PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Peternakan ayam dipilih sebagai salah satu alternatif, karena broiler tersebut mempunyai tingakat produksi yang tingi dan secara umum daging yang dihasilkan dapat memenuhi selera konsumen. Usaha pokok ternak broiler dapat dilaksanakan dengan modal besar atau modal kecil, tidak memerlukan areal yang luas, dapat dikelola oleh tenaga kerja keluarga, dan hasilnya relatif singkat (Murtidjo, 1993). Menurut Siregar et al (1980), faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi keuntungan pengusahaan peternakan ayam broiler adalah bibit yang baik, ransum yang tepat, dan pengelolaan yang tepat. Pemakaian bahan obat-obatan alami pada prinsipnya merupakan langkah awal dalam pengobatan ternak yang sakit dan tidak menyimpang dari prinsip penggunaan obat produk farmasi dibuat dan diproses dari bahan alami (Nur, 2001) Salah satu jenis tanaman obat yang sering digunakan adalah jahe. Tanaman jahe menurut Setyawan (2009) dalam sebuah studi yang dilakukan pada tikus penderita diabetes menemukan, tikus yang diberikan jahe mengalami penurunan kejadian rasa sakit akibat diabetes. Minyak atsiri yang terkandung dalam jahe dapat merangsang sekresi getah lambung yang mengandung enzim seperti: pepsin, tripsin, lipase, amylase ke dalam lambung dan usus. Minyak atsiri dapat menyebabkan dilatasi dinding pembuluh darah saat iritasi lokal dan dapat menimbulakan anastesi lokal. Zat 1 pedas jahe merupakan senyawa yang terkandung dalam oleoresin. Oleoresin merupakan campuran homogeni dari resin dan minyak atsiri, berupa cairan pekat berwarna coklat tua. Kepedasan jahe dapat diketahui dari gingerol, suatu cairan berminyak tersusun dari homolog fenol. Senyawa ini mempunyai efek memacu reseptor termoregulasi yang akan mempengaruhi usus dan sekresi empedu secara refleksoris (Guenther, 1987). Salah satu zat aktif yang terkandung di dalam minyak atsiri jahe adalah gingerol (Stahl, 1985). Gingerol memiliki khasiat untuk merangsang pengeluaran/sekresi getah lambung dan getah empedu (Shidayat, 2005; Chang et al., 1987) serta dapat merangsang kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan dan pencernaan karena terangsangnya selaput lendir usus (Paimin et al., 2006). Jahe memiliki kandungan berbagai zat aktif yang dapat dipergunakan sebagai antiseptik, antibakteri, karminativa, analgesik, hemolitik, sedativa, antiemetik, menurunkan tekanan darah, membantu pencernaan, bersifat antikoagulan, mencegah mual, membuat lambung menjadi nyaman, meringankan keram perut, dan mampu menetralkan efek yang merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh (Guenther et al., 1987; Hardianto, 2004; Koswara, 1995). Ileum merupakan salah satu organ tempat berlangsungnya pencernaan dan absorpsi produk pencernaan. Berbagai enzim yang masuk ke dalam saluran pencernaan ini berfungsi mempercepat dan mangefisiensikan pemecahan 2 karbohidrat, protein, dan lemak untuk mempermudah proses absorpsi (Anonim, 2011). Sekum dikhususkan untuk memproses makanan setelah dicerna. Sisa makanan yang tidak dicerna mengalami pengurangan kadar air, dicampur dengan lendir dalam pencernaan dan membentuk feses untuk dikeluarkan dari tubuh (Johnson, 1994). Minyak atsiri dalam jahe merah memiliki sifat yang dapat mengiritasi mukosa saluran pencernaan, kulit dan selaput lendir. Penggunaan minyak atsiri pada dosis yang cukup besar sekitar 6 g/kg BB atau lebih dapat menyebabkan iritasi lambung dan hilangnya pelindung mukosa lambung. Nilai LD50 dari minyak jahe pada tikus adalah lebih dari 5 g/kg BB. Uji toksisitas menunjukkan bahwa minyak atsiri jahe (Zinngiber officinale) memiliki rerata nilai LD50 pada mencit adalah 8,051 ± 1,254 mL/kg BB, adapun pada tikus adalah 12,990 ± 1,021 mL/kg BB, sehingga pemakaian yang berlebihan akan berakibat fatal berupa kerusakan mukosa lambung (Augusta, 2000; Kemper, 1999; Mulyaningsih et al, 1995). Dari banyaknya penelitian yang membahas mengenai manfaat jahe sebagai obat-obatan, penelitian ini bertujuan guna mengetahui efek dari pemberian ekstrak jahe 1 %, 1,5 %, dan 2 % terhadap gambaran histopatologis dari saluran pencernaan terutama ileum dan sekum ayam broiler. 3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian serbuk jahe merah dengan konsentrasi 1 %, 1,5 %, dan 2 %, terhadap gambaran histopatologis saluran percernaan ileum dan sekum ayam broiler. 4