PENTINGNYA MEMAHAMI PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN (Disajikan pada Acara Seminar Nasional yang Diselenggarakan oleh Program Studi Psikologi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 03 Juni 2015) • Syamsu Yusuf LN • UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka hawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan mengucapkan yang benar (qaulan sadiidaa)” Al-Quran, Annisa:9. Intelligence plus character-that is the good of true education (Martin Luther King,JR) Children develop character by what they see, what they hear, and what they are repeated led to do (James Stanson) Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter (character building), karena character building inilah yang akan membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya. Kalau character building ini tidak dilakukan, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli. (Bung Karno) Siapa Anak/Siswa? Individu yang sedang berada dalam proses pengembangan fitrah atau potensi sebagai makhluk biopsikososiospiritual ke arah kedewasaan (kematangan). Moral /Spirit ual Fisik Psikis Sosial Logik Matematik K E C E R D A S A N Linguistik IQ Musik Kinestetik EI Spatial SI Intraperso nal Interperso nal Naturalis Transenden KASUS NAPZA/NARKOBA DI INDONESIA DI JAKARTA SAJA PADA TAHUN 1999 = 1.3 JUTA DENGAN OMSET BIAYA 780 MILYAR/HARI, DAN PECANDUNYA SEKITAR USIA 15-24 TH (HARIAN SURYA, 25 OKTOBER 1999). PARA PELAKU TAWURAN DI JKT 50 % PECANDU NARKOBA. TH 1996 : 150 X, LUKA 26, MATI 19. TH 1997 : 121 X, LUKA 24, MATI 15. TH 1998 : 230 X, LUKA 34, MATI 15. TH 1999 : 64 X, LUKA 36, MATI 12. Penyebab : rasa ingin tahu, frustrasi/stress, broken home, kurang mendapat kasih sayang, pola pergaulan, maraknya perdagangan narkoba, dan lemahnya iman. HIV DAN AIDS DI INDONESIA (Republika, 23 Mei 2006) Menko Kesra : “Tidak ada satu provinsi pun yang terbebas dari HIV (Human Immunodeficiency Virus)/AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)”. Jumlah Pengidap S.d. Juni 2005 = 7090 S.d. September’05 = 8250 S.d. Desember’05 = 9565 S.d. Maret’05 = 10.156 Usia = lebih sparuhnya berusia 20-29 th dengan penularan 50.1 % jarum suntik dan juga pergaulan bebas (free sex) = Di USA 8 :10 Remaja Pria, 7 :10 RWanita Provinsi terbanyak : Jkt,Papua,Jatim,Jabar,Bali,Riau, Sulsel, Kalbar,Sumut,dan Jateng. Menurut WHO (1993) = 14 juta, dan akhir abad ke 20 = 40 juta. KASUS HIV/AIDS DI NTB DAN BALI (Republika, 1 Juni 2015) NTB Soeharminto, sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) menyatakan bahwa penderita HIV/AIDS di NTB mencapai 1.013 kasus (HIV 446 dan AIDS 567). 40 % penderita AIDS terlapor telah meninggal dunia. Penderitanya mayoritas berusia produktif: 20-40 tahun. BALI Ketut Sudikerta, Wakil Gubernur Bali menyatakan bahwa Data kumulatif Dinas Kesehatan Provinsi Bali dari 1987 sampai April 2015 menunjukkanj umlah kasus HIV/AIDS mencapai 11.311 kasus. DATA PROSTITUSI DI KALANGAN SISWI (Majalah Kartini, edisi 2247/2009) 87 % Remaja SMP di Indonesia sudah tidak perawan lagi (Hasil penelitian Komnas Perlindungan Anak) 1. Broken home 2. Lemahnya kontrol OT 3. Hedonisme 4. Konsumerisme 18 siswi SMP di Jakarta Barat menyambi sebagai PSK selepas sekolah. Di Karawang ditemukan 113 siswi berusia 15-a8 tahun menjadi PSK (selama Maret – April 2009). FASE PERKEMBANGAN INDIVIDU Dewasa (muda-madya-tua) Masa Pra lahir Remaja Usia Sekolah AUD Lahir/ Bayi Mati PERKEMBANGAN Suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan dari mulai masa konsepsi sampai akhir hayat Sistematis Progresif Berkesinambungan Perubahan yg bersifat saling Mempengaruhi