BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PESISIR BARAT Jl. Kesuma No. 09 Krui Telp/Fax. 0728 – 51221 Kode Pos 34874 Email : [email protected] KATA PENGANTAR Puji Syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan buku Profil Investasi Berbasis Klaster Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015 dapat selesai tepat pada waktunya. Buku Profil Investasi Berbasis Klaster ini merupakan bagian dari upaya pengembangan potensi investasi yang ada di daerah Kabupaten Pesisir Barat yang dilakukan dengan berbagai tahapan meliputi; identifikasi seluruh potensi yang ada, alasan-alasan yang menjadikan potensipotensi dimaksud dijadikan sebagai unggulan, lokasi investasi yang ditetapkan, dan bagaimana kebijakankebijakan pusat dan daerah. Adapun Buku Profil Investasi Berbasis Klaster ini nantinya diharapkan dapat menjadi acuan dan pemberi daya tarik kepada calon investor yang ingin berinvestasi atau menanamkan modalnya di Kabupaten Pesisir Barat, sehingga pada akhirnya dapat berimbas kepada meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Kabupaten Pesisir Barat. Akhir kata semoga buku ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih dalam membangun masa depan Kabupaten Pesisir Barat yang lebih baik. Krui, Nopember 2015 Kepala Bappeda Pesisir Barat DAFTAR ISI PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Pengertian Konsep Investasi Berbasis Klaster 2 C. Tujuan Penyusunan Profil Investasi Berbasis Klaster 3 D. Manfaat Penyusunan Profil Investasi Berbasis Klaster 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN PESISIR BARAT 4 A. Kondisi Geografis 4 B. Kondisi Iklim 8 C. Kondisi Tofografi 10 D. Jenis Tanah 10 E. Penggunaan lahan 11 POTENSI INVESTASI UNGGULAN KABUPATEN PESISIR BARAT 13 A. Sektor Pertanian 14 B. Sektor Perkebunan 16 C. Sektor Kehutanan 21 D. Sektor Peternakan 23 E. Sektor Perikanan dan Kelautan 24 F. Sektor Perindustrian 26 G. Sektor Pariwisata 27 KLASTER INVESTASI DAMAR MATA KUCING 32 A. 10 Alasan Mengapa Harus Damar Mata Kucing 32 B. Sejarah Damar Mata Kucing 34 C. Potensi dan Peluang Investasi Damar Mata Kucing 38 PENUTUP 41 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan dan menggali sumber-sumber pendapatan daerah, diperlukan upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan investasi di Kabupaten Pesisir Barat, baik melalui penanaman modal asing maupun nasional. Penciptaan iklim investasi yang menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya di wilayah Pesisir Barat membutuhkan fasilitas dan akurasi data potensi daerah yang dapat dikembangkan. Berkenaan dengan hal ini, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan arus investasi di Kabupaten Pesisir Barat adalah sarana promosi melalui penyebarluasan data tentang potensi dan peluang investasi, terutama sektor-sektor yang menjadi unggulan di wilayah tersebut. Keberadaan sarana promosi dalam bentuk profil investasi berbasis klaster diharapkan dapat meningkatkan masuknya investasiinvestasi baru di Kabupaten Pesisir Barat. Sebagai daerah otonomi baru, Kabupaten Pesisir Barat memiliki keterbatasan karena masih minimnya sarana dan prasarana untuk pengembangan ekonomi dan kewilayahan, sehingga dibutuhkan kerjasama yang saling menguntungkan dari berbagai pihak baik Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Masyarakat maupun Stakeholder terkait dalam membantu dan memfasilitasi percepatan terwujudnya pembangunan dan kesejahteraan masyarakat khususnya di Kabupaten Pesisir Barat. B. Pengertian Konsep Investasi Berbasis Klaster Investasi Berbasis Klaster adalah suatu format investasi dengan pemusatan industri di suatu kawasan tertentu dengan tujuan agar pengelolaanya dapat optimal dengan membentuk kerjasama yang strategis serta memiliki hubungan yang intensif antara pelaku-pelaku yang ada di dalamnya. Investasi Berbasis Klaster ini juga merupakan bagian dari upaya pengembangan potensi investasi yang ada di suatu daerah yang melalui berbagai tahapan yang harus dilalui meliputi; identifikasi seluruh potensi yang ada, alasan-alasan yang menjadikan potensi-potensi dimaksud dijadikan sebagai unggulan, lokasi investasi yang ditetapkan, dan bagaimana kebijakan-kebijakan pusat dan daerah dalam mendukung kegiatan tersebut. Selanjutnya hasil pengumpulan data dan informasi tersebut di analisa untuk mengetahui bagaimana analisis pasarnya, potensi bahan baku, keuntungan komparatif dan kompetitif, infrastruktur dan kelengkapannya, daya dukung industri, serta ketersediaan tenaga kerjanya, agar supaya klaster investasi yang ditetentukan dapat benarbenar mendapat respon positif dari para calon investor. C. Tujuan Penyusunan Profil Investasi Berbasis Klaster Adapun tujuan Penyusunan Profil Investasi berbasis Klaster Kabupaten Pesisir Barat secara umum adalah untuk mempersiapkan data-data dan informasi tentang potensi dan peluang investasi unggulan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat sesuai dengan kondisi dan potensi sumberdaya unggulan yang tersedia, yang disajikan dalam bentuk buku yang menarik dan mudah dipahami. D. Manfaat Penyusunan Profil Investasi Berbasis Klaster Buku Profil Investasi Berbasis Klaster Kabupaten Pesisir Barat ini diharapakan dapat bermanfaat dan berguna bagi berbagai pihak, terutama bagi para stakeholder dan investor, antara lain: a. Memberikan gambaran dan peluang investasi yang sangat tepat untuk dikembangan khususnya di Kabupaten Pesisir Barat. b. Membantu meningkatkan promosi investasi di Kabupaten Pesisir Barat secara lebih efektif, efisien dan terarah, karena didukung dengan data dan informasi yang jelas dan akurat c. Membantu meningkatkan tingkat investasi dan pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Pesisir Barat. GAMBARAN UMUM KABUPATEN PESISIR BARAT A. Kondisi Geografis Kabupaten Pesisir Barat dengan ibukota Krui adalah salah satu dari kabupaten/kota yang ada di wilayah Provinsi Lampung. