PEMASARAN JASA INFORMASI PERPUSTAKAAN Oleh: Mulyadi Pustakawan UIN Raden Fatah Palembang Abstract: In general, marketing relates with distributing the real products such as products with have profit oriented. Marketing is important not only for business, but also for non-profit oriented institution or organization like library. Marketing in library does not distribute goods products but service products such as information services for users. Library may optimize the services for users by doing some tricks in distributing information services. So, library will have better information types and kind of works. Keywords: marketing, Information serving, library A. Latar Belakang Pemasaran, seperti yang kita ketahui merupakan rangkaian kegiatan manajemen. Umumnya berkaitan erat dengan memasarkan suatu produk yang nyata dalam hal mi seperti barang dan bersifat profit oriented. Pemasaran tidak terbatas pada dunia bisnis saja, namun juga penting bagi lembaga, instansi, atau organisasi yang bersifat non-profit oriented termasuk perpustakaan. Mereka mempunyai produk yang perlu dipasarkan untuk kepentingan konsumen. Namun demikian secara khusus pemasaran jasa (service marketing) tidak sama dengan pemasaran produk. Karena pada jasa setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Di samping itu, proses produksi jasa tidak selalu dikaitkan dengan produksi fisik. Pemasaran di perpustakaan tidak memasarkan produk barang, tapi produk jasa, dalam hal ini adalah jasa informasi. Perpustakaan memiliki kekayaan yang bisa dipasarkan guna kepentingan user/pemakai perpustakaan. Koleksi buku-buku baru,jurnal majalah, dokumen, kliping, jasa layanan peminjaman, jasa layanan penelusuran. Kesemuanya itu merupakan komoditi yang patut dipertimbangkan bagaimana cara memasarkannya. Maka bukan hal yang berlebihan bila pemasaran jasa informasi di perpustakaan perlu 112 dibicarakan. Informasi punya relevansi yang sangat tinggi dalam proses pengambilan keputusan. Setiap individu membutuhkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Nah, bagaimana perpustakaan mengoptimalkan Iayanannya bagi para pemburu informasi? Sebab tidak semua orang menyadari bahwa informasi dapat diperoleh di perpustakaan. B. Hakekat Pemasaran Membicarakan pemasaran informasi, terlebih dulu harus kita ketahui batasan pemasaran. Ada beberapa pendapat mengenai hakekat pemasaran. Philip Kotler, dalam Principles of Marketing, mengungkapkan bahwa pemasaran adalah suatu orientasi pengelolaan yang menganut pandangan bahwa tugas/kunci organisasi adalah menetapkan kebutuhan dan keinginan pasar yang menjadi sasaran dengan tujuan memberikan kepuasan yang diinginkan.1 Pemasaran merupakan suatu sistem kegiatan yang merancang bagaimana untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa barang, mampu memberikan kepuasan atas keinginan pasar.2 pada hakekatnya jasa bersifat tak teraba (intangible), yang merupakan pemenuhan kebutuhan, dan tidak harus terikat pada penjualan produk atau jasa lain. Untuk menghasilkan jasa tersebut mungkin perlu atau tidak perlu menggunakan benda nyata (tangible). Pemasaran mempunyai arti suatu kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui proses pertukaran. Pendapat lain menyatakan bahwa pemasaran merupakan proses managemen yang bertanggungjawab pada pengenalan, pemenuhan dan pemuasan kebutuhan konsumen secara menguntungkan. Menurut Winardi keuntungan pemasaran adalah : “Organisasi yang merupakan pemasaran sistematis akan memperoleh dua keuntungan yaitu : (1) Organisasi dapat meningkatkan kepuasan pasar target karena lebih memahami kebutuhan konsumen dan kemudian dapat mengembangkan produk dan jasa lebih cocok. (2) Efesien kegiatan-kegiatan pemasaran organisasi akan meningkat karena memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang bagaimana 1 Kotler, Philip, Principles of Marketing. second. Ed. (New Delhi: Pnentice Hall, 1984), h. 44. 2 Staton, Wiliam J., Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 1992), h. 21. 