Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Termofilik Dari Sumber Air Panas Way Panas Bumi Natar Lampung Selatan Maria Tuntun, Misbahul Huda Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Abstrak Sumber air panas adalah mata air yang dihasilkan dari kerak bumi setelah mengalami pemanasan geotermal. Sumber air panas merupakan media pertumbuhan yang cocok bagi bakteri termofilik. Bakteri termofilik merupakan kelompok bakteri yang beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang bersuhu tinggi, yaitu dengan suhu berkisar 45°- 90°C. Habitat alami bakteri termofilik tersebar luas di seluruh permukaan bumi, diantaranya pada sumber-sumber air panas, kawah gunung berapi atau daerah vulkanik (Labeda, 1990 dalam Martharina, 2010). Tujuan penelitian yaitu mengetahui adanya bakteri termofilik serta melakukan isolasi dan identifikasi karakteristik bakteri termofilik yang berasal dari sumber air panas Way Panas Bumi Natar Lampung Selatan. Metode penelitian ini adalah eksploratif. Penelitian dilakukan dengan 3 tahap, tahap pertama menumbuhkan bakteri pada media yang sesuai, tahap kedua melakukan isolasi dan tahap ketiga melakukan identifikasi untuk mengetahui karakteristik bakteri termofilik meliputi morfologi secara mikroskopi, morfologi koloni dan sifatsifat biokimia. Hasil penelitian diperoleh 7 isolat bakteri termofilik, masuk kedalam genus Bacillus berdasarkan karakteristik fenotipik. Sehingga perlu dilakukan identifikasi secara taksonomi numerik atau taksonomi genetik untuk mengetahui kesamaan genus atau spesies bakteri. Kata kunci: sumber air panas, bakteri termofilik Isolation and identification of thermophilic bacteria from Hot Springs Way Panas Bumi Natar, South Lampung Abstract Hot springs are springs produced from the earth's crust after a geothermal heating. Source of hot water is a suitable medium for the growth of thermophilic bacteria. Thermophilic bacteria are a group of bacteria that adapt to the environmental conditions of high temperature, ie a temperature range of 45 ° - 90 ° C. The natural habitat of thermophilic bacteria spread throughout the surface of the earth, including the sources of hot water, volcanic craters or volcanic areas (Labeda, 1990 in Martharina, 2010). The purpose of research is to know the existence of thermophilic bacteria and isolation and identification of the characteristics of thermophilic bacteria from hot springs Way Panas Bumi Natar South Lampung. The method of this study is exploratory. The study was conducted with three stages, the first stage of growing the bacteria on a suitable medium, the second phase of the third stage of isolation and identification to determine the characteristics of thermophilic bacteria include microscopy morphology, colony morphology and biochemical tes. The results were obtained 7 isolates of thermophilic bacteria, into the genus Bacillus based on phenotypic characteristics. So it is necessary to identify taxonomically numerical or genetic taxonomy to determine the similarity of the genus or species of bacteria. Keywords: hot springs, thermophilic bacteria Korespondensi: Maria Tuntun S, S.Pd.,M.Biomed, Jurusan Analis Kesehatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang, Jalan Soekarno-Hatta No. 1 Hajimena Bandar Lampung, mobile 085279583168, e-mail [email protected] Jurnal Analis Kesehatan: Volume 3, No. 1, Maret 2014 297 Maria Tuntun: Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Termofilik Dari Sumber Air Panas