Dilema Industri pada Lingkungan Hidup

advertisement
Dilema Industri pada Lingkungan Hidup
Oleh: Ir. Fadmin Prihatin Malau. Kehadiran industri yang baik pada satu negara dapat
membuka pintu kesejahteraan bagi masyarakat negara itu. Akan tetapi sebaliknya,
kehadiran industri pada satu negara bisa menyengsarakan masyarakat bila kehadiran
industri itu merusak lingkungan hidup.
Kehadiran industri sangat dilemmatis, sebab setiap industri pasti menghasilkan limbah.
Bila limbah itu tidak dikelola dengan baik sangat berbahaya bagi kesehatan manusia
dan semua makhluk hidup di sekitarnya. Industri yang menghasilkan limbah dan
membahayakan kesehatan manusia dan semua makhluk hidup lainnya, pasti industri
tersebut tidak ramah lingkungan. Ini menjadi dilemma, karena tidak akan membuka
pintu kesejahteraan, tapi membuka pintu kehancuran bagi semua makhluk hidup
terutama manusia.
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan regulasi atau Undang Undang (UU) yang
mengatur tentang limbah industri agar tidak membahayakan bagi kesehatan manusia
dan semua makhluk hidup di sekitarnya. Undang Undang itu sudah ada, kini bagaimana
implementasi UU itu sehingga limbah industri tidak membahayakan kesehatan manusia
dan semua makhluk hidup di sekitarnya.
Regulasi atau UU Lingkungan Hidup harus diimplementasikan sebab apa yang
dikatakan Menteri Perindustrian, Mohamad Suleman Hidayat, ada delapan sektor
industri yang menyumbang emisi karbon dalam jumlah besar, di antaranya industri
semen, industri baja, industri pulp dan kertas, industri tekstil, keramik, pupuk,
petrokimia dan industri makanan dan minuman tertentu.
Apa yang dikatakan Menteri Perindustrian ini perlu dicermati sebab manusia tidak bisa
hidup tanpa alam dan alam bisa ada tanpa ada manusia. Allah SWT telah
mempercayakan alam (bumi) ini kepada manusia untuk mengelolanya yakni manusia
ditunjuk Allah SWT sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi ini. Artinya manusia
bertanggungjawab penuh atas kelestarian alam ini.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk kelestarian alam dengan menurunkan emisi
gas rumah kaca atau emisi karbon yang ada di Indonesia sampai 26 persen dan pada
tahun 2020 menjadi 0,767 giga ton karbon, ternyata industri sebagai penyumbang emisi
karbon yang cukup besar. Emisi karbon yang besar berdampak langsung kepada
lingkungan dan lingkungan berdampak langsung pula kepada Hak Asasi Manusia
(HAM), hak untuk hidup manusia. Masalah lingkungan adalah persoalan manusia, baik
lokal maupun global.
Adanya aksi unjuk rasa, complain dari masyarakat pada skala global dan lokal di
Indonesia yang menolak kehadiran industri satu hal yang wajar dari segi kelestarian
lingkungan hidup. Akan tetapi dari segi perekonomian kehadiran industri berkorelasi
langsung dengan kehidupan manusia secara financial dan memenuhi kebutuhan hidup
secara ekonomi. Penolakan masyarakat akan industri terjadi pada berbagai daerah di
Indonesia dan hal itu terjadi terus menerus, silih berganti dari masyarakat berbagai
daerah.
Seharusnya Manusia tidak Menolak Industri
Industri seharusnya sebagai pintu gerbang kesejahteraan masyarakat, tapi mengapa
masih banyak masyarakat yang menolak kehadiran industri tersebut?
Penolakan sejumlah masyarakat pada dasarnya memiliki alasan yang kuat, yakni
rusaknya hutan secara geologis menyebabkan terjadinya erosi, tanah longsor dan
pemanasan global. Suhu bumi semakin panas dan kini untuk daerah Indonesia bisa
mencapai rata-rata 34 derajat celcius.
Tingginya suhu bumi berdampak langsung dengan kondisi es di kutub utara yang tela h
banyak mencair. Akibatnya permukaan air laut di daerah tepi pantai terus meninggi.
Pemerintah harus mengeluarkan regulasi (Undang Undang) yang mengakomodasi
industri (bisnis), masyarakat (manusia) dan alam (lingkungan hidup). Industri yang
tidak memerhatikan lingkungan hidup sudah pasti merugikan manusia yang berukim di
sekitar industri itu.
Pemerintah harus berperan aktif sebab tugas dan fungsi negara melindungi setiap
manusia yang hidup pada satu negara itu tanpa terkecuali. Tugas dan fungsi Industri,
selain memproduksi satu prodak juga harus memerhatikan lingkungan hidup termasuk
menjaga hutan Indonesia sebagai jantung dari lingkungan hidup di bumi ini. Solusinya,
industri hijau harus segera ada di Indonesia, tidak bisa lagi hanya sekadar retorika dan
harus segera ditanggulangi.