113 merumuskan harga, promosi dan komunikasi serta distribusi. Keuntungan yang disebutkan pertama erat kaitannya dengan pengukuran keberhasilan pada organisasi nir-laba.3 Sejumlah peneliti mengamati bahwa ada perbedaan dasar dalam fungsi pemasaran pada perusahaan dan organisasi nir-laba, perbedaannya terletak pada sumber dana dan dampaknya terhadap organisasi. Organisasi perusahaan dana dari investor atau pemodal sedangkan organisasi nir-laba memperoleh donor dari lembaga induknya. C. Pengertian dan Konsepsi Pemasaran Perpustakaan Pengertian pemasaran menurut Sigit adalah semua kegiatan-kegiatan usaha yang diperlukan untuk mengakibatkan terjadinya pemindahan milik dari barang dan jasa serta untuk menyelenggarakan distribusi fisiknya.4 Sedangkan sasaran dari pemasaran adalah arus pemindahan baik fisik maupun pemilikan dari barang atau jasa sejak dari produsen sampai kepada konsumen terakhir. Banyak orang yang berpikiran yang namanya pemasaran adalah sama artinya dengan periklanan dan penjualan. Pemasaran yang sebenarnya bukanlan sekedar seni menjual produk unit usaha sebanyak-banyaknya. Lebih dari itu pemasaran merupakan seni dalam mengidentifikasi dan memahami kebutuhan konsumen/calon konsumen serta memberikan jalan keluar dengan memenuhi/memuaskan kebutuhan tersebut. Tugas bagian pemasaran adalah memikirkan konsumen dan menjadi penunjuk jalan bagi perusahaan/organisasi dalam mengembangkan penawaran yang tepat bagi para konsumen/calon konsumen yang menjadi sasaran perusahaan/organisasi. Namun demikian bagian-bagian lain pun di dalam perusahaan/organisasi harus membuat keputusan yang didasarkan/berorientasi kepada halhal yang mendukung bagian pemasaran. Langkah pertama konsepsi pemasaran modern berawal dari penentuan konsumen yang dituju atau target market. Target market adalah anggota masyarakat yang mempunyai kebutuhan dan harapan akan manfaat tertentu, yang diharapkan dapat diperoleh dari produk yang atau jasa ditawarkan oleh perusahaan/organisasi. Setelah 3 Winardi, Promosi dan reklame (Bandung: Mandiri Maju, 1992), h.177. Sigit, Soehardi, Marketing praktis (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,1976), 33. 4 114 perusahaan/organisasi mengetahui siapa target market-nya, maka perusahaan/organisasi harus mempunyai informasi yang akurat dan mutakhir tentang kebutuhan dan harapan dari target market. Bagi sebuah perpustakaan perguruan tinggi, target market-nya sudah jelas yaitu sivitas akademika dan perguruan tinggi sejenis lainnya sebagai konsumen sampingan. Kebutuhan dan harapan target market itupun secara umum sudah jelas, yaitu untuk mahasiswa adalah kebutuhan informasi yang dapat menunjang proses belajar mereka, dan untuk dosen adalah kebutuhan informasi yang dapat menjunjang pelaksanaan tridharma mereka di perguruan tinggi. Namun demikian pihak perpustakaan harus mencari informasi yang lebih akurat dan mutakhir tentang kebutuhan dan harapan yang spesifik dari target market itu.Kebutuhan dan harapan tersebut akan terus berubah seiring dengan perkembangan sains dan teknologi. Oleh karena itu pihak perpustakaan harus tanggap menghadapi perubahan kebutuhan dan harapan konsumennya. Bila perpustakaan telah mengetahui kebutuhan dan harapan konsumennya secara spesifik, maka langkah berikutnya adalah menentukan jenis pelayanan dan bentuk informasi yang bagaimana yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk mencapai hal itu, tidak hanya bagian pelayanan di perpustakaan yang bertanggungjawab, tetapi diperlukan kerjasama secara terpadu dari semua bagian di perpustakaan. Menurut Swastha dan Irawan, konsep pemasaran yakni sebuah, falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Bagian pemasaran pada suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah volume penjualan yang diinginkan berarti kinerja bagian pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda.5 5 Swastha, Basu dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern (Yogyakarta: Liberty, 2005), h.10. 