Way Panas Bumi Natar Lampung Selatan Pendahuluan Sumber air panas atau mata air panas adalah mata air yang dihasilkan akibat keluarnya air tanah dari kerak bumi setelah mengalami pemanasan geotermal. Indonesia adalah salah satu kawasan tektonik yang paling aktif di dunia dengan lebih dari 70 gunung merapi yang masih aktif, dan memiliki banyak daerah geotermal (Ahmaloka, 2006). Sumber air panas merupakan media pertumbuhan yang cocok bagi bakteri termofilik. Bakteri termofilik merupakan kelompok bakteri yang beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang bersuhu tinggi, yaitu dengan suhu berkisar 45°- 90°C. Habitat alami bakteri termofilik tersebar luas di seluruh permukaan bumi, diantaranya pada sumbersumber air panas, kawah gunung berapi atau daerah vulkanik (Labeda, 1990 dalam Martharina, 2010). Salah satu sumber air panas yang terdapat di provinsi Lampung adalah Way Panas Bumi, yang terletak di kecamatan Natar kabupaten Lampung Selatan. Way Panas Bumi merupakan tempat pemandian air panas, yang mempunyai suhu antara 45° – 60°C. Penelitian terhadap bakteri termofilik yang terdapat pada sumber air panas telah banyak dilakukan, diantaranya Muharni (2010) telah menemukan bakteri Bacillus sp dari air panas Danau Ranau Sumatera Selatan. Kurniawan (2011) telah menemukan bakteri Bacillus sp dari sumber air panas Semurup Kabupaten Kerinci, Jambi. Asnawi (2006) telah berhasil mengisolasi beberapa genus bakteri termofilik dari air panas Pacet, Jawa Timur, yaitu Bacillus sp, Thermus sp, Acetogenium sp, Pseudomonas sp. Irena (2010) telah berhasil mengisolasi bakteri termofilik penghasil enzim protease dari air panas Tangkuban Perahu, sedangkan Pakpahan (2009) telah berhasil mengisolasi bakteri termofilik penghasil enzim protease dari air panas Sipoholon Tapanuli Utara Sumatera Utara. Dewi (2008) telah berhasil mengisolasi bakteri termofilik penghasil enzim kitinase dari sumber air panas Tinggi Raja, Simalungun, Sumatera Utara. Keunggulan bakteri termofilik yaitu dapat menghasilkan enzim yang tahan pada suhu tinggi/ enzim termostabil. Enzim-enzim tersebut mampu bertahan dan aktif pada temperatur yang tinggi. Sifat seperti ini sangat dibutuhkan oleh industri-industri berbasis enzim. Penggunaan enzim yang mampu bertahan pada suhu tinggi dalam bidang bioteknologi dapat menurunkan biaya operasi 298 dan meningkatkan kecepatan reaksi, seperti penggunaan enzim dari bakteri Thermus aquaticus pada proses PCR (Irena, 2010). Pada saat ini bakteri termofilik dipelajari dan diteliti secara intensif karena alasan pengembangan penelitian dasar dan aplikasi bioteknologi. Bakteri termofilik berpotensi menghasilkan enzim yang tahan panas/ termostabil dan dapat digunakan pada industri, proses pengolahan limbah maupun pelapukan mineral (Brock 1986). Berdasarkan hasil penelitian terhadap bakteri termofilik yang telah dilakukan pada sumber-sumber air panas di beberapa daerah Indonesia, maka perlu dilakukan penelitian terhadap bakteri termofilik pada sumber air panas Way Panas Bumi Natar Lampung Selatan, karena sumber air panas ini memenuhi kriteria sebagai tempat pertumbuhan bakteri termofilik, yaitu mempunyai suhu sekitar 40° – 60°C, dan pH sekitar 7. Pendekatan ini merupakan langkah untuk mengungkap biodiversitas komunitas bakteri termofilik di Indonesia. Penelitian terhadap bakteri termofilik dilakukan dengan cara mengeksplorasi adanya bakteri tersebut pada sumber air panas Way Panas Bumi Natar Lampung Selatan, yaitu dengan cara menumbuhkan