KECERDASAN EMOSIONAL - Universitas Muhammadiyah Surabaya

advertisement
THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015
KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
Fauziah Awallunnisa, Ratna Agustin1
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya1
ABSTRACT
Nurses are professionals whose role cannot be excluded from all forms of hospital
services, nurses require the longest contact with the patients and should always interact
directly with patients that require emotional quotients that will established a relationship of
mutual trust and assist between nurses and patients, nurses and families, nurses and doctors,
nurses and other medicals to do their job. This research aims to determine the relationship
between emotional quotients and nurses performance in the nursing care documentation at
Siti Khodijah Hospital Sepanjang. The research design used in this study is Analytical
Correlational with cross sectional approach with a sample of 29 nurses from 33 populations.
The sampling method used proportional stratified random sampling.. The analysis used chisquare statistical test with a significance level of α < 0.05. The results of this research
showed majority of respondents have high category of emotional quotients and have good
performance are 12 people (93%) while little of respondents who have low category in
emotional quotients and have less performance are 3 people (7%). Statistical analysis yield a
correlation coefficient r value of 0.682 with significance level of ρ = 0.000 <α = 0.05 means
that H0 is rejected and H1 is accepted means that there is a relationship between emotional
quotients and nurses performance in the nursing care documentation at Siti Khodijah
Hospital Sepanjang. The good of emotional quotients will support the good of nursing care
also. So then needs to improve Emotional Quotients (EQ) and the ability to document
nursing care.
Keywords: Emotional Quotients, Nurses performance, nursing care documentation
perawat. Pelayanan keperawatan sangat
memerlukan sosok perawat yang memiliki
kecerdasan emosi yang tinggi untuk
memenuhi kebutuhan pasien yang
mencakup kebutuhan biologis, psikologis,
sosiologis dan spiritual (Rudyanto, 2010).
Hasil penelitian Meta Nurlita D.S (2012)
dalam jurnal psikologi dengan judul
Hubungan Antara Kecerdasan Emo-sional
(EQ) dengan Kinerja Perawat Pada Rumah
Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta
Selatan menun-jukan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara
kecerdasan emosional (EQ) dengan
kinerja pera-wat di Rumah Sakit Umum
Pusat Fatmawati Jakarta Selatan. Hasil ini
menginformasikan semakin tinggi tingkat
kecerdasan emosional (EQ) yang dimiliki
subjek maka semakin tinggi pula tingkat
kinerja perawatnya. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan peneliti di
Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang
PENDAHULUAN
Tenaga perawat mempunyai kedudukan
penting dalam menghasilkan kualitas
pelayanan kesehatan dirumah sakit, karena
pelayanan yang diberikannya berdasarkan
pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual dan
dilaksanakan
24
jam
secara
berkesinambungan (Depkes RI, 2001).
Berkaitan dengan kedudukan tenaga
perawat dalam menghasilkan kualitas
pelayanan kesehatan di rumah sakit maka
diperlukan upaya perbaikan mutu dan
menjaga mutu pelayanan, termasuk
kelengkapan
pengisian
dokumentasi
asuhan
keperawatan.
Kelengkapan
pengisian
dokumentasi
asuhan
keperawatan dalam rekam medis secara
umum menjadi permasalahan pada rumah
sakit milik pemerintah maupun rumah
sakit swasta, masalah tersebut salah
satunya dapat disebabkan oleh rendahnya
kecerdasan emosi yang dimiliki oleh
47
THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015
pada
tanggal
26
April
2013
pendokumentasian asuhan keperawatan di
ruang marwah 76,1%. Di ruang shofa 69,5
%. Di ruang mina 64,4%. Goleman (2001)
menyatakan bahwa kecerdasan emosi
sangat diper-lukan untuk sukses dalam
bekerja dan menghasilkan kinerja yang
menonjol dalam pekerjaan. Hal ini senada
de-ngan yang dikemukakan oleh Patton
(1998) bahwa orang yang memiliki
kecerdasan
emosi
akan
mampu
menghadapi tantangan dan menja-dikan
seorang manusia yang penuh tanggung
jawab, produktif, dan opti-mis dalam
menghadapi dan menyele-saikan masalah.
