DAFTAR ISI - Pengantar - Pendahuluan I. Pemujaan Matahari dan mulainya Hari Minggu Proses Perwujudan Undang-Undang II. Hari Minggu se Dunia III. Pengingkaran Iman IV. Hari Sabat Alkitab adalah Kekal - Kesimpulan - Kepustakaan - Tentang Penulis 1 KATA PENGANTAR Pada tahun 2006 ini melalui media internet banyak bermunculan e-mail tentang masalah seputar pemberlakukan hari minggu sedunia. Hal yang sama juga terjadi lewat SMS telapon genggam. Beritaberita tersebut mengundang banyak pertanyaan tentang seputar masalah hari minggu diantara umat Kristen khususnya Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Domotivasi oleh kenyataan itulah maka saya berusaha dengan pertolongan Tuhan lewat Roholkudusnya untuk menulis buku ini yang saya beri judul “ Hari minggu dan pengingkaran iman ” Dalam buku ini kita akan melihat asal – usul perbaktian hari minggu dan usahausaha serta perkembangan rencana mengundang-undangkan hari istirahat dan perbaktian pada hari minggu untuk menjadi satu ketentuan dan kesepakatan sedunia. Semoga dengan munculnya buku ini akan menjadi berkat bagi semua umat dan bagi mereka yang rindu dan memiliki kejujuran untuk mencari kebenaran Tuhan yang sebenarnya. Rasul Paulus berkata dalam kitab Roma 1 : 17 sebagai berikut : “Sebab didalamnya untuk kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada Iman, seperti ada tertulis :”Orang benar akan hidup oleh Iman”. Tuhan memberkati.! 2 L. A. – Liwas Atas”, Manado Mei’06 Syaloom! Penulis PENDAHULUAN Bagi Gereja Mesehi Advent Hari Ketujuh hari minggu selalu diidentikan dengan hari matahari Penyembahan kepada dewa matahari yang diantara orang kafir mereka adakan pada hari pertama karena hari pertama itu adalah untuk dewa matahari, yang dalam bahasa inggris disebut Sunday Sun adalah Matahari dan Day adalah hari. Dalam bahasa indonesia. Ahad (Berasal dari Bahasa Arab Aha’ad) atau hari pertama atau dalam kalender penanggalan Indonesia disebut Minggu. Untuk itu sebelum kita melihat bagaimana bentuk penyembahan Matahari itu merayap masuk dalam sistem penyembahan Kristen, kita akan melihat secara singkat penyembahan matahari dikalangan bangsa- bangsa kafir. Kebiasaan penyembahan kepada dewa matahari ini sangat menonjol dan populer dikalangan bangsa Asiria, Grika, Babylon, Mesir, Roma dan lain-lainnya. Penyembahan kepada Dewa Matahari in tidak lepas dari kisah berdirinya kerajaan Babilon dengan rajanya yang pertama Nimrod, sang pemburu tanpa tanding di zaman itu dengan isterinya 3 semiramis, sang ratu yang dianggap pembangun babylon pertama. Dalam kisah awal menyatakan bahawa semiramis adalah seorang yang tak disenangi oleh karena reputasinya yang jelek. Untuk membuat agar dia boleh menjadi popular kembali maka pada saat itu dia menyatakan bahwa dia mengalami kehamilan hasil perkawinannya dengan Dewa Matahari yang melahirkan seorang anak yang diberi nama Tammuz, dimana kemudian keduanyapun menjadi suamiisteri yang membangun Babilon pertama. Hal ini membuat Semiramis mendapat tempat lagi dihati rakyat bersama anaknya yang kemudian Tammuz disembah sebagai Dewa Matahari dan Semiramis sebagai dewi bulan . Kisah Etiopia yang ada hubungan dengan kisah Phaeton yang memohon mengendarai kereta matahari kepada ayahnya dikisahkan bahwa phaeton adalah anak dari Tithonus, juga disebut Dewa Matahari Tithonus ini adalah suami dari Aurora. Aurora artinya “Pemelihara Terang” dan Tithonus adalah “Yang menyalakan Terang” Tithonus ini dibabilon di kenal dengan Phaeton Bar Tithan yang menunjuk kepada Phaeton juga yang artinya “Anak yang menyalakan terang” kesimpulannya adalah Tithonus juga adalah identik dengan Phaeton yang menjadi suami dari Aurora Phaeton ini juga adalah sama 4 dengan Nimrod karena baik Tithonus (Phaeton) atau Nimrod di Babilon adalah mempunyai ciri yang sama yaitu sebagai Pemburu tampa tanding. Ceritera terakhir tadi adalah sama dengan ceritera semiramis dan Nimrod di Babilon hanya berubah nama sesuai dengan tempatnya yaitu Ei Etigria, tanah orang Kusy. Di grika kuno semiramis dan Nimrod (Tammuz) disembah sebagai Rhea dan Nim atau “Goddess Mother and San” Dewi Ibu dan Anak” Dimesir disembah dengan Osris dan Isis (Tammuz). Kepada orang-orang Indian muncul sebagai parvati dan Iswara. Tammuz adalah disembah sebagai inkarnasi dari Allah dan dikenakan juga sebagai inkarnasi dari matahari. Sebagai mana Tammuz adalah sebagai inkarnasi dari keilahian matahari, maka adalah muda dimengerti mengapa upacara kesukaan ataupun kedukaan selalu berhubungan dengan penyembahan kepada matahari. Nama Tammuz adalah di kenakan juga kepada Nimrod, Osiris adalah sama dengan Alorus adalah “Dewa Api” dari kata Tam- “Untuk mebuat sempurna” dan Muz“Api” dengan demikian TAMMUZ artinya adalah “Api yang menyempurnakan” Bukankah ini berhubungan dengan “Purgatori” atau “ api penyucian” dari gereja Katolik. 5 Dengan menyembah Matahari maka kita akan dapat disempurnakan. Betapa halusnya Gereja Katolik memasukkan ajaran kekafiran ini kedalam penyembahan Kristen. Alexzander Hislop berkata, “Untuk membawa bersama kekafiran kepada Kekristenan, Roma mengikuti aturan kebiasaannya, mengambil ukuran-ukuran untuk membuat upacara-upacara Kristen dan kekafiran dicampur adukan jadi satu, dan oleh mencampur adukanya tetapi dengan penyelesaian yang begitu teliti dari hal-hal itu, didapati tidak kesulitan yang terjadi secara umum untuk menyatukan kekafiran dan Kristen – sekarang lebih jauh tenggelam dalam persinahan-dalam hal ini dan demikian juga dalam banyak hal, untuk bersatu” Pernyataan Alexander Hislop tadi adalah nyata dan makin nampak dewasa ini “The Two Babylon” oleh Alexander Hislop menyatakan bahwa hampir semua yang dijalankan dalam tata ibadah Gereja Katolik ada hubungan dengan penyembahan-penyembahan kafir seperti hari natal, Minggu paskah, misa, Rosario, salib dan lainnya. Dalam buku ini saya khusus membatasi pada saat hari minggu dimana kebiasaan pengertian hari minggu adalah kebiasaan kafir sebagai penyembahan kepada Dewa Tammuz dimana isterinya semiramis juga berperan di dalamnya. Berikut kita akan 6 melihat nama-nama lain dari Tammuz dan Semiramis agar ketika kita mendengar dan menemuinya kita mengetahui bahwa nama itu adalah juga nama lain dari Tammuz dan semiramis di Babylon. Tammuz : • Nimrod – Babilon • Bacchus – Nama Umum di Babel • Osiris – Mesir • Kronos – Amon – Mesir • Ninus – Asiria, yang bangun Ninewe • Krons – Grika • Consus–Kata latin, Neptune-yang Rahasia” Dewa penasehat untuk hal-hal Rahasia. • Vulcan – Rama, Dewa yang buruk, walau ditolak oleh banyak Dewi Karena buruknya tetapi Venus (Rhea, Semiramis) menjadi isterinya • Phaeton- Etiopia, Yunani Kuno • Alorus – Persia, Dewa Api • Molk Gheber – Persia, Raja yang perkasa • Adon / Adonis – Dikenal sebagai Mitras di Mesir • Orion – “Sang Pemburu Yehezkiel 8 : 14 “Lalu dibawahNya aku dekat pintu gerbang Rumah Tuhan yang disebelah utara, sungguh, di sana ada perempuan-perempuan yang menangisi dewa Tammuz” 7 Semiramis : • Dewi bulan – Babilon Ratu Pertama • Cybele- Babylon, Pembangun Kota Babel Pertama • Arternis- Efesus • Diana – Efesus • Rhea – Grika • Despoina – Grika • Madonna – Mesir • Venus – Yunani • Belus, Beltis – Roma • Aphrodite – Grika • Minerva – Atena • Mylitta – Ninewe, Pembangun Kota Menara • Shing moo – Cina, Ibu Suci Ma Tsoopo – “Meli hat/Mandang” Ama Tzupah – “Melihat / mandang” Kuanyin – karatum, Cina- Ada hubungan dengan Perawan Roma, Dewa Rahmat” Isis- Mesir Semua keterangan di atas saya angkat dari buku “The Two Babylon, tulisan Alexander Hislop terbitan Loizeaux Brothers, Ing. America, 1959. 8 I. PEMUJAAN MATAHARI DAN MULAINYA PERBAKTIAN HARI MINGGU A. Pemujaan Matahari oleh Bangsa-bangsa Kafir Menurut Bible Students Source Book Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh halaman 963-968 dan 662-663 menyebutkan bahwa “Pemujaan Kepada Matahari adalah merupakan upacara yang berlaku diantara bangsa-bangsa yang mendiami tanah mesopotomia dan Mesir. Di babilon pemujaan kepada matahari dikenal dengan nama Shamshu atau shamash. Penganut Zoroaster persia menyebutnya Mitra dan di Mesir dikenal dengan Amon-Ra”. Para penguasa diantara bangsa-bangsa ini mengidentikan diri mereka dengan Dewa Matahari atau penjelmaan dari dewa matahari. Menurut Encyclopedia Gereja Masehi Advent hari ketujuh halaman 1430 menyebutkan “Bahwa pemberian nama hari pertemuan dalam minggu adalah untuk matahari menurut angka bilangan karena itu adalah cocok dengan hari yang diserahkan kepada matahari sesuai dengan putaran minggu secara astrologi yang sangat populer di kekaisaran Roma”. Dalam buku “ Devine Rest for Human Restlessness, Halaman 248 Sumuele Bacchiocchi menuliskan bahwa 9 “Pemujaan kepada Matahari, sebagai berikut : “ Menurut penelitian adalah sangat dominan diawal abad kedua setalah masehi di Romah dan berbagai bagian lainnya dari kekaisaran Roma dengan nama “Sol / Invictus” Sol Invictus ini muncul dalam dua cara di Roma. Pertama untuk yang berhubungan dengan perorangan disebut “Sol Invictus Mithra” dan untuk umum disebut “Sol invictus Elagabal”. Bangsa Israel pun karena pengaruh kekafiran menyembah dewa matahari yaitu dewa baal yang dilembah oleh bangsa-bangsa kafir disekitar mereka seperti babilon dan Asiria menurut Alexander Hislop dalam bukunya “The Two Babylon” Raja Yosia muncul/memerintah Israel dan kemudian mengadakan pembaharuan Rohani dengan meruntuhkan semua kuil-kuil penyembahan kepada dewa baal (2 tawanikh 34- 3,4) Dalam buku millenimania tulisan Martin Weber halaman 40-41 menuliskan tentang salah satu alasan awal dijadikannya hari minggu sebagai hari perbaktian Kristen. Weber mengatakan bahwa di awal sejarah kekristenan orang-orang percaya menghendaki diri mereka berbeda dengan 10 mereka yang berbau Yahudi. Orangorang Yahudi di saat ini sangat membenci kaisar dengan selalu mengadakan revolusi untuk menuntut kemerdekaan. Pada tahun 70 sesudah masehi pasukan Roma menaklukan Yerusalem setelah pengepungan selama tiga setengah tahun di bawah Komando dari Jenderal Titus. Oleh karena orang Yahudi dan Kristen datang dari Warisan yang sama maka Roma menganggap kedua kelompok itu adalah sama. Orang-orang Kristen menginginkan