PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR Disajikan pada

advertisement
PENTINGNYA MEMAHAMI PERKEMBANGAN
ANAK DAN REMAJA SERTA IMPLIKASINYA
TERHADAP PEMBELAJARAN
(Disajikan pada Acara Seminar Nasional yang Diselenggarakan oleh
Program Studi Psikologi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, 03 Juni 2015)
• Syamsu Yusuf LN
• UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka hawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
bertaqwa kepada Allah dan mengucapkan yang benar
(qaulan sadiidaa)” Al-Quran, Annisa:9.
Intelligence plus character-that is the good of true
education (Martin Luther King,JR)
Children develop character by what they see,
what they hear, and what they are repeated led to
do (James Stanson)
Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan
pembangunan karakter (character building), karena
character building inilah yang akan membuat bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya.
Kalau character building ini tidak dilakukan, maka bangsa
Indonesia akan menjadi bangsa kuli. (Bung Karno)
Siapa
Anak/Siswa?
Individu yang sedang berada
dalam proses
pengembangan fitrah atau
potensi sebagai makhluk
biopsikososiospiritual ke arah
kedewasaan (kematangan).
Moral
/Spirit
ual
Fisik
Psikis
Sosial
Logik
Matematik
K
E
C
E
R
D
A
S
A
N
Linguistik
IQ
Musik
Kinestetik
EI
Spatial
SI
Intraperso
nal
Interperso
nal
Naturalis
Transenden
KASUS NAPZA/NARKOBA DI INDONESIA
 DI JAKARTA SAJA PADA TAHUN 1999 = 1.3 JUTA DENGAN OMSET BIAYA





780 MILYAR/HARI, DAN PECANDUNYA SEKITAR USIA 15-24 TH (HARIAN
SURYA, 25 OKTOBER 1999).
PARA PELAKU TAWURAN DI JKT 50 % PECANDU NARKOBA. TH 1996 :
150 X, LUKA 26, MATI 19.
TH 1997 : 121 X, LUKA 24, MATI 15.
TH 1998 : 230 X, LUKA 34, MATI 15.
TH 1999 : 64 X, LUKA 36, MATI 12.
Penyebab : rasa ingin tahu, frustrasi/stress, broken home, kurang mendapat
kasih sayang, pola pergaulan, maraknya perdagangan narkoba, dan
lemahnya iman.
HIV DAN AIDS DI INDONESIA
(Republika, 23 Mei 2006)











Menko Kesra : “Tidak ada satu provinsi pun yang terbebas dari HIV (Human
Immunodeficiency Virus)/AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)”.
Jumlah Pengidap
S.d. Juni 2005
=
7090
S.d. September’05
=
8250
S.d. Desember’05
=
9565
S.d. Maret’05
=
10.156
Usia = lebih sparuhnya berusia 20-29 th
dengan penularan 50.1 %
jarum suntik
dan juga pergaulan bebas (free sex) = Di USA 8 :10 Remaja Pria, 7 :10 RWanita
Provinsi terbanyak : Jkt,Papua,Jatim,Jabar,Bali,Riau, Sulsel, Kalbar,Sumut,dan
Jateng.
Menurut WHO (1993) = 14 juta, dan akhir abad ke 20 = 40 juta.
KASUS HIV/AIDS DI NTB DAN BALI
(Republika, 1 Juni 2015)
NTB
Soeharminto, sekretaris Komisi
Penanggulangan AIDS Provinsi
(KPAP) menyatakan bahwa
penderita HIV/AIDS di NTB
mencapai 1.013 kasus (HIV 446
dan AIDS 567). 40 % penderita
AIDS terlapor telah meninggal
dunia. Penderitanya mayoritas
berusia produktif: 20-40 tahun.
BALI
Ketut Sudikerta, Wakil Gubernur
Bali menyatakan bahwa Data
kumulatif Dinas Kesehatan
Provinsi Bali dari 1987 sampai
April 2015 menunjukkanj umlah
kasus HIV/AIDS mencapai 11.311
kasus.
