IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KARAKTER MELALUI KEWIRAUSAHAAN SOSIAL (SOCIOPRENEURSHIP) Nailariza Umami, M.Pd. Dosen STKIP PGRI Tulungagung [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran pendidikan karakter dalam pembelajaran kewirausahaan sosial melalui implementasi nilainilai karakter yaitu ketaatan beribadah, kejujuran baik akademik maupun non akademik, disiplin dan tanggung jawab, hormat dan peduli serta kerjasama. Metode penelitian menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan mendasarkan pada pembelajaran berdasarkan proyek (Project Based Learning). Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Tulungagung yang menempuh mata kuliah kewirausahaan sebanyak 45 orang. Sedangkan obyek penelitian adalah nilai-nilai karakter yang dikembangkan yaitu ketaatan beribadah, kejujuran, kedisiplinan dan tanggungjawab, hormat dan peduli serta kerjasama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ketaatan beribadah masih perlu ditingkatkan terutama pada nilai berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Untuk nilai kedisiplinan dan tanggung jawab menghasilkan nilai yang cukup tinggi dengan kata lain mahasiswa sudah memahami pentingnya kedisiplinan baik dalam hal ketepatan waktu untuk mengikuti perkuliahan, menyerahkan tugas yang diberikan dosen serta mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Nilai karakter kejujuran masih perlu ditingkatkan terutama dalam hal menuliskan sumber referensi yang benar ketika membuat karya tulis dan menulis tandatangan palsu dalam daftar hadir (presensi) atau format yang lain. Nilai hormat dan peduli sudah baik yang tercermin pada kebiasaan untuk bersikap sopan dan santun kepada teman, dosen, karyawan dan pimpinan fakultas. Sedangkan pembentukan karakter kerjasama telah berkembang dengan baik, karena metode pembelajaran yang dilakukan adalah metode berbasis proyek yang memang membutuhkan kerjasama dari semua anggota kelompok. Kata kunci: Pendidikan karakter, kewirausahaan sosial bangsa tidak luntur dilekang jaman tetapi Pendahuluan Perkembangan dunia yang semakin mengglobal mengakibatkan tetap kuat, kokoh dan tak tergoyahkan. begitu Pada awal tahun 2010 Presiden RI mudahnya nilai-nilai asing masuk ke dalam telah mencanangkan suatu gerakan nasional budaya dan kehidupan Bangsa Indonesia. yaitu “Pendidikan Budaya dan Karakter Untuk menjaga dan memperkuat jati diri Bangsa”. Tentu ini bukan slogan belaka bangsa dibutuhkan suatu kemauan, tekad tanpa tujuan tetapi merupakan wujud dan komitmen yang kuat dari seluruh elemen kepedulian masyarakat agar identitas dan kepribadian perkembangan dan dinamika masyarakat pemerintah Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung terhadap 66 yang berkembang akhir-akhir ini. Generasi kuliah yang ada di masing-masing program muda diharapkan dapat membawa bangsa studi. Dalam kesempatan ini dikembangkan Indonesia menjadi bangsa yang kuat, kokoh suatu dan mandiri yang diperhitungkan dalam karakter dalam mata kuliah kewirausahaan kancah khususnya mengenai kewirausahaan sosial. kehidupan dunia internasional. model pembelajaran pendidikan Kesiapan mahasiswa sebagai generasi muda Pembelajaran dalam mata kuliah dalam memecahkan persoalan bangsa ini kewirausahaan dan bisnis pada umumnya harus didukung oleh sistem pembelajaran masih menggunakan metode lama yaitu yang ada. Selama ini penyelenggaraan perkuliahan klasikal/konvensional sehingga pendidikan mahasiswa kurang memiliki daya tanggap lebih menekankan pada penguasaan materi dan melatih kecerdasan (respon) intelektual sehingga cenderung bersifat permasalahan yang ada di dunia bisnis intelektualistik. permasalahan- kita belum secara nyata terutama yang terkait dengan interaksi yang kewirausahaan sosial (sociopreneurship). paradigmatik antara aspek kehambaan dan Kewirausahaan sosial adalah kewirausahaan kekhalifahan. Akibatnya