siaran pers kerjasama peningkatan kesejahteraan rakyat, ojk

advertisement
SP 63/DKNS/OJK/VI/2017
SIARAN PERS
KERJASAMA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT, OJK GANDENG
DUA UNIVERSITAS DI YOGYAKARTA
Yogyakarta, 5 Juni 2017. Otoritas Jasa Keuangan pada Senin ini menjalin kerjasama
dengan dua universitas di Yogyakarta sebagai upaya mendorong peningkatan dan
pemerataan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan sektor jasa keuangan,
peningkatan literasi dan edukasi keuangan, serta pelindungan konsumen keuangan.
Penandatanganan Nota Kesepahaman pertama dilakukan Ketua Dewan Komisioner
OJK Muliaman D Hadad dengan Rektor Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kasiyarno di Kampus UAD di Yogyakarta.
Sementara penandatangan Nota Kesepahaman kedua dilakukan Ketua Dewan
Komisioner OJK Muliaman D Hadad dengan Rektor Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta Gunawan Budiyanto di Kampus UMY di Yogyakarta.
Dalam dua kesempatan itu, Muliaman menekankan perlunya kerjasama yang optimal
dengan kalangan universitas dalam mengembangkan literasi keuangan di
masyarakat.
“Tingkat akses keuangan masyarakat Indonesia masih tertinggal dari negara-negara
peer, dan perlu terus ditingkatkan. Salah satu faktor yang perlu didorong untuk
meningkatkan akses keuangan masyarakat, selain pembangunan infrastruktur
pendukung industri jasa keuangan, adalah melalui peningkatan literasi keuangan
masyarakat,” kata Muliaman.
Menurutnya, dengan pemahaman yang memadai mengenai produk dan layanan jasa
keuangan, akan mendorong kesadaran dan keberanian masyarakat untuk
menggunakan dan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan bagi
peningkatan produktifitas dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Berbagai studi baik dari kalangan perguruan tinggi maupun lembaga terkemuka
dunia seperti Bank Dunia menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara
tingginya tingkat literasi keuangan (Financial Literacy) dan terbukanya akses
keuangan (Financial Inclusion) masyarakat, dengan peningkatan pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Survei yang dilakukan oleh Bank Dunia pada tahun 2014 menunjukkan bahwa
mayoritas negara-negara dengan tingkat pendapatan tinggi memiliki tingkat akses
dan literasi keuangan yang juga tinggi.
Khusus untuk Indonesia, berdasarkan survey Bank Dunia tersebut terlihat tingkat
kepemilikan rekening (account penetration) di antara penduduk dewasa Indonesia
baru mencapai 36%, masih lebih rendah dari rata-rata ASEAN atau rata-rata negara
berkembang yang masing-masing telah mencapai 50% dan 54%, serta jauh di bawah
rata-rata negara-negara maju (OECD High Income Country) yang sudah mencapai
94%.
Sementara berdasarkan survei yang dilakukan oleh S&P bersama Bank Dunia pada
tahun 2014, tingkat literasi keuangan penduduk dewasa Indonesia baru mencapai
32%, masih lebih rendah dari rata-rata ASEAN yang mencapai 34%.
OJK sendiri pada tahun 2013 dan 2016 telah melaksanakan sendiri Survei Nasional
Literasi Dan Inklusi Keuangan. Dari hasil survei terlihat bahwa Indeks Literasi
Keuangan Indonesia mencapai 29,7%, meningkat dari 21,8% pada tahun 2013.
Sementara Indeks Inklusi Keuangan Indonesia mencapai 67,82%, meningkat dari
59,74% pada tahun 2013.
Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah, masing-masing tercatat sebesar
8,11% dan 11,06%. Khusus untuk provinsi DI Yogyakarta, Indeks Literasi dan Iklusi
Keuangan masing-masing tercatat 38,55% dan 76,73%, lebih tinggi dari rata-rata
nasional.
Selain itu, peningkatan akses keuangan masyarakat, tidak dapat berjalan dengan
baik jika tidak disertai dengan perlindungan yang memadai bagi mereka yang telah
menggunakan produk dan layanan jasa keuangan. Hal ini mengingat kepercayaan
pasar (market confidence) merupakan salah satu dasar dari keberlangsungan bisnis
di industri jasa keuangan.
Apalagi semakin pesat dan kompleksnya perkembangan produk dan layanan jasa
keuangan saat ini, ternyata diikuti juga oleh maraknya berbagai tawaran investasi
ilegal dan meningkatnya pelanggaran perilaku bisnis (market conduct) di industri jasa
keuangan.
Oleh sebab itu, OJK memandang penting setiap upaya mendorong peningkatan
perlindungan konsumen dan masyarakat.
***
Informasi lebih lanjut:
Kepala Departemen Komunikasi dan Internasional OJK, Triyono. Telp. 29600000.
Email [email protected]. www.ojk.go.id
Download