PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI MagisterMAGISTER AKUNTANI MODUL PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI DAN HUKUM BISNIS PokokBahasan (KRITERIA INVESTASI) Fakultas Ekonomi Bisnis dan Program Studi TatapMuka MAGISTER 06 AKUNTANSI Kode MK DisusunOleh Dr. Achmad Jamil 1. PENGERTIAN INVESTASI Dalam wikipedia bahasa Indonesia, pengertian investasi berdasarkan teori ekonomi disebutkan bahwa investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi).. Investasi dilihat dari jenis aktivanya, dibedakan ke dalam investasi pada aktiva riil dan investasi pada aktiva non-riil (aktiva finansial). Investasi pada aktiva riil misalnya investasi dalam tanah, gedung, mesin dan peralatan-peralatan. Investasi pada aktiva non-riil misalnya investasi ke dalam surat-surat berharga. Pembahasan ini akan difokuskan pada investasi aktiva riil dan berjangka panjang. Investasi dilihat dari jangka waktunya, dibedakan menjadi 3 macam yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik karena mempunyai konsekuensi berjangka panjang pula. Keputusan investasi sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan, karena keputusan investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi yang akan dilakukan, pengembalian investasi dan risiko investasi yang mungkin timbul.Pengaturaninvestasi modal yang efektifperlumemperhatikanbeberapafaktorberikutini (Husnan, 1985:195) : 1. Adanyausul-usulinvestasi 2. Penaksiranalirankasdariusul-usulinvestasitersebut 3. Evaluasialirankastersebut 4. Memilihproyek-proyeksesuaidenganukurantertentu, dan 5. Penilaianterusmenerusterhadapproyekinvestasisetelahproyektersebut diterima. Perencanaan terhadap keputusan investasi jugasangat penting karena beberapa alasan sebagai berikut: a. Dana yang dikeluarkan untuk keperluan investasi, relatif sangat besar dan tidak dapat diperoleh kembali dalam jangka pendek. b. Dana yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka panjang, sehingga untuk bisa memperoleh kembali dana yang telah diinvestasikan memerlukan jangka waktu yang lama. c. Keputusan investasi menyangkut harapan terhadap hasil keuntungan di masa yang akan datang. Keputusan investasi ini diharapkan memperoleh penerimaan yang dihasilkan dari investasi tersebut yang dapat menutup biaya-biaya yang dikeluarkannya. d. Keputusan investasi berjangka panjang, sehingga kesalahan dalam pengambilan keputusan akan mempunyai akibat yang panjang dan berat serta tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian yang besar. 2016 2 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. METODE PENILAIAN INVESTASI Untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi yang dilakukan dan menguntungkan secara ekonomis, dipergunakan beberapa metode, yaituROI, Periode Pembayaran Kembali (Payback Period), Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value), Indeks Probabilitas (Probability Index), BenefitCost Ratio,Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return. 2.1. Return OnInvesment (ROI) Return On Investment (ROI) merupakansalahsatubentukRasioRentabilitas. Dalam analisa keuangan ROI mempunyai arti yang sangat penting sebagai satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Rasio ini digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari seluruh operasi perusahaan. Rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut. Besarnya Return On Investment dapat dihitung dengan rumus : Laba setelah Pajak Return On Investment (ROI ) = Total Aset KegunaanReturn On Investment (ROI): 1. Untuk mengukur efisiensi penggunaan modal kerja yang bekerja, efisiensi produk dan efisiensi bagian penjualan. 