Perusahaan Periklanan - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Integrated Marketing Communication (IMC) 1
Pokok Bahasan:
PERUSAHAAN PERIKLANAN
Fakultas
Program Studi
KOMUNIKASI
MARCOMM
Tatap Muka
13
Kode MK
Disusun Oleh
MK10230 MORISSAN, M.A
Abstrak
Kompetensi
Bisnis periklanan dan promosi terus
berubah karena para pemasar terus
mencari cara yang lebih baik untuk
berkomunikasi dengan konsumennya.
Mereka yang terlibat dalam proses
pemasaran
sangat
penting
untuk
memahami seluk beluk industri periklanan
dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa
diharapkan
 Dapat memahami dan mampu menjelaskan
tentang struktur perusahaan dan industri
periklanan di Indonesia.
 Dapat memahami dan mampu menjelaskan
pihak-pihak yang terlibat dalam industry
periklanan..
Perusahaan Periklanan
M
ereka yang terlibat dalam proses pemasaran sangat penting untuk memahami seluk
beluk industri periklanan dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Bisnis periklanan
dan promosi terus berubah karena para pemasar terus mencari cara yang lebih baik untuk
berkomunikasi dengan konsumennya. Perubahan ini berpengaruh pada cara, bagaimana
pemasar mengelola komunikasi pemasaran dan juga hubungan mereka dengan perusahaan
iklan serta perusahaan komunikasi pemasaran lainnya yang sering disebut dengan
‘organisasi
komunikai
pemasaran
khusus’
atau
SMCO
(specialized
marketing
communication organization), seperti perusahaan atau konsultan humas, pemasaran
langsung, promosi penjualan dan perusahaan komunikasi interaktif (Internet).
Pada umumnya perusahaan mempercayakan pengelolaan iklannya, mulai dari
perencanaan hingga pelaksanaan, kepada suatu perusahaan iklan eksternal. Dewasa ini
perusahaan iklan ternyata tidak hanya mengurusi iklan media massa. Banyak perusahaan
iklan besar juga menyediakan jasa komunikasi pemasaran terpadu termasuk hubungan
masyarakat (humas), promosi penjualan serta pemasaran langsung. Kita akan memberikan
perhatian khusus pada peran perusahaan iklan dan hubungan antara klien dengan
perusahaan iklan. Para pihak yang terlibat dalam proses komunikasi pemasaran terpadu
adalah pemasang iklan atau klien, perusahaan iklan, organisasi media, perusahaan
komunikasi pemasaran khusus serta jasa kolateral.
PESERTA IMC
Para peserta yang terlibat dalam proses komunikasi pemasaran terpadu (IMC) dapat dibagi
ke dalam lima organisasi utama yaitu: (1) pemasang iklan atau klien; (2) perusahaan/biro
iklan; (3) perusahaan media massa; (4) organisasi komunikai pemasaran khusus atau
SMCO dan; (5) jasa kolateral (collateral services). Masing-masing organisasi memiliki peran
khusus dalam proses periklanan dan promosi.
Pemasang iklan atau klien adalah pihak paling penting dalam proses periklanan dan
promosi. Pemasang iklan adalah pemilik produk (barang dan/atau jasa) yang akan
dipasarkan dan juga penyedia dana yang akan digunakan untuk iklan dan promosi.
Pemasang iklan juga bertanggungjawab untuk merencanakan program pemasaran dan
membuat keputusan mengenai program periklanan dan promosi yang akan dilakukan. Klien
dapat saja melakukan sendiri seluruh kegiatan tersebut melalui departemen periklanan
internal yang sudah ada atau membentuk suatu unit atau departemen iklan internal (inhouse agency).
‘13
2
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Namun demikian, banyak perusahaan yang lebih suka menggunakan jasa perusahaan
iklan eksternal, yaitu perusahaan luar yang khusus bekerja untuk menciptakan,
memproduksi dan/atau menempatkan pesan komunikasi pemasaran. Perusahaan iklan
terkadang juga memberikan jasa-jasa lain dalam membantu kegiatan pemasaran dan
promosi perusahaan klien.