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kabupaten Pesisir Barat di Provinsi Lampung (Lembaran Negara Nomor 231, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5364) yang diundangkan pada tanggal 17 November 2012 dan diresmikan pada tanggal 22 April 2013. Secara geografis Kabupaten Pesisir Barat terletak di ujung bagian barat Provinsi Lampung berada pada koordinat 4o 47’ 16“ LS – 5o 56’ 42” LS dan 103o 35’ 8” BT – 104o 53’ 51” BT. Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas ± 2.907,23 Km2 atau 8,39% dari Luas Wilayah Provinsi Lampung, memiliki garis pantai 221,5 Km dan garis pantai daratan 210 Km dengan jumlah penduduk pada tahun 2015 sebanyak 156.276 Jiwa, yang terdiri dari 79.444 Jiwa penduduk Laki-laki dan 76.839 Jiwa penduduk Perempuan (Sumber: Disdukcapil Kabupaten Pesisir Barat, 2015), dengan mata pencaharian pokok sebagian besar penduduknya sebagai petani dan nelayan. Kabupaten Pesisir Barat memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Tanggamus, Desa Way Beluah dan Kecamatan Banding Agung Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan. Sebelah Selatan, Samudera Hindia. Sebelah Barat, Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu. Sebelah Timur Desa Tampang Tua Kecamatan Pematang Sawa, Desa Sedayu, Desa Sidomulyo Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus. Wilayah Kabupaten Pesisir Barat secara administratif terdiri dari 11 kecamatan yaitu Kecamatan Pesisir Tengah, Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan Lemong, Kecamatan Pesisir Utara, Kecamatan Karya Penggawa, Kecamatan Pulau Pisang, Kecamatan Way Krui, Kecamatan Krui Selatan, Kecamatan Ngambur, Kecamatan Bengkunat, dan Kecamatan Bengkunat Belimbing, dengan 116 desa (di Pesisir Barat disebut Pekon) dan 2 Kelurahan, dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Bengkunat Belimbing dengan luas 943,70 Km² dan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Krui Selatan dengan luas 36,25 Km². Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Pesisir Barat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kecamatan Luas (Km²) Persentase (%) PESISIR SELATAN 409,17 PESISIR TENGAH 120,64 PESISIR UTARA 84,27 KARYA PENGGAWA 211,11 LEMONG 454,97 BENGKUNAT 215,03 NGAMBUR 327,17 BENGKUNAT BELIMBING 943,70 WAY KRUI 40,92 KRUI SELATAN 36,25 PULAU PISANG 64,00 Jumlah 2.907,23 Gambar 1. Peta Administratif Kabupaten Pesisir Barat 14,07 4,15 2,90 7,26 15,65 7,40 11,25 32,46 1,41 1,25 2,20 100,00 Sumber : Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum, 2014 B. Kondisi Iklim Kondisi iklim Kabupaten Pesisir Barat dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang dilewati oleh jalur Pegunungan Bukit Barisan dan keberadaan Samudera Hindia di sebelah Barat. Menurut Oldeman dan Las Davis (1970), Kabupaten Pesisir Barat memiliki 2 (dua) tipe iklim yaitu : a) Tipe Iklim A, yang memiliki jumlah bulan basah + 9 bulan terdapat di bagian barat TNBBS termasuk Krui dan Bintuhan. b) Tipe Iklim B, dengan jumlah bulan basah 7-9, yang terdapat dibagian Timur Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Berdasarkan curah hujan dari Lembaga Meteorologi dan Geofisika, curah hujan Kabupaten Pesisir Barat berkisar antara 2.500 – 3.000 mm/tahun tahun atau 140-221 mm/bulan. Tingkat kelembaban berkisar antara 50-80%, yang dikendalikan oleh regim sirhu dari panas (“isohypothermic”) di wilayah perbukitan. Secara umum Kabupaten Pesisir Barat beriklim tropis humid dengan angin laut lembab yang bertiup dari Samudera Indonesia dengan 2 (dua) angin/musim setiap tahunnya. Pada bulan November sampai dengan bulan Maret angin bertiup dari arah barat dan barat laut, bulan Juli sampai dengan Agustus angin bertiup dari arah timur dan tenggara dengan kecepatan angin rata-rata 70 km/hari. Temperatur udara maksimum 33oC dan temperatur minimum 22oC. Ratarata kelembaban udara sekitar 80o-88oC, akan lebih tinggi pada daerah yang lebih rendah. Gambar 2. Peta Curah Hujan di Kabupaten Pesisir Barat Sumber : Ditjen Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum, 2014 C. Kondisi Topografi Kabupaten Pesisir Barat secara topografi dapat dibagi kedalam topografi dari permukaan laut, dimana mencakup seluruh Kecamatan wilayah Pesisir (Kecamatan Pesisir Utara, Kecamatan Pesisir Tengah dan Kecamatan Pesisir Selatan) pada sepanjang pantai Barat wilayah ini. Topologi perbukitan, yang memiliki ketinggian antara 600-1000 meter diatas permukaan laut, yang meliputi TNBBS dan lain-lainnya terdamasuk dalam wilayah ini. Ditinjau dari aspek ekosistemnya, wilayah pesisir merupakan daerah peralihan antara ekosistem teresterial (daratan) dan lautan. D. Jenis Tanah Keadaan tanah di