tingkat pengetahuan keluarga tentang kesehatan jiwa di wilayah

advertisement
Veny Elita, Ari Pristiana Dewi Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Kesehatan
JiwaIndonesia,
Di WilayahVol.4,
Kerja Puskesmas
Rumbai
Jurnal Ners
No.2, Maret
2014
TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KESEHATAN JIWA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RUMBAI
Veny Elita1, Ari Pristiana Dewi2
PSIK Universitas Riau 1,2
email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menggambarkan pengetahuan anggota keluarga mengenai kesehatan jiwa. Desain penelitian menggunakan
deskriptif sederhana dengan teknik survei menggunakan kuesioner yang dirancang sendiri oleh peneliti. Penelitian ini dilakukan
terhadap 432 orang responden yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Rumbai, Pekanbaru dengan mengacu kepada kriteria
inklusi. Hasil analisa univariat diketahui bahwa sebagian besar responden (79.8%) memiliki tingkat pengetahuan sedang tentang
kesehatan jiwa, tingkat pengetahuan tinggi (5.3%) dan tingkat pengetahuan rendah (14,9%). Berdasarkan penelitian ini, disarankan
untuk mengadakan penelitian lanjutan guna menggali pengetahuan keluarga tentang tahap perkembangan mental yang normal
pada setiap tahap perkembangan manusia. Bagi pihak pendidikan untuk dapat bekerja sama dengan pihak Puskesmas untuk
memberikan penyuluhan secara berkala kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rumbai tentang kesehatan jiwa sehingga
meningkatkan pengetahuan dan mencegah berkembangnya masalah gangguan jiwa.
Kata kunci: keluarga, kesehatan jiwa, pengetahuan
Abstract
This study aims to describe family members’ knowledge about mental health . Research design using simple descriptive survey
technique using a questionnaire designed by the researchers . This research was conducted on 432 respondents who lived in
Rumbai Community Health Center(Puskesmas), Pekanbaru with reference to the inclusion criteria . Results of univariate analysis
found that most respondents ( 79.8 % ) had a moderate level of knowledge about mental health , higher levels of knowledge ( 5.3
% ) and a low level of knowledge ( 14.9 % ) . Based on this study , it is advisable to conduct further research in order to gain
knowledge about the family of the normal stages of mental development at every stage of human development . For the education
to be able to work together with the health center to provide counseling on a regular basis to the public at the Rumbai Community
Health Center (Puskesmas) on increasing knowledge of mental health and prevent the development of mental illness problems.
Keywords: Family, Mental Health, Knowledge
PENDAHULUAN
Gangguan jiwa merupakan penyakit yang umum
terdapat di setiap negara di dunia. Masalah gangguan
jiwa merupakan 14% dari beban penyakit global
(WHO, 2008). Menurut data Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) tahun 2001, terdapat 25% penduduk
di dunia pernah mengalami gangguan mental dan
perilaku tetapi hanya 40% yang terdiagnosis, dan
pada tahun 2020 diproyeksikan 15% penduduk dunia
mengalami masalah kesehatan jiwa.
Di Indonesia, prevalensi gangguan mental
emosional seperti gangguan kecemasan dan depresi
adalah 11,6% dari populasi orang dewasa. Berarti
dengan jumlah populasi orang dewasa Indonesia
lebih kurang 150.000.000 ada 1.740.000 orang
saat ini mengalami gangguan mental emosional.
Selanjutnya, khusus untuk wilayah Propinsi Riau,
diketahui prevalensi gangguan mental emosional
pada penduduk yang berumur ≥ 15 tahun adalah
11,4%, dimana kelompok yang rentan mengalami
gangguan mental emosional adalah kelompok
dengan jenis kelamin perempuan (14,0%), kelompok
yang tidak sekolah (26,4%),
kelompok yang tidak bekerja (17,7%), dan
tinggal di perkotaan (12,6%) (Depkes RI, 2008).
Lebih lanjut, status kesehatan jiwa secara global
menunjukkan bahwa 10% populasi orang dewasa
pernah mengalami gangguan mental dan perilaku,
20% pasien di Puskesmas adalah penderita gangguan
mental dan 1 orang dari 4 rumah tangga mempunyai
keluhan gangguan perilaku (Depkes RI, 2008).
Gangguan jiwa dapat mengakibatkan penderitaan
yang sangat berat dan mengguncang kondisi
ekonomi (WHO, 2010). Penderita cenderung
mengalami isolasi sosial, memiliki kualitas hidup
yang rendah dan terdapat angka kematian yang
tinggi.Tingginya angka prevalensi gangguan jiwa
tidak hanya menjadi penderitaan bagi pasien, namun
17
Download