2. Untuk menganalisa dan mengukur tingkat efisiensi kegiatan per divisi dalam mengelola biaya dan modalnya. KelemahanReturn On Investment (ROI): 1. Siklus nilai uang yang sering di fluktuasi, sehingga mempengaruhi nilai assets dan profit margin. 2. Penekanan terhadap ROI yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan manajemen menitikberatkan pada pencapaian keuntungan yang bersifat jangka pendek dan mengabaikan pentingnya investasi dalam penelitian dan pengembangan. 2.2. Metode Payback Period (PBP) Payback Period merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran suatu investasi dengan menggunakan aliran kas masuk neto (proceeds) yang diperoleh atau yang diterima. Payback Period untuk mengukur lamanya dana investasi yang ditanamkan 2016 3 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kembali seperti semula. Untuk mengetahui kelayakan suatu investasi dengan metode ini yaitu membandingkan masa payback period dengan target lamanya kembalian investasi. Jika payback period lebih kecil (<) dibanding dengan target kembalinya investasi berarti investasi layak dilakukan, sedangkan jika lebih besar (>) berarti investasi tidak layak. Metode ini juga cukup sederhana seperti metode ARR. Formula untuk mencari Payback Period adalah sebagai berikut: Capital Outlays x 1 tahun Proceeds PBP = PBP = atau Investasi x 1 tahun Cash flow Contoh: Investasi proyek B membutuhkan dana sebesar Rp. 120.000.000. Aliran kas masuk atau Proceeds (laba neto + penyusutan) diperkirakan Rp. 40.000.000 per tahun selama 6 tahun, maka besarnya Payback Period-nya adalah: PBP = 120.000.000 x 1 tahun = 3 tahun 40.000.000 Apabila proceeds atau cashflow setiap tahun tidak sama, maka harus dicari dari tahun ke tahun: Tahun 1. 2. 3. Rp. 50.000.000 Rp. 50.000.000 Rp. 40.000.000 Tahun 4. 5. 6. Rp. 30.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 20.000.000 Maka Payback Period-nya dapat dihitung sebagai berikut: Outlays (investasi) Proceeds th ke-1 Proceeds th ke-2 PBP = 2 tahun + *) Rp. 120.000.000 Rp. 50.000.000 Rp. 70.000.000 Rp. 50.000.000 Rp. 20.000.000 20.000.000 *) x 1 tahun = 2 tahun 6 bulan 40.000.000 Pada tahun ketiga sisa investasi yang belum kembali sebesar Rp. 20.000.000. Padahal pada tahun ketiga proyek B diperkirakan memperoleh aliran kas masuk bersih Rp. 40.000.000 (1 tahun). Oleh karena itu untuk mengembalikan dana investasi sebesar Rp. 20.000.000 memerlukan waktu selama: (20.000.000/40.000.000) x 12 bulan = 6 bulan. Sehingga Payback Period-nya selama 2 tahun 6 bulan. Jika Payback Period ini lebih pendek atau lebih singkat dibanding jangka waktu kredit (apabila dananya berasal dari pinjaman) yang disyaratkan oleh investor atau pihak bank, maka investasi proyek B layak dilaksanakan atau diterima. 2016 4 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Seperti halnya metode Accounting Rate of Return, beberapa kelemahan yang terdapat pada metode Payback Periodadalah: 1. Mengabaikan nilai waktu dari uang (time value of money), 2. Mengabaikan proceeds setelah PBP dicapai, 3. Mengabaikan nilai sisa. Untuk mengatasi kelemahan metode payback period di mana metode ini mengabaikan nilai waktu dari uang, maka beberapa perusahaan melakukan modifikasi dengan pendekatan discounted payback period (DPP). Metode ini seperti metode payback period biasa, tetapi dalam perhitungannya menggunakan aliran kas yang didiskontokan dengan discount rate tertentu. 