wilayah Kabupaten Pesisir Barat, dapat dibedakan menjadi 4 tipe tanah yaitu: Tanah pada sistem alluvial Terbentuk dari bahan endapan sungai dan hasil alluvial/koliviasi di kaki perbukitan/pegunungan yang landai. Tersebar antara ketinggian 0 – 100 m dpl, di sepanjang jalur aliran sungai daerah Pesisir Selatan, Pesisir Tengah, dan Pesisir Utara; Tanah pada sistem marine, terbentuk dari bahan endapan laut yang bersusun halus sampai kasar, merupakan dataran rendah yang memanjang pada ketinggian antara 0 – 200 m dpl, berupa daratan pasang surut, beting-beting pantai dan cekungan antar pantai; Tanah pada sistem teras marine, terdapat disepanjang garis pantai mulai dari Pesisir Utara, terletak pada ketinggian antara 0-20 m dpl, bentuk wilayah berombak sampai bergelombang dengan variasi lereng antara 3-5%, terbentuk dari tufa masam dan batuan sedimen; Tanah pada sistem vulkan, secara umum dapat dibedakan berdasarkan induknya, yaitu dari bahan induk andesit dan basal, terletak pada ketinggian 25-200 m dpl. Lereng atas dan tengah telah mengalami pengikisan lanjut, berlereng curam dengan kemiringan lebih dari 30% dan lereng bawahnya berkemiringan kurang dari 15% E. Penggunaan Lahan Secara keseluruhan penggunaan lahan di Kabupaten Pesisir Barat tersebar untuk penggunaan lahan pertanian terutama untuk lahan sawah sebesar ±8.594 Ha, Tegalan/Ladang/Huma 23.558 Ha, Perkebunan 28.720 Ha, Lahan Terlantar tidak diusahakan 11.453 Ha, Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) 192.575 Ha, Hutan Lindung Pesisir 9.360 Ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) 33.358 Ha, Padang Rumput 171 Ha, dan Lahan Terlantar yang tidak diusahakan 11.453 Ha. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Luas Tanah (Ha) Menurut Penggunaan Di Kabupaten Pesisir Barat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jenis Lahan Sawah Irigasi Tadah Hujan Rawa Lainnya (folder, rembesan dll) Tegalan/Kebun Ladang / Huma Perkebunan Padang Penggembalaan/Rumput Lahan Terlantar Tidak Diusahakan Hutan TNBBS (Taman Nasional Bukit Barisan Selatan) Hutan Lindung Pesisir Hutan Produksi Terbatas Luas (Ha) 4.732 3.726 191 136 15.962 7.596 28.720 171 11.453 192.575 9.360 33.358 Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesisir Barat Persentase (%) 1.54 1.21 0.06 0.04 5.18 2.47 9.33 0.06 3.72 62.53 3.04 10.83 POTENSI INVESTASI UNGGULAN KABUPATEN PESISIR BARAT Potensi ekonomi unggulan adalah potensi ekonomi yang memiliki ketangguhan dan kemampuan yang tinggi sehingga dijadikan sebagai harapan pembangunan ekonomi. Dimana potensi ekonomi unggulan ini diharapkan dapat menjadi tulang punggung dan penggerak perekonomian, sehingga dapat menjadi refleksi dari struktur perekonomian suatu wilayah. Secara umum, syarat utama agar suatu sektor layak dijadikan sebagai unggulan perekonomian adalah sektor tersebut memiliki kontribusi yang dominan dalam pencapaian tujuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Jika dikaitkan dengan pengembangan wilayah, maka penentuan sektor unggulan dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jumlah tenaga kerja dan sumberdaya lainnya yang dipergunakan atau bisa dipakai secara langsung maupun tidak langsung. 2. Kontribusi secara langsung ataupun tidak langsung terhadap pendapatan PDRB. 3. Kesesuaian lahan dimana karakter lahan harus disesuaikan dengan karakteristik sektor tersebut dan ketersediannya harus mampu menampung laju pertumbuhan sektor tersebut. A. Sektor Pertanian Di Kabupaten Pesisir Barat sektor pertanian masih merupakan salah satu pilar utama bagi perkembangan wilayah dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB Kabupaten Pesisir Barat. Dukungan sektor pertanian terhadap PDRB dicapai melalui peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura. Dari data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Pesisir Barat, Luas lahan pertanian Pesisir Barat mencapai 16.752 Ha, dimana 51,30% atau 8.594 Ha diperuntukkan sebagai lahan persawahan. Dari luas lahan tersebut tanaman padi didaulat menjadi komoditas unggulan dari sektor pertanian, disamping jagung, ubi kayu dan ubi jalar. Hasil produksi tanaman padi kabupaten pesisir barat tiap tahunya mencapai 87.250 ton/tahun, dimana 28.7% (25.036 ton/tahun) produksinya terdapat di Kecamatan Pesisir Selatan, disusul kecamatan ngambur dengan hasil mencapai 14.606 ton/tahun dan kecamatan bengkunat belimbing dengan produksi mencapai 14.114 ton/tahun. Jika produksi tersebut dikonversi ke beras maka akan menjadi 54.741 ton/tahun dengan asumsi rendemen saat giling sebesar 62.74%, sehingga dihitung berdasarkan kebutuhan pangan (beras) di Kabupaten Pesisir Barat adalah sebesar 33.985 ton per tahun dengan surplus sebesar 20.756 ton, dengan asumsi perhitungan kebutuhan beras per orang dalam satu hari adalah sebesar 0.5 kg. Tabel 3. Jumlah Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Pesisir Barat No. Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pesisir Selatan Bengkunat Pesisir Tengah Krui Selatan Way Krui Karya Penggawa Pesisir Utara Lemong Ngambur 10 Bengkunat Belimbing 11 Pulau Pisang JUMLAH Sumber : Data Statistik BPS Padi 25.036 8.526 2.654 4.204 2.466 6.291 4.642 4.711 14.606 14.114 87.250 Produksi (ton/tahun) Jagung Kedelai Ubi Kayu 866 29 1.168 756 20 356 8 20 8 178 16 40 3 40 9.400 21 1.286 Ubi Jalar 125 616 8.652 12 1.563 67 19.706 86 80 4.730 19 828 Meskipun kabupaten Pesisir Barat bukan merupakan sentra dari produksi tanaman padi di Provinsi Lampung, tetapi mampu memberikan kontrisbusi yang cukup signifikan dalam mendukung program pemerintah Provinsi Lampung dalam hal ketahanan pangan dan kemandirian pangan menuju kedaulatan pangan. Pada subsektor hortikultura, Kabupaten Pesisir Barat juga penghasil tanaman sayuran dan buahbuahan, dengan komoditas utama adalah kacang panjang, kacang tanah, dan cabe merah. B. Sektor Perkebunan Peran dan kontribusi sektor perkebunan selama ini menunjukkan hasil yang cukup signifikan dalam mendukung laju pembangunan khususnya sektor pertanian dan pembangunan wilayah, baik berperan langsung terhadap pendapatan produk domestik regional bruto (PDRB), penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan masyarakat, pengentasan kemiskinan, dan menjaga kelangsungan program ketahanan pangan. Untuk meningkatkan produksi komoditi perkebunan, Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat melalui Dinas Perkebunan dan Kehutanan melakukan berbagai upaya, antara lain melaksanakan penyuluhan dan pembinaan kepada petani dalam hal penanaman pohon pelindung, pengendalian gulma dan perawatan tanaman; menggerakkan petani untuk menanam tanaman sela diantara tanaman utama dengan tujuan dapat meningkatkan pendapatan petani dari hasil tanaman sela. Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Pesisir Barat luas lahan perkebunan kabupaten pesisir barat mencapai 28.938 Ha dengan total hasil produksi tanaman perkebunan sebesar 72.453,4 ton/tahun. Dimana berdasarkan luas dan jumlah hasil produksi yang menjadi komoditas unggulan sektor perkebunan Kabupaten Pesisir Barat adalah : 1. Kelapa sawit yang memiliki lahan seluas 6.459.5 ha dengan produksi sebesar 57.518,9 ton/tahun atau 79,04% dari total produksi tanaman perkebunan. Dan wilayah yang menjadi sentra produksi kelapa sawit adalah Kecamatan Bengkunat dengan jumlah produksi 32.275 ton/tahun atau 56,11 % dari jumlah produksi kabupaten, dan kecamatan Ngambur sebesar 16.258 ton/tahun (28,26%). Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup penting dalam perekonomian Provinsi Lampung, karena merupakan komoditas andalan ekspor sehingga menjadi penghasil devisa negara di luar minyak dan gas. 2. Kelapa dalam yang memiliki lahan seluas 6.924.8 Ha dengan produksi sebesar 7.309,2 ton/tahun atau 10% dari total produksi tanaman perkebunan. Dan wilayah yang menjadi sentra produksi kelapa dalam adalah Kecamatan Pesisir Selatan dengan jumlah produksi 2.302 ton/tahun. Tanaman kelapa dalam merupakan komoditi tradisional yang tumbuh dengan baik di seluruh daerah kabupaten pesisir barat yang diusahakan oleh masyarakat sebagai tanaman perkarangan maupun yang diusahakan dalam hamparan yang cukup luas. 3. Kopi Robusta yang memiliki lahan seluas 6.935.3 Ha dengan produksi sebesar 4.474.5 ton/tahun atau 6,1% dari total produksi tanaman perkebunan. Dan yang menjadi sentra produksi kopi robusta terdapat di Kecamatan Lemong yaitu sebesar 1.380 ton/tahun (30.85%) dari total produksi. Kopi robusta merupakan komoditas ekspor unggulan di Provinsi Lampung, jadi meskipun Pesisir Barat bukan merupakan kabupaten sentra Kopi Robusta, namun memberikan konstribusi dalam peningkatan pengembangan ekspor komoditas perkebunan di Provinsi Lampung. 4. Lada yang memiliki lahan seluas 3.595.0 Ha dengan produksi sebesar 1.755.8 ton/tahun atau 4,96% dari total produksi tanaman perkebunan. Dalam perkembangan secara nasional, Lampung masih menempati urutan nomor satu sebagai wilayah dengan luas areal dan produksi lada tertinggi. Lada yang dihasilkan adalah lada hitam (black pepper) dengan ciri-cita rasa dan aroma yang khas. Dan yang menjadi sentra produksi lada di Kabupaten Pesisir Barat adalah Kecamatan Lemong, Bengkunat Belimbing dan Bengkunat. 5. Cengkeh di Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas 3.648,25 ha dengan produksi 1.729 ton/tahun. Dan yang menjadi sentra produksi tanaman cengkeh terletak di kecamatan pulau pisang, lemong dan pesisir utara. Harga jual yang cenderung meningkat dan stabil menjadi faktor pemicu bergairahnya petani menanam cengkeh. 6. Kakao di Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas 1.330 Ha, dengan hasil produksi 919,3 ton/tahun dan yang menjadi sentra tanaman kakao adalah Kecamatan pesisir Selatan dan Bengkunat Belimbing. Tabel 4. Jumlah Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Pesisir Barat No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kecamatan Pesisir Selatan Bengkunat Pesisir Tengah Krui Selatan Way Krui Karya Penggawa Pesisir Utara Lemong Ngambur Bengkunat Belimbing Pulau Pisang JUMLAH Sumber : Data Statistik BPS Kelapa Sawit 3.022 32.275 200 49 16.258 Produksi (ton/tahun) Kelapa Kopi Lada Cengkeh Dalam Robusta 2.302 454 33 33 536 527 331 17 291 10 4 22 117 22 8 11 262 15 5 86 488 220 29 183 748 721 37 768 768 1.380 768 331 943 510 249 13 Kakao 122 117 64 44 38 39 104 96 109 5.715 643 615 383 16 188 57.519 212 7.309 4.474 1.846 249 1.729 920 C. Sektor Kehutanan Kabupaten Pesisir Barat merupakan kabupaten yang memiliki wilayah hutan lebih dari 60% dari total luas wilayah, sehingga sektor kehutanan memiliki kontribusi yang cukup