SUBYEK HUKUM INTERNASIONAL PERKULIAHAN IV Lecturer: Devica Rully M, SH. MH. LLM. Pengertian Subyek Hukum Internasional Subyek Hukum dalam HI menurut Martin Dixon adalah a body or entity which is capable of possessing and exercising right and duties under international law. Subyek Hukum Internasional ialah pemegang (segala) hak dan kewajiban menurut Hukum Internasional. Subjek-subjek Hukum Internasional harus mempunyai kecakapankecakapan hukum Internasional utama untuk mewujudkan kepribadian hukum internasionalnya Kecakapan yang harus dimiliki Subyek HI • Mampu mendukung hak dan kewajiban internasional (capable of possessing international rights and duties); • Mampu melakukan tindakan tertentu yang bersifat internasional (endowed with the capacity to take certain types of action on international plane); • Mampu menjadi pihak dalam pembentukan perjanjian internasional (they have related to capacity to treaties and agreements under international law); Kecakapan yang harus dimiliki Subyek HI • Memiliki kemampuan untuk melakukan penuntutan terhadap pihak yang melanggar kewajiban internasional (the capacity to make claims for breaches of international law); • Memiliki kekebalan dari pengaruh/penerapan yurisdiksi nasional suatu negara (the enjoyment of privileges and immunities from national jurisdiction); • Dapat menjadi anggota dan berpartisipasi dalam keanggotaan suatu organisasi internasional (the question of international legal personality may also arise in regard to membership or participation in international bodies). SUBYEK HUKUM INTERNASIONAL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Negara Organisasi (Publik) Internasional ICRC (International Committee on the Red Cross) Tahta Suci Vatikan International Non Government Organization (INGO) Perusahaan Transnasional Organisasi Pembebesan/Bangsa yang memperjuangkan haknya (National Liberation Organization/ Respresentative Organization) 8. Belligerent 9. Individu (Natural Person) NEGARA Negara adalah subjek hukum yang paling utama, terpenting dan memiliki kewenangan terbesar sebagai subjek hukum internasional. Pasal 1 Konvensi Montevideo 1933 menyatakan bahwa karakteristik negara adalah sebagai berikut: a. Memiliki a defined territory b. Memiliki a permanet population c. Memiliki pemerintahan (government) d. Memiliki kemampuan untuk melakukan hubungan internasional dengan negara lain (capacity to enter into relations with other states) Defined territory: Tidak ada persyaratan dalam HI bahwa semua perbatasan sudah final dan tidak memiliki sengketa perbatasan lagi dengan negara-negara tetangga baik pada waktu memplokamirkan diri sebagai negara baru ataupun setelahnya Hukum Internasional juga tidak mensyaratkan batas minimum mamupun maksimum wilayah suatu negara. Permanent Population: Persyaratan permanent population dimaksudkan untuk stable community. Tidak ada persyaratan minimum penduduk yang harus dimiliki suatu negara. HI tidak mensyaratkan bahwa penduduk haruslah homogeneous. Pemerintah: Pemerintah harus bedaulat, mampu menguasai organ-organ pemerintahan yang secara efektif dan memeilihara ketertiban dan stabilitas dalam negeri yang bersangkutan. Pemerintahan yang berdaulat tidak merujuk bahwa pemerintahan yang bersangkutan tidak di intervensi pihak manapun dalam menentukan kebijakannya. Kemampuan untuk melakukan hubungan dengan negara lain Merupakan manisfestasi dari kedaulatan. Kemampuan untuk melakukan hubungan dengan negara lain adalah kemampuan dalam pengertian yuridiksi baik berdasarkan hukum nasional maupun internasional bukan secara fisik Bentuk-Bentuk Negara Negara Kesatuan Negara Federasi Negara Konfederasi (Confederation) Negara-negara Persemakmuran (Commonwealth Nations) Negara Mikro Negara Netral (Netralized State) Negara Protektorat Condominium Wilayah Perwakilan (trust) Bentuk-bentuk Negara: a. Negara Mikro. Ialah negara dengan penduduk dan wilayah yang kecil. Misalnya, San Marino (penddk 20.000, luas 64km2), Monaco (penduduk 30.000, luas 22km2), Liehtenstein (penddk 20.000, luas 61 mil2). b. Negara Kesatuan. Suatu negara yang memiliki suatu pemerintah yg bertanggung jawab mengatur seluruh wilayahnya. c. Dependent states. Yaitu negara-negara yang bergantung kepada negara-negara lain baik karena adanya pengawasan dari negara lainnya, adanya perjanjian, adanya persetujuan untuk menyerahkan hubungan luar negeri kepada negara lain atau karena adanya pendudukan sebagai akibat perang. 