KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

advertisement
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
SIARAN PERS
Wujudkan Bitung Sebagai Gerbang Ekspor Impor Indonesia Timur
Manado, 25 Februari 2016
Manado - Untuk mewujudkan Pelabuhan Bitung sebagai International Hub Sea Port (IHP),
perlu adanya kebijakan menyeluruh yang harus dilaksanakan dengan cepat. Kebijakan itu
setidaknya meliputi pengembangan pelabuhan dan infrastruktur pendukungnya, industri,
pengembangan ekspor impor komoditas, dan peningkatan kapasitas SDM logistik.
Pengembangan pelabuhan IHP dan infrastruktur di Bitung perlu dipercepat agar segera
menjadi simpul konektivitas perdagangan wilayah Indonesia Timur.
Melalui Peraturan Presiden Nomor 26/2012, pemerintah telah menetapkan Bitung sebagai
International Hub Sea Port untuk kepentingan perniagaan Indonesia Bagian Timur, Ocean
Going, dan Transhipment yang melintasi wilayah Samudera Pasifik.
Saat ini diperkirakan 40% kegiatan perniagaan dunia melewati wilayah perairan laut dan
udara Indonesia. Namun manfaat ekonomi yang bisa diambil masih terlampau kecil.
Angkutan, asuransi, transit dan transhipment, nilai tambah industri olahan, bahkan
transportasi ekspor impor masih tergantung Singapura dan negara lainnya.
Karena itu mewujudkan Pelabuhan Bitung sebagai IHP merupakan pilihan strategis yang
memerlukan dukungan seluruh pemangku kepentingan. Perluasan pelabuhan, misalnya,
memerlukan kepastian tempat, jaringan supply chain, termasuk pembangunan jalan tol,
perwujudan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan kegiatan industri.
"Ke depan perlu dibuat pusat logistik berikat. Di sana bisa dibuat standar dan gradingnya
untuk produk-produk yang akan diekspor. Tidak cukup hanya mengembangkan pelabuhan,
tapi juga harus diikuti industri dan lain-lain" kata Menko Perekonomian Darmin Nasution
pada acara "Sosialisasi Kebijakan Pengembangan Sistem Logistik Nasional" di Manado,
Sulawesi Utara, Kamis (25/2).
Karena itu kapasitas SDM logistik perlu ditingkatkan. Kebutuhan tenaga-tenaga yang
kompeten di sektor logistik tidak hanya diperlukan untuk pengembangan Sislognas (Sistem
Logistik Nasional), tetapi juga dalam menghadapi liberalisasi tenaga kerja dalam rangka
MEA.
Biro Hukum, Persidangan dan Hubungan Masyarakat
E-mail: [email protected]
Twitter: @PerekonomianRI
Website: www.ekon.go.id
Berdasarkan Perpres Nomor 26/2012 tentang Cetak Biru Kebijakan Pembangunan Sistem
Logistik Nasional, Bitung merupakan salah satu dari 2 simpul laut internasional. Pelabuhan
lainnya adalah Kuala Tanjung.
Secara geopolitik, Bitung adalah pintu keluar masuk pelaksanaan azas cabotage,
khususnya lalu lintas perniagaan Ocean Going di perairan Samudera Pasifik. Azas cabotage
adalah suatu prinsip yang memberikan hak untuk beroperasi secara komersial di dalam
suatu negara hanya kepada perusahaan angkutan dari negara tersebut.
Secara geoekonomi, Bitung merupakan simpul kegiatan ekspor produk dari wilayah
Indonesia Timur seperti Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua, NTB, NTT,
Kalsel, Kaltim, dan Kaltara. Juga menjadi pelabuhan singgah bagi pelaksanaan kerjasama
subregional ASEAN.
Saat ini kapasitas Pelabuhan Bitung masih relatif kecil, sekitar 280 ribu Teus (twenty foot
equivalent unit), dan karena itu masih membutuhkan banyak pengembangan.
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey menegaskan dukungan penuh pemerintah
Provinsi Sulawesi Utara terhadap upaya pengembangan Bitung sebagai IHP. "Sebaliknya
kami juga berharap dukungan pemerintah pusat untuk pengembangan ekonomi Sulawei
Utara," kata Olly.
Acara "Sosialisasi Kebijakan Pengembangan Sistem Logistik Nasional" yang
diselenggarakan Kemenko Perekonomian ini diisi antara lain paparan materi tentang
kebijakan peningkatan daya saing produk ekspor UMKM daerah, perencanaan
pengembangan infrastruktur ekonomi Kawasan Timur Indonesia, fasilitasi kemudahan
investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), kebijakan pengembangan logistik dan
konektivitas nasional, dan sinergi BUMN logostik dan BUMN trading dalam meningkatkan
daya saing ekspor impor produk UMKM/IKM.
Selain itu juga ada kegiatan Public Private Consultation (PPC) atau klinik yang diisi oleh
KPPBC Manado dan Bitung, Baristand, BPOM, BKIPM, dan Kementerian Perdagangan.
Pengembangan Silognas di Sulawesi Utara ini mendapat dukungan dan komitmen dari
Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian PU Pera, dan Kementerian Koperasi
dan UKM.
Humas Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Biro Hukum, Persidangan dan Hubungan Masyarakat
E-mail: [email protected]
Twitter: @PerekonomianRI
Website: www.ekon.go.id
Download