besar dalam menopang perekonomian Kabupaten Pesisir Barat. Komoditas yang menjadi unggulan dari sektor kehutanan Kabupaten Pesisir Barat hingga dikenal ke dunia Internasional adalah Damar Mata Kucing (Shorea Javanica) dengan luas areal mencapai 17.160,75 Ha dengan Produksi 6.720,20 ton/tahun, selain itu hampir 80% produk damar mata kucing Indonesia berasal dari Kabupaten Pesisir Barat, dan digadang-gadang merupakan damar terbaik didunia yang digunakan sebagai stabilizer pada industri cat, tinta, pharmasi, kosmetik. Negara tujuan ekspor damar mata kucing meliputi : India, Jerman, Philipina, Perancis, Belgia, Uni Emirat Arab, Bangladesh, Pakistan dan Italia. Kecamatan yang memiliki luas lahan Damar Mata Kucing terbesar adalah Kecamatan Way Krui dengan luas lahan mencapai 8.510 Ha. Selain itu persebaran hasil getah damar juga banyak dihasilkan dari kecamatan Karya Penggawa dengan luas lahan mencapai 3.569,5 Ha dan Kecamatan Pesisir Selatan dengan luas lahan mencapai 1.803 Ha. Pengembangan budidaya damar memiliki dua manfaat sekaligus yaitu pelestarian hutan dan penunjang ekonomi. Dengan hasil potensi damar yang cukup besar, membuat Kabupaten Pesisir Barat menjadi penghasil utama damar mata kucing di Lampung, bahkan termasuk di Indonesia. Hasil hutan Kabupaten Pesisir Barat lainnya adalah bambu, gula enau, sarang burung, dan Kayu Jati. D. Sektor Peternakan Berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung Barat luas areal potensial untuk pengembangan komoditas peternakan mencapai 6.973 ha yang sebagian besar belum dimanfaatkan secara optimal dan tersebar di beberapa kecamatan. Potensi hijauan dan didukung dengan kondisi iklim yang sejuk dan curah hujan relatif tinggi sehingga memungkinkan kontinuitas hijauan pakan sepanjang tahun lebih tersedia. Selain itu sebagai daerah pertanian potensi pakan asal limbah pertanian cukup besar seperti dedak padi, jagung, kulit kopi, daun ubi jalar, dan lain-lain. Populasi ternak di Kabupaten Pesisir Barat untuk ternak sapi mencapai 5.240 ekor, kerbau 743 ekor, dan kambing 5.330 ekor. Sentra populasi ternak sapi ada di Kecamatan Bengkunat Belimbing dengan jumlah populasi sebesar 1.170 ekor dan Kecamatan Pesisir Selatan 1.148 ekor, populasi kerbau terbesar ada di Kecamatan Pesisir Utara mencapai 161 ekor. Untuk ternak kambing populasi terbesar ada di Kecamatan Lemong 1.129 ekor. Sedangkan populasi ternak unggas ayam buras mencapai 2.050 ekor yang terbesar ada di Kecamatan Ngambur 1000 ekor, dan populasi bebek/itik mencapai 11.217 ekor yang terbesar ada di Kecamatan Pesisir Utara mencapai 2.351 ekor. E. Sektor Perikanan dan Kelautan Potensi Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Pesisir Barat tersebar di seluruh wilayah yang terdiri dari potensi perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Untuk perikanan tangkap berada di sepanjang ± 210 km dari garis pantai Kabupaten Pesisir Barat atau 19% dari panjang garis pantai Provinsi Lampung, yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia. Sejauh 0-4 mil (± 168.941 ha) adalah merupakan wilayah tangkap yang dikelola Kabupaten Pesisir Barat dengan Jumlah nelayan mencapai 2.252 orang. Potensi ikan tangkap di peraian Kabupaten Pesisir Barat mencapai 142.197 ton/tahun (Tim IPB, 1999) dengan total produksi mencapai 12.264.37 ton atau hanya 8,6%. Potensi ikan bernilai ekonomis tinggi yang dihasilkan diantaranya ikan Thughuk/Blue Marlin sebesar 73ton/tahun, sentra terbesarnya terdapat di Kecamatan Lemong dengan Jumlah produksi sebesar 60ton/tahun (82.19%), Ikan Tuna sebesar 83ton/tahun, jumlah produksi tuna terbesar terdapat di Kecamatan Lemong dengan jumlah produksi Sebesar50ton/tahun (60.24%), ikan Tongkol/Cakalang sebesar 160ton/tahun, jumlah produksi ikan Cakalang hanya terdapat di kecamatan Lemong dan Pesisir Utara dengan jumlah produksi 80 ton/tahun, ikan Hiu sebesar 16ton/tahun, jumlah produksi Hiu terbesar terdapat di Kecamatan Lemong dengan jumlah produksi sebesar 15ton/tahun (93.75%), Udang sebesar 81 ton/tahun, sentra Udang terbesar terdapat di Kecamatan Bengkunat dengan jumlah produksi sebesar80ton/tahun (98.76%), ikan Kakap hanya terdapat di Kecamatan Lemong dengan produksi 5 ton/Tahun, ikan Kerapu mencapai 17ton/tahun, dengan sentra prioduksi kerapu terdapat di Kecamatan Lemong, ikan Tenggiri hanya terdapat di Kecamatan Pesisir Utara dengan produksi 4 ton/Tahun, Gurita sebesar 11ton/tahun, dengan produksi Gurita terbesar terdapat di Kecamatan Lemong dengan Jumlah produksi Sebesar10ton/tahun (90.90%). Di perairan pantai Pesisir Barat juga sering ditemui sumberdaya laut yang termasuk golongan hewan yang dilindungi, seperti penyu, ikan lumba-lumba dan ikan paus. Produksi perikanan budidaya air tawar di Kabupaten Pesisir Barat yang paling banyak dibudidayakan adalah ikan lele, mas, mujair, gurame, dan nila yang tersebar di Kecamatan Bengkunat, Kecamatan Pesisir Utara, Kecamatan Ngambur, Kecamatan Bengkunat Belimbing, Pesisir Tengah dan Lemong. F. Sektor Perindustrian Dari sektor perindustrian yang menjadi andalan kabupaten pesisir barat adalah dari subsektor industri kerajinan tangan (handmade) yang menjadi ciri khas Pesisir Barat secara khusus, dan menjadi ciri khas Provinsi Lampung secara umum. Beberapa di antara kerajinan yang masih dilestarikan di Pesisir