1) Negara protektorat (negara vasal) Yaitu negara yang kekuasaan luar negerinya sepenuhnya berada di bawah kekuasaan negara lain. Contoh, the Ionian Islands bekas protektorat Inggris (dibawah Inggris, Uni Soviet, Austria dan Prusia). 2) Wilayah Trust / Mandat (Wilayah Perwalian) Yaitu wilayah yang tidak mampu mengadakan hubungan dengan pihak asing tanpa mendapat dukungan dari negara pendukungnya. Contoh, wilayah di pasifik di bawah perwalian AS (Marianas, Carolines, Marshalls) d. Negara Federal (Federasi). Bentuk dasar: wewenang terhadap urusan dalam negeri dibagi menurut konstitusi antara pejabat-pejabat federal dan anggotaanggota federasi. Sedangkan urusan luar negeri dipegang oleh pemerintah federal (pusat). e. Negara-negara anggota persemakmuran (commonwealth). Starke: negara-negara anggota CW kedudukannya sui generis, artinya negara-negara tersebut berdiri sendiri, terlepas dari pengaturan/pengawasan Inggris, meskipun hub moral selalu ada. f. Negara Netral. Starke: suatu negara yang kemerdekaan, politik dan wilayahnya dengan kokoh dijamin oleh suatu perjanjian bersama negaranegara besar (The Great Powers) Organisasi Internasional Organisasi Internasional : pola kerjasama yang melintasi batas-batas negara, dengan didasari struktur organisasi jelas dan lengkap serta diharapkan atau diproyeksikan untuk berlangsung serta melaksanakan fungsinya secara berkesinambungan dan melembaga guna mengusahakan tercapainya tujuantujuan yang diperlukan serta disepakati bersama, baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antara sesama kelompok non pemerintah pada negara yang berbeda. (T.May Rudi). Unsur-unsur OI: 1. Kerjasama yang ruang lingkupnya melintasi batas negara; 2. Mencapai tujuan-tujuan yang disepakati bersama; 3. Baik antar pemerintah maupun non-pemerintah; 4. Struktur organisasi yang jelas dan lengkap. Organisasi Internasional o Baru diakui sebagai subyek HI setelah adanya advisory opinion yang diberikan oleh MI. o PBB meminta pendapat hukum dari MI terkait masalah terbunuhnya Pangeran Bernadotte dari Swedia yang bertindak sebagai mediator PBB di Israel pada tahun 1948. o Terkait dengan kemampuan hukum PBB untuk mengajukan klaim ganti rugi terhadap pemerintah de yure atau de facto yang bertanggung jawab. o MI secara tegas menyatakan bahwa organisasi internasional adalah subyek HI dan mampu mendukung hak –hak dan kewajiban-kewajiban internasional, dan juga bahwa organisasi internasional memiliki kapasitas untuk mempertahankan hak-haknya dengan melakukan tuntutan internasional. Tahta Suci Vatikan • Subyek HI dalam arti penuh dan sejajar kedudukannya dengan negara lain. • Perjanjian Lateran pada tanggal 11 Februari 1929 antara Italia dan Tahta Suci, yang isinya adalah mengembalikan sebidang tanah di Roma kepada Tahta Suci dan memungkinkan didirikannya negara Vatikan, dan berdasarkan perjanjian tersebut Negara (Tahta Suci) • Vatican dibentuk dan diakui sebagai subyek HI. Saat ini Tahta Suci memiliki perwakilan diplomatik di berbagai negara di dunia yang sejajar kedudukannya dengan perwakilan diplomatik negara-negara lain. PMI • PMI adalah subyek HI yang bersifat terbatas yang lahir karena sejarah, yang kemudian kedudukannya diperkuat dalam perjanjian-perjanjian dan konvensi-konvensi Palang Merah. • Saat ini PM Internasional diakui sebagai organisasi internasional yang memiliki kedudukan sebagai subyek HI walaupun dalam ruang lingkup yang sangat terbatas. Individu • Ketika adanya penuntutan penjahat-penjahat perang di hadapan MI yang diadakan khusus untuk itu oleh negara-negara sekutu yang menang perang. • Dalam proses peradilan yang diadakan di Nurnberg dan Tokyo, para penjahat perang tersebut dituntut sebagai individu untuk perbuatan yang diklasifikasikan sebagai : (1) kejahatan terhadap perdamaian; (2) kejahatan terhadap perikemanusiaan; (3) pelanggaran terhadap hukum perang; dan (4) permufakatan jahat untuk mengadakan perang. Dengan adanya peradilan Nurnberg dan Tokyo tersebut maka seseorang dianggap langsung bertanggung