DATA PROSTITUSI DI KALANGAN SISWI
(Majalah Kartini, edisi 2247/2009)
87 % Remaja SMP di
Indonesia sudah
tidak perawan lagi
(Hasil penelitian Komnas
Perlindungan Anak)
1. Broken home
2. Lemahnya
kontrol OT
3. Hedonisme
4. Konsumerisme
18 siswi SMP di
Jakarta Barat
menyambi sebagai
PSK selepas sekolah.
Di Karawang
ditemukan 113 siswi
berusia 15-a8 tahun
menjadi PSK (selama
Maret – April 2009).
FASE PERKEMBANGAN INDIVIDU
Dewasa (muda-madya-tua)
Masa Pra
lahir
Remaja
Usia
Sekolah
AUD
Lahir/
Bayi
Mati
PERKEMBANGAN
Suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah)
maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang
berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan dari mulai masa
konsepsi sampai akhir hayat
Sistematis
Progresif
Berkesinambungan
Perubahan yg
bersifat saling
Mempengaruhi
antar aspek
perkembangan
Perubahan berSifat maju, meningkat, mendalam,
atau meluas
Perubahan yang
terjadi berlangsung
secara berurutan
atau beraturan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN
Hereditas (Genetika/Nature)
Lingkungan (Nurture)
“Totalitas karakteristik
individu/Anak yang diwariskan
orang tua”
atau
“Segala potensi (fisik/psikis) yang
dimiliki individu sejak masa
konsepsi sebagai pewarisan
dari pihak orang tua
melalui gen-gen”
“Keseluruhan fenomena
(persitiwa, situasi, atau kondisi)
fisik/alam atau sosial,
yang mempengaruhi atau
dipengaruhi perkembangan
individu”
Masyarakat
Sekolah
Keluarga
Individu
SEKOLAH DAN PERGURUAN TINGGI
PERAN
KELUARGA
DAN
SEKOLAH
ATAU PT
DLM
PENDIDIKAN
BAYI
PAUD
SD ATAU MI
SMP ATAU MTS
SMA/MA/SMK
KELUARA (ORANG TUA)
MAHASISWA
LINGKUNGAN KELUARGA
Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Buchari, Rasulullah saw bersabda “Tiap bayi lahir
dalam keadaan fitrah (suci). Orang tuanyalah yang
membuat ia menjadi Yahudi (jika mereka Yahudi),
Nasrani (jika mereka Nasrani), atau Majusi (jika
mereka Majusi). Seperti binatang yang lahir
sempurna, adakah engkau melihat mereka terluka
pada saat lahir”
(Aliah B.Purwakania Hasan, 2006)
Alasan tentang pentingnya peranan
keluarga bagi perkembangan anak
1.Keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat
identifikasi anak .
2.Keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenalkan nilai-nilai
kehidupan kepada anak.
3.Orang tua dan anggota keluarga lainnya merupakan “significant
people” bagi perkembangan kepribadian anak.
4.Keluarga sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan dasar insani
(manusiawi), baik yang bersifat fisik-biologis, maupun sosiopsikologis.
5.Anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.
PENDIDIKAN SEBELUM DAN DLM KANDUNGAN
SUAMI
ISTRI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Membaca do’a sebelum berhubungan suami istri
Meningkatkan kualitas ibadah (wajib dan sunat)
Mentadarus Al-quran
Memperbanyak dzikir
Memanjatkan do’a agar mendapat anak yang saleh
Memelihara diri dari ucapan atau perbuatan yang tdk baik
Memelihara kebersihan dan kesehatan .
ANAK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Melakukan aqiqah
Memberikan pendidikan mengenai ajaran agama (aqidah,
ibadah, dan akhlak)
Menjadi tauladan dalam melaksanakan ajaran agama
Memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang
Menyekolahkan anak
Membiasakan anak untuk hidup bersih, sehat, dan tertib
Memberikan pengertiankepada anak agar menghindar dari
perbuatan yg tdk baik (merokok, mengkonsumsi minuman
keras atau narkoba, tawuran, dan pergaulan bebas).
