epistemologi dalam ilmu hukum perdata

advertisement
EPISTEMOLOGI DALAM ILMU HUKUM PERDATA
DISUSUN OLEH :
Zabidin, S.H., M.Hum
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS SEMARANG
TAHUN 2011
A. PENDAHULUAN
Epistemologi selalu menjadi bahan yang menarik untuk dikaji, karena disinilah dasardasar pengetahuan maupun teori pengetahuan yang diperoleh manusia menjadi bahan
pijakan. Konsep-konsep ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dewasa ini beserta aspekaspek praktis yang ditimbulkannya dapat dilacak akarnya pada struktur pengetahuan yang
membentuknya. Dari epistemologi, juga filsafat –dal am hal ini filsafat modern – terpecah
berbagai aliran yang cukup banyak, seperti rasionalisme, pragmatisme, positivisme, maupun
eksistensialisme.
Secara etimologi, epistemologi merupakan kata gabungan yang diangkat dari dua kata
dalam bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos. Episteme artinya pengetahuan, sedangkan
logos lazim dipakai untuk menunjukkan adanya pengetahuan sistematik. Dengan demikian
epistemologi dapat diartikan sebagai pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan. Hadari
Nawawi mendefinisikan Epistimologi adalah filsafat yang membahas cara kerja atau proses
dalam usaha/kegiatan manusia untuk memperoleh pengetahuan yang benar secara
mendalam,
2
dan Surajiyo menerangkan Epistemologi adalah cabang filsafat yang
membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan validitas atau kebenaran
pengetahuan.
3
Webster Third New International Dictionary mengartikan epistemologi sebagai "The
Study of method and ground of knowledge, especially with reference to its limits and
validity". Paul Edwards, dalam The Encyclopedia of Philosophy, menjelaskan bahwa
2
3
Hadari Nawawi, Power Point (Hand Out); Filsafat Ilmu (144 slide), Pontianak , 2010
Surajiyo. 2007.Filsafat Ilmu dan perkembangannya di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara. Hal 151
2
epistemologi adalah "the theory of knowledge." Pada tempat yang sama ia menerangkan
bahwa epistemologi merupakan "the branch of philosophy which concerned with the nature
and scope of knowledge, its presuppositions and basis, and the general reliability of claims to
knowledge". Epistemologi juga disebut logika, yaitu ilmu tentang pikiran. Akan tetapi, logika
dibedakan menjadi dua, yaitu logika minor dan logika mayor. Logika minor mempelajari
struktur berpikir dan dalil-dalilnya, seperti silogisme. Logika mayor mempelajari hal
pengetahuan, kebenaran, dan kepastian yang sama dengan lingkup epistemologi Ilmu hukum
adalah ilmu yang berbicara dan mempelajari hal- hal mengenai hukum. sedangkan Ilmu
adalah kebenaran obyektif atau tahu secara tepat “apa sebabnya sesuatu demikian atau
mengapa sesuatu demikian atau tahu sebab-sebab sesuatu demikian” dlam kesadaran
manusia. Misalnya tahu perbedaan mengapa atau apa sebabnya suatu pelanggaran hukum
dikategorikan sebagai pelanggaran pidana atau perdata, atau tahu secara benar perbedaan
kecerdasan intlektual dengan kecerdasan emosional, antara Administrasi Publik dan
Administrasi Privat dll. Dengan kata lain Ilmu tidak diketahui oleh pada umumnya
manusia.
4
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
5
kelembagaan. Hukum adalah sebuah tatanan (Hukum ada dalam sebuah tatanan yang paling
tidak dapat dibagi kedalam tiga yaitu : tatanan transedental, tatanan sosial dan tatanan
politik.) yang utuh (holistik) selalu bergerak, baik secara evolutif maupun revolusioner. Sifat
pergerakan itu merupakan sesuatu yang tidak dapat dihilangkan atau ditiadakan, tetapi
6
sebagai sesuatu yang eksis dan prinsipil. Filusuf Aristotle menyatakan bahwa "Sebuah
supremasi hukum akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan dengan peraturan tirani yang
4
5
Op cit
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum
6
Turiman, Memahami Hukum Progresif Prof Satjipto Rahardjo Dalam Paradigma "Thawaf", Disertasi UNDIP
Semarang 2010.