pendidikan kita yang kurang bermakna bagi kehidupan manusia masyarakat bukan sekadar memaksimalkan yang utuh dan asasi. Pendidikan yang keuntungan pribadi. Kewirausahaan sosial demikian biasa disebut 'pengembangan masyarakat' mampu Pendidikan terhadap membangun ini cenderung kurang ditujukan untuk kepentingan atau “organisasi bertujuan sosial' (Tan, memperhatikan pendidikan karakter. Lulusan perguruan tinggi seharusnya 2005:1). Disini sangat kental dengan muatan tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi kepedulian sosial, tanggung jawab sosial, juga memiliki akhlak mulia dan berkarakter kejujuran dan kedisplinan yang kesemuanya yang itu terangkum dalam pendidikan karakter. baik. Untuk itu perlu terus dikembangkan program pendidikan dan Oleh pelatihan tidak hanya kecerdasan intelektual seorang sociopreneuer diperlukan suatu dan penting metode pembelajaran yang inovatif yang pengembangan soft skill secara terencana, memadukan antara penanaman nilai-nilai sinergis, sistematis, dan berkesinambungan. moral yang menyangkut baik dan buruk dan Program pembelajaran dibuat dalam suatu pemahaman kewirausahaan sosial. hard skill, tetapi yang karenanya untuk menghasilkan model yang unik yang terintegrasi baik Dari latar belakang di atas dapat dalam bentuk mata kuliah pendidikan dirumuskan masalah yang akan dibahas karakter itu sendiri maupun dalam mata dalam penelitian ini yaitu: Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung 67 1. 2. Bagaimana implementasi nilai-nilai memaksimalkan keuntungan karakter yang dikembangkan yaitu Kewirausahaan ketaatan beribadah, kejujuran, disiplin pengembangan masyarakat atau organisasi dan tanggung jawab, hormat dan peduli bertujuan sosial (Tan, 2005:1). Beberapa serta kerjasama pada praktik sehari-hari definisi dalam kerangka kewirausahaan sosial? digunakan untuk memahami aktivitas ini Sejauh mana peningkatan ketaatan adalah: beribadah, (S.Dev Appanah & Brooke Estin, 2009 ) kejujuran, disiplin dan tanggung jawab, hormat dan peduli serta kerjasama sosial pribadi. wirausaha biasa sosial disebut yang bisa 1. Definisi yang dikemukakan oleh J. dalam kerangka Gregory Dees, Professor of Sosial sosial setelah Entrepreneurship at Duke University diintegrasikannya pendidikan karakter yang mengatakan bahwa wirausaha sosial dalam mata kuliah kewirausahaan? adalah pelaku reformasi atau revolusi kewirausahaan sektor sosial (pendidikan, kesehatan, Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengimplementasikan nilai-nilai seni dan sebagainya). Mereka berusaha beribadah, mengatasi akar masalah, bukan sekedar kejujuran baik akademik maupun non menanggulangi ujung masalah dengan akademik, disiplin dan tanggungjawab, cara sistemik dan berkelanjutan dalam hormat dan peduli dan kerjasama bentuk organisasi non profit, hybrid pembelajaran kewirausahaan sosial (gabungan antara profit dan non profit), Mengetahui nilai-nilai bank rakyat, balai latihan kerja. Inovasi karakter ketaatan beribadah, kejujuran, yang diciptakan adalah mengatasi akar disiplin dan tanggungjawab, hormat dan masalah, sedangkan misi sosial yang peduli karakter 2. pengembangan ekonomi, lingkungan, yaitu ketaatan peningkatan serta kerjasama setelah dikembangkan mendapatkan materi kesehatan, pengembangan ekonomi dan pendidikan karakter yang diintegrasikan lingkungan seni. Model bisnis yang dalam mata kuliah kewirausahaan. sesuai meliputi bisnis bertujuan sosial, mahasiswa adalah pendidikan, bank rakyat, organisasi hybrid dan balai latihan kerja. Dampak yang dimunculkan Kewirausahaan Sosial Kewirausahaan kewirausahaan yang sosial adalah ditujukan untuk kepentingan masyarakat bukan sekadar dengan wirausaha sosial ini adalah menciptakan nilai sosial/lingkungan, bertindak lokal untuk mengatasi masalah Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung 68 global, skala bisa diperluas, perubahan mendukung sistemik, pengembangan