I. A. PENDAHULUAN Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah benua kepulauan, yang terbentang di katulistiwa di antara dua benua : Asia dan Australia, dan dua samudera : Hindia dan Pasifik, dengan panjang 5.110 km, lebar 1.888 km, serta merupakan alur lalu lintas internasional dari Asia ke Eropa, dan dari Australia ke Asia dan Pasifik. Lebih dari dua pertiga wilayah tersebut adalah laut yakni seluas 5.877.879 km2, dengan laut teritorial 300.165 km2 dan ZEE: 2.692.762 km2, serta panjang garis pantai 80.570 km. Mempunyai luas daratan 2.012.402 km2, yang terdiri dari 17.508 pulau-pulau yang dihubungsatukan oleh laut (Dishidros, 2004). Wilayah perairan Indonesia termasuk ZEE-nya yang sedemikian luas juga kaya akan hasil laut berupa bahan tambang dan enerji, flora dan fauna serta biota laut. Berbagai jenis hewan dan tumbuhan hidup, tumbuh dan berkembang di lautan. Potensi sumberdaya ikan dan biota Indonesia sekitar 55,7 juta ton per tahun, yang terdiri dari potensi lestari sumberdaya ikan laut sekitar 6,2 juta ton per tahun, budidaya laut sekitar 46,7 ton, perairan umum (darat) 0,8 juta ton, budidaya tambak sekitar 1 juta ton, dan budidaya air tawar 1 juta ton (Dahuri, 2001). Pemerintah mencanangkan tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan, kelestarian ekosistem, serta persatuan dan kesatuan. Sedangkan sasaran program yang ditetapkan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) untuk tahun 2004 diantaranya adalah tercapainya produksi perikanan sebesar 6,67 juta ton (penangkapan 5,12 juta ton dan budidaya 1,55 juta ton). Saat ini Indonesia baru mencapai peringkat ke-8 dalam volume produksi ikan (peringkat ke-5 untuk udang, peringkat ke-2 untuk tuna), dan peringkat ke-9 untuk nilai ekspor ikan (peringkat ke-4 untuk udang dan peringkat ke-1 untuk tuna). Melihat potensi sumberdaya perikanan yaang demikian besarnya maka pemerintah menempatkan sektor kelautan dan perikanan menjadi salah satu sektor pembangunan nasional yang berbasis pada sumber daya alam serta jasajasa lingkungan. Sumber daya alam di laut ini juga mengundang niat negara- negara lain untuk mengeksploitasi atau memanfaatkannya baik secara legal maupun ilegal. Memang pada dewasa ini orang semakin melirik kegiatan di laut untuk mencari dan mengolah sumberdaya laut, yang berkembang pesat karena semakin berkurangnya sumberdaya yang tersedia di darat. Kekayaan alam ini apabila dikelola dengan baik dapat dioptimalkan menjadi pilar keunggulan kompetitif bangsa dalam pembangunan ekonomi dan kemakmuran rakyat, dengan jalan memberikan kontribusi terhadap devisa negara. Harus diakui bahwa pada saat ini potensi sumberdaya alam tersebut belum dimanfaatkan dengan baik oleh bangsa Indonesia, ditambah lagi dengan kerugian yang disebabkan oleh pemanfaatan laut dan kekayaannya secara tidak sah oleh pihak asing. Hal lain yang juga merupakan faktor belum optimalnya pemanfaatan potensi kelautan di bidang perikanan, adalah seperti yang diungkapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan bahwa adanya kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan pasar komoditi perikanan di dalam negeri adalah masalah teknis dan masalah rantai pemasaran komoditi perikanan, dimana salah satu mata rantai pemasaran ikan dan hasil laut lainnya adalah tempat pelelangan ikan. Faktor lain adalah belum adanya suatu sistem informasi yang memadai di tempat pelelangan ikan, yang menyebabkan para nelayan tidak dapat menginformasikan dengan baik komoditi yang dimilikinya, sehingga konsumen atau pedagang perantarapun tidak memperoleh informasi yang cukup tentang jenis maupun jumlah komoditi perikanan yang tersedia. Pengolahan data di tempat pelelangan ikan yang masih dilakukan