Rantai Makanan - akl

advertisement
Bahan Bacaan Mahasiswa
EKOSISTEM
DEFENISI
A. G. TANSELY (1935)
Hubungan timbal balik antara komponen biotik dengan komponen
abiotik yang berbentuk sistem ekologis
N. V. SUKACHEV (1944)
Himpunan BIOGEOCOENOCIS
E . P. ODUM (1971)
Sistem yang terbentuk oleh interaksi antara komunitas biota dengan
lingkungannya.
WUJUD EKOSISTEM
Menurut DEEVY (1951) :
Ekosistem dapat berwujud planit (seperti bumi), hutan tropika, tebat,
empang, laguna, laut.
* Secara operasional ekosistem merupakan unit pengkajian ekologi.
***Sebagai suatu sistem, ekosistem mempunyai struktur dan fungsi.
***Degradasi
ekosistem
menyangkut
degradasi
struktural
dan
degradasi fungsionalnya.
KOMPENEN BIOTIK
EKOSISTEM
KOMPENEN ABIOTIK
Kompenen biotik ekosistem berdasarkan Throphic levelnya tersusun oleh :
Prosedur
Konsumer Primer
Konsumer Sekunder
1
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
Konsumer Tersier
Dekomposer
Antara komponen biotik dengan kompenen abiotik terjadi interaksi, antara
subkomponen -subkomponen biotik terjelma hubungan interdependensi.
Hubungan interaksi dan interdependensi itu dapat dipahami melalui analisis
hubungan fungsionalnya yang termanifestasikan pada:
(1) Food Chain
(2) Food Web
(3) Energy Flow
(4) Biogeochemical Cycles
FUNGSI EKOSISTEM
Mekanisme interaksi dan interdependensi termanifestasikan dalam sirkulasi
materi, aliran energi, tranformasi, dan akumulasinya dalam ekosistem.
SOLAR ENERGI
PRODUSER
KONSUMEN PRIMER
KONSUMEN SEKUNDER
KONSUMEN SEKUNDER
KONSUMEN TERSIER
DEKOMPOSER
Solar energy masuk ke ekosistem ditangkap oleh klorofil energi itu digunakan
untuk sintesis bahan organik. Bahan organik itu disimpan dalam tubuh
prosedur sebagai energi kita.
2
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
Konsumer primer makan prosedur, berarti mentransfer energi kimia yang
tersimpan dalam tubuh prosedur.
Konsumer sekunder makan konsumer primer, berarti mentransfer energi
kimia yang tersimpan dalam tubuh konsumer primer
Konsumer tersier makan konsumer sekunder, berarti mentransfer energi
kimia yang tersimpan dalam tubuh konsumer sekunder.
Dekomposer mendekonposisi jasad prosedur dan konsumer yang telah mati,
berarti mentransfer energi kimia yang tersisa dalam jasad organisme yang
telah mati.
*** Pada mekanisme itu solar energi di transfer menjadi energi kimia oleh
prosedur, energi kimia tubuh prosedur di transfer oleh konsumer primer.
Sel selanjutnya melalui Food Chain energi itu ditransfer dari tingkatan
Trophic yang lebih tinggi ke tingkatan Trophic yang lebih rendah.
Pada setiap transfer energi selalu terjadi entrophy.
Kalau hirarki tingkatan Trophicnya di plot dalam bagan tergambar sebagai
piramida ekologis.
DEKOMPOSER
KONSUMER II
KONSUMER I
PRODUSER
Food chain hanya merepresentasikan satu jalur urutan mata rantai makan
dimakan, sedangkan dalam alam jumlah rantai makanan bukan hanya
satu jalur.
Bila rantai makanan itu diplot dari satu jenis produser maka akan
tergambar jaring-jaring rantai makanannya dalam ekologi di sebut WEB OF
LIFE
3
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
Materi seperti Air, Karbodioksida, Oksigen, Nitrogen, Posfor, dan Mineral
dalam ekosistem beredar secara siklus-siklusnya disebut Biogeochemical
Cycles
Ada tiga golongan,yaitu
Siklus gidroorologis
Siklus atsmorerik
Siklus sedimen
*
* * Food Chain & Food Web
Aliran energi melalui berbagai tikatan trophik siklus biogeokimiawi
Merupakan mekanisme fungsional penting yang
menjamin keseimbangan dan stabilitas ekosistem
Jika mekanisme fungsional ekosistem mengalami disrupsi maka
ekosistem akan mengalami degradasi.
Neraca energi dalam komunitas biotik ekositem secara hipotetik dapat
digambarkan dengan model homestatik sebagai berikut
I : Input energi
A:
Energi assimilasi
R : Bagian dari A yang sebagian
energinya
Gambar
dibakar
untuk
respirasi.
P : Bagian dari A, energi yang
diubah
menjadi
bahan
organik yang lain, dikenal
sebagai energi primer. P ini
berguna
untuk
organisme
pada trofik berikutnya.
NU : Energi yang tidak digunakan
G
:
Bagian
dari
P
untuk
P
yang
pertumbuhan.
E : Bagian
dari
dikeluarkan.
4
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
Secara Hipotetik degradasi ekosistem dapat dimonitor dengan kriteria
Assesment sebagai berikut :
P
 1, maka ekosistem berada dalam kondisi Steady
* Bila rasio
R
State Equalibrium.
P
 1 , maka ekosistem berada dalam kondisi
* Bila rasio
R
Perkembangan.
P
 1 , maka ekosistem berada dalam kondisi
* Bila rasio
R
Ecological Stress.
Ecological Stress mempunyai dampak negatif baik pada tingkatan
organisme, populasi, dan Komunitas.
Pada tingkatan ekosistem Ecological Stress dapat menimbulkan :
* Disrupsi aliran energi
* Disrupsi siklus biogeokimiawi
* Simplivikasi ekosistem
MILLER (1975) dalam bukunya berjudul “Living Interdependensi The
Environment” mencatat adanya lima sebab utama degradasi ekosistem,
yaitu :
1. Disrupsi aliran energi dalam ekosistem
2. Disrupsi siklus oksigen, Nitrogen, dan Pospor
3. Simplifikasi ekosistem
4. Budidaya monokultur
5. Pembuangan limbah asal buang
5
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
TIPOLOGI EKOSISTEM
BENTUK EKOSISTEM
Dimuka bumi di jumpai beberapa bentuk ekosistem. Dengan komunitas
klimaks sebagai berikut :
1. Hutan penghujan tropika.
2. Sabana tropika
3. Vegetasi skerofil
4. Padang rumput temperata
5. Padang pasir hangat
6. Padang pasir dingin
7. Hutan luruh temperata
8. Hutan penghujan temperata
9. Hutan konifer pegunungan
10. Hutan konifer boreal
11. Tundra alpin
12. Tundra arktik
Timbulnya berbagai bentuk ekosistem itu disebabkan oleh pengaruh
kombinasi faktor lingkungan, antara lain :
1. Faktor iklim (Climatic Factors)
2. Faktor batuan induk dan tanah (Edaphic Factor)
Perbedaan climatic factors dan edaphic factors menyebabkan lingkungan
geografis yang satu dengan lingkungan geografis yang lain mempunyai
himpunan limiting factors yang berlainan, sedangkan toleransi organisme
terhadap limiting factor tidak sama.
*** Tiap-tiap lingkungan geografis mempunyai formasi biota (Bioma) yang
berbeda formasi biota (bioma) mewujudkan Bentuk Ekosistem tertentu.
Penyebaran bioma mengikuti penyebaran iklim dan jenis tanah.
Contoh : Hutan penghujan tropika terdapat di lingkungan geografis yang
curah hujannya 50 - 500 inci per tahun. Kisaran suhu
lingkungannya 850 - 900 F (suhu maksimum) dan 650 - 800 F
(suhu minimum).
Jenis tanahnya Lateralitik
Lingkungan geografis yang mempunyai iklim dan jenis tanah seperti itu
adalah:
6
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa








Pesisir atlantik Amerika Tengah
DAS Amazona
Pesisir Brazilia
Pesisir Afrika Barat
Pesisir Kongo
India Barat
Malaysia, Indonesia
Australia Barat
Bentuk ekosistem itu mempunyai kerawanan yang berbeda bergantung
pada toleransi komunitas biotanya terhadap Ecological Stress.
TIPE-TIPE EKOSITEM DI INDONESIA
Di Indonesia dikenali adanya beberapa formasi biota, yaitu :
 Hutan hujan
 Hutan musim
 Sabana
 Padang rumput
Unit-unit ekosistem itu dapat diklasifikasikan lagi ke dalam tipe-tipe
ekosistem
Hutan hujan tanah kering mempunyai 13 tipe ekosistem
Hutan hujan tanah rawa mempunyai 5 tipe ekosistem
Hutan musim mempunyai 2 tipe ekosistem
Sabana mempunyai 2 tipe ekosistem
Padang rumput mempunyai 7 tipe ekosistem
Tipologi ekosistem seperti tersebut di atas disusun oleh Kuswata kartawinata
(1976) berdasarkan data vegetasi, Iklim, dan Jenis tanahnya.
Contoh :
Hutan rawa gambut mempunyai vegetasi Calophylum, Combreto
carpus, Gratoxilon, Tetramerista, Pholidocarpus, Tristania, Pandanus,
Agathis, Shorea.
Hutan rawa gambut terdapat pada daerah dengan ketinggian < 100 meter
diatas permukaan laut, dengan suhu rata-rata 260C, jenis tanahnya adalah
Organosol Aluvial.
Tipe-tipe ekosistem mempunyai kerawanan yang berbeda-beda bergantung
pada Biodiveritas, faktor klimatik, faktor edafiknya.
7
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
VAN STEENIS (1971) mensinyalir adanya kerawanan yang mengkhawatirkan
(rawan dampak) pada tipe ekosistem :
 Pantai pasir, hutan pantai ,dan hutan mangrove
 Hutan rawa air tawar
 Hutan rawa gambut
 Hutan kerangas
 Hutan dipterocarpaceae tanah rendah
 Hutan musim
 Hutan pegunungan
DASAR-DASAR EKOLOGI
RASIONALE
Pengetahuan lingkungan merupakan prerequisite
memahami permasalahan lingkungan hidup.
knowledge
untuk
Menurut undang-undang RI No. 4/1984 Lingkungan Hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Ilmu lingkungan adalah ilmu yang mempelajari kenyataan-kenyataan tentang
lingkungan hidup dan upaya pengelolaannya untuk menjaga kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Ilmu pengetahuan adalah ilmu terapan yang mendasarkan operasinya pada
konsep, prinsip, dan teori ekologi.
AMDAL berurusan dengan permasalahan lingkungan hidup. Oleh karena itu
ahli penyusun/penilai AMDAL perlu memahami dasar ekologi AMDAL.
REALM EKOLOGI
Pengkajian ekologi terfokuskan sistem populasi dan ekosistem. Konsepkonsep keilmuan yang perlu di pahami adalah :


Populasi
Komunitas
- Nisia ekologis
8
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
- Suksesi ekologis
Ekosistem

Prinsip-prinsip yang perlu dipahami adalah :


Arus energi dan mater dalam ekosistem
Rantai makanan (Food Chain)
- Jaring-jaring kehidupan (Web of Life)
- Piramida makanan
Siklus Biogeokimiawi
- Siklus Hidro Orologis
- Siklus Udara
- Siklus Sedimen

Teori yang perlu dipahami adalah :


Teori kesimbangan ekologi
Teori daya dukung lingkungan hidup
KONSEP-KONSEP ESENSIAL
POPULASI
Populasi adalah suatu kelompok kolektif individu-individu sejenis yang
menmpati area tertentu.
Contoh : Kelompok kolektif kerbau liar di sabana Bekol Taman Nasional
Baluran.
Kelompok kolektif banteng di sabana sadengan Alas Purwo
Populasi sebagai kelompok kolektif mempunyai karakteristik struktural yang
unik, antara lain :




Mempunyai population size
Mempunyai population density
Menpunyai fecundity
Mempunyai productivity
Population density berubah-ubah menurut perjalanan waktu. Meningkatnya
population density dapat menimbulkan permasalahan lingkungan.
Permasalahannya berkaitan dengan :