perusahaan yaitu membantu masyarakat berkelanjutan. Bentuk organisasi yang yang kurang beruntung dan mengatasi sesuai adalah organisasi non profit, bisnis masalah lingkungan. Inisiatif inovatif bertujuan sosial dan organisasi hybrid. merupakan dan tujuan jangka bentuk inovasi panjang yang 2. Bill Drayton, CEO and Chair of Ashoka dikembangkan. Sedangkan misi sosial Wirausaha sosial adalah individu yang menurut Yunus melayani kelompok memiliki solusi inovatif untuk mengatasi masalah masyarakat atau lingkungan. masalah sosial dengan cara mengubah Model bisnis yang sesuai adalah bisnis sistem, sosial, tidak ada kerugian, tidak berbasis memberikan memengaruhi melakukan solusi dan masyarakat perubahan. untuk keuntungan diinvestasikan ia kembali untuk tujuan jangka panjang. bertindak dalam skala lokal kemudian Dampak dari adanya wirausaha sosial ini dapat yang adalah tujuan sosial jangka panjang, dikembangkan adalah solusi inovatif dan sedangkan struktur organisasi yang sesuai menciptakan kesempatan baru. Misi berbentuk profit dan non profit. diperluas. Awalnya deviden, Inovasi sosialnya mengatasi masalah sosial yang paling menekan. Dampak dari adanya 1. Bentuk Wirausaha Sosial wirausaha sosial ini adalah perubahan Ada beberapa bentuk wirausaha sosial (Tan, skala 2005) luas, mengubah sistem dan a. Organisasi berbasis komunitas menyebar luaskan solusi. 3. Muhamad Yunus, Founder of Grameen Organisasi semacam ini biasanya dibuat untuk mengatasi masalah tertentu dalam Bank komunitas (kelompok (ekonomi atau non ekonomi, bertujuan misalnya menyediakan profit atau non profit) inovatif untuk pendidikan untuk anak-anak miskin, membantu masyarakat. Bisnis sosial bisa panti sosial untuk anak terlantar dsb. jadi salah satu bentuk wirausaha sosial Biasanya tetapi tidak semua wirausaha sosial didapatkan dari sedekah, amal jariyah, berbentuk bisnis sosial. Bisnis sosial sumbangan donatur. Untuk bukan berbasis deviden. Keuntungan menjalankan organisasi, tenaga bisnis tidak dibagikan kepada investor sukarelawan tetapi remaja, masyarakat umum) direkrut Wirausaha sosial diinvestasikan adalah kembali inisiatif untuk masyarakat), fasilitas dukungan (tenaga finansial profesional, Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung 69 untuk memberikan Terkadang organisasi pelayanan. mikro untuk masyarakat pedesaaan. keagamaan Contoh: Lunar melakukan wirausaha sosial semacam (Yogyakarta), ini. Organisasi ini sangat tergantung (Bangladesh). pada dukungan masyarakat (Yogyakarta), Sekolah Darurat Kartini 2. Perbedaan Bank wirausaha Selama b. Socially responsible enterprises ini Grameen sosial dan wirausaha bisnis. (Jakarta) dan sebagainya. sosial Kreasi lokal. Contoh: Panti Asuhan Sayap Ibu Wirausaha Media ini istilah wirausaha diidentikkan dengan wirausaha bisnis yang berbentuk tujuannya melakukan inovasi untuk perusahaan yang melakukan usaha kekayaan individu. Oleh karena itu perlu komersial untuk membedakan mendukung/membiayai usaha wirausaha sosial (Boschee and McClurg, sosialnya. Wirausaha mendirikan dua organisasi sekaligus. Satu organisasi wirausaha bisnis dengan 2003): a. Biasanya wirausaha bisnis juga berwatak profit sedangkan satu lagi melakukan tindakan tanggungjawab berwatak non-profit. sosial seperti menyumbangkan uang keuntungan yang organisasi Sebagian didapatkan profit ditujukan mendukung/membiayai dari untuk organisasi nirlaba, menolak untuk untuk terlibat dalam jenis usaha tertentu; usaha menggunakan bahan lingkungan Kedai Kebun Forum (Yogyakarta), memperlakukan karyawannya baik dan Banyan Tree Holiday Resorts dan layak. Wirausaha sosial bekerja lebih Banyan Tree Gallery (Singapura). dari itu, berusaha mengatasi akar atau dualistic enterprises. Wirausaha masalah praktek; ramah sosialnya. Contoh: Kedai Kebun dan c. Socio-economic dan yang sosial, mereka pengahasilannya didapatkan dari menjalankan misinya sosial perusahaan