I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini produsen dituntut untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Oleh karena itu, usaha peningkatan kualitas produk pangan sesuai dengan karakteristik yang diinginkan pasar dan konsumen sangatlah penting. Hal ini mendorong produsen untuk lebih jeli dalam melihat keinginan konsumen secara menyeluruh, sehingga berbagai penelitian dalam bidang rekayasa pangan pun mulai berkembang. Usaha peningkatan kualitas produk pangan, dalam hal ini mutu organoleptik, juga terjadi pada produk yang berasal dari kacang-kacangan yang mengandung protein tinggi. Protein memiliki kemampuan dalam mempengaruhi sifat fungsional yang mampu membuat karakteristik produk pangan menjadi jauh lebih baik. Sifat fungsional yang umum dimanfaatkan adalah sifat gelasi protein. Gelasi protein merupakan pengkoagulasian protein menjadi gumpalan yang biasa disebut sebagai curd. Contoh produk dari kacang-kacangan yang memanfaatkan sifat gelasi protein ini adalah tahu. Proses koagulasi protein menjadi curd merupakan bagian terpenting dalam pengolahan tahu. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembentukan curd ini, seperti jenis koagulan, suhu koagulasi, tekanan saat pengepresan (bagi tahu yang dipres), serta proses pengadukan. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan terjadinya perbedaan karakteristik organoleptik pada tahu, khususnya tekstur, seperti kekerasan, elastisitas, daya kunyah (chewiness), daya kohesif, dan kelengketan (gumminess). Berdasarkan kekerasan, tahu memiliki perbedaan tingkat kekerasan yang menyebabkannya dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, yaitu tahu keras (hard), tahu lembut (soft), dan tahu sangat lembut (silken tofu). Perbedaan-perbedaan karakteristik tekstur seperti ini perlu diteliti lebih lanjut penyebabnya, sehingga didapatkan pengetahuan yang berguna bagi produsen untuk menghasilkan produk yang benar-benar dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen. Penggunaan koagulan yang berbeda-beda baik jenis maupun konsentrasinya, akan menghasilkan fraksi endapan protein yang berbeda-beda yang menyebabkan tekstur produk bervariasi. Penelitian dari Fahmi (2010) menyimpulkan bahwa koagulan CaSO4.2H2O membentuk tekstur curd yang lebih lunak dan daya kunyah yang lebih rendah serta kohesivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan curd yang dibentuk oleh koagulan CH3COOH. Sedangkan menurut Trisna (2010) peningkatan konsentrasi koagulan GDL dari konsentrasi 0.4% menjadi 0.8% meningkatkan nilai hardness dan gumminess, namun nilai hardness mengalami penurunan pada konsentrasi 1.2%. Nilai elasticity dan cohesiveness tidak berbeda signifikan karena adanya peningkatan konsentrasi GDL dan suhu koagulasi. Menurut Syah et al. (2010), tahu-tahu yang dibuat dengan koagulan CH3COOH, CaSO4.2H2O, whey tahu dan GDL pada suhu koagulasi 80oC, yang telah diteliti dengan SDS-PAGE, memiliki tipe protein yang relatif sama, perbedaannya hanya pada intensitas pita. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa, tipe koagulan tidak mempengaruhi tipe protein curd dan hanya mempengaruhi jumlah dari masing-masing tipe protein. Penelitian ini secara umum bertujuan mengeksplorasi tekstur dan protein dari tahu komersial. Sehingga dengan adanya penelitian ini, diharapkan korelasi antara fraksi protein dengan tekstur, khususnya elastisitas dan daya kunyah, dapat lebih dipahami. Pada akhirnya, semua ini akan dapat bermanfaat bagi proses pembuatan produk berbasis curd seperti tahu. 1 1.2 TUJUAN Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mencari penyebab terdapatnya perbedaan karakteristik tekstur tahu, dalam hal ini, elastisitas dan daya kunyah (chewiness). Sedangkan tujuan penelitian secara khusus adalah sebagai berikut: 1. Mengeksplorasi karakteristik tekstur tahu komersial secara objektif. 2. Mendeskripsikan pola elektroforesis protein yang terdapat pada tahu komersial. 3. Mengidentifikasi korelasi antara tekstur tahu dengan fraksi protein yang didapat dari hasil analisis. 1.3 MANFAAT Penelitian ini memberikan dasar ilmiah mengenai hubungan antara perbedaan kandungan protein dan jenis koagulan di antara produk tahu dengan kualitas tekstur produk yang dihasilkan. 2