ALASAN MEMBUAT MAKALAH Kami membuat makalah karena kiita ingin belajar lebih dalam lagi mengenai budaya Betawi, terutama mengenai pantun Betawi. Di makalah ini kami juga akan mengenali lebih dalam tentang tokoh Benyamin Sueb yang sangat terkenal sebagai tokoh betawi. Di makalah inipun kami juga akan memberi contoh pantun betawi, lagu-lagu betawi, dan kami juga akan mendeskripsikan profil dari tokoh betawi yang terkenal, Benjamin. ALASAN MEMILIH BANG BEN DAN PROFIL BANG BEN Kita memilih Bang Ben karena dia adalah seorang tokoh betawi yang sangat terkenal karena lirik lagu betwawinya yang berupa pantun. Benyamin Sueb lahir pada tanggal 5 March 1939 di Kemayoran. Dia adalah seorang pelawak, sutradara dan salah satu penyanyi Indonesia, Benyamin telah menghasilkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film. Benyamin juga sudah merasakan getirnya keidupan saat ia masih berumur dua tahun, Benyamin di tinggalkan oleh ayahnya tercinta. Dan oleh karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak mendukung, Benyamin telah diizinkan oleh ibunya untuk mengamen di umur tiga tahun. Benyamin memulai mengamennya di sekitar rumahnya, para tetangganya menyaksikan Benyamin menyanyikan lagu sunda dan melihatnya bergoyang, dan dari situ awal mulanya Benyamin mendapatkan uang untuk makan. Benyamin bersama saudara-saudaranya juga terkadang membuat sendiri alat-alat musik dari barang bekas. Rebab dari kotak obat, stem basnya dari kaleng drum minyak besi, keroncongnya dari kaleng biskuit. Dengan "alat musik" itu mereka sering membawakan lagu-lagu Belanda tempo dulu. Baru setelah menikah dengan Noni pada 1959 (mereka bercerai 7 Juli 1979, tetapi rujuk kembali pada tahun itu juga), Benyamin kembali menekuni musik. Bersama teman-teman sekampung di Kemayoran, mereka membentuk Melodyan Boy. Benyamin nyanyi sambil memainkan bongo. Bersama bandnya ini pula, dua lagu Benyamin terkenang sampai sekarang. Benyamin yang telah empat belas kali menunaikan ibadah haji ini meninggal dunia setelah koma beberapa hari seusai main sepak bola pada tanggal 5 September 1995, akibat serangan jantung. Benyamin dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta. Ini dilakukan sesuai wasiat yang dituliskannya, agar dia dimakamkan bersebelahan dengan makam Bing Slamet yang dia anggap sebagai guru, teman, dan sosok yang sangat memengaruhi hidupnya. II. KARYA BANG BEN Sebagai seorang seniman yang lama mengalami pahitnya hidup, lagu-lagu Benyamin Sueb sering kali mengangkat tema kehidupan rakyat kecil yang terpinggirkan. Ini dapat dilihat dalam serial “Tukang” yang terdiri dari lagu-lagu seperti Tukang Solder, Tukang Becak, Tukang Kridit, Tukang Sayur, Tukang Obat, Tukang Tuak, Tukang Sado, dan sebagainya, diantara sekian banyak karya seniman Betawi tersebut. Bang Ben juga membahas berbagai kondisi sosial, terutama di lingkungan perkotaan. Contohnya, lagu Pungli yang diluncurkannya pada tahun 1977 mengkritik berbagai cacat dalam kerja pemerintah dengan nada celetukan. Lagu tersebut memenangkan penghargaan dari Pangkopkamtib Soedomo yang menganggapnya sebagai dukungan untuk Operasi Tertib yang saat itu sedang berlangsung. Menjelang akhir hayatnya, seniman tersebut juga menulis lagu Salah Comot yang bertema korupsi. Latar belakang Bang Ben dalam budaya Betawi merupakan landasan yang kuat bagi berbagai karyanya. Diantaranya Bens Radio (106.2 FM) yang didirikannya pada tahun 1990. Stasiun radio ini menggali berbagai potensi budaya Betawi dan memberi tempat bagi masyarakat untuk saling bertukar pikiran berdasarkan berbagai aspek budaya Betawi. Musik Bang Ben pun mengikuti gaya gambang kromong yang khas Betawi. Sebagian dari kelihaiannya menggubah lagu-lagu bergaya gambang kromong berasal dari upaya untuk meneruskan kariernya setelah pemerintahan Orde Lama menggencarkan semangat melawan pengaruh Barat pada awal tahun 60an, termasuk dalam bidang musik. Hal ini juga ditunjukkan dengan saratnya penggunaan gaya bahasa Betawi dalam lagu-lagunya. Tak puas dengan karyanya di bidang musik, Bang Ben juga menggeluti dunia perfilman sejak tahun 70-an. Diantara film-film yang dia kerjakan adalah film drama keluarga Si Doel Anak Betawi, dimana Ia memerankan bapak dari sang karakter utama yang diperankan oleh Rano Karno. Selain bermain berbagai film yang banyak diantaranya turut menunjukkan kebudayaan Betawi, Benyamin juga turut menyutradarai beberapa film, seperti misalnya film Duyung Ajaib. III. PANTUN BETAWI - Betawi terkenal dengan pantun jenaka-nya, bahkan dalam adat istiadat betawi kalau mempelai pria ingin menikahi mempelai wanita mempelai pria wajib jagoan terbaik untuk adu pantun. - Pantun merupakan kebudayaan Betawi yang diyakini ada sejak ribuan tahun lalu. Pada tahun 1930 hingga 1950, pantun digunakan sebagai potret sosial masyarakat atau ungkapan isi hati. Di tahun 50-an, banyak bermunculan penyair Betawi, di antaranya Susi Aminah Aziz, Tuti Alawiyah. Kemudian, generasi berikutnya seperti Ridwan Saidi, Zeffry Alkatiri, Nur Zaen Hae, Ihsan Abdul Salam, Aba Mardjani. - Pantun Betawi memiliki ciri ataupun corak yang tak dimiliki daerah lain, yaitu menggunakan bahasa Betawi dan isinya berkaitan dengan kehidupan masyarakat Betawi, mulai dari adat istiadat, agama, tingkah laku, dan keadaan alam Betawi. Syairnya pun terkesan kocak, spontan dan blak-blakan. Contoh : kalo tuan ke pasar cikini jangan lupa beli ketimun kalo sempet mampir kesini mari kite melempar pantun sambut cing IV. PENUTUP Sepanjang hayatnya yang relatif singkat, Bang Ben telah banyak berjasa pada budaya Indonesia, khususnya Betawi. Karya-karyanya memiliki cakupan tema yang luas namun merakyat, yang berhasil melambungkan namanya di hati jutaan jiwa dari berbagai belahan masyarakat bangsa. Alangkah baiknya jika kita semua dapat tetap mengamalkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi Bang Ben dalam berbagai karyanya. Selain mengenali budaya sendiri, banyak juga nilai moral yang terkandung yang sangat berguna bagi kehidupan kita sehari-hari.