menjalankan prinsip-prinsip ini berbentuk komersial usahanya sosial. tersebut misalnya: mempekerjakan yang orang cacat fisik atau mental, miskin berdasarkan atau penyandang masalah sosial tertentu Misalnya (PSK, anak jalanan, tuna wisma); perusahaan yang melakukan daur ulang menjual produk atau jasa sampah rumah tangga, organisasi yang mengatasi mempekerjakan orang cacat, kredit (memproduksi alat bantu untuk orang masalah Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung untuk sosial 70 cacat, bank masyarakat miskin, panti Kreativitas merujuk kepada sosial, balai latihan kerja, pendidikan pembentukan ide-ide baru, sementara untuk kelompok marjinal). inovasi adalah upaya untuk menghasilkan b. Ukuran keberhasilan wirausaha bisnis adalah kinerja keuangan mengatasi masalah dengan menggunakan (nilai ide-ide baru tersebut. Dengan demikian, perusahaan, keuntungan bagi pemegang kreativitas merupakan titik permulaan saham/pemilik). Ukuran keberhasilan dari setiap inovasi. Inovasi adalah kerja wirausaha sosial adalah hasil keuangan keras yang mengikuti pembentukan ide dan sosial. Ukuran keuangannya adalah dan biasanya melibatkan usaha banyak pendanaan yang terus menerus sehingga orang dengan keahlian yang bervariasi menjamin keberlangsungan organisasi. tetapi saling melengkapi. Keuntungan finansial diarahkan untuk c. Disiplin dan Bekerja keras meningkatkan skala kegiatan bukan dibagikan pada pemegang Seorang wirausaha melaksanakan saham. kegiatannya dengan penuh perhatian. Sedangkan hasil sosial yang diharapkan Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak adalah masalah sosial teratasi atau mau menyerah, walaupun dia dihadapkan setidaknya berkurang. pada rintangan yang mustahil diatasi. Menjalankan organisasi sosial bukan hal 3. Sifat Wirausaha Sosial (Dees, 2001) yang mudah. Ada banya hambatan akan a. Berfungsi sebagai agen perubahan sosial: dihadapi seperti mengidentifikasi akar • • • Mengadopsi misi untuk menciptakan masalah dan mempertahankan nilai sosial pendanaan, (bukan nilai hanya pribadi) membangkitkan partisipasi masyarakat, Mengenali dan mengejar peluang baru mengkomunikasikan ide/gagasan pada untuk mewujudkan misi tersebut, pihak lain dsb. Seluruh masalah itu hanya Melakukan proses inovasi yang berkelanjutan, adaptasi, dan belajar • Bertindak berani tanpa dibatasi oleh Meningkatkan akuntabilitas mengelola modal, program, dapat diatasi dengan mental disiplin dan bekerja keras. d. Altruis Sikap moral yang memegang prinsip sumber daya yang dimiliki, dan • sosial,mendapatkan pada bahwa setiap individu memiliki konstituen yang dilayani dan hasil kewajiban membantu, melayani dan kerja menolong orang lain yang membutuhkan. b. Kreatif dan inovatif Tujuan tindakannya adalah kesejahteraan Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung 71 masyarakat secara umum. Wirausaha diperlukan pula lingkungan yang sehat dan sosial harus memiliki sifat altruis ini kondusif. karena seluruh tindakannya didorong Nilai-nilai karakter utama yang akan oleh keinginan mengatasi masalah sosial. dikembangkan dalam pembelajaran ini Tentu adalah: saja karena bekerja, ia (1) ketaatan beribadah; (2) mendapatkan imbalan material namun kejujuran; (3) disiplin dan tanggung jawab, imbalan ini bukan menjadi pendorong (4) rasa hormat dan peduli serta (5) utama. kerjasama. