1.1 Definisi Pengertian resiko : Risiko adalah kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut: Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian). Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss 100%, berarti kerugian pasti sehingga risiko tidak ada. Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian). Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif. Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian). Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan dijelaskan pada dua definisi risiko berikut. Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan). Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata. Risk is the probability of any outcome different from the one expected (Risiko adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan). risiko bukan probabilitas dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa outcome yg berbeda dari yg diharapkan. 1 Apa itu manajemen resiko? Menurut para ahli manajemen resiko adalah : Menurut Smith, 1990 Manajemen Resiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut. Menurut Clough and Sears, 1994, Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan kerugian Menurut William, et.al.,1995,p.27 Manajemen risiko merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi. Dorfman, 1998, p. 9 Manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam usahanya untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian. Jadi, secara umum, manajemen resiko dapat diartikan : Suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: mengelolanya dan Penilaian risiko, mitigasi pengembangan risiko dengan strategi untuk menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat 2 1.2 Klasifikasi Resiko Risiko operasional adalah risiko yang timbul karena tidak berfungsinya sistem internal yang berlaku, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem. Sumber terjadinya risiko operasional paling luas dibanding risiko lainnya yakni selain bersumber dari aktivitas di atas juga bersumber dari kegiatan operasional dan jasa, akuntansi, sistem tekhnologi informasi, sistem informasi manajemen atau sistem pengelolaan sumber daya manusia. Risiko hazard ( BAHAYA ) factor –faktor yang mempengaruhi akibat akibat yang ditimbulkan dari suatu peristiwa. Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif terhadp bencana yang menimbulkan kerugian. Contoh : Bencana alam Risiko Finansial adalah resiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari ketidakmampuan emiten saham dan obligasi memenuhi kewajiban pembayaran deviden atau bunga atau bunga serta pokok pinjaman. Risiko strategic adalah risiko terjadinya serangkaian kondisi yang tidak terduga yang dapat mengurangi kemampuan manajer untuk mengimplementasikan strateginya secara signifikan Contoh : Adanya pengenalan produk baru dari pesaing Misalnya ketika pertama kali Wingsfood mengeluarkan Mie Sedap yang lebih murah dibandingkan dengan Indomie. Mereka dengan cepat berhasil menggerus pangsa pasar Indofood. 1.3 Sumber Resiko Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara penanganannya. Sumber-sumber resiko adalah sebagai berikut : 1. RisikoSosial: Sumber pertama risiko adalah masyarakat, artinya tindakan orang-orang menciptakan kejadian yang menyebabkan penyimpangan yang merugikan dari harapan kita. Contohnya: Dengan berkembangnya toko-toko swalayan, maka toko akan menghadapi risiko besarnya pencurian (shoplifting). Akan 3 tetapi tidak semua pencuri itu adalah orang luar melainan juga penggelapan dan penyalahgunaan oleh pegawainya sendiri. 2. RisikoFisik: Ada banyak risiko fisik yang sebagiannya adalah fenomena alam, sedangkan lainnya disebabkan kesalahan manusia. Contohnya antara lain: • Kebakaran, kebakaran adalah penyebab utama cidera, kematian dan kerusakan • Cuaca, Iklim adalah risiko yang serius. Kadang-kadang hujan terlalu banyak • harta. sehingga panen banjir dan sungai meluap. Petir, menyebabkan kebakaran yang selanjutnya merusakan harta, membunuh • kena atau mencederai orang. Tanah longsor, telah umum menjadi sumber kerusakan harta. Semakin padatnya daerah kota maka semakin banyak rumah dibangun diatas tanah yang labil. 