115 Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda dengan konsep penjualan yang menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam pendekatan penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik, kemudian meyakinkan konsumen agar bersedia membelinya. Sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan. Dari definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan berbagai rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen. Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan tersebut. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan seharusnya diarahkan untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba. ASPEK PEMASARAN JASA INFORMASI Untuk mengetahui rumusan pemasaran kita tinjau lima aspek yang menunjang arti pemasaran yaitu kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi dan hasil. Kelima aspek pemasaran informasi perpustakaan menjadi, 1. Kebutuhan informasi yang berarti keinginan untuk mendapatkan, mengetahui hal-hal di luar pengetahuan yang dimiliki (person knowledge); misalnya berusaha mendapatkan dengan melalui cara membaca koran, atau majalah, melihat televisi, mendengarkan radio dan sebagainya. 2. Keinginan mendapatkan informasi berarti kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya kepribadian seseorang untuk mendapatkan pengetahuan. 116 3. Permintaan informasi berarti keinginan manusia untuk mengetahui dan mendapatkan informasi, ilmu pengetahuan, data, jawaban atas persoalan yang timbul dan aktivitas interaksi manusia, kegiatan belajar, dan sebagainya. 4. Produksi informasi yang berarti kebutuhan, keinginan dan permintaan informasi yang terpenuhi mendorong manusia untuk menularkan/mentransfer kepada orang lain. 5. Dengan tercapainya bauran informasi yang didapat dan keempat unsur tersebut, man usia dapat mengevaluasi diri sampai di mana daya serap dan imajinasinya dalam menerima pengetahuan dan hasilnya akan merupakan kekayaan pribadi yang dapat menaikkan kualitas diri. Dengan mengetahui batasan 5 aspek pemasaran tersebut, diharapkan keberhasilan misi pustakawan sebagal penjaga informasi tercapai dalam melayani masyarakat pemakai dan pencari jasa informasi. KONTRIBUSI PEMASARAN BAGI PERPUSTAKAAN Sebagai suatu perpustakaan yang di dalamnya termasuk kegiatan pelayananjasa informasi, pemasaran mempunyai kontribusi yang cukup bagus terhadap perpustakaan yang bersangkutan. Adapun kontribusi pemasaran tersebut antara lain, 1. Dapat memberikan masukan dalam pengambilan keputusan, jenis serta bentuk pelayanan yang akan diterapkan atau yang akan dijalankan di lembaga atau organisasi tersebut. 2. Menjadi masukan dalam kegiatan pengadaan dan penyajian menu dokumentasi serta informasi yang market oriented. Dalam hal mi adalah pengguna perpustakaan. 3. Terciptanya saluran komunikasi yang balk sehingga dapat menentukan model yang paling tepat untuk sebuah pemasaran perpustakaan ataupun jasa informasi. KOMPONEN PEMASARAN Konsep marketing mix ada 4 macam yaitu: 1. Produk (Product) 117 Merupakan barang fisik ataupun kombinasi keduanya, yang ditawarkan kepada pasar sasaran. Produk merupakan elemen marketing mix yang pertama yang perlu kita ketahui, untuk dapat menyusun proses pemasaran selanjutnya yang sesuai dengan produk tersebut. Berbicara mengenai pemasaran jasa informasi di sebuah perpustakaan, sudah barang tentu produknya adalah koleksi sertajasa layanan yang dimiliki perpustakaan yang bersangkutan. Prinsip pemilihan produk atau jasa, dalam hal ini bila diaplikasikan di perpustakaan adalah: a. Kualitas barang/jasa harus baik. Keberadaan koleksi yang lengkap, dan aktual mempunyai nilai relevansi tinggi. b. Cara menggunakan dan memanfaatkan koleksi tidak rumit. Pemanfaatan alat-alat bibliografis, seperti katalog. c. Barang atau jasa harus mudah dikenal (mudah dilihat) serta mudah dicerna oleh pengetahuan. Kaitannya dengan dunia perpustakaan dan pemasaran jasa informasi adalah prosedur peminjaman, pelayanan serta penelusuran yang cepat, tepat dan akurat. d. Resiko/kerugian ditekan sekecil mungkin. e. Berkaitan dengan sesuatu yang telah diakrabi oleh konsumen. f. Menciptakan suatu iklim suasana lingkungan perpustakaan (ruangan) yang mendukung kebetahan, kesenangan serta kenyamanan pengunjung. 