Barat, yaitu Kerajinan Sulam Kain Tapis. Kain Tapis merupakan produk tekstil tradisional Indonesia dengan kain dasar aslinya adalah kain yang diproduksi dengan alat tenun gedogan/alat tenun bukan mesin yang selanjutnya disulam dengan motif beronamen khas Kabupaten Pesisir Barat. Sentra produksi sulam kain tapis krui terletak di kecamatan pulau pisang, pesisir tengah, dan pesisir selatan. Selain itu Kerajinan Kayu Kelapa juga mulai dikembangkan di Pesisir Barat sejak tahun 2004. Produk kerajinan kayu kelapa yang dikembangkan saat ini berupa alat perkantoran, alat rumah tangga, dan lain-lain. G. Sektor Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat yang dianugerahi garis pantai sepanjang 210 km yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia memiliki banyak sekali obyek wisata pantai yang potensial untuk dikembangkan. Dimana pada umumnya, pesona dan aktivitas yang ditawarkan pada obyek wisata pantai adalah snorkeling, surfing, menyelam, berenang, berlayar, berperahu motor, memancing, berjemur matahari, spooning nooks, menikmati panorama alam, fotografi, upacara adat pada saat tertentu, berkemah, trekking dan bersepeda. Untuk sektor Pariwisata di Kabupaten Pesisir Barat memiliki 49 Wisata Pantai, dengan lahan seluas 213,5 Ha, dan Sektor pariwisata terbanyak ada di Kecamatan Pesisir Utara dan Karya Penggawa. Pantai Way Menula, Pantai ini terletak di Desa Tanjung Jati Kecamatan Pesisir Utara. Pemandangan yang cantik dan pantainya yang bersih dapat memanjakan setiap mata pengunjung yang datang. Mengingat ombak yang ada di pantai cukup tinggi, maka pengunjung dapat melakukan aktifitas yang berkenaan dengan wisata pantai yang sedikit menantang, yakni berenang, berselancar, dayung, sunset view, serta menyelam. Pantai Penengahan, Sesuai dengan namanya pantai ini terletak di Pekon Penengahan Kecamatan Lemong. Aktifitas yang dapat dilakukan di pantai ini ialah berenang, dayung, berlayar, perahu motor, memancing, ski air, menyelam, dan lain sebagainya. Untuk sarana dan prasarana, pantai ini sudah tergolong cukup memadai. Pantai Pulau Pisang, Pantai Pulau Pisang terletak di Pekon Sukadana, Sukamarga, dan Labuhan Batin Kecamatan Pulau Pisang. Di Pulau ini Anda dapat menikmati keindahan alam bawah laut. Di pantai ini bisa menikmati panorama hamparan pasir putih, birunya lautan, dan terumbu karang yang hidup di sana. Selain panorama yang indah, anda juga dapat menyaksikan Lumba-lumba yang berlompatan. Anda juga dapat merasakan sensasi memancing ikan blue marlin yang ukurannya mencapai 200 kg lebih. Pantai Tembakak, Pantai ini berlokasi di Desa Tembakak Kecamatan Karya Penggawa. Di Pantai Tembakak terdapat dermaga menuju Pulau Pisang (rute terpendek ± 15 menit), di Pantai Tembakak ini terdapat Batu Tihang yang dipercaya memiliki kekuatan magis bagi warga sekitar. Aktifitas yang dapat dilakukan ini pantai ini adalah memancing, sunset view, kuliner (terdapat restoran dan homestay), dan bagi Anda yang suka dengan fotografi, pantai ini juga merupakan salah satu spot untuk hunting fotografi. Pantai Tanjung Setia, Objek wisata Pantai Tanjung Setia yang sangat menarik untuk dijadikan tempat wisata berenang, menyelam, dan berselancar serta berperahu dan bersepeda sepanjang pantai. Wisatawan mancanegara banyak menghabiskan waktu libur mereka di Pantai Karang Nyimbor sambil berselancar dan menyaksikan sunset view. Pantai Labuhan Jukung, Pantai ini menawarkan lingkungan sekitar yang masih alami dan beberapa keindahan alam yang menakjubkan. Pasir putihnya halus dan terhampar di sepanjang pesisir pantai. Matahari terbenam yang sangat indah menawarkan atraksi menarik di sepanjang gelombang menantang. Tepi Labuhan Jukung juga dihiasi oleh rimbunnya pohon yang memberikan pemandangan dan suasana pantai semakin indah. Pantai yang berlokasi di Krui Kecamatan Pesisir Tengah ini dapat dimanfaatkan pengunjung untuk kegiatan memancing, sunset view, memancing, fotografi, snorkling, diving, camping, surfing, dan kuliner. Obyek Wisata Alam Tampang-Belimbing (Tambling), terletak di ujung selatan TNBBS. Kawasan TampangBelimbing terdiri dari ekosistem hutan pantai sampai hutan hujan dataran rendah yang relatif masih asli, merupakan habitat penting bagi berbagai jenis flora dan satwa liar langka seperti rusa (Cervus unicolor), kerbau liar (Bubalusbubalis) dan mentok rimba (Caerina sp). Selain itu dapat dijumpai pula pantai pasir yang panjang dan indah, pantai karang Sawang Bajau, Savana Kobakan Bandeng, Way Sleman, Way Blambangan, Danau Menjukut, mercu suar setinggi 70 meter peninggalan Belanda yang masih berfungsi, habitat penyu laut di Penipahan dan Enclave Pemakahan. Di kawasan ini dapat dilakukan berbagai kegiatan olahraga air (berenang, sufing, snorkeling, diving), hunting, penjelajahan hutan, pantai, sungai, pengamatan flora fauna, memancing, safari malam. Obyek wisata alam Muara Canguk – Pemerihan, terletak di bagian tengah sebelah barat TNBBS. Kawasan Muara Canguk – Pemerihan bertipe ekosistem hutan pantai hingga hutan hujan dataran rendah yang relatif masih asli, dan merupakan habitat bagi berbagai jenis primata dan burung air. Di kawasan ini dapat dilakukan kegiatan penjelajahan hutan dan pantai, susur sungai, pengamatan flora fauna, photo hunting, berenang, memancing dan camping. Obyek wisata lain