bakteri pada media yang sesuai, lalu mengisolasi dan mengidentifikasi karakteristik bakteri termofilik dengan melihat sifat-sifatnya secara mikroskopis, makroskopis, biokimia dan fermentasi gula-gula. Metode Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang dilakukan dengan 3 tahap, yaitu tahap pertama menumbuhkan bakteri pada media yang sesuai, tahap kedua melakukan isolasi dan tahap ketiga melakukan identifikasi untuk mengetahui karakteristik bakteri termofilik meliputi morfologi secara mikroskopi, morfologi koloni dan sifat-sifat biokimia. Subjek penelitian adalah seluruh air panas pada sumber air panas Way Panas Bumi Natar Lampung Selatan, yang diambil dari 5 sumber air panas Way Panas Bumi Natar Lampung Selatan. Pengambilan sampel dilakukan pada sumber air panas dengan menggunakan botol gelas steril sebanyak 100 ml dari masingmasing sumber air panas. Pemeriksaan dilakukan di laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Jurnal Analis Kesehatan: Volume 3, No. 1, Maret 2014 Maria Tuntun: Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Termofilik Dari Sumber Air Panas Way Panas Bumi Natar Tanjungkarang, pada bulan Juli - September 2013. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol sampel, autoclaf, hot plate, laminar air flow, jarum ose, inkubator, freezer, termometer, petridish, batang gelas bengkok, lampu spiritus, pipet ukur 1 ml, 2 ml, 5 ml dan 10 ml, beker glass, pipet tetes, erlenmeyer, tabung reaksi panjang, tabung reaksi pendek, objek glass, rak pewarnaan, mikroskop. Bahan-bahan yang dipakai, meliputi kapas, alkohol 70%, spiritus, minyak anisol, kertas lensa, spidol permanent, aquades, aluminium foil, benang kasur, tissue, sarung tangan, masker, korek api, kertas pH, NaCl 0,8%, Gram A, B, C, D, reagen kovac (tes indol), reagen VP 1, Vp 2, reagen MR, malachite green, larutan safranin. PCA (Plate Count Agar), BAP, MC agar, SS agar, Endo agar, EMB agar, gula-gula (glukosa, laktosa, manitol, maltosa dan sukrosa), media TSIA, media SIM, media SC, media MR-VP. Tahapan dalam penelitian ini meliputi pengambilan sampel air panas, melakukan isolasi bakteri termofilik, dan melakukan identifikasi bakteri termofilik. Dalam mengidentifikasi bakteri termofilik dilakukan secara makroskopis, secara mikroskopis, dengan uji biokimia dan gula-gula dan uji kimia. Pengambilan sampel air panas dilakukan dengan menggunakan botol sampel yang steril sebanyak 100 ml dari masing-masing sumber air panas kemudian dimasukan dalam thermos untuk menjaga suhunya tetap panas. Tahapan isolasi bertujuan memperoleh bakteri dalam koloni tunggal dari campuran populasi bakteri termofilik yang berasal dari sumber air panas Way Panas Bumi. Isolasi bakteri termofilik menurut Irena (2010), yaitu dengan menginkubasi sampel pada suhu 50°C selama 48 jam. Sampel air panas diinokulasi pada media PCA (Plate Count Agar) dengan metode cawan tuang untuk menumbuhkan bakteri termofilik, inkubasi pada suhu 50°C selama 48 jam. Koloni bakteri yang tumbuh, diisolasi dan dikultur kembali dengan media PCA untuk mendapatkan koloni tunggal, lalu dilanjutkan identifikasi bakteri untuk mengetahui karakteristik dari masing-masing koloni bakteri tersebut. Stok bakteri (koloni tunggal) ditumbuhkan pada media agar miring PCA dan diinkubasi pada suhu 50°C selama 48 jam, setelah tumbuh, disimpan pada suhu ruang. Koloni bakteri yang tumbuh diidentifikasi secara makroskopis atau visual, yaitu mengamati ukuran, bentuk, warna, permukaan, dan sifat