3
7
merajalela. Hukum merupakan sistem pengatur terpenting dalam segala aspek kehidupan
manusia. Berbagai landasan hukum sering dijadikan patokan oleh manusia dalam
menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Benthan menerangkan, hukum itu untuk
memaksimalkan kesenangan sebanyak-banyaknya masyarakat (the gretaest happinesfor the
greatest number), menurut Von savigny, h ukum itu pengejawantahan (penerapan) kesadaran
hukum masyakat (legal consciece of society, rechtsbewutzijm). Ajaran ini menemukan
pembenaran bahwa hukum berbeda-beda antara masyarakat yang berbeda. Ajaran ini juga
mengajarkan agar hati-hati dalam “mengimpor” hukum dari tempat lain yang belum tentu
cocok.
8
Istilah Hukum Perdata pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Djojodiguno sebagai
terjemahan dari Burgerlijkrecht di masa penjajahan Jepang. Hukum perdata disebut juga
hukum sipil (civilrecht) dan hukum privat (privatrecht). Adapun menurut Subekti, perkataan
hukum perdata mengandung dua istilah, yaitu : pertama, hukum perdata dalam arti luas
meliputi semua hukum materiil, yaitu : segala hukum pokok yang mengatur kepentingankepentingan perseorangan. Termasuk dalam pengertian hukum perdata dalam arti luas ini
adalah hukum dagang. Kedua, hukum perdata dalam arti sempit, dipakai sebagai lawan dari
hukum dagang.
9
Van Dunne mengartikan Hukum perdata adalah suatu peraturan yang
mengatur tentang hal-hal yang sangat esensial bagi kebebasan individu, seperti orang dan
keluarganya ; hak milik dan perikatan.
10
Sedangkan Rachmawati mengartikan hukum
perdata adalah keseluruhan kaedah-kaedah hukum (baik tertulis maupun tidak tertulis) yang
mengatur hubungan antara subyek hukum yang satu dengan subyek yang lain dalam
hubungan kekeluargaan dan didalam pergaulan kemasyarakatan.
7
11
Hukum perdata adalah
Op cit
8
Bagir Manan., Hukum, Hakim, dan Masyarakat., Varia Peradilan tahun XXIV No. 280
9
Tutik, Titik triwulan., Hukum Perdata dalam sistem Hukum Nasional, Kencana : 2008
10
11
Rachmawati, Bahan Matrikulasi Hukum Perdata, Untan , 2010
Ibid
Maret 2009 : IKAHI
4
Salah satu bidang hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara individu-individu dalam
masyarakat dengan saluran tertentu. Hukum perdata dapat digolongkan antara lain menjadi:
1. Hukum keluarga
2. Hukum harta kekayaan
3. Hukum benda
4. Hukum Perikatan
5. Hukum Waris
Sistem Hukum Perdata di Indonesia. Sistem hukum perdata di Indonesia bersifat
pluralism (beraneka ragam). Keanekaragaman ini sudah berlangsung sejak jaman penjajahan
Belanda. Hal ini disebabkan adanya Pasal 163 IS dan Pasal 131 IS.
Pada pasal 163 IS disebutkan bahwa golongan penduduk di Indonesia dibagi 3, yaitu:
1. Golongan eropah
2. Golongan timur asing
3. Golongan bumi putera
Pasal 131 IS megatur mengenai hukum yang berlaku bagi golongan penduduk tersebut.