jawab sebagai individu atas kejahatan perang yang dilakukannya. Pemberontak dan Kaum Belligerent Dalam hukum perang, pemberontak dapat memperoleh kedudukan dan hak sebagai pihak yang bersengketa (belligerent) dalam beberapa keadaan tertentu. Menurut Oppenheim-Lauterpacht, untuk dapat digolongkan sbg beligerensi, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi: a. Adanya peperangan sipil yang diikuti dgn pertikaian terbuka; b. Adanya pendudukan wilayah2 tertentu dan penyelenggaraan pengaturannya; c. Pihak pemberontak tersebut berada di bawah seseorang pimpinan dan menaati kaidah hukum perang; d. Adanya negara ketiga yang menyatakan sikapnya terhadap perang sipil tersebut. Non State Actors Aktor non negara dapat digolongkan menjadi aktor non negara non profit (yang tidak mencari keuntungan) seperti NGO, Network and Coalitions, Social Movement dan aktor non negara profit seperti perusahaan multinasional (MNC). NGO didirikan oleh individu atau sekelompok orang untuk melakukan kegiatan yang bertujuan mempengaruhi kebijakan negara dan organisasi pemerintah (IGO) dalam bidang-bidang kemanusiaan (HAM), memperjuangkan hak wanita, perdamaian dan perlindungan alam. NGO beroperasi ditingkat universal, antar benua dan tingkat regional. Contoh NGO seperti Palang Merah Internasional, Oxfam, Doctor Without Borders, CARE International, Save The Children Federation dan lain-lain. Aktor non negara profit seperti perusahaan multinasional (MNC) juga merupakan NGO yang bertugas khusus mencari keuntunngan dan bergerak hingga melewati hingga lintas batas negara. Perusahaan multinasional (MNC) ini berusaha mempengaruhi tindakan dan kebijakan aktor negara tempat berinvestasi agar menerapkan sistem perdagangan liberal dan kebijakan investasi sehingga memberikan keuntungan kepada MNC itu sendiri. MNC bergerak dibidang industri, perbankan dan perusahaan jasa. Contoh MNC seperti Chevron, Freeport, Carrefour, McD, Toyota, Honda, Nike dan lain-lain. International Non Government Organization (INGO) Walaupun tidak memiliki kedaulatan, tidak bisa membuat hukum, tidak mempunyai kekuatan militer dan sumber dana yang tetap tetapi NGO bisa mempunyai pengaruh dalam pembuatan keputusan dan membantu penyusunan suatu agenda dalam memecahkan suatu permasalahan apabila memiliki jaringan yang luas hingga dari kalangan bawah, regional dan global. Isu yang diusung NGO yakni masalah kemanusiaan, perdamaian dan lingkungan menjadi sangat penting jika dibandingkan dengan kedaulatannegara. Oleh karena itu negara-negara didunia tidak mampu melawan pengaruh dari NGO terkait permasalahan yang menjadi isu “sensitif” dalam dunia internasional dewasa ini. NGO juga memiliki hubungan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan badan-badan yang berada dalam naungan PBB. NGO aktif dalam PBB sejak lembaga ini didirikan. PBB mengakui peran NGO sebagai organisasi internasional yang memiliki peranan dalam hubungan internasional. NGO berperan dalam PBB dalam bidang ECOSOC ( Economic and Social Council). NGO berhak menghadiri konferensi dan konferensi tingkat tinggi yang dilaksanakan oleh PBB. Satu satunya NGO yang memiliki kursi di Majelis Umum PBB tetapi tidak memilki hak suara adalah PLO (Palestine Liberation Organization) sedangkan Palang Merah Internasional NGO berusaha untuk mempengaruhi tindakan-tindakan aktor lain seperti negara dan organisasi internasional pemerintah (IGO) dalam memajukan kepentingan dan cita-cita mereka dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat internasional. NGO dapat mempengaruhi tindakan atau kebijakan yang akan dikeluarkan oleh negara terkait permasalahan yang diperjuangkan tersebut. Sebagai contoh masukan dan aksi protes serta tindakan dari NGO seperti Greenpeace agar negara-negara didunia berusaha untuk menjaga lingkungan dan mendesak negara-negara industri penghasil emisi dan polusi terbesar turut serta dalam menjaga dan melestarikan kawasan hutan dengan mengucurkan dana dalam perlindungan dan pemeliharaan hutan diseluruh dunia. Greenpeace juga pernah melakukan tindakan dan aksi protes kepada pemerintah Jepang agar menghentikan aksi perburuan paus di sekitar perairan Australia di daerah Antartika karena menyebabkan populasi paus semakin punah.