Terdapat
banyak
fak-tor
yang
mempengaruhi kinerja sum-ber daya
manusia (SDM). Menurut Gibson (1987)
kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
faktor individu yang terdiri dari
kemampuan dan keterampilan, latar
belakang keluarga, demografis, faktor
psikologi terdiri dari persepsi, sikap,
kepribadian,
belajar
dan
motivasi
sedangkan faktor organisasi berefek tidak
langsung ter-hadap perilaku dan kinerja
individu yang terdiri dari sumber daya,
kepe-mimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Salah satu upaya untuk
dapat meningkatkan kinerja perawat
adalah dengan
peningkatan kinerja
melalui program pelatihan dan
keterampilan dalam hubungan inter-personal,
mengikuti pelatihan sesuai bidang
tugasnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain
Analitik Korelasional dengan pendekatan
Cross Sectional. Jumlah sampel 29
perawat dari 33 populasi. Pengambilan
sampel
menggunakan
Proportional
stratified random sam-pling. Variabel
Independen adalah kecerdasan emosional
(EQ) dan va-riabel dependennya adalah
kinerja perawat dalam pendokumentasian
asu-han keperawatan. Pengumpulan data
dengan menggunakan kuisioner. Hasil
penelitian dianalisis dengan meng-gunakan
uji statistik chi-square dengan tingkat
kemaknaan α < 0,05
HASIL PENELITIAN
Data pada table 1 menunjukkan sebagian
besar responden dengan nilai kecerdasan
emosional yang tinggi sebanyak 19 orang
(66%) dan sebagian kecil responden
dengan nilai kecer-dasan emosional yang
rendah yaitu 10 orang (34%) dari 29
responden. Sebagian besar responden
memiliki kinerja yang cukup dalam
pendoku-mentasian asuhan keperawatan
seba-nyak 14 orang (48%) dan sebagian
ke-cil responden yang memiliki kenerja
yang kurang dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan yaitu 3 orang (11%)
dari 29 responden (Tabel 1). Da-ri 29
responden perawat yang terlibat dalam
penelitian ini sebagian besar responden
yang memiliki kecerdasan emosional
Tabel 1 Distribusi berdasarkan tingkat kecerdasan emosional dan kinerja perawat
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan
Jumlah
Prosentase (%)
Kecerdasan Emosional
Tinggi
19
66
Rendah
10
34
Kinerja Perawat
Baik
12
41
Cukup
14
48
Kurang
3
11
Tabel 2 Tabulasi Silang Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kinerja
Perawat Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
48
THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015
Kecerdasan
emosional
Rendah
Tinggi
total
Kinerja perawat
Kurang
Cukup
n
3
3
%
10
10
n
7
7
14
%
24
24
48
Total
Baik
n
12
12
%
41
41
n
10
19
29
%
34
66
100
asuhan kepera-watan sebanyak 14 orang
(48%) se-bagian kecil responden yang
memiliki kenerja yang kurang dalam
pendokumentasian asuhan kepera-watan
yaitu 3 orang (11%). Menurut Gibson
(1987) ada tiga faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja seseorang yaitu: variabel
individu, variabel organi-sasi, variabel
psikologis. Berdasarkan hasil penelitian di
Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang
dapat di simpulkan penye-bab kinerja
perawat baik adalah usia, jenis kelamin,
masa kerja, status pernikahan. Pada usia
34-37 tahun memiliki kinerja yang baik
yaitu sebanyak 6 orang. Hal ini
dikarenakan semakin bertambah usia
seseorang semakin cenderung menunjukkan kematangan jiwa, lebih mampu
mengambil
keputusan,
se-hingga
berpengaruh terhadap kinerja perawat.
Faktor yang kedua adalah jenis kelamin
dimana sebagian besar perawat dengan
kinerja yang baik adalah perempuan
sebanyak 12 orang hal ini sejalan dengan
teori Gibson yang mengatakan bahwa
wanita lebih bersedia mematuhi wewenang dari pada pria. Faktor ketiga
adalah masa kerja dimana sebagian besar
perawat dengan masa kerja 9-12 tahun dan
17-20 tahun memiliki kinerja yang baik
sebanyak 3 orang. Hal ini sejalan dengan
teori Gibson yang menyatakan bahwa
masa kerja berpengaruh terhadap kinerja
yang baik, semakin lama pengalaman kerja
seseorang, maka semakin terampil petugas
tersebut. Faktor terakhir yaitu status
pernikahan dimana sebagian perawat
dengan status sudah menikah memiliki
kinerja yang baik sebanyak 12 orang. Hal
ini sejalan dengan teori Gibson yang
menyatakan status pernikahan seseorang
berpengaruh terhadap perilaku seseorang
dengan katagori tinggi dan memiliki
kinerja yang baik sebanyak 12 orang
(41%) sedangkan sebagian kecil responden
yang memiliki kecer-dasan emosional
yang rendah dan memiliki kinerja yang
kurang sebanyak 3 orang (10%) (Tabel 2).