kehidupan yang damai dengan pemerintah sebagai perwujudan dari apa yang kaisar punya berikan kepada Kaisar, tetapi mareka tetap mengalami penderitaan, karena mereka adalah sama dengan Yahudi walaupun penganiayaan itu sudah menjadi tanggungan mereka karena nama Kristus. Setelah pemberontakan Yahudi kembali Roma menaklukannya pada tahun 135 sesudah masehi, Kaisar Hadrian menyatakan bahwa perbaktian Yahudi adalah Ilegal atau melanggar hukum-termasuk pemeliharaan sabat mereka. Orang Kristen merasa terpaksa memutuskan diri mereka sepenuhnya dari keterkaitan dengan orang Iberani. Akibatnya secara bertahap orang – orang Kristen mulai menerima kebiasaan-kebiasaan dan hari-harinya 11 dari kebiasaan kafir kekaisaran Roma termasuk hari perbaktian atau pemujaan kepada matahari dalam minggu. Sejak saat itu, untuk berabad-abad, orang-orang Kristen memelihara keduanya yaitu hari sabat dan hari matahari. Secara perlahan perbaktian hari pertama dalam minggu makin mendapat perhatian dan menguat. Kebiasaan secara berdampingan ini berlangsung sampai dengan abad keenam, tetapi pada akhirnya hari minggu memudarkan hari sabat diseluruh kekaisaran, walaupun disana-sini masih ada kantong-kantong pemelihara hari sabat” Jadi salah satu penyebab mulainya pemeliharaan hari minggu diantara orang Kristen adalah agar mereka dapat dibedakan dari orang Yahudi, walupun pada saat ini penerimaan secara gereja belum ada. Alasan yang lain makin menguatnya perbuktian hari minggu dikalangan Kristen Roma adalah oleh sebab mayoritas pemeluk Kristen Roma adalah berasal dari orang-orang kafir. Sebagai pusat utama dari perkembangan pemeliharaan hari minggu terjadi karena gereja Roma telah mengambil ukuran – ukuran teologi, sosial dan tata cara untuk menghentikan orang Kristen dari pemujaan hari sabat dan sebaliknya meninggikan perbaktian hari 12 minggu saja. Secara teologi hari sabat sudah diturunkan dari sifat yang universal oleh upacara Musa yang sementara, atas suara seperti yang dinyatakan oleh Justin Marthyr bahwa Allah sudah menentukan semata-mata keatas yahudi sebagai “Tanda untuk mereka sendiri bagi kerukunan yang sudah disediakan bagi mereka karena ketidaksetiaan mereka. Secara sosial, hari sabat sudah dipindahkan dari hari perayaan secara tradisi dan kesukaan kepada hari berpuasa dan kedukaan atau kemuraman. Peran dari Gereja Roma di dalam memulaikan dan mepromosikan puasa pada hari sabat sudah terbukti melalui data-data sejarah dari Bishop Calisstus (217-222), Hippolytus (170-236), Bishop Sylvester (314-335), Paus Innocent I (401-417), Augustine (354-430) dan John Cassian (360-435). Puasa di hari sabat bukan hanya untuk berduka karena kematian Yesus, tetapi juga, seperti yang dinyatakan dengan penuh simpaty oleh Bishop Sylvester adalah untuk menunjukkan “Rasa jijik kepada orang Yahudi-Exsercratione judaeorum” Kedudukan dan rasa dahaga sebagai akibat dari puasa sudah membuat orang Kristen menghindari “Untuk muncul dan memelhara sabat bersama orang Yahudi, dan mendorong mereka lebih bersunguhsungguh dan bersuka kedalam 13 pemeliharaan hari minggu. Secara liturgi – Tata upacara, hari sabat sudah dibuat atau dmasukan kedalam hari yang bukan agama di dalam mana tidak ada perayaan Ekaristi di izinkan sejak mengambil bahagian bagi unsurunsurnya akan dapat dianggap membatalkan puasa. Konfensi Angsburg tahun 1530 adalah juga salah satu pemicu berkembang pesatnya perbaktian hari minggu “Dalam konfesi Angsburg mengakui asal mula hari minggu setelah waktu gereja Alkitab dan menerima hak dari gereja untuk memperkenalkan upacara-upacara seperti pemeliharaan hari minggu tetapi menyangkal kekuasaan gereja untuk membuat pemeliharaan dari sesuatu hari yang suci di dalam satu hal bahwa itu “diperlukan untuk selamat” (Devine, Rest for human Restlessness halaman 230) oleh Samuel Bacchiocchi. “ Calvin memandang hari minggu sebagai lembaga manusia dari pada sebagai lembaga Allah” (Buku yang sama hal 230) Di dalam “History For the christian Religion” Tulisan calvin, dia menerangkan : “Itu adalah bijaksana untuk meniadakan rakyat, hari raya Yahudi sudah dihapuskan ; dan sebagaimana suatu perkara diperlukan untuk menjaga kesopanan, keteraturan 14 dan kedamaian didalam gereja……kekristenan mula-mula sudah menggantikan hari sabat kepada apa yang kita sebut hari Tuhan” (Buku yang sama hal 230) berkenan dengan pokok tadi maka muncullah dua pandangan atas sifat dan asal usul hari perbaktian pada hari minggu di mana masingmasing mempertahankan pandangan mereka. Pendapat pertama menyatakan bahwa hari minggu adalah dimulaikan atas kuasa ilahi pada awal-awal dari kekristenan yang sedang diperingati kebangkitan Tuhan pada hari pertama dalam minggu. Para penyokong pendapat ini pada umumnya hari minggu sebagai yang sudah mengganti secara syah dari hari sabat, oleh karenanya kedudukannya berdiri sama seperti yang terakhir diatas hukum yang keempat. Hal ini disokong oleh Erasmus, Theodore Beza dan banyak lagi yang hidup diantara abad 16-19. Pendapat kedua tentang asal-usul hari minggu menyatakan bahwa hari minggu itu adalah lembaga Gerejawi yang berdiri sendiri dari hukum yang keempat. Para penyokong pandangan ini menempatkan awal hari minggu ini pada zaman kerasulan atau setelah itu. Alasan untuk memulaikannya mungkin adalah pragmatis atau sederhana yaitu untuk menyediakan waktu bebas untuk 15 perbaktian umum dan istirahat bagi para pekerja. Pada umumnya pendapat ini adalah mendorong jenis yang lebih leluasa untuk pemeliharaan hari minggu, mengizinkan untuk bekerja, olahraga dan liburan-liburan. Diantara para penyokong pandangan ini adalah Gereja Katolik, Luther, Calvin, William Tyndale, Thomas Cranmer, John Milton dan lain-lainnya yang hidup diantarea abad 16-19. Perdebatan antara kedua kubu tadi nampaknya masih jauh untuk berakhir nanti pada abad keempat barulah hari minggu barulah menjadi hari istirahat melalui keputusan constantine pada tahun 321 ssesudah masehi. Mereka yang menerangkan pandangan ini menempatkan permulaan sejarah dari hari minggu pada waktu-waktu yang berbeda. Sebagai contoh Willy Rondorf, beranggapan bahwa perbaktian hari minggu mulainya berhubungan dengan pemunculan dari kebangkitan Kristus yang nampaknya menetapkan bentuk dari perayaan ekaristi rencana tetap pada setiap hari minggu. Hilley H. Ward dalam bukunya spaceAge Sunday menyatakan bahwa hari minggu muncul bukan sesuatu” yang diperkirakan” saja tetapi sebagai sesuatu lawan yang tepat untuk hari sabat” pada suatu waktu diantara Tahun 70 sesudah masehi, pertama dan tahun 135 sesudah 16 masehi untuk yang kedua dimasa perang Yahudi. Alasan lainnya pemeliharaan hari minggu adalah berdasarkan ayat-ayat dalam alkitab yang menuliskan tentang pertemuan dihari pertama dalam Alkitab perjanjian baru yang menyebutkan pertemuan dihari pertama atau hari minggu hanyalah delapan ayat sedangkan hari sabat sebanyak 61 ayat. Adapun delapan ayat yang menuliskan tetang hari pertama itu terdapat dalam : Matius 28 : 1 Markus 16 : 2 Markus 16 : 9 Lukas 24 : 1 Yohanes 20 : 1 Yohanes 20 : 19 Kisah 20 : 7 1 Korenti 16 : 2 Apabila kita membaca dan meneliti dengan baik dan jujur tentang ayat-ayat tadi maka disana tidak ada perintah yang tegas dari Tuhan untuk menjadikan hari pertama atau hari minggu sebagai hari perbaktian. Sangat disayangkan ada pakar-pakar Alkitab yang coba menyamarkan akan pengertian sebenarnya dari ayat-ayat itu seperti yang ditulis oleh Carl E. Olsen dan Sandra Miesel dalam buku mereka “TIPUAN DA VINCI” 17 Halaman 151-153 yang menyatakan bahwa : “Orang-orang Kristen dan Perjanjian Baru beribadahpada hari minggu atau pada” Hari Tuhan”, seperti yang digambarkan dalam kitab wahyu 1:10 Ibadah ini untuk menghormati hari Yesus bangkit dari mati setelah disalibkan pada hari Jumat, Yesus bangkit dari mati pada hari ketiga (baca markus 16-2) hari sesudah hari sabat, atau hari minggu. Praktik ini disebut dalam kisa 20 : 7 Pada hari pertama, dalam minggu itu ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara disitu, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai malam. Dalam surat pertama kepada Jemaat di Korintus (1 Koreti 16 : 2) bahwa perpuluhan dan persembahan seharusnya disisihkan pada hari-hari pertama tiap minggu. Pernyataan Paulus ini mengindikasikan bahwa orang-orang Kristen pertama memandang hari sesudah hari sabat Yahudi sebagai hari terpenting dalam suatu minggu……….Hironimus (sekitar 345-420) menulis, hari Tuihan, hari kebangkitan, hari orang Kristen, adalah hari kita. Hari minggu disebut hari Tuhan karena pada hari tersebut Tuhan bangkit dengan kemenangan bagi Allah Bapa. Apabila kaum kafir menyebutnya” hari 18 Matahari”, kita tidak keberatan, karena pada hari ini terang dunia dibangkitkan, pada hari ini surga kebenaran dinyatakan dengan pemulihan sinarnya”. Alasan inilah juga yang merupakan pembenaran bagi diterimanya lebih banyak akan perbaktian hari minggu. Padahal apabila diteliti lebih jauh maksud dan arti dari ayat-ayat diatas tadi sedikitkan tidak berbicara tentang perintah merobah atau memindahkan hari perbaktian dari hari sabat kepada hari minggu, bahkan Yesuspun sebagai Tuhan atas hari sabat tidak pernah memberikan perintah sepatah katapun untuk itu. Mari kita kembali meneliti ayat-ayat tadi. Markus 16 : 2 dan beberapa ayat lainnya dalam kitab Injil yang membicarakan tentang Yesus bangkit pada hari pertama atau hari minggu, apakah dalam ayat-ayat ini ada pernyatan Yesus yang mengukuhkan bahwa Dia (Yesus) sudah mengalihkan hari perbaktian dan hari sabat kepada minggu? Tidak ada sama sekali ! mengapa? Sebab Yesus sangat mengetahui bahwa Dia sendiri adalah “Tuhan atas hari sabat”, (Markus 2 : 28). Dia yang melembagakan hari sabat, Dia yang menguduskan hari sabat Dia yang memberkati hari sabat, Dia yagn berhenti pada hari sabat (Kejadian 2:1-3; Lukas 4:16) adalah seharusnya Dia sendirilah 19 yang harus memiliki kuasa untuk merobahnya kepada hari pertama, atau hari minggu, tetapi kenyatannya Yesus tidak melakukannya karena lembaga itu adalah kekal dan tidak bisa dirobah sampai kapanpun. Kisah 20 : 7 kalau mau jujur maka pertemuan hari pertama atau minggu tidak berlangsung di pagi hari