koloni, lalu dilanjutkan identifikasi bakteri secara mikroskopis, yaitu mengamati bentuk, warna, sifat pengecatan dan susunan bakteri dengan melakukan pengecatan Gram. Identifikasi bakteri secara biokimia dilakukan dengan mengamati sifat-sifat bakteri termofilik dengan menggunakan media gula-gula, media biokimia dan uji kimia. Media gula-gula yang dipakai: glukosa, laktosa, manitol, maltosa dan sukrosa, dan media biokimia yang digunakan: TSIA, SIM, SC, MR-VP, serta tes kimia yang meliputi tes indol, tes MR, tes VP. Hasil Dalam penelitian ini diperoleh 7 isolat bakteri termofilik yang berasal dari 5 sumber air panas Way Panas Bumi Natar Lampung Selatan. Isolat-isolat bakteri termofilik ini diidentifikasi secara mikroskopis dengan pewarnaan gram dan pewarnaan spora, dan dilakukan penilaian secara makroskopis terhadap koloni bakteri yang tumbuh pada media padat (media PCA). Hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 1. Karakteristik morfologi bakteri termofilik secara mikroskopis (pewarnaan Gram dan pewarnaan spora) S1a Morfologi bakteri secara mikroskopis (pewarnaan Gram) Bentuk Gram Warna Susunan bakteri Basil panjang negatif merah Menyebar, berantai Tidak ada spora S1b Basil panjang positif ungu menyebar Ada spora S2a Basil pendek negatif merah Menyebar, berantai Tidak ada spora S2b Basil pendek negatif merah menyebar Tidak ada spora S3 Basil panjang positif ungu menyebar Ada spora S4 Basil pendek negatif merah menyebar Tidak ada spora S5 Basil pendek negatif merah menyebar Tidak ada spora Kode Isolat Jurnal Analis Kesehatan: Volume 3, No. 1, Maret 2014 Pewarnaan Spora 299 Maria Tuntun: Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Termofilik Dari Sumber Air Panas Way Panas Bumi Natar Lampung Selatan Keterangan tabel 1: Isolat S1a dan S1b berasal dari air panas sumber S1, isolat S2a dan S2b berasal dari air panas sumber S2, isolat S3 berasal dari air panas sumber S3, isolat S4 berasal dari air panas sumber S4 dan isolat S5 berasal dari air panas sumber S5. Pengamatan secara mikroskopis dengan pewarnaan gram dan spora didapatkan bahwa isolat bakteri termofilik dalam penelitian ini ada yang mempunyai spora (isolat S1b dan S3) dan tidak berspora (isolat S1a, S2a, S2b, S4 dan S5). Isolat bakteri termofilik S1b dan S3 bersifat Gram positif (berwarna ungu), dan isolat S1a, S2a, S2b, S4 dan S5 bersifat Gram negatif (berwarna merah). Perbedaan warna Gram menunjukkan perbedaan struktur dinding sel bakteri. Bakteri Gram negatif yaitu bakteri yang mempunyai dinding sel dengan kandungan lipid yang tinggi. Lipid larut oleh aseton alkohol sehingga kompleks warna kristal violet pada dinding sel tidak dapat dipertahankan dan bakteri mengikat warna safranin yang berwarna merah. Pada bakteri Gram positif, dinding selnya terdiri dari peptidoglikan yang tidak larut oleh asam alkohol. Warna zat kristal violet yang terikat oleh dinding sel bakteri akan tetap dipertahankan, sehingga bakteri Gram positif berwarna ungu (Lay, 1994) A B Gambar 2. Isolat bakteri termofilik secara mikroskopis dengan pewarnaan Gram, terlihat bentuk basil, Gram positif berwarna ungu (gambar A), dan Gram negatif berwarna merah (gambar B). Pengamatan secara makroskopis terhadap koloni bakteri pada media padat meliputi bentuk, warna, tepi, elevasi (permukaan koloni). Terdapat perbedaan bentuk koloni dari masing-masing isolat bakteri termofilik seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Karakteristik morfologi bakteri termofilik secara