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang didapat
disimpulkan sebagian besar tingkat
kecerdasan emosional perawat adalah
tinggi sebanyak 19 orang (66%) dan
sebagian
kecil
tingkat
kecerdasan
emosional
perawat
adalah
rendah
sebanyak 10 orang (34%) dari 29
responden. Banyaknya responden yang
memiliki kecerdasan emosional (EQ)
tinggi (66%) dalam penelitian ini tentunya
dipengaruhi adalah usia, jenis kelamin,
masa kerja, pendidikan. Pada usia 34-37
sebanyak 9 responden (31%) yang dalam
hal ini emosi lebih matang. Faktor lain
yang mempengaruhi banyaknya responden
yang memiliki kecerdasan emosional (EQ)
tinggi adalah jenis kelamin dimana
perempuan 25 orang (86%) sedangkan
laki-laki 4 orang (14%) hal ini karena
wanita lebih sadar tentang emosi, lebih
mudah bersikap empati, dan lebih terampil
dalam hubungan interpersonal dibandingkan pria. Patricia Patton 2002 dalam
(Notoatmodjo, 2010) mengungkapkan
kecerdasan emosi-onal sangat dipengaruhi
oleh lingku-ngan, tidak bersifat menetap,
dapat berubah-ubah setiap saat untuk itu
peranan lingkungan terutama orang tua
pada masa kanak- kanak sangat
mempengaruhi
dalam
pembentukan
kecerdasan emosional.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
sebagian besar perawat memiliki kinerja
yang cukup dalam pendokumentasian
49
THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015
seseorang
ditentukan
oleh
faktor
kecerdasan emosional. Hal ini disebabkan
karena kecerdasan akademik saja tidak
memberikan kesiapan untuk menghadapi
gejolak yang ditimbulkan oleh kesulitankesulitan hidup. Perawat yang cerdas
secara emosional adalah orang yang
memahami kondisi dirinya, emosi-emosi
yang terjadi, serta mengambil tindakan
yang tepat. Kecerdasan emosional perlu
dikembangkan melalui seminar seminar
tentang cara mengatasi emosi karena hal
inilah yang mendasari keterampilan
perawat di tengah masyarakat dan
mempengaruhi
semua
aspek
yang
berhubungan dengan pelayanan perawat,
sehingga akan membuat seluruh potensi
dapat berkembang secara lebih optimal.
dalam kehidupan organisasinya, baik
secara positif maupun negatif yang berarti
bahwa status perkawinan seseorang turut
pula memberikan petunjuk tentang cara,
dan teknik motivasi yang cocok digunakan
baginya dibandingkan dengan orang yang
tidak berke-luarga.
Hasil analisis setelah dilakukan uji chisquare
diketahui
bahwa
hipotesis
diterima,dengan nilai koefisien korelasi
menghasilkan nilai (r) sebesar 0.682. taraf
signifikasi sebesar 0,000 (p<0,05) Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat korelasi
positif yang signifikan antara kecerdasan
emosional dengan kinerja perawat dalam
pendoku-mentasian asuhan keperawatan di
Ruang rawat Inap (Shofa, Marwah, Mina)
Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang.
Kecerdasan emosional adalah suatu
kemampuan untuk mengindra, memahami
dan menerapkan keku-atan dan ketajaman
emosi sebagai sumber energi, informasi
dan penga-ruh. Menurut Rivai, (2008)
menya-takan kinerja merupakan perilaku
nyata yang ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi kerja yang diha-silkan
oleh karyawan sesuai dengan perannya
dalam perusahaan. Kecerdasan emosional
berkaitan erat dengan kinerja pera-wat
dalam
pendokumentasian
asuhan
keperawatan, dilihat dari cross tabulasi
antara kecerdasan emosional dengan
kinerja perawat dalam pendokumentasian
asuhan kepe-rawatan menunjukan bahwa
sebagian besar responden yang memiliki
ke-cerdasan emosional dengan katagori
tinggi dan memiliki kinerja yang baik
sebanyak 12 orang (41%) sedangkan
sebagian kecil responden yang memiliki
kecerdasan emosional yang rendah dan
memiliki kinerja yang kurang baik
sebanyak 3 orang (10%). Ada banyak
faktor yang mempengaruhi keberhasilan
dan
kegagalan
seseorang
dalam
menghadapi permasalahannya, diantaranya
adalah faktor kecerdasan emosional.
Kecerdasan bila tidak disertai dengan
pengolahan emosi yang baik tidak akan
menghasilkan seorang yang sukses dalam
hidupnya. 80 % penopang kesuksesan
SIMPULAN DAN SARAN
Kecerdasan emosi perawat di Ruang
Rawat Inap (shofa, Marwah, Mina) Rumah
Sakit Siti Khodijah Sepanjang adalah
dinyatakan tinggi sedangkan kinerja
perawat di Ruang Rawat Inap (shofa,
Marwah, Mina) Rumah Sakit Siti
Khodijah Sepanjang adalah dinyatakan
cukup.
Terdapat
hubungan
antara
kecerdasan emosional dengan kinerja
perawat dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan di Rumah Sakit Siti Khodijah
Sepanjang.