1. Untuk golongan eropah berlaku hukum perdata eropah (BW)
2. Untuk golongan timur asing tionghoa berlaku seluruh hukum perdata eropah dengan
beberapa pengecualian dan tambahan. Untuk golongan timur asing bukan tionghoa
berlaku hukum perdata eropah dan hukum adatnya masing- masing
3. Untuk golongan bumi putera berlaku hukum adatnya masing- masing, kecuali yang
mengadakan penundukan secara sukarela berdasarkan S. 1917 No. 12, yaitu:
5
-
Tunduk pada seluruh hukum perdata eropa
-
Tunduk pada sebagian hukum perdata eropa
-
Tunduk pada perbuatan tertentu
-
Tunduk secara diam-diam
Berdasarkan uraian diatas maka ada beberapa masalah di bahas dalam pembahasan
ini, penulis mengkerucutkan berbagai masalah masalah epistemologi pada ilmu hukum
perdata di Indonesia bukan secara global sehingga dengan demikian akan ditemukan titik
fokus, dalam pembahasan makalah ini akan dibahas :
1. Bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya ilmu hukum perdata di
Indonesia ditinjau dari sejarah, subyek, obyek dan subtansinya?
2. Bagaimana prosedur memperoleh ilmu dari obyeknya melalui proses berfikir dan
karakteristik kebenaran hasil berpikir sebagai ilmu hukum ?
B. EPISTEMOLOGI DALAM ILMU HUKUM PERDATA
a. Dasar hukum perdata di Indonesia
Proses pembentukan hukum perdata di Indonesia bukanlah seperti benda yang jatuh
dari langit akan tetapi secara bertahap dan terus menerus, akan tetapi harus mengandung
kebenaran keilmuan merupakan hasil berpikir hakiki berupa generalisasi yang maknanya
bersifat umum sementara implementasi dan operasionalnya dalam empiris selalu mungkin
berbeda Misalnya makna keadilan, keberaniaan, perdamaian. Hukum perdata Indonesia
adalah hukum perdata yang berlaku bagi seluruh wilayah di Indonesia. Hukum perdata yang
berlaku di Indonesia adalah hukum perdata barat Belanda yang pada awalnya berinduk pada
kitab Undang Undang hukum Perdata yang aslinya berbahasa Belanda atau dikenal dengan
Burgerlijk Wetboek dan biasa disingkat dengan B.W. sebagian materi B.W sudah dicabut
berlakunya dan sudah diganti dengan undang Undang RI miasanya mengenai UU
6
Perkawinan, UU Hak Tanggungan, UU kepailitan.
Pada 31 Oktober 1837 Mr. C.J.Scholten Van Oud Haaarlem diangkat menjadi Ketua
panitia kodifikasi dengan Mr. A.A.Van Vloten dan Mr.Meyer masing- masing sebgai anggota
yang kemudian anggotanya diganti dengan Mr. J. Scheneither dan Mr.A.J. Van Nes.
Indonesia diumumkan pada tangal 30 April 1847 melalui Staatsblaad no. 23 dan berlaku
Januari 1848 dengan berlakunya asas konkordansi/asas persamaan, setelah Indonesia
merdeka berdasarkan aturan Pasal 2 aturan peralihan UUD 1945 pra amandemen :
Segala badan negara dan peraturan yang masih ada masih langsung berlaku, selama
belum diadakan yang baru menurut Undang- Undang Dasar ini.
Berdasarkan aturan peralihan dalam undang undang dasar 1945 pra amandemen itu
pada tanggal 10 Oktober 1945 Presiden mengadakan dan mengumumkan Peraturan
Pemerintah Nomor 2 tahun 1945 untuk lebih menegaskan berlakunya Pasal II Aturan
Peralihan Undang Undang dasar 1945.
KUHPdt. Hindia Belanda tetap dinyatakan berlaku sebelum digantikan dengan Undang
Undang baru berdasarkan Undang Undang Dasar ini. BW Hindia Belanda disebut juga Kitab
Undang Undang Hukum Perdata Indonesia sebagai Induk hukum perdata Indonesia.
Menurut Sudikno Mertokusumoh, keberlakuan hukum produk dan peninggalan
Belanda tersebut di Indonesia didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain :
1. Para ahli tidak pernah mempersoalkan secara mendalam tentang mengapa “hukum
Belanda masih berlaku di Indonesia. Tatanan hukum Indonesia hendaknya tidak
dilihat sebagai kelanjutan dari tata hukum Belanda, tetapi sebagai hukum nasional.