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Pendidikan karakter Pendidikan karakter psikologis mencakup reasoning, moral dimensi secara Based Learning) Project moral based Learning moral (Pembelajaran Berbasis Proyek) merupakan behavior (Lickona, 1991). Secara praktis, metoda belajar yang menggunakan masalah pendidikan karakter adalah suatu sistem sebagai langkah awal dalam mengumpulkan penanaman nilai-nilai perilaku (karakter) dan mengintegrasikan pengetahuan baru kepada warga sekolah atau kampus yang berdasarkan meliputi komponen pengetahuan, kesadaran beraktifitas secara nyata. PBL dirancang atau untuk kemauan feeling, dan dan tindakan untuk pengalamannya digunakan pada dalam permasalahan baik komplek yang diperlukan mahasiswa dalam terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, melakukan insvestigasi dan memahaminya. sesama, lingkungan, maupun kebangsaan Berikut pengertian PBL menurut beberapa sehingga menjadi manusia paripurna (insan ahli kamil). a. melaksanakan nilai-nilai tersebut, adalah sistematik Pembentukan karakter harus disertai dengan PBL metoda yang pengajaran mengikutsertakan mahasiswa ke dalam pembelajaran pembiasaan-pembiasaan (habituation). Pembiasan dimaksud dapat pengetahuan dilakukan di kampus dengan berbagai cara kompleks, pertanyaan authentic dan dan menyangkut banyak hal seperti disiplin perancangan waktu, etika berpakaian, etika pergaulan, (University of Nottingham, 2003) perlakuan mahasiswa kepada karyawan, dosen, dan pimpinan fakultas, dan sebaliknya. Untuk pembentukan karakter b. PBL adalah dan keahlian produk yang dan pendekatan tugas cara pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung dengan 72 c. pendekatan berbasis riset terhadap kenyataan permasalahan dan pertanyaan yang mempraktikkan hal-hal yang terkait dengan berbobot, nyata dan relevan bagi teori kewirausahaan sosial dalam kehidupan kehidupannya sehari-hari, sehingga mahasiswa tidak hanya [Barron, B. 1998, di lapangan serta dapat Wikipedia]. sekedar tahu teori kewirausahaan sosial PBL adalah pendekatan komprehensif tetapi juga melihat dari dekat bagaimana untuk pengajaran dan pembelajaran usaha yang dijalankan dengan prinsip sosial yang tersebut. dirancang agar mahasiswa melakukan riset terhadap permasalahan nyata. [Blumenfeld et Al. 1991]. d. Metode Penelitian PBL adalah cara yang konstruktif dalam pembelajaran Penelitian mengenai metode menggunakan pembelajaran pendidikan karakter melalui permasalahan sebagai stimulus dan kewirausahaan sosial ini dirancang dalam berfokus kepada aktifitas mahasiswa. bentuk [Boud & Felleti, 1991]. (Classroom Model pembelajaran proyek adalah mengadaptasi model Kemmis & Taggart. langkah-langkah Action Tindakan kelas Research) dengan untuk Metode penelitian ini terdiri dari beberapa mencapai tujuan pembelajaran tertentu, yang siklus seperti yang digambarkan pada dilakukan melalui suatu proyek dalam gambar berikut ini (Kemmis & McTaggart, jangka waktu tertentu dengan melalui 1990:14) : langkah-langkah pembelajaran Penelitian sebagai berikut: (1) persiapan/perencanaan; (2) pelaksanaan;(3) pembuatan laporan; dan (4) mengkomunikasikan hasil kegiatan serta evaluasi. Proyek membantu mahasiswa untuk melibatkan keseluruhan mental dan fisik, syaraf, indera termasuk kecakapan sosial dengan sekaligus. melakukan Pembelajaran banyak hal proyek ini merupakan salah satu bentuk pendekatan Contextual Teaching and Learning/CTL). Kontekstual dalam proyek ini adalah menghubungkan antara materi teori dengan Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung 73 Penelitian Model pembelajaran yang dijadikan ini dilaksanakan di sebagai bahan penelitian tindakan kelas semester gasal tahun akademik 2016/2017. adalah model pembelajaran berbasis proyek Subjek (Project Based Learning). Mahasiswa diberi semester lima Jurusan Pendidikan Ekonomi tugas untuk mengamati beberapa bisnis yang yang berwawasan sosial di sekitar mereka dan Kewirausahaan yang berjumlah 45 orang membandingkan yang mahasiswa. Analisis data dilakukan dengan berorientasi keuntungan (profit). Setelah menggunakan analisis deskriptif kuantitatif melalui yaitu analisis yang didasarkan pada hasil dengan pembelajaran memberikan di bisnis kelas pemahaman untuk mengenai penelitian adalah mengambil mahasiswa mata kuliah pengolahan data. kewirausahaan sosial maka mahasiswa yang dibagi kedalam kelompok-kelompok tugas/proyek diajak untuk melakukan studi Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian Tindakan mata ini lapangan melihat dari dekat usaha yang dilaksanakan berbentuk social entrepreneurship. Setelah Kewirausahaan dengan mengambil topik kunjungan lapangan tersebut kelompok bahasan Kewirausahaan Sosial. Nilai-nilai diberi waktu untuk membuat laporan dan karakter mempresentasikan di depan kelas hasil ketaatan beribadah, kejujuran, disiplin dan kunjungan lapangan dan dikaitkan dengan tanggung jawab, hormat dan peduli serta teori yang telah mereka peroleh. kerjasama. Pelaksanaannya dilakukan dalam yang pada Kelas dikembangkan kuliah adalah dua siklus yaitu siklus I dilaksanakan dalam Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung 74 dua kali pertemuan yang meliputi materi dikembangkan yaitu ketaatan beribadah, pengertian kewirausahaan dan kejujuran, disiplin dan tanggung jawab, kewirausahaan sosial pembagian hormat dan peduli serta kerjasama. Selain itu kelompok tugas dalam bentuk proyek juga digunakan data mengenai kesiapan kegiatan kewirausahaan sosial. Siklus II mahasiswa menerima pelajaran/materi dan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan proses belajar mengajar. Deskripsi data yang meliputi kajian secara teoritis dan studi disajikan meliputi Mean (M), Median (Me), lapangan dengan mengunjungi sebuah usaha Modus (Mo), dan standar deviasi (SD). yang melakukan prinsip kewirausahaan Perhitungan kelas mengacu pada rumus sosial (sociopreneurship) yaitu Wiramuda Sturgess yaitu nilai k = 1 + 3,332 Log n, Tulungagung yang bertempat di kabupaten kemudian Tulungagung. Penjabaran pengidentifikasian kecenderungan variabel karakter diamati yang melakukan kunjungan dan nilai-nilai adalah selama lapangan dan dan dilanjutkan memperhitungkan dengan empat kategori berikut: presentasi kelompok di kelas. Metode M + 1,5 SD ke atas = tinggi pembelajaran dalam topik kewirausahaan M s/d M + 1,5 SD = sedang sosial ini menggunakan pendekatan/metode M – 1,5 SD s/d = cukup project based learning dimana masing- M – 1,5 SD ke bawah = kurang masing kelompok membuat suatu proyek Mean Ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan (SDi) diperoleh berdasarkan norma sebagai sosial masyarakat. berikut: 1. Data Responden M = ½ (skor tertinggi – skor terendah) Dari jumlah mahasiswa yang SD = 1/6 (skor tertinggi – skor terendah) mengikuti perkuliahan kewirausahaan yang mengintegrasikan pendidikan karakter dalam topik kewirausahaan sosial sebanyak a) Nilai karakter Ketaatan Beribadah Data nilai karakter ketaatan 45 orang dengan rincian laki-laki sebanyak beribadah menunjukkan skor tertinggi yang 23 orang (51,1%) dan perempuan 22 orang dicapai adalah 25 dan skor terendah yang (48,9%) dicapai adalah 3. Hasil analisis yang 2. Analisis Deskriptif diperoleh adalah nilai mean sebesar 24 dan Penelitian ini menggunakan lima standar deviasi sebesar 5,33. Pengkategorian data yang digunakan untuk mengukur penilaian terhadap nilai ketaatan beribadah indikator dapat dilihat pada tabel: nilai-nilai karakter yang Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung 75 Tabel 1. Kategori Nilai Ketaatan Beribadah Interval Keterangan Jumlah Prosentase ≥ 32 Tinggi 0 0 24 - 31 Sedang 1 2,22 16 - 23 Cukup 29 64,44 ≤ 15 Kurang 15 33,34 Jumlah 45 100,00 Nilai karakter ketaatan beribadah perkuliahan juga dengan berdoa. Hal ini berdasarkan pengkategorian yang dibuat untuk menjadikan pembiasaan (habit) bagi menunjukkan skor cukup taat beribadah pembentukan karakter mahasiswa. sebesar 64,44% dan kurang taat beribadah masih cukup tinggi yaitu sebesar 33,34%. b) Nilai karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab Hal ini terutama pada jawaban mahasiswa Nilai karakter disiplin dan tanggung terhadap pertanyaan kebiasaan berdoa ketika selesai jawab menunjukkan skor tertinggi yang melakukan kegiatan. Mahasiswa belum dicapai adalah 24 dan skor terendah yang terbiasa untuk melakukan kegiatan