Daya dukung lingkungan hidup
Sumber daya
Ruang hidup
9
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
Meningkatnya kepadatan populasi akan menimbulkan kompetisi antar
individu dalam populasi, yang dalam jangka pendek dapat menimbulkan
dampak ekologi, seperti :


Tekanan pada pertumbuhan populasi
Tekanan ekologi yang memacu terjadinya migrasi
Pertumbuhan populasi dipengaruhi oleh faktor fecundity. Fecundity dapat
menurun karena dua faktor, yaitu :


Density dependent factors
Density independent factors
KOMUNITAS
Komunitas adalah himpunan semua populasi hewan maupun populasi
tumbuhan, yang hidup di suatu satuan area tertentu dan berinteraksi satu
sama lain dan dengan lingkungannya.
Dalam sistem komunitas populasi tertentu mempunyai status fungsional
sesuai dengan perannya, seperti :







Produsen
Konsumen tingkat pertama
Konsumen tingkat kedua
Konsumen tingkat ketiga
Parasit
Scavangers
Decomposers
Komunitas menempati habitat tertentu. Habitat adalah tempat hidup atau
tempat diketemukannya organisme tertentu.
Pada habitatnya setiap jenis organisme mempunyai nisia ekologis tertentu.
Contoh : Dalam sabana bekol banteng mempunyai kedudukan trofiksebagai
konsumen tingkat pertama (Throphic Niche), hidup dipadang
rumput terbuka (Spatial or habitat niche), sebagai Grazer
(Multidimension Niche)
Konsep Nisia ekologis berguna bagi orang yang berurusan dengan tugas
monitoring lingkungan hidup.
10
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
Komunitas mempunyai biodiversitas (keanekaragaman biologis) deskripsi
tentang keanekaragaman komunitas sangat bermanfaat untuk mengukur
status perkembangan komunitas.
Makin tinggi keanekaragaman suatu komunitas semakin tinggi tingkat
stabilitas komunitas.
Menurunya keanekaragaman suatu
perubahan stabilitas komunitas.
komunitas
merupakan
indikator
Menurut MARGALEF (1958) keanekaragaman komunitas dapat diidentifikasi
dengan cara:
1. Mengalokasikan individu-individu yang di jumpai ke dalam
spesiesnya
2. Menempatkan spesies yang teridentifikasi pada status nisianya
3. Menentukan kepadatan relatifnya.
Komunitas berkembang melalui suksesi ekologis
perkembangan) pionir ke tahap perkembangan klimaks.
dari
sere
(tahap
Contoh :
Paparan batu karang
Pionir
Lumut dan lumut kerak
Tumbuhan basah (herba) dan resam
Perdu dan semak belukar
Hutan pinus, cemara dan alpen
Hutan pantai klimaks
Klimaks
Suksesi ekologis dari tahap pionir ke tahap klimaks itu terjadi secara alamiah
dan berlangsung lama sehingga menghasilkan komunitas yang mempunyai
biodiversitas tinggi.
Komunitas klimaks mempunyai status keseimbangan ekologis yang tinggi
kedap terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Komunitas yang demikian mempunyai daya lenting (Reselience) yang tinggi.
11
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
EKOSISTEM
A. G. TANSLEY (1935) mendefinisikan ekosistem sebagai :
.......A comuity of living things interacting whit one an nothere an whith
there Physical environment (Solar energy, Air, Water, Soil, Heat,
Wind, and warious essensial chenicals.........
DEEVY (1944) menunjuk planit, hutan tropik, Tebat, empang, cekungan batu
karang berair, laut merupakan bentuk ekosistem.
N.V. SUKACHEV (1944) menyebut ekosistem sebagai suatu himpunan
Geobiocoenosis, yaitu himpunan komunitas biotik (Flora, Fauna, Manusia)
dengan komponen abiotik (Air, Tanah, Udara) yang secara genetik, Trofik,
Hidro Geografik terikat dalam hubungan interaksi dan interdependensi.
Menurut E.P. ODUM (1971) ekosistem adalah sistem yang terbentuk oleh
interaksi antara komunitas dengan materi dan energi.
KOMPONEN EKOSISTEM
* Komponen Biotik (Komunitas)
** Komponen Abiotik (materi dan energi)
STRUKTUR EKOSISTEM

KOMPONEN ABIOTIK
Sumber energi
: Matahari
Faktor-faktor fisika : Suhu dan angin
Faktor kimia
: Bahan kimia esensial dan pH

KOMPONEN BIOTIK
Food Produsers : Tumbuhan dan Fitoplankton Food
Consumers
1. Macro consumers : Hewan decomposer
2. Micro consumers : Fungi dan bakteri
Faktor pembatas dalam ekosistem : Iklim dan tanah
Kelulusan hidup suatu organisme bergantung pada faktor faktor Kimia
tertentu seperti ketersediaan karbondioksida, oksigen, nitrogen, pospor,
natrium, dan faktor faktor fisika seperti suhu kelembaban, curah hujan.
Setiap bentuk kehdupan dipengaruhi oleh aksi kombinasi faktor-faktor
lingkungan. Masing-masing organisme mempunyai senjang toleransi tertentu
terhadap variasi faktor-faktor lingkungan, tetapi terlalu banyak atau terlalu
12
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
sedikit. Faktor tunggal manapun dapat merusak, atau membatasi jumlah dan
penyebaran suatu organisme.
Prinsip ini dikenal sebagai limiting factor principle, gagas bersama JUSTUS
LIEBIG dan V. E. SHELFORD.
Terlalu kering
Terlalu basah
Terlalu panas
Terlalu dingin
Limit toleransi
ALIRAN ENERGI DALAM EKOSISTEM
Energi yang masuk ke dalam ekosistem berasal dari matahari. Energi
matahari diperangkap oleh klorofil tumbuhan hijau dan fitoplankton untuk
fotosintesis.
Melalui fotosintesis energi matahari dikonversi menjadi energi kimia yang
tersimpan dalam karbohidrat, lemak dan protein.
Karena dapat menghasilkan makanan (karbohidrat, lemak dan protein) maka
tumbuhan hijau dan ditoplankton disebut food produser (produsen).
Melalui food chain (rantai makann) energi kimia yang tersimpan dalam tubuh
tumbuhan itu ditransfer ke tubuh.
* Herbifora
* Karnivora Primer
* Karnivora sekunder
* Dekomposer
Menurut hukum Termodinamika II pada setiap transfer energi selalu terjadi
entropi, sehingga bagan aliran energi dalam ekosistem tidak berpola siklus
ALIRAN MATERI DALAM EKOSISTEM
Dalam ekosistem aliran materi berjalan melalui Food Chain (rantai makanan)
juga, akan tetapi alirannya melalui pola siklus.
Siklus Hidrologis
1. Siklus hidrologis kecil
13
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
Dari badan air (sungai, danau, laut). Air mengalami evaporasi menjadi uap
air. Pada ketinggian tertentu uap air mengalami koondensasi. Embun yang
terbentuk mengalami persipitasi menjadi hujan. Air Hujan kembali ke
asalnya yaitu badan air.
2. Siklus hidrologis sedang
Embun yang terbentuk di udara terbawa angin ke perbukitan.
Persipatasinya menghasilkan hujan di pegunungan. Air hujan tertahan di
humus tanah hutan, sebagian run*off mengalir kembali ke badan air.
3. Siklus hidrologis besar
Dalam skala besar uap air dapat mencapai ketinggian yang bersuhu
dingin, sehingga uap air berubah menjadi salju. Persipitasinya menjadi
hujan salju. Salju mencair menjadi air dan kembali ke badan air.
SIKLUS BIOGEOKIMIAWI