antar aspek perkembangan Perubahan berSifat maju, meningkat, mendalam, atau meluas Perubahan yang terjadi berlangsung secara berurutan atau beraturan FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN Hereditas (Genetika/Nature) Lingkungan (Nurture) “Totalitas karakteristik individu/Anak yang diwariskan orang tua” atau “Segala potensi (fisik/psikis) yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen” “Keseluruhan fenomena (persitiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial, yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu” Masyarakat Sekolah Keluarga Individu SEKOLAH DAN PERGURUAN TINGGI PERAN KELUARGA DAN SEKOLAH ATAU PT DLM PENDIDIKAN BAYI PAUD SD ATAU MI SMP ATAU MTS SMA/MA/SMK KELUARA (ORANG TUA) MAHASISWA LINGKUNGAN KELUARGA Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Buchari, Rasulullah saw bersabda “Tiap bayi lahir dalam keadaan fitrah (suci). Orang tuanyalah yang membuat ia menjadi Yahudi (jika mereka Yahudi), Nasrani (jika mereka Nasrani), atau Majusi (jika mereka Majusi). Seperti binatang yang lahir sempurna, adakah engkau melihat mereka terluka pada saat lahir” (Aliah B.Purwakania Hasan, 2006) Alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan anak 1.Keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak . 2.Keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenalkan nilai-nilai kehidupan kepada anak. 3.Orang tua dan anggota keluarga lainnya merupakan “significant people” bagi perkembangan kepribadian anak. 4.Keluarga sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan dasar insani (manusiawi), baik yang bersifat fisik-biologis, maupun sosiopsikologis. 5.Anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga. PENDIDIKAN SEBELUM DAN DLM KANDUNGAN SUAMI ISTRI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Membaca do’a sebelum berhubungan suami istri Meningkatkan kualitas ibadah (wajib dan sunat) Mentadarus Al-quran Memperbanyak dzikir Memanjatkan do’a agar mendapat anak yang saleh Memelihara diri dari ucapan atau perbuatan yang tdk baik Memelihara kebersihan dan kesehatan . ANAK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Melakukan aqiqah Memberikan pendidikan mengenai ajaran agama (aqidah, ibadah, dan akhlak) Menjadi tauladan dalam melaksanakan ajaran agama Memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang Menyekolahkan anak Membiasakan anak untuk hidup bersih, sehat, dan tertib Memberikan pengertiankepada anak agar menghindar dari perbuatan yg tdk baik (merokok, mengkonsumsi minuman keras atau narkoba, tawuran, dan pergaulan bebas). PENDIDIKAN SETELAH KELAHIRAN-REMAJA SOLEH/SOLEHAH 1. Cageur 2. Bageur 3. Bener 4. Pinter 5. Singer 6. Teuneungludeung Fungsional Disfungsional KEBERFUNGSIAN KELUARGA PERKEMBANGAN ANAK POLA ASUH (PARENTING STYLE) Authoritarian Permissive Authoritative PERANAN ORANG TUA (Hamner & Turner, 2008) Masa Remaja Masa Sekolah Masa Pra sekolah Masa Kanakkanak Masa Bayi (Pengasuh) Protector (Pelindung) Caregiver (Perawat) Nurturer Counselor Encourager (Pendorong) Peranan Keluarga dan Sekolah dalam Memfasilitasi Perkembangan Anak FISIK INTELEK TUAL KELUARGA ANAK SEKOLAH EMOSI SOSIAL MORAL SPIRITUAL • Cageur/Sehat/Bugar • Terampil •.Pinter/Cerdas •.Kreatif •Bageur/Self-respect •Self-control •Wanter •Respect to others •Altruis •Toleran Bener/Komitmen terhadap nilai-nilai agama FISIK KESADARAN BERAGAMA INTELEKTUAL ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA EMOSI SOSIAl BAHASA MASA ANAK DAN REMAJA DALAM RENTANG KEHIDUPAN MASA ANAK MASA REMAJA MASA DEWASA Dependent Independent Tergantung Mandiri Mungkin terjadi konflik internal atau eksternal Perkembangan Motorik Anak Motorik Halus Motorik Kasar 1.Menulis 1.Baris berbaris 2.Menggambar atau Melukis 2.Seni bela diri 3.Mengetik (komputer) (seperti pencak silat, dan karate) 4.Merupa (seperti membuat kerajinan 3.Senam dari tanah liat) 4.Berenang 5.Menjahit 5.Atletik 6.Membuat kerajinan dari kertas 6.Main sepak bola, dsb. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif. Dilihat dari aspek perkembangan kognitif, menurut Piaget masa ini berada pada tahap operasi kongkrit, yang ditandai dengan kemampuan (1) mengklasifikasikan (mengelompokkan) benda-benda berdasarkan ciri yang sama, (2) menyusun atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan, dan (3) memecahkan masalah (problem solving) yang sederhana. Implikasi Pembelajaran Kepada Anak diberikan pelajaran CALISTUNG (Membaca, Menulis, dan Berhitung) PERKEMBANGAN BAHASA Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada awal masa ini, anak sudah menguasai sekitar 2500 kata, dan pada masa akhir (kira-kira usia 11-12 tahun) anak telah dapat menguasai sekitar 5000 kata (Abin Syamsuddin M, 2001; dan Nana Syaodih S., 1990). Implikasi Pembelajaran Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa atau keterampilan berkomunikasi anak melalui tulisan, sebagai cara untuk ekspresikan perasaan, gagasan atau pikirannya, maka sebaiknya kepada anak dilatihkan untuk membuat karangan atau tulisan tentang berbagai hal yang terkait dengan pengalaman hidupnya sendiri, atau kehidupan pada umumnya, seperti menyusun autobiografi, kehidupan keluarga, cara-cara memelihara lingkungan, cita-citaku, dan belajar untuk mencapai sukses. PERKEMBANGAN EMOSI Pada usia sekolah (khususnya di kelas-kelas tinggi, kelas 4, 5, dan 6)), anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima, atau tidak disenangi oleh orang lain. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperolehnya melalui peniruan dan latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua atau guru dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak dikembangkan di lingkungan keluarga yang suasana emosionalnya stabil, maka perkembangan emosi anak cenderung stabil atau sehat. Akan tetapi, apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil atau kurang kontrol (seperti : marah-marah, mudah mengeluh, kecewa dan pesimis dalam menghadapi masalah), maka perkembangan emosi anak, cenderung kurang stabil atau tidak sehat. PERKEMBANGAN EMOSI Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar (learning). Emosi positif seperti: perasaan senang, bergairah, bersemangat atau rasa ingin tahu (curiosity) yang tinggi akan mempengaruhi individu untuk mengkonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru, membaca buku, aktif berdiskusi, mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, dan disiplin dalam belajar. Sebaliknya, apabila yang menyertai proses belajar itu emosi yang negatif, seperti perasaan tidak senang, kecewa, tidak bergairah, maka proses belajar tersebut akan mengalami hambatan, dalam arti individu tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar, sehingga kemungkinan besar dia akan mengalami kegagalan dalam belajarnya. IMPLIKASI PERKEMBANGAN EMOSI THD PEMBELAJARAN (IKLIM EMOSIONAL ) Upaya yang dapat ditempuh guru dalam menciptakan suasana belajarmengajar yang kondusif itu adalah sebagai berikut. 1. Mengembangkan iklim (suasana) kelas yang bebas dari ketegangan, seperti guru bersikap ramah, tidak judes atau galak. 2. Memperlakukan siswa sebagai individu yang mempunyai harga diri (self esteem), seperti guru menghargai pribadi, pendapat, dan hasil karya siswa; dan tidak mencemoohkan atau melecehkan pribadi, pendapat, dan hasil karya siswa; serta tidak menganakemaskan atau menganaktirikan siswa. 