Dampak pencemaran lingkungan harus ditanggulangi. Limbah industri seperti limbah
cair dibagi dua jenis, pertama limbah cair rumah tangga, kedua limbah cair industri.
Limbah cair industri yang berbahaya bagi kesehatan karena mengandung zat-zat
berbahaya sebaiknya ditiadakan. Limbah cair yang mengandung zat-zat berbahaya
harus mendapat perlakuan khusus sejak dari awal, baik secara kimiawi atau dengan
cara menambahkan zat kimia untuk mengeliminasi zat-zat berbahaya, seperti
mengurangi BOD, partikel tercampur, membunuh organisme pathogen dan lainnya.
Dampak yang ditimbulkan dari limbah cair industri berbahaya bagi kesehatan manusia
karena dapat menularkan penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa dan
schitosomiasis dan lainnya. Hal itu karena dalam limbah cair industri banyak terdapat
bakteri pathogen seperti Virus. Bila dalam limbah cair industri ada virus maka dari
virus itu dapat menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis.
Menurut penelitian, limbah cair industri bubur kertas (pulp) terdapat Vibrio Cholera
yang dapat menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan penyebaran melalui limbah
cair yang telah tercemar. Limbah cair industri pulp juga mengandung Salmonella
Typhosa A dan Salmonella Typhosa B yang merupakan penyebab typhus abdomonalis,
juga Salmonella Spp yang dapat menyebabkan keracunan makanan.
Di samping itu ada Shigella Spp yang menyebabkan disentri bacsillair, Basillus
Antraksis yang menyebabkan penyakit antrhak, Brusella Spp yang menyebabkan
penyakit brusellosis, demam malta serta menyebabkan keguguran (aborsi) pada ibu
hamil. Sangat banyak virus dalam limbah cair industri pulp yang menyebabkan berbagai
penyakit seperti Mycobacterium Tuberculosa, Leptospira, Entamuba Histolitika,
Schistosoma Spp, Taenia Spp, Ascaris Spp. Enterobius Spp dan lainnya. Limbah cair
industri pulp juga banyak mengandung kuman penyakit yang menyebabkan iritasi, bau
dan bahkan suhu tinggi serta lainnya.
Semua proses industri membutuhkan air dan dalam proses industri pulp sangat banyak
mempergunakan air dan otomatis juga banyak jumlah debit buangan air pada industri
pulp maka tingkat pencemaran air dengan kadar BOD tinggi menjadi sangat banyak.
Banyak mempergunakan air dalam proses pembuatan pulp karena ada proses
pencucian pulp setelah pemasakan, pemisahan serat secara mekanis merupakan bagian
paling banyak menggunakan air. Kemudian, pengelantang konvensional dengan klor
dan penghilangan lignin dalam pembuatan pulp secara kimia menghasilkan banyak
bahan kimia sehingga kadar COD dan BOD menjadi sangat tinggi.
Limbah cair industri pada umumnya membahayakan bagi kesehatan manusia bila tidak
dikelola dengan baik dan benar. Dampak limbah cair industri terhadap kesehatan
manusia dan semua makhluk hidup yang ada di sekitarnya sangat serius maka upaya
memproteksi, mencegah bahaya yang ditimbulkan kepada manusia di sekitarnya harus
tegas, jelas dan tidak mengabaikan kesehatan manusia demi keuntungan pihak tertentu
saja.
Penegakan hukum sangat penting dan itu sejalan dengan etika bisnis. Kerusakan atau
pencemaran yang terjadi pada limbah cair industri ketika limbah cair itu dibuang ke
sungai maka air sungai tercemar. Lingkungan hidup yang tidak sehat berkorelasi
langsung dengan kesehatan manusia dan semua makhluk hidup di sekitarnya maka
peran kesehatan lingkungan yang sehat sangat mendukung dari kesehatan masyarakat
itu.
Peran pemerintah, lembaga-lembaga terkait, semua komponen masyarakat harus
mengawasinya dengan cermat. Peraturan, UU tentang lingkungan hidup yang sehat
harus menjadi acuan yang untuk mencegah tercemarnya lingkungan dari limbah cair
industri yang berdampak langsung kepada kesehatan masyarakat.
Pemerintah Indonesia masih lemah dalam menjaga kesehatan lingkungan bagi warga
negera Indonesia bila dibandingkan dengan negara lain seperti Amerika Serikat yang
membuat peraturan sangat ketat, mulai dari membekot prodak industri yang
mencemari lingkungan hidup sampai kepada pemakaian teknologi yang minimal
menimbulkan dampak pencemaran lingkungan yang berakses kepada kesehatan
manusia dan semua makhluk hidup di sekitarnya.
Sumber:
http://analisadaily.com/news/read/dilema-industri-pada-lingkungan-
hidup/34079/2014/06/01
Download