Modul ke: PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA BAHAN TAYANG MODUL 8 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 Fakultas TEKNIK Program Studi SIPIL www.mercubuana.ac.id RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Kompetensi • Mampu melakukan kajian dengan proses kajian pemanfaatan literatur yang dapat menghasilkan kajian tentang Pancasila sebagai etika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. • Dengan metode kajian literatur diharapkan dapat mengkaji Pancasila sebagai sistem etika dari berbagai perspektif. • Menunjukkan hasil kajian literatur dengan kemampuan membandingkan, mempersamakan dan membedakan pendapat mengenai Pancasila sebagai sistem etika. • Mampu melakukan kajian dengan proses kajian pemanfataan literature yang dapat menghasilkan kajian tentang pancasila sebagai etika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. • Materi Pembelajaran : • Pengertian Etika dan Etika Pancasila. • Etika secara sederhana dapat diartikan sebagai aturan kesusilaan/sopan santun. • Etika adalah kajian ilmiah terkait dengan etiket atau moralitas • Secara etimologis (asal kata), etika berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang artinya watak kesusilaan atau adat. • Istilah ini identik dengan moral yang berasal dari bahasa Latin, mos yang jamaknya mores, yang juga berarti adat atau cara hidup. Aliran-Aliran Besar Etika. ETIKA DEONTOLOGI ETIKA TELEOLOGI Egoisme etis Utilitarianisme ETIKA KEUTAMAAN ETIKA PANCASILA SETIAP ALIRAN MEMPUNYAI SUDUT PANDANG SENDIRI SENDIRI DALAM MENILAI SUATU PERBUATAN APAKAH BAIK ATAU BURUK ETIKA DEONTOLOGI Etika Deontologi memandang bahwa tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban • Kebaikan dalam etika Deontologi adalah kewajiban, kemauan baik, kerja keras dan otonomi bebas. • Setiap tindakan dikatakan baik apabila dilaksanakan karena didasari oleh kewajiban moral dan demi kewajiban moral itu. • Tindakan itu baik bila didasari oleh kemauan baik, kerja keras dan sungguh-sungguh untuk melakukan perbuatan itu tanpa ada paksaan dari luar. Contoh Etika Deontologi • Kewajiban moral untuk tidak melakukan korupsi, misalnya, merupakan tindakan tanpa syarat yang harus dilakukan oleh setiap orang. Bukan karena hasil atau adanya tujuan-tujuan tertentu yang akan diraih, • namun karena secara moral setiap orang sudah memahami bahwa korupsi adalah tindakan yang dinilai buruk oleh siapapun ETIKA DEONTOLOGI IDENTIK DENGAN KEWAJIBAN MORAL/ KESADARAN INDIVIDU ETIKA TELEOLOGI Pandangan etika Teleologi berkebalikan dengan etika Deontologi, yaitu bahwa baik buruk suatu tindakan dilihat berdasarkan tujuan atau akibat dari perbuatan itu. • Jawaban yang diberikan oleh etika Teleologi bersifat situasional yaitu memilih mana yang membawa akibat baik meskipun harus melanggar kewajiban, nilai norma yang lain. • Demi akibat baik,beberapa kewajiban mendapat toleransi tidak dipenuhi. • Persoalan yang kemudian muncul adalah akibat yang baik itu, baik menurut siapa? Apakah baik menurut pelaku atau menurut orang lain? Atas pertanyaan diatas, etika Teleologi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu egoisme etis dan utilitarianisme • Utilitarianisme menilai bahwa baik buruknya suatu perbuatan tergantung bagaimana akibatnya terhadap banyak orang. •Tindakan dikatakan baik apabila mendatangkan kemanfaatan yang besar dan memberikan kemanfaatan bagi sebanyak mungkin orang. • Di dalam menentukan suatu tindakan yang dilematis maka yang pertama adalah dilihat mana yang memiliki tingkat kerugian paling kecil dan kedua dari kemanfaatan itu mana yang paling menguntungkan bagi banyak