atau siang hari tetapi adalah pada sabat malam seperti kalimat dalam ayat itu berkata”…Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam”. Kalimat sebelumnya berkata”…. Karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya…” jadi besoknya, hari minggu Paulus melanjtukan perjalannya. Jadi jika berdasarkan ayat ini perkumpulan seharusnya dibuat sabat malam. Lebih ironis lagi paulus pada hari minggu tidak menunggu berbakti pada hari itu tetapi melanjutkan perjalannya. Jika hari minggu itu sudah dirobah disaat Yesus bangkit, mengapa Paulus sengaja melanggarnya? Paulus melakukannya karena dia tahu benar hari perbaktian bukan pada hari pertam atau minggu tetapi adalah pada hari sabat, terbukti lebih banyak ayat dalam buku kisah yang menyuruh berbakti pada hari sabat dari pada hari minggu. Hal itu dapat kita baca dalam Kisah 13 : 14. dalam ayat-ayat ini sangat jelas dinyatakan bahwa rasul-rasul dan 20 orang-orang Kristen mula-mula setelah kebangkitan Yesus masih tetap beribadah pada setiap hari sabat dan bukan hari minggu. Karenanya adalah sangat janggal apabila orang sekaliber Carl E.Olsen dan Sandra Miesel yang merupakan pakar dalam bidang mereka masing-masing bahkan sangat brilian menanggapi dan membuka kebohongan dan Brown dalam bukunya The Da Vinci Code adalah juga membohongi diri mereka serta menutup mata atas pengertian yang benar dari ayat-ayat tadi. Apapun alasan mereka, mereka sudah mengambil alih kekuasaan Tuhan untuk merobah hari perbaktian yang dimaksudkan Tuhan, yang oleh Tuhan sendiri tidak pernah melakukannya. Kenyataan yang samapun mereka buat untuk 1 Korenti 16 : 2 Dalam ayat ini tidak ada perintah untuk berbakti pada hari pertama tetapi hanya untuk pengumpulan uang. Sayang sekali bahwa pemutar balikan fakta atas ayat-ayat ini oleh orangorang sekaliber Carl E. Olsen dan Sandra Miesel telah menyesatkan banyak orang kepada penerimaan hari minggu sebagai hari kebaktian menggantikan hari sabat, hari ketujuh yang diperitahkan Tuhan sejak kekristenan mula-mula sampai saat ini. 21 Demikianlah perbaktian hari minggu dimulaikan dalam kekristenan bukan oleh sebab alasan Alkitabiah tetapi lebih banyak sebagai pengaruh dari Gereja Roma pada permulaan abad yang kedua. 22 II. PROSES PERWUJUDAN UU. HARI MINGGU SEDUNIA Pada bahasan ini kita akan melihat tentang proses perkembangan kearah perwujudan – perwujudan U.U. Hari minggu untuk menajdi satu hari perbaktian dari peritirahatan sedunia. Dalam rencana kita harus tetap mengingat peran Geraja Roma Katolik dan Amerika Serikat seperti yang tertulis dalam buku Wahyu 13 : 1-18 tentang Gereja Roma dan Amerika Serikat yang dilambangkan oleh binatang yang keluar dari dalam laut (Wahyu 13:1-3) dan Binatang yang keluar dari bumi (Wahyu 13:11) Mari kita mulai melihatnya dari awalnya hari minggu mulai diterima dikalangan Kriten. 1. Tahun 70 & 135 AD - Dipicu oleh Tekanan kekaisaran Roma, Pemberontakan Yahudi dan keinginan orang Kristen dibedakan dengan orang Yahudi. 2. Awal abad ke-2 - Munculnya kelompok-kelompok yang menjadikan hari kebangkitan Yesus sebagai hari 23 3. Maret, 321 4. Tahun 321 Tahun 336 Tuhan hari minggu. - UU. Hari minggu pertama oleh kaisar Konstantine : Melarang orangorang di kota-kota besar dan kecil untuk bekerja pada hari minggu, lebih khusus bagi para petani dibebaskan. - Setelah UU. Konstantine maka di susul dengan rapat Laodikea yang merupaakan UU. Hari minggu yang dikeluarkan oleh gereja (Roma) yang meminta agar orang-orang Kristen beristirahat pada hari minggu - Melalui Konsili Laodekia Gereja Katolik menciptakan U.U. menghadiri Missa dan dan berpantangan dari pekerjaan hina pada hari-hari 24 5. 3. Nopember 386 - 6. 1 Pebruari 425 - 7. Tahun 538 - 8. Tahun 585 - 25 Ahad” hal. 23-24 Dr. L. Rumbie, Roma Catholik Church Tract Gutitle. “UU. Pelarangan pengadilan pada hari Tuhan (Minggu) “UU. Pelarangan Pertunjukan, Sirkus dan Bioskop pada hari Minggu” Maklumat Gereja ke-3 Orleans, melarang bekerja pad hari minggu dan mencela Penganut faham sabat Yahudi ; melarang “bekerja diladang” agar orang boleh datang ke Gereja dan berbakti”. Maklumat kedua macon dan dikuatkan juga oleh Rapat di Narbonne pada tahun 589 menyatakan dengan tegas Pentingnya 9. Tahun 590-604 10. 11. pemeliharaan hari minggu. - Paus Gregory I melarang orangorang “ Untuk membebani lembu atau melakuan Pekerjaan yang lain, kecuali untuk alasan yang disetujui.” Tahun 715-731 Kami memutuskan bahwa semua hari minggu untuk dipelihara dari kebaktian malam kepada kebaktian malam dan semua pekerjaan yang tak sesuai dengan UU. Haruslah dihentikan”. Tahun 758 Dekrit dari Charlemagne mengatakan bahwa pekerjaan yang luar biasa pada hari Tuhan (minggu) di larang bila itu melawan hukum yang 26 12. keempat, terutama bekerja di ladang atau kebun anggur yang mana sudah dijalankan oleh konstantine. Tahun 789. UU. Capitularies dari Charlemagne “Kepada Bishop, kepada semua : dan kami menyatakan sesuai dengan apa yang diperintahkan Tuhan juga oleh hukum, bahwa pekerjaan yang bersifat menghambakan diri jangan dilakukan pada hari-hari Tuhan juga oleh hukum, bahwa pekerjaan yang bersifat menghambahkan diri jangan dilakukan pada hari-hari Tuhan (minggu) dan sebagaimana diperintahkan menjadi berkat 27 peringatan oleh bapaku dialam maklumat sinodenya, bahwa, agar laki-laki janganlah mengerjakan pekerjaan pedusunan seperti menanam anggur, membajak di ladang, dan lainlainnya. Seperti juga wanita tidak boleh menenun, dan lainlainnya,……sebalik nya didalam segala hal penghormatan dari istirahat pada hari Tuhan (minggu) haruslah dipelihara, tetapi biarlah mereka datan bersamasama dari segala tempat ke gereja untuk merayakan misa, dan memuji Alalh didalam segala perkara yang baik yang mana sudah 28 13. 14. dibuatNya untuk ktia pada hari itu”. Tahun 1560 Konfesi Augsburg (XXVIII-60) “Meskipun demikian, karena memang perlu ditentukan satu hari tertentu supaya orang mengetahui kapan mereka harus berhimpun, maka Gereja Kristen menentukan hari minggu. Gereja lebih cenderung dan lebih suka melakukan ini, supaya orang banyak mempunyai satu contioh tentang kemerdekaan orang Kristen dan mengetahui bahwa mereka tidak perlu memelihara hari sabat atau hari lainnya”. Tahun 1610 Koloni di virginia memulaikan UU. 29 15. Yang melarang kegiatan di hari minggu termasuk partisipasi dalam pelayanan kebaktian dan batasan pada beberapa hal yang berhubungan dengan moral. Mei 1650 :1656 Catatan Yurisdisksi dari New Haven dan Kode New Haven menyatakan “Barang siapa akan menajiskan akan hari Tuhan (minggu) atau sebahagian dari padanya, apakah pekerjaan menghambakan atau olahraga yang tak sesuai dengan hukum, rekreasi, atau yang lainnya, apakah dengan sengaja atau kelalaian, akan dikenakan denda, dimasukan dalam penjara atau 30 16. hukuman sesuai dengan pelanggarannya dan dinyatakan berdosa dan di lawan. Tetapi bila pengadilan setelah memeriksa dengan teliti dan mendapatkan bukti yang memuaskan bahwa dosa itu dibuat dengan kesombongan takabur dan sengaja melakuakn melawan perintah dan kekuasaan dari Allah yang baik maka orang yang seperti itu yang menghina Tuhan haruslah di buhuh, agar yang lain boleh menjadi takut dan gentar melakukan hal yang menghina seperti itu. Tahun 1763 UU. Charles IIUU. Ini menjadi model pembuatan UU. Yang sama di 31 17. 18. Amerika. UU. Ini melarang pekerjaan duniawi, usaha, atau bekerja sesui dengan permintaan yang luar biasa pada hari Tuhan……atau yang berteriak, pamer atau membuat secara terbuka penjualan, karya-karya, alatalat, barangbarang bergerak dan sebagainya”. (UU. Ini hampir dua abad berlaku di Inggris) Tahun. 1952 UU hari minggu di Kanada UU. Ini di bahagi dalam 11 poin dengan bahagianbahagiannya yang menyatakan tentang hal-hal yang tak dapat pada hari Tuhan (Minggu). 29 Mei 1961 “Mahkamah Agung Ameirka 32 19. 20. Serikat menyetujui UU. Maryland yang tidak mengizinkan berbagai kegiatan dilakukan pada hari Tuhan (minggu) termasuk menjual berbagai barang (barangbarang, buahbuahan, rempahrempah, barang bergerak dan sebagainya)… dalam UU. Ini juga disebutkan agar tidak memaksakan UU. Ini kepada kelompok minoritas (sampai kapan ? - penulis) Tahun 1974 UU. Mengizinkan setiap kota dan wilayah (Kabupaten untuk Indonesia) hak untuk menunda atau tetap kepada UU Hari Minggu, Tahun 1988 Satu kelompok pengusaha laut Virgina 33 21. memprakarsai penghentian UU. Hari Minggu di negara bagian Virginia. - Akibatnya pengadilan Tinggi Virginia membatalkan UU. Yang melarang kegiatan di hari minggu karena sejumlah pengecualiansudah merobah mereka dari UU. Secara general kepada UU. Yang khusus karena UU. Khusus adalah dilarang oleh konstitusi negara bagian. Tahun 2004 Sampai dengan tahun ini usaha dari para pembuatan hukum Virginia untuk membersihkan negara dari menanamkan UU. Hari Minggu yang ketinggalan itu. 34 - Menghasilkan perkenan kembali dari peraturan pemberian hak bagi pegawai untuk meminta istirahat 24 jam setiap minggu (sabtu atau minggu). Bila pengusaha menolak mereka akan dikenakan denda atau mereka harus membayar gaji tiga kali lipat sesuai dengan aturan tenaga kerja. - “Kesalahan” aturan ini menyebabkan menyebarnya secara luas kelumpuhan atau ketakutan besar kepada para pengusaha. - para pekerja diseluruh Virgina mulai menyampaikan kepada para pengawas mereka untuk tidak datang bekerja pada hari minggu. 35 22. 23. - Hakim mengeluarkan 90 hari aturan darurat untuk menghalangi UU. Yang baru itu 14 Juli 2004 Rapat khusus yang diadakan oleh Gubernur untuk memperbaiki kesalahan besar dan langsung memperbaiki UU. Itu hasilnya dampaknya segera terasa. - Seminggu saja setelah perbaikan itu bermunculanlah berbagai artikel di semua surat kabar utama menyuarakan kuasa konsumerisme keatas “Hari sabat” 1 Agustus 2004 Elpasotimes. Com News memuat kesalahan menyebabkan penduduk Virginia 36 24. 25. 26. 27. mengambil libur hari minggu, tetapi jendela kesempatan itu segera ditutup disaat UU. Untuk menarik kembali UU atas mengiakan bagi Kansumerisme Amerika. 18 Juli Indiana Times menulis : “Hari minggu mencair hanya sebelum sepekan berlakunya” 18 Juli Seattle Times menulis pertanyaan : “Didalam dunia tanggal 24/7 ini, apakah hari minggu masih istimewa? 