KEMLU_Mekanisme dan Optimalisasi Pelaksanaan Kerja Sama

advertisement
Mekanisme dan Optimalisasi
Pelaksanaan Kerja Sama Luar
Negeri Pemerintah Indonesia
Direktorat Sosial Budaya dan Organisasi
Internasional Negara Berkembang
Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral
Kementerian Luar Negeri
Republik Indonesia
Mekanisme Pelaksanaan
Kerja Sama Luar Negeri
Rujukan
Buku Panduan Umum Tata Cara
Hubungan dan Kerja Sama Luar Negeri
oleh Pemerintah Daerah (website Kemlu)
Dasar
Peraturan
UU 37/1999 tentang Hubungan Luar
Negeri dan UU 24/2000 tentang Perjanjian
Internasional
Mekanisme Umum
•
•
Prinsip: diselenggarakan sesuai Polugri
Cakupan bidang kerja sama yang memerlukan konsultasi dan koordinasi dengan Kemlu
(c.q. Ditjen HPI): ekonomi, sosial budaya dan bentuk kerja sama lain
•
•
•
Peran Kemlu: koordinator penyelenggaraan hubungan dan kerja sama luar negeri, yang memberikan
saran dan pertimbangan politis/yuridis
Peran instansi teknis: memberikan saran/pertimbangan mengenai materi/substansi program kerja
sama
Syarat untuk pelaksanaan kerja sama luar negeri:
•
•
•
•
•
•
•
Negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan NKRI
Sesuai bidang kewenangan Pemda sebagaimana diatur perundangan nasional
Mendapat persetujuan DPRD
Tidak mengganggu stabilitas politik dan keamanan dalam negeri
Tidak mengarah pada intervensi urusan dalam negeri masing-masing negara
Berdasarkan asas persamaan hak dan tidak saling memaksakan kehendak, memberikan manfaat dan
saling menguntungkan bagi Pemda dan masyarakat
Mendukung penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan nasional dan Daerah serta
pemberdayaan masyarakat
Prinsip Aman
Politik
Keamanan
• Tidak bertentangan dengan Polugri
• Tidak digunakan sebagai kedok spionase
Yuridis
• Jaminan kepastian hukum secara
maksimal
Teknis
• Tidak bertentangan dengan kebijakan K/L
teknis terkait
Tahap
Penjajakan
(Preliminary)
Koordinasi focal
point dengan
instansi terkait
Perundingan
(Negotiation)
Mencapai
kesepakatan
Menegaskan
kembali posisi
Penyampaian ke
mitra asing
terkait melalui
Kemlu
Memperjelas
maksud dan
makna perjanjian
Perumusan
(Drafting)
Memperhatikan
elemen kunci
seperti judul,
konsideran,
batang tubuh,
penyelesaian
sengketa,
amandemen,
durasi, ketentuan
force majeur dan
penutup, pasal
khusus
Penerimaan
(Acceptance)
Penandatanganan
(Signing)
Pembubuhan
paraf oleh ketua
perundingan
sebagai tanda
perjanjian siap
ditandatangani
Melegalisasi
kesepakatan
Dalam perjanjian
multilateral,
pembubuhan
paraf tidak
dilakukan
Setelah
ditandatangani,
naskah disegel
oleh kedua belah
pihak agar tetap
asli/original
Pembuatan dan Pengesahan Perjanjian Internasional
April 17, 2017
6
Pihak Indonesia
Kemlu, Perwakilan di LN, Kemdagri,
K/L teknis, Pemda, LPND
Pusat/Daerah
Pihak Asing
Pemerintah Daerah/Pemerintah
Negara Bagian, Badan/Lembaga
Internasional, Badan/Lembaga
Negara Asing, Lembaga Non
Pemerintah/Lembaga Swadaya
Masyarakat Asing, Badan Usaha
Swasta Asing
Mekanisme Hubungan
dan Kerja Sama Luar
Negeri dalam Bidang
Tertentu
Prinsip Peran Ormas Asing di Indonesia
•
Ormas asing mendukung penguatan pelaksanaan program Pemri;
•
Program Ormas asing mengisi ruang yang belum dapat dijangkau oleh Pemerintah;
•
Kegiatan Ormas asing harus sesuai dengan renstra nasional serta renstra Kementerian
yang menjadi mitra;
•
Kegiatan Ormas asing di daerah harus diketahui dan disetujui oleh Pemda dengan
pertimbangan kesesuaian antara pogram kegiatan Ormas asing dan prioritas Pemda;
10
Peran Ormas Asing di Indonesia
•
•
Pengembangan prasarana dan sarana untuk sanitasi berbasis lingkungan;
•
•
•
•
•
•
•
Melakukan advokasi untuk masyarakat miskin;
Mendukung inovasi untuk masyarakat pedesaan dengan melaksanakan proyek-proyek
percontohan untuk peningkatan perekonomian masyarakat desa;
Memberikan bantuan teknis dan pelatihan kepada masyarakat miskin;
Pendidikan masyarakat dan pengembangan kesehatan;
Pemberdayaan masyarakat desa;
Masalah sosial kemasyarakatan;
Lingkungan hidup; dan
Isu perlindungan anak dan perempuan.