Oksigen, karbodioksida, dan Nitrogen merupakan komponen udara yang
proporsinya terpelihara. Keseimbangan ekosistem memelihara keajegan
proporsi komponen-komponen itu. Mekanisme regulasinya antara lain
oleh adanya siklus biogeokimia.

Respirasi organisme memerlukan oksigen. Oksigen itu diambil dari udara.
Fotosintesis membebaskan oksigen ke udara. Dua proses biologis itu
mengatur siklus oksigen dalam ekosistem. Siklusnya sederhana.

Siklus karbon yang melibatkan karbondioksida lebih kompleks.
Melalui fotosintesis karbondioksida bersama molekul disintesis menjadi
karbohidrat. Melalui assimilasi lebih lanjut terbentuk lemak dan protein.
Adanya karbohidrat, lemak, dan protein dalam tubuh tumbuhan hijau
memungkinkan tumbuhan hijau menjadi sumber energi bagi organisme
lain.
Melalui Food Chain karbon yang terkandung dalam karbohidrat, lemak,
dan protein itu ditransfer dari tumbuhan hijau - karnivora I - Karnivora II Dekomposer.
karbon yang terkandung dalam organisme yang tertahan dalam tanah
menjadi fosil (batu bara dan minyak bumi).

Respirasi organisme membebaskan karbondioksida ke udara.
Pembakaran bahan bakar (batu bara dan minyak bumi) membebaskan
karbondioksida ke udara.
14
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa

Nitrogen udara mengalir melalui ekosistem dengan siklus biogeokimiawi
juga.
Fiksasi nitrogen udara terjadi secara alamiah (akibat halilintar) dan
aktivitas bakteri pengikat nitrogen. Melalui mineralisasi nitrogen berubah
menjadi senyawa yang siap diserap tumbuhan. Dalam tubuh tumbuhan
nitrogen tersimpan dalam bentuk protein.
Melalui Food Chain protein tumbuhan ditransfer ke organisme lain
(herbivora, karnivora).
Dekomposisi jasad organisme yang telah mati dan ekskresi organisme
menyebabkan terurainya kembali nitrogen, sehingga terbebaskannya
nitrogen bebas ke udara.
 Siklus Biogeokimiawi bertanggung jawab dalam memelihara aliran materi
dalam ekosistem.
KESEIMBANGAN EKOSISTEM

Siklus Biogeokimia melalui jaring-jaring dan rantai makanan secara
alamiah memelihara keseimbangan ekosistem, sehingga ekosistem
berada dalam keadaan Steady State.
Steady state terjamin karena seimbangnya siklus sintesis dan
dekomposisi. Sedangkan dua siklus itu adalah fungsi komponen biotik
ekosistem dengan nisia ekologis masing-masing. Oleh karena itu
Biodiversitas ekosistem menjamin stabilitas ekosistem.

Ekosistem yang stabil terimplikasikan pada persistensi struktur
komunitasnya. Ekosistem yang stabil mempunyai Daya lenting (Resiliensi)
yang tinggi.

Mekanisme hemeostatik mengantarkan komunitas berkembang dari
dynamic steady state (ekosistem dalam fase suksesi) ke dynamic
equilibrium state (ekosistem klimaks).
PERUBAHAN EKOSISTEM

Ekosistem yang berada dalam keadaan dynamic equilibrium state kedap
terhadap tekanan perubahan lingkungan, akan tetapi bila tekanan
perubahan lingkungan melebihi daya lentingnya maka gejala deteriorisasi
lingkungan tidak dapat terelakkan.

Perubahan ekosistem menyerahkan perubahan struktur dan fungsi
ekosistem. Secara biologis perubahan ekosistem dapat dimonitor melalui :
1. Analisis struktur ekosistemnya
2. Analisis fungsi ekosistemnya
15
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
Analisis Struktur ekosistem untuk mengukur Biodiversitasnya
Analisis fungsi ekosistem untuk mengukur produktivitasnya.

Biodiversitas dan produktivitas ekosistem menentukan daya dukung
(carrying capacity) lingkungan.

Pengendalian terhadap penurunan daya dukung lingkungan merupakan
konsekuensi logis pembangunan. Oleh karena itu dengan pendekatan
ekologi perlu diwujudkan pembangunan berkelanjutan (sustainable
development)
PRINSIP EKOLOGI PERUBAHAN EKOSISTEM

Penambahan komponen baru baik komponen biotik maupun komponen
abiotik ke dalam ekosistem dapat menimbulkan perubahan ekosistem.