3. RisikoEkonomi Banyak risiko yang dihadapi perusahaan itu bersifat ekonomi.contoh-contoh risiko ekonomi adalah inflasi, fluktuasi local, dan ketidakstabilan perusahaan individu, dan sebagainya. Sumber resiko bisnis spesifik perusahaan yang umum Karakteristik Eksposur terhadap Perusahaan Pendanaan yang terbatas Kemampuan yang terbatas untuk menutupi pengeluaran- pengeluaran Ketergantungan produk pada satu Pendapatan akan berkurang secara substansial jika terdapat penurunan permintaan akan satu produk tunggal dalam jumlah besar 4 Ketergantungan pada satu Pendapatan akan berkurang secara substansial jika pelanggan tidak pelanggan lagi membeli produk perusahaan Ketergantungan pada satu Potensi kekurangan pasokan jika pemasok pemasuk mengalami kesulitan Ketergantungan pada seorang Kinerja karyawan penting karyawan akan menurun tersebut jika meninggal dunia, sakit, atau meninggalkan perusahaan Pengeluaran Kerugian harta benda untuk menutupi kerusakan yang terjadi pada harta perusahaan Pengeluaran Kerugian pertanggungjawaban kewajiban untuk menutupi pembayaran atas kerusakan pihak lain atau harta bendanya Pengeluaran Klaim kompensasi karyawan untuk menutupi klaim-klaim kompensasi Salah satu cara yang dapat digunakan oleh pengusaha untuk mengurangi berbagai risiko adalah dengan membeli asuransi. Berikut adalah asuransi yang dapat dibeli oleh perusahaan : Jenis Asuransi Perlindungan yang Diberikan Business Memberikan perlindungan terhadap kerugian Interuption Insurance akibat penutupan bisnis untuk sementara waktu. Credit Line Insurance Menutupi pembayaran pinjaman yang masih terutang kepada kreditor jika penerima pinjaman meninggal 5 Memberikan perlindungan terhadap kerugian Fidelity bond yang timbul akibat ketidakjujuran karyawan Marine Insurance Memberikan perlindungan terhadap kerugian yang timbul akibat kerusakan barang selama pengiriman Maipractice Insurance Memberikan perlindungan kepada para profesional dari kerugian yang diakibatkan oleh tuntutan hukum dari konsumen yang merasa dirugikan Memberikan perlindungan terhadap kerugian Surety bond yang timbul akibat kontrak yang tidak terpenuhi Umbrella liability Memberikan tambahan perlindungan di luar perlindungan yang diberikan oleh polis-polis insurance asuransi lain yang sudah ada Employment liability insurance Memberikan perlindungan terhadap klaimklaim yang berkaitan dengan pemecatan sepihak dan pelecehan seksual 1.4 Ketergantungan Perusahaan 1.4.1 Ketergantungan pada Satu Pelanggan Perusahaan hanya mengandalkan diri pada satu pelanggan. Perusahaan ini memiliki tingkat resiko bisnis yang tinggi karena kinerja akan mengalami penurunan yang substansial jika pelanggan pindah ke perusahaan pesaing atau mengurangi pembeliannya. Perusahaan dapat mengurangi ketergantungan mereka pada satu pelanggan dengan mencoba menyebar penjualan produkproduk mereka ke berbagai pelanggan. 6 1.4.2 Ketergantungan pada Satu Pemasok Perusahaan hanya mengandalkan diri pada pemasok tunggal untuk sebagian besar persediaannya. Perusahaan ini dapat terkena dampak yang sangat besar jika pemasok tidak memenuhi kewajibannya atau dalam masalah. Misalnya jika pemasok tiba-tiba bangkrut, perusahaan dapat mengalami kekurangan persediaan. Perusahaan yang menggunakan beberapa pemasok tidak begitu terekspos risiko dimana satu pemasok tunggal mengalami kebangkrutan, karena mereka masih tetap menerima pesanan persediaan dari pemasok lain 1.4.3 Ketergantungan pada Seorang Karyawan Penting Ketika sebuah perusahaan mengandalkan seorang karyawan untuk pengambilan keputusan bisnis ,dengan tiba-tiba kehilangan karyawannya tersebut, maka hal tersebut dapat memberikan dampak yang mendalam bagi kinerja perusahaan. Misalnya saja suatu restoran yang telah mempercayakan usahanya pada seorang chef untuk meracik segala menu yang ditawarkan. Secara tiba-tiba sang chef meninggal dunia,maka secara otomatis mutu dan cita rasa makanan yang ditawarkan di restoran