Perlu terlebih dulu diperjelas istilah ‘perusahaan iklan’ (advertising company) dan
‘biro/agen iklan’ (advertising bureau/agency). Istilah advertising company dan advertising
bureau/agency, pada dasarnya memiliki pengertian yang sama. Perbedaannya hanya
terletak pada skala kegiatan atau organisasinya. Penggunaan kata perusahaan iklan
menunjukkan atau menekankan suatu perusahaan yang sama sekali terpisah dari
perusahaan klien, sementara biro atau agen iklan dapat menjadi salah satu bagian internal
perusahaan klien. Di Indonesia istilah perusahaan iklan merupakan istilah resmi karena
istilah ‘biro iklan’ seringkali dipahami orang awam sebagai pembuat kartu nama, spanduk,
stempel atau logo yang sering beroperasi di pinggir jalan.
Banyak perusahaan besar yang menggunakan lebih dari satu perusahaan iklan,
khususnya jika klien memiliki banyak merek produk. Dewasa ini, semakin banyak
perusahaan iklan yang berfungsi sebagai rekan bagi klien mereka dan menerima
tanggungjawab
semakin
besar
untuk
merencanakan
dan
melaksanakan
program
pemasaran dan promosi.
Organisasi atau perusahaan media adalah peserta penting lain dalam proses periklanan
dan promosi. Fungsi utama sebagaian besar organisasi media adalah menyediakan
informasi atau hiburan kepada audien mereka, namun dalam perspektif perencanaan
promosi, tujuan digunakannya suatu media adalah to provide an environment for the firm’s
marketing communications message1 (menyediakan suatu ‘lingkungan’ bagi pesan
komunikasi pemasaran perusahaan). Perusahaan media harus menyediakan materi berita
(editorial) atau program yang dapat menarik konsumen sehingga pemasang iklan dan biro
iklannya juga tertarik untuk membeli waktu atau ruang (space) iklan yang disediakan
perusahaan media. Dengan demikian tujuan utama media adalah to sell itself as a way for
companies to reach their target markets with their messages effectively.2 (menjual dirinya
sebagai jalan bagi perusahaan untuk mencapai pasar sasaran dengan pesan mereka
secara efektif).
Kelompok organisasi berikutnya yang menjadi peserta dalam proses promosi adalah
perusahaan spesialis di bidang komunikasi pemasaran yang menyediakan jasa khusus
menurut keahlian masing-masing yang antara lain terdiri atas: perusahaan pemasaran
George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communications Perspectives,
Fifth Edition, Irwin/Graw Hill, New York 2001. Hal 69
2 Ibid
1
‘13
3
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
langsung yang memiliki keahlian merencanakan dan melaksanakan program pemasaran
langsung (direct marketing); perusahaan promosi penjualan (sales promotion) yang memiliki
spesialisasi dalam merencanakan dan melaksanakan program promosi seperti: undian
berhadiah, kompetisi atau kontes, pemberian sampel produk, penawaran produk premium
dan sebagainya; perusahaan promosi interaktif yang bertugas merencanakan dan
mengembangkan website perusahaan di Internet dan membantu pemasar melakukan
promosi interaktif dengan konsumen melalui Internet.
Peserta terakhir dalam proses promosi adalah jasa kolateral (collateral services) yang
merupakan fungsi pendukung yang digunakan oleh pemasang iklan, perusahaan iklan,
organisasi media dan perusahaan spesialis komunikasi pemasaran. Jasa kolateral terdiri
dari para individu atau perusahaan yang melaksanakan fungsi khusus yang digunakan keempat peserta lainnya dalam merencanakan dan melaksanakan periklanan dan fungsi
promosi lainnya. Kita akan membahas peran dari masing-masing peserta secara lebih detil.
(Khusus untuk organisasi media yang mencakup media penyiaran, media cetak dan
Internet, pembahasannya diberikan pada bab tersendiri).
DEPARTEMEN IKLAN & PROMOSI
Pada prakteknya setiap organisasi bisnis menggunakan berbagai bentuk komunikasi
pemasaran. Namun demikian, cara perusahaan mengorganisir komunikasi pemasarannya
bergantung pada sejumlah faktor antara lain: besar dan kecilnya perusahaan, jumlah produk
yang dipasarkan, besar-kecilnya peran iklan dan promosi dalam bauran pemasaran
perusahaan, anggaran iklan dan promosi serta struktur organisasi departemen pemasaran.