2. Harga (Price) Harga merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan pelanggan untuk memperoleh produk hasil perusahaan. Namun dalam perpustakaan yang dimaksud harga di sini bukan uang, melainkan keaktualan koleksi/informasi, relevansi informasi yang dibutuhkan pengguna dengan yang ditawarkan ataupun utility/nilai guna informasi tersebut. 3. Tempat (Place) Merupakan perencanaan dan pelaksanaan program penyaluranjasa/produk melalui lokasi layanan yang tepat, pada waktu yang tepat dengan jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pada kegiatan pemasaran jasa informasi perlu 118 diperhatikan lokasi yang strategis, mudah dijangkau oleh semua pihak dalam segala kesempatan; lokasi pemasaran yang berada dipusat lalu lintas dan berbagai penjuru. 4. Promosi (Promotion) Promosi merupakan suatu bentuk komunikasi penyampaian pesan-pesan atau informasi yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: To inform: memberitahu sesuatu yang tidak tahu sebelumnya dalam hal mi menginformasikan mengenai perpustakaan, apa yang dimilikinya, apa yang dapat diberikan perpustakaan kepada pengguna. Memberitahukan kepada pengguna informasi yang tepat untuk disuguhkan kepada masyarakat. Hal ini berkaitan erat dengan felt need dan masyarakat pengguna jasa informasi. To influence: mempengaruhi pengguna agar mereka tidak enggan berkunjung ke perpustakan, tidak enggan menggunakan jasa layanan informasi, merubah image pengguna tentang jasa informasi/perpustakaan. Dalam kegiatan mempengaruhi mi, perlu usaha dan dalam perpustakaan/jasa informasi untuk membuat mereka merasa membutuhkan perpustakaan/jasa informasi, perlujuga menonjolkan citra positifdari lembaga kita ke luar. To persuade: membujuk atau merayu penggunal masyarakat untuk melakukan kegiatan di perpustakaan Baik itu kegiatan membaca ataupun kegiatan seminar dan lain sebagainya yang bertempat di perpustakaan. Sistem Pemasaran Pertama-tama perlu diingat bahwa lingkungan pada sistem pemasaran itu luas dan terbuka dengan banyak input, output, dan umpan-balik. Lingkungan pemasaran dapat dibagi kedalam lima lapisan dasar, yaitu lapisan ke satu adalah sistem global (di mana negaranegara berinteraksi), lapisan ke dua adalah sistem masyarakat (berhubungan dengan kebudayaan, politik dan ekonomi), kemudian lapisan ke tiga adalah sistem pemasaran (berhubungan dengan konsumen, pesaing, pemerintah dan sebagainya) lapisan ke empat adalah sistem secara organisasi (meliputi masalah keuangan, produksi, personalia) dan lapisan ke lima adalah sistem pemasaran administrasi pemasaran, fungsi-fungsi produk, manajerial (yang mempunyai subsistem pengembangan produk baru, saluran119 saluran distribusi, distribusi secara fisik, kekuatan penjualan di lapangan, periklanan, promosi penjualan, publisitas dan public relation, informasi dan penelitian pemasaran). Pada setiap lapisan merupakan sebuah sistem. Lapisan ke lima merupakan sub-sistem dari lapisan ke empat dan seterusnya, serta output dari lapisan ke lima merupakan input bagi lapisan ke empat dan seterusnya. Jadi pendekatan sistem membantu memfokuskan perhatian pada masalah-masalah yang lebih luas. Pendekatan sistem juga memungkinkan analisis secara tertib dan logis pada kegiatan pemasaran dengan : Penekanan mata-rantai pemasaran baik di dalam maupun di luar perusahaan/ organisasi. Penekanan hubungan input dan output Menyoroti perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan Memberikan pendekatan untuk pengawasan Menawarkan kesempatan-kesempatan untuk berinovasi Memberikan sarana-sarana untuk mengukur hasil. Pendekatan sistem menunjukkan pandangan konsumen terhadap perusahaan/organisasi, sebuah pandangan dari orang luar sebagai sisi lain dari pandangan internal yang biasanya berfokus pada perspektif operasional saja. Para