makroskopis pada media PCA Morfologi koloni pada media PCA Kode Isolat Bentuk koloni Warna Tepi Elevasi S1a Bulat, kecil-besar Abu-abu Ireguler pipih S1b Bulat, kecil-sedang Abu-abu rata cembung S2a Bulat, kecil-kecil Putih Abu-abu Ireguler cembung S2b Bulat, kecil-besar Abu-abu Ireguler cembung S3 Bulat, kecil-sedang Abu-abu Bergelombang cembung S4 Bulat, kecil-sedang Kuning rata cembung S5 Bulat, sedang-besar Kuning muda Ireguer cembung Untuk identifikasi sifat-sifat bakteri termofilik dilakukan uji biokimia dan gula-gula, hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3. Sifat-sifat bakteri termofilik pada uji biokimia dan gula-gula 300 Jurnal Analis Kesehatan: Volume 3, No. 1, Maret 2014 Maria Tuntun: Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Termofilik Dari Sumber Air Panas Way Panas Bumi Natar SC Isolat S1a m/k, g (-) , H2S (-) - Isolat S1b k/k, g (-), H2S (-) - Isolat S2a k/k, g (-) , H2S (-) - Isolat S2b m/k, g (-) , H2S (-) - m/m, g (-) , H2S (-) - Isolat S4 k/k, g (-) , H2S (-) - SIM -/-/+ -/-/- -/-/- -/-/- -/+/+ -/-/- -/-/- Glukosa +, g (+) +, g (+) +, g (+) -, g (+) -, g (+) +, g (+) -, g (+) Laktosa -, g (-) -, g (-) -, g (-) -, g (-) -, g (-) -, g (-) -, g (-) Maltosa +, g (-) +, g (-) +, g (-) +, g (-) +, g (-) +, g (-) -, g (-) Manitol +, g (-) -, g (-) -, g (-) -, g (-) -, g (-) -, g (-) -, g (-) Sukrosa +, g (+) -, g (-) -, g (-) +, g (+) -, g (-) +, g (+) -, g (-) MRVP - - - - - - - Nama uji TSIA Isolat S3 Isolat S5 m/k, g (-), H2S (-) + Keterangan: - : negatif, + : positif, g : gas, m/k : merah/ kuning, TSIA: Triple Sugar Iron Agar, SC: Simmon Citrat, SIM: Sulfur Indol Motility, MR: Methyl Red, VP: Voges Proskouer Isolat bakteri termofilik diidentifikasi dengan menginokulasikannya pada media diferensial, media selektif dan media diperkaya (enrichment media) untuk melihat sifatsifatnya. Media yang digunakan antara lain: BAP (Blood Agar Plate), SS (Salmonella shigella) agar, Endo agar, MC (Mac Concey) agar, dan EMB (Eosin Methylen Blue) agar. Sifat-sifat bakteri termofilik dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4. Pertumbuhan bakteri pada media agar enrichment, selektif dan diferensial Kode Isolat BAP SS Agar Endo Agar EMB Agar MC agar S1a Koloni kecil, abu-abu α hemolisis Tidak tumbuh Koloni kecil, hijau metalik Koloni kecil, merah muda Tidak tumbuh S1b Tidak tumbuh Tidak tumbuh Koloni kecil, hijau metalik Tidak tumbuh Tidak tumbuh S2a Koloni kecil-sedang, abu-abu Tidak tumbuh Koloni kecil, hijau metalik Tidak tumbuh Tidak tumbuh S2b Koloni kecil-sedang, abu-abu, α hemolisis Tidak tumbuh Koloni kecil, hijau metalik Tidak tumbuh Tidak tumbuh Koloni kecil, abu-abu α hemolisis Koloni sedang-besar, abu-abu tua, α hemolisis Koloni sedang, kehitam-hitaman, α hemolisis Tidak tumbuh Koloni kecil, hijau metalik Tidak tumbuh Tidak tumbuh Tidak tumbuh Koloni kecil, hijau metalik Tidak tumbuh Tidak tumbuh Tidak tumbuh Koloni kecil, hijau metalik Koloni kecil, merah muda Tidak tumbuh S3 S4 S5 Keterangan BAP : blood agar plate, SS agar: salmonella shigella agar, EMB agar: eosin methylene blue agar, MC agar: mac concey agar Pembahasan Jurnal Analis Kesehatan: Volume 3, No. 1, Maret 2014 301 Maria Tuntun: Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Termofilik Dari Sumber Air Panas Way Panas Bumi Natar Lampung Selatan Sampel air panas dalam penelitian ini diambil dari 5 sumber air panas yang mempunyai suhu yang berkisar antara 450 600C, dengan pH 7. Pada penelitian ini suhu