13 Juli Washington Times menulis : “masyarakat yang tegang dapat menggunakan hari minggu untuk istirahat”. 9 Agustus CBS Jackson Ville 37 28. mencatat : “Mungkin UU Hari Minggu” yang tua…..UU yang digunakan untuk toko-toko dan usaha lainnya ditutup pada hari minggu….. kemungkinan mereka (UU itu) tidak begitu gila lagi untuk keseluruhannya. 11 Agustus The Daily Tribune News. Satu surat kepada Editor menanyakan tentang” nilai-nilai keluarga” dan bagaimana dapat” Nilai-nilai tradisi kelaurga diwariskan kepada generasi berikut apabila para orang tua hari ini secara harafiah dalam sebulan kurang berhubungan dengan anak-anak mereka selama setahun dari pada 38 29. orang tua mereka pada 25 tahun yang silam? 2 Agustus Time Magazines memuat artikel dan’ Nancy Gibbs. “Apabila Jiwamu tak memiliki hari minggu, itu akan menjadikan Yatim - Albert schwaitzer Berkata : “Apakah yang hilang bila hari minggu hanya menajdi seperti hari yang lainnya? …..Waktu berbakti, mengambil waktu dengan keluarga dan sahabat atau dengan hanya beristirahat dari pekerjaan pada hari minggu. Adalah masuk akal dan tetap masih masuk akal sampai pada saat ini. - Paus John Paul II malah menulis dalam surat Kerasulannya dalam membela 39 30. A. Polandia 9 Desember 1999 hari minggu” Ketika hari minggu kehilangan arti dasarnya dan hanya menjadi bahagian dari akhir minggu seperti biasanya, Paus menulis, “Orang akan tetap terkunci didalam pemandangan yang begitu terbatas yang mana mereka tidak dapat lagi seterusnya melihat surga . Eropah Akhir Milenium ke II & awal Milenium KeIII - Polandia mempertimbankan pelarangan berbelanja pada hari minggu. - “Aksi solidaritas pemilihan (AWS) sebagai Pantai Mitra yang memerintah Polandia, berusaha untuk melarang 40 jual – beli pada hari minggu. - Hasil riset mewujudkan 60 % warga Polandia menghendaki hari berbelanja adalah hari minggu. - Kelompok pelarangan tadi adalah didominasi oleh pemimpinpemimpin katolik, banyak dari antara mereka berasal dari perserikatan dagang, adalah merasa sangat alergi untuk mengembangkan gaya hidup kebaratan di tanah air dari BWS. Alasan mereka adalah menggunakan alasan agama (Ingatlah akan hari sabat, dan kuduskanlah akan dia) sebagaimaan baiknya juga dengan sosial ekonominya….. 41 Oktober 2001 - Kenyataannya dasar atau alasan mereka itu berdasarkan dari hukum ketiga dalam sepuluh hukum hasil penafsiran mereka dimana disebabkan tentang hari sabat (Minggu). Dalam sepuluh hukum Allah, hari sabat adalah hukum yang keempat. - Pembuat UU. Polandia mengusulkan rancangan naskah yang memintakan agar toko-toko tetap ditutup apda hari minggu di dalam melindungi orang-orang di paksa bekerja pada hari minggu, sebagai hari istirahat Kristen. - Naskah ini diprakarsai oleh 21 deputi yang disokaong oleh Bishop Polandia. 42 20 September 2001 - Warsaw Voice menulis : ingatlah kode bekerja hari sabat menyatakan peraturan buru yang mengizinkan hanya toko-toko kecil dengan pekerja lima orang atau kurang dari padanya untuk dibuak pada hari minggu dan harihari rayat presiden menentang naskah ini. - Akibatnya presiden dikritik oleh pemimpin Pemimpin Gereja seperti pernyataan dari Bapa Jesuit Adam SzuleJurubicara Bishop Polandia “Veto atau penolakan itu berlawanan dengan 10 hukum dan tradisi lama dari bangsa kita. - Selanjutnya dia mengatakan : Penolakan itu tidak akan 43 4 Oktober menolong Gereja Katolik, teristimewa bagi mereka yang bekerja di Supermarket, untuk memelihara sifat yang khusus dari hari minggu sebaliknya untuk memaksa mereka untuk bekerja. - Presiden polandia tetap menjalankan keputusannya demi menjaga 16000 orang kehilangan pekerjaan mereka…. dan mencegah dari kesukaran ekonomi dan beban bagi anggaran sesama bagi tunjangan asuransi, - Bishop mengirim surat kepada presiden Polandia, menyatakan bahwa membuka Toko dihari minggu adalah melawan kebebasan beragama dan menyababkan 44 “pertentangan angan-angan hati yang serius” bagi penganut katolik. Ditambahkan bahwa jaminan secara hukum bagi perayaan hari minggu adalah harga mati, unsur universal dari warisan rohani’ Gereja” dan dengan mengabaikannya dapat” menuntun kepada berkurangnya dari rasaikatan keluarga dan kepada berbagai penyakit 31. B. Pemimpin Katoik Korasia melarang membuka toko pada hari minggu 10 September 2003 - CW News. Cam /Zagreb menulis : UU. Tenaga kerja di Kroasia adalah digunakan untuk menindas ribuan warga, pemimpinpemimpin katolik 45 yang bertanggung jawab. - Uskup besar Ivan Prendja, presiden dari Croatiane Catholic Charity Caritas dan Bozo Vuleta dari lembaga untuk budaya Perdamaian membuat satu pernyataan dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada perdana menteri Ivica Racan. Dalam surat itu disertakan petisi untuk memohonkan untuk melarang toko-toko dibuka pada hari minggu. - Menurut UU perburuhan Kroasia, hari minggu adalah hari libur, dan karenanya tokotoko haruslah ditutup. - Tetapi di tahun 2001 menteri ekonomi telah 46 mengeluarkan peraturan lokal untuk membuat keputusan mereka sendiri untuk waktu pembukaan toko. Peraturan ini telah menuntun kepada perlawanan atas roh dari UU. Itu. - Pemerintah Kroasia sendiri tidak setuju dengan pembukaan toko di hari minggu tetapi memilih jalan atau strategi memberi rasa kecewa dan tidak mendorong dari pada dengan secara langsung memberi larangan. - Sokongan pelarangan pembukaan toko di hari minggu di tanda tangani oleh K.l.300.000 orang mewakili 1 dari 15 warga Kroasia - Sekarang pelarangan juga 47 32. datang dari berbagai kelompokkelompok berkuasa seperti perserikatan dagang, badan kerajinan, para pedagang, anggota parlemen dan menteri pemerintah dan menteri kerajinan tangan. Kanada 2 Nop’2004 EWT NEWS “Orang-orang Nova Scotia memutuskan menetang berbelanja pada hari minggu. - 2 Nopember 2004 CNA “Mayoritas penduduk Nova Scotia memutuskan “Tidak ada” Berbelanja pada hari minggu. - Kota di Newfoundland menghendaki UU hari minggu….. mereka menhendaki agar membuka toko-toko di ahri 48 33. 34. minggu adalah ilegal. Inggris Ada masyarakat yang menamakan diri “Masyarakat pemelihara hari Tuhan” - Mereka mau mengundang – Undangkan hukum manusia-sabat yang dikuduskan oleh manusia bukan Hukum Allah dan sabat yang disucikan oleh Allah. 13 Pebruari 2005 Worldnet Daily - Rev John Macleod, Free Presbyterian dari Scotlandia menulis “….. Bencana alam seperti tsunami ; terjadi hari Tuhan ( hari minggu), hari yang Allah sendirikan untuk dipelihara di seluruh dunia sebagai hari istirahat yang suci 49 35. dari semua kegiatan dan rekreasi. - Ronald Williams dari Gereja Baptis menulis berkenan dengan hari minggu : “Penodaan, pelecehan atau pengabaian hari Tuhan pasti membawa hukuman dari Allah keatas bangsa-bangsa dan pribadi sama seperti melawan bahagian hukum meralnya yang lain. Ronald mengatakan bahwa perjanjian yang baru dan kebangkitan Yesus sudah merobah dari sabat kepada hari minggu, dan ini harus beraku terus sampai akhir dunia. Siapa yang berada di balik semua rencana ini? - Surat kerasulan Paus John Paul II 50 tentang hari minggu – Pada bulan Mei 1998 “Oleh kemenangan, juga didalam situasi sekitar waktu kita saat ini, orang-orang Kristen secara alami haruslah berjuang bagi memastikan bahwa UU sipil menghargai kewajiban mereka untuk memelihara hari minggu sebagai hari yang kudus” “ Perkumpulan hari minggu adalah tempat yang memberikan kesempatan bagi kesatuan…. Yang menandai gereja sebagai umat yang berkumpul di dalam kesatuan dari Bapa, anak dan Roholkus. Untuk keluarga Kristen, perkumpulan hari minggu adalah 51 merupakan pernyataan yang paling utama dari Identitas mereka… menerangkan tentang alasan penting dibalik kewajiban secara alamiah dari aturan itu” “ Hari minggu muncul sebagai hari yang paling utama dari iman kita… memberikan banyak arti, dan itu menghubungkan dengan dasar yang paling kokoh dari iman, dimana perayaan hari minggu Kristen adalah tetap, sampai pada memasuki milenium ketiga adalah merupakan unsur yang sangat dibutuhkan bagi identitas Kristen UU. Kanon bagian 29 52 53 III. PENGINGKARAN IMAN Dalam buku “Rome’s Challenge” dengan sub titelnya why do Protestants Keep Sunday” yang isinya semua diambil dari tulisan Chatholic Mirror tanggal 2, 9,16, 23 September 1893 serta catatan editor dan pasal tambahan I dan II menuliskan dengan jelas bagaimana perbaktian hari minggu itu adalah merupakan hasil perobahan yang dibuat oleh Gereja Katolik oleh karena kekuasaan yang ada padanya, dan bukan produk dari Gereja-Gereja Protestan. Untuk yang satu ini Gereja Katolik dengan rasa bangga menyatakannya seperti yang ditulis oleh Kardinal Gibbons dalam bukunya “The Catholic Mirror, 23 September 1893 berikut ini “Gereja Katolik untuk selama lebih dari seribu tahun sebelum protestan lahir, dengan kekuatan tugas ilahinya, telah mengubah hari sabtu menjadi hari minggu. Dunia Protestan pada waktu baru lahir merasa bahwa hari sabat kristiani masih terlalu keras untuk diterobos, karena itu mereka terima saja dulu yang artinya menerima kuasa gereja itu untuk mengubah hari itu selama tiga ratus tahun lebih. Hari sabat kristiani pada dewasa ini adalah turunan Gereja Katolik yan diakui sebagai pasangan Roh Kudus tanpa perlawanan dari pihak Protestan”. Pernyataan kardinal Gibbons ini dikuatkan oleh Buku” The Controversial Catechism” halaman 124-125 oleh Stephen 54 Keenan terbitan Burns & Dates, London tahun 1896 yang menyatakan kekuasaan gereja dalam merobah hari itu sebagai berikut : “Jika seandainya ia (Gereja Katolik) tidak berkausa, ia tidak berbuat itu, hal mana semua agamawan modern menyetujuinya—seharusnya ia tidak melembagakan pemeliharaan hari minggu, hari pertama dalam minggu itu sebagai pengganti hari sabtu, hari ketujuh….yang penggantiannya tidak didasarkan atas Alkitab” Pernyatan ini adalah dari gereja katolik sendiri dimana oleh Gereja Katolik sendiri dimana oleh Gereja Protestan menertawakannya seperti ditulis oleh John L. Stoddard dalam bukunya “Rebuilding a lost faith” halaman 80 terbitan J. P Kennedy & Sons, New York 1922” berikut. : “Sering Gereja protestan menertawakan kekuasaan tradisi Gereja, dan menyatakan bahwa mereka hanya mengikuti