manajer harus ingat bahwa perasaan konsumen terhadap perusahaan/organisasi akan menentukan keputusan konsumen untuk memilih barang/jasa yang ditawarkan. Tugas bagian pemasaran adalah menjamin bahwa keseluruhan pelayanan sistem pemasaran berlangsung dengan baik, dan terjadi keseimbangan antara kepuasan konsumen dengan tugas-tugas operasional untuk menjamin efektivitas, efisiensi dan pengendalian biaya. Peran pemasaran lain yang juga penting adalah memonitor kepuasan konsumen, mengevaluasi persaingan, serta mengidentifikasi kecenderungan dan peluang pasar. Dengan demikian bagian pemasaran memberikan umpan balik kepada manajer operasional dan manajer sumberdaya manusia untuk meningkatkan penampilan dan kualitas perusahaan/organisasi di mata konsumen. 120 Alat-Alat Promosi Penggunaan perpustakaan di Indonesia belum optimal. Di samping itu usaha-usaha pemasaran dari pihak perpustakaan juga belum dilaksanakan dengan baik. Selama ini banyak perpustakaan yang bersifat pasif, hanya menunggu pengguna yang datang ke perpustakaan. Di lain pihak pengguna (terutama mahasiswa) tidak mengetahui apa yang bisa dia dapatkan di perpustakaan sehingga dia tidak merasa perlu meluangkan waktunya yang sudah penuh dengan jadwal kuliah dan praktikum untuk datang perpustakaan. Banyak pula terjadi ke gedung perpustakaannya tidak dilengkapi dengan rambu-rambu ataupun benda-benda yang dapat membuat pengguna/calon pengguna merasa diinformasikan apa yang ada di dalam gedung, dan membuat mereka tertarik untuk masuk ke gedung perpustakaan. Hal itu bisa dibandingkan dengan toko-toko komersil yang mempunyai ruang pamer/show room yang diletakkan di bagian depan toko, sehingga orang yang melewati toko itu menjadi tertarik untuk masuk ke toko karena melihat barang yang dipamerkan di ruang pamer. Adapun pengertian promosi menurut William J Stanton yaitu : “Promotion is the element in an organization’s marketing mix that serves to inform, persuade, and remind the market of the organization and or its products”. Artinya : “Promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan”.6 Berdasarkan pengertian promosi di atas dapat disimpulkan bahwa promosi itu adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan kepada calon konsumen tentang barang atau jasa. Promosi digunakan untuk memberitahukan informasi kepada orang-orang tentang produk dan membujuk pembeli atau target pasar untuk dapat membeli produk yang ditawarkan. Jadi sebenarnya salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya pengguna perpustakaan adalah lemahnya pemasaran. Untuk menunjang usaha-usaha pemasaran, diperlukan alat-alat promosi. 6 Staton, Wiliam J. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 1992. hal.171 121 Beberapa alat promosi yang dapat digunakan untuk memperkenalkan perpustakaan perguruan tinggi adalah : - Poster dan Leaflet Perpustakaan dapat mempromosikan fasilitas yang dimiliki dan pelayanan yang diselenggarakan dengan menggunakan poster dan leaflet. Ada sedikit perbedaan dalam menggunakan poster dan leaflet. Pada leaflet bisa digunakan lebih banyak teks dibandingkan dengan poster. Poster berguna untuk menarik perhatian khalayak ramai pada suatu topik. Oleh karena itu biasanya digunakan warna yang mencolok, gambar yang menarik, dan kata-kata yang bombastis. Dengan demikian dari jauh orang sudah tertarik dengan poster tersebut, sehingga mendatanginya dan membaca isi poster tersebut. Poster ini bisa ditempel di fakultas, di pusat kegiatan kampus, atau pada sekretariat himpunan profesi mahasiswa. Leaflet bisa lebih banyak memberikan informasi mengenai kegiatan perpustakaan dan fasilitas yang dimiliki. Bahkan dengan leaflet ini bisa menyebarluaskan informasi yang bersifat teknis, seperti bagaimana menggunakan katalog untuk mendapatkan buku tertentu di dalam koleksi dan sebagainya. Gambar-gambar bisa ditambahkan untuk mempercantik penampilan leaflet, tetapi yang berhubungan dengan masalah yang dimuat leaflet tersebut. Penyebaran leaflet ini harus diatur sehingga