orang. • Egoisme etis • memandang bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang berakibat baik untuk pelakunya. • Secara moral setiap orang dibenarkan mengejar kebahagiaan untuk dirinya dan dianggap salah atau buruk apabila membiarkan dirinya sengsara dan dirugikan. ETIKA KEUTAMAAN • Etika ini tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan, tidak juga mendasarkan pada penilaian moral pada kewajiban terhadap hukum moral universal, tetapi pada pengembangan karakter moral pada diri setiap orang. • Orang tidak hanya melakukan tindakan yang baik, melainkan menjadi orang yang baik dengan cara meneladani perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh para tokoh besar. • Internalisasi ini dapat dibangun melalui cerita, sejarah yang didalamnya mengandung nilai-nilai keutamaan agar dihayati dan ditiru oleh masyarakatnya. ETIKA PANCASILA • Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan • Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut, namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut. Nilai-nilai Pancasila 1.Pancasila lahir sebagai produk kebudayaan Indonesia dan bukan penarikan atau sublimasi dari negara lain. 2.Nilai-nilai Pancasila meskipun merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam realitas sosial, keagamaan, maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia, namun sebenarnya nilainilai Pancasila juga bersifat universal dapat diterima oleh siapapun dan kapanpun. 3.Pancasila sbg dasar negara moderen dikemukakan Ir. Soekarno di depan BPUPKI. Etika Pancasila berbicara tentang nilai-nilai yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia • Nilai yang pertama adalah ketuhanan. sebagai nilai yang tertinggi karena menyangkut nilai yang bersifat mutlak. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila tidak bertentangan dengan nilai, kaidah dan hukum Tuhan. • Nilai yang kedua adalah kemanusiaan. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Prinsip pokok dalam nilai kemanusiaan Pancasila adalah keadilan dan keadaban. Keadilan mensyaratkan keseimbangan, antara lahir dan batin, jasmani dan rohani, individu dan sosial, makhluk bebas mandiri dan makhluk Tuhan yang terikat hukum-hukum Tuhan. Keadaban mengindikasikan keunggulan manusia dibanding dengan makhluk lain, yaitu hewan, tumbuhan, dan benda tak hidup. • Nilai yang ketiga adalah persatuan. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila dapat memperkuat persatuan dan kesatuan. • Nilai yang keempat adalah kerakyatan. perbuatan belum tentu baik apabila disetujui/bermanfaat untuk orang banyak, namun perbuatan itu baik jika atas dasar musyawarah yang didasarkan pada konsep hikmah/kebijaksanaan. • Pelajaran yang sangat baik misalnya peristiwa penghapusan tujuh kata dalam sila pertama Piagam Jakarta. Sebagian besar anggota PPKI menyetujui tujuh kata tersebut, namun memperhatikan kelompok yang sedikit (dari wilayah Timur) yang secara argumentatif dan realistis bisa diterima, maka pandangan minoritas ‘dimenangkan’ atas pandangan mayoritas. • Nilai yang kelima adalah keadilan. Adapun nilai keadilan pada sila kelima lebih diarahkan pada konteks sosial. Suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat banyak. •CONTOH IMPLEMENTASI SILA KE-1 • Beriman, dan bertakwa yaitu secara sadar patuh melaksanakan perintah Tuhan. •Setiap umat harus mempelajari agama dan mengamalkannya •Walaupun berbeda agama, rakyat Indonesia harus dapat bekerjasama dalam bidang sosial, perekonomian, dan keamanan lingkungan • Setiap pemeluk agama tidak boleh menghalangi ibadah agama lain •Mengembangkan toleransi agama sejak dini y 1. 2. 3. 4. 5. CONTOH IMPLEMENTASI SILA KE-2 Sesama manusia tidak boleh saling melecehkan Sesama manusia punya rasa memiliki (mau berkorban) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban Tidak semena-mena terhadap orang lain Mengakui adanya masyarakat majemuk; melakukan musyawarah dan kompromi; mempertimbangkan moral; berbuat jujur; tidak curang 6. Gemar kegiatan kemanusiaan: donor darah, menyantuni anak yatim dll 7. Mentaati hukum dan tidak diskriminatif y CONTOH IMPLEMENTASI SILA KE 3. y Menempatkan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan Berkorban demi negara: bekerja keras, taat membayar pajak, tidak KKN Cinta tanah air: meningkatkan prestasi di segala bidang Bangga sebagai bangsa Indonesia: percaya diri sebagai Orang Indonesia y 1. 2. 3. 4. CONTOH IMPLEMENTASI SILA KE-4 Aktif dalam musyawarah, memberikan hak suara, dan mengawasi wakil rakyat Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain Mengutamakan musyawarah dengan menggunakan akal sehat Menerima hasil musyawarah apapun hasilnya dan melaksanakan dengan tanggungjawab 5. Mempunyai itikad baik dalam melakukan sesuatu y 1. 2. 3. 4. 5. 6. CONTOH IMPLEMENTASI SILA KE-5 Mengembangkan perbuatan luhur: saling membantu dan gotong royong Berbuat adil: tidak pilih kasih Menghormati orang lain: tidak menghalangi orang lain hidup lebih baik Suka memberi pertolongan: tidak egois dan individualistis Bekerja keras: Menghargai g g karya y orang g lain: Pancasila Sebagai Nilai Fundamental Bagi Bangsa Dan Negara Republik Indonesia • Nilai Dasar (Pembukaan UUD 1945) • Nilai Instrumental (Psl 2 UUD 1945 • Nilai Praksis (Perundang-undangan / UU ) Nilai Dasar, Nilai Instrumental, Nilai Praksis PANCASILA Cita Hukum Staatsfundamentalnorm Pancasila Dlm Pembukaan UUD 1945 Pasal-Pasal UUD 1945 Staatsgrundge setze Ketetapan MPR Peraturan Perundang-undangan mulai dari undang-undang sampai Keputusan Gubernur, Bupati/Kotamadya Formell Fgesetz & Verordnung & Autoname Satzung ANALISA KASUS • • • Kasus Pencatutan Nama Presiden dan Wakil Presiden. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus dugaan pencatutan nama Presiden Jokowi dengan meminta saham kepada PT Freeport menuai kecaman. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan sebuah rekaman ke Mahkamah Kehormatan Dewan ( MKD ) DPR RI dimana didalam rekaman tersebut terdapat percakapan, yang diduga, antara seorang Anggota DPR RI dengan seorang pengusaha yang meminta saham kepada PT Freeport sebesar 11% untuk Presiden dan 9% untuk Wakil Presiden. Motivasi permintaan saham tersebut adalah demi memuluskan renegosiasi perpanjangan kontrak perusahaan tersebut. kasus ini telah mempermalukan dan merusak nama baik Presiden Jokowi. Nama Presiden telah disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Presiden ialah bagian dari simbol-simbol dan lambang negara. Mencatut simbolsimbol dan lambang negara bukanlah pelanggaran biasa. Yang lebih memberatkan adalah pelaku dalam pelanggaran berat ini diduga seorang Anggota DPR, dan tidak tanggung-tanggung menjabat sebagai Ketua DPR. Ketua dari lembaga yang mewakili seluruh rakyat Indonesia. Hingga kini kasus ini masi dikategorikan pelanggaran Etika, namun kita menghendaki kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden ini tidak berhenti di proses pengadilan etika tetapi juga masuk ke ranah hukum. PERTANYAAN KASUS • Penerapan Etika dari Sila-Sila Pancasila mana sajakah yang telah dilanggar oleh pelaku pencatut nama Presiden dan wakil Presiden ? • Bagaimana pendapat anda sebagai rakyat Indonesia dalam menyikapi kasus di atas ! ( kaitkan pendapat anda sesuai dengan nilai nilai Etika Pancasila ) !