2. Sepanjang hukum tersebut tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945,
peraturan perundang-undangan serta dibutuhkan; dan
3. Apabila hukum tersebut bertentangan, maka menjadi tidak berlaku lagi.
12
Tutik, op cit
12
7
Kaidah hukum perdata dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain bentuk, subyek
hukum, dan substansinya. Berdasarkan bentuk hukum perdata dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu tertulis dan tidak tertulis. Kaidah hukum perdata tertulis, terdapat di dalam
peraturan peraturan-peraturan perundang-undangan, seperti KUH Perdata, Undang Undang
Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan. Adapun kaidah hukum tidak tertulis adalah kaidahkaidah hukum perdata yang timbul, tumbuh, dan berkembang dalam praktek kehidupan
bermasyarakat (kebiasaan/adat) seperti hukum adat dan hukum Islam.
b. Subyek, obyek dan sumber hukum perdata di Indonesia.
Istilah subyek hukum berasal dari terjemahan rechtsubjek (belanda) atau law of subject
(inggris),pada umumnya rechtsubjek diartikan sebagai pendukung hak dan kewajiban”.
menurut Algra, Pengertian subyek hukum adalah setiap orang yang mempunyai hak dan
kewajiban jadi mempunyai wewenang hukum (Rechtbevorgheid) adalah kewenangan untuk
mempunyai hak dan kewajiban untuk menjadi subyek dari hak-hak yang menjadi subyek
hukum adalah manusia dan hukum.
13
Subjek hukum perdata dibedakan menjadi dua macam,
manusia dan badan hukum. Manusia dalam istilah biologis bahwa manusia yang berakal budi
(mampumenguasai mahluk lainnya) dan secara yurisi dipersamakan dengan orang atau
individu hal ini karena manusia mempunyai hak-hak subyektif dan kewenangan hukum.
Kewenangan hukum adalah kecakapan untuk menjadi subyek hukum yaitu sebagi pendukung
hak dan kewajiban. Sedangkan badan hukum adalah kumpulan orang-orang yang memiliki
tujuan tertentu, harta, kekayaan serta hak dan kewajiban.
Obyek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum dan dapat
menjadi pokok suatu hubungan hukum yang dilakukan oleh para subyek hukum. Dan dalam
13
Rachmawati, op cit
8
bahasa hukum maka obyek hukum disebut ‘Hak’ yang da pat dikuasai dan/atau dmiliki
subyek hukum. Secara umum hak dapat dibedakan ;
1. Hak Mutlak (absolut) yakni hak yang dimiliki oleh seseorang guna melakukan suatu
perbuatan, hak mana dapat dipertahankan terhadap siapapun juga dan setiap orang
wajib menghrmati hak tersebut (HAM).
2. Hak nisbi (relatif) yakni, hak yang lahir di kemudian yang memberikan wewenang
kepada seseorang untuk menuntut agar orang lain memberikan sesuatu, melakukan
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
Substansi yang diatur dalam hukum perdata,yaitu pertama dalam hubungan keluarga
dan kedua dalam pergaulan masyarakat. Dalam keluarga akan timbul orang (badan pribadi)
dan hukum keluarga, sedangkan dalam pergaulan masyarakat akan menimbulkan harta
kekayaan, hukum perikatan dan hukum waris.
Sumber hukum adalah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang
mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilanggar
mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Sedangkan menurut Titik Triwulan Tutik
sumber hukum dalam ilmu pengetahuan hukum digunakan dalam beberapa pengertian antara
lain ;
1. Sumber hukum dalam pengertian sebagai ‘asalnya hukum’ ialah berupa keputusan
penguasa yang berwenang untuk memberikan keputusan tersebut. Artinya, keputusan
itu haruslah berasal dari penguasa yang berwenang untuk itu.
2. Sumber hukum dalam pengertian sebagai ‘tempat’ dite mukannya peraturan-peraturan
hukum yang berlaku. Bentuknya berupa Undang Undang, kebiasaaan, traktat,
9
yurisprudensi, atau doktrin dan terdapat dalam Undang undang 1945, ketetapan MPR,
perpu, peraturan pemerintah, keppres, dan lainnya.