2.3. Metode Net Present Value (NPV) Metode penilaian investasi ARR dan PBP memiliki kelemahan yang hampir sama, antara lain tidak memperhatikan nilai waktu dari uang, pada hal uang memiliki nilai yang berbeda apabila waktu memperolehnya berbeda. Cash flow yang digunakan untuk menutup investasi tsb, diterima di masa yang akan datang, sedangkan dana untuk investasi dikeluarkan pada saat sekarang. Oleh karena itu perlu metode yang memperhatikan konsep time value of money. Salah satu metode untuk menilai investasi yang memperhatikan time value of money adalah net present value. NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari Cash flow dengan nilai sekarang dari investasi. Untuk menghitung NPV, pertama menghitung present value (PV) dari penerimaan atau cash flow dengan tingkat discount rate tertentu, kemudian dibandingkan dengan present value (PV) dari investasi. Jika selisih antara PV dari cash flow lebih besar (>) PV dari investasi atau terdapat NPV positif berarti investasi layak dilaksanakan, sebaliknya jika PV dari cash flow lebih kecil (<) PV dari investasi atau terdapat NPV negatif berarti investasi tidak layak dilaksanakan. Hal ini karena adanya faktor diskonto yang berupa bunga dan biaya modal lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut, maka metode NPVakan mengakomodasikan tentang nilai waktu uang dalam suatu investasi. Metode NPV merupakan metode untuk mencari selisih nilai sekarang dari aliran kas neto (proceeds) dengan nilai sekarang dari investasi (outlays). n NPV = -I0 + At (1 r) t 0 Keterangan : I0 t = Nilai investasi atau Outlays A t = Alirankasnetopadaperiode t 2016 5 r = Discount rate t = Jangka waktu proyek investasi (umur proyek investasi) Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Contoh: Dari proyek B diatas kita dapat menghitung besarnya Net Present Value (NPV) bila diketahui discount rate-nya = 10% , yaitu : 1. Apabila aliran kas masuk bersih (proceeds) tiap tahun besarnya sama, yaitu Rp. 40.000.000 NPV = -120.000.000 + 40.000.000 40.000.000 40.000.000 + + + 1 2 (I 0,10) (I 0,10) (I 0,10) 3 40.000.000 40.000.000 40.000.000 + + 4 (I 0,10) (I 0,10) 5 (I 0,10) 6 NPV = - 120.000.000 + 40.000.000 (4,355)*) NPV = - 120.000.000 + 174.200.000 = Rp. 54.200.000 *) Gunakan tabel nilai sekarang dari suatu annuity dari satu rupiah. 2. Apabila aliran kas masuk bersih (proceeds) tiap tahun besarnya tidak sama, (lihat data proyek B diatas). NPV = -120.000.000 + 50.000.000 50.000.000 40.000.000 + + + (I 0,10)1 (I 0,10) 2 (I 0,10) 3 30.000.000 20.000.000 20.000.000 + + (I 0,10) 4 (I 0,10) 5 (I 0,10) 6 NPV = -120.000.000 + 160.980.000 = Rp. 40.980.000 Tabel .2. Net Present Value yang DihitungMenggunakanTabel Tahun 1 2 3 4 5 6 D.R(10%) 0,909 0,826 0,751 0,683 0,621 0,564 Total PV dari Proceeds Investasiatau Outlays NPV Proceeds 50.000.000 50.000.000 40.000.000 30.000.000 20.000.000 20.000.000 PV dari Proceeds 45.450.000 41.300.000 30.040.000 20.490.000 12.420.000 11.280.000 160.980.000 120.000.000 40.980.000 Pengambilan keputusan apakah suatu usulan proyek investasi diterima atau ditolak jika menggunakan metode Net Presnt Value (NPV) kita bandingkan nilai NPV tersebut dengan nilai nol. Apabila NPV > 0 atau positif, maka rencana investasi layak dilaksanakan atau diterima, sebaliknya apabila NPV < 0 atau negatif, maka rencana investasi tidak layak diterima atau ditolak. 