PENDIDIKAN SETELAH KELAHIRAN-REMAJA
SOLEH/SOLEHAH
1. Cageur
2. Bageur
3. Bener
4. Pinter
5. Singer
6. Teuneungludeung
Fungsional
Disfungsional
KEBERFUNGSIAN
KELUARGA
PERKEMBANGAN
ANAK
POLA ASUH (PARENTING
STYLE)
Authoritarian
Permissive
Authoritative
PERANAN ORANG TUA
(Hamner & Turner, 2008)
Masa Remaja
Masa Sekolah
Masa Pra sekolah
Masa Kanakkanak
Masa Bayi
(Pengasuh)
Protector
(Pelindung)
Caregiver
(Perawat)
Nurturer
Counselor
Encourager
(Pendorong)
Peranan Keluarga dan
Sekolah dalam Memfasilitasi
Perkembangan Anak
FISIK
INTELEK
TUAL
KELUARGA
ANAK
SEKOLAH
EMOSI
SOSIAL
MORAL
SPIRITUAL
• Cageur/Sehat/Bugar
• Terampil
•.Pinter/Cerdas
•.Kreatif
•Bageur/Self-respect
•Self-control
•Wanter
•Respect to others
•Altruis
•Toleran
Bener/Komitmen terhadap
nilai-nilai agama
FISIK
KESADARAN
BERAGAMA
INTELEKTUAL
ASPEK-ASPEK
PERKEMBANGAN
ANAK DAN
REMAJA
EMOSI
SOSIAl
BAHASA
MASA ANAK DAN REMAJA DALAM RENTANG
KEHIDUPAN
MASA ANAK
MASA REMAJA
MASA DEWASA
Dependent
Independent
Tergantung
Mandiri
Mungkin terjadi
konflik internal atau
eksternal
Perkembangan Motorik Anak
Motorik Halus
Motorik Kasar
1.Menulis
1.Baris berbaris
2.Menggambar atau Melukis
2.Seni bela diri
3.Mengetik (komputer)
(seperti pencak
silat, dan karate)
4.Merupa (seperti membuat kerajinan 3.Senam
dari tanah liat)
4.Berenang
5.Menjahit
5.Atletik
6.Membuat kerajinan dari kertas
6.Main sepak bola, dsb.
PERKEMBANGAN
INTELEKTUAL
Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat
mereaksi
rangsangan
intelektual,
atau
melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut
kemampuan intelektual atau kemampuan
kognitif.
Dilihat dari aspek perkembangan kognitif,
menurut Piaget masa ini berada pada tahap
operasi kongkrit, yang ditandai dengan
kemampuan
(1)
mengklasifikasikan
(mengelompokkan) benda-benda berdasarkan ciri
yang sama, (2) menyusun atau mengasosiasikan
(menghubungkan atau menghitung) angka-angka
atau bilangan, dan (3) memecahkan masalah
(problem solving) yang sederhana.
Implikasi Pembelajaran
Kepada Anak diberikan
pelajaran CALISTUNG
(Membaca, Menulis, dan
Berhitung)
PERKEMBANGAN BAHASA
Usia sekolah dasar merupakan masa
berkembang
pesatnya
kemampuan
mengenal dan menguasai perbendaharaan
kata (vocabulary). Pada awal masa ini,
anak sudah menguasai sekitar 2500 kata,
dan pada masa akhir (kira-kira usia 11-12
tahun) anak telah dapat menguasai sekitar
5000 kata (Abin Syamsuddin M, 2001;
dan Nana Syaodih S., 1990).