tersebut. dicapai adalah 11. Hasil analisis yang Untuk itu dalam setiap kali pertemuan atau diperoleh adalah nilai mean sebesar 15 dan memulai kegiatan perkuliahan selalu diawali standar deviasi sebesar 3,67. Pengkategorian dengan berdoa yang dipimpin oleh salah penilaian terhadap disiplin dan tanggung seorang mahasiswa dan menutup kegiatan jawab dapat dilihat pada tabel: memulai suatu kegiatan dan Tabel 2. Kategori Nilai Disiplin Dan Tanggung Jawab Interval Keterangan Jumlah Prosentase ≥ 20 Tinggi 29 64,45 15 - 19 Sedang 14 31,11 10 - 14 Cukup 2 4,44 ≤9 Kurang 0 0 Jumlah 45 100,00 Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung 76 Nilai karakter disiplin dan tanggung jawab berdasarkan pengkategorian menunjukkan skor tinggi sebesar 64,45% yang telah mereka buat dan kegiatan presentasi yang dilaksanakan oleh semua anggota kelompok. dan cukup berdisiplin hanya sebesar 4,44%. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa sudah mulai memperhatikan c) Nilai Karakter Kejujuran aspek Nilai karakter kejujuran kedisiplinan dan tanggung jawab terutama menunjukkan skor tertinggi yang dicapai dalam hal datang tepat waktu, selalu adalah 24 dan skor terendah yang dicapai mengikuti dan adalah 14. Hasil analisis yang diperoleh berusaha menyerahkan tugas tepat waktu. adalah nilai mean sebesar 18 dan standar Nilai kedisiplinan dan tanggung jawab deviasi sebesar 4. Pengkategorian penilaian tersebut terlihat dalam hal ketepatan waktu terhadap kejujuran dapat dilihat pada tabel kelompok untuk mengumpulkan proyek berikut: kegiatan perkuliahan Tabel 3. Kategori Nilai Kejujuran Interval Keterangan Jumlah Prosentase ≥ 24 Tinggi 2 4,44 18 – 23 Sedang 31 68,88 12 – 17 Cukup 12 26,67 ≤ 11 Kurang 0 0 Jumlah 45 100,00 Nilai karakter kejujuran berdasarkan d) Nilai Karakter Hormat dan Peduli pengkategorian menunjukkan skor yang Data nilai hormat dan peduli sedang sebesar 68,89% dan cukup jujur menunjukkan skor tertinggi yang dicapai sebesar 26,67%. Hal ini menunjukkan adalah 33 dan skor terendah yang dicapai bahwa mahasiswa masih perlu ditingkatkan adalah 17. Hasil analisis yang diperoleh kejujurannya terutama dalam menuliskan adalah nilai mean sebesar 21 dan standar sumber referensi yang benar ketika membuat deviasi karya tulis. penilaian terhadap hormat dan peduli dapat sebesar 4,67. Pengkategorian dilihat pada tabel: Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung 77 Tabel 4. Kategori Nilai Hormat dan Peduli Interval Keterangan Jumlah Prosentase ≥ 28 Tinggi 22 48,89 21 - 27 Sedang 21 46,67 14 -20 Cukup 2 4,44 ≤ 13 Kurang 0 0 Jumlah 45 100,00 Nilai karakter hormat dan peduli e) Nilai Karakter Kerjasama berdasarkan pengkategorian menunjukkan Data nilai kerjasama menunjukkan skor tinggi sebesar 48,89% dan sedang skor tertinggi yang dicapai adalah 34 dan sebesar 46,67%. Hal ini menunjukkan skor terendah yang dicapai adalah 16. Hasil bahwa mahasiswa sudah memperhatikan analisis yang diperoleh adalah nilai mean aspek saling menghormati dengan sesama sebesar 21 dan standar deviasi sebesar 4,67. teman, dosen, karyawan dan pimpinan Pengkategorian fakultas. kerjasama dapat dilihat pada tabel: penilaian terhadap Tabel 5. Kategori nilai Kerjasama Interval Keterangan Jumlah Prosentase ≥ 28 Tinggi 31 68,89 21 – 27 Sedang 12 26,67 14 – 20 Cukup 2 4,44 ≤ 13 Kurang 0 0 Jumlah 45 100,00 Nilai karakter kerjasama kelompok. Terlihat dari jawaban mereka berdasarkan pengkategorian menunjukkan yang sangat baik skor tinggi sebesar 68,89%. Hal ini menghargai menunjukkan bahwa mahasiswa sangat kelompok, mendorong anggota kelompok memperhatikan aspek kerjasama dalam untuk berpartisipasi dalam diskusi dan dapat pendapat untuk pertanyaan teman Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung dalam 78 berperan sesuai yang telah yang dikembangkan dalam penelitian disepakati. Pengembangan nilai karakter tindakan kelas ini adalah ketaatan beribadah, kerjasama