KECERDASAN MEDIA Literasi media (media literacy) mungkin baru-baru ini terdengar ramai diperbincangkan. Padahal, literasi media telah lama menggema di berbagai negara. Hal ini mengingat pentingnya kesadaran masyarakat sebagai sasaran media untuk cerdas menilai “produk” yang disuguhkan media. Saat ini literasi media diartikan sebagai kemampuan memahami makna simbol yang tertulis secara efisien dan efektif serta konfrehensif. Melalui perkembangan media noncetak dan lahirnya media elektronik, maka kemampuan itu tidak bermana literasi lagi, tetapi menjadi media literacy atau literasi media (kecerdasan bermedia). Banyak yang mengatakan bahwa saat ini masyarakat telah cerdas memilah dan memilih apa yang hendak mereka konsumsi dari media. Namun, perkembangan kecerdasan masyarakat juga diikuti oleh kecerdasan media dalam menyuguhkan informasi-informasi tertentu kepada msyarakat. Walau dikatakan masyarakat sudah cerdas, namun masih banyak juga masyarakat yang percaya begitu saja dengan isi media. Ciri khas media di Indonesia saat ini yang paling terlihat fulgar adalah adanya boncengan politik di dalam tubuh media itu sendiri. Ada media yang dimiliki oleh pimpinan parpol dan ada juga media yang nafasnya disokong oleh parpol atau kader parpol. Keuasaan dan kewenangan media tampaknya saat ini dimiliki oleh orang-orang yang berduit, mereka dengan mudah memunculkan rumor dan opini melalui sosial media dengan membayar para jurnalis untuk menerbitkan berita sesuai keinginan orang-orang berduit tersebut. Para pekerja media cetak maupun elektronik pun walau mereka sadar hanya diperalat, tapi mereka hanya bisa pasrah karena persoalan nafkah. Hal ini yang saya dengar langsung dari salah seorang presenter media yang namanya sudah cukup popular di telinga masyarakat. Untuk itu, ketika peran media telah telah menyimpang dari peran aslinya, ketika para pekerja media dan jurnalis hanya tunduk kepada atasannya atau yang bayar, maka masyarakatlah yang harus cerdas mengamati isi media. Kecerdasan masyarakat sangat penting karena masyarakatlah yang menjadi sasaran utama media dan orang-orang yang ada di belakangnya. Masyarakat harus mampu dan harus memiliki kesadaran untuk membuat kemajuan dalam memahami isi media. Masyarakat juga harus cerdas memperhatikan dan menyaring informasi, memiliki daya pikir kritis terhadap pesan media. Kecerdasan bermedia dapat menciptakan masyarakat yang literat yang merupakan jembatan menuju masyarakat makmur yang kritis dan peduli. Kritis terhadap segala informasi yang diterima, sehingga tidak bereaksi secara emosional dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Intinya, kecerdasan bermedia merupakan salah satu upaya menangkap dampak negatif media massa, karena adanya kecerdasan memampukan khalayak media untuk mengevaluasi dan berpikir kritis terhadap pesan media. Dahulu masyarakat diajarkan untuk tidak “buta huruf”, namun saat ini pengajaran tersebut telah bergeser sehingga masyarakat dituntut untuk tidak “buta media”. Fb : 17 Juli 2016