BOKS BOKS-1 GAMBARAN KONSENTRASI USAHA DI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT m a ar a m M at Bi pu om a D ba m m w ur Su Ti k bo m Lo k bo m Lo Lo m bo k Te ng Ba ah ra t Sebanyak 2,40% dari jumlah perusahaan secara nasional berada di Propinsi Nusa Tenggara Barat. Dengan 545,54 ribu perusahaan, propinsi ini menempati urutan ke 25 dari 33 propinsi di Indonesia. Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi yang diselenggarakan BPS Propinsi NTB pada tahun 2006 (diluar sektor pertanian), perusahaan-perusahaan di NTB sebagian besar berada di Pulau Lombok (76,17%), yang tertinggi di Kab. Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat. Aktivitas perekonomian yang digerakkan sektor riil tersebut selaras dengan jumlah penduduk NTB yang sebagian besar (70,01%) berdomisili di P.Lombok. Sisanya sebanyak 23,83% perusahaan berada di Pulau Sumbawa yang mayoritas berada di Bima. Daerah dengan jumlah perusahaan paling sedikit adalah Kab.Dompu. Hanya 22 perusahaan (3,97%) saja yang berlokasi di daerah ini. Namun demikian, dengan jumlah penghuni sekitar 4,90% (dari penduduk NTB), aktivitas perekonomian di Kab.Dompu masih cukup baik. Sebagai ibukota propinsi, di Kota Mataram, sebagian besar aktivitas Konsentrasi Perusahaan & Penyaluran Kredit di NTB bisnis dilakukan. Meskipun Jumla h Kre dit (Milia r Rp) P e rusa ha a n perusahaan yang berada di Kota 160 2,000.00 Mataram hanya berjumlah 46 1,800.00 140 perusahaan (8,44% dari seluruh 1,600.00 120 perusahaan di luar sektor pertanian), 1,400.00 100 1,200.00 ternyata menyedot pangsa kredit 80 1,000.00 tertinggi. Data penyaluran kredit 800.00 60 perbankan menunjukkan, hampir 600.00 separuh dari total kredit yang 40 400.00 disalurkan perbankan di NTB 20 200.00 terkonsentrasi di Kota Mataram, 0 sementara penduduk yang bermukim di wilayah ini hanya 8,24% dari total penduduk NTB (347,47 ribu jiwa). Kredit (Miliar) Nilai kredit yang tersalur di daerah ini Jumlah Perusahaan Wilayah mencapai Rp 1,73 triliun dari Rp 3,93 triliun kredit yang diberikan Sumber : Hasil Sensus Ekonomi BPS Propinsi NTB tahun 2006 perbankan NTB (44,12% dari total kredit) pada posisi September 2006. Proporsi penyaluran kredit ini diikuti oleh Bima dan Sumbawa dengan share masing-masing sebesar 14,67% dan 12,89%. Kabupaten Lombok timur, daerah yang jumlah perusahaannya paling banyak, hanya mengambil 10,43% dari alokasi kredit perbankan. Namun penduduk yang tinggal di wilayah ini merupakan yang terbesar (25,30%). Penyaluran kredit terendah (7% dari total kredit) terjadi di Kab. Lombok Barat. Kondisi tersebut tidak sebanding dengan penduduk yang berada di wilayah ini yang mencapai 17,40%. Salah satu indikator dari rendahnya nilai IPM NTB (saat ini masih menduduki peringkat ke 32 dari 33 propinsi di Indonesia) adalah masih tingginya tingkat kemiskinan di NTB. Terkait masalah tersebut, upaya pemerataan pendapatan merupakan hal yang harus segera dilakukan. Melihat distribusi perusahaan, jumlah penduduk dan penyaluran kredit sebagaimana digambarkan di atas, daerah-daerah yang mengalami ketimpangan perlu diupayakan pengembangannya dan mendapatkan perhatian yang lebih, baik dari pemerintah, perbankan dan dunia usaha. 25-a