i ANALISIS PERBEDAAN HARGA DAN VOLUME PENJUALAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN STOCK SPLIT (Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk) RIRIS KARTIKA PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Perbedaan Harga dan Volume Penjualan Saham Sebelum Dan Sesudah Melakukan Stock split (Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk) adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Februari 2014 Riris Kartika H24114030 *Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait. i ABSTRAK RIRIS KARTIKA. Analisis Perbedaan Harga dan Volume Penjualan Saham Sebelum dan Sesudah Melakukan Stock split (Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk). Dibimbing oleh FARIDA RATNA DEWI. Stock split dilakukan oleh perusahaan yang telah go public dan harga sahamnya tinggi, hal ini dilakukan untuk meningkatkan likuiditas penjualan sahamnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa perbedaan harga saham sebelum dan sesudah melakukan stock split pada PT Semen Indonesia Tbk, menganalisa perbedaan volume penjualan sebelum dan sesudah melakukan stock split pada PT Semen Indonesia Tbk, dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah stock split. Penelitian ini menggunakan analisis uji beda dan uji wilcoxon. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan pada penjualan saham setelah perusahaan melakukan stock split. Uji wilcoxon yang dilakukan pada kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melakukan stock split menunjukkan perusahaan mengalami kenaikan kinerja. Kata Kunci: kinerja keuangan, saham, stock split. ABSTRACT RIRIS KARTIKA. Analysis of Difference Price and Sales Volume of Shares Before And After Doing Stock split (Case Study at PT Semen Indonesia Tbk). Supervised by FARIDA RATNA DEWI. Stock split was carried out by a company that had been go public with high stock price to increase liquidity of stock sale. The purpose of this study is to analyze differences of price and sales volume before and after the stock split on PT Semen Indonesia Tbk, and analyze financial performance differences PT Semen Indonesia Tbk before and after stock split. This study uses analysis of different test and Wilcoxon test. Results of this study showed that no significant difference sale of the company stock after stock split. Wilcoxon test is performed on the financial performance of PT Semen Indonesia Tbk before and after stock split to indicate the company had increased their performance. Keywords: financial performance, stock, stock split. ANALISIS PERBEDAAN HARGA DAN VOLUME PENJUALAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN STOCK SPLIT (Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk) RIRIS KARTIKA Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 iii Judul : Nama NIM : : Analisis Perbedaan Harga dan Volume Penjualan Saham Sebelum dan Sesudah Melakukan Stock split (Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk) Riris Kartika H24114030 Menyetujui, Dosen Pembimbing Farida Ratna Dewi, SE, MM Dosen Pembimbing Mengetahui, Ketua Departemen Dr Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen Tanggal Lulus: 4 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah Stock split, dengan judul Analisis Perbedaan Harga dan Volume Penjualan Saham Sebelum dan Sesudah Melakukan Stock split (Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk). Skripsi ini merupakan bagian dari syarat yang harus dipenuhi guna mencapai gelar Sarjana Strata-1 di Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini karena tanpa bantuan serta motivasinya penulis tidak dapat membuat skripsi ini dengan baik dan lancar. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusuan skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran diperlukan dalam memperbaiki skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat Bogor, Februari 2014 Riris Kartika v DAFTAR ISI DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN vii PENDAHULUAN 1 Latar belakang rumusan masalah tujuan penelitian manfaat penelitian ruang lingkup TINJAUAN PUSTAKA 1 3 4 4 4 4 Investasi Pasar Keuangan Pasar Modal Saham Pelaku Pasar Saham Corporate Action Stock split Penelitian Terdahulu METODE PENELITIAN 4 5 5 6 7 8 8 9 11 Kerangka pemikiran Jenis dan sumber data Populasi dan sampel Metode pengolahan dan analisis data Harga pasar saham relatif Kinerja keuangan Uji normalitas Uji beda Uji wilcoxon Volume perdagangan saham HASIL DAN PEMBAHASAN 11 13 13 13 13 14 16 17 17 17 17 Gambaran umum perusahaan 17 Analisis perbedaan harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan setelah stock split 21 Analisis perbedaan volume penjualan saham PT semen Indonesia Tbk sebelum dan setelah stock split 24 vi Kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk Analisis kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk Persepsi investor terhadap stock split PT Semen Indonesia Tbk SIMPULAN DAN SARAN 26 37 42 43 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA 43 44 44 LAMPIRAN 46 DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Daftar perusahaan yang melakukan stock split. 1 Daftar perusahaan-perusahaan besar dunia tahun 2012 versi majalah 3 10 Besar pemegang saham mayoritas pada PT Semen Gresik Tbk 18 Hasil perhitungan uji normalitas 22 Hasil uji Wilcoxon 23 Perbedaan rata-rata harga saham relatif PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah stock split 23 Hasil uji normalitas pada Trading Volume Activity 24 Hasil uji beda volume penjualan saham sebelum dan sesudah Stock split 25 Hasil uji Wilcoxon dua sampel berpasangan 26 Perbedaan TVA PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah Stock 26 Perhitungan rasio lancar PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 27 Perhitungan rasio cepat PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 28 Perhitungan DAR PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 29 Perhitungan DER PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 30 Perhitungan net profit margin PT Semen Indonesia Tbk tahun 32 2003-2012 Perhitungan ROE PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 33 Perhitungan ROA PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 34 Perhitungan perputaran aktiva tetap PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 35 Perhitungan total aktiva PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 36 Uji normalitas kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk 38 Uji Wilcoxon kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk 38 Rasio likuiditas sebelum dan sesudah stock split 39 Solvabilitas sebelum dan sesudah stock split 40 Rasio profitabilitas sebelum dan sesudah stock split 40 Rasio aktivitas sebelum dan sesudah stock split 41 vii DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kerangka pemikiran penelitian Struktur organisasi PT Semen Gresik Tbk Grafik rasio lancar PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 Grafik rasio cepat PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 Grafik DAR PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 Grafik DER PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 Grafik Net Profit Margin PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 Grafik ROE PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 Grafik ROA PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 Grafik perputara aktiva tetap PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 Grafik perputara total aktiva PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 12 23 28 29 30 31 32 33 34 35 37 DAFTAR LAMPIRAN 1 Harga pasar saham relative PT Semen Indonesia Tbk selama 90 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split 2 Volume perdagangan saham PT Semen Indonesia Tbk 90 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split 3 Hasil uji normalitas harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split 4 Hasil uji wilcoxon harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split 5 Hasil uji normalitas TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split 6 Hasil uji wilcoxon TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split 7 Hasil uji T TVA PT Semen Indonesia Tbk 8 Hasil uji normalitas kinerja keuangan PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split 9 Hasil uji wilcoxon kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk 46 48 50 52 54 56 58 58 60 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan akan pembiayaan dana yang besar bagi perusahaan membuat pemerintah membentuk pasar modal sebagai tempat bagi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana jangka panjang yang diperlukan. Pasar modal akan mempertemukan investor dan perusahaan yang memerlukan dana dengan menjual surat berharga. Penjualan surat berharga pada Pasar Modal akan memberikan imbalan bagi pemilik dana atau investor, sehingga diharapkan perekonomian negara akan meningkat. Surat berharga yang dapat diperjualbelikan di pasar modal antara lain saham, obligasi, waran, dan reksadana. Saham merupakan tanda penyertaan modal pada Perseroan Terbatas yang terdiri dari saham biasa dan saham preferen. Obligasi merupakan surat tanda meminjamkan uang yang memiliki jangka waktu tertentu. Waran merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham dari suatu perusahaan tersebut dengan harga dan jangka waktu tertentu. Reksadana merupakan lembaga investasi yang dipakai untuk mereka yang tertarik pada investasi saham dan obligasi namun memiliki kelemahan ilmu dalam financial investment, sehingga mempercayakan kepada lembaga reksadana untuk mengelola dan memberikan keuntungan sesuai dengan besarnya investasi yang ditanamnya. Salah satu surat berharga yang banyak diperjualbelikan di pasar modal adalah saham karena dengan membeli saham, investor mengharapkan keuntungan dari penjualan saham tersebut. Oleh karena itu banyak perusahaan yang menerbitkan saham untuk mencari investor bagi pendanaan perusahaan. Bagi perusahaan dengan kinerja keuangan yang bagus akan menarik banyak investor untuk menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut, makin banyaknya investor yang menanamkan saham diperusahaan tersebut akan membuat harga saham perusahaan perlahan-lahan meningkat hingga mencapai nilai yang tinggi. Hal ini dapat membuat investor kecil tidak tertarik membeli saham tersebut dikarenakan harganya yang mahal dan akan menambah resiko bagi pembeli. Sehingga likuiditas penjulan saham menurun, agar saham perusahaan dapat dibeli oleh investor, salah satu cara yang digunakan oleh perusahaan yaitu dengan melakukan stock split atau pemecahan saham. Stock split adalah memecah saham dari 1 (satu) lembar saham menjadi 2 (dua) lembar saham atau dari satu lembar saham bernilai Rp 1.000,- menjadi dua lembar saham bernilai Rp 500,-, berikut adalah beberapa perusahaan yang melakukan stock split: Tabel 1 Daftar perusahaan yang melakukan stock split. Pengumuman stock split No Nama Perusahaan Tanggal Bulan Tahun 1 Global Mediacom Tbk 24 April 2007 2 Davomas Abadi Tbk 28 Mei 2007 2 Lanjutan Tabel 1 Pengumuman stock split Tanggal Bulan Tahun 3 Aneka Tambang (Persero) Tbk 12 Juli 2007 4 AKR Corporindo Tbk 27 Juli 2007 5 Semen Gresik (Persero) Tbk 07 Agustus 2007 6 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 22 Agustus 2007 7 Hortus Danavest Tbk 10 September 2007 8 Humpuss Intermoda Transportasi Tbk 11 September 2007 9 Pakuwon Jati Tbk 19 September 2007 10 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 01 November 2007 11 Jaya Pari Steel Tbk 12 Desember 2007 12 Lippo Karawaci Tbk 26 Desember 2007 13 International Nickel Indonesia Tbk 15 Januari 2008 14 Panin Sekuritas Tbk 21 Januari 2008 15 Bank Central Asia Tbk 28 Januari 2008 16 Panorama Sentrawisata Tbk 11 Februari 2008 17 Delta Dunia Petroindo Tbk 15 April 2008 18 Mitra Rajasa Tbk 30 Mei 2008 19 Berlina Tbk 04 Agustus 2008 20 Timah Tbk 08 Agustus 2008 Sumber : Indonesia Capital Market Directory (2007 - 2009) No Nama Perusahaan Salah satu perusahaan yang memecah sahamnya adalah PT Semen Indonesia Tbk. PT Semen Indonesia Tbk telah mengumumkan pemecahan sahamnya pada tanggal 7 Agustus 2007. PT Semen Indonesia Tbk merupakan pabrik semen terbesar di Indonesia. Didirikan pada tanggal 7 Agustus 1957 dengan nama PT Semen Gresik Tbk dengan kapasitas 250.000 ton semen per tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. PT Semen Gresik Tbk menjadi perusahaan BUMN pertama yang go public dengan penjualan saham sebanyak 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Pada tanggal 20 Desember 2012 PT Semen Gresik Tbk resmi berganti nama menjadi PT Semen Indonesia Tbk. Perubahan nama ini juga diikuti dengan pergantian logo perusahaan. Perubahan ini dilakukan untuk menggambarkan semangat untuk terus berkembang dan membangun fondasi yang kokoh bagi kemajuan ekonomi bangsa. PT Semen Indonesia Tbk pada tahun 2012 masih menjadi penguasa pasar semen di Indonesia, dengan pangsa pasar 39,47% pada semester I tahun yang sama PT Semen Indonesia Tbk menduduki peringkat ke 1977 dari 2000 perusahaan terbesar di dunia versi majalah Forbes. Merupakan satu-satunya perusahaan semen yang masuk kedalam peringkat tersebut. Peringkat ini didasari oleh nilai penjualan, laba, besar aset, dan kapitalisasi pasar, dengan kapitalisasi pasar 8,1 milyar dollar AS. 3 Tabel 2 Daftar perusahaan-perusahaan besar dunia tahun 2012 versi majalah Forbes. NAMA RANKING LABA ASET KAPITALISASI TELKOM 684 0.95 8.37 17.74 BCA 796 0.52 22.46 12.65 BANK MANDIRI 796 0.47 32.32 10.03 BRI 843 0.53 22.39 9.49 BNI 1412 0.26 24.07 3.07 BUMI RESOURCE 1533 0.57 5.44 4.56 BANK DANAMON 1802 0.16 10.39 4.62 PGN 1915 0.06 2.34 9.82 SEMEN GRESIK 1977 0.23 0.97 4.87 BUKIT ASAM 1986 0.29 0.83 3.93 Sumber: PT Semen Gresik Tahun 2007 harga saham PT Semen Gresik Tbk tinggi, yaitu sudah mencapai harga Rp 48.000,- per saham pada penutupan perdagangan sesi I, kamis 28 Juni 2007, membuat likuiditas penjualannya berkurang, oleh karena itu pada tanggal 7 Agustus 2007 perusahaan mengumumkan pemecahan sahamnya dengan perbandingan 1:10, sehingga nilai nominal saham berubah dari Rp 1.000,- per lembar saham menjadi Rp 100,- per lembar saham. Keputusan pemecahan saham tersebut di setujui berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan dan luar biasa (RUPS dan LB) Semen Gresik pada tanggal 28 Juni 2007. Jumlah saham PT Semen Gresik pada tanggal 28 Juni 2007 yang beredar sebanyak 593.152.000 saham, dengan stock split 1:10, maka saham PT Semen Gresik akan menjadi 5.931.520.000 lembar. Namun hal ini perlu diketahui apakah dengan pemecahan saham tersebut berdampak positif bagi volume perdagangan saham PT Semen Indonesia Tbk. Rumusan Masalah PT Semen Indonesia Tbk merupakan Perusahaan Manufaktur yang telah melakukan pemecahan saham menjadi nominal yang lebih kecil. Diharapkan dengan pemecahan saham ini dapat meningkatkan penjualan saham di pasar modal, namun dengan pemecahan saham ini, apakah akan berdampak positif bagi penjualan saham PT Semen Indonesia Tbk. Sehingga berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. 