Pembuangan limbah industri, pembuangan limbah domestik,
pembuangan pasca panen, penyebaran pestisida ke lingkungan, erosi,
eliminasi gas-gas beracun dan uap kimia dari tanur pabrik merupakan
bentuk penambahan komponen baru ke lingkungan.
Daya lenting lingkungan dapat mendaur ulang komponen-komponen itu,
tetapi bila masuknya komponen baru itu melebihi bats, kehadiran
komponen baru itu akan mendatangkan bencana lingkungan
(Environmental Hazzard)
Perubahan ekosistem menyangkut perubahan struktur dan fungsinya.
Perubahan struktur dan fungsi ekosistem adalah konsekuensi dari adanya
interaksi dua prinsip ekologi, yaitu prinsip toleransi dan prinsip kompetisi.
Prinsip toleransi berkaitan dengan faktor pembatas (limiting factors), yaitu
faktor-faktor yang walaupun keberadaannya dalam lingkungan tetapi
sangat diperlukan oleh organisme.



JUSTUS LEIBIG DAN V.E. SHELFORD mengajukan prinsip faktor pembatas
sebagai berikut :
The existence, abundance, or distribution of an organism can be
determined by shether the levels of one or more limiting factors fall
above or below the levels required by organism.

Jika sebagai akibat pencemaran limbah oksigen pada suatu lingkungan
perairan berkurang maka spesies-spesies yang toleran terhadap kondisi
itu akan menurun populasinya, sebaliknya spesies-spesies yang
mempunyai toleransi terhadap kondisi itu akan meningkat populasinya.
16
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa

Atas dasar interaksi dua prinsip ekologi itu (prinsip toleransi dan
kompetisi) itu perubahan kondisi lingkungan dapat dimonitor melalui
analisis struktur komunitas ekosistemnya atau dengan mengenai indikator
biologisnya.
Dampak Biogeofisik pembangunan
beban risiko lingkungan biologik dan geofisik yang di timbulkan oleh aktivitas
manusia
Aktivitas Manusia
Limbah & Residu
Daya Dukung Kehidupan
Latar Belakang Permasalahan
Pembangunan di samping mendatangkan manfaat membawa risiko juga. Otto
Sumarwoto menyebut bahwa di antara risiko itu adalah risiko lingkungan.
Kata Otto Sumarwoto : “Pelaksanaan pembangunan selalu bersifat dilema,
sedangkan pandangan orang tentang dilema itu berlainan”.


Pelaksana proyek melihat pembangunan lebih dari aspek
manfaatnya dari pada dari aspek risiko lingkungan yang
ditimbulkannya.
Para ahli lingkungan melihat pembangunan lebih dari aspek risiko
lingkungan dari pada dari aspek manfaatnya.
Contoh : Pembangunan Waduk
Manfaat
1. Menyediakan air untuk irigasi
Risiko Lingkungan
1. Tergenangnya
areal
perkampungan,
persawahan,
dan kawasan pemukiman
2. Memungkinkan
pengendalian 2. Punahnya jenis tumbuhan/satwa
banjir
langka
3. Menyediakan energi potensial 3. Schistosomiasis
untuk PLTA
Jalan keluar dari dilema itu adalah mengambil sikap tengah interdependensi
meso areti. Konsekuensinya dari kebijakan itu :
17
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
 Pembangunan berwawasan lingkungan
 Perencanaan pembangunan (C.q. proyek) harus disertai dokumen
ANDAL.
 Untuk proyek yang sedang berjalan perlu dilakukan AMRIL.
Masalah
Bagaimanakah cara kita memanfaatkan hasil ANDAL dan AMRIL ?
Untuk itu perlu di kaji :
 Dampak biologikal manakah yang ditimbulkan oleh interaksi antara
manusia dengan lingkungannya ?
 Dampak geofisikal manakah yang ditimbulkan oleh interaksi antara
manusia dengan lingkungannya ?
Kajian Teoritis
Memperhatikan risiko lingkungan berarti memperhatikan dampak negatif
sistem daya dukung (life support systim ) lingkungan.
pembangunan secara ekologis dapat dipandang sebagai perwujudan nyata
interaksi antara manusia dengan lingkungannya .
Bagan interaksi manusia dengan lingkunganya menurut Purdom (1980 ):
SISTEM DAYA DUKUNG KEHIDUPAN :
Energi
Lingkungan Geofisik
Lingkungan Biologik
Lingkungan Bangunan
Lingkungan Sosial
RESIDU DAN LIMBAH :
Limbah Padat
Limbah Cair
Limbah Gas
Energi
AKTIVITAS MANUSIA :
Pemukiman
Tempat Kerja
Transportasi
Rekreasi
RISIKO LINGKUNGAN
18
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
RISIKO LINGKUNGAN
Latar &lokasi
Faktor Fisik
Gempa Bumi
Vibrasi
Banjir
Badai
Kekeringan
Radiasi
Abrasi
Kelembaban
Faktor Biologik
Faktor Psikologis
Binatang
Serangga
Mikroba
Vegetasi
Stress
Kebosanan
Kecemasan
Depresi
Faktor Kimiawi
Faktor Sosial
Racun & Toxin
Allergen
Irritan
Isolasi
Anomi
Daya Dukung Kehidupan
(life support system )
Merupakan konsep ekologi pembangunan
Manusia Sebagai
Sistem Biologik
Lingkungan Sebagai Sistem
Daya Dukung Kehidupan
Adaptasi manusia terhadap laju perubahan sistem daya dukung kehidupan
yang sangat cepat pada era pembangunan memerlukan ongkos tersendiri
yang harus dibayar mahal.
19
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
Penurunan kuantitas & kualitas daya dukung kehidupan lingkungan
berpengaruh negatif terhadap fungsi biologik, penampilan, dan kenyamanan
hidup kita.

Energi Sebagai Komponen Daya Dukung Kehidupan.
1. Energi nutritif
2. Energi non nutritif
Energi nutritif sebagai komponen daya dukung kehidupan dapat
menimbulkan masalah jika :
1. Kuantitas dan kualitasnya menurun.
2. terkena bahan pencemar dan melalui food Chain terjadi akumulasi
biologis.
3. terkontaminasi oleh orgen penyakit
4. terkena toxin
5. terkena radiasi.