selain wisata pantai dan wisata alam adalah wisata budaya/religi. Bermacam kegiatan adat istiadat masyarakat asli Lampung Krui masih tetap ada dan lestari, sehingga dapat dijadikan sebagai potensi wisata budaya. Adapun daya tarik yang ditawarkan seperti upacara-upacara adat serta berbagai kesenian daerah. Selain itu, tempat-tempat bersejarah juga banyak dijumpai yang berguna untuk apresiasi seni dan budaya, penelitian sejarah serta ziarah. Obyek-obyek wisata budaya/religi tersebut diantaranya : Festival Teluk Stabas, merupakan salah satu festival ragam budaya yang ada di daerah Pesisir Barat. Dalam kegiatan Teluk Stabas ini diadakan perlombaan budaya dan olahraga lain: kebut Pesagi, Kebut Jukung (sampan), Pawai Budaya, dan lomba tarian adat tradisional. Ngumbai Lawok, merupakan pesta rakyat yang bermakna sedekah laut (ruwat laut). Pesta ini dilakukan setahun sekali di Krui Kec. Pesisir Tengah. Makam Syekh Aminullah, Syekh Aminullah merupakan salah satu penyebar agama Islam di Sumatera pada abad ke 16 Masehi dan berasal dari Jazirah Arab. Makam ini terletak di Kecamatan Lemong 110 km dari Liwa atau 330 km dari Bandar Lampung. Makam/Petilasan Gadjah Mada, yang berlokasi di Kecamatan Pesisir Utara 61 km dari Liwa atau 321 km dari Bandar Lampung. Keberadaan situs ini diperkuat dengan ditemukannya barangbarang peninggalan berupa keris, gelang, mahkota, pedang, tombak, ikat pinggang dan ikat kepala. KLASTER INVESTASI DAMAR MATA KUCING A. 10 Alasan Mengapa Harus Damar Mata Kucing Melalui pendekatan klaster, potensi dan peluang investasi dapat diidentifikasi dan dipetakan baik dari sisi ketersediaannya maupun keterkaitannya dengan unsur-unsur lain dalam klaster itu sendiri. Dalam struktur klaster, terdapat unsur yang saling keterkaitan yaitu pemasok, pasar, industri inti, industri pendukung, kebijakan/regulasi, serta visi atau masa depan klaster, dimana setiap unsur ini memiliki peran dan kompetensi tersendiri untuk keberlangsungan klaster. Di Kabupaten Pesisir Barat terdapat lima (5) konsep klaster yang dapat dikembangkan yaitu; (1) klaster investasi damar mata kucing, (2) klaster industri pariwisata, (3) klaster investasi kelapa sawit, (4) klaster investasi kelapa dalam, (5) klaster investasi cengkeh. Setelah dilakukan pengumpulan data dan potensi terhadap semua klaster investasi di atas, khususnya terkait keberadaan dan ketersediaan di sektor hulu maupun di sektor pengolahannya, maka klaster investasi Damar Mata Kucing yang sangat tepat untuk dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat. Adapun yang menjadi pertimbangan alasanya adalah sebagai berikut : 1. Damar mata kucing memiliki nilai ekonomi yang relatif tinggi dan stabil 2. Hampir 80% produk damar mata kucing Indonesia berasal dari Propinsi Lampung tepatnya berada di Kabupaten Pesisir Barat. 3. Kondisi tanah dan iklim di seluruh wilayah Kabupaten Pesisir Barat sangat mendukung dalam pengembangan budidaya damar mata kucing. 4. Lebih dari 60% dari total luas wilayah Kabupaten Pesisir Barat merupakan wilayah hutan. 5. Lahan untuk pengembangan damar mata kucing yang relatif sangat luas 6. Tersedianya sumber daya tenaga kerja yang handal 7. Akses infrastruktur jalan yang relatif baik 8. Pasar yang masih sangat luas, baik nasional maupun internasional. 9. Produk yang dikembangkan ramah lingkungan bahkan turut mendukung program pelestarian hutan 10. Adanya dukungan penuh dari Pemerintah Daerah, Propsinsi maupun Pusat, dalam membuat program-program ataupun kebijakan-kebijakan yang mendukung pengembangan industri damar mata kucing B. Sejarah Damar Mata Kucing Resin, cairan getah lengket yang dipanen dari beberapa jenis pohon hutan, merupakan produk dagang tertua dari hutan alam Asia Tenggara. Spesimen resin dapat ditemukan di situs-situs prasejarah, membuktikan bahwa kegiatan pengumpulan hasil hutan sudah sejak lama dilakukan. Hutan-hutan alam Indonesia menghasilkan berbagai jenis resin. Damar adalah istilah yang umum digunakan di Indonesia untuk menamakan resin dari pohon-pohon yang termasuk suku Dipterocarpaceae dan beberapa suku pohon hutan lainnya. Sekitar 115 spesies, yang termasuk anggota tujuh (dari sepuluh) marga Dipterocarpaceae menghasilkan damar. Pohon-pohon dipterokarpa ini tumbuh dominan di hutan dataran rendah Asia Tenggara, karena itu damar merupakan jenis resin yang lazim dikenal di Indonesia bagian barat. Ada dua macam damar yang dikenal umum, dengan kualitas yang jauh berbeda. Pertama adalah damar batu, yaitu damar bermutu rendah berwarna coklat kehitaman, yang keluar dengan sendirinya dari pohon yang terluka. Kedua, adalah damar mata kucing; yaitu damar yang bening atau kekuningan yang bermutu tinggi, yang dipanen dengan cara melukai kulit pohon. Sekitar 40 spesies dari genus Shorea dan Hopea menghasilkan damar mata kucing, di antaranya yang terbaik adalah Shorea javanica dan Hopea dryobalanoides. Klasifikasi Damar Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Dilleniidae Ordo : Theales Famili : Dipterocarpaceae Genus : Shorea Spesies : Shorea javanica Damar mata kucing (Shorea javanica) merupakan spesies penghasil resin yang bernilai tinggi sebagai bahan baku industri cat, tinta, dan bahan campuran minuman. Bahkan getah damar juga dimanfatkan sebagai antirayap, antijamur (Sari 2002), serta bahan