inkubasi yang digunakan adalah 500C, hal ini sesuai dengan penelitian Irena (2010), yaitu menggunakan suhu 500C untuk bakteri termofilik yang berasal dari sumber air panas Sipoholon dan Tangkuban Perahu dengan suhu berkisar 450 - 700C. Isolasi bakteri termofilik dari sumber air panas Way Panas Bumi Natar menggunakan media PCA (Plate Count Agar) yang memenuhi unsur-unsur yang dibutuhkan bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak, dan diinkubasi pada suhu 500C. Isolat bakteri termofilik yang tumbuh pada media PCA dimurnikan untuk mendapatkan isolat tunggal, dengan cara menginokulasikan kembali pada media PCA yang baru. Isolat tunggal/isolat murni diuji secara biokimia, gula-gula dan diinokulasi pada media diferensial, selektif dan media diperkaya untuk melihat karakteristiknya. Dalam penelitian ini didapatkan 7 isolat bakteri termofilik (isolat S1a, S1b, S2a, S2b, S3, S4 dan S5). Identifikasi dilakukan untuk melihat sifatsifat bakteri termofilik, seperti pada uji TSIA didapatkan satu isolat (S3) yang tidak dapat memfermentasikan ke tiga jenis gula (glukosa, laktosa dan sukrosa), sedangkan isolat lainnya memperlihatkan slant dan butt yang berwarna merah atau kuning. Hal ini menunjukkan kemampuan bakteri dalam memfermentasikan karbohidrat dalam media TSIA tersebut. Hasil uji SC (Simon Citrat) menunjukkan hanya satu isolat (S5) yang menggunakan citrat sebagai sumber karbon untuk energi, yaitu ditandai dengan perubahan warna media SC dari hijau menjadi biru karena penghilangan asam dan peningkatan pH pada media. Sedangkan 6 isolat lainnya menunjukkan hasil negatif. Seluruh isolat bakteri termofilik tidak memproduksi sulfur (gas H2S) pada uji SIM, tetapi ada 2 isolat (isolat S1a dan S3) yang mempunyai motilitas dan 1 (isolat S3) yang memproduksi indol. Pada uji gula-gula (glukosa, laktosa, manitol, maltosa dan sukrosa), didapatkan beberapa isolat bakteri termofilik mampu memfermentasikan karbohidrat yang ditandai dengan berubahnya media dari biru menjadi berwarna kuning Pada uji Voges Proskauer semua isolat bakteri termofilik tidak dapat memfermentasikan butanadiol atau uji VP 302 negatif, demikian juga dengan uji Metil Red didapatkan hasil negatif. Semua isolat bakteri termofilik dalam penelitian ini tidak ada yang tumbuh pada media SS agar dan MC agar, hal ini disebabkan pada media SS agar dan MC agar termasuk media selektif, yang hanya dapat ditumbuhi oleh bakteri golongan enterik. Pada media endo agar terdapat pertumbuhan dari dua isolat bakteri termofilik ini, namun terlihat tidak subur. Demikian juga pada media EMB agar, walapun ada pertumbuhan bakteri, namun tidak menunjukkan koloni yang subur. Media BAP yang diperkaya oleh darah menjadi media yang ditumbuhi oleh semua isolat bakteri termofilik dan terjadi hemolisis parsial, hal ini sesuai dengan penjelasan dalam Bergey Manual of Systematic Bacteriology Second Edition Volume Three bahwa bakteri termofilik mampu menghemolisis darah yang ada dalam media tersebut. Identifikasi dalam penelitian ini dilakukan secara fenotifik, yaitu berdasarkan Bergey Manual of Systematic Bacteriology Second Edition Volume Three dengan melihat data-data hasil karakterisasi isolat bakteri termofilik secara mikroskopis, makroskopis dan sifat-sifat biokimia maka disimpulkan ke tujuh isolat bakteri termofilik ini termasuk kedalam genus Bacillus. Untuk kepastian hasil yang lebih baik dalam mengidentifikasi perlu dilakukan secara molekuler atau taksonomi numerik. Bakteri termofilik