3. Memberikan nilai secara adil dan objektif. 4. Menciptakan kondisi kelas yang tertib, bersih, dan sehat (ventilasi udara, dan pencahayaannya baik). KARAKTER DOSEN Hangat, Bersahabat, Ramah, Simpatik, Sabar, Toleran, Respek, Kaya gagasan, Sadar tujuan, Motivator,dan Antusias. Warm x Cool Relaxed x Tense Cohessive x Antagonistict Friendly x Hostile DOSEN Interaksi Edukatif MAHASISWA Harmonis x Tidak Harmonis Stimulatif x Restriktif Kreatif x Pasif Berakhlak mulia Cerdas Terampil PERKEMBANGAN SOSIAL Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi, dan moral agama. Perkembangan sosial pada anak usia SD/MI ditandai dengan adanya perluasan hubungan, di samping dengan para anggota keluarga, juga dengan teman sebaya (peer group), sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah bertambah luas. Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri dari sikap berpusat kepada diri sendiri (egosentris) kepada sikap bekerjasama (kooperatif) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain. Anak mulai berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebaya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok (gang), dan merasa tidak senang apabila tidak diterima oleh kelompoknya. PERKEMBANGAN KESADARAN BERAGAMA Zakiah Darajat (1986 : 58) mengemukakan bahwa pendidikan agama di sekolah dasar merupakan dasar bagi pembinaan sikap positif terhadap agama dan pembentukan kepribadian dan akhlak anak. Apabila berhasil, maka pengembangan sikap keagamaan pada masa remaja akan mudah, karena anak telah mempunyai pegangan atau bekal dalam menghadapi berbagai goncangan yang biasa terjadi pada masa remaja. PERKEMBANGAN KESADARAN BERAGAMA Pada masa ini kesadaran beragama anak ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut. 1. Sikap keagamaan anak masih bersifat reseptif namun sudah disertai dengan pengertian. 2. Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman kepada indikator-indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya (contohnya : dalam menjelaskan tentang Allah sebagai pencipta yang Maha Agung, dapat dimulai dengan mempertanyakan fenomena-fenomena alam yang sudah diketahui oleh anak, seperti dimulai dengan mempertanyakan siapa yang membuat dirinya berikut bagian-bagian tubuhnya; siapa yang membuat air, tanah, udara, buahbuahan, dan alam semesta lainnya? Melalui tanya jawab dengan mereka, serta pemberian penjelasan bahwa semuanya itu merupakan anugrah atau kenikmatan dari Allah, maka insya Allah akan berkembang pada diri mereka nilai-nilai keimanan atau keyakinan kepada Allah Swt.). 3. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya sebagai keharusan moral. BEBERAPA IMPLIKASI PERKEMBANGAN THD PEMBELAJARAN POTENSI A. Fisik ASPEK 1. Kesehatan 2. Motorik 3. Pemahaman tt bagian dan fungsi tubuh PROSES PEMBELAJARAN 1. Mengembangkan pemahaman dan sikap positif thd kondisi fisiknya. 2. Menyediakan sarana untuk bermain, bersenam atau ber-OR. 3. Melatih keterampilan motorik 4. Menjelaskan bagian-bagian dan fungsi tubuh 5. Menjelaskan keterbatasan tubuh (lelah,sakit,dsb.) 6. Mengembangkan kebiasaan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan tubuh. POTENSI B. Intelektual ASPEK Keberbakatan/ Kreativitas/ Daya Pikir/ Daya Cipta PROSES PEMBELAJARAN 1. Memberi contoh atau mendorong anak untuk gemar membaca. 2. Mengenalkan lingkungan atau menstimulasi anak dengan berbagai informasi yang berada di lingkungannya (sosial, alam : fauna-plora, transportasi, komunikasi, dsb.) 3. Mengenalkan angka, huruf, dan bangun geometri. 