BAHAN-BAHAN TENTANG INDONESIA DAN KERJASAMA I. Bahan

advertisement
BAHAN-BAHAN TENTANG INDONESIA DAN KERJASAMA
DALAM SISTEM JARINGAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI
I. Bahan-bahan tentang Indonesia.
A. Sejarah Singkat Perpustakaan Museum Pusat :
-
Nama lama : Kon. Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, th. 1778
-
Perkembangan koleksi (deposit publikasi Indonesia, PBB)
-
Penggantian nama dengan Lembaga Kebudayaan Indonesia
-
Penyerahan kepada Pemerintah RI th. 1962 ; Museum Pusat
B. Koleksi Perpustakaan Museum Pusat :
-
Jenis koleksi : buku, majalah, koran, peta, lukisan, mikrofilm
-
Bidang tekanan pada ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan
-
Bahan-bahan referens Indonesia : ensiklopedia, kamus, bibliografi penerbitan pemerintah,
indeks, who’s who, atlas
-
Koleksi khusus: koran Indonesia sejak th. 1810, penerbitan Bataviaasch Genootschap, Java
Instituut, PBB, Cornell University, KITLV, peta-peta lama, lukisan Rach
C. Aktivitas Perpustakaan :
-
Menyusun bibliografi
-
Menyusun indeks “Indonesiana”
-
Peningkatan sarana (katalogus)
-
Microfilming
-
Pelayanan pembaca dengan fotokopy / mikrofilm dsb
II. Kerjasama Tingkat Nasional, Regional
dan Internasional
Kerjasama dari perpustakaan, dokumentasi dan arsip sangat mutlak untuk dapat mewujudkan suatu
sistem jaringan informasi dan dokumentasi.
A. Sistem Jaringan Informasi dan Dokumentasi di Indonesia
Hasil lokakarya mengenai sistem jaringan th. 1971 di Bandung adalah
ditetapkannya 4 pusat tingkat
nasional :
1.
PDIN untuk bidang ilmu (murni) dan teknologi
2.
Bibliotheca Bogoriensis untuk pertanian dan biologi
3.
Departemen Kesehatan untuk kesehatan dan ilmu kedokteran
4.
PDIS untuk ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan
B. Kerjasama Regional dan Internasional:
Dalam konperensi UNESCO bulan September 1974 Paris telah dibahas kemungkinan
terselenggaranya suatu Sistem Nasional Informasi di tiap Negara anggota. Persyaratan NATIS
yang dirumuskan UNESCO adalah sebagai berikut :
1.
Kebijaksanaan informasi tingkat nasional.
Informasi adalah suatu sarana yang tidak hanya vital bagi kemajuan ilmiah dan ekonomi,
melainkan juga suatu media komunikasi sosial. Rencana untuk sistem informasi nasional
harus merupakan aspek yang khusus dari rencana pendidikan, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan yang diintegrasikan dalam rencana sosial dan ekonomi tingkat nasional dan
daerah.
2.
Peningkatan kesadaran para pemakai:
Untuk meningkatkan kesadaran para pemakai, badan-badan yang berwenang termasuk
universitas dan lembaga pendidikan lainnya seharusnya memasukkan dalam bentuk
instruksi secara sistematis.
3.
Mengembangkan kebiasaan membaca
Untuk mendidik dan memelihara kesukaan membaca jaringan di perpustakaan –
perpustakaan umum dan sekolah perlu diikutsertakan dalam SINASI, dengan kerjasama
dengan lembaga-lembaga pendidikan mengadakan program-program khusus yang dapat
menarik serta menunjang perhatian khalayak ramai.
4.
Penilaian keperluan pemakai:
Harus dianalisa secara mendalam mengenai kebutuhan dari pemerintah untuk tugas-tugasnya dan dari berbagai golongan pemakai dari berbagai bidang.
5.
Analisa dari sumber-suber informasi
Harus diadakan survey / penelitian luas dari pada pusat dokumentasi, perpustakaan dan
arsip di seluruh negara yang menyimpan bahan-bahan informasi, sebagai inti persyaratan
untuk rencana nasional yang kuat guna perkembangan SINASI
6.
Analisa sumber-sumber tenaga
Penelitian yang luas harus juga diadakan mengenai persediaan tenaga yang ada sebagai
dasar untuk perencanaan penyediaan tenaga guna melaksanakan kebutuhan SINASI
7.
Rencana struktur organisasi
Fungsi-fungsi dari segala pelayanan dokumentasi, perpustakaan dan arsip harus diatur /
dikoordinasikan melalui badan / pusat untuk terselenggaranya SINASI
8.
Penyediaan tenaga untuk SINASI
Rencana pendidikan profesi tingkat nasional harus diadakan untuk tenaga informasi,
sebagai bagian dari struktur pendidikan nasional di universitas-universitas atau yang
sejajar badan pendidikan tinggi.
9.
Rencana penggunaan Teknologi
Rencana nasional bidang informasi harus menyertakan penggunaan teknologi modern
untuk keperluan informasi
10
Menetapkan UU untuk SINASI
Kegiatan-kegiatan berdasarkan hukum harus diadakan untuk membantu perencanaan dan
pelaksanaan SINASI. Undang-undang harus meliputi sistem konsepsi dasar, serta unsurunsurnya, termasuk sub-sistem khusus
11. Pembeayaan SINASI
Dimungkinkan memasukkan perencanaan SINASI dalam RABN agar terjaminlah
pelaksanaan programnya
12. Universal Bibliographic Control
Tiap negara dianjurkan untuk meningkatkan pengawasan mengenai publikasi-publikasi
sehingga lengkaplah catatan mengenai bibliografi nasional
C. Tugas Unit-unit Penunjang
Untuk melancarkan sistem jaringan informasi dalam hal ini beberapa faktor perlu diperhatikan
dan dilaksanakan, a.l.:
1. Semua badan yang menangani servis informasi ilmiah supaya bersepakat
menjalankan program-program yang terpadu (integrated)
2.
Pembinaan koleksi menurut bidang dan servis supaya jelas
3.
Servis menurut kebutuhan golongan dan tingkat pemakai supaya tersedia
4.
Beaya untuk pemupukan koleksi tersedia dengan cukup
5.
Sarana fisik harus ada
6. Struktur organisasi yang memungkinkan koordinasi dan pendaya-gunaan fasilitas
yang tersedia
7.
Tersedia tenaga kerja yang terlatih, baik tingkat pimpinan maupun teknis
8.
Menerapkan teknologi modern untuk melancarkan lalu lintas informasi.
Download