tersebut akan berubah bahkan turun. Hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Bisa jadi pelanggan merasa tidak puas,atau bahkan lama kelamaan pelanggan akan menghilang jika mutu makanannya terus merosot,dan mengalami kerugian bahkan kebangkrutan. Untuk melakukan lindung nilai terhadap kerugian dari kejadian seperti meninggalnya,sakit,atau pengunduran diri karyawan ,maka dapat dilakukan : Kematian Karyawan Penting • Asuransi Jiwa • Masukkan asuransi Asuransi tersebut mengidentifikasikan perusahaan sebagai ahli waris jika karyawan penting meninggal dunia. Jadi, ketika seorang karyawan penting 7 meninggal, jenis asuransi ini akan memberikan kompensasi pada perusahaan, yang kemudian dapat digunakan oleh perusahaan untuk menutupi kemungkinan kerugian atau penurunan kinerja. Perusahaan akan terlindungi dari kerugian akibat kehilangan karyawan penting. Contoh : Seorang individu yang menjalankan bisnis kecil dan kemudian mengajukan pinjaman pada bank. Jika individu itu tewas dalam kecelakaan, maka bisnisnya dapat mengalami penurunan dan hutangnya tak dapat dilunasi. Sebuah polis asuransi jiwa dapat menunjuk kreditor (bank) menjadi ahli waris sebagai perlindungan diri terhadap resiko. Dengan strategi ini, bisnis memiliki kemungkinan lebih besar mendapatkanpersetujuan atas pinjaman yang diajukan. 1.5 Sakitnya Karyawan Penting • Asuransi Kesehatan • Diversifikasi karyawan Pengunduran diri karyawan • Kompensasi • Tunjangan-tunjangan Eksposur terhadap E-risk Beberapa resiko dari teknologi informasi yang ada di perusahaan yaitu seperti virus,hacking jaringan,pencurian data elektronik,dan lain-lain. Dan untuk alternative strategi pengelolaan resiko tersebut, bisa dilakukan dengan : membuat system computer yang terlindungi dari eksposure ini membeli asuransi yang memberikan perlindungan dari kerugian pendapatan bisnis,kerusakan reputasi,hilangnya property intelektual,gangguan tanggung jawab pelayanan,dan kewajiban yang timbul akibat dari informasi yang diterbitkan secara elektronik. 8 1.6 Proses Pengolahan Resiko 1.6.1 Identifikasi Resiko Dalam tahap ini, yang dilakukan adalah mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi setiap manusia secara pribadi (Human Being) dan risiko yang dihadapi dalam proses kegiatan usaha, misalnya proses produksi dalam suatu aktifitas kerja pabrik. Untuk mengidentifikasi risiko yang dihadapi dalam aktivitas produksi suatu pabrik, sebelum secara fisik dilakukan survey on the spot terhadap pabrik yang bersangkutan ada 3 (tiga) alat yang dapat dijadikan pedoman identifikasi risiko, : a. Struktur Organisasi 9 Dari gambaran tentang Struktur Organisasi Perusahaan/Pabrik, yang memuat pembagian personel atau SDM yang berkaitan dengan pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab ; Akan teridentifikasi : Siapa yang bertanggung jawab, apa yang harus dilakukan dan bagaimana prosedur tindakan itu akan dilakukan, seandainya terjadi sesuatu risiko yang memerlukan solusi yang baik. Apakah penanggung jawab di lapangan mempunyai wewenang yang cukup untuk mengambil keputusan-keputusan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya risiko? b. Alur Pekerjaan (Flow Chart) Dari gambaran tentang alur pekerjaan dalam proses kerja/produksi, sejak dari awal sampai berakhirnya proses produksi; Dari Flow Chart ini akan teridentifikasi, bagian-bagian mana saja yang rawan risiko atau sangat sensitif untuk mengalami sesuatu unatuk peristiwa, yang dampaknya sangat mempengaruhi proses produksi c. Daftar pertanyaan (Check List) Dari daftar pertanyaan yang ditunjukan kepada para pelaksana proses produksi, akan teridentifikasi persiapan-persiapan yang masih diperlukan untuk mengantisipasi jalan keluar terbaik kalau terjadi risiko. 1.6.2 Evaluasi risiko ada 2 (dua) hal yang sangat penting dicari data-datanya atau hasil angkaangkanya, yaitu : Data tentang Severity (Dampak Kerugian) dan Data tentang Frekuensi (tingkat keseringan kejadian). 