bisa mencapai pengguna yang potensial. Pembuatan poster dan leaflet ini tidak harus menggunakan bahan yang mahal. Yang penting adalah menarik dan dapat dibaca oleh pengguna sasaran dengan baik. - Ceramah Ceramah yang dimaksud di sini adalah sebagai bagian dari "users education". Ceramah ini bisa disampaikan dalam beberapa kesempatan. a. Ceramah dalam Seminar untuk Pengguna Penceramah tidak harus pustakawan, tetapi bisa juga disampaikan oleh ilmuwan yang telah merasakan manfaat menggunakan informasi dari buku atau pun majalah ilmiah, bahkan lebih penting lagi bila informasi itu diperoleh dari menggunakan perpustakaan. Promosi ini penting mengingat minat baca mahasiswa masih rendah. 122 Dengan mendengarkan tokoh yang mempunyai pengalaman tersebut diharapkan membangkitkan minat mahasiswa untuk menggunakan perpustakaan dan membaca literatur yang ada. b. Ceramah dalam Masa Orientasi Mahasiswa Baru Mahasiswa baru perlu diperkenalkan kepada fasilitas dan pelayanan yang dapat mereka peroleh di perpustakaan perguruan tinggi. Kemungkinan besar mereka belum terbiasa menggunakan perpustakaan untuk menunjang proses belajar mereka. Oleh karena itu sangat baik bila pustakawan dapat memberi ceramah pada masa orientasi mahasiswa baru. c. Ceramah dalam Bentuk Kuliah Ceramah dapat diberikan dengan mengisi beberapa pertemuan dalam mata kuliah tertentu, seperti "Metode penulisan ilmiah" dan sebagainya. Bila waktu yang diberikan sangat terbatas, mungkin cukup disampaikan bagaimana menelusur informasi untuk melengkapi bahan penulisan ilmiah. Sangat baik bila ada khusus mata ajaran mengenai perpustakaan, dengan 1 SKS saja misalnya. Namun harus diingat materinya tetap dijaga sebagai bekal bagi mahasiswa untuk menggunakan perpustakaan secara optimal, bukan untuk menjadikan mahasiswa sebagai pustakawan. - Pameran Pameran merupakan salah satu sarana mempromosikan perpustakaan. Materi pameran disesuaikan dengan tema pameran dan lingkungan dimana pameran itu diadakan. Misalkan pameran itu adalah masalah lingkungan, maka materi pameran adalah literatur yang membahas lingkungan dan berbagai informasi lain yang mengenai lingkungan. Pada acara-acara seminar bisa disertai dengan pameran yang disesuaikan dengan tema seminar. Di perguruan tinggi, acara dies natalis dari perguruan tinggi tersebut merupakan saat yang tepat untuk mengadakan pameran. Masyarakat yang akan menghadiri acara pameran perlu diperhatikan. Bila pengunjung pameran diperkirakan banyak dari kalangan ilmuwan, tentunya tidak menjadi masalah bila 123 materi yang dipamerkan dengan bobot ilmiah yang tinggi. Tetapi bila pengunjung pameran diperkirakan banyak dari masyarakat awam, maka materinya jangan terlalu ilmiah. Mungkin publikasi dari Lembaga Pengabdian pada Masyarakat, berupa penerjemahan hasil-hasil penelitian kedalam publikasi dengan bahasa awam, lebih cocok untuk dijadikan materi pameran. - Paket Audio Visual Paket audio visual yang mempromosikan perpustakaan merupakan sarana yang menarik, terlebih lagi mengingat budaya membaca masih disegani. Paket itu bisa dalam bentuk video, slide yang dilengkapi dengan suara, dan sebagainya. Pada saat ini biaya untuk pembuatan paket audio visual memang masih cukup mahal. Lain halnya dengan perpustakaan di negara-negara maju, paket-paket audio visual mengenai perpustakaan sudah banyak dibuat. - Lomba Mengadakan lomba baik berbentuk penulisan makalah maupun poster dapat dijadikan sarana mempromosikan perpustakaan. Lomba ini diadakan bagi mahasiswa dan bertemakan masalah-masalah di perpustakaan. Diharapkan peserta perlombaan akan mempelajari hal ihwal mengenai perpustakaan ketika mereka akan menulis makalah ataupun membuat poster. Ada pepatah yang mengatakan : "Bila tak kenal maka tak sayang". Sesudah mereka mengikuti lomba maka mereka menjadi sayang pada perpustakaan. Sebuah perpustakaan yang telah memiliki koleksi yang sangat baik, dan koleksi itu telah diproses serta ditata dengan baik, dianggap kurang berhasil bila ternyata belum digunakan secara