petunjuk Alkitab ; namun mereka juga telah dipimpin dan diarahkan oleh kebiasaan Gereja yang lama, tidak didasarkan atas Alkitab, tetapi hanya bergantung pada tradisi gereja saja. Suatu contoh yang sangat menyolok mengenai ini adalah sebagai berikut : Perintah dalam sepuluh hukum itu ialah “Ingatlah dan kuduskanlah hari sabat”, dan hukum itu dijalankan oleh orang Yahudi ribuan tahun lamanya tetapi hari sabat yang Allah perintahkan supaya kita pelihara adalah hari sabtu. Namun siapkah 55 umat Katolik dan Protestan, kecuali satu atau dua aliran seperti Baptis hari ketujuh, yang memelihara hukum itu sekarang? Tidak ada, mengapa begitu? Alkitab yang dinyatakan dituruti oleh protestan itu tidak memberikan izin untuk penggantian hari ketujuh itu menjadi hari pertama dari minggu itu. Kalau begitu, apakah dasarnya mereka (Gereja Protestan) berbuat demikian? Sudah jelas berdasarkan kekuasaan dari Gereja Katolik yang mereka tinggalkan dan yang tradisinya mereka kutuki”. Melalui peryataan tadi dapat kita simpulkan bahwa Gereja protestan menentang segala bentuk tradisi yang ada dalam Gereja Katolik, tetapi pada prakteknya banyak hal yang ada dalam gereja protestan adalah sama dengan yang ada digereja Katolik, yang sudah lebih dahulu melakukannya karena kuasa dari Gereja itu, seperti pemeliharaannya hari minggu, hari minggu paskah, Baptisan Percik dan lain-lainnya. Melihat kenyataan ini, maka adalah sangat tidak masuk akal bahwa Gereja Protestan yang sejak dari awal kemunculannya sudah berkomitmen penuh menjadikan Alkitab sebagai satu-satunya aturan iman, tetapi dalam prakteknya mereka menyangkalnya padahal seperti Martin Luther, Pembaharu besar, menyatakan bahwa ukuran iman adalah “SOLA SCRIPTURA”-“ HANYA ALKITAB, SELURUH ALKITAB, TIDAK ADA YANG LAIN 56 SELAIN ALKITAB”, dimana semboyan inipun merupakan fundasi iman utama dari Gereja Prostestan. Dengan Gereja Protestan menyatakan bahwa hanya Alkitab satusantunya ukuran iman kristiani mereka, maka mereka sendiri membuat diri mereka diadili oleh aturan iman mereka sendiri dan dinyatakan bersalah. Jikalau Gereja Protestan jujur dengan sola scriptura mereka, maka mereka haruslah berbakti pada hari sabat, hari ketujuh sesuai dengan aturan Alkitab dan bukan hari minggu. Terbukti mereka melanggar janji mereka sendiri. Begitupun dalam beberapa ajaran Alkitab seperti baptisan, makanan dan lainlainnya. Ketidak konsistennannya protestan di dalam pengakuan iman mereka membuat mereka tidak berdiri diatas dasar yang kokoh, dan Gereja Katolik menyatakan bahwa Gereja Prostetan hanya mengikuti kekuasaan mereka terutama dalam pemeliharaan hari minggu. Dalam buku “Rome’s Challenge” Halaman 27 di tulis : “…Gereja Katolik menuduh para penganut Protestan, dan atas mana mendakwa jalannya Protestan populer adalah tidak dapat dipertahankan, bertentangan dalam diri sendiri serta bunuh diri”. Adalah suatu hal yang sangat memalukan melihat apa yang sedang dilakukan oleh Gereja Protestan dewasa ini. Mereka yang pada zaman reformasi memerotes atau menentang secara vokal 57 dan berani penyelewengan Gereja Katolik atas Alkitab dan bahkan banyak yang menjadi martyr demi membela “Sola Scriptura”, dewasa ini mengulurkan tangan-menyerah kepada rencana Gereja katolik untuk menyatu dan melupakan berbagai perbedaan ajaran dalam Alkitab. Dengan langkah-langkah ini, seperti yang terlihat melalui pergerakan Oikumene, karismatik, persekutuan doa yang dikemas dalam berbagai bentuk “pelayanan independent” – “Independent Ministry” dengan tak memandang dari mana ajarannya, yang penting percaya Yesus. Padahal belum tentu mereka yang menyebut percaya kepada Yesus adalah murid sejati Yesus karena Alkitab pun menyatakan “Setanpun percaya dan gemetar” Yakub 2:19. Pengikut sejati dari Yesus akan dikenal dari pada buah-buahnya – Matius 7 : 16 “Dari buahnyalah kamu mengenal mereka” Bagaimana mereka menyebut percaya keapda Yesus tetapi tidak menjadi pelaku firmanNya? Rasul Yakobus berkata dalam Yakobus 1 : 22 “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika demikian kamu menipu diri sendiri”. Banyak orang boleh berkata “Percaya”. Percaya kepada Yesus ; Percaya kepada ajaran Yesus dan sebagainya tetapi tidak melakukannya adalah penipu kata yakobus. 58 Percaya, Alkitab mengajarkan agar menjaga tubuh kita ini dari hal-hal yang akan merusak tubuh, karena tubuh adalah kaabah roh, tetapi tetap melanggarnya dengan rokok, minuman keras, dan makanan yang dilarang Allah. Percaya bahwa sepersepuluh dari pendapatan kita harus dibawa kepada Allah, tetapi bukankah banyak yang tidak melakukannya. Alkitab menyatakan bahwa hari perbakatian adalah hari sabat tetapi banyak yang memelihara hari minggu ciptaan manusia, dan sebagainya. Bukankah ini menipu dan mengingkari aturan iman gereja protestan yaitu sola scriptura? Jelaskan bagi kita bahwa percaya kepada Yesus belum menjadi jaminan sebagia anak Allah yang sejati. Firman Allah jelas mengatakan bahwa “bukan setiap orang yang berseru kepadaku : Tuhan, Tuhan! Akan masuk kedalam kerajaan surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-ku yang disurga” Matius 7 : 21. Nabi Yesaya mengatakan dalam kitab Yesaya 8 : 20 “Carilah pengajaran dan Kesaksian! Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar”. Alkitab terbitan L.A. I. 1970 menuliskan ayat tadi seperti berikut : “Akan torat dan assyahadat, barang siapa yan berkata-kata tidak setuju dengan perkataan itu, sekali-kali tiada akan terbit fajar baginya! 59 Melihat kepada ayat-ayat tadi maka percaya yang benar adalah percaya yang melakukan kehendak Tuhan yang dinyatakan dalam firmanNya dan bukan sekedar percaya, tetapi tidak melakukan banyak hal yang diperintahkan oleh Tuhan. Gereja protestan yang pada hakekatnya haruslah menghidupkan aturan iman mereka satu-satunya yatiu Alkitab – “Sola Scriptura”, merekalah yang sengaja menutup mata dan melanggarnya. Ini adalah merupakan pengingkaran atau pembelotan iman yang bertentangan dengan angan-angan hati mereka sendiri. Alasan apapun yang mereka akan berikan untuk membela pendirian mereka adalah tidak berdasar sama sekali. Hanya ada satu perlindungan yang aman dari Gereja Protestan yaitu punya kejujuran dan keberanian untuk kembali kepada basis iman sebenarnya yaitu “Sola Scriptura” – “Hanya Alkitab, seluruh Alkitab, tidak ada yang lain selain Alkitab”, sebagai “Aturan Iman”- “Rule of faith”.Siapa takut ! 60 IV. HARI SABAT ALKITAB ADALAH KEKAL Cerita-cerita dongeng dengan mudah diterima sebagai kebenaran bilamana itu berada disekeliling kita dalam waktu yang lama. Misalkan saja laba-laba. Sekitar tahun 150 S.T.M, Aristotel, filsuf Yunani, mengelompokkan laba-laba adalah binatang berkaki enam. Sejak itu, selama abad 20, orang mempercayai bahwa labalaba adalah binatang berkaki enam. Tak seorangpun yang peduli untuk menghitungnya. Labih dari pada itu, siapa yang mau menantang Aristotel yang hebat itu? Datanglah Lamarck, seorang ahli ilmu hayat dan pencinta alam. Ia menghitung dengan teliti kaki laba-laba itu. Cobalah terka, berapakah jumlah kaki laba-laba itu? Tepatnya adalah delapan! Cerita dongeng yang selama ini sudah diajarkan sebagai kebenaran untuk berabad-abad lamanya diruntuhkan oleh karena Lamarck mau sibuk menghitungnya. Copernicus yang memiliki pemikiran bebas, seorang Polandia, pernah juga menantang satu “kebenaran” yang dipercayai oleh orang-orang yang menamakan dirinya “ilmuwan” pada zamannya. “Mataharilah, dan bukan bumi, yang menjadi pusat tata surya” katanya. Orang-orang didalam gereja menyatakan, 61 “Hal itu tidak bisa demikian! Engkau tidak bisa mengubah keadaan langit milik Allah.” Akan tetapi Copernicus bukanlah merubah langit milik Allah itu. Ai hanyalah menyatakan kebenaran dan menjelaskan satu kepalsuan. Masih banyak lagi contoh kepalsuan, baik dari segi ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Banyak orang yang sudah mempercayai selama ini. Walaupun tidak semuanya berakibatkan kritis karena menerima kepalsuan-kepalsuan dibidang ilmu pengetahuan, namun kepalsuan di bidang agama akan mengakibatkan hidup atau matinya orang tersebut. Dengan kata lain, sehubungan dengan perkara-perkara yang kekal maka kesanggupan untuk membedakan antara fakta dengan fiksi, kepalsuan dengan kebenaran adalah sangat penting. Akan tetapi bagaimanakah kita mengetahui yang manakah kepercayaan agama yang palsu dan mana yang benar? Bagaimanakah kita dapat membedakan antara fakta-fakta keagamaan yang nyata dengan yang fiksi? Apakah yang menjadi sumber otoritas kita? Tanpa diragukan, Allah sajalah sumber otoritas kita yang terakhir. Dan Alkitablah sebagai catatan firman-Nya. Di dalamnya berisi kebenaran kekal yang tidak dapat berubah. Dengan mempelajari Firman Allah, kepalsuan di bidang agama 62 yang sudah dipercayai berabad-abad lamanya akan dinyatakan. Kitab Wahyu menyatakan dengan tepat adanya kepalsuan itu. Pekabaran besar yang menyediakan anak-anak Allah bagi kedatangan Tuhan itu terdapat dalam Wahyu 14:6-12. kita membaca kata-kata ini diayat 7: “… Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air”. Pada pembacaan yang pertama, ayat ini kelihatannya tidak menyatakan sejenis kepalsuan di bidang agama. Akan tetapi marilah kita jelaskan lebih lanjut. Pekabaran tentang dekatnya penghakiman Allah tersebut sangatlah penting sehingga Allah menggambarkannya sebagai pekabaran yang dibawakan oleh tiga malaikat yang terbang dengan cepat dari tahta-Nya di tengah-tengah langit ke seluruh dunia. Pekabaran itu patut dibawakan dengan cepat seperti api yang menjalar menjilat belukar yang kering, kepada semua bangsa, suku, bahasa dan kaum (ayat 6). Pekabaran ini harus menjangkau semua batas wilayah bumi ini. Hal itu akan menjembatani segala kelompok budaya dan bahasa. Ketika penghakiman surga yang terakhir semakin dekat, Wahyu 14 ayat 7 denga tegas 63 mendesak semua umat manusia agar kembali untuk menyembah Sang Pencipta. Akan tetapi agar dapat kembali kepada penyembahan terhadap Sang Pencipta itu, kita harus memahami apa artinya terlebh dulu. Dasar peribadatan adalah menyadari kenyataan bahwa kita adalah makhluk ciptaan bukannya pencipta. Sebab yang utama mengapa Allah layak menjadi sasaran