4. Melatih anak untuk belajar berpikir kausalitas (sebab-akibat). 5. Membiasakan anak untuk berani mengungkapkan ide/gagasan atau mengajukan pertanyaan. 6. Melatih problem solving (seperti bertanya jawab dengan anak tt cara-cara memelihara gigi agar tidak sakit). 7. Mengembangkan kemandirian anak untuk melakukan tugas atau pekerjaannya sendiri. POTENSI B. Intelektual (Lanjutan) ASPEK Keberbakatan/ Kreativitas/Daya Pikir/ Daya Cipta PROSES PEMBELAJARAN 1. Mengembangkan kemampuan imajinatif/ daya cipta (seperti dengan menggambar, merupa, berceritera, dan meneliti). 2. Mengadakan program-program yang memberikan kesempatan kepada anak untuk berkompetisi, seperti lomba menggambar, mewarnai, deklamasi, dan menyanyi. 3. Mengidentifikasi keberbakatan anak melalui tes kecerdasan, tes kreativitas, dan tes tasks commitment (motivasi belajar) dan memanfaatkannya untuk layanan bimbingan. 4. Mengenalkan kepada anak tentang produkproduk teknologi yang berhubungan dengan komunikasi informatika (seperti telepon, HP, komputer, video, dan televisi), dan transportasi (pesawat terbang, kapal laut, kereta api, dan macam-macam mobil, dsb.). POTENSI C. Emosi ASPEK Kecerdasan Emosi (Emotional Intelligent) PROSES PEMBELAJARAN 1. Menciptakan suasana emosional yang kondusif (sikap ramah, kasih sayang, tidak judes dan bersikap keras) baik di rumah maupun di sekolah. 2. Membicarakan perasaan-perasaan, baik diri sendiri maupun orang lain. 3. Mengembangkan sikap dan kebiasaan saling menyayangi dengan teman. 4. Mengembangkan sikap respek terhadap diri sendiri dan orang lain. 5. Menghormati pribadi anak (seperti bertutur kata yang sopan, mengucapkan/menjawab salam anak, dan tidak mencemoohkan anak). 6. Memberikan reward/penghargaan (seperti pujian, acungan jempol, atau hadiah) kpd anak yg berprestasi, atau berperilaku yang baik. POTENSI D. Sosial ASPEK 1. Kedisiplinan 2. Sikap Toleran 3. Sikap Altruis (TolongMenolong) 4. Sikap Kooperasi/ Kolaborasi (Bekerjasama) PROSES PEMBELAJARAN 1. Menyusun tata-tertib 2. Mengembangkan sikap dan kebiasaan untuk mentaati tata-tertib dan menjelaskan alasan penerapannya. 3. Mengembangkan sikap dan kebiasaan untuk saling menghormati, menolong, dan menjalin persahabatan (silaturahim). 4. Memberikan informasi (melalui gambar, alat peraga, atau pengamatan) ttg adanya keragaman agama, budaya, bahasa, dan suku dalam masyarakat. 5. Menyusun program yang melibatkan siswa dalam kegiatan kelompok (seperti melalui permainan tradisional, atau tugas-tugas kelompok). 6. Mengenalkan tata-krama atau adat istiadat. POTENSI E. Kesadaran Beragama ASPEK 1. Aqidah 2. Ibadah 3. Akhlak PROSES PEMBELAJARAN 1. Memberi contoh tauladan (uswah hasanah) dalam mengamalkan ajaran agama. 2. Mengenalkan rukun iman dan rukun islam 3. Mengenalkan kekuasaan Allah, melalui alam ciptaannya. 4. Mengajarkan cara berwudlu 5. Mengajarkan bacaan dan gerakan shalat 6. Membiasakan anak untuk melaksanakan shalat. 7. Memberi contoh dan mengajar anak untuk menghafal do’a-do’a dan surat-surat pendek. 8. Mengajar tulis-baca al-Quran kpd anak. 9. Mengenalkan nama-nama dan tugas para malaikat dan nabi (rasul). 10.Menceritakan riwayat para nabi. 11.Mengembangkan kebiasaan anak untuk bersikap hormat kepada orang tua, guru, teman, dan orang lain. 12.Mengembangkan sikap toleran thd penganut agama lain. SENANDUNG GURU MARI MENGAJAR MARI MEMBIMBING MARI MELATIH SEKARANG JUGA KAPAN PUN JUGA DIMANA JUGA DISINI GURU DISANA GURU DIMANA MANA KU TETAP GURU MENGAJAR ANAK MEMBIMBING ANAK MELATIH ANAK SHALEH DAN CERDAS LALALALA LALALALA LALALALA LALALALA TRIMAKASIH Wassalam