Lingkungan Geofisik Sebagai Komponen Daya Dukung Kehidupan.
1. Udara
2. Air
3. Tanah Terkontaminasi Detogen
Udara sebagai daya dukung kehidupan dapat menimbulkan masalah, jika
1. Kadar oksigenya tidak normal
2. Kadar CO2 meningkat
3. Tercemar limbah gas partikuler, dan mikroorganis
4. Diliputi oleh kebisingan
contoh : terjadi kematian mahasiswa pencita alam dari Unair (3 orang
meninggal)
20
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
Air sebagai komponen daya dukung kehidupan dapat menjadi masalah,
jika :
1. Jumlahnya kurang
2. Terkontaminasi oleh mikro organisme patogen
3. Tercemar oleh bahan toxik
Tanah sebagai komponen daya dukung kehidupan dapat menjadi maslah
jika :
1. Terselubungi oleh aspal, guguran semen, bahan penghambat lain.
2. Terkikis (strip mining)
3. Terkontaminasi bahan pencemar
 Lingkungan biologik sebagai komponen daya dukung kehidupan
1. Tanaman
2. Hewan
3. Mikroorganisme
 Lingkungan biologikal dalam ekosistim mempunyai interelasi ekologis
yang berpola :
1. Pola food chain
2. Pola food web
3. Pola piramidal
Selama pola ini terpelihara adanya siklus biogeokimia unsur - unsur hara
dapat difasilitasi
Lingkungan biologik inidapat menimbulkan masalah, jika
1. Diversitasnya menurun.
2. Salah satu komponennya hilang sehingga pola food chainya
terganggu
3. Tercemar zat-zat toxik
4. Dalam bentuk bahan pangan terkontaminasi agen penyakit.
Lingkungan binaan sebagai komponen daya dukung kehidupan
1. Pemukiman
21
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
2. Tandon air
3. Sarana trans parasi
4. Sarana komunikasi
5. Tempat pemrosesan makanan
6. Tempat pembuangan sampah
7. dst.
Lingkungan ini bisa menjadi masalah jika tidak tertata dan terkelola
berdasarkan prinsip ekologi.
Lingkungan sosial sebagai daya dukung kehidupan
1. Interaksi sosial
2. Kondisi psikologis masyarakat ----> preman atau premanisme TKW,
TKI, prostitusi, gepeng.
Lingkungan ini bisa menjadi masalah jika kemampuan beradaptasinya
terhadap laju perubahan lingkungan lambat.
Limbah dan residu
Limbah adalah hasil samping yang tidak berguna atau kegunaanya
marginal dan pengelolanya tidak menguntungkan.
Limbah dan residu dapat dihasilkan dari aktivitas rumah tangga,
pertanian, perdagangan, industri.
Limbah dapat berbentuk padat, cair, gas.
Diantara limbah yang sering menimbulkan masalah bagi kesehatan
manusia adalah:
1. Limbah badani manusia (Limbah rumah sakit) sumber penyakit
2. Sampah
3. Limbah cair yang mengandung bahan toxik
4. Limbah gas yang mengandung bahan toxik
5. Limbah radioaktif
Gunung Muria ---- Jawa --- pusat tenaga nuklir
Alat pengukurnya --- geiger counter --- limbah radioaktif.
22
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
Radiosotop ---> akan menyebabkan Mutageinc agent -----> tampa ambang
(non are shald substance)
Fertilitas pria ---> untuk mengecek mandul pria
Azoospermia : Tidak memiliki sperma dalam air mani
Pengaruh dari ruangan radiologi ---> Testisnya terkena radiasi
---> tidak dapat diobati.
RISIKO LINGKUNGAN
Risiko lingkungan adalah risiko yang disebabkan oleh kehadiran limbah dan
residu hasil samping aktivitas manusia yang manifestasinya berupa
Environmental Hazard.
1. Bencana lingkungan biologik
 Communicable disease
 Zoonoses
Tabel : Mekanisme trasmisi Communicable disease
Sumber
Cara Transmisi
Sarana Entry
Reseptor
Manusia atau Kontak langsung Lecet pada kulit
manusia
hewan
Nerosol
Lubang mulut dan
hidung
Limbah
makanan,
air
minum
Arthropoda
Luka tusuk pada
kulit
Cara transmisi penyakit Zoonoses periksa tabel 2 hal 14.
Dari cara-cara transmisi agen penyakit maka perlu dimonitor faktor-faktor
aktivitas manusia dan kondisi lingkungan yang memfasilitasi, antara lain :
1. Pemukiman penduduk
2. Perkampungan
3. Pasar
4. Kandang hewan
5. Tempat pembuangan sampah
6. Tempat rekreasi
7. Tempat pengelolaan makanan
23
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
2. Bencana Lingkungan Geofisik
Bencana lingkungan geofisik adalah bencana yang ditimbulkan oleh debu,
kelembaban, disain peralatan dan lingkungan yang kurang serasi, Thermal
Pollution Noise, dan radiasi.
1. Silikosis, asbestosis
2. Inefisiensi penampilan karena kondisi suhu dan kelembaban yang
diluar batas toleransi.
3. Exposure ke radiasi
4. Exposure ke vibrasi, mekanis dan noise.
24
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
ANALISIS FAUNA DAN VEGETASI
AMDAL suatu proyek perlu didukung oleh studi analisis fauna dan vegetasi.
Mengapa ?
AMDAL bertujuan untuk memperkirakan dampak lingkungan dan dampak
lingkungan dapat dideteksi dari perubahan struktur komunitas lingkungan
biotiknya.
Struktur Komunitas
Biotik lahan Sebelum
dilaksanakan proyek
Struktur Komunitas
Biotik lahan Sesudah
dilaksanakan proyek
DAMPAK AKTUALNYA
Struktur komunitas lingkungan dapat dikenali melalui :
1. Indeks kelimpahan
2. Indeks keanekaragaman
3. Indeks peralatan
4. Indeks kesamaannya
Untuk dapat menentukanindeks itu perlu dilakukan terlebih dahulu :
a) Inventarisasi jenis
b) Pengukuran populasi
25
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
METODE STUDI ANALISIS FAUNA
1. Inventarisasi Jenis
Tujuan :
a) Menginventarisasi jenis-jenis hewan yang hidup di kawasan yang
menjadi sasaran studi.
b) Mengidentifikasi apakah dari daftar hasil inventarisasi ada yang
tergolong jenis hewan langka.
2. Pengukuran Populasi
Konsep :
Jenis X
Populasi X
x
X X X X X
X
X
X X
X
X X
Jenis Y
Populasi Y
Y
Y Y
Y Y
Y Y
Komunitas Biotik
Tujuan :
1. Menghitung jumlah individu yang membentuk populasi
2. Mendeterminasi fluktuasi populasi dengan membandingkan jumlah
individunya dari waktu ke waktu.
3. Menganalisis komposisi jenis
4. Mendeterminasi perubahan komposisi jenis dari waktu ke waktu
5. Membandingkan jumlah individu per populasi dari satu lokasi ke lokasi
lain.
6. Membandingkan komposisi jenis dari satu lokasi ke lokasi lain.
Teknik :
1. Cara sensus
 Sensus langsung
 Sensus tidak langsung
2. Cara pendugaan
26
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