10 Klasifikasi 1 : Tidak perlu dialihkan ke Asuransi karena jarang terjadi. Kalaupun terjadi dampak kerugiannya yang rendah masih dapat diatasi sendiri (Self Insurance). Klasifikasi 2 : Klasifikasi risiko ini yang perlu diasuransikan dan Perusahaan Asuransi juga masih bersedia membuat pertimbangan – pertimbangan akseptasinya. Klasifikasi 3 : Klasifikasi risiko ini identik dengan klasifikasi 1, yang perlu dilakukan adalah upaya pencegahan supaya tidak sering terjadi. Klasifikasi 4 : Untuk klasifikasi ini ada pola pikir yang berseberangan antara Masyarakat. Pengguna Jasa Asuransi (Nasabah) dengan Perusahaan Asuransi. Nasabah tentu ingin hal ini dialihkan ke Asuransi, tetapi Perusahaan Asuransi tidak mungkin menerima karena frekwensi kejadiannya bisa sering, dampak kerugiaanya juga tinggi. Solusi terbaiknya : Membuat perbaikan – perbaikan (Improvement) dan menyelenggarakan program – program pencegahan (Pre Loss Preventation). 1.6.3 Pengendalian Resiko Ada 2 (dua) metode yang dapat dilakukan dalam tahap pengendalian ini, pengendalian financial (keuangan) dan pengendalian fisik a. Pengendalian Finansial 1. Membeli proteksi Asuransi degan membayar Premi Asuransi (Transfer) 11 2. Menanggung Sendiri (Retensi) atau Self Insurance. Kelemahan/bahaya menanggung sendiri : Kalau terjadi kerugian yang cukup tinggi dapat menggangu stabilitas keuangan bahkan bisa mengancam kelangsungan kegiatan usaha. Selain itu, self insurance memerlukan persediaan dana cukup besar untuk menanggulangi risiko yang bersangkutan. Kelebihannya : Tidak ada pegecualian risiko seperti dalam Polis Asuransi dan tidak perlu membayar Premi Asuransi yang megandung unsur Loading untuk membayar biaya-biaya Perusahaan Asuransi, Komisi, dan keuntungan para Pemagang Sahamnya. b. Pengendalian Fisik 1. Eleminasi (Elimination) atau meniadakan risiko. Hal ini hampir tidak mungkin dilakukan, karena risiko akan selalu ada dan mungkin terjadi.Yang dapat dilakukan dalam eliminasi risiko adalah meniadakan kegiatan tersebut 2. Minimisasi Risiko : Memperkecil memperkecil dampak kemungkinan kerugian. kejadian Caranya dan dengan menyediakan peralatan pencegah kejadian (Pre Loss Prevention) dan Peralatan penanggulangan yang lengkap untuk mengatasi risiko yang ada. Penanganan resiko menurut kemungkinan terjadi dan dampak resiko: a. High probability, high impact: resiko jenis ini umumnya dihindari ataupun ditransfer. b. Low probability, high impact: respon paling tepat untuk tipe resiko ini adalah dihindari. Dan jika masih terjadi, maka lakukan mitigasi resiko serta kembangkan contingency plan. 12 c. High probability, low impact: mitigasi resiko dan kembangkan contingency plan. d. Low probability, low impact: efek dari resiko ini dapat dikurangi, namun biayanya dapat saja melebihi dampak yang dihasilkan. Dalam kasus ini mungkin lebih baik untuk menerima efek dari resiko tersebut. 1.7 Hubungan Manajemen Risiko Dengan Fungsi-fungsi Lain Dalam Perusahaan Manajemen risiko berkaitan erat dengan fungsi perusahaan lainnya, karena bagian-bagian itu ada yang menciptakan risiko dan ada yang menjalankan sebagai fungsi manajemen risiko. 1.7.1 Hubungan Dengan Fungsi Akunting Bagian akunting menjalankan kegiatan manajemen risiko yang penting, yaitu: a. Mengurangi kesempatan pegawai melakukan penggelapan, dengan jalan melakukan internal control dan internal audit. b. Melalui rekening asset bagian akunting mengidentifikasikan dan megukur exposure kerugian terhadap harta. c. Melalui penilaian rekening seperti rekening piutang, bagian akunting mengukur risiko piutang dan mengalokasikan cadangan dana exposure kerugian piutang. 