2. 3. Apakah ada perbedaan harga saham sebelum dan sesudah melakukan stock split pada PT Semen Indonesia Tbk? Apakah ada perbedaan volume penjualan sebelum dan sesudah melakukan stock split pada PT Semen Indonesia Tbk? Apakah ada perbedaan pada kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah stock split? 4 Tujuan Penelitian 1. 2. 3. Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dari penelitian adalah : Menganalisis perbedaan harga saham sebelum dan sesudah melakukan stock split pada PT Semen Indonesia Tbk. Menganalisis perbedaan volume penjualan sebelum dan sesudah melakukan stock split pada PT Semen Indonesia Tbk. Menganalisis perbedaan pada kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah stock split. Manfaat Penelitian Dampak pemecahan saham pada PT Semen Indonesia Tbk ini diharapkan memiliki kegunaan bagi semua pihak antara lain: 1. Sebagai studi literatur bagi pelaku pasar modal dalam pengetahuan pemecahan saham. 2. Sebagai masukan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan pemecahan saham. Sebagai literatur bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan 3. pemecahan saham. Ruang Lingkup Penelitian ini terbatas pada perubahan harga dan volume penjualan saham setelah perusahaan melakukan stock split dan kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melakukan stock split. TINJAUAN PUSTAKA Investasi Menurut Fabozzi, Modigliani, dan Ferri (1994) Manajemen Investasi adalah proses pengelolaan uang. Sedangakan menurut Krugman dan Obstfeld (1999) investasi merupakan bagian input yang digunakan oleh perusahaan swasta untuk menghasilkan output di masa yang akan datang. Investasi dibedakan dalam dua tipe, yaitu direct investment dan indirect investment. Direct investment yaitu investasi yang dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari emiten yang terdiri dari investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan dan investasi langsung yang dapat diperjualbelikan. a. Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan 1. Tabungan 2. Deposito 5 b. Investasi langsung yang dapat diperjualbelikan 1. Investasi langsung di pasar uang a) T-bill b) Deposito yang dapat dinegosiasikan 2. Investasi langsung di pasar modal a) Surat-surat berharga pendapatan tetap b) Saham-saham 3. Investasi langsung a) Opsi b) Future contract Indirect investment adalah investasi yang dilakukan dengan membeli suratsurat berharga dari perusahaan investasi dengan bantuan broker atau pialang dan pembeli tidak terlibat dalam pengambilan keputusan penting pada suatu perusahaan. Keputusan investasi dilakukan dengan suatu proses yang akan memberikan gambaran pada setiap tahap yang akan tempuh oleh perusahaan. Secara umum proses manajemen investasi meliputi 5 tahap: a. b. c. d. e. Menetapkan sasaran investasi. Membuat kebijakan investasi. Memlih strategi portofolio. Memilih asset. Mengukur dan mengevaluasi kinerja. Pasar Keuangan Pasar keuangan adalah tempat melakukan berbagai aktivitas keuangan baik dalam bentuk penjualan surat berharga jangka panjang yang dilakukan oleh pasar modal dan juga penjualan mata uang yang dilakukan oleh pasar uang (Fahmi 2012). Pasar Modal Pasar modal merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang , seperti utang, ekuitas (saham), instrument derivative, dan instrumen lainnya. Undang-undang nomor 8 tahun 1995, pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan umum dan perdagangan efek, perusahaan masyarakat yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintah, dengan demikian, pasar modal memfasilitasi sarana dan prasarana kegiatan jual beli dengan menggunakan instrumen-instrumen (Fahmi 2012). Instrument-instrumen tersebut antara lain: 6 a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. Saham Surat pengakuan hutang Surat berharga komersial Obligasi Tanda bukti hutang Unit penyertaan kontrak investasi kolektif Kontrak berjangka atas efek Setiap derivatif dari efek, seperti bukti right, warrant, dan opsi Efek beragun efek Sertifikat penitipan efek Indonesia Pasar modal di suatu negara dapat dijadikan sebagai salah satu ukuran untuk melihat maju atau mundurnya bisnis yang terjadi dinegara tersebut. Pemerintah yang berperan sebagai sentral dalam membentuk serta mendorong suatu pasar modal yang menjadi pengharapan berbagai pihak, termasuk menciptakan elemenelemen pendorong pembentukan pasar modal yang tumbuh berkembang sesuai harapan berbagai pihak. Saham Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusaha. Artinya adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu, dengan demikian kalau seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaa (Haryanto 2012). Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Alasan perusahaan menjual saham menurut Fahmi (2012) atara lain: a. Kebutuhan dana dalam jumlah yang besar dan pihak perbankan tidak mampu untuk memberikan pinjaman karena berbagai alasan seperti tingginya resiko yang akan dialami jika terjadi kemacetan. b. Keinginan perusahaan untuk mempublikasikan kinerja perusahaan secara lebih sistematis c. Menginginkan harga saham perusahaan terus naik dan terus diminati oleh konsumen secara luas, sehingga akan memberi efek kuat bagi perusahaan seperti rasa percaya diri di kalangan manajemen perusahaan d. Mampu memperkecil risiko yang timbul karena permasalahan risiko diselesaikan dengan pembagian deviden. Saham dibedakan menjadi beberapa jenis: a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim. 1. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya paling junior tehadap pembagian deviden, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. 2. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan 7 pendapatan tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. b. Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas; 1. Saham atas unjuk (bearer stock), yaitu saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. 2. Saham atas nama (registered stocks), yaitu saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu. c. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas: 1. Saham unggulan (blue-chip stocks), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader industry sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden. 2. Saham pendapatan (income stocks), yaitu saham yang dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. 3. Saham pertumbuhan (growth stocks-well-known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industry sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industry namun memiliki ciri growth stock. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang popular di kalangan emiten. 4. Saham spekulatif (speculative stocks), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti. 5. Saham siklikal (counter cyclical stocks), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham tetap tinggi, dimana emitenya mampu memberikan deviden yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang dekat dan dibutuhkan oleh masyarakat seperti rokok dan barang-barang kebutuhan setiap hari (consumer goods). Pelaku Pasar Saham Perusahaan tidak sendirian dalam sebagai pelaku pasar saham, ada beberapa pelaku dan lembaga penunjang yang terlibat menurut Kasmir (2001), antara lain: a. Emiten, yaitu Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). b. Investor adalah Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor). 8 c. Perantara perdagangan efek perantara antara emiten dengan investor dalam jual beli saham. d. Underwriter atau penjamin, yaitu yang menjamin perusahaan tersebut dalam menjual sahamnya di pasar modal. Corporate Action Darmaji dan Fakhrudin (2012) mengemukakan bahwa Corporate Action adalah aktivitas emiten yang berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar dan berpengaruh terhadap harga saham di pasar. Keputusan corporate action harus disetujui dalam suatu rapat umum baik, RUPS (rapat umum pemegang saham) atau RUPSLB (rapat umum pemegang saham luar biasa). Umumnya corporate action mengacu pada aktivitas penerbitan right, pemecaan saham, saham bonus, dan pembagian deviden. Keputusan emiten melakukan corporate action dilakukan adalah untuk memenuhi tujuan tertentu, seperti meningkatkan modal perusahaan, meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Pengaruh melakukan corporate action adalah pada jumlah saham yang beredar, komposisi kepemilikan saham, jumlah saham yag akan dipegang oleh pemegang saham, serta pengaruhnya terhadap pergerakan harga saham. Stock split Menurut Horne dan Wachowitz (1999) Stock Split merupakan peningkatan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham, sebagai contoh nilai nominal suatu saham dibagi menjadi dua, sehingga terdapat dua saham yang masing-masing memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal. Sedangkan menurut Fakhruddin dan Darmadji (2012), stock split adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil, sebagai contoh nilai nominal Rp 1.000,- persaham menjadi Rp 500,- persaham. Selain itu menurut Khomsiyah dan Sulistyo (2001) mengatakan pemecahan saham merupakan perubahan nilai nominal perlembar saham dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan. Lebih jauh khomsiyah dan sulistyo mengatakan pemecahan saham tersebut tidak akan mengakibatkan perubahan jumlah modal dan tidak mempengaruhi aliran kas perusahaan, karena keputusan pemecahan saham jika dilihat dari segi total keseluruhan dana yang dimiliki tidak akan mengalami perubahan hanya nilainya saja yang dibuat lebih kecil. Berikut adalah contoh perhitungan saham sebelum dan sesudah stock split. Sebelum melakukan stock split: Saham biasa (nominal Rp 2.500,- dan 5.000 lembar) Agio saham (capital surplus) Laba ditahan (retained earnings) Jumlah modal sendiri = Rp 12.500.000,= Rp 5.200.000,= Rp 18.400.000,- + = Rp 36.100.000,- 9 Sesudah melakukan stock split: Saham biasa (nominal Rp 1.250,- dan 10.000 lembar) Agio saham (capital surplus) Laba ditahan (retained earnings) Jumlah modal sendiri a. b. c. d. e. f. g. = Rp 12.500.000,= Rp 5.200.000,= Rp 18.400.000,- + = Rp 36.100.000,- Tujuan perusahaan melakukan stock split, secara umum dapat antara lain: Untuk menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan masyarakat yang bermodal kecil untuk membeli saham. Agar perdagangan saham menjadi lebih likuid. Menarik investor yang berpotensi lebih banyak guna memiliki saham tersebut. Menarik minat investor kecil untuk memiliki saham tersebut dengan haga yang lebih terjangkau. Menambah jumlah saham yang beredar. Memperkecil risiko yang terjadi, terutama bagi investor yang ingin memiliki saham tersebut dengan kondisi harga saham yang rendah . Menerapkan diversifikasi investasi. Secara umum ada suatu bentuk hubungan yang bisa kita lihat antara pemecahan saham dan kinerja keuangan, yaitu: a. Perusahaan yang melakukan stock split umumnya adalah perusahaan yang cenderung tidak memiliki msalah dalam bidang kinerja keuangan. b. Bagi masyarakat, perusahaan yang melakukan pemecahan saham dianggap memiliki kinerja keuangan yang baik dimasa lalunya. c. Keberhasilan kinerja masa lalu menunjukkan kualitas manajemen keuangan suatu perusahaan telah di tangani dengan baik d. Jika stock split dilihat sebagai gambaran kinerja keuangan yang baik di masa lalu, maka hasil rasio keuangan perusahaan dapat disimpulkan juga berada dalam keadaan yang baik dan feasible. Penelitian Terdahulu Berikut adalah penelitan yang menganalisa tentang stock split. Penelitian terdahulu tersebut dituliskan untuk mengetahui adanya persamaan, keunggulan, dan kelemahannya. Sehingga dapat menjadi contoh bagi penelitian ini. Lestari (2012) meneliti tentang Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock split) Bank Rakyat Indonesia terhadap Harga Saham, Likuiditas Saham, dan Persepsi Investor Pasar Modal. Penelitian ini membahas tentang Mengetahui alasan-alasan Bank BRI melakukan stock split, mengetahui pengaruh stock split terhadap harga saham Bank BRI, mengetahui pengaruh stock split yang dilakukan Bank BRI terhadap likuiditas sahamnya, mengetahui pengaruh stock split terhadap persepsi investor pasar modal dalam menilai saham BRI. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang terkait dengan keputusan stock split Bank BRI. Penelitian ini menggunakan alat analisis uji-t dan uji wilcoxon dua sampel berpasangan. Hasil likuiditas saham BRI setelah dilakukan stock split bertolak belakang dengan teori. Setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa investor 10 pasar modal kurang responsif terhadap kuputusan BRI dalam melakukan stock split. Hal ini dapat dilihat dari harga saham yang terus menurun hingga 50%. Ciptaningsih (2010) penelitian berjudul Analisis Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Variansi Return Saham terhadap Bid Ask Spread pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split. Menggunakan metode purposive sampling dengan sampel adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada periode 2003-2009 yang melakukan stock split. Adapun jumlah perusahan manufaktur yang melakukan hal tersebut sebanyak 44 perusahaan. Hipotesis ini diuji dengan menggunakan model regresi linier berganda. Data dianalisis dengan menggunakan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Hasil model regresi penelitian ini terdistribusi secara normal, bebas multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Hasil pengujian ini secara parsial (uji t) menjelaskan bahwa harga saham memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap bid ask spread sebesar 0,185. Volume perdagangan memiliki pengaruh negatif tetapi signifikan terhadap bid ask spread sebesar 0,0. Varian return berpengaruh negatif dan signifikan terhadap bid ask spread sebesar 0,0. Dummy sebelum/ sesudah stock split berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap bid ask spread sebesar 0,239. Fortuna (2010) membahas tentang Analisis Pengaruh Stock Split terhadap Harga Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai dampak pemecahan saham terhadap harga saham relatif. Teknik analisis yang digunakan untik menguji hipotesis adalah Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Rank Test) dengan confident level 95 persen (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila diuji pada total sampel secara keseluruhan stock split tidak membawa pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, namun khusus harga saham yang naik maka pemecahan saham menaikkan harga saham. Sedang untuk harga saham yang turun pemecahan saham menurunkan harga saham. Mila (2010) meneliti tentang analisis pengaruh pemecahan saham (stock split) terhadap volume perdagangan saham dan abnormal return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007 sampai dengan tahun2009. Umumnya penelitian mengenai stock split sudah sering dilakukan. Penelitian ini menggunakan analisis uji beda. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa tidak ada pengaruh signifikan rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah pemecahan saham dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham. Artinya volume perdagangan saham dan abnormal return tidak mendapatkan reaksi dari pasar. 11 METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pasar modal menjadi tempat untuk memperjual belikan saham, obligasi, waran dan reksadana. Namun kegiatan jual beli yang utama diperdagangkan dalam pasar modal adalah saham. Karena tujuan utama di dirikannya pasar modal adalah untuk memperjual belikan saham. Kenaikan harga saham yang tinggi akan membuat likuiditas penjualan saham menurun. Harga saham yang tinggi membuat para pemodal kecil tidak dapat memiliki saham tersebut, selain itu harga saham yang mahal juga membuat jumlah pemegang saham sedikit. Oleh karena itu perusahaan mengambil jalan untuk memecah saham yang dikenal dengan istilah stock split. Keputusan pemecahan saham ini memberikan gambaran pada calon investor bahwa perusahaan tersebut memilik kinerja yang baik karena hanya perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik saja yang dapat melakukan stock split hal ini didasari pada biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencetak pecahan saham yang baru. Stock split diharapakan akan membuat banyak investor yang tertarik untuk menginvestasikan dananya di PT Semen Indonesia Tbk dan membuat penjualan saham lebih likuid dipasar. Pengujian untuk mengetahui perbedaan harga saham sebelum dan sesudah melakukan stock split dihitung dengan harga pasar saham relative sedangkan pengujian untuk mengetahui perbedaan penjualan saham sebelum dan sesudah melakukan stock split dengan volume perdagangan saham diukur dengan Trading Volume Activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu dengan jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu. Setelah itu, rata-rata masing-masing harga dan volume perdagangan saham antara sebelum dan sesudah pemecahan saham dihitung untuk mengetahui besarnya perbedaan. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat tersebar normal atau tidak. Setelah itu dilakukan uji beda dan wilcoxon untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan antara volume penjualan saham sebelum dan sesudah dilakukan stock split. Kerangka pemikiran ini dapat dilihat pada Gambar 1. 12 Kebutuhan pembiayaan jangka panjang perusahaan yang telah go public Pasar Modal (Investor) Saham Obligasi Waran Reksadana Saham PT Semen Indonesia Tbk Harga Saham tinggi (Volume penjualan sebelum stock split) Stock Split Uji Normalitas Harga Saham dan Volume Penjualan Sesudah Stock Split Uji Beda Berdampak Positif Tidak Normal Normal Berdampak Negatif Uji Wilcoxon dua sampel berpasangan Rekomendasi Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian Keterangan: : Berkaitan dengan penelitian : Tidak berkaitan dengan penelitian 13 Jenis dan Sumber Data Pengumpulan data berasal dari studi literatur dan pendokumentasian. Data yang diambil merupakan data sekunder. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Bursa Efek Indonesia, website resmi PT Semen Indonesia Tbk, dan literatur lain yang terkait dengan studi tentang stock split. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham PT Semen Indonesia Tbk sebelum melakukan stock split, yaitu pada tahun 2003 hingga 2007 dan pada tahun 2008 hingga 2012 saat perusahaan sudah melakukan stock split. Data harga tersebut diambil sampel dengan rentang waktu 90 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan Microsoft Exel 2007 dan SPPS 17. Sedangkan alat analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah Uji normalitas, uji wilcoxon dan uji beda. Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam populasi data, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Sedangkan uji beda dan uji wilcoxon dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari pemecahan saham tersebut. Hipotesis yang digunakan antara lain: H0= tidak adanya perbedaan yang signifikan antara penjualan saham sebelum dan sesudah melakukan stock split. Ha= adanya perbedaan yang signifikan antara penjualan saham sebelum dan sesudah melakukan stock split Harga Pasar Saham Relatif 1. Sebelum Pemecahan Saham Harga pasar saham relatif sebelum pemecahan saham merupakan perbandingan antara harga saham sebelum stock split dengan hasil perbandingan antar nilai nominal saham sebelum stock split dengan nilai nominal saham stelah melakukan stock split. Harga saham yang digunakan adalah closing price harian PT Semen Indonesia Tbk sebelum melakukan stock split. Rumus perhitungan harga pasar relatif adalah sebagai berikut: HR= ……………………………………………………………………..(1) Keterangan: HR = Harga Pasar Relatif sebelum pemecahan saham HC = Harga saham sebelum stock split n = Faktor Stock Split 14 Sebelum menghitung harga pasar relatif, terlebih dahulu menghitung faktor stock plit. Rumus faktor stock split adalah perbandingan antara nilai nominal saham sebelum melakukan stock split dengan nilai nominal saham setelah melakukan stock split. n= ……………………………….………………………………………..(2) Keterangan: n = Faktor Stock split nl = Nilai Nominal saham sebelum melakukan stock split nb = Nilain Nominal saham setelah melakukan stock split 2. Setelah Pemecahan Saham Harga pasar saham relatif setelah stock split merupakan harga yang dibentuk dalam aktivitas perdagangan saham setelah stock split. Harga saham yang digunakan adalah closing price harian PT Semen Indonesia Tbk. Berikut adalah rumus perhitungan harga pasar saham relatif setelah stock split: HRs=Ps………………………………………………………………………(3) Keterangan: HRs = Harga Pasar Saham Relatif setelah melakukan stock split Ps = Harga saham setelah stock split Kinerja Keuangan Laporan kinerja keuangan merupakan suatu ukuran prestasi bagi perusahaan. Kinerja keuangan juga memberikan gambaran dari efisiensi atas penggunaan dana dan hasil dari perolehan keuntungan. Laporan kinerja keuangan dapat dilihar dari 4 rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. A. Rasio likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur seberapa likuid asset perusahaan yang dapat digunakan untuk membayar hutangnya yang sudah jatuh tempo. Rasio likuiditas terdiri dari rasio lancar dan rasio cepat. Rasio lancar Rasio ini mengukur likuiditas perusahaan dengan membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar perusahaan. Rumus perhitungan rasio lancar adalah sebagai berikut. 1. ………………………………………(4) 15 2. Rasio cepat Rasio ini mengukur seberapa cepat perusahaan dapat membayar hutanghutangnya yang sdah jatuh tempo. Rumus perhitungan rasio cepat adalah sebagai berikut. …………………………………..(5) B. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Rasio solvabilitas terdiri dari total debt to asset ratio dan debt to equity ratio. 1. Total debt to asset ratio Rasio ini mengukur apakah perusahaan mampu atau tidak dalam pembayaran hutangnya. Rumus perhitungan rasio ini adalah. .........................................................................(6) 2. Debt to equity ratio Perhitungan rasio ini digunakan untuk melihat apakah perusahaan mampu memenuhi seluruh kewajibannya dengan modal yang tersedia. Perhitungan rasio ini dapat dilihat di bawah ini. ........................................................................(7) C. Rasio Profitabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam mengahsilkan laba. Rasio profitabilitas terdiri dari net profit margin, return on equity dan return on asset. 1. Net profit margin Rasio ini mengukur apakah dengan strategi penentuan harga yang dilakukan oleh perusahaan, dapat menghasilkan penjualan yang tinggi bagi perusahaan. Perhitungan rasio ini dapat dilihat di bawah ini. .................................................(8) 2. Return on equity Rasio yang mengukur apakah perusahaan mempu memanfaatkan modalnya untuk menghasilkan laba yang tinggi. Perhitungan ROE dapat dilihat di bawah ini. 16 .........................................................................(9) 3. Return on asset Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan laba dari asset yang dimiliki. Rumusnya adalah sebagai berikut. ..........................................................................(10) D. Rasio aktivitas Rasio yang mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya. Rasio ini terdiri dari rasio perputaran aktiva tetap dan perputaran total aktiva. 1. Perputaran aktiva tetap Merupakan rasio yang mengukur efektifitas penggunaan dana pada asset. Berikut adalah rumus perhitungan perputaran aktiva tetap. ………………………………….(11) 2. Perputaran total aktiva Merupakan rasio untuk mengukur kecepatan perputaran asset dalam suatu periode. Rumus perhitungan total aktiva dapa dilihat dibawah ini. ………………………………..…(12) Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan sebagai langkah awal dalam mengolah data secara statistik, terutama dalam menentukan statistik yang digunakan apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Uji normalitas data awal tersebut menggunakan rumus Chi-kuadrat Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. Ho : data pada sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal Ha : data pada sampel berasal dari populasi yang terdistribusi tidak normal. Hasil pengujian normalitas jika populasi terdistribusi normal, maka akan dilakukan pengujian dengan menggunakan uji beda. Sedangkan jika tidak terdistribusi normal, maka akan dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon. 17 Uji Beda Uji statistik ini digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan antara rata-rata volume penjualan saham antara sebelum dan sesudah melakukan pemecahan saham. Uji Wilcoxon Uji wilcoxon digunakan untuk menganalisa hasil penelitian yang berpasangan dari dua data untuk mengetahui apakah ada perbedaan atau tidak dari data tersebut setelah diolah. Uji wilcoxon digunakan pada data yang berbentuk internal atau rasio yang tidak terdistribusi normal. Jika hasil pengujian menunjukkan α < 0,05 maka terdapat perbedaan pada data sebelum dan sesudah melakukan stock split namun jika hasil pengujian menunjukkan α > 0,05 maka tidak terdapat prbedaan data sebelum dan sesudah melakukan stock split. Volume Perdagangan Saham Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang diperdagangkan dalam periode tertentu. Volume perdagangan saham dilakukan dengan Trading Volume Activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Lalu rata-rata volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pemecahan saham dihitung untuk mengetahui besarnya perbedaan saham saat sebelum dan setelah melakukan stock split. Rumus perhitungan Tading Volume Activity adalah: ……(13) TVA = HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, sebelumnya memiliki nama PT. Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Tanggal 8 Juli 1991 perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Komposisi pemegang sahamnya adalah Negara RI 73% dan masyarakat 27%. 18 September 1995 Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (Right Issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan saham menjadi Negara RI 65% dan masyarakat 35%. Tanggal 15 September 1995 PT Semen Gresik berkonsolidasi dengan PT Semen Padang dan Semen Tonasa, yang kemudian dikenal dengan nama Semen Gresik Group (SGG). Total kapasitas terpasang SGG sebesar 8.5 juta ton semen per tahun. Tanggal 17 September 1998. Tanggal 18 Desember 2012 perusahaan melakukan penandatanganan transaksi final akuisisi 70% saham Thang Long Cement. Thang Long Cement merupakan perusahaan semen terkemuka Vietnam yang memiliki kapasitas produksi 2,3 juta ton per tahun. Akuisisi Thang Long Cement Company ini sekaligus menjadikan Perusahaan sebagai BUMN pertama yang berstatus multi national corporation, juga mengukuhkan posisi sebagai perusahaan semen terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas sampai tahun 2012 sebesar 28,5 juta ton per tahun. Nilai kapitalis per 31 Desember 2012 Rp 94 triliun.berikut adalah 10 besar pemegang saham PT Semen Gresik Tbk. Tabel 3. 10 Besar pemegang saham mayoritas pada PT Semen Gresik Tbk Persentase Jumlah No Nama Kepemilikan Saham Saham 1 Pemerintah RI, cq. Menteri Keuangan RI 3,025,406,000 51.01 % 2 Blue Valley Holdings Pte Ltd. 1,476,948,480 24.90 % 3 Deutsche Bank AG, London – 191,772,500 3.23 % 201830.40.02 4 Citibank NY S/A Dimensional Emerg 67,590,910 1.14 % Market 5 Investors Bank – Trust Company 60,806,200 1.02 % 6 Goldman Sachs New York SEG AC 47,754,000 0.81 % 7 Reksa Dana Schroder Dana Prestasi Plus 39,728,500 0.67 % 8 The Northern Trust S/A AVFC 37,979,260 0.64 % 9 JPMorgan Chase Bank NA RE Norbax Inc 31,999,000 0.54 % 10 RD Fortis Infrastruktur Plus 29,853,000 0.50 % Total 5,009,837,850 84.46 1,512 Pemegang Saham Lainnya 921,682,150 15.54 Total Keseluruhan 5,931,520,000 100.00 Sumber: Annual Report PT Semen Gresik Tbk (2007) Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan pada tanggal 20 Desember 2012 memutuskan bahwan PT Semen Gresik (Persero) Tbk berganti nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Penggantian nama tersebut merupakan langkah awal dari upaya untuk mensinergikan seluruh kegiatan operasional dan memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki untuk menjamin dicapainya kinerja operasional maupun keuangan yang optimal. Visi Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara. 19 Misi 1. Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan. 2. Mewujudkan manajemen berstandar internasional dengan menjunjung tinggi etika bisnis dan semangat kebersamaan dan inovatif. Meningkatkan keunggulan bersaing di domestic dan internasional. 3. 4. Memberdayakan dan mensinergikan sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan. 5. Memberikan kontribusi dalam peningkatan para pemangku kepentingan (stakeholders). Berikut adalah struktur organisasi PT Semen Indonesia. Gambar 2. Struktur organisasi PT Semen Gresik Tbk 20 21 Analisis Perbedaan Harga Saham PT Semen Indonesia Sebelum dan Setelah Stock split Analisis perbedaan harga saham PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melukan stock split dilakukan dengan menghitung harga pasar relatif sebelum dan sesudah melakukan stock split, lalu kemudian dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data saham yang digunakan tersebar normal atau tidak. Jika hasil yang didapat tersebar normal, maka untuk mengetahui besarnya perbedaan harga saham PT Semen Indonesia Tbk dilakuka dengan uji beda. Sedangkan jika data tidak tersebar normal, maka uji yang dilakukan menggunakan wilcoxon. A. Perhitungan Harga Pasar Relatif Harga pasar saham relatif sebelum pemecahan saham adalah perbandingan antara harga saham sebelum stock split dengan hasil perbandingan antara nilai nominal saham sebelum stock split dengan nilai nominal saham tersebut setelah stock split. Harga saham yang digunakan adalah closing price harian PT Semen Indonesia Tbk yang melakukan pemecahan saham selama 90 hari sebelum dan sesudah pemecahan saham. Berikut adalah perhitungan harga pasar relatif sebelum dan sesudah stock split: 1. Sebelum Stock split Harga pasar relatif dihitung berdasarkan aktivitas yang terjadi di bursa saham setiap harinya. Walaupun penelitian ini mengambil jangka waktu lima tahun sebelum melakukan stock split, namun untuk sampel menggunakan data aktifitas saham yang terjadi pada kurun waktu 90 hari sebelum stock split. Hal ini dilakukan untuk mendapat data yang aktual. Berikut adalah contoh perhitungan harga pasar relatif tiga hari sebelum PT Semen Indonesia Tbk melakukan stock split. ; dengan 2. Setelah Stock split Harga pasar saham relatif setelah melakukan stock split sama dengan nilai harga saham setelah melukan stock split, berikut adalah perhitungan harga saham relatif tiga hari setelah melakukan stock split. 22 Perhitungan harga pasar saham relatif hingga 90 hari closing price tersebut dapat dapat dilihat pada lampiran 1. B. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam penentuan statistik akan menggunakan statistik parametik atau nonparametik, jika α > 0,05 maka sample berasal dari populasi yang terdistribusi normal yang kemudian di uji dengan uji beda, sedangkan α < 0,05 maka sampel berasal dari populasi yang terdistribusi tidak normal yang kemudian di uji dengan wilcoxon dua sampel berpasangan. Pengujian menggunakan SPSS 17 dengan rentang 90 hari sehari sebelum dan 90 hari sesudah stock split, hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4. Hasil perhitungan uji normalitas Periode Uji H-10 H+10 H-20 H+20 H-30 H+30 H-40 H+40 H-50 H+50 H-60 H+60 H-70 H+70 H-80 H+80 H-90 H+90 Significance 0.200 0.001 0.200 0.000 0.200 0.001 0.001 0.041 0.000 0.049 0.001 0.039 0.001 0.030 0.001 0.011 0.000 0.001 α 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 Keterangan Normal Tidak normal Normal Tidak normal Normal Tidak normal Tidak Normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Alat Analisis Uji Wilcoxon dua sample berpasangan Uji Wilcoxon dua sample berpasangan Uji wilcoxon dua sample berpasangan Uji wilcoxon dua sample berpasangan Uji wilcoxon dua sample berpasangan Uji wilcoxon dua sample berpasangan Uji wilcoxon dua sample berpasangan Uji wilcoxon dua sample berpasangan Uji wilcoxon dua sample berpasangan Hasil uji normalitas pada tabel 4 menunjukkan bahwa semua sampel terdistribusi tidak normal, hanya pada H-10, H-20, dan H-30 yang terdistribusi normal. Sehingga jika salah satu dari pasangan tersebut tidak terdistribusi normal, maka alat analisis yang digunakan adalah uji wilcoxon dua sample berpasangan. 23 C. Uji Wilcoxon Uji wilcoxon digunakan ketika membandingakan dua sampel yang berhubungan untuk mengetahui apakah sampel tersebut terdapat perbedaan atau tidak. Uji ini dilakukan jika populasi tidak terdistribusi dengan normal, jika α > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan pada saat saham sebelum dan sesudah stock split, namun jika α < 0,05 maka terdapat perbedaan sebelum dan sesudah stock split. Periode 10 hari 20 hari 30 hari 40 hari 50 hari 60 hari 70 hari 80 hari 90 hari Tabel 5 Hasil uji Wilcoxon Statistik significance α uji -1.784 0.074 0.05 -3.174 0.002 0.05 -2.692 0.007 0.05 -0.544 0.586 0.05 -2.532 0.011 0.05 -3.970 0.000 0.05 -5.073 0.000 0.05 -5.967 0.000 0.05 -6.724 0.000 0.05 Keterangan Tidak Berbeda Berbeda Berbeda Tidak Berbeda Berbeda Berbeda Berbeda Berbeda Berbeda Tabel 5 menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada harga saham sebelum dan sesudah melakukan stock split pada periode 10 hari dan 40 hari. Sedangkan untuk periode 20 hari, 30 hari, 50 hari, 60 hari, 70 hari, 80 hari, dan 90 hari terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat terjadi karena adanya penurunan atau kenaikan harga saham relatif pada PT Semen Indonesia Tbk. Perbedaan harga tersebut dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini. Tabel 6 Perbedaan rata-rata harga saham relatif PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah stock split Rata-rata harga saham relatif Periode Selisih Keterangan Sebelum Setelah Stock split Stock split 20 hari 5,316 4,924 -392 Menurun 30 hari 5,217 4,994 -222 Menurun 50 hari 4,912 5,215 303 Meningkat 60 hari 4,791 5,325 535 Meningkat 70 hari 4,658 5,414 756 Meningkat 80 hari 4,563 5,470 907 Meningkat 90 hari 4,497 5,496 1,000 Meningkat Tabel 6 menunjukkan bahwa pada periode 20 hari dan 30 hari, keputusan stock split dapat menurunkan harga saham dipasaran, namun pada periode 50 hari, 60 hari, 70 hari, 80 hari dan 90 hari terjadi kenaikan harga saham. Kenaikan harga ini membuktikan bahwa dengan melakukan stock split, perusahaan mampu menaikan haga sahamnya di pasaran. Sehingga hal ini akan menarik investor untuk membeli saham di PT Semen Indonesia Tbk. 24 Analisis perbedaan Volume Penjualan Saham PT Semen Indonesia Tbk Sebelum dan Setelah Stock split Analisis perbedaan volume penjualan saham dilakukan dengan menghitung Trading Volume Activity untuk mengetahui jumlah saham yang beredar pada periode tertentu, setelah mengetahui jumlah saham yang beredar, selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data volume saham yang diperdagangkan tersebar normal atau tidak, jika data saham tersebar normal, maka dilakukan dengan uji beda sedangkan jika tidak tersebar normal maka selanjutnya diuji dengan pengujian wilcoxon. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara volume penjualan saham sebelum dan setelah melakukan stock split. A. Perhitungan Trading Volume Activity Trading volume activity merupakan perbandingan antara jumlah saham yang beredar dalam selang waktu yang sama. Adapun rumus Trading volume activity pada h-1 hingga h+1 dapat dilihat dibawah ini. Perhitungan tersebut dilakukan pada saat 90 hari sebelum dan sesudah stock split. Hasil perhitungan tersebut dapat terlihat pada lampiran 2. B. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan sebelum uji beda trading volume activity untuk mengetahui alat analisis apa yang akan dipakai, dan seperti pada uji normalitas pada harga saham sebelum dan sesudah stock split, jika α > 0,05 maka sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal yang kemudian di uji dengan uji beda, sedangkan jika α < 0,05 maka sampel berasal dari populasi yang terdistribusi tidak normal yang kemudian di uji dengan wilcoxon dua sampel berpasangan. Pengujian menggunakan SPSS 17 dengan rentang 90 hari sehari sebelum dan 90 hari sesudah stock split, hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 7. Hasil uji normalitas pada Trading Volume Activity Periode uji H-10 H+10 Significance 0.154 0.101 α 0.05 0.05 Keterangan Normal Normal Alat analisis Uji beda 25 Lanjutan Tabel 7 Periode uji Significance H-20 0.008 H+20 0.143 H-30 0.000 H+30 0.027 H-40 0.004 H+40 0.001 H-50 0.000 H+50 0.000 H-60 0.000 H+60 0.000 H-70 0.000 H+70 0.000 H-80 0.000 H+80 0.000 H-90 0.000 H+90 0.000 α 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 Keterangan Tidak normal Normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Alat analisis Uji wilcoxon dua sample berpasangan Uji wilcoxon dua sample berpasangan Uji wilcoxon dua sample berpasangan Uji wilcoxon dua sample berpasangan Uji wilcoxon dua sample berpasangan Uji wilcoxon dua sampel berpasangan Uji wilcoxon dua sampel berpasangan Uji wilcoxon dua sampel berpasangan Tabel 7 menunjukkan bahwa hanya pada H-10 dan H+10 yang menggunakan uji beda karena populasi terdistribusi normal. Sedangkan untuk hari ke 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 menggunakan uji wilcoxon dua sample berpasangan karena populasi pada sample tidak terdistribusi normal. C. Uji Beda Volume Penjualan Saham Sebelum Dan Sesudah Stock split Uji ini digunakan untuk mengetahui ada perbedaan yang signifikan atau tidak antara volume penjualan saham sebelum dan sesudah melakukan stock split, jika α > 0,05 maka tidak ada perbedaan volume penjualan sebelum dan sesudah stock split, sedangkan jika α < 0,05 maka terdapat perbedaan volume penjualan saham sebelum dan sesudah melakukan stock split. Pengujian menggunakan SPSS 17. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 10 dibawah ini. Tabel 8 Hasil uji beda volume penjualan saham sebelum dan sesudah Stock Split T-Value Significance Α Keterangan 0,304 0.768 0.05 Tidak Berbeda Tabel 8 menjelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada volume penjualan saham sebelum dan sesudah melakukan stock split karena α < 0,05, yakni 0.001. D. Uji Wilcoxon Dua Sampel Berpasangan Hasil uji normalitas trading volume activity menunjukkan bahwa pada hari ke 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90 populasi tidak terdistribusi normal, sehingga untuk pengujian ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan pada volume penjualan saham sebelum dan sesudah stock split digunakan uji wilcoxon dua sampel berpasangan dengan menggunakan SPPS 17, sehingga dapat diperoleh hasil. 26 Tabel 9 Hasil uji Wilcoxon dua sampel berpasangan Periode Statistik uji Significance Α Keterangan 20 hari -1.307 0,191 0,05 Tidak Berbeda 30 hari -2,170 0,030 0,05 Berbeda 40 hari -2,137 0,033 0,05 Berbeda 50 hari -0,806 0,420 0,05 Tidak Berbeda 60 hari -0,685 0,494 0,05 Tidak Berbeda 70 hari -1,290 0,197 0,05 Tidak berbeda 80 hari -1,928 0,054 0,05 Tidak Berbeda 90 hari -1,958 0,050 0,05 Tidak berbeda Hasil uji tabel 9 diatas menunjukkan bahwa adanya perbedaan hanya terdapat pada hari ke 30 dan 40, sedangkan untuk hari ke 20, 50, 60, 70, 80, dan 90 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara volume penjualan saham sebelum dan sesudah stock split, untuk dapat mengetahui apakah perbedaan tersebut berupa penurunan atau kenaikan dalam volume penjualan saham pada PT Semen Indonesia Tbk, dapat dilihat pada table 10 dibawah ini. Tabel 10 Perbedaan TVA PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah Stock Split Rata-rata TVA saham relative Periode Selisih Keterangan Sebelum Setelah Stock split Stock split 30 hari 0.0000377 0.0000236 -0.0000141 Menurun 40 hari 0.0000138 0.0000115 -0.0000023 Menurun Table 10 menunjukkan bahwa pada hari ke 30, dan 40 terdapat penurunan dalam penjualan saham. Hal ini tidak sejalan dengan harapan perusahaan, bahwa dengan melakukan stock split likuiditas penjualan saham akan lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum melakukan stock split, namun jika dilihat dari keadaan ekonomi di Indonesia, hal ini terjadi karena hari ke 30 dan 40 yang dijadikan sampel jatuh pada pertengahan tahun 2007, dimana pada pertengahan tahun 2007 ekonomi Indonesia terjadi kenaikan harga minyak dunia dan gejolak pasar uang internasional yang dipicu oleh krisis surat utang subprime mortgage di Amerika yang mulai terjadi di akhir juli 2007. Krisis ini berpengaruh pada menurunnya penjualan saham dipasaran karena penarikan dana investasi asing dari pasar keuangan Indonesia, namun apakah penurunan penjualan saham ini hanya dipengaruhi oleh keadaan eksternal perusahaan saja atau terdapat faktor internal juga, maka harus dilihat pula kondisi internal perusahaan sebelum dan sesudah melakukan stock split dengan membandingkan kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk pada saat sebelum dan sesudah terjadi pemecahan saham. Kinerja Keuangan PT Semen Indonesia Tbk Kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk yang dijadikan bahan penelitian adalah kinerja keuangan pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 sebelum 27 stock split, dan tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 setelah stock split. Penilaian ini dilakukan dengan menganalisis rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas. Analisis ini akan memberikan keterangan bagaimana kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melakukan stock split, apakah menunjukkan penurun atau kenaikan pada setiap tahunnya. A. Rasio Likuiditas Rasio ini menganalisa kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban hutang jangka pendek. Rasio likuiditas PT Semen Indonesia yang telah go public akan memberikan informasi bagi investor seberapa mampu perusahaan untuk membayar kewajiban atau hutang jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo. Mengukur likuiditas perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisa rasio lancar dan rasio cepat dari laporan keuangan PT Semen Indoensia Tbk tahun 2003 hingga 2012. 