BAHAYA HIV/AIDS DAN CARA PENCEGAHANNYA A. APA ITU HIV/AIDS? Pada Awal tahun 1980, para peneliti menemukan peningkatan drastis dari 2 jenis penyakit di kalangan kaum homoseksual di Amerika. Kedua penyakit itu adalah Sarkome Kaposi (sejenis kanker yang jarang terjadi) dan Pneumonia Pnemokista (sejenis Peumonia yang hanya terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan). Kegagalan sistem kekebalan tubuh yang mengakibatkan timbulnya 2 jenis penyakit yang jarang ditemui ini sekarang dikenal dengan AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan (sel-sel CD4) pada tubuh manusia. Seseorang baru dapat didiagnosis menderita AIDS jika memiliki HIV serta infeksi oportunistik tertentu atau jumlah sel CD4 di bawah 200. Jadi orang yang terinfeksi virus HIV belum tentu mengidap AIDS. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. Statistik seputar HIV/AIDS di Indonesia hingga akhir Desember 2013: 1) Data yang terjangkit HIV dan AIDS berdasar provinsi. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Provinsi Papua Jawa Timur DKI Jakarta Jawa Barat Bali Jawa Tengah Kalimantan Barat Sulawesi Selatan Banten Riau DI Yogyakarta Sumatera Barat Sulawesi Utara Sumatera Utara Nusa tenggara Timur HIV 12840 15273 27224 9340 7791 5882 3973 3563 2983 1620 1966 836 1973 7588 1453 AIDS 7795 7714 6299 4131 3798 3339 1699 1660 957 951 821 802 759 515 496 Tingginya seks bebas di Papua timbul karena adat istiadatnya. Di mana seorang kepala suku di sana berhak seenak hati dan leluasa menyalurkan harsat biologisnya terhadap siapa saja perempuan di sukunya. 2) Fakta Terkait HIV/AIDS No 1 2 3 Fakta Jumlah Jumlah orang yang terinfeksi HIV 103759 orang Jumlah pengidap AIDS 43347 orang Jumlah kematian karena HIV/AIDS 8288 orang B. PROSES PENULARAN VIRUS HIV. Fakta tentang Penularan virus HIV. 1. Seks bebas dengan penderita yang positif mengidap HIV. Maka bagi para pelaku seks bebas biasanya akan menggunakan salah satu alat kontrasepsi yaitu kondom. Namun pada Konferensi AIDS se-Dunia di Chiangmai, Thailand tahun 1995, diumumkan hasil penelitian ilmiah, bahwa kondom tidak dapat mencegah penularan HIV-AIDS. Sebab ukuran pori-pori kondom jauh lebih besar dari ukuran virus HIV. Ukuran pori-pori kondom sebesar 1/60 mikron dalam kondisi normal dan membesar menjadi 1/6 mikron saat dipakai. Sedangkan ukuran virus HIV hanya 1/250 mikron. Jelas virus HIV sangat mudah bebas keluar masuk melalui pori-pori kondom. 2. Mendapatkan transfusi darah yang tercemar virus HIV. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor. 622/MENKES/SK/VII/1992 tentang Kewajiban Pemeriksaan HIV pada Donor Darah, dinyatakan bahwa dalam menyelenggarakan upaya kesehatan transfusi darah, pemeriksaan HIV terhadap donor darah wajib dilakukan, di samping pemeriksaan terhadap penyakit lain yang sudah rutin dilaksanakan. Namun begitu, masih ada orang yang terjangkit HIV setelah melakukan transfusi darah karena kurang telitinya pihak rumah sakit dalam menyeleksi para donatur darah. 3. Penggunaan jarum suntik yang bergantian, penggunaan jarum tindik atau pun pembuatan tatto yang telah tercemar virus HIV. Dalam hal penggunaan jarum suntik, maka para pemakai narkoba yang menggunakan jarum suntik sebagai medianya adalah termasuk dalam golongan orang yang mempunyai resiko tinggi tertular penyakit AIDS ini. 4. Penularan dari ibu hamil yang positif HIV AIDS kepada janin yang dikandungnya. Sehingga bila bayi tersebut lahir maka sang bayi akan bisa mengidap pula penyakit yang serupa. 1 dari 3 kelahiran dari ibu yang tidak mendapat pengobatan dan terinfeksi HIV kemungkinan juga terinfeksi HIV. Lebih dari dua per tiga bayi yang terinfeksi HIV akan mati sebelum mereka berumur 5 tahun. Mitos Tentang Penularan Virus HIV 1. Gigitan nyamuk dipercaya mampu menyebarkan virus ini. Namun hingga saat ini, belum ada penelitian yang dapat membuktikan mitos ini. 2. Berpelukan, berciuman, join rokok atau minum dari gelas yang sama. Jadi selama mulut yang terinfeksi tidak terkena HIV tidak berdarah, maka interaksi ludah saja tidak bisa menularkan virus HIV. C. GEJALA HIV/AIDS: Beberapa orang bisa tidak menunjukkan tanda-tanda terjangkit HIV selama bertahun-tahun setelah terinfeksi. Selain itu, banyak