11
Regulasi tentang Ormas Asing di Indonesia (1)
• Diatur dalam UU No. 17/2013
•
Pasal 43 ayat (2) huruf a, b dan c
•
•
•
•
•
•
•
Ormas yang didirikan oleh warga negara asing, terdiri atas:
a. Ormas berbadan hukum yayasan asing atau sebutan lainnya;
b. Badan hukum yayasan yang didirikan oleh warga negara asing atau warga negara
asing bersama warga negara Indonesia; atau
c. Badan hukum yayasan yang didirikan oleh badan hukum asing.
Pasal 44 – 50: berkaitan dengan perizinan
Pasal 51 – 52: kewajiban dan larangan
Pasal 53 – 56: pengawasan
12
Regulasi tentang Ormas Asing di Indonesia (2)
•
•
•
Ormas berbadan hukum yayasan asing atau sebutan lain (Pasal 43 ayat (2) huruf a)
Ormas asing yang ingin beroperasi di Indonesia wajib teregistrasi pada Kementerian Luar
Negeri RI (Pasal 44)
Syarat registrasi (Pasal 44, 45 dan 46) yaitu:
1. Teregistrasi di suatu negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia;
2. Bersifat nirlaba;
3. Bekerja sama dengan Pemerintah dan ormas lokal yang teregistrasi;
4. Memiliki izin prinsip dari Menteri Luar Negeri (berdasarkan pertimbangan Tim
Perizinan)
5. Memiliki izin operasional (melalui perjanjian tertulis (MSP) dengan salah satu
Kementerian di Indonesia)
13
Regulasi tentang Ormas Asing di Indonesia (3)
•
•
Yayasan berbadan hukum Indonesia yang didirikan oleh warga negara asing, atau oleh
warga negara asing bersama dengan warga negara Indonesia, atau oleh yayasan berbadan
hukum asing (Pasal 43 ayat (2) huruf b dan huruf c)
Pendirian badan hukum Indonesia disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM (Pasal 47
ayat 1) setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Perizinan yang dikoordinasikan oleh
Kemlu (Pasal 49)
14
Regulasi tentang Ormas Asing di Indonesia (4)
•
Registrasi dan Izin Prinsip
1.
2.
Ormas asing mengisi formulir pendaftaran pada situs ingo.kemlu.go.id
3.
4.
5.
6.
Verifikasi dokumen oleh Tim Perizinan.
7.
Pemberitahuan kepada ormas asing.
Ormas asing menyerahkan surat pendaftaran dan seluruh dokumen terkait kepada
Kemlu.
Rapat Tim Perizinan - Presentasi ormas asing di hadapan Tim Perizinan.
Pembahasan oleh Tim Perizinan.
Berdasarkan pembahasan oleh Tim Perizinan, akan diputuskan apakah Izin Prinsip
dapat diberikan atau tidak.
15
Regulasi tentang Ormas Asing di Indonesia (5)
• Izin Prinsip dan Izin Operasional
•
•
•
•
•
•
Izin Prinsip (Pasal 44 dan 45)
Diberikan oleh Menteri Luar Negeri setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim
Perizinan.