optimal. Oleh karena itu sebuah perpustakaan tidak hanya perlu melaksanakan pekerjaan teknis perpustakaan, tetapi perlu mempromosikan perpustakaannya. Di dunia komersil bahkan banyak produsen berani menggunakan anggarannya sampai 50% untuk mempromosikan produknya. Bagi pustakawan di Indonesia dimana kebutuhan akan menggunakan perpustakaan belum dirasakan, maka usaha promosi perlu dilakukan dengan lebih keras lagi. 124 STRATEGI PEMASARAN JASA INFORMASI Strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling berkaitan, yaitu: (1) Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani; (2) Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk, dan desain penawaran manfaat total yang akan diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian; (3) Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan; (4) Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya; dan (5) Komunikasi pemasaran (promosi) yang meliputi periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan, direct marketing, dan public relations. Sesuai dengan tujuan manajemen jasa yaitu untuk mencapai tingkat kualitas jasa pelayanan, dalam hal ini erat hubungannnya dengan tingkat kepuasan pelanggan. Karena sulitnya pelayanan kualitas jasa, maka perlu strategi dalam konsep manajemen pemasaran jasa seperti yang dikemukakan Yuyus Suryana adalah sebagai berikut : 1. Merumuskan suatu strategi pelayanan. Yaitu strategi tingkat keunggulan yang dijanjikan kepada pelanggan. Hal ini meliputi; bidang usaha apa yang berhubungan dengan olahraga, siapa calon pelanggannya, dan apa yang dibutuhkan pelanggan. 3. Mengkomunikasikan kualitas pada pelanggan. Yaitu menginformasikan kepada pelanggan sehingga mengetahui dengan jelas tingkat pelayanan yang akan diperoleh, antara lain ruang tunggu, peralatan yang modern, pemeriksaan kesehatan yang berkala dan lain-lain. 4. Menetapkan suatu standart yang jelas dan terukur. walaupun pada jasa sulit untuk menetapkan standar, tetapi perlu diusahakan sehingga bagi pelanggan akan jelas mengenai tingkat kualitas yang akan dicapai. 5. Menetapkan sistem pelayanan yang efektif pada pelanggan. Yaitu memberikan suatu sistem, metode, dan prosedur yang efektif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan secara tepat. 6. Karyawan yang berorientasi pada kualitas pelayanan. Yaitu instruktur, pelatih, atau tukang pijat yang berkualitas dan bersertifikat serta mengetahui dengan jelas standar kualitas pelayan 7. Survai tentang kepuasan dan kebutuhan pelanggan. Yaitu instansi/ perusahaan selalu melakukan survey secara periodik dan sistimatis sehingga dapat 125 mengetahui tentang kepuasan pelanggan dan kebutuhannya yang selalu berubahubah.7 Pada poin terakhir, berbicara mengenai kiat-kiat pemasanan yang berkaitan dengan pemasaran jasa informasi di perpustakaan.Kiat-kiat tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1. Survei pemakai jasa, bisa dengan jalan menggunakan angket/quesioner yang disebarkan. Penyebaran angket mi sebagai upaya mengetahui need (kebutuhan serta wants (keinginan) dan konsumen/pemakai penpustakaan. 2. Promosi perpustakaan agar orang senantiasa berkunjung di perpustakaan. Kegiatan mi terbagi dalam dua faktor: - Faktor internal, antara lain dan unsur pustakawan itu sendiri, yaitu keramahan, cekatan dan cerdas, mampu membujuk/persuasi atau mendorong pemakai, mampu mendidik pemakai dengan melalui fase-fase (a) tahu, pemakai mengetahui perpustakaan secara detail; (b) tertarik; (c) menimbang-nimbang untung nugi informasi tersebut bagi pemakai; (d) mencoba membantu pemakai agar tidak mendapat hambatan; (e) mengadopsi, kemampuan pustakawan untuk membina pelanggan penpustakaan. - Faktor eksternal, antara lain pembuatan buku pedoman penggunaan perpustakaan bagi pemakai baru, pemasangan spanduk/penyebanan brosun, dli. 3. Mengelola sistem informasi manajemen (SIM) terpadu antar unit perpustakaan. Kegiatan mi untuk mengan-tisipasi laju informasi. Mengadakan sistem janingan/kerjasama antar unit perpustakaan. Bentuk kegiatan mi bisa berupa inter library loan, exchange programme, ataupun union catalog. kegiatan ml sebagai upaya pemenuhan kebutuhan informasi pemakai. 