orang yang menunjukkan gejala HIV dalam waktu 10 hari sampai beberapa minggu setelah infeksi. Gejala HIV mirip dengan flu dan mungkin termasuk demam, kelelahan, ruam dan sakit tenggorokan. Gejala-gejala tersebut biasanya menghilang setelah berminggu-minggu dan kemungkinan tidak akan terlihat lagi selama bertahun-tahun. Satu-satunya cara akurat untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak adalah dengan tes uji laboratorium. Berikut gejala HIV dan AIDS berdasarkan fase infeksinya: 1. Infeksi awal Ketika infeksi HIV pertama, anda mungkin tidak akan mengalami tanda atau gejala apapun. Tetapi dalam beberapa minggu anda dapat mengalami: Demam Sakit kepala Radang tenggorokan Pembengkakan kelenjar limpa Ruam 2. Infeksi selanjutnya Anda mungkin tidak akan mengalami gejala apapun dalam waktu 8 sampai 9 tahun, atau bahkan lebih. Tapi seiring dengan virus yang melipatgandakan diri dan merusak sistem imun, anda mungkin akan mengalami infeksi ringan atau gejala kronis seperti: Pembengkakan node limpa – sering merupakan tanda awal infeksi HIV. Diare yang berkepanjangan. Dalam beberapa kasus, ODHA (Orang dengan HIV Aids) mengalami diare selama 7 bulan. Berat badan menurun drastis; Demam Batuk atau napas yang pendek 3. Infeksi tahap akhir Dalam waktu sekitar 10 tahun atau lebih setelah infeksi pertama, masalah yang lebih serius dapat terjadi yang diistilahkan dengan AIDS dan dapat terjadi: 1) Infeksi yang terjadi ketika sistem imun lemah, seperti pneumocystis carinii pneumonia (PCP); 2) Kadar CD4 lymphocyte 200 atau lebih rendah – normalnya adalah antara 800 sampai 1.200. Seiring dengan perkembangan AIDS, sistem imun anda telah mengalami kerusakan parah. Infeksi akan mudah terjadi. Tanda dan gejalanya adalah: Berkeringat di malam hari Menggigil atau demam lebih dari 38 Celcius untuk beberapa minggu Batuk kering dan napas pendek Rasa lelah yang tidak hilang dan tidak terjelaskan Diare kronis Noda putih pada lidah atau mulut Sakit kepala dalam waktu yang lama Pandangan kabur Hilang berat badan Pembengkakan nodus limpa lebih dari tiga bulan. Nodus-nodus limfa adalah suatu komponen yang penting dari sistim imun tubuh dan membantu dalam memerangi infeksi-infeksi. D. CARA MENGHINDARI DAN MENCEGAH PENULARAN VIRUS HIV. Cara yang paling aman untuk menghindari penyebaran virus HIV dan terkena AIDS adalah: 1. Jangan melakukan seks bebas. 2. Bagi wanita yang sudah terinfeksi agar tidak hamil. 3. Hindari tranfusi darah yang tidak jelas asalnya. Transfusi darah diperlukan jika kita kekurangan darah yang diakibatkan pendarahan yang berlebih. Jadi hindari resiko yang memungkinkan kita mengalami pendarahan hebat dan jika sudah terjadi dan harus transfusi darah, pastikan bahwa darah tersebut tidak mengandung virus HIV. 4. Gunakan alat-alat medis dan nonmedis yang steril. Jangan menggunakan alat-alat yang sudah dipakai (bekas) yang dapat kontak langsung dengan darah seperti jarum suntik, jarum tatto, silet cukur dan lain sebagainya. 5. Bersunat bagi Laki-laki. Pada bulan Desember tahun 2006, penelitian yang menggunakan uji acak terkendali mengkonfirmasi bahwa sunat bagi kaum laki-laki menurunkan risiko infeksi HIV pada pria heteroseksual Afrika sampai sekitar 50%. Diharapkan pendekatan ini akan digalakkan di banyak negara yang terinfeksi HIV paling parah, walaupun penerapannya akan berhadapan dengan sejumlah isu sehubungan masalah kepraktisan, budaya, dan perilaku masyarakat. Beberapa ahli mengkhawatirkan bahwa persepsi kurangnya kerentanan HIV pada laki-laki bersunat, dapat meningkatkan perilaku seksual berisiko sehingga mengurangi dampak dari usaha pencegahan ini. 6. Penuhi gizi yang cukup. Makanan dapat berperan meningkatkan daya tahan tubuh. Sebenarnya HIV yang selanjutnya dapat bersarang di dalam tubuh sebagaimana layaknya penyakit lain, adalah karena sistem daya tahan tubuh tidak dapat menangkal infeksi secara optimal. HIV memang membunuh sel limfosit T, salah satu komponen penting dalam sistem peredaran darah, namun jika daya tahan sangat bagus, maka tidak menutup kemungkinan bahwa HIV dapat dibunuh oleh tingginya sistem imun, karena di Jerman, terdapat satu orang sembuh dari HIV karena sistem imunnya sangat bagus dengan pola diet yang ketat.