Perlu diadakan pelatihan atau seminar
tentang kecerdasan emosional (EQ) agar
dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
pada masyarakat dan perawat hendaknya
meningkatkan kecerdasan emosional (EQ)
dan terus berlatih untuk meningkatkan
keterampilan dalam pendokumentasian
sehingga dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan pada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary ginanjar. 2001. Rahasia
Sukses membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual. Jakarta:
Penerbit Arya.
Ardiana, Anisah. 2010. Hubungan Antara
Kecerdasan Emosional Perawat
dengan Perilaku Caring perawat
50
THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015
Hidayat, A.Azis Alimul. 2010. Metode
Penelitian Kesehatan Paradigma
Kuantitatif.
Jakarta:
Salemba
Medika
Pelaksana Menurut Persepsi Pasien
Di Ruangan Rawat Inap. Tesis
Universitas Indonesia. diakses 28
januari
2013
jam
11.20
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digita
l/20282484T%20Anisah%20Ardia
na.pdf.
Cooper RK & Ayman Sawaf. 2005.
Executive
EQ:
Kecerdasan
Emosional dalam Kepemimpinan
dan Organisasi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Dewi, M, dkk. 2010. Teori dan
Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
dan Perilaku Manusia. Nuha
Medika: Jogjakarta
Gibson, James. L, Ivancevich J. M., and
Donelly Jr. 1987. Organisasi dan
Manajemen. Jakarta: Erlangga
Goleman, Daniel. 1999. Kecerdasan emosi
untuk mencapai puncak prestasi
(working
with
emotional
intelligence).
Jakarta:
PT.
Gramedia Pustaka Utama.
_______________. 2001. Kecerdasan
Emosi Untuk Mencapai Puncak
Prestasi (Working With Emotional
Intelligence). Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
_______________.
2002.
Healing
Emotions: Percakapan dengan
Dalai Lama, tentang Meditasi,
Perasaan dan Kesehatan. Batam:
Interaksara
_______________.
2005.
Emotional
intelligence. New York: Bantam
Dell.
_______________.2009.
Kecerdasan
emosional: mengapa EI lebih
penting dari pada IQ. Terjemahan:
Hermaya, T. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka utama.
Hasibuan, Melayu S.P. 2007. Manajemen
Sumber Daya Manusia (dasar dan
kunci keberhasilan). Jakarta: PT.
Toko Gunung Agung.
Hidayat, A.A.A 2008. Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisis
Data, EGC, Jakarta
Ilyas,
Yaslis. 2002. Kinerja: teori,
penilaian dan penelitian.Cetakan ke
3. Depok: Pusat kajian ekonomi
kesehatan
Fakiltas
Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Mangkunegara. 2005. Perilaku dan
Budaya Organisasi. Bandung: PT
Refika Aditama
Nursalam.
2012.
Manajemen
Keperawatan: Aplikasi dalam
Praktik Keperawatan Profesional.
Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi
kesehatan dan ilmu perilaku.
Jakarta: PT, Rineka Cipta.
Patton, P. 1998. Kecerdasan Emosional di
Tempat kerja. Alih Bahasa: Zaini
Dahlan. Jakarta: Pustaka Deleprata.
Putra, Sitiatava Rizema. 2012. Panduan
Riset Keperawatan dan Penulisan
Ilmiah. Jogjakarta: D-MEDIKA.
Rivai, V. 2005. Performance appraisal:
Sistem yang tepat untuk menilai
kinerja
karyawan
dan
meningkatkan
daya
saing
perusahaan. Cetakan I. Jakarta: PT
Raja Grafindo persada.
Robbins, S.P. 2003. Perilaku Organisasi.
Jilid I. Edisi Kesembilan. Alih
Bahasa. Jakarta: PT. Indeks
kelompok Gramedia,
Rudyanto, E. (2010). Hubungan antara
kecerdasan
emosional
dan
kecerdasan
spiritual
dengan
perilaku prososial pada perawat.
Skripsi (tidak diterbitkan). Solo:
Fakultas Kedokteran universitas
Sebelas Maret.
Sari, Meta Nurita Diana. 2012. Hubungan
Antara Kecerdasan Emosional
(EQ) dengan Kinerja Perawat pada
Rumah Sakit Umum Pusat
51
THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015
Fatmawati Jakarta-Selatan. Jurnal
Psikologi Universitas Gunadarma,
diakses
4
februari
2013
http://id.pdfsb.com/jurnal+psikolog
i+positif+tentang+kecerdasan+emo
sional.
Shapiro, L. E. 2001. Mengajarkan
Emotional Intelligence pada Anak.
Terjemahan:
Kantjono,
A.T.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Swansburg, RC & Swansburg, RJ. 1987.
Introductory Management and
Leardership for Nurse (2.nd.ed).
Boston:
Jones
and
Bartlet
Publishers
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber
Daya Manusia: Teori, Aplikasi,
dan penelitian. Jakarta: Salemba
Empat
52
Download