ini sangat penting dalam model disiplin dan tanggung jawab, kejujuran, pembelajaran hormat dan peduli serta aspek kerjasama. berbasis proyek, karena masing-masing anggota kelompok dapat Hasil penelitian menunjukkan bahwa berperan dan saling membantu diantara nilai ketaatan beribadah masih perlu mereka untuk mencapai tujuan. ditingkatkan terutama pada nilai berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Kesimpulan dan Saran Untuk nilai kedisiplinan dan tanggung jawab Kesimpulan menghasilkan nilai yang cukup tinggi Kewirausahaan sosial merupakan dengan kata lain mahasiswa sudah salah satu bentuk kewirausahaan yang memahami pentingnya kedisiplinan baik bertujuan untuk membantu masyarakat. dalam hal ketepatan waktu untuk mengikuti Bisnis sosial bisa jadi salah satu bentuk perkuliahan, wirausaha diberikan dosen serta mengerjakan tugas- sosial tetapi tidak semua menyerahkan tugas Wirausaha sosial adalah inisiatif (ekonomi kejujuran masih perlu ditingkatkan terutama atau non ekonomi, bertujuan profit atau non dalam hal menuliskan sumber referensi yang profit) yang inovatif. benar ketika membuat karya tulis dan Penanaman nilai-nilai karakter yang baik menulis tandatangan palsu dalam daftar menjadi hadir (presensi) atau format yang lain. Nilai penting ketika diberikan. Nilai yang wirausaha sosial berbentuk bisnis sosial. sangat yang tugas karakter perkembangan dan hormat dan peduli sudah baik dinamika masyarakat yang berkembang tercermin pada kebiasaan untuk bersikap akhir-akhir ini. cenderung berdampak pada sopan dan santun kepada teman, dosen, hal-hal yang kurang positif, misalnya karyawan dan pimpinan fakultas. Sedangkan perilaku tidak tertib dan tidak disiplin, tidak pembentukan peduli terhadap 231eligi dan lingkungannya, berkembang dengan baik, karena metode perilaku amoral dan lunturnya budi pekerti, pembelajaran yang dilakukan adalah metode melemahnya nilai 231eligious dan ketaatan berbasis beribadah, dan kurang kerjasama diantara membutuhkan anggota anggota kelompok. masyarakat karakter proyek kerjasama yang telah memang dari semua Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung 79 umumnya dan kerjasama yang mahasiswa pada khususnya. Nilai karakter Saran Pelaksanaan pendidikan implementasi karakter dalam bentuk pengembangan metode pembelajaran yang terintegrasi sebaiknya direncanakan secara matang dan mendalam sehingga hasil yang dicapai dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pengukuran nilai-nilai karakter yang diintegrasikan pembelajaran standar belum dalam model memiliki bentuk sehingga memperoleh hasil dimungkinkan yang berbeda Arman Hakim Nasution dkk.(2007). Etrepreneurship Membangun Spirit Teknopreneurship. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET Basrowi. (2011). Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia. Boschee,Jerr., dan McClurg, Jim. (2003).‘Toward a Better Understanding of Social Entreprenuership’.Artikel diunduh dari http://www.selliance.org/better_und erstanding.pdf, 17-08-2009 jika dilakukan oleh orang yang berbeda. Oleh karenanya diharapkan dengan penelitian ini dapat diperoleh suatu bentuk standar mengenai implementasi pendidikan karakter di universitas. Daftar Pustaka Anita Volintia Dewi. (2013). Pengaruh Pengalaman Pendidikan Kewirausahaan dan Keterampilan Kejuruan terhadap Motivasi Berwirausaha Siswa. Jurnal. Universitas Negeri Yogyakarta. Appanah, S. Dev., dan Estin, Brooke. (2009). ‘Social Entreprenuership Definition Matrix’. Artikeldiunduh dari www.changefusion.com, 17-082009. Appanah, S. Dev., dan Estin, Brooke. (2009). ‘Social Entreprenuership Definition Matrix’. Purworini, Stevani Endah (2006) Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya Mengembangkan Habits of Mind Studi Kasus Di SMP KPS Nasional Balikpapan, Jurnal Pendidikan Inovatif, Volume 1, Nomor 2. Nailariza Umami, M.Pd., Dosen STKIP PGRI Tulungagung 80