Proses pengambilan keputusan promosi pada suatu perusahaan biasanya melibatkan
banyak orang. Staf pemasaran memiliki hubungan paling langsung dengan periklanan dan
sering kali terlibat dalam berbagai aspek dalam proses pengambilan keputusan, misalnya
memberikan masukan bagi rencana promosi yang akan dilakukan, memilih perusahaan iklan
dan melakukan evaluasi terhadap program promosi yang diusulkan. Manajemen puncak (top
management) biasanya juga tertarik pada bagaimana iklan dan promosi yang direncanakan
dapat menggambarkan keadaan perusahaan sehingga mereka juga terlibat dalam
pengambilan keputusan periklanan dan promosi.
Walaupun banyak pihak yang terlibat memberikan masukan dalam proses periklanan
dan promosi, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan, namun harus ada orang yang
bertanggungjawab langsung dalam pengelolaan program promosi dan periklanan ini.
Perusahaan memiliki cara yang berbeda dalam meletakkan posisi departemen periklanan.
Banyak perusahaan yang memiliki departemen periklanan yang dipimpin seorang manajer
periklanan atau manajer komunikasi yang berada dibawah pengawasan langsung direktur
pemasaran; cara pertama ini sering disebut dengan sistem terpusat (centralized system).
‘13
4
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Cara kedua adalah menggunakan sistem manajemen merek (brand management) yaitu
sistem pemasaran yang terdesentralisasi (decentralized system). Cara ini biasanya
diterapkan oleh perusahaan yang menghasilkan dan memasarkan banyak merek produk.
Opsi ketiga adalah membentuk suatu biro iklan terpisah yang berada di dalam perusahaan
dan dimiliki perusahaan atau sering disebut sebagai in-house agency. Kita akan membahas
masing-masing alternatif tersebut pada bagian berikut ini.
Sistem Terpusat
Pada kebanyakan perusahaan, kegiatan pemasarannya dibagi-bagi berdasarkan fungsinya
masing-masing; dalam hal ini bagian periklanan ditempatkan sejajar dengan fungsi
pemasaran lainnya seperti bagian penjualan, riset pemasaran, perencanaan produk dan
sebagainya. Manajer periklanan bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan promosi
kecuali
penjualan.
Pada
kebanyakan
sistem
terpusat
ini,
manajer
periklanan
bertanggungjawab mengawasi seluruh kegiatan promosi termasuk penentuan anggaran,
mengkoordinasikan staf kreatif dan staf produksi iklan, merencanakan penempatan iklan di
media (media schedules) dan mengawasi serta mengelola program promosi penjualan bagi
seluruh barang dan jasa perusahaan.
Tugas-tugas lain yang menjadi tanggungjawab manajer periklanan tergantung pada
ukuran perusahaan dan seberapa penting perusahaan memandang fungsi periklanan dalam
program promosi perusahaan. Tugas dan tanggungjawab manajer periklanan mencakup
hal-hal sebagai berikut:
1. Perencanaan dan anggaran. Departemen periklanan bertanggungjawab melaksanakan
rencana iklan dan promosi yang telah disetujui manajemen dan merekomendasikan
program promosi berdasarkan rencana pemasaran. Secara formal, rencana periklanan
dan promosi diajukan setiap tahun atau kapan saja dalam hal terjadi perubahan
signifikan terhadap suatu program iklan dan promosi atau adanya suatu pengembangan
promosi baru. Walaupun departemen periklanan bertanggungjawab merencanakan
suatu anggaran promosi namun keputusan akhir mengenai besarnya dana atau
anggaran biasanya dibuat oleh manajemen puncak.