Implikasi
Pembelajaran
Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa atau
keterampilan berkomunikasi anak melalui tulisan,
sebagai cara untuk ekspresikan perasaan, gagasan atau
pikirannya, maka sebaiknya kepada anak dilatihkan
untuk membuat karangan atau tulisan tentang
berbagai hal yang terkait dengan pengalaman
hidupnya sendiri, atau kehidupan pada umumnya,
seperti menyusun autobiografi, kehidupan keluarga,
cara-cara memelihara lingkungan, cita-citaku, dan
belajar untuk mencapai sukses.
PERKEMBANGAN EMOSI
Pada usia sekolah (khususnya di kelas-kelas tinggi, kelas 4, 5, dan 6)),
anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah
diterima, atau tidak disenangi oleh orang lain. Oleh karena itu, dia mulai
belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya.
Kemampuan mengontrol emosi diperolehnya melalui peniruan dan
latihan (pembiasaan).
Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua atau guru dalam
mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak
dikembangkan di lingkungan keluarga yang suasana emosionalnya stabil,
maka perkembangan emosi anak cenderung stabil atau sehat. Akan tetapi,
apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang
stabil atau kurang kontrol (seperti : marah-marah, mudah mengeluh, kecewa
dan pesimis dalam menghadapi masalah), maka perkembangan emosi anak,
cenderung kurang stabil atau tidak sehat.
PERKEMBANGAN EMOSI
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku
individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar (learning). Emosi
positif seperti: perasaan senang, bergairah, bersemangat atau rasa ingin
tahu (curiosity) yang tinggi akan mempengaruhi individu untuk
mengkonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti
memperhatikan penjelasan guru, membaca buku, aktif berdiskusi,
mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, dan disiplin dalam belajar.
Sebaliknya, apabila yang menyertai proses belajar itu emosi yang
negatif, seperti perasaan tidak senang, kecewa, tidak bergairah, maka
proses belajar tersebut akan mengalami hambatan, dalam arti individu tidak
dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar, sehingga kemungkinan
besar dia akan mengalami kegagalan dalam belajarnya.
IMPLIKASI PERKEMBANGAN EMOSI
THD PEMBELAJARAN (IKLIM
EMOSIONAL )
Upaya yang dapat ditempuh guru dalam menciptakan suasana belajarmengajar yang kondusif itu adalah sebagai berikut.
1. Mengembangkan iklim (suasana) kelas yang bebas dari ketegangan,
seperti guru bersikap ramah, tidak judes atau galak.
2. Memperlakukan siswa sebagai individu yang mempunyai harga diri (self
esteem), seperti guru menghargai pribadi, pendapat, dan hasil karya siswa;
dan tidak mencemoohkan atau melecehkan pribadi, pendapat, dan hasil
karya siswa; serta tidak menganakemaskan atau menganaktirikan siswa.
3. Memberikan nilai secara adil dan objektif.
4. Menciptakan kondisi kelas yang tertib, bersih, dan sehat (ventilasi udara,
dan pencahayaannya baik).
KARAKTER DOSEN
Hangat,
Bersahabat,
Ramah,
Simpatik, Sabar,
Toleran, Respek,
Kaya gagasan,
Sadar tujuan,
Motivator,dan
Antusias.
Warm x Cool
Relaxed x Tense
Cohessive x Antagonistict
Friendly x Hostile
DOSEN
Interaksi Edukatif
MAHASISWA
Harmonis x Tidak Harmonis
Stimulatif x Restriktif
Kreatif x Pasif
Berakhlak mulia
Cerdas
Terampil
PERKEMBANGAN SOSIAL
Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam
hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama.
Perkembangan sosial pada anak usia SD/MI ditandai dengan adanya
perluasan hubungan, di samping dengan para anggota keluarga, juga dengan
teman sebaya (peer group), sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah
bertambah luas.
Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri dari sikap
berpusat kepada diri sendiri (egosentris) kepada sikap bekerjasama (kooperatif)
atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain. Anak mulai
berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebaya, dan bertambah kuat
keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok (gang), dan merasa
tidak senang apabila tidak diterima oleh kelompoknya.