4. Kemajuan dan keberhasilan informasi sebagai alat manajemen banyak ditentukan oleh sukses besar computer enterpreneuner. Memang diakui komputenisasi telah mampu memacu sistem peredaran informasi sehingga pengelolaan data, penyajian dan pemanfaatan secana maksimal dapat terselenggara tanpa kendala. 7 Yuyus Suryana. Manajemen Pemasaran Jasa. Bandung: Pasca Unpad, 1999. hal.3-4 126 5. Mengoptimalkan peran pustakawan agar membantu konsurnen dengan jalan mengorganisasikan dan membenikan wadah bagi pana pemakai penpustakaan tingkat pemula dengan pendidikan pemakai. Mengubah actual user menjadi potential user. 6. Dipenlukan kerjasama dengan organisasi atau lembaga tenkait untuk mempergunakan fasilitas yang ada di penpustakaan. Misalnya menyediakan ruang untuk kegiatan seminar, rapat, dsb. 7. Pengeseran nilai, penilaku konsumen informasi (consumer behavior) turut membantu pustakawan sebagai bank data untuk senantiasa mengubah citra din dan pelayanan nesponsifpasifmenjadi inisiatif aktif sebagai tenaga profesional yang dibutuhkan masyarakat dengan bermodalkan kemampuan untuk mengembangkan din dalam mengolah data, menyiapkan, mengemas, mentransfen dan memasarkan informasi. PENUTUP Pemasaran tidak sama artinya dengan periklanan dan penjualan. Pemasaran merupakan seni dalam mengidentifikasi dan memahami kebutuhan konsumen/calon konsumen serta memberikan jalan tersebut. Dalam keluar dengan konsepsi pemasaran modern memenuhi/memuaskan kebutuhan langkah awal adalah menentukan konsumen yang dituju atau target market. Setelah itu perlu adanya informasi yang akurat dan mutakhir tentang kebutuhan dan harapan dari target market. Berdasarkan informasi itu dirancang produk dan pelayanan yang akan ditawarkan pada konsumen/calon konsumen. Untuk mendukung pemasaran jasa informasi ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk mempromosikan perpustakaan perguruang tinggi, seperti : poster dan leaflet, ceramah, pameran, paket audio visual, dan lomba. 127 Dari uraian pemasaran perpustakaan di atas diharapkan dapat membantu terselenggaranya pemasaran infonmasi. Hal yang patut kita sadari, sesederhana apapun bentuk layanan dan tugas Iayanan yang kita berikan kepada pemakai akan lebih terarah dan berguna apabila dikerjakan secara terorganisasi dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Astuti, Sri Wahyuni. 1993. Teknik pemasaran jasa perpustakaan. Makalah pada Lokakarya Pengguna dan Promosi Perpustakaan Perguruan tinggi di Malang, tgl. 25 s/d 28 Oktober 1993. Cronin, Blaise. The marketing ofLibrary and Information Services. London,ASLIB. 1981. Edsall, Marian S. Library Promotion Handbook. London, Oryx Press, 1980. Hartono, Bambang. Pemasaran Jasa Perpustakaan: makalah seminar. Jakarta, 1992. Kinnell, Margaret. Planned Public Relations for Libraries. London: Taylor Graham, 1989. Kotler, Philip. Principles of Marketing. second. Ed. New Delhi:Pnentice-Hall, 1984. 128 __________, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jakarta: Prenhallindo,1997. Kotler, Philip dan Amstrong Gerry. 1997. Dasar-dasar Pemasaran Jilid 2. Jakarta: Prenhallindo. Muchyidin, Ase S. Promosi Perpustakaan. Bandung: P3TUNPAD, 1980. Mc Garry, K.J. Communication Knowledge and the librarian. London: Clive Bingley, 1975. Nurhayati, Tuti. Pemasaran Perpustakaan Perguruan Tinggi. Warta IKlPYogyakarta, Vol. XXXII/1998. Hal. 11, 12, 14. Rosenberg, Larry J. 1977. Marketing. Prentice Hall, New Jersey. Septiadi, Den. Analisis bauran pemasaran jasa restorasi Sindang Reret dalam upaya miningkatkan kepuasan para tamu pengunjung: lesis. Bandung: Prog. Pasca Sarjana UNPAD, 1999. Sigit, Soehardi. 1976. Marketing praktis. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Staton, Wiliam J. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 1992. Yuyus Suryana. Manajemen Pemasaran Jasa. Bandung: Pasca Unpad, 1999. 129 130