peribadatan kita yang tertinggi adalah karena Ia menciptakan kita. Wahyu 4 : 11 menegaskan : ”Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena hendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan”. Di zaman dimana hipotesa yang bersifat evolusi telah menguasai dunia ilmu pengetahuan dengan hebatnya, Alkitab pun telah mengirimkan satu pekabaran untuk memanggil semua orang untuk menyembah Kristus sebagai Pencipta. Efesus 3:9-11 memberikan pengertian yang penting itu sebagai berikut : “… dan akan menerangkan kepada orang sekalian bagaimana halnya menjalankan rahasia yang telah beberapa zaman lamanya tersembunyi di dalam Allah, yang menjadikan semesta 64 sekalian,… menurut seperti maksudnya yang kekal, yang ditetapkan-Nya di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”. (Alkitab Terjemahan Lama) (lihat juga Kolose 1:13-17). Bagaimanakah segala sesuatu diciptakan? “Oleh Yesus Kristus!” Pekabaran yang berkumandang terus di zaman akhir ini, yang mengajak semua orang dimanapun ia berada, untuk “menyembah Dia yang menjadikan langit dan bumi”, adalah satu pekabaran yang memanggil semua orang untuk menyembah Yesus Kristus sebagai Pencipta. Bagaimanakah caranya seseorang dapat menyembah Kristus sebagai pencipta? Apakah Ia meninggalkan satu tanda peringatan akan karya ciptaan-Nya? Apakah tanda peringatan penciptaan-Nya itu? Apakah kita membuka kitab Keluaran, disana kita dapati, pada pusat Hukum Allah itu –yaitu Sepuluh Firman—satu tanda peringatan sehubungan dengan kuasa ciptaan-Nya. Itu adalah tanda peringatan yang, bilamana diingat, akan tetap terpelihara dengan segar diingatkan kita bahwa Dialah Pencipta dan kita adalah makhluk ciptaan-Nya. Tanda peringatan ini dijelaskan dalam Keluaran 20:.8-11 sebagai berikut: “Ingatlah kamu akan Hari Sabat, supaya kamu sucikan dia. Bahwa 65 enam hari lamanya hendaklah kamu bekerja dan mengerjakan segala pekerjaanmu; tetapi hari yang ketujuh itulah sabat Tuhan, Allahmu, pada hari itu jangan kamu bekerja, baik kamu, atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu lakilaki, atau hambamu perempuan, atau binatangmu, atau orang dagang yang ada di dalam pintu gerbangmu. Karena dalam enam hari lamanya Tuhan telah menjadikan langit dan bumi dan laut, dengan segala isinya, maka berhentilah Tuhan pada hari yang ketujuh, sebab itulah Tuhan memberkati akan hari Sabat itu dan meyucikannya”. (Perpaduan Alkitab terjemahan Lama dan Baru). Allah berfirman, “Ingatlah untuk menyucikan hari Sabat itu, karena itu adalah satu tanda peringatan akan karya ciptaan-Ku”. Perhatikanlah persamaan cara penuturan kata-kata itu di dalam Wahyu 14:7 dan juga Keluaran 20:11. Pekabaran penting untuk kepentingan generasi yang terakhir adalah: 66 “Sembahlah Dia yang menjadikan langit dan bumi dan laut dan segala mata air”. (Wahyu 14:7). Keluaran 20:11 berkata: “Karena dalam enam hari lamanya Tuhan telah menjadikan langit dan bumi dan laut, dengan segala isinya, …” Kekudusan hukum hari Sabat terkandung dengan jelas di pusat Hukum Allah itu sebagai satu tanda peringatan yang kekal akan wewenang-Nya. Tepatlah hal itu sebagai tanda Penciptaan. Marilah kita kembali ke buku pertama di dalam Alkitab, yaitu Kejadian, melihat kembali suasana penciptaan. Seluruh pasal satu dalam buku Kejadian dan keindahan serta cemerlangnya Eden itu. Setelah itu, Kejadian 2 memulainya sebagai berikut: “Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu. (Kejadian 2:1-3) Setelah menciptakan dunia ini dalam enam hari lamanya, Allah menetapkan hari ketujuh sebagai satu tanda peringatan terhadap karya ciptaan-Nya. Tiga perkara yang berhubungan erat dengan penetapan tanda peringatan ini: 67 --Pertama, Allah Berhenti (ayat 2). Bukan karena Ia merasa lelah, akan tetapi karena ingin memberikan contoh kepada umat manusia. Sudah menjadi rencanaNyalah agar setiap hari ketujuh umat manusia sepatutnya berhenti dari pekerjaannya sebagaimana Sang Pencipta lakukan. Tujuannya adalah untuk mengingatkan kepada kita bahwa Dialah yang menciptakan dunia ini. --Kedua, Allah memberkati hari ketujuh itu (ayat 3). Allah mengambil 24 jam dalam sehari itu dan membubuhi satu berkat yang istimewa di dalamnya. Melalui pertemuan istimewa dengan Allah pada hari itu Ia menyediakan berkat yang istimewa pula—yaitu kekuatan yang diperbaharui, hati yang penuh damai, dan satu kehidupan yang lebih akrab dengan Dia. --Ketiga, Allah menguduskan atau membuat hari ketujuh itu kudus. Istilah “menguduskan” berarti memuliakan atau mengasingkan sesuatu untuk maksud yang suci—dipersembahkan; itu berhubungan dengan sesuatu yang suci dan bukan yang biasa. Allah sajalah satu-satunya yang dapat membuat perkara-perkara itu suci atau mulia. Peribadatan umat manusia yang sejati berati mengikutsertakan penghormatan terhadap apa saja yang 68 Allah sudah kuduskan—karena Ia, sebagai Allah, sudah membuat hal itu kudus! Dan sesuai dengan pernyataan kitab Kejadian, Allah telah membuat hari ketujuh itu kudus. Dengan demikian Sabat hari ketujuh telah diciptakan oleh Allah sebagai satu tanda peringatan akan kuasa penciptaanNya. Hari itu adalah hari kudus. Saya sering bertemu dengan orangorang yang mengatakan, “Hari yang mana pun itu adalah baik. Tidak ada beda hari apa pun yang kita pelihara asalkan kita memelihara salah satu dari yang tujuh hari itu.” Akan tetapi, coba perhatikan dengan jelas apa yang Alkitab ajarkan. Hari apakah yang Allah kuduskan? Hari ketujuh. Tidak ada dinyatakan di dalam Alkitab ayat mana pun itu bahwa Allah berhenti, memberkati, ataupun mengkuduskan hari pertama atau hari ketiga atau hari kelima dalam minggu itu. Satu-satunya yang Allah tetapkan hanyalah hari ketujuh. Sehingga hari itulah satu-satunya yang dapat menjadi satu tanda peringatan akan PenciptaanNya. Kemudian, pada hari ketujuh, Ia menetapkan satu tanda peringatan akan karya agung-Nya itu—Hari Sabat—hari dimana Ia berhenti. Tidak ada hari lain yang cocok untuk itu. Misalkan saja hari kelahiran Anda tanggal 25 Juni. Pada hari itulah anda dilahirkan. Jikalau seseorang berkata, “Apa 69 bedanya? Anda boleh saja rayakan hari ulang tahun itu pada tanggal 24 Juni atau 26 Juni. Tidak ada masalahnya, bukan?” Tanpa ragu-ragu Anda akan menjawab, “Tentu saja ada bedanya! Tanggal lahirku adalah 25 Juni, dan bagaimana hebatpun perayaan itu pada tanggal sebelumnya atau sesudahnya, namun tidak ada fakta apa pun yang dapat mengubah hari lahirku, bahwa saya lahir tanggal 25 Juni!” Atau misalkan saja Anda menikah pada satu tanggal tertentu. Setiap tahun, pada hari yang istimewa itu, Anda merayakan pernyataan janji setia Anda kepada pasangan Anda. Hari pernikahan Anda itu mengingatkan Anda akan janji setia Anda dengan pasangan Anda. Hari itu adalah hari yang istimewa untuk dirayakan bersama-sama. Begitu juga dengan hari Sabat. Hanya ada satu hari khusus dimana Allah telah tetapkan dan kuduskan, yaitu hari ketujuh. Sepanjang sejarah dunia ini hari Sabat sudah dipelihara sebagai satu tanda peringatan akan kuasa penciptaan-Nya, kebebasan-Nya, dan kasih-Nya segala zaman. Bacalah Yehezkiel 20:20 “Kuduskanlah hari Sabat-Ku, sehingga itu menjadi peringatan di antara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah Tuhan, Allahmu. Sepanjang zaman Perjanjian Lama, hari Sabat menjadi satu tanda kesetiaan. Hari itu membedakan umat Allah dengan 70 umat yang tidak percaya pada Allah. Hari itu telah ditetapkan pada saat penciptaan dan dipelihara sebelum munculnya bangsa Israel. Hari itu telah dipelihara oleh umat Allah sepanjang Perjanjian Allah. Sekarang, bagaimana dengan Perjanjian Baru? Juga bagaimana dengan Yesus Kristus? Apakah yang menjadi kebiasaannya? Oleh karena Dialah teladan agung kita, dan “barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup” (1 Yohanes 2:6), dengan demikian sangat masuk diakallah bagi kita untuk mengikuti teladan-Nya sebagai penuntun. Marilah kita baca dari Alkitab Perjanjian Baru. Dalam Lukas 4:16 kita dapati pernyataan yang jelas sebagai berikut: “Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaanNya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membacakan dari Alkitab”. Kebiasaan Kristus, praktek hidup-Nya, adalah menghadiri gereja pada hari Sabat. Seandainya kita mengalihkan pandangan kita ke belakang ke tempat Yesus bekerja di pertukangan yang kecil, maka kita akan mendengarkan suara pukulan martil dan gergaji—paling tidak pada hari pertama dalam minggu itu ataupun hari keduanya atau pun salah satu hari dalam minggu itu—kecuali hari ketujuh. Boleh jadi kita 71 akan melihat satu tanda di depan pertukangan itu, “Buka.” Akan tetapi pada hari ketujuh pertukangan itu akan kosong. Suara martil dan gergaji akan berhenti, dan tanda yang kecil di depan pertukangan itu akan berubah menjadi, “Tutup pada hari Sabat.” Namun berapa orang mengatakan, “Yesus adalah seorang Yahudi dan itu sebabnya Ia memelihara hari Sabat.” Apakah dikatakan dalam Keluaran 20:10 ? “….tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu.” Jadi, hari Sabat bukanlah milik orang Yahudi! Hari itu adalah Hari Sabat TUHAN. Itu adalah hari Kristus—satu tanda peringatan akan kuasa penciptaanNya. Hari Sabat sudah ditetapkan pada saat penciptaan manusia berabad-abad sebelum orang Yahudi muncul sebagai satu Bangsa. Benarlah sebagaimana Yesus nyatakan dalam Markus 2:27, “Hari Sabat diadakan untuk manusia.” Ada yang menyatakan bahwa Kristus sudah mengubah Hari Sabat itu ketika Ia datang ke bumi ini. Marilah kita teliti hal ini. Masuk diakalkah itu? Jikalau Yesus datang untuk mengubah hari Sabat, jikalau Dia telah datang untuk mengubah hukum yang ditulis oleh jari Allah sendiri di Bukit Sinai, bukankah Ia akan menyatakan kepada murid-murid-Nya tentang perubahan ini? Sebaliknya, Ia bahkan menyatakan bahwa Ia 72 meninggalkan bagi kita satu teladan dalam pemeliharaan hari Sabat. Ia berkata: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya”. (Matius 5:17). Marilah kita lihat pernyataan Yesus itu lebih lanjut. Dalam Matius 24, Yesus sedang berbincang-bincang tentang kebinasaan Yerusalem yang akan terjadi nanti pada tahun 70 T.M. (sekitar 40 tahun kemudian setelah penyaliban) dan Ia menasehati: “Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musin dingin dan jangan pada hari Sabat”. (Matius 24:20). Tentunya sangatlah berarti nasehat Yesus ini kepada para pengikut-Nya yang paling dekat itu. Hal ini tentunya menegaskan bahwa Yesus tidak berencana untuk mengubah hari Sabat itu. Akan tetapi, bagaimana jadinya setelah Yesus kembali ke surga? Apakah yang dilakukan para Rasul itu? Apakah Alkitab memberitahukan kepada kita hari apakah yang para Rasul dan Jemaat yang 73 mula-mula itu pahami tentang hari Sabat? Apakah ada di dalamnya diberitahukan kepada kita tentang hari apa yang di perlihara oleh jemaat Perjanjian Baru? Kisah Para Rasul 13:14 menyatakan: “Dari Perga mereka [Paulus dan Barnabas] melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokia, Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ”. Pada saat upacara kebaktian hari sabat pagi itu, Paulus dan Barnabas mendapat kesempatan untuk mengkotbahkan Kristus sebagai kegenapan apa yang dinyatakan dalam Perjanjian Lama (ayat 15). Walaupun banyak orang Yahudi marah, namun orang-orang kafir yang ada di tempat itu suka mendengarkan. Ayat 42 melanjutkan: “Tatkala mereka keluar, maka sangatlah orang-orang itu minta supaya perkataan itu dikatakan kepada mereka itu pada Hari Sabat yang akan datang”. (Alkitab Terjemahan Lama). Orang-orang kafir (bangsa-bangsa lain) itu masih ingin mendengar Paulus berkotbah kali berikutnya. Cobalah perhatikan bagaimana cerita itu 74 selanjutnya di ayat 44: “Pada Hari Sabat berikutnya datanglah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar Firman Allah.” Seandainya Paulus adalah Pemelihara hari Minggu, yaitu hari pertama dalam minggu, maka ia akan mengatakan kepada orang-orang Kristen yang tadinya kafir, seperti ini, “Kamu tidak perlu menunggu sampai hari Sabat depan. Datanglah besok, pada hari minggu. Itulah hari baru bagi orang-orang Kristen yang berasal dari kafir.”Akan tetapi Paulus tidak menyatakan seperti itu. Alkitab menceritakan bahwa orang-orang itu mendengarkan Paulus pada Hari Sabat berikutnya. Hal ini menunjukan bahwa empat belas tahun sesudah kebangkitan Yesus, murid-murid itu masih memelihara Hari Sabat. Kebenaran tadi masih dikuatkan oleh tulisan-tulisan Dr.Lukas di dalam ayatayat berikut: Kisah 16:13 “Pada Hari Sabat kami keluar pintu Gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembayang Yahudi, yang sudah kami dengar ada di situ. Setelah duduk, kami berbicara kepada perempuanperempuan yang ada berkumpul di situ.” 75 Peristiwa ini terjadi di Filipi dan di sinilah Rasul Paulus bertemu derngan wanita yang bernama Lidia yang setelah mendengar pembicaraan Paulus membuka hatinya dan dibaptiskan. Dari Filipi maka Paulus dan Silas menuju Tesalonika lewat Antipolis dan Apolonia. Di Tesalonika ada rumah ibadat dan seperti biasa Paulus masuk rumah ibadat pada Hari Sabat seperti yang disebutkan dalam: Kisah 17:2 “Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga Hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari kitab suci.” Ketika Paulus berada di kota Korenti dimana di tempat itu Paulus bertemu dengan Akwila dan Priskila yang mempunyai profesi yang sama yaitu pembuat tenda. Paulus menginap di rumah mereka. Di kota Korenti inipun Paulus beribadat pada Hari Sabat dan itu dilakukannya pada setiap Hari Sabat. Kisah 18:4 “Dan setiap Hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orangorang Yunani.” Jelaslah bagi kita bahwa Paulus bukan secara kebetulan beribadat pada Hari Sabat 76 tetapi itu adalah kebiasaannya. Karena itu setiap Hari Sabat hal itu dibuatnya selama satu tahun enam bulan di Korenti. Kebiasaan ini di buat oleh Paulus dan murid-murid setelah Kebangkitan Yesus. Jadi, jemaat Perjanjian Baru adalah pemelihara Hari Sabat. Jelaslah bahwa tidak ada satu perintah untuk memelihara hari yang lain. Tidak terdapat satu ayatpun yang menyatakan bahwa para Rasul itu mengajarkan bahwa Yesus sudah mengubah Hari Sabat. Rasul Yohanes, murid yang dikasihi itu, memberikan satu bukti yang lain. Sementara dibuang di pulau Patmos yang berbatu, Yohanes menulis: “Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,…” (Wahyu 1:10). Yohanes menyatakan bahwa ada satu hari yang istimewa dimana para pengikut Yesus beribadat sepanjang abad pertama. Hari itu disebut “Hari Tuhan.” Akan tetapi Yohanes tidak memberitahukan kepada kita hari yang manakah di dalam minggu itu sebagai hari Tuhan. Beberapa orang berspekulasi tentang hal itu. Namun demikian, satu-satunya otoritas adalah perkataan Kristus sendiri. Sudah tentu Dia mengetahui hari yang manakah hari di mana Dialah Tuhannya! Di dalam Markus 77 2:28, Ia menyatakan, “Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” Dalam ayat ini kita lihat satu pernyataan yang jelas. Hari Sabat adalah Hari Tuhan. Kristulah Tuhan atas hari Sabat itu. Hari itu adalah milik-Nya. Namun ada yang bertanya, “Dapatkah kita dengan tepat memberitahukan hari apakah hari ketujuh itu? Allah mempunyai satu hari yang istimewa. Hari itu adalah hari Sabat. Akan tetapi, sebenarnya kita tidak dapat memberitahukan hari yang manakah hari ketujuh itu. “Baiklah, kita akan mendalaminya lebih lanjut. Apakah kira-kira masuk diakal bahwa Yesus yang sudah menetapkan satu hari sebagai satu tanda peringatan akan kuasa penciptaanNya—satu hari yang istimewa di mana semua orang akan beribadat kepada-Nya— tetapi tidak menyatakan hari apakah itu? Tentunya tidak! Hal itu tidak masuk diakal. Haruskah ada bukti pernyataan tentang hari apakah hari Allah yang istimewa itu. Marilah kita menelitinya. Ada tiga cara yang dapat kita tempuh untuk mengenal dengan jelas Sabat hari ketujuh itu: --Berdasarkan Alkitab --Berdasarkan Ilmu Agama --Berdasarkan Ilmu Perbintangan Marilah kita mulai dengan yang pertama dengan melihat bukti Alkitabiah. Alkiltab menunjukkan dengan 78 jelas kepada kita. Di dalam Lukas pasal 23 diceriterakan mengenai penyaliban Kristus. Ketika Lukas menulis tentang hari pada saat Kristus mati, Ia menyatakan dalam 54 sebagai berikut: “Hari itu adalah hari persiapan (hari di saat mana Kristus mati) dan Sabat hampir mulai.” Kemudian dalam dalam ayat 56, Lukas menjelaskan aktifitas yang perempuanperempuan itu (para pengikut Yesus) lakukan pada hari sesudah kematian Kristus. Ia menulis : “ Maka kembalilah mereka itu setelah menyediakan rempahrempah yang harum dan minyak bau-bauan. Maka pada hari Sabat mereka itupun berhentilah menurut hukum Taurat”. (Alkitab Terjemahan Lama) jadi, hukum Taurat masih tetap berlaku sesudah penyaliban Kristus, dan perempuan-perempuan ini, sebagai pengikut Kristus, tetap memeliharanya. Mereka mengasihi Tuhannya; itulah sebabnya mereka memelihara hukum Taurat dan berhenti pada hari itu Sabat sementara Yesus berada di kuburan. Peristiwa Kebangkitan Yesus dijelaskan di pasal 24 ayat 1 sebagai berikut : “Tetapi pada hari yang pertama di dalam minggu itu, yaitu pada waktu 79 dini hari, pergilah perempuanperempuan itu ke kubur membawa rempah-rempah yang harum, yang disediakannya itu”. (Alkitab Terjemahan Lama) Lukas mencatat tentang tiga hari yang berurutan, yaitu : Pertama, hari persiapan -- hari di saat Kristus mati. Kedua, hari sabat -- hari di saat perempuanperempuan berhenti. Ketiga, hari yang pertama di dalam minggu itu -- hari di saat Yesus bangkit. Dunia Kristus pada dasarnya sependapat mengenai hari apa Kristus mati. Kita menyebutkan serbagai hari Jumat Agung! Dan bagiamana dengan hari Kebangkitan Kristus? Tidak ada masalah untuk menyatakannya. Orang-orang Kristen di seluruh dunia ini merayakannya sebagai hari Kebangkitan Kristus yaitu pada hari Minggu (Easter Sunday). Dengan demikian ketiga hari yang berurutan itu adalah sebagai berikut : hari di saat mana Kristus mati adalah hari Jumat; hari di saat mana Kristus berada didalam kubur adalah hari Sabat; dan hari di saat mana Kristus bangkit adalah hari Minggu. Hari Sabat berada di antara hari Jumat dan hari Minggu, atau yang dalam kalender kita disebut hari Sabtu. Dengan menggunakan matematika yang sederhana, karena hari Minggu adalah hari yang pertama dalam Minggu, kemudian hari 80 Jumat adalah hari ke enam, maka hari Sabtu adalah hari ketujuh. Alkitab menjelaskan hal ini dengan sangat sederhana. Kedua, marilah kita melihat bukti tambahan -- berdasarkan Ilmu Bahasa. Lihatlah dalam kamus yang biasa digunakan. Carilah kata “Sabat,” dan apakah penjelasan yang Anda dapati di sana? “Sabat -- Sabtu; hari ketujuh (hari Tuhan beristirahat sesudah menciptakan alam semesta, menurut kitab Taurat).”— Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 763. Dengan demikianlah, jelaslah bahwa hari Sabtu adalah hari ketujuh di dalam minggu, dan karena hari Sabat adalah hari ketujuh, maka hari Sabtu adalah Hari Sabat. Dalam 108 bahasa di dunia ini mengartikan hari Sabtu itu sebagai “Hari Sabat”. Dalam bahasa Portugal dan Spanyol menyebutkan “Sabbado”; Bahasa Rusia menyebutkan “Subbata”; Bahasa Bulgaria menyebutkan “Suhubbuta”; dan orang Arab menyebutkan “As-Sabbat.” Jadi, bahasa di dunia memberikan kesaksian tentang suatu kenyataan yang agung dan mulia bahwa hari Sabat adalah hari ketujuh dalam minggu itu.—itu yaitu hari Sabtu. Ketiga, bagaimana dengan Ilmu Perbintangan? Apakah ada bukti disana? Sudahkah anda memperhatikan kalender lalu melihat hari apakah hari ketujuh itu? Apakah yang anda dapatkan? Disana 81 tertulis Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu atau dalam bahasa Inggris disebut Sunday, Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday, Sartuday. Apakah selalu perputarannya seperti itu? Dari manakah asal mula siklus mingguan ini? Dari matahari? Bukan—siklus tahunanlah yang diatur oleh matahari (hal itu adalah pada saat bumi berotasi mengelilingi matahari satu kali). Apakah siklus mingguan itu diatur oleh bulan? Juga bukan—karena bulan mengatur siklus bulanan (hal itu adalah pada saat bulan mengelilingi bumi sebanyak satu kali). Bagaimana dengan perputaran bumi pada porosnya? Ini juga bukan—karena hal ini adalah siklus harian (satu hari dihitung saat bumi berputar sebanyak satu kali pada porosnya). Sehubungan dengan usaha untuk mendapatkan bukti yang nyata tentang asal usul berkesinambungannya siklus mingguan saya memutuskan untuk menulis surat kepada ahli Ilmu Perbintangan Kerajaan di Royal Greenwich Observatory, London Inggris. Observatorium Greenwich ini menyimpan catatan yanga akurat tentang waktu di seluruh dunia. Inilah surat saya yang ditulis pada tanggal 11 Februari 1974: “Tuan yang terhormat: “Pada saat ini saya sedang mengadakan penelitian tentang urusan siklus mingguan yang tidak pernah putus. 