secara manual, atau sistem yang tidak optimal operasionalnya bisa menyebabkan timbulnya kesalahan catat, lambat di dalam pemasukan data, dan akses informasi akan memakan waktu yang relatif lebih lama. Dalam rangka mendayagunakan potensi kelautan khususnya pemasaran hasil perikanan, maka perlu dibuat suatu sistem informasi manajemen tempat pelelangan ikan dengan menggunakan teknologi informasi, yaitu media informasi global, aplikasi web. Dengan sistem informasi yang baik akan memudahkan dalam pembuatan laporan. Pemilihan Tempat Pelelangan Ikan Muara Baru Jakarta Utara adalah karena Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta pada saat ini merupakan pintu gerbang utama bagi kegiatan ekspor komoditi perikanan di Indonesia, selain sebagai sentra pemasaran dan distribusi hasil perikanan domestik/lokal untuk konsumsi penduduk dalam wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sejak berlangsungnya krisis moneter tahun 1997 hingga saat ini, dimana banyak sektor usaha mengalami stagnasi bahkan mengalami kebangkrutan, kegiatan industri perikanan di Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup berarti. Sistem informasi manajemen di Tempat Pelelangan Ikan Muara Baru dapat menjadi prototipe penerapan sistem informasi berbasis web di Tempat Pelelangan Ikan lainnya. B. Identifikasi Masalah Tempat Pelelangan Ikan Muara Baru merupakan salah satu tempat bongkar hasil tangkapan ikan laut dari berbagai kapal penangkap ikan yang berasal dari berbagai perusahaan tangkap dan nelayan biasa, serta komoditi perikanan yang berasal dari luar daerah DKI Jakarta dan menjadi tempat terjadinya transaksi komoditi perikanan. Pada saat ini informasi yang dibutuhkan dalam transaksi tersebut belumlah dapat diakses dengan mudah, sehingga potensi data yang ada belum termanfaatkan dengan baik. Hal ini disebabkan karena sistem informasi yang ada belum digunakan secara optimal, kalaupun dijalankan masih dengan penampilan yang pasif (hanya dengan monitor televisi), sehingga informasinya belum bisa diakses secara maksimal. Para konsumen, baik pemasok untuk pasar tradisional, super market, maupun eksportir, mengalami kesulitan untuk dapat memperoleh dengan segera informasi perikanan yang dibutuhkannya. C. Perumusan Masalah Pada saat ini penyelenggaraan pelelangan di TPI Muara Baru tidaklah berjalan sebagaimana mestinya sehingga pembeli atau peserta lelang menjadi sangat kurang sekali. Sistem informasi yang ada tidak dapat diimplementasikan dengan baik dan belum dapat menjawab kebutuhan konsumen akan informasi, serta tidak mudah diakses. Kebutuhan konsumen akan komoditi perikanan apakah itu dari pasar tradisional, supermarket, maupun importir bisa berbeda, baik jenis maupun kualitas ikan yang dibutuhkannya, dan bisa saja berubah setiap saat. Jenis dan jumlah ikan yang tersedia atau yang dapat ditangkap oleh para nelayan juga bisa berubah oleh berbagai hal, misalnya yang disebabkan oleh cuaca, transportasi, kebijakan ekonomi dan lain sebagainya. Oleh karena itu permasalahannya mengembangkan suatu sistem informasi di adalah bagaimana TPI Muara Baru yang dapat menjawab kebutuhan pengguna akan informasi, dan dapat menjembatani kemampuan nelayan atau pemilik ikan atas ketersediaan komoditi perikanan, dengan kepentingan konsumen akan komoditi tersebut, serta membantu TPI Muara Baru dalam pelaksanaan tugasnya, terutama dalam pembuatan laporan. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Melakukan identifikasi kebutuhan informasi komoditi perikanan yang dibutuhkan oleh konsumen TPI Muara Baru. 2. Mendesain suatu pengembangan prototipe sistem informasi Tempat Pelelangan Ikan Muara Baru yang berbasis web. Untuk Selanjutnya Tersedia Di Perpustakaan MB-IPB