3. Sumber hukum dalam pengertian sebagai hal- hal yang dapat atau seyogyanya
mempengaruhi kepada penguasa dalam menentukan hukumnya. Misalnya keyakinan
akan hukumnya, rasa keadilan ataupun perasaan akan hukum.
Dalam ilmu hukum, sumber hukum juga dapat dibedakan menjadi : pertama, sumber
pengenalan hukum (kenbron vanhetrecht), sumber hukum yang mengharuskan untuk
menyelidiki asal dan tempat dketemukannya hukum; kedua, sumber asal nilai-nilai yang
menyebabkan timbulnya atau lahirnya aturan hukum (welbron van het recht) sumber hukum
yang mengharuskan untuk membahas asal sumber nilai yang menyebabkan atau menjadi
dasar hukum. Menurut Satjipto Rahardjo sumber hukum terbagi dua :
1. Sumber hukum yang bersifat hukum. Yaitu sumber hukum yang diakui oleh hukum
dan secara langsung bisa menciptakan hukum.
2. Sumber hukum bersifat sosial. Yaitu yang tidak dapat pengakuan secara formil oleh
hukum sehingga tidak secara langsung dapat diterima sebagai hukum.
14
Pada dasarnya sumber hukum perdata, meliputi sumber hukum materiil dan formal.
Sumber hukum materiil adalah sumber yang menentukan isi hukum, yaitu tempat dimana
materi hukum itu diambil. Sumber ini diperlukan ketika akan menyelidiki asal usul hukum
dan menentukan isi hukum. Sumber hukum materiil merupakan faktor yang membantu
pembentukan hukum, misalnya hubungan sosial, kekuatan politik, situasi ekonomi, tradisi
(pandangan keagamaan dan kesusilaan). Keadaan geografis, penelitian ilmiah, perundangan
internasional, sedangkan sumber hukum formal,yaitu tempat memperoleh kekuatan hukum.
Ini berkaitan dengan cara atau bentuk yang menyebabkan peraturan hukum formal itu
berlaku, misalnya UU, perjanjian antar negara, yurisprudensi, kebiasaan.
14
Priyo Saptomo, Power Point (Hand Out), Pengantar Ilmu Hukum , Pontianak : Untan, 2010
10
c. Kebenaran Ilmu dan Hukum
Kebenaran ilmu adalah hasil usaha manusia berpikir dan menyelidiki tentang
pengetahuan dan keilmuan menghasilkan kebenaran nisbi, yang selalu dapat berubah dan
berkembang. Ilmu berawal dari dorongan ingin tahu manusia yang sangat besar untuk tahu
sesuatu yang menghasilkan “pengetahuan ( knowladge)” yakni segala sesuatu yang diketahui
manusia demi kesadaran manusiawinya. Manusia memiliki pengetahuan demi ingin tahunya
yang tak terbatas, pengetahuan diterima manusia dengan atau tanpa menguji kebenarannya.
Pengetahuan diterima dan dimiliki manusia sepanjang dapat memuaskan dorongan ingin
tahunya. Demikian juga dalam hukum perdata yang mana merupakan hasil berfikir manusia
seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan dalam berbagai hal. Banyak UndangUndang yang diubah atau dicabut karena tidak sesuai lagi.
Sebagaimana dikemukakan diatas, Sepanjang hukum tersebut tidak bertentangan
dengan Pancasila dan UUD 1945, peraturan perundang-undangan serta dibutuhkan dan
Apabila hukum tersebut bertentangan, maka menjadi tidak berlaku lagi. Disebut tidak berlaku
bilamana terdapat Undang Undang yang bertentangan dapat diamandemenn oleh Anggota
DPR dan dapat diajukan ke Mahkamah Konstitusi disebabkan Menurut Undang-Undang
Dasar 1945, kewajiban dan wewenang MK adalah: Berwenang mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap
Undang-Undang Dasar.