Yang di duga :
 Kepadatan absolut
Suatu populasi dapat dilakukan dengan cara :
a) Pemetaan teritorium
b) Capture - Recapture - Tehnique
 Kepadatan relatif
Suatu populasi dapat dilakukan dengan cara :
a) Metode transek
b) Metode cruising
Sturktur komunitas suatu lingkngan hidup dapat dideteksi melalui indeks
kelimpahan, indeks keanekaragaman, dan indeks peralatannya.
Pemetaan Teritorium
Tujuan : untuk menduga kepadatan populasi
Caranya :
a) Menentukan jenis habitat
b) Menentukan petak sampling dan membuat petanya
c) Mengadakan pengamatan dan mencatat kode nomor pengamatan di peta
itu.
Captur - Release - Recapture - Technique
Tujuan : Menduga kepadatan populasi burung
Caranya:
a) Menangkap beberapa ekor jenis burung yang akan di duga populasinya
b) Menandai burung-burung itu
c) Melepaskannya kembali
d) Setelah selang waktu dilakukan kembali burung-burung itu
Perkiraan populasinya dapat ditentukan dengan rumus :
X = Perkiraan Populasi
a = Jumlah burung yang berhasil di tangkap dan diberi tanda
n = Jumlah individu yang dapat ditangkap kembali
r = Jumlah individu bertanda yang tertangkap kembali
Simpangan Baku
nya ditentukan dengan rumus :
S
X
S
X
=
a2n(n  r)
r3
27
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
kepadatan absolutnya ditentukan..................................
Cara Transek
Tujuan : Menentukan kepadatan, relatif suatu populasi.
Metode yang lazim dipakai
1. Transect point count method
2. Transect line method
Cara -1
1. Menetukan area sampling
2. Membuat garis transek
3. Menetukan point count disepanjang garis transek
4. Melakukan pengamatan di point count dan mencatat hasilnya pada tabel.
Catatan:
Pengamatan dilakukan berulang kali (misal 10 X) dengan waktu
pengamatan 10 menit setiap kali datanya dicatat pada tabel seperti
contoh format pada makalah.
Cara - 2 :
1) Menetukan Sampling area
2) Membuat Garis transek sepanjang jarak tertentu (misal 2000 m)
3) Menentukan tempat pengamatan pada interval jarak tertentu dari pusat
transek
4) Melakukan pengamatan dan mencatat hasilnya.
Format Tabel, periksa makalah :
Densitas populasinya ditentukan dengan rumus :
n
106 m2
D = --------------- x ------------Lxdx2
k m2
Dengan catatan :
D
n
L
d
= Dentitas
= Jumlah burung yang teramati
= Panjang transect
= Interval jarak
28
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
Cara Crusing
Tujuan : Untuk menentukan kepadatan relatif mamalia
Caranya :
1) Persiapan : Membuat jalur transek untuk cruising dengan panjang dan
lebar tertentu sehingga luas daerah cruising dapat di ketahui :
Rumus : A = 2 w L
A = Luas Transek
W = Lebar di sebelah kiri dan kanan garis transek
L = Panjang transek
W
Sumbu Transek
W
2) Cruising, yaitu melakukan pengamatan di sepanjang jalur transek sambil
mencacah mamalia tertentu yang dijumpainya.
3) Memperkirakan besar populasi dengan rumus :
n.A
N = ------------2.wL
4. Menentukan dentitas populasi dengan rumus :
N
D = ----------A
Khusus untuk rusa perlu penghalau. Rusa dihalau agar memasuki jalur
transek dari satu sisi. Pengamat melakukan cruising. Perkiraan populasinya
ditentukan dengan rumus :
A.p
P = ----------q
P
= Perkiraan populasi
29
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
p
q
A
= Jumlah rusa yang teramati di unit petak sampling
= Luas unit petak sampling
= Luas areal sensus
3. Menganalisis struktur Komunitas
Metode yang dipakai untuk pengumpulan datanya dikenal sebagai metode
IPA. IPA adalah singkatan Indices Panctucle di Abundance atau Points
Index of Abundance.
Untuk itu terlebih dahulu peneliti harus menentukan pos-pos pengamatan.
Pos-pos itu diberi nomor, misalnya pos nomor 1 sampai dengan 10.
Pengamatan dilakukan berturut-turut dari pos nomor 1, pos nomor 2, dan
seterusnya. Datanya dicatat dalam tabel dngan format seperti contoh di
makalah.
Dari rekaman data pada tabel dapat ditentukan :
1) Frekuensi absolut ( F )
2) Frekuensi relatif ( f )
3) Jumlah individu ( )
4) Porsen Abundansi ( Ab )
a. Penentuan Indeks Kelimpahan
Rumusnya :
Ni
Di = ------- x 100 %
N
Di = Indeks dominansi atau indeks kelimpahan
Ni = Jumlah individu jenis binatang i
N = Jumlah seluruh binatang yang terdapat di habitat itu
b. Penentuan Indeks Keanekaragaman
Konsep : Semakin banyak jenis hewan yang hidup di habitatnya itu
semakin tinggi keanekaragamannya
Indeks keanekaragaman menunjukkan hubungan antara jumlah jenis
dengan jumlah individu yang membentuk komunitas .
Rumus :
ni
ni
Hi = -  ------- Loge ------n
N
30
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
Hi
= Indeks keanekaragaman
ni = Jumlah Individu jumlah I
n = Jumlah Jenis
N = Jumlah total Individu.
c. Penentuan Perataan
Konsep : Indeks perataan adalah equitability index, yaitu indeks yang
menggambarkan penyebaran individu pada jenis-jenis
binatang yang menyusun komunitas.
Rumus :
Ji
Hi
= ----------Loge S
Ji = Indeks Perataan
Hi = Indeks Keanekaragaman
S = Jumlah jenis
d. Penentuan Indeks Kesamaan
Konsep :
Rumus :
Indeks kesamaan adalah indeks yang menunjukkan
kesamaan struktur komunitas antara dua habitat
2C
Ss = --------A+B
SS
A
B
C
=
=
=
=
Indeks kesamaan
Jumlah jenis pada habitat A
Jumlah jenis pada habitat B
Jumlah pasangan jenis yang dijumpai di habitat A dan B
31
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
Kisi-Kisi Ekologi:
1. Hal-hal apa saja yang dipelajari dalam ekologi
2. Apa yang dimaksud dengan Ekologi, Ekosistem, Biosfer, Atmosfer, dan
Lithosfer
3. Sebutkan fase-fase dalam siklus hidrologi
4. Sebutkan komponen Biotik dan Komponen Abiotik
5. Apa yang dimaksud dengan Transpirasi, Evaporasi, Pesifitasi,
Perkolasi, dan Imbibisi
6. Sebutkan yang tergolong Produsen Tingkat I, Konsumen Tingkat I.
7. Sebutkan prinsip Kaidah-kaidah Ekosistem
8. Apa yang dimaksud dengan habitat, relung (nice)?
9. Apa yang dimaksud dengan Rantai Predator, Rantai Parasit, Rantai
samprifit, dan rantai dekomposer
10. Apa yang dimaksud dengan tingkat tropik
11. Bagaimana hubungan tingkat tropik dengan pemanfaatan energi,