PERKEMBANGAN KESADARAN
BERAGAMA
Zakiah Darajat (1986 : 58) mengemukakan bahwa
pendidikan agama di sekolah dasar merupakan dasar
bagi pembinaan sikap positif terhadap agama dan
pembentukan kepribadian dan akhlak anak. Apabila
berhasil, maka pengembangan sikap keagamaan pada
masa remaja akan mudah, karena anak telah mempunyai
pegangan atau bekal dalam menghadapi berbagai
goncangan yang biasa terjadi pada masa remaja.
PERKEMBANGAN KESADARAN
BERAGAMA
Pada masa ini kesadaran beragama anak ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1. Sikap keagamaan anak masih bersifat reseptif namun sudah disertai dengan pengertian.
2. Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah
logika yang berpedoman kepada indikator-indikator alam semesta sebagai manifestasi dari
keagungan-Nya (contohnya : dalam menjelaskan tentang Allah sebagai pencipta yang
Maha Agung, dapat dimulai dengan mempertanyakan fenomena-fenomena alam yang
sudah diketahui oleh anak, seperti dimulai dengan mempertanyakan siapa yang membuat
dirinya berikut bagian-bagian tubuhnya; siapa yang membuat air, tanah, udara, buahbuahan, dan alam semesta lainnya? Melalui tanya jawab dengan mereka, serta pemberian
penjelasan bahwa semuanya itu merupakan anugrah atau kenikmatan dari Allah, maka
insya Allah akan berkembang pada diri mereka nilai-nilai keimanan atau keyakinan
kepada Allah Swt.).
3. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya
sebagai keharusan moral.
BEBERAPA IMPLIKASI PERKEMBANGAN THD PEMBELAJARAN
POTENSI
A. Fisik
ASPEK
1. Kesehatan
2. Motorik
3. Pemahaman tt
bagian
dan fungsi
tubuh
PROSES PEMBELAJARAN
1. Mengembangkan pemahaman dan
sikap positif thd kondisi fisiknya.
2. Menyediakan sarana untuk bermain,
bersenam atau ber-OR.
3. Melatih keterampilan motorik
4. Menjelaskan bagian-bagian dan
fungsi tubuh
5. Menjelaskan keterbatasan tubuh
(lelah,sakit,dsb.)
6. Mengembangkan kebiasaan untuk
memelihara kebersihan dan
kesehatan tubuh.
POTENSI
B. Intelektual
ASPEK
Keberbakatan/
Kreativitas/
Daya Pikir/
Daya Cipta
PROSES PEMBELAJARAN
1. Memberi contoh atau mendorong anak untuk
gemar membaca.
2. Mengenalkan lingkungan atau menstimulasi anak
dengan berbagai informasi yang berada di
lingkungannya (sosial, alam : fauna-plora,
transportasi, komunikasi, dsb.)
3. Mengenalkan angka, huruf, dan bangun geometri.
4. Melatih anak untuk belajar berpikir kausalitas
(sebab-akibat).
5. Membiasakan anak untuk berani mengungkapkan
ide/gagasan atau mengajukan pertanyaan.
6. Melatih problem solving (seperti bertanya jawab
dengan anak tt cara-cara memelihara gigi agar
tidak sakit).
7. Mengembangkan kemandirian anak untuk
melakukan tugas atau pekerjaannya sendiri.
POTENSI
B. Intelektual
(Lanjutan)
ASPEK
Keberbakatan/
Kreativitas/Daya
Pikir/ Daya Cipta
PROSES PEMBELAJARAN
1. Mengembangkan kemampuan imajinatif/
daya cipta (seperti dengan menggambar,
merupa, berceritera, dan meneliti).
2. Mengadakan program-program yang
memberikan kesempatan kepada anak untuk
berkompetisi, seperti lomba menggambar,
mewarnai, deklamasi, dan menyanyi.