1. Rasio lancar Rasio lancar merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio lancar dapat memberikan informasi pada perusahaan sejauh mana aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan dapat menutupi kewajiban jangka pendeknya. Umumnya perusahaan yang dapat dikatakan lancar dalam pembayaran hutangnya adalah perusahaan yang memiliki nilai rasio lancar di atas satu, sedangakan jika nilainya rendah atau dibawah satu, maka perusahaan tersebut tidak dapat membayar hutang-hutangnya, sehingga perusahaan dapat dikatakan tidak sehat. Rasio lancar PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melakukan stock split dapat dilihat pada table 11 dan gambar 3 di bawah ini. Tabel 11 Perhitungan rasio lancar PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012. Kewajiban No Tahun Aktiva lancar Rasio lancar lancar 1 2003 2,462,718,466.00 1,848,137,873.00 1.33 2 2004 2,823,535,197.00 1,720,657,971.00 1.64 3 2005 3,740,622,983.00 2,165,374,197.00 1.73 4 2006 4,153,262,738.00 1,460,082,635.00 2.84 5 2007 5,267,911,660.00 1,455,874,275.00 3.62 6 2008 7,083,421,705.00 2,090,588,965.00 3.39 7 2009 8,207,041,215.00 2,294,842,315.00 3.58 8 2010 7,345,867,929.00 2,517,518,619.00 2.92 9 2011 7,646,144,851.00 2,889,137,195.00 2.65 10 2012 8,231,297,105.00 4,825,204,637.00 1.71 28 Rasio Lancar 4 3.62 3 2.84 2 1.33 1 1.64 3.39 3.58 2.92 2.65 1.73 1.71 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 3. Grafik rasio lancar PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 Gambar 3 menunjukkan bahwa setelah perusahaan melakukan stock split pada tahun 2007, hanya pada tahun 2009 saja, perusahaan mampu meningkatkan rasio lancarnya, namun setelah itu rasio lancar perusahaan terus mengalami penurunan. Hal ini terjadi dikarenakan pada tabel 13 bahwa hutang perusahaan terus meningkat lebih tinggi dari pada peningkatan aktiva perusahaan. Sehingga perusahaan belum dapat membayar hutang-hutangnya dengan aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan, namun hal ini belum dapat menentukan apakah rasio ini lebih rendah dibandingkan dengan saat perusahaan belum melakukan stock split. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian perbandingan rasio lancar sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split. 2. Rasio Cepat aktiva lancar sesudah Rasio cepat merupakan rasio antara dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Aktiva cepat menunjukkan seberapa cepat kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar atau jangka pendek. Persediaan diabaikan pada perhitungan rasio cepat karena persediaan dianggap memerlukan waktu yang lama untuk dapat diubah menajdi uang. Aktiva cepat suatu perusahaan dapat dikatakan baik jika memiliki nilai lebih dari satu. Perhitungan aktiva cepat PT Semen Indoensia Tbk dapat dilihat pada tabel 12 dan gambar 4 dibawah ini. Tabel 12 Perhitungan rasio cepat PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 No Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Aktiva lancar Persediaan 2,462,718,466.00 2,823,535,197.00 3,740,622,983.00 4,153,262,738.00 5,267,911,660.00 7,083,421,705.00 8,207,041,215.00 7,345,867,929.00 7,646,144,851.00 8,231,297,105.00 769,902,944 919,561,236 1,040,199,087 1,025,981,780 1,047,871,704 1,637,853,000 1,407,577,516 1,624,219,125 2,006,660,281 2,284,905,292 Kewajiban lancar 1,848,137,873.00 1,720,657,971.00 2,165,374,197.00 1,460,082,635.00 1,455,874,275.00 2,090,588,965.00 2,294,842,315.00 2,517,518,619.00 2,889,137,195.00 4,825,204,637.00 Rasio cepat 0.92 1.11 1.25 2.14 2.90 2.60 2.96 2.27 1.95 1.23 29 Rasio Cepat 4 3 2.9 2.14 2 1 0.92 1.11 2.6 2.96 2.27 1.95 1.25 1.23 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 4. Grafik rasio cepat PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 Gambar 4 menunjukkan persamaan dengan rasio lancar perusahaan, karena pada rasio cepat perusahaan mengalami penurunan setelah perusahaan melakukan stock split. Penurunan ini juga karena adanya peningkatan hutang perusahaan dari pinjaman bank dibandingkan dengan aktiva setelah dikurangi persediaan perusahaan, sehingga perusahaan belum dapat membayar hutang-hutangnya saat jatuh tempo, agar dapat diketahui apakah benar rasio cepat ini lebih rendah jika dibandingkan dengan sebelum perusahaan melakukan stock split, maka perlu dilakukan perbandingan rasio sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split. Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh perusahaan dengan dana yang dipinjam dari pihak luar. Rasio ini untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini menunjukkan tingkat keamanan dari para pihak luar yang meminjamkan dananya, dimana dengan rasio ini pemegang saham dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka panjangnya pada pihak luar. Mengetahui solvabilitas perusahaan dapat dilakukan dengan perhitungan Total Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio. B. 1. Total Debt to Asset Ratio Rasio ini merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur solvabilitas perusahaan. Rasio ini merupakan perbandingan total hutang dengan jumlah seluruh aktiva diketahui, jika nilai rasio ini tinggi, maka perusahaan tidak mampu untuk membayar kewajibannya, karena rasio yang tinggi akan membuat perusahaan lebih banyak mengalokasikan pendapatannya untuk membaya hutanghutangnya terlebih dahulu. Berikut adalah perhitungan dan grafik Total Debt to Asset Ratio PT Semen Indonesia tahun 2003 sampai dengan tahun 2012. Tabel 13 Perhitungan DAR PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 No Tahun 1 2 3 2003 2004 2005 Total Hutang 3,168,286,785 2,917,554,730 2,716,748,634 Total Aktiva DAR 6,559,495,832 6,640,561,143 7,297,859,559 48.30 43.94 37.23 30 Lanjutan Tabel 13 No Tahun 4 5 6 7 8 9 10 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Total Hutang 1,915,242,938 1,795,640,393 2,429,248,657 2,633,214,059 3,423,246,058 5,046,505,788 8,414,229,138 Total Aktiva DAR 7,496,419,127 8,515,227,431 10,602,963,724 12,951,308,161 15,562,998,946 19,661,602,767 26,579,083,786 25.55 21.09 22.91 20.33 22.00 25.67 31.66 DAR 60 50 48.3 40 43.94 37.23 30 25.55 20 21.09 22.91 20.33 22 25.67 31.66 10 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 5. Grafik DAR PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 Gambar 5 menunjukkan bahwa setelah perusahaan melakukan stock split rasio DAR terus mengalami kenaikan. Hal ini dapat diartikan bahwa hutang yang dimiliki oleh perusahaan semakin meningkat setiap tahunnya, tidak sebanding dengan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, untuk melihat apakah peningkatan ini lebih besar dibandingkan saat perusahaan sebelum melakukan stock split, maka harus dilihat perbandingan rasio DAR sebelum dan sesudah perusahaan mengumumkan pemecahan sahamnya. 2. Debt to Equity Ratio (DER) Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang dengan ekuitas untuk mendanai perusahaan. Rasio ini menunjukkan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin rendah DER suatu perusahaan, maka semakin bagus kondisi perusahaan tersebut. Namun jika semakin tinggi DER Suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan. Berikut adalah perhitungan DER PT Semen Indonesia Tbk. Tabel 14 Perhitungan DER PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 No Tahun 1 2 3 4 2003 2004 2005 2006 Total Hutang 3,168,286,785 2,917,554,730 2,716,748,634 1,915,242,938 Total Ekuitas DER 3,333,774,250 3,660,355,954 4,466,931,546 5,499,614,451 95.04 79.71 60.82 34.83 31 Lanjutan Tabel 14 No Tahun 5 6 7 8 9 10 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Total Hutang 1,795,640,393 2,429,248,657 2,633,214,059 3,423,246,058 5,046,505,788 8,414,229,138 Total Ekuitas DER 6,627,262,565 8,069,585,873 10,197,679,028 12,139,752,888 14,615,096,979 18,164,854,648 27.09 30.10 25.82 28.20 34.53 46.32 DER 100 80 60 40 20 0 95.04 79.71 60.82 34.83 2003 2004 2005 2006 27.09 30.1 2007 2008 25.82 28.2 2009 2010 46.32 34.53 2011 2012 Gambar 6 Grafik DER PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 DER perusahaan pada gambar 6 menandakan bahwa hutang perusahaan masih lebih besar dibandingkan dengan modal yang dimiliki oleh perusahaan, dengan arti bahwa kegiatan perusahaan masih bergantung pada pinjaman dari pihak luar dan belum dapat dibiayai oleh modal sendiri yang miliki oleh perusahaan. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga semakin tinggi nilai profitabilitas suatu perusahaan, maka akan semakin baik pula perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan. Rasio profitabilitas penting untuk diketahui oleh pemegang saham dan perusahaan emiten wajib untuk memberikan informasi mengenai profitabilitas pada pemegang saham, karena dengan mempublikasikan laporan profitabilitas investor dapat mengetahui apakah perusahaan tersebut dapat memberikan keuntungan jika menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut. Profitabilitas perusahaan dapat dihitunga dengan beberapa cara, yaitu dengan menghitung net profi margin, Return on Equity, dan Return on Asset. C. 1. Net Profit Margin Net profit margin merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini penting untuk diketahui oleh perusahaan, karena dengan mengetahui rasio ini, perusahaan juga mengetahui apakah strategi penerapan harga yang ditentukan oleh perusahaan, mampu untuk mengendalikan beban usahanya. Semakin besar net profit margin, maka akan semakin efisien pula 32 perusahaan dalam melaksanakan operasionalnya. Perhitungan rasio net profit margin PT Semen Indonesia Tbk, dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini. Tabel 15 Perhitungan net profit margin PT Semen Indonesia Tbk tahun 20032012 Net Profit No Tahun Laba Bersih Penjualan Margin 1 2003 372,508,552 5,449,940,816 6.84 2 2004 520,589,860 6,067,557,724 8.58 3 2005 1,001,772,122 7,532,208,191 13.30 4 2006 1,295,520,421 8,727,857,819 14.84 5 2007 1,775,408,324 9,600,800,642 18.49 6 2008 2,523,544,472 12,209,846,050 20.67 7 2009 3,326,487,957 14,387,849,799 23.12 8 2010 3,659,114,098 14,344,188,706 25.51 9 2011 3,955,272,512 16,378,793,758 24.15 10 2012 4,926,639,847 19,598,247,884 25.14 Net Profit Margin 30 25 20 15 10 5 0 18.49 13.3 6.84 2003 20.67 23.12 25.51 24.15 25.14 14.84 8.58 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 7. Grafik net profit margin PT Semen Indonesia Tbk tahun 20032012 Tabel 15 dan Gambar 7 menunjukkan bahwa setiap tahunnya PT Semen Indonesia Tbk dapat terus meningkatkan Net Profit Mariginnya karena pada setiap tahunnya perusahaan mampu untuk meningkatkan penjualannya. Peningkatan penjualan ini didapat dari adanya peluang perusahaan dalam memasarkan produknya yang tinggi di pulau jawa. Kebutuhan akan semen yang terus meningkat didasari oleh banyaknya pembangunan yang terjadi di dalam dan di luar pulau jawa. Perusahaan dapat menjual semen lebih banyak juga karena perusahaan masih menguasi pangsa pasar semen di Indonesia. 2. Return On Equity (ROE) ROE merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi pihak luar. Hal ini menunjukkan apakah perusahaan mampu untuk memanfaatkan modal yang diberikan oleh investor. Berikut adalah perhitungan ROE PT Semen Indonesia Tbk. 33 Tabel 16 Perhitungan ROE PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Laba Bersih 372,508,552 520,589,860 1,001,772,122 1,295,520,421 1,775,408,324 2,523,544,472 3,326,487,957 3,659,114,098 3,955,272,512 4,926,639,847 Total Ekuitas 3,333,774,250 3,660,355,954 4,466,931,546 5,499,614,451 6,627,262,565 8,069,585,873 10,197,679,028 12,139,752,888 14,615,096,979 18,164,854,648 ROE 11.17 14.22 22.43 23.56 26.79 31.27 32.62 30.14 27.06 27.12 ROE 40 30 22.43 23.56 20 10 11.17 26.79 31.27 32.62 30.14 27.06 27.12 14.22 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 8. Grafik ROE PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 Return on Equity PT Semen Indonesia Tbk menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Hal ini baik, karena perusahaan mampu memberikan pengembalian yang terus meningkat setiap tahunnya. Puncaknya adalah pada tahun 2009 dimana ROE mencapai 32,62%. Hal ini memberikan informasi bahwa harga saham PT Semen Indonesia Tbk setiap tahunnya dapat meningkat, sehingga pembagian deviden untuk pemegang saham pun meningkat, namun pada tahun 2010 dan tahun 2011 ROE perusahaan mengalami penurunan, walau tidak terlalu jauh penurunan yang terjadi. 3. Return On Asset (ROA) ROA merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. ROA dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas yang digunakan, jika ROA bernilai positif, artinya dengan total aktiva yang digunkan, perusahaan dapat menghasilkan laba. Namun sebaliknya jika ROA bernilai negatif, artinya perusahaan tidak dapat memanfaatkan aktiva yang ada sehingga perusahaan dapat mengalami kerugian, hal ini dapat berdampak bagi pertumbuhan perusahaan yang akan mengalami hambatan. Perhitungan ROA PT Semen Indonesia Tbk dapat dilihat pada gambar 9 dan tabel 17 dibawah ini. 34 Tabel 17 Perhitungan ROA PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 No Tahun Laba Bersih Total Aktiva ROA 1 2003 372,508,552 6,559,495,832 5.68 2 2004 520,589,860 6,640,561,143 7.84 3 2005 1,001,772,122 7,297,859,559 13.73 4 2006 1,295,520,421 7,496,419,127 17.28 5 2007 1,775,408,324 8,515,227,431 20.85 6 2008 2,523,544,472 10,602,963,724 23.80 7 2009 3,326,487,957 12,951,308,161 25.68 8 2010 3,659,114,098 15,562,998,946 23.51 9 2011 3,955,272,512 19,661,602,767 20.12 10 2012 4,926,639,847 26,579,083,786 18.54 ROA 30 20 13.73 10 5.68 17.28 20.85 23.8 25.68 23.51 20.12 18.54 7.84 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 9. Grafik ROA PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 Tabel 17 dan Gambar 9 memberikan informasi bahwa tahun 2003 hingga tahun 2009 perusahaan terus mengalami peningkatan ROA, hal ini berdampak positif bagi perusahaan, karena dengan ini perusahaan dapat meningkatkan pertumbuhan bagi perusahaan setiap tahunnya, namun pada tahun 2009 hingga tahun 2012 perusahaan terus mengalami penurunan ROA yang disebabkan oleh peningkatan aktiva oleh perusahaan dan belum dapat diikuti oleh kenaikan laba bersih bagi perusahaan, sehingga perusahaan perlu meningkatkan pertumbuhan laba bersihnya. D. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya. Rasio ini berguna untuk menilai seberapa efisien perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola sumberdayanya. Rasio ini juga sebagai ukuran untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti penjualan, pengelolaan persediaan, pengelolaan modal kerja, dan pengelolaan seluruh aktiva. Rasio ini berguna untuk mengetahui berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini dapat berputar dalam satu periode, sehingga perusahaan dapat mengetahui efektif atau tidak kegiatan penagihan dalam perusahaan. Rasio aktivitas ini, investor juga dapat melihat berapa kali dana yang ditanamkan oleh investor dapat berputar dalam satu periode, artinya berapa penjualan yang yang dapat dicapai 35 oleh perusahaan dari setiap modal yang ditanamkan oleh investor. Rasio aktivitas terdiri dari perputaran aktiva tetap dan perputaran total aktiva. 1. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover) Perputaran aktiva tetap merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap perusahaan seperti pabrik dan peralatannya. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur berapa rupiah yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan untuk aktiva tetap. Rasio ini juga berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam penggunaan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan bagi perusahaan, jika perputarannya rendah, maka dapat diartikan bahwa perusahaan belum efektif dalam memanfaatkan aktivanya. Begitu pula sebaliknya, jika perputarannya tinggi, maka perusahaan mampu untuk memanfaatkan aktivanya secara efektif. Rasio ini memberikan informasi bagi pemegang saham atau investor dapat melihat apakah dengan modal yang ditanamnya pada perusahaan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan atau tidak. Perhitungan perputaran aktiva tetap PT Semen Indonesia Tbk dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini. Tabel 18 Perhitungan perputaran aktiva tetap PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 Fixed Asset No Tahun Penjualan Aktiva Tetap Turnover 1 2003 5,449,940,816 3,968,590,088 1.37 2 2004 6,067,557,724 3,661,832,377 1.66 3 2005 7,532,208,191 3,419,588,696 2.20 4 2006 8,727,857,819 3,162,919,267 2.76 5 2007 9,600,800,642 3,101,865,792 3.10 6 2008 12,209,846,050 3,308,878,167 3.69 7 2009 14,387,849,799 4,014,143,323 3.58 8 2010 14,344,188,706 7,662,560,326 1.87 9 2011 16,378,793,758 11,640,692,117 1.41 10 2012 19,598,247,884 16,794,115,433 1.17 Fixed Asset Turnover 4 3.69 3 2 1 1.37 1.66 2.2 2.76 3.1 3.58 1.87 1.41 1.17 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 10. Grafik perputaran aktiva tetap PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 36 Perputaran aktiva tetap PT Semen Indonesia Tbk dari tahun 2003 hingga tahun 2008, yaitu satu tahun setalah melakukan stock split terus mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan penjualan yang terus meningkat melebihi aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Puncaknya pada tahun 2008 perusahaan dapat mengefisiensikan perputaran aktiva tetap sebanyak 3,69 kali yang artinya dengan 1 rupiah aktiva, perusahaan dapat menghasilkan 3,69 rupiah penjualan. Hal ini dapat menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan melihat perputaran aktiva tetap perusahaan yang tinggi, investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, namun hal ini tidak terjadi pada tahun-tahun berikutnya, terutama pada tahun 2012, yaitu perputaran aktiva tetap perusahaan hanya didapat sebesar 1,17. Hal ini terjadi karena dari tahun 2009 hingga tahun 2012 aktiva tetap perusahaan terus meningkat lebih besar dibandingkan dengan peningkatan penjualannya. 2. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover) Perputaran total aktiva merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini menggambarkan kecepatan perputaran total aktiva perusahaan dalam satu periode, sehingga semakin besar rasio ini, maka akan semakin baik perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Aset yang dimiliki oleh perusahaan dapat mengefisiensikan penggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Jika efisiensi perputaran total aktiva efisien, biaya untuk penggunaan asset akan sedikit, sehingga prifitabilitas perusahaan akan meningkat. Rasio ini penting untuk diketahui oleh investor, karena dengan melihat rasio ini, investor dapat mengetahui jika perusahaan dapat mengefisiensikan penggunaan aktivanya, artinya perusahaan tersebut dapt dikategorikan perusahaan yang sehat, sehingga investor akan aman jika menanamkan modalnya pada perusahaan. Perhitungan perputaran total aktiva PT Semen Indonesia dapat dilihat pada table dan gambar diawah ini. Tabel 19 Perhitungan total aktiva PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 No Tahun Penjualan Total Aktiva 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 5,449,940,816 6,067,557,724 7,532,208,191 8,727,857,819 9,600,800,642 12,209,846,050 14,387,849,799 14,344,188,706 16,378,793,758 19,598,247,884 6,559,495,832 6,640,561,143 7,297,859,559 7,496,419,127 8,515,227,431 10,602,963,724 12,951,308,161 15,562,998,946 19,661,602,767 26,579,083,786 Total Asset Turnover 0.83 0.91 1.03 1.16 1.13 1.15 1.11 0.92 0.83 0.74 37 Total Asset Turnover 1.5 1 0.83 0.91 1.03 1.16 1.13 1.15 1.11 0.92 0.83 0.74 0.5 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Gambar 11. Grafik perputara total aktiva PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 Perputaran total aktiva perusahan jika dilihat dari grafik menunjukkan terjadinya penjualan yang lebih sedikit dibandingkan dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Perputaran aktiva yang didapat perusahaan dalam kurun waktu 10 tahun, hanya dapat menghasilkan perputaran total aktiva yang paling tinggi sebesar 1,16 pada tahun 2006, yaitu satu tahun sebelum perusahaan melakukan stock split. Perputaran total aktiva perusahaan pada tahun 2012 lebih kecil dibandingkan dengan 9 tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan aktiva yang lebih besar dibandingkan dengan penjualan perusahaan. PT Semen Indonesia Tbk belum dapat memaksimalkan aktiva yang dimilikinya. Karena masih banyak aktiva perusahaan yang belum produktif. Perhitungan kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk yang dihitung pada tahun 2003 hingga tahun 2012 menunjukkan pertumbuhan yang baik di setiap tahunnya, namun dilihat dari rasio keuangan setelah perusahaan melakukan stock split, menunjukkan bahwa terjadi penurunan kinerja keuangan setiap tahunnya, namun hal ini belum dapat disimpulkan apakah benar perusahaan terus mengalami kemunduran dalam kinerja keuangan. Oleh karena itu perlu adanya analisis perbandingan kinerja keuangan pada periode sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split. Sebelum melakukan perbandingan kinerja keuangan sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split, terlebih dahulu data yang dijadikan sampel haruslah diuji guna mengetahui alat analisis yang tepat untuk membandingkan kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melakukan stock split. Data dianalisis menggunakan uji normalitas untuk mengetahui apakah data yang dijadikan sample tersebar normal atau tidak. Analisis kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk Kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk di analisis dengan menggunakan uji normalitas. Pengujian ini digunakan untuk menentukan apakah pengolahan data kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk menggunakan statistik parametik atau nonparametik. Pengujian kinerja yang dilakukan adalah pada saat lima tahun sebelum dan sesudah melakukan stock split. Kinerja keuangan yang akan diuji antara lain, rasio lancar, rasio cepat, total debt to asset ratio, debt to equity ratio, net profit margin, return on equity, return on asset, 38 perputaran aktiva tetap, dan perputaran total aktiva. Data yang diuji menggunakan software SPSS stastic 17.0, dengan α 0,05. Jika significance kurang dari 0,05 maka data terdistribusi normal, sehingga alat analisis yng digunakan adalah uji beda, namun jika hasil uji normalitas menunjukkan significance lebih dari 0,05, maka alat analisis yang dipakai adalah uji wilcoxon. Berikut adalah tabel uji normalitas kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk dengan menggunakan software SPSS 17.0. Tabel 20 Uji normalitas kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk Kinerja Keuangan Rasio Lancar Rasio cepat DAR DER Net Profit Margin ROA ROE Perputaran aktiva tetap Perputaran total aktiva Significanc e 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 0,200 α Keterangan Alat analisis 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Tidak normal Uji wilcoxon Uji wilcoxon Uji wilcoxon Uji wilcoxon Uji wilcoxon Uji wilcoxon Uji wilcoxon 0,200 0,05 Tidak normal Uji wilcoxon 0,200 0,05 Tidak normal Uji wilcoxon Tabel 20 menunjukkan bahwa data kinerja Keuangan PT Semen Indonesia Tbk tidak terdistribusi normal, karena seluruh significance bernilai 0,200 yaitu di atas α>0,05. Sehingga untuk dapat mengetahui perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah perusahaan mengumumkan stock split, alat analisis yang dipakai adalah uji wilcoxon. Jika significance menunjukkan α>0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan perusahaan saat sebelum dan sesudah melakukan stock split, sedangkan jika significance menunjukan α<0,05, maka ada perbedaan yang signifikan saat perusahaan memutuskan untuk melakukan stock split. Berikut adalah tabel uji perbedaan kinerja keuangan PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split dengan menggunakan uji wilcoxon. Tabel 21 Uji Wilcoxon kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk Kinerja keuangan Rasio Lancar Rasio cepat DAR DER Net Profit Margin ROA ROE Perputaran aktiva tetap Perputaran total aktiva Statistik uji -1,753 -1,753 -1,753 -1,753 -2,023 -2,023 -2,023 -0,405 -1,753 Significance 0,080 0,080 0,080 0,080 0,043 0,043 0,043 0,686 0,08 α 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 Keterangan Tidak Berbeda Tidak Berbeda Tidak Berbeda Tidak Berbeda Berbeda Berbeda Berbeda Tidak berbeda Tidak Berbeda 39 Uji wilcoxon yang dilakukan pada data kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk menunjukkan hanya pada rasio profitabilitas saja yang mengalami perbedaan saat sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split. Sedangakan pada analisa rasio likuiditas, solvabilitas dan aktivitas menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split, namun dengan uji ini belum diketahui apakah ada atau tidaknya perubahan pada analisa menunjukkan peningkatan atau penurunan kinerja keuangan. Oleh karena itu harus dilihat selisih dan persentase perubahan yang terjadi pada saat sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split pada tabel dibawah ini. Tabel 22 Rasio likuiditas sebelum dan sesudah stock split Stock split Persentase Periode Selisih Keterangan perubahan Sebelum Sesudah Rasio lancar 1 3.62 3.39 -0,23 6,35% Menurun 2 2.84 3.58 0,74 26,6% Meningkat 3 1.73 2.92 1,19 68,79% Meningkat 4 1.64 2.65 1,01 61,58% Meningkat 5 1.33 1.71 0,38 28,57% Meningkat Rasio cepat 1 2.90 2.60 -0,3 10,34% Menurun 2 2.14 2.96 0,82 38,32% Meningkat 3 1.25 2.27 1,02 81,6% Meningkat 4 1.11 1.95 0,84 75,67% Meningkat 5 0.92 1.23 0,31 33,69% Meningkat Pengujian perbandingan rasio likuiditas sebelum dan sesudah perusahaaan melakukan stock split dapat dilihat bahwa pada periode satu tahun setelah stock split, perusahaan mengalami penurunan pada rasio lancar sebesar 6,35% dan pada rasio cepat menurun sebesar 10,34% dibandingkaan pada satu tahun sebelum perusahaan melakukan stock split. Hal ini dikarenakan perusahaan mendapatkan tambahan dana pinjaman yang besar dari bank mandiri sebesar USD 50 juta dari pinjaman yang sebelumnya USD 10 juta dan menjadikan kewajiban perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya bertambah. Penambahan kewajiban ini dimaksudkan perusahaan untuk membiayai pembangunan pabrik dan pembangkit listrik yang baru, sehingga meningkatkan penjualan semen perusahan. Selain penarikan pinjaman baru, bertambahnya kewajiban ini juga merupakan dampak dari kenaikkan utang-utang yang lain seperti hutang untuk transaksi proyek sebesar Rp 449,4 milyar, hutang transaksi proyek ini dilakukan untuk membeli barang dan jasa royek, kenaikan kewajiban tersebut sejalan dengan peningkatan aktiva perusahaan karena adanya aktivitas pembangunan pabrik semen dan pembangkit listrik yang baru. Peningkatan rasio terjadi pada tahun 2010, dimana pada tahun 2010 perusahaan sudah dapat mengoptimalkan aktiva yang dimilikinya dibandingkan dengan periode tiga tahun sebelum perusahaan melakukan stock split. Pengoptimalan aktiva ini karena perusahaan sedang mengantisipasi kenaikan jumlah permintaan semen di Indonesia, sehingga perusahaan perlu dengan cepat 40 melakukan pembangunan pabrik dan penambahan kapasitas mesin agar pemenuhan kebutuha semen di Indonesia dapat tercapai. Peningkatan kapasitas ini dapat terlihat dari peningakatan kapasitas produksi pada pabrik yang berada di Tuban sebesar 2,1 pada tahun 2010 mencapai 9 juta ton, dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu 6,9 juta ton. Tabel 23 Solvabilitas sebelum dan sesudah stock split Stock split Persentase Periode Selisih Keterangan perubahan Sebelum Sesudah Total debt to asset ratio 1 21.09 22.91 1,82 8,63% Meningkat 2 25.55 20.33 -5,22 20,43% Menurun 3 37.23 22.00 -15,23 40,91% Menurun 4 43.94 25.67 -18,27 41,58% Menurun 5 48.30 31.66 -16,64 34,45% Menurun Debt to equity ratio 1 27.09 30.10 3,01 11,11% Meningkat 2 34.83 25.82 -9,01 25,87% Menurun 3 60.82 28.20 -32,62 53,63% Menurun 4 79.71 34.53 -45,18 56,68% Menurun 5 95.04 46.32 -48,72 51,26% Menurun Setelah di uji, diketahui bahwa pada periode satu tahun setelah perusahaan melakukan stock split, perusahaan masih sangat bergantung pada pinjaman pihak luar karena dapat dilihat persentase perubahan rasio solvabilitas setelah stock split mengalami kenaikan sebanyak 1,82 atau 8,63% pada DAR dan kenaikan sebanyak 3,01 atau 11,11% pada DER dari pada sebelum perusahaan melakukan stock split. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan total hutang perusahaan karena adanya pembangunan pabrik. Pembangunan pabrik dilakukan karena perusahaan melihat potensi pasar untuk kebutuhan semen meningkat 7% atau 43,6 juta ton. Persentase penurunan rasio yang paling rendah terjadi pada periode ke empat atau pada tahun 2011 turun sebanyak 41,58% pada DAR dan 56,68% pada DER dibandingkan dengan empat tahun sebelum perusahaan melakukan stock split, yaitu tahun 2004. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan hutang perusahaan dan kenaikan aktiva perusahaan. Kenaikan aktiva ini karena telah berdirinya pabrik-pabrik baru di Tuban dan di Tonansa dengan kapasitas produksi masing-masing pabrik mencapai 5 juta ton pertahun, selaian itu pabrik yang sebelumnya berhenti beroperasi karena gempa berkekuatan 7,6 skala Richter di Sumatera Barat, yaitu pabrik PT Semen Padang kembali beroperasi. Hal ini dilakukan untuk menunjang produksi semen yang terus meningkat setiap tahunnya. Tabel 24 Rasio profitabilitas sebelum dan sesudah stock split Periode 1 Stock split Persentase Selisih Keterangan perubahan Sebelum Sesudah Net profit margin 18.49 20.67 2,18 11,79% Meningkat 41 Lanjutan Tabel 24 Stock split Persentase Periode Selisih Keterangan perubahan Sebelum Sesudah 2 14.84 23.12 8,28 55,79% Meningkat 3 13.30 25.51 12,21 91,80% Meningkat 4 8.58 24.15 15,57 181,47% Meningkat 5 6.84 25.14 18,3 267,54% Meningkat Return on equity 1 26.79 31.27 4,48 16,72% Meningkat 2 23.56 32.62 9,06 38,45% Meningkat 3 22.43 30.14 7,71 34,37% Meningkat 4 14.22 27.06 12,84 90,29% Meningkat 5 11.17 27.12 15,95 142,79% Meningkat Return on asset 1 20.85 23.80 2,95 14,15% Meningkat 2 17.28 25.68 8,4 48,61% Meningkat 3 13.73 23.51 9,78 71,23% Meningkat 4 7.84 20.12 12,28 156,63% Meningkat 5 5.68 18.54 12,86 226,41% Meningkat Analisa rasio profitabilias perusahaan terlihat terus meningkatkan labanya, peningkatan paling tinggi terjadipada tahun 2012, yaitu sebesar 267,54% pada net profit margin, 142,79% pada ROE, dan 226,41% pada ROA. Peningkatan ini dikarenakan adanya peningkatan laba bersih perusahaan dari peningkatan penjualan semen perusahaan per oktober 2012 18,2 juta ton atau pertumbuhan sebesar 13,2% dibandingkan denga tahun 2011. Peningkatan ini dikarenakan penerapan strategi pengelolaan pendapatan, kapasitas dan biaya yang konsisten. Hasilnya perusahaan dapat mengembangkan usahanya, selain laba bersih, penjualan semen perusahaan juga terus mengalami peningkatan sejalan dengan kebutuhan pasar dalam negeri yang meningkat dan adanya pembangunan pabrik semen yang baru, pembuatan pabrik baru ini menambah kapasitas produksi bagi perusahaan, sehingga perusahaan masih dapat terus mempertahankan diri sebagai market leader semen di Indonesia. Tabel 25 Rasio aktivitas sebelum dan sesudah stock split Periode 1 2 3 4 5 1 2 3 Stock split Persentase Selisih Keterangan perubahan Sebelum Sesudah Perputaran aktiva tetap 3.10 3.69 0,59 19,03% Meningkat 2.76 3.58 0,82 29,71% Meningkat 2.20 1.87 -0,33 15% Menurun 1.66 1.41 -0,25 15,06% Menurun 1.37 1.17 -0,2 14,60% Menurun Perputaran total aktiva 1.13 1.15 0,02 1,77% Meningkat 1.16 1.11 -0,05 4,31% Menurun 1.03 0.92 -0,11 10,68% Menurun 42 Lanjutan Tabel 25 Stock split Periode Sebelum Sesudah 4 0.91 0.83 5 0.83 0.74 Selisih -0,08 -0,09 Persentase perubahan 8,79% 10,84% Keterangan Menurun Menurun Rasio aktivitas perusahaan pada tahun sesudah perusahaan melakukan stock split terus mengalami penurunan, walaupun penjualan semen mengalami peningkatan setiap tahunnya, aset perusahaanpun juga mengalami kenaikan. Kenaikan ini dikarenakan adanya pembangunan parik yang baru sehingga aset perusahaan bertambah, namun jika dilihat penambahan aset ini belum dapat mengefisiensikan penjualan semen yang baik bagi perusahaan, terlebih hal ini dapat dilihat pada rasio perputaran total aktiva yang menurun tajam di tahun 2012, yaitu mencapai 0,74. Peningkatan aset ini diakibatkan adanya pabrik baru di Sulawesi, sehingga kapasitas produksi perusahaan pun naik menjadi 23 ton, namun hal ini tidak sejalan dengan kenyataan bahwa perusahaan hanya dapat menjual semen sebanyak 19 ton pada tahun 2012. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa perusahaan belum dapat mengefisiensikan aset yang dimiliki dengan penjualan perusahaan. Persepsi Investor terhadap Stock Split PT Semen Indonesia Tbk PT Semen Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan yang telah go public, sebagai perusahaan yang telah go public setiap aktivitas yang berhubungan dengan perusahaan wajib diberitahukan pada semua pihak yang berkepentingan termasuk saat perusahaan melakukan stock split sahamnya. Stock split merupakan salah satu bentuk Coporate action, aktivitas ini berpengaruh terhadap harga dan jumlah saham yang beredar dipasar. Umumnya keputusan stock split akan membuat investor tertarik untuk membeli sahamnya, karena nilai nominal per saham menjadi lebih kecil dan jumlahnya menjadi lebih banyak. Sehingga penjualan saham di bursa akan lebih likuid, namun hal ini tidak terjadi dengan penjulan saham PT Semen Indonesia Tbk karena saat mengumumkan pemecahan sahamnya, penjualan saham pada rentang waktu 90 hari sesudah melakukan stock split mengalami penurunan, namun calon investor harus melihat hal-hal yang dapat dipertimbangkan untuk membeli saham PT Semen Indonesia Tbk, antara lain: 1. Harga Harga saham PT Semen Indonesia Tbk setelah melakukan stock split berubah menjadi Rp 5.000,- perlembar saham dibadingkan sebelumnya senilai Rp 51.200,- sebelum melakukan stock split, artinya harga saham menjadi lebih murah sehingga investor akan lebih tertarik untuk membelinya. 2. Volume Volume saham PT Semen Indonesia Tbk setelah melakukan stock split berubah menjadi 5.931.520.000 saham dibandingkan sebelum melakukan stock split, yaitu 593.152.000 saham. Sehingga dapat diartikan bahwa setelah melakukan stock split, pemegang saham yang dulu hanya memegang satu lembar saham dengan nilai nominal Rp 51.200,-, setelah perusahaan 43 melakukan pemecahan saham, pemegang saham akan memiliki 10 lembar saham dengan nominal perlembarnya Rp 5.000,-. 3. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk yang baik pada 2003 hingga 2007 menunjukkan bahwa PT Semen Indonesia Tbk bisa melakukan stock split karena hanya perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik saja yang dapat melakukan stock split, hal ini mengindikasikan bahwa calon investor hanya akan membeli saham pada perusahaan yang baik kinerja keuangannya karena mengacu pada deviden yang akan diberikan oleh perusahaan pada pemegang saham. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. 2. 3. Perbedaan harga saham terjadi saat perusahaan memutuskan untuk melakukan stock split dengan rasio 1:10. Sehingga nilai nominal saham yang semula Rp 1.000,- per lembar berubah menjadi Rp 100,- per lembar. Terdapat perbedaan volume penjualan saham PT Semen Indonesia Tbk pada periode ke 30 dan 40 hari sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split. Periode ini menunjukkan penjualan saham mengalami penurunan sebanyak -0,0000141 pada 30 hari sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split. Penurunan sebanyak -0,0000023 pada periode 40 hari sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split. Adanya perbedaa pada kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk dapat dilihat dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Rasio likuiditas periode satu tahun setelah perusahaan melakukan stock split, perusahaan mengalami penurunan pada rasio likuiditasnya, namun pada periode dua hingga lima tahun setelah perusahaan melakukan stock split, perusahaan terus mengalami kenaikan. Rasio solvabilitas satu tahun setelah perusahaan melakukan stock split mengalami peningkatan dibandingkan dengan satu tahun sebelum perusahaan melakukan stock split. Hal ini tidak berlangsung lama karena pada periode dua hingga lima tahun setelah perusahaan melakukan stock split, rasio solvabilitas perusahaan dapat terus meningkat, hanya pada rasio profitabilitas perusahaan saja yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, hingga pada periode ke lima perusahaan setelah melakukan stock split mengalami peningkatan paling tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Rasio aktivitas merupakan rasio yang terus mengalami penurunan setelah perusahaan melakukan stock split, walau pada periode ke satu dan dua perusahaan mengalami peningkatan rasio, namun pada periode ke tiga hingga lima perusahaan setelah melakukan stock split. 44 Saran Bagi investor dan calon investor harus melihat apakah dengan pemecahan saham, harga saham yang baru setelah melakukan stock split sesuai dengan kisaran rata-rata perdagangan saham. Selain itu investor dan calon investor juga harus melihat kinerja keuangan perusahaan yang melakukan stock split, apakah perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik ditahun sebelumnya atau tidak, karena jika suatu perusahaan memutuskan untuk melakukan stock split, maka haruslah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik sebelumnya, sebab perusahaan harus memiliki biaya untuk mencetak saham-saham baru yang telah dipecah. DAFTAR PUSTAKA Ciptaningsih ANI. 2010. Analisis Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, Dan Variansi Return Saham Terhadap Bid Ask Spread Pada Masa Sebelum Dan Sesudah Stock split (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bei Pada Periode 2003 – 2009) [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Darmaji T, Fakhruddin HM. 2012. Pasar Modal Di Indonesia. Ed ke-7. Jakarta (ID): Salemba Empat. Fabozzi FJ, Modigliani F, Ferri MG. 1994. Foundation of financial Markets and Institutions. Cetak ulang dalam PPM. Fahmi I. 2012. Pengantar Pasar Modal. Bandung (ID): Alfabeta. Fortuna CHR. 2010. Analisis Pengaruh Stock split Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia [skripsi]. Semarang (ID): Uniiversitas Diponegoro. Haryanto. 2012. Pengertian dan Jenis Saham [Internet]. Jakarta (ID). [diunduh 2014 Februari 1]. Tersedia pada http://ilmuakuntansi.web.id/pengertiansaham-dan-jenis-saham/. Horne JCV, Wahchowicz J. 1999. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Cetak ulang PPM. Kasmir. 2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Di dalam: Eman YS, Para Pelaku Pasar Modal [Internet]. Bogor (ID). [diunduh 2014 Februari 1]. Tersedia pada http://ekoxi.blogspot.com/2010/01/para-pelaku-pasarmodal.html. Khomsiyah, Sulistyo. 2001. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Cetak ulang pada PPM. Krugman PR, Obstfeld M. 1999. Ekonomi Internasional. Cetak ulang dalam PPM. Historical Price. 2013. Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR.JK) [internet]. Jakarta (ID): Yahoo Finance. [diunduh 2013 Juli 16 ]. Tersedia pada http://finance.yahoo.com/q/hp?a=04&b=5&c=2012&d=04&e=26&f=2012& g=d&s=SMGR.JK%2C+&ql=1. 45 Lestari T. 2012. Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock split) Bank Rakyat Indonesia Terhadap Harga Saham, Likuiditas Saham, Dan Persepsi Investor Pasar Modal [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Mila IGA. 2010. Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock split) Terhadap Volume Perdagangan Saham Dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2007 – 2009 [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. 46 LAMPIRAN Lampiran 1. Harga pasar saham relative PT Semen Indonesia Tbk selama 90 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Hari ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Sebelum stock split Harga Harga saham saham relatif 51,200 5,120 52,700 5,270 52,550 5,255 51,500 5,150 52,500 5,250 52,000 5,200 53,000 5,300 54,800 5,480 54,600 5,460 54,650 5,465 54,550 5,455 53,500 5,350 53,700 5,370 53,500 5,350 53,000 5,300 53,050 5,305 52,800 5,280 52,800 5,280 54,500 5,450 52,250 5,225 51,300 5,130 51,300 5,130 51,000 5,100 50,200 5,020 50,450 5,045 51,450 5,145 51,600 5,160 48,800 4,880 48,000 4,800 47,700 4,770 46,500 4,650 46,000 4,600 46,700 4,670 46,900 4,690 45,000 4,500 43,850 4,385 44,500 4,450 44,250 4,425 42,500 4,250 43,000 4,300 Setelah stock split Harga Harga saham saham relatif 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 4,950 4,950 6,500 6,500 4,800 4,800 4,500 4,500 4,300 4,300 4,700 4,700 4,700 4,700 4,800 4,800 4,800 4,800 4,875 4,875 4,950 4,950 4,925 4,925 4,850 4,850 4,875 4,875 4,950 4,950 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,100 5,100 5,100 5,100 5,050 5,050 5,050 5,050 5,000 5,000 5,250 5,250 5,300 5,300 5,250 5,250 5,250 5,250 5,500 5,500 5,450 5,450 5,500 5,500 5,600 5,600 5,400 5,400 5,400 5,400 5,500 5,500 5,300 5,300 5,350 5,350 5,600 5,600 47 Lanjutan Lampiran 1 Sebelum stock split Hari keHarga Harga saham saham relatif 41 43,500 4,350 42 42,400 4,240 43 44,000 4,400 44 44,950 4,495 45 45,400 4,540 46 46,000 4,600 47 43,250 4,325 48 43,950 4,395 49 44,100 4,410 50 44,100 4,410 51 43,000 4,300 52 44,500 4,450 53 45,450 4,545 54 43,200 4,320 55 41,500 4,150 56 41,650 4,165 57 41,600 4,160 58 39,550 3,955 59 38,950 3,895 60 39,200 3,920 61 39,100 3,910 62 38,750 3,875 63 38,900 3,890 64 38,750 3,875 65 38,750 3,875 66 38,550 3,855 67 38,400 3,840 68 38,400 3,840 69 38,200 3,820 70 38,200 3,820 71 38,150 3,815 72 38,050 3,805 73 38,600 3,860 74 38,650 3,865 75 38,600 3,860 76 39,150 3,915 77 39,800 3,980 78 40,000 4,000 79 39,400 3,940 80 39,750 3,975 81 39,600 3,960 82 39,850 3,985 83 39,850 3,985 84 38,400 3,840 Setelah stock split Harga Harga saham saham relatif 5,450 5,450 5,400 5,400 5,550 5,550 5,600 5,600 5,650 5,650 5,750 5,750 5,850 5,850 5,850 5,850 5,700 5,700 5,500 5,500 5,800 5,800 5,700 5,700 5,700 5,700 5,750 5,750 5,750 5,750 5,900 5,900 6,200 6,200 6,100 6,100 6,000 6,000 5,900 5,900 5,950 5,950 6,100 6,100 5,950 5,950 6,000 6,000 5,850 5,850 5,800 5,800 5,950 5,950 6,100 6,100 5,950 5,950 5,800 5,800 5,750 5,750 5,650 5,650 5,900 5,900 5,900 5,900 5,900 5,900 5,800 5,800 5,900 5,900 6,050 6,050 5,950 5,950 5,850 5,850 5,750 5,750 5,900 5,900 5,900 5,900 5,800 5,800 48 Lanjutan Lampiran 1 Sebelum stock split Hari keHarga Harga saham saham relatif 85 39,800 3,980 86 39,500 3,950 87 39,850 3,985 88 39,800 3,980 89 39,950 3,995 90 39,900 3,990 Setelah stock split Harga Harga saham saham 5,800 5,800 5,800 5,800 5,700 5,700 5,550 5,550 5,550 5,550 5,300 5,300 Lampiran 2. Volume perdagangan saham PT Semen Indonesia Tbk selama selama 90 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Hari ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Volume perdagangan Sebelum Setelah stock stock split split 952,500 3,403,000 212,500 6,402,000 670,000 4,193,000 326,500 2,717,000 307,500 0 516,000 2,720,500 854,500 7,582,500 289,000 9,853,500 245,000 3,962,000 474,500 4,017,500 341,000 995,500 188,500 5,148,000 233,000 1,518,500 101,500 802,500 161,000 1,210,500 213,000 708,500 241,000 1,081,000 504,000 2,022,000 833,000 2,053,000 148,000 2,622,000 214,500 1,452,500 156,000 3,003,000 54,500 506,500 204,000 1,242,500 202,000 1,305,500 163,500 1,038,500 1,057,500 3,742,000 1,239,000 2,046,500 361,000 1,178,500 37,600 681,500 559,500 6,374,500 TVA Sebelum Setelah stock stock split split 0.00160583 0.00057371 0.00035826 0.00107932 0.00112956 0.00070690 0.00055045 0.00045806 0.00051842 0 0.00086993 0.00045865 0.00144061 