Hukum berkaitan erat dengan kesadaran seseorang to select and choose terhadap
sejumlah obyek kepentingan yang ia ketahui hendak ia dahulukan (to be prejudiced in
favour) atau ia akhirkan, setidaknya ada dua gatra yaitu gatra kognitif (sadar untuk tahu).
Kedua adalah gatra efektif (sadar untuk membuat pilihan yang menyiratkan pemihakan).
11
Dalam legal awareness (kesadaran hukum), gatra kognitif merujuk pada pengetahuan
seseorang tentang ada tidak aturan yang mengatur perbuatan yang sedang ia lakukan atau
tengah menjadi perhatian utama, sedangkan gatra efektifnya merujuk ke pelibatan dirinya
secara emosional ke suatu pihak tertentu, berdasarkan keyakinan bahwa apa yang ia ketahui
itu merupakan sesuatu yang benar sehinga sudah seharusnya kalau ia turuti dan patuhi (atau
merupakan ssuatu yang tidakbenar, jadi sudah seharusnya dilawan).
15
Aturan hukum sebagai perangkat ide dan dibahaskan secara hipotesis, menuntut untuk
dikonkretkan dalam praktek kehidupan masyarakat (concretization).bagaimana keberadaan
hukum dirasakan dalam kehidupan masyarakat, yaitu jika ada keadilan (justice) dalam tata
hubungan sosial dalam masyarakat tersebut. Mengapa hukum harus ditaati (metanorm),
karena demi eksistensi, kebebasan, dan ekuilibrium dalam hubungan antar individu dan
antara individu dan masyarakatnya.
C. KESIMPULAN
Epistemologi merupakan cara kerja atau proses yang membicarakan masalah asal
muasal,sumber,metode, struktur dan validitas kebenaran dalam usaha/kegiatan manusia untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Hukum adalah sistem yang terpenting dalam rangkaian
kekuasaan lembaga. Sedangkan hukum perdata merupakan peraturan yang mengatur halhalyang sangat esensial bagi kebebasan individu, hak milik dan perikatan.
Subyek hukum adalah setiap orang yang mempunyai hak dan kewajiban jadi
mempunyai wewenang hukum sedangkan obyek hukum adalah segala sesuatu yang berguna
bagi subyek hukum dan dapat menjadi pokok suatu hubungan hukum yang dilakukan oleh
para subyek hukum.
15
Hadi Suyoto, komitmen Hukum dan Kritik Legalisme bagi Hakim, Varia Peradilan No. 293 April 2010
12
Kebenaran ilmu adalah hasil usaha manusia berpikir dan menyelidiki tentang
pengetahuan dan keilmuan menghasilkan kebenaran nisbi, yang selalu dapat berubah dan
berkembang. Begitu pula dengan kebenaran hukum yang bersumber dari ilmu sejauh mana
hukum tersebut tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, peraturan perundangundangan serta dibutuhkan dan Apabila hukum tersebut bertentangan, maka menjadi tidak
berlaku lagi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bagir Manan., Hukum, Hakim, dan Masyarakat., Varia Peradilan tahun XXIV No. 280 :
IKAHI, 2009
Hadari Nawawi, Power Point (Hand Out); Filsafat Ilmu (144 slide), Pontianak, 2010
Hadi Suyoto, Komitmen Hukum dan Kritik Legalisme bagi Hakim, Varia Peradilan No. 293
IKAHI, 2010
Rachmawati, Bahan Matrikulasi Hukum Perdata, Untan , 2010
Saptomo, Priyo., Power Point (Hand Out), Pengantar Ilmu Hukum , Pontianak : Untan, 2010
Surajiyo, filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, Jakarta : Bumi Aksara, 2008
Turiman, Memahami Hukum Progresif Prof Satjipto Rahardjo Dalam Paradigma "Thawaf",
Disertasi UNDIP : Semarang, 2010
Tutik, Titik triwulan., Hukum Perdata dalam sistem Hukum Nasional, Jakarta : Kencana ,
2008.
Widjaya, Gunawan., Seri hukum Bisnis memahami Prinsip Keterbukaan (Aanvullend recht)
dalam Hukum Perdata, Jakarta : Raja Grafindo, 2006.
Download