2016 6 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2.4. Metode Profitability Index (PI) Metode Profitability Index atau Benefit Cost Ratio merupakan metode yang memiliki hasil keputusan sama dengan metode NPV, berarti apabila suatu investasi diterima dengan mengguna-kan metode NPV maka akan diterima pula jika dihitung menggunakan metode Profitability Index . Metode PI menghitung perbandingan antara PV dari penerimaan atau cash flow atau proceeds dengan PV dari investasi. Jika PI lebih besar (>) dari 1, maka investasi layak untuk dilaksanakan. Metode PI lebih sering untuk menyusun urutan (rangking) beberapa alternatif investasi, yang tentu saja di pilih pertama yang PI -nya paling besar. Formula metode PI adalah: PI = Total PV of Proceeds Total PV dari Proceeds atau PI = Investasi Initial Outlays PI = PV of Cashflow Investasi Pengambilan keputusan apakah suatu usulan proyek investasi akan diterima (layak) atau ditolak (tidak layak) kita bandingkan dengan angka 1. Apabila PI > 1, maka rencana investasi layak diterima, sedangkan apabila PI < 1 maka rencana investasi tidak layak diterima atau ditolak. Untuk jelasnya cara menghitung besarnya profitability index (PI)dari contoh diatas investasi B sebesar Rp. 120.000.000, sebagai berikut: 1. Untuk aliran kas masuk bersih (Proceeds) tiap tahun yang besarnya sama, yaitu Rp. 40.000.000, maka PV cash flow = Rp. 40.000.000 ( 4,355 ) = 174.200.000 PI = 174.200.000 = 1,452 > 1 maka proyek investasi layak dilaksanakan atau diterima 120.000.000 2. Untuk contoh aliran kas masuk bersih (Proceeds) tiap tahun yang besarnya tidak sama, (lihat data proyek B di atas), maka: PI = 160.980.000 = 1,342 > 1 maka proyek investasi layak dilaksanakan atau diterima 120.000.000 2.5.Benefit - Cost Ratio Untukmengkajikelayakanproyekseringdigunakan pula kriteria yang disebut Benefit Cost ratio-BCR, Penggunaannyaamatdikenaldalammengevaluasiproyek- proyekuntukkepentinganumumdanbukankepentingan financial perusahaan.Meskipundemikian, bukanberartiperusahaanswastamengabaikankriteriaini.Adapunrumus digunakanadalahsebagaiberikut : Nilaisekarang benefit (PV) B BCR = Nilaisekarangbiaya(PV) C 2016 7 = Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id yang Biaya C padarumusdiatasdapatdianggapsebagaibiayapertama (cf) sehinggarumusnyamenjadi: BCR = (PV) B Cf Dimana, BCR = Perbandinganmanfaatterhadapbiaya (benefit-cost ratio) (PV) B =Nilaisekarang benefit (PV) C =Nilaisekarangbiaya Padaproyek-proyek sector swasta, benefit umumnyaberupapandapatan minus. Biayadiluarbiayapertama (misalnya, untukoperasidanproduksi), sehinggamenjadi: BCR = R - ( C ) op Cf Dimana, R = Nilaisekarangpendapatan ( C )op =Nilaisekarangbiaya (diluarbiayapertama) Cf=Biayapertama Indikasikriteria BCR akanmemberikanpetunjuksebagaiberikut : BCR > 1 Usulanproyekditerima BCR < 1 Usulanproyekditolak BCR = 1 Netral 3.5. Metode Internal Rate of Return (IRR) Metode IRR merupakan metode penilaian investasi untuk mencari tingkat bunga yang dapat menyamakan antaranilai sekarang dari aliran kas neto (Present Value of Proceeds) dengan nilaisekarang dari investasi (Initial Outlays). Jika pada metode NPV mencari nilai sekarang bersih dengan tingkat bunga tertentu. IRR adalah tingkatbunga yang dapat menyamakan PV of cash flow 2016 8 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dengan PV of investment. Pada saat IRR tercapai, maka besarnya NPV sama dengan nol, oleh karena itu, untuk menghitung IRR diperlukan data NPV dari kutub (daerah) positif dan kutub negatif kemudian dilakukan interpolasi (pencarian nilai selisih) sehingga diperoleh NPV sama dengan nol. Penggunaan metode IRR ini memiliki konsep yang identik atau sama dengan penentuan besarnya bunga yang dihasilkan obligasi hingga jatuh temponya (yield to maturity). Pengambilan keputusan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi dengan menggunakan metode IRR ini akan selaras dengan metode NPV, walaupun kadang-kadang terjadi pertentangan antara keputusan investasi menggunakan metode NPV dan IRR ini. Penilaian investasi menggunakan metode IRR ini lebih sulit dibanding metode NPV karena menggunakan cara coba-coba (trial and error) ketika akan menentukan besarnya discount rate investasi. Kesulitan ini dapat diatasi jika dalam perhitungannya digunakan kalkulator atau komputer. Jika menggunakan IRR, maka investasi akan diterima apabila besarnya IRR lebih besar daripada tingkat bunga yang digunakan sebagai biaya modal, dan sebaliknya ditolak apabila IRR lebih kecil daripada biaya modal yang digunakan. Untuk lebih jelasnya lihat contoh dibawah ini untuk menghitung besarnya IRR: Tabel 3.Perhitungan NPV dengan Tingkat Bunga 20% dan 30% Tahun 1 2 3 4 5 Proceeds DR (20%) 50.000.000 0,833 0,694 50.000.000 0,579 0,482 40.000.000 0,402 0,335 30.000.000 20.000.000 20.000.000 PV dari Proceeds Investasi (Outlays) NPV PV 41.650.000 34.700.000 23.160.000 14.460.000 8.040.000 6.700.000 128.710.000 120.000.000 8.710.000 DR (30%) 0,770 0,592 0,455 0,350 0,269 0,207 PV 38.500.000 29.600.000 18.200.000 10.500.000 5.380.000 4.140.000 106.320.000 120.000.000 -13.680.000 Pada tingkat bunga 20% diperoleh NPV positif dan pada tingkat bunga 30% diperoleh NPV negatif. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat bunga maka NPV semakin kecil dan sebaliknya. Untuk menghitung besarnya IRR, kita lakukan proses interpolasi (analisis selisih), yaitu: Tingkat Bunga 30% 20% Selisih 10% IRR = 20% + PV of Proceeds Rp. 106.320.000 Rp. 128.710.000 Rp. 22.390.000 PV of Outlays Rp. 120.000.000 Rp. 120.000.000 8.710.000 x 10% = 20% + 3,89% = 23,89% 22.390.000 atau 2016 9 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id NPV Rp. 13.680.000 Rp. 8.710.000 Rp. 22.390.000 IRR = 30% + (-13.680.000) x 10% = 30% - 6,11% = 23,89% 22.390.000 Internal Rate of Return dapat juga dihitung dengan mudah tanpa menggunakan cara interpolasi, yaitu dengan rumus: IRR = rk + NPV rk x (rb – rk) TPV rk TPV rb Keterangan: IRR = Internal Rate of Return rk = tingkat bunga yang kecil (rendah) rb = tingkat bunga yang besar (tinggi) NPV rk = Net Value Value pada tingkat bunga yang kecil PV rk = Present Value of Proceeds pada tingkat bunga yang kecil PV rb = Present Value of Proceeds pada tingkat bunga yang besar Dari contoh di atas, dapat dihitung IRR-nya sebagai berikut: IRR = 20% + 8.710.000 (30% - 20%) = 20% + 3,89% = 23,89% 128.710.000 - 106.320.000 atau IRR = rb + NPV rb (rb – rk) PV rk - PV rb IRR = 30% + - 13.680.000 (30% - 20%) = 30% - 6,11% = 23,89% 128.710.000 - 106.320.000 Setelah nilai IRR ditemukan, untuk menilai apakah proyek investasi layak dilaksanakan atau tidak layak, maka nilai IRR dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan atau diharapkan. Jika IRR lebih besar dibanding keuntungan yang diharapkan berarti investasi layak dilaksanakan, sebaliknya jika IRR lebih kecil dibanding keuntungan yang diharapkan berarti investasi tidak layak. 2016 10 Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Dr. Achmad Jamil Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id