkan yaitu Yerusalem Baru didalam
dunia baru seperti tulis nabi Yesaya dalam:
Yesaya 66:23 “Bulan berganti bulan,
dan Sabat berganti Sabat, maka
seluruh umat manusia akan datang,
untuk sujud menyembah kehadapanKu, Firman Tuhan.”
Demikianlah kebenaran hari Sabat,
hari ketujuh akan tetap bertahan dan
tidak akan dirubah karena itu adalah
merupakan tonggak atau tanda bahwa
identitas Allah sebagai penguasa dan
khalik pencipta semesta alam ini.
87
Jika ada tanda atau identitas lainnya
dari perintah Allah itu adalah palsu dan
buatan serta perintah manusia.
Apakah
pilihan
Anda
sekarang?
Maukah Anda berdiri teguh dengan Kristus
dan para murid-Nya? Maukah Anda
menerima
kasih
sayang
Yesus
yang
mengimbau, “Jikalau kamu mengasihi Aku,
kamu akan mengasihi perintahKu” (Yohanes
14:15)?
88
KESIMPULAN
Semoga dengan buku ini akan lebih
membuat umat makin teguh di dalam
memelihara, hari sabat Tuhan, hari sabat
Alkitab serta menjadikan Alkitab satusatunya sebagai kompas dan aturan iman
di dalam menghadapi berbagai tipuan di
akhir zaman ini. Diharapkan juga dengan
membaca buku ini umat akan mengetahui
lebih dalam tentang asal usul dan
perkembangan perbakatian hari minggu
bahwa itu sebenarnya bukan perintah
Allah tetapi adalah perintah manusia
lewat kekuasaan Gereja, dimana pada
milenium ketiga ini usaha-usaha untuk
menjadikan hari minggu itu menjadi hari
Perbaktian sedunia tengah diusahakan
untuk ditegakkan menjadi tanda utama
orang Kristen, sebagai tandingan atas hari
sabat Tuhan, dimana kekuasaan Gerja
Katolik lewat Kuasa negara Super Power
Amerika Serikat sedang mengusahakan
pewujudtannya dengan segera pada awal
Milenium ke tiga ini sesuai dengan agenda
ke Pausan yang ditulis dalam surat Ensiklik
– Surat Kerasulan Paus pada bulan Mei
1998 yang menyatakan : “Orang Kristen
akan
secara
alami
berjuang
untuk
memastikan bahwa Undang-Undang Sipil
(pemerintah) akan menghormati kewajiban
mereka untuk memelihara hari minggu”.
Dalam
suratnya
Paus
menyatakan”
Pemeliharan hari minggu Kristen adalah
89
tetap, dan memasuki milenium ketiga akan
menjadi unsur yang sangat utama untuk
identitas Kristen”.
Bilamana ini mulai terjadi seperti
yang sudah kita prediksi atas dasar
nubautan Alkitab maka ini akan membawa
kehidupan
makin
sulit
bagi
yang
menghormati hari sabat Alkitab dan
membangunkan kita dari pada tidur serta
makin bersedia menghadapinya dengan
iman dan penyerahkan sungguh kepada
Tuhan.
Rasul paulus berkata dalam I Korenti
16 : 13
“Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh
dalam iman ! Bersikaplah seperti laki-laki!
Dan tetap kuat”
1 Korinti 15 : 58 “… Berdirilah Teguh,
jangan Goyah”.-
SAMPAI MARANATHA !
90
KEPUSTAKAAN
Breden, Frank
: Penuntutn
Alat
peraga
baru,
Indonesia Publishing
House, Jawa Barat,
1997
Hislop, Alexander, : Two babylon Loizaeux
Brothers,
Inc.
America, 1959.
Olson,Carl E.-Miesel,Sandra
: Tipuan da Vinci,
Penerbit
Diana,
Malang, 2005
Strand Konneth A : How Sunday Become
the Populer Day of
worship, Theological
Seminary,
Andrews
univerity,
Barrien
Springs,
Michigan,
USA, 1979.
Weber, Martin
: Millennimania,
Pacific
Press
Publishing
Association, Nampa,
ID, USA, 1998
Rome’s Challenge Why
Do Protestants Keep
Sunday
,
USA,
February 24, 1893
- Alkitab,
Lembaga
Alkitab
Indonesia,
1970.
- Alkitab,
Lembaga
Alkitab
Indonesia,
91
Edisi khusu untuk
Gereja Masehi Advent
hari ketujuh, 1997
- Seventh
Day
Adventist
Encyclopedia, Volume
10
;
Review
and
Herald
Publishing
Associatian,
Washington
DC.
1976.
- Seventh
Day
Adventist
Bible
students’
Source
Book,
Review
And
Herold
Publishing
Association,
Washington
DC,
1962.
- Sunday
Laws
Are
Coming
ya hoo mail from
Casey Rumambi
to
Jantje
Rumambi/(Jchrumambi
@yahoo.com), Sunday,
9 April 2006
92
TENTANG PENULIS
Menamatkan
pendidikan
dari
beberapa Perguruan Tinggi baik dalam
Negeri dan Luar Negeri, melayani pekerjaan
Tuhan selama 31 tahun lebih, baik
menggembalakan Jemaat, Pendidik dan
Administrator. Sudah menulis beberapa
buku
seperti
Pedoman
Sumber
Guru
Penuntun
Lengkap
Pelaksana
kelas
kemajuan, Kembalinya Yesus Kali Yang
Kedua Dan Yang
Terakhir adalah
Munculnya Penguasa Dunia Tanpa Akhir.
Saat ini penulis kembali memunculkan satu
buku dengan Judul “Hari Minggu dan
Pengingkaran Iman”
Penulis juga saat ini sedang melayani
jemaat kecil pinggiran kota Manado
sebagai Ketua Jemaat Gereja Masehi Advent
Hari Ketujuh LIWAS ATAS (L.A.) Kelurahan
Ranomuut, Manado dan Mengadakan
Seminar-Seminar Rohani dari Jemaat Ke
Jemaat.
93
Download