2. Administrasi dan pelaksanaan. Manajer periklanan bertanggungjawab mengelola
departemen periklanan dan mengawasi segala kegiatan. Manajer periklanan juga
mengawasi pelaksanaan rencana yang dilakukan bawahannya dan/atau perusahaan
iklan luar. Hal ini memerlukan kerjasama dengan bagian lainnya pada perusahaan
seperti bagian produksi, media, promosi penjualan dan sebagainya. Departemen
periklanan akan terbebas dari sebagaian besar tanggungjawab pelaksanaan ini, jika
perusahaan menggunakan jasa perusahaan periklanan luar;
‘13
5
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
namun demikian
departemen periklanan masih harus mempelajari dan menyetuji rencana yang diusulkan
perusahaan periklanan.
3. Koordinasi depatemen lainnya. Manajer periklanan mengkoordinasikan kegiatan
departemen periklanan dengan departemen atau bagian lainnya pada perusahaan,
khususnya bagian yang terlibat dalam pemasaran. Misalnya, departemen periklanan
harus berkomunikasi dengan bagian riset pemasaran dan/atau penjualan untuk
memutuskan manfaat atau fitur produk yang penting bagi konsumen yang harus
ditekankan dalam komunikasi perusahaan. Bagian riset juga dapat memberikan profil
atau karakteristik pengguna produk dan mereka yang bukan pengguna yang akan
membantu departemen media perusahaan dalam menentukan pilihan media massa
yang akan digunakan. Departemen periklanan juga bertanggungjawab mempersiapkan
materi dan bahan yang dapat digunakan tenaga penjualan dalam menarik pelanggan
seperti instrumen promosi penjualan, bahan atau materi iklan atau pajangan (display) di
lokasi penjualan.
4. Koordinasi Perusahaan Iklan. Banyak perusahaan yang telah memiliki departemen
periklanan sendiri namun masih tetap menggunakan jasa perusahaan luar. Misalnya,
perusahaan dapat merencanakan sendiri program periklanannya namun menggunakan
jasa perusahaan lain untuk menempatkan iklan di media massa atau untuk
memproduksi
brosur
atau
display.
Departemen
periklanan
bertindak
sebagai
penghubung antara perusahan dan perusahaan penyedia jasa eksternal. Departemen
periklanan berperan dalam menentukan perusahaan penyedia jasa eksternal mana yang
dapat ditunjuk untuk digunakan jasanya. Jika keputusan untuk menggunakan jasa pihak
luar sudah dibuat maka manajer departemen periklanan harus bekerjasama dengan
manajer pemasaran lainnya untuk mengkoordinasikan usaha dan mengevaluasi hasil
kerja perusahaan luar itu.
SKEMA 12.1: Posisi departemen periklanan pada sistem terpusat
Presiden
Direktur
Produksi
Keuangan
Riset Pemasaran
‘13
6
Pemasaran
Periklanan
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Riset dan
Pengembangan
Penjualan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sumber daya
mansusia
Perencanaan
Produk
Sistem organisasi terpusat sering digunakan karena perusahaan tidak memiliki banyak
jenis dan merek produk untuk diiklankan atau dipromosikan. Banyak perusahaan lebih
menyukai memiliki departemen periklanan yang terpusat karena merencanakan dan
mengkoordinasikan program periklanan dari satu lokasi terpusat akan mempermudah
komunikasi dan mempermudah manajemen puncak untuk terlibat dalam pengambilan
keputusan. Sistem terpusat juga menghasilkan kegiatan operasional yang lebih efisein
karena tidak banyak orang yang terlibat dalam keputusan program, dan seiring dengan
semakin banyaknya pengalaman dalam pengambilan keputusan, maka prosesnya akan
semakin mudah dan cepat.
Namun sistem terpusat juga memiliki kelemahan. Pertama, departemen periklanan
terkadang mengalami kesulitan memahami strategi pemasaran bagi suatu merek tertentu.
Kedua, departemen periklanan cenderung lambat dalam memberikan respon terhadap
kebutuhan atau masalah yang bersifat spesifik atau khusus dari suatu produk atau merek.
Sistem terpusat cenderung menjadi tidak praktis lagi jika perusahaan kemudian berkembang
menjadi lebih besar; misalnya perusahaan mengembangkan produk baru, merek baru atau
bagian-bagian baru.