1.7.2 Hubungan Dengan Fungsi Keuangan Bagian keuangan melakukan banyak penetapan yang mempengaruhi manajemen risiko. Pertama, manajer risiko biasanya bawahan Direktur Keuangan. Kedua, bagian keuangan menganalisis pengaruh turunnya profit dan cash flow. Karena menurun profit bias 13 menghalangi tujuan perusahaan, maka kegiatan seprti itu juga tercantum dalam program manajemen risiko. Ketiga, dalam menetapkan apakah perusahaan akan membeli peralatan yang mahal atau gedung baru, maka manajer finansial seharusnya mempertimbangkan risiko murni yang tercipta karena tindakan itu. 1.7.3 Hubungan Dengan Marketing Kegiatan marketing dapat menciptakan risiko, terutama risiko tanggung-gugat. Misalnya perusahaan dituntut oleh pihak luar berkenan dengan penggunaan packaging yang tidak memenuhi syarat. Dalam mengangkut produk ke langganan, mengandung bermacam risiko yang perlu terlebih dahulu dianalisis oleh manajemen risiko. Itulah sebabnya bagian marketing harus selalu awas terhadap risiko yang timbul pada setiap aktivitas marketing, dan bagian manajemen risiko seharusnya diberi informasi secepatnya. 1.7.4 Hubungan Dengan Bagian Produksi Kegiatan produksi juga banyak menciptakan risiko. Dalam mendesain atau membuat produk atau memberikan service, pekerja sering kali diekspos pada kecelakaan kerja. Demikian pula produk atau service yang dijualnya mungkin juga bisa menciptakan kerusakan atau kecelakaan badan bagi pemakainya; oleh karena itu perusahaan harus selalu siap sedia menghadapi “tuntutan hukum” dari pihak ketiga. 1.7.5 Hubungan Dengan Engineering dan Maintenance Bagian ini bertanggung jawab untuk desain pabrik, maintenance, dan melaksanakan fungsi perawatan gedung, pabrik, dan peralatan, yang semuanya sangat vital untuk mencegah, mengurangi frekuensi dan keparahan kerugian 1.7.6 Hubungan Dengan Bagian Personalia Bagian personalia mempunyai banyak tanggung jawab dibidang risiko. Contoh yang paling jelas adalah perancangan, instalasi, dan 14 administrasi program-program kesejahteraan pegawai. Bagian personalia biasanya bertugas mengadakan perundingan dengan serikat kerja, menetapkan hak dan kewajiban serta kesejahteraan. Sedangkan Manajemen Risiko menseleksi asuransi dan merundingkan penutupan asuransi atau memanajeri aspek finansial daripada program (penenggungan risiko). 1.8 Manfaat Manajemen Resiko Manfaat manajemen resiko menurut (Mok et al., 1996) : 1. Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalahmasalah yang rumit. 2. Memudahkan estimasi biaya 3. Memberikan pendapat dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam cara yang benar 4. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan ketidakpastian dalam keadaan yang nyata. 5. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah. 6. Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan. 7. Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah. 8. Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif. Menurut Darmawi, (2005, p. 11) Manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama yaitu : a. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan b. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba. c. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung. d. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu. 15 Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena e. kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan public image. KESIMPULAN Risiko adalah kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Jadi, manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman perusahaan. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi Risiko Operasional Risiko Hazard (bahaya) Risiko Finansial Risiko Strategik Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara penanganannya. Sumber-sumber resiko adalah sebagai berikut : 1. Risiko Sosial 2. Risiko Fisik 3. Risiko Ekonomi Proses pengelolaan resiko melalui tiga tahap yaitu : Identifikasi resiko, Evaluasi resiko, dan Pengendalian resiko. Manajemen resiko juga berkaitan dengan bagian-bagian lain. Oleh karena itu manajemen resiko sangat penting karena manajemen resiko dapat mencegah kegagalan dalam perusahaan dan juga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan 16 DAFTAR PUSTAKA Madura, Jeff.2008.Pengantar Bisnis Edisi 4 Jilid 1.Jakarta:Salemba Empat id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko ci-muetz.blogspot.com/2010/01/manajemenresiko.html ega.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7510/RPL_6.pdf tkampus.blogspot.com/2012/01/manajemeresiko.html elearning.uty.ac.id/claroline/backends/download.php?url... 17