82 Beberapa ahli ilmu perbintangan Eropah menyatakan bahwa siklus mingguan telah sampai kepada kita secara terus menerus dan tidak pernah putus sejak waktu yang lalu; dengan kata lain, bahwa hari ketujuh yang kita miliki dalam siklus mingguan sekarang ini, misalnya saja, adalah sama dengan hari ketujuh dalam minggu yang terdapat di zaman Alkitab. Pertanyaan saya terbagi dalam tiga bagian: 1. Apakah hasil penyelidikan Anda sehubungan dengan siklus mingguan yang tidak pernah putus sejak masa yang lalu itu? 2. Apakah dengan adanya perubahan kalender dimasa yang lalu (dari Julian ke Grogorian, dan sebagainya) mempengaruhi siklus mingguan tersebut? 3. Apakah hari Sabtu yang kita miliki pada zaman ini mempunyai pernyataan garis lurus yang sama dalam siklus tujuh hari dibandingkan dengan hari Sabtu yang disebutkan dalam catatan Alkitab pada hari penyaliban Kristus? “Saya sangat menghargai waktu yang Anda gunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dan dengan segera mengharapkan jawabannya. Hormat saya, Mark Finley” Dan inilah jawabannya: “Tuan yang terhormat: 83 “Surat saudara yang ditujukan kepada ahli Ilmu Perbintangan Kerajaan di Greenwich telah dikirimkan kepada kami, dan pimpinannya telah miminta saya untuk menjawabnya. “Kesinambungan tujuh hari dalam satu minggu sudah dipertahankan sejak zaman yang paling awal dalam agama orang Yahudi. “Ahli perbintangan boleh jadi menaruh perhatian sehubungan dengan keputusan-keputusan tentang waktu, tanggal di kalender, dan tahun. Akan tetapi, oleh karena siklus mingguan adalah siklus sipil, sosial, dan agama, maka tidak ada alasan apapun yang membuat hal itu diganggu oleh penyesuaian yang terjadi di dalam kalender. Setiap usaha yang dilakukan untuk menganggu siklus tujuhhari itu selalu saja menimbulkan tantangan yang sangat keras dari pihak kekuasaan bangsa Yahudi, dan kita memastikan bahwa tidak ada gangguan apapun yang terjadi dengan adanya perubahan. Perubahan model kalender dari Julian ke Grogorian (1582-1927) sudah terjadi tetapi siklus urutan hari dalam minggu itu tidak berubah. Sahabatmu, R. H. Tucker Pegawai urusan Penerangan” Tentunya tidak dapat diragukan lagi! Pembuktian dari Sejarah Alkitab, dari bahasa-bahasa di dunia, dan juga dari Ilmu 84 Perbintangan sangat jelas, hari Sabat Alkitab adalah hari Sabtu, yaitu hari ketujuh dalam minggu. Bilamana kenyataan ini muncul di lingkungan kebanyakan orang, seringsering mereka bertanya, “Bagaimanakah dengan sanak keluarga saya dan sahabatsahabat saya yang tidak pernah mengerti tentang hari Sabat? Bagaimanakah juga dalam orang-orang Kristen di zaman yang lalu yang percaya kepada Yesus akan tetapi tidak pernah mengetahui kebenaran ini?” Alkitab dengan jelas menyatakan: “Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi tidak melakukannya, ia berdosa”. (Yakobus 4:17) Tanggung jawab kitalah untuk mengikuti terang kebenaran yang kita miliki. Itu sajalah yang dituntut dari kita. Akan tetapi, sekarang ini ketika pekabaran tiga malaikat dari kitab Wahyu sudah diberitakan keseluruh dunia—“kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum” dengan suara yang nyaring, katanya: “Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, telah tiba saat penghakiman-Nya dan langit dan bumi dan laut dan semua mata air” (Wahyu 14:7)— Allah telah memanggil kita untuk kembali kepada penyucian hari Sabat. 85 Walaupun kelompok pemelihara hari Sabat itu kelihatannya sedikit pada mulanya, orang-orang yang agung sepanjang zaman telah memelihara hari itu. Adam adalah seorang pemelihara hari Sabat, demikian juga Musa dan Elia, Yesaya dan Daud. Semua orang besar dalam Perjanjian Lama menuruti dengan setia hukum Allah dan memelihara hari yang Tuhan berkati, kuduskan, dan tetapkan saat penciptaan. Begitu pula para Rasul adalah pemelihara hari Sabat juga. Tetapi yang lebih utama dari mereka adalah Anak Manusia yaitu Yesus Kristus. Sebagai Pencipta yang agung, Ia berhenti pada hari Sabat sesudah Ia menciptakan dunia ini. Ia memberkati hari itu dan menguduskannya. Kemudian, beratus-ratus tahun setelah itu, sebagai anak manusia, Ia hidup di tengah-tengah umat manusia selama tiga puluh tiga setengah tahun. Adalah menjadi kebiasaan-Nya untuk berhenti dan beribadat pada hari yang Ia tetapkan disaat penciptaan. Dan sekarang ini, Yesus yang sama pula merentangkan tangannya kepada Anda dan saya—tangan yang dulu pernah dipakukan dikayu salib di Bukit Golgota karena dosa kita—mengimbau dengan penuh kelemah lembutan, “Ikutlah Aku.” Ribuan orang dengan gembira menyambutnya dari tahun ke tahun yang sekarang ini sedang menyembah Ia pada 86 hari yang Ia sendiri telah tetapkan sebagai hari Sabat—hari ketujuh—yaitu hari Sabtu. Mereka mempunyai perwakilan hampir di setiap negara didunia ini. Anda akan menjumpai mereka hampir disetiap pulau yang ada penduduknya. Kesaksian mereka yang universal adalah bahwa hari Sabat itu telah membawa satu kesukaan baru dan berkat yang besar kedalam hidup Kristianinya. Umat yang percaya ini merasa yakin bahwa Sabat hari ketujuh yang mereka sucikan dan beribadah pada hari itu adalah hari perbaktian yang kekal adalah yang Allah perintahkan dan harus dipelihara kekudusannya sejak dari Eden yang hilang sampai kepada Eden yang akan dipulihkan yaitu Yerusalem Baru didalam dunia baru seperti tulis nabi Yesaya dalam: Yesaya 66:23 “Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang, untuk sujud menyembah kehadapanKu, Firman Tuhan.” Demikianlah kebenaran hari Sabat, hari ketujuh akan tetap bertahan dan tidak akan dirubah karena itu adalah merupakan tonggak atau tanda bahwa identitas Allah sebagai penguasa dan khalik pencipta semesta alam ini. 87 Jika ada tanda atau identitas lainnya dari perintah Allah itu adalah palsu dan buatan serta perintah manusia. Apakah pilihan Anda sekarang? Maukah Anda berdiri teguh dengan Kristus dan para murid-Nya? Maukah Anda menerima kasih sayang Yesus yang mengimbau, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan mengasihi perintahKu” (Yohanes 14:15)? 88 KESIMPULAN Semoga dengan buku ini akan lebih membuat umat makin teguh di dalam memelihara, hari sabat Tuhan, hari sabat Alkitab serta menjadikan Alkitab satusatunya sebagai kompas dan aturan iman di dalam menghadapi berbagai tipuan di akhir zaman ini. Diharapkan juga dengan membaca buku ini umat akan mengetahui lebih dalam tentang asal usul dan perkembangan perbakatian hari minggu bahwa itu sebenarnya bukan perintah Allah tetapi adalah perintah manusia lewat kekuasaan Gereja, dimana pada milenium ketiga ini usaha-usaha untuk menjadikan hari minggu itu menjadi hari Perbaktian sedunia tengah diusahakan untuk ditegakkan menjadi tanda utama orang Kristen, sebagai tandingan atas hari sabat Tuhan, dimana kekuasaan Gerja Katolik lewat Kuasa negara Super Power Amerika Serikat sedang mengusahakan pewujudtannya dengan segera pada awal Milenium ke tiga ini sesuai dengan agenda ke Pausan yang ditulis dalam surat Ensiklik – Surat Kerasulan Paus pada bulan Mei 1998 yang menyatakan : “Orang Kristen akan secara alami berjuang untuk memastikan bahwa Undang-Undang Sipil (pemerintah) akan menghormati kewajiban mereka untuk memelihara hari minggu”. Dalam suratnya Paus menyatakan” Pemeliharan hari minggu Kristen adalah 89 tetap, dan memasuki milenium ketiga akan menjadi unsur yang sangat utama untuk identitas Kristen”. Bilamana ini mulai terjadi seperti yang sudah kita prediksi atas dasar nubautan Alkitab maka ini akan membawa kehidupan makin sulit bagi yang menghormati hari sabat Alkitab dan membangunkan kita dari pada tidur serta makin bersedia menghadapinya dengan iman dan penyerahkan sungguh kepada Tuhan. Rasul paulus berkata dalam I Korenti 16 : 13 “Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman ! Bersikaplah seperti laki-laki! Dan tetap kuat” 1 Korinti 15 : 58 “… Berdirilah Teguh, jangan Goyah”.- SAMPAI MARANATHA ! 90 KEPUSTAKAAN Breden, Frank : Penuntutn Alat peraga baru, Indonesia Publishing House, Jawa Barat, 1997 Hislop, Alexander, : Two babylon Loizaeux Brothers, Inc. America, 1959. Olson,Carl E.-Miesel,Sandra : Tipuan da Vinci, Penerbit Diana, Malang, 2005 Strand Konneth A : How Sunday Become the Populer Day of worship, Theological Seminary, Andrews univerity, Barrien Springs, Michigan, USA, 1979. Weber, Martin : Millennimania, Pacific Press Publishing Association, Nampa, ID, USA, 1998 Rome’s Challenge Why Do Protestants Keep Sunday , USA, February 24, 1893 - Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, 1970. - Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, 91 Edisi khusu untuk Gereja Masehi Advent hari ketujuh, 1997 - Seventh Day Adventist Encyclopedia, Volume 10 ; Review and Herald Publishing Associatian, Washington DC. 1976. - Seventh Day Adventist Bible students’ Source Book, Review And Herold Publishing Association, Washington DC, 1962. - Sunday Laws Are Coming ya hoo mail from Casey Rumambi to Jantje Rumambi/(Jchrumambi @yahoo.com), Sunday, 9 April 2006 92 TENTANG PENULIS Menamatkan pendidikan dari beberapa Perguruan Tinggi baik dalam Negeri dan Luar Negeri, melayani pekerjaan Tuhan selama 31 tahun lebih, baik menggembalakan Jemaat, Pendidik dan Administrator. Sudah menulis beberapa buku seperti Pedoman Sumber Guru Penuntun Lengkap Pelaksana kelas kemajuan, Kembalinya Yesus Kali Yang Kedua Dan Yang Terakhir adalah Munculnya Penguasa Dunia Tanpa Akhir. Saat ini penulis kembali memunculkan satu buku dengan Judul “Hari Minggu dan Pengingkaran Iman” Penulis juga saat ini sedang melayani jemaat kecil pinggiran kota Manado sebagai Ketua Jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh LIWAS ATAS (L.A.) Kelurahan Ranomuut, Manado dan Mengadakan Seminar-Seminar Rohani dari Jemaat Ke Jemaat. 93