Sistem Desentralisasi
Perusahaan besar yang memiliki berbagai merek produk dan berbagai divisi pemasaran
akan mengalami kesulitan dalam mengelola kegiatan periklanan dan promosi jika
menggunakan sistem terpusat sebagaimana yang dikemukakan di atas. Perusahaan besar
seperti ini pada umumnya menerapkan sistem terdesentralisasi dalam menangani kegiatan
periklanan dan promosinya pada perusahaan seperti ini departemen produksi, riset dan
pengembangan, penjualan serta departemen pemasaran memiliki kedudukan yang terpisah.
Perusahaan yang menggunakan sistem terdesentralisasi ini pada umumnya memiliki
seorang manajer merek (brand manager) atau manajer produk (product manager) yang
bertanggungjawab atas satu merek yang dipasarkan perusahaan. Ia bertanggungjawab
penuh terhadap manajemen merek yang dipercayakan kepadanya, mulai dari perencanaan,
anggaran, penjualan serta kemampuan merek menghasilkan keuntungan. Seorang manajer
merek, yang juga dibantu oleh satu atau beberapa orang asisten, juga bertanggungkawab
terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program pemasaran.
Pada sistem desentralisasi ini, tanggungjawab periklanan dan promosi atas suatu merek
produk, diserahkan kepada manajer merek yang melakukan kerjasama erat dengan
perusahaan periklanan eksternal dan para tenaga ahli komunikasi pemasaran luar lainnya
‘13
7
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dalam merencanakan program promosi merek yang menjadi tanggungjawabnya. 3 Pada
perusahaan dengan berbagai macam merek produk maka setiap satu merek ditangani oleh
satu perusahaan iklan. Dalam hal ini, perusahaan bahkan dapat menghasilkan lebih dari
satu jenis produk dengan merek berbeda-beda yang saling bersaing, tidak saja dengan
merek luar namun juga diantara merek sendiri.
Perusahaan yang menggunakan sistem desentralisasi (lihat skema) memiliki bagian
periklanan yang berada dibawah departemen jasa pemasaran (marketing services) yang
memberikan dukungan kepada manajer merek. Peran departemen jasa pemasaran adalah
membantu manajer merek dalam merencanakan dan mengkoordinasikan program
komunikasi pemasaran terpadu. Pada beberapa perusahaan, departemen jasa pemasaran
ini juga mencakup kegiatan promosi penjualan. Manajer merek juga bekerjasama dengan
staf promosi penjualan dalam merencanakan anggaran, menetapkan strategi, serta
melaksanakan taktik dalam melaksanakan kegiatan promosi. Departemen jasa pemasaran
juga memberikan dukungan lain seperti merancang kemasan produk dan cinderamata.
Manajemen Kategori. Beberapa perusahaan memiliki lapisan manajemen tambahan di atas
manajer merek yang berfungsi untuk mengkoordinasikan upaya yang dilakukan seluruh
manajer merek yang menangani kelompok produk yang sejenis atau berhubungan (lihat
skema berikut). Sistem yang sering disebut dengan ‘sistem manajemen kategori’ (category
management system) ini, memiliki sejumlah posisi yang terdiri dari manajer kategori,
manajer merek dan juga manajer periklanan. Manajer kategori mengawasi pengelolaan
seluruh merek produk yang masuk dalam kategorinya dengan fokus utama menentukan
peran strategis dari masing-masing merek dalam upaya meningkatkan keuntungan dan
pangsa pasar.4
Manajer periklanan dapat meninjau ulang dan mengevaluasi program komunikasi
pemasaran dengan berkonsultasi dengan manajer merek. Perusahaan dengan berbagai
merek produk biasanya memiliki anggaran iklan besar dan manajer periklanan dapat
berkoordinasi dengan perusahaan iklan untuk mendapatkan potongan harga (discount) dari
pembelian iklan di berbagai media massa.
Keuntungan sistem desentralisasi adalah bahwa setiap merek mendapatkan perhatian
penuh karena tersedia sumber daya manusia yang secara khusus memperhatikan dan
bertanggungjawab terhadap merek bersangkutan. Mereka dapat menanggapi dengan cepat,
setiap peluang dan masalah yang muncul menyangkut merek yang dikelolanya. Sistem
manajer merek ini juga lebih fleksibel dan lebih mudah menyesuaikan diri terhadap berbagai
Thomas J .Cosse dan John E Swan, Strategic Marketing Planning by Product Managers –Room for Improvement, Journal
of Marketing, 1983 dalam Belch, Advertising and Promotion, hal 73.