pangan tambahan (Edriana et al. 2004; Van Lakerveld 2007). Potensi ekonomi getah damar telah dikenal sejak lama. Cusson (2013) menyampaikan bahwa perdagangan damar telah berlangsung sejak awal abad ke-10 di Cina dan negara-negara di Asia Tenggara, yang kemudian berkembang ke Eropa dan Amerika pada awal abad ke-19. Tanaman damar mata kucing tumbuh subur pada kebun masyarakat, dalam bahasa lokal disebut “repong damar" (damar agroforestry), yang tersebar luas di Kabupaten Pesisir Barat. Getah damar yang dihasilkan repong damar dari Kabupaten tersebut, khususnya daerah Krui, memiliki kualitas tinggi dan sangat diminati para importir, sehingga tidak heran jika keberadaan dan keberlangsungannya menjadi sangat penting dalam rantai perdagangan getah damar mata kucing di Indonesia. Damar mata kucing, yang dominan tumbuh pada repong damar, telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Kabupaten Pesisir Barat, baik bagi petani yang memiliki repong maupun bagi masyarakat yang terlibat dalam penyadapan getah damar, pengumpulan, dan proses jual beli. Suminar (2013) menyebutkan praktik-praktik sosial dan budaya dalam mengelola repong damar telah membangun kelestarian ekologi lokal, sosial, budaya, dan lembaga-lembaga ekonomi. Terkait potensi ekologis, Harianto dan Hidayat (2012) mengatakan repong damar memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tergolong sedang sampai dengan tinggi. Tabel 5. Luas Lahan dan Jumlah Hasil Produksi Damar per Kecamatan Di Kabupaten Pesisir Barat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nama Kecamatan Pesisir Tengah Way Krui Krui Selatan Karya Penggawa Pesisir Selatan Bengkunat Bengkunat Belimbing Ngambur Pesisir Utara Pulau Pisang Lemong JUMLAH Luas Lahan (Ha) 776,50 8.510,00 530,00 3.569,50 1.803,00 302,00 840,00 40,00 221,75 568,00 17.160,75 Produksi (Ton/th) 56,00 128,00 3.301,00 183,00 1.316,00 287,50 21,00 38,00 1.283,20 106,50 6.720,20 Sumber : Database Potensi Ekonomi Sektor Pertanian Kab. Pesisir Barat C. Potensi dan Peluang Investasi Damar Mata Kucing Potensi dan Peluang Investasi pada sektor pengembangan atau pengolahan Damar mata Kucing Kabupaten Pesisir Barat diarahkan pada tiga sasaran, yaitu : Pengembangan Perkebunan Damar (Sektor Hulu) Peningkatan dan Pengembangan usaha pertanian primer perlu mendapat dukungan dari sektor hulu agar usaha ekstensifikasi lahan dapat dibarengi dengan peningkatan kuantitas dan kualitas produksi. Usaha agrobisnis perkebunan damar yang dapat menjadi peluang investasi di Kabupaten Pesisir Barat antara lain: 1. Penyediaan Bibit unggul berkualitas dan bersertifikasi Usaha ini dapat dilakukan secara langsung dengan mengembangakan usaha pembibitan secara terpadu, atau secara tidak langsung dengan mendatangkan bibit unggul dari berbagai sentra pembibitan atau dari produsen bibit yang sudah ada. 2. Penyediaan Sarana Produksi Sub sistem penyediaan sarana produksi menyangkut kegiatan pengadaan dan penyaluran. Kegiatan ini mencakup Perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi, teknologi dan sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau input usahatani memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk. Peluang usaha ini meliputi penyedianan berbagai jenis pupuk dan pestisida. Pengolahan Hasil Panen Damar (Sektor Hilir) Peluang investasi yang dapat dikembangkan dalam meningkatkan nilai ekonomi damar mata kucing dari sektor hilir adalah penyediaan sarana industri berupa pabrik olahan. Dimana sektor ini memiliki peluang yang sangat besar, karena selain didukung luasnya lahan juga didukung dengan tersedianya sumber daya tenaga kerja yang memadai. Kesiapan pemerintah juga, dalam hal ini Kabupaten Pesisir Barat juga sangat responsip dan aktif dalam membantu dari segi kebijakan dan arahan program. Adapun bentuk olahan damar mata kucing dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Jenis / Bahan Olahan Damar Mata Kucing No. 1 Jenis usaha Agrobisnis Damar Mata Kucing Jenis / Bahan Olahan Korek api, plastik, plester, vernis, lak, tinta cetak, pelapis tekstil, cat, pharmasi, dan kosmetik. Pengembangan Usaha Jasa Distribusi Damar Damar mata kucing merupakan produk ekspor yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga peluang dan potensi investasi dalam usaha jasa distribusi barang khususnya damar mata kucing sangat baik untuk dikembangkan di Kabupaten Pesisir Barat. Adapun negara tujuan ekspor damar mata kucing sebagaimana tabel di bawah ini. Tabel 7. Negara Tujuan Ekpor Damar Mata Kucing No. 1 Jenis usaha Agrobisnis Damar Mata Kucing Negara Tujuan Ekspor India, Jerman, Philipina, Perancis, Belgia, Uni Emirat Arab, Bangladesh, Pakistan dan Italia PENUTUP Dengan adanya buku Profil Investasi Berbasis Klaster Kabupaten Pesisir Barat ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi sekaligus bahan pertimbangan bagi calon investor maupun bagi pemangku kebijakan atau masyarakat dalam menanamkan modal. Sudah barang tentu buku Profil Investasi Berbasis Klaster Kabupaten Peisir Barat ini masih jauh dari sempurna, kritik saran yang membangun sangat diharapkan demi menjadikan buku ini lebih sempurna. Akhirnya terima kasih Tim Penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga dapat terselesaikannya buku Profil Investasi Berbasis Klaster Kabupaten Pesisir Barat.