genus Bacillus juga didapatkan dari penelitian Kurniawan (2011) dari sumber air panas Semurup Kabupaten Kerinci Jambi, yang mempunyai suhu 600 – 800C dengan pH 7. Selain itu Muharni (2010) juga mendapatkan bakteri termofilik genus Bacillus dalam sampel air panas Danau Ranau Sumatera Selatan yang bersuhu 37,30 – 63,70C. Morfologi bakteri genus Bacillus secara mikroskopis bentuknya basil/ batang tunggal atau berpasangan atau menyusun seperti filamen, diameter sel berkisar 0,4-1,8 mikronmeter dan panjang dari 0,9-10,0 mikronmeter, ada yang Gram positif dan ada yang Gram negatif. Motil dan non motil. Beberapa spesies Bacillus dapat menghasilkan spora jika dikultur pada media dengan unsur hara yang sesuai, dan jika tidak maka sporulasi tidak akan terbentuk. Dapat atau tidak memfermentasi karbohidrat seperti glukosa, laktosa, maltosa, mannitol atau sukrosa. Menurut Aono, et al (1993) asam teicoat pada dinding sel Bacillus menyebabkan bakteri ini tidak dapat tumbuh pada media dengan pH yang tinggi. Bacillus mudah tumbuh pada Jurnal Analis Kesehatan: Volume 3, No. 1, Maret 2014 Maria Tuntun: Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Termofilik Dari Sumber Air Panas Way Panas Bumi Natar media rutin atau media diperkaya dengan karakteristik yang bervariasi mulai dari bentuk koloni besar, melingkar tidak teratur dengan tepi berombak, keriput atau bergelombang dan tekstur koloni yang halus dan kadang-kadang lembab, berlendir atau ada yang mengkilap. Warna koloni mulai dari abu-abu, putih, atau krem. Beberapa spesies Bacillus dapat menghasilkan pigmentasi seperti pigmen kuning, merah muda, coklat, hitam atau orange. Pada media agar darah dapat terjadi hemolisis parsial atau lengkap (Paul, 2009). Kemampuan bakteri termofilik dalam menghemolisis darah secara parsial pada media BAP ditunjukkan oleh isolat S1a, S2b, S3, S4 dan S5 menghasilkan α hemolisis. Beberapa spesies Bacillus yang merupakan bakteri termofilik seperti, Bacillus coagulans, Bacillus fumarioli, Bacillus infernus, Bacillus methanolicus, Bacillus okuhidensis, Bacillus smithii, Bacillus thermoamylovorans dan Bacillus tusciae , memiliki suhu pertumbuhan mulai dari 40 ° hingga 55 ° C. Bacillus aeolius, Bacillus fumarioli,Bacillus infernus, Bacillus methanolicus, Bacillus schlegelii, Bacillus thermoamylovorans, Bacillus thermocloacae, dan Bacillus tusciae dapat tumbuh pada suhu 55° - 75°C. Bakteri termofilik ini tumbuh pada suhu optimum 50°C dengan pH 7. Hasil penelitian yang berupa isolat bakteri termofilik genus Bacillus ini perlu dilanjutkan penelitiannya untuk mengetahui kemampuannya dalam memproduksi enzim yang berguna dalam dunia industri. Enzim yang berasal dari bakteri berupa protein dan tidak bersifat toksik, dan dapat mengalami denaturasi secara alami, sehingga tidak menimbulkan bahaya apapun bagi lingkungannya. Daftar Pustaka 1. Agustini, Rudiana. 2006. Pemanfaatan Protease Termofil yang Hidup di Sumber Air Panas Cangar Batu Malang. Indo. J. Chem., 2006, 6 (2), 205 – 211. 2. Ahmaloka, A. Suharto, S, Nurbaiti , I N. Tika dan F.M. Warganegara, 2006. Ribotyping Identification of Thermophilic Bacterium from Papandayan Crater. Proceeding of ITB Engineering Science. Vol. 38 B(1):1-10. 3. Asnawi, Abdul Hafid. 2006. Keanekaragaman bakteri termofilik yang terdapat dalam sumber air panas di Taman Wisata Padusan Pacet, Kabupaten Jurnal Analis Kesehatan: Volume 3, No. 1, Maret 2014 Mojokerto Jawa Timur Pacet, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Skripsi. Universitas Negeri Malang. 