3
Majalah Fortune, Behind the Tumult at P&G, March, 1994. Lihat juga, Category Management: New Tools Changing Life for
Manufacturers, Retailers, Marketing News, September, 1989.
4
‘13
8
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
aspek program promosi dan periklanan, misalnya dalam hal penentuan jadwal promosi
penjualan dan media serta aspek kreatif .
Namun sistem desentralisasi juga memiliki kelemahan. Manajer merek sering kali tidak
mendapat pelatihan yang memadai dan tidak memiliki pengalaman yang cukup. Mereka
sering merencanakan suatu strategi promosi tanpa pengertian yang baik mengenai elemen
bauran promosi dan bagaimana menggunakan elemen-elemen promosi itu secara tepat.
Manajer merek cenderung terlalu fokus pada rencana jangka pendek dan lebih sibuk pada
pekerjaan administratif, serta cenderung mengabaikan perencanaan dan pengembangan
program jangka panjang.
Masalah lainnya adalah para manajer merek cenderung untuk saling bersaing satu sama
lainnya dalam upaya untuk mendapatkan perhatian lebih besar dari manajemen perusahaan
atau berupaya mendapatkan anggaran yang lebih besar. Hal ini dapat mengarah pada
persaingan tidak sehat serta menimbulkan kemungkinan kesalahan dalam penempatan
anggaran. Pada akhirnya, sistem manajemen merek ini sering dikritik karena tidak
memberikan kewenangan
Skema 12.2
Sistem Manajemen Merek Terdesentralisasi
Presiden
Direktur
Produksi
Keuangan
Pemasaran
Manajemen
Penjualan
Riset dan
Pengembanga
n
Produk
Pemasaran
Manajer
Departemen
Riset
Merek
Merek
Iklan
Pemasaran
Merek
-Promosi penjualan
-Desain kemasan
-Merchandising
9
Jasa
Manajer
Manajer
‘13
Sumber daya
manusia
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
SKEMA 12.3 Sistem Manajemen kategori
Divisi
Manajer Umum
Kategori
Sabun-Deterjen
Manajer Umum
Kategori
Sabun Cuci piring
Sabun
Cuci Baju
Manajer
Manajer Umum
Produk Sabun Khusus
Periklanan
Asisten
Manajer Periklanan
Manajer
Merek
Asisten
Manajer Merek
kepada manajer merek untuk dapat melaksanakan dan mengawasi rencana mereka
sendiri5. Beberapa perusahaan berusaha mengatasi masalah ini dengan cara memperluas
peran dan tanggungjawab manajer iklan dan promosi penjualan beserta para tenaga ahli
yang membantu mereka. Dalam hal ini, mereka mengajak manajer merek untuk
berkonsultasi. Selain itu, proses pengambilan keputusan dalam hal periklanan atau promosi
penjualan juga melibatkan manajer merek bersama-sama dengan manajer iklan, manajer
promosi penjualan dan direktur pemasaran.
5
M Victor P Buell, Organizing for Marketing/Advertising Success, Association of National Advertiser, New York, 1982 dalam Belch hal 76.
‘13
10
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion: An Integrated Marketing
Communications Perspectives, Fifth Edition, Irwin/Graw Hill, New York 2001. Hal 69
M Victor P Buell, Organizing for Marketing/Advertising Success, Association of National
Advertiser, New York, 1982 dalam Belch hal 76.
Majalah Fortune, Behind the Tumult at P&G, March, 1994. Lihat juga, Category
Management: New Tools Changing Life for Manufacturers, Retailers, Marketing News,
September, 1989.
Thomas J .Cosse dan John E Swan, Strategic Marketing Planning by Product Managers –
Room for Improvement, Journal of Marketing, 1983 dalam Belch, Advertising and
Promotion, hal 73.
‘13
11
Integrated Marketing Communication
Morissan, M.A.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download