Izin prinsip berlaku selama 3 tahun dan dapat diperpanjang.
Izin Operasional (Pasal 46)
Diberikan oleh Pemerintah (melalui perjanjian tertulis (MSP) dengan salah satu
Kementerian atau Lembaga Pemerintah.
Tidak dapat melebihi masa berlaku izin prinsip.
16
Regulasi tentang Ormas Asing di Indonesia (6)
• Prosedur Izin Operasional
1.
2.
3.
4.
5.
Setelah mendapatkan Izin Prinsip, salah satu Kementerian/Lembaga Pemerintah akan
ditunjuk sebagai mitra ormas asing (Pasal 48)
Kementerian/Lembaga Pemerintah tersebut membahas kemungkinan kerja sama dengan
ormas asing.
Penyusunan draft MSP dan Arahan Program antara Kementerian dan ormas asing.
Pertimbangan oleh Tim Perizinan.
Penandatanganan MSP sebagai Izin Operasional oleh Kementerian dan ormas asing.
17
Regulasi tentang Ormas Asing di Indonesia (7)
• Arahan Program dan Rencana Operasional
•
•
•
MSP dilengkapi dengan Arahan Program (Program Direction) dan Rencana Operasional
(Plan of Operation).
Arahan Program mengatur mekanisme kerja sama implementasi berupa program, lokasi,
pihak yang terlibat, pengaturan keuangan, mekanisme monitoring dan evaluasi,
keterlibatan Pemda atau instansi di daerah, pelaporan, dan publikasi.
Penjabaran dari Rencana Operasional yang akan dilakukan, antara lain program, aktivitas,
lokasi, periode program dan jadwal kegiatan, pendanaan termasuk sumber dana, pihak
yang terlibat.
18
Registrasi Ormas Asing Online
19
Alur Proses Registrasi
20
Regulasi tentang Ormas Asing di Indonesia (8)
•
Pengawasan (Pasal 53, 54, 55 dan 56)
 Wajib dilaksanakan pengawasan internal maupun eksternal.
 Pengawasan internal dilakukan sesuai dengan mekanisme ormas yang diatur dalam
AD/ART.
 Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, Pemerintah, dan/atau Pemerintah
Daerah.
 Ormas wajib menyerahkan laporan kegiatan dan laporan keuangan secara berkala.
 Kementerian akan meninjau implementasi MSP yang sedang berjalan secara menyeluruh.
21
Regulasi tentang Ormas Asing di Indonesia (9)
•
•
•
•
•
Monitoring dan Evaluasi
Ormas asing dan Kementerian mitra berkoordinasi dengan Pemerintah daerah terkait
perencanaan kegiatan monev;
Kementerian mitra melibatkan unsur instansi terkait;
Pelaksanaan Monev meliputi entry briefing, peninjauan lapangan, koordinasi dengan
Pemerintah Daerah, dan exit briefing;
Kementerian mitra menyampaikan laporan hasil Monev kepada Tim Perizinan.
22
Regulasi tentang Ormas Asing di Indonesia (10)
• Sanksi kepada ormas asing (Pasal 79)
•
•
•
•
•
•
•
•
Ormas asing yang melanggar hukum dan ketentuan berlaku, akan dapat dijatuhi sanksi
oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah sebagai berikut:
Peringatan tertulis;
Penghentian kegiatan;
Pembekuan izin operasional;
Pencabutan izin operasional;
Pembekuan izin prinsip;
Pencabutan izin prinsip; dan/atau
Sanksi keimigrasian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
23
Profil Ormas Asing di Indonesia
•
Direktori Ormas asing saat ini: 77 Ormas asing teregistrasi dan 13 Implementing Agency
tercatat.
•
•
Wilayah kegiatan: tersebar di 34 provinsi di Indonesia
Bidang kegiatan utama:
•
•
•
•
•
•
•
•
pemberdayaan ekonomi masyarakat;
Kesehatan;
Pendidikan;
Kesejahteraan sosial;
Pelestarian alam;
Penanggulangan bencana;
Ketenagakerjaan; dan,
Good governance.
24
Terima Kasih
T: 021 - 3848688
F: 021 - 3507950
25
Download