3. Mengidentifikasi keberbakatan anak melalui
tes kecerdasan, tes kreativitas, dan tes tasks
commitment (motivasi belajar) dan
memanfaatkannya untuk layanan bimbingan.
4. Mengenalkan kepada anak tentang produkproduk teknologi yang berhubungan dengan
komunikasi informatika (seperti telepon, HP,
komputer, video, dan televisi), dan
transportasi (pesawat terbang, kapal laut,
kereta api, dan macam-macam mobil, dsb.).
POTENSI
C. Emosi
ASPEK
Kecerdasan
Emosi (Emotional
Intelligent)
PROSES
PEMBELAJARAN
1. Menciptakan suasana emosional yang kondusif
(sikap ramah, kasih sayang, tidak judes dan
bersikap keras) baik di rumah maupun di
sekolah.
2. Membicarakan perasaan-perasaan, baik diri
sendiri maupun orang lain.
3. Mengembangkan sikap dan kebiasaan saling
menyayangi dengan teman.
4. Mengembangkan sikap respek terhadap diri
sendiri dan orang lain.
5. Menghormati pribadi anak (seperti bertutur kata
yang sopan, mengucapkan/menjawab salam
anak, dan tidak mencemoohkan anak).
6. Memberikan reward/penghargaan (seperti
pujian, acungan jempol, atau hadiah) kpd anak
yg berprestasi, atau berperilaku yang baik.
POTENSI
D. Sosial
ASPEK
1. Kedisiplinan
2. Sikap Toleran
3. Sikap Altruis
(TolongMenolong)
4. Sikap Kooperasi/
Kolaborasi
(Bekerjasama)
PROSES
PEMBELAJARAN
1. Menyusun tata-tertib
2. Mengembangkan sikap dan kebiasaan
untuk mentaati tata-tertib dan menjelaskan
alasan penerapannya.
3. Mengembangkan sikap dan kebiasaan
untuk saling menghormati, menolong, dan
menjalin persahabatan (silaturahim).
4. Memberikan informasi (melalui gambar,
alat peraga, atau pengamatan) ttg adanya
keragaman agama, budaya, bahasa, dan
suku dalam masyarakat.
5. Menyusun program yang melibatkan siswa
dalam kegiatan kelompok (seperti melalui
permainan tradisional, atau tugas-tugas
kelompok).
6. Mengenalkan tata-krama atau adat istiadat.
POTENSI
E. Kesadaran
Beragama
ASPEK
1. Aqidah
2. Ibadah
3. Akhlak
PROSES PEMBELAJARAN
1. Memberi contoh tauladan (uswah hasanah) dalam
mengamalkan ajaran agama.
2. Mengenalkan rukun iman dan rukun islam
3. Mengenalkan kekuasaan Allah, melalui alam ciptaannya.
4. Mengajarkan cara berwudlu
5. Mengajarkan bacaan dan gerakan shalat
6. Membiasakan anak untuk melaksanakan shalat.
7. Memberi contoh dan mengajar anak untuk menghafal
do’a-do’a dan surat-surat pendek.
8. Mengajar tulis-baca al-Quran kpd anak.
9. Mengenalkan nama-nama dan tugas para malaikat dan
nabi (rasul).
10.Menceritakan riwayat para nabi.
11.Mengembangkan kebiasaan anak untuk bersikap hormat
kepada orang tua, guru, teman, dan orang lain.
12.Mengembangkan sikap toleran thd penganut agama lain.
SENANDUNG GURU
MARI MENGAJAR
MARI MEMBIMBING
MARI MELATIH
SEKARANG JUGA
KAPAN PUN JUGA
DIMANA JUGA
DISINI GURU
DISANA GURU
DIMANA MANA
KU TETAP GURU
MENGAJAR ANAK
MEMBIMBING ANAK
MELATIH ANAK
SHALEH DAN
CERDAS
LALALALA LALALALA
LALALALA LALALALA
TRIMAKASIH
Wassalam
Download