4. Cappuccino, J.G., Sherman N. 1986. Microbiology a Laboratory Manual. 4th ed. Menlo Park: Addison-Wesley Publ. Company, Inc. 5. Dewi, Iche Marina. 2008. Isolasi bakteri dan uji aktivitas kitinase termofilik kasar dari sumber air panas tinggi raja simalungun sumatera utara. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. Universitas Sumatera Utara. 6. Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Jakarta. 7. Farid. 2010. Penemu Way Panas Bumi, Natar Lampung Selatan. Diunduh dari www.http://waypanas.blogspot.com/2010/0 5/penemu-sumber-air-panas.html. Tanggal 23 Februari 2013 8. Hartiko, H. (1992). Biologi ikroorganisme Termofilik. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Biotek UGM 9. Indrajaya, W.FM, Ahmaloka. 2003. Isolation and Identification of Thermophilic Microorganism from Wayang Crater. J. Microbiol. 8:53-56. 10. Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi, Menguak Dunia Mikroorganisma. CV. Yrama Widya. Bandung. 11. Pakpahan, Rosliana. 2009. Isolasi Bakteri Dan Uji Aktivitas Protease Termofilik Dari Sumber Air Panas Sipoholon Tapanuli Utara Sumatera Utara. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan. 12. Irena, Amelinda. 2010. Isolasi Dan Optimasi Protease Bakteri Termofilik Dari Sumber Air Panas Tangkuban Perahu Bandung. Skripsi. IPB. Bogor 13. Kurniawati, Dwi Heni. 2012. Seleksi, Karakterisasi, Dan Identifikasi Isolat BakteriTermofilik Pasca Erupsi Merapi Sebagai Penghasil Enzim Protease. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 14. Kurniawan, Hafiz Muchti. 2011. Isolasi dan Optimasi Ekstrinsik Bakteri Termoproteolitik Isolat Sumber Air Panas Semurup Kabupaten Kerinci, Jambi. Tesis. Pascasarjana Universitas Andalas. Padang 303 Maria Tuntun: Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Termofilik Dari Sumber Air Panas Way Panas Bumi Natar Lampung Selatan 15. Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 16. Madigan, M.T., J.M. Martinko, and J. Parker. 1999. Biology of Microorganisms. 10th ed. New York: Prentice Hall International. 17. Martharina, Dini. 2010. Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Termofilik Dari Kawah Putih Gunung Pancar Bogor. Skripsi.IPB. Bogor. 18. Muharni . 2010. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Penghasil Kitinase dari Sumber Air Panas Danau Ranau Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Sains. Edisi Khusus Juni 2010 (D) 0:06-09. 19. Paul De Vos, George M. Garrity, Dorothy Jones, Noel R. Krieg, Wolfgang Ludwig, Fred A. Rainey, et al. 2009. BERGEY’S MANUAL OF Systematic Bacteriology Second Edition Volume Three The Firmicutes. University of Georgia Athens, GA 30602-2605. USA 20. Pelczar, M.J.Jr, and E. Chan.1988. DasarDasar Mikrobiologi. Penerbit UI Press. Jakarta. 21. Prescott. 2008. Microbiology 7th edition. USA: McGraw-Hill Book Company. 22. Sanifitri, E.H. 2007. Amplifikasi gen 16SrRNA Bakteri Termofilik Dari Sumber Air Panas, Gunung Pancar Bogor. Skripsi. FMIPA IPB. 23. Utari, Indah Budi. 2011. Identifikasi Bakteri Termofilik Amilolitik Dari Mata Air Panas Ciengang Dan Gunung Darajat, Garut. Skripsi UPI. Diunduh dari repository.upi. edu/ skripsiview.php. Tanggal 3 Maret 2013. 24. Volk dan Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar, Edisi 5 Jilid 1. Erlangga. Jakarta. 25. Zubaidah, Siti. (2000). Bakteri: Kajian Tentang Beberapa Aspek Biologis. Universitas Negeri Malang. Malang. 304 Jurnal Analis Kesehatan: Volume 3, No. 1, Maret 2014