jumlah populasi.
12. Air termasuk ke dalam Sumber Daya Alam apa?
13. Kualitas lingkungan menjadi optimal pada saat daya dukung mencapai
berapa persen?
14. Bagian terbesar dalam udara adalah apa?
15. Berapa % oksigen terdapat dalam udara?
16. Apa yang dimaksud dengan homeostatis
17. Mengapa Aerosol dapat merusak lapisan Ozon
18. Sebutkan 3 jenis fiksasi?
32
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
19. Berapa energi matahri yang dimanfaatkan oleh kehidupan, dan berapa
yang kembali ke alam.
20. Apa yang akan anda lakukan apabila di wilayah tempat tinggal anda
terjangkit DEMAM BERDARAH?
Rantai Makanan
Suatu organisme hidup akan selalu
membutuhkan organisme lain dan
lingkungan hidupnya. Hubungan yang
terjadi
antara
individu
dengan
lingkungannya sangat kompleks, bersifat
saling mempengaruhi atau timbal balik.
Hubungan timbal balik antara unsur-unsur
hayati dengan nonhayati membentuk
sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di
dalam ekosistem terjadi rantai makanan,
aliran energi, dan siklus biogeokimia.
Rantai makanan adalah pengalihan energi
dari sumbernya dalam tumbuhan melalui
sederetan organisme yang makan dan
yang
dimakan.
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga
macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai
saprofit.
33
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
1. Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai
produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora
sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa
herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa
karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.
2. Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup
sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan
benalu.
3. Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur
dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan
satu dengan lainnya sehingga membentuk faring-faring makanan.
4. Rantai Makanan dan Tingkat Trofik
Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah dengan peristiwa makan
dan dimakan, sehingga terjadi pemindahan energi, elemen kimia, dan
komponen lain dari satu bentuk ke bentuk lain di sepanjang rantai makanan.
Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai makanan
digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh
organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam tingkat
memakan.
Sumber asal energi adalah matahari. Tumbuhan yang menghasilkan gula
lewat proses fotosintesis hanya memakai energi matahari dan C02 dari
udara. Oleh karena itu, tumbuhan tersebut digolongkan dalam tingkat trofik
pertama. Hewan herbivora atau organisme yang memakan tumbuhan
termasuk anggota tingkat trofik kedua. Karnivora yang secara langsung
memakan herbivora termasuk tingkat trofik ketiga, sedangkan karnivora yang
memakan karnivora di tingkat trofik tiga termasuk dalam anggota iingkat
trofik keempat.
5.
Piramida
Ekologi
Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida
ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida
biomassa, dan piramida energi.
a.
Piramida
jumlah
Organisme dengan tingkat trofik masing – masing dapat disajikan dalam
piramida jumlah, seperti kita Organisme di tingkat trofik pertama biasanya
paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan
34
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan
komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme
herbivora. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak daripada
jumlah karnivora tingkat 1. Kamivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak
daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah
organisme di tiap tingkat trofik.
b.
Piramida
biomassa
Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam
memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih
realistik dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran
berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap
tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur
kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan.
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh
organisme
di
habitat
tertentu,
dan
diukur
dalam
gram.
Untuk menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit
sampel dan diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan
pengukuran seperti ini akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa
yang terjadi pada ekosistem.
c.
Piramida
energi
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita
butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida energi yang
dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama.
Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran
energi dalam ekosistem.
Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang
tersedia di tiap tingkat trofik. Berkurang-nya energi yang terjadi di setiap trofik
terjadi karena hal-hal berikut.
1.
Hanya
sejumlah
makanan
tertentu
yang
ditangkap
dan
dimakan
oleh
tingkat
trofik
selanjutnya.
2. Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicemakan dan
dikeluarkan
sebagai
sampah.
3. Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari
tubuh
organisms,
sedangkan
sisanya
digunakan
sebagai
sumber energi.
Ragam Organisme Autotrof
35
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Bahan Bacaan Mahasiswa
Mikroba
autotrof
adalah
organisme
yang
mampu
menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik
dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia.
Contohnya : Thiobacillus, Nitrosomonas, Nitrobacter
Komponen autotrof (Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan
makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis
makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan
bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi
sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
36
Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram
EDHY FILE
Download