0.00127834 0.00048723 0.00166121 0.00041305 0.00066796 0.00079996 0.00067731 0.00057489 0.00016783 0.00031779 0.00086791 0.00039282 0.00025601 0.00017112 0.00013529 0.00027143 0.00020408 0.00035910 0.00011945 0.00040630 0.00018225 0.00084970 0.00034089 0.00140436 0.00034612 0.00024951 0.00044205 0.00036163 0.00024488 0.00026300 0.00050628 0.00009188 0.00008534 0.00034393 0.00020947 0.00034055 0.00022010 0.00027565 0.00017508 0.00178285 0.00063087 0.00208884 0.00034502 0.00060861 0.00019868 0.00006340 0.00011489 0.00094327 0.00107468 49 Lanjutan Lampiran 2 Volume perdagangan Hari Sebelum Setelah stock kestock split split 32 329,500 1,785,500 33 430,000 1,987,000 34 649,000 2,720,500 35 283,500 2,283,500 36 130,500 2,565,500 37 344,500 4,534,000 38 424,000 3,726,500 39 772,500 1,391,000 40 425,000 13,061,000 41 174,000 5,605,000 42 656,000 1,862,000 43 117,000 2,115,000 44 29,500 8,162,000 45 1,073,000 8,247,000 46 786,000 11,450,500 47 329,500 14,709,000 48 259,000 2,496,000 49 102,000 6,341,500 50 96,000 7,073,000 51 90,000 10,678,000 52 225,000 5,807,000 53 714,500 2,307,500 54 735,000 4,156,500 55 198,000 1,916,000 56 134,500 2,774,000 57 803,000 12,535,500 58 650,500 1,753,500 59 265,000 3,005,500 60 448,500 1,061,000 61 124,000 625,000 62 45,500 2,656,500 63 98,500 574,000 64 221,500 703,000 65 383,500 1,828,500 66 422,500 1,881,500 67 143,500 864,500 68 350,500 4,338,500 69 1,029,500 1,260,500 70 563,500 766,500 71 452,500 5,119,000 72 1,256,500 3,614,500 73 499,500 3,708,500 74 450,500 270,500 75 340,000 804,000 TVA Sebelum Setelah stock stock split split 0.00055551 0.00030102 0.00072494 0.00033499 0.00109415 0.00045865 0.00047796 0.00038498 0.00022001 0.00043252 0.00058080 0.00076439 0.00071483 0.00062825 0.00130236 0.00023451 0.00071651 0.00220197 0.00029335 0.00094495 0.00110596 0.00031392 0.00019725 0.00035657 0.00004970 0.00137604 0.00180898 0.00139037 0.00132512 0.00193045 0.00055551 0.00247980 0.00043665 0.00042080 0.00017196 0.00106912 0.00016185 0.00119244 0.00015173 0.00180021 0.00037933 0.00097901 0.00120458 0.00038902 0.00123914 0.00070075 0.00033381 0.00032302 0.00022675 0.00046767 0.00135378 0.00211337 0.00109668 0.00029562 0.00044677 0.00050670 0.00075613 0.00017887 0.00020905 0.00010537 0.00007670 0.00044786 0.00016606 0.00009677 0.00037343 0.00011852 0.00064655 0.00030827 0.00071230 0.00031720 0.00024193 0.00014575 0.00059091 0.00073143 0.00173564 0.00021251 0.00095001 0.00012922 0.00076287 0.00086302 0.00211834 0.00060937 0.00084211 0.00062522 0.00075950 0.00004560 0.00057321 0.00013555 50 Lanjutan Lampiran 2 Volume perdagangan Hari Sebelum Setelah stock kestock split split 76 701,000 1,338,500 77 133,000 852,500 78 841,500 5,143,000 79 277,000 3,012,000 80 153,500 2,447500 81 198,500 758,000 82 222,500 1,211,000 83 272,000 2,120,500 84 253,500 1,936,500 85 203,500 3,089,500 86 357,500 697,500 87 166,500 2,899,000 88 526,000 1,764,000 89 129,000 4,915,500 90 318,500 4,178,000 TVA Sebelum Setelah stock stock split split 0.00118182 0.00022566 0.00022423 0.00014372 0.00141869 0.00086706 0.00046700 0.00050780 0.00025879 0.00041263 0.00033465 0.00012779 0.00037511 0.00020416 0.00045857 0.00035750 0.00042738 0.00032648 0.00034308 0.00052086 0.00060271 0.00011759 0.00028070 0.00048874 0.00088679 0.00029739 0.00021748 0.00082871 0.00053696 0.00070437 Lampiran 3. Hasil uji normalitas harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split. 1. 10 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. harga sebelum harga sesudah .195 .363 10 10 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .200* .001 .894 .739 10 10 .189 .003 2. 20 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. harga sebelum harga sesudah .147 .377 20 20 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .200* .000 .946 .629 20 20 .312 .000 3. 30 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. harga sebelum harga sesudah .105 .216 30 30 .200* .001 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .937 .749 30 30 .076 .000 51 Lampiran 3. Hasil uji normalitas harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split. 4. 40 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. harga sebelum harga sesudah .196 .142 40 40 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .001 .041 .891 .915 40 40 .001 .005 5. 50 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. harga sebelum harga sesudah .176 .125 50 50 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .000 .049 .892 .967 50 50 .000 .180 6. 60 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. harga sebelum harga sesudah .160 .117 60 60 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .001 .039 .921 .983 60 60 .001 .555 7. 70 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. harga sebelum harga sesudah .148 .112 70 70 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .001 .030 .916 .975 70 70 .000 .172 8. 80 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. harga sebelum harga sesudah .140 .115 80 80 .001 .011 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .898 .960 80 80 .000 .013 52 9. 90 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. harga sebelum harga sesudah .175 .131 90 90 .000 .001 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .880 .953 90 90 .000 .003 Lampiran 4. Hasil uji wilcoxon harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split. 1. 10 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Test Statisticsb hr sesudah hr sebelum -1.784a .074 Z Asymp. Sig. (2tailed) 2. 20 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Test Statisticsb hr sesudah hr sebelum -3.174a .002 Z Asymp. Sig. (2tailed) 3. 30 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Test Statisticsb hr sesudah hr sebelum Z Asymp. Sig. (2tailed) -2.692a .007 53 Lampiran 4. Hasil uji wilcoxon harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split. 4. 40 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Test Statisticsb hr sesudah hr sebelum -.544a .586 Z Asymp. Sig. (2tailed) 5. 50 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Test Statisticsb hr sesudah hr sebelum -2.532a .011 Z Asymp. Sig. (2tailed) 6. 60 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Test Statisticsb hr sesudah hr sebelum Z Asymp. Sig. (2tailed) -3.970a .000 7. 70 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Test Statisticsb hr sesudah hr sebelum Z Asymp. Sig. (2tailed) -5.073a .000 54 Lampiran 4. Hasil uji wilcoxon harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split. 8. 80 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Test Statisticsb hr sesudah hr sebelum -5.967a .000 Z Asymp. Sig. (2tailed) 9. 90 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Test Statisticsb hr sesudah hr sebelum -6.724a .000 Z Asymp. Sig. (2tailed) Lampiran 5. Hasil uji normalitas TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split. 1. 10 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig. harga sebelum harga sesudah .195 .363 10 10 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .200* .001 .894 .739 10 10 .189 .003 2. 20 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig. harga sebelum harga sesudah .147 .377 20 20 .200* .000 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .946 .629 20 20 .312 .000 55 Lampiran 5. Hasil uji normalitas TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split. 3. 30 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig. harga sebelum harga sesudah .105 .216 30 30 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .200* .001 .937 .749 30 30 .076 .000 4. 40 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig. harga sebelum harga sesudah .196 .142 40 40 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .001 .041 .891 .915 40 40 .001 .005 5. 50 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig. harga sebelum harga sesudah .176 .125 50 50 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .000 .049 .892 .967 50 50 .000 .180 6. 60 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig. harga sebelum harga sesudah .160 .117 60 60 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .001 .039 .921 .983 60 60 .001 .555 7. 70 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. harga sebelum harga sesudah .148 .112 70 70 .001 .030 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .916 .975 70 70 .000 .172 56 Lampiran 5. Hasil uji normalitas TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split. 8. 80 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. harga sebelum harga sesudah .140 .115 80 80 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .001 .011 .898 .960 80 80 .000 .013 9. 90 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. harga sebelum harga sesudah .175 .131 90 90 .000 .001 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .880 .953 90 90 .000 .003 Lampiran 6. Hasil uji wilcoxon TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split. 1. 20 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Test Statisticsb TVA Sesudah - TVA Sebelum -1.307a .191 Z Asymp. Sig. (2tailed) 2. 30 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Test Statisticsb TVA Sesudah - TVA Sebelum Z Asymp. Sig. (2tailed) -2.170a .030 57 Lampiran 6. Hasil uji wilcoxon TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split. 3. 40 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Test Statisticsb TVA Sesudah - TVA Sebelum -2.137a .033 Z Asymp. Sig. (2tailed) 4. 50 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Test Statisticsb TVA Sesudah - TVA Sebelum -.806a .420 Z Asymp. Sig. (2tailed) 5. 60 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Test Statisticsb TVA Sesudah - TVA Sebelum Z Asymp. Sig. (2tailed) -.685a .494 6. 70 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Test Statisticsb TVA Sesudah - TVA Sebelum Z Asymp. Sig. (2tailed) -1.290a .197 58 Lampiran 6. Hasil uji wilcoxon TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split. 7. 80 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Test Statisticsb TVA Sesudah - TVA Sebelum -1.928a .054 Z Asymp. Sig. (2tailed) 8. 90 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split. Test Statisticsb TVA Sesudah - TVA Sebelum -1.958a .050 Z Asymp. Sig. (2tailed) Lampiran 7. Hasil uji T TVA PT Semen Indonesia Tbk. Paired Samples Test t Pair 1 TVA Sebelum - TVA Sesudah df .304 Sig. (2-tailed) 9 .768 Lampiran 8. Hasil uji normalitas kinerja keuangan PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split. 1. Rasio lancar Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. Sebelum Sesudah .299 .193 5 5 .165 .200* Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .884 .932 5 5 .328 .607 59 Lampiran 8. Hasil uji normalitas kinerja keuangan PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split. 2. Rasio cepat Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. Sebelum Sesudah .290 .151 5 5 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .196 .200* .879 .978 5 5 .303 .924 3. Rasio DAR Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. Sebelum Sesudah .196 .241 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .200* .200* 5 5 .932 .899 5 5 .610 .404 4. Rasio DER Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. Sebelum Sesudah .204 .239 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .200* .200* 5 5 .941 .874 5 5 .672 .282 5. Rasio net Profit Margin Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. Sebelum Sesudah .191 .188 Shapiro-Wilk Statistic df Sig. .200* .200* 5 5 .958 .911 5 5 .796 .472 6. Rasio ROA Tests of Normality a Kolmogorov-Smirnov Statistic Sebelum Sesudah .196 .257 df Shapiro-Wilk Sig. 5 5 Statistic * .200 * .200 .951 .933 df Sig. 5 5 .745 .616 60 Lampiran 8. Hasil uji normalitas kinerja keuangan PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah melakukan stock split. 7. Rasio ROE Tests of Normality a Kolmogorov-Smirnov Statistic Sebelum Sesudah df .264 .244 Shapiro-Wilk Sig. Statistic * 5 5 .200 * .200 df .910 .890 Sig. 5 5 .470 .356 8. Rasio Perputaran Aktiva Tetap Tests of Normality a Kolmogorov-Smirnov Statistic Sebelum Sesudah df .179 .253 Shapiro-Wilk Sig. Statistic * 5 5 .200 * .200 df .953 .831 Sig. 5 5 .757 .142 9. Rasio Perputaran Total Aktiva Tests of Normality a Kolmogorov-Smirnov Statistic Sebelum Sesudah df .198 .217 Shapiro-Wilk Sig. Statistic * 5 5 .200 * .200 .931 .925 df Sig. 5 5 .606 .564 Lampiran 9. Hasil uji wilcoxon kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk. 1. Rasio lancar b Test Statistics Sesudah Sebelum a Z Asymp. Sig. (2-tailed) -1.753 .080 2. Rasio cepat b Test Statistics Sesudah Sebelum Z Asymp. Sig. (2-tailed) a -1.753 .080 61 Lampiran 9. Hasil uji wilcoxon kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk. 3. Rasio DAR Test Statistics b Sesudah Sebelum a Z Asymp. Sig. (2-tailed) -1.753 .080 4. Rasio DER Test Statistics b Sesudah Sebelum a Z Asymp. Sig. (2-tailed) -1.753 .080 5. Rasio Net Profit Margin Test Statistics b Sesudah Sebelum a Z Asymp. Sig. (2-tailed) -2.023 .043 6. Rasio ROA Test Statistics b Sesudah Sebelum a Z Asymp. Sig. (2-tailed) -2.023 .043 7. Rasio ROE Test Statistics b Sesudah Sebelum a Z Asymp. Sig. (2-tailed) -2.023 .043 8. Rasio Perputran Aktiva Tetap Test Statistics b Sesudah Sebelum Z Asymp. Sig. (2-tailed) a -.405 .686 62 Lampiran 9. Hasil uji wilcoxon kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk. 9. Perputaran total Aktiva b Test Statistics Sesudah Sebelum Z Asymp. Sig. (2-tailed) a -1.753 .080 63 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Serang pada tanggal 2 Desember 1990 sebagai anak pertama dari pasangan Bapak kodrat dan Ibu Yetti. Penulis memulai pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 2 Kramatwatu pada tahun 1996 dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Islam Al-Azhar 11 Serang dan lulus pada tahun 2005, kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kramatwatu dan lulus pada tahun 2008. Tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Manajemen Agribisnis, Program Diploma, Institut Pertanian Bogor, melalui jalur USMI. Selama menempuh pendidikan perkuliahan, penulis telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan tahun 2011 pada Koperasi Serba